jurnal sistem informasi -...

74

Upload: lekhue

Post on 04-Apr-2018

260 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem
Page 2: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

JURNAL SISTEM INFORMASI Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta

Vol. 7 No. 1, Februari 2014 ISSN: 1979 – 0767

Penanggung Jawab

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Dr. Agus Salim, M.Si.

Pimpinan Redaksi (Editor in Chief)

Zainul Arham, S.Kom.,M.Si.

Dewan Redaksi (Editor Board) Ditdit N. Utama, MM, M.Com

Ir. Bakri La Katjong, MT Ir. M. Qomarul Huda, M.Kom

Nur Aeni Hidayah, MMSI Bayu Waspodo, MM Zulfiandri, MMSI

Penelaah Senior (Senior Reviewer) Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis

Dr. Ujang Maman, M.Si. Dr. Agus Salim, M.Si.

Mitra Bestari

Dr. Eko Syamsuddin Hasrito Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya Dr.Ir. Taslim Rochmadi, M.Sc Dr.Ir. Rusdianto Roestam, M.Sc

Penyunting Pelaksana

Qurrotul Aini, MT Nia Kumaladewi, MMSI

Penyunting Pengelola Nur Aeni Hidayah, MMSI

Koordinator Sekretariat dan Pelaksana Tata Usaha

Fitroh, M.Kom Eva Khudzaeva, M.Si

Alamat Penerbit / Redaksi

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah

Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp / Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315

Website: http://fst.uinjkt.ac.id E-mail: [email protected] dan [email protected]

Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem informasi dan teknologi informasi yang memuat tulisan-tulisan ilmiah mengenai penelitian-penelitian murni dan terapan serta ulasan-ulasan umum tentang perkembangan teori, metode dan ilmu-ilmu terapan terkait.

Jurnal Sistem Informasi diterbitkan oleh Program Studi Sistem Informasi. Redaksi mengundang para peneliti, praktisi dan mahasiswa untuk menulis perkembangan ilmu di bidang yang berkaitan dengan sistem informasi dan teknologi informasi.

Jurnal Sistem Informasi diterbitkan 2 (dua) kali dalam 1 tahun pada bulan Februari dan Oktober.

Page 3: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga Jurnal Sistem Informasi Volume 7 No.1 bulan Februari terbit.

Keberadaan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi mencakup berbagai aspek kehidupan, dalam hal ini jurnal Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi, terutama pada konsep sistem informasi geografis, sistem informasi korporat dan sistem informasi bisnis syari’ah.

Dengan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan dalam konsep dan aplikasi sistem informasi dan teknologi informasi serta meningkatnya wawasan dan kemampuan para akademisi dan praktisi teknologi informasi dan komunikasi.

Edisi Jurnal kali ini memuat 8 (delapan) makalah yang mengangkat perihal sistem informasi dan teknologi informasi, yaitu: Rancang bangun pengembangan sistem jejaring sosial berbasis mobile web menggunakan framework fusebox pada PT. Mantenboshi Creative Indonesia, implementasi sistem informasi geografis sebagai perangkat pendukung keputusan dalam pemilihan wilayah program (studi kasus: Nanggroe Aceh Darussalam), analisis dan perancangan sistem informasi administrasi kepesertaan askes di PT. Askes (Persero) KCU Bandung, sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) syarif hidayatullah jakarta, audit tata kelola sumber daya teknologi informasi dengan kerangka kerja COBIT 4.1 untuk evaluasi manajemen pada badan pengawasan keuangan dan pembangunan, usulan model tata kelola teknologi informasi pada domain plan and organise dengan menggunakan framework COBIT 4.1, rancang bangun business support monitoring system pada pawning division di bank Syariah Mandiri kantor pusat.

Kami selaku tim redaksi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memungkinkan terbitnya Jurnal Sistem Informasi ini. Kami berharap jurnal sistem informasi ini dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bacaan yang berguna, informatif dan inovatif.

Jakarta, Februari 2014 Hormat Kami

Tim Redaksi Jurnal SI

i

Page 4: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

JURNAL SISTEM INFORMASI Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta

Februari 2014 Vol. 7 No. 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN SISTEM JEJARING SOSIAL BERBASIS MOBILE WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK FUSEBOX PADA PT. MANTENBOSHI CREATIVE INDONESIA Erlan Pratama, Yuni Sugiarti ……………………………………………………………………………………………………………… 1 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PERANGKAT PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN WILAYAH PROGRAM (STUDI KASUS: NANGGROE ACEH DARUSSALAM) Eri Rustamaji .......................................................................................................... 9 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPESERTAAN ASKES DI PT. ASKES (PERSERO) KCU BANDUNG Meinarini Catur Utami, Widyanasri Shelawaty ................................................................... 20

SISTEM APLIKASI ALUMNI DAN KARIR PADA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Sarip Hidayatulloh, Hendra Bayu Suseno .......................................................................... 24 AUDIT TATA KELOLA SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 UNTUK EVALUASI MANAJEMEN PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN Syahid Zakwan, Suci Ratnawati, Nur Aeni Hidayah ............................................................ 30 USULAN MODEL TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Weny Sisio Wiyandri, Syopiansyah Jaya Putra, Fitroh .......................................................... 41 PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA PT. OPTIMA TRADING Zukkri Yandi Z, Nur Aeni Hidayah, Elsy Rahajeng ................................................................ 47 RANCANG BANGUN BUSINESS SUPPORT MONITORING SYSTEM PADA PAWNING DIVISION DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR PUSAT Mutiara Dewi, Syopiansyah Jaya Putra, Rinda Hesti Kusumaningtyas ........................................ 58

Page 5: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

1

Rancang Bangun Pengembangan Sistem Jejaring Sosial Berbasis Mobile

Web Menggunakan Framework Fusebox pada PT. Mantenboshi Creative

Indonesia

Erlan Pratama a

, Yuni Sugiartib

Fakultas Sains dan Teknologia,b

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315

e-mail : [email protected], [email protected]

Abstract - The purpose of this research is to develop a social

networking system PT . Creative Mantenboshi Indonesia to

the mobile web platform . PT . Creative Mantenboshi

Indonesia is a company engaged in technological

innovations , one of its products is a social network called

Memobee . The social networking platform is a very complex

and diverse features . But it becomes a problem that arises

from the user side , because not all users or users of the

social networking familiar or know the function of each

feature developed by PT . Creative Mantenboshi Indonesia

for the Memobee . Methodology development using Rapid

Application Development system . Social Networking System

was created using Fusebox Framework , PHP Programming

Language , Adobe Dreamweaver as an editor for the

development webservice API ( Application Programming

Interface ) , MySQL as the database , PHP and JSON (

Javascript Object Notation ) as a server side scripting

programming language . Research is a mobile -based system

that can be used by users of social networking Memobee

using mobile devices and implemented in PT . Creative

Mantenboshi Indonesia.

Keywords : Social Networking , Mobile Web , Fusebox ,

Object Oriented Analysis Design , Rapid Application

Development ( RAD ) , Unified Modeling Language , Social

Network .

I. PENDAHULUAN

Informasi sebagai sebuah kebutuhan abstrak yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sampai kapanpun karena informasi selalu berjalan tanpa mengenal waktu dan zaman, sekarang ini dimana teknologi sudah merambah ke seluruh aspek kehidupan manusia, sudah sepatutnya informasi disajikan mengikuti arah perkembangan teknologi saat ini sehingga informasi dapat disajikan secara cepat, tepat, dan transparan. Teknologi informasi sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu perusahaan, dimana teknologi informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Kadir, 2003). Didukung dengan adanya komputer dan handphone yang tentunya dapat memudahkan dan menjadi bagian yang sudah terintegrasi dengan kehidupan global saat ini.

Dengan adanya kemajuan teknologi yang semakin pesat tersebut tentunya berpengaruh pula pada perkembangan handphone. Perkembangan ini sangatlah membantu dalam menyajikan informasi yang cepat dan efisien dengan pengaksesan internet melalui handphone tersebut. Meski handphone merupakan small device dengan layar penyajian yang terbatas, tetapi penyajian informasinya pun tidak kalah optimal layaknya informasi yang diakses dari personal computer, tergantung bagaimana cara penyajiannya. Begitu juga dengan hadirnya smart phone yang merupakan replika dari personal computer dengan bentuk lebih minimal yang memudahkan manusia melakukan tugasnya dalam mengelola dan berbagi informasi agar lebih cepat dan efisien.

Jejaring sosial sebagai salah satu wadah untuk berbagi informasi tersebut mulai menjadi trend dan kebutuhan yang penting bagi manusia, karena jejaring sosial merupakan salah satu cara membangun struktur sosial yang tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan jejaring sosial tersebut seseorang dapat berhubungan dengan orang – orang yang berada dibelahan dunia manapun dalam sebuah sistem (Boyd dan Ellison, 2009). Banyak manfaat – manfaat positif yang bisa diperoleh melalui situs jejaring sosial ini. Mulai dari menambah teman baru, bertemu dengan teman lama, mempererat komunikasi dengan sanak saudara yang berjauhan, saling bertukar informasi, bahkan bisa juga untuk memulai bisnis baru atau mempromosikan bisnis yang sedang dijalankan. Saat ini banyak sekali situs jejaring sosial yang beredar di internet misalnya Facebook, Twitter, Linkedin, dan sebagainya.

PT. Mantenboshi Creative Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki fokus bisnis pada pengembangan dari pengintegrasian beberapa platform baik dalam peralatan mobile dan internet, memiliki produk jejaring sosial yang memiliki karakteristik sendiri. Namun dalam proses implementasi produk tersebut masih memiliki kendala, karena situs yang dibuat harus diakses menggunakan internet browser terbaru dan koneksi internet yang cukup tinggi. Masalah tersebut timbul akibat fitur yang dimiliki oleh jejaring sosial tersebut masih sangat kompleks dan banyak. Hal tersebut tidak lepas dari konsep jejaring sosial yang dikembangkan oleh PT. Mantenboshi Creative Indonesia adalah agar para penggunanya dapat melakukan seluruh kegiatannya dalam sebuah website, yaitu Memobee yang merupakan produk jejaraing sosial yang dikembangkan oleh PT. Mantenboshi Creative Indonesia tersebut.

Page 6: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

2

Namun pada kenyataannya, hanya sebagian kecil dari pengguna Memobee yang mengetahui dan memahami fungsi, peranan serta berbagai kemudahan yang diberikan oleh website Memobee. Seperti salah satu fitur yang bisa digunakan oleh pengguna adalah I’m journalist, yaitu fitur untuk menulis dan membaca berita bagi pengguna, dimana pengguna Memobee dapat merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang jurnalis yang profesional. Memobee merupakan satu-satunya produk jejaring sosial yang berasal dari Indonesia yang memiliki konsep untuk menggabungkan kehidupan sehari-hari, bisnis, dan gaya hidup dalam sebuah sistem yang bisa diakses kapanpun dan dimanapun.

Permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini yaitu bagaimana membuat jejaring sosial Memobee versi Mobile Web application (handphone) sehingga memudahkan user untuk mengakses semua fitur dan fasilitas untuk dapat saling berkomunikasi, membagi informasi, melalui media internet, tanpa ada batas ruang dan waktu.

II. LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi berbasis Web dan Komponennya

Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Fitzgerald (Jogiyanto, 2006) mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diproses, data yang memiliki arti atau data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya [Jogiyanto, 2006]. Sedangkan sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi [Jogiyanto, 2006]. Lebih lanjut Leitch [Jogiyanto, 2006] mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Oleh karena itu sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang mengarah pada penggunaan teknologi komputer dalam organisasi yang menyajikan informasi kepada pemakai.

Sistem Informasi Berbasis Web adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Web atau WWW (Word Wide Web) adalah sebuah metode baru yang berjalan di dunia internet yang berkembang dengan cepat, dengan media ini dapat menciptakan puluhan bahkan ratusan aplikasi yang berjalan di bawah Web (under web). PHP adalah salah satu aplikasi program yang biasa digunakan dalam media internet saat ini. Databasenya adalah MySQL yaitu database server

yang dapat berjalan di dalam media online sehingga database ini mudah dikelola oleh penggunanya. [Nugroho, 2004].

MySQL merupakan RDBMS (Relational Data Base Management Sistem). MySQL didistribusikan secara open source dan gratis mulai tahun 1996, tetapi mempunyai sejarah pengembangan sejak tahun 1979.

B. Jejaring Sosial

Jejaring sosial adalah striktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh professor J.A Barnes di tahun 1954.

Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain sebagainya. Jejaring sosial sebenarnya bentuk baru komunitas diinternet yang saling terhubung dengan cepat. Ini berbeda dengan jejaring sosial lima tahun yang lalu yang mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi, chat, messenger atau milis dimana pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja.

Disebut jejaring sosial karena kemampuannya untuk saling terhubung dengan cepat antara satu domain komunitas dengan komunitas lainnya. Misalnya, kalau kita gunakan tools status Plurk.com, maka status kita dapat didistribusikan ke facebook, tumblr, multiply. Bahkan ada yang seolah-olah menjadi konsodalitor semua domain komunitas sehingga fungsinya lebih praktis. yang mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi, chat, messenger atau milis dimana pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja.

Disebut jejaring sosial karena kemampuannya untuk saling terhubung dengan cepat antara satu domain komunitas dengan komunitas lainnya. Misalnya, kalau kita gunakan tools status Plurk.com, maka status kita dapat didistribusikan ke facebook, tumblr, multiply. Bahkan ada yang seolah-olah menjadi konsodalitor semua domain komunitas sehingga fungsinya lebih praktis.

C. Jejaring Sosial Semantik

Semantic Social Network atau Jejaring Sosial Semantik adalah suatu konsep semantik yang diterapkan pada jejaring sosial, dimana seluruh data jejaring sosial akan direpresentasikan kedalam bentuk web semantik dan saling terhubung dan tersedia secara bebas di Web.

Seperti yang kita ketahui, bahwa saat ini jejaring sosial adalah isu yang sedang sangat hangat diperbincangkan. Saat ini sangat banyak situs jejaring sosial yang muncul seperti Friendster™, Facebook™, Linkedin™, Twitter™, dan yang lainnya. Masing-masing situs jejaring sosial tersebut memiliki fungsi yang sama ataupun fungsi yang berbeda-beda.

Page 7: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

3

Gambar 1 Klasifikasi Jejaring Sosial berdasarkan Fokus

Masing-masing situs jejaring sosial tersebut memiliki basis datanya masing-masing, dan menyimpan data pengguna mereka pada basis data nya masing-masing. Dimana data tersebut tidak dapat terhubung antar satu situs jejaring sosial dengan situs jejaring sosial lainnya. Basis data tradisional dapat diumpamakan sebagai sebuah data silos (gudang data), dimana data tersebut hanya bisa diakses oleh aplikasi yang terhubung ke basis data tersebut, dan agar data tersebut dapat diakses, aplikasi yang harus terhubung dengan basis data tersebut harus menyediakan jasa Web Service. Basis data

tradisional memiliki mekanisme local pointer seperti pada Java Virtual Machine, dimana kita tidak dapat dengan mudah mengambil data dari basis data lain yang terdapat pada mesin ataupun aplikasi yang berbeda.

Tidak jarang saat ini satu pengguna memiliki banyak akun pada situs jejaring sosial yang berbeda-beda. Misalkan pengguna A memiliki akun Facebook, Twitter, Friendster. Dan ketika pengguna tersebut melakukan perubahan profile pada salah satu situs jejaring sosial, misalkan Facebook, mau tidak mau dia harus membuka situs jejaring sosial lain dan merubah data profile mereka, agar data profile mereka akan tetap selalu terupdate. Hal ini adalah hal yang redundant, karena harus melakukan pekerjaan berulang kali. Sering sekali orang yang memiliki banyak akun jejaring sosial hanya memfokuskan dirinya untuk mengurus atau me-maintain salah satu situs jejaring sosial pilihannya, misalkan Facebook , dan meninggalkan situs jejaring sosial lainnya, sehingga seringkali banyak informasi yang tidak valid dan terbengkalai begitu saja. Selain itu keterhubungan antara orang yang memiliki akun di jejaring sosial yang berbeda tidak akan dapat terhubung. Kebanyakan saat ini berbagai jejaring sosial hanya menyediakan layanan, dimana kita dapat mencari teman kita pada situs jejaring sosial lain yang juga memiliki akun pada situs jejaring sosial tersebut. Tetapi tidak ada konsep keterhubungan secara langsung

Gambar 2. Klasifikasi Jejaring Sosial

D. Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem adalah suatu aktifitas, metode, praktik terbaik dan peralatan terotomatisasi yang digunakan para stakeholder untuk mengembangkan secara

berkesinambungan memperbaiki sistem informasi dan perangkat lunak (Whitten et al, 2004). Metode pengembangan sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode RAD dengan Object Oriented

.

Gambar 3 Tahapan RAD (Kendall and Kendall, 2008).

Implementation Requirements Planning

Identify Objectives and Information

Requirements

Work with Users to

Design System

Workshop Design

Introduce the

New System

Build the

System

Page 8: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

4

E. Unified Modelling Language

UML (Unified Modelling Language) adalah bahasa untuk memvisualkan, menentukan, membangun dan mendokumentasikan artefak sebuah sistem perangkat lunak. UML didefinisikan sebagai keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta model tunggal, yang membantu pendeskripsian dan desain sistem perangkat lunak, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemograman berorientasi objek. UML berorientasi objek, tidak bergantung pada proses pengembangan dan juga tidak bergantung pada bahasa pemograman dan teknologi[Yuni, 2012]. UML adalah bahasa pemodelan yang harus digunakan bersamaan dengan metodologi pengembangan perangkat lunak. Tanpa metodologi, UML hanyalah berupa serangkaian diagram tanpa makna. Metodologi pengembangan perangkat lunak merupakan panduan langkah demi langkah dalam pembangunan aplikasi perangkat lunak. Metodologi pengembangan perangkat lunak dimaksudkan agar pembangunan sebuah aplikasi lebih efisien dan terencana. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Software Development Process (USDP).

