upaya meningkatkan minat belajar ips - stain salatiga

Upload: kusmawan-kuy

Post on 04-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PTK

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS

    MELALUI METODE KARYA WISATA SISWA

    KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH BARAN

    KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN

    SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

    Dalam Ilmu Tarbiyah

    Oleh

    KRISMAWATI

    NIM 12507010

    JURUSAN TARBIYAH

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

    IBTIDAIYAH

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA

    2010

  • Drs. Abdul Syukur, M Si

    DOSEN STAIN SALATIGA

    NOTA PEMBIMBING

    Lamp : -

    Hal : Naskah Skripsi

    Saudari Krismawati

    Kepada

    Yth. Ketua STAIN Salatiga

    Di Salatiga

    Assalamualaikum Wr. Wb.

    Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

    bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

    Nama : Krismawati

    NIM : 12507010

    Jurusan / Progdi : Tarbiyah/PGMI (Pendidikan Guru Madrasah

    Ibtidaiyah)

    Judul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

    IPS MELALUI METODE KARYA WISATA

    SISWA KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH

    BARAN KECAMATAN AMBARAWA

    KABUPATEN SEMARANG TAHUN

    PELAJARAN 2009/2010

    Dengan ini kami mohon skripsi Saudari tersebut di atas supaya segera

    dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Salatiga,

    Pembimbing,

    Drs. Abdul Syukur, M Si NIP. 196703071894031002

  • DEPARTEMEN AGAMA

    SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

    SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax.323433 Salatiga 50721

    P E N G E S A H A N

    Skripsi Saudara : Kris mawati

    Nomor Induk : 12507010

    Judul : UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS

    MELALUI METODE KARYA WISATA SISWA KELAS

    V MADRASAH IBTIDAIYAH BARAN KECAMATAN

    AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG TAHUN

    PELAJARAN 2009/2010

    Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah

    Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Sabtu, 20 Maret 2010 dan telah

    diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam

    Ilmu Tarbiyah.

    Salatiga, 20 Maret 2010

    Panitia Ujian

    Ketua Sidang Sekretaris Sidang

    Drs. Imam Sutomo, M.Ag Dr. H. Muh. Saerozi M.Ag

    NIP195808271983031002 NIP. 196602151991031001

    Penguji I Penguji II

    Drs. Mubasirun, M.Ag Drs. Juzan, M.HUM NIP. 195902021990031 NIP. 196110241989031002

    Pembimbing

    Drs. Abdul Syukur, M Si NIP. 196703071894031002

  • DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

    skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

    diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak bersisi satupun pikiran-pikiran orang

    lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

    rujukan.

    Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

    orang lain diluar referensi yang penelitian cantumkan, maka penelitian saggup

    mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

    munaqosah skripsi.

    Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

    Salatiga, 20, Maret 2010

    Penulis

    ( Krismawati )

  • MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    Motto:

    1. Every body is beautifful in their own way (setiap individu mempunyai

    kelebihan tersendiri).

    2. Akal adalah kehidupan, kalau akal itu hilang terjadilah kematian

    3. Barang siapa kenal dirinya maka ia kan kenal Tuhan-Nya

    Persembahan :

    1. Almamater sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

    2. Ayah dan Ibu atas segala dukungan dan doanya

    3. Kakak tercinta, untuk segenap semangatnya

    4. Teman-teman seperjuanganku PGMI, terima kasih atas saran dan

    nasehatnya

    5. Seseorang yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan ide insprirasi

    6. Drs. Abdul Syukur selaku pembimbing skripsi, terima kasih atas

    pengarahan, bimbingan serta pemberian motivasi kepada penulis dari awal

    sampai akhir pembuatan skripsi.

  • KATA PENGANTAR

    Dengan ucapan Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kepada Allah SWT

    dan karena hidayah yang diberikan dan nikmat serta kecerahan pikiran sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, walaupun mungkin isinya

    belum dapat memenuhi yang mestinya karena penulis yakin bahwa dalam

    penulisan skripsi jauh dari kesempurnaan.

    Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat

    guna memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah jurusan Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).

    Sehubungan dengan terseleksinya penulisan ini, penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada beberapa pihak, terutama yang telah membantu dalam proses

    study dan penulisan skripsi ini :

    1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M, Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta

    stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk

    memanfaatkan segala fasilitas di STAIN Salatiga.

    2. Bapak Drs. Abdul Syukur selaku pembimbing yang telah meluangkan

    waktu, tenaga dan pikiran guna membimbing penulis.

    3. Bapak Drs. H. Ahmad Sultoni, M. Pd selaku Kaprodi PGMI

    4. Bapak Ibu Dosen STAIN Salalatiga yang telah banyak berjuang dalam

    menegakkan agama dan kebenaran serta telah bayak memberikan

    dorongan kepada penulis.

    5. Bapak Imroni, selaku Kepala Sekolah MI Baran beserta stafnya yang

    telah membantu penelitian di sekolah MI Baran.

  • 6. Seluruh keluargaku terutama ibu yang telah mengarahkan serta

    memotivasi dan membantu secara baik dalam penulisan skripsi ini.

    7. Kawan-kawan yang telah membantu penulisan skripsi sehingga dapat

    terselesaikan dengan baik.

    8. Semua pihak yang telah membantu penulis baik materiil maupun

    spritual.

    Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlimpah kepada

    semua pihak yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan tugas akhir

    ini.

    Penulis berharap apabila dalam penulisan dan penyusunan skripsi belum

    memenuhi syarat untuk pembaca hendaknya berkenan memberikan solusi, saran,

    maupun kritik yang membangun dan memberikan sumbangan pikiran yang telah

    menuju kearah perbaikan dan penyempurnaan.

    Akhirnya hanya ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan kepada

    semua pihak yang telah ikut membatu dengan segala kerendahan sehingga dapat

    terselesaikan skripsi ini. Salam teriring semoga hasil penelitian ini bermanfaat

    bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya serta berguna bagi

    pengembangan model pengajaran. Amin...

    Salatiga, 20, Maret 2010

    Penulis

    ( Krismawati )

  • ABSTRAK

    Krismawati 12507010, Upaya meningkatkan minat belajar IPS melalui metode

    karya wisata siswa kelas v Madrasah Ibtidaiyah Baran kecamatan

    Ambarawa kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010.

    Kata kunci : Karyawista dan Minat Belajar Siswa

    Metode karyawista sebagai salah satu alternatif membangkitkan minat

    belajar IPS, yang membawa siswa belajhar dalam suasana diluar kelas, dialam

    terbuka yang menyenangkan. Dengan karyawista siswa leluasa dan bebas namun

    terikat peraturan dalam menemukan pokok kajian materi yag dipelajari sehingga

    baginya dapat menumbuhkan pengalaman baru dalam belajar. Dalam kegiatan

    belajar mengajar keaktifan terletak pada siswa, sebab dalam hal ini guru hanya

    sebagai fasilitator saja yang menggerakkan, membimbing dan mengarahkan

    siswa. Sementara siswa sebagai peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    penetapan metode karyawista dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata

    pelajaran IPS. Peningkatan ini ditunjukkan pada hasil belajar yang meliputi

    kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang semakin meningkat mulai

    dari kegiatan pra siklus sampai siklus ketiga.

    Penelitian skripsi ini menggunakan model Penelitian Tindakan kelas

    (PTK), dengan desain penelitian yang digunakan adalah penemuan, menggunakan

    III siklus pembelajaran, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui

    peningkatan minat belajar IPS pada siswa kelas V MI Baran dengan

    menggunakan metode karyawisata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

    dengan tes dan non tes yang meliputi pengamatan (observasi), wawancara

    (interview), serta dokumetasi.Subyek penelitiannya adalah siswa kelas V MI

    Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, dan analisis datanya adalah

    menggunakan gabungan dari kuantitatif dan kualitatif kemudian disajikan secara

    deskriptif.

