uji efektivitas tepung tulang sapi sebagai sumber fosfor …

29
UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR UNTUK TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays scarata) DI TANAH REGOSOL USULAN PENELITIAN Diajukan oleh : Novia Utami 20120210053 Program Studi Agroteknologi Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI

SUMBER FOSFOR UNTUK TANAMAN JAGUNG MANIS

(Zea mays scarata) DI TANAH REGOSOL

USULAN PENELITIAN

Diajukan oleh :

Novia Utami

20120210053

Program Studi Agroteknologi

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016

Page 2: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

ii

Usulan Penelitian

UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR

UNTUK TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays scarata)

DI TANAH REGOSOL

Yang diajukan oleh :

Novia Utami

20120210053

Program Studi Agroteknologi

Telah disetujui/disahkan oleh :

Pembimbing I :

Ir. Mulyono, MP Tanggal……………………….

NIP : 19600608198031002

Pembimbing II :

Ir. Haryono, M.P Tanggal.................................

NIP : 196503301991031002

Mengetahui :

Ketua Program Studi Agroteknologi

Dr. Innaka Ageng Rineksane, SP. M.P Tanggal……………………….

NIK : 19721012200004133050

Page 3: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan .......................................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

A. Tulang Sapi .................................................................................................. 4

B. Unsur Hara Fosfor ........................................................................................ 5

C. Tanaman Jagung Manis................................................................................ 8

D. Tanah Regosol ............................................................................................ 10

III. TATA CARA PENELITIAN ..................................................................... 12

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 12

B. Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................... 12

C. Metode Penelitian....................................................................................... 12

D. Cara penelitian ........................................................................................... 13

E. Variabel Pengamatan ................................................................................. 16

F. Analisis Data .............................................................................................. 17

G. Jadual Kegiatan .......................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 4: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemotongan sapi akan menghasilkan produk utama berupa daging,

sedangkan tulangnya merupakan bagian yang belum dimanfaatkan secara optimal

dan ekonomis. Pemotongan satu ekor sapi dengan berat 500-700 kg, akan

menghasilkan tulang yang beratnya mencapai ±50 kg (Yusnita, 2014). Menurut

Widayati dan Suawa (2007) dalam Muhammad Irfan (2014) jumlah tulang yang

dihasilkan dari penyembelihan seekor sapi bisa mencapai 16,6% dari total berat

badan hidup.

Menurut Perwitasari (2008) tulang sapi mengandung 58,30% Ca3(PO4)2;

7,07% CaCO3; 2,09% Mg3(PO4)2; 1,96% CaF2 dan 4,62% kolagen. Secara

kimia abu tulang terdiri dari oksida logam berupa 55,82% CaO; 42,39% P2O5;

1,40% MgO; 0,43% CO2; 0,09% SiO2; 0,08% Fe2O3 dan 0,06% Al2O3.Abu

tulang sapi adalah Trikalsium Fosfat yang berasal dari Hydroxyapatit Ca5

(OH)(PO4)3. Menurut Carter and Spengler (1978) dalam Dairy (2004) umumnya

pada tulang sapi yang masih basah, berdasarkan bobotnya terdapat 20% air, 45%

abu, dan 35% bahan organik. Abu tulang sapi mengandung Kalsium 37% dan

Fosfor 18.5% pada bobot tulang sapi. Bedasarkan komposisi tersebut, maka

tulang sapi dapat dimanfaatkan sebagai sumber Fosfor untuk tanaman dalam

bentuk tepung tulang sapi.

Tanaman yang membutuhkan unsur Fosfor banyak salah satunya adalah

jagung manis. Tanaman jagung manis membutuhkan minimal 13 jenis unsur hara

yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K (makro) diperlukan dalam jumlah

lebih banyak, hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang, tidak semua

unsur dapat diserap langsung oleh tanaman (Syafruddin, 2007). Menurut Hong

(1989) dalam Nurul (2008), jagung manis tidak akan memberikan hasil yang

maksimal jika unsur hara yang diberikan tidak cukup tersedia. Pemupukan dapat

meningkatkan hasil panen secara kuantitatif dan kualitatif. Pemberian pupuk P

merupakan kunci utama dalam meningkatkan produksi jagung karena fosfor

Page 5: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

2

2

berfungsi dalam pembentukan bunga, buah, dan biji, sehingga tanaman sangat

membutuhkan P.

Budidaya tanaman jagung manisdapat dibudidayakan pada berbagai jenis

tanah, salah satunya tanah regosol. Tanah regosol merupakan tanah yang termasuk

ordo entisol. Secara umum, tanah entisol adalah tanah yang belum mengalami

perkembangan yang sempurna, dan hanya memiliki horizon A yang marginal.

Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning,

dan bahan organik rendah yaitu 3,72%. Sifat tanah yang demikian membuat tanah

tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik.

Tanah regosol memiliki kandungan bahan organik yang sedikit, sehingga

diperlukan penambahan unsur hara, salah satunya unsur hara Forsfor

(Organik.com, 2014).

Pemberian unsur hara pada tanaman jagung manis dapat berasal dari

pupuk an organik dan pupuk organik. Pupuk anorganik yang sering digunakan

dalam budidaya tanaman jagung manis adalah pupuk Urea, SP36 dan KCl. Pupuk

organik dapat berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa daun yang telah terurai

(kompos) ataupun bahan lainnya. Salah satu bahan yang mengandung unsur

makro adalah tulang sapi. Tulang sapi dapat digunakan untuk mendapatkan unsur

P, sehingga diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk an organik dalam

budidaya tanaman dan juga dapat mengurangi limbah rumah tangga.

