uji kekerasan
DESCRIPTION
uji kekearasnTRANSCRIPT
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Pengujian Kekerasan
Hardness Testing
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
1. Jelaskan Sistem Pengujian Kekerasan yang anda Ketahui
2. Jelaskan Defenisi Uji Kekerasan3. Jelaskan Cara pengujian
Kekerasan a. HRBb. VIKESRc. ROKWELL
Soal
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Definisi
Uji Kekerasan adalah:Pengujian dari sifat mekanis suatu bahan/material terhadap pembebanan yang dilakukan oleh indentor atau alat uji lainnya yang menyebabkan material mengalami deformasi plastis.
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Maksud & Tujuan Pengujian
Maksud dan tujuan dari pengujian ini adalah:Untuk mengetahui kekerasan benda/material yang direpresentasikan dengan angka-angka tertentu.
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Jenis-jenis
Ada 4 jenis Sistem Pengujian yang Akan Dibicarakan:
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Sistem GoresanSistem Goresan adalah:Pengidentifikasian nilai kekerasan suatu material berdasarkan skala MOHS (tingkatan kekerasan mineral).
Skala MOHS- Dikembangkan oleh Fredriech Mohs (Jerman) pada 1822
- Dipergunakan untuk mengukur kekerasan mineral,
- Untuk yang paling tinggi nilai MOHS-nya (berarti paling keras) adalah Intan dan yang paling rendah adalah Talc
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Skala Kekerasan MOHSKekerasa
nNama Mineral Unsur/Senyawa Kimia Alat Penguji
1 Talc (Talk) Hydrat Magnesium Silikat
2 Gypsum (Gipsum) Hydrat Kalsium Fosfat Tergores kuku manusia
3 Calcite (Kalsit) Kalsium Karbonat Tergores koin perunggu
4 Fluorspar (Fluorit) Kalsium Flour Tergores paku besi
5 Apatite (Apatit) Kalsium Fosfat Tergores kaca
6 Feldspar/Ortoklas Alkali Silikat Tergores pisau lipat
7 Quartz (Kuarsa) Silika Tergores pisau baja
8 Topaz Alumina Silikat Tergores amplas
9 Corondum Alumina
10 Diamond (Intan) Karbon
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Prinsip pengujian: menggoreskan mineral yang telah diketahui nilai MOHS-nya dengan yang belum.
Alat pengujian yang telah dikembangkan oleh Prof. L. C. Graton dari Harvard, terdiri dari Mikroskop, stage, pemberi beban hingga 3 gram, dan mata intan.
Operasi alat ini, ialah benda uji digores dengan menggunakan mata intan, kemudian goresan itu dibandingkan melalui mikroskop dengan standar goresan sebelumnya.
Sistem Goresan
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Sistem Jejak
Prinsip: membebankan benda uji dengan suatu indentor, dan hasil uji tersebut dapat terlihat atau diperhitungkan lagi untuk selanjutnya diidentifikasikan sebagai nilai kekerasan.
Tipe-tipe pengujian:- Brinnel- Vickers- Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
BrinnelAdalah salah satu tipe pengujian yang menggunakan bola dengan diameter 2,5 –10 mm sebagai indentor
Prinsip Kerja:Bola dengan diameter yang telah ditentukan sesuai ketebalan menumbuk benda uji. Bola tersebut memiliki beban tumbuk 500 kg, 1500 kg, dan 3000 kg. Beban 3000 kg dan 1500 kg digunakan untuk pengujian logam-logam industri khususnya logam keras, dan 500 kg untuk logam lunak.
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Hasil pengujian dapat diubah ke dalam nilai kekerasan Brinnel menggunakan rumus:
HBN = 2P .
(πD)(D – (D² - d²)½
Dimana:
P = Beban yang diberikan
(massa bola, kg)
D = diameter bola (mm)
d = diameter jejak (mm)
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Ketebalan benda uji (mm)
Diameter bola
P untuk Steel-unhardened
P untuk Perunggu, tembaga, Alumunium
P untuk tsoft copper
> 6 10 3000 1000 500
> 3 5 750 250 -
> 1,2 2,5 182,5 - -
Tabel pembebanan dan diameter bola terhadap ketebalan
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Material untuk penjejak tidak boleh sama dengan material benda uji, karena akan mempengaruhi pengukuran.