    Berdasarkan penilaian ini, disarankan dapat menjadikan loncatan bagi

    munculnya penelitian baru. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sumbangan

    ide dalam dunia pendidikan yang diharapkan dapat menambah wawasan

    kreatifitas dalam upaya peningkatan waktu pendidikan yang lebih lagi.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

    HALAMAN DEKLARASI ................................................................................ iv

    HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

    ABSTRAK ......................................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

    A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

    E. Definisi Istilah ........................................................................................ 7

    F. Hipotesis Penenlitian .............................................................................. 10

    G. Pembatasan Masalah .............................................................................. 10

    H. Metode Penilitian ................................................................................... 11

    I. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 20

    A. Pengertian Minat Belajar Siswa .............................................................. 20

  • B. Asal-usul Minat Belajar ......................................................................... 22

    1. Jenis Minat Belajar ............................................................................. 23

    C. Faktor-faktor Pendorong Minat ............................................................. 24

    1. Faktor-faktor pendorong Minat ........................................................ 24

    2. Hubungan Minat dengan Kemampuan ............................................. 25

    3. Hubungan Minat dengan Kebutuhan ............................................... 25

    4. Hubungan Minat dengan Pengalaman ............................................. 26

    D. Peran Minat Dalam Belajar .................................................................... 26

    1. Peranan Minat Belajar ........................................................................ 26

    E. Pengertian dan Tujuan Pengajaran IPS .................................................. 26

    1. Pengertian IPS .................................................................................. 26

    2. Tujuan Pengajaran IPS ..................................................................... 27

    F. Materi Pengajaran IPS MI ...................................................................... 28

    G. Pendekatan Pembelajaran IPS ................................................................ 29

    H. Karakteristik IPS .................................................................................... 30

    I. Pemngembangan Kurikulum IPS ........................................................... 30

    1. Cara Mengembangkan Kurikulum ..................................................... 31

    J. Strategi Belajar Mengajar IPS di SD / MI ............................................. 32

    K. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas

    Lima Semester I ..................................................................................... 32

    1. Standar kompetensi Mata Pelajaran IPS Semester I ........................ 32

    2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Semester I .......................... 32

    L. Kedudukan Metode Dalam Pengajaran .................................................. 33

  • 1. Kedudukan Metode dalam Pengajaran ............................................. 33

    2. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan dan Penentuan Metode ...... 34

    M. Metode Karyawisata ............................................................................... 35

    1. Kelebihan Metode Karyawisata ....................................................... 36

    2. Keuntungan Metode Karyawisata .................................................... 37

    3. Manfaat Atau Faedah Metode Karyawista ....................................... 37

    4. Kekurangan Metode Karyawista ....................................................... 38

    5. Kelemahan Metode Karyawista ....................................................... 38

    6. Cara Mengatasi Kelemahan Metode Karyawista ............................. 39

    N. Hubungan Karyawisata Degan Active Learning .................................... 39

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................ 41

    A. Deskripsi Siswa-siswi kelas Lima MI Baran ......................................... 41

    B. Lokasi, Waktu, Subyek Penelitian, dan Mata Pelajaran ........................ 44

    1. Lokasi Penelitian .............................................................................. 44

    2. Waktu Penelitian .............................................................................. 45

    3. Subyek Penelitian ............................................................................. 45

    4. Mata Pelajaran .................................................................................. 46

    C. Prosedur kerja dalam penelitian ............................................................. 47

    1. Deskripsi Pra Siklus ......................................................................... 47

    a. Perencanaan ................................................................................ 47

    b. Pelaksanaan ................................................................................ 47

    c. Pengamatan ................................................................................ 47

    d. Refleksi ...................................................................................... 48

  • 2. Deskripsi Siklus I ............................................................................. 48

    a. Perencanaan ................................................................................ 48

    b. Pelaksanaan ................................................................................ 48

    c. Pengamatan ................................................................................ 49

    d. Refleksi ...................................................................................... 49

    3. Deskripsi Siklus II ............................................................................ 49

    a. Perencanaan ................................................................................ 49

    b. Pelaksanaan ................................................................................ 50

    c. Pengamatan ................................................................................ 50

    d. Refleksi ...................................................................................... 51

    4. Deskripsi Siklus III .......................................................................... 51

    a. Perencanaan ................................................................................ 51

    b. Pelaksanaan ................................................................................ 51

    c. Pengamatan ................................................................................ 52

    d. Refleksi ...................................................................................... 52

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 53

    A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus ...................................................... 53

    1. Prasiklus ........................................................................................... 53

    2. Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 54

    a. Tindakan dan Pengamatan ......................................................... 54

    b. Refleksi ...................................................................................... 58

    c. Revisi ......................................................................................... 60

    3. Hasil Penelitian Siklus II .................................................................. 60

  • a. Rencana, Tindakan, dan Pengamatan ......................................... 60

    b. Refleksi ...................................................................................... 61

    c. Revisi ......................................................................................... 62

    4. Hasil Penelitian Siklus III ................................................................ 62

    a. Rencana, Tindakan dan Pengamatan .......................................... 62

    b. Refleksi ...................................................................................... 64

    B. Pembahasan ............................................................................................ 64

    BAB V PENUTUP ............................................................................................. 68

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 68

    B. Saran ....................................................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • DAFTAR TABEL

    TABEL 1.1 Daftar Nama Siswa-siswi Kelas V MI Baran ................................. 46

    TABEL 4.2 Hasil Pembelajaran Prasiklus ......................................................... 54

    TABEL 4.3 Hasil Pelajaran Siklus I .................................................................. 58

    TABEL 4.4 Hasil Pembelajaran Siklus II .......................................................... 61

    TABEL 4.5 Hasil Pembelajaran Siklus III ......................................................... 64

    TABEL 5.5 perbandingan penggunaan metode ................................................. 68

    TABEL 5.6 Hasil Akhir Atau Nilai Akhir ......................................................... 69

  • DAFTAR GAMBAR

    GAMBAR 1.1 Bagan Siklus Kegiatan .............................................................. 12

    GAMBAR 4.2 Kurva Hasil Penilaian Kognitif ................................................. 65

    GAMBAR 4.3 Kurva Hasil Penilaian Afektif ................................................... 66

    GAMBAR 4.4 Kurva Hasil Penilaian Psikomotororik ...................................... 66

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang

    diberikan mulai SD/MI. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta dan

    generalisasi yang berkaitan dengan fenomena alam serta kehidupan makhluk.

    Pada Jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi sejarah, ekonomi,

    geografi, antropologi dan sosiologi dalam bentuk sederhana dan menjadi satu

    kesatuan serta disusun secara sistematis kompetensi dan terpadu.

    Sering terjadi salah tafsir manakala IPS dipahami sebagai hafalan.

    Dengan serentetan kata tanya apa, kenapa, dimana, kapan, bagaimana dan

    mengapa terjawab dengan jalan menghafal untuk itu tidak dipungkiri lagi

    bahwa anak dituntut untuk terus belajar menghafal, bahkan kadang kala

    mengesampingkan aspek pemahaman. Para guru IPS pada umumnya

    menginginkan agar siswanya berhasil dalam belajar IPS. Keberhasilan ini

    merupakan modal bagi siswa untuk memperoleh tes hasil belajar yang lebih

    baik. Walaupun pada umumnya dianggap demikian, namun untuk

    memperoleh keberhasilan dalam belajar IPS sebenarnya tidak sekedar nilai

    yang dicapai. Melainkan, selain aspek nilai, ada pula aspek aspek lain yang

    perlu dicapai siswa dari belajar IPS yaitu ketrampilan psikomotorik dalam

    kehidupan. Ada tiga hal prinsip keberhasilan sejalan dengan Taksonomi

    Bloom yang harus dicapai siswa seusai belajar, yaitu: kemampuan kognitif

  • (pengetahuan), Kemampuan afektif (penghayatan), dan kemampuan

    psikomotorik (perilaku). Ketiga prinsip tersebut berlaku juga dalam

    pembelajaran IPS (Mudyaharjo, 1986:149).

    Dengan demikian yang dimaksud dengan keberhasilan dalam belajar

    IPS bukanlah semata-mata hanya diukur dengan perolehan nilai yang

    memuaskan baik dalam ulangan maupun ujian akhir, melainkan diukur pula

    dari materi IPS yang dipelajari dapat dihayati dan diterapkan dalam perilaku

    sehari-hari. Pengalaman menunjukkan bahwa, keberhasilan seseorang siswa

    dalam belajar IPS ternyata ditentukan oleh berbagai faktor yang saling

    mendukung secara serempak atau terpadu. Dengan hanya mengandalkan

    faktor kecerdasan saja belum tentu menjamin keberhasilan siswa, jika tidak

    didukung faktor lain. Faktor pendukung keberhasilan belajar siswa dapat

    dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.

    Faktor internal meliputi intelegensi (kecerdasan, kesehatan, kemampuan,

    adaptasi dan minat belajar). Faktor eksternal meliputi keadaan lingkungan,

    keadaan sarana prasarana maupun cara belajar (Purwanto, 1992 : 106).

    Apabila kedua faktor tersebut tersedia secara memadai, maka

    diharapkan akan dicapai hasil belajar. Siswa akan memperoleh hasil belajar

    IPS secara maksimal jika mempunyai minat belajar yang kuat kemudian

    didukung oleh lingkungan alam dan sosial, teman keluarga secara penuh,

    tersedia guru professional, buku-buku pelajaran dan alat tulis yang memadai,

    serta menggunakan metode pengajaran yang tepat.

    Dengan demikian minat belajar merupakan bagian dari berbagai unsur

  • penting yang mendukung keberhasilan. Adapun yang dimaksud minat belajar

    adalah kebutuhan akan isi pelajaran. Makin rendah minat belajar siswa pada

    pelajaran IPS maka akan makin rendah hasil belajar yang dapat dicapai

    demikian sebaliknya.

    Minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena

    ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti:

    pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan (Reber,

    1988:136). Namun terlepas dari masalah popular atau tidak, minat seperti

    yang dipahami dan dipakai orang selama ini mempengaruhi kualitas

    pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi.

