eksplorasi umum mineral logam mulia dan logam dasar di

14
1 EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT Oleh : 1) Kisman, 2) Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral Logam, Pusat Sumber Daya Geologi Sari Eksplorasi umum mineral logam di daerah perbatasan Sarawak-Malaysia dengan Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat dilakukan dengan metoda pemercontoan geokimia tanah, batuan, sedimen sungai aktif dan konsentrat dulang. Lokasi penyelidikan didaerah Gunung Rawan dan sekitarnya yang secara administratif bagian selatan termasuk wilayah Kecamatan Entikong dan Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Sedangkan bagian utara termasuk daerah Kedup, Sarawak. Geologi daerah penyelidikan disusun oleh satuan batuan gunungapi, satuan batuan malihan dan intrusi dengan struktur geologi berupa sesar normal maupun sesar geser dengan arah umum baratlaut-tenggara dan utara selatan. Gejala ubahan ditemukan pada batuan andesit dan meta sedimen berupa silisifikasi dan propilitisasi dengan kehadiran klorit dan mineralisasi pirit dan beberapa logam lainnya seperti kalkopirit dan bornit. Mineralisasi sulfida pirit baik tersebar maupun mengisi retakan teramati pada batuan breksi gunungapi. Selain itu dijumpai juga float urat kuarsa berwarna putih susu berongga hitam manganis dan terdapat mineral pirit mengisi bidang retakan Hasil analisa geokimia unsur dari conto tanah menunjukan anomali As dan Sb terdapat di lereng bagian selatan Gunung Rawan. Unsur As dan Sb sebagai path finder element yang kuat terhadap terbentuknya mineralisasi emas. Pola sebaran ini mencerminkan adanya potensi mineralisasi logam mulia dilokasi ini. dimana kadar Au tertinggi dari conto tanah juga berlokasi di lereng yang sama Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan metoda eksplorasi geofisika untuk mengetahui keadaan mineralisasi bawah permukaan. Kata kunci : Gunung Rawan, mineralisasi, silisifikasi, intrusi PENDAHULUAN Percepatan pengungkapan mineral strategis di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain merupakan salah satu program prioritas pemerintah. Hal ini dilakukan karena data dan informasi sumber daya mineral ke depan akan mampu untuk berkontribusi dalam kebijakan penataan ruang di wilayah perbatasan tersebut. Sebagai implementasi dari program prioritas tersebut maka dilakukan eksplorasi umum mineral logam di daerah perbatasan Sarawak - Malaysia dengan Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat. Kegiatan eksplorasi ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia dengan Jabatan Mineral dan Geosains (JMG), Kementerian Sumber Asli dan Lingkungan, Malaysia dalam kerangka kerjasama ilmiah dan teknik bidang geologi , sumber daya mineral dan energi . Lokasi kegiatan eksplorasi berada di daerah Gunung Rawan yang merupakan daerah perbatasan dimana area bagian selatannya termasuk dalam wilayah Kabupaten Sanggau, Kalimantan

Upload: nguyennhan

Post on 12-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

1

EKSPLORASI UMUM MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR DI DAERAH PERBATASAN MALAYSIA-KABUPATEN SANGGAU

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Oleh : 1) Kisman, 2) Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral Logam, Pusat Sumber Daya Geologi

Sari Eksplorasi umum mineral logam di daerah perbatasan Sarawak-Malaysia dengan

Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat dilakukan dengan metoda pemercontoan geokimia tanah, batuan, sedimen sungai aktif dan konsentrat dulang. Lokasi penyelidikan didaerah Gunung Rawan dan sekitarnya yang secara administratif bagian selatan termasuk wilayah Kecamatan Entikong dan Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Sedangkan bagian utara termasuk daerah Kedup, Sarawak.

Geologi daerah penyelidikan disusun oleh satuan batuan gunungapi, satuan batuan malihan dan intrusi dengan struktur geologi berupa sesar normal maupun sesar geser dengan arah umum baratlaut-tenggara dan utara selatan.

