file · web viewprofil strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran menyimak dan...

16
ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 201 3 PROFIL STRATEGI BELAJAR TERHADAP PENCAPAIAN KEMAHIRAN MENYIMAK DAN MEMBACA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII MTS IBNU HAJAR GONDANGLEGI MALANG Nur Waspodo (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Email: [email protected] Abstrak: Strategi belajar bahasa merupakan sebuah upaya yang dilakukan siswa untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan berbahasa dalam mencapai kemahiran berbahasa Indonesia sebagai bahasa target. Intensitas penggunaan strategi belajar mempunyai peran penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan berbahasa Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal yaitu, profil penggunaan strategi belajar, interkorelasi antarpenggunaan keenam strategi belajar, dan efek penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran menulis bahasa Indonesia.untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif, korelasional, dan ex-post facto. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan tiga analisis statistik, yaitu analisis faktor, anlisis korelasional, dan analisis regresi. Hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: (1) intensitas penggunaan strategi belajar siswa MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang kelas VII A tinggi rata-rata kemahiran menyimak sebesar 3.47 adapun rata-rata kemahiran membaca sebesar 3.54, (2) penggunaan keenam strategi belajar siswa MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang kelas VII A saling berkorelasi satu penggunaan strategi belajar dengan penggunaan strategi lainnya, (3) penggunaan 122

Upload: truongkhuong

Post on 27-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

PROFIL STRATEGI BELAJAR TERHADAP PENCAPAIAN KEMAHIRAN MENYIMAK DAN MEMBACA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII MTS

IBNU HAJAR GONDANGLEGI MALANG

Nur Waspodo(Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)

Email: [email protected]

Abstrak: Strategi belajar bahasa merupakan sebuah upaya yang dilakukan siswa untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan berbahasa dalam mencapai kemahiran berbahasa Indonesia sebagai bahasa target. Intensitas penggunaan strategi belajar mempunyai peran penting bagi siswa dalam mencapai keberhasilan berbahasa Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tiga hal yaitu, profil penggunaan strategi belajar, interkorelasi antarpenggunaan keenam strategi belajar, dan efek penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran menulis bahasa Indonesia.untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif, korelasional, dan ex-post facto. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan tiga analisis statistik, yaitu analisis faktor, anlisis korelasional, dan analisis regresi. Hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: (1) intensitas penggunaan strategi belajar siswa MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang kelas VII A tinggi rata-rata kemahiran menyimak sebesar 3.47 adapun rata-rata kemahiran membaca sebesar 3.54, (2) penggunaan keenam strategi belajar siswa MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang kelas VII A saling berkorelasi satu penggunaan strategi belajar dengan penggunaan strategi lainnya, (3) penggunaan strategi belajar merupakan prediktor terhadap pencapaian kemahiran berbahasa Indonesia siswa MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang kelas VII A.

Kata kunci:Strategi belajar, kemahiran, intensitas, interkorelasi, dan pengaruh.

Penggunaan strategi belajar yang tepat, akan membuat siswa selalu teratur, senang dan termotivasi dalam belajarnya. Sehingga pembelajaran memperoleh hasil yang lebih baik dari pembelajaran yang tidak menggunakan strategi belajar. Bertolak dari uraian penggunaan strategi belajar di atas, secara singkat strategi belajar adalah suatu perencanaan atau prosedur dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar yang efektif dan efisien akan tercapai, apabila strategi belajar

diterapkan dengan tepat. Oleh sebab itu, strategi belajar sangatlah mempengaruhi dalam mengatur waktu seefisien mungkin untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal ini selaras dengan pendapat Sanjaya (2007 : 126) menjelaskan dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, metod, or series of activites, designed to achieves a particular educational goal. Bisa diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian

122

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Penelitian tentang strategi belajar bahasa banyak dilakukan oleh beberapa ahli bahasa di dunia yang dimulai pada tahun 1970 di Negara-negara barat.Akan tetapi, penelitian dengan topik ini baru dilakukan pada tahun 1990 di Indonesia.Sehingga penelitian tentang strategi belajar bahasa sangat produktif karena dilakukan oleh banyak peneliti setelah tahun 1990.

