uji lumpur
DESCRIPTION
drilling fluidsTRANSCRIPT
BAB III
PENGUKURAN KADAR MINYAK DAN pH LUMPUR PEMBORAN
1. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur
pemboran (emulsi).
2. Menentukan nilai pH dalam lumpur pemboran.
3. Mengetahui perhitungan penentuan oil ratio dan water ratio.
4. Mengetahui perhitungan persentase padatan yang terdapat dalam
lumpur pemboran.
5. Mengetahui oil water ratio.
2. Dasar Teori
Penentuan kadar cairan tapisan berguna untuk mengetahui fraksi
dari minyak, air dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran.
pH menyatakan konsentrasi dari gugus hidrokxyl (OH-) yang
terdapat dalam lumpur pemboran yang akan mempengaruhi kereaktifan
bahan-bahan kimia yang digunakan dalam lumpur. pH lumpur bor
merupakan ion hidrokxyl dalam lumpur pemboran berhubungan langsung
dengan kestabilan kimia dan mencegah terjadinya korosi.
Pengukuran terhadap pH lumpur ditunjukkan untuk melihat kondisi
dari sistem lumpur sebelum dan sesudah dikondisikan pada temperatur
tinggi. Keasaman pH dari 1 sampai dengan 7, sedangkan nilai pH 7
adalah netral. Lumpur pemboran hampir selalu bersifat basa pH berkisar 9
sampai dengan 10. Keasaman lumpur tersebut mempengaruhi
kemampuan mendispersi Clay, kemampuan melarutkan zat-zat kimia,
korosi pada kelarutan besi, dan sifat-sifat rheology pH lumpur berfungsi
untuk mencegah dan menghambat laju korosi pada alat-alat yang dilalui
oleh lumpur pemboran.
3. Alat dan Bahan
3.1 Alat Yang Digunakan.
Tabel 4.1
Alat-alat Laboratorium Serta Fungsinya.
No. Nama dan Gambar Alat Fungsi Alat
1.
Gambar 4.1 Cup Mixer
Digunakan untuk menampung
bahan-bahan dasar pembuat
lumpur pemboran yang akan
di mixing.
2.
Gambar 4.2 Gelas Kimia
Digunakan sebagai tempat
untuk melarutkan suatu zat.
3.
Gambar 4.3 Gelas Ukur
Digunakan untuk mengukur
volume zat kimia dalam
bentuk cair, kecuali
larutan/pelarut yang panas
4.
Gambar 4.4 Mud Balance
Terbuat dari metal.
Digunakan untuk mengetahui
densitas atau berat jenis
lumpur pemboran.
5.
Gambar 4.5 Multi Mixer
Digunakan untuk mencampur
atau mixing bahan-bahan
dasar lumpur pemboran.
6.
Gambar 4.6
pH meter digital
Terbuat dari plastik.
Digunakan untuk mengukur
keasaman lumpur pemboran.
7.
Gambar 4.7 Retort Kit
Digunakan untuk menghitung
kadar minyak dalam lumpur
pemboran.
8.
Gambar 4.8 Stopwatch
Digunakan untuk menghitung
waktu dalam satuan detik
(second).
9.
Gambar 4.9 Timbangan
Terbuat dari metal.
Digunakan untuk meniambang
bahan-bahan dasar pembuat
lumpur pemboran.
3.2 Bahan Yang Digunakan.
a. Air tawar (aquadest) 350 mL.
b. Bentonite 22,5 gr.
c. Graize.
d. Solar 4 mL.
e. Steelwool.
f. Wetting agent.
3.3 Gambar Rangkaian Alat.
4. Prosedur Percobaan
4.1 Membuat Lumpur Dasar
Retort Kit pH Meter Digital
Menyiapakn alat dan bahan yang akan digunakan untuk pratikum,
Menuangkan aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr ke dalam cup
mixer dan di mixing dengan kecepatan low selama 20 menit. Setelah itu
memasukkan solar 4 mL dan di mixing dengan keceptan low selama 5
menit, dan jadilah lumpur dasar.
Membersihkan dan merapihkan kembali alat yang telah digunakan.
