133212204-makalah-bkk-logam-besi (1)

Upload: yuni-fitari

Post on 02-Mar-2016

46 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah logam besi

TRANSCRIPT

  • 1

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... 1

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 2

    1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 2

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3

    1.3 Tujuan .................................................................................................. 3

    BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

    2.1 Pengertian Logam Besi (ferro) ............................................................. 4

    2.2 Sifat-Sifat Logam Besi .......................................................................... 5

    2.3 Klasifikasi Logam Besi .......................................................................... 6

    2.4 Jenis Baja Paduan ................................................................................ 14

    2.5 Proses Pembuatan Logam Besi ........................................................... 18

    1. Pembuatan Besi Kasar (ingot) ...................................................... 19

    2. Proses dalam Dapur Tinggi ........................................................... 21

    Proses Pembuatan Besi dan Baja ........................................................ 23

    Process Indirect Reduction ........................................................... 23

    Process Direct Reduction ............................................................. 25

    a) HYL process ........................................................................... 26

    b) MIDREX process .................................................................... 26

    2.6 Manfaat Logam Besi ............................................................................ 28

    BAB III PENUTUP ........................................................................................... 29

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 30

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,

    penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam

    ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni

    atau bercampur dengan unsur-unsur seperti karbon, sulfur, fosfor, silikon,

    serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.

    Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu

    dilakukan proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan

    logam dengan cara dipecah sebesar kepalan tangan, dipilih yang

    mengandung unsur logam, dicuci dengan air unruk mengeluarkan kotoran

    dan terakhir dikeringkan dengan cara dipanggang untuk mengeluarkan uap

    yang mengandung air.

    Selain logam ada yang disebut dengan istilah bukan logam (nonmetal)

    dan unsur metaloid (yang menyerupai logam).

    Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :

    Logam berat : besi, nikel, krom, tembaga, timah putih, timah hitam, dan

    seng.

    Logam ringan : alumunium, magnesium, titanium, kalsium, kalium,

    natrium, dan barium.

    Logam mulia : emas, perak, dan platina.

    Logam tahan api : wolfram, molibden, titanium, dan zirkonium.

    Dalam penggunaan serta pemakaiannya, logam pada umumnya tidak

    merupakan senyawa logam, tetapi merupakan paduan. Logam dan

    paduannya merupakan bahan teknik yang penting, dipakai untuk konstruksi

    mesin, kendaraan, jembatan, bangunan, dan pesawat terbang.

  • 3

    Sehubungan dengan pemakaiannya pada teknik mesin, sifat logam yang

    penting adalah mekanis, fisik, dan kimia yang sangat menentukan

    kualitasnya.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Mendefinisikan pengertian logam besi

    2. Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia dari logam besi

    3. Mengklasifikasikan logam besi

    4. Membuat logam besi dengan beberapa proses

    5. Menjelaskan manfaat dari logam besi

    1.3 Tujuan

    1. Mengetahui pengertian logam besi

    2. Mengetahui sifat fisik dan sifat kimia logam besi

    3. Mengklasifikasi logam besi

    4. Mengetahui proses pembuatan logam besi

    5. Mengetahui manfaat dari logam besi

  • 4

    BAB II

    PEMBAHASAN

    Logam dapat dibagi dalam dua golongan yaitu logam ferro atau logam besi

    dan logam non ferro yaitu logam bukan besi.

    2.1 Pengertian Logam (Ferro)

    Logam ferro adalah suatu logam paduan yang terdiri dari campuran

    unsur karbon dengan besi. Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang

    mempunyai sifat yang berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur

    dengan bermacam logam lainnya.

    Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat, seperti dapat

    ditempa dan diubah bentuk, penghantar panas dan listrik,keras (tahan

    terhadap goresan, potongan atau keausan), kenyal (tahan patah bila

    dibentang), kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil), dan liat (dapat

    ditarik).

    Besi dalam bidang keteknisan adalah besi teknis, bukan besi murni,

    karena besi murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik, persyaratan

    teknik adalah kekuatan bahan, keuletan, dan ketertahanan terhadap

    pengaruh luar (korosi, aus, bahan kimia, suhu tinggi dan sebagainya).

    Besi teknis selalu tercampur dengan unsure-unsur lain misalnya karbon

    (C), silicon (Si), mangan (Mn), Fosfor (P), dan belerang (S). Unsur-unsur

    tersebut harus dalam kadar tertentu, sesuai dengan sifat-sifat yang

    dikehendaki, secara garis besar besi teknik terbagi menjadi :

    a. Besi kasar : kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.

    b. Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.

    c. Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.

  • 5

    2.2 Sifat-Sifat Logam Besi

    Sifat Fisika

    Fase Padat

    Massa jenis (suhu kamar) 7,68 g/cm3

    Titik lebur 1811 0

    K

    (1538 0

    C , 2800 0

    F)

    Titik didih 3134 0

    K

    (2861 0

    C , 5182 0

    F)

    Kalor peleburan 13,81 kJ/mol

    Kalor penguapan 340 kJ/mol

    Sifat Kimia

    Tidak termakan oleh udara kering yang tidak mengandung CO2.

    Jika terkena udara basah akan terbentuk karat (Fe2O3. nH2O).

    Reaksi pembentukan karat, yaitu 322 O2Fe 3O 4Fe

    Bereaksi dengan uap air panas.

    Fe + uap air panas (stoom) akan menghasilkan H2 (pembuatan H2 secara

    teknik).

    Reaksi : 2432 H 4 OFe OH 4 Fe 3

    Bereaksi dengan semua asam.

    Reaksi : H FeCl HCl 2 Fe 22

    Jika timbul H2 maka selalu terbentuk senyawaan fero.

    Reaksi : H Fe 2H Fe 22

    Tidak termakan oleh basa.

    Bereaksi dengan halida.

    Reaksi : 32 FeCl2Cl32Fe

    Bereaksi dengan Sulfur terbentuk FeS.

  • 6

    2.3 Klasifikasi Logam Besi

    Logam-logam besi merupakan logam dan paduan yang mengandung

    besi (Fe) sebagai unsur utamanya dan carbon, sedangkan logam bukan besi

    merupakan logam yang tidak mengandung unsur besi.

