13 analisis kelayakan finansial usahatani kakao (theobroma cacao l)

81
Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L) (Studi Kasus di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng) OLEH : NUR AFIAH G 311 04 044 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2008

Upload: naely-rohmah

Post on 24-Oct-2015

763 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L)

(Studi Kasus di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng)

OLEH :

NUR AFIAH

G 311 04 044

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008

Page 2: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

ii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L)

(Studi Kasus di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng)

OLEH :

NUR AFIAH G 311 04 044

Skripsi ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Pada

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin Makassar

2008

Disetujui oleh,

Prof. Dr. Ir. Sofyan Jamal, M.Sc Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing

Mengetahui :

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Hasanuddin Makassar

2008

Dr. Ir. Muslim Salam, M.Ec NIP 132 015 001

Tanggal pengesahan : Mei 2008

Page 3: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

iii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

PANITIA UJIAN SARJANA JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

JUDUL : ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KAKAO (Theobroma cacao L)

(Studi Kasus di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng)

NAMA : NUR AFIAH

STAMBUK : G 311 04 044

TIM PENGUJI

Prof. Dr. Ir. Sofyan Jamal, M.Sc Ketua Sidang

Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si Anggota

Prof. Dr. Ir. Ny. Melati P. Yoenus, MS Anggota

Dr. Ir. Didi Rukmana, MS Anggota

Ir. Darwis Ali, MS Anggota

Tanggal Ujian : 19 Mei 2008

Page 4: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

iv

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

RINGKASAN

NUR AFIAH (G 311 04 044). “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma cacao L)”. (Studi Kasus di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng), dibawah bimbingan Bapak Sofyan Jamal dan Bapak Tamzil Ibrahim.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial

usahatani kakao di daerah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di desa

Soga, kecamatan Marioriwawo, kabupaten Soppeng pada bulan April

sampai Mei 2008. Daerah ini dipilih secara sengaja dengan pertimbangan

bahwa di daerah ini populasi petani kakao cukup besar, serta cukup

potensial untuk pengembangan usahatani kakao.

Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang dengan

menggunakan metode acak bertingkat (Stratified Random Sampling)

berdasarkan umur tanaman kakao dengan kriteria umur tanaman kakao

10 tahun dan luas lahan > 1 ha.

Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa usahatani kakao di desa

Soga, kecamatan Marioriwawo, kabupaten Soppeng adalah layak untuk

diusahakan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil :

1. Nilai Net Present Value (NPV) adalah positif yaitu sebesar Rp

13.238.460,7,- pada Discount Factor 16%. Dengan umur ekonomis

proyek usahatani 17 tahun.

2. Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 18,78%, yang lebih besar

dari Opportunity Cost of Capital.

3. Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) lebih besar 1 yaitu sebesar

1,22.

Page 5: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

v

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

RIWAYAT HIDUP PENULIS

NUR AFIAH, Lahir di Takalala pada tanggal 30 Juli 1986,

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Jumardin,

S.Pd dan Nurwadia.

Pendidikan formal yang telah dilalui adalah Taman Kanak-kanak di

TK Dharma Wanita Unit Depdikbud Kabupaten Wajo dan tamat pada

tahun 1992. Selanjutnya meneruskan pendidikan SD Negeri 224 Pallawa

dan tamat pada tahun 1998. Kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 4

Maririwawo dan tamat pada tahun 2002. Setelah itu melanjutkan ke SMA

Negeri 1 Watansoppeng dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun 2004

penulis diterima sebagai Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin melalui jalur SPMB dan

memilih sub program studi Agribisnis.

Selama menempuh pendidikan di Unhas penulis memiliki

pengalaman berorganisasi yaitu sebagai Badan Pengurus Harian (BPH)

MISEKTA periode 2006/2007 dan BAPPER periode 2007/2008, serta aktif

mengikuti kegiatan kepanitiaan MISEKTA dan seminar lokal maupun

nasional.

Page 6: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

vi

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke Hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat

dan hidayahNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dimana disetiap kesulitan, selalu datang pertolonganNYA. Salawat dan

Salam tak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW dan

keluarganya.

Skripsi ini berjudul “Analisis Kelayakan Finansial Usahatani

Kakao (Theobroma cacao L)”, dibawah bimbingan Bapak Prof. Dr. Ir.

Sofyan Jamal, M.Sc dan Bapak Ir. Tamzil Ibrahim, M.Si. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Hasanuddin.

Laporan penelitian ini berisi uraian mengenai analisis kelayakan

finansial usahatani kakao. Dengan menggunakan kriteria investasi

sebagai analisis data untuk mengukur layak atau tidak layak proyek atau

usaha yang dilakukan. Adapun kriteria investasi yang digunakan adalah

Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit

Cost Ratio (Net B/C).

Page 7: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

vii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

Disadari sepenuhnya bahwa meskipun tulisan ini telah disusun

dengan usaha semaksimal mungkin, namun bukan mustahil bila di

dalamnya terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan

kerendahan hati akan menerima setiap kritik dan saran untuk perbaikan

dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini dan untuk pembelajaran

dimasa yang akan datang.

Harapan penulis semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

bagi kita semua. Akhir kata Semoga Allah SWT memberikan balasan yang

setimpal kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

pengembangan diri dikemudian hari dan senantiasa menunjukkan jalan

yang terbaik untuk kita serta dapat menuntun kita untuk terus bekerja

dengan Cinta, Amin.

Makassar, Mei 2008

Penulis,

Page 8: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

viii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak

akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa

pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis ingin menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-

besarnya terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sofyan Jamal, M.Sc dan Bapak Ir. Tamzil

Ibrahim, M.Si, sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia

membimbing, memberikan banyak pelajaran berharga, waktu,

tenaga, dan ilmunya bagi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Dr. Ir. Didi Rukmana, MS dan Bapak Ir. Darwis Ali, MS,

sebagai dosen penguji , ibu Prof. Dr. Ir. Ny. Melati P. Yoenus, MS,

sebagai panitia ujian, dan Ibu Ir. Nurbaya Busthanul, M.Si, sebagai

panitia seminar yang telah memberikan kritikan dan saran-saran

yang membangun untuk menyempurnakan isi dari laporan akhir ini.

3. Bapak Dr. Ir. Muslim Salam, M.Ec selaku Ketua Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian, Ibu Dr. Ir. Rahmawaty A. Nadja, MS selaku

Sekertaris Jurusan, Staf Pegawai, dan seluruh Staf Pengajar di

lingkungan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian yang telah banyak

memberikan pengetahuan dan bimbingan selama penulis

menempuh pendidikan.

4. Bapak Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si, selaku penasehat akademik,

yang memberikan saran, masukan, serta nasehat kepada penulis.

Page 9: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

ix

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

5. Penghargaan teristimewa kepada Ayahanda Jumardin, S.Pd,

Ibunda tercinta Nurwadia, atas segala doa, dukungan, kasih

sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

(Semoga tulisan ini dapat menjadi kebanggan bagi Ayah dan Ibu). Dan

Saudara-saudaraku Nasaruddin dan Nawiruddin yang paling

kusayangi, serta keluargaku yang selalu menjadi semangatku.

6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dari

generasi ke generasi, khususnya teman-teman seperjuanganku

(angkatan 2004) yang telah berbagi suka dan duka sejak penulis

menuntut ilmu di kampus ini. Teristimewa buat Sahabatku (Indra

Pratiwi, A. Selviana, Eka Andriani Astika, Henni Amir, Ayu Nafsirah

Sari, A. Andri Hidayat, Rafli Ahmad, Eka Handayani), rekan-rekan

BAPPER (Muhammad Ridwan, Ibrahim, Reni Fatmasari, Achmad

Syaifuddin, Husain, Yusran), dan seluruh teman-teman lainnya yang

tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu.

7. Teman-teman KKNP V Jeneponto (Posko I Jenetallasa) dan Bapak

Salam sekeluarga serta warga yang telah menerima dan membantu

kami selama KKN.

8. Terspecial untuk Asoka Family

Demikianlah, semoga segala pihak yang secara langsung maupun tidak

langsung telah membantu penulis diberikan kebahagiaan dan rahmat

oleh ALLAH SWT, Amin.

Makassar, Mei 2008

Penulis,

Page 10: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

x

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

Page 11: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xi

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. ii

RINGKASAN ...................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................ v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah......................................................... ...... 4

1.3 Tujuan dan Kegunaan ............................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao ...................................................................... 6

2.2 Prospek Pengembangan Usahatani Kakao ........................... 8

2.3 Analisis Kelayakan Usaha ..................................................... 9

2.2 Kerangka Pikir ........................................................................ 12

2.3 Hipotesis ................................................................................ 13

Page 12: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu ................................................................. 14

3.2 Penentuan Petani Responden ................................................ 14

3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 14

3.4 Analisis Data .......................................................................... 15

3.5 Konsep Operasional .............................................................. 17

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Batas Wilayah dan Tofografi .................................................. 19

4.2 Jenis Tanah dan Penggunaanya ........................................... 19

4.3 Keadaan Iklim ......................................................................... 20

4.4 Keadaan Penduduk ............................................................... 20

4.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 21

4.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan. ..... 22

4.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian ......... 23

4.5 Sarana dan Prasarana ........................................................... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden ................................................... 25

5.1.1 Umur .............................................................................. 25

5.1.2 Pendidikan ..................................................................... 26

5.1.3 Lama Berusahatani ....................................................... 27

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ....................................... 27

5.1.5 Luas Lahan .................................................................... 29

Page 13: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xiii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

5.2 Pengelolaan Usahatani Kakao ............................................... 29

5.3 Pemeliharaan Usahatani Kakao ............................................. 31

5.3 Biaya-biaya Usahatani Kakao ................................................. 34

5.3.1 Biaya Investasi .............................................................. 34

5.3.2 Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ................ 35

5.3.3 Biaya Produksi ............................................................... 36

5.3.4 Penyusutan dan Nilai Sisa .............................................. 42

5.4 Produksi dan Nilai Produksi ................................................... 43

5.5 Pendapatan Usahatani Kakao ............................................... 45

5.6 Analisis Kelayakan Usahatani Kakao ..................................... 46

5.3.1 Net Present Value (NPV) ............................................... 46

5.3.2 Internal Rate of Return (IRR) ......................................... 47

5.3.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) ................................... 48

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................. 50

6.2 Saran ................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xiv

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008. ................ 20

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................ 21

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ....... 22

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ....... 23

5. Sarana dan Prasarana di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ........................................................ 24

6. Kisaran Rata-rata Umur Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 25

7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 26

8. Kisaran Rata-rata Lama Berusahatani Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ............................................................................................. 27

9. Kisaran Rata-rata Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ............................................................................ 28

10. Kisaran Rata-rata Luas Lahan Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 29

11. Jenis dan Perincian Biaya Investasi yang Dikeluarkan pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .......................................................... 34

12. Perincian Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada Usahatani Kakao, di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .......................................................... 35

13. Biaya Produksi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................ 37

Page 15: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xv

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

14. Penyusutan dan Nilai Sisa pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ....... 43

15. Produksi dan Nilai Produksi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, 2008 ........ 44

16. Arus Cash Flow pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 46

17. Hasil Analisis Net Present Value (NPV) pada Usahatani Kakao Di Desa soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ............................................................... 47

18. Hasil Analisis Internal Rate of Return (IRR) pada Usahatani Kakao Di Desa soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ............................................................... 48

19. Hasil Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.... ............................................................... 49

Page 16: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xvi

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao ... 13

Page 17: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

xvii

Kegilaan yang Merubah Dunia LV Underground Pirnaz Community

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Perkembangan Luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Kakao Lima Tahun Terakhir (2003-2007) di Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .......................................................... 53

2. Perkembangan luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Kakao Lima Tahun Terakhir (2003-2007) di Kabupaten Soppeng, 2008 ......... 54

3. Nama-nama Responden, Umur, Pendidikan, Lama Berusahatani, Jumlah Tanggungan, Luas Lahan, Umur Tanaman, dan Produksi Kakao di Desa Soga, Kecamatan, Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .................................... 55

4. Skedul Investasi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 56

5. Skedul Penyusutan/Tahun pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ....... 57

6. Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Tahun ke-0 sampai dengan Tahun ke-3 pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ................. 58

7. Biaya Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun ke-4 sampai dengan Tahun ke-3 pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .................................... 59

8. Cash Flow pada Usahatani Kakao di desa Soga, Kecamatan, Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 .................................... 63

9. Analisis Data Net Present Value (NPV) pada Discount Factor 16% di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008 ............................................................................ 64

10. Analisis Data Internal Rate of Return (IRR) di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten soppeng, 2008 .................. 65

11. Peta Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Sopeng . 69

12. Surat Keterangan dari Kepala Desa Soga .................................. 70

Page 18: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

53

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris artinya pertanian

memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional. Hal ini

dapat ditunjukkan banyaknya penduduk yang hidup dan bekerja pada

sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian.