F. Jaringan

Jaringan komputer dapat diartikan sebagai dua atau lebih komputer yang dihubungkan dengan jalur transmisi membentuk satu sistem sehingga dapat saling berhubungan dan berkomunikasi serta menimbulkan efisiensi, sentralisasi, dan optimasi kerja. Jaringan komputer dibangun dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, bergantung kondisi dan kebutuhan individu yang menyelenggarakan. Tahun demi tahun industri networking berkembang demikian pesat sehingga ditemukan beragam tipe dan desain yang disebut network terminology. (Raifudin, 2003). Jenis-jenis jaringan

• Local area Network (LAN): adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama dalam satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti didalam satu kantor atau gedung. LAN memungkinkan praktisi bisnis (pengguna teknologi yang terdapat pada department-department berbeda yang memungkinkan untuk saling berkomunikasi melalui e-mail, forum diskusi online, website internal atau service-service lainnya.(Sopandi, 2005).

• Medium Area Network (MAN): merupakan arsitektur komputer yang kapasitas komputernya lebih banyak daripada model LAN. Arsitektur ini disebut medium karena komputer yang terhubung tidak hanya berada dalam satu tempat atau ruangan saja. Jaringan disebut MAN apabila menghubungkan dua gedung yang sama-sama memiliki jaringan local (LAN).(Bunafit,2005)

• Wide Area Network (WAN): dalam dunia TI (Teknologi Informasi), istilah WAN juga sering disebut internet. Karena WAN ini memungkinkan hubungan jaringan local (LAN) dan MAN yang letaknya antarkota, antarpropinsi,antarpulau bahkan antar benua.(Bunafit, 2005)

G. Pemrograman PHP dalam Database MySQL

Untuk membuat aplikasi web yang berjalan dinamis, maka pemrograman web dapat dikolaborasikan dengan PHP. PHP merupakan salah satu bahasa pemrograman yang dapat menjadikan program web menjadi lebih dinamis. Dengan menggunakan program PHP tidak hanya membuat program web dengan tampilan statis, tetapi juga dapat mengakses database seperti MySQL. Dengan database tersebut, dapat digunakan untuk menyimpan berita-berita yang ada di dalamnya dan ditampilkan pada halaman browser.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam Rancang Bangun Rancang Bangun Pengembangan Sistem Jejaring Sosial Berbasis Mobile ini, langkah yang digunakan adalah studi pustaka, sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan ialah model RAD yang terdiri dari requirements planning, workshop design dan implementation.

Langkah lebih rincinya adalah dilakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data [Yuni, 2010] yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

A. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu mempelajari tiap konsep yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian, antara lain :

1) Data informasi Jejaring Sosial yang sedang berkembang sekarang yang bersumber dari The Benefit of Social Networking yang diterbitkan oleh Yaw-CRC pada tahun 2011 dan Programming The Mobile Web yang diterbitkan oleh O’REILLY pada tahun 2010.

2) Data-data yang berasal dari buku-buku dan pustaka lainnya diperlukan untuk membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini yang meliputi Definisi Aplikasi, Sistem, Social Network, perkembangan Social Network di Indonesia, Mobile Web, Framework Fusebox, Metode Pengembangan Sistem Rapid Application Development (RAD), Operating system dan Mobile Development terutama yang bersumber dari buku, artikel serta jurnal-jurnal. Dari hasil pengamatan pustaka tersebut didapatkan bagaimana membangun suatu sistem jejaring sosial berbasis mobile web.

B. Studi Lapangan (Observasi Langsung)

Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008). Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung proses dan kegiatan bisnis yang berjalan pada PT. Mantenboshi Creative Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 2012 – 29 September 2012, Tempat di PT. Mantenboshi Creative Indonesia dan hasil yang akan di capai

Page 9: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

5

adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk penelitian.

C. Wawancara

Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan Kepala Divisi Pengembangan Sistem Jejaring Sosial Memobee versi Web. Hasil wawancara adalah mengenai Profil PT. Mantenboshi Creative Indonesia dan Versi Mobile web dari Memobee yang sedang dikembangkan di PT. Mantenboshi

Creative Indonesia. Juga memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan pada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada pada PT. Mantenboshi Creative Indonesia yang berhubungan dengan pengembangan sistem jejaring sosial berbasis mobile web pada PT. Mantenboshi Creative Indonesia.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Use case Diagram

System

User

Entry data Registrasi

Login

Logout

View Memo

View Status

View Activities

View Event

View Celebrity Status

Memobee

Entry Data Event

Entry Status

CelebrityEntry Celebrity Status

Entry Data Writing

Entry Data NewsEntry Data Gossip

View data Read and Writing

Entry Data Pesan

View Album Photo

View Friends

Entry Data Live Coverage

View Live Coverage

<<include>>

<<include>>

<<include>>

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<extend>>

<<include>>

<<include>><<include>>

<<include>>

Gambar 4 Use case diagram jejaring sosial berbasis Mobile web

B. Class Diagram

Gambar 5 Class diagram jejaring sosial berbasis Mobile web

User

#IdUser+NamaUser+JkUser+AlamatUser+NoTelpUser+HpUser+TglLahirUser

Memobee

#IdStaff+NamaStaff+AlamatStaff+NoTelpStaff+HpStaff

Celebrity

#IdCelebrity+NamaCelebrity+TglLahirClebrity+HobiCelebrity

Event

#KodeEvent+NamaEvent+TglMulai+TglSelesai+DeskripsiEvent+Penyelenggara+Lokasi+ContactPerson+UrlPictureEvents

Status

#IdStatus+Waktu+DetailStatus

Writing

#KodeWriting+JudulWriting+DetailWriting+TglPublish+AuthorWriting

News

#KodeNews+JudulNews+DetailNews+TglPublish+AuthorNews+StatusNews

Gossip

#KodeGossip+JudulGossip+DetailGossip+TglPublish+AuthorGossip

Message

#KodePesan+JudulPesan+TglKirim+JamKirim+Tujuan+IsiPesan+StatusPesan

PhotoAlbum

#KodePA+JudulPA+DeskripsiPA+JumlahPhoto+TglCreate+UrlMainPhoto

LiveCoverage

#KodeLC+NamaLC+JamMulai+JamSelesai+TglLC+DeskripsiLC+PenyelenggaraLC+Lokasi+ContactPerson+UrlPictureLC+NamaReporter

Input

1..*

1

Input

1..*1

View

1..*1..*

Create

1..*

1..*

View

1..*

1

Input

1..*1..*

View

1..* 1..*

Input

1..*

1

Input

1..*

1

Input

1..*

1

Input

1..*

1

Create

1..*

1

Page 10: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

6

C. Mapping Class Diagram

Gambar 6 Mapping diagram / normalisasi jejaring sosial berbasis Mobile web

D. Prototipe Sistem

1) Rancang Layar Login

Gambar 7 Rancangan Layar Login

2) Rancang Layar Activities

Gambar 8 Rancangan Layar Login

3) Rancangan Layar Event

Gambar 9 Rancangan Layar Event

4) Rancang Layar Celebrity Status

Gambar 10 Rancangan Celebrity Status

5) Rancang Layar Writing

Gambar 11 Rancangan Layar Writing

User

#IdUser+NamaUser+JkUser+AlamatUser+NoTelpUser+HpUser+TglLahirUser

Memobee

#IdStaff+NamaStaff+AlamatStaff+NoTelpStaff+HpStaff

Celebrity

#IdCelebrity+NamaCelebrity+TglLahirClebrity+HobiCelebrity

Event

#KodeEvent+NamaEvent+TglMulai+TglSelesai+DeskripsiEvent+Penyelenggara+Lokasi+ContactPerson+UrlPictureEvents#IdUser

Status

#IdStatus+Waktu+DetailStatus#IdCelebrity#IdUser

Writing

#KodeWriting+JudulWriting+DetailWriting+TglPublish+AuthorWriting#IdUSer

News

#KodeNews+JudulNews+DetailNews+TglPublish+AuthorNews+StatusNews#IdStaff#IdUser

Gossip

#KodeGossip+JudulGossip+DetailGossip+TglPublish+AuthorGossip#IdUser

Message

#KodePesan+JudulPesan+TglKirim+JamKirim+Tujuan+IsiPesan+StatusPesan#IdUSer

PhotoAlbum

#KodePA+JudulPA+DeskripsiPA+JumlahPhoto+TglCreate+UrlMainPhoto

LiveCoverage

#KodeLC+NamaLC+JamMulai+JamSelesai+TglLC+DeskripsiLC+PenyelenggaraLC+Lokasi+ContactPerson+UrlPictureLC+NamaReporter#IdUser

Detail_Event

#KodeDetailEvent+Komentar+TglKomentar#IdStaff#KodeEvent

Detail_PhotoAlbum

#KodeDetailPA+NamaFoto+KomentarFoto+AuthorFoto#IdUser#KodePA

Detail_LiveCoverage

#KodeDetailLc+UrlFotoLiveReport+KomentarLC+Attende#IdStaff#KodeLC

IdStaff

KodeEvent

IdCelebrity

IdUser

IdUser IdUSer

KodePA

IdUser

IdUser

IdUser

IdUser

IdUser

IdStaff

IdStaff

KodeLC

Page 11: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

7

6) Rancang Layar News

Gambar 11 Rancangan Layar News

7) Rancangan Layar Friends

Gambar 11 Rancangan Layar Friends

8) Rancangan Layar Search

Gambar 12 Rancangan Layar Search

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pengembangan Sistem jejaring sosial berbasis mobile web ini dikembangkan dengan hanya menggunakan data – data dari Divisi Penelitian dan Pengembangan, yang difasilitasi oleh PT. Mantenboshi Creative Indonesia. Sistem jejaring sosial ini dirancang dengan menggunakan framework fusebox yang mampu dan merancang interface dan konektifitas antara hardware handphone berbasis baik featurephone maupun smartphone dengan aplikasi yang dikembangkan. Pada pengembangan sistem jejaring sosial Memobee versi mobile web ini tools pengembangannya menggunakan notepad ++ sebagai text editor, Adobe Photoshop sebagai image editing, PHP sebagai bahasa pengembangannya dengan menggunakan framework Fusebox dan MySQL sebagai database aplikasi.

Sistem jejaring sosial berbasis mobile web pada PT. Mantenboshi Cretive Indonesia ini, mampu menyajikan informasi dan fitur yang lebih sederhana dan memang dibutuhkan oleh pengguna jejaring sosial Memobee, seperti fitur untuk berbagi status, info atau hal-hal menarik lainnya yang membuat User bisa merasakan pengalaman sebagai jurnalis profesional yang sudah bisa membuat karya untuk dibaca oleh orang lain.

B. Saran

Sebaiknya sistem jejaring sosial berbasis mobile web ini mampu menampilkan data dan informasi yang lebih banyak tentang penjelasan penggunaan fitur yang lebih sederhana dari jejaring sosial Memobee versi web. Pengembangan bentuk sistem sejenis dalam bentuk platform mobile lainnya yang bersifat native, (Symbian, J2me, Blackberry,Android, iPhone dan Windows Mobile).

Sistem jejaring sosial berbasis mobile web yang dikembangkan ini masih jauh dari sempurna. Sehingga masih diperlukan pengembangan sistem yang jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

8

1. Boyd, DM dan Ellison, NB. 2007. Social Network Sites : Definition, History, and Scholarship. Michigan : Michigan State University.

2. Collin, P dan Rahilly, K. 2010. The Benefit of Social Networking Services. Sydney : Yaw-CRC partner organization.

3. Jogiyanto, HM. 1999. Analisa dan Desain Sistem Informasi, Cetakakan kedua. Buku Ke-2. Yogyakarta: ANDI.

4. Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis : Edisi 3. Yogyakarta: ANDI.

5. Jogiyanto, HM. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

6. Kadir, A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI

7. Kadir, A. 2003. Dasar Pemrograman WEB Dinamis Menggunakan PHP.Yogyakarta: Andi.

8. Kendall & Kendall. 2008. System Analysis And Design. London: Pearson International Edition 7th Edition.

9. Lily, S. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Bidang Sains. Jakrta: UIN Jakarta Press.

10. Marion, A dan Omotayo, O. 2011. Development of a Social Networking Site with

11. Mulyadi, A. 2010. Membangun Aplikasi Mobile Web. Yogyakarta: Multimedia Center Publishing

12. Murphy, M. 2009. Begining Mobile web 2. Barkeley: APRESS

13. Murphy, M. 2008. The Busy Coder’s Guide To Mobile Web Development. United States Of America: CommonsWare

14. Noertjahyana, A. 2002. Studi Analisis RAD Sebagai Salah Satu Alternatif Metode Pengembangan Perangkat Lunak. Jakarta : Universitas Kristen Petra.

15. Nugroho, A. 2004. Rational Rose untuk Pemodelan Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.

16. Sholiq. 2006. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.

17. Yuni, 2010. Metode Penelitian di Bidang Komputer dan Sistem Informasi. Dikti Provinsi Banten. Buku Ajar.

18. Yuni, 2012. Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language) Generated VB6.

19. Zheing, P dan Ni, L. 2006. Smartphone & Next Generation Mobile Computing. San Fransisco: Morgan Kaufman.

Page 13: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

9

Implementasi Sistem Informasi Geografis Sebagai Perangkat Pendukung

Keputusan Dalam Pemilihan Wilayah Program (Studi Kasus: Nanggroe Aceh Darussalam)

Eri Rustamajia

Program Studi Sistem Informasia

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

e-mail : [email protected]

Abstract - Each donor has its own mission and objectives while supporting a program . The program can be carried out directly by donors or through an agency consultant / contractor . Donors usually have a budget and a specified period of time in support of a program . Therefore, they need to determine which areas are prioritized to receive their support . This study discusses the use of GIS in determining ACEO program areas in Aceh . Activities undertaken include data collection ( primary and secondary ) through surveys and interviews . The data obtained were prepared using MS Access and Excel , and then processed using GIS software ArcGIS 3.3 and 9.0 AcrView to produce layers that will be used in decision making . Selection is determined by the number of members of returnees , a long history of conflict , population size , number of infrastructure destroyed by conflict , and access to the region . The end result is 59 villages in four districts : Bireuen , North Aceh , East Aceh and Lhokseumawe ACEO be included in the program . This program will benefit more than 41,000 residents in the villages.

I. PENDAHULUAN

Nanggroe Aceh Darussalam adalah propinsi paling barat NKRI yang berada pada ujung utara pulau Sumatera. Posisi geografisnya berada pada 2

o00’00” – 6

o04’30” Lintang Utara

dan 94o58’34” – 98

o15’03” Bujur Timur dengan ibukota

Banda Aceh. Luas wilayahnya mencakup 56.758,85 km2

dengan garis pantai sepanjang 2.666,27 km. Secara administratif di tahun 2009, provinsi NAD memiliki 23 kabupaten/kota, 276 kecamatan, 755 mukim dan 6.423 gampong (desa).

Setelah ditanda tanganinya MOU Helsinki (15 Agustus 2005), kondisi di Aceh menjadi kondusif bagi lembaga-lembaga bantuan asing untuk menjalankan program yang ditujukan bagi masyarakat Aceh..

USAID adalah lembaga bantuan Amerika Serikat untuk pembangunan internasional. Lembaga ini memiliki perwakilan hampir di seluruh dunia, terutama di negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Amerika.

Salah satu program USAID yang sedang dijalankan tahun 2004 adalah program SPD (Support for Peaceful Democratization) yang merupakan kelanjutan program sebelumnya yang terkait demokratisasi. Dibandingkan program USAID lainnya, program SPD ini lebih fleksibel dan lebih bisa “cepat tanggap”. Itu sebabnya mengapa ketika

tsunami terjadi, program inilah yang diminta langsung bergerak ke Aceh, meskipun penanganan bencana tsunami tidak ada kaitannya dengan isu demokratisasi. Program SPD ini dilaksanakan oleh sebuah perusahaan konsultan, berkantor pusat di Bethesda, AS, bernama DAI (Development Alternatives Inc.)

Di Aceh, DAI melaksanakan dua program. Salah satunya adalah program ACEO (Aceh Community Engagement and Ownership), yang dilaksanakan sebagai respon dari MOU damai Helsinki.

Program ACEO menerapkan tiga tahap dalam implementasinya yaitu persiapan, pembentukan platform, dan pengembangan mata pencaharian penduduk.

Penentuan program ACEO ini memerlukan berbagai tahapan karena melibatkan penentuan wilayah pelaksanaan program yang dibatasi oleh biaya yang tersedia, waktu yang ditentukan, dan yang memberi manfaat optimal bagi masyarakat. Di tahap seleksi inilah digunakan teknologi Sistem Informasi Geografis, yang menjadikan ketiga kriteria di atas menjadi faktor penentunya.

Penelitiian ini bertujuan untuk mempelajari implementeasi penggunaan sistem informasi geografis dalam proses seleksi wilayah kerja program ACEO ini.

II. LANDASAN TEORI

A. Sistem Informasi Geografis

Definisi sistem informasi geografis menurut Chang (2002) adalah sebuah sistem komputer untuk merekam, menyimpan, mengquery, menganalisa, dan menampilkan data geografis. Menurut Chang, komponen SIG bisa dibedakan ke dalam empat bagian, yaitu sistem komputer, software SIG, Manusia , dan infrastruktur.

Informasi berbasiskan data-data spasial akan memberikan gambaran yang lebih utuh untuk memilih kesesuaian wilayah tertentu terhadap paramater/kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Data spasial juga memungkinkan pengambil keputusan untuk melihat sejumlah parameter pada layar yang sama dengan memanfaatkan fungsi-fungsi layer dalam SIG.