    Logam besi dapat digolongkan dalam beberapa kelompok berdasarkan

    komposisi kimia, khususnya kadar karbon, sifat-sifat mekanis atau fisis dan

    tujuanpenggunaannya.Proses pembuatan baja dapat dilakukan berdasarkan

    proses asam dan basa yang berhubungan dengan sifat kimia yang

    meghasilkan terak dari lapisan dapur.

    Proses asam digunakan untuk memurnikan besi kasar yang

    persetasenya rendah dalam fosfor dan sulfur. Besi kadar ini dihasilkan dari

    bijih besi yang kaya silikon yang menghasilkan terak asam. Lapisan dapur

    dibangun dari batu silika (SiO2) dan mempunyai sifat yang sama dengan

    terak sehingga mencegah reaksi antara unsur fosfor dengan lapisan dapur.

    Proses basa digunakan Untuk memurnikan besi kasar yang kaya fosfor.

    Unsur itu hanya dapat dikeluarkan apabila digunakan sejumlah besar dari

    batu kapur selama berlangsung proses pemurnian, sehingga akan

    menghasilkan terak. Lapisan dapur harus terbuat dari batu kapur untuk

    mencegah reaksi antara lapisan dapur dengan unsur silikon.

    Jenis logam ferro adalah sebagai berikut :

    Besi Tuang

    Komposisinya yaitu campuran besi dan karbon. Kadar karbon sekitar 40%,

    sifatnya rapuh tidak dapat ditempa, baik untuk dituang, liat dalam

    pemadatan, lemah dalam tegangan. Digunakan untuk membuat alas mesin,

    meja perata, badan ragum, bagian-bagian mesin robot, blok slinder, dan

    cincin torak.

  • 7

    Besi Tempa

    Komposisi besi terdiri dari 99% besi murni, sifat dapat ditempa, liat, dan

    tidak dapat dituang. Besi tempa antara lain dapat digunakan untuk membuat

    rantai jangkar, kait keran, dan landasan kerja plat.

    Baja Lunak

    Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,1% - 0,3%, membuat

    sifat dapat ditempa dengan tanah liat. Digunakan untuk membuat mur,

    sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam pembangunan.

    Baja Karbon Sedang

    Komposisi campuran besi dan karbon, kadar karbon 0,4% - 0,6%. Sifat lebih

    kenyal dan keras. Digunakan untuk membuat benda kerja tempa berat,

    poros, dan rel baja.

    Baja Karbon Tinggi

    Komposisi campuran besi dan karbon. Kadar karbon 0,7% - 1,5%. Sifat dapat

    ditempa, dapat disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat

    kikir, pahat, gergaji, tap, stempel, dan alat bubut lainnya.

    Baja Karbon Tinggi Dengan Campuran

    Komposisi baja karbon tinggi ditambah nikel atau kobalt, krom atau

    tungsten, sifat rapuh, tahan suhu tinggi tanpa kehilangan kekerasan, dapat

    disepuh keras, dan dimudakan. Digunakan untuk membuat mesin bubut dan

    alat-alat mesin.

    Tabel pembagian besi dan baja menurut komposisinya.

    No Paduan Besi dan Baja Komposisi kimia (%)

    1 Besi Tuang

    - Besi tuang kelabu

    2-4% C, 1-3% Si, 0,8 % Mn (maks), 0,10

    % P (maks), 0,05% S (maks)

    Disamping terdapat perbedaan yang

    kecil dari segi komposisi, perbedaan

  • 8

    - Besi tuang potih

    - Besi tuang noduler

    - Besi tuang paduan

    sifat-sifat besi tunag ditentukan oleh

    strukutur mikro karena proses

    pembutan atau karena proses

    perlakuan panas.

    Elemen-elemen pemadu: Cr, Ni

    2 Baja Karbon

    - Baja karbon rendah

    - Baja karbon medium

    - Baja karbon tinggi

    0,08-0,35% C 0,25-1,50% Mn

    0,35-0,50% C 0,25-0,80% Si

    0,55-1,70% C 0,04% P 0,05% S

    3 Baja Paduan

    - Baja paduan rendah

    - Baja paduan medium

    Seperti pada baja karbon rendah +

    elemen-elemen pemadu kurang dari 4%

    SEPERTI Cr, Ni, Mo, Cu, Al, Ti, V, Nb, B,

    W, dll

    Seperti pada baja paduan rendah tetapi

    jumlah elemen-elemen pemadu di atas

    4%

    4 Baja Spesial

    - Baja Stainless

    a. Feritik (12-30% Cr dan kadar C

    rendah)

    b. Martensitik (12-17% Cr dan 0,1-

    1,0%C)

    c. Austenitic (17-25 % Cr dan 8-20%

    Ni)

    d. Duplek (23-30%Cr, 2,5-7% Ni, plus

    Ti dan Mo)

  • 9

    - Baja Perkakas

    e. Presipitasi (seperti pada sustenitik,

    plus elemen pemadu: Cu, Ti, Al,

    Mo, Nb, atau Ni.

    High speed steels (0.85-1,25%C, 1,5-

    20% W, 4-9,5%Mo, 3-4,5% Cr, 1-4 %V,

    5-12%Co)

    Logam Besi dan Baja

    Besi karbon rendah

    Besi karbon rendah ( wrought iron) mengandung < 0,1 %C degan 1-3 %

    terak halus yang tersebar secara merata di dalamnya. Besi ini merupakan

    hasil proses pudding atau proses aston.

    Pada proses pudding, besi kasar dicampur dengan besi bekas lalu

    dilebur dalam dapur pudding manual yang kecil (kapasitas 230 kg)

    dipanaskan dengan kokas, minyak atau gas. Kapasitas dapur kini jauh lebih

    besar dan proses pengadukan dilakukan secara mekanik. Setelah bebas dari

    kotoran-kotoran produk yang berbentuk campuran dari besi dan terak d

    ituang dari dalam dapur kemudian digiling untuk memisahkan terak.