Oleh karena itu pembangunan bangsa dititik beratkan pada sektor

pertanian.

Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan.

Pembangunan sektor pertanian ini sangat penting karena menyangkut

hajat hidup lebih dari setengah penduduk Indonesia yang menguntungkan

perekonomian keluarga pada sektor ini. Sehingga wajar pemerintah

memprioritaskan pembangunan pada sektor pertanian yang didukung oleh

sektor-sektor lainnya.

Salah satu sub sektor pertanian yang perlu terus dikembangkan

adalah sub sektor perkebunan. Potensi yang perlu dikembangkan

berkenaan dengan diversifikasi komoditi khususnya di bidang perkebunan

adalah komoditi kakao baik di pasar domestik maupun di pasar

internasional mempunyai prospek yang cerah antara lain ditandai dengan

terus meningkatnya nilai ekspor komoditi kakao secara nasional, sehingga

memberikan dan menambah devisa bagi negara.

Page 19: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

54

Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas

andalan nasional dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia,

terutama dalam penyediaan lapangnan kerja, sumber pendapatan petani

dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya

agrobisnis kakao dan agroindustri. Oleh karenanya tidak mengherankan

bahwa sejak awal tahun 1980-an, perkembangan kakao di Indonesia

sangat pesat. Keadaan iklim dan kondisi lahan yang sesuai untuk

pertumbuhan kakao akan mendorong pengembangan pembangunan

perkebunan kakao Indonesia (PPKKI, 2004 : v).

Perkebunan kakao Indonesia mengalami perkembangan pesat

sejak awal tahun 1980-an sampai pada tahun 2002. Luas kakao

perkebunan rakyat menempati peringkat paling atas yaitu sekitar 87,4%

dari total luas kakao yaitu 914.051 ha. Sedangkan luas perkebunan milik

negara hanya sekitar 6,0% dan perkebunan swasta sekitar 6,7%

(Geonadi, D, 2005 : 4). Namun, bila dipandang dari segi mutu hasil, kakao

yang dihasilkan terutama kakao perkebunan rakyat masih kurang

memuaskan. Untuk itu perlu peningkatan mutu kakao untuk meningkatkan

citra perkakaoan Indonesia di pasaran luar negeri (Susanto, F, 1994 : 9).

Budidaya kakao di Indonesia diusahakan oleh Perusahaan

Perkebunan Negara, Perusahaan Perkebunan Swasta, dan Perkebunan

Rakyat. Lokasi perkebunan kakao dalam skala besar yang diusahakan

Perusahaan Perkebunan terletak di Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan

Page 20: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

55

Jawa Timur. Sedangkan Perkebunan Rakyat terdapat terutama di Maluku,

Irian Jaya, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan

Nusa Tenggara Timur (Sunanto, H, 2001 :102).

Tanaman kakao (Theobroma cacao L) adalah salah satu komoditas

perkebunan yang memiliki peranan penting dalam pembangunan di

Sulawesi Selatan, karena memiliki areal yang cukup luas dan menyebar di

seluruh kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan, serta memberikan

kontribusi yang cukup besar bagi propinsi Sulawesi Selatan. Disamping

itu, sampai saat ini kakao masih memiliki prospek pasar yang cukup baik

dibanding komoditas perkebunan lainnya (Salahuddin, S, 2007).

Luas perkebunan kakao di Sulawesi Selatan tahun 2007 adalah

247.080,67 ha yang sebagian besar merupakan pertanaman rakyat. Dari

luas pertanaman kakao tersebut diatas melibatkan 278.933 KK petani,

sedangkan jumlah produksi kakao di Sulawesi Selatan tahun 2007 adalah

sebesar 117.371,55 ton biji kakao kering (Dinas Perkebunan Sulawesi

Selatan, 2008).

Berbagai usaha telah dilaksanakan untuk pengembangan komoditi

kakao. Perbaikan teknik budidaya pada akhirnya akan membawa manfaat

besar. Teknik pembibitan yang efisien, usaha mendapatkan bahan tanam

unggul, metode pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik,

pengaturan jarak tanam maupun usaha perlindungan terhadap hama dan

Page 21: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

56

penyakit ditujukan kepada ditemukannya suatu periode penanaman dan

pemeliharaan kakao yang efisien dengan sasaran produksi baik dari segi

jumlah maupun mutu (Siregar dkk, 1997).

Kabupaten Soppeng adalah salah satu wilayah di Propinsi

Sulawesi Selatan yang memiliki potensi dalam pengembangan sektor

pertanian. Luas wilayah Kabupaten Soppeng adalah 150.000 ha, dan

sekitar 64.139 ha (42%) dari luasan tersebut merupakan lahan pertanian

yang terdiri atas sawah 24.846 ha (16%), kebun 31.405 ha (21%) dan

perkebunan 7.888 ha (5%). Kebun yang dimaksud biasanya ditanami

sayur-sayuran, buah-buahan dan umbi-umbian. Sedangkan perkebunan

umumnya berisi kakao, kelapa dan cengkeh (Anonim, 2008b). Pada tahun

2004 pertumbuhan ekonomi kabupaten Soppeng meningkat karena

masyarakat telah membudidayakan komoditi ekspor yaitu komoditi kakao

(Pedoman Rakyat, 2005).

Sehubungan dengan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan suatu penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Finansial

Usahatani Kakao (Theobroma cacao L)” Studi Kasus di Desa Soga,

Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka masalah yang

dirumuskan adalah sebagai berikut : “Apakah usahatani kakao layak untuk

diusahakan secara finansial”.

Page 22: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

57

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

“Untuk mengetahui apakah usahatani kakao layak secara finansial untuk

diusahakan”.

Sedangkan kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi bagi para penentu kebijakan untuk

peningkatan usahatani kakao.

2. Menambah pengetahuan penulis tentang masalah yang sedang dikaji

dan dapat menjadi bahan informasi bagi peneliti lain.

Page 23: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

58

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kakao

Tanaman kakao (Theobroma cacao L) termasuk tanaman tropis.

Dan mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia sejak tahun 1970.

Tanaman kakao yang paling banyak ditanam ada 3 (tiga) jenis, yaitu jenis

Criollo buahnya berwarna merah, jenis Forastero buahnya berwarna hijau,

dan jenis Trinitario merupakan hibrida dari jenis Criollo dan jenis Forastero

secara alami, buahnya berwarna merah atau hijau. Kakao di Indonesia

yang ditanam sesudah tahun 1970 sebagian besar adalah jenis Trinitario

varietas lindak (Spillane, J, 1995 : 15).

Syarat tumbuh tanaman kakao dipengaruhi oleh beberapa

komponen penting, yakni curah hujan, temperatur, dan keadaan fisik atau

kimia tanah. Dengan memenuhi syarat penanaman, maka tanaman kakao

dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik (Siregar dkk, 1997).

Kakao umumnya tumbuh subur secara optimal di daerah-daerah

bercurah hujan 1100 – 3000 mm/thn. Hal terpenting dari curah hujan yang

berhubungan dengan pertanaman dan produksi kakao adalah

distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa

pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi.

Pengaruh temperatur terhadap kakao erat kaitannya dengan

ketersediaan air, sinar matahari, dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut

dapat dikelolah melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung dan

Page 24: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

59

irigasi. Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush,

pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, temperatur

ideal bagi pertumbuhan kakao adalah 30º – 32ºC (maksimum) dan 18º –

21ºC (minimum).

Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan

persyaratan fisik dan kimia yang berperan terhadap pertumbuhan dan

produksi kakao terpenuhi. Kemasaman tanah (pH), kadar zat organik

unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa merupakan sifat

kimia yang perlu diperhatikan.

Pohon kakao mencapai tingkat produksi yang matang sesudah

enam atau tujuh tahun, dan mulai berbuah sesudah tiga tahun. Ada

banyak varietas hibrida yang berbuah dan mencapai tingkat kematangan

lebih cepat dibandingkan dengan vareitas tradisonal. Pohon terus

menerus berbuah selama beberapa tahun, kadang mencapai 50 – 60

tahun, tetapi pada umumnya hasil mulai turun sesudah pohon berusia

kira-kira 20 – 25 tahun atau lebih awal kalau pohon tidak dipelihara

dengan baik atau mengalami penyakit yang serius (Spillane, J, 1995 :

192).

Walaupun ada banyak masalah potensial, namun kakao

merupakan komoditi yang ideal untuk dibudidayakan para petani rakyat

karena dapat dibudidayakan dengan produktivitas yang sama pada skala

kecil ataupun skala besar. Kakao secara mudah dibudidayakan dan

Page 25: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

60

dipungut hasil panennya serta tidak memerlukan banyak modal untuk alat

mesin berat dalam pengolahannya. Oleh karena itu, kakao mudah terpadu

dengan sistem pertanian tradisional (Spillane, J, 1995 : 163).

2.2 Prospek Pengembangan Usahatani Kakao

Salah satu potensi pertanian yang memiliki prospek cerah adalah

usaha di bidang perkebunan kakao. Usaha tanaman ini memiliki arti

penting dalam aspek sosial ekonomi. Hal ini dimungkinkan, karena selain

merupakan sumber devisa negara, juga merupakan tempat tersedianya

lapangan kerja, terutama di daerah-daerah sentra produksi.

Tanaman kakao merupakan tanaman buah-buahan yang memiliki

potensial untuk dikembangkan. Mengingat biaya produksi yang tidak

terlalu mahal dan perawatan yang tidak terlalu intensif. Sedangkan

pendapatan yang dihasilkan cukup tinggi, maka budidaya tanaman kakao

di masa yang akan datang akan sangat menguntungkan (Anonim, 2008c).

Komoditas kakao dari berbagai macam sudut padang sangat

potensial sebagai tulang punggung ekonomi daerah selain migas, dengan

semakin membaiknya kondisi perdagangan (harga) kakao di tingkat

nasional dan bahkan internasional (Djalaluddin, A, 2007 :4).

Dari segi politik dan ekonomi, kakao merupakan komoditi yang

penting dalam perdagangan internasional karena pada tahun 1987 jumlah

perdagangan tersebut sebesar US$ 4,5 Milyar. Kakao hanya dihasilkan

oleh negara-negara berkembang. Sebagian besar sangat tergantung pada

kakao sebagai sumber devisa. Bahkan, pasar pokok adalah negara maju,

Page 26: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

61

khususnya Amerika Serikat, Eropa Barat dan beberapa negara di Asia

(Spillane, 1995 : 27). Hal tersebut didukung oleh pendapat PPKKI (2004 :

7) bahwa konsumsi biji kakao sejak tahun 1990 cenderung meningkat

dengan rata-rata peningkatan 3,9% per tahun. Pada tahun 2000 konsumsi

biji kakao dunia 2.965.000 ton. Seandainya tingkat kesejahteraan

sebagian besar penduduk dunia meningkat, apalagi jika harga produk jadi

(cokelat) lebih murah, konsumsi kakao dunia diprediksikan akan

meningkat.

Pada masa yang akan datang, komoditas kakao di Indonesia

diharapkan memperoleh posisi yang sejajar dengan komoditi perkebunan

lainnya, seperti karet, kopi, dan kelapa sawit, baik dalam luas areal

maupun produksinya. Sumbangan nyata kakao terhadap perekonomian

Indonesia dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasil industri

kakao (PPKKI, 2004 : 2).

