tutor arthritis rheumatoid
DESCRIPTION
tugassTRANSCRIPT
Kriteria (ra) menurut american rheumatism association (ara)1. Kekakuan sendi jari tangan
pada pagi hari2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang- kurangnya padasatu
sendi3. Pembengkakan pada salah satu sendi secara terus menerus sekurang – kurangnya
selama 6 minggu4. Pembengkakan pada salah satu sendi lain5. Pembengkakan sendi yang
bersifat simetris6. Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang di daerah ekstensor7.
Gambaran foto rontgen yang khas pada ra8. Uji aglutinasi faktor reumatoid9. Perubahan
karakteristik histologis lapisan sinovia10. Gambaran histologis yang khas pada nodul11.
Pengendapan cairan caousin yang jelek
2. ARTRITIS REUMATOID• merupakan bentuk arthritis yang serius, disebabkan oleh
peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan
sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku,
dan lutut.• Penyakit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga
berhubungan dengan penyakit autoimmunitas. Rheumatoid arthritis lebih sering menyerang
wanita daripada laki-laki. Walaupun dapat dapat meyerang segala jenis umur, namun lebih
sering terjadi pada umur 30-50 tahun.
3. PATOFISIOLOGI (RA)• Pada arthritis rheumatoid, reaksi autoimun terjadi dalam jaringan
synovial. Proses fagosistosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim- enzim tersebut
akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya
pembentukkan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi
tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degenerative
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.
4. TANDA DAN GEJALA• PERSENDIAN TERASA KAKU TERUTAMA DI PAGI
HARI• RASA LETIH DAN LEMAH• OTOT-OTOT TERASA KEJANG• PERSENDIAN
TERASA PANAS DAN KELIHATAN MERAH• SENSASI RASA DINGIN PADA KAKI
DAN TANGAN YANG DISEBABKAN GANGGUAN SIRKULASI• NODUL SUB
KUTAN PADA JARI TANGAN
5. KELAINAN YANG TERJADI PADA (RA)1. KELAINAN PADA SINOVIA2.
KELAINAN PADA TENDO3. KELAINAN PADA TULANG - stadium sinovitis - stadium
destruksi - stadium deformitas1. KELAINAN PADA JARINGAN EKTRA ARTIKULAR
6. KRITERIA (RA) MENURUT AMERICAN RHEUMATISM ASSOCIATION (ARA)1.
KEKAKUAN SENDI JARI TANGAN PADA PAGI HARI2. NYERI PADA
PERGERAKAN SENDI ATAU NYERI TEKAN SEKURANG- KURANGNYA
PADASATU SENDI3. PEMBENGKAKAN PADA SALAH SATU SENDI SECARA
TERUS MENERUS SEKURANG – KURANGNYA SELAMA 6 MINGGU4.
PEMBENGKAKAN PADA SALAH SATU SENDI LAIN5. PEMBENGKAKAN SENDI
YANG BERSIFAT SIMETRIS6. NODUL SUBKUTAN PADA DAERAH TONJOLAN
TULANG DI DAERAH EKSTENSOR7. GAMBARAN FOTO RONTGEN YANG KHAS
PADA RA8. UJI AGLUTINASI FAKTOR REUMATOID9. PERUBAHAN
KARAKTERISTIK HISTOLOGIS LAPISAN SINOVIA10. GAMBARAN HISTOLOGIS
YANG KHAS PADA NODUL11. PENGENDAPAN CAIRAN CAOUSIN YANG JELEK
7. Hasil penilaianKLASIK : bila terdapat 7 kriteria berlangsung sekurang-kurangnya selama
6 mggDEFINITIF : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6
mgg.KEMUNGKINAN REUMATOID : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang
kurangnya selama 4 mgg.
8. PENGKAJIAN1. IDENTITAS2. KELUHAN UTAMA : NYERI ( PQRST)3. RIWAYAT
PENYAKIT4. PEMERIKSAAN FISIK B1 – B5 : TAK B6 (bone) look, feel, move5.
