laporan tutor 1.3

35
LAPORAN DISKUSI TUTORIAL 1 BLOK 3 “ KRAM “ Pengampu : dr. Kanti Ratnaningrum, M.Sc Disusun oleh : Kelompok 6 Pertemuan I : 29 Desember 2014 Moderator : Rivai Harun Arrasid (H2A014037) Sekretaris : Aurima Hanun Kusuma (H2A014011) Pertemuan II : 31 Desember 2014 Moderator : Wirawan Amirul Bahri (H2A014009) Sekretaris : Nadya Gita Utami (H2A014038) Anggota: i

Upload: rivaiharunarrasid

Post on 15-Jan-2016

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Tutor 1.3

LAPORAN DISKUSI TUTORIAL 1 BLOK 3

“ KRAM “

Pengampu : dr. Kanti Ratnaningrum, M.Sc

Disusun oleh :

Kelompok 6

Pertemuan I : 29 Desember 2014

Moderator : Rivai Harun Arrasid (H2A014037)

Sekretaris : Aurima Hanun Kusuma (H2A014011)

Pertemuan II : 31 Desember 2014

Moderator : Wirawan Amirul Bahri (H2A014009)

Sekretaris : Nadya Gita Utami (H2A014038)

Anggota:

1. M Amin Misbah (H2A014049)

2. Taufik H. S (H2A014035)

3. Eva Jannati (H2A014047)

4. Amallia Nur F (H2A014050)

5. Vian Aprilya (H2A014023)

6. Sri Sugianti (H2A014045)

7. Baratarini (H2A014034)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2014

i

Page 2: Laporan Tutor 1.3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................…… i

DAFTAR ISI...................................................................................…..... ii

Skenario............................................................................................…… 1

Step 1 Klarifikasi Istilah…………………............................................. 1

Step 2 Identifikasi Masalah……………................................................ 2

Step 3 Analisis Masalah……………………………………….............. 2

Step 4 Skema……………………………………………………............ 5

Step 5 Sasaran Belajar…………………………………......................... 5

Step 6 Belajar Mandiri…………………………………….................... 6

Step 7 Sintesis.....................………………………………….................. 6

DAFTAR PUSTAKA…………...……….……….………….………… 22

i

Page 3: Laporan Tutor 1.3

SKENARIO :

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diantar oleh ibunya ke praktek

dokter karena mendadak tungkai kirinya kram setelah berenang. Setelah ditanya

oleh dokter ternyata anak tersebut tidak melakukan pemanasan terlebih dahulu

sebelumnya. Selanjutnya ibu anak tersebut bertanya tentang apa yang terjadi pada

anaknya. Oleh dokter dijelaskan tentang mekanisme terjadinya kontraksi otot

tersebut dan otot-otot apa saja yang terlibat di dalamnya. Setelah dijelaskan

tentang hal tersebut di atas, oleh dokter diberikan terapi untuk menangani kram

tersebut.

STEP 1 : KLARIFIKASI ISTILAH

1. Kontraksi Otot:

Suatu peregangan yang akan menjadi suatu pemendekan atau penyusutan

pada otot.1

2. Otot :

Sebuah jaringan kenyal dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi

sebagai penggerakan organ tubuh sebagai alat gerak aktif dan merupakan

bagian tubuh yang melakukan sebuah kontraksi dan relaksasi.2

3. Kram :

Suatu kontraksi pada bagian tubuh (otot) tertentu secara terus menerus

yang berlebihan, yang mucul secara tiba-tiba dan menyebabkan nyeri

akibat kekurangan kadar oksigen.3

4. Tungkai :

Suatu bagian anggota gerak bagian bawah dari femur sampai pergelangan

kaki atau disebut juga dengan ekstermitas inferior.4

1 KBBI.web.id2 Ibid3 Ibid4 Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta : EGC, 2002

1

Page 4: Laporan Tutor 1.3

5. Mekanisme :

Suatu proses rangkaian atau kejadian yang tersusun secara sistematis atau

berurutan5

6. Terapi :

Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yg sedang sakit, pengobatan

penyakit atau suatu perawatan penyakit.

