1 · web viewterima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi...

112
Datar Isi Tsunami Berita Bencana Ozon Demonstrasi Kembara Lautan Datanglah ke Bengkalis Tanjung Jati Erosi Menyerang Kali NyanyianAnak Nelayan Hutan Bakau Narkoba Balada Anak Nelayan Doa di Tengah Bencana Hutan Kita Hutan Terbakar -------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------- ------------------------------------------- Tsunami (Kumpulan Puisi) 1

Upload: lybao

Post on 28-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Datar Isi

Tsunami

Berita Bencana

Ozon

Demonstrasi

Kembara Lautan

Datanglah ke Bengkalis

Tanjung Jati

Erosi Menyerang Kali

NyanyianAnak Nelayan

Hutan Bakau

Narkoba

Balada Anak Nelayan

Doa di Tengah Bencana

Hutan Kita

Hutan Terbakar

Seorang Pengemis Datang padaku

Burung Beo

Surat dari Seorang Anak Nelayan

O, Manusia Sadarlah

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

1

Page 2: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Buanglah Gairah pada Satwa

Gelandangan Pulang ke Desa

Doa Seorang Guru pada Murid-muridnya

Kita adalah Orang Perkasa

Tengah Malam

Dalam Bus Kota

Seorang Pencuri di Rumah Sang Sufi

Burung Punai

Pulanglah ke Desa

Tangisan Roh

Lihatlah, Kawan

Bocah Penjaja Koran

Hatiku Bertanya

Rapat di Negeri Beradat

Ulang Tahun

Orang yang Terlupakan

Telah Kuubah

Pengamen

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

2

Page 3: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Kata Pengantar

Berkat pertolongan Tuhan, akhirnya naskah

kumpulan puisi ini dapat diselesaikan, sehingga dapat

diikutsertakan pada Sayembara Penulisan Naskah Buku

Pengayaan jenis Fiksi (Puisi) yang dilaksanakan oleh Pusat

Perbukuan Depdiknas tahun 2007 ini.

Dalam naskah ini terdapat sejumlah puisi dengan

berbagai tema. Mudah-mudahan dapat menambah

pengayaan imajinasi, etika, iman, akhlak, dan kualitas

rohani dan jasmani para siswa.

Terima kasih penulis sampaikan kepada panitia

sayembara yang telah memberi informasi tentang

pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini

pada sayembara.

Penulis,

Mohd. Nasir, S. Pd.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

3

Page 4: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Tsunami

hari itu

sampai hari ini

adalah hari cucuran air mata

saat tsunami

meluluhlantakkan

ratusan ribu jiwa

ratusan ribu manusia

tak tahu entah di mana kuburnya

ratusan ribu manusia

tak tahu entah di mana suaminya

ratusan ribu manusia

tak tahu entah di mana istri dan anak-anaknya

ratusan ribu manusia

tak tahu entah di mana ibu bapanya

ratusan ribu manusia

tak tahu entah di mana saudara-saudaranya

di mana?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

4

Page 5: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

lihatlah!

di sini

di mata ini

masih ada genangan air mata

air mata ratusan ribu ibu-ibu

yang hilang anak dan suaminya

air mata ratusan ribu bapak-bapak

yang hilang anak dan istrinya

air mata ratusan ribu anak-anak

yang hilang ibu bapanya

air mata ratusan ribu saudara-saudaraku

yang hilang saudaranya

hari itu

hingga hari ini

adalah hari cucuran air mata

saat tsunami

merenggut ratusan ribu

jiwa manusia

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

5

Page 6: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Berita Bencana

tiap malam

televisi seluruh dunia

kabarkan bencana menimpa

di mana-mana

ada gunung diam melepas dendam

ada lahar panas menyerang ganas

ada kali mati merendam negeri

tiap hari

radio-radio berpidato

siarkan banjir melanda kota

ditelannya harta jiwa

diterjangnya sawah dan desa

cucuran air mata mengalir

bersama banjir ke muara

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

6

Page 7: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

tiap pagi

koran di mana-mana

angkat berita

banjir melanda dunia

gempa mengguncang negeri

tzunami menelan kota kami

tak tahu entah

salah siapa

mungkin salah

dan dosa kita

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

7

Page 8: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Ozon

ah, siapakah

yang merobek-rebek ozon

yang nyemburkan muntah hitam ke angkasa

tu lihatlah!

muka langit lebam

muram

bumi kita terpanggang bara api

rerumputan menyeru hujan

satwa tekak menggelegak

di planit ini

temperatur tak lagi teratur

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

8

Page 9: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

orang-orang Eropa

tuding kita

kata mereka

sebab hutan-hutan kita yang terpanggang

orang-orang kita bilang

Eropa kirim karbonmonoksida

lewat cerobong-cerobong raksasa

yang bikin mereka kaya raya

tapi bakal bencana merata

tiap hari

ozon dijilat lidah hitam

yang menjulur ke angkasa

hari-hari kita

makin hampir ke matahari

terasa ajal bersama

mendekati kita

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

9

Page 10: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Demonstrasitiap hari ada aksi demonstrasi