Winarso (2005) dalam Nurul (2008) menyatakan bahwa unsur Fosfor yang

diberikan untuk tanaman ke dalam tanah sebagian besar tidak dapat digunakan

tanaman karena bereaksi dengan bahan-bahan tanah lainnya sehingga nilai

efisiensi pemupukan P menjadi rendah hingga sangat rendah, dari 100 kg

pemupukan P hanya 20% yang terserap tanaman dan yang 80% tertinggal di

dalam tanah (Nurul, 2008), sehingga dibutuhkan Asam Silikat yang salah satunya

berasal dari filtrat abu sekam padi yang dapat melarutkan senyawa organik

Pemberian filtrat abu sekam padi tersebut diharapkan agar penyerapan unsur

Fosfor pada pertumbuhan tanaman dapat lebih maksimal. Menurut Fitri dkk

(2012), konsentrasi filtrat abu sekam padi (FASP) 20% dengan lama perendaman

Page 6: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

3

3

48 jam merupakan perlakuan yang tepat pada pengolahan limbah tulang ayam

oleh FASP menghasilkan dekolagenasi kandungan Kalsium, dan Fosfor optimal.

Menurut Carter and Spengler (1978) dalam Dairy (2004) umumnya pada

tulang sapi yang masih basah, berdasarkan bobotnya terdapat 20% air, 45% abu,

dan 35% bahan organik. Abu tulang sapi mengandung Kalsium 37% dan Fosfor

18.5% pada bobot tulang sapi. Bedasarkan komposisi tersebut, maka tulang sapi

dapat dimanfaatkan sebagai sumber Fosfor untuk tanaman dalam bentuk tepung

tulang sapi. Pengaruh unsur Fosfor yang terkandung dalam tulang sapi pada

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis belum diketahui, sehingga

diperlukan penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan unsur Fosfor dari

tulang sapi pada pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

B. Perumusan Masalah

Pengaruh unsur Fosfor yang terkandung dalam tulang sapi pada pertumbuhan

dan hasil tanaman jagung manis belum diketahui, sehingga diperlukan penelitian

untuk mengetahui efektivitas penggunaan unsur Fosfor dari tulang sapi pada

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

C. Tujuan

1. Mengetahui efektivitas penggunaan unsur Fosfor dari tulang sapi untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

2. Menetapkan takaran tepung tulang sapi yang tepat untuk pertumbuhan dan

hasil tanaman jagung manis.

Page 7: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tulang Sapi

Struktur tulang sapi pada prinsipnya sama dengan tulang lainnya yaitu

terbagi menjadi bagian epiphysis atau bagian sendi tulang dan diaphysis atau

bagian tengah tulang yang berbentuk silinder. Komposisi tulang sapi yang terdiri

dari 93% hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)

2) dan 7% β-tricalcium phosphate

(Ca3(PO4)2, β-TCP) (Ooi et al.,2007). Komposisi kimia tulang sapi terdiri dari zat

anorganik berupa Ca, P, O, H, Na dan Mg, dimana gabungan reaksi kimia unsur

Ca, P, O, H merupakan senyawa apatite mineral sedangkan Na dan Mg

merupakan komponen zat anorganik tambahan penyusun tulang sapi dengan suhu

titik lebur tulang sapi sebesar 12270K (Sontang, 2000).

Hidroksiapatit (HAp) adalah sebuah molekul kristalin yang intinya

tersusun dari fosfor dan kalsium dengan rumus molekul Ca10(PO4)6(OH)

2 yang

termasuk di dalam keluarga senyawa kalsium fosfat. Hidroksiapatit yang berasal

dari tulang sapi telah secara luas dipelajari dalam bidang aplikasi medis seperti

digunakan untuk mencangkok tulang, memperbaiki, mengisi atau penggantian

tulang serta dalam pemulihan jaringan gigi. Hidroksiapatit digunakan di dalam

dunia medis karena memiliki sifat yang dapat beradaptasi dengan baik pada

jaringan keras dalam tulang, dapat membangun kembali jaringan tulang yang

sudah rusak dan juga di dalam jaringan lunak meskipun memiliki laju degradasi

yang rendah, sifat osteokonduktifitas yang tinggi, bersifat tidak beracun, non

inflamasi dan imunogenik (Kusrini dan Sontang, 2012). Sifat fisika dan biokimia

dari hidroksiapatit sama dengan yang dimiliki oleh tulang dan gigi. Selain itu,

struktur molekul hidroksiapatit juga sama dengan struktur molekul tulang dan gigi.

Abu tulang sapi adalah Trikalsium Fosfat yang berasal dari Hydroxyapatit

Ca5 (OH)(PO4)3. Memiliki komposisi abu tulang sapi, sebagian besar didominasi

oleh senyawa Fosfat dengan komponen mineral utama Hidroksilapatit (Anonim,

2008). Menurut Carter and Spengler (1978) dalam Dairy (2004) umumnya pada

tulang sapi yang masih basah, berdasarkan bobotnya terdapat 20% air, 45% abu,

dan 35% bahan organik. Abu tulang sapi mengandung Kalsium 37% dan Fosfor

Page 8: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

5

18.5% pada bobot tulang sapi.

B. Unsur Hara Fosfor

1. Peranan unsur hara Fosfor pada tanaman

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar

(hara makro). Jumlah Fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan

Nitrogen dan Kalium. Tetapi Fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key

of life). Unsur ini merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung

terkonsentrasi dalam biji dan titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam Phospat

adalah (Fosfor) sangat berguna bagi tumbuhan karena berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan akar terutama pada awal-awal pertumbuhan,

mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.