Pemeriksaan diagnostik - foto rontgen - lab : LED, anemia, reaksi protein C (+) dan muko
protein meningkat, fx anti nuclear (+)
9. MASALAH KEPERAWATAN1. NYERI2. HAMBATAN MOBILITAS FISIK3.
GANGGUAN KONSEP DIRI4. KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG
PROGNOSIS DAN KEBUTUHAN PENGOBATAN
10. PRIORITAS ASKEP1. Menurunkan dan meningkatkan adaptasi nyeri2. Memberi
dukungan psikologis3. Mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadi deformitas4.
Membantu meningkatkan fungsi anggota gerak yang terganggu5. Pemenuhan kebutuhan
pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi
Mekanisme Autoimun
Ada dua teori utama yang menerangkan mekanisme terjadinya penyakit autoimun:
1. autoimun disebabkan oleh kegagalan pada delesi normal limfosit untuk mengenali antigen
tubuh sendiri.
2. Teori yang berkembang terakhir adalah autoimun disebabkan oleh kegagalan regulasi
normal dari sistem imunitas (yang mengandung beberapa sel imun yang mengenali antigen
tubuh sendiri namun mengalami supresi). Nampaknya kombinasi faktor lingkungan, genetik
dan tubuh sendiri berperan dalam ekspresi penyakit autoimun.
Sistem kekebalan pada keadaan tertentu tidak mampu bereaksi terhadap antigen yang
lazimnya berpotensi menimbulkan respon imun. Keadaan tersebut disebut toleransi kekebalan
(immunological tolerance) dan terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu:
1. Deleksi klonal, yaitu eliminasi klon (kelompok sel yang berasal dari satu sel) limfosit,
terutama limfosit T dan sebagian kecil lmfosit B, selama proses pematangan;
2. Anergi klon, yaitu ketidakmampuan klon limfosit menampilkan fungsinya;
3. Supresi klon, yaitu pengendalian fungsi “pembantu” limfosit T
Penyakit autoimun
Apakah mereka?
Penyakit autoimun (juga disebut penyakit rheumatoid) adalah, penyakit sistemik kronis yang
mempengaruhi seluruh tubuh. Mereka hasil dari serangan oleh sistem kekebalan tubuh pasien
pada beberapa bagian tubuh sendiri. Penyakit ini menyebabkan banyak peradangan dan
kerusakan sel dalam jaringan mereka menyerang. Kehancuran ini memiliki konsekuensi
kesehatan yang sangat serius. Tergantung pada penyakit pasien memiliki, tulang, saraf,
kelenjar, dan organ-organ penting lainnya dapat dihancurkan. Beberapa autoimun penyakit-
rheumatoid arthritis lebih-umum, Sindrom Sjögren, lupus eritematosus sistemik, dan multiple
sclerosis-berhubungan dengan gejala mata berat. Sebagian besar penyakit autoimun adalah
gender terkait dan biasanya jauh lebih sering terjadi pada wanita. Sebagai contoh, dari jutaan
atau lebih penderita Sjögren di AS, 90% adalah perempuan. (Lain dari penyakit autoimun,
tipe 1 atau insulin-dependent diabetes, menyebabkan komplikasi pada mata, melainkan
ditutupi secara terpisah sebagai retinopati diabetik.)
Apa adalah beberapa gejala?
Kami tidak akan menyebutkan gejala non-mata di sini. Untuk informasi ini, lihat situs web
yang tercantum di bagian bawah bagian ini. Sindrom Sjögren adalah penyakit autoimun yang
menyebabkan penyakit paling-mata terkait. Pasien menderita sindrom mata kering sangat
parah karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan kelenjar yang memproduksi air mata
film yang melumasi permukaan mata.
Semua penyakit autoimun yang tercantum di atas (multiple sclerosis (MS), lupus, rheumatoid
arthritis, dan Sjögren) dapat dikaitkan dengan peradangan saraf optik (optic neuritis),
vaskulitis di mata, uveitis, dan retinopati. Bahkan, gejala pertama dari MS sering kabur atau
kehilangan penglihatan sementara, biasanya dalam satu mata. Gejala-gejala ini disebabkan
oleh peradangan yang disebabkan oleh penyakit ini.
