translate jurnal

6
ABSTRAK Latar Belakang: Hubungan kompleks antara malnutrisi, gangguan fungsi usus, dan gangguan sistem imun terhadap peningkatan progresi penyakit human imunodeficiency virus (HIV) pada anak-anak. Peneliti mendapatkan hipotesis bahwa dukungan nutrisi dapat meningkatkan fungsi usus dan sistem imun pada anak yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV). Metode: Penelitian ini mengunakan data kuesioner yang tercatat oleh pusat kesehatan anak untuk infeksi HIV yang bertujuan untuk mengevaluasi efek dari rehabilitasi gizi, nutrisi parenteral total (TPN) dan nutrisi enteral (EN) pada anak-anak. Data tersebut termasuk perubahan berat badan, jumlah kadar sel CD4, dan penyerapan usus dengan dilakukan tes xylose sebelum dan sesudah dukungan nutrisi dan hasil pada anak-anak. Hasil: Jumlah sampel penelitian, yaitu 62 orang yang menjalani dukungan nutrisi: 46 menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 16 menerima nutrisi enteral (EN) semua sampel penelitian mengalami kekurangan gizi. Kondisi klinis memburuk pada anak- anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dibandingkan mereka yang menerima nutrisi enteral (EN). Disfungsi usus terdeteksi pada semua anak yang menerima tes xylose secara oral. Sebuah peningkatan yang signifikan dalam jumlah kadar CD4, tingkat xylose, dan berat badan pada kelompok yang menggunakan nutrisi enteral (EN). Pola yang sama diamati pada kelompok nutrisi parenteral (TPN), tetapi tidak ada parameter berubah secara signifikan. Tercatat 27 orang yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 3 orang yang menerima nutrisi enteral (EN) meninggal dunia. Sedangkan, 14 orang anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 8 orang anak yang nutrisi enteral (EN) bergeser ke makan secara oral, Kemudian 5 orang anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 5 orang anak yang menerima nutrisi enteral (EN) dilanjutkan dengan dukungan nutrisi klinis pada akhir periode observasi. Kesimpulan: Intervensi Gizi dapat mengembalikan penyerapan usus dan meningkatkan jumlah kadar CD4. Manfaat intervensi gizi dapat

Upload: catri-dwi-utari-pramasari

Post on 28-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HJJHHH

TRANSCRIPT

Page 1: Translate Jurnal

ABSTRAKLatar Belakang:Hubungan kompleks antara malnutrisi, gangguan fungsi usus, dan gangguan sistem imun terhadap peningkatan progresi penyakit human imunodeficiency virus (HIV) pada anak-anak. Peneliti mendapatkan hipotesis bahwa dukungan nutrisi dapat meningkatkan fungsi usus dan sistem imun pada anak yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Metode: Penelitian ini mengunakan data kuesioner yang tercatat oleh pusat kesehatan anak untuk infeksi HIV yang bertujuan untuk mengevaluasi efek dari rehabilitasi gizi, nutrisi parenteral total (TPN) dan nutrisi enteral (EN) pada anak-anak. Data tersebut termasuk perubahan berat badan, jumlah kadar sel CD4, dan penyerapan usus dengan dilakukan tes xylose sebelum dan sesudah dukungan nutrisi dan hasil pada anak-anak.

Hasil: Jumlah sampel penelitian, yaitu 62 orang yang menjalani dukungan nutrisi: 46 menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 16 menerima nutrisi enteral (EN) semua sampel penelitian mengalami kekurangan gizi. Kondisi klinis memburuk pada anak-anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dibandingkan mereka yang menerima nutrisi enteral (EN). Disfungsi usus terdeteksi pada semua anak yang menerima tes xylose secara oral. Sebuah peningkatan yang signifikan dalam jumlah kadar CD4, tingkat xylose, dan berat badan pada kelompok yang menggunakan nutrisi enteral (EN). Pola yang sama diamati pada kelompok nutrisi parenteral (TPN), tetapi tidak ada parameter berubah secara signifikan. Tercatat 27 orang yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 3 orang yang menerima nutrisi enteral (EN) meninggal dunia. Sedangkan, 14 orang anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 8 orang anak yang nutrisi enteral (EN) bergeser ke makan secara oral, Kemudian 5 orang anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan 5 orang anak yang menerima nutrisi enteral (EN) dilanjutkan dengan dukungan nutrisi klinis pada akhir periode observasi.