Strategi belajar digunakan peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu . Penggunaan strategi belajar ini tampak pada tindakan-tindakan atau perilaku-perilaku khusus yang dilakukan oleh siswa. Gambaran prilaku-prilaku yang dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan bahasanya, misalnya meniru, mengulang-ulang, mentransfer ke dalam bahasa yang dipelajari. Sebagai contoh, siswa melakukan pengulangan-pengulangan karena ada sesuatu yang harus diingat bagaimana penggunaannya. Tindakan-tindakan ini dapat diamati dalam perilaku berbahasa anak pada saat berinteraksi dengan mitra tuturnya.

Menurut Oxford (1990) strategi belajar diklasifikasikan menjadi dua kategori umum, yaitu strategi langsung dan strategi tidak langsung. Strategi belajar dikatakan strategi langsung jika dalam penerapannya melibatkan penggunaan bahasa target secara langsung, dan strategi belajar tidak langsung yaitu jika dalam penerapannya tidak berkenaan secara langsung dengan penggunakan bahasa target. Strategi langsung terdiri dari tiga kategori strategi, yaitu strategi memori, kognitif, dan kompensasi. Adapun strategi tidak langsung juga terdiri dari tiga kategori, yaitu strategi metakognitif, afektif, dan sosial.

Dalam penelitian ini, peneliti cenderung menerapkan strategi belajar pada siswa SMP/MTS terhadap strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia

siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang . Hal ini sebagai bahan untuk menunjang kualitas belajar siswa yang mana dalam hal ini lebih dispesifikasikan pada kemampuan kemahiran berbahasa.

Penelitian oleh Werdiningsih (2011) pada siswa SD kelas 1s/d 6 menunjukkan bahwa pembelajar Indonesia dalam upaya belajar dan menggunakan bahasa Indonesia lebih dipengaruhi oleh faktor kesiapan mental psikologis daripada aspek-aspek lain seperti ketepatan gramatika, ketepatan pelafalan, dan sebagainya. Temuan dalam penelitiannya juga menunjukkan bahwa diperlukannya pelatihan-pelatihan dalam mengatasi kendala-kendala komunikasi yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan berbahasa mereka.

Dalam penelitian yang dilakukan werdeningsih (2011a) menemukan bahwa dari enam kategori strategi belajar siswa SD hanya satu kategori yang digunakan dengan tingkat intensitas yang sedang yaitu strategi kompensasi dengan intensitas penggunaan yang 3,43, selebihnya lima kategori strategi belajar, yakni strategi memori, kognitif, afektif, metakognitif, dan sosial digunakan dengan tingkat intensitas yang tinggi. jenis strategi belajar yang paling intensif penggunaannya adalah strategi sosial 3.99. hal ini menunjukkan pembelajar bahasa indonesia di SD masih kurang memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelancaran komunikasi dan cendrung menggunakan strategi sosial. Werdeningsih (2011a) melanjutkan bahwa Hasil analisis interkorelasi di antara keenam jenis strategi belajar tersebut menunjukkan bahwa penggunaan keenam strategi belajar tersebut saling berkorelasi secara signifikan dan Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kombinasi keenam strategi pembelajaran merupakan prediktor yang signifikan terhadap hasil belajar dengan nilai F hitung sebesar 65.918 (p<.000), yang artinya strategi belajar sangat berpengaruh terhadap tingkat kemahiran berbahasa Indonesia.