    Telah terpapar diatas bahwasannya dengan penyajian materi dengan

    menggunakan metode yang tepat dapat menarik minat siswa. Metode

    karyawisata dipilih sebagai metode tepat guna dalam menarik minat belajar

    siswa terhadap mata pelajaran IPS, dimana IPS itu sendiri sangat

    berhubungan erat dengan lingkungan. Karyawisata adalah metode mengajar

    dimana guru mengajak siswanya keluar kelas untuk menuju pada obyek yang

    sesungguhnya sebagai sumber belajar yang disesuaikan dengan materi ajar.

    Dengan karyawisata diharapkan siswa dapat mengamati, merasakan,

    melakukan secara langsung obyek dan dengan karyawisata pula menambah

    pengalaman wawasan serta ingatan siswa, yang jika dikaitkan dengan suatu

    konsep.

    Karyawisata menempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa

    dapat aktif dan melakukan kegiatan. Dengan demikian akan menumbuhkan

  • perasaan santai, tapi tetap serius pada diri siswa. Karyawisata adalah metode

    alternatif yang edukatif dan menyenangkan.

    Tumbuhnya pengalaman dari berwisata adalah guru berharga dan trik

    pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta akan membangun

    kerinduan untuk belajar dan belajar.

    Pada dasarnya mereka yang duduk dibangku kelas V SD/MI adalah

    masih dikategorikan sebagai usia anak-anak. Anak tidak seperti orang dewasa

    yang dapat berpikir abstrak. Anak hanya dapat berpikir konkrit. Hal ini

    menimbulkan kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan

    yang praktis. Pada usia itu pula (kelas V) umumnya anak menghadapi tugas-

    tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri, cara berpikir

    yang realistik, ingin tahu dan ingin belajar. Untuk itu dibutuhkan figur guru

    yang mampu memenuhi keinginannya.

    Madrasah Ibtidaiyah Baran adalah salah satu lembaga pendidikan yang

    belum menerapkan karyawisata sebagai metode dalam pengajaran mata

    pelajaran IPS. Dengan alasan keamanan dan dana, guru berdalih

    memanfaatkan metode ceramah, diskusi dan menggambar dalam menyajikan

    materi IPS, hingga akhirnya siswa memahami materi hanya secara abstrak.

    Sebagai contoh penyajian materi bertemakan Peninggalan Kerajaan Hindhu

    Budha dan Islam di Indonesia menggunakan metode ceramah serta ketika

    materi Kenampakan Alam dan Buatan di Indonesia metode diskusi yang

    diterapkan.

  • Mengenal realitas lokasi MI Baran ini sebenarnya sangatlah strategis,

    dimana terletak di daerah wisata yang cukup banyak, diantaranya Palagan

    Ambarawa, Candi Gedong Songo, Rawa Pening, ditambah lagi lingkungan

    MI Baran adalah merupakan kawasan pedesaan yang didalamnya ada unsur

    gunung, sungai, serta industri kecil. Fenomena alam dan buatan tersebut

    bermanfaat bagi pengembangan metode pengajaran berupa karyawisata.

    Bertolak dari permasalahan yang terpapar diatas, penulis tertarik untuk

    mengadakan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN MINAT

    BELAJAR IPS MELALUI METODE KARYAWISATA SISWA KELAS V

    MI BARAN KECAMATAN AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat dirumuskan

    permasalahan penelitian sebagai berikut :

    1. Apakah metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar pada mata

    pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa Kabupaten Semarang

    tahun pelajaran 2009/2010?

    2. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah ditetapkan metode

    karyawisata pada mata pelajaran IPS kelas V MI Baran Ambarawa

    Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010?

    C. Tujuan Penelitian

    Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitiannya adalah :

    1. Untuk mengetahui apakah metode karyawisata mampu meningkatkan

  • minat belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa

    Kabupaten Semarang tahun ajaran 2009/2010.

    2. Untuk mengetahui hasil belajar setelah diterapkan metode karyawisata

    pada mata pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Ambarawa Kabupaten

    Semarang tahun ajaran 2009/2010

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    a. Diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk menambah keilmuannya

    tentang metode pembelajaran IPS

    b. Untuk menambah khasanah keilmuan dan memberikan sumbangan

    pendidikan

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi

    2) Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran

    3) Mendorong untuk lebih bergairah dalam belajar

    4) Meningkatkan prestasi belajar siswa

    b. Bagi guru

    1) Memacu guru untuk meningkatkan kualitas pengelolaan

    pembelajaran

    2) Mendorong para guru agar dapat mengadakan modifikasi dalam

    pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan

    3) Sebagai referensi dan acuan apabila ada diantara para guru

  • sedang mengalami permasalahan pembelajaran yang sama seperti

    peneliti hadapi

    c. Bagi sekolah

    1) Mewujudkan tercapainya visi dan misi sekolah

    2) Memajukan prestasi sekolah

    3) Meningkatkan mutu sekolah

    E. Definisi Istilah

    Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran atas maksud utama penulis

    dalam penggunaan judul, maka akan dijelaskan definisi istilah berikut :

    1. Minat

    Minat adalah kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan

    yang besar terhadap sesuatu (Muhibbin, 1995:136). Suatu minat dapat

    diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

    lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

    dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas. Siswa yang

    memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan

    perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

    Berkaitan dengan hal tersebut, Pasaribu dan Simandjuntak (1983:53)

    menyatakan bahwa :

    Sesuai dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk

    dan isi. Oleh karena itu tiap-tiap tingkatan umur mempunyai minat

    masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.

    Hendaknya guru membangkitkan minat anak terhadap segala

    sesuatu yang baik, nilai-nilai kebudayaan, disamping

    menyesuaikan pengajaran dengan minat.

  • Bahan pelajaran yang menarik minat anak pasti akan dapat dipelajari

    oleh anak dengan sebaik-baiknya, demikian juga sebaliknya.

    2. Belajar

    Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktifitas yang mengharapkan

    perubahan tingkah laku (behavioral cange) pada individu yang belajar

    (Majid, 2005:25).

    Dalam agama Islam masalah belajar mendapat perhatian yang

    istimewa. Hal ini terbukti dengan turunnya ayat pertama kali (ayat 1-5)

    dari surat Al-Alaq yang memerintahkan untuk membaca. Membaca adalah

    sarana untuk belajar dan kunci pengetahuan.

    Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan,

    ketrampilan dan sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat

    seseorang. Rosulullah SAW menyatakan dalam salah satu hadisnya bahwa

    manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat (Yamin, 2003 :

    97).

    Belajar adalah Proses perubahan yang terus menerus tejadi dalam

    diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur turunan genitis, tetapi lebih

    banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal (Nasution, 1994 : 109).

    Belajar adalah mengalami mengalami berarti menghayati sesuatu

    aktual penghayatan yang mana akan menimbulkan respon-respon tertentu

    dari pihak murid (Surakhmad, 1994:67).

    Ciri-ciri kegiatan belajar (Nasution, 1991:3) yaitu:

    a. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik actual maupun potensial.

  • b. Perubahan itu pada dasarnya berupa didapatnya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

    c. Perubahan itu terjadi karena usaha

    3. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

    Menurut Nasution (1975) IPS adalah Suatu progam pendidikan

    yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan

    manusia dalam linkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang

    bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,

    ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi (Departemen

    Agama RI, 2008:8).

    4. Metode

    Metode adalah cara, yang didalam fungsinya merupakan alat untuk

    mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian

    tujuan (Surakhmad 1994:95).

    Berkaitan dengan pengertian diatas, (Surakhmad, 1994:97)

    menyatakan bahwa metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

    a. Murid, pelajar, atau petatar (yang berbagai tingkat kematangannya)

    b. Tujuan (yang berbagai jenis dan fungsi) c. Situasi (yang berbagai keadaan) d. Fasilitas (yang berbagai kualitas dan kuantitasnya) e. Pengajar, penatar, atau guru (yang pribadi serta kemampuannya

    profesionalnya berbeda-beda)

    5. Karyawisata

    Metode karyawisata adalah suatu metode mengajar dengan

    peragaan secara langsung berupa obyek pelajaran yang sesungguhnya

    sehingga murid memperoleh gambaran langsung tentang apa yang

    dipelajarinya (Kartawidjaja, 1987:15).

  • F. Hipotesis penelitian

    Hipotesis adalah dugaan sementara tentang jawaban atas masalah

    penelitian yang akan diuji melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Metode karyawisata dapat meningkatkan minat belajar pada mata

    pelajaran IPS siswa kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten

    Semarang tahun pelajaran 2009/2010

    2. Metode karyawisata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V

    MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran

    2009/2010

    G. Pembatasan Masalah

    Dalam ulangan IPS kelas V MI Baran tentang materi kenampakan

    alam dan buatan di Indonesia, dari 17 siswa yang mencapai ketuntasan belajar

    hanya ada 40%. Berdasarkan perihal tersebut peneliti mengidentifikasi

    adanya kekurangan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Terungkap

    beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:

    1. Rendahnya tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS dengan

    materi kenampakan alam dan buatan Indonesia.