    Pada proses aston, besi kasar dilebur dalam kupola dan dimurnikan

    dalam bejana bassemer. Logam murni kemudian dituang d ladel yang

    mengandung sejumlah terak. Karena suhu terak lebih rendah, logam cair

    cepat membeku, gas-gas yang larut bebas dari letupan-letupan sehingga

    logam pecah menjadi bagian-bagian yang kecil. Kepingan ini mengendap dan

    menjadi satu membentuk beji spons. Besi karbon rendah yang dihasilkan

    mempunyai komposisi sebagai berikut : C < 0,03 % ; Si ~ 0,13 ; S < 0,02 % ; F

    ~ 0,28 % dan Mn < 0,1 %

  • 10

    Baja

    Baja merupakan paduan yang terdiri dari biji besi, karbon dan unsur

    lainnya. Baja dapat dibentuk melalui pengecoran, pencanaian dan

    penempaan. Karbon merupakan salah satu unsur terpenting karena dapat

    meningkatkan kekerasan dan kekuatan baja. Baja merupakan logam yang

    paling banyak digunakan dalam teknik, dalam bentuk pelat, lembaran , pipa,

    batang profil dan sebagainya.

    Secara garis besar baja dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    A. Baja karbon

    Baja karbon rendah (

  • 11

    4. Tahan terhadap perubahan suhu

    5. Memiliki sifat-sifat metalurgi,seperti butir halus.

    Besi cor

    Besi cor adalah paduan besi-karbon-silika dengan unsur tambahan lain.

    Kadar karbon tinggi sehingga besi cor bersifat rapuh dan tidak dapt di tempa.

    Besi cor memiliki sifat fisis atau mekanik yang berbeda-beda, hal ini

    dipengaruhi oleh unsur paduan yang terdapat didalamnya seperti karbon,

    silikon, mangan, fosfor dan belerang. Kekuatan, kekerasan, kemampuan

    mesin, ketahanan aus, dan lain sebagainya dilebur kembali dalam dapur

    kupola. Besi kasar yang dihasilkan oleh tanur tinggi tidak cocok untuk benda

    coran dan dilebur kembali dalam dapur kupola.

    Besi cor kelabu disebut begitu oleh karena petahannya bewarna Keabu -

    abuan. Karbon yang terdapat berbentuk serpihan grafit, kekuatan tarik besi

    cor kelabu berkisar antara 140 sampai 415 Mpa akan tetapi keuletannya

    sangat rendah. Komposisinya adalah sebagai berikut :

    Unsur Kadar (% berat)

    Karbon (C) 3,00 3,50

    Silikon (Si) 1,00 2,75

    Mangan (Mn) 0,40 1,00

    Fosfor (P) 0,15 1,00

    Belerang (S) 0,02 0,15

    Besi (Fe) Sisanya

    Besi cor putih mempunyai bidang perpatahan yang putih warnanya,

    karbon disini terikat sebagai karbida, Fe3C, Fe3C atau karbida bersifat keras,

    sehingga besi cor putih yang banyak mengandung karbida sulit di mesin. Besi

    cor putih dibuat dengan cara menuangkan besi cair ke dalam cetakan logam

    dan dengan mengatur komposisi kimianya. Pendingin cepat atau chill

  • 12

    diterapkan bila dikehendaki suatu permukaan yang tahan aus seperti roda

    kereta api, rol untuk menggerus dan pelat penghancur batu.

    Besi cor mampu tempa mempunyai kekuatan tarik sekitar 380 Mpa

    dengan perpanjangan 18 %. Benda cor mampu tempa mempunyai daya

    tahan terhadap kejutan dan mudah dimesin; banyak digunakan dalam

    industry perkeretaapian, industry kendaraan bermotor, sambungan pipa dan

    industry pertanian.

    Besi cor nodular adalah jenis besi cor mampu tempa yang kuat dan ulet.

    Karbon yang terdapat berbentuk nodul grafit yang diperoleh dengan

    menambahkan bahan yang mengandung magnesium seperti nikel

    magnesium atau magnesium yang mengandung tembaga ferro silicon

    dalam besi cor kelabu cair. Jumlah magnesium yang diperlukan tergantung

    pada kadar belerang yang ada. Mula-mula kadar belerang diturunkan

    dengan cara mengubahnya menjadi sulfide magnesium. Sisa magnesium

    yang ada dapat mengubah bentuk grafit menjadi bentuk hhhnodular. Besi

    cor nodular umumnya digunakan dalam kondisi tuang (as - cast); meskipun

    demikian untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu dari benda cor, benda cor

    dapat dianil sebentar. Waktu anil yang diperlukan jauh lebih singkat

    dibandingkan dengan waktu anil besi cor mampu tempa. Karena mutu besi

    cor nodular jauh lebih baik, bahan ini dapat digunakan untuk membuat

    proses engkol dan berbagai suku cadang mesin lainnya.

    Pengaruh Unsur Kimia dalam Besi Cor

    a. Silikon

    Silicon sampai kadar 3,25% bersifat menurunkan kekuatan besi. Kadar

    silicon menentukan berapa bagian dari karbon terikat dengan besi dan

    beberapa bagian berbentuk granit (atau karbon bebas) setelah tercapai

    keadaan seimbang. Kelebihan silicon membentuk ikatan yang keras dengan

    besi, sehingga dapat dikatakan bahwa silicon di atas 3,25% akan

    meningkatkan kekerasan.

  • 13

    b. Mangan

    Dalam jumlah rendah, tidak seberapa pengaruhnya, dalam jumlah di

    atas 0,5%, mangan bereaksi dengan belerang membentuk sulfide mangan.

    Ikatan ini rendah bobot jenisnya dan dapat larut dalam terak. Mangan

    merupakan unsure deoksidasi, pemurnian sekaligus meningkatkan fluiditas,

    kekuatan dan kekerasan besi. Bila kadar ditingkatkan, kemungkinan

    terbentuknya ikatan kompleks dengan karbon meningkat dan kekerasa besi

    cor akan naik. Mangan yang hilang selama proses peleburan berkisar antara

    10 20 %.

    c. Belerang

    Belerang sangat merugikan, oleh karena itu selama proses peleburan

    selalu diusahakan untuk mengikat belerang tersebut, antara lain dengan

    menambahkan ferro mangan. Belerang yang menyebabkan terjadinya

    lubang-lubang (blowholes) membentuk ikatan dengan karbon dan

    menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan ikatan dengan

    karbon dan menurunkan fluiditas sehingga mengurangi kemampuan tuang

    besi cor. Setiap kali kita melebur besi cor, kadar belerang meningkat sebesat

    0,03%, belerang ini berasal dari bahan bakar.

    d. Fosfor

    Fosfor dapat meningkatkan fluiditas logam cair dan menurunkan titik

    cair. Oleh karena itu biasa digunakan faktor sampai 1% dalam benda cor

    kecil dan benda cor yang mempunyai bagian bagian yang tipis. Benda cor

    besar tidak memerlukan kadar fosfor yang tinggi karena tidak diperlukan

    fluiditas tambahan. Sewaktu peleburan umumnya terjadi peningkatan kadar

    fosfor sampai 0,02%. Unsur fosfor sulit beroksidasi kecuali bila dipenuhi

    beberapa persyaratan tertentu. Untuk mengendalikan kadar fosfor, perlu

    dipilih grade besi bekas yang tepat.