Gejala ubahan ditemukan pada batuan andesit dan meta sedimen berupa silisifikasi dan propilitisasi dengan kehadiran klorit dan mineralisasi pirit dan beberapa logam lainnya seperti kalkopirit dan bornit. Mineralisasi sulfida pirit baik tersebar maupun mengisi retakan teramati pada batuan breksi gunungapi. Selain itu dijumpai juga float urat kuarsa berwarna putih susu berongga hitam manganis dan terdapat mineral pirit mengisi bidang retakan

Hasil analisa geokimia unsur dari conto tanah menunjukan anomali As dan Sb terdapat di lereng bagian selatan Gunung Rawan. Unsur As dan Sb sebagai path finder element yang kuat terhadap terbentuknya mineralisasi emas. Pola sebaran ini mencerminkan adanya potensi mineralisasi logam mulia dilokasi ini. dimana kadar Au tertinggi dari conto tanah juga berlokasi di lereng yang sama Oleh karena itu perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut dengan metoda eksplorasi geofisika untuk mengetahui keadaan mineralisasi bawah permukaan. Kata kunci : Gunung Rawan, mineralisasi, silisifikasi, intrusi

PENDAHULUAN

Percepatan pengungkapan mineral

strategis di wilayah perbatasan Indonesia

dengan negara lain merupakan salah satu

program prioritas pemerintah. Hal ini

dilakukan karena data dan informasi

sumber daya mineral ke depan akan

mampu untuk berkontribusi dalam

kebijakan penataan ruang di wilayah

perbatasan tersebut.

Sebagai implementasi dari

program prioritas tersebut maka dilakukan

eksplorasi umum mineral logam di daerah

perbatasan Sarawak - Malaysia dengan

Kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat.

Kegiatan eksplorasi ini merupakan tindak

lanjut dari Memorandum of Understanding

(MoU) antara Badan Geologi,

Kementerian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Republik Indonesia dengan

Jabatan Mineral dan Geosains (JMG),

Kementerian Sumber Asli dan

Lingkungan, Malaysia dalam kerangka

kerjasama ilmiah dan teknik bidang

geologi , sumber daya mineral dan energi

.

Lokasi kegiatan eksplorasi berada

di daerah Gunung Rawan yang

merupakan daerah perbatasan dimana

area bagian selatannya termasuk dalam

wilayah Kabupaten Sanggau, Kalimantan

Page 2: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

2

Barat dan area bagian utara termasuk

dalam wilayah Kedup, Sarawak-Malaysia

(Gambar 1).

Gunung Rawan termasuk salah

satu rangkaian gunung yang memanjang

ke arah timur di wilayah Sarawak dimana

terdapat indikasi mineralisasi logam mulia

emas (JMG Sarawak, 2013). Eksplorasi

yang dilakukan di daerah Gunung Rawan

dan sekitarnya ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi yang lebih akurat

mengenai indikasi mineralisasi di bagian

wilayah Indonesia.

Gambar 1. Peta lokasi penyelidikan

METODOLOGI

Eksplorasi yang dilakukan dengan

cara pengamatan geologi konvensional

disertai pengambilan conto tanah horizon

B dengan metoda ridge and spur, conto

batuan dengan chip sampling, conto

konsentrat mineral berat dengan

pendulangan dan conto endapan sungai

aktif dengan saringan berukuran - 80

mesh. Analisis kimia unsur (Au, Ag, As,

Sb, Hg, Cu, Pb, Zn, Fe, Mn dan Li) di

laboratorium dilakukan dengan metoda

AAS. Pengolahan data hasil analisis

laboratorium dengan statistik deskripsi

sederhana menggunakan program excel

dan plotting dalam peta dengan program

Mapinfo-11.

GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

Morfologi daerah penyelidikan

dapat dibagi dalam tiga satuan morfologi

yaitu pedataran, bukit rendah

bergelombang, perbukitan tinggi dan

terjal. Umumnya satuan morfologi

perbukitan rendah bergelombang dan

satuan morfologi perbukitan tinggi

menempati bagian utara daerah

penyelidikan yang memanjang dari timur

ke barat. Puncak Gunung Rawan dengan

elevasi sekitar 955 meter terletak di

bagian barat daerah penyelidikan

(Gambar 2).