Tanaman menyerap Fosfor dalam bentuk ion Ortofosfat (H2PO4-) dan

ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Menurut Tisdale (1985) dalam Rosmarkam

dan Yuwono (2002) unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu

bentuk Pirofosfat dan Metafosfat, bahkan menurut Thomson (1982) dalam

Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa kemungkinan unsur P diserap dalam

bentuk senyawa anorganik yang larut dalam air, misalnya Asam Nukleat dan

Phitin. Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat

berubah menjadi senyawa Fosfor organik. Fosfor ini mudah bergerak antar

jaringan tanaman. Kadar optimal Fosfor dalam tanaman pada saat

pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman.

Karateristik Fosfor yaitu, Fosfor bergerak lambat dalam tanah,

pencucian bukan masalah, kecuali pada tanah yang berpasir. Fosfor lebih

banyak berada dalam bentuk anorganik dibandingkan organik. Di dalam

tanah kandungan F total bisa tinggi tetapi hanya sedikit yang tersedia bagi

tanaman. Tanaman menambang Fosfor tanah dalam jumlah lebih kecil

dibandingkan Nitrogen dan Kalium.

Fungsi Fosfor pada tanaman yaitu:

a. Pembentukan bunga dan buah

b. Bahan pembentuk inti sel dan dinding sel

Page 9: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

6

c. Mendorong pertumbuhan akar muda dan pemasakan biji pembentukan

klorofil

d. Penting untuk enzim-enzim pernapasan, pembentukan klorofil

e. Penting dalam cadangan dan transfer energi (ADP+ATP)

f. Komponen Asam Nukleat (DNA dan RNA),

g. Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam

tanaman.

Tanaman yang mengalami kekurangan P, akan mengalami gejala sebagai

berikut:

a. Reduksi pertumbuhan, kerdil

b. Daun berubah tua agak kemerahan

c. Cabang, batang, dan tepi daun berwarna merah ungu yang lambat laun

berubah menjadi kuning

d. Buah tampak kecil dan cepat matang

e. Menunda pemasakan

f. Pembentukan biji gagal

g. Perkembangan akar tidak baik (Silvikultur.com, 2011)

2. Ketersediaan unsur hara Fosfor di dalam tanah

Ketersediaan Fosfor tanah untuk tanaman sangat dipengaruhi oleh sifat

dan ciri tanahnya sendiri. Tidak tersedia dan tidak larutnya P disebabkan

fiksasi oleh mineral-mineral liat dan ion-ion Al, Fe yang membentuk senyawa

kompleks yang tidak larut. Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi

ketersediaan P tanah yaitu :

a. Tipe liat

b. Ph tanah

c. Waktu reaksi

d. Temperatur

e. Bahan organik tanah (Nyakpa, dkk,1988).

Bentuk P pada tanah masam yaitu H2PO4- lebih dominan dijumpai dan

terus ke bentuk HPO42-dan PO4

2-, sedangkan P yang dapat diserap tanaman

Page 10: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

7

dalam bentuk Orthophospat yaitu H2PO4- dan HPO42- pada umumnya dapat

tersedia bagi tanaman (Nyakpa, dkk,1988). Tanah dengan pH yang kurang

dari 6,5 akan banyak terdapat Al dan Mn yang akan mengikat P dalam tanah

dengan reaksi sebagai berikut : Al3++ H2PO4-+ 2H2O 2H++ Al(OH)2H2PO4.

Fosfat jika berhubungan dengan suatu larutan asam akan menghasilkan

monokalsium Fosfat yang mudah larut menjadi Ca2+ dan H2PO4- dengan

reaksi sebagai berikut : Ca5(PO4)3OH (Hidroksi Apatit) + 7 H+ 5 Ca2++ 3

H2PO4-+ H2O Ca5(PO4)3F (Fluorapatit) + 6 H+5 Ca2++ 3 H2PO4-+ F-. Cara

mengurangi fiksasi P dalam tanah dapat dilakukan antara lain sebagai

berikut :

a. Mengatur pH yaitu dengan pengapuran

b. Pemberian bahan organik, pemberian ini akan menghasilkan anion dan

kation yang mengurangi fiksasi

c. Mengurangi kontak langsung antara pupuk dengan tanah(Sutedjo dan

Kartasapoetra, 1988).

Pemberian Fosfor di dalam tanah mempunyai sumber dari :

a. Pupuk buatan

b. Pupuk alam

c. Senyawa alam lainnya baik senyawa organik maupun

senyawaanorganik dari unsur-unsur P dan K yang sudah ada dalam

tanah.

Permasalahan Fosfor (P) pada kesuburan tanah lapisan atas adalah

sebagai berikut :

a. Jumlah total P di dalam tanah relatif rendah, yaitu 200 - 2000 kg P/ha

tanah di kedalaman15 cm

b. P yang ditemukan di lapisan atas tanah memiliki kelarutan yang rendah

atau benar-benar tidak dapat larut sehingga sebagian besar tidak

tersedia untuk diserap oleh tanaman.

c. Sumber P yang berasal dari pupuk yang ditambahkan ke tanah, akan

menyediakan unsur P untuk tanaman namun pada waktunya akan

membentuk campuran yang tidak dapat larut (Brady dan Weil, 2008)