    Fosfor juga membentuk ikatan yang dikenal dengan nama steadit, yaitu

    campuran antara besi dan fosfida, ikatan ini keras, rapuh dan mempunyai

  • 14

    titik cair yang lebih rendah. Steadit mengandung fosfor sebanyak 10%.

    Dengan demikian besi dengan 0,50% fosfor akan mengandung sekitar 5%

    (volume) steadit.

    2.4 Jenis Baja Paduan

    Berdasarkan unsur unsur campuran dan sifat dari baja maka baja

    paduan dapat digolongkan menjadi baja dengan kekuatan tarik yang tinggi,

    tahan pakai, tahan karat, dan baja tahan panas.

    1. Baja dengan kekuatan tarik yang tinggi

    Baja ini mengandung mangan, nikel, kromium dan sering juga

    mengandung vanadium dan dapat digolongkan seperti berikut ini.

    a. Baja mangan

    Baja ini mengandung 0,35% dan 1,5% Mn dan termasuk baja murah

    tetapi kekuatannya baik, dapat didinginkan dengan minyak karena

    mengandung unsur mangan sehingga temperatur pengerasannya

    rendah dan menambah kekuatan struktur feritnya.

    b. Baja nikel

    Baja ini mengandung 0,3% C, 3% Ni, dan 0,6% Mn serta mempunyai

    kekuatan dan kekerasan yang baik, dapat didinginkan dengan minyak

    karena mengandung unsur nikel yang membuat temperature

    pengerasannya rendah. Baja ini digunakan untuk proses engkol, batang

    penggerak, dan pengguna lainnya yang hampir sama.

    c. Baja nikel kromium

    Baja ini mempunyai sifat yang keras berhubungan dengan campuran

    unsur kromium dan sifat yang liat berhubungan dengan campuran

    unsur nikel. Baja yang mengandung 0,3% C, 4,35% Ni, 1,25% Cr, dan

    0,5% Mn (mengandung nikel dan kromium yang tinggi), mempunyai

    kecepatan pendinginan yang rendah sehingga pendinginan dapat

    dilakukan dalam hembusan udara dan distorsi diperkecil. Bila unsur

    krom dicampur sendiri kedalam baja akan menyebabkan kecepatan

  • 15

    pendinginan kritis yang amat rendah, tetapi bila dicampur dengan

    bersama nikel akan diperoleh baja yang bersifat liat. Jenis baja tersebut

    digunakan untuk poros engkol dan batang penggerak. Baja nikel

    kromium menjadi rapuh apabila distemper atau disepuh pada

    temperature 250 400 0C, juga kerapuhannya tergantung pada

    komposisinya, proses ini dikenal dengan nama menemper kerapuhan

    dan baja ini dapat diperiksa dengan penyelidikan pukul tarik.

    Penambahan sekitar 0,3% molibden akan mencegah kerapuhan karena

    distemper, juga akan mengurangi pengaruh yang menyeluruh terhadap

    baja karena molibden adalah unsur berbentuk karbid.

    d. Baja kromium vanadium

    Jika baja ini ditambahkan sekitar 0,5% vanadium sehingga dapat

    memperbaiki ketahanan baja kromium terhadap guncangan atau

    getaran dan membuatnya dapat ditempa dan ditumbuk dengan mudah,

    apabila vanadium menggantikan nikel maka baja lebih cenderung

    mempengaruhi sifat sifatnya secara menyeluruh.

    2. Baja tahan pakai

    Berdasarkan unsur unsur campuran yang larut di dalamnya, baja

    terdiri dari dua macam, yaitu baja mangan berlapis austenite dan baja

    kromium.

    a. Baja mangan yang berlapis austenite

    Baja ini pada dasarnya mengandung 1,2% C, 12,5% Mn, dan 0,75% Si.

    Selain itu juga mengandung unsur unsur berbentuk karbit seperti

    kromium atau vanadium yang kekuatannya lebih baik.

    b. Baja kromium

    Jenis ini mengandung 1% C, 1,4% Cr, dan 0,45% Mn. Apabila baja ini

    mengandung unsur karbon tinggi yang bercampur bersama sama

    dengan kromium akan menghasilkan kekerasan yang tinggi sebagai hasil

  • 16

    dari pendinginan dengan minyak. Baja ini digunakan untuk peluru

    peluru bulat dan perlatan penggilingan padi.

    3. Baja tahan karat

    Baja tahan karat (stainless steel) mempunyai seratus lebih jenis yang

    berbeda beda. Akan tetapi, seluruh baja ini mempunyai satu sifat karena

    mengandung kromium yang dapat membuatnya tahan terhadap karat. Baja

    tahan karat ini dapat dibagi ke dalam tiga kelompok dasar, yakni baja tahan

    karat berlapis ferit, berlapis austenite, dan berlapis mertensite.

    a. Baja tahan karat ferit

    Baja ini mengandung unsur karbon yang rendah (sekitar 0,04% C)

    dan sebagian besar dilarutkan di dalam besi. Sementara itu, unsur

    lainnya yaitu kromium sekitar13% - 20% dan tambahan kromium

    tergantung pada tingkat ketahanan karat yang diperlukan. Baja ini tidak

    dapat dikeraskan dengan cara disepuh. Baja ini seringkali disebut besi

    tahan karat dan cocok untuk dipres, ditarik, dan dipuntir. Baja ini

    mengandung 13% kromium digunakan untuk garpu dan sendok,

    sedangkan yang mengandung 20% kromium untuk tabung sinar katoda.

    b. Baja tahan karat austenite

    Baja tahan karat austenite mengandung nikel dan kromium yang

    amat tinggi, nikel akan membuat temperature transformasinya rendah,

    sedangkan kromium akan membuat kecepatan pendinginan kritisnya

    rendah. Campuran kedua unsur itu menghasilkan struktur lapisan

    austenite pada temperature kamar. Baja ini tidak dapat dikeraskan

    melalui perlakuan panas, tetap dapat disepuh keras. Pengerjaan dan

    penyepuhan tersebut membuat baja sukar dikerjakan dengan mesin

    perkakas. Seperti baja austenite yang lain, baja tahan karat austenite

    tidak magnetis.