demonstrasi buruh pada perusahaan

demonstrasi karyawan pada atasan

demonstrsi mahasiwa pada anggota dewan

demonstrasi pelajar sebab tak lulus ujian

demonstrasi ibu-ibu minta hak disamakan

orang desa demonstrasi ke kota

tinggalkan sawah dan huma

tinggalkan anak dan istrinya

kaum buruh demonstrasi berhari-hari

tinggalkan kewajiban yang hakiki

mahasiswa demonstrasi di mana-mana

tinggal ilmu dan praktik kerja nyata

pelajar demonstrasi mengikuti selera

tinggalkan sekolah dan pelajarannya

kaum ibu demonstrasi di jalan jalan raya

tinggalkan suami dan bayinya yang meronta-ronta

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

10

Page 11: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

demonstrasi ada di mana-mana

di kota-kota dan di desa-desa

di jalan-jalan dan di perusahaan-perusahaan

di pemerintahan dan di dewan

di kampus di sekolahan

entah murni

atau palsu belaka

entahlah!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

11

Page 12: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Kembara Lautan

ayolah

berangkatlah

tunggu apa lagi

naikkan sauh

kembangkan layar

jangan palingkan muka

bila gelombang mengejarmu

berpantanglah surut sebelum sampai tujuan

kita adalah kembara lautan

yang akan menjelajahi samudera demi samudera

kita jangan mau kalah oleh Columbus

yang menemukan Amerika

yang menemukan San Salvador

yang menemukan Pesto Rico

kita juga jangan mau kalah oleh Abel Tasman

yang menemukan Tasmania

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

12

Page 13: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kita adalah orang-orang laut

datang dari seberang laut

berdarah seasin laut

ingatlah!

moyang kita

tak gentar oleh badai

tak takut dihadang gelombang

laut bagi mereka

taman dan teman bermain

ayolah

kita jelajahi samudera demi samudera

tunggu apa lagi

jangan pernah takut

sebab orang-orang-orang takut

semakin dekat

dengan maut

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

13

Page 14: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Datanglah ke Bengkalis

datanglah ke Bengkalis!

ke kota Terubuk peninggalan Datuk Laksamana

kalian kami sambut dengan zapin,

dengan pantun,

dan dengan puisi

kami bawakan tepak sirih

dan tarian persembahan

kami perlihatkan laut kami yang tenang

dan kota kami yang damai

datanglah ke Bengkalis!

kalian akan lihat hijaunya bakau

manisnya seyuman dedara

ramahnya tetua desa

datanglah ke Bengkalis!

kota Terubuk peninggalan Datuk Laksamana

di sini hati kalian berbunga damai

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

14

Page 15: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Tanjung Jati

Tanjung Jati tak lagi

singgah di hati

kapal dan aneka perahu

melaju

tak ada lambaian dan ucapan salam

tak ada lagi petuah dan serapah

sebab telah diganti dengan taburan polusi

hingga terubuk di tanjung ini pergi membawa hati

kini Tanjung Jati jadi

kisah misteri

ia tak lagi tanjung membawa

untung

bukan lagi tanjung tempat

bersenandung

konon, di di Tanjung

Jati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

15

Page 16: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

ada tunggul jati timbul sekali-

sekali

dikelilingi terubuk menari-nari

menunggu uluran hati

dari penduduk negeri

Tanjung Jati kini tak lagi

singgah di hati

sebab terubuk terpuruk di teluk

tak dapat dijaring dan ditangguk

sebab kapal dan perahui lewat di sini

tiap hari menabur polusi

terubuk mabuk

Tanjung Jati

jadi misteri

dari ulah diri

orang-orang yang tak peduli

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

16

Page 17: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Erosi Menyerang Kali

mati kali diserang erosi

ia jadi sarang

segala sarang

sarang lumpur kikisan hujan

sarang tumpukan ulah daratan

sarang ulah kebiadaban

di mana-mana

mati kali diserang erosi

di mana-mana

mati kali dihadang polusi

di mana-mana

erosi jiwa ada di kali

di mana-mana

polusi hati ada di kali

ah, jangan biarkan!

nanti kali membenamkan kita

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

17

Page 18: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

nanti kali meracuni kita

nanti kali menyumpahi kita

sebab matinya tanpa dosa

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

18

Page 19: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Nyanyian Anak Nelayan

oh, adiku!

cepatlah engkau besar

nanti bila tulang-tulangmu sudah kokoh bagai tiang layar

kita arungi samudera

kita tundukkan gelombang

kita ucapkan selamat datang pada badai

adikku, lihatlah!

nun di tepi langit sana

ada rahasia hidup kita

orang-orang jauh di sana

menyelam dan kabarkan pada kita

mungkin ada dusta di mulut mereka

oh. adikku

bapa kita berlayar hanya sejauh pandang mata

tak tahu dia ada istana raja

yang menyimpan berjuta ton mutiara

di dasar laut kita

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

19

Page 20: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

wahai, adikku!

rahasia laut menanti kita

tersenumlah

nanti

kita salami semua

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

20

Page 21: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Hutan Bakau

kenapa hati tak risau

sebab bakau penjaga pulau

ditebang jadi arang

dibawa ke tanah seberang

hutan bakau menjaga pulau

ditangkisnya abrasi meneyerang tebing

hingga pulau tak tergegau

dan tebing tak runsing

di sela-sela akarnya menjalar lokan mendapat

makan

kepiting dan udang bersarang

hidupnya bagi di istana

oi!