    2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

    Faktor penyebab kedua permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

    a. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat.

    b. Kurangnya perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

  • Dengan karyawisata sebagai metode belajar dan mengajar, anak didik

    dibawah bimbingan pembina mengunjungi tempat tertentu, dengan maksud

    untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia terutama

    pergi untuk mencari hiburan, dengan karyawisata manusia diikat oleh tujuan

    dan tugas belajar.

    H. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Penelitian tindakan adalah strategi pemecahan masalah dengan tindakan

    nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif yang dicoba sambil

    jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

    Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan

    kelas mengenai minat belajar IPS siswa kelas V MI Baran yang belum

    maksimal, oleh karena penggunaan metode yang monoton. Sesuai dengan

    jenis penelitian yang diteliti, maka penelitian ini menggunakan model

    tindakan dari Suharsimi Arikunto. Setiap siklus meliputi perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

    2. Subyek Penelitian

    Subyek yang akan diteliti adalah siswa kelas V MI Baran

    Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2009/2010

    dengan jumlah 17 siswa.

    3. Langkah-langkah Penelitian

    Prosedur penelitian yang dilakukan diuraikan secara rinci mulai

  • perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun

    model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah seperti yang

    terdapat pada gambar I mengenai bagan siklus.

    Gambar I.I Bagan Siklus Kegiatan

    SIKLUS I

    SIKLUS II

    SIKLUS III

  • Penjelasan alur gambar I

    a. Perencanaan

    Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

    kapan, dimana, oleh siapa, dan bagimana tindakan dilakukan.

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

    implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

    tindakan kelas .

    c. Pengamatan (observasi)

    Observasi (pengamatan) adalah suatu pengamatan langsung

    terhadap peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya secara

    teliti (Farikhah, 2006:10. Observasi dimaksudkan untuk melihat atau

    mengamati serta mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang

    muncul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Disini penulis

    melakukan pengamatan aktifitas siswa selama KBM berlangsung,

    mengukur ketercapaian indikator serta menganalisis dampak yang

    timbul dari metode karyawisata.

    d. Refleksi

    Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang

    perubahan yang terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru (Supardi,

    2006 : 133).

    Data yang diperoleh dari tahap observasi dikumpulkan yang

    kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil analisis tersebut, guru dapat

  • merefleksikan diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

    sehingga dapat disajikan landasan untuk menentukan tindakan kelas

    pada siklus berikutnya.

    e. Tindakan penelitian

    Tindakan penelitian dilakukan dalam tiga siklus sebab setelah

    dilakukan refleksi akan muncul permasalahan atau pemikiran baru

    sehingga dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, tindakan

    ulang serta dilakukan refleksi ulang.

    Siklus ke-1 bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar

    IPS, yang kemudian digunakan sebagai bahan refleksi untuk

    melakukan tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan siklus ke-2 dilakukan

    untuk mengetahui mengetahui peningkatkan minat belajar IPS setelah

    dilakukan perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang

    didasarkan pada refleksi siklus ke-2 yang dilanjutkan dengan siklus ke-

    3 untuk mengetahui hasil.

    4. Instrumen Penelitian

    a. Silabus

    Silabus adalah seperangkat rencana dan aturan dalam proses dan

    aturan proses kegiatan belajar mengajar (Salim, 1987:98).

    b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    RPP dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,

    penggunaan media pengajaran, penggunaan metode dan pendekatan,

    serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan

  • pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

    (Majid, 2005:17).

    c. Tes Formatif

    Tes formatif adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui

    sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah mengikuti proses

    pengajaran dalam satuan pelajaran (Farikhah, 2005:19).

    d. Pedoman Observasi

    e. Kriteria Penilaian

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data

    digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan

    menguji hipotesis. Dalam penelitian ini cara mengumpulkan data

    menggunakan metode :

    a. Tes

    Tes digunakan untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa

    terhadap mata pelajaran IPS dilaksanakan pada kelas V Madrasah

    Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa tahun pelajaran 2009/2010. Pada

    setiap siklus guru memberikan tes lisan dan tertulis dalam bentuk uraian

    untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap materi

    kenampakan alam dan buatan di Indonesia. Tes dilakukan dua kali yaitu

    diawal dan diakhir tiap siklus.

    b. Non Tes

    Tekhnik non tes yang dipilih pada penelitian ini ada tiga yaitu :

  • 1) Observasi

    Observasi digunakan untuk mengetahui tentang respon dan

    sikap siswa terhadap pemahaman materi pembelajaran IPS,

    respon dan sikap siswa terhadap metode karyawisata, dan siswa

    yang manunjukkan gejala khusus dalam penerapan metode

    karyawisata.

    2) Wawancara

    Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan dan

    sikap dalam pelaksanaan metode karyawisata, penyebab kurang

    dapat aktif dalam proses pembelajaran, dan motivasi yang

    menjadikan siswa bersemangat mengikuti proses pembelajaran

    melalui metode karyawisata.

    3) Dokumentasi

    Dokumentasi digunakan untuk mengetahui pengalaman

    pelaksanaan metode karyawisata pada mata pelajaran IPS sesuai

    dengan RPP.

    6. Analisis Data

    Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini

    adalah teknik deskriptif analistik dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan

    menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-

    rata untuk menemukan tingkat minat belajar para siswa dalam mata

  • pelajaran IPS. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai

    berikut :

    NP = %100xMaksimalSkor

    Skor

    Keterangan :

    NP = Nilai Persentase

    Skor = Jumlah Skor

    Skor Maksimal = Jumlah Skor Maksimal

    b. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan

    dokumentasi, diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang

    dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian

    dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan

    penerapan metode karyawisata, yang ditandai dengan meningkatnya

    minat belajar dalam mata pelajaran IPS, dan perubahan tingkah laku

    yang menyertainya.

    I. Sistematika Penulisan

    1. Bagian Awal

    Cakupan bagian awal meliputi :

    a. Sampul

    b. Lembar Berlogo

    c. Judul

    d. Persetujuan Pembimbing

  • e. Pengesahan Kelulusan

    f. Pernyataan Keaslian Tulisan

    g. Motto dan Persembahan

    h. Kata Pengantar

    i. Abstrak

    j. Daftar Isi

    k. Daftar Tabel

    l. Daftar Gambar

    m. Daftar Lampiran

    2. Bagian Inti

    Bagian inti skripsi mencakup:

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    B. Rumusan Masalah

    C. Tujuan Penelitian

    D. Hipotesis Tindakan

    E. Kegunaan Penelitian

    F. Definisi Operasional

    G. Pembatasan Masalah

    H. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    2. Subyek Penelitian

    3. Langkah-langkah

  • 4. Instrumen Penelitian

    5. Pengumpulan Data

    6. Analisis Data

    I. Sistematika Penulisan

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I (rencana, pelaksanaan,

    pengamatan, pengumpulan data, dan refleksi)

    B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

    C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Per Siklus (data hasil pengamatan/wawancara,

    refleksi keberhasilan dan kegagalan).

    B. Pembahasan

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran

    3. Bagian Akhir

    Pada bagian akhir termuat :

    a. Daftar pustaka

    b. Lampiran lampiran

    c. Riwayat Hidup Penulis

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Pengertian Minat Belajar Siswa

    Minat Belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini

    beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu per satu. Minat, menurut

    Ensiklopedi Pendidikan adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif menerima

    sesuatu dari luar. (Kartawidjaja, 1987 : 183), minat menurut Kamus Besar

    Bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu

    gairah keinginan, sedang menurut slameto minat adalah suatu rasa lebih suka

    dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

    Berdasarkan definisi-definisi diatas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah

    kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan

    biasanya disertai dengan perasaan senang.

    Belajar, adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri

    individu yang belajar, baik aktual maupun potensial (Nasution, 1991:3).

    Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang diperlihatkan dalam

    bentuk tingkah laku yang keadaannya berbeda dari sebelum individu berada

    dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna itu,

    menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha, berlatih

    untuk mendapat pengetahuan. Dari definisi-definisi tersebut dapat

    disimpulkan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku

    yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha

  • yang disengaja.

    Jadi, yang dimaksud minat belajar adalah aspek psikologi seseorang

    yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan,

    perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui

    kegiatan-kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman,

    dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan

    seorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,

    partisipasi, dan keaktifan dalam belajar.

    Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa

    merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan

    pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan

    belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Oleh

    karena itu pendidik atau guru sebagai tenaga pengajar dikelas hendaknya

    sedapat mungkin untuk membangkitkan minat belajar pada anak-anaknya

    dengan berbagai cara, salah satu diantaranya dengan memperkenalkan kepada

    anak-anak berbagai macam kegiatan belajar, seperti belajar dengan

    memperlihatkan meteri pelajaran pada objek yang sesungguhnya secara

    langsung.