2.3 Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara

mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan

dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut

dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2003 : 10).

Kelayakan berarti penelitian yang dilakukan secara mendalam

tersebut dilakukan untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan

akan memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya

Page 27: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

62

yang akan dikeluarkan. Dengan kata lain kelayakan dapat diartikan bahwa

usaha yang dijalankan akan memberikan keuntungan finansial dan non

finansial.

Aspek-aspek yang dikaji dalam studi kelayakan mencakup aspek

pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek organisasi dan

manajemen serta aspek ekonomi dan keuangan (Ibrahim, Y, 2003 : 92).

Pada penelitian ini yang dikaji adalah aspek keuangan/finansial.

Analisis kelayakan finansial merupakan salah satu cara untuk

mengevaluasi suatu usaha. Beberapa metode kriteria investasi yang

digunakan yaitu NPV, IRR dan Net B/C. Berbagai kriteria tersebut

mencerminkan analisis partial yang didasarkan pada asumsi bahwa

proyek yang dianalisa itu kecil dibandingkan dengan perekonomian secara

keseluruhan, sehingga tidak mempengruhi harga-harga (Kadariah, 1988 :

46).

Analisis finansial ini penting dalam memperhitungkan intensif bagi

orang-orang yang turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan proyek

atau usaha sebab tidak ada gunanya melaksanankan suatu proyek atau

usaha jika hanya menguntungkan dari sudut ekonominya tetapi para

petani yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik

keadaannya (Kadariah dkk, 1999 :4). Maka dalam mengelolah usahatani

perlu dilakukan analisis finansial selama umur proyek tersebut. Tujuan dari

penggunaan analisis finansial adalah untuk memperkirakan tingkat

kelayakan usahatani tersebut.

Page 28: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

63

Suatu proyek usahatani disebut layak apabila manfaat yang

dihasilkan lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan selama proyek

tersebut dilaksanakan. Karenanya berbagai faktor penunjang yang

mendukung proyek tersebut secara pasti harus diketahui sebelum proyek

itu dilaksanakan (Choliq dkk, 1999 : 6).

Ukuran menyeluruh untuk mengetahui baik tidaknya suatu usaha

adalah menggunakan kriteria investasi.Usaha dapat dikatakan layak untuk

dijalankan apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : NPV ≥ 0; Net B/C ≥

1; IRR ≥ Opportunity Cost of Capital (Kadariah dkk, 1999 : 51-57).

Menurut Choliq, dkk (1999 : 33, 37), bahwa Net Present Value

(NPV) digunakan untuk menghitung selisih antara present value dari

benefit (manfaat) dan cost (biaya) pada Discount Factor tertentu, dan

menurut Kadariah (1988) NPV digunakan untuk mengukur hasil bersih

yang maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau

pengorbanan sumber-sumber lain. Suatu usaha dikatakan layak apabila

dalam perhitungan hasil NPV positif. Sedangkan Internal Rate of Return

(IRR) digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu

proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek

dalam mengembalikan bunga pinjaman. Apabila nilai suatu IRR lebih

besar dari pada/sama dengan Opportunity Cost of Capital, maka proyek

dinyatakan layak.

Page 29: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

64

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara

jumlah NPV positif dengan NVP Negatif. Net B/C menunjukkan gambaran

berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan (Choliq

dkk, 1999 : 35).

2.4 Kerangka Pikir

Tanaman kakao merupakan komoditi perkebunan yang memiliki

potensial untuk dikembangkan. Mengingat biaya produksi yang tidak

terlalu mahal dan perawatan yang tidak terlalu intensif. Sedangkan

pendapatan yang dihasilkan cukup tinggi, maka budidaya tanaman kakao

di masa yang akan datang akan sangat menguntungkan.

Untuk mengetahui apakah usahatani kakao menguntungkan bagi

petani perlu dilakukan analisis finansial selama umur proyek tersebut.

Dengan menghitung biaya total dan penerimaan yang diperoleh selama

umur produksi. Biaya yang dihitung adalah biaya tetap dan biaya variabel,

sedangkan penerimaan adalah berupa hasil panen yang diperoleh

dikalikan dengan harga. Tujuan dari penggunaan analisis finansial adalah

untuk memperkirakan tingkat kelayakan usahatani tersebut.

Suatu proyek usahatani disebut layak apabila benefit (penerimaan)

yang dihasilkan lebih besar dari pada cost (biaya) yang dikeluarkan

selama proyek tersebut dilaksanakan. Adapun metode yang digunakan

dalam analisis kelayakan finansial adalah NPV, IRR dan Net B/C. Suatu

proyek dikatakn layak apabila NPV ≥ 0 (positif), IRR ≥ Opportunity Cost of

Capital, dan Net B/C ≥ 1.

Page 30: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

65

Untuk melengkapi uraian diatas maka penulis menyajikan kerangka

pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao

2.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan tinjauan pustaka, maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Usahatani kakao

layak secara finansial untuk diusahakan”.

Usahatani Kakao

Biaya

Analisis Kelayakan Finansial

Layak secara Finansial untuk Diusahakan

Penerimaan

NPV IRR Net B/C

Page 31: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

66

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo,

Kabupaten Soppeng, Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi penelitian ini

dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa daerah ini penduduknya

mayoritas matapencahariannya adalah berusahatani kakao serta cukup

potensial untuk pengembangan usahatani kakao. Waktu yang digunakan

untuk mengumpulkan data dan informasi dalam melakukan penelitian ini

adalah kurang lebih satu bulan, yaitu dari bulan April hingga bulan Mei

2008.

3.2 Penentuan Petani Responden

Pemilihan petani responden dilakukan secara acak bertingkat

(Stratified random sampling) karena populasi di lokasi penelitian tidak

homogen dilihat dari umur tanaman kakao yang bervariasi. Metode ini

digunakan dengan kriteria umur tanaman 10 tahun dan luas lahan > 1 ha.

Jumlah sampel yang dijadikan responden pada penelitian adalah 30 orang

dari 422 KK petani kakao di desa Soga. Karena jumlah sampel sebanyak

30 dapat membentuk kurva yang normal.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini ada dua jenis, yaitu data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan

petani responden dengan kuisioner yang berhubungan dengan tujuan

Page 32: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

67

penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait

yang dapat memberikan gambaran kondisi umum wilayah penelitian yaitu

Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan, Dinas Perkebunan kabupaten

Soppeng, BPS Kabupaten Soppeng, dan Kantor desa Soga.

3.4 Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini selanjutnya

ditabulasi dan dianalisa. Adapun analisa yang digunakan adalah analisa

“kelayakan usaha” dengan menggunakan metode Net Present Value

(NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net

B/C).

a. Net Present Value (NPV)

Metode ini digunakan untuk menghitung selisih antara present

value dari benefit (manfaat) dan cost (biaya) pada Discount Factor

tertentu. NPV menunjukkan kelebihan benefit dibandingkan dengan cost

(Choliq dkk 1999 : 33). Secara matematis Net Present Value (NPV)

dirumuskan sebagai berikut :

NPV =

nt

tt

tt

i

CB

0 )1(

Di mana:

tB = Benefit (manfaat) pada tahun ke-t

tC = Cost (biaya) pada tahun ke-t

i = Tingkat bunga yang berlaku

n = Lamanya periode waktu

Page 33: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

68

Dengan kriteria sebagai berikut:

Apabila NPV yang diperoleh positif (NPV > 0), berarti proyek layak

untuk diusahakan.

Apabila NPV yang diperoleh sama dengan nol (NPV = 0), berarti

proyek masih layak untuk diusahakan.

Apabila NPV yang diperoleh negatif (NPV < 0), berarti proyek tidak

layak untuk diusahakan.

b. Internal Rate Of Return (IRR)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan

dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur

kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman. Apabila nilai

suatu IRR lebih besar dari pada/sama dengan Discount Factor yang

berlaku, maka proyek dinyatakan layak (Choliq dkk, 1999 : 37-38). IRR

secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

IRR = )( 121 iiNPVNPV

NPVi

Di mana:

i1 = Discount Factor pertama dimana diperoleh NPV positif

i2 = Discount Factor kedua dimana diperoleh NPV negatif

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika IRR ≥ Opportunity Cost of Capital, maka proyek dianggap

layak untuk diusahakan.

Jika IRR < Opportunity Cost of Capital, maka proyek dianggap tidak

layak untuk diusahakan.

Page 34: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

69

c. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara

jumlah NPV positif dengan NPV Negatif. Net B/C menunjukkan gambaran

berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari cost yang dikeluarkan (Choliq

dkk, 1999 : 35). Secara matematis nilai Net B/C dirumuskan sebagai

berikut :

Net B/C =

nt

t

nt

t

NegatifNVP

PositifNVP

0

0

Dengan kriteria:

Jika Net B/C ≥ 1, maka proyek dianggap layak untuk diusahakan.

Jika Net B/C < 1, maka proyek dianggap tidak layak untuk

diusahakan.

3.5 Konsep Operasional

Untuk memudahkan pengambilan data dan menyamakan persepsi

dalam penelitian ini, maka konsep operasional sebagai berikut:

1. Analisis kelayakan finasial merupakan suatu ukuran untuk mengetahui

apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan dalam arti

apakah menghasilkan suatu manfaat (benefit) yang baik atau tidak.

2. NPV adalah selisih antara benefit dengan cost yang telah dikalikan

dengan Discount Factor.

3. IRR adalah selisih tingkat bunga yang menunjukkan bahwa jumlah nilai

sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah selisih biaya investasi

proyek, dan dinyatakan dalam persen (%).

Page 35: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

70

4. Net B/C adalah perbandingan antara seluruh manfaat dan biaya dalam

usahatani kakao.

5. Usahatani kakao adalah kegiatan pertanian dalam mengusahakan

produk kakao dengan memanfaatkan faktor produksi dan sarana

produksi.

6. Produksi kakao adalah jumlah fisik yang diperoleh dalam bentuk buah

kakao yang selanjutnya diolah menjadi biji kakao kering dan

dinyatakan dalam bentuk kg, dalam satu kali panen.

7. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian

barang-barang investasi yang dapat digunakan berulang kali dalam

proses produksi usahatani kakao, dengan asumsi bahwa nilainya

didasarkan pada harga barang investasi pada saat tahun pembelian,

yang dinilai dalam rupiah (Rp).

8. Biaya tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah biaya yang

dikeluarkan selama tanaman belum berproduksi, yang dihitung dengan

nilai rupiah (Rp).

9. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan setelah tanaman mulai

berproduksi dan dihitung dalam nilai rupiah (Rp).

10. Penerimaan adalah nilai produksi dari hasil penjualan yang dinilai

dengan rupiah (Rp).

11. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dan biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi kakao yang dinilai dengan rupiah

(Rp).

Page 36: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

71

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Batas Wilayah dan Topografi

Desa Soga merupakan salah satu dari 13 desa yang ada di wilayah

kecamatan Marioriwawo dengan luas wilayah 2.200 ha. Desa Soga

terbagi dalam 3 (tiga) dusun, yaitu dusun Bellalao, dan dusun Pallawa,

dusun Tonronge.

Desa Soga terletak 37 km dari ibukota kabupaten Soppeng dan

berjarak 15 km dari ibukota kecamatan Marioriwawo. Adapun batas-batas

wilayah desa Soga sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan desa Mariorilau

Sebelah timur berbatasan dengan desa Barae

Sebelah selatan berbatasan dengan desa Goarie

Sebelah barat berbatasan dengan desa Goarie

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat peta desa Soga pada Lampiran 11.

Desa Soga berada pada ketinggian 150 m diatas permukaan laut

(dpl), dengan keadaan tofografi adalah berbukit.

4.2 Jenis Tanah dan Penggunaanya

Jenis tanah di desa Soga adalah lempung dan berwarna kuning.

Penggunaan tanah di desa Soga yang luasnya 1.605 ha disajikan pada

Tabel 1.