Menurut Chang (2002) kemampuan SIG menangani dan memproses data yang bereferensi geografis menjadi pembeda atas sistem informasi yang lain. Data bereferensi geografis menggambarkan baik lokasi mapun karakteristik fitur di permukaan bumi. Untuk menggambarkan fitur-fitur spasial,

Page 14: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

10

SIG melibatkan dua komponen data geografis. Komponen data tersebut adalah data spasial dan data atribut

B. Data Spasial

Prahasta (2009) menyatakan bahwa data spasial merupakan jenis data yang merepresentasikan aspek-aspek keruangan suatu fenomena. Data seperti ini sering juga disebut sebagai data posisi, koordinat, atau ruang. Data semacam ini sebelumnya sudah banyak digunakan digunakan dalam sistem alat bantu perancangan dan sistem kartografis. Data spasial ini memiliki dua jenis data, yaitu data vektor yang menggunakan titik, garis dan poligon. Dan data raster yang menggunakan grid untuk merepresentasikan variasi spasial dari fitur yang ditampilkan.(Chang, 2002). C. Data Atribut

Data atribut merupakan data yang merepresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan. Aspek deskriptif ini bisa mencakup properti dari fenomena yang dimodelkan maupun dimensi waktunya (Prahasta, 2009)

Chang (2002) menyatakan bahwa banyaknya data atribut yang disertakan dalam fitur spasial tergantung pada jenis fitur dan aplikasinya..

Jadi data atribut merupakan data yang memberikan keterangan mengenai hal yang ditunjukkan oleh data spasial. Berapa banyak data keterangan yang dibutuhkan ditentukan oleh tujuan penggunaan model spasial yang digunakan D. Global Positioning Systems (GPS)

GPS adalah konstelasi dari 27 satelit NAVSTAR yang mengorbit bumi pada ketinggian 12,600 mil (20.278 km), lima stasiun monitor (Hawai, Pulau Ascension, Diego Garcia, Kwajalein, dan Colorado Spring); dan unit penerima. Dengan membaca sinyal radio yang dipancarkan minimal dari 3 satelit, sebuah penerima di permukaan bumi (unit GPS) bisa menentukan lokasi yang tepat di permukaan bumi. Lokasinya dinyatakan sebagai koordinat bujur dan lintang (Steede, 2000).

Untuk menentukan lokasi dua dimensi diperlukan sinyal dari tiga satelit, sementara untuk menentukan ketinggian (tiga dimensi) memerlukan sinyal dari 4 satelit. Lokasi ditentukan berdasarkan jarak satelit terhadap GPS yang diperhitungkan berdasarkan waktu tempuh sinyal kepada unit GPS

E Pembersihan Data

Pembersihan data biasanya merupakan bagian dari tahap penyiapan data. Menurut Yeung (2007) pemebersiahan data bertujuan untuk menjamin kualitas data berkaitan dengan persyaratan yang teridentifikasi pada tahap sebelumnya. data rangkap, menyelesaikan konflik data atribut maupun spasial, dan mengkombinasi data dari tabel atau sumber yang berbeda.

Hedge dan Hegde (1995) menyatakan bahwa kesalahan data bisa terjadi secara acak maupun secara sistematis. Keduanya bisa dikoreksi dengan melakukan pemeriksaan secara otomatis mapun visual pada berbagai tahap.

F. Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Little dalam Turban (2005), definisi sistem penunjang keputusan (SPK) adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk pemrosesan dan penilaian data guna membantu para manajer mengambil keputusan. Tujuan sentral dari SPK adalah untuk mendukung dan meningkatkan pengambilan keputusan.

SPK memiliki empat komponen utama (yang disebut subsistem) dalam menunjang fungsinya, yaitu pertama subsistem manajemen data, kedua adalah subsistem manajemen model, ketiga adalah subsistem antar muka pengguna, dan terakhir adalah subsistem manajemen berbasis pengetahuan yang merupakan komponen independen yang memperbesar pengetahuan pengambil keputusan

G. Program ACEO

Program ACEO (Aceh Community Engagement and Ownership) merupakan program lanjutan USAID di Aceh yang merupakan respon atas disetujuinya MOU Helsinki antara pemerintah RI dan GAM.

Dalam Anonymous (2006) dinyatakan bahwa program inisiatif ACEO fokus pada penguatan masyarakat madani pada tingkat desa melalui pengembangan kapasitas kepemimpinan dan aktivitas untuk membangun hubungan antara masyarakat dan semua sisi konflik.

Dalam konteks ACEO, “community” (komunitas) mengacu pada satu kelompok orang yang terikat satu sama lain karena memiliki kesamaan sosial, kebutuhan ekonomi atau spiritual, tujuan dan aspirasi. Karena itu komunitas bisa lintas masyarakat desa, kelompok politik, organisasi masyarakat, mantan GAM, petani dan kelompok penjual. Pandangan ini membantu kemampuan ACEO untuk memulai dan melanjutkan perubahan sosial.

Tujuan dari ACEO adalah untuk menyatukan komunitas yang terkena dampak konflik ke dalam proses perdamaian dengan membangun relasi yang efektif diantara mereka.

Implementasinya sendiri dilakukan dalam tiga tahap yang saling overlap yaitu: persiapan, pembangunan platform, dan pengembangan mata pencaharian

III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di perusahaan konsultan DAI (Development Alternatives Inc.) dari Mei - Oktober 2012, mengacu pada salah satu kegiatannya yang dilakukan di wilayah propinsi Nanggroe Aceh. Kegiatan tersebut adalah proses penentuan wilayah yang cocok dengan kriteria untuk disertakan dalam program ACEO (prakarsa damai yang digerakkan oleh masyarakat)

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan antara lain: a) Peta dasar vektor Indonesia skala 1:250.000 dari

BPS (Biro Pusat Statistik) b) Data PODES tahun 1996, 2000, dan 2003 dari

BPS

Page 15: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

11

c) Data IOM (International Organization for Migration) mengenai tahanan yang mendapat amnesti

d) Data Sensus BPS (2003) e) Data pemetaan GPS desa DAI (2005) f) Data kejadian konflik dari Koalisi Ham (2002-

2005) g) Survei profil desa DAI

Alat yang digunakan terdiri atas:

a) Komputer desktop RAM 4 GHz, Harddisk 250 GB, Monitor 19”

b) Unit GPS Garmin Etrex dan Garmin Vista c) Printer HP ukuran A3 d) Perangkat Lunak : ArcView 3.3, ArcGIS 9.0, Microsoft

Office, IDRISI Kilimanjaro.

C. Metode

Metode penelitian menggunakan aplikasi sistem informasi geografis yang dilakukan dalam dua tahap yaitu pengumpulan data dan analisa data

D. Pengumpulan Data

Hal pertama yang dilakukan adalah studi pustaka untuk mempelajari sejarah konflik aceh, jenis kejadian konflik yang terjadi, kondisi terbaru. Dan mencari informasi dari organisasi lain yang mungkin memiliki data-data yang dibutuhkan.

Metode yang dipakai dengan melakukan survei pada lembaga-lembaga yang terkait untuk memperoleh data sekunder dan survei lapangan untuk memperoleh data primer lapangan dengan menggunakan peralatan GPS

Selain itu dilakukan juga wawancara dengan pihak lembaga yang menyediakan data, juga dengan masyarakat dan tokoh masyarakat di wilayah yang disurvei.

E. Alur penelitian

Gambar 1. Alur Penelitian

.

F. Analisa Data

Analisa yang dilakukan terhadap data menggunakan kombinasi software ArcView, ArcGIS, Ms Access, dan Ms Excel

G. Peta dasar BPS

Dilakukan pengolahan dengan software ArcView 3.3 untuk mengecek dan menyesuaikan perubahan batas administratif desa, kecamatan, kabupaten, dan propinsi terkait dengan adanya proses pemekaran wilayah administratif dari tahun 2003 sampai saat peta digunakan (2005-2006). Perubahan batas administratif ini disesuaikan berdasarkan informasi tambahan yang diberikan oleh pihak BPS.

Hasil dari proses ini adalah peta dasar propinsi Aceh yang sudah memiliki batas administratif kabupaten sesuai dengan perubahan yang sudah dikukuhkan dengan Surat Keputusan dari Kementerian Dalam Negeri

H. Pengolahan Data Menjadi Layer Peta

Proses ini pada dasarnya mentautkan data terhadap informasi lokasi/spasialnya. Data diolah dengan memastikan bahwa masing-masing data memiliki ID lokasi (tingkat kecamatan atau desa) sehingga bisa ditautkan dengan peta dasar yang diperoleh dari BPS. Data yang diolah adalah data Podes BPS, data IOM, data sensus BPS 2003, data survei GPS, data kejadian konflik, dan data profil desa.

Sebelum ditautkan dengan data spasialnya, data atribut dari berbagai sumber tersebut telah mengalami proses data cleaning terlebh dahulu.

IV PEMBAHASAN

A. Proses Persiapan

1. Sosialisasi Proses Perdamaian

Sebelum dan selama proses seleksi desa dilakukan, sejumlah aktivitas sosialisasi MOU Helsinki sudah dijalankan. Salah satunya melalui sebuah Yayasan Media Aceh yang memproduksi iklan layanan masyarakat (pengumuman publik) yang disiarkan oleh 30 stasiun radio di propinsi NAD. Tujuan sosialisasi ini adalah menyebarkan informasi mengenai MOU pada sabanyak mungkin pendengar. Informasi tersebut dikemas dalam berbagai format, termasuk testimoni dan lagu-lagu daerah. Bentuk sosialisasi lainnya adalah dengan mengadakan “konser damai” melalui LSM Tambo Media.

Selain sosialisasi proses damai, dilakukan juga sosialisasi keigiatan survei kepada aparat terkait (Bupati/Wakil, Kapolres, Camat, dan Lurah, serta perwakilan GAM).

2. Pengumpulan Data Dasar dari Lembaga Pemerintah

Data yang diperlukan diantaranya adalah peta administratif NAD untuk menampilkan lokasi geografis hasil survei lapangan. Selain itu diperlukan data yang terkait dengan jumlah penduduk, dan kejadian konflik.

Page 16: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

12

Ada dua jenis kegiatan di BPS yang menyangkut pengumpulan data yaitu Survei dan Sensus:

1. Survei, dilakukan untuk tujuan tertentu, contoh: PODES, SUSENAS

2. Sensus, dilakukan secara berkala (tingkat individu sampa tinkat keluarga). Contoh:Sensus 1990, 2000, 1996

Pada batas tertentu, BPS juga menghimpun data dari kementerian lain. Data yang diperoleh menggunakan standar pemerintah dalam penamaan dan dan pemberian kode (ID).

ID yang unik menyediakan metode untuk mengenali record data secara individu. Kode unik ini memungkinkan data atribut dilink kan ke dalam data GIS

3. Perancangan dan Pengembangan Basisdata

Sebuah basisdata disiapkan untuk menampung data hasil survei lapangan. Struktur data pada database disesuaikan dengan pertanyaaan yang ada dalam kuisener survei. Basisdata dibuat dengan program MS Access dengan screenshoot seperti gambar 2 di bawah ini,.

Untuk database kejadian konflik (Conflict Event Database) perancangan dlakukan ketika diputuskan bahwa data dari mitra LSM (koalisai HAM) masih belum terstruktur sehingga perlu sebuah database. Interfacenya seperti di bawah ini, gambar 3

Gambar 2. Interface Menu dari Basisdata Profil Desa pada program ACEO

Gambar 3. Interface Basisdata Konflik di Aceh

4.Pelatihan

Pelatihan diberikan kepada surveyor baik untuk survei data lapangan (wawancara) maupun untuk surveyor GPS. Pelatihan surveyor data lapangan dilakukan untuk memastikan surveyor mengetahui persis pertanyaan yang diajukan dalam kuisener.

Pelatihan untuk surveyor GPS terkait dengan hal-hal teknis yang menyangkut bagaimana cara GPS bekerja, mengganti batere, sampai hal-hal teknis yang harus dilakukan dalam pengambilan data.

Surveyor melibatkan 15 mahasiswa Universitas Malikus Saleh, Lhokseumawe, NAD. Pelatihan dilakukan selama satu hari di Plaza Samudra Hotel Lhokseumawe, 11 Oktober 2005.

Setiap surveyor dibekali dengan daftar desa yang harus diambil titik koordinatnya. Untuk menjaga agar survei tersebut dilakukan dengan aman (mengingat area yang disurvei adalah wilayah konflik), maka dalam pelatihan diberikan juga panduan kesepakatan prioritas titik yang dianggap sebagai koordinat desa.

Peringkatnya adalah:

1) Meunasah (surau tempat shalat), biasanya didirikan di tengah desa

2) Kantor kepala desa 3) Rumah kepala desa

Gambar 4. Pelatihan GPS untuk Surveyor

Daftar desa yang dibawa surveyor dilengkapi juga dengan kolom informasi lokasi pengambilan koordinat desa tersebut yaitu Meunasah (M), Kantor kepala desa (K), atau rumah kepala desa (R). Tersedia pula kolom yang menunjukkan akses ke desa apakah bisa dilalui truk (T), mobil kecil (M), sepeda motor (S).

Page 17: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

13

Tabel 1. Contoh Daftar Desa Yang Dibawa Surveyor

B. Pelaksanaan

1. Entri Data Kejadian Konflik

Perancangan database dilakukan di Jakarta, sementara entri data dilakukan oleh 5 orang tenaga lokal dari LSM Koalisi HAM (Banda Aceh).

Entri data dilakukan dengan menganalisa data narasi untuk mengidentifikasi tanggal kejadian, lokasi kejadian, pelaku, korban, dan kronologis kejadian. Diperoleh input sebanyak 1.305 data

2. Pengumpulan Data Sekunder dari Organisasi Lain

Dari sejumlah organisasi yang dihubungi, hanya IOM (International Organization for Migration) yang memiliki data pendukung yang cocok untuk kebutuhan aktivitas ini. Data yang dimaksud adalah mengenai sebaran jumlah tahanan GAM yang dibebaskan dan dikembalikan ke desanya. Sementara untuk World Bank, hanya hasil studinya saja mengenai kerawanan konflik yang bisa dijadikan rujukan. Lembaga lainnya seperti IFES (International Foundation for Electoral Systems) menggunakan data yang berasal dari BPS, tidak ada data yang mereka survei sendiri.

3 Pengambilan data koordinat desa

Semua surveyor dibekali dengan sebuah surat pengantar yang menjelaskan maksud dan tujuan survei. Hal ini penting agar mereka bisa melakukan survei dengan tenang dan bisa membuktikan kepada masyarakat jika ada pihak yang merasa tidak nyaman dengan kegiatan survei ini.

Hasil survei data lokasi desa dicek setiap sore berdasarkan data GPS yang diperoleh. Jika ada ID yang rangkap atau terlewati langsung dicatat agar dikoreksi esok harinya oleh surveyor yang bersangkutan.

4 Survei Profil Desa

Survei profil desa dilakukan oleh tim yang berbeda dari survei GPS. Survei ini mengumpulkan banyak data mengenai desa yang disurvei dimulai dari struktur desa seperti nama kepala desa (Geuchik), Imam Meunasah, Tuha Peut dan Tuha Lapan (yang dituakan). Dihimpun juga data mengenai komposisi penduduk pria dan wanita mulai dari usia di bawah 6 tahun, usia SD, usia SMP, usia SMA, sampai usia di atas 50

tahun. Data komposisi penduduk ini akan mengupdate jumlah penduduk yang diperoleh dari data sekunder.

Juga dikumpulkan data jumlah janda, dan anak (< 18 tahun) yang yatim dan/atau piatu sebagai akibat konflik. Juga meng konfirmasi data jumlah tahanan dan tentara GAM yang kembali ke desa.

C. Pengolahan Data dan Hasil

1 Peta dasar BPS tahun 2003

Hasil penyesuaian perubahan batas administratif menunjukkan adanya perubahan berupa penyatuan sejumlah kecamatan menjadi kabupaten baru dan pemekaran satu kecamatan menjadi dua kecamatan.

Gambar 5. Peta Dasar Propinsi NAD Sesuai Update bulan Juni 2004

2 Data Podes 2003

Hasil pemetaan dari pertanyaan mengenai desa yang mengalami konflik dalam satu tahun terakhir diperlihatkan pada peta di bawah ini, gambar 6. Warna merah menunjukkan desa-desa yang mengalami konflik, sementara wilayah hijau adalah yang tidak mengalami konflik.

Terlihat bahwa kejadian konflik cukup dominan di beberapa kabupaten di timur dan selatan Aceh seperti Kabupaten Bener Meriah, Aceh Timur, dan Aceh Tenggara.

Sementara hasil pemetaan desa-desa yang mengalami konflik berdasarkan pihak yang bertikai menunjukkan bahwa konflik yang terjadi antara masyarakat dengan tentara atau polisi banyak terjadi di wilayah Aceh Timur dan Aceh Utara

Data PODES 2003 mengenai data konflik menunjukkan konsentrasi kekerasan yang tinggi di Aceh Timur, tapi data tidak memberi indikasi bahwa konflik tersebut adalah konflik antara GAM dengan TNI.

Page 18: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

14

Gambar 6. Sebaran Konflik 1 Tahun Terakhir di Propinsi NAD

Untuk pemetaan konflik berdasarkan apakah konflik yang terjadi merupakan konflik yang sudah lama terjadi atau merupakan konflik baru diperlihatkan pada peta di bawah ini, gambar 7. Warna orange menunjukkan konflik yang memang sudah berlangsung di tahun-tahun sebelumnya, sementara warna magenta menunjukkan konflik yang memang baru terjadi satu tahun terakhir.

Pemetaan berdasarkan banyaknya korban tewas dari konflik yang terjadi, diperlihatkan pada peta di bawah ini, gambar 8. Semakin gelap warna yang ditampilkan menunjukkan jumlah korban yang lebih banyak. Terlihat bahwa korban terbanyak berada di Kabupaten Aceh Timur dan Bener Meriah

Gambar 7. Sebaran Jenis Konflik (lama/baru) 1 Tahun Terakhir di Propinsi NAD

Gambar 8. Sebaran Korban Konflik (tewas) 1 Tahun Terakhir di Propinsi NAD

Jika dilihat dari jumlah orang yang terluka akibat konflik, sebarannya ditampilkan pada peta di bawah ini, gambar 9. Data menunjukkan bahwa kejadian konflik yang memunculkan banyak korban luka berada di Kabupaten Aceh Timur.