4.2 Pengukuran Kadar Minyak
Mengisi mud chamber dengan lumpur sampai setengah lalu
menambahkan wetting agent 1 tetes, agar menghilangkan bubble
pada lumpur, setelah itu menambahkan lagi lumpur samapai
penuh lalu ditutup dan membersihkan lelehan lumpur dengan
tissue.
Mengisi upper chamber dengan steelwool.
Menhubungkan upper chamber dengan mud chamber. Dan
mengolesi dratnya dengan graize agar erat.
Menghubungkan chamber dengan isolator dan dratnya diolesi
dengan graize bertujuan untuk agar tidak ada tetesan fluid yang
keluar dari dratnya.
Memasukkan chamber ke dalam box dan meletakkan gelas ukur
di bawah kondensor, digunakan untuk menampung fluida hasil
pemanasan dan mengetahui volume fluidanya.
Memanaskan lumpur sampai tidak terjadi kondensasi lagi, ditandai
dengan matinya lampu indikator.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
4.3 Pengukuran pH Lumpur Pemboran
Mencatat volume air dan solar yang berada pada gelas ukur dan
memasukkan hasil pengamatan dalam tabel hasil pengamatan.
Mengambil aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr dimasukkan
dalam cup mixer dan mixing dengan kecepatan low selama 15
menit.
Menuangkan lumpur hasil mixing ke dalam gelas kimia.
Mengkalibrasi pH meter digital menggunakan aquadest dan
membersihkan pH meter dengan tissue setelah di kalibrasi.
Mencelupkan jarum penunjuk pH meter digital pada lumpur
pemboran yang berada di gelas kimia sampai menyentuh lumpur
pemboran.
Menunggu hasil pengukuran pH hingga stabil.
Mencatat hasil pengukuran pH meter digital pada tabel hasil
pengamatan pH lumpur pemboran.
Merapihkan dan membersihkan alat dan bahan yang telah
digunakan saat pratikum.
Membersihkan dan merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan..
5. Hasil Pengamatan
Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Kadar Minyak Pada Lumpur Pemboran
Bahan
Dasar
Lumpur
Komposis
i
Satua
n
Urutan
Mix
Hasil Pengamatan
mL
water
mL
oil% water
%
oil
Aquadest 350 mL15' L
9,3 0,5 93% 5%Bentonite 22,5 gr
Solar 4 mL 5' L
Tabel 4.3
Hasil pengamatan pH pada Lumpur Pemboran
Bahan Dasar
LumpurKomposisi Satuan
Urutan
Mix
Hasil
Pengamatan
Aquadest 350 mL20' L 8,6
Bentonite 22,5 gr
6. Pengolahan Data
6.1 Mencari % Water
Diketahui : mL water = 9,3 mL
Ditanya : % water = ... ?
Jawab : % water = mL water
10 x 100 %
= 9,3 mL
10 x 100 %
= 93 %
6.2 Mencari % Oil
Diketahui : mL oil = 9,3 mL
Ditanya : % oil =... ?
Jawab : % oil = mL oil
10 x 100 %
= 0,5 mL
10 x 100 %
= 5 %
6.3 Mencari % Padatan
Diketahui : a. % water = 93%
b. % Oil = 5 %
Ditanya : % padatan ... ?
Jawab : % padatan = 100 % - ( % water - % oil )
= 100 % - ( 93 % - 5 % )
= 100 % - 98 %
= 2 %
7. Mencari total Oil Ratio
Diketahui : a. % water = 93%
b. % Oil = 5 %
Ditanya : Total Oil Ratio ... ?
Jawab : Total Oil Ratio = % Oil(%water+%Oil) x 100 %
= 5 % (93 %+5 %) x 100 %
=5 %98 %
x 100 %
= 5,10 %
8. Mencari total Water Ratio
Diketahui : Total oil ratio = 5,10 %
Ditanya : Total water ratio ... ?
Jawab : Total water ratio = 100 % - Total water ratio
= 100 % - 5,10 %
= 94,9 %
9. Mencari Water Oil ratio
Diketahui : a. total oil ratio = 5,10 %
b. total water ratio = 94,9 %
Ditanya : Oil Water Ratio ... ?