Page 11: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

8

C. Tanaman Jagung Manis

Jagung manis merupakan tanaman semusim, siklus hidupnya diselesaikan

dalam 60-70 hari. Tanaman jagung ini dapat menyumbangkan hasil untuk

keperluan konsumsi manusia. Hasil produksinya berupa jagung muda yang

apabila direbus mempunyai rasa enak dan manis. Rasa manis tersebut disebabkan

karena kandungan glukosa yang terdapat di dalam biji jagung. Jagung manis

memiliki ciri biji yang masih muda becahaya dan berwarna cernih sedangkan biji

yang sudah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut. Jagung dapat

ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu 1000

– 1.800 mdpl dengan temperatur antara 210C hingga 30

0C. Tanaman jagung

tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, gembur dan kaya akan kandungan

humus, dengan pH 5,5-6,5 (Aak, 2010). Budidaya jagung manis meliputi

beberapa tahapan yaitu, sebagai berikut :

1. Persiapan bahan tanam

Bahan yang digunakan dalam budidaya jagung manis berupa benih.

Benih yang digunakan merupakan benih unggul yang telah teruji kemurnian

benih terhadap kotoran maupun biji lain, daya tumbuh yang baik dapat

mencapai 90% ke atas dan ketahanan terhadap penyakit. Disamping itu

kemampuan berproduksi dalam umur yang relatif pendek, serta dapat

beradaptasi dengan baik dalam berbagai lingkungan (Aak, 2010).

2. Pengolahan Lahan

Pengolahan dilakukan dengan cara dibajak dan digaru, selanjutnya

ditambahkan pupuk kandang sapi sebagai pupuk dasar. Menurut Firlana 2011

dalam Zulkifli dan Herman 2012, penggunaan pupuk kandang sapi pada

tanaman jagung dengan dosis 20 ton/ha menunjukkan hasil tertinggi terhadap

tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tongkol, berat tongkol, berat basah dan

berat pipilan kering. Tujuan pengolahan tanah adalah memperoleh media

yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi

keberadaan gulma serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Kegiatan

ini dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam. (Faedah, 2015).

Page 12: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

9

3. Penanaman

Penanaman jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam

menggunakan tugal dengan kedalaman 2,5-5 cm. Jarak tanam yang digunakan

60x15 cm, selanjutnya benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 1

butir dengan kebutuhan benih 110.000/ha, kemudian dilakukan penutupan

dengan tanah secara tipis-tipis (Aak, 2010).

4. Pemeliharaan

a. Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati,

dilakukan pada waktu 7-10 hari setelah tanam. Jumlah dan jenis benih

serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman

(Faedah, 2015).

b. Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangandan pembumbunan dilakukan setelah tanaman berumur

15 hari, penyiangan pada tanaman jagugn yang masih kecil dilakukan

secara manual menggunakan tangan atau cangkul kecil, sehingga

diharapkan tidak merusak pertumbuhan jagung. Pembumbunan

dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi

batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang

bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi.

Pembumbunan dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan

dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan

tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan

tanaman, dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang

(Aak, 2010).

Page 13: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

10

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan cara penugalan di samping tanaman

dengan jarak sekitar 5-7 cm dari batang tanaman. Dosis pupuk yang

digunakan adalah 300 kg Urea, 200 kg SP-36, dan 50 kg KCl/ha sesuai

dengan hasil analisis tanah. Pupuk Urea diberikan tiga kali, yaitu 100

kg pada waktu tanam, 100 kg pada saat tanaman berumur 30 hst dan

100 kg pada saat tanamanberumur 45 hst. Pupuk SP-36 dan KCl

diberikan pada waktu tanam atau sebagai pupuk dasar (Suprapto,

1995).

d. Pengairan

Pengairan dilakukan setelah benih ditanam yaitu dengan cara

penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya

menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman

berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air

pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung (Faedah, 2015).

5. Panen

Pemanenan dilakukan pada 70-75 hari setelah tanam, dengan cara

memetik tongkol jagung yang berada pada ketiak daun. Hasil pemanenan

jagung manis dalam satu hektar mencapai 8-10 ton (Faedah, 2015).

D. Tanah Regosol

Tanah regosol adalah tanah berbutir kasar dan berasal dari material

gunung api. Tanah regosol berupa tanah aluvial yang baru diendapkan. Material

jenis tanah ini berupa abu vulkan dan pasir vulkan.Tanah regosol merupakan

tanah yang termasuk ordo entisol. Secara umum, tanah entisol adalah tanah yang

belum mengalami perkembangan yang sempurna, dan hanya memiliki horizon A

yang marginal. Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu

sampai kuning, dan bahan organik rendah yaitu 3,72%. Sifat tanah yang demikian

membuat tanah tidak dapat menampung air dan mineral yang dibutuhkan tanaman

dengan baik. Kandungan bahan organik yang sedikit dan kurang subur dengan pH

6-7. Tanah regosol lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman palawija, tembakau,

Page 14: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

11

dan buah-buahan yang tidak banyak membutuhkan air. Regosol banyak tersebar

di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara yang kesemuanya memiliki gunung berapi

(Hedisasrawan, 2013).

E. Hipotesis

Perlakuan B dengan takaran 1.947 kg/ha Tepung tulang sapi (17,7

gram/tanaman) memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang

paling baik.