Page 37: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

72

Tabel 1. Luas Tanah Menurut Penggunaannya di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Penggunaan Tanah Luas Lahan (ha) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Ladang Pemukiman Perkebunan Lapangan Perkantoran Pemerintah Hutan Perkuburan

52 12

1.260 1 3

275 2

3,24 0,75

78,51 0,06 0,19

17,13 0,12

Jumlah 1.605 100,00

Sumber : Kantor Desa Soga, 2008.

Pada Tabel 1. terlihat bahwa penggunaan lahan yang terbesar

adalah lahan tanah perkebunan yang luasnya 1.260 ha (78,51%) dan

penggunaan lahan terkecil adalah lahan untuk lapangan olahraga seluas 1

ha (0,06%).

4.3 Keadaan Iklim

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani

adalah keadaan iklim dan curah hujan yang berlaku di daerah tersebut.

Desa Soga mempunyai temperatur minimum 240C dan temperatur

maksimun 300C, dan curah hujan rata-rata 102 mm/tahun. Desa Soga

merupakan daerah yang beriklim C (agak basah).

4.4 Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan modal dasar (aset) bagi suksesnya

pembangunan, karena itu peranannya akan menentukan bagi

perkembangan satu wilayah baik dalam skala regional maupun nasional.

Untuk mengetahui keadaan penduduk di desa Soga, dapat dilihat dari segi

umur, jenis kelamin, pendidikan dan jenis matapencaharian.

Page 38: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

73

4.4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di desa Soga sebanyak 1.746 jiwa yang terdiri

dari pria 815 jiwa dan wanita 931 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai

jumlah penduduk di desa Soga, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Kelompok Umur

(tahun)

Jenis Kelamin Total

Persentase (%) Pria(jiwa) Wanita (jiwa)

0-6 7-14

15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 >65

86 89 54 60 55 51 64 64 70 67 71 54 30

91 93 62 65 70 60 70 72 76 79 86 60 47

177 182 116 125 125 111 134 136 146 146 157 114 77

10,14 10,42 6,64 7,16 7,16 6,36 7,68 7,79 8,36 8,36 8,99 6,53 4,41

Jumlah 815 931 1.746 100,00

Sumber : Kantor Desa Soga, 2008

Pada Tabel 2. terlihat bahwa jumlah penduduk desa Soga pada

umumnya didominasi oleh kelompok umur usia produktif yaitu 15-64 tahun

sebanyak 1.310 jiwa. Dan usia non produktif adalah mereka yang berada

pada usia 14 tahun ke bawah dan usia lanjut yaitu 65 tahun ke atas

sebanyak 436 jiwa.

Page 39: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

74

4.4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan tolok ukur dalam melihat

kemampuan masyarakat untuk dapat menerima suatu inovasi baru. Selain

itu dengan adanya pendidikan yang cukup memadai akan mempengaruhi

pola pikir seseorang sehingga mereka mampu untuk melaksanakan/

melakukan suatu pekerjaan yang lebih produktif. Untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai jumlah penduduk berdasarkan dari tingkat pendidikan

masyarakat desa Soga dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tidak Pernah Sekolah Tidak Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SLTP/Sederajat Tamat SLTA/Sederajat Tamat Perguruan Tinggi

177 23

754 474 200

73 45

10,14 1,32

43,18 27,15 11,45 4,18 2,58

Jumlah 1.746 100,00

Sumber : Kantor Desa Soga, 2008.

Pada Tabel 3. terlihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat di desa

Soga, cukup memadai hal ini dilihat dari jumlah penduduk yang pernah

memperoleh pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai Perguruan

Tinggi. Meskipun jumlah penduduk yang sempat melanjutkan

pendidikannya hingga ke Perguruan Tinggi adalah jumlah yang paling

sedikit yaitu 45 jiwa (2,58%) dari total jumlah penduduk yang umumnya

telah memperoleh pendidikan formal dimulai dari tingkat SD.

Page 40: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

75

4.4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Penduduk di desa Soga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya

senantiasa melaksanakan berbagai jenis kegiatan, baik di sektor pertanian

maupun pemerintahan selengkapnya mengenai matapencaharian

penduduk desa Soga disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Jenis Matapencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

10. 11.

Petani Buruh Tani Buruh/Swasta Pegawai Negeri Guru Pedagang Montir Penjahit Supir Tukang Kayu Tukang Batu

1.059 56 5

16 2

31 4 3

22 18 7

86,59 4,58 0,40 1,31 0,16 2,54 0,33 0,25 1,80 1,47 0,57

Jumlah 1.223 100,00

Sumber : Kantor Desa Soga, 2008.

Pada Tabel 4. terlihat bahwa penduduk di desa Soga pada

umumnya memiliki matapencaharian sebagai petani yaitu 1.059 jiwa

(86,59%), sedangkan jumlah penduduk yang bermatapencaharian

sebagai guru merupakan yang paling sedikit yaitu sebesar 2 jiwa (0,16%).

Hal tersebut didukung oleh pola penggunaan lahan di Desa Soga, dimana

penggunaan lahan untuk perkebunan adalah yang paling luas (1.260 ha).

4.5 Sarana dan Prasarana

Adanya sarana dan prasarana yang memadai mendukung kegiatan

masyarakat suatu daerah dalam melaksanakan kegiatan sosial ekonomi.

Lebih lanjut mengenai sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 41: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

76

Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Uraian Jumlah Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6. 7.

Sarana Pendidikan TK SD SLTP TPA

Sarana Peribadatan Mesjid Mushollah

Sarana Kesehatan Polindes Posyandu

Sarana Perekonomian Kios/Toko Pasar

Sarana Pengangkutan Mobil Motor Mini Bus

Kantor Desa Prasarana Perhubungan Jalan (km)

1 2 1 3

3 3

2 3

24 1

31 91 19 1 8

0,52 1,04 0,52 1,55

1,55 1,55

1,04 1,55

12,44 0,52

16,06 47,15 9,84 0,52 4,15

Jumlah 193 100,00

Sumber : Kantor Desa Soga, 2008.

Pada Tabel 5. terlihat bahwa sarana dan prasarana yang ada di

desa Soga cukup memadai sehingga masyarakat dapat melaksanakan

kegiatannya sehari-hari baik kegiatan sosial budaya, maupun ekonomi.

Hal ini dapat dilihat dengan tersedianya fasilitas seperti sarana

pendidikan, sarana peribadatan, sarana kesehatan, sarana perekonomian,

sarana pengangkutan, Prasarana Perhubungan (Jalan) dan Kantor Desa.

Dengan demikian sarana dan prasarana tersebut cukup menunjang

kegiatan masyarakat desa Soga.

Page 42: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

77

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Identitas petani responden menggambarkan keadaan dan kondisi

status petani responden dalam usahataninya. Dengan adanya identitas

petani responden maka akan memudahkan dalam menganalisis

usahataninya. Identitas responden meliputi nama responden, umur,

tingkat pendidikan, lama berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan

luas lahan, dapat dilihat pada Lampiran 3. Identitas petani responden

akan dibahas berikut ini.

5.1.1 Umur

Umur akan sangat mempengaruhi dalam kegiatan berusahatani.

Hal tersebut berhubungan dengan kemampuan bekerja dan cara berpikir

petani dalam menerima inovasi baru. Pada umumnya petani yang

berumur muda mempunyai kemampuan fisik lebih kuat dan responsif

terhadap penerapan inovasi baru dibandingkan petani yang berumur tua.

Adapun tingkat umur petani responden dapat dilihat pada Tabel 6. berikut

ini :

Tabel 6. Kisaran Rata-rata Umur Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Kisaran Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. ≤ 50 15 50,00

2. > 50 15 50,00

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Page 43: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

78

Dari Tabel 6. terlihat bahwa umur petani responden berkisar x ≤ 50

dan x > 50 dengan presentase yang sama yaitu 50,00%. Hal ini

menunjukkan bahwa yang bekerja sebagai petani masih tergolong

produktif, usia produktif yakni antara 15 – 64 tahun.

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara berfikir petani dan

turut mempengaruhi keberhasilan dalam mengelolah usahataninya.

Pendidikan petani yang relatif tinggi menyebabkan petani akan lebih

dinamis mengikuti perkembangan teknologi. Tingkat pendidikan petani

responden di lapangan dapat dilihat pada Tabel 7. berikut ini :

Tabel 7. Tingkat Pendidikan Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Tidak Sekolah 3 10,00

2. SD-Tamat 17 56,67

3. SLTP-Tamat 3 10,00

4. SLTA-Tamat 6 20,00

5. S1 1 3,33

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Berdasarkan Tabel 7. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

petani responden yang tertinggi pada tingkat S1, itupun hanya sekitar

3,33%. Sedangkan selebihnya tamat-SLTA sekitar 20,00%, tamat-SLTP

sekitar 10,00%, tamat-SD sekitar 56,67% dan tidak sekolah sekitar 10%.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penerimaan inovasi petani responden

rendah sehingga mempengaruhi hasil produksi dan pendapatan yang

diperoleh.

Page 44: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

79

5.1.3 Lama Berusahatani

Pengalaman berusahatani yang dimaksud adalah terhitung sejak

melepaskan diri dari keluarga dan mengusahkan sendiri usahataninya.

Pengalaman hidup petani merupakan pelajaran besar untuk menuju ke

tingkat pengembangan usahanya. Tabel 8. berikut ini akan menunjukkan

pengalaman berusahatani dari petani responden sebagai berikut :

Tabel 8. Kisaran Rata-rata Lama Berusahatani Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Kisaran Lama

Berusahatani (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. ≤ 27 17 56,67

2. > 27 13 43,33

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Tabel 8. menunjukkan bahwa petani responden telah berusahatani

x ≤ 27 dan x > 27 dengan presentase 56,67% dan 43,33%. Melihat waktu

yang begitu lama dalam berusahatani, menandakan bahwa pengalaman

dan keterampilan yang dimiliki cukup matang. Sehingga dalam bertindak

ia akan selalu berhati-hati mengingat banyaknya pengalaman yang telah

ia dapatkan, apabila itu berhubungan dengan usahataninya.

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga

Tanggungan keluarga merupakan semua orang yang tinggal dalam

satu rumahtangga atau berada di luar rumah tetapi menjadi menjadi

tanggungan kepala keluarga. Pada dasarnya tanggungan keluarga dapat

Page 45: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

80

mempengaruhi besar kecilnya usahatani karena tanggungan keluarga

petani dapat membantu kelancaran usahataninya terutama dalam hal

penggunaan tenaga kerja, tetapi dilain pihak menyebabkan beban biaya

hidup yang ditanggung oleh petani. Jumlah tanggungan keluarga petani

responden dapat dilihat pada Tabel 9. berikut ini :

Tabel 9. Kisaran Rata-rata Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Kisaran Jumlah Tanggungan

Keluarga (orang) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. ≤ 3 23 76,67

2. > 3 7 23,33

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Dari Tabel 9. menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga dari

petani responden berkisar 3 orang. Jumlah tanggungan keluarga yang

terbanyak berada pada kisaran ≤ 3 orang sebanyak 23 orang dengan

persentase 76,67%. Sedangkan responden yang memiliki tanggungan

keluarga rendah berada pada kisaran > 3 orang sebanyak 7 orang dengan

persentase 23,33%. Besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga akan

menentukan perilaku petani dalam usahataninya. Makin besar jumlah

tanggungan keluarganya maka makin dinamis pula dalam usahataninya,

karena ia terdorong oleh tanggung jawab terhadap keluarganya.

Page 46: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

81

5.1.5 Luas Lahan

Pada dasarnya luas lahan yang dikelola oleh petani responden

sangat berpengaruh terhadap kegiatan usahataninya baik terhadap jenis

komoditi maupun pada pola usahatani itu sendiri. Luas lahan yang dimiliki

petani responden dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini

Tabel 10. Rata-rata Luas Lahan Petani Responden di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Luas Lahan (ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1. ≤ 1,34 16 53,33

2. > 1,34 14 46,67

Total 30 100,00

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Dari Tabel 10. terlihat bahwa luas lahan yang dimiliki petani

responden berkisar 46,67% luas lahannya di atas 1,34 ha dan 53,33%

petani yang luas lahannya di bawah 1,34 ha. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat penguasaan lahan petani sudah tergolong tinggi.