    Untuk lebih jelasnya bahwa membangkitkan minat belajar anak didik

    diperlukan beberapa syarat. Syarat membangkitkan minat belajar adalah

    sebagi berikut (Sudarsono 1992:58-63):

    1. Belajar harus menarik perhatian.

    Obyek atau kedaan yang menarik perhatian, pasti di kemudian hari

  • terjadi minat untuk lebih mendekati atau mendalami masalahnya. Agar

    bahan pelajaran diajarkan mendapatkan perhatian, guru bisa mengajarkan

    dengan memberi contoh-contoh yang konkrit.

    2. Obyek atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan minat

    belajar.

    Dalam dunia pendidikan bahwa pelajaran yang diberikan tidak

    bersifat verbalitas, tetapi peserta didik dilatih bekerja sendiri atau memberi

    kesempatan pada peserta didik turut aktif selama pengajaran berjalan.

    3. Masalahnya berulang-ulang terjadi

    Masalah yang berulang-ulang terjadi akan merupakan pendorong

    bagi peserta didik untuk membangkitkan minat belajar karena masalah

    tersebut sering muncul sehingga merupakan suatu kebiasaan.

    4. Semua kegiatan harus kontras

    Komponen-komponen proses belajar mengajar harus dilaksanakan

    sebagai usaha membangkitkan minat belajar anak didik antara lain

    merumuskan tujuan pengajaran, mengembangkan/menyusun alat-alat

    evaluasi, menetapkan kegiatan belajar mengajar, merencanakan progam

    dengan menggunakan metode mengajar yang tepat.

    B. Asal-Usul Minat Belajar

    Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian

    (Slameto, 1991:182), Minat merupakan hasil dari pengalaman pengalaman

    belajar. Jenis pelajaran yang melahirkan minat itu akan menentukan seberapa

    lama bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat.

  • Minat ditumbuhkan oleh pengaruh domain kognitif dan domain

    afektif. Pengukuran kognitif bermaksud menilai pelaksanaan tindakan

    (performance) tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Pengukuran

    afektif bermaksud merefleksikan tindakan tertentu apa yang sedang dilakukan

    atau dirasakan seseorang (Kartawidjaja, 1987:183).

    Secara psikologi minat dapat dibedakan atas (simandjuntak, 1983:52) :

    1. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu

    saat dan ruangan yang konkrit. Hal ini berarti minat muncul karena

    adanya pengaruh dari luar, maka minat seseorang bisa berubah karena

    adanya pengaruh dari luar, seperti: lingkungan, orang tua, teman, dan

    juga guru.

    Dalam proses belajar mengajar salah satu yang mempengaruhi

    minat belajar siswa adalah guru, oleh sebab itu hendaklah guru mampu

    menggunakan metode atau gaya mengajar yang bervariasi sehingga

    tumbuh minat dalam diri siswa.

    Bervariasinya metode atau gaya mengajar harus berpegang pada

    indikator yang akan dicapai. Disamping memanfaatkan minat yang telah

    ada, Tanner dan Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar juga

    berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa (Slameto,

    1991:183).

    2. Minat disposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan

    (disposisi) dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat ini muncul

    dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain baik kebutuhan maupun

  • lingkungan.

    C. Faktor-Faktor Pendorong Minat

    Minat didorong oleh motivasi. Motivasi adalah tenaga yang

    mendorong individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat

    dimanifestasikan berdasarkan drive (dorongan) yang mendorongnya

    (Kartawidjaja, 1987:183-186) antara lain :

    1. Drive determinan, dorongan untuk mempertahankan hidup.

    2. Dorongan keadaan, keadaan yang ditimbulkan oleh dorongan

    determinan diatas.

    3. Kegiatan mencapai tujuan.

    4. Tercapainya tujuan oleh individu

    5. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai, serta keinginan

    dan kebutuhan (needs dan wants) telah terpenuhi.

    6. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain

    yang baru, menghendaki pemuasnya.

    Keenam komponen itu bekerja berhubungan, atau berkelanjutan dari

    yang pertama hingga terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang

    untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal.

    Minat seseorang tersirat dan terpadu dalam motif dan motivasinya.

    Bersama-sama dengan komponen lainnya seperti tekhnologi, kemampuan,

    pengetahuan, keterampilan, kondisi fisik, kondisi sosial, dan kebutuhan

    individual, maka motivasi itu melandasi tindakan dalam mencapai

    produktifitas kerja atau pencapaian tujuan.

  • Minat berhubungan dengan individu untuk memusatkan perhatian,

    meningkatkan aktivitas mental, dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat

    selalu berhubungan dengan :

    a. Kemampuan

    Kemampuan baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata

    sesudah belajar. Kemampuan atau intelegensi bisa mempengaruhi belajar.

    Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai kemampuan, maka siswa

    akan berminat terhadap pelajaran tersebut. Seseorang yang mempunyai

    Intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnya cederung

    baik, sebaliknya jika seseorang yang IQ nya rendah akan mengalami

    kesukaran dalam belajar. Jadi kedua aspek ini besar sekali pengaruhnya

    terhadap minat belajar.

    b. Kebutuhan

    Minat dapat muncul atau digerakkan, jika ada kebutuhan seperti

    minat terhadap sosial, minat ini dapat muncul karena ada kebutuhan

    komunikasi, toleransi, dan solidaritas. Kebutuhan bias dikelompokkan

    menjadi empat, menurut Sardiman kebutuhan tersebut adalah:

    1) Kebutuhan psikologis, seperti rasa lapar dan haus

    2) Kebutuhan cinta dan kasih sayang

    3) Kebutuhan akan rasa aman.

    4) Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau pengembangan

    bakat.

  • c. Pengalaman

    Pengalaman merupakan permulaan dari kebudayaan, sebagai

    contoh pengalaman seorang guru yang dapat menumbuhkan minat siswa

    untuk belajar pada setiap materi. Dengan adanya pengalaman tersebut

    minat seseorang bias bergerak (bertambah).

    D. Peran Minat Dalam Belajar

    Peranan minat dalam proses belajar mengajar adalah untuk pemusatan

    pemikiran dan juga untuk menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar

    seperti adanya kegairahan hati dapat memperbesar daya kemampuan

    belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa yang dipelajari, jadi

    belajar penuh dengan gairah, minat dapat membuat rasa kepuasan dan

    kesenangan pribadi. Ada beberapa peranan minat belajar, antara lain :

    1. Menciptakan, menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar.

    2. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar.

    3. Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah diberikan.

    4. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif.

    5. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/pelajaran.

    E. Pengertian dan Tujuan Pengajaran IPS

    1. Pengertian IPS

    Menurut Nasution (1975) IPS adalah suatu progam pendidikan yang

    merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan

    manusia dan lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang

    bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,

  • ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi.

    Menurut GBPP MI (1994) dijelaskan IPS adalah mata pelajaran

    yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian

    ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah.

    2. Tujuan Pengajaran IPS

    Tujuan pembelajaran IPS menurut Departemen Agama RI (2002:9)

    meliputi dua hal, yaitu :

    a. Tujuan umum IPS

    Fenton (1967) mengemukakan tiga tujuan, yaitu :

    1) Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik

    2) Mengajarkan anak didik berkemampuan berpikir

    3) Agar anak dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya

    b. Tujuan khusus IPS dapat diklasifikasikan pada :

    1) Acquiring of knowledge (pemberian pengetahuan)

    Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan anak didik menjadi

    warga negara yang baik.

    2) Training in independent study

    Dalam hal ini anak harus dilatih belajar sendiri, anak harus

    diajarkan bagaimana belajar yang baik, memupuk kebiasaan

    belajar, mempergunakan waktu secara baik dan tepat guna.

    3) Development of resoning power and critical judgement

    Peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan berpikir

    kritis, dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki.

  • 4) Formation of habits and skill

    Pembentukan kegemaran dan ketrampilan anak didik.

    5) Training in desirable patterns of conduct

    Melatih anak untuk menghayati nilai-nilai hidup yang baik

    termasuk didalamnya etika moral, kejujuran, dan sebagainya.

    F. Materi Pengajaran IPS MI

    Menurut Departemen Agama RI (2001:18), materi IPS di MI meliputi :

    1. Geografi

    Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan

    fenomena geosfera dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan

    dan konteks keruangan.

    2. Sejarah

    Sejarah adalah ilmu yang mempelajari gambaran masa lalu tentang

    manusia dan sekitarnya yang disusun secara ilmiah, lengkap, serta secara

    kronologis meliputi urutan tahun kejadian dan fakta di masa tersebut

    dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian dan pemahaman

    tentang peristiwa yang telah berlalu.

    3. Sosiologi

    Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-

    proses sosial, dan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.

    4. Antropologi

    Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan

    umat manusia sebagai makhluk sosial.

  • 5. Ekonomi

    Menurut Meyer Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang

    mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia.