Gambar 2. Morfologi bukit rendah bergelombang, perbukitan tinggi dan terjal dengan puncak Gunung Rawan

Stratigrafi daerah penyelidikan

tersusun oleh satuan batuan dari umur tua

ke muda dengan susunan sebagai berikut

(Gambar 11):

Page 3: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

3

Satuan batuan malihan berupa

batutanduk (hornfels) berwarna abu-abu

tua. ( Gambar 3). Penyebaran satuan

batuan ini dijumpai di bagian timur daerah

penyelidikan yang secara administratif

termasuk ke dalam wilayah Dusun

Bungkang, Desa Bungkang Kecamatan

Sekayam. Satuan batuan ini menempati

satuan morfologi perbukitan tinggi dan

terjal dengan puncak tertingginya adalah

Bukit Sumut. Satuan batuan malihan ini

dinisbikan sebagai anggota dari Kelompok

Balai Sebut ( Supriatna, S., dkk, 1993).

Gambar 3. Singkapan batuan malihan

(hornfels) dengan didaerah Dusun

Bungkang

Satuan batuan gunungapi terdiri

atas batuan andesit dan breksi tufa yang

telah mengalami propilitisasi dengan

mineral sulfida berupa pirit halus

tersebar. Singkapan batuan andesit

dijumpai di Bukit Sumut di daerah

Bungkang.

Satuan batuan andesit dan tufa

breksi andesitik yang dijumpai di daerah

penyelidikan diduga sebagai bagian dari

Batuan Gunungapi Serian. Penyebaran

satuan batuan ini yang tersingkap di

bagian timur daerah penyelidikan

terutama disekitar Bukit Sumut di wilayah

Dusun Bungkang dan Bantan,

Kecamatan Sekayam.

Satuan batuan diorit

penyebarannya lebih terkonsentrasi di

sekitar daerah Gunung Rawan yang

merupakan batuan intrusi seperti yang

dijumpai di S. Pedunun (Gambar 4)

Gambar 4. Singkapan batuan diorit di

Sungai Pedunun

Satuan endapan aluvial berupa

kerakal-kerikil, pasir dan lumpur.

Penyebaran satuan berda di daerah

pedataran dan sepanjang meander

sungai. Daerah aluvial umumnya sudah

dimanfatkan oleh masyarakat untuk lahan

pertanian sawah maupun ladang/kebun.

Struktur geologi yang terdapat didaerah

penyelidikan berupa sesar normal

maupun sesar geser dengan arah umum

baratlaut-tenggara dan utara selatan.

Akibat adanya intrusi diorit ini

maka diperkirakan terjadi ubahan batuan

Page 4: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

4

pada batuan andesit dan meta sedimen

berupa silisifikasi (RH14-33F) dan

propilitisasi (RK14-19F) dengan

kehadiran klorit , pirit dan beberapa logam

lainnya seperti kalkopirit dan bornit.

Mineralisasi sulfida pirit baik tersebar

maupun mengisi retakan teramati pada

batuan breksi gunungapi yang

terpropilitkan dijumpai di Sungai Etama

(Gambar 5). Selain itu pada anak Sungai

Entenuh dijumpai float urat kuarsa

berwarna putih susu berongga hitam

manganis dan terdapat mineral pirit

mengisi bidang retakan .

Gambar 5. Ubahan propilitik breksi gunungapi dengan mineral pirit di Sungai Etama

ANALISIS DAN HASIL

Mineralisasi sulfida yang teramati

dilapangan dari float batuan berupa pirit,

kalkopirit yang ditemukan pada lokasi

dengan nomor conto RK14-19F. Namun

hasil pemeriksaan mineragrafi dari

sayatan poles batuan di bawah mikroskop

cahaya pantul teridentifikasi mineral pirit,

kalkopirit, bornit dan kalkosit, berbutir

halus hingga + 0,3 mm, bentuk subhedral

hingga anhedral dengan paragenesa

sebagai berikut : ( Gambar 6).