3 Data IOM

Hasil pemetaan tahanan GAM yang kembali ke desa diperlihatkan pada peta di bawah ini, gambar 10. Untuk melhat perbedaan yang cukup jelas, peta diklasifikasikan berdasarkan total tahanan per kecamatan dengan kelas 10 – 17 orang, 17 – 43 orang, dan 43 – 88 orang

Gambar 9. Sebaran Korban Konflik (luka) 1 Tahun Terakhir di Propinsi NAD

Page 19: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

15

Gambar 10. Sebaran Tahanan GAM yang Kembali ke Desa di Propinsi

NAD

Dari peta yang diperlihatkan, tampak bahwa sebaran tahanan GAM cukup banyak pada Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, dan Aceh Timur serta kota Lhokseumawe. Sebagian di Kabupaten Aceh Jaya, Ache Tenggara, dan Aceh Tamiang

4 Data Hasil Survei GPS Desa

Jumlah desa yang disurvei dengan menggunakan unit GPS adalah 1.215 yang tersebar di empat kabupaten yaitu Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Kota Lhokseumawe. Pemetaan lokasi desa diperlihatkan pada gambar 11 di bawah ini

Gambar 11. Sebaran Titik GPS 1.215 Desa yang Disurvei

Seperti disebutkan di atas, survei GPS tidak hanya merekam titik desa yang disurvei tetapi juga merekam track yang dilalui surveyor. Track ini digunakan untuk mengetahui jalur jalan yang mungkin dilalui jika desa yang bersangkutan terpilih dalam program ACEO. Data jaringan jalan yang dilalui berikut titik desa yang disurvei diperlihatkan pada gambar 12 di bawah ini.

Gambar 12. Sebaran Titik GPS 1.215 Desa yang Disurvei Berikut Jaringan Jalannya

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan terkait akses ke desa yang bersangkutan, pemetaan bisa juga dilakukan terhadap desa yang bisa diakses truk, mobil ataupun hanya sepeda motor. Gambar 13 di bawah ini adalah contoh gambaran desa mana saja yang akses jalannya bisa dilalui mobil, tidak bisa diakses oleh truk

Gambar 13. Peta Desa-desa yang Bisa Diakses Menggunakan Mobil

5 Data Kejadian Konflik

Hasil ringkasan dari data kejadian konflik yang diperoleh untuk propinsi NAD secara keseluruhan diperlihatkan dalam tabel di bawah ini. Terlihat bahwa kejadian pembunuhan merupakan hal yang paling sering terjadi dari 1.290 kasus yang tercatat yaitu sebesar 38.53 persen.

Lima urutan kejadian konflik yang paling sering terjadi (dari yang paling sering) adalah pembunuhan, kontak senjata, penangkapan, penganiayaan, dan penculikan. Untuk kejadian di masing-masing kabupaten/kota, di Aceh Timur dan Aceh Utara kontak senjata adalah kejadian yang paling sering. Sementara untuk Bireuen dan Lhokseumawe, pembunuhan menjadi kejadian yang paling sering terjadi

Tabel 2. Ringkasan Jenis Konflik dari Basisdata Kejadian Konflik

.Pemetaan lima kejadian konflik teratas untuk seluruh ke empat kabupaten/kota diperlihatkan pada peta-peta berikut. Data yang diperlihatkan adalah untuk tingkat kecamatan.

Page 20: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

16

Gambar 14. Kejadian Penangkapan di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Lhokseumawe

Gambar 15. Kejadian Kontak Senjata di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Lhokseumawe

6 Data Profil Desa

Data ini diperoleh dengan melakukan survei terhadap 464 desa di tiga kabupaten (Bireuen, Aceh Utara, dan Aceh Timur) dan satu Kota (Lhokseumawe). Data yang dikumpulkan mencakup struktur kepemimpinan di desa yaitu kepala desa (Geucik), Imam Meunasah, Tuha Peut, dan Tuha Lapan.

Gambar 16. Kejadian Penculikan di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Lhokseumawe

Gambar 17. Kejadian Pembunuhan di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Lhokseumawe

Gambar 18. Kejadian Penganiayaan di Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur dan Lhokseumawe

Juga disurvei struktur kelas kependudukan desa dari mulai usia di bawah 6 tahun sampai jumlah wanita dan pria berusia di atas 50 tahun. Demikian pula dengan data terkait konflik seperti jumlah anak yatim, yatim piatu, janda, tahanan GAM yang kembali, tentara GAM yang kembali, dan jumlah orang cacat akibat konflik.

Bagian akhir data survei mencakup infrastruktur desa (kantor desa, balai desa, puskesmas, dan sekolah), juga rumah yang rusak akibat konflik serta jenis mata pencaharian yang dilakukan penduduk setempat.

Semua komponen survei tersebut dapat dipetakan sesuai dengan lokasi desanya di wilayah yang akan dicermati untuk pengambilan keputusan, seperti contoh hasil peta di bawah ini, gambar 19 dan 20.

Studi literatur dari majalah AcehKita relatif terbatas datanya, tetapi insiden yang diberitakan banyak yang terjadi di wilayah pesisir timur Aceh, seperti pada gambar 23 ini

Gambar 19. Sebaran Jumlah Orang Cacat Akibat Konflik di 131 Desa di Aceh Timur

Page 21: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

17

Gambar 20. Sebaran Jumlah Anak Yatim dan atau Piatu di 333 Desa di Bireuen, Aceh Utara, dan Lhokseumawe

Gambar 21. Wilayah Konflik di Aceh Berdasarkan Studi Kejadian Konflik dari Majalah AcehKita

C Analisa dan Pengambilan Keputusan

Proses seleksi desa menggunakan pertimbangan-bertimbangan berikut sebagai faktor yang menentukan sebuah desa akan disertakan dalam program ACEO atau tidak:

1) Jumlah mantan GAM yang dibebaskan di wilayah tertentu

2) Sejarah kekerasan konflik di desa 3) Infrastruktur yang rusak akibat konflik 4) Jumlah dan komposisi penduduk 5) Lokasi geografis 6) Kemauan desa untuk berpartisipasi dan berkontribusi

Ada tiga isu yang menjadi hambatan dalam proses seleksi desa ini:

1) Tidak adanya data yang akurat untuk data tingkat desa mengenai isu yang terkait dengan konflik dan dampaknya

2) Akses ke banyak desa yang terkena dampak konflik banyak bermasalah, sulit untuk melakukan survei komprehensif secara cepat.

3) Proses perdamaian membutuhkan seleksi yang cepat pada desa-desa yang dituju

Dengan demikian, agar proses bisa berlangsung cepat, pemilihan lokasi sangat bergantung pada data yang dikumpulkan oleh organisasi lain (misal: data IOM tentang tahanan dan mantan GAM yang dibebaskan, data pemerintah RI mengenai populasi desa).

Berdasarkan kriteria di atas dilakukan tahapan seleksi seperti yang akan disampaikan di bawah ini. Sementara isu-isu diatas digunakan sebagai pertimbangan antara pengumpulan data primer dan sekunder.

1 Tahap Pertama

Proses analisa dan pengambilan keputusan ini dilakukasn secara langsung menggunakan aplikasi ArcGIS. Proses yang dilakukan adalah dengan mengoverlaykan peta hasil pengolahan data di atas di layar komputer, sehingga cukup mudah jika ingin mengkombinasikan layer (peta tematik) satu dengan lainnya.

Analisa diawali dengan melihat data BPS mengenai total populasi penduduk di propinsi NAD berdasarkan sensus pra-pemilu 2004. Diketahui bahwa total populasi yang ada adalah sekitar 4,2 juta jiwa dengan total desa berjumlah 5.698 desa.

Data IOM menunjukkan 1.303 mantan GAM yang dibebaskan, tersebar di 167 kecamatan, atau 767 desa. Di tingkat kecamatan berdasarkan perhitungan, rata-rata mantan GAM yang dibebaskan per kecamatan adalah 7,2 jiwa.

Lalu dilihat kecamatan mana saja yang jumlah tahanan yang dibebaskan sebanyak 10 atau lebih, diperoleh 40 kecamatan dari 167 kecamatan yang ada. Sebanyak 850 mantan GAM yang dibebaskan di 40 kecamatan ini.. Dipilih kecamatan yang jumlah penduduknya minimum 11.000 jiwa.

Proses ini melibatkan peta dalam gambar 9 dan peta lain yang dibuat dari data Podes 2003.. Kombinasi peta di atas dengan cara melakukan overlay menggunakan aplikasi ArcGIS memunculkan kandidat desa sebanyak 1.943 desa dari total 5.698 desa di Aceh.

2 Tahap Kedua

Selanjutnya data IOM digabungkan dengan data sensus BPS sebelum pemilu 2004. Kombinasi data ini untuk melihat indeks dalam satu kecamatan antara total desa tempat mantan GAM kembali terhadap total desa di kecamatan tersebut. Hasilnya diperlihatkan pada gambar 22 berikut ini.

Dengan melibatkan sejumlah sumber dan pendapat “ahli”, dilakukan diskusi mengenai konflik Aceh dalam lima tahun terakhir. Hasil gabungan peta indeks di atas dan diskusi tersebut, diperoleh peta berikut (gambar 23) yang mempertajam wilayah cakupan menjadi 1.215 desa dengan total populasi 829 ribu jiwa dan jumlah tahanan GAM yang kembali sebanyak 642 orang.

Data dan diskusi menunjukkan bahwa ada empat kabupaten/kota yang cukup tinggi kejadian konfliknya. Artinya masyarakat di ke empat kabupaten/kota tersebut paling banyak mengalami dampak akibat konflik yang terjadi. Ke empat kabupaten/kota tersebut adalah Kabupaten Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Kota Lhoseumawe.

Page 22: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

18

Gambar 22. Indeks Total Desa Tempat Tahanan GAM Kembali terhadap Total Desa Per Kecamatan

Hasil analitis dan statistik juga menunjukkan wilayah seperti Bireuen, Kota Lhokseumawe, bagian barat Aceh Utara dan Aceh Timur merupakan area terbaik untuk melakukan survei dengan fakta-fakta seperti tabel 3 berikut.

Tabel 3. Data survei pendahuluan

3. Tahap Ketiga

Informasi mengenai lokasi desa menjadi penting untuk proses ini dan saat ini belum ada informasi mengenai lokasi desa. Peta tingkat desa yang tersedia hanya berupa gambaran perkiraan yang dilakukan BPS, sementara Bakosurtanal hanya bisa menjamin keakuratan petanya untuk Aceh hanya sampai tingkat kabupaten. Maka perlu dilakukan survei GPS lokasi desa-desa tersebut.

Gambar 23. Hasil Saringan Pertama Kandidat Desa Partisipan ACEO

Pada tahap inilah dilakukan pemetaan lapangan dengan menjalankan survei GPS terhadap 1.215 desa untuk melihat kedekatan lokasi satu desa dengan desa lainnya. Pada tahap ini dipilih desa yang aksesnya memungkinkan, sedangkan desa yang terisolir akan dieliminasi dari daftar.

Wilayah kabupaten/kota yang dicakup dalam survei ini adalah Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, dan Aceh Timur. Hasil survei GPS dan jaringan jalannya diperlihatkan pada peta dalam gambar 12 dan 13 terdahulu.

Pada peta kejadian konflik ini difokuskan pada kecamatan yang memiliki sejarah konflik yang panjang.

Tahap ini berhasil mereduksi calon desa partisipan menjadi 464 desa dengan total populasi 243.000 jiwa. Ini mencakup sembilan kecamatan, empat di Bireuen (Peusangan, Juli, Gandapura, dan Jeunib), Muara Dua di Lhokseumawe, Sawang di Aceh Utara, dan tiga di Aceh Timur (Idi Rayeuk, Madat, dan Peureulak). Peta kandidat desa di masing-masing kabupaten dan kota Lhokseumawe diperlihatkan peta berikut ini, gambar 24 dan 25.

4 Tahap Keempat

Sebagai tahapan akhir proses seleksi ini, dilakukan survei terhadap 464 desa dan melakukan wawancara informal dengan aparat dan pemimpin lokal dalam area survei. Hasilnya dianalisa untuk menjadi titik awal seleksi desa-desa yang mungkin berpartisipasi dalam ACEO

Untuk memperoleh dampak yang optimal, ACEO menyeleksi klaster desa, berdasarkan kemukiman. Kemukiman adalah unit administratif lokal di bawah kecamatan.

Pada tahap ini, berdasarkan data dari hasil survei desa, digunakan data yang mengkonfirmasi /mengupdate data dari sumber sekunder untuk membandingkan beneficiary yang lebih banyak jika program dijalankan di desa yang bersangkutan. Selain itu dipertimbangkan banyaknya infrastruktur umum maupun rumah penduduk yang rusak/hancur akibat konflik.

Gambar 24. Kandidat Desa di Kabupaten Aceh Timur (139 desa)

Gambar 25. Kandidat Desa di Bireuen, Aceh Utara, dan Lhokseumawe (325 desa)

Data terkait penduduk seperti banyaknya yatim dan atau piatu serta perempuan sebagai kepala rumah tangga, akibat

Page 23: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

19

konflik, menjadi pertimbangan pula. Semakin tingginya angka ini menunjukkan makin besar jumlah masyarakat yang terkena dampak konflik. Bebas tidaknya LSM melakukan kegiatan juga menjadi salah satu indikator yang diperhatikan.

Pertimbangan lainnya melibatkan informasi informal yang diperoleh dengan cara wawancara ataupun interaksi dengan aparat lokal dan pemimpin GAM ketika survey dilakukan..

Diputuskan bahwa 57 (pemekaran menjadi 59) desa disertakan dalam program. Berapa jumlah desa yang dilibatkan terkait dengan jumlah dana yang terbatas. Dengan 59 desa ini diperkirakan dana yang ada masih mencukupi untuk melakukan kegiatan yang berarti bagi desa, dibandingkan dengan melibatkan desa jauh lebih banyak tetapi kegiatan yang dilakukan tidak memberi dampak yang signifikan. Diharapkan program ini memberi manfaat kepada lebih dari 41.000 jiwa, penduduk di 59 desa ini.

V. KESIMPULAN

Implementasi Sistem Informasi Geografis dlam proses seleksi wilayah program meliputi pengumpulan data pendukung dari berbagai sumber, pembersihan data, konfirmasi data lapangan melalui survei GPS dan prifl desa, pentautan data kepada data spasial, penyiapan layer berdasarkan tematik data pendukung, dan pengambilan keputusan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.

Sistem Informasi Geografis memerlukan sejumlah data yang bisa membantu pengambilan keputusan masalah seleksi wilayah dan desa yang akan diikutkan program ACEO yaitu data mengenai jumlah tahanan dan mantan prajurit GAM yang kembali ke desa, data kejadian konflik, data survei lapangan yang menyangkut kerusakan infrastruktur akibat konflik, jumlah dan komposisi penduduk, dan lokasi geografis, serta

data hasil wawancara informal dengan tokoh atau pemimpin desa.

Dari total 1.215 desa dalam empat kabupaten/kota yang disurvei, diputuskan untuk melibatkan 57 desa dalam program ACEO. Pemilihan angka ini berdasarkan pertimbangan bahwa jumlah dana untuk masing-masing desa masih bisa dijadikan kegiatan yang memberi dampak yang signifikan bagi desa.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, semi-annual report SPD Project. 2006. Aceh News Watch Edisi Agustus 2003 sampai April 2004 Aceh Magazine Edisi Juni-Juli 2006 Bappeda Aceh. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Aceh Tahun 2005-2025 Chang, K.-T. 2002. Introduction to Geographic Information

Systems. McGraw-Hill, New York Hedge, N.P and Hedge, G.L. 1995. Quality Control in Large

Spatial Database Maintenance. Hyderabad, India. Jankowski, P. dan Nyerges, T. 2001. Geographic Information

Systems for Group Decision Making. Taylor & Francis. New York.

Majalah Aceh Kita Edisi November 2003 sampai September 2004,

Prahasta, E. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung

Steede, K and Terry. 2000. Integrating GIS and the Global Positioning Systems. ESRI Inc. Redlands-California.

Turban, E. et al. 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems 7

th ed. Pearson Education Inc. New

Jersey Yeung, A. K. W. & Hall, G.B. 2007. Spatial Database

Systems: Design, Implementation and Project Management. Springer, Dordrecht, the Netherlands.

.

Page 24: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

20

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Administrasi Kepesertaan

Askes di PT. Askes (Persero) Kcu Bandung

Meinarini Catur Utamia, Widyanasri Shelawaty

b

Program Studi Sistem Informasia,b

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Indonesia

Abstract - PT Askes ( Persero ) is a state-owned KCU Bandung specially commissioned by the government to hold health insurance for civil servants , civil servants and Pension Recipients army / police , Veterans , Independence Pioneers and their families and other business entities . PT Askes ( Persero ) has Bandung KCU Membership Administration department which controls the registration and reimbursement processes Askes and organize all the needs related to the participants . Membership Administration Department has not had a computerized administration system so that the process of making and card replacement Askes still done manually so that the beginning to the end of the manufacturing process and Akes card change takes a long time . Based on these constraints , the authors make the Coverage Administration Information System that will be used to help the process of making and card replacement Askes . The system design using Object Oriented Analysis Design ( OOAD ) with Sequential Strategy Waterfall development model as well as using tools Unifed Modeling Language ( UML ) . This system design can assist in the creation and administration of membership card replacement Askes . Keywords : PT Askes ( Persero ) KCU Bandung , Membership Administration , Object Oriented Analysis Desaign , Waterfall Strategy Sequential , Unifed Modeling Language .

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini perusahaan yang bergerak di bidang asuransi mulai berkembang pesat. Hal ini disebabkan minat dan kebutuhan masyarakat di dalam pelayanan kesehatan semakin meningkat. Masyarakat yang menggunakan jasa asuransi kesehatan (Askes) dinamakan peserta. Peranan peserta sangat penting pada proses jasa asuransi kesehatan terutama PT. Askes (Persero) Kcu Bandung.

Dengan berkembangnya industri asuransi kesehatan di Indonesia yang didukung berbagai perundang-undangan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah, tidak dapat dihindari adanya suatu persaingan yang ketat.