    G. Pendekatan Pembelajaran IPS

    Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan

    menetukan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan

    bahan pelajaran, sarana dan keadaan siswa. Beberapa pendekatan

    pembelajaran IPS (kurikulum SD/MI, 1994 : 34), adalah :

    1. Lingkungan

    Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat

    dimulai dari atau mencakup hal-hal atau peristiwa yang pernah dialami

    dan terdapat di lingkungan siswa.

    2. Penemuan (Inkuiri)

    Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk

    melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan

    melakukan kegiatan belajar.

    3. Induktif -deduktif

    Pendekatan induktif, siswa menarik suatu kesimpulan dari

    sejumlah fakta yang satu sama lainnya ada hubungannya yang diperoleh

    melalui pengamatan atau cara yang lain, sedang deduktif, menghadapkan

    siswa pada sesuatu yang berlaku umum dan mengumpulkan berbagai

    fakta yang mendukung pernyataan tersebut.

  • 4. Nilai

    Pendekatan ini dapat dikembangkan berbagai nilai seperti nilai

    moral, nilai estetika, dan sebagainya.

    H. Karakteristik IPS

    IPS memiliki karakteristik seperti :

    1. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang

    peristiwa, gejala dan masalah sosial daripada bidang teoritis keilmuan.

    2. Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan

    aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu

    sama lain.

    3. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan

    menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya.

    4. Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, obyek studi,

    laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya.

    5. Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan

    interdisipliner.

    6. Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah

    menengah sampai perguruan tinggi.

    I. Pengembangan Kurikulum IPS

    Dalam pengembangan kurikulum kedudukan guru sangat menentukan

    karena penjabaran dan pengembangan kurikulum selanjutnya terletak

    ditangan guru dilapangan, karena gurulah yang lebih mengetahui tingkat

    perkembangan para siswa, perbedaan tiap siswa, daya serap siswa, suasana

  • dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), serta sumber dan sarana yang

    tersedia. Ada lima cara dalam mengembangkan kurikulum yang dapat

    digunakan guru sebagai pengembangan kurikulum (Departemen Agama RI

    2002:44-47) yaitu :

    1. Pengembangan berdasarkan isi

    Pengembangan kurikulum berdasarkan isi bertitik tolak pada

    susunan pengetahuan suatu bidang atau lingkup pengalaman atau

    sekelompok gejala.

    2. Pengembangan berdasarkan konsep

    Pengembangan ini bertitik tolak pada suatu konsep atau prinsip dan

    serangkaian konsep.

    3. Pengembangan berdasarkan ketrampilan proses

    Pengembangan ini bertitik tolak pada ketrampilan proses yang

    lebih ditekankan pada isi dan konsep.

    4. Pengembangan berdasarkan masalah

    Pengembangan ini bertitik tolak pada masalah-masalah yang perlu

    dipecahkan sebagai wahana untuk menerapkan ketrampilan proses dalam

    situasi yang lebih komplek dan realistis atau menentukan konsep secara

    tidak langsung.

    5. Pengembangan berdasarkan minat

    Pengembangan ini bertitik tolak pada minat anak, anak diberi

    kesempatan memilih hal yang dirasakan penting bagi dirinya.

  • J. Strategi Belajar Mengajar IPS di SD/MI

    Dalam belajar mengajar ada dua strategi umum yang dapat dipakai

    oleh guru seperti:

    1. Strategi Ekspositasi

    Strategi ekspositasi termasuk strategi belajar mengajar yang

    konvesional (tradisional), karena penyajiannya lebih terpusat pada guru

    (teacher centred).

    2. Strategi Heuristik

    Strategi heuristik merupakan strategi proses belajar mengajar yang

    menekankan kepada anak supaya aktif berperan dalam proses belajar

    mengajar (child centred).

    K. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas

    Lima Semester Satu

    1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS Semester I

    Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala

    nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman kenampakan

    alam dan suatu bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

    2. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Semester I

    a. Mengenal makna peninggalan-peninggalan sejarah yang berskala

    nasional dari masa Hindu, Budha dan Islam di Indonesia.

    b. Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa hindu-Budha dan Islam

    di Indonesia.

    c. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian

  • wilayah waktu Indonesia dengan menggunakan peta / atlas / globe,

    dan media lainnya.

    d. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

    e. Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

    L. Kedudukan Metode Dalam Pengajaran

    Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan (Djamarah dan Zaid 1996:53).

    Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan

    menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang

    bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik

    perhatian anak didik. Meski demikian jika tidak tepat dan tidak sesuai dengan

    situasi yang mendukungnya dengan kondisi psikologis anak didik maka

    bervariasinya penggunaan metode tersebut tidak akan menguntungkan.

    Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana

    memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil

    bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah

    kedudukan metode dalam pengajaran (Djamarah dan Zaid, 1996:82-84):

    1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik

    Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

    berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode

    berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan

    belajar seseorang (Sardiman, 1988:90).

    2. Metode sebagai strategi pengajaran

  • Dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Roestiyah, guru harus

    memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,

    mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk

    memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik penyajian atau

    disebut metode. Dengan demikian, metode adalah strategi pengajaran

    sebagai alat untuk menacapai tujuan.

    3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

    Tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai. Tujuan kegiatan belajar

    mengajar adalah terjadinya perubahan pada diri individu yang belajar,

    tujuan ini tidak akan pernah tercapai manakala komponen-komponen

    pengajaran tidak dipergunakan dengan baik. Salah satu komponen itu

    adalah metode. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan

    mampu mencapai tujuan pengajaran. Ketika tujuan pengajaran sudah

    ditetapkan maka penggunaan metode harus disesuaikan dengan tujuan

    tersebut.

    Setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik kebaikan

    maupun kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode

    yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya,

    jika memahami sifat masing-masing metode. Pemilihan dan penentuan

    metode dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai berikut (Surakhmad,

    1990:97):

    a. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsi.

    b. Anak didik yang berbagai tingkat kematangan.

  • c. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitas.

    d. Pribadi guru serta kemampuan pofesionalnya yang berbeda.

    M. Metode Karyawisata

    Satuan kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya

    sama dari hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan

    situasi belajar mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruang sekolah, maka

    guru dalam hal ini tentu memilih metode yang sesuai dengan situasi yang

    ingin diciptakan itu. Metode karyawisata adalah salah satu contoh

    pembelajaran di luar ruang sekolah. Karyawisata atau perjalanan sekolah

    dalamrangka belajar adalah bentuk pengalaman buatan yang tak pernah

    dapat diabaikan begitu saja, karena karyawisata sesungguhnya memberikan

    kesempatan pengalaman riil secara terpimpin.

    karyawisata (field trip) ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para

    peserta untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian

    integral dari kurikulum sekolah (Sagala, 2003:214). karyawisata adalah cara

    mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau

    obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu,

    seperti meninjau pabrik, peternakan atau perkebunan, gunung, museum dan

    sebagainya (Djamarah dan Zain, 1996:105).

    Karyawisata berbeda halnya dengan bertamasya untuk mencari

    hiburan, dengan karyawisata siswa diikat oleh tugas dan tujuan belajar.

    metode ini dapat memperluas cakrawala karena memadukan antara teori dan

    kenyataan dan siswa lebih banyak mengetahui bukti-bukti nyata.

  • Alasan penggunaan metode karyawisata antara lain adalah karena

    obyek yang akan dipelajari hanya ada di tempat obyek itu berada. Selain itu

    pengalaman langsung pada umumnya lebih baik dari pada pengalaman tidak

    langsung. Belajar melalui karyawisata ini berkesan di dalam pikiran siswa,

    mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk berbuat karena

    mereka membuktikan dan menyaksikan sendiri obyek yang ada di sekitar,

    mencerdaskan, mendewasakan, membebaskan, memanusiakan manusia,

    menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang dan rasa tanggung jawab

    terhadap masyarakat sekitar.

    Agama Islam memerintahkan kepada umat manusia untuk mengadakan

    perjalanan dimuka bumi, menggali serta memperhatikan peninggalan-

    peninggalan sejarah, memperhatikan keindahan alam lingkungan,

    beranekaragam ciptaan Allah SWT, termasuk memperhatikan diri kita sendiri

    dengan tujuan mengambil hikmahnya. (Majid, 2005 : 155). Perintah Allah

    SWT mengenai metode tersebut tergambar dalam Al-Qur'an :

    Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah Allah SWT,

    karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana

    akibat orang-orang yang mendustakan (Rosul-rosul)

    (Al-Qur'an-Imran : 137).