123

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang termasuk penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang bersifat memaparkan secara terperinci dari hasil penelitian. Sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan atau tindakan kepada subjek yang menjadi pusat penelitian. Peneliti cukup dengan melakukan angket dan tes, dan langkah selanjutnya menganalisis data yang sudah diperoleh dari hasil angket dan tes.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji tentang profil strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia siswa MTS kelas VII yakni : (1) mengkaji intensitas tipe-tipe strategi belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VIIA MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013, (2) mengkaji interkorelasi strategi belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VIIA MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013, dan (3) mengkaji pengaruh penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian hasil belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VII-A MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013. . Fokus penelitian ini ditekankan pada siswa MTS kelas VII, hal ini dilakukan agar nantinya hasil dari penelitian yang dilakukan bisa diterapkan dan dikembangkan di kelas VII, VIII dan IX.

METODE PENELITIANTujuan utama penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan profil penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran mendengarkan dan membaca bahasa Indonesia siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang.sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan rancangan

penelitian deskriptif kuantitatif. Penggunaan rancangan ini dianggap dipandang sesuai dengan karakteristik penelitian ini, yaitu berupa data deskriptif kuantitatif. Yaitu dengan cara melakukan pengukuran berupa angka atau koefisien yang memerlukan analisis statistik, bersifat eksploratif, dan dalam rangka menguji hipotesis dn asumsi yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti secara pragmatis.

Penelitian ini dilaksanakan di MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang pada siswa kelas VII A tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 30 siswa. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) angket, teknik angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur strategi yang digunakan dalam pembelajaran kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun pelajaran 2012/2013., dan (2) tes, teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil pencapaian kemahiran membaca Bahasa Indonesia siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun pelajaran 2012/2013.

Sesuai dengan rancangan penelitian ini, analisis data digunakan setelah dilaksanakan pengisisan angket dan tes. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menggunakan analisis faktor dan regresi sederhana.

Data yang sudah terkumpul akan dilakukan tiga analisis statistik, yaitu analisis faktor, anlisis korelasional, dan analisis regresi. Sebelum analisis faktor dilakukan, terlebih dahulu akan dilihat apakah data memenuhi tiga syarat penggunaan analisis faktor (Ghazali, 2011: 394). Syarat-syarat tersebut adalah (1) matriks korelasi antarstrategi belajar tersebut harus mengandung koefisien korelasi yang lebih dari 0,3, (2) hasil test of sphericity dengan menggunakan Bartlett’s test harus signifikan, dan (3) ukuran kecukupan sampling yang dilakukan dengan Keise-Meyer-Oklin harus mencapai

124

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

minimal 0,5.Uji Faktor dalam penelitian ini untuk mempermudah dilakukan penghitungannya dengan menggunakan SPSS statistics 17.0.

Setelah kategori strategi belajar yang baru terbentuk, maka disusunlah profil penggunaan masing-masing strategi dengan tingkat pemakaian sebagai berikut: (1) rendah bila rata-rata penggunaan antara 1 sampai dengan 2,44; (2) sedang bila rata-rata penggunaan antara 2,45 sampai dengan 3,44; (3) tinggi bila rata-rata penggunaan antara 3,45 sampai dengan 5,00 (Oxford, 1990).

Analisis korelasional dilakukan untuk mendapatkan jawaban masalah penelitian nomer II. Penggunaan analisis korelasional dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat hubungan penggunaan satu strategi dengan penggunaan strategi lainnya. Untuk mempermudah proses penghitungan pada anlisis korelasional digunakan dengan menggunakan SPSS statistiks 17.0.

HASIL DAN PEMBAHASANPada bagian ini dikemukakan (1)

hasil intensitas tipe-tipe strategi belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VIIA MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013, (2) hasil interkorelasi strategi belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VIIA MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013, dan (3) hasil pengaruh penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian hasil belajar kemahiran menyimak dan membaca Bahasa Indonesia yang digunakan siswa kelas VII-A MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013. Adapun Keise-Meyer-Oklin (KMO) untuk strategi kemahiran menyimak adalah .607, dan Keise-Meyer-Oklin (KMO) untuk strategi kemahiran membaca adalah .553.

