pendidikan menurut ki hajar dewantara

28
PENDIDIKAN MENURUT KI HADJAR DEWANTARA Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu: Riana Nurhayati Disusun Oleh : Framasta Helen Yuliana (14505241041) Agum Anugrah Ugama Hendra (14505241049) Akmala Fauziyah (14505241060) PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

Upload: akmalafauziyah

Post on 13-Jul-2016

72 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Pendidikan menurut ki hajar dewantara

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

PENDIDIKAN MENURUT

KI HADJAR DEWANTARA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu: Riana Nurhayati

Disusun Oleh :

Framasta Helen Yuliana (14505241041)

Agum Anugrah Ugama Hendra (14505241049)

Akmala Fauziyah (14505241060)

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

Page 2: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

PENDIDIKAN MENURUT

KI HADJAR DEWANTARA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu: Riana Nurhayati

Disusun Oleh :

Framasta Helen Yuliana (14505241041)

Agum Anugrah Ugama Hendra (14505241049)

Akmala Fauziyah (14505241060)

PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

i

Page 3: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya shingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “Pendidikan Menurut Ki Hadjar Dewantara” tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang hasil diskusi dan rangkuman kami dari

berbagai sumber mengenai pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Dengan

adanya makalah ini, semoga kita mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan tentang

pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara serta dapat meningkatkan kesadaran

mengenai pentingnya pendidikan dan kebudayaan nasional.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah swt senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Yogyakarta, 7 Oktober 2014

Penyusun

ii

Page 4: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

I.1 Latar Belakang...............................................................................................1

I.2 Tujuan............................................................................................................2

I.3 Rumusan Masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

II.1 Ki Hadjar Dewantara Peletak Dasar Pendidikan...........................................3

II.2 Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara...........................................................4

II.3 Semboyan dan Metode Pendidikan Ki Hadjar Dewantara............................6

II.4 Konsep Taman Siswa...................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................12

III.1 Kesimpulan.................................................................................................12

III.2 Saran...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii

Page 5: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sejarah pendidikan di Indonesia dimulai sejak tercapainya

kemerdekaan dengan menyusun kembali sistem pengajaran kita. Yang mula-

mula sekali dilakukan ialah memilih tokoh pendidik yang telah terbukti dalam

zaman penjajahan dengan cita-cita pendidikan nasional serta ikut mendirikan

sekolahnya sendiri, seperti Ki Hadjar Dewantara dan Moh. Sjafei. Sebuah

panitia pendidikan yang diketuai oleh Ki Hadjar Dewantara telah

menghasilkan Undang-Undang Pendidikan nomor 4 tahun 1950 yang

kemudian diperluas berlakunya untuk seluruh Indonesia dengan nomor 12

tahun 1954.

Rumusan pendidikan yang dirumuskan oleh Ki Hadjar Dewantara,

Bapak Pendidikan Nasional, di dalam Taman Siswa dapat kita lihat dengan

jelas tergambar di dalam asas-asas Taman Siswa yang dikenal sebagai

Pancadharma yaitu kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, kebudayaan, dan

kemanusiawian. Taman Siswa bukan hanya lembaga pendidikan, namun juga

lembaga kebudayaan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

tertib dan damai.

Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat

erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama ialah nilai-

nilai. Di dalam rumusan-rumusan mengenai kebudayaan telah menjalin ketiga

1

Page 6: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

pengertian: manusia, masyarakat, budaya, sebagai dimensi dari hal

bersamaan. Pendidikan sebenarnya adalah suatu proses pembudayaan.

Dengan demikian tidak ada suatu proses pendidikan tanpa kebudayaan dan

tanpa masyarakat, dan sebaliknya tidak ada suatu kebudayaan dalam

pengertian suatu proses tanpa pendidikan, dan proses kebudayaan dan

pendidikan hanya dapat terjadi di dalam hubungan antarmanusia di dalam

suatu masyarakat tertentu.

Perguruan Taman Siswa merupakan perwujudan dari hakikat

kebudayaan menurut konsep Ki Hadjar Dewantara. Perguruan Taman Siswa

adalah perguruan yang baik dalam proses pendidikannya karena Ki Hadjar

Dewantara telah memikirkannya dengan matang dan Ki Hadjar Dewantara

adalah seorang patriot paripurna yang perkataan-kataannya, sikap hidupnya,

tindak-tanduknya, kesetiaan terhadap nusa dan bangsanya tidak pernah

bertentangan satu sama lain.