STEP 2 : IDENTIFIKASI MASALAH

1. Bagaimana suatu mekanisme dan kontraksi kerja pada otot?

2. Bagaimana mekanisme terjadinya kram?

3. Jelaskan pertolongan pertama pada kram dan terapinya!

4. Apa pentingnya suatu proses pemanasan?

STEP 3 : ANALISIS MASALAH

1. Mekanisme kontraksi otot :

Pelepasan impuls neuron motorik

Pembebasan transmitter (asetilkolin) di motor end plate

Terikatnya asetilkolin pada reseptor asetilkolin nikotinik

Meningkatnya hantaran Na dan K di membrane endplate

Pembentukan potensial end plate

Pembentukan potensial aksi di serat otot

Penyebaran depolarisasi ke arah dalam di sepanjang tubulus T

Pembebasan Ca dari sisterna terminal reticulum sarkoplasma dan

difusi ke filament tebal dan tipis

Peningkatan Ca pada troponin C yang memajankan tempat

pengikatan myosin pada aktin

5 KBBI, loc.cit

2

Page 5: Laporan Tutor 1.3

Pembentukan ikatan silang antara aktin dan myosin dan pergeseran

filament tipis pada filament tebal sehingga terjadi pemendekan otot.6

2. Mekanisme kram

Kram dapat terjadi karena adanya penumpukan asam laktat dan

penurunan oksigen. Penumpukan asam laktat terjadi diawali dengan

kontraksi otot yang berlebihan tanpa adanya suatu relaksasi atau istirahat.

Ketika otot berkontraksi maka terjadilah suatu metabolisme glikogenesis

yang merubah glikogen pada otot untuk dijadikan asam piruvat dan

menjadi bahan dasar ATP, namun apabila kontraksi dilakukan terus-

menerus otomatis glikogen yang akan dirombak mengalami penurunan

dan peningkatan asam laktat. Dalam penumpukan inilah inilah asam laktat

mampu mengiritasi serabut-serabut saraf otot sehingga timbul rasa nyeri

dan otot akan mengalami kejang otot apabila dipaksa untuk terus bekerja.

Penyebab kram :

Kelelahan otot

Kurang memadainya pemanasan serta pendinginan

Ketidak seimbangan mineral dalam tubuh

Kekurangan cairan (dehidrasi)

Factor lain (usia tua, lari jarak jauh, berat badan berlebih, riwayat

kram dalam keluarga serta dapat terjadi karena dingin atau panas)7

3. Pertolongan pertama pada penderita kram :

kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut.

Apabila kejang terjadi di betis , berdirilah dengan bertumpu jari kaki

( dalam bahasa jawa adalah njinjit ) dan kemudian sentakkan tumit ke

6 Murray, R. K. (2009). BIOKIMIA HARPER. In R. K. Murray, BIOKIMIA HARPER edisi 27 (p.590).Jakarta:EGC.7 Pakkari, J., UM. Kujala, et al.2001.Is It Possible to prevent Sports Injuries?:Review of Controlled Clinicals Trials and Recommendation for Future Work. Sport Medicine 31(14):985-995.

3

Page 6: Laporan Tutor 1.3

bawah. Dapat pula dicoba dengan melemaskan tungkai yang mengalami

kejang otot, dan memijat otot yang kejang itu kearah letak jantung.

kejang otot yang terjadi sewaktu berenang dapat diatasi dengan jalan

menarik lutut ke dada sambil badan berusaha mengapung, dan pijit-pjitlah

otot yang kejang tadi. Apabila kejang terasa sangat sakit, berilah tanda

bahwa anda memerlukan pertolongan.

kejang otot karena panas ditolong dengan membaringkan penderita di

tempat yang sejuk, dan memberinyaminum air garam ( 1 sendok the garam

untuk setengah liter atau dua gelas air ). Pijitlah otot yang kejang tersebut

dengan obat gosok. Penderita harus istirahat selama selama 1-2 hari

berikutnya.

Terapi pijat juga bisa dilakukan untuk mengatasi kram, karena bisa

membantu otot menjadi rileks. Dengan cara mengompresnya dengan air

hangat. Mengompres dengan sesuatu yang hangat bisa memperbaiki

flexibelitas tendon, merelaxkan otot, dan juga mengurangi sakit.