“Memberikan pelayanan melebihi harapan!” merupakan motto PT. Askes (Persero) Kcu Bandung. Oleh karena itu, pemberian pelayanan kepesertaan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Salah satu diantaranya, memberikan pelayanan kepada peserta Askes sosial seperti PNS, penerima pensiun (pensiunan PNS, pensiunan PNS di lingkungan

kementrian pertahanan, pensiunan TNI/POLRI, serta para pensiunan pejabat Negara), Veteran, perintis kemerdekaan, dan pegawai tidak tetap (dokter/bidan). Berikut adalah data peserta Askes Sosial dari tahun 2010-2012 :

Dari grafik diatas cakupan peserta Askes Sosial terutama penerima pensiun dari tahun 2010-2012 terus mengalami peningkatan. Sedangkan PT. Askes (Persero) Kcu Bandung belum memiliki sistem administrasi yang terkomputerisasi sehingga penulis membuat analisis dan perancangan sistem informasi administrasi kepesertaan askes di PT Askes (Persero) KCU Bandung.

II. ADMINISTRASI KEPESERTAAN

Banyak pengertian administrasi yang dikemukakan oleh para ahli administrasi, ada pengertian administrasi secara luas dan ada pengertian administrasi secara sempit, dan bahkan ada yang mengartikan sebagai proses sosial. Sedangkan dalam pengertian sempit, administrasi adalah suatu kegiatan yang meliputi catat-mencatat, surat-menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan (Soewarno Hadayaningrat, 2001). Administrasi kepesertaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pendaftaran peserta, pencatatan data peserta, pengelolaan informasi administrasi kepesertaan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

2010 2011 2012

Page 25: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

21

III. OOAD

Teknik analisis berorientasi objek merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk membangun, mengelola, dan merakit objek- objek itu menjadi aplikasi yang berguna. Teknik pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya yang biasa digunakan untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda. Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat sebuah bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau metode berorientasi objek standar

IV. UML

Unified Modeling Language (UML) adalah salah satu alat bantu yang sangat handal di dunia pengembangan sistem yang berorientasi obyek. Hal ini disebabkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk yang baku, mudah dimengerti, serta dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain (Munawar, 2005).

V. METODOLOGI PENELITIAN

VI. ANALISIS SISTEM BERJALAN

Proses pembuatan dan penggantian kartu Askes

pada PT. Askes (Persero) Kcu Bandung dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu pertama peserta datang ke PT. Askes (Persero) Kcu Bandung. Kemudian, peserta input form Daftar Isian Peserta (DIP) atau formulir perubahan data peserta. Berkas data peserta diserahkan kepada karyawan administrasi kepesertaan yang kemudian berkas daftar isian peserta yang sudah diisi akan diserahkan kepada kepala bagian untuk divalidasi. Setelah divalidasi karyawan administrasi kepesertaan akan melakukan rekam dan edit data, yang kemudian kartu Askes akan dicetak. Kartu Askes yang sudah dicetak akan diserahkan kembali kepada kepala bagian untuk melakukan pengecekan kembali antara daftar isi dengan hasil print out kartu askes dan kemudian akan diparaf. Selanjutnya kartu Askes ditanda tangani oleh kepala cabang dan kartu askes diserahkan dengan tanda terima di buku agenda.

VII. ANALISIS SISTEM USULAN

Dari hasil tinjauan permasalahan yang telah diuraikan maka sistem yang diusulkan yang berguna untuk mempermudah peserta dalam melakukan pembuatan dan penggantian kartu Askes sebagai berikut, yaitu peserta yang sudah melakukan registrasi dapat masuk kedalam sistem dengan melakukan login. Setelah itu mengisi form DIP atau form perubahan DIP dan dapat melakukan cek status kartu Askes. Kemudian admin melakukan manajemen data master,

Page 26: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

22

manajemen data DIP yang meliputi view data peserta, entry status kartu Askes dan cetak kartu Askes yang sudah divalidasi oleh kepala bagian dan ditanda tangan oleh kepala cabang. Kepala bagian masuk kedalam sistem dengan melakukan login untuk monitoring data rekapitulasi peserta Askes dan melakukan validasi berkas DIP. Serta kepala cabang dapat masuk kedalam sistem dengan cara melakukan login untuk monitoring data rekapitulasi peserta Askes.

VIII. PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ADMINISTRASI KEPESERTAAN

Alur proses sistem Administrasi Kepesertaan yang berbasis web yang akan dibangun dengan menggunakan pendekatan sistem berorientasi objek, yaitu dengan menggunakan tools Unified Modeling Language (UML) yang terdiri atas use case diagram, activity diagram, class diagram, dan sequence diagram.

IX. USE CASE

Use case diagram menggambarkan interaksi antara

sistem, eksternal sistem dan user.

Salah satu langkah untuk membuat use case yaitu dengan menentukan Actor yang terlibat dalam suatu sistem informasi (aplikasi), seperti yang terlihat di bawah ini

No Actor Description

1 Peserta Orang yang hanya mampu melihat sebagian dari sistem, tapi sete;ah melakukan registrasi dapat melakukan semua menu yang ada dalam sistem informasi.

2 Admin Orang yang telah terdaftar dalam sistem yang dapat melihat dan mengakses, dapat melakukan segala bentuk kegiatan yang ada dalam aplikasi.

3 Kepala Bagian Orang yang memvalidasi berkas data peserta serta memiliki wewenang untuk monitoring data peserta, juga bisa melakukan disposisi serta mengetahui laporan rekapitulasi data peserta dan dokumen lain

4 Kepala Cabang Orang yang memvalidasi berkas data peserta serta memiliki wewenang untuk monitoring data peserta, juga bisa melakukan disposisi serta mengetahui laporan rekapitulasi data peserta dan dokumen lain

X. ACTIVITY DIAGRAM

Activity Diagram menggambarkan aktifitas–aktifitas yang terjadi dalam sistem informasi Administrasi Kepesertaan, terdiri atas :

a. Registrasi

b. Login

c. Input Form DIP

d. Input Form Perubahan DIP

e. Cek Status Kartu Askes

f. Manajemen Data DIP

g. View Data Peserta

h. Cetak Kartu Askes

i. Entry Status Kartu Askes

j. Manajemen Data Master

k. Validasi Berkas DIP

l. Monitoring Data Rekapitulasi Peserta Askes

m. Logout

XI. SEQUENCE DIAGRAM

Sequence Diagram merupakan gambaran perilaku dari suatu skenario sehingga sequence diagram terdiri atas :

a. Registrasi

b. Login

c. Input Form DIP

d. Input Form Perubahan DIP

e. Cek Status Kartu Askes

f. Manajemen Data DIP

g. View Data Peserta

h. Cetak Kartu Askes

i. Entry Status Kartu Askes j. Manajemen Data Master

Page 27: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

23

k. Validasi Berkas DIP

l. Monitoring Data Rekapitulasi Peserta Askes

m. Logout

XII. KESIMPULAN

Adanya analisis dan perancangan sistem informasi kepesertaan Askes di PT. Askes (Persero) Kcu Bandung ini dapat meningkatkan pelayanan terhadap peserta sehingga meningkatkan kepuasan kepada peserta, pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan citra PT. Askes (Persero) kcu Bandung secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi.Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kadir A. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Ladjamudin AL. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Munawar. 2005. Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem edisi 6. Penerjemah: Tim Penerjemah ANDI, editor. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Terjemahan dari: System Analysis and Design Method

Page 28: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

24

Sistem Aplikasi Alumni Dan Karir Pada Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

Sarip Hidayatuloha, Hendra Bayu Suseno

b

Program Studi Sistem Informasia

Program Studi Teknik Informatikab

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

[email protected], [email protected]

b

Abstract - Career is a sequence of activities that are related to the job and the behaviors , values and aspirations of a person during the person 's life span . Therefore, to support students and alumni in the career of the Faculty of Science and Technology State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta needed a container that address the problem, for which the Faculty of Science and Technology in its development form puskarir puskarir and doing a lot of work with the company to channel students and alumni in the career in the company that is a choice . In presenting information available employment puskarir form a group on facebook with the name puskarir FST - UIN Jakarta , where in the group informed about available jobs , where students and alumni can choose and apply for a job based on the information available, in addition to forming a group on facebook , the faculty also often post the job on mading mading - level study program in the faculty so that students can find out about available jobs information . Based on our analysis , what has been done by this puskarir , has been effective because it provides information about job vacancies available and the level of akhirpun alumni and students can send the application by address available on such information , but even more effective if there is a specific application for addressing the issue which will be connected with the existing portal in the FST , where there are three of them login admin login useful for managing existing content applied , the company logged on to post ads available where the company is also able to find out how many are signed up on ads has been installed and logged in to see the candidate information available vacancies and candidates can submit an application by vacancies of interest. Keywords : Career , alumni, information , facebook , login

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menyampaikan informasi lowongan pekerjaan yang tersedia puskarir membentuk suatu group di facebook dengan nama puskarir FST – UIN Jakarta, dimana di group tersebut diinformasikan tentang pekerjaan yang tersedia, dimana mahasiswa maupun alumni bisa memilih dan melamar pekerjaan berdasarkan informasi yang ada, selain membentuk group di facebook, pihak fakultas juga sering menempelkan

informasi lowongan kerja pada mading-mading di tingkat prodi yang ada di fakultas sehingga mahasiswa dapat mengetahui tentang informasi pekerjaan yang ada.

Berdasarkan analisis peneliti, apa yang telah dilakukan oleh puskarir ini, sudah efektif karena memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan yang tersedia dan alumni maupun mahasiswa tingkat akhirpun dapat mengirim lamaran berdasarkan alamat yang tersedia pada informasi tersebut, akan tetapi lebih efektif lagi jika ada suatu aplikasi khusus untuk menangani masalah tersebut yang nantinya akan dihubungkan dengan portal yang ada di FST, dimana terdapat tiga login diantaranya login admin yang berguna untuk mengelola konten yang ada diaplikasi, login perusahaan untuk memasukkan iklan yang tersedia dimana perusahaan tersebut juga dapat mengetahui berapa yang sudah mendaftar pada iklan yang telah terpasang dan login kandidat untuk melihat informasi lowongan yang tersedia dan kandidat dapat mengirimkan lamaran berdasarkan lowongan yang diminatinya.

B. Identifikasi Masalah

a. Fakultas dalam menyampaikan informasi lowongan pekerjaan masih menggunakan mading sebagai medianya, tentu saja informasi ini sulit di ketahui oleh para alumni yang tidak datang ke kampus

b. Fakultas telah memanfaatkan facebook sebagai media penyampaian informasi dengan mempublishnya pada group yang telah dibuat oleh puskarir, akan tetapi data tersebut rentan sekali hilang karena semua data tergantung pada server facebook

c. Sulitnya mendata alumni yang telah lulus, dikarenakan sistem yang telah berjalan tidak bisa mendapatkan informasi tentang data alumni yang telah bekerja

C. Rumusan Masalah

a. Bagaimana membuat sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta?

Page 29: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

25

b. Bagaimana sistem aplikasi alumni dan karir yang dibuat dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa dan alumni dalam mencari informasi pekerjaan?

D. Batasan Masalah

a. Sistem aplikasi yang dibuat hanya sebagai wadah bagi para alumni dalam mencari informasi pekerjaan dan perusahaan dalam mencari sumber daya manusia yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan khususnya pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Sistem yang dibuat terdiri dari 3 login diantaranya admin, perusahaan dan kandidat. Dimana perusahaan dapat memasukkan iklan lowongan kerja, kandidat dapat melihat informasi lowongan dan dapat mengirim lamaran kerja dan admin dapat mengelola konten dari aplikasi

c. Dalam membuat sistem aplikasi ini, digunakan bahasa pemrograman PHP sebagai interface dan mysql sebagai database.

d. Metodologi yang dikembangkan pada penelitian ini adalah metode pengembangan sistem waterfall yang terdiri dari Sistem Initation (Permulaan Sistem), System Analysis (Analisis Sistem), System Design (Perancangan Sistem)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk membuat sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dapat mendata alumninya untuk keperluan akreditasi dan dapat memberikan informasi pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi alumni yang melamarnya.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya aplikasi yang dibuat diharapkan dapat menjadi wadah bagi para alumni dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensinya dan dapat memudahkan pihak fakultas dalam menelusuri jejak rekam

alumninya untuk kebutuhan akreditasi program studi.

II. Tinjauan Pustaka

Karir adalah urutan aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dan perilaku-perilaku, nilai-nilai dan aspirasi seseorang selama rentang hidup orang tersebut (Simamora. 2001).

Tahapan utama dalam proses pengembangan sistem menggunakan model waterfall (Whitten et al. 2004) terdiri dari System Initation (Permulaan Sistem), System Analysis (Analisis Sistem), Design System (Perancangan Sistem) dan System Implementation (Implementasi Sistem).

Tools yang digunakan dalam perancangan sistemnya yaitu Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD) dan Kamus Data.

Pengujian Black-box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan demikian, pengujian black-box memungkinkan perekayasaan perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut : fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses basis data eksternal, kesalahan kinerja, serta inisialisasi dan kesalahan terminasi. Pengujian black-box cenderung diaplikasikan selama tahap akhir pengujian. Karena pengujian tahap black-box memperhatikan struktur kontrol, maka perhatian berfokus pada domain informasi. (Pressman, 2002)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Metode studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang dijadikan sebagai acuan dalam membuat sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Referensi-referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Observasi

Guna mengumpulkan informasi mengenai kebutuhan sistem (sistem requirements) peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara observasi di tempat penelitian. Penulis terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan saat ini. Hal ini perlu dilakukan agar penulis dapat melakukan analisis terhadap sistem yang telah berjalan serta menentukan rancangan sistem baru yang akan dibangun agar tetap sinkron dengan sistem yang sudah ada.

Selain sistem requirements, pada langkah ini peneliti juga mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk membuat sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan sistem perlu menggunakan suatu metodologi yang dapat digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem, agar dapat terselesaikan dengan berhasil. Metode pengembangan sistem pada penelitian ini adalah terstruktur dengan pemodelan waterfall. Terdapat 4 tahapan utama pada pemodelan waterfall yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 30: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

26

1. System initiation (Permulaan Sistem). Pada tahap ini peneliti mendefinisikan sistem yang

akan dibangun yaitu sistem aplikasi alumni dan karir pada fakultas sains dan teknologi. Selanjutnya menentukan kebutuhan dari user yaitu dibutuhkan adanya sistem yang dapat memberikan informasi kepada alumni tentang lowongan pekerjaan sesuai dengan kompetensi pelamar. Mengidentifikasi ruang lingkup aplikasi diantaranya prosedur dalam menginformasikan lowongan pekerjaan dan cara melamar pekerjaan tersebut. Merencanakan pemecahan masalah dengan terlebih dahulu mengetahui proses informasi lowongan pekerjaan yang disediakan oleh fakultas sains dan teknologi sebelumnya, selanjutnya melakukan investigasi terhadap kebutuhan sistem usulan dari hasil pengumpulan data untuk menentukan solusi perangkat lunak (software) yang akan digunakan.

2. System Analysis (Analisis Sistem)

Pada tahap ini dilakukan analisis proses bisnis yang telah ada serta identifikasi masalah dari sistem lama, dengan membuat flowchart sistem yang sedang berjalan. Mengidentifikasikan kebutuhan sistem dan merekomendasikan perbaikan usulan sistem yang akan dibuat dengan menggambarkan flowchart sistem usulan untuk membuat sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. System Design (Perancangan Sistem)

Pada tahap ini dilakukan perancangan terhadap proses-proses yang akan terjadi di dalam sistem, meliputi:

i. Perancangan Aplikasi Pada tahap perancangan ini, peneliti menggunakan Data Flow Diagram (DFD) sebagai alat bantu (tools).

ii. Perancangan Database Pada tahap perancangan ini, peneliti menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD) sebagai alat bantu (tools).

iii.Perancangan Tampilan Pada tahap ini, peneliti melakukan perancangan terhadap user interface dari aplikasi ini.

4. System Implementation (Implementasi Sistem)

Tahap ini mengimplementasikan hasil rancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman PHP sebagai interface dan MySQL sebagai database, serta menggunakan apache sebagai server yang keseluruhannya terdapat dalam XAMPP dan Notepad++ sebagai teks editornya. Setelah dilakukan pemrograman kemudian dilakukan pengujian terhadap aplikasi untuk mengetahui kesalahan dan mengurangi human error. Pengujian yang aka dilakukan adalah dengan menggunakan metode black-box testing.

C. Kerangka Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Fakultas Sains dan Teknologi

Sebelum dibentuk FST, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2000/2001 membentuk program konversi UIN yang menyelenggarakan Program Studi Agribisnis, Teknik Informatika dan Ekonomi. Pada tahun 2002, berdasarkan keputusan Presiden RI No.31 Tahun 2002 tentang perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan program studi sebagaimana tersebut diatas berubah menjadi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Ekonomi (FEIS). Dimana FST terdiri dari program studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Teknik Informatika dan sistem Informasi, Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi.

B. Visi dan Misi Fakultas Sains dan Teknologi Fakultas Sains dan Teknologi mempunyai Visi menjadikan Fakultas Sains dan Teknologi sebagai lembaga terkemuka baik ditingkat Nasional maupun Internasional dalam

Page 31: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

27

pengembangan sains dan teknologi yang terintegrasi dengan nilai keislaman dan keindonesiaan. Misi Fakultas Sains dan Teknologi adalah menghasilkan lulusan yang profesional di bidang sains dan teknologi dan memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global, memberikan landasan moral dan pencerahan dalam pembinaan iman dan taqwa (imtaq), mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang sains dan teknologi, memberikan kontribusi dalam penerapan sains dan teknologi bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sesuai visi dan misinya, maka FST bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan masing-masing, memiliki kemampuan ilmu-ilmu islam serta memiliki kepribadian Islam.

C. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

D. Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil analisis dari sistem yang sedang berjalan diatas, maka dapat diindentifikasi permasalahan sebagaimana berikut ini :

� Fakultas dalam menyampaikan informasi lowongan pekerjaan masih menggunakan mading sebagai medianya, tentu saja informasi ini sulit di ketahui oleh para alumni yang tidak datang ke kampus

� Fakultas telah memanfaatkan facebook sebagai media penyampaian informasi dengan mempublishnya pada group yang telah dibuat oleh puskarir, akan tetapi data tersebut rentan sekali hilang karena semua data tergantung pada server facebook

� Sulitnya mendata alumni yang telah lulus, dikarenakan sistem yang telah berjalan tidak bisa mendapatkan informasi tentang data alumni yang telah bekerja

E. Kebutuhan Sistem Aplikasi Alumni dan Karir

Berdasarkan identifikasi masalah dari sistem yang sedang berjalan saat ini, maka kebutuhan sistem aplikasi alumni dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi, diantaranya :

• Kemudahan perusahaan dalam menyampaikan informasi lowongan pekerjaan yang tersedia dan dalam mencari kandidat yang sesuai dengan kriteria yang perusahaan inginkan.

• Kemudahan alumni maupun mahasiswa dalam melihat dan mencari informasi pekerjaan yang diinginkan oleh mahasiswa tersebut.

• Kemudahan admin dalam mengelola sistem aplikasi alumni dan karir.

• Keamanan data dapat terjamin, yaitu dengan menyediakan aplikasi yang diletakkan pada server sendiri.

• Kemudahan dalam mendata alumni yang telah diterima pada perusahaan yang terkait.

F. Analisis Sistem Usulan Dari hasil analisis terhadap sistem yang sedang berjalan, identifikasi masalah, dan untuk mengakomodir kebutuhan sistem yang akan dibangun, maka diusulkan untuk membangun sistem yang terkomputerisasi. Salah satu kebutuhannya yaitu kemudahan perusahaan, pelamar, maupun admin dalam hal memasukkan iklan lowongan pekerjaan, mencari, melamar, dan mengelola pekerjaan. Untuk itu dengan adanya aplikasi ini tidak diperlukan lagi bagian umum dan prodi dari Fakultas Sains dan Teknologi untuk menggandakan dan menempelkan informasi pada mading yang telah tersedia dan tidak diperlukan memuat informasi pada group puskarir yang ada di facebook.

G. Arsitektur Sistem Usulan

Arsitektur sistem menggambarkan tentang bagaimana menyusun perangkat-perangkat yang dibutuhkan untuk membangun sistem aplikasi alumni dan karir pada fakultas sains dan teknologi.

Berikut ilustrasi arsitektur sistem untuk membangun sistem aplikasi tersebut :

Page 32: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

28

Berikut uraian cara kerja arsitektur sistem aplikasi alumni

dan karir pada Fakultas Sains dan Teknologi :

• Program aplikasi di install pada server yang ada di Fakultas Sains dan Teknologi yang telah terkoneksi internet (telah dihosting).

• Dengan koneksi internet user/ pengguna dalam hal ini admin, alumni/pelamar dan perusahaan dapat mengakses aplikasi tersebut.

H. Diagram Konteks

I. Diagram Level 1

J. Entity Relationship Diagram

K. Desain Interface

Page 33: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

29

Home Lowongan Lain2

Home

Pekerjaan

Pekerjaan

footer

Banner

Job Terbaru

Info

Pengunjung

Link

Slide show

xxxx xxxx

xxxx xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

Login

Daftar

Home Lowongan Lain2

Daftar

footer

Banner

Job Terbaru

Info

Pengunjung

Link

Level

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

Login

Daftar

Username

Password

Nama Perusahaan

Alamat

Propinsi

Kota

Telepon

Email

Daftar

Home Lowongan Lain2

Login

footer

Banner

Job Terbaru

Info

Pengunjung

Link

xxxx

xxxx

xxxx

xxxx

Login

Daftar

Username

Password

Log in

Rancangan Tampilan Home

Rancangan Tampilan Daftar Perusahaan

Rancangan Tampilan Login

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Dalam membuat sistem aplikasi alumni dan karir digunakan pengembangan sistem waterfall, sehingga aplikasi yang telah dibuat dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.

b. Sistem aplikasi alumni dan karir yang dibuat dapat menjadi wadah bagi para mahasiswa dan alumni dalam mencari informasi pekerjaan karena pada aplikasi ini menyediakan fasilitas bagi para penggunanya dalam mencari pekerjaan yang diminatinya dan memberikan kemudahan perusahaan dalam mencari kandidat yang diinginkannya.

B. Saran

a. Sistem aplikasi alumni dan karir ini dapat ditambahkan fitur pemberitahuan kepada kandidat/ pelamar dari pihak perusahaan dalam melakukan panggilan wawancara dengan memanfaatkan sms gateway.

b. Sistem aplikasi alumni dan karir ini dapat ditambahkan ujian online, agar pihak perusahaan dapat mengetahui kompetensi dari kandidat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Griffiths, Gary, Structured System AnalisysTechnicues,

Prentice Hall, 2008 [2] HM, Yogiyanto, Analisis dan Desain Sistem Informasi :

Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta, Andi Offset, 2005

[3] Jeffry L Whitten, Metoda Design dan Analisa Sistem, McGraw-Hall, Edisi keenam, 2004

[4] Kristianto, Harianto, Konsep dan Perancangan Data Base, Yogyakarta, Andi Offset, Edisi Pertama, 2003

[5] Ladjamudin, bin Al-Bahra, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi Pertama, 2005

[6] Pressman, Roger S, Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi, Yogyakarta, Andi Offset, Buku satu, 2002

[7] Pribadi, Benny A, Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat, 2009

[8] Simamora Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta, 2001

[9] Whitten, Jeffrey L et al. 2004. Metode Desain dan Analisis Sistem. Ed ke-6. Yogyakarta: terjemahan tim Penerbit ANDI.

Page 34: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

30

Audit Tata Kelola Sumber Daya Teknologi Informasi Dengan Kerangka

Kerja COBIT 4.1 Untuk Evaluasi Manajemen Pada Badan Pengawasan

Keuangan Dan Pembangunan

Syahid Zakwana, Suci Ratnawati

b, Nur Aeni Hidayah

c

Program Studi Sistem Informasia,b,c

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Indonesia

[email protected], [email protected]

b, [email protected]

c

Abstract - information technology resources is one important

part in the Monitoring and Information Centre (

PUSINFOWAS ) in the Financial and Development

Supervisory Agency (BPK ) , PUSINFOWAS is a unit that

requires BPK audit governance maturity level of information

technology resources , it needs to views of the mission and

the main tasks that want to have good governance and the

charge of data processing and information systems

development . COBIT 4.1 is an appropriate framework to be

able to know the maturity level of governance of information

technology resources , COBIT is also recognized as an

international standard in terms of IT management standards

. In this study the authors discuss the Acquire and

Implement domain ie ( AI ) of 4 existing domains of COBIT

4.1 , and is focused on AI 2 Acquire and Maintain

Application Software , namely AI 3 Acquire and Maintain

Technology Infrastructure and AI 5 is Procure IT Resources

for maturituy level governance . The results of the audit

maturity level governance of information technology

resources is the assessment of the AI 2 is 3:58 or at the level

4 (managed and measurable) , AI 3 is 4:05 or at the level 4

(managed and measurable) , and AI 5 is 3.78 or is at level 4

(managed and measurable) , and the author made

recommendations governance model information technology

resources in accordance with the wishes PUSINFOWAS

BPK ( to-be ) to address the gaps of the current state ( as is) ,

recommendation from this study be used to guide planning

management of information technology resources in

PUSINOWAS BPK)

Keywords : Audit , Governance , Acquire and Implement ,

Maturity Level , Resource , Information Technology

I. PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi pada era globalisasi saat ini sangat cepat. Teknologi informasi digunakan instansi, perusahaan maupun masyarakat sebagai sarana untuk tumbuh,berkembang maupun bertahan dari para pesaing. Adanya teknologi informasi harus diimbangi dengan pasokan sumber daya TI yang baik pula. Sumber daya yang dimaksud

disini bukan hanya sumber daya teknologi informasi yang berupa hardware and software saja tetapi human resource dan persyaratan service termasuk kedalamnya. Sumber daya yang ada disebuah instansi atau sebuah perusahaan harus berstandar atau selayaknya jika tidak perusahaan atau instansi tersebut pastinya tidak akan bisa [1]. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memiliki beberapa unit kerja salah satunya adalah Pusat Informasi dan Pengawasan (PUSINFOWAS). PUSINFOWAS mempunyai tugas pokok adalah melaksanakan pengelolaan data dan informasi serta pengembangan sistem informasi.

Dari hasil observasi, wawancara dan dilihat dari misi PUSINFOWAS BPKP yang ingin mendukung dan melayani unit kerja BPKP untuk dapat melaksanakan pekerjaan secara efektif, efisien dan telah terotomatisasi secara proses bisnis, dan mengembangkan jaringan kerja berbasis teknologi informasi. Dilihat juga dari tugas pokok dan fungsi PUSINFOWAS BPKP yang selalu melakukan pengolahan data dan selalu ingin melakukan pengembangan sistem informasi, penulis dapat melihat kebutuhan PUSINFOWAS BPKP untuk mengetahui tingkat/level manajemen untuk tata kelola sumber daya teknologi informasi yang mereka miliki, dikarenakan PUSINFOWAS BPKP sendiri menyadari masih ada beberapa hal yang masih bisa dioptimalkan dalam hal bagaimana memperoleh dan memelihara sumber daya teknologi informasi.

Dilihat dari kebutuhan tersebut PUSINFOWAS BPKP membutuhkan audit maturity level untuk mengetahui berada pada level mana manajemen untuk tata kelola sumber daya teknologi informasi yang ada pada PUSINFOWAS BPKP. Hasil dari audit maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi akan membantu pihak manajemen sebagai landasan dalam melakukan proses bisnis agar lebih baik, cepat, efisien, efektif dan hemat biaya.

A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

Page 35: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

31

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis maturity level tata kelola sumber daya

teknologi informasi pada unit PUSINFOWAS badan pengawasan keuangan dan pembangunan (BPKP) berdasarkan metode COBIT versi 4.1 dengan fokus pada AI 2, AI 3 dan AI 5.

2. Menghasilkan rekomendasi tata kelola sumber daya teknologi informasi yang berstandar, efektif dan efisien dari hasil penelitian dan evaluasi dan akan melihat kesenjangan antara maturity level saat ini (as-is) dan maturity level harapan (to-be) yang ada pada PUSINFOWAS BPKP.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini penulis mendapatkan manfaat diantaranya:

1. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah. 2. Mengetahui kondisi sebenarnya yang terjadi di dunia

kerja. 3. Untuk memperkenalkan gambaran umum perusahaan

yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja yang sesuai dengan bidangnya dan sebagai pengalaman kerja.

Menambah pengetahuan bagi penulis tentang bagaimana menggunakan COBIT untuk melakukan penilaian sejauh mana maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi di PUSINFOWAS BPKP.

II. LANDASAN TEORI

A. Audit Pengertian audit adalah proses sistematis, mandiri, dan

terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit terpenuhi [2]. Audit dapat dilakukan dengan berbagai alasan, antara lain:

a. Melihat proses keseluruhan b. Memastikan kesesuaian c. Menilai efektivitas d. Menilai untuk kepentingan sertifikasi, dan lain-lain.

B. Tata Kelola Tata kelola (governance) merupakan suatu proses yang

dilakukan oleh suatu organisasi atau masyarakat untuk mengatasi permasalahan yang terjadi [3].Tata kelola adalah Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh Dewan untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatan organisasi dalam rangka pencapaian tujuan [4].

C. Sumber Daya

Sumber daya adalah segala sesuatu yang merupakan asset perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat dikategorikan atas empat tipe sumber daya, seperti finansial, fisik, manusia, kemampuan teknologi [5].

Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat pulih atau terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (non-renewable resources) [6].

D. Teknologi Informasi

Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video[7]

Teknologi Informasi adalah salah satu alat yang digunakan para manajer untuk mengatasi perubahan yang terjadi. Dalam hal ini perubahan yang dimaksud adalah perubahan informasi yang sudah diproses dan dilakukan penyimpanan sebelumnya di dalam komputer [8].

Teknologi informasi adalah teknologi yang mampu membantu manusia untuk melakukan pekerjaan mereka. Teknologi informasi (information technology) merupakan dari bahasa latin ‘texere’ atau yang berarti membangun. teknologi sebenarnya memiliki 2 aspek penting, yaitu hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak).

Dari kedua komponen tersebut, mereka saling berkaitan satu sama lain yang berguna untuk bekerja sama menciptakan sebuah teknologi informasi. Namun teknologi lebih dominan pada hardware atau perangkat keras, namun software juga memiliki peranan yang sangat penting [9].

1. Bagaimana maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi di PUSINFOWAS Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

2. Bagaimana memberikan rekomendasi bagi PUSINFOWAS Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan dalam hal standar tata kelola sumber daya teknologi informasi.

B. Batasan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang sudah

diuraikan, maka didalam pembuatan skripsi ini penulis mencoba untuk mengidentifikasi masalah yang dibatasi hanya pada:

1. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode COBIT versi 4.1 dan akan berfokus pada AI 2, AI 3 dan AI 5 dan tidak membahas domain atau sub domain selain yang disebut diatas.

2. Penulis akan membahas lebih mendalam pada maturity level dan detail control objective.

3. Penelitian ini tidak sampai langkah implementasi dan operasionalisasi solusi, hanya pada langkah penilaian tingkat kematangan, memperkirakan solusi dan merencanakan solusi.

4. Penelitian dilakukan hanya pada divisi PUSINFOWAS (pusat informasi dan pengawasan) di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang terletak di Jl. Pramuka No.33 Jakarta Timur

Page 36: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

32

E. COBIT 4.1 Control Objectives for Information and Related

Technology (COBIT) adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen TI yang dibuat oleh Information System Audit and Control Association (ISACA), dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun 1996. COBIT member manajer, auditor, dan pengguna TI, serangkaian langkah yang diterima secara umum, indikator, proses dan praktik terbaik untuk membantu mereka dalam memaksimalkan manfaat yang diperoleh melalui penggunaan TI dan pengembangan tata kelola TI yang sesuai dan pengendalian dalam perusahaan.

Tujuan utama COBIT adalah memberikan kebijakan yang jelas dan praktik yang baik dalam tata kelola teknologi informasi dengan membantu manajemen senior memahami dan mengelola risiko terkait tata kelola TI dengan cara memberikan kerangka kerja tata kelola teknologi informasi dan panduan tujuan kendali rinci/detailed control objective (DCO) bagi pihak manajemen, memiliki proses bisnis, pengguna dan auditor.

COBIT mengintegrasikan praktik-praktik yang baik mengelola teknologi informasi dan menyediakan kerangka kerja untuk tata kelola teknologi informasi yang dapat membantu pemahaman dan pengelolaan risiko serta memperoleh keuntungan terkait dengan teknologi informasi. Dengan demikian implementasi COBIT sebagai kerangka kerja tata kelola teknologi informasi akan dapat memberikan keuntungan 10]:

1. Penyelarasan yang lebih baik, berdasarkan pada fokus bisnis.

2. Sebuah pandangan, dapat dipahami oleh manajemen tentang hal yang dilakukan teknologi informasi.

3. Tanggung jawab dan kepemilikan yang jelas didasarkan pada orientasi proses.

4. Dapat diterima secara umum dengan pihak ketiga dan pembuat aturan.

5. Berbagi pemahaman diantara pihak yang berkepentingan, didasarkan pada penggunaan bahasa yang sama.

6. Pemenuhan kebutuhan atau sebagai pelengkap bagi Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO) untuk lingkungan kendali teknologi informasi.

Adapun karakteristik utama kerangka kerja COBIT adalah fokus pada bisnis, orientasi pada proses, berbasis kontrol dan dikendalikan oleh pengukuran [10]. Pada gambar 1 terlihat jelas yang merupakan kerangka kerja COBIT 4.1 secara garis besar dari tata kelola TI, kebutuhan bisnis dan tata kelola, penyampaian proses TI disertai dengan tujuan dan metrik, kemudian 4 (empat) domain kontrol yaitu domain PO (Plan And Organise), AI (Acquire and Implement), DS (Deliver and Support), ME (Monitor and Evaluate). Dari ke 4 domain utama tersebut terdapat 34 sub domain dan 316 Detailed Control Objectives (DCO).

.

Gambar 1. Kerangka Kerja COBIT 4.1 [11].

Dalam penelitian ini ada 3 sub domain kontrol yang menjadi fokus untuk melakukan audit maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi yaitu AI 2 (Acquire and Maintain Application Software/Memperoleh dan Memelihara Aplikasi perangkat lunak), AI 3 (Acquire and Maintain Technology Infrastructure/Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur Teknologi) dan AI 5 (Procure IT Resources/Pengadaan Sumber Daya TI). Penjelasan dari AI 2, AI 3 dan AI 5 adalah sebagai berikut:

1. AI 2 Memperoleh dan Memelihara Aplikasi Softwore

Aplikasi yang dibuat selalu tersedia sesuai dengan kebutuhan proses bisnis. Proses ini meliputi desain aplikasi, kontrol kesesuaian aplikasi dari semua elemen, kebutuhan keamanan, pengembangan dan konfigurasi sesuai standar. Memungkinkan organisasi untuk selalu mendukung operasi bisnis sesuai dengan kebutuhan aplikasi [11]. a. Kontrol Melalui Proses TI

Memperoleh dan memelihara aplikasi software. b. Persyaratan bisnis bagi TI Membuat aplikasi tersedia sejalan dengan kebutuhan

bisnis dengan waktu dan biaya yang realistis. c. Dengan Fokus Pada Memastikan proses pengembangan hemat biaya dan

tepat waktu d. Dicapai Dengan

1. Membuat rancangan proses bisnis sesuai dengan kebutuhan bisnis.

2. Mengikuti pada standar pengembangan untuk semua perubahan yang dilakukan.

e. Diukur Dengan

1. Jumlah permasalahan pada output setiap aplikasi 2. Persentasi kepuasan pengguna dengan

fungsionalitas aplikasi.