    Baja tahan karat yang mengandung 0,15% C, 8,5% Ni, dan 0,8% Mn

    sesuai untuk digunakan sebagai alat alat rumah tangga dan dekoratif.

  • 17

    Baja tahan karat yang mengandung 0,05% C, 18,55% Cr, 10% Ni, dan

    0,8% Mn, baik untuk dikerjakan dengan cara penarikan dalam karena

    kandungan karbonnya rendah. Baja tahan karat yang mengandung 0,3%

    C, 21% Cr, 9% Ni, dan 0,7% Mn sesuai untuk dituang.

    Kebanyakan baja tahan karat austensite mengandung sekitar 18%

    kromium dan 8% nikel. proporsi unsur kromium dan nikel sedikit

    berbeda dengan penambahan dalam proporsi yang kecil dari unsure

    molybdenum, titanium, dan tembaga untuk menghasilkan sifat sifat

    yang special. Baja dalam kelompok ini digunakan apabila diperlukannya

    ketahanan terhadap panas.

    c. Baja tahan karat mertensite

    Baja tahan karat mertensit mengandung sejumlah besar unsur

    karbon dan dapat dikeraskan melalui perlakuan panas, juga

    mempengaruhi sifat sifatnya melalui pengerasan dan

    penyepuhan.Baja yang mengandung 0,1% C, 13% Cr, dan 0,5% Mn ini

    dapat didinginkan untuk memperbaiki kekuatannya, tetapi tidak

    menambah kekerasan. Baja ini seringkali disebut besi tahan karat dan

    digunakan khususnya untuk peralatan gas turbin dan pekerjaan

    dekoratif.

    4. Baja tahan panas

    Masalah utama yang berhubungan dengan penggunaan temperature

    tinggi adalah kehilangan kekuatan, beban rangkak, serangan oksidasi, dan

    unsur kimia. Kekuatannya pada temperature tinggi dapat diperbaiki dengan

    menaikkan temperature transformasinya dan penambahan unsur kromium

    atau dengan merendahkan temperature transformasinya dan penambahan

    unsur nikel.

    Kedua pengerjaan itu akan menghasilkan struktur austensite. Sejumlah

    kecil tambahan unsur titanium, aluminium, molybdenum dengan karbon

    akan menaikkan kekuatan dan memperbaiki ketahanannya terhadap beban

  • 18

    rangkak. Unsur nikel akan membantu penahanan kekuatan pada

    temperature tinggi dengan memperlambat atau menahan pertumbuhan

    butiran butiran yang baru. Ketahanannya terhadap oksidasi dan serangan

    kimia dapat diperbaiki dengan menambahkan silicon atau kromium.

    5. Baja paduan yang digunakan pada temperature rendah

    a. Baja pegas

    Pegas kendaraan dibuat dari baja yang mengandung sekitar 0,8% C

    sesuai dengan sifat sifatnya yang dibutuhkan dan ditambahkan dengan

    lebih dari 0,4% Si dan 0,8 % Mn. Baja pegas dikeraskan dengan

    pendinginan air atau minyak sesuai dengan komposisinya. Pegas katup

    dibuat dari baja yang sama dengan pegas kendaraan juga ditambahkan

    1,5% Cr dan 0,17% V ke dalam karbon dan nikel.

    b. Baja katup mesin (motor)

    Katup yang menerima beban rendah digunakan baja yang

    mengandung 0,3% C, 3,5% Ni, 0,35% Cr, dan 0,35% Si. Kandungan unsur

    silicon dan kromium menaikkan beban yang dapat diterima katup

    sehingga dapat menerima beban yang berat. Katup untuk motor

    pesawat terbang dibuat dari baja austensite dengan kandungan sekitar

    10 % Ni dan 12 -16% Cr. Katup pompa seringkali dibuat berlubang dan

    mengandung natrium untuk pendinginan.

    2.5 Proses Pembuatan Logam Besi

    Bijih ialah mineral atau batu-batuan yang mengandung satu macam atau

    beberapa macam logam dalam prosentase yang cukup banyak untuk

    dijadikan bahan tambang. Banyaknya logam yang terkandung dalam bijih itu

    berbeda-beda. Logam dalam keadaan murni jarang sekali terdapat di dalam

    bumi, kebanyakan merupakan senyawa-senyawa oksida, sulfida, karbonat,

    dan sulfat yang merupakan bijih logam yang perlu diproses menjadi bahan

  • 19

    logam yang bermanfaat bagi manusia.Jenis bijih besi yang lazim digunakan

    adalah hematite, magnetite, siderite, dan himosit.

    Hematite (Fe2O3) adalah bijih besi yang paling banyak dimanfaatkan

    karena kadar besinya tinggi, sedangkan kadar kotorannya relative rendah.

    Meskipun pirirt (FeS2) banyak ditemukan, jenis bijih ini tidak digunakan

    dikarenakan kadar sulfur tinggi sehingga diperlukan pemurniaan tambahan.

    Bijih besi diolah dalam tanur atau dapur tinggi untuk menghasilkan besi

    kasar. Besi kasar adalah bahan baku untuk pembuatan besi cor (cast iron),

    besi tempa (wrought iron), dan baja (steel). Ketiga macam bahan itu banyak

    dipakai dalam bidang teknik.

    Baja adalah logam paduan antara besi dan karbon dengan kadar

    karbonnya secara teoritis maksimum 1,7%. Besi cor adalah logam paduan

    antara beara besi dan karbon yang kadarnya 1,7%-3,5%. Besi tempa adalah

    baja yang mempunyai kadar karbon rendah.