    Metode karyawisata mempunyai beberapa kelebihan dan keuntungan

    kelebihan metode karyawisata diantaranya (Djamarah dan Zain 1995 : 106):

    1. Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan

    lingkungan nyata dalam pengajaran

  • 2. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan

    dan kebutuhan di masyarakat

    3. Pengajaran serupa itu dapat lebih merangsang kreatifitas siswa

    4. informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual

    Menurut Surakhmad keuntungan dari metode karyawisata adalah :

    1. Anak didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam

    dari dekat

    2. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan

    mencoba turut serta didalam suatu kegiatan

    3. Anak didik dapat menjawab masalah atau pertanyaan-pertanyaan dengan

    melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung

    4. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan

    wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the sport

    5. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif

    Manfaat atau faedah yang dapat dipetik dari karyawisata diantaranya(Majid,

    2005 : 155 - 156):

    1. Menyegarkan tubuh, menambah kesehatan, dan melakukan terapi

    penyembuhan atas beberapa penyakit

    2. Melatih anak-anak agar kuat, tahan banting, dan mampu menahan lapar

    dan dahaga.

    3. Para pembimbing atau pendidik menganjurkan agar memperhatikan

    tingkah laku anak didik dan sikap mereka dalam mengahapi berbagai hal

    yang beragam dan berbeda

  • 4. Disamping beberapa kelebihan, keuntungan, dan manfaat metode

    karyawisata ini juga memiliki kekurangan dan kelemahan.

    Kekurangan metode karyawisata adalah (Djamarah dan Zain, 1995 : 106):

    1. Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk

    disediakan oleh siswa atau sekolah

    2. Sangat memerlukan persiapan atau perencaan yang matang

    3. Memerlukan koordinasi dengan Guru serta bimbingan agar tidak terjadi

    tumpang tindih dan waktu kegiatan selama karyawisata

    4. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada

    tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan

    5. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan

    mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan

    Kelemahan metode karyawisata adalah (Sagara, 2003 : 215):

    1. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak

    2. Jika karyawisata sering dilakukan akan mengganggu kelancaran rencana

    pelajaran, apabila jika tempat-tempat yang dikunjungi adalah jauh dari

    sekolah

    3. Kadang-kadang mendapat kesulitan dalam bidang pengangkutan

    4. Jika tempat yang dikunjungi itu sukar diamati, akibatnya menjadi

    bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan

    5. Memerlukan pengawasan yang ketat

    6. Memerlukan biaya yang relatif tinggi

    Meski ada beberapa kekurangan dan kelemahan, ada beberapa cara untuk

  • mengatasi kelemahan tersebut, antara lain (Sagara, 2003: 215):

    1. Perlu merumuskan tujuan-tujuan yang jelas dan tegas

    2. Buatlah rumusan tujuan yang jelas dan konkret

    3. Penentuan bebas tugas yang harus dilakukan sewaktu dan sesudah

    pelaksanaan karyawisata

    4. Rencana penilaian pengalaman-pengalaman dan hasil karyawisata

    5. Rencana selanjutnya sebagai kelanjutan pengalaman hasil karyawisata

    N. Hubungan Karyawisata Dengan Active Learning

    Untuk dapat mempelajari sesuatu dengan baiak, kita perlu

    mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan, dan membahasnya

    dengan orang lain. Bukan hanya itu saja, siswa perlu mengerjakannya yakni

    menggambarkan sesuatu dengan caranya sendiri, menunjukkan contohnya,

    mencoba mempraktekan ketrampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut

    pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan. Salah satu contohnya

    adalah penerapan metode karya wisata (Silbermen, 2004:1-2).

    Karyawisata juga merupakan alternatif pembelajaran yang

    menyenangkan. Supaya pembelajaran efektif harus menyenangkan, dengan

    mengkombinasi dari tiga unsur (Bobbi Deported an Mike Henarcki, 2000:8)

    yaitu ketrampilan akademis, prestasi fisik, dan ketrampilan dalam hidup,

    sehingga seluruh pribadi adalah penting, akal, fisik, dan emosi.

    Belajar melalui pengalaman langsung terhadap obyeknya lebih

    bermakna (Silberman, 2004:15) :

    Yang saya dengar saya lupa

  • Yang saya liat saya ingat

    Yang saya kerjakan, saya paham

    Tiga pernyataan itu berbicara tentang perlunya cara belajar aktif.

    Silberman telah memodifikasi dan memperluas kata bijak Konfusius itu

    menjadi apa yang disebut paham belajar aktif.

    Yang saya dengar saya lupa

    Yang saya dengar saya liat, sedikit ingat

    Yang saya dengar, liat, dan pertanyakan atau dikusikan dengan orang lain,

    saya mulai pahami.

    Dari yang saya dengar, liat, bahas, dan terapkan saya dapat pengetahuan

    dan ketrampilan.

    Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena penelitian

    dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran kelas. Penelitian ini juga

    termasuk deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana metode, media, dan teknik

    pembelajaran diterapkan serta mengukur hasil yang diinginkan tercapai.

    A. Deskripsi siswa-siswi kelas lima Madrasah Ibtidaiyah baran tahun

    pelajaran 2009/2010

    Latar belakang kehidupan anak penting untuk diketahui oleh guru,

    sebab dengan mengetahui darimana anak berasal dapat membantu guru

    untuk memahami jiwa anak. Pengalaman apa yang telah dipunyai anak

    adalah hal yang sangat membatu untuk memancing perhatian anak.

    Realita menunjukkan bahwa siswa atau murid MI baran adalah

    komunitas anak desa, ini nampak jelas dari unsur letak madrasah yang tak

    jauh dari tempat tinggal mereka, di mana lingkungan sekitarnya yang

    berupa persawahan, perkampungan penduduk yang jauh dari keramaian

    jalan raya dan lebih lagi berada dekat gunung Kendali Sodo.

    Siswa kelas lima khususnya, mereka hanya berasal dari dua desa di

    kanan kiri madrasah, adalah desa Baran Gunung dan Baran Jurang. Untuk

    menuju sekolah mereka cukup dengan berjalan kaki dan memakan waktu

    sekitar 15 menit. Berdasar data yang ada 50% orang tua siswa bekerja

    sebagai buruh tani, 30% petani, 20% pedagang. Dari persentase tersebut

  • dapat disimpulakan keadaaan ekonomi orang tua siswa adalah menengah

    kebawah. Orang tua berupaya keras untuk dapat mencukupi kebutuhan

    harian dengan dengan bekerja dari pagi hingga larut malam, hingga

    mengakibatkan anak cenderung kurang perhatian. Dalam hal pendidikan

    (sekolah) contohnya, mereka orang tua hanya memberikan uang saja

    sejumlah yang dibutuhkan anak, lain halnya lagi yang buruh dan petani

    yang penting bisa memberi makan anak sudah cukup. Gambaran ini terbukti

    manakala pengambilan rapor, di mana orang tua banyak bercerita kepada

    wali kelas. Lebih ironisnya lagi, sebagian besar orang tua hanya berijazah

    SD bahkan tidak lulus SD, sehingga mereka hanya memasrahkan anak

    mereka kepada guru, inilah tugas keras seorang guru.

    Kondisi yang tergambar seperti tersebut di atas menjadikan catatan

    penting bagi guru untuk bertindak, memperlakukan siswa dengan berbagai

    karakteristik dan keadaan masing-masing dengan tanpa membedakan

    keberagaman siswa yang nampak jelas sesungguhnya adalah tentang

    kecerdasan, ini terbukti dari hasil kegiatan belajar dari siswa. Pada dasarnya

    kecerdasan muncul dari keturunan, pembawaan, dan lingkungan baik

    kecerdasan dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Dari

    konsep itu melqahirkan tiga kategori siswa dikelas lima MI Baran tahun

    pelajaran 2009/2010 yaitu kategori siswa dengan tingkat kecerdasan kurang,

    sedang, dan lebih.

    Mereka yang mempunyai tipe kecerdasan lebih, identik tinggi dalam

    pembelajaran yang melatih kecerdasan kognitif dan afektif, dengan ciri

  • cenderung terpusat perhatiannya pada saat kegiatan belajar mengajar, cepat

    paham sehingga dengan cepat pula dalam mengerjakan soal dan pada

    umumnya punya tingkat egois yang tinggi. Namun demikian dalam

    pembelajaran yang melatih kecerdasan psikomotorik seperti olahraga dan

    SBK mereka bersikap malas, nampak padanya terkesan tidak berminat

    mengikuti pelajaran.

    Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang menunjukkan sikap

    tenang, pendiam, namun tidak punya pendirian. Mereka yang demikian

    membutuhkan penjelasan ulang tidak seperti yang kecerdasan lebih yang

    hanya cukup sekali. Dalam pembelajaran yang melatih kecerdasan kognitif,

    afektif, dan psikomotorik, mereka menunjukkan hasil yang cukup.

    Lain halnya dengan siswa yang dapat siswa yang tingkat kecerdasan

    kurang, sekolah terkesan hanya sebagai ajang bermain dan berkumpul,

    seolah-olah yang penting berseragam dan berangkat. Sehingga yang tampak

    dari siswa tersebut pada saat dikelas adalah membuat gaduh, malas

    mengerjakan tugas, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Akan tetapi

    saat pembelajaran yang melatih psikomotorik seperti kesenian atau olahraga

    mereka sangat antusias dan menunjukkan minat yang tinggi.