Intensitas Tipe-Tipe Strategi Belajar Siswa MTS Kelas VII

Oxford (1990) menyatakan, apabila profil penggunaan masing-masing strategi dengan tingkat pemakaian sebagai berikut: (1) rendah bila rata-rata penggunaan antara 1 sampai dengan 2,44; (2) sedang bila rata-rata penggunaan antara 2,45 sampai dengan 3,44; (3) tinggi bila rata-rata penggunaan antara 3,45 sampai dengan 5,00. Hasil analisis intensitas tipe-tipe strategi belajar yang digunakan siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang akan dipaparkan sebagai berikut:

Intensitas tipe-tipe strategi belajar kemahiran menyimak bahasa indonesia yang digunakan siswa MTS kelas VII

Pada masing-masing dari keenam kategori strategi belajar, dilakukan analisis tentang tingkat intensitas penggunaan strategi belajar menyimak tersebut dengan melihat tingkat penggunaannya pada masing-masing kategori strategi belajar yang akan disajikan pada tabel 1 berikut. Tabel 1: Intensitas Penggunaan Strategi Belajar Kemahiran Menyimak

Strategi Kategori

Mean Intens Rangking

Strategi memori 3.36 Sedang 3

Strategi kognitif 3.75 Tinggi 2

Strategi kompensasi 3.07 Sedang 6

Strategi metakognitif

3.26 Sedang 4

Strategi afektif 3.23 Sedang 5

Strategi social 4.15 Tinggi 1

Berdasarkan paparan pada table 1 menunjukkan bahwa secara umum pembelajar bahasa Indone-sia di tingkat MTS menggunakan strategi belajar pada tingkat tinggi dengan rata-rata penggunaannya sebesar 3,47.

Dari keenam kategori strategi belajar yang ditemukan, jenis strategi belajar yang paling intensif penggunaannya adalah strategi sosial dengan tingkat intensitas penggunaannya 4,15 dan yang paling

125

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

rendah intensitas penggunaannya adalah strategi kompensasi dengan tingkat intensitas penggunaan 3,07. Ini menunjukkan bahwa pembelajar bahasa Indonesia di MTS, masih kurang memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelancaran komunikasi dan cenderung menggunakan strategi sosial.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwasanya tingkat intensitas penggunaan ke enam strategi belajar kemahiran menyimak siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gonganglegi Malang, tergolong dalam katergori tinggi dengan tingkat intensitas tinggi dengan rata-rata penggunaan 3,47. Temuan ini selaras dengan temuan penelitian yang dilakukan werdiningsih (2011a) yang menemukan bahwa intesitas penggunaan strategi belajar pada pembelajar bahasa indonesia tingkat SD dihasilkan tinggi dengan rata-rata sebesar 3.69. Temuan dalam penelitian ini juga sejalan dengan temuan penelitian mistar (2006) yang menemukan bahwa tingkat penggunaan strategi belajar pada tingkat sekolah tinggi dengan intensitas tinggi dengan rata-rata sebesar 3.92. hal ini menunjukkan bahwa fase-fase usia pembelajar bahasa sangat berpengaruh terhadap kualitas penggunaan strategi belajar,Sebagaimana menurut Werdiningsih (2011b) bahwa usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar. Anak-anak menggunakan strategi dengan cara khusus dan lebih sederhana, sedangkan anak usia lebih besar dan orang dewasa menggunakan strategi umum secara fleksibel, lebih fleksibel, dan canggih.

Werdeningsih (2010) juga menemukan tentang faktor-faktor penyebab penggunaan strategi komunikasi yang telah dipaparkan tersebut menggambarkan bahwa proses pemerolehan kompetensi pragmatik anak melibatkan faktor internal dan faktor lingkungan bahasanya.