5.2 Pengelolaan Usahatani Kakao

Bertanam buah secara benar penting untuk diketahui dalam

usahatani buah. Dengan pengetahuan tentang budidaya diharapkan

jumlah dan mutu petani buah dapat dipacu. Seperti pada tanaman

perkebunan lainnya, penanaman kakao diawali dengan persiapan areal

penanaman. Kemudian disusul dengan penanaman pohon pelindung.

Setelah pohon pelindung cukup besar, barulah bibit kakao ditanam.

Page 47: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

82

Untuk keperluan menutup tanah yang telah terbuka dengan segera

dan juga sebagai pelindung sementara tanaman kakao muda dari

serangan terik matahari maupun kencangnya angin, maka penaungan

sementara sangat diperlukan. Jenis pohon pelindung sementara yang

digunakan dapat berupa pohon pisang, dan jenis pohon pelindung tetap

dapat berupa pohon kelapa.

Jarak tanam yang ideal adalah jarak yang sesuai dengan

perkembangan bagian atas tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi

perkembangan perakaran di dalam tanah. Pada umumnya jarak tanam

tanaman kakao yang digunakan adalah jarak 3 m x 3 m dan 4 m x 4 m.

Ukuran lubang tanam yang dipersiapkan bervariasi menurut berat

ringannya tanah. Pada tanah berat, lubang tanaman dibuat dalam ukuran

yang lebih besar, yaitu 60 x 60 x 60 cm. Pada tanah sedang atau ringan

lubang tanam dibuat ukuran 50 x 50 x 50 cm atau 40 x 40 x 40 cm.

Lubang yang akan ditanam dibiarkan sampai sebulan agar gas-gas

beracun hilang dan bibit penyakit mati. Lubang tanam sebaiknya dibuat

saat musim kemarau.

Pengisian lubang tanam menggunakan tanah yang dicampur

dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 3. Penanaman

dilakukan pada saat permulaan musim hujan. Penanaman sebaiknya

dilakukan pada sore hari untuk menghindari kelayuan.

Page 48: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

83

5.3 Pemeliharaan Tanaman Kakao

Pemeliharaan tanaman kakao meliputi beberapa tindakan sejak

tanaman mulai ditanam sampai siap panen. Pemeliharaan tanaman kakao

meliputi pemupukan, pemangkasan dan pengendalian hama dan penyakit.

Pemupukan berarti menambah unsur-unsur hara tertentu dalam

tanah yang berada dalam keadaan kekurangan. Pada umumnya pupuk

yang digunakan oleh petani adalah pupuk urea dan ZA. Teknik

pemupukan pada tanaman kakao adalah membuat parit melingkar di

sekeliling batang utama. Sebelum pupuk ditaburkan, lingkaran di sekitar

batang utama dibersihkan terlebih dahulu. Umumnya pemupukan

dilakukan setahun 2 kali, yaitu pada permulaan dan akhir musim

penghujan, biasanya pada bulan Maret/April dan Oktober/Nopember. Hal

ini dimaksudkan agar pemanfaatan pupuk benar-benar efisien dan tidak

tercuci air hujan.

Selama masa tanaman belum menghasilkan (TBM) pemeliharaan

ditujukan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan

vegetatif yang baik. Bagi tanaman kakao, pemangkasan berarti untuk

meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman.

Secara umum pemangkasan bertujuan untuk :

1. Mendapatkan pertambahan tajuk yang seimbang dan kukuh

2. Mengurangi kelembapan sehingga aman dari serangan hama dan

penyakit

Page 49: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

84

3. Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan penyemprotan

insektisida atau pemupukan

4. Mendapatkan produksi yang tinggi, karena pemangkasan akan

merangsang pembungaan/pembuahan yang disebabkan oleh adanya

keseimbangan vegetatif dan generatif.

Pada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah

berumur 8 bulan perlu dilakukan pemangkasan. Pemangkasan demikian

disebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas air

(chuppon) dipangkas dengan cara memotongnya tepat dipangkal batang

utama atau cabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5-6 cabang dikurangi

sehingga hanya tinggal 3-4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkan adalah

cabang yang simestris terhadap cabang utama, kukuh dan sehat.

Bentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasan produksi.

Pada pemangkasan ini cabang-cabang yang tidak produktif, tumbuh ke

arah dalam, menggantung atau cabang kering serta cabang yang

terserang hama dan penyakit maupun yang terhimpit. Dengan

pemangkasan produksi, diharapkan produksipun meningkat karena

pemangkasan tersebut akan mengurangi cabang-cabang yang hanya

memanfaatkan hara saja, menambah kelembapan dan dapat mengurangi

intensitas sinar matahari bagi daun.

Disamping pemangkasan bentuk, dikenal juga pemangkasan

pemeliharaaan yang lebih mengutamakan keseimbangan cabang primer.

Tunas-tunas air (chuppon) harus dipangkas, karena jika dibiarkan tumbuh

akan menyerap hara semata-mata dan menjadi inang beberapa hama.

Page 50: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

85

Pemeliharaan pada tanaman kakao meliputi pula pengendalian

hama dan penyakit tanaman. Berbagai hama dan penyakit menyerang

tanaman ini, antara lain Helopeltis sp, yang menyerang buah dan pucuk-

pucuk muda. Conopomorpha cramerella yang dikenal dengan penggerek

buah sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao itu

adalah busuk buah dan kaker batang.

Apabila syarat-syarat penanaman telah dilakukan dengan baik,

buah kakao dapat dipanen pada tahun keempat. Buah yang siap untuk

dipanen atau dipetik adalah buah-buah yang masak optimal. Kriteria buah

masak umumnya berdasarkan warna luarnya. Warna itu sangat

dipengaruhi oleh jenis atau varietas tanaman kakao itu sendiri. Buah-buah

yang semula berwarna merah jika masak akan berwarna orange dan buah

yang semula berwarna hijau jika masak akan berwarna kuning. Waktu

yang dibutuhkan oleh buah mulai terbentuk sampai masak adalah 6 bulan

(Muljana, W, 1982 : 55).

Pemetikan buah haruslah dilakukan dengan mempergunakan pisau

yang tajam dan hendaknya dilakukan hanya dengan memotong tangkai

buah tepat dibatangnya atau cabang yang ditumbuhi buah. Dengan

demikian tangkai buah pun tidak tersisa di batang atau cabang sehingga

tidak menghalangi pembungaan pada periode berikutnya (Muljana, W,

1982 : 55).

Page 51: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

86

5.4 Biaya-biaya Usahatani Kakao

Secara umum biaya yang terjadi pada usahatani kakao terdiri dari

biaya investasi, biaya Tanaman Belum Manghasilkan (TBM) dan biaya

produksi yang meliputi biaya pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM),

biaya panen dan biaya penjemuran.

5.3.1 Biaya Investasi

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya investasi pada usahatani

kakao ini meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian lahan,

sertifikasi lahan, upah tenaga kerja (pengolahan lahan, penanaman pohon

pelindung, pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit kakao), serta

biaya pembelian peralatan. Untuk lebih jelasnya mengenai perincian biaya

investasi, dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Perincian Biaya Investasi yang Dikeluarkan pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Uraian Jumlah Satuan Nilai (Rp)

1 2 3 4 5

Pra Investasi - Sertifikasi Lahan Lahan/Tanah Upah Tenaga Kerja - Pengolahan Lahan - Penanaman Pohon Pelindung - Pembuatan Lubang - Penanaman Kakao Peralatan Bibit

-

1 ha - - - - -

1.000 pohon

1.000.000

54.400.000

375.000 45.000

1.500.000 150.000 810.000

1.000.000

Total 59.280.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 52: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

87

Pada Tabel 11. terihat bahwa total investasi yang digunakan untuk

usahatani kakao adalah sebesar Rp 59.280.000,- dengan alokasi dana

terbesar pada lahan yaitu dengan nilai Rp 54.400.000,- Adapun bibit untuk

tanaman pohon pelindung, petani responden tidak mengeluarkan biaya

sebab sudah tersedia di sekitar lokasi.

5.3.2 Biaya Tanaman Belum Menghasilkan

Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya TBM meliputi pembelian

pupuk, pestisida, pemeliharaan tanaman selama tanaman kakao belum

berproduksi, yaitu dari umur tanaman 0 tahun sampai umur tanaman 3

tahun. Total biaya TBM yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 2.563.700,-.

Untuk lebih jelasnya, perincian biaya Tanaman Belum Menghasilkan

(TBM) dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Perincian Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada Usahatani Kakao, di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Umur Tanaman (tahun)

Uraian Nilai (Rp) Total (Rp)

0 1 2 3

- Pembelian Pupuk - Pembelian Pestisida - Pemeliharaan - Pajak Lahan - Pembelian Pupuk - Pembelian Pestisida - Pemeliharaan - Pajak Lahan - Pembelian Pupuk - Pembelian Pestisida - Pemeliharaan - Pajak Lahan - Pembelian Pupuk - Pembelian Pestisida - Pemeliharaan - Pajak Lahan

200.000 105.000 180.000 12.000

127.000 40.000 67.500 12.000

227.200 40.000 60.000 12.000

374.000 95.000 45.000 12.000

497.000

246.500

339.200

481.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 53: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

88

Berdasarkan Tabel 12. dapat diketahui bahwa biaya terbesar terjadi

pada awal kegiatan pengusahaan tanaman (Tahun 0), yaitu sebesar Rp

497.000,- Total kebutuhan pupuk selama masa tanaman belum

menghasilkan (TBM) adalah sebesar 780 kg/ha/tahun dengan total nilai

Rp 497.000,- sedangkan total kebutuhan pestisida, pemeliharaan

tanaman dan pajak tanah adalah berturut-turut sebesar Rp 280.000,-, Rp

352.000,-, Rp 48.000,-.

Penanganan yang intensif pada masa TBM memegang peranan

penting dalam silkus produksi tanaman kakao, karena pada tahun-tahun

pertama penanaman, sistem perakaran masih lemah dan masih rendah

daya adaptasinya sehingga apabila kurang mendapat perhatian dalam hal

pemeliharaan akan mempengaruhi produksi pada tahun-tahun berikutnya.

Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada umur 1, 2 dan 3

tahun tidak sebesar pada saat awal penanaman (tahun 0). Adapun biaya

investasi pada umur tanaman 1, 2 dan 3 tahun masing-masing sebesar Rp

246.500,-, Rp 339.200,-, dan Rp 481.000,-

5.3.3 Biaya Produksi

Biaya produksi pada usahatani kakao ini adalah biaya yang

dikeluarkan setelah tanaman mulai berproduksi yaitu pembelian pupuk,

pestisida, peralatan, serta upah tenaga kerja untuk pemeliharaan

tanaman.

Page 54: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

89

Sesuai dengan pertambahan umur tanaman terdapat perbedaan

biaya produksi untuk masing-masing umur tanaman. Perbedaan tersebut

disebabkan oleh alokasi biaya yang berbeda-beda untuk tiap periode

umur tanaman. Total biaya produksi usahatani kakao di desa Soga

sebesar Rp 20.076.000,-. Untuk lebih jelasnya alokasi biaya produksi per

umur tanaman dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Biaya Produksi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Umur Tanaman (tahun)

Uraian

Total (Rp)

Biaya Pupuk (Rp)

Biaya Pestisida

(Rp)

Biaya Peralatan

(Rp)

Upah Tenaga

Kerja (Rp)

Pajak Lahan (Rp)

4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17

614.000 810.000

1.136.000 1.306.000 1.069.000 1.239.000 1.154.000 1.069.000 1.069.000

702.000 787.000 787.000 787.000 753.500

50.000 115.000 150.000 210.000 60.000

150.000 135.000 110.000 150.000 75.000

110.000 210.000 50.000

150.000

134.000 -

264.000 20.000 4.000

60.000 524.000 50.000

264.000 20.000 64.000

- 24.000

-

67.000 127.000 217.000 209.500 269.500 269.500 397.000 397.000 397.000 397.000 292.000 292.000 209.500 209.500

12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000 12.000

877.000 1.064.000 1.779.000 1.757.500 1.414.500 1.730.500 2.222.000 1.638.000 1.892.000 1.206.000 1.265.000 1.301.000 1.082.500 1.125.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Dari Tabel 13. diatas terlihat bahwa biaya produksi bebeda-beda

sejak umur tanaman 4 tahun dan biaya produksi tertinggi dikeluarkan

pada umur tanaman 10 tahun yaitu sebesar Rp 2.222.000,-. Biaya

produksi yang cenderung meningkat disebabkan oleh adanya biaya

tenaga kerja untuk pemeliharaan tanaman, pemanenan dan penjemuran.