I.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui arti pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.

2. Untuk mengetahui cara mendidik menurut metode pendidikan Ki Hadjar

Dewantara.

3. Untuk mengetahui konsep pendidikan di perguruan Taman Siswa?

I.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan dan visi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara?

2. Bagaimana cara mendidik menurut metode pendidikan Ki Hadjar

Dewantara?

2

Page 7: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

3. Bagaimana konsep pendidikan di perguruan Taman Siswa?

3

Page 8: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Ki Hadjar Dewantara Peletak Dasar Pendidikan

“Mendidik anak itulah mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup dan

kehidupan kita pada zaman sekarang, itulah buahnya pendidikan yang kita

terima dari orangtua pada waktu kita masih anak-anak.” (Ki Hadjar

Dewantara)

Raden Mas Suwardi Suryaningrat dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889,

dan wafat pada tanggal 26 April 1959. Beliau dikenal sebagi tokoh jurnalistik,

tokoh perintis kemerdekaan, dan Bapak Pendidikan Nasional. Sebagai tokoh

pendidikan dengan sebutan Bapak Pendidikan Nasional, beliau mendirikan

lembaga pendidikan Taman Siswa pada tahun 1922. Sistem pendidikan yang

beliau kembangkan adalah sistem among. Tujuan pendidikan yang akan

dicapai adalah (1) meningkatkan kemandirian, (2) menumbuhkan semangat

dan rasa kebangsaan, dan (3) berakar pada kebudayaan nasional. Untuk

menghargai usaha keras beliau dalam mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia, beliau telah mewariskan ajaran “sistem among” dan konsep

tentang “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri

handayani”. Hari kelahiran beliau, setiap tanggal 2 Mei selalu diperingati

sebagai hari pendidikan nasional. Ki Hadjar Dewantara berpesan kepada kita

bahwa “Cinta kasih merupakan dasar utama dan dasar fundamental

pendidikan”. Hal ini senada seirama dengan yang dikemukakan oleh Jan

Light Hart bahwa “seluruh pendidikan merupakan masalah cinta kasih,

4

Page 9: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

kesabaran, dan hikmah. Kesabaran dan hikmah tumbuh di mana kasih

berkuasa. Jalan Tuhan sempurna adanya.”

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti

daya-upaya untuk memajukan perkembangan budipekerti (kekuatan batin,

karakter), pikiran (intellect), dan jasamani anak-anak. Maksudnya ialah

supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan

penghidupan anak-anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. Berikut

pasal-pasal pendidikan menururt Ki Hadjar Dewantara:

1. Segala syarat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya.

2. Kodratnya keadaan tersimpan dalam adat-istiadat masing-masing rakyat.

3. Adat-istiadat itu tidak tetap, tetapi senantiasa berubah, bentuk isi dan

iramanya.

4. Akan mengetahui garis hidup yang tetap dari sesuatu bangsa.

5. Pengaruh baru terjadi dari bergaulnya bangsa yang satu dengan yang lain.

Kita harus dapat memilih mana yang baik untuk menambah kemuliaan

hidup kita, mana yang merugikan pada kita, dengan selalu mengingat

bahwa semua kemajuan ilmu dan pengetahuan dan segala perikehidupan

itu adalah kemurahan Tuhan untuk segenap umat manusia di seluruh

dunia, meskipun hidupnya masing-masing menurut garis sendiri yang

tetap.

II.2 Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah

daya upaya yang disengaja secara terpadu dalam rangka memerdekakan aspek

5

Page 10: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

lahiriah dan batiniah manusia. Pengajaran adalah salah satu bagian dari

pendidikan. Artinya, pengajaran ialah pendidikan dengan cara memberi ilmu

atau pengetahuan dan memberi kecakapakan, pengertian serta pelatihan

kepandaian kepada anak anak, yang dapat berfaedah buat hidup anak anak,

baik lahir maupun batin.