4. Pentingnya pemanasan

Fisiologis :

Meningkatkan suhu tubuh

Menghindari kram

Mempercepat perjalanan sinyal saraf yang mengendalikan gerakan tubuh

Memperlancar aliran darah melalui otot-otot

Memperlancar pertukaran oksigen dalam hemoglobin

Mengurangi adanya tegangan otot

4

Page 7: Laporan Tutor 1.3

PASIEN

KRAM

DOKTER

TERAPI

OTOT

PENCEGAHAN

PERTOLONGAN PERTAMA

MEKANISME KONTRAKSI

PEMANASAN

STEP 4 SKEMA :

Keterangan : Seorang Pasien merasakan kram pada tungkainya, karena tidak

melakukan pemanasan. Kram tersebut berada pada otot, yang berkaitan dengan

mekanisme kontraksi, penyebab, pertolongan pertama pada kram, pemanasan dan

pencegahan. Kemudian dokter memberikan terapi.

STEP 5 SASARAN BELAJAR :

1. Anatomi extremitas inferior ( Musculus )

2. Mekanisme kerja otot ( Kontraksi dan Relaksasi)

3. Gerakan-gerakan extremitas inferior

4. Histologi jaringan otot

5

Page 8: Laporan Tutor 1.3

STEP 6 BELAJAR MANDIRI

STEP 7 SINTESIS :

1. Anatomi membrum Inferior (Musculi) [1]

OTOT-OTOT VENTRAL PANGKAL PAHA

1. M.Iliacus 

2. M.psoas major 

3. M.psoas minor 

OTOT-OTOT VENTRAL PAHA 

1. M.quadriceps femoris 

6

Page 9: Laporan Tutor 1.3

2. M.sartorius 

3. M.tensor fasciae latae 

OTOT-OTOT MEDIAL PAHA ATAS 

1. M.gracilis 

2. M.pectineus 

3. M.adductor brevis 

4. M.adductor longus 

5. M.adduktor magnus 

6. M.obturatorius eksternus 

OTOT-OTOT DORSAL PINGGUL 

1. M.gluteus maximus 

2. M.gluteus medius 

3. M.gluteus minimus 

4. M.piriformis 

5. M.obturatorius internus 

6. M.gemellus superior 

7. M.gemellus inferior 

8. M.quadratus femoris 

7

Page 10: Laporan Tutor 1.3

OTOT-OTOT DORSAL PAHA 

1. M.biceps femoris 

2. M.semitendinosus 

3. M.semimembranosus 

8

Page 11: Laporan Tutor 1.3

OTOT-OTOT VENTRAL BETIS

1. M.tibialis anterior 

2. M.extensor hallucis longus 

3. M.extensor digitorum longus 

4. M.fibularis (peroneus) tertius 

OTOT-OTOT LATERAL BETIS 

1. M.fibularis (peroneus) longus 

2. M.fibularis (peroneus) brevis 

9

Page 12: Laporan Tutor 1.3

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN PERMUKAAN 

1. M.triceps surae 

OTOT-OTOT DORSAL BETIS BAGIAN DALAM 

1. M.popliteus 

2. M.tibialis posterior 

3. M.flexor digitorum longus 

4. M.flexor hallucis longus 

  