jangan tebangi bakau!

biarkan tumbuh memulau

tidakkah kau risau

bila ombak memakan pulau?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

21

Page 22: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Narkoba

tak kutahu

entah apa yang bertakhta di jiwa

yang bikin anak muda

melahap narkoba

berpesta pora

meracuni raga dan jiwa

lihatlah!

mereka menari-nari

bersuka ria

memuja-muja narkoba

perusak jiwa

lihatlah! mereka bernyanyi

sesuka hati

hingga lupa diri

wahai, anak muda

tinggalkan narkoba

perusak raga dan jiwa

Balada Anak Nelayan-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

22

Page 23: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

seorang anak nelayan

tak kusebut namanya

tinggalnya di kepulauan

yang terkepung gelombang lautan

ia bagai Nain yang hitam masa depan

sebab laut tak lagi jadi harapan

Dengan mengunci semua mimpi

yang bertahta di jiwa

ia tanggalkan seragam sekolah

berangkat ia ke laut karena rasa kasihnya pada bapanya

seba ia tahu lelaki tua itu

tak kuat daya bermain gelombang

Dengan sekuat tenaga dikayuhnya perahu

di pundaknya rendah matahari menyapu ubun-ubuhnya

terasa benar betapa berat beban bapanya

tahulah pula berat derita di depan mata

ada angin berembus dari kota

bertiup ke dalam jiwanya

ada elusan bulan purnama-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

23

Page 24: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

ada sorak berderai di telinga

ada panggilan kota menggema di jiwa

maka di matanya lautan makin hitam

dengan tersenyum disindirnya lautan yang mengunci

mimpinya

dalam angannya bayangan kota menggelora

dengan uraian tangis bundanya

berangkat ia mengarungi mimpi kota bergelora

dimakinya lautan yang menutupi mimpinya

dengan sejuta mimpi mulai ia mereguk pahit kota

tak peduli ditelannya jua

bulan berganti tahun berjalan jua

anak nelayan itu kegelapan di tengah kota bercahaya

tak dirasanya harum bunga dan semerbak wangi kota

sedang ingin kembali berpaut dengan laut

malu telah menguasai jiwa

sebab pada langkah pertama

dari mulutnya melompat bencinya pada laut

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

24

Page 25: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kini anak nelayan itu

hidup dari jalan ke jalan

dari jembatan ke jembatan

elusan bulan purnama kota di jiwa

hanya angan kosong yang merasuk sukma

sebab tak tahan didera derita

anak nelayan itu pulang ke pangkuan bundanya

dibuangnya angan yang bertahta di jiwa

ia kembali berpaut dengan laut

Doa di Tengah Bencana

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

25

Page 26: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

ya, Tuhan!

gunung-gunung api

telah muntahkan laharnya

sungai-sungai mabuk dan menggila

laut-laut mengamuk dan hamburkan gelombangnya

angin topan dan badai

membantai

lihatlah!

rumah-rumah kami

terbawa banjir

kampung-kampung kami

hilang rupa

apakah dosa kami, o, Tuhan?

Tuhan

tak sanggup kami menghitung bencana yang menimpa

ampuni dosa kami

jika tangan kami salah mengukir dunia

jika dosa kami sumber bencana

ampunkanlah ya, Tuhan.

o, Tuhan Yang Maha Perkasa

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

26

Page 27: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kuatkanlah hati kami

jadikanlah bangsa dan negera kami

bangsa dan negara yang makmur

bangsa dan negara yang aman

bangsa dan negara yang damai

o, Tuhan Yang Maha Pemurah!

berilah limpahan rahmat-Mu

agar kami dapat menatap masa depan kami

dengan penuh harapan

tanpa pertolongan-Mu

kami tak mampu buat apa-apa

maka

perkenankanlah doa kami!

lepaskanlah kami

deri bencana demi bencana

Hutan Kita

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

27

Page 28: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

hutan kita ada di

mana-mana

di Kalimantan dan di Irian

di Sulawesi dan Sumatera

ada juga di Singapura dan Amerika

tapi di luar negeri

telah jadi triplek dan barang jadi

sayang yang tersisa di sini

jadi asap hitam,

yang dikirim ke

angkasa

hutan kita

musim kemarau

bikin hati risau

entah sebab apa dan dari

mana

api menjalar di mana-mana

dilahapnya hutan belukar

hutan kita napas hidup kita

tapi orang tanpa rasa duka-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

28

Page 29: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

menyulut api membakar

hutan

membawa kapak-

kapak raksasa

merambah

hutan tanpa sisa

alam dihadang

derita

hutan kita

kehidupan kita

sayangilah!