    2.5.1 Pembuatan Besi Kasar (INGOT)

    Bahan utama untuk membuat besi kasar adalah bijih besi. Berbagai

    macam bijih besi yang terdapat di dalam kulit bumi berupa oksid besi dan

    karbonat besi, diantaranya yang terpenting adalah sebagai berikut :

    1. Batu besi coklat (2Fe2O3 + 3H2O) dengan kandungan besi berkisar 40%.

    2. Batu besi merah yang juga disebut hematit (Fe2O3) dengan kandungan

    besi berkisar 50%.

    3. Batu besi magnet (Fe2O4) berwarna hijau tua kehitaman, bersifat

    magnetis dengan mengandung besi berkisar 60%.

    4. Batu besi kalsit atau spat (FeCO3) yang juga disebut sferosiderit dengan

    mengandung besi berkisar 40%.

    Bijih besi dari tambang biasanya masih bercampur dengan pasir, tanah

    liat, dan batu-batuan dalam bongkah-bongkahan yang tidak sama besar.

    Untuk kelancaran proses pengolahan bijih besi, bongkah-bongkah tersebut

  • 20

    dipecahkan dengan mesin pemecah, kemudian disortir antara bijih besih dan

    batu-batuan ikutan dengan tromol magnet. Pekerjaan selanjutnya adalah

    mencuci bijih besi tersebut dan mengelompokkan menurut besarnya,

    bijihbesi halus dan butir-butir yang kecil diaglomir di dalam dapur sinter atau

    rol hingga berupa bola-bola yang dapat dipakai kembali sebagai isi dapur.

    Setelah bijih besi itu dipanggang di dalam dapur panggang agar kering

    dan unsur-unsur yang mudah menjadi gas keluar dari bijih kemudian dibawa

    ke dapur tinggi diolah menjadi besi kasar. Dapur tinggi mempunyai bentuk

    dua buah kerucut yang berdiri satu di atas yang lain pada alasnya. Pada

    bagian atas adalah tungkunya yang melebar ke bawah, sehingga muatannya

    dengan mudah meluncur kebawah dan tidak terjadi kemacetan. Bagian

    bawah melebar ke atas dengan maksud agar muatannya tetap berada di

    bagian ini. Dapur tinggi dibuat dari susunan batu tahan api yang diberi

    selubung baja pelat untuk memperkokoh konstruksinya. Dapur diisi dari atas

    dengan alat pengisi. Berturut-turut dimasukkan kokas, bahan tambahan

    (batu kapur) dan bijih besi.

    Kokas adalah arang batu bara yaitu batu bara yang sudah didestilasikan

    secara kering dan mengandung belerang yang sangat rendah sekali. Kokas

    berfungsi sebagai bahan bakarnya dan membutuhkan zat asam yang banyak

    sebagai pengembus. Agar proses dapat berjalan dengan cepat udara

    pengembus itu perlu dipanaskan terlebih dahulu di dalam dapur pemanas

    udara.

    Besi cair di dalam dapur tinggi, kemudian dicerat dan dituang menjadi

    besi kasar, dalam bentuk balok-balok besi kasar yang digunakan sebagai

    bahan ancuran untuk pembuatan besi tuang (di dalam dapur kubah), atau

    dalam keadaan cair dipindahkan pada bagian pembuatan baja di dalam

    konvertor atau dapur baja yang lain, misalnya dapur Siemen Martin. Batu

    kapur sebagai bahan tambahan gunanya untuk mengikat abu kokas dan

    batu-batu ikutan hingga menjadi terak yang dengan mudah dapat dipisahkan

  • 21

    dari besi kasar. Terak itu sendiri di dalam proses berfungsi sebagai pelindung

    cairan besi kasar dari oksida yang mungkin mengurangi hasil yang diperoleh

    karena terbakarnya besi kasar cair itu. Batu kapur (CaCO3) terurai mengikat

    batu-batu ikutan dan unsur-unsur lain.

    Komposisi besi kasar dapat dikendalikan melalui pengaturan kondisi

    operasi dan pemilihan susunan campuran bahan baku.

    Tabel Klasifikasi Besi Kasar

    Mutu besi Silikon Belerang Fosfor Mangan

    Pengecoran No.1

    Pengecoran No.2

    Pengencoran No.3

    Mampu-tempa

    (malleable)

    Bessemer

    Basa

    2,5-3,0

    2,0-2,5

    1,5-2,0

    0,75-1,5

    1,0-2,0

    < 1,0

    < 0,035

    < 0,045

    < 0,055

    < 0,050

    < 0,050

    < 0,050

    0,05-1,0

    0,05-1,0

    0,05-1,0

    < 0,2

    < 0,1

    < 0,1

    < 1,0

    < 1,0

    < 1,0

    < 1,0

    < 1,0

    < 1,0

    2.5.2 Proses dalam Dapur Tinggi

    Prinsip dari proses dapur tinggi adalah prinsip reduksi. Pada proses ini

    zat karbon monoksida dapat menyerap zat asam dari ikatan-ikatan besi zat

    asam pada suhu tinggi. Pada pembakaran suhu tinggi + 1800oC dengan udara

    panas, maka dihasilkan suhu yang dapat menyelenggarakan reduksi

    tersebut. Agar tidak terjadi pembuntuan karena proses berlangsung maka

    diberi batu kapur sebagai bahan tambahan. Bahan tambahan bersifat asam

    apabila bijih besinya mempunyai sifat basa dan sebaliknya bahan tambahan

    diberikan yang bersifat basa apabila bijih besi bersifat asam.

    Gas yang terbentuk dalam dapur tinggi selanjutnya dialirkan keluar

    melalui bagian atas dan ke dalam pemanas udara. Terak yang menetes ke

    bawah melindungi besi kasar dari oksida oleh udara panas yang dimasukkan,

  • 22

    terak ini kemudian dipisahkan. Proses reduksi di dalam dapur tinggi tersebut

    berlangsung sebagai berikut:

    Zat arang dari kokas terbakar menurut reaksi : C + O2 CO2 sebagian dari

    CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang berada ditempat yang

    lebih atas yaitu gas CO. CO2 + C 2CO Di bagian atas dapur tinggi pada

    suhu 3000 sampai 8000 C oksid besi yang lebih tinggi diubah menjadi oksid

    yang lebih rendah oleh reduksi tidak langsung dengan CO tersebut menurut

    prinsip : Fe2O3 + CO 2FeO + CO2

    Pada waktu proses berlangsung muatan turun ke bawah dan terjadi

    reduksi tidak langsung menurut prinsip : FeO+CO FeO+CO2

    Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang

    mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen. Sedangkan

    reduksi langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari dapur, yaitu

    langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung sebagai berikut.