Paragenesa : Pirit Kalkopirit Bornit Kalkosit

Hidrous Iron Oxide

Komposisi (% volume) Pirit (2), Kalkopirit (trace)

Gambar 6a. Fotomikrograf sayatan poles pirit dan kalkopirit yang nampak tersebar dalam massa silikat Conto RK14-19F

Gambar 6b. Fotomikrograf sayatan poles kalkopirit yang nampak terubah menjadi bornit dan kalkosit dalam massa silikat

Analisis statistik deskriptif terhadap

nilai unsur dari conto tanah berupa mean,

standar deviasi, jumlah conto, nilai

minimal, nilai maksimal dan tingkat

Page 5: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

5

kepercayaan hasil pengukuran

laboratorium untuk 146 conto tanah

horizon B dari daerah Kecamatan

Sekayam, Kecamatan Entikong dan

sekitarnya disajikan dalam Tabel 1.

Setiap conto dianalisis sebanyak

sebelas unsur logam yaitu :Au, Ag, As,

Sb, Hg, Cu, Pb, Zn, Mn, Fe dan Li.

Penyontohan didaerah penyelidikan

terkumpul sebanyak 35 conto batuan, 146

conto tanah permukaan dan dari sumur uji

atau bukaan dengan satuan kadar ppm

kecuali Au dan Hg dalam ppb. Peta lokasi

conto disajikan pada Gambar 7.

Penentuan besarnya anomali

unsur kimia dibuat menjadi empat kelas

yaitu :

Kelas-1 nilai minimum s.d. mean

Kelas-2 mean s.d. mean + Standar

deviasi

Kelas-3 mean + Standar deviasi s.d.

mean + 2 Standar deviasi

Kelas-4 mean + 2 Standar deviasi s.d.

nilai maksimum.

Penggambaran peta sebaran

unsur dibuat berdasarkan kelas yang ada

dengan perbedaan warna dan besarnya

lingkaran padat pada setiap titik-titik

lokasi. Perbedaan warna yang kontras

antar kelas dimaksudkan untuk

memudahkan dalam pencarian anomali

dalam setiap peta. Hasil proses

pengolahan data tersebut ditampilkan

dalam peta yang menunjukkan

penyebaran unsur. Untuk unsur As dan

Sb diperlihatkan pada Gambar 8 dan

Gambar 9.

Sedangkan hasil analisis conto

batuan tidak dilakukan pengolahan data

statistik sebagaimana conto pada tanah

tetapi hanya dilakukan plotting langsung

dalam peta (Gambar 10).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis kimia

terhadap 146 conto tanah maka

karakteristik kandungan tiap unsur adalah

sebagai berikut :

Unsur Cu kadarnya berkisar antara

3 ppm - 57 ppm dengan nilai mean 10,49

ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RS14-03S merupakan conto tanah

dipermukaan pada horizon B dengan

koordinat lokasi (110.496; 0.85899).

Lokasi tersebut menempati satuan

batuan gunungapi disekitar Bukit Sumut.

Unsur Pb kadarnya berkisar antara

18 ppm - 211 ppm dengan nilai mean

48,57 ppm. Hasil paling tinggi terdapat

pada conto RK14-44S dengan koordinat

lokasi (110.465; 0.891916). Lokasi

tersebut menempati satuan batuan

gunungapi sekitar Gunung Rawan

sebelah timur.

Unsur Zn kadarnya berkisar antara

31 ppm - 364 ppm dengan nilai mean

95,94 ppm. Hasil paling tinggi terdapat

pada conto RS14-44S dengan koordinat

lokasi (110.441; 0.88217). Lokasi

tersebut menempati satuan batuan

gunungapi sekitar Gunung Rawan

sebelah selatan.

Page 6: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

6

Unsur Mn kadarnya berkisar antara

27 ppm - 2200 ppm dengan nilai mean

208,77 ppm. Hasil paling tinggi terdapat

pada conto RH14 - 13S dengan koordinat

lokasi (110.472; 0.86773). Lokasi

tersebut menempati satuan batuan

gunungapi sekitar Bukit Singampu

sebelah selatan.

Unsur Ag kadarnya berkisar antara

1 ppm - 6 ppm dengan nilai mean 1,99

ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RK14-03S2 merupakan conto tanah

pada testpit lapisan kedua (-2,0 m)

dengan koordinat lokasi (110.493;

0.851725). Lokasi tersebut menempati

satuan batuan gunungapi yang

berdekatan dengan intrusi diorite sekitar

Dusun Bungkang sebelah utara.