sebab bila telah tiada

hidup kita diancam derita

alam murkai kita

Hutan Terbakar

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

29

Page 30: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

tiap hari langit berdarah

tertusuk jeritan hutan terbakar

lidah mentari menjuntai

menjilat pucuk-pucuk rimba

api pun marak dalam rimba diam

dalam api mengebu

orang-orang panik

binatang terpekik

menghitam tulangnya

asap hitam terbang ke langit

dunia penuh abu

orang-orang saling tuding

dan membuka dada

hutan-hutan kita terbakar

entah dibakar

yang pasti hati kita terbakar

lebih panas dari lidah api

tapi kita hanya mengurut dada

sedangkan api tetap menyala

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

30

Page 31: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Seorang Pengemis Datang Padaku

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

31

Page 32: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

seorang pengemis

datang padaku

berbaju kusam

bercelana setengah kaki

dengan tangan gemetar diulurkannya tangan

“Dik, minta sedekah!”

tanpa Tanya

kuulurkan seribu rupiah

sisa jajan pulang sekolah

diraihnya dengan senyum malu

esoknya pengemis itu datang lagi

kuberi lagi

sisa jajan setiap hari

kuberi lagi

keberi lagi

sampai aku tak ingat

entah berapa puluh kali

suatu hari kutanyakan padanya

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

32

Page 33: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

“Bapak datang dari mana?”

ia diam

telunjukknya

mengarah kea rah jauh

aku tahu

ia adalah kaum urban

yang datang dari desa nestapa

kini

terlunta-lunta

hari ini

pengemis itu tak datang lagi

kucari ia

di terminal

di pasar

di simpang-simpang

di mana-mana

tak kutemukan

kudengar berita

pengemis mati

di kolong jembatan

sejak itu-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

33

Page 34: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

pengemis itu tak datang lagi

tapi puluhan pengemis baru

telah hadir

di kotaku

mereka dari desa nestapa

tapi kita

hanya bilang

itu salah mereka

Burung Beo-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

34

Page 35: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

seekor burung beo

dengan berbunga di jiwa

pulang ke kampung halamannya

selamat ia dari bengis kandang

yang mengekang sukmanya

dengan riang

dan rindu bergelora

terbang ia dari pohon ke pohon

dekecupnya bunga hutan

yang dirindukannya

bagai kecupan bunda

pada anaknya

ia berseru sekuat sura

kabarkan kepulangannya

satwa di rimba

sembunyikan diri

burung beo tak tahu

apa salahnya

tanpa sakit hati -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

35

Page 36: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

tanpa rasa benci

burung beo ucapkan salam

dan selamat berjumpa

semua satwa

merinding bulunya

burung beo iba

tak tahu dosa apa dibawanya

burung beo terpaku

dikenangnya

kisah panjang hidupnya

akhirnya ia tahu sebabnya

mulutnya kini

bersuara manusia

ngucapkan kata “awas kau!”

tiruan ucapan

ajaran tuannya mengusir pencuri

patutlah semua satwa

takut padanya

burung beo terbang sendiri

tanpa suara dan nyanyi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

36

Page 37: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Surat dari Seorang Anak Nelayan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

37

Page 38: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Apa kabar, Ayah?

Masih kuatkan darah ayah berselimut angin malam di

lautan

Masih kokohkan tulang ayah mendayung perahu ke tengah

lautan

Masih setiakan perahu tua membawa ayah mencari nafkah

Di sini anakmu masih menimba ilmu

Cari bekal masa depan

Sebab anakmu tahu

Tak selamanya perahu berpacu bersama waktu yang

kian melaju

Yah, bagaimana kabar ibu

Masih tersenyumnkah ia menyambut Ayah

Atau beliau terisak sebab tak tahan menahan

iba

Karena ayah pulang hampa

Yah, doakan anakmu semoga kembali membawa ilmu

Agar perahu tua itu tak lagi memaksakan diri

Agar lautan itu jadi kehidupan sepanjang zaman-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

38

Page 39: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

O, Manusia Sadarlah

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

39

Page 40: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

o, manusia sadarlah!

Tuhan telah menyapamu dengan segala kitab

mengingatmu dengan banjir

dengan letusan gunung api

dengan gempa dan tsunami

dengan semburan Lumpur Lapindo

dan dengan bencana demi bencana

o, manusia sadarlah!

Tuhan begitu sayang padamu

dia berikan mata air sumber kehidupan

dia sebarkan udara di mana-mana

dia ciptakan aneka tumbuhan dan jutaan makanan

o, manusia sadarlah!

Tuhan amat kasih padamu

jalankan perintah-Nya

jauhi semua larangang-Nya

Buanglah Gairah pada Satwa

buanglah gairah pada satwa

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

40

Page 41: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

simpan senapanmu dan jangan berburu lagi

tidakkah kau tahu

kini hutan kita hampa nyanyian burung

sebab burung terbang entah ke mana

bukan terbang dan hinggap di hati kita

buanglah gairah pada satwa

tidakkah pilu hatimu

melihat seekor burung menggelepar

karena tertembus peluru senapanmu

tidakkah bergetar jiwamu

saat sebilah pisau setajam mata silet

kau gosokkan dilihermu

jika kau tahu pedihnya menghadap ajal

maka buanglah gairahmu pada satwa

biarkanlah satwa bermain

dan bercanda ria di hutan belantara

Gelandangan Pulang ke Desa

dingin benar malam ini, dik!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

41

Page 42: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

bagikan selimutmu padaku

esok bila mentari sudah merah jingga

kau tarik dan pakai sendiri

hidup kita dari jalan ke jalan

dari jembatan ke

jembatan

adalah ulah

kita

karena

angan

bertakhta di

jiwa

pandanglah, dik orang-orang di sana!

matahari memburu mereka

tapi kita di sini

hanya menyesali diri

dulu, ketika kuajak kau ke

kota

kau tersenyum

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

42

Page 43: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

bagai bulan

purnama

tanganmu terbayang menggapai bintang

ayolah, dik!

kita pulang ke desa

buang rasa malu dan angan yang bergelora

di jiwa

tumbuhkanlah harapan

di desa

kita takkan jadi

gelandangan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

43

Page 44: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Doa Seorang Guru pada Murid-muridnya

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

44

Page 45: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Ya, Tuhan!