Dan fluktuatif disebabkan adanya perbedaan biaya peralatan setiap

tahunnya dan biaya pupuk yang digunakan tidak konstan dari setiap

tahunnya.

Page 55: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

90

Selanjutnya biaya produksi semakin berkurang seiring dengan

semakin tuanya umur tanaman. Dalam menganalisis biaya ini digunakan

harga konstan yang disesuaikan dengan nilai riil pada umur 10 tahun

pengusahaan yaitu tahun 2008. Tahun nilai penilaian (t=0) adalah tahun

1998, dimana semua nilai yang berupa uang dikembalikan ke nilai di

tahun 2008.

Secara umum biaya yang dikeluarkan petani dalam menunjang

keberhasilan pengelolaan usahatani dibedakan atas biaya variabel dan

biaya tetap. Perbedaan dari kedua jenis biaya ini terletak pada

penanganannya dalam kegiatan pengelolaan usahatani. Dalam hal ini

biaya variabel diartikan sebagai biaya yang dikeluarkan oleh petani

selama berlangsungnya kegiatan proses produksi dan secara langsung

berpengaruh terhadap volume produksi. Adapun biaya tetap diartikan

sebagai biaya yang tetap dikeluarkan oleh petani meskipun kegiatan

produksi tidak berlangsung dan besarnya biaya ini tidak dipengaruhi oleh

volume produksi.

Biaya variabel yang dikeluarkan dalam usahatani kakao ini meliputi

biaya pembelian bibit, pupuk, pestisida dan biaya upah tenaga kerja.

Penetapan biaya didasarkan pada keadaan yang sebenarnya dengan

menggunakan harga yang ditemukan di lapangan (harga riil).

Page 56: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

91

a. Bibit

Bibit merupakan bahan yang ditumbuhkan dalam suatu proses

produksi usahatani. Jumlah dan kualitas bibit yang digunakan akan

mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kakao. Bibit yang digunakan

dalam usahatani kakao ini diperoleh dari penangkaran bibit dengan harga

1000 rupiah per pohon.

Untuk lahan seluas satu hektar ditanam bibit kakao sebanyak 1000

pohon dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Total biaya yang dikeluarkan

untuk pembelian bibit adalah sebesar Rp 1.000.000,-

b. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa-

sisa kotoran ternak yang diberikan pada tanaman untuk meningkatkan

kesuburan tanah. Pupuk kandang berguna untuk menyuburkan tanah,

membuat tanah menjadi remah dan tidak padat, mendorong

mikroorganisme yang berguna dalam tanah untuk bekerja lebih aktif dan

mengikat air.

Pupuk kandang yang digunakan dalam usahatani kakao ini adalah

kotoran kuda. Pemberian pupuk kandang hanya diberikan pada saat

pengolahan tanah, sebanyak 200 kilogram untuk lahan satu hektar.

c. Pupuk Urea

Pupuk urea merupakan pupuk buatan atau organik yang

mengandung unsur nitrogen (N) yang berguna untuk pertumbuhan pucuk

daun. Penggunaan pupuk urea secara tepat akan mempengaruhi

Page 57: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

92

peningkatan hasil produksi kakao. Pada usahatani kakao ini penggunaan

pupuk urea semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan unsur

tanaman. Total kebutuhan pupuk urea selama umur pengusahaan

tanaman kakao (17 tahun) di desa Soga adalah 4.505 kg, dengan total

biaya sebesar Rp 5.737.500,-.

d. Pupuk ZA

Pupuk ZA (Amonium Sulfat) adalah salah satu pupuk sumber N.

Pupuk ZA selain mengandung unsur N sebesar 20%-21% juga

merupakan sumber belerang (S) sebesar 24%. Total kebutuhan pupuk ZA

yang digunakan selama pengusahaan tanaman kakao (17 tahun) adalah

6000 kg, dengan total biaya sebesar Rp 6.780.000,-.

e. Pupuk TSP

Pupuk TSP termasuk salah satu pupuk buatan atau anorganik yang

mengandung unsur kalium (P) yang penting untuk pertumbuhan yang

masih muda sebagai perangsang akar, bagi yang sudah menghasilkan,

mempercepat masaknya buah dan menyusun buah yang sehat. Besarnya

pupuk TSP yang digunakan oleh responden pada usahatani ini adalah

sebesar 450 kg, dengan biaya sebesar Rp 765.000,-.

f. Pestisida

Pestisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk

mengendalikan semua jenis jasad penggunaaan berupa hama, gulma

atau penyebab penyakit (jamur, virus dan bakteri). Serangan hama dan

penyakit dapat menurunkan produksi, oleh karena itu untuk

Page 58: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

93

mempertahankan produksi maka petani harus dapat mengendalikan

serangan hama dan penyakit tersebut dengan menggunakan pestisida.

Jenis pestisida yang digunakan adalah sevin, furadan, tiodan, 505 50c

dan asdarin.

Total kebutuhan pestisida yang digunakan selama 17 tahun

pengusahaan tanaman adalah sebesar 11 kg pestisida bentuk padat

dengan biaya sebesar Rp 465.000,- dan 17,25 liter pestisida bentuk cair

dengan biaya sebesar Rp 1.495.000,- Untuk lebih jelasnya mengenai

penggunaan bibit, pupuk dan pestisida setiap tahun umur tanaman dapat

dilihat pada Lampiran 6 dan 7.

g. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh petani turut mempengaruhi

pengolahan usahatani. Peralatan usahatani yang dimaksud adalah semua

jenis peralatan yang digunakan petani dalam mengelolah usahataninya.

Jenis peralatan usahatani yang digunakan adalah hand sprayer, linggis,

pacul, parang, pisau panen, ember, karung dan tikar jemur.

Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan pada

tahun nol adalah sebesar Rp 810.000,-, dan pada tahun keempat setelah

tanaman mulai berproduksi ada penambahan peralatan setiap tahunnya.

Pada tahun ke-5 dan tahun ke-15 tidak dikeluarkan biaya untuk paralatan.

Total keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk peralatan sebesar Rp

2.238.000,-.

Page 59: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

94

h. Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan pada usahatani kakako ini adalah

tenaga kerja manusia. Tenaga kerja dihitung berdasarkan jumlah jam, hari

dan banyaknya tenaga kerja yang dikorbankan sejak pengolahan lahan,

pembuatan lubang tanam, penanaman, pemeliharaan, pemanenan

sampai kepada penjemuran. Besarnya biaya untuk pengolahan lahan

pada tahun awal pengusahaan adalah sebesar Rp 375.000,-. Biaya

penanaman pohon pelindung sebesar Rp 45.000,-, biaya tenaga kerja

untuk pembuatan lubang tanam sebesar Rp 1.500.000,- dan biaya

penanaman bibit kakao untuk lahan satu hektar adalah Rp 150.000,-.

5.3.4 Penyusutan dan Nilai Sisa

Penyusutan adalah pengurangan nilai suatu barang karena adanya

pemakaian selama dalam suatu kurung waktu. Sedangkan nilai sisa

(salvage value) adalah sisa dari pada capital assets yang “tidak terpakai

lagi” selama umur proyek usahatani. Nilai sisa ini selanjutnya ditambahkan

dengan penyusutan pada tahun terakhir umur proyek usahatani yaitu pada

tahun ke-17. Selengkapnya mengenai penyusutan dan nilai sisa dapat

dilihat pada Tabel 14.

Page 60: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

95

Tabel 14. Penyusutan dan Nilai Sisa pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Investasi Jumlah (unit)

Nilai (Rp) Umur

Ekonomis (tahun)

Penyusutan/ tahun (Rp)

Penyusutan/ 17 tahun

(Rp)

Nilai Sisa (Rp)

1

2

Tanah

Peralatan

- H.Sprayer

- Linggis

- Pacul

- Parang

- P.Panen

- Ember

- Karung

- T.Jemur

1 ha

2

1

6

6

6

10

14

20 m

54.400.000

1.000.000

50.000

180.000

600.000

180.000

100.000

28.000

100.000

-

10

17

6

6

5

3

2

7

-

50.000

2.941,17

10.000

33.333,32

12.000

6.666,66

2.000

7.142,85

-

850.000

50.000

170.000

566.666,44

156.000

86.666,58

26.000

92.857,05

54.400.000

250.000

0

10.000

33.333,56

24.000

13.333,42

2.000

7.142,95

Total 56.638.000 124.084 1.998.190,07 54.639.809,93

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Dari Tabel 14. diatas terlihat bahwa total nilai penyusutan selama

umur proyek usahatani (17 tahun) adalah sebesar Rp 1.998.190,07,-,

sedangkan total nilai sisa diperoleh selama umur proyek/peneltian

usahatani adalah sebesar Rp 54.639.809,93,-. Nilai sisa tersebut

selanjutnya ditambahkan dengan penerimaan ditahun terakhir umur

proyek usahatani yaitu pada tahun ke-17.

5.5 Produksi dan Nilai Produksi

Manfaat (benefit) yang dihasilkan dari usahatani kakao berupa nilai

panen buah kakao yang selanjutnya diolah menjadi biji kakao kering dan

dinyatakan dalam kilogram (kg).

Produksi kakao adalah banyaknya hasil yang diperoleh dari

tanaman yang dikelolah setiap tahunnya. Tanaman kakao di desa Soga

mulai berproduksi pada umur 4 tahun sampai umur tahun 17 tahun.

Setelah itu produksi tanaman sudah tidak produktif lagi sehingga tanaman

kakao harus diremajakan kembali.

Page 61: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

96

Produksi kakao di desa Soga berkisar antara 535 kg/ha/tahun

sampai 1828 kg/ha/tahun dengan produksi keseluruhan selama 17 tahun

adalah sebesar 19.723 kg.

Nilai produksi yang diperoleh oleh petani di desa Soga berkisar

antara Rp 9.095.000,- sampai dengan Rp 31.076.000,-. dengan total nilai

produksi selama 17 tahun adalah sebesar Rp 335.291.000. Nilai produksi

tersebut diperoleh dari hasil penjualan kakao kering dengan harga Rp

17.000/kg.

Jumlah produksi dan nilai produksi kakao yang diperoleh petani

responden di desa Soga dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Produksi dan Nilai Produksi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, 2008.

Umur Tanaman (tahun)

Produksi (kg/ha/tahun)

Nilai Produksi (Rp/ha/tahun)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10 11 12 13 14 15 16 17

- - - -

535 875

1.050 1.273 1.508 1.625 1.828 1.785 1.760 1.644 1.595 1.485 1.385 1.375

- - - -

9.095.000 14.875.000 17.850.000 21.641.000 25.636.000 27.625.000 31.076.000 30.345.000 29.920.000 27.948.000 27.115.000 25.245.000 23.545.000 23.375.000

Total 19.723 335.291.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008

Page 62: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

97

Berdasarkan Tabel 15. dapat diketahui bahwa pada umur tanaman

4 tahun, tanaman mulai berproduksi dengan jumlah produksi maksimum

dicapai pada umur tanaman 10 tahun dengan jumlah produksi sebesar

1.828 kg/ha/tahun. Pada umur 11 tahun produksi mulai menurun seiring

dengan semakin menuanya umur tanaman sehingga pada umur tanaman

17 tahun hanya diperoleh produksi sebesar 1.375 kg/ha/tahun kakao

kering.

Nilai produksi yang dimaksud pada usahatani kakao ini adalah

banyaknya penerimaan yang diterima setelah menjual hasil panen. Pada

umur tanaman 4 tahun (tahun awal produksi) diperoleh nilai produksi

sebesar Rp 9.095.000,- dan selanjutnya semakin meningkat seiring

dengan pertambahan jumlah produksi. Nilai produksi maksimum yang

dicapai pada umur tanaman 10 tahun dengan nilai produksi sebesar Rp

31.076.000,-.