Dalam konteks pengajaran budi pekerti, misalnya pendidikan adalah

upaya menyokong perkembangan hidup anak-anak, lahir dan batin, dari sifat

kodratinya menuju ke arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Upaya

yang dimaksudkan itu dapat berupa anjuran-anjuran, perintah-perintah kepada

anak-anak untuk melakukan berbagai perilaku yang baik dengan cara

disengaja. Syarat-syaratnya adalah mereka menyadari, menginsyafi dan

melakukan anjuran atau perintah gurunya. Sementara pengajar atau pamong

adalah penuntun yang memberi keteladanan bagi para peserta didiknya dalam

berperilaku baik agar mereka mencapai keluhuran budi atau kebijaksanaan

dan mengalami keselamatan dan kebahagiaan.

Sementara itu, citra seseorang yang memiliki kecerdasan budi pekerti

(watak atau pikiran), menurut Ki Hadjar Dewantara adalah orang yang

senantiasa memikir-mikirkan, merasa-rasakan dan selalu memakai ukuran,

timbangan, dan dasar-dasar yang pasti dan tetap (dalam perkataan dan

tindakannya) yang pantas dan terpuji terhadap sesama dan lingkungannya.

Ketika budi (pikiran) dan pekerti (tenaga) seseorang bersatu, maka bersatu

jualah gerak, pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauannya, yang lalu

menimbulkan tenaga padanya (untuk bertindak yang selaras dengan nilai nilai

6

Page 11: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

dan menimbulkan relasi yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan

sosialnya).

II.3 Semboyan dan Metode Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hadjar Dewantara, metode pendidikan yang cocok

dengan karakter dan budaya Indonesia tidak memakai syarat paksaan, karena

orang Indonesia adalah orang timur, bangsa yang hidup dalam khazanah nilai-

nilai tradisional berupa kehalusan rasa, hidup dalam kasih sayang, cinta akan

kedamain, persaudaraan, ketertiban, kejujuran dan sopan dalam tutur kata dan

tindakan, serta menghargai kesetaraan derajat kemanusiaan dengan sesama.

Dalam praksis penyemaian nilai-nilai itu, pendidik menempatkan

peserta didiknya sebagai subjek bukan objek pendidikan. Artinya, peserta

didik diberi ruang seluasnya untuk melakukan eksplorasi potensi-potensi

dirinya dan kemudian berekspresi secara kreatif, mandiri dan bertanggung

jawab.

Berangkat dari keyakinan akan nilai nilai-tradisional itu, Ki Hadjar

Dewantara yakin bahwa, pendidikan yang khas Indonesia haruslah

berdasarkan citra nilai kultural Indonesia juga. Maka ia menerapkan tiga

semboyan pendidikan yang menunjukan kekhasan Indonesia, yakni pertama,

Ing Ngarsa Sung Tuladha, artinya seorang pendidik selalu berada di depan

untuk memberi teladan. Kedua, Ing Madya Mangun Karsa, artinya seorang

pendidik selalu berada di tengah tengah para muridnya dan terus menerus

memprakarsai/memotivasi peserta didiknya untuk berkarya, membangun niat,

semangat, dan menumbuhkan ide-ide agar peserta didiknya produktif dalam

7

Page 12: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

berkarya. Ketiga, Tut Wuri Handayani, artinya seorang pendidik selalu

mendukung dan menopang (mendorong) para muridnya berkarya ke arah

yang benar bagi hidup masyarakat.

Senada dengan ketiga semboyan pendidikan di atas, metode

pendidikan yang cocok untuk membentuk kepribadian generasi muda di

Indonesia adalah yang sepadan dengan makna “paedagogig”, yakni momong,

among, dan ngemong, yang berarti bahwa pendidikan itu bersifat mengasah.

Mendidikan adalah mengasuh anak dalam dunia nilai-nilai. Dalam sistem

among ini, pengajaran berarti mendidik anak menjadi manusia yang merdeka

batinnya, merdeka pikirannya, dan merdeka tenaganya. Mengemong anak

berarti memberi kebebasan anak bergerak menurut kemauannya, tetapi

pamong akan bertindak, kalau perlu dengan paksaan, apabila keinginan anak-

anak berpotensi membahayakan keselamatannya. Sementara alat atau cara

mendidik dalam metode among terdiri dari 6 yakni:

1. Memberi contoh: pamong memberi contoh atau teladan yang baik dan

bermoral kepada peserta didiknya.

2. Pembiasaan: setiap peserta didik dibiasakan untuk melaksanakan

kewajibannya sebagai pelajar, sebagai anggota komunitas Taman Siswa,

dan sebagi anggota masyarakat secara selaras dengan aturan hidup

bersama.