Engkau Maha Tahu

apa yang ada di dada ini

Engkau Maha Tahu

apa yang ada di hati ini

Engkau Maha Tahu

apa yang ada di jiwa ini

tak ada yang lain

selain rasa kasih kami

pada murid-murid kami

jadikanlah

ya, Tuhan!

perjuangan kami

mendidik murid-murid kami ini

seperti yang ada dalam harap kami

harap kami

agar mereka jadi orang-orang yang berguna

bagi nusa bangsa dan agama-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

45

Page 46: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

harap kami

agar mereka jadi orang-orang yang tak lupa diri

harap kami

agar mereka jadi orang-orang berhati mulia

harap kami

agar mereka senantiasa patuh pada semua perintah-Mu

harap kami

agar mereka

mengerjakan semua perintah-Mu

ya, Tuhan

ampuni kami!

jika karena salah kami

murid-murid kami

jadi orang-orang yang sombong pada-Mu

jika karena salah kami

murid-murid kami

jadi orang-orang yang hitam masa depannya-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

46

Page 47: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

jika karena salah kami

murid-murid kami

jadi orang-orang yang hari-hari

menoreh-noreh luka

jika karena salah kami

murid-murid kami

jadi orang-orang yang harus berada di pundak orang lain

ya, Tuhan!

tak ada rasa benci

dan sakit hati kami

hingga kami ukir mereka

jadi lukisan kelabu

tak ada rasa iri

dan sakit hati kami

hingga kami berikan mereka

jalan menuju neraka

ya, Tuhan!-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

47

Page 48: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

semua atas kuasa-Mu

maka

harap dan pinta kami

jadikanlah murid-murid kami

jadi orang-orang yang Engkau ridhoi

Amin!

Kita adalah Orang Perkasakepada anak-anak bangsa

kita adalah orang-orang perkasa

yang pantang menyerah

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

48

Page 49: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

bukankan telah kita arungi samudera dengan

perahu

hingga kita sampai di pulau ini?

bukankah telah kita lumpuhkan serdadu berpeluru mesiu

yang ingin menaklukkan kita

dengan bambu dan anak panah?

bukankah telah kita pahat batu-batu jadi bukti sejarah?

bangkitlah!

acungkan tangan dan mari kita kepung pulau-pulau ini

agar tak satu pun yang berani menjamah

tunjukkan pada dunia

bahwa kita adalah bangsa yang bermarwah

jangan kita mudah menyerah

dan mengaku kalah

kita adalah orang-orang perkasa-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

49

Page 50: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

yang pantang menyerah

Tengah Malam

di atas sajadah ini

tengah malam ini-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

50

Page 51: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

saat satwa sunyi

saat orang-orang di selimuti dingin malam

kuletakkan sujud terakhir

terasa Tuhan di ujung kepalaku

tak sanggup aku menatap-Nya

saat itu sadar aku

betapa hinanya aku

dihadapan-Nya

di atas sajah ini

tak kuasa aku

mengucapkan kata-kata

selain menyebut-nyebut nama Tuhan

nama yang kurindui

sepanjang waktu

meski kadang kulupakan juga Dia

dalam hari-hari siangku

di atas sajadah ini

tengah malam ini-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

51

Page 52: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kuhampiri Tuhan

dengan jiwa

dan sanubari

Dalam Bus Kota

dalam bus kota yang sesak

seorang perempuan tua pingsan

sebab tak tahan oleh aneka wewangian

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

52

Page 53: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

sebab tak tahan oleh ulah

penumpang

sebab tak tahan oleh pengab

dan bahang

seorang penumpang berteriak, “Sopir, ada penumpang

pingsan!”

bus tetap melaju, tambah melaju

dengan wajah panik sopir mencapkan gas

sebab harus tiba sepuluh menit lagi

di terminal

sedang jarak masih sepuluh

kilometer

penumpang itu berteriak lagi:

Sopir, berhenti. Ada penumpang pingsan!

sopir menoleh ke belakang, tapi bus semakin

kencang

penumpang yang

pingsan itu terkulai

dalam himpitan orang

bus sampai ke tujuan-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

53

Page 54: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

perempuan tua itu telah mati

Seorang Pencuri di Rumah Sufi

tengah malam

seorang pencuri

masuk ke rumah seorang sufi

tentu tanpa salam

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

54

Page 55: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

dan mengetuk pintu

sang Sufi terjaga

sebab tiba waktu tahajudnya

pencuri kaget dan mau melompat lewat jendela

+ ambil sajalah apa yang kau mau di rumah ini!.

semua bukan milikku

kata Sang Sufi

tanpa rasa cemas dan bimbang

- aku bukan mau mencuri

bibirnya pencuri itu bergetar

sang Sufi berkata lagi:

+ ambillah seberapa kau mau!

pencuri itu malu

dan tertunduk di depan Sang Sufi

- kenapa Tuan suruh aku mengambil harta Tuan?