Jawab : Oil Water Ratio = % total oil ratio% totalwater ratio
= 5,10 % 94,9 %
= 0,05 %
VII. Pembahasan
Pada percobaan pengukuran kadar minyak dan pH lumpur
pemboran yang bertujuan untuk menentukan kadar minyak dan padatan
yang terdapat dalam lumpur pemboran ( emulsi ), menentukan nilai pH
dalam lumpur pemboran, mengetahui perhitungan penentuan oil ratio
dan water ratio, mengetahui perhitungan persentase padatan yang
terdapat dalam lumpur pemboran dan mengetahui oil water ratio.
Penentuan kadar cairan tapisan berguna untuk mengetahui fraksi
dari minyak, air dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran.
pH menyatakan konsentrasi dari gugus hidrokxyl ( OH- ) yang
terdapat dalam lumpur pemboran yang akan mempengaruhi kereaktifan
bahan-bahan kimia yang digunakan dalam lumpur. pH lumpur bor
merupakan ion hidrokxyl dalam lumpur pemboran berhubungan langsung
dengan kestabilan kimia dan mencegah terjadinya korosi.
Pengukuran terhadap pH lumpur ditunjukkan untuk melihat kondisi
dari system lumpur sebelum dan sesudah dikondisikan pada temperature
tinggi. Keasaman pH dari 1 sampai dengan 7, sedangkan nilai pH 7 adalah
netral. Lumpur pemboran hampir selalu bersifat basa pH berkisar 9 sampai
dengan 10. Keasaman lumpur tersebut mempengaruhi kemampuan
mendispersi Clay, kemampuan melarutkan zat-zat kimia, korosi pada
kelarutan besi, dan sifat-sifat rheology pH lumpur berfungsi untuk
mencegah dan menghambat laju korosi pada alat-alat yang dilalui oleh
lumpur pemboran.
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum kali ini antara lain Cup
Mixer, Gelas Kimia, Gelas Ukur, Multi Mixer , pH meter digital, Retort Kit,
Stopwatch dan Timbangan. Bahan yang digunakan antara lain adalah Air
tawar ( Aquadest ) 350 mL, Bentonite 22,5 gr, Gress, Solar 4 mL,
Steelwool dan Wetting agent.
Menyiapakn alat dan bahan yang akan digunakan untuk pratikum,
Menuangkan aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr ke dalam cup mixer
dan di mixing dengan kecepatan low selama 20 menit. Setelah itu
memasukkan solar 4 mL dan di mixing dengan keceptan low selama 5
menit, dan jadilah lumpur dasar. Mengisi mud chamber dengan lumpur
sampai setengah lalu menambahkan wetting agent 1 tetes, agar
menghilangkan bumble pada lumpur, setelah itu menambahkan lagi
lumpur samapai penuh lalu ditutup dan membersihkan lelehan lumpur
dengan tissue. Mengisi upper chamber dengan steelwool.
Menghubungkan upper chamber dengan mud chamber. Dan mengolesi
dratnya dengan grees agar erat. Menghubungkan chamber dengan
isolator dan dratnya diolesi dengan grees bertujuan untuk agar tidak ada
tetesan fluid yang keluar dari dratnya. Memasukkan chamber ke dalam
box dan meletakkan gelas ukur di bawah kondensor, digunakan untuk
menampung fluida hasil pemanasan dan mengetahui volume fluidanya.
Memanaskan lumpur sampai tidak terjadi kondensasi lagi, ditandai dengan
matinya lampu indikator. Mencatat volume air dan solar yang berada pada
gelas ukur dan memasukkan hasil pengamatan dalam tabel hasil
pengamatan.
Mengambil aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr dimasukkan
dalam cup mixer dan dimixing dengan kecepatan low selama 15 menit.
Menuangkan lumpur hasil mixing ke dalam gelas kimia. Mengkalibrasi pH
meter digital menggunakan aquadest dan membersihkan pH meter dengan
tissue setelah di kalibrasi. Mencelupkan jarum penunjuk pH meter digital
pada lumpur pemboran yang berada di gelas kimia sampai menyentuh
lumpur pemboran. Menunggu hasil pengukuran pH hingga stabil. Mencatat
hasil pengukuran pH meter digital pada tabel hasil pengamatan pH lumpur
pemboran. Merapihkan dan membersihkan alat dan bahan yang telah
digunakan saat pratikum.