3. Pengajaran: guru atau pamong memberikan pengajaran yang

menambahkan pengetahuan peserta didik sehingga mereka menjadi

generasi yang pintar, cerdas, benar dan bermoral baik.

8

Page 13: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

4. Perintah, paksaan, dan hukuman: diberikan kepada peserta didik bila

dipandang perlu atau manakala peserta didik menyalahgunakan

kebebasannya yang dapat berakibat membahayakan kehidupannya.

5. Laku atau perilaku: berkaitan dengan sikap rendah hati, jujur, dan taat

pada peraturan yang terekspresi dalam perkataan dan tindakan.

6. Pengalaman lahir dan batin: pengalaman kehidupan sehari-hari yang

diresapi dan direfleksikan sehingga mencapai tataran “rasa” dan menjadi

kekayaan serta sumber inspirasi untuk menata kehidupan yang

membahagiakan diri dan sesama.

Ki Hadjar Dewantara mengatakan pula, bahwa pendidikan nasional

ialah pendidikan yang berdasarkan garis hidup bangsanya dan ditujukan

untuk keperluan perikehidupan yang dapat mengangkat derajat negeri dan

rakyatnya, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas bekerja sama dengan

lain-lain bangsa untuk kemuliaan segenap manusia diseluruh dunia. Berikut

poin-poin pendidikan nasional menurut Ki Hadjar Dewantara:

1. Pendidikan budiperkerti harus mempergunakan syarat-syarat yang selaras

dengan jiwa kebangsaan kita.

2. Kita harus memperhatikan pangkal kehidupan kita yang terus hidup dalam

kesenian, peradaban, syarat-syarat agama, atau terdapat dalam kitab-kitab

cerita (dongeng, myten, legenda, babat, dan lain-lain).

3. Anak-anak perlu didekatkan hidupnya dengan perikehidupan rakyat, agar

mereka tidak hanya memiliki “pengetahuan” saja tentang hidup rakyatnya,

akan tetapi juga dapat “mengalaminya” sendiri, dan kemudian tidak hidup

berpisahan dengan rakyatnya.

9

Page 14: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

4. Mengutamakan cara “pondok system”, berdasarkan hidup kekeluargaan,

untuk mempersatukan pengajaran-pengetahuan dengan pengajaran budi

pekerti.

5. Pengajaran (onderwijs) ialah suatu bagian dari pendidikan. Pengajaran itu

tidak lain ialah pendidikan dengan memberi ilmu atau pengetahuan, serta

juga memberi kecakapan kepada anak-anak, baik lahir maupun batin.

6. Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-

anak, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat

mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

7. Pendidikan adalah suatu “tuntunan” di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.

8. Perlunya menguasai diri dalam pendidikan budi pekerti. Yang dinamakan

“budipekerti” atau “watak” atau “karakter” yaitu bulatnya jiwa manusia.

9. Dalam pendidikan, kemerdekaan itu sifatnya tiga macam: berdiri sendiri,

tidak tergantung pada orang lain, dan dapat mengatur dirinya sendiri.

10. Pendidikan adalah usaha pembangunan.

11. Di dalam hidupnya anak-anak terdapat tiga tempat pergaulan yang menjadi

pusat pendidikan (tri pusat pendidikan) yang amat penting baginya, yaitu:

alam-keluarga, alam-perguruan dan alam pergerakan pemuda

(masyarakat).

12. Tri nga (ngerti, ngrasa, nglakoni atau mengerti, merasa, melakukan).

13. Tri pantangan (jangan menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan,

jangan melakukan manipulasi di bidang keuangan, jangan melanggar

kesusilaan).

10

Page 15: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

14. “Amongsysteem: (Sistem Among) yaitu: menyokong kodrat alamnya

anak-anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidup lahir dan

batin menurut kodratnya sendiri-sendiri.

15. “Azas Tri-kon” yang dikemukakan Ki Hadjar, yaitu:

a. “Kontinuitet”, yang berarti hidup di zaman sekarang harus merupakan

lanjutan dari hidup di zaman silam, jangan tiruan hidup bangsa lain.

b. “Konvergensi”, yaitu keharusan untuk menghindari hidup menyendiri.

c. “Konsentritet”, yang berarti kita tidak boleh kehilangan kepribadian

kita sendiri.