Intensitas tipe-tipe strategi belajar kemahiran membaca bahasa indonesia yang digunakan siswa MTS kelas VII

Strategi belajar kemahiran membaca bahasa Indonesia yang digunakan oleh siswa kelas VII-A MTS Ibnu Hajar Gondanglegi Malang tahun 2012/2013. Pada masing-masing dari keenam kategori strategi belajar, dilakukan analisis tentang tingkat intensitas penggunaan strategi belajar membaca tersebut dengan melihat tingkat penggunaannya pada masing-masing kategori strategi belajar yang akan disajikan pada tabel 2 berikut.

Tabel 2: Intensitas Penggunaan Strategi Belajar

Strategi Kategori

Mean Intens Rangking

Strategi memori 3.61 Tinggi 3

Strategi kognitif 3.77 Tinggi 2

Strategi kompensasi 3.12 Sedang 6

Strategi metakognitif 3.23 Sedang 5

Strategi afektif 3.34 Sedang 4

Strategi social 4.15 Tinggi 1

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa secara umum pembelajar bahasa Indone-sia di tingkat MTS menggunakan strategi belajar pada tingkat tinggi dengan rata-rata penggunaannya sebesar 3,54.

Dari keenam kategori strategi belajar yang ditemukan, jenis strategi belajar yang paling intensif penggunaannya adalah strategi sosial dengan intensitas penggunaannya adalah 4,15, dan yang paling rendah intensitas penggunaannya adalah strategi kompensasi dengan intensitas penggunaan adalah 3,12. Ini menunjukkan bahwa pembelajar bahasa Indonesia di MTS masih kurang memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelancaran komunikasi. Pembelajar siswa MTS cenderung menggunakan strategi afektif.

126

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa tingkat intensitas penggunaan ke enam strategi belajar kemahiran membaca siswa kelas VII MTS Ibnu Hajar Gonganglegi Malang, tergolong dalam katergori tinggi dengan tingkat intensitas tinggi dengan rata-rata penggunaan 3,54. Temuan ini selaras dengan temuan penelitian yang dilakukan werdiningsih (2011a) yang menemukan bahwa intesitas penggunaan strategi belajar pada pembelajar bahasa indonesia tingkat SD dihasilkan tinggi dengan rata-rata sebesar 3.69. Temuan dalam penelitian ini juga selaras dengan temuan penelitian mistar (2006) yang menemukan bahwa tingkat penggunaan strategi belajar pada tingkat sekolah tinggi dengan intensitas tinggi dengan rata-rata sebesar 3.92. hal ini menunjukkan bahwa fase-fase usia pembelajar bahasa sangat berpengaruh terhadap kualitas penggunaan strategi belajar,Sebagaimana menurut Werdiningsih (2011b) bahwa usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar. Anak-anak menggunakan strategi dengan cara khusus dan lebih sederhana, sedangkan anak usia lebih besar dan orang dewasa menggunakan strategi umum secara fleksibel, lebih fleksibel, dan canggih.

Werdeningsih (2010) juga menemukan tentang faktor-faktor penyebab penggunaan strategi komunikasi yang telah dipaparkan tersebut menggambarkan bahwa proses pemerolehan kompetensi pragmatik anak melibatkan faktor internal dan faktor lingkungan bahasanya.

Interkorelasi Antarstrategi Belajar Siswa MTS Kelas VIIInterkorelasi antarstrategi belajar kemahiran menyimak siswa MTS kelas VII

Hasil analisis interkorelasi di antara keenam jenis strategi belajar siswa MTS kelas VII menunjukkan bahwa intensitas penggunaannya saling berkorelasi satu

sama lain. Interkorelasi keenam strategi belajar tersebut dipaparkan pada tabel berikut.