5.6 Pendapatan Usahatani Kakao

Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan bersih yang

diperoleh dan merupakan selisih antara nilai produksi dengan total biaya

yang dikeluarkan. Pendapatan yang diperoleh selama tanaman kakao

berproduksi dari umur tanaman 4 tahun sampai 17 tahun berkisar antara

Rp 8.218.000,- sampai dengan Rp 28.866.000,- total seluruh pendapatan

adalah sebesar Rp 30.9073.110,- Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 16.

Page 63: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

98

Tabel 16. Arus Cash Flow pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Umur Tanaman (tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

0 0 59.777.000 -59.777.000 1 0 246.500 -246.500 2 0 339.200 -339.200 3 0 481.000 -481.000 4 9.095.000 877.000 8.218.000 5 14.875.000 1.064.000 13.811.000 6 17.850.000 1.779.000 16.071.000 7 21.641.000 1.757.500 19.883.500 8 25.636.000 1.402.500 24.233.500 9 27.625.000 1.730.500 25.894.500 10 31.076.000 2.210.000 28.866.000 11 30.345.000 1.588.000 28.757.000 12 29.920.000 1.626.000 28.294.000 13 27.948.000 1.206.000 26.742.000 14 27.115.000 1.265.000 25.850.000 15 25.245.000 1.301.000 23.944.000 16 23.545.000 1.082.500 22.462.500 17 78.014.810 1.125.000 76.889.810

Total 38.9930.810 80.857.700 309.073.110

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Pada Tabel 16. terlihat bahwa pada umur tanaman 0 tahun sampai

umur tanaman belum berproduksi. Selanjutnya pada tahun keempat

tananaman sudah mulai berprodusi dan diperoleh pendapatan sebesar Rp

8.218.000,- dan semakin meningkat seiring dengan peningkatan produksi

kakao.

5.7 Analisis Kelayakan Usahatani Kakao

5.6.1 Net Present Value (NPV)

Untuk mengukur sejauh mana kelayakan usulan investasi, terdapat

beberapa kriteria yang lasim disebut Invesment Criteria (Kriteria investasi).

Setiap kriteria dapat dipakai untuk menentukan diterima tidaknya suatu

usulan kelayakan usaha.

Page 64: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

99

Net Present Value (NPV) merupakan arus kas bersih (net cash)

pada tiap tahun yang dikalikan dengan Discount Factor. Dalam analisis ini

digunakan Discount Factor 16 %. Penggunaan Discount Factor 16% ini

didasarkan pada tingkat suku bunga deposito bank pemerintah dan

swasta pada saat analisis dilakukan. Hasil analisis Net Present Value

(NPV) dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil Analisis Net Present Value (NPV) pada Usahatani Kakao Di Desa soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Net Cash Flow NPV (DF 16%)

Rp 309.073.110 Rp 13.238.460,7

Sumber : Dapat Primer Setelah Diolah, 2008.

Dari Tabel 17. terlihat bahwa nilai NPV yang diperoleh sebesar Rp

Rp 13.238.460,7,-. Dengan melihat pada kriteria penilaian NPV yaitu

suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai NPV positif maka dapat

dikatakan bahwa usahatani kakao yang dikelolah oleh petani responden di

desa Soga adalah layak dan menguntungkan untuk diusahakan.

5.6.2 Internal Rate of Return (IRR)

Metode atau cara lain yang digunakan untuk mengevaluasi

kelayakan suatu proyek atau usaha adalah dengan menggunakan metode

analisis Internal Rate of Return (IRR). Yaitu metode yang digunakan untuk

menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang penerimaan-

penerimaan kas bersih di masa-masa mendatang. Nilai IRR ini dinyatakan

dengan angka persentase. Pada analisis IRR terlebih dahulu dicari nilai

NPV positif dan NPV negatif pada Discount Factor tertentu. Analisis IRR

dapat dilihat pada Tabel 18.

Page 65: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

100

Tabel 18. Hasil Analisis Internal Rate of Return (IRR) pada Usahatani Kakao Di Desa soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

NPV Positif pada DF 18% NPV Negatif pada DF 19% IRR

Rp 901.769,5 Rp -2.568.900,08 18,78%

Sumber : Dapat Primer Setelah Diolah, 2008.

Dari hasil analisisi diperoleh nilai NPV positif sebesar Rp

901.769,5,- pada Discount Factor 18% dan nilai NPV negatif sebesar Rp -

2.568.900,08,- pada Discount Factor 19%. Hasil analisis pada kedua nilai

NPV dan Discount Factor ini diperoleh nilai IRR sebesar 18,78%. Nilai

yang diperoleh ini lebih besar dari Opportunity Cost of Capital. Nilai

18,78% ini juga menunjukkan usahatani kakao di desa Soga akan

memberikan keuntungan sampai pada tingkat suku bunga 18,78%.

Dengan melihat pada kriteria penilaian bahwa suatu usaha

menguntungkan apabila nilai IRR lebih besar dari Opportunity Cost of

Capital maka dapat dikatakan usahatani kakao di desa Soga adalah

menguntungkan dan layak diusahakan.

5.6.3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Metode ini digunakan untuk melihat perbandingan antara

keuntungan dan biaya yang digunakan dalam suatu usaha (Choliq, 1999 :

33). Hasil analisis Net B/C dapat dilihat pada Tabel 19.

Page 66: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

101

Tabel 19. Hasil Analisis Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Present Value Net Benefit Positif

Presen Value Net Benefit Negatif

Net Benefit Cost Ratio

Rp 73.788.290,3 Rp 60.549.829,6 1,22

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Berdasarkan Tabel 19. terlihat bahwa Net Benefit pada tahun-tahun

dimana Net Benefit negatif adalah Rp 60.549.829,6,-. Sedangkan Net

Benefit pada tahun-tahun dimana Net Benetif positif adalah Rp

73.788.290,3,-. Berdasarkan kedua nilai ini maka diperoleh nilai Net B/C

sebesar 1,22. Net B/C 1,22 ini menunjukkan bahwa usahatani kakao yang

dikelolah petani di desa Soga memberikan kentungan sampai 1,22 kali

dari biaya yang dikeluarkan.

Dengan melihat pada krieria penilaian Net B/C maka dapat

dikatakan bahwa usahatani kakao ini memberikan keuntungan dan layak

untuk diusahakan oleh petani di desa Soga.

Page 67: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

102

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.2 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada dari hasil penelitian ini, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa usahatani kakao yang dikelolah petani di desa Soga adalah

layak diusahakan dan menguntungkan secara finansial, dengan

berdasarkan pada hasil analisis yaitu :

Nilai Net Present Value (NPV) adalah positif yaitu sebesar Rp

13.238.460,7,- pada Discount Factor 16%

Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 18,78%, yang lebih besar

dari Opportunity Cost of Capital.

Nilai Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) > 1, yaitu sebesar 1,22.

2. Petani dalam berusahatani tidak menggunakan saprodi (misalnya :

pupuk, pestisida) sesuai anjuran.

6.3 Saran

Saran-saran yang dapat diberikan dengan berdasarkan pada hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Usahatani kakao di desa Soga layak dan menguntungkan untuk

diusahakan. Oleh karena itu diharapkan masyarakat desa Soga terus

mengusahakan dan mengupayakan peningkatan produksi dengan

lebih memperhatikan teknik-teknik budidaya yang baik.

2. Peningkatan produksi sebaiknya disertai perbaikan kualitas/mutu biji

kering kakao dengan memperhatikan proses fermentasi dan

penjemuran yang optimal (4 – 7 hari).

Page 68: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

103

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008a. Data dan Informasi. Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan.

. 2008b. Potensi Pengembangan Pertanian di Kabupaten Soppeng http://www.damandiri.or.id. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

. 2008c. Potensi Tanaman Kakao untuk Dikembangkan http://www.unila.ac.id/~fp. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

Choliq, Abdul., Rivai Wirasasmita, dan Sumarna Hasan. 1999. Evaluasi Proyek (Suatu Pengantar). Edisi Revisi. Pionir Jaya. Bandung.

Djalaluddin, Akhsan. 2007. Makalah : Gerakan Pembarahuan Kakao pada Seminar Nasional Strategi dan Peranan Pemerintah Daerah dalam Revitalisasi Pembangunan Pertanian untuk Mewujudkan Millennium Development Goals (MDGs). Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.

Goenadi, Didiek H. 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kakao di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. http://www.ipard.com/art-perkebunan. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

Ibrahim, Yacob. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Revisi. Cet.2. Rineka Cipta. Jakarta.

Kadariah.1988. Evaluasi Proyek Analisa Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kadariah, Lien Karlina, dan Clive Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Revisi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta Timur.

Muljana, Wahju. 1982. Bercocok Tanam Coklat. CV. Aneka. Semarang.

Page 69: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

104

Pedoman Rakyat. Senin, 17 Oktober 2005. http://www.bppmd-sulsel.go.id. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

PPKKI (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia). 2004. Panduan

Lengkap Budidaya Kakao. Cet.1. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Salahuddin, Syahrul. 2007. Melongok Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari H. Achmad Lamo s/d HM. Amin Syam. http://www.fajar.co.id. Diakses tanggal 14 Maret 2008.

Siregar, Tumpal., Slamet Riyadi, dan Laeli Nuraeni, 1997. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar Swadaya. Jakarta

Spillane, James J. 1995. Komoditi Kakao Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Cet.1. Kanisus. Yogyakarta.

Sunanto, Hatta. 2001. Coklat Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Cet.10. Kanisus. Yogyakarta.

Susanto, F. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil. Cet.1. Kanisus. Yogyakarta.

Page 70: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

105

Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Kakao Lima Tahun Terakhir (2003-2007) di Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

Tahun Luas Areal (ha) Produksi (ton)

2003

2004

2005

2006

2007

2.636

2.641

2.641

2.641

2.641

2.970

2.784

1.345

1.347

1.346

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Soppeng, 2008. Lampiran 2. Perkembangan luas Areal (ha) dan Produksi (ton) Kakao

Lima Tahun Terakhir (2003-2007) di Kabupaten Soppeng, 2008.

Tahun Luas Areal (ha) Produksi (ton)

2003

2004

2005

2006

2007

11.148

12.861

12.861

12.962

12.692

12.261

14.106

11.152

6.820

6.877

Sumber : Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan, 2008. Catatan :

Produktivitas tanaman belum mencapai maksimal/rendah karena kondisi tanaman sebagaian sudah tua/tanaman tidak dipelihara.

Serangan hama.