II.4 Konsep Taman Siswa

“Pendidikan beralaskan garis hidup dari bangsanya yang ditujukan

untuk perikehidupan yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya

agar dapat bersama-sama dengan lain-lain bangsa untuk kemulyaan segenap

manusia di seluruh dunia.” Dari rumusan tersebut dapat kita lihat butir-butir

yang dikemukakan Ki Hadjar Dewantara:

1. Bahwa kebudayaan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan, bahkan

kebudayaan merupakan alas atau dasar pendidikan

2. Kebudayaan yang menjadi alas pendidikan haruslah bersifat kebangsaan

yaitu kebudayaan riil yang hidup di dalam masyarakat kebangsaan

Indonesia.

3. Pendidikan mempunyai arah yaitu untuk mewujudkan keperluan

perikehidupan. Yang dimaksud perikehidupan bukan hanya suatu aspek

daripada kehidupan manusia tetapi seluruh kehidupan manusia.

11

Page 16: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

4. Arah tujuan pendidikan ialah untuk mengangkat derajat negara dan rakyat.

Pendidikan nasional bukan diarahkan kepada kepentingan pemerintah atau

kepentingan suatu golongan yang kaya saja tetapi untuk kepentingan

rakyat yang hormat yang mempunyai derajat kehidupan yang memadai.

5. Pendidikan yang visioner. Pendidikan nasional tidak terlepas dari upaya

untuk kerjasama dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini untuk

meningkatkan derajat kemanusiaan. Hak asasi manusia dan tanggung

jawab bersama merupakan tugas dari pendidikan nasioanal.

Kebudayaan merupakan praksis pendidikan maka bukan saja seluruh

proses pendidikan berjiwakan kebudayaan nasional, tetapi juga seluruh unsur

kebudayaan harus diperkenalkan dalam proses pendidikan. Hal ini berati

kesenian, budi pekerti, syarat-syarat agama (nilai-nilai agama), sastra

(dongeng, babat, cerita-cerita rakyat dan sebagainya), juga pendidikan

jasmani. Program pendidikan yang komprehensif tersebut menuntut suatu

suasana pendidikan berbudaya yang hanya dapat diwujudkan secara efektif di

dalam sistem pondok. Dengan sistem tersebut para calon pendidik akan dapat

menghayati dan kelak dapat melaksanakan prinsip-prinsip kebudayaan di

dalam praksis pendidikan. Para guru profesional masa depan menuntut

kesatuan di dalam kepribadiaannya bukan hanya menguasai ilmu

pengetahuan dan bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta

dididk, tetapi juga para guru tersebut merupakan resi modern yaitu seorang

intelektual, profesional, dan pemimpin yang perlu dan dapat digugu.

12

Page 17: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

13

Page 18: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, disimpulkan bahwa pendidikan menurut Ki

Hadjar Dewantara adalah usaha pembangunan dalam upaya menyokong

perkembangan hidup anak-anak, lahir dan batin, dari sifat kodratinya

menuju ke arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pendidikan tidak

dapat lepas dari kebudayaan karena kebudayan merupakan dasar

pendidikan, dalam proses pendidikan perlu adanya kebudayaan dan

masyarakat. Untuk memperoleh proses pendidikan yang benar dapat diraih

dengan sistem among di mana peserta didik sebagai subjek bukan objek

pendidikan. Dan untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang kondusif

dapat dilakukan dengan sistem pondok.

III.2 Saran

Dengan bekal pengetahuan secara kognitif dan sistem pengajaran

menurut Ki Hadjar Dewanatara diharapkan pamong atau guru dapat

menguasai materi secara mendalam disertai adanya keterampilan tinggi

dalam menyampaikannya kepada siswa sehingga pada akhirnya tercapai

hasil pembelajaran yang optimal.

14

Page 19: Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

DAFTAR PUSTAKA

Said, H.M. 1989. Ilmu Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

Samho, Bartolomeus. 2013. Visi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Tantangan

dan Relevansi. Yogyakarta: Kanisius.

Siswoyo, Dwi, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Uny Press.

Suparlan. 2004. Mencerdaskan kehidupan bangsa dari konsepsi sampai

dengan implementasi. Yogyakarta: HIKAYAT Publishing.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, dan Masyarakat Madani

Indonesia Strategi Reformasi Pendidikan Nasional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

15