Kesimpulan: Intervensi Gizi dapat mengembalikan penyerapan usus dan meningkatkan jumlah kadar CD4. Manfaat intervensi gizi dapat ditingkatkan jika sebelum tahap terminal infeksi HIV. Data ini memberikan bukti hubungan erat antara kondisi gizi, penyerapan usus, dan gangguan sistem imun pada penderita HIV pada anak-anak.

Introduction Di negara berkembang, malnutrisi merupakan manifestasi utama dari acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pada anak-anak (1). Namun, malnutrisi adalah masalah utama bahkan di negara-negara di mana terapi antiretroviral (ART) tersedia secara luas. Di Amerika Serikat, kejadian human immunodeficiency virus (HIV) dengan malnutrisi mengalami peningkatan dalam frekuensi relatif dari urutan kelima menjadi urutan kedua untuk komplikasi AIDS yang paling sering dijumpai (2). Malnutrisi dapat menjadi gejala awal infeksi HIV dan berhubungan dengan penurunan yang cepat jumlah kadar CD4 dan peningkatan infeksi oportunistik, ketiga kondisi tersebut saling berkaitan (3). Disfungsi usus sering terjadi pada infeksi HIV, pada anak-anak gejala disfungsi usus yaitu malabsorpsi karbohidrat, steatorrhea, peningkatan permeabilitas usus, dan malabsorpsi zat besi didalam usus. Gejala disfungsi usus dijumpai pada 60% dari anak-anak sebelum terapi ART (4-6). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terapi kombinasi ritonavir mengembalikan fungsi usus sekaligus meningkatkan jumlah kadar sel CD4 dan meningkatkan berat badan pada anak

Page 2: Translate Jurnal

dengan HIV (7). Data ini menunjukkan korelasi yang erat antara fungsi usus dan sistem imun dan kondisi gizi. Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa dukungan nutrisi efektif dalam memulihkan fungsi usus. Demikian pula, tidak ada bukti bahwa peningkatan gizi mempengaruhi kejadian HIV terkait penurunan sistem imun. Beberapa penelitian pada penderita dewasa telah menunjukkan manfaat dari intervensi gizi pada penyakit HIV. Orang dewasa yang kekurangan gizi dengan sesak nafas AIDS merespons nutrisi enteral atau parenteral dengan peningkatan berat badan dan massa lemak (10/8). Pada anak dengan HIV, informasi tentang rehabilitasi gizi sangat langka, asupan nutrisi melalui gastrostomy dapat ditoleransi dengan baik tetapi memiliki sedikit efek pada pertumbuhan dan peningkatan berat badan pada 18 anak dengan HIV (11). Hasil yang lebih baik dijumpai pada 23 anak dengan HIV dan gastrostomy dimana terdapat hubungan antara asupan kalori dan pertumbuhan berat badan dilaporkan. Anak-anak dengan jumlah kadar CD4 yang lebih tinggi dan berat badan yang lebih baik untuk skor tinggi z merespon lebih baik terhadap asupan gizi dalam hal berat badan (12). Penelitian ini menguji hipotesis bahwa rehabilitasi gizi mengembalikan penyerapan usus dan meningkatkan respon imun pada anak dengan HIV. Peneliti meninjau efek dari intervensi gizi, diupayakan melalui nutrisi parenteral total (TPN) atau nutrisi enteral (EN), pada anak-anak di pusat kesehatan tersier untuk infeksi HIV di Italia. Semua anak menerima asupan nutrisi klinis sebelum terapi ART. Untuk menguji hipotesis, peneliti melakukan evaluasi perbandingan jumlah kadar sel CD4 sebelum dan sesudah terapi nutrisi selain itu hipotesis bahwa rehabilitasi gizi dapat membalikkan disfungsi usus, hasil tes penyerapan D-xylose sebelum dan sesudah terapi nutrisi ikut dianalisis.