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa walaupun koefisien korelasi itu berada pada makna kekuatan yang berbeda, semua koefisien korelasi yang ada menunjukkan tingkat yang signifikan pada tingkat 0,01 (2-tailed test). Ini berarti bahwa peningkatan pada intensitas penggunaan salah satu kategori strategi belajar bahasa Indonesia akan selalu diikuti oleh peningkatan serupa pada intensitas penggunaan strategi yang lain.Temuan ini mempunyai implikasi terhadap pelatihan-pelatihan bagi pembelajar bahasa indonesia tingkat SMP kelas VII dalam kegiatan menyimak. Mengingat peningkatan intensitas salah satu strategi belajar dengan pemfokusan pada penggunaannya akan berdampak terhadap peningkatan penggunaan strategi yang lain. Implikasi dari korelasi keenam strategi belajar tersebut akan menunjukkan tentang cara dan kualitas belajar pembelajar bahasa indonesia itu sendiri. sebagaimana menurut Holec (1981) yang dikutip oleh werdiningsih (2011a) bahwa jika pembelajar telah mencapai tingkat penggunaan strategi belajar secara efektif, mereka akan menjadi pembelajar yang otonom, yaitu mereka akan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri.

Interkorelasi antarstrategi belajar kemahiran membaca siswa MTS kelas VII

Hasil analisis interkorelasi di antara keenam jenis strategi belajar siswa MTS kelas VII menunjukkan, bahwa intensitas penggunaannya saling berkorelasi antara satu strategi dengan strategi yang lain

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa walaupun koefisien korelasi itu berada pada makna kekuatan yang berbeda, semua koefisien korelasi yang ada menunjukkan tingkat yang signifikan pada tingkat 0,01 (2-tailed test). Ini berarti bahwa peningkatan pada intensitas penggunaan salah satu kategori

127

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

strategi belajar bahasa Indonesia akan selalu diikuti oleh peningkatan serupa pada intensitas penggunaan strategi yang lain.Temuan ini mempunyai implikasi terhadap pelatihan-pelatihan bagi pembelajar bahasa indonesia tingkat SMP kelas VII dalam kegiatan membaca. Mengingat peningkatan intensitas salah satu strategi belajar dengan pemfokusan pada penggunaannya akan berdampak terhadap peningkatan penggunaan strategi yang lain. Implikasi dari korelasi keenam strategi belajar tersebut akan menunjukkan tentang cara dan kualitas belajar pembelajar bahasa indonesia itu sendiri. sebagaimana menurut Holec (1981) yang dikutip oleh werdiningsih (2011a) bahwa jika pembelajar telah mencapai tingkat penggunaan strategi belajar secara efektif, mereka akan menjadi pembelajar yang otonom, yaitu mereka akan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya sendiri.

Pergaruh Penggunaan Strategi Belajar Terhadap Kemahiran Berbahasa

Terkait dengan pengaruh strategi belajar terhadap capaian kemahiran mendengarkan bahasa Indonesia yang diukur dengan tes hasil belajar tengah semester genap 2012/2013. Dari hasil analisis di atas dengan menggunakan rumus regresi sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut.

Dari hasil analisis didapat nilai F 30.169 untuk mendengarkan dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dari kemahiran mendengarkan ini mempunyai pengaruh signifikan yang tinggi. a Dependent Variable: mendengarkan

Dari table 6 di atas diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :Y’= -5,706+ 2,413 X

Berdasarkan tabel 5 di atas, pada baris strategi belajar dan kolom sig menunjukkan 0,000 karena Sig = 0,000 < = 0,05, maka ditolak atau ada pengaruh strategi belajar terhadap mendengarkan. Hal ini bahwa angka 2,413 dapat diterima pada

persamaan regresi linier sederhana dan dapat dipakai sebagai prediksi β.

Dari tabel di atas pada baris Constant dan kolom sig menunjukkan 0,026. Karena sig = 0,026 < = 0.05, maka ditolak. Hal ini berarti pula bahwa angka konstanta sebesar -5,706 dapat diterima pada persamaan regresi sederhana dan dapat digunakan untuk memprediksi .Tabel 6: Pengujian Model

ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Reg 4173.838 6 695.640 30.169 .000(a)

Res 530.329 23 23.058

Tot 4704.167 29

a Predictors: (Constant), strategi belajarb Dependent Variable: membaca Pada tabel 6 di atas terlihat bahwa nilai sig = 0,000. Oleh karena sig = 0,000 < = 0,05, maka ditolak. Jadi model persamaan regresi pada strategi belajar berpengaruh linier terhadap kemahiran membaca.