    FeO + C Fe + CO.

    CO yang terbentuk itulah yang naik ke atas untuk mengadakan reduksi

    tidak langsung tadi. Setiap 4 sampai 6 jam dapur tinggi dicerat, pertama

    dikeluarkan teraknya dan baru kemudian besi. Besi yang keluar dari dapur

    tinggi disebut besi kasar atau besi mentah yang digunakan untuk membuat

    baja pada dapur pengolahan baja atau dituang menjadi balok-balok tuangan

    yang dikirimkan pada pabrik-pabrik pembuatan baja sebagai bahan baku.

    Besi cair dicerat dan dituang menjadi besi kasar dalam bentuk balok-balok

    besi kasar yang digunakan sebagai bahan ancuran untuk pembuatan besi

    tuang (di dalam dapur kubah) atau masih dalam keadaan cair dipindahkan

    pada bagian pembuatan baja (dapur Siemen Martin).

    Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi

    bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan isolasi atau

    sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan dari proses dapur

    tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar sebagai bahan ancuran di

  • 23

    pabrik penuangan, perlu dicampur dahulu di dalam bak pencampur agar

    kualitas dan susunannya seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi

    kasar cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan

    besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan besi kasar yang

    sedikit mengandung belerang di dalam bak pencampur tersebut dipanaskan

    lagi menggunakan gas dapur tinggi.

    Proses Pembuatan Besi-Baja:

    Proses Reduksi Tidak Langsung (Indirect Reduction)

    Pada proses ini menggunakan tungku tanur tinggi (blast furnace) dengan

    porsi 80% diproduksi dunia. Besi kasar dihasilkan dalam tanur tinggi.

    Diameter tanur tinggi sekitar 8m dan tingginya mencapai 60 m. Bahan baku

    yang terdiri dari campuran bijih, kokas, dan batu kapur, dinaikkan ke puncak

    tanur dengan pemuat otomatis, kemudian dimasukkan ke dalam hopper.

    Hematit akan dimasukkan ke dalam blast furnace, disertai denganbeberapa

    bahan lainnya seperti kokas (coke), batu kapur(limestone), dan udara panas.

    Bahan baku yang terdiri dari campuran biji besi, kokas, dan batu kapur,

    dinaikkan ke puncakblast furnace. Bahan baku tersebut disusun secara

    berlapis-lapis.

    Setelah bahan-bahan dimasukkan ke dalam blast furnace, lalu udara

    panas dialirkan dari dasar tungku dan menyebabkan kokas terbakar sehingga

    nantinya akan membentuk karbon monoksida (CO). Reaksi reduksi pun

    terjadi, yaitu sebagai berikut :

    Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2

    Dengan digunakannya udara panas, dapat dihemat penggunaan kokas

    sebesar 30% lebih. Udara dipanaskan dalam pemanas mula yang berbentuk

    menara silindris, sampai sekitar 500C. Kalor yang diperlukan berasal dari

    reaksi pembakaran gas karbon monoksida yang keluar dari tanur. Udara

  • 24

    panas tersebut memasuki tanur melalui tuyer yang terletak tepat di atas

    pusat pengumpulan besi cair.

    Maka didapatlah besi (Fe) yang kita inginkan. Namun besi tersebut

    masih mengandung karbon yang cukup banyak yaitu 3% 4,5%, padahal besi

    yang paling banyak digunakan saat ini adalah yang berkadar karbon kurang

    dari 1% saja. Besi yang mengandung karbon dengan kadar >4% biasa disebut

    pig iron.

    Batu kapur digunakan sebagai fluks yang mengikat kotoran-kotoran

    yang terdapat dalam bijih-bijih besi dan membentuk terak cair. Terak cair ini

    lebih ringan dari besi cair dan terapung diatasnya dan secara berkala akan

    disadap. Besi cair yang telah bebas dari kotoran-kotoran dialirkan kedalam

    cetakan setiap 5 6 jam.

    Gambar 1. Blast furnace

    Terak dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan (campuran beton)

    atau sebagai bahan isolasi panas. Gas panas dibersihkan dan digunakan

    untuk pemanas mula udara, untuk membangkitkan energi atau sebagai

    media pembakar dapur-dapur lainnya.

  • 25

    Perlu diperhatikan bahwa bijih besi yang akan dimasukkan ke dalam

    blast furnaceharuslah digumpalkan terlebih dahulu. Hal tersebut berguna

    agar aliran udara panas bisa dengan mudah bergerak melewati celan-celah

    biji besi dan tentunya akan mempercepat proses reduksi. Komposisi besi

    kasar dapat dikendalikan melalui pengaturan kondisi operasi dan pemilihan

    susunan campuran bahan baku.

    Gambar 2. Tanur tinggi

    Proses Reduksi Langsung (Direct Reduction)

    Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons

    (sponge iron). Juga disebut besi spons dihasilkan dari reduksi langsung dari

    bijih besi (dalam bentuk gumpalan, pelet atau denda) dengan mengurangi

    gas yang dihasilkan dari gas alam atau batubara. Gas pereduksi adalah

    mayoritas campuran hidrogen (H2) dan karbon monoksida (CO) yang

    bertindak sebagai pereduksi. Proses langsung mengurangi bijih besi dalam

    bentuk padat dengan mengurangi gas disebut reduksi langsung.

  • 26

    Proses reduksi langsung dianggap lebih efisien daripada tanur tiup .

    Karena beroperasi pada suhu yang lebih rendah, dan ada beberapa faktor

    lain yang membuatnya ekonomis. Berikut adalah contoh proses reduksi

    langsung antara lain :

    a) HYL process

    HYL Direct Reduction Proses (reduksi langsung) adalah hasil usaha riset

    yang dimulai oleh Hojalata y L.Mina, S.A., pada permulaan tahun 1950-

    an. Usaha ini muncul dari tekanan kebutuhan yang semakin meningkat

    dan harus memperoleh bahan baku yang cukup mutu dan pada harga

    yang stabil untuk produksi lembaran baja(sheet steel).