    Dari beberapa gambaran yang terpapar diatas, guru harus pandai

    menyusun strategi pembelajaran, mampu mengkolaborasi satu dengan yang

    lainnya sehingga tidak terjadi ketimpangan dan tujuan pembelajaran dapat

    tercapai sesuai target yang direncanakan.

    Penulis dalam hal ini mengambil sebuah contoh pembelajaran yang

  • menumbuhkan minat siswa pada mata pelajaran IPS sebagai upaya

    mengkolaborasi strategi dengan berpagangan dari karakteristik siswa yang

    beraneka ragam. Sehingga dengan begitu akan tumbuh keseimbangan antara

    kecerdasan kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi mereka yang lebih,

    sedang dan kurang kemampuannya. Sebab pada dasarnya anak-anak yang

    duduk di bangku kelas lima dengan usia belasan tahun mengalami periode

    operasi konkret. Anak tergantung pada rupa benda, namun dia telah mampu

    mempelajari mengenai lingkungan. Bisa juga mempelajari kaidah dan dapat

    menggunakan logika sederhana dalam memecahkan masalah yang muncul

    setiap kali berhadapan dengan benda nyata. Adanya minat terhadap

    kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, realistik, ingin tahu dan ingin

    belajar. Pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan

    berusaha menyelesaikannya sendiri. Materi IPS semester satu sesuai dengan

    standar kompetensi dan kompetensi dasarnya adalah berhubungan dengan

    lingkungan sekitar siswa, untuk itu peneliti menggunakan metode

    karyawisata dalam penyampaian sebagai alternatifnya.

    B. Lokasi, Waktu, Subyek Penelitian, dan Mata Pelajaran

    1. Lokasi penelitian

    Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk melakukan

    penelitian guna memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini

    dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa

    Kabupaten Semarang.

    2. Waktu penelitian

  • Waktu penelitian adalah saat penelitian dilangsungkan. Berikut

    adalah jadwal pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas:

    a. Kegiatan Siklus I Waktu

    1) Persiapan 28 Oktober 2009

    2) Pelaksanaan 29 Oktober 2009

    b. Kegiatan Siklus II Waktu

    1) Persiapan 11 November 2009

    2) Pelaksanaan 12 November 2009

    c. Kegiatan Siklus III Waktu

    1) Persiapan 25 November 2009

    2) Pelaksanaan 26 November 2009

    3. Subyek penelitian

    Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V Madrasah

    Ibtidaiyah Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang tahun

    pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 17 anak, dengan rincian laki-laki

    sembilan anak dan perempuan delapan anak.

    .

    No Nama

    Jenis

    Kelamin

    Usia Mata Pelajaran Yang Disukai

    Keadaan

    Ekonomi

  • Orang Tua

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    Tri Pujiyanto

    Rafi Fajar Ulya

    Fany Andriyanto

    Maya Aprilia P

    Yoga Abdul W

    Miftahur Rohmah

    Wulan Rahmawati

    Ahmad Irwani

    Alifa Nungki A

    Nur Solekhah

    Bayu Setiawan

    Dewi Apriliyanti

    Angga Febri K

    Indah Kurnia P

    Roikhatul Jannah

    Raka Gusti E

    Wisnu Eko S

    L

    L

    L

    P

    L

    P

    P

    L

    P

    P

    L

    P

    L

    P

    P

    L

    L

    12 Th

    12 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    11 Th

    Olah Raga

    Agama kecuali Bahasa Arab

    Semua mata pelajaran

    Semua mata pelajaran

    Bahasa Indonesia

    Bahasa Indonesia dan Agama

    IPS dan PKn

    SBK dan Olah Raga

    IPA dan Agama

    IPA dan IPS

    IPS dan Matematika

    Bahasa Inggris

    Olah Raga

    Bahasa Jawa

    IPS dan Matematika

    Matematika dan Olah Raga

    Bahasa Indonesia

    Menengah

    Mampu

    Mampu

    Mampu

    Mampu

    Mampu

    Menengah

    Mampu

    Mampu

    Menengah

    Menengah

    Mampu

    Menengah

    Menengah

    Mampu

    Mampu

    Menengah

    Tabel 1.1 Nama Siswa-siswi kelas V MI Baran Kecamatan Ambarawa Kabupaten

    Semarang tahun ajaran 2009/2010

    4. Mata Pelajaran

    Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPS kelas V semester

    satu, dengan materi kenampakan alam dan buatan di Indonesia.

    C. Prosedur Kerja Dalam Penelitian

  • Penelitian ini direncanakan dalam tiga siklus, tiap siklus memuat

    empat tahap, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi.

    1. Pra Siklus

    a. Perencanaan

    1) Guru menentukan materi yang akan dibacakan

    2) Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan (RPP)

    3) Merencanakan dan membuat soal pelatihan serta instrument

    penelitian

    4) Membuat kelompok siswa.

    b. Pelaksanaan

    1) Guru menjelaskan materi

    2) Siswa mengerjakan beberapa tugas dari guru secara diskusi

    kelompok.

    3) Secara bergantian siswa membacakan hasil dengan mewakilkan

    seseorang.

    4) Bersama guru siswa membuat rangkuman.

    c. Pengamatan

    1) Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima

    pelajaran

    2) Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan

    penulisan

    3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

    d. Refleksi

  • Menilai pelaksanaan dari pra siklus untuk mengetahui

    kelebihan dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk

    memperbaiki dan mempersiapkan siklus.

    2. Siklus I

    a. Perencanaan

    1) Guru menentukan materi yang akan dibacakan

    2) Guru mempersiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan (RPP)

    3) Merencanakan dan membuat soal pelatihan serta instrument

    penelitian

    4) Tujun karyawisata

    5) Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

    6) Menetapkan jadwal wisata

    7) Menentukan teknik mempelajari sesuatu dan sekaligus obyek

    yang harus dipelajari

    8) Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

    9) Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara

    pembuatan laporan

    10) Menjelaskan secara global keadaan objek yang akan dikunjungi

    b. Pelaksanaan

    1) Pelaksanaan kunjungan objek dengan memperhatikan tata tertib

    dan hal-hal yang telah ditetapkan

    2) Guru memberikan beberapa penjelasan

    3) Siswa dalam kelompok mengadakan pengamatan

  • 4) Siswa dengan bimbingan guru membuat laporan kelompok

    5) Secara bergantian salah satu siswa dalam kelompok melaporkan

    hasil tulisan

    6) Siswa bersama guru membuat rangkuman

    c. Pengamatan

    1) Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima

    pelajaran

    2) Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan

    penulisan

    3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

    d. Refleksi

    Menilai pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan

    dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki

    dan mempersiapkan siklus II.

    3. Siklus II

    a. Perencanaan

    1) Guru menetapkan materi yang akan diberikan

    2) Guru mempersiapkan pelaksanaan pengajaran (RPP)

    3) Merancang dan membuat soal pelatihan instrument penelitian

    4) Tujuan karyawista

    5) Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

    6) Menetapkan jadwal waktu wisata

  • 7) Menentukan tehnik mempelajari sesuatu dan sekaligus objek

    yang harus dipelajari

    8) Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

    9) Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara

    pembuatan laporan

    10) Menjelaskan secara global keadaan objek yang akan dikunjungi

    11) Meminta guru lain dan mengamati

    b. Pelaksanaan

    1) Pelaksanaan kunjungan objek dengan memperhatikan tata tertib

    dan hal-hal yang telah ditetapkan

    2) Guru memberikan beberapa penjelasan

    3) Siswa dalam kelompok mengadakan pengamatan

    4) Siswa dengan bimbingan guru membuat laporan kelompok

    5) Secara bergantian salah satu siswa dalam kelompok melaporkan

    hasil tulisan

    6) Siswa bersama guru membuat rangkuman

    c. Pengamatan

    1) Guru mengamati minat belajar, perhatian dan kesiapan menerima

    pelajaran

    2) Pengamatan aktifitas dan keterampilan dalam mengerjakan

    penulisan

    3) Mengamati hasil belajar siswa dengan melakukan penilaian

  • d. Refleksi

    Menilai pelaksanaan dari siklus II untuk mengetahui kelebihan

    dan kekurangannya. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki

    dan mempersiapkan siklus III.

    4. Siklus III

    a. Perencanaan

    1) Guru menetapkan materi yang akan diberikan

    2) Guru mempersiapkan pelaksanaan pengajaran (RPP)

    3) Merancang dan membuat soal pelatihan instrument penelitian

    4) Tujuan karyawista

    5) Mempertimbangkan dan menetapkan objek wisata

    6) Menetapkan jadwal waktu wisata

    7) Menentukan tehnik mempelajari sesuatu dan sekaligus objek

    yang harus dipelajari

    8) Mengelompokkan siswa sebagai peserta wisata

    9) Penjelasan tentang peralatan yang harus dipersiapkan dan cara

    pembuatan laporan

    10) Menjelaskan secara global keadaan