Page 15: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

12

III. TATA CARA PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Green House Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Maret 2016 sampai bulan

Mei 2016.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah tulang sapi, benih

jagung manis, tanah regosol dan air, filtrat abu sekam padi, Urea, SP36, KCl,

pupuk kandang. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah panci presto,

cangkul, sekop, gembor, polibag, timbangan analitik, penggaris/meteran dan alat

tulis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan, dengan

rancangan perlakuan faktor tunggal, yang disusun dalam Rancangan Acak

Lengkap (Lampiran 1). Perlakuan yang diujikan adalah takaran abu tulang sapi

terdiri dari 7 aras yaitu:

A : 3.894 kg/ha Tepung tulang sapi (35,34 gram/tanaman)

B : 1.947 kg/ha Tepung tulang sapi (17,7 gram/tanaman)

C : 973,5 kg/ha Tepung tulang sapi (8,85 gram/tanaman)

D : 649 kg/ha Tepung tulang sapi (5,9 gram/tanaman)

E : 486 kg/ha Tepung tulang sapi (4.42 gram/tanaman)

F : 389,20 kg/ha Tepung tulang sapi (3,54 gram/tanaman) (Lampiran 2)

Ditambah satu perlakuan kontrol (K) dengan memberikan unsur P dari

SP36 dengan dosis 200 kg/ha atau 1,8 gram/tanaman. Masing-masing perlakuan

diulang 3 kali dan masing-masing ulangan terdapat 3 sampel, sehingga diperoleh

63 tanaman.

Page 16: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

13

D. Cara penelitian

1. Penetapan Kadar lengas tanah dan kadar lengas kapasitas lapangan

Penetapan kadar lengas tanah dilakukan menggunakan alat dan bahan

berupa botol, timbangan analitik, oven, desikator dan sampel tanah.

Penetapan kadar lengas dilakukan dengan cara

a. Menimbang botol kosong beserta tutupnya (misal berat botol = a gram)

b. Sampel tanah dimasukkan kedalam botol sebanyak setengah volume

botol, selanjutnya ditimbang (misal berat botol berisi tanah = b gram)

c. Botol yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1050

c -

1100

c selama 4 jam dengan keadaan botol terbuka.

d. Botol berisi tanah dimasukkan ke dalam desikator selama 10 menit

kemudian dengan keadaan botol tertutup, kemudian botol ditimbang

(misal botol berisi tanah setelah didinginkan = c gram)

e. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan kadar lengas dengan

rumus sebagai berikut :

Kadar lengas tanah :

Penetapan kadar lengas kapasitas lapangan dilakukan

menggunakan alat dan bahan berupa botol, timbangan analitik, oven,

desikator, kain kassa, benang, gelas piala, sampel tanah dan air. Penetapan

kadar lengas kapasitas lapangan dilakukan dengan cara :

a. Sampel tanah dibungkus menggunakan kain kassa dan diikat

menggunakan benang

b. Bungkusan sampel dicelupkan ke dalam gelas piala yang berisi

air selama ± 30 menit atau sampai tidak ada gelembung udara

yang keluar dari bungkusan.

c. Bungkusan ditiriskan dengan cara digantung selama ± 24 jam

d. Bungkusan tanah dibuka, sampel tanah diambil pada bagian

tengahnya kemudian dimasukkan kedalam botol yang

sebelumnya sudah ditimbang (misal botol kosong = a gram)

sebanyak separuh volume botol, selanjutnya botol berisi tanah

ditimbang (misal botol berisi tanah = b gram)

Page 17: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

14

e. Botol yang berisi tanah dimasukkan ke dalam oven pada suhu

1050

c - 1100

c selama 4 jam dengan keadaan botol terbuka.

f. Botol berisi tanah dimasukkan ke dalam desikator selama 10

menit kemudian dengan keadaan botol tertutup, kemudian botol

ditimbang (misal botol berisi tanah setelah didinginkan = c

gram)

g. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan kadar lengas

kapasitas lapangan dengan rumus sebagai berikut :

Kadar lengas tanah kasitas lapangan :

2. Pengolahan tulang sapi

Pengolahan tulang sapi dilakukan dengan menyiapkan tulang sapi

yang diperoleh dari rumah pemotongan hewan yang menyediakan tulang

sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel tulang dibersihkan dari daging

dan kotoran yang masih menempel, lalu dicuci.

3. Pembuatan filtrat abu sekam padi

Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan filtrat abu sekam

padi adalah pembakaran sekam padi, kemudian diambil abunya sebanyak

600 gram yang dilarutkan dengan air sebanyak 3000 ml atau 3 liter air.

Abu yang sudah larut dalam air selanjutnya disaring dan menghsailkan filtrat.

Tahap selanjutnya dilakukan perendaman tulang sapi yang sudah dibersihkan

menggunakan filtrat abu sekam padi 20% selama 48 jam. Tulang sapi

lunakkan menggunakan presto, selanjutnya dikering anginkan lalu digerus

dan diayak.

4. Persiapan media

Persiapan media dilakukan dengan mengambil tanah sedalam 20

cm di kebun percobaan Fakultas Pertanian UMY, Meranggen. Tanah

selanjunya dihomogenkan dan dikering anginkan ± 1 minggu. Tanah yang

sudah dikering anginkan disaring menggunakan saringan dengan diameter

0,5 cm. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengisian tanah ke dalam

polibag sebanyak 12,2 kg per pilbag, kemudian di tambahkan pupuk

Page 18: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

15

kandang sapi sebanyak 20 ton/ ha atau 181,8 gram per polibag (Lampiran

3).

5. Penanaman

Penanaman jagung dilakukan dengan cara membuat lubang tanam

di permukaan polibag menggunakan tugal kecil atau tangan dengan

kedalaman 2,5-5 cm. Selanjutnya benih dimasukkan ke dalam lubang

tanam sebanyak 1 butir dengan kebutuhan benih 110.000/ha, kemudian

dilakukan penutupan dengan tanah secara tipis-tipis.