OTOT-OTOT KAKI DORSAL 

1. M.ekstensor digitorum brevis 

2. M.ekstensor hallucis brevis 

OTOT-OTOT MEDIAL TELAPAK KAKI 

1. M.abduktor hallucis 

2. M.flexor hallucis brevis 

3. M.adduktor hallucis 

10

Page 13: Laporan Tutor 1.3

OTOT-OTOT BAGIAN TENGAH TELAPAK KAKI 

1. M.flexor digitorum brevis 

2. M.quadratus plantae 

3. Mm.lumbricales pedis I-IV 

4. Mm.interosei plantares I-III 

5. Mm.interossei dorsales pedis I-IV 

OTOT-OTOT LATERAL TELAPAK KAKI 

1. M.abduktor digiti minimi 

2. M.flexor digiti minimi brevis 

3. M.opponens digiti minimi

2. Mekanisme Kontraksi-Relaksasi Otot (Biokimia & Fisiologi)

Transmisi impuls dari saraf ke otot rangka melalui sinapsis neuro

muscular. Otot rangka diinervasi oleh serabut saraf yang bermielin yang asalnya

sebagianbesar dari medula spinata akhir dari saraf membuat hubungan dengan

otot lewat sinapsis neuro muscular. Sinap akso muscarini terjadi penghantaran

rangsang dari serabut saraf ke otot. Dimana neuro transmiternya berupa asetil

kolin yang akan ditangkap oleh reseptornya pada membran sel otot. Kemudian

akan timbul potensial aksi disepanjang membran otot yang akan menyebabkan

kontraksi otot. Terdapat tubulus T(transverse tubulus) yang merupakan suatu

kanal yang masuk ke sel otot, yang berada di samping miofibril. Potensial aksi

pada membran sel otot akan mencapai miofibril melalui tubulus T. Disekitar

miofibril terdapat retikulum sarkoplasmik yang mengitari miofibril. Ketika

potensial aksi mencapai retikulum sarko plasmik maka menyebabkan pompa Ca+

dari retikulum sarkoplasmik ke miofibril.

Miofibril tersusun dari komponen aktin dan miosin. Filamen aktin tanpa

kehadiran kompleks tropomiosin-tropomin akan berikatan kuat dengan miosin

jika ada magnesium dan ATP. Pada kenyataanya terdapat kompleks tropomin-

11

Page 14: Laporan Tutor 1.3

tropomiosin yang menutup sisi aktif pada aktin sehingga tidak terjadi ikatan

antara aktin dan miosin.

Kontraksi pada aktin dan myosin:8

a) Sebelum kontraksi dimulai kepala dari miosin berikatan dengan ATP. ATPase

pada kepala miosin secara cepat akan memecah ATP menjadi ADP dan Pi.

Pada tahap ini konformasi dari kepala miosin akan bergerak ke depan tegak

lurus terhadap aktin, tanpa berikatan dengan aktin.

b) Selanjutnya sekresi ion kalsium dari retikulum sarkoplasmik dalam jumlah

besar sebagai respon dari potensial aksi. Ion kalsium akan berikatan dengan

troponin, dimana troponin pada tahap selanjutnya akan menggerakkan

tropomiosin menjauhi sisi aktif dari aktin. Kemudian kepala miosin akan

berikatan dengan aktin pada sisi aktif itu.

c) Ikatan antara kepala miosin dan sisi aktif aktin menyebabkan perubahan

konformasi dari kepala miosin, menyebabkan kepala miosin menarik filamen

aktin bergerak ke arah garis M. Terjadi overlaping antara filamen aktin yang

menyebabkan pemendekan pada zona H dan zona I zona A tetap.

d) Ketika kepala miosin bergerak miring menuju garis M terjadi pelepasan ADP

and Pi. Hal ini akan menyediakan sisi ikatan baru untuk ATP. Ikatan ATP

dengan kepala miosin akan menyebabkan lepasnya ikatan antara kepala

miosin dengan aktin.

e) Setelah kepala lepas dari aktin molekul ATP baru yang terikat tadi akan

dipecah menjadi ADP dan Pi.

f) Kemudian kepala miosin akan berikatan dengan sisi aktif aktin yang baru.

g) Proses ini akan berlangsung lagi dan lagi sampai aktin tertarik sampai garis.

8 Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC

12

Page 15: Laporan Tutor 1.3

Relaksasi (terjadi akibat transport aktif kembali ke retikulum

sarkoplasma):

a) Konsentrasi ion kalsium di dalam retikulum sarkoplasmik,

b) Ion kalsium berdifusi menjauhi troponin,

c) Troponin dan tropomiosin kemudian membenahi posisi dengan memblok sisi

aktif dari molekul aktin,

d) Jembatan penyeberangan tidak terbentuk kembali, dan terjadilah relaksasi

muskulus,

e) Transport aktif ion kalsium ke dalam retikulum sarkoplasmik juga

membutuhkan ATP

13

Page 16: Laporan Tutor 1.3

Jalur Metabolisme Pembentukan ATP9

Karena ATP adalah satu-satunya sumber energi yang dapat langsung

digunakan untuk kegiatan ini, untuk kegiatan kontraktil untuk melanjutkan, ATP

harus selalu disediakan. Terdapat 3 jalur pasokan ATP tambahan yang diperlukan

selama kontraksi otot :

(1) Transfer dari fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP;

(2) fosforilasi oksidatif (sistem transpor elektron dan chemiosmosis);

(3) glikolisis.