Tabel 7: Perhitungan Persentase Pengaruh X terhadap Y

Model Summary(b)

Model R R Sq Adj Std. Durb

1 .942a .887 .858 4.802 1.206

a Predictors: (Constant), strategi belajarb Dependent Variable: membaca

Pada tabel 7 di atas, maka besarnya R Square atau koefisien determinasi ( ) adalah 0,887. Artinya pengaruh variable independen (X atau strategi belajar) terhadap variable dependen (Y atau membaca ) adalah 0,887 X 100% =88,7 dan sisanya sebesar 11,3(100% - 88,7%) dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Dari hasil analisis di atas dengan menggunakan rumus regresi sederhana. Adapun hasil analisis didapat nilai F

128

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

30.169 untuk mendengarkan dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.

Dengan demikian pengaruh strategi belajar terhadap kemampuan berbicara tidak mempunyai signifikan yang tinggi, hal ini dikarenakan siswa kurang menggunakan strategi belajar dalam kemahiran berbicara bahasa Indonesia.Hasil pengaruh penggunaan strategi belajar terhadap pencapaian kemahiran membaca bahasa indonesia siswa kelas VIITabel 8: Koefisien Persamaan Regresi Linier Sederhana

Coefficients(a)

Mod Unstand Coe Stan

T Sig.B Std. Beta1 C .686 7.117 .096 ,047

S 2.146 .871 .263 2.589 ,000

a Dependent Variable: mendengarkanDari tabel 8 di atas diperoleh

persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut :Y’= ,686+ 2,146 X

Berdasarkan tabel di atas, pada baris strategi belajar dan kolom sig menunjukkan 0,000 karena Sig = 0,000 < = 0,05, maka ditolak atau ada pengaruh strategi belajar terhadap mendengarkan. Hal ini bahwa angka 2,146 dapat diterima pada persamaan regresi linier sederhana dan dapat dipakai sebagai prediksi β.

Dari tabel di atas pada baris Constant dan kolom sig menunjukkan 0,047. Karena sig = 0,047 < = 0.05, maka ditolak. Hal ini berarti pula bahwa angka konstanta sebesar ,686 dapat diterima pada persamaan regresi sederhana dan dapat digunakan untuk memprediksi

.Tabel 9: Pengujian Model

ANOVA(b)

Mod Sum of Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Reg 3381.643 6 563.607 27.876 .000(a)

Res 465.023 23 20.218

Tot 3846.667 29

a Predictors: (Constant), strategi belajarb Dependent Variable: membaca Pada tabel 9 di atas terlihat bahwa nilai sig = 0,000. Oleh karena sig = 0,000 < = 0,05, maka ditolak. Jadi model persamaan regresi pada strategi belajar berpengaruh linier terhadap kemahiran membaca.

Tabel 10: Perhitungan Persentase Pengaruh X terhadap Y

Model Summary(b)

Mod RR Sq Adj Std. DW

1 .938a .879 .848 4.496 1.555

a Predictors: (Constant), strategi belajarb Dependent Variable: membaca

Pada tabel 10 di atas, maka besarnya R Square atau koefisien determinasi ( ) adalah 0,879. Artinya pengaruh variable independen (X atau strategi belajar) terhadap variable dependen (Y atau membaca ) adalah 0,879 X 100% =87,9 dan sisanya sebesar 12,1(100% - 79,9%) dipengaruhi oleh variable lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Dari hasil analisis di atas dengan menggunakan rumus regresi sederhana. Adapun hasil analisis didapat nilai F 27.876 untuk membaca dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Dari kemahiran membaca bahasa Indonesia ini mempunyai pengaruh signifikan yang tinggi.