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman : Penyiraman dilakukan dua hari sekali pada waktu sore

hari, dengan perhitungan volume air yaitu :

( )

Keterangan :

KL : Kapasitas Lapangan

Ka : Kering Angin

BTKM : Berat Tanah Kering Mutlak

b. Penyiangan : Penyiangan dilakukan ketika terdapat tumbuhan lain

yang tumbuh disekitar tanaman jagung manis

c. Pemupukan : Pupuk yang digunakan yaitu Urea 300 kg/ha, SP36 200

kg/ha, tepung tulang sapi 3.894 kg/ha untuk perlakuan A, tepung

tulang sapi 1.947 kg/ha untuk perlakuan B, tepung tulang sapi 973,5

kg/ha untuk perlakuan C, tepung tulang sapi 649 kg/ha untuk

perlakuan D, tepung tulang sapi 486,75 kg/ha untuk perlakuan E,

tepung tulang sapi 389,20 kg/ha untuk perlakuan F dan KCl 50 kg/ha.

Pupuk Urea diberikan tiga kali, yaitu 100 kg pada waktu tanam, 100 kg

umur 30 hari setelah tanam dan 100 kg umur 45 hari setelah tanam.

Tepung tulang sapi diberikan pada waktu tanam, KCl diberikan pada

waktu tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara pemberian pupuk di

samping tanaman dengan jarak sekitar 5-7 cm dari batang tanaman,

kemudian ditutup tipis menggunakan tanah..

Page 19: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

16

d. Pengendalian hama dan penyakit : pengendalian hama dan penyakit

dilakukan secara manual dengan cara mengambil hama dan membuang

bagian tanaman yang terserang penyakit.

7. Pemanenan

Pemanenan jagung dilakukan pada umur 75 hari setelah tanam,

dengan mengambil tongkol jagung manis dari ketiak batang.

E. Variabel Pengamatan

1. Tinggi tanaman(cm)

Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada masa vegetatif, yaitu

setiap minggu mulai satu minggu setelah tanam sampai umur jagung 40 hari

setelah tanam, menggunakan penggaris/meteran dengan satuan centimeter.

2. Jumlah daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada masa vegetatif, yaitu setiap

minggu mulai satu minggu setelah tanam sampai umur jagung 40 hari setelah

tana, dengan cara menghitung jumlah helai yang telah mekar sempurna pada

masing-masing tanaman.

3. Luas daun (cm²)

Pengamatan luas daun dilakukan pada umur 75 hari setelah tanam

menggunakan Leaf Area Meter dengan satuan cm².

4. Bobot tongkol dengan klobot (gram)

Pengamatan bobot tongkol dengan klobot dilakukan pada umur 75 hari

setelah tanam atau pada saat panen, dengan cara menimbang tongkol

menggunakan timbangan elektrik yang dinyatakan dalam gram.

5. Bobot tongkol tanpa klobot (gram)

Pengamatan bobot tongkol tanpa klobot dilakukan pada umur 75 hari

setelah tanam atau pada saat panen, dengan cara menimbang tongkol jagung

tanpa klobot menggunakan timbangan elektrik yang dinyatakan dalam gram.

Page 20: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

17

6. Bobot segar tajuk (gram)

Pengamatan bobot segar tajuk dilakukan pada 75 hari setelah tanam

dengan menimbang tajuk menggunakan timbangan elektrik dinyatakan dalam

gram.

7. Bobot segar akar (gram)

Pengamatan bobot segar akar dilakukan pada 75 hari setelah tanam

dengan menimbang akar menggunakan timbangan elektrik dinyatakan dalam

gram.

8. Bobot kering tajuk (gram)

Pengamatan bobot kering tajuk dilakukan pada 75 hari setelah tanam,

kemudian dikeringkan menggunakan oven selanjutnya menimbang tajuk

menggunakan timbangan elektrik dinyatakan dalam gram.

9. Bobot kering akar (gram)

Pengamatan bobot kering akar dilakukan pada 75 hari setelah tanam,

kemudian dikeringkan menggunakan oven selanjutnya menimbang akar

menggunakan timbangan elektrik dinyatakan dalam gram.

10. Hasil tanaman (ton/ha)

Pengamatan hasil tanaman dilakukan pada umur 75 hari setelah tanam

dengan menjumlahkan semua tongkol yang telah ditimbang dengan timbangan

analitik, kemudian dikonversi dalam hektar dengan satuan ton/ha.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan selanjutnya dianalisis dengan

sidik ragam pada tingkat kesalahan 5%, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

atas perlakuan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Apabila ada

beda nyata antar perlakuan yang diujicobakan dilakukan uji lanjut dengan uji

DMRT pada tingkat kesalahan 5%, bertujuan untuk melihat perlakuan yang

paling baik dalam pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis.

Page 21: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

18

G. Jadual Kegiatan

Kegiatan Maret April Mei Juni

Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Pengolahan

Tulang Sapi

Persiapan Media

Penanaman

Pemeliharaan

Pengamatan

Panen

Pembuatan

Laporan

Persentasi

Page 22: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

19

Page 23: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2010. Seri budidaya jagung. Yogyakarta. Kanisius

Brady, N. C dan Ray R. Weil. 2008. The Nature and Properties Of Soil. Pearson

Prentice Hall, Ohio

Faedahjaya. 2015. Budidaya Jagung Manis.

Http://Blog.Faedahjaya.Com/Petunjuk-Budidaya/Budidaya-Jagung-Manis.