Tidak seperti kebanyakan sel-sel tubuh, otot kadang memiliki aktivitas

yang rendah saat otot berelaksasi dengan menggunakan sedikit ATP dan kadang

otot memiliki aktivitas yang tinggi, ketika mereka berkontraksi dan menggunakan

ATP dengan pesat . Jumlah besar ATP yang dibutuhkan untuk daya siklus

kontraksi, untuk memompa Ca2 ke retikulum sarkoplasma dan metabolik lainnya

reaksi yang terlibat dalam kontraksi otot. Namun, ATP hadir dalam serat otot

yang cukup untuk kekuatan kontraksi hanya beberapa detik. Jika olahraga berat

yang memerlukan waktu lama, serat otot harus membuat ATP yang berlebih.

Kreatin fosfat

Merupakan senyawa energi tinggi dibangun ketika otot sedang

beristirahat. Kreatin fosfat tidak dapat berpartisipasi langsung dalam kontraksi

otot. Reaksi ini terjadi di tengah-tengah filamen geser dan oleh karena itu adalah

cara tercepat untuk membuat ATP yang tersedia untuk otot. Creatine phosphate

menyediakan energi yang cukup untuk sekitar delapan detik dari aktivitas intens.

Kreatin fosfat dibangun kembali ketika otot sedang beristirahat dengan

9 Sherwood, L. 2006. Fisiologi Manusia;dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta;EGC

14

Page 17: Laporan Tutor 1.3

mentransfer gugus fosfat dari ATP ke kreatin. Ketika serat otot yang santai,

mereka menghasilkan lebih banyak ATP daripada mereka butuhkan untuk

beristirahat.

Kelebihan ATP digunakan untuk mensintesis kreatin fosfat, molekul yang

kaya energi yang hanya ditemukan dalam serat otot. Enzim creatine kinase (CK)

mengkatalisis transfer salah satu energi tinggi  gugus fosfat dari ATP ke kreatin,

membentuk creatine phosphate  dan ADP.

Creatine adalah molekul asam amino yang disintesis dalam hati, ginjal,

dan pankreas dan kemudian  diangkut ke serat otot. Kreatin fosfat tiga sampai

enam kali lebih banyak daripada ATP dalam sarcoplasm dari serat otot yang

beristirahat. Ketika kontraksi dimulai dan tingkat ADP mulai meningkat, CK

mengkatalisis transfer energi tinggi fosfat kelompok dari kreatin fosfat kembali ke

ADP.

Fosforilasi langsung ini merupakan reaksi cepat meregenerasi molekul

ATP baru. Apabila bersama-sama, kreatin fosfat dan ATP menyediakan energi

yang cukup untuk otot untuk berkontraksi secara maksimal selama sekitar 15

detik. Ini jumlah energi yang cukup untuk ledakan singkat maksimal kegiatan-

misalnya, untuk berlari 100 meter.

Fosforilasi oksidatif

Jika kontraktil tergantung energi kegiatan adalah untuk melanjutkan,

pergeseran otot untuk alternatif yang jalur fosforilasi oksidatif dan glikolisis untuk

membentuk ATP. Jalur multistepped ini membutuhkan waktu untuk mengambil

mereka tingkat pembentukan ATP untuk mencocokkan tuntutan peningkatan

energi, waktu yang diberikan oleh pasokan energi langsung dari sistem kreatin

fosfat satu langkah. Fosforilasi oksidatif terjadi di dalam otot mitokondria jika O2

hadir.

