ulkus peptikum

Upload: lina-purnamasari

Post on 12-Jul-2015

279 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Disusun oleh:

Lina Purnamasari Toro Dwi Gatmoko Paradhita Amalia Samingun

SubjektifGadisumur 11tahun Riwayat Pengobatan:

Ibuprofen 800mg 34kali per minggu

Keluhan:

Nyeri epigastriumMual Muntah

Detak jantung 120 bpm

Leukosit 23,31 ribu

ObjektifSuhu tubuh 101,60F

Tekanan darah 130/74mmH g

Hematrocit 40,2 vol%

Assesment

Gadis tersebut menderita ulkus lambung karena mengkonsumsi obat Ibuprofen yang termasuk golongan NSAID.

TUJUAN

TERAPI

MONITORING

Mengurangi atau menghilangkan nyeri epigastrik

Mengobati ulkus peptikum

TUJUAN TERAPI

Membunuh Bakteri yang memperparah Ulkus Peptikum

TERAPI NONFARMAKOLOGIMenghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi lambung

TERAPI FARMAKOLOGIAntagonis reseptor H2 Ranitidin

Istirahat yang cukup dan hindari stress

Antibiotik Amoksisilin

Makan makanan yang lunak sedikit demi sedikit dan sering

Ranitidin Dosis : 2 4mg/kg BB 2 x sehari, dosis maksimum: 300mg/hari Indikasi : Tukak lambung dan tukak duadenum, refluk esofagitis, dispepsia episodik kronik, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena H.pylori, sindrom zollinge ellison, kondisi lain dimana pengurangan asam lambung akan bermanfaat. Kontraindikasi: Penderita yang di ketahui hipersensitif terhadap Ranitidine. Efek Samping : - Efek samping ranitidine adalah berupa diare, nyeri otot, pusing, dan timbul ruam kulit, malaise,nausea. - Konstipasi - Penurunan jumlah sel darah putih dan platelet ( pada beberapa penderita ). - Sedikit peningkatan kadar serum kreatinin ( pada beberapa penderita) - Beberapa kasus ( jarang ) reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, demam, ruam, urtikaria, eosinofilia.

Peringatan dan Perhatian: - Dosis harus dikurangi untuk penderita dengan gangguan fungsi ginjal - Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi hati. - Pengobatan penunjang akan mencegah kambuhnya ulkus tetapi tidak mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan. - keamanan pada gangguan jangka panjang belum sepenuhnya mapan, maka harus dihentikan untuk secara berkala mengamati penderita yang mendapat pengobatan jangka panjang. Interaksi Obat : hasil penelitian terhadap 8 penderita yang diberikan ranitidin menunjukkan perbedaan dengan simetidine, ranitidine tidak menghambat fungsi oksidasi obat pada mikrosom hepar.terhadap 5 penderita normal yang diberikan dosis warfarin harian secara subterapeutik, dengan penambahan dosis ranitidine menjadi 200mg, 2 kali sehari selama 14 hari tidak menunjukkan adanya perubahan pada waktu protrombin atau pada konsentrasi warfarin plasma.

Amoksisilin Dosis : 250mg, 2 x sehari

Setelah pemberian Ranitidin dan amoxisilin dilakukan monitoring progresifitas keadaan pasien meliputi suhu tubuh,kadar leukosit eritrosit sehingga bisa mengevaluasi efektivitas terapi yg diberikan

Dilakukan monitoring untuk pasien setelah penghentian ibu profen, apakah pasien dapat menahan rasa sakit yang di timbulkan karna sakit haid! Bila tidak bisa menahan maka akan diberikan alternatif obat lain untuk mengobati rasa nyeri haid yang ditimbulkan.