Diakses Tanggal 6 April 2015

Fitri Apriani Noor, Rachmat Wiradimadja, dan Denny Rusmana. 2012.

Dekolagenasi Limbah Tulang Ayam oleh Filtrat Abu Sekam Padi terhadap

Kandungan Kalsium dan Fosfor.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&

cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjABahUKEwih5pHCj5bJAhXTWo4KHZ2

aCew&url=http%3A%2F%2Fdownload.portalgaruda.org%2Farticle.php%3

Farticle%3D103826%26val%3D1378&usg=AFQjCNER1SfM4_Uwvs36X

PEj_cEmPQ8-0A&sig2=Exr6Fit-7_3xx-

WLZngiOQ&bvm=bv.107467506,d.c2E. Diakses tanggal 14 November

2015.

Hagin, J. and B. Tucker. 1982. Fertilization of dry land and irrigated soil.

Springer-Verlag. Berlin Heidenberg.p.70-95

Haryadi. (2006). Teknologi Pengolahan Beras. Gadjah Mada University Press.

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22546-

5.%20BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 10 juni 2015

Hedisasrawan. 2013. Tanah Regosol.

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/06/tanah-regosol.html. diakses

tanggal 16 november 2015

Heriyanto. 2011. Pemanfaatan Silika Dari Abu Sekam Padi.

Http://Heriyanto.Blog.Ugm.Ac.Id/2011/12/12/Pemanfaatan-Silika-Dari-

Abu-Sekam-Padi/. Di Akses Tanggal 7 Mei 2015

Horwell, Claire; Damby, David dan Baxter, Peter. (2011). A Mineralogical and

Toxicological Assessment of The Health Hazard of Ash from The 2010

Merapi Eruption. Geophysical Research Abstracts-EGU General Assembly

2011. Vol. 13, EGU2011-2552-3.

Houston, D.F. 1972. Rice Bran and Polish. In: Rice: Chemistry & Technology,

1stEd. Amer: Assoc. Cereal Chem. Inc., St. Paul, Minnesota, USA. p.272-

300

Ismunadji, M., S.Prataharjana., M.Syamdan., A.Wdjono. 1988. Padi. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Page 24: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

J. Dairy Scl. 2004. Measure of Bone Mineral Content in Mature Dairy Cows.

American Dairy Science Association. American

Kusrini, E., Sontang, M. 2012. Characterization of X-Ray diffaction and electron

spin rasonance : effects of sintering time and temperature on bovine

hydroxyapatite. Rad. Physical and chem. 81, 118-125.

M. P. Sirappa1 Dan Nasruddin Razak2. 2010. Peningkatan Produktivitas Jagung

Melalui Pemberian Pupuk N, P, K Dan Pupuk Kandang Pada Lahan Kering

DiMaluku.Http://Balitsereal.Litbang.Pertanian.Go.Id/Ind/Images/Stories/P3

6.Pdf. Diakses. Tanggal 6 April 2015

Nyakpa, M.Y. Lubis, A.M. Pulung, M.A. Amroh, A.G, Munawar, A. Hong, G.B

dan N. Hakim, 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. S Bandar

Lampung.

Nurul Syarifah Al Amin. 2008.Pengaruh Kascing Dan Pupuk Anorganik

Terhadap Efisiensi Serapan P Dan Hasil Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Sturt) Pada Alfisols

Jumantono.https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&c

d=1&cad=rja&uact=8&ved=0CBsQFjAAahUKEwjIz5jni5bJAhUMcY4KHQclB5

Q&url=http%3A%2F%2Fcore.ac.uk%2Fdownload%2Fpdf%2F16506789.pdf&usg

=AFQjCNEfqtqkAViIkA9bq-3dvk5ARb9V5A&sig2=QftVMxFf6ACuOgaq-84m-

g&bvm=bv.107467506,d.c2E. Diakses Tanggal 14 November 2015

N. Yusnita, S. Anita, Itnawita. 2014. Kemampuan Serapan Abu Tulang Sapi

Terhadap Variasi Konsentrasi Ion Nitrat. Http://Www.E-

Jurnal.Com/2015/03/Kemampuan-Serapan-Abu-Tulang-Sapi.Html. Akses

Tanggal 03 Juli 2015

Ooi, C.Y., Hamdi,M., Ramesh, S. 2007. Properties of hydroxypatite produced by

annealing of bovine bone. Ceramics international 33,1171-1177.

Organik.com. 2014. Mengenal Jenis, Karakter, Penyebaran dan Pemanfaatan

Tanah Pertanian di Indonesia. http://organichcs.com/2014/05/11/mengenal-

jenis-karakter-penyebaran-dan-pemanfaatan-tanah-pertanian-di-indonesia/.

Diakese tanggal 15 Oktober 2015Patrick, W. H., JR and K.R. Reddy. 1976.

Rate of Fertilizer Nitrogen in a Flooded Soil. Soil. Svi. Soc. Proc. 40:678-

681

Perwitasari, D.C. 2008. Hidrolisis Tulang Sapi Menggunakan HCl Untuk

Pembuatan Gelatin. Makalah Seminar Nasional Soebardjo Brotohardjono

Rajiman. 2013. Reklamasi Lahan Pasca Erupsi Merapi.

Http://Stppyogyakarta.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2013/04/Reklamasi-

Lahan-Pasca-Erupsi-Merapi.Pdf. Diakses Tanggal 6 April 2015

Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius,

Yogyakarta

Page 25: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

Silvikultur.com, 2011. Unsur hara

fosfor(p).http://www.silvikultur.com/Unsur_Hara_Fosfor.html. Diakses

tanggal 14 november 2015.