15

Page 18: Laporan Tutor 1.3

Oksigen diperlukan untuk mendukung sistem transpor elektron

mitokondria, yang bersama-sama dengan chemiosmosis oleh ATP synthase,

efisiensi memanfaatkan dengan efisien energi yang diambil dari pemecahan

molekul nutrisi dan menggunakannya untuk menghasilkan ATP. Jalur adalah

didorong oleh glukosa atau asam lemak, tergantung pada intensitas dan durasi

aktivitas, meskipun memberikan hasil yang kaya dari 32 molekul ATP untuk

setiap molekul glukosa diproses, fosforilasi oksidatif relatif lambat karena dari

jumlah langkah yang terlibat.

Selama latihan ringan (seperti berjalan) sampai sedang latihan (seperti

jogging atau berenang), sel-sel otot dapat membentuk cukup ATP melalui

fosforilasi oksidatif untuk mengikuti dengan kebutuhan energi sederhana dari

mesin kontraktil untuk jangka waktu yang lama. Untuk mempertahankan oksidatif

yang sedang berlangsung fosforilasi, otot-otot berolahraga tergantung pada

pengiriman memadai O2 dan nutrisi untuk mempertahankan aktivitas mereka,

aktivitas yang dapat didukung dengan cara ini adalah aerobik ( " dengan O2 " )

atau ketahanan -jenis latihan. O2 diperlukan untuk fosforilasi oksidatif terutama

disampaikan oleh darah.

Peningkatan O2 yang tersedia untuk otot selama latihan melalui beberapa

mekanisme : Deeper, lebih cepat pernapasan membawa lebih banyak O2, jantung

berkontraksi lebih cepat dan tegas untuk memompa lebih banyak darah

beroksigen ke jaringan ; lebih banyak darah dialihkan ke otot-otot berolahraga

dengan pelebaran pembuluh darah memasok mereka, dan molekul hemoglobin

yang membawa O2 dalam rilis darah lebih O2 dalam melaksanakan otot. Selain

itu, beberapa jenis otot memiliki kelimpahan mioglobin, yang mirip dengan

hemoglobin. Mioglobin dapat menyimpan sejumlah kecil O2, tetapi yang lebih

penting, meningkatkan laju transfer O2 dari darah ke otot. Glukosa dan asam

lemak, pada akhirnya berasal dari tertelan makanan, juga dikirim ke sel otot oleh

darah. Selain itu, sel-sel otot dapat menyimpan jumlah terbatas glukosa dalam

bentuk glikogen (rantai glukosa).

16

Page 19: Laporan Tutor 1.3

Selain itu, sampai titik hati dapat menyimpan karbohidrat sebagai glikogen

tertelan kelebihan, yang dapat dipecah untuk melepaskan glukosa ke dalam darah

untuk digunakan di antara waktu makan. Karbohidrat karbohidrat pemuatan

meningkat. Asupan sebelum kompetisi - adalah taktik yang digunakan oleh

beberapa atlet dengan harapan meningkatkan kinerja daya tahan acara-acara

seperti maraton . Namun, setelah otot dan hati toko gl, kelebihan karbohidrat

dicerna (atau lainnya gizi kaya energi) akan dikonversi ke lemak tubuh.

Glikolisis

Batas pernapasan dan kardiovaskular untuk berapa banyak O2 dapat

dikirim ke otot. Itu adalah, paru-paru dan hati dapat mengambil dan memberikan

begitu banyak O2 untuk berolahraga otot. Selanjutnya, dalam kontraksi - dekat

maksimal, kuat kontraksi kompres hampir menutup pembuluh darah yang tentu

saja melalui otot, sangat membatasi O2 yang tersedia ke otot. Bahkan ketika O2

tersedia, relatif sistem oksidatif fosforilasi - lambat mungkin tidak dapat untuk

menghasilkan ATP cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan otot ini selama

aktivitas intens.