Dari hasil pembacaan Tabel 5.1 yaitu Hasil pengamatan kadar
minyak pada Lumpur Pemboran adalah aquadest 350 mL dan bentonite
22,5 gr ke dalam cup mixer dan di mixing dengan kecepatan low selama
20 menit. Setelah itu memasukkan solar 4 mL dan di mixing dengan
kecepatan low selama 5 menit. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil
persentase water sebesar 93 % dan persentase oil sebesar 5 %. Nilai dari
water sebesar 9,3 mL dan oil ( solar ) sebesar 0,5 mL.
Dari hasil pembacaan tabel 5.2 yaitu Hasil pengamatan pH pada
Lumpur Pemboran adalah aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr ke
dalam cup mixer dan di mixing dengan kecepatan low selama 20 menit.
Setelah itu dilakukan pengkuran tingkat pH dan didapatkan hasil 8,6 yang
berarti lumpur tersebut bersifat basa.
Dari hasil pengolahan data didpatkan hasil persentase water
sebesar 93 %, persentase oil sebesar 5 %, persentase padatan sebesar 2
%, Total Oil Ratio sebesar 5,10 %, Total water ratio sebesar 94,9 %, Oil
Water Ratio sebesar 0,05 %.
Pada percobaan ini terdapat beberapa kesalahan yang terjadi
diantaranya adalah pada saat menuangkan lumpur ke dalam mud
chamber terlalu banyak, pada pembacaan nilai kandungan air dan solar
pada gelas ukur kurang tepat dan pada saat menghubungkan mud
chamber dan upper chamber kurang kencang.
Pada teorits bahwa lumpur pemboran bersifat basa yang berguna
untuk menghambat dan mencegah laju korosi. Maka dalam percobaan ini
lumpur bersifat basa dan sesuai denga teoritis yang ada.
VIII. Kesimpulan
Dalam percobaan penentuan kandungan minyak dan pH pada
lumpur pemboran dapat diambil ebebrapa kesimpulan, antara lain :
1. Penentuan kadar cairan tapisan berguna untuk mengetahui fraksi dari
minyak, air dan padatan yang terdapat dalam lumpur pemboran.
2. pH menyatakan konsentrasi dari gugus hidrokxyl ( OH- ) yang
terdapat dalam lumpur pemboran.
3. Lumpur pemboran berhubungan langsung dengan kestabilan kimia
dan mencegah terjadinya korosi.
4. pH lumpur ditunjukkan untuk melihat kondisi dari system lumpur
sebelum dan sesudah dikondisikan pada temperature tinggi.
5. Lumpur pemboran hampir selalu bersifat basa pH berkisar 9 sampai
dengan 10.
6. Keasaman lumpur tersebut mempengaruhi kemampuan mendispersi
Clay.
7. pH lumpur berfungsi untuk mencegah dan menghambat laju korosi
pada alat-alat yang dilalui oleh lumpur pemboran.
8. Hasil pembacaan Tabel 5.1 yaitu Hasil pengamatan kadar minyak
pada Lumpur Pemboran adalah aquadest 350 mL dan bentonite 22,5
gr ke dalam cup mixer dan di mixing dengan kecepatan low selama
20 menit. Setelah itu memasukkan solar 4 mL dan di mixing dengan
kecepatan low selama 5 menit. Dari hasil pengamatan didapatkan
hasil persentase water sebesar 93 % dan persentase oil sebesar 5 %.
Nilai dari water sebesar 9,3 mL dan oil ( solar ) sebesar 0,5 mL.
9. Hasil pembacaan tabel 5.2 yaitu Hasil pengamatan pH pada Lumpur
Pemboran adalah aquadest 350 mL dan bentonite 22,5 gr ke dalam
cup mixer dan di mixing dengan kecepatan low selama 20 menit.
Setelah itu dilakukan pengkuran tingkat pH dan didapatkan hasil 8,6
yang berarti lumpur tersebut bersifat basa.
10. Hasil pengolahan data didpatkan hasil persentase water sebesar 93
%, persentase oil sebesar 5 %, persentase padatan sebesar 2 %,
Total Oil Ratio sebesar 5,10 %, Total water ratio sebesar 94,9 %, Oil
Water Ratio sebesar 0,05 %.