Sudaryo Dan Sutjipto. 2009. Identifikasi Dan Penentuan Logam Pada Tanah

Vulkanik Di Daerah Cangkringan Kabupaten Sleman Dengan Metode

Analisis Aktivasi Neutron Cepat. Http://Jurnal.Sttn-Batan.Ac.Id/Wp-

Content/Uploads/2010/03/D-30%20_Sudaryo_.Pdf. Diakses Tanggal 6

April 2015

Sontang, M., 2000. Optimasi hydroxyapatite dalam tulang sapi melalui proses

sintering. Tesis, Universitas Indonesia.

Syafruddin, Faesal, dan M. Akil. 2007. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&

cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjABahUKEwiMl8jR9JvJAhXSI44KHa6V

CTA&url=http%3A%2F%2Fbalitsereal.litbang.pertanian.go.id%2Find%2Fi

mages%2Fstories%2Fsatuempat.pdf&usg=AFQjCNEcFVjxm7ix2CDcprtD

ehzqq3G_fw&sig2=LRgjjQC8JeKfmgz0h-

OEUA&bvm=bv.107763241,d.c2E. Diakses tanggal 19 November 2015

Suprapto. 1995. Betanam Jagung. Jakarta. PT Penebar Swadaya

Sutedjo,Mulyani Mul dan A.G Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ilmu Tanah Jakarta

: PT. Bina Aksara

Tisdale, S.L. and W.L. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. MacMilan

Publishing Co. Inc., New York

Zulkifli dan Herman. 2012. Respon Jagung Manis (Zea Mays Saccharata Stut )

Terhadap Dosis Dan Jenis Pupuk Organik.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&

cad=rja&uact=8&ved=0CCUQFjABahUKEwiAuJ-

8p5bJAhXGBo4KHedwCEE&url=http%3A%2F%2Frepository.unri.ac.id%

2Fxmlui%2Fhandle%2F123456789%2F5784%3Fshow%3Dfull&usg=AFQj

CNG-KC0yam3ojIzBXNJrQKUaOoqjbg&sig2=KBnLe6R5ur3Bb11JLDW

oWw&bvm=bv.107467506,d.c2E. Diakses tanggal 15 November 2015.

Page 26: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

LAMPIRAN 1

Keterangan :

K : 200 kg SP36 (1,81 gram/tanaman)

A : 3.894 kg/ha Tepung tulang sapi (35,34 gram/tanaman)

B : 1.947 kg/ha Tepung tulang sapi (17,7 gram/tanaman)

C : 973,5 kg/ha Tepung tulang sapi (8,85 gram/tanaman)

D : 649 kg/ha Tepung tulang sapi (5,9 gram/tanaman)

E : 486 kg/ha Tepung tulang sapi (4.42 gram/tanaman)

F : 389,20 kg/ha Tepung tulang sapi (3,54 gram/tanaman)

1,2,3 : Ulangan

E2

C1

E3 B2

D2

F3

K1 A2

D1

B3

A1

A3

C3

B1

D3 F2

K3 F1

K2 C2 E1

Page 27: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

LAMPIRAN 2

1. Kebutuhan tepung tulang sapi per hektar

Anjuran pemupukan : 200 kg/ha SP36 (Faedah, 2015)

Kebutuhan P per hektar :

Kadar P dalam 100 kg abu tulang sapi : 18,5 kg (Anonim, 2008)

Kebutuhan abu tulang sapi per hektar

2. Kebutuhan abu tulang sapi per tanaman

Jarak tanam : 60x15 cm = 0.09 m2

Jumlah tanaman/Ha :

Takaran abu tulang sapi /ha

A : 3.894 kg/ha Tepung tulang sapi (35,34 gram/tanaman)

B : 1.947 kg/ha Tepung tulang sapi (17,7 gram/tanaman)

C : 973,5 kg/ha Tepung tulang sapi (8,85 gram/tanaman)

D : 649 kg/ha Tepung tulang sapi (5,9 gram/tanaman)

E : 486 kg/ha Tepung tulang sapi (4.42 gram/tanaman)

F : 389,20 kg/ha Tepung tulang sapi (3,54 gram/tanaman)

Takaran abu tulang sapi /tanaman

A =

D =

B =

E =

C =

F =

Page 28: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

3. Kebutuhan SP-36 per tanaman (Kontrol)

Anjuran SP-36 per Ha : 200 kg

Populasi :110.000 tanaman

SP-36 =

/tanaman

4. Kebutuhan Urea per tanaman

Anjuran Urea per Ha : 300 kg

Populasi :110.000 tanaman

Urea=

: 3 x pemupukan

= 0,9 gram/tanaman

5. Kebutuhan KCl per tanaman

Anjuran Urea per Ha : 50 kg

Populasi :110.000 tanaman

KCl=

Page 29: UJI EFEKTIVITAS TEPUNG TULANG SAPI SEBAGAI SUMBER FOSFOR …

LAMPIRAN 3

1. Kebutuhan tanah per polibag

Kedalaman akar efektif : 25 cm

Diameter : 12,5

π : 3,14

π.r2.t = 3,14x12,5

2x25

=3,14x156,25x25

=12265 gram

=12,2 kg/polibag

2. Kebutuhan pupuk kandang per tanaman

Kebutuhan pupuk kandang per Ha : 20 ton atau 20.000 kg

Populasi tanaman per Ha : 110.000 tanaman