Konsumsi energi Sebuah otot rangka yang dapat meningkatkan hingga 100

kali lipat ketika pergi dari diam ke highintensity latihan. Ketika O2 delivery atau

fosforilasi oksidatif tidak bisa mengimbangi permintaan untuk pembentukan ATP

sebagai intensitas latihan meningkat, sehingga otot mengandalkan semakin pada

glikolisis untuk menghasilkan ATP. Reaksi glikolisis hasil produk untuk masuk

utama ke dalam fosforilasi oksidatif jalur, tetapi glikolisis juga dapat melanjutkan

sendirian dalam ketiadaan pengolahan lebih lanjut dari produk-produknya dengan

fosforilasi oksidatif. Selama glikolisis, sebuah molekul glukosa dipecah menjadi

dua molekul piruvat, menghasilkan dua molekul ATP di proses.

Piruvat dapat lebih terdegradasi oleh oksidatif fosforilasi untuk

mengekstrak lebih banyak energi. Namun, glikolisis sendiri memiliki dua

keunggulan dibandingkan fosforilasi oksidatif jalur : ( 1 ) glikolisis dapat

17

Page 20: Laporan Tutor 1.3

membentuk ATP tanpa adanya O2 (operasi anaerob , yaitu, " tanpa O2 "), dan

( 2 ) itu dapat lanjutkan lebih cepat dibandingkan fosforilasi oksidatif. meskipun

glikolisis ekstrak molekul ATP jauh lebih sedikit dari setiap molekul nutrisi

diproses, dapat dilanjutkan sehingga jauh lebih cepat bahwa hal itu dapat

outproduce fosforilasi oksidatif selama periode waktu tertentu jika cukup glukosa

hadir. Kegiatan yang dapat didukung dengan cara ini adalah anaerobik atau

latihan intensitas tinggi.

Produksi laktat

Meskipun glikolisis anaerob menyediakan sarana melakukan latihan intens

ketika O2 kapasitas fosforilasi pengiriman/oksidatif terlampaui, dengan

menggunakan jalur ini memiliki dua konsekuensi. Pertama, sejumlah besar bahan

bakar nutrisi harus diproses, karena glikolisis jauh kurang efisien dibandingkan

fosforilasi oksidatif dalam mengkonversi energi nutrisi menjadi energi ATP.

(Glikolisis menghasilkan bersih 2 ATP untuk setiap molekul molekul glukosa

terdegradasi, sedangkan fosforilasi jalur oksidatif dapat mengekstrak 32 molekul

ATP dari setiap molekul glukosa.)

Otot Sel-sel dapat menyimpan jumlah terbatas glukosa dalam bentuk

glikogen, tapi anaerobik glikolisis menghabiskannya dengan cepat otot ini

persediaan glikogen. Kedua, ketika produk akhir anaerobik  glikolisis, piruvat,

tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif, waktunya akan

diubah ke laktat. Akumulasi laktat telah terlibat dalam nyeri otot yang terjadi

selama ini bahwa latihan intens sebenarnya terjadi. (tertunda-onset nyeri dan ness

kaku yang dimulai hari belakang tenaga otot terbiasa, Namun, mungkin

disebabkan oleh reversibel struktural kerusakan.)

Selain itu, laktat (asam laktat) dijemput oleh darah menghasilkan asidosis

metabolik yang menyertai intens  latihan, latihan anaerobik intensitas tinggi dapat

berkelanjutan hanya untuk durasi pendek, berbeda dengan tubuh. Kemampuan

lama untuk mempertahankan kegiatan ketahanan-jenis aerobik. Para peneliti

18

Page 21: Laporan Tutor 1.3

percaya bahwa kedua menipisnya cadangan energi dan penurunan pH otot yang

disebabkan oleh akumulasi laktat memainkan peran dalam timbulnya kelelahan

otot, topik yang kami mengalihkan perhatian pada bagian berikutnya.

3. Gerakan Extremitas inferior

Fleksi : Gerakan yang menyebabkan sudut mengecil

Adapun articulations yang membentuk ialah facies patellaris os

femur bertemu dengan facies articularis os patella membentuk

articulation femoropatellaris. Planum sagital.

Ekstensi : Gerakan dengan arah berlawanan dan

mengembalikan gerakan fleksi

Articulation yang terbentuk ialah art. Femoropatellaris, art.

Meniscofemoralis, art. Meniscotibialis. Planum sagital.