Page 37: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

33

f. Detail Control Objective AI 2 mempunyai 10 detail control objective yaitu:

AI2.1 High-level Design Menerjemahkan kebutuhan bisnis ke dalam spesifikasi desain tingkat tinggi untuk akuisisi perangkat lunak, dengan mempertimbangkan arah organisasi, teknologi dan arsitektur informasi. Memiliki spesifikasi desain disetujui oleh manajemen untuk memastikan bahwa desain tingkat tinggi memenuhi persyaratan. Menilai kembali ketika perbedaan teknis atau logis terjadi selama pembangunan atau pemeliharaan. AI2.2 Rancangan Rinci Menyiapkan desain rinci dan persyaratan teknis perangkat lunak aplikasi. Tentukan kriteria untuk penerimaan persyaratan. Memiliki persyaratan yang disetujui untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan desain tingkat tinggi. Lakukan penilaian ulang bila perbedaan terjadi selama perkembangan atau pemeliharaan dari yang direnacakan. AI2.3 Kontrol Aplikasi dan Auditable Menerapkan kontrol bisnis yang sesuai kebutuhan ke dalam aplikasi sehingga kontrol dilakukan pengolahan akurat, lengkap, tepat waktu, resmi dan auditable. AI2.4 Ketersediaan dan Keamanan Aplikasi Kebutuhan keamanan dan ketersediaan aplikasi dalam menanggapi risiko yang teridentifikasi dan sesuai dengan data organisasi klasifikasi, arsitektur informasi, arsitektur keamanan informasi dan toleransi risiko. AI2.5 Konfigurasi dan Implementasi dalam Akusisi Aplikasi Software Mengkonfigurasi dan mengimplementasikan aplikasi perangkat lunak diperoleh untuk memenuhi tujuan bisnis. AI2.6 Memperbarui Mayoritas Sistem Dalam hal perubahan besar dari sistem yang ada yang menghasilkan perubahan signifikan dalam desain saat ini/atau fungsi yang mengikuti proses yang sama dengan pembangunan, seperti yang digunakan untuk pengembangan sistem baru. AI2.7 Pengembangan Software Aplikasi Memastikan bahwa fungsi dikembangkan sesuai dengan spesifikasi desain, pengembangan dan dokumentasi standar, persyaratan jaminan mutu, dan standar persetujuan. Memastikan bahwa semua aspek hukum dan kontrak diidentifikasi dan ditangani. Perangkat lunak aplikasi yang dikembangkan oleh pihak ketiga. AI2.8 Jaminan Mutu Software Mengembangkan sumber daya dan melaksanakan sesuai dengan rencana jaminan mutu software untuk memperoleh kualitas yang ditentukan dalam definisi

persyaratan dan kebijakan kualitas organisasi dan prosedur. AI2.9 Manajemen Kebutuhan dari Aplikasi Melihat status kebutuhan individu (termasuk semua kebutuhan ditolak) selama desain, pengembangan dan implementasi, dan menyetujui perubahan kebutuhan melalui proses manajemen perubahan yang ditetapkan. AI2.10 Pemeliharaan Software Aplikasi Mengembangkan strategi dan rencana untuk pemeliharaan aplikasi perangkat lunak.

Diagram RACI AI 2

Gambar 2. Diagram RACI AI 2 [11]

Pada gambar 2 diatas merupakan diagram RACI yang berfungsi untuk mendefinisikan berperan sebagai apa dan kepada siapa harus didelegasikan kuisioner sesuai dengan aktifitasnya untuk proses AI 2.

2. AI 3 Memperoleh dan Memelihara Infrastruktur

Teknologi Organisasi memiliki proses untuk akuisisi, implementasi dan memperbarui infrastruktur teknologi. Hal ini memerlukan perencanaan untuk akuisisi, pemeliharaan dan perlindungan infrastruktur sejalan dengan yang telah disepakati dalam hal strategi teknologi di PUSINFOWAS BPKP. Hal ini memastikan adanya dukungan untuk proses bisnis (ITGI, 2007).

a. Kontrol Melalui Proses TI Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi. b. Persyaratan Bisnis Bagi TI Memperoleh dan memelihara infrastruktur TI yang

berstandar dan terintegrasi. c. Dengan fokus pada

Memberikan platform yang sesuai bagi aplikasi pada proses bisnis dan bisa sejalan dengan arsitektur TI dan standar teknologi.

d. Dicapai dengan

1. Membuat rencana untuk akuisisi teknologi infrastruktur yang sejalan dengan arah teknologi dan perencanaan yang ada.

2. Merencanakan pemeliharaan infrastruktur teknologi 3. Menerapkan kontrol, keamanan, dan ukuran audit

internal.

Page 38: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

34

e. Diukur dengan 1. Persentasi infrastruktur TI yang sudah dipakai yang

tidak sejalan dengan arsitektur TI dan standar teknologi.

2. Sejumlah proses bisnis penting yang masih memakai infrastuktur kuno/lama.

3. Jumlah komponen infrastruktur yang masih dipakai yang tidak akan di peroduksi oleh vendor lagi (atau tidak akan ada dalam waktu dekat).

f. Detail Control Objective

AI 3 mempunyai 3 detail control objective yaitu: AI 3.1 Rencana Akuisisi Infrastruktur Teknologi Menghasilkan rencana untuk penambahan, implementasi dan pemeliharaan infrastruktur teknologi yang memenuhi kebutuhan bisnis dan fungsional dan sesuai dengan arah teknologi organisasi.

AI 3.2 Keamanan dan ketersediaan Sumber Daya

Infrastruktur Menerapkan tindakan pengendalian, keamanan dan audit internal selama konfigurasi, integrasi dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak infrastruktur untuk melindungi sumber daya dan menjamin ketersediaan dan integritas. Tanggung jawab untuk menggunakan infrastruktur yang sensitif komponen harus didefinisikan secara jelas dan dipahami oleh mereka yang mengembangkan dan mengintegrasikan komponen infrastruktur. Penggunaannya harus dipantau dan dievaluasi. AI 3.3 Pemeliharaan Infrastruktur Mengembangkan strategi dan rencana untuk pemeliharaan infrastruktur, dan memastikan bahwa perubahan dikendalikan sesuai dengan prosedur organisasi dalam mengubah manajemen. Sertakan ulasan periodik terhadap kebutuhan bisnis, manajemen patch, strategi upgrade, risiko, penilaian kerentanan dan persyaratan keamanan.

Diagram RACI AI 3

Gambar 3. Diagram RACI AI 3 [11].

3. AI 5 Procure IT Resources (Memperoleh Sumber-Sumber

Daya TI) Sumber daya, termasuk orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan jasa/pelayanan IT perlu di akuisisi. Memerlukan penjelasan dan penegakan prosedur tentang pengadaan, pemilihan vendor, mempersiapkan kontrak, dan proses kontrak. Memastikan bahwa sumber daya TI

yang diperlukan dipenuhi secara tepat waktu dan hemat biaya.

a. Kontrol Melalui Proses

Memperoleh sumber-sumber daya TI. b. Persyaratan bisnis bagi TI

Hemat biaya TI dan memberikan kontribusi pada keuntungan bisnis.

c. Dengan fokus pada

Memperoleh dan mempertahankan kemampuan untuk tanggap terhadap terhadap kebutuhan TI. infrastruktur TI yang terintegrasi dan berstandar, dan dapat mengurangi resiko dalam pengadaan sumber daya TI.

d. Dicapai dengan

1. Mempunyai kebijakan hukum yang jelas dan kontrak yang jelas.

2. Menetapkan prosedur-prosedur dan standar-standar perolehan.

3. Memperoleh hardware, software, dan service yang diminta sejalan dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan.

e. Diukur dengan

1. Jumlah perbedaan kesepakan berkaitan dengan kontrak pengadaan.

2. Jumlah biaya yang realistis dan hemat ketika proses akuisisi

3. Persentasi PUSINFOWAS BPKP puas dengan pemasok

f. Detail control objective

AI 5 mempunyai 4 detail control objective yaitu:

AI5.1 Kontrol Pengadaan Mengembangkan dan mengikuti serangkaian prosedur dan standar yang konsisten dengan proses pengadaan secara keseluruhan organisasi bisnis dan strategi akuisisi untuk mendapatkan infrastruktur TI yang terkait, fasilitas, perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang dibutuhkan oleh bisnis. AI5.2 Manajemen Kontrak untuk Pemasok Mengatur prosedur untuk menetapkan, memodifikasi dan mengakhiri kontrak untuk semua pemasok. Prosedur harus mencakup, hal minimal, hukum, keuangan, organisasi, dokumentasi, kinerja, keamanan, kekayaan intelektual, dan penghentian tanggung jawab dan kewajiban (termasuk klausul penalti). Semua kontrak dan perubahan kontrak harus ditinjau oleh penasehat hukum. AI5.3 Pemilihan Pemasok Memilih pemasok menurut dengan adil dan resmi untuk memastikan kelayakan dengan proses bisnis dan yang paling cocok berdasarkan persyaratan tertentu. Kebutuhan harus dioptimalkan dengan masukan dari pemasok potensial.

Page 39: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

35

AI5.4 IT Akuisisi Sumber Daya Melindungi dan menegakkan kepentingan organisasi dalam semua perjanjian kontrak akuisisi, termasuk hak dan kewajiban semua pihak dalam hal kontrak untuk akuisisi perangkat lunak, sumber daya pembangunan, infrastruktur dan jasa. Diagram Raci AI 5

Gambar 4. Diagram RACI AI 5 [11].

Pada gambar 4 diatas merupakan diagram RACI yang berfungsi untuk mendefinisikan berperan sebagai apa dan kepada siapa harus didelegasikan kuisioner sesuai dengan aktifitasnya untuk proses AI 5. 1. Model Kematangan Penyelerasan Strategis

Gambar 5 Model Kematangan [11]

Model Kematangan merupakan metode scoring yang memungkinkan organisasi untuk memberi rangking/peringkat bagi dirinya sendiri dari mulai tidak ada kematangan (non-existent) (bernilai 0) sampai dengan kematangan yang optimis/maksimal (bernilai 5). Penggunaan model kematangan yang dikembangkan untuk setiap 34 proses pada COBIT , yang menawarkan kemudahan untuk memahami bagaimana menentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi ke depan (to-be) serta memungkinkan organisasi untuk melakukan pembandingan pada dirinya sendiri berdasarkan praktik-praktik terbaik dan panduan standar yang ada 10].

Level 0: Tidak ada (non-existent) 1. Kondisi di mana perusahaan sama sekali tidak perduli

terhadap pentingnya TI untuk dikelola secara baik oleh manajemen.

Level 1: Awal/Ad-Hoc (Initial/Ad-Hoc) 1. Kondisi di mana perusahaan secara reaktif melakukan

penerapan dan implementasi TI sesuai dengan

kebutuhan-kebutuhan mendadak yang ada, tanpa didahului dengan perencanaan sebelumnya.

Level 2: Berulang tapi intuitif (Repeatable but intituive) 1. Kondisi di mana perusahaan telah memiliki pola yang

berulang kali dilakukan dalam melakukan manajemen aktivitas terkait dengan tata kelola TI, namun keberadaannya belum terdefinisi secara baik dan formal sehingga masih tidak konsisten.

2. Sudah mulai ada prosedur namun tidak seluruhnya terdokumentasi dan tidak seluruhnya disosialisasikan kepada pelaksana.

3. Belum ada pelatihan formal untuk mensosialisasikan prosedur tersebut.

4. Tanggung jawab pelaksanaan berada pada masing-masing individu.

Level 3: Proses Terdefinisi (Defined Process) 1. Kondisi di mana perusahaan telah memiliki prosedur

standar formal dan tertulis yang telah disosialisasikan ke segenap jajaran manajemen dan karyawan untuk dipatuhi dan dikerjakan dalam aktivitas sehari-hari.

2. Tidak ada pengawasan untuk menjalankan prosedur, sehingga memungkinkan terjadinya banyak penyimpangan.

Level 4: Terkelola dan Terukur (Managed and Measurable) 1. Kondisi di mana perusahaan telah memiliki sejumlah

indikator atau ukuran kuantitatif yang dijadikan sebagai sasaran maupun objektif terhadap kinerja proses TI.

2. Terdapat fasilitas untuk memonitor dan mengukur prosedur yang sudah berjalan, yang dapat mengambil tindakan, jika terdapat proses yang diindikasikan tidak efektif.

3. Proses diperbaiki terus menerus dan dibandingkan dengan praktik-praktik terbaik

4. Terdapat perangkat bantu dan terintegrasi untuk pengawasan proses.

Level 5: Optimis (Optimised) 1. Kondisi di mana perusahaan dianggap telah

mengimplementasikan tata kelola manajemen TI yang mengacu pada praktik terbaik.

2. Proses telah mencapai level terbaik karena perbaikan yang terus menerus dan perbandingan dengan perusahaan lain.

3. Perangkat bantu otomatis digunakan untuk mendukung workflow, menambah efisiensi dan kualitas kinerja proses.

4. Memudahkan perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan.

2. Input Proses Sub Domain

Input proses adalah serangkaian pondasi yang terdiri dari proses/kegiatan/sesuatu yang dilakukan yang nantinya mendasari sebuah sub domain tersebut bisa berjalan. Input proses didapat dari hasil wawancara dan observasi.

Page 40: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

36

Gambar 5. Analogi diperolehnya Input Proses

Berikut adalah input proses dari AI 2, AI 3 dan AI 5:

Tabel 1 Input Proses dari AI 2 [11]

PO2 Kamus data; data klasifikasi

skema, pengoptimalan rencana sistem bisnis

PO10 Pedoman manajemen dan rencana proyek rinci

PO3 Kebiasaan untuk memperbarui teknologi,

standar teknologi

AI1 mempelajari kelayakan dalam kebutuhan bisnis

PO5 Laporan laba AI6 mendiskripsikan proses perubahan

PO8 standar dalam Akuisisi dan

pengembangan

Tabel 2 Input Proses dari AI 3 [11].

PO3 Rencana infrastruktur teknologi,

standar dan peluang; kebiasaan update teknologi

AI1 mempelajari kelayakan dalam kebutuhan bisnis

PO8 Standar dalam akuisisi dan pengembangan

AI6 Mendiskripsikan proses perubahan

PO10 Pedoman manajemen dan rencana proyek rinci

DS3 Kebutuhan kinerja dan kapasitas sebuah rencana

Tabel 3 Input Proses dari AI 5 [11].

PO1 strategi akuisisi TI

AI1 Mempelajari kelayakan dalam kebutuhan bisnis

PO8 Standar akuisisi AI2-3 keputusan pengadaan

PO10 Pedoman manajemen dan rencana proyek rinci

DS2 Katalog pemasok

METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Audit dan Langkah Pengumpulan Data Observasi

Pengumpulan data secara observasi dilakukan dengan melihat bagaimana tata kelola sumber daya teknologi informasi yang berjalan pada PUSINFOWAS BPKP. Pada Mei 2013 sampai September 2013 dilakukan satu minggu sekali dan bertempat di BPKP pusat di Jakarta Timur. Hasil yang sudah dicapai adalah melihat kegiatan manajemen sumber daya teknologi informasi atau termasuk didalamnya

pencarian data yang diperlukan untuk penelitian.

Wawancara Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung

dengan beberapa narasumber diantaranya Bapak Kuncoro dan Bapak Fahmi selaku staff di PUSINFOWAS BPKP, wawancara dilakukan pada 3 waktu antara rentang waktu pada April - November 2013 untuk mendapatkan gambaran umum perusahaan, keadaan harapan dan dari hasil wawancara dan perbincangan resmi atau tidak resmi ini didapati berbagai hal yang sangat membantu penulis memberikan saran/rekomendasi untuk tata kelola sumber daya teknologi informasi di PUSINFOWAS BPKP. Analisa Input Proses dari AI 2, AI 3 dan AI 5

Input proses atau biasa disebut background process yaitu inputan yang dimiliki oleh masing-masing sub domain di COBIT 4.1 yang berguna sebagai dasar atau indikator bagaimana proses subdomain tersebut dapat berjalan. Pada penelitian penulis akan membahas input proses dari AI 2, AI 3 dan AI 5.

Kuisioner

Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi maturity level di PUSINFOWAS BPKP. Daftar pertanyaan tersebut berisi sejumlah pernyataan yang memuat karakteristik untuk setiap maturity level. Masing-masing narasumber diajukan pertanyaan untuk memperjelas bagaimana tata kelola sumber daya teknologi informasi sesuai dengan maturity level saat ini (as-is). Penulis menggunakan metode RACI (Responsible, Accountable, Consulted and/or Informed) untuk menentukan responden yang tepat. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan model tata kelola sumber daya TI. Teori-teori tersebut berasal dari buku dan e-book. Buku yang digunakan antara lain tentang tata kelola sumber daya TI, dan E-book tentang COBIT 4.1.

Studi Literatur Sejenis

Studi literatur sejenis untuk menambah referensi teori yang diperlukan dan mendapatkan gambaran mengenai model tata kelola sumber daya teknologi informasi dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang sesuai dengan penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan referensi berupa jurnal dan thesis yang membahas tentang model tata kelola TI. Referensi dari studi literatur dapat dilihat di bab 2 pada sub bab studi literature sejenis.

Page 41: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

37

B. Prosedur Untuk Audit Maturity Level

Berikut adalah kerangka berfikir dari penelitian audit maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi. Dalam membuat kerangka penelitian ini penulis merujuk pada CISA Review Manual terbitan 2012 yang di keluarkan oleh ISACA.

Kerangka Berfikir

Gambar 6 Kerangka Berfikir Penelitian [12].

C. Langkah Audit Maturity Level Sumber Daya Teknologi Informasi

Berikut adalah langkah-langkah dari audit maturity level sumber daya teknologi informasi:

1. Target Maturity Level Target maturity level adalah target/harapan yang ingin dicapai oleh PUSINFOWAS BPKP dalam hal maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi.