Untuk tingkat kekerasan tinggi (material dengan nilai Brinnel 500), cold-worked steel cocok digunakan, atau biasa disebut dengan Hultgren Ball
Untuk nilai kekerasan 500-630, dapat digunakan bola karbida.
Standar ASTM E 10 menyebutkan bahwa deviasi pada bola diameter 10 mm tidak boleh melebihi 0,005 mm
Bola Penjejak Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Gambar Bola Penjejak Brinell
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Pengukuran Jejak:Diameter dari penjejakan selanjutnya diukur menggunakan mikroskop, dan toleransi dari pembacaan adalah 0,01 mm.
Letak penjejakan Penjejakan sebaiknya ditempatkan di tengah-tengah benda uji untuk mendapatkan hasil yang akurat.Dan untuk penjejakan yang dilakukan pada benda uji yang sama, jaraknya adalah 3 kali diameter jejak yang pertama, diukur dari pusat.
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Kerugian Brinnel: Seiring dengan bertambah kerasnya benda
uji, bola penjejak mengalami deformasi dan cenderung berubah dimensinya, mengakibatkan jejak yang dihasilkan tidak sempurna. Dan akhirnya nilai kekerasan yang dibaca tidak akurat.
Deformasi ini disebabkan adanya pembebanan yang berulang-ulang pada indentor ketika pengujian, sementara bola indentor memiliki tingkat modulus elastis tertentu.
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Kekhususan Pengujian:
Penjejakan Brinell:Paling cocok untuk besi cor (cast iron)Cocok untuk baja non-case hardening dan
logam non ferrous
Brinnel
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rockwell
Pengujian Rockwell ditemukan pada tahun 1916 oleh Stanley P. Rockwell, seorang ahli metalurgi dari Inggris.
Prinsip Pengujian:Pengujian Rockwell terdiri atas pengukuran perbedaan kedalaman yang diakibatkan oleh pembebanan besar (major loading) terhadap kedalaman yang disebabkan oleh pembebanan kecil (Minor Loading)
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Brale Sphero-Conical Diamond Penetrator
Kedalaman akibat minor loadKedalaman akibat Major load
Benda Uji
Pertambahan Kedalaman
Skema Pengujian Rockwell
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rockwell
F0 = Pemberian beban awal (minor) F1 = Penambahan beban akhir (major)
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rumus Tingkat Kekerasan Rockwell
HR = E - e HR = Tingkat kekerasan Rockwell E = Konstanta bahan indenter e = Selisih kedalaman penetrasi
antara F1 dan F0
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Pembebanan Minor adalah selalu 10 kg, sedang untuk pembebanan Major dapat 60, 100 atau 150 kg.
Angka kekerasan Rockwell tidak terdiri atas angka saja, melainkan huruf yang melambangkan tipe penetrator dan beban major yang dipakai.
Contoh penulisannya: 60 HRB, 15T-22
Prosedur untuk pengujian Rockwell terbagi tiga:
Rockwell A Rockwell B Rockwell C
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rockwell A
• Digunakan untuk menguji benda uji dari baja dengan ketebalan 0,4 – 0,6 mm atau benda berlubang dengan ketebalan dinding 0,4 –0, 8 mm.
• Beban yang diberikan 60 Kg.• Menggunakan Penetrator kerucut intan• Angka dapat langsung terbaca pada alat
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rockwell B
Sesuai untuk unhardenened steel dan semua logam non ferrous.
Beban yang diberikan adalah 100 kg Penjejaknya ialah bola dengan diameter
1/16 inchi Angka kekerasan dapat dibaca langsung
pada alat
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Rockwell C
Digunakan untuk Hardened Steel dan logam dengan ketebalan 0,6 – 0,8 mm
Pembebanan (Major Load) adalah 150 kg Indentor adalah kerucut intan dengan sudut
1200 Angka kekerasan juga dapat langsung
dibaca pada alat
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Hal-hal yang harus diperhatikan: Permukaan harus rata, bersih, dan kering,
serta bebas dari karat. Pembebanan harus tegak lurus, tidak terjadi
pelenturan, terutama untuk benda berongga.
Ketebalan Plat, setelah diuji bagian belakang tidak menggelembung.
Pembebanan/pengujian jangan di pinggir benda uji.