Abduksi : Gerakan menjauhi bidang median

Adapun articulatio yang membentuk ialah incisura acetabuli os

coxae bertemu dengan caput femoris os femur membentuk

articulatio coxae.

Adduksi : Lawan Abduksi dan membuat gerakan yang

mendekati bidang median

Articulation nya pun sama saja dengan abduksi yaitu incisura

acetabuli os coxae bertemu dengan caput femoris os femur

membentuk articulatio coxae.

Endorotasi : Gerakan berputar pada sumbunya ke arah

medial

Exorotasi : Gerakan berputar pada sumbunya ke arah

lateral berlawanan dengan endorotasi

Circumduksi: Gabungan gerakan fleksi, ekstensi, abduksi,

adduksi

Eversi : Gerakan pada kaki sehingga telapak kaki

menghadap inferolateral.

19

Page 22: Laporan Tutor 1.3

Adapun articulation yang terbentuk ialah articulationes

metatarsophalangeae dan articulationes interphalangeae pedis.

Inversi : Gerakan pada kaki sehingga telapak kaki

menghadap ke inferomedial10

4. Histologi Jaringan Otot

Jaringan otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan

yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang.

Beberapa fungsi utama otot :

a) Membangkitkan gerakan

b) Menghasilkan gaya/kekuatan

c) Menjaga keseimbangan/homeostatis suhu tubuh

Jaringan otot berdasarkan ciri morfologis dan fungsional dapat dibagi

menjadi 3, yaitu :

-Otot polos

10 Modul praktikum anatomi blok 3

20

Page 23: Laporan Tutor 1.3

Otot polos terletak pada semua organ dalam dan pada pembuluh

darah, bentuk otot polos seperti gelendong dan memiliki inti sel tunggal

ditengahnya. Otot polos bekerja secara tidak sadar atau involunter. Serabut

otot polos merupakan sel panjang yang runcing tanpa garis melintang dan

setiap sel dibungkus oleh lamina basal dan jaringan serat retikular halus.

-Otot lurik

Otot lurik terletak pada hampir di seluruh tubuh kita, otot lurik

yang menempel pada tulang-tulang kita bekerja secara volunter atau secara

sadar. Otot lurik memiliki bentuk memanjang dan rapat, serta berinti sel

banyak (multinuklei). Otot lurik/rangka terdiri atas serabut otot yang

merupakan sel multineklear silindris yang sangat panjang (10-100 µm).

kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan mudah lelah.

-Otot jantung

Otot jantung terletak pada bagian dinding jantung, otot jantung

dapat berkontraksi terus menerus tanpa henti, pergerakan otot jantung

adalah involunter sama seperti otot polos. Sel jantung yang matur

berdiameter 100µm. Sel-sel tersebut memperlihatkan pola garis melintang

21

Page 24: Laporan Tutor 1.3

yang identik dengan otot rangka. Otot jantung memiliki bentuk yang

silindris dan bercabang-cabang, otot jantung juga memiliki inti sel di

tengah. Kontraksi otot jantung tidak menyebabkan mudah lelah.11

11 Mescher, Antony L.. 2011. Histologi Dasar Junqueira. Jakarta:EGC

22

Page 25: Laporan Tutor 1.3

DAFTAR PUSTAKA

1) KBBI.web.id

2) Ibid

3) Ibid

4) Dorland, W.A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland edisi 29. Jakarta : EGC,

2002

5) KBBI, loc.cit

6) Murray, R. K. (2009). BIOKIMIA HARPER. In R. K. Murray, BIOKIMIA

HARPER edisi 27 (p.590).Jakarta:EGC.

7) Pakkari, J., UM. Kujala, et al.2001.Is It Possible to prevent Sports

Injuries?:Review of Controlled Clinicals Trials and Recommendation for

Future Work. Sport Medicine 31(14):985-995.

8) Guyton, A.C dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.

Jakarta: EGC

9) Sherwood, L. 2006. Fisiologi Manusia:dari Sel ke Sistem. Edisi 2.

Jakarta:EGC

10) Modul praktikum anatomi blok 3

11) Mescher, Antony L.. 2011. Histologi Dasar Junqueira. Jakarta:EGC

23