+ sebab aku tahu

kedatanganmu untuk mencuri

pencuri menggigil

dan memuncak malu

dipeluknya Sang Sufi dan berkata terbata-bata:

- tuan, ajari aku mengenal Tuhan!

selama ini Tuhanku adalah harta-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

55

Page 56: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

+ ambil dulu apa yang kamu mau!

- kini yang ku mau Tuhan.

+ pulanglah!

Dia ada dalam tubuhmu

dan juga tubuhku.

Burung Punai

dulu ketika bocah

kulihat sekawanan burung punai

bercengkerama di dahan srikayu berbuah

mereka bernyanyi bagai paduan suara berserunai

tak kutahu lagu apa yang dinyanyikan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

56

Page 57: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

tapi iramanya merdu pertanda sukmanya

riang

kemarin kucari di sisa-sisa hutan di belakang rumah

karena aku rindu merdu nyanyiannya

tak kutemukan

kucari di pohon-pohon srikayu berbuah

tampak ada seekor punai, muram

kutatap dan kunantikan nyanyiannya

tapi saat ranting kering terpijak

berderak

punai terbang bagai serdadu kalah

perang

dan sejak itu ia tak datang

lagi lagi

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

57

Page 58: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Pulanglah ke Desa

orang cerdik orang

pandai di kota

yang dulu lahir di desa

bukalah safari dan tanggalkan dasi

pulang dan tengok-tengoklah kami di desa

taburkanlah senyuman di sawah dan di huma

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

58

Page 59: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

orang cerdik orang pandai di kota

pulanglah ke desa

tapi, jangan silaukan kami dengan acungan

rupiah

dan bila pulang jangan jinjing kebun dan

sawah ke kota

orang cerdik orang pandai di kota

yang dulu lahir di desa

bukalah safari dan tanggalkan dasi

bantulah kami membangun desa

agar kami bisa tersenyum

sepanjang hari

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

59

Page 60: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Tangisan Roh

milyaran tahun lalu

aku berada

di tempat yang kini aku lupa

bagai kapas putih

menghadap pada Yang Maha Putih

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

60

Page 61: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

milyaran kami sunyi

tak ada tangisan bayi malam hari

tak ada perang bagai di Teluk Persi

tak ada ucapan kasar dan caci maki

semua bersujud dan bertasbih pada Yang Maha Suci

waktu mulai memburu

kami pergi satu satu

mencari tempat yang dituju

aku dibawa sang waktu

dan aku pun pergi

bagai mereka pergi

kucari jua tempat yang kutuju

kulihat

ada dua pasangan insan

berpaut kasih

aku nyelinap lewat percikan kasih bersama

tak lama

sembilan bulan sembilan hari aku

aku pun mengirup amisnya bau dunia

aku bersama sang waktu-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

61

Page 62: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kuhirup dan kureguk nafsu dunia

kukejar dunia ke mana-mana

ke Amerika

ke Eropa

ke Etopia

ke mana-mana saja

sampai aku lupa

semua

waktu memburu aku

aku terus bermain dengan dunia

aku lelah mengejar dunia

semakin kukejar

semakin kencang larinya

aku lelah mencari dunia

semakin kudapat

semakin banyak kurangnya

dan akhirnya aku menyerah

sebab rangkaku termat lelah

kini waktuku sudah nol-nol

kutinggalkan rangka

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

62

Page 63: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

tak berdaya

aku kembali

ke tempat yang dulu aku lupa

seperti kembalinya milyaran yang kembali

tapi kembali tak lagi

bagai kapas putih

lihatlah! T

ubuhku penuh coretan hitam dunia

lihatlah!

tubuhku hitam legam

kusam

bau amis dunia

lihatlah!

malunya aku pada yang Maha Putih

tapi harus kembali

ke tempat yang dulu aku lupa

seperti milyaran yang kembali

di tempat ini

aku menangis pada Yang Maha Putih

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

63

Page 64: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

seperti milyaran yang lain menangis

di tempat ini

aku menyesal pada Yang Maha Kekal

seperti milyaran yang lain menyesal

tapi tangisku

dan tangis milyaran yang lain

tangisan sia-sia

tangisan penyesalan

yang tak lagi

berguna

Lihatlah, Kawan

lihatlah ,kawan

mesranya

semut beriringan

tak jemu mengulur

salam

tak pernah ada sakit hati dan

rasa dendam

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

64

Page 65: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

lihatlah

, kawan!

binatang di

hutan

hidup rukun dan aman

tak ada rasa benci dan sakit

hati

tak pernah bermusuhan sejak mula

zaman

lihatlah

, kawan!

pepohonan di

rimba sana

lain sejenis dan lain

keturunan

tumbuh rukun berdampingan

wahai,

kawan!

tidakkah kita

malu

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

65

Page 66: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

pada binatang dan

pepohonan

bila kita hidup bermusuhan

Bocah Penjaja Koran

pagi-pagi ketika matahari redupkan cahaya neon di jalanan

ia telah mengayun langkah

memangku berita suka dan duka

ditawarkannya ke mana-mana

pada siapa saja

“Koran. Pak! Ada berita hangat. Berita anak sekolah tak

lulus ujian.