2. Penilaian Tingkat Kematangan

Penilaian tingkat kematangan adalah proses untuk mengetahui tingkat kematangan saat ini (as is) dari PUSINFOWAS BPKP terkait AI 2, AI 3 dan AI5, mengenai tahapan-tahapannya adalah mulai pengolahan data kuisioner hingga nantinya akan menghasilkan temuan berupa informasi tentang keadaan AI 2, AI3, dan AI5 PUSINFOWAS BPKP.

3. Memperkirakan Solusi

Memperkirakan solusi adalah proses yang dilakukan untuk melihat dengan visual kesenjangan yang terjadi antara kondisi saat ini (as-is) dan kondisi harapan (to-be). Didalam subbab ini juga akan membuatkan solusi/rekomendasi untuk PUSINFOWAS BPKP terkait AI 2, AI 3 dan AI 5.

4. Merencanakan Solusi Pada tahap ini akan dibuatkan usulan-usulan yang mengacu pada detail control objectives (DCO) dari COBIT 4.1 yang nantinya akan dipakai sebagai pedoman PUSINFOWAS BPKP saat melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan AI 2, AI 3 dan AI 5.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Sebelum Audit Perencanaan sebelum audit bertujuan mengidentifikasi

lokasi yang akan di audit, bertujuan melihat apakah visi, misi, tugas pokok dan fungsi yang ada membutuhkan analisis maturity level.

B. Kebutuhan Audit Maturity Level Sumber Daya Teknologi

Informasi

Dalam tahapan ini adalah awal dari proses audit maturity level. Adanya input proses yang akan berpengaruh terhadap proses AI 2, AI 3 dan AI 5. Tahapan lainnya yang ada pada sub bab ini adalah observasi, wawancara, kuisioner, studi pustaka dan studi literaratur sejenis yang semuanya adalah proses pengumpulan data yang nantinya digunakan sebagai bahan penelitian oleh penulis.

• Kuisioner dengan RACI

Pemilihan responden kuisioner dilakukan dengan mengacu pada diagram Responsible, Accountable, Consulted and/or Informed (RACI) dari COBIT 4.1 khususnya pada proses AI 2, AI 3 dan AI 5. Peran-peran yang didefinisikan dalam diagram RACI merupakan pemangku kepentingan yang terkait langsung pada proses AI 2, AI 3 dan AI 5. Peran pada diagram RACI tersebut kemudian dipetakan kepada peran-peran terkait yang terdapat dalam struktur organisasi PUSINFOWAS BPKP sehingga diharapkan jawaban kuesioner dapat sesuai dan mewakili keadaan sesungguhnya dilapangan. Dari pemetaan diagram RACI ke dalam struktur organisasi BPKP diketahui jumlah total responden berjumlah 12 (dua belas) orang, yaitu 4 orang pada AI 2, 4 orang pada AI 3 dan 4 orang pada AI 5. Adapun rincian responden berdasarkan diagram RACI adalah sebagai berikut:

Tabel 4 Identifikasi Responden Berdasarkan RACI AI 2

No. Responden

Fungsional Struktur COBIT Terkait

RACI Fungsional PUSINFOWAS BPKP

Jumlah

1 CIO I Kabid Pengembangan Sistem Aplikasi

1

2 Head Development

A & R Kabid Pengembang Sistem aplikasi dan Kasubid Pengembangan Teknologi Informasi

2

3 Head Operation

C Kasubid pengembangan dan pengolahan data

1

Page 42: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

38

Tabel 5 Identifikasi Responden Berdasarkan RACI AI 3

No. Responden

Fungsional Struktur COBIT Terkait

RACI Fungsional PUSINFOWAS BPKP

Jumlah

1 CIO A Kabid Pengembangan

Sistem Informasi

1

2 Chief Architech

C Kasubid Pengembangan Teknologi Informasi

1

3 Head IT Administration

R Kasubid Dukungan Penguna

1

4 Complience, audit, risk and security

I Bidang Penyajian Informasi

1

Tabel 6 Identifikasi Responden Berdasarkan RACI AI 5

No. Responden

Fungsional Struktur COBIT Terkait

RACI Fungsional PUSINFOWAS BPKP

Jumlah

1 Head Development

R Kabid Pengembangan Sistem Informasi

1

2 Complience, Audit, Risk and Security

C Bidang Dukungan Pengguna

3 CIO A Kasubid Tata Usaha

1

4 Head Operation

I Kasubid Dukungan Pengguna

1

• Peranan Input Proses dan Kuisioner dalam Proses Audit Input proses merupakan salah satu cara yang penulis

lakukan untuk memvalidasi hasil dari kuisioner dan nantinya hasil dari input proses juga berperan untuk membantu penulis dalam memberikan rekomendasi .

Gambar 7 Peranan Kuisioner dan Input proses dalam proses Audit Maturity

Level Sumber daya Teknologi Informasi

C. Perhitungan Hasil Kuisioner

Rekapitulasi hasil kuisioner AI 2, AI 3, dan Ai 5 dari masing-masing responden

Tabel 7 Hasil Perhitungan Tingkat Kematangan Pada AI 2

Tabel 8 Hasil Perhitungan Tingkat Kematangan Pada AI 3

Tabel 9 Hasil Perhitungan Tingkat Kematangan Pada AI 5

Sumber: Hasil Penilaian Tingkat Kematangan 2013 (data diolah).

Gambaran secara umum dari hasil perhitungan tingkat

perhitungan tingkat kematangan pada proses AI 2. AI 3 dan AI 5 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai kematangan saat ini dalam memperoleh dan memelihara software aplikasi (AI 2) cenderung mengarah pada tingkat kematangan 4 yaitu dikelola dan terukur/managed and measurable dengan nilai kematangan yaitu 3.58

2. Nilai kematangan saat ini dalam memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi (AI 3) cenderung mengarah pada tingkat 4 yaitu dikelola dan terukur / managed and measurable dengan nilai kematangan sebesar 4.05.

3. Nilai kematangan saat ini dalam memperoleh sumber-sumber daya TI (AI 5) cenderung mengarah pada tingkat 4 yaitu dikelola dan terukur/managed and measurable dengan nilai kematangan yaitu 3.78.

C. Temuan dari Hasil Kuisioner Berikut adalah temuan-temuan yang di ambil dari

kuisioner dan perhitungan tingkat kematangan AI 2, AI 3, dan AI 5 yang berkaitan dengan proses fakta dilapangan.

1. AI 2 Memperoleh dan memelihara aplikasi software:

a. Sudah adanya proses yang resmi yang terdokumentasi dalam hal akuisisi dan pemeliharaan.

b. Sudah adanya proses kontrol untuk memastikan proses akuisisi dan pemeliharaan berjalan sesuai keinginan.

Page 43: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

39

2. AI 3 Memperoleh dan memelihara infrastruktur teknologi: b. PUSINFOWAS BPKP telah sadar untuk melakukan

perkembangan dan perawatan infrastruktur teknologi.

c. Infrastruktur TI telah mendukung proses bisnis yang ada.

d. Sudah menerapkan cara yang baik untuk merawat infrastruktur TI

3. AI 5 Memperoleh sumber-sumber daya TI:

a. Sudah adanya hubungan baik dengan pemasok yang hubungannya terus dipantau.

b. Sudah adanya kontrak untuk seluruh fungsi TI. c. Sudah adanya prosedur dan kebijakan untuk

pengelolaan sumber daya TI.

D. Menganalisa Kesenjangan Maturity Level Setelah dilakukan perhitungan tingkat kematangan dan

mendapatkan temuan dari masing-masing proses maka dilakukan penyesuaian antara tingkat kematangan saat ini (as-is) dengan target kematangan yang diharapkan (to be). Penentuan target kematangan yang diharapkan (to-be) adalah pada tingkat kematangan 5 (optimal) berdasarkan visi, misi dan wawancara yang dilakukan di PUSINFOWAS BPKP. Pemetaan antara tingkat kematangan saat ini (as-is) dengan target kematangan yang diharapkan (to-be) pada proses AI 2, AI 3 dan AI 5 dapat dilihat pada tabel 10 yang kemudian di representasikan dalam bentuk diagram pada gambar 10.

Tabel 10 Hasil Pemetaan Tingkat Kematangan.

Sumber: Hasil Penilaian Tingkat Kematangan 2013 (data diolah).

Gambar 8 Diagram Representasi Pemetaan Tingkat Kematangan (Data

Diolah)

Dari diagram yang representasi tingkat kematangan dapat

dideskripsikan proses saat ini (as is) AI 2, AI 3 dan AI 5 cenderung mengarah ke tingkat kematangan 4 yaitu terkelola dan terukur. Hal ini berarti untuk proses AI 2, AI 3 dan AI 5 telah dikelola dan diukur proses berjalannya agar berjalan efektif dan efisien, diperbaiki terus menerus, dibandingkan dengan teori/praktik terbaik dan dapat mengambil tindakan jika terdapat proses yang diindikasikan tidak efektif .

Kondisi ideal yang diharapkan (to-be) adalah tingkat kematangan 5 (optimized) yaitu suatu kondisi dimana manajemen telah berkomitmen terhadap proses yang ada agar dapat menjadi sebuah best practice yang selalu dikembangkan

dan dibandingkan dengan instansi-instansi lain. Pada tahap ini, PUSINFOWAS BPKP sudah memasuki tahap untuk bisa beradaptasi terhadap perubahan.

E. Usulan Model Tata Kelola Sumver daya TI AI 2, AI 3 dan

AI 5

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari proses audit maturity level tata kelola sumber daya teknologi informasi. Pada tahapan akan dibuatkan model tata kelola TI untuk mengatasi kesenjangan antara kondisi saat ini (as-is) dan kondisi harapan (to-be) pada masing-masing proses berdasarkan penilaian tingkat kematangan pada proses AI 2, AI 3 dan AI 5.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan uraian dari pembahasan bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil penilaian tingkat kematangan dari kuisioner

maturity level acquire and maintain application software (AI2) berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable) dengan nilai rata-rata 3.58 dan di usulkan adanya peningkatan dan terus dilakukannya evaluasi pada metode yang digunakan, dan disarankan untuk adanya integrasi software aplikasi yang terintegrasi pada seluruh elemen di PUSINFOWAS BPKP

2. Hasil penilaian tingkat kematangan dari kuisioner maturity level acquire and maintain technology infrastructure (AI 3) berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable) dengan nilai rata-rata 4.05 dan di usulkan adanya pembaruan dan upgrade pada infrastruktur TI terutama pada memory agar akses menjadi lebih cepat dan menambah kapasitas storage. Semua yang dilakukan demi memenuhi kebutuhan bisnis dan metode akuisisi dan pemeliharaan harus terus di evaluasi.

3. Hasil penilaian tingkat kematangan dari kuisioner maturity level procure it resources (AI 5) berada pada tingkat kematangan 4 (managed and measurable) dengan nilai rata-rata 3.78 dan di usulkan adanya evalusi yang dilakukan PUSINFOWAS BPKP terkait proses akuisisi agar kebutuhan bisnis menjadi lebih optimal.

4. Penerapan tata kelola sumber daya teknologi informasi dengan menggunakan framework COBIT dapat memberikan manfaat pada manajemen BPKP khususnya unit PUSINFOWAS untuk dapat meningkatkan kualitas, efektifitas serta kemampuan adaptasi terhadap perubahan atau perkembangan.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan analisis yang telah dikemukakan, maka diajukan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, yaitu:

1. Penelitian ini dapat dikembangkan sampai langkah implementasi solusi dan lebih terperinci mengenai pendefinisian CSF (Critical Success Factor), KGI (Key Goal Indicator), dan KPI (Key Performance Indicator).

Page 44: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

40

2. Pembahasan lebih lanjut mengenai maturity level di BPKP pada keseluruhan domain dalam COBIT 4.1 yaitu pada domain PO (Plan and Organise), AI (Acquire and Implement) selain proses AI 2, AI 3 dan AI 5, DS (Deliver and Support) dan ME (Monitor and Evaluation).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fitroh, "PENILAIAN TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TI PADA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKADEMIK," Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012) Yogyakarta, 15-16 Juni 2012, 2012.

[2] ISO, Quality Management System –Fundamentals & Vocabulary ISO 9000.: Pusat Standarisasi dan Jaminan Mutu Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional, 2007.

[3] Hartono, J., & Abdillah, W. (2011). Tata kelola TI. Dalam Sistem Tatakelola Teknologi Informasi (hal. 432 ). Andi.

[4] auditorinternal, Definisi Tata Kelola., 2011.

[5] Hasibuan, M. S. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi).

[6] Rachmadianto, SUMBER DAYA YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS., 2010.

[7] William & Sawyer. (2003) Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli. [Online]. http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html

[8] Kenneth C.Loudon. (2004) Pengertian Teknologi Informasi Menurut Para Ahli. [Online]. http://30211259.blogspot.com/2011/09/pengertian-teknologi-informasi-menurut.html

[9] Aingindra. (2014, Januari) Teknologi Informasi Adalah. [Online]. http://www.aingindra.com/teknologi-informasi-adalah.html

[10] Kridanto Surendro, Implementasi Tata Kelola Teknologi.: Informatika, 2009.

[11] ITGI, IT Governance Institute - COBIT 4.1., 2007.

[12] ISACA, CISA REVIEW MANUAL., 2012.

Page 45: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

41

Usulan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Pada Domain Plan And

Organise Dengan Menggunakan Framework COBIT 4.1

Weny Sisio Wiyandri

a, Syopiansyah Jaya Putra

b, Fitroh

c

Program Studi Sistem Informasia,b,c

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Indonesia

.

Abstract - PT Insan Persada as a company engaged in the field of waterproofing contractor with a broad scope of projects and many are located outside the city requires optimal IT involvement so the need for a mechanism appropriate IT governance standards . COBIT 4.1 framework provide solutions to implement IT governance model . This study focuses on the domain of the domain that washy and organisé PO4 ( determining the IT processes , organization and relationship ) , PO5 domains ( managing IT investments ) , PO7 domain ( IT human resource management ) , domain PO8 ( managing quality ) , and the domain PO9 ( assess and manage IT risks ) . This research using the method management awareness and maturity level in each domain of each PO4 , PO5 , PO7 , PO8 and PO9 . Based on calculations using the performance level of management awareness on PO4 domain has an average value of 1:22 ( approximately ) , PO5 domain with an average value of 1.90 ( moderate ) , PO7 domain with an average value of 1:46 ( approximately ) , with a mean value PO8 domain average 1.67 ( medium ) and PO9 with an average value of 1:38 ( approximately ) . While the calculation of the level of maturity assessment using the domain PO4 maturity level is 1 ( initial / ad hoc ) , PO5 domain is 2 (repeatable but intuitive ) , PO7 domain is 2 (repeatable but intuitive ) , PO8 domain is 2 (repeatable but intuitive ) and domain PO9 is 1 ( initial / ad hoc ) . From the results of these studies indicate each is still not optimal for each domain and each domain has a gap that must be addressed as a form of recommendation on the proposed research . Keywords : Plan and organisé , Management Awareness , Maturity Level , Waterproofing

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tata kelola Teknologi Informasi (TI) adalah merupakan bagian yang terintegrasi dari pengelolaan perusahaan yang mencakup kepemimpinan, struktur serta proses organisasi yang memastikan bahwa TI perusahaan dapat dipergunakan untuk mempertahankan, memperluas strategi dan tujuan organisasi. Agar TI dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin

untuk kepentingan strategi bisnis, maka tata kelolanya harus diperhatikan dengan baik (Surendro, 2009).

PT Insan Persada membutuhkan keterlibatan TI yang optimal khususnya dalam menentukan proses TI, organisasi dan hubungannya, bagaimana mengelola investasi khususnya dalam bidang TI agar perusahaan dapat berjalan dengan optimal, bagaimana mengelola sumber daya manusia khususnya bagian TI yang nantinya dapat menjadi bagian yang penting dalam perusahaan, mengelola kualitas secara umum dan khusus serta dapat menilai dan mengeola risiko TI. Masalah-masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan Framework COBIT (Control Objective for Imformation and Related Technology) versi 4.1

Saat ini kondisi TI masih seadanya dengan penggunaan TI yang baru sebatas untuk kemudahan akses input, transfer data dan jaringan/local area network (LAN) serta tidak adanya bagian yang bertanggung jawab untuk pengelolaan TI sehingga perusahaan memandang perlu adanya suatu mekanisme tata kelola TI yang sesuai standar sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik dalam kendali manajemen perusahaan yang terukur dan terstandar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dapat dirumuskan masalah yaitu: bagaimana mengetahui sejauh mana management awarness dan maturity level pada domain PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9 sehingga dapat diusulkan model tata kelola teknologi informasi sebagai bagian dari rekomendasi untuk PT Insan Persada dengan menggunakan framework COBIT 4.1?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Usulan model tata kelola teknologi informasi pada PT Insan Persada.

2. Menggunakan kerangka kerja COBIT 4.1 hanya pada domain PO (Plan and Organise), fokus pada proses PO4 (define the IT processes, organisation and relationship), PO5 (manage the IT investment), PO7 (manage IT human resources), PO8 (manage quality), dan PO9 (assess and manage IT risks) dan tidak

Page 46: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

42

membahas domain dan proses selain yang tersebut diatas.

3. Hasil penelitian ini dengan menggunakan metode management awareness dan maturity level COBIT 4.1.

4. Penelitian ini tidak sampai langkah implementasi dan operasionalisasi solusi, hanya pada langkah identifikasi kebutuhan, memperkirakan solusi dan merencanakan solusi.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan COBIT 4.1 sebagai dasar acuan, antara lain menghasilkan:

1. Analisis temuan-temuan yaitu dari hasil identifikasi management awareness dan hasil penilaian tingkat kematangan PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9.

2. Analisis gap dari hasil pemetaan tingkat kematangan saat ini (AS IS) dengan kondisi yang diinginkan (TO BE) serta solusi perbaikan kesenjangan gap pada proses PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9.

3. Usulan perbaikan berupa rekomendasi pengelolaan pada proses PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9.

II. LANDASAN TEORI

A. Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata kelola TI sebagai suatu bagian integral dari tata