Makin halus benda uji, makin akurat hasil pengukuran yang akan didapat.
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Kekhususan Pengujian
Penjejakan Rockwell:Untuk material yang dikeraskanUntuk baja yang di-heat treatment
Rockwell
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Vickers
Sesuai dengan standar ASTM E-92, dimana tes ini menggunakan indenter berupa diamond berbentuk piramid dengan sudut 136o dengan beban 1-100 kgf.Beban diberikan selama 10 sampai 15 sekon.
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Vickers
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Vickers
F = Beban dalam kgf d = Rata-rata dua diagonal, d1 dan d2 mm HV = Kekerasan Vickers
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Vickers
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Vickers
Keuntungan: Penggunaan
indenter yang sama untuk tiap jenis permukaan dan material
Pembacaan dapat dilakukan secara akurat
Baik untuk semua materi
Kerugian: Alat yang
digunakan lebih mahal daripada alat-alat yang digunakan untuk pengujian yang lain
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Kekhususan Pengujian: Penjejakan Vickers:
– Rentang kekerasan sangat luas, cocok untuk logam lunak hingga logam keras
– Termasuk dalam penjejak mikro hardness dan baik untuk pengujian logam tipis
Vickers
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Microhardness
Disebut Mikrohardness karena digunakan untuk pembebanan hanya sampai 1000 gram.
Indentor yang digunakan dapat berupa Piramida knoop atau Intan bersudut 1360
Permukaan benda uji harus rata dan bebas dari goresan
Untuk pembebanan di bawah 100 gram, penyelesaian Metalografik diperlukan
Dipergunakan untuk pengujian komponen-komponen, kawat berdiameter kecil, pahat, dan alat kedokteran gigi.
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Metode yang banyak digunakan dalam mengukur mikrohardness adalah tes Knoop dan Vickers
Permukaan benda uji umumnya membutuhkan penyelesaian Metallographic, semakin kecil beban yang digunakan, semakin tinggi tingkat penyelesaian permukaan.
Precision microscopes digunakan untuk mengukur lekukan benda uji, dengan tingkat keakuratan ± 0.5 Micrometers.
Microhardness
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Beban yang diberikan kurang dari 1Kg.
Pengukuran jejak dengan pembesaran mikroskop 200x, 500x atau 5000x.
Vickers
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Knoop
Penjejak adalah Intan Angka kekerasan didapat
dari perbandingan antara bebean dengan luas penjejakan
Material keras dan rapuh, keduanya dapat diuji dengan ((Knoop
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Knoop Hardness Indenter Indentation
Knoop
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
The Knoop hardness number KHN adalah rasio dari beban yang diberikan oleh alat uji. P (kgf) ; A (mm2)
KHN = F/A = P/CL2 Dimana: F = Beban yang diberikan dalam kgf
A = Daerah hasil uji dalam mm2L = Diagonal terpanjang dari hasil uji dalam mmC = 0.07028 = Konstanta dari Alat uji.
Knoop
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Kekhususan Penjejakan:
Penjejakan Knoop:Khusus untuk mikro hardness dan
pengujian benda-benda yang kecil (komponen jam tangan, logam tipis, dan sebagainya)
Untuk phasa atau struktur pada matriks logam
Knoop
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Spesial TestDisebut spesial karena metode dan penggunaaannya berbeda dengan yang sebelumnya dibahas.
Terdiri atas:
1. Scleroscope Shore
2. Durometer
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Scleroscope Shore
Adalah pengujian dengan cara memantulkan benda (yaitu berupa palu bermata intan atau bola baja)
Energi pantulan tersebut yang selanjutnya diidentifikasikan sebagai nilai kekerasan
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Digunakan untuk pengukuran kekerasan Karet dan material yang seperti karet
Model yang terkenal adalah Model A dan Model B
Beban pada model A adalah 56,1 – 821,1 gf Beban pada model B adalah 56,1 – 438,6 gf Penjejak berbentuk kerucut atau bola Hasil pengukuran efektif adalah ketika
pengukuran dilakukan tegak lurus, dan titik berat sejajar dengan sumbu jejak
Durometer
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Durometer
Durometer Digital Durometer Analog
Cara Kerja Durometer
Oleh: Riski Elpari Siregar. Ir.MT.
Terima Kasih