Unsur Au kadarnya berkisar antara

0 ppb - 36 ppb dengan nilai mean 5,90

ppb. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RH14-34S merupakan conto tanah

dipermukaan pada horizon B dengan

koordinat lokasi (110.455; 0.898138).

Lokasi tersebut menempati satuan

batuan andesit Gunung Rawan sebelah

selatan.

Unsur As kadarnya berkisar antara

0 ppm - 26 ppm dengan nilai mean 1,76

ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RK14-37S dengan koordinat lokasi

(110.459; 0.904788). Lokasi tersebut

menempati satuan batuan andesit di

lereng Gunung Rawan sebelah tenggara.

Unsur Sb kadarnya berkisar antara

0 ppm - 10 ppm dengan nilai mean 1,09

ppm. Hasil paling tinggi terdapat pada

conto RH14-28S dengan koordinat lokasi

(110.459; 0.904788). Lokasi tersebut

menempati satuan batuan andesit di

lereng Gunung Rawan sebelah tenggara.

Unsur Hg kadarnya berkisar antara

33 ppb - 387 ppb dengan nilai mean

123,78 ppb. Hasil paling tinggi terdapat

pada conto RH14-28S dengan koordinat

lokasi (110.488; 0.848578). Lokasi

tersebut menempati satuan batuan

gunungapi di Dusun Bungkang sebelah

utara.

Keterdapatan gejala ubahan

seperti propilitisasi (RK14-19F) dan

silisifikasi (RH14-33F) serta mineralisasi

sulfida berupa pirit tersebar maupun

mengisi retakan, kalkopirit dan bornit

pada batuan andesit maupun

metasedimen di beberapa lokasi baik

berupa float maupun sebagai singkapan

di daerah penyelidikan, menunjukkan

adanya aktivitas hidrotermal yang

menerobos batuan tersebut. Keadaan ini

juga mengindikasikan kemungkinan

pembentukan cebakan emas maupun

logam dasar berkaitan dengan aktifitas

hidrotermal.

Hasil analisa kimia batuan juga

menunjukkan kandungan arsen, stibnit

dan air raksa dengan kadar yang berbeda

(Gambar 10). Beberapa conto batuan

seperti RH14-33 F mengandung 14 ppb

Au dan 125 Hg. Pada bagian punggungan

yang berada pada hulu Sungai Entinuh

(RK14-36F) ditemukan float berupa urat

kwarsa dengan kandungan pirit halus

tersebar dengan kadar 16 ppm As.

Page 7: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

7

Berdasarkan data tersebut maka cebakan

mineral logam yang terbentuk di daerah

ini diperkirakan sebagai tipe epithermal

berupa urat yang mengandung emas dan

tembaga.

Hasil analisa geokimia unsur dari

conto tanah menunjukan anomali As dan

Sb terdapat di lereng bagian selatan

Gunung Rawan. Unsur As dan Sb sebagai

path finder element yang kuat terhadap

terbentuknya mineralisasi emas. Pola

sebaran ini mencerminkan adanya potensi

mineralisasi logam mulia dilokasi ini

dimana kadar Au tertinggi dari conto tanah

juga berlokasi di lereng yang sama.

Mineralisasi terjadi karena adanya

kontak intrusi batuan diorit dengan satuan

batuan yang lebih tua yaitu batuan

malihan, andesit, breksi tufa yang secara

regional dinisbikan sebagai Batuan

Gunungapi Serian. Zona mineralisasi

diduga berarah barat laut-tenggara yang

dikontrol oleh struktur patahan.

Kompilasi data mineralisasi dan

anomali geokimia unsur logam dari conto

tanah diperoleh empat zona anomali yang

perlu ditindak lanjuti dikemudian hari.

Empat zona anomali adalah sebagai

berikut :

1. Zona anomali Cu-Hg dengan

mineralisasi kalkopirit.

2. Zona anomali Au-Sb-As dengan

mineralisasi pirit.

3. Zona anomali Hg-As.

4. Zona anomali Cu-Au-As-Hg.

Berdasarkan evaluasi data

geologi, geokimia dan mineralisasi maka

dapat ditentukan daerah prospek untuk

dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Plotting sebaran keseluruhan anomali

terangkum dalam bentuk peta zona

prospek mineralisasi sebagai akumulasi

dari peta sebaran tiap unsur dari conto

tanah yang digabungkan secara lengkap

dengan keadaan geologinya (Gambar 11).