    Dalam proses ini digunakan gas reduktor dari LNG (Liquid Natural Gas),

    gas alam cair ini direaksikan dengan uap air panas (H2O).

    b) Midrex Process

    Gambar 3. Midrex process

    Proses ini didasarkan pada tekanan rendah, udara bergerak berlawanan

    arus ke bijih oksida besi pelet padat. Di dalam proses reduksi langsung ini,

    bijih besi direaksikan dengan gas alam sehingga terbentuklah butiran besi

    yang dinamakan besi spons. Besi spons kemudian diolah lebih lanjut di

  • 27

    dalam sebuah tungku yang bernama dapur listrik (Electric Arc Furnace). Di

    sini besi spons akan dicampur dengan besi tua (scrap), dan paduan fero

    untuk diubah menjadi batangan baja, biasa disebut billet. Proses ini sangat

    efektif untuk mereduksi oksida-oksida dan belerang sehingga dapat

    dimanfaatkan bijih besi berkadar rendah.

    Proses reduksi langsung ini salah satunya dipakai oleh P.T. Karakatau

    Steel. Fungsi dari gas alam itu sendiri sebenarnya adakalah sebagai gas

    reduktor, dimana gas alam mengandung CO dan H2, yang dapat bereaksi

    dengan bijih menghasilkan besi murni (Fe) berkualitas tinggi.

    Keuntungan dari proses reduksi langsung ketimbang blast furnace adalah :

    Besi spons memiliki kandungan besi lebih tinggi ketimbang pig iron, hasil

    blast furnace.

    Zat reduktor menggunakan gas (CO atau H2) yang terkandung dalam gas

    alam, sehingga tidak diperlukan kokas yang harganya cukup mahal.

    Perbedaan proses reduksi langsung dan reduksi tidak langsung :

    Reaksinya berbeda,pada reduksi tidak langsung Fe diperoleh dari

    beberapa tahap reaksi, pada reduksi langsung dengan1 tahap reaksi

    sudah dapat diperoleh Fe murni.

    Hasil akhirnya berbeda, Output dari reduksi tidak langsung adalah

    berupa Fe dalam keadaan cair (pig iron) , sedangkan output dari reduksi

    langsung adalah Fe dalam keadaan padat (sponge iron)

    Sumber gas reduktornya berbeda, indirect reduction menggunakan

    kokas untuk menghasilkan gas reduktor CO, sedangkan direct reduction

    menggunakan CH4

    Kualitasnya berbeda, reduksi langsung menghasilkan besi dengan

    kualitas yang lebih baik daripada reduksi tidak langsung. Karena reduksi

    tidak langsung menggunakan kokas untuk menghasilkan gas reduktor.

    Kokas berasal dari batubara yang mengadung sulfur, dimana S tersebut

  • 28

    dapat ikut masuk kedalam besi hasil reduksi, yang mengakibatkan besi

    mengalami retak panas (hot shortness).

    2.6 Manfaat Logam Besi

    Beberapa manfaat dari logam besi, yaitu

    Bidang industri :

    Logam besi: digunakan untuk membuat konstruksi jembatan, badan

    kendaraan, rel kereta api, dan konstruksi bangunan lainnya.

    Stainless steel : digunakan untuk membuat peralatan industri, peralatan

    rumah tangga , dan komponen kendaraan bermotor.

    Baja nikel, baja mangan, baja kromium: untuk membuat senjata dan

    kawat.

    Besi (III) klorida atau feri klorida digunakan dalam pengolahan limbah

    dan pengecatan.

    Besi (II) sulfat : digunakan dalam perawatan tekstil dan pengerasaan

    alumunium, pembuatan tinta.

    Besi (II) oksida (FeO) : sebagai pewarna tegel atau ubin.

    Senyawa besi juga terdapat pada sayur-sayuran, dan dalam tubuh

    kita. Contohnya: Hemoglobin, terdapat dalam darah. Myoglobin,

    terdapat di dalam sel-sel otot, mengandung Fe bentuk Ferro.

    Fe(OH)3 : digunakan untuk bahan cat

    Bidang Laboratorium :

    Besi (III) klorida atau feri klorida digunakan sebagai katalis dan koagulan.

  • 29

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Logam terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :

    Logam Ferro, dan

    Logam Non Ferro.

    Logam besi bila direaksikan dengan Oksigen maka akan terjadinya proses

    korosif, menjadi Fe2O3.

    Besi maupun baja memiliki manfaat salah satunya sebagai pembuatan alat

    industri, alat rumah tangga, kawat maupun sebagai katalis dan koagulan.

    Secara garis besar besi teknik terbagi menjadi 3, yaitu:

    Besi kasar : kadar karbon lebih besar dari 3,5%, tidak dapat ditempa.

    Besi : kadar karbon lebih besar dari 2,5%, tidak dapat ditempa.

    Baja : kadar karbon kurang dari 1,7%, dapat ditempa.

    Berdasarkan klasifikasinya, logam besi terbagi dalam 6 macam yaitu :

    Besi Tuang

    Besi Tempa

    Besi Lunak

    Baja Karbon Tinggi

    Baja Karbon Sedang, dan

    Baja Karbon Tinggi dengan Campuran.

  • 30

    DAFTAR PUSTAKA

    http://egis18.wordpress.com/2010/08/08/logam-ferro-dan-non-ferro/

    http://ibenkguevara.blogspot.com/2012/09/logam-ferro-dan-non-ferro.html

    http://www.slideshare.net/bellacross5/savedfiles?s_title=unsur-fe-besi-

    15686519&user_login=NurLatifah1&from=

    http://zahidiadliwaad.blogspot.com/2012/11/peleburan-bijih-besi-dan-dapur-

    dapur.html

    http://www.youtube.com/watch?v=EmJ1RwGPkM0

    Zurohaina. 2013. Bahan Konstruksi Kimia. Palembang: Jurusan Teknik Kimia

    Politeknik Negeri Sriwijaya.