Bagaimana bisa autoimun penyakit dapat dicegah?
Sampai saat ini, ilmu kedokteran tidak mengenal cara untuk mencegah penyakit autoimun,
atau manifestasi mata mereka, dari terjadi. Anda harus berada di bawah perawatan spesialis,
jika Anda memiliki salah satu penyakit autoimun, sehingga flare-up, di mata dan di tempat
lain, dapat dikontrol sebanyak mungkin.
Faktor Penyebab Penyakit Autoimun
Faktor Penyebab Penyakit Autoimun
1. Genetik
Beberapa peneliti menemukan adanya hubungan antara penyakit LES dengan gen Human
Leukocyte Antigen (HLA) seperti DR2, DR3 dari Major Histocompatibility Complex (MHC)
kelas II. Individu dengan gen HLA DR2 dan DR3 mempunyai risiko relatif menderita
penyakit LES 2-3 kali lebih besar daripada yang mempunyai gen HLA DR4 dan HLA DR5.
Peneliti lain menemukan bahwa penderita penyakit LES yang mempunyai epitop antigen
HLA-DR2 cenderung membentuk autoantibodi anti-dsDNA, sedangkan penderita yang
mempunyai epitop HLA-DR3 cenderung membentuk autoantibodi anti-Ro/SS-A dan anti-
La/SS-B. Penderita penyakit LES dengan epitop-epitop HLA-DR4 dan HLA-DR5
memproduksi autoantibodi anti-Sm dan anti-RNP.
2. Defisiensi komplemen
Pada penderita penyakit LES sering ditemukan defisiensi komplemen C3 dan atau C4, yaitu
pada penderita penyakit LES dengan manifestasi ginjal. Defisiensi komplemen C3 dan atau
C4 jarang ditemukan pada penderita penyakit LES dengan manifestasi pada kulit dan susunan
saraf pusat. Individu yang mengalami defek pada komponen-komponen komplemennya,
seperti Clq, Clr, Cls mempunyai predisposisi menderita penyakit LES dan nefritis lupus.
Defisiensi komplemen C3 akan menyebabkan kepekaan terhadap infeksi meningkat, keadaan
ini merupakan predisposisi untuk timbulnya penyakit kompleks imun. Penyakit kompleks
imun selain disebabkan karena defisiensi C3, juga dapat disebabkan karena defisiensi
komplemen C2 dan C4 yang terletak pada MHC kelas II yang bertugas mengawasi interaksi
sel-sel imunokompeten yaitu sel Th dan sel B. Komplemen berperan dalam sistem pertahanan
tubuh, antara lain melalui proses opsonisasi, untuk memudahkan eliminasi kompleks imun
oleh sel karier atau makrofag. Kompleks imun akan diikat oleh reseptor komplemen
(Complement receptor = C-R) yang terdapat pada permukaan sel karier atau sel makrofag.
Pada defisiensi komplemen, eliminasi kompleks imun terhambat, sehingga jumlah kompleks
imun menjadi berlebihan dan berada dalam sirkulasi lebih lama.
3. Hormon
Pada individu normal, testosteron berfungsi mensupresi sistem imuns sedangkan estrogen
memperkuat sistem imun. Predominan lupus pada wanita dibandingkan pria memperlihatkan
adanya pengaruh hormon seks dalam patogenesis lupus. Pada percobaan di tikus dengan
pemberian testosteron mengurangi lupus-like syndrome dan pemberian estrogen memperberat
penyakit.
4. Lingkungan Pengaruh fisik (sinar matahari), infeksi (bakteri, virus, protozoa), dan obat-
obatan dapat mencetuskan atau memperberat penyakit autoimun. Mekanismenya dapat
melalui aktivasi sel B poliklonal atau dengan meningkatkan ekspresi MHC kelas I atau II.
Diposting oleh 1@N pada tgl 6
http://digilib.unila.ac.id/2424/9/2.%20Bab%202.pdf