Berita Lumpur Lapindo. Berita Abu Dujana tertangkap.”

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

66

Page 67: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

seorang bapak membuka kaca mata

mengintip bocah dari kelamnya kaca mobil hitam

lalu dikeluarkannya dua ujung jari

minta koran

dan selembar uang pas

diulurkannya

tanpa ucapan terima

kasih

mobil pun

melaju

bocah penjaja koran itu melangkah lagi

mengacungkan koran tinggi-tinggi

meneriakkan berita suka dan duka

tapi bukan berita tentang hidupnya

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

67

Page 68: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Hatiku Bertanya

hatiku bertanya

kenapa kini

orang-orang garang

lekas meradang

mudahnya main parang

sedikit terluka

jadi perang-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

68

Page 69: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

kadang merinding bulu romaku:

sang anak yang diasuh

disayangi

dikasihi ibunya

tega-teganya

menghabiskan nyawa

orang yang melahirkan

dan membesarkannya

sang ibu tega-teganya

menutup usia anaknya

sang istri karena sakit hati

diam-diam gantung diri

atau menusuk belati pada suami

sang suami tanpa rasa iba

melepaskan peluru

ke dada sang istri

sesama saudara

gara-gara sebidang tanah

darah jadi tumpah

tetangga karena suara televisi

datang menyerang dengan caci maki

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

69

Page 70: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

hatiku bertanya

iblis apa yang kini

datang ke dunia

begitu hebatnya meracuni manusia

iblis mana

yang masuk ke jiwa manusia

yang mengikis habis

rasa kasih dalam jiwa

hatiku bertanya

takkah kita sadar

bahwa kita ini manusia?

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

70

Page 71: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Rapat di Negeri Beradat

dalam sebuah rapat

orang mengeluarkan pendapat

katanya mencari kata sepakat

tapi rapat di negeri yang tak beradat

pendapat siapa yang hebat

otot siapa yang kuat

rapat-rapat di negeri yang tak beradat

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

71

Page 72: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

semakin kita lihat

dalam rapat para pejabat

karena sangat gawat

rapat harus istirahat

di negeri kami yang sangat beradat

rapat-rapat memang mengeluarkan pendapat

tak ada caci maki atau ucapan laknat

sebab kami semua bersahabat

selesai rapat kami saling berjabat

sebab kami orang-orang beradat

Ulang Tahun

gembiranya aku

saat ulang tahunku

dirayakan dipakaikan baju baru

kawan-kawan datang memelukku

memberi kado isinya aku tak tahu

tapi yang pasti aku senang dan terharu

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

72

Page 73: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

di dapur ibu menyiapkan

hidangan untuk tamu

dari pagi bekerja dan tak sempat ganti

baju

saat ia datang menciumku

bau menyengat masuk ke hidungku

acara mulai kami menyanyikan lagu

tentu lagu untukku

lagu panjang umur dan sehat selalu

tak sepotong kata pun untuk ibu

kini aku terharu

kenapa tak ada ucapan dan doa untuk ibu

padahal hari itu ibu berjuang melawan maut

karena aku

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

73

Page 74: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Orang yang Terlupakan

nun jauh di dusun

di kaki-kaki bukit

dalam kepungan belantara

petani menabur benih

memetik buah

di kirim ke kota

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

74

Page 75: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

orang kota

melahap ranumnya semangka

tapi kadang lupa

dari mana asalnya

lupa tetes peluh siapa

yang menyuburkannya

kaum petani pahlawan terlupakan

tanpa mereka

orang kota kosong perutnya

sebab kertas dan tinta

tak bisa

bikin apa-apa

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

75

Page 76: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Telah Kuubah

laut yang kau berikan padaku

jangan lagi kau sebut laut

sebab

telah kuubah

jadi daratan

jadi taman

jadi istana berkilauan

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

76

Page 77: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

gunung

yang kau berikan padaku

jangan lagi kau sebut gunung

sebab

telah kuubah

jadi kalung

jadi selaksa gedung

sejuta satwa

tinggal di sana

bersama manusia

angin

yang kau berikan padaku

jangan lagi kau sebut angin

sebab telah kuubah

jadi dingin

jadi ingin

aku dan beribu beringin

bermain bersama angin

duhai!

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

77

Page 78: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

Pengamen

seorang pengamen datang membawa lagu ceria

tanpa panggung dan gedung menjual suara

mengharap recehan dari rasa iba

mereka orang-orang pinggiran

yang menyimpan rasa malu

dalam perutnya yang lapang

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

78

Page 79: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

mereka datang ke mana saja

ke rumah makan

dalam bis

atau ke rumah tuan dan puan

jangan lepas anjing galak

bila mereka beridir di pintu pagar rumah tuan

mereka sama seperti kita

punya rasa

seorang pengamen nyanyikan lagu

lagu sedih dan pilu

lagu-lagu hidupnya

di pentas dunia

mereka tak perlu jempol

dalam perut mereka yang lapang

pujian tak pernah ada di hati

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

79

Page 80: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

BIOGRAFI PENULIS

Mohd. Nasir, S. Pd.