SIMPULAN Berdasarkan hasiL penelitian dan

pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) jenis strategi belajar untuk strategi belajar kemahiran menyimak yang paling intensif

129

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

penggunaannya adalah strategi sosial dengan tingkat intensitas 4,15 dan yang paling rendah intensitas penggunaannya adalah strategi kompensasi dengan tingkat intensitas penggunaan 3,07. Sedangkan jenis strategi belajar kemahiran membaca, adalah strategi sosial dengan intensitas penggunaannya adalah 4,15, dan yang paling rendah intensitas penggunaannya adalah strategi kompensasi dengan intensitas penggunaan adalah 3,12, (2) Baik tipe-tipe strategi belajar kemahiran menyimak maupun tipe-tipe strategi belajar kemahiran membaca bahasa Indonesia, terdapat korelasi yang signifikan dengan tingkat yang signifikansi 0,01 (2-tailed test), dan (3) adanya pengaruh yang signifikan ini terbukti bahwa kemahiran berbahasa Indonesia menyimak didapat nilai F 30.169 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05, dan membaca didapat nilai F 27 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Jadi dari hasi inilah dapat diketahui bahwa strategi belajar sangat mempengaruhi kemahiran berbahasa Indonesia menyimak dan membaca.

Adapun beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) bagi pembaca pengaruh strategi belajar terhadap kemahiran berbahasa Indonesia dapat menambah pengetahuan dan bisa digunakan untuk referensi penelitian berikutnya, (2) bagi peneliti berikutnya, dapat dijadikan perbandingan untuk pengembangan penelitian yang serupa, (3) bagi peneliti, penelitian ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan ilmu, dan (4) bagi guru, agar mengetahui karakteristik strategi belajar siswa. Hal ini diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk merancang model pembelajaran strategi belajar (training strategy) bagi siswa SMP Kelas VII yang terintegrasi dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2010. Edisi Revisi

VII. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.J. Adler, Mortimer & Van Doren, Carles

2007. Edisi Bahasa Indonesia. How To Read A Book. PT. indonesia Publising.

Mistar, J. (2001). A profile of english learning strategies by indonesian university students. Melbourne Papers In Linguistics and Applied Linguistics (vol. 1, No 1, 2001). Melbourne; Melbourne University.

Mistar, J. (diposting Tanggal: May 2nd, 2012). 1 Learning Strategies by Indonesian Senior High School EFL Learners (vol. 2, 2006).(E-jurnal online). (http://www.infodiknas.com/learning-strategies-by-indonesian-senior-high-school-efl-learners.html. Diunduh pada tanggal 30 juni 2013).

Oxford, R. L. 1990. Language Learning Strategies : what every teacher should know. New York: Newbury House Publishers.

Sanjaya, Wina 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana

Sudjana, Nana 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Sunendar, Dadang & Wassid, Iskandar 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Tarigan, Henry Guntur 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa

Tarigan, Henry Guntur 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa

130

ISSN 2337-6384 Jurnal Pendidikan Volume 1 Nomor 2, Agustus 2013

Werdiningsih, Dyah.2010. Strategi Komunikasi Penutur Anak dalam Interaksi dengan Berbagai Mitratutur pada Lingkungan Masyarakat Diglosik, Jurnal Litera, Vol 9 (2):1-12. (Online), (www.journal.uny.ac.id, diakses pada tanggal 10 Juni 2013).

Werdiningsih, Dyah. 2011a. Profil penggunaan strategi belajar dan dampaknya terhadap pencapaian hasil belajar bahasa indonesia siswa sekolah dasar.Jurnal Litera, Vol 10 (2):1-12. (Online), (www.journal.uny.ac.id, diakses pada tanggal 10 Juni 2013).

Werdiningsih, Dyah 2011b. Strategi Pembelajaran Bahasa Anak. Jakarta. Nirmana Media

131