Daerah prospek mempunyai luas kurang

lebih 10.930 Ha yang berada pada bagian

selatan Gunung Rawan.

Penyelidikan lanjutan yang

disarankan adalah berupa eksplorasi

geofisika dengan metoda ground

magnetic dan IP untuk mendapatkan data

zona mineralisasi logam mulia dan logam

dasar dibawah permukaan.

KESIMPULAN

1. Cebakan mineral logam emas dan

tembaga diduga merupakan tipe urat

epithermal dengan zona mineralisasi

berarah baratlaut-tenggara yang

dikontrol oleh struktur patahan.

2. Mineralisasi terjadi karena adanya

kontak intrusi batuan diorit dengan

satuan batuan yang lebih tua yaitu

batuan malihan, andesit, breksi tufa

yang secara regional dinisbikan

sebagai Batuan Gunungapi Serian.

3. Ubahan yang ditemukan di lapangan

berupa propilitisasi dan silisifikasi yang

mengandung mineral pirit halus

tersebar dan sebagian mengisi retakan.

4. Daerah prospek mineralisasi untuk

penyelidikan lanjutan terdapat dibagian

selatan Gunung Rawan

Page 8: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

8

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis ucapkan

terima kasih kepada editor yang telah

memberikan saran dan koreksinya

terhadap makalah ini sehingga dapat

diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012, Penyelidikan Mineral Logam di Daerah Perbatasan Malaysia – Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Anonim, 2014, Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar di Daerah Perbatasan Malaysia-Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat, Pusat Sumber Daya Geologi, Bandung.

Supriatna, S., Margono U., Sutrisno, de Keyser F., Langford R.P., 1993, Geologi Lembar Sanggau, Kalimantan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

Page 9: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

9

Tabel 1. Rangkuman statistik sederhana dari hasil analisis conto tanah

Deskripsi Cu_ppm Pb_ppm Zn_ppm Mn_ppm Ag_ppm Li_ppm Fe_% Au_ppb As_ppm Sb_ppm Hg_ppb

Mean 10.49 48.57 95.94 280.77 1.99 9.49 5.69 5.90 1.76 1.09 123.78

Standard Error 0.677 1.508 3.341 31.797 0.033 0.305 0.246 0.538 0.368 0.187 4.127

Median 8 47 94.5 118.5 2 9 4.835 5 0 0 113.5

Mode 6 47 111 90 2 6 3.61 0 0 0 92

Standard Deviation 8.18 18.22 40.37 384.20 0.40 3.68 2.97 6.51 4.45 2.26 49.86

Sample Variance 66.969 331.806 1629.948 147609.583 0.159 13.576 8.803 42.327 19.770 5.089 2486.379

Kurtosis 13.451 43.080 13.266 7.884 72.580 3.533 2.899 5.868 17.101 7.388 5.681

Skewness 3.333 5.052 2.448 2.656 6.586 1.457 1.538 2.107 3.934 2.775 1.760

Range 54 193 333 2173 5 22 16.09 36 26 10 354

Minimum 3 18 31 27 1 4 1.53 0 0 0 33

Maximum 57 211 364 2200 6 26 17.62 36 26 10 387

Sum 1531 7091 14007 40993 291 1386 830.89 861 257 159 18072

Count 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146 146

Confidence Level(95.0%) 1.338590 2.979568 6.603868 62.844717 0.065137 0.602691 0.485311 1.064196 0.727297 0.368986 8.156337

Page 10: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

10

Gambar 7. Peta lokasi conto daerah penyelidikan

Page 11: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

11

Gambar 8. Peta sebaran unsur As conto tanah daerah penyelidikan

Page 12: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

12

Gambar 9. Peta sebaran unsur Sb conto tanah daerah penyelidikan

Page 13: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

13

Gambar 10. Peta plotting hasil analisis kimia conto batuan daerah penyelidikan

Page 14: Eksplorasi Umum Mineral Logam Mulia Dan Logam Dasar Di

14

Gambar 11. Peta zona prospek mineralisasi daerah penyelidikan