Putra Riau, lahir 5 Juli

1960. Pendidikan

terakhir S1 Program

Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia FKIP UT

tahun 2000. Mulai -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

80

Page 81: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

bertugas sebagai guru di SMP Negeri 2 Bengkalis pada

tahun 1983. Pada tahun 2000 diangkat menjadi Kepala

SMP Negeri 2 Sungai Apit. Pada bulan Mei tahun 2002

pindah ke SMA Negeri 3 Bengkalis. Kemudian bulan

Agustus pada tahun yang sama diangkat menjadi Kepala

SMP Negeri 3 Bengkalis hingga sekarang.

Selain menjadi guru dan menjabat sebagai Kepala

Sekolah juga sering menulis di berbagai media masa

terbitan Pekanbaru, Medan, Padang, dan Jakarta. Media-

media yang pernah menerbitkan karya antara lain: Genta,

Warta karya, Riau Pos, majalah Prestasi (Pekanbaru),

Singgalang (Padang), Taruna baru, Dobrak (Medan), Suara

Medeka (Jakarta).

Di samping menulis di media masa sering juga

mengikuti berbagai sayembara menulis, baik tingkat

Kabupaten, Provinsi, maupun tingkat Nasional. Prestasi

yang pernah diperoleh dalam mengikuti sayembara menulis

antara lain:

1. Tahun 1991, juara III Lomba Karya Tulis tentang

Hidup Lingkungan untuk guru se-Kabupaten

Bengkalis.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

81

Page 82: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

2. Tahun 1992, juara II Lomba Karya Tulis tentang

Lingkungan Hidup untuk guru se-Provinsi Riau.

3. Tahun 1993, juara I tingkat Provinsi, dan juara

harapan I tingkat Nasional dalam Sayembara

Penulisan Naskah Buku Bacaan.

4. Tahun 1994, juara I tingkat Provinsi dan juara

harapan II tingkat Nasional dalam Sayembara

Penulisan Buku Fiksi.

5. Tahun 1995 juara I tingkat Provinsi dalam

Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan Fiksi.

6. Tahun 1995 juara I Lomba Karya Tulis tentang

Lingkungan Hidup untuk guru se-Kabupaten

bengkalis.

7. Tahun 1996 juara I Sayembara Penulisan Naskah

Buku Bacaan Fiksi.

8. Tahun 1997 juara I Sayembara Penulisan Naskah

Buku Bacaan Fiksi.

9. Tahun 1997 juara I Lomba Karya Tulis tentang

Lingkungan Hidup untuk guru se-Kabupaten

Bengkalis.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

82

Page 83: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

10. Tahun 1998 juara I Sayembara Penulisan Naskah

Buku Bacaan Fiksi dan juara harapan II tingkat

Nasional.

11. Tahun 2000 juara III tingkat Nasional Sayembara

Penulisan Naskah Buku Bacaan Fiksi.

12. Tahun 2002 juara harapan I tingkat Nasional

sayembara penulisan naskah Buku Bacaan Fiksi.

13. Tahun 2002 juara I tingkat Provinsi dalam

Sayembara Penulisan Naskah Buku Cerita Rakyat.

14. Tahun 2002 pemenang penulis cerpen terbaik 16

tingkat Nasional dalam Sayembara Penulisan

Cerita Pendek.

Buku-buku hasil karya yang sudah diterbitkan;

1. Tiga Bersaudara, diterbitkan oleh Penerbit Analisa

Yogyakarta, tahun 2000.

2. Tragedi Rimba Jirat Panjang, diterbitkan oleh

Yayasan Pusaka Riau Pekanbaru, tahun 2002

3. Jerat Kota, diterbitkan oleh Yayasan Pusaka Riau

Pekanbaru, tahun 2003.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

83

Page 84: 1 · Web viewTerima kasih penulis sampaikan kepada panitia sayembara yang telah memberi informasi tentang pelaksanaan sayembara, dan atas diikutkannya naskah ini pada sayembara. Penulis,

4. Orang Aneh, diterbitkan oleh CV Mahkota

Pekanbaru, tahun 2003.

5. Terbang Malam (buku kumpulan cerpen bersama),

diterbitkan oleh Harian Pagi Riau Pos Pekanbaru,

tahun 2003.

6. Trauma Jepang, diterbitkan oleh CV Hikayat,

Jakarta, tahun 2004, kemudian pada tahun 2006

diterbitkan kembali oleh CV Hikayat Yogyakarta.

7. Purnama di Atas Kapuas (buku kumpulan cerpen

bersama ) diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan

Perpustakaan Depdiknas Jakarta, tahun 2004.

8. Mencari Jejak yang Hilang, diterbitkan oleh

Yayasan Pusaka Riau Pekanbaru, tahun 2005.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tsunami (Kumpulan Puisi)

84