Page 71: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

106

Lampiran 3. Nama-nama Responden, Umur, Pendidikan, Lama Berusahatani, Luas Lahan, Umur Tanaman, dan Produksi Kakao di Desa Soga, Kecamatan, Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Nama

Responden Umur

(tahun) Pendidikan

Lama Berusahatani

(tahun)

Jumlah Tanggungan

(jiwa)

Luas Lahan (ha)

Umur Tanaman (tahun)

Produksi (kg)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

Tahirman

Mastang

Rustang

Syamsu

Gusrianto

Mustari

H. Sudarman

Naharuddin

Hj. Hadrah

Alimin

H. Hasanuddin

Salama

M. Nur Buhali

Mustafa

Suparman

Nure

Muh. Jamil

Nasire

Nadi

Beccetang

Dagong

Hj. Nursia

Dising

Zainuddin

Saing

Marsuke

H. Haddade

Masa

H. Madeing

H. Kasau

34

37

37

38

38

38

39

41

42

45

48

48

49

50

50

52

53

53

53

56

57

58

58

58

60

63

63

63

63

63

SLTP

SLTP

SLTA

S1

SD

SD

SLTA

SD

SD

SD

SLTA

SD

SD

SD

SLTA

-

SLTA

-

SD

SD

SD

SD

SD

SLTA

SD

SD

SLTP

SD

-

SD

12

17

16

13

13

13

15

21

12

25

25

18

24

26

26

30

30

30

31

36

35

28

26

27

35

42

42

42

43

43

2

3

4

3

2

3

4

6

1

3

3

2

4

4

1

2

2

2

3

5

2

1

3

1

3

5

2

1

3

1

1,2

1,2

1,2

1,2

1

1

1,5

1,4

1,2

1

1,2

1,4

1,5

1,5

2

1,2

1,4

1,2

1,4

1,4

1,5

2

1,4

1

1

1,5

1,5

1,2

1,5

1,5

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

2.191

2.192

2.190

2.193

1.825

1.825

2.743

2.554

2.190

1.827

2.193

2.558

2.744

2.746

3.650

2.195

2.555

2.192

2.553

2.554

2.745

3.653

2.553

1.826

1.826

2.746

2.741

2.193

2.745

2.746

Sumber : Data Primer, 2008

Page 72: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

107

Lampiran 4. Skedul Investasi pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No. Jenis

Investasi Jumlah (unit)

Tahun Total

Investasi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 (Rp)

1 Tanah 1 ha 54400000 - - - - - - - - - - - - - - - - - 54400000

2 Peralatan

- H.Sprayer 2 500000 - - - - - - - - - 500000 - - - - - - - 1000000

- Linggis 1 50000 - - - - - - - - - - - - - - - - - 50000

- Pacul 6 60000 - - - - - 60000 - - - - - 60000 - - - - - 180000

- Parang 6 200000 - - - - - 200000 - - - - - 200000 - - - - - 600000

- P.Panen 6 - - - - 60000 - - - 60000 - - - - 60000 - - - 180000

- Ember 10 - - - - 20000 - - 20000 - - 20000 - - 20000 - - 20000 - 100000

- Karung 14 - - - - 4000 - 4000 - 4000 - 4000 - 4000 - 4000 - 4000 - 28000

- T.Jemur 20 m - - - - 50000 - - - - - - 50000 - - - - - - 100000

Total 55210000 - - - 134000 - 264000 20000 4000 60000 524000 50000 264000 20000 64000 - 24000 - 56638000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 73: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

108

Lampiran 5. Skedul Penyusutan/Tahun pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008

No. Jenis

Investasi Jumlah

Nilai (Rp)

Tahun Total Investasi

(Rp)

Nilai Sisa (Rp)

Umur Ekonomis

(tahun) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Tanah 1 ha 54400000 68000000 - - - - - - - - - - - - - - - - - 0 54400000 0

2 Peralatan

- H.Sprayer 2 1000000 500000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 50000 - 850000 250000 10

- Linggis 1 50000 50000 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 2941.17 - 50000 0 17

- Pacul 6 180000 60000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 10000 - 170000 10000 6

- Parang 6 600000 200000 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 33333.32 - 566666.4 33333.56 6

- P.Panen 6 180000 0 0 0 0 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 - 156000 24000 5

- Ember 10 100000 0 0 0 0 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 6666.67 - 86666.58 13333.42 3

- Karung 14 28000 0 0 0 0 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 - 26000 2000 2

- T.Jemur 20 m 100000 0 0 0 0 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 714585 - 92857.05 7142.95 7

Total 566238000

1998190 68339810

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 74: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

109

Lampiran 6. Biaya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Tahun ke-0 sampai dengan Tahun ke-3 pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Uraian 0 1 2 3

Total Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai

1 Biaya Variabel

a. Bibit 1000 1000000 1067000

b. Pupuk

Pupuk Kandang 200 200000 100000

Pupuk Urea 50 67000 80 107200 100 134000 308200

Pupuk ZA 50 60000 100 120000 200 240000 420000

c. Pestisida

Sevin 2 80000 1 40000 1 40000 160000

Furadan 1 25000 2 50000 75000

d. Tenaga Kerja

Pemeliharaan 180000 67500 60000 45000 352500

2 Biaya Tetap

Pajak 12000 12000 12000 12000 48000

Total 1497000 246500 339200 481000 2563700

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 75: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

110

Lampiran 7. Biaya Tanaman Menghasilkan (TM) Tahun ke-4 sampai dengan Tahun ke-3 pada Usahatani Kakao di Desa Soga, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Uraian 4 5 6 7 8

Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai

1 Biaya Variabel

a. Pupuk

Pupuk Urea 100 134000 150 210000 400 536000 400 536000 350 469000

Pupuk ZA 400 480000 500 600000 500 600000 500 600000 500 600000

Pupuk TSP 100 170000

b. Pestisida

Sevin 1 40000

Furadan 2 50000

Tiodan 1 60000 1 60000

505 50c 0.5 75000 1 150000 1 150000

Asdarin

c. Tenaga Kerja

Pemeliharaan 30000 30000 30000 22500 22500

Panen 30000 90000 180000 180000 240000

Penjemuran 7000 7000 7000 7000 7000

2 Biaya Tetap

a. Pajak 12000 12000 12000 12000 12000

b. Peralatan 134000 264000 20000 4000

Total 877000 1064000 1779000 1757500 1414500

Page 76: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

111

Lanjutan Lampiran 5……….

No Uraian 9 10 11 12 13

Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai

1 Biaya Variabel

a. Pupuk

Pupuk Urea 350 469000 350 469000 350 469000 350 469000 300 402000

Pupuk ZA 500 600000 500 600000 500 600000 500 600000 250 300000

Pupuk TSP 100 170000 50 85000

b. Pestisida

Sevin 1 40000

Furadan 1 25000 1 25000

Tiodan 1 60000 1 60000 1 60000

505 50c 1 150000

Asdarin 1 50000 1 50000 1 50000 1 50000

c. Tenaga Kerja

Pemeliharaan 22500 30000 30000 30000 30000

Panen 240000 360000 360000 360000 360000

Penjemuran 7000 7000 7000 7000 7000

2 Biaya Tetap

a. Pajak 12000 12000 12000 12000 12000

b. Peralatan 60000 524000 50000 264000 20000

Total 1730500 2222000 1638000 1892000 1206000

Page 77: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

112

Lanjutan Lampiran 5……….

No Uraian 14 15 16 17

Total Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai Satuan Nilai

1 Biaya Variabel

a. Pupuk

Pupuk Urea 300 402000 300 402000 300 402000 275 368500 5737500

Pupuk ZA 250 300000 250 300000 250 300000 250 300000 6780000

Pupuk TSP 50 85000 50 85000 50 85000 50 85000 765000

b. Pestisida

Sevin 80000

Furadan 2 50000 150000

Tiodan 1 60000 1 60000 420000

505 50c 1 150000 1 150000 825000

Asdarin 1 50000 250000

c. Tenaga Kerja

Pemeliharaan 45000 45000 22500 22500 412500

Panen 240000 240000 180000 180000 3240000

Penjemuran 7000 7000 7000 7000 98000

2 Biaya Tetap

a. Pajak 12000 12000 12000 12000 168000

b. Peralatan 64000 24000 1428000

Total 1265000 1301000 1082500 1125000 20354000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 78: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

113

Keterangan :

Harga Bibit = Rp 1.000/pohon

Harga Pupuk:

- Pupuk Kandang = Rp 1.000/kg

- Pupuk Urea = Rp 1.340/kg

- Pupuk ZA = Rp 1.200/kg

- Pupuk TSP = Rp 1.700/kg

Harga Pestisida:

- Sevin = Rp 40.000/kg

- Furadan = Rp 25.000/kg

- Tiodan = Rp 60.000/liter

- 505 50c = Rp 150.000/liter

- Asdarin = Rp 50.000/liter

Page 79: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

114

Lampiran 8. Cash Flow pada Usahatani Kakao di desa Soga, Kecamatan, Marioriwawo, Kabupaten Soppeng, 2008.

No Cash Flow Tahun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

I Cash Flow

1. Penerimaan 0 0 0 0 9095000 14875000 17850000 21641000 25636000 27625000 31076000 30345000 29920000 27948000 27115000 25245000 23545000 23375000

2. Nilai Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54639810

Total 0 0 0 0 9095000 14875000 17850000 21641000 25636000 27625000 31076000 30345000 29920000 27948000 27115000 25245000 23545000 78014810

II Cash Out Flow

1. Investasi 58280000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Pra Investasi 1000000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3. Operasi 485000 234500 327200 469000 865000 1052000 1767000 1745500 1402500 1718500 2210000 1626000 1628000 1194000 1253000 1289000 1070500 1113000

4. Modal Kerja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Pajak 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000

Total 59777000 246500 339200 481000 877000 1064000 1779000 1757500 1414500 1730500 2222000 1638000 1640000 1206000 1265000 1301000 1082500 1125000

III Net Cash Flow -59777000 -246500 -339200 -481000 8218000 13811000 16071000 19883500 24221500 25894500 28854000 29438000 28705000 28714000 26683000 25814000 22462500 76889810

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

Page 80: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

115

Lampiran 9. Analisis Data Net Present Value (NPV) pada Discount Factor 16%

Umur Tanaman (tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

Discount Factor 16%

NPV pada DF 16%

0 0 59777000 -59777000 1 -59777000

1 0 246500 -246500 0.862 -212483

2 0 339200 -339200 0.743 -252025.6

3 0 481000 -481000 0.641 -308321

4 9095000 877000 8218000 0.552 4536336

5 14875000 1064000 13811000 0.476 6574036

6 17850000 1779000 16071000 0.410 6589110

7 21641000 1757500 19883500 0.354 7038759

8 25636000 1402500 24233500 0.305 7391217.5

9 27625000 1730500 25894500 0.263 6810253.5

10 31076000 2210000 28866000 0.227 6552582

11 30345000 1588000 28757000 0.195 5607615

12 29920000 1626000 28294000 0.168 4753392

13 27948000 1206000 26742000 0.145 3877590

14 27115000 1265000 25850000 0.125 3231250

15 25245000 1301000 23944000 0.108 2585952

16 23545000 1082500 22462500 0.093 2089012.5

17 78014810 1125000 76889810 0.080 6151184.8

Total 389930810 80857700 309073110 13238460.7

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

NPV =

nt

tt

tt

i

CB

0 )1(

NPV = Rp 13.238.460,7,-

Net B/C =

nt

t

nt

t

NegatifNVP

PositifNVP

0

0

= 6,829.549.60

3,290.788.73

Rp

Rp

Net B/C = 1,22

Page 81: 13 Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao (Theobroma Cacao L)

1

Lampiran 10. Analisis Data Internal Rate of Return (IRR)

Umur Tanaman (Tahun)

Cash In Flow (Rp)

Cash Out Flow (Rp)

Net Cash Flow (Rp)

Discount Factor (DF) = 18%

Discount Factor (DF) = 19%

NPV pada DF 18%

NPV pada DF 19%

0 0 59777000 -59777000 1 1 -59777000 -59777000

1 0 246500 -246500 0.847 0.840 -208785.5 -207060

2 0 339200 -339200 0.718 0.706 -243545.6 -239475.2

3 0 481000 -481000 0.609 0.593 -292929 -285233

4 9095000 877000 8218000 0.516 0.499 4240488 4100782

5 14875000 1064000 13811000 0.347 0.419 4792417 5786809

6 17850000 1779000 16071000 0.370 0.352 5946270 5656992

7 21641000 1757500 19883500 0.314 0.296 6243419 5885516

8 25636000 1402500 24233500 0.266 0.249 6446111 6034141.5

9 27625000 1730500 25894500 0.225 0.209 5826262.5 5411950.5

10 31076000 2210000 28866000 0.191 0.176 5513406 5080416

11 30345000 1588000 28757000 0.162 0.148 4658634 4256036

12 29920000 1626000 28294000 0.137 0.124 3876278 3508456

13 27948000 1206000 26742000 0.116 0.104 3102072 2781168

14 27115000 1265000 25850000 0.099 0.088 2559150 2274800

15 25245000 1301000 23944000 0.084 0.074 2011296 1771856

16 23545000 1082500 22462500 0.071 0.062 1594837.5 1392675

17 78014810 1125000 76889810 0.060 0.052 4613388.6 3998270.12

Total 389930810 80857700 309073110 901769.5 -2568900.08

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2008.

IRR = )( 121 iiNPVNPV

NPVi

= %)18%19()08,900.568.2(5,769.901

5,769.901%18

IRR = 18,78