PASIEN DAN METODESemua anak yang menerima terapi gizi di pusat kesehatan infeksi HIV pediatrik di Naples, Padua, Roma, dan Milan yang terdaftar pada periode 1995-1998, sebelum ART tersedia. Semua pusat kesehatan berpartisipasi dalam registrasi HIV pada anak-anak, dimana melibatkan dokter anak dari pusat-pusat rujukan regional dalam pencatatan diagnostik dan terapeutik pada anak-anak dengan infeksi HIV(1,13). Efek intervensi gizi dengan nutrisi parenteral (TPN) atau nutrisi enteral (EN) dievaluasi. Nutrisi parenteral total didefinisikan pemberian makanan minimal 80% dari total kalori harian melalui jalur sentral selama minimal 15 hari (14-16). Sedangkan, nutrisi enteral didefinisikan sebagai pemberian nutrisi melalui selang nasogastrik atau nasoduodenal selama minimal 15 hari. Persiapan kalori biasanya meliputi tinggi rendah volume, termasuk formula bebas laktosa atau hidrolisat protein, diberikan melalui tabung nasogastrik secara konstan selama 24 jam (nutrisi enteral kontinu). Selanjutnya, ketika kondisi gizi stabil dapat dicapai, asupan gizi melalui enteral secara bertahap diberikan terus menerus pada malam hari, dan lama kelaman menjadi diurnal.

Tidak ada diet yang khusus direkomendasikan untuk anak-anak dengan infeksi HIV, oleh karena itu, asupan gizi yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan standar sehari-hari individual disesuaikan dengan status klinis, toleransi metabolisme, dan usia. Umumnya, asupan kalori secara bertahap disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masing-masing anak pada usia yang sama memiliki berat badan sama dengan persentil ke-50 nya, seperti yang disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV (17). Dapat diberikan dosis standar untuk kekurangan gizi mikro jika diperlukan (17). Informasi klinis diperlukan dari masing-masing keempat pusat kesehatan dalam studi ini dengan menggunakan kuesioner, prosedur ini sering digunakan untuk berbagai studi penelitian dimana data diambil berdasarkan data yang tercatat dalam administrasi HIV pada anak-anak di Italia(3). Kriteria inklusi pada penelitian ini meliputi berat badan untuk usia, jumlah kadar sel CD4, fungsi penyerapan usus dievaluasi

Page 3: Translate Jurnal

menggunakan tes xylose dengan nilai cutoff D-xylose adalah 25 mg / dL, sedangkan kriteria eksklusi yaitu anak dengan infeksi HIV tahap terminal. Hasil dinyatakan sebagai mean ± standar error dari mean. Data kategori dianalisis menggunakan uji Pearson 2 dan uji Fisher bila diperlukan. Semua variabel kontinyu dibandingkan dengan menggunakan uji Student t. Perubahan jumlah kadar CD4, tingkat xylose, dan berat badan sebelum dan sesudah intervensi gizi dianalisis menggunakan tes Wilcoxon signed rank pada SPSS 21.0.

HASIL62 anak (24 laki-laki, umur 5,5 ± 4,0 tahun ) menjalani terapi nutrisi: 46 anak dengan nutrisi parenteral (TPN) (14 anak laki-laki; usia rata-rata, 6,2 ± 3,8 tahun) dan 16 anak dengan nutrisi enteral (EN) (10 anak laki-laki, umur berarti, 4,8 ± 2,5 tahun). Durasi terapi nutrisi ditentukan dokter , berdasarkan malnutrisi, toleransi terhadap makan per oral, dan respon klinis. Berarti durasi nutrisi parenteral (TPN) adalah 157 ± 146 hari /anak (25-180 hari) dan total durasi adalah 7.100 hari, sedangkan durasi nutrisi enteral (EN) adalah 142 ± 159 hari /anak (17-210 hari) dan total durasi adalah 2.010 hari. Semua anak menerima satu atau dua inhibitor reverse transcriptase (umumnya AZT dan atau dideoxyinosine) ketika mulai terapi nutrisi. Tidak ada perubahan obat antiretroviral pada anak selama masa penelitian. Dalam kasus-kasus tertentu, obat oral harus ditarik karena toleransi yang buruk. Tabel 1 melaporkan indikasi untuk dukungan nutrisi klinis. Secara keseluruhan, malabsorpsi usus dan diare kronis adalah indikasi umum untuk nutrisi enteral (EN) atau nutrisi parenteral (TPN). Anak-anak yang menerima nutrisi parenteral (TPN) dan nutirisi enteral (EN)

menderita malnutrisi, menurut definisi khusus spesifik HIV anak-anak (18). Semua anak dalam kelompok TPN berada di kondisi yang mengancam jiwa, meskipun hanya 4 dari 46 kasus. Tidak ada yang bisa diberi makan melalui oral atau duodenum, dan dalam beberapa kasus, pemberian oral obat antiretroviral menjadi tidak layak. Sebaliknya, pada kelompok nutrisi enteral tidak ada berada dalam kondisi yang mengancam jiwa. Dari catatan klinis, tampak jelas bahwa anak-anak dalam kelompok TPN berada dalam kondisi klinis yang lebih parah dari anak-anak yang menerima EN. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, skor z rata-rata berat badan untuk usia adalah -2,0 ± 0,8 pada kelompok TPN dan -1,5 ± 0,5 pada kelompok EN ketika terapi nutrisi mulai (P <0,01).

Terapi nutrisi menghasilkan peningkatan berat badan pada kedua kelompok. Kenaikan berat badan rata-rata signifikan pada anak-anak menerima EN (P <0,01) dan tidak signifikan pada anak-anak yang menerima TPN, meskipun kecenderungan kenaikan berat badan juga diamati pada kelompok ini (Gambar. 1). Peningkatan berat badan minimal 5% dari berat awal tercatat di 36 dari 46 anak yang menerima TPN dan 14 dari 16 anak yang menerima EN ( P > 0,05 ). Semua anak menerima terapi nutrisi memiliki jumlah kadar CD4 yang rendah. Jumlah kadar sel CD4 awal adalah 143 ± 54 sel / mm3 pada anak-anak menerima EN dan 55 ± 15 pada mereka yang menerima TPN ( P > 0,05 ). Rerata jumlah kadar CD4 secara signifikan ( P < 0,01 ) meningkat pada anak-anak yang menerima EN ( Gbr. 2 ) berbeda dengan kelompok anak yang menerima TPN ( 11/16 vs 18/46 , P < 0,05 ). Data hasil tes xylose terdapat 30 anak ( 18 menerima TPN dan 12 menerima EN) semuanya memiliki nilai-nilai dasar abnormal rendah hal ini menunjukkan malabsorpsi usus.

Page 4: Translate Jurnal

Sebuah peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi xilosa diamati pada anak-anak yang menjalani EN ( P < 0,01 ). Pada mereka yang menerima TPN perbedaan dalam nilai rata-rata sebelum dan sesudah TPN persis di batas cutoff signifikansi statistik ( Gambar . 2 ) . Secara keseluruhan, 10 dari 18 anak dalam kelompok TPN dan 9 dari 12 pada kelompok EN mencapai normalisasi penuh tes penyerapan xilosa ( P > 0,05 ). Sementara menerima terapi nutrisi, beberapa anak dalam kelompok TPN memiliki infeksi oportunistik yang sering menjadi penyebab kematian. Kebanyakan anak menerima TPN meninggal dunia akibat infeksi oportunistik, sedangkan sebagian besar anak-anak yang menerima EN kembali ke makan per oral.

DISKUSIKombinasi faktor gizi, infeksi, dan metabolik yang buruk berkontribusi pada infeksi HIV (19). Disfungsi usus juga berkontribusi pada infeksi HIV (4-6,20). Malabsorpsi mungkin terkait dengan penekanan sistem imun pada orang dewasa dengan HIV (21), Pada anak dengan HIV, hubungan antara fungsi usus dan sistem kekebalan tubuh tidak jelas. Dalam penelitian sebelumnya pada anak dengan HIV, peneliti tidak mendapatkan hubungan antara disfungsi usus dan sistem imun terhadap infeksi HIV (6). Namun, dalam populasi kecil anak-anak, administrasi ART melaporkan terdapat peningkatan berat badan, jumlah kadar sel CD4 dan fungsi penyerapan usus membaik (7). Adanya hubungan antara nutrisi dan sistem imun tubuh dan fungsi penyerapan usus membuat peneliti menguji hipotesis bahwa intervensi gizi dapat mempengaruhi penyerapan gizi pada usus dan akhirnya meningkatkan respon imun sangat relevan untuk anak-anak dengan infeksi HIV yang tinggal di negara-negara berkembang yang tidak memiliki akses ke obat antiretroviral.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa hasil makan tabung gastrostomy peningkatan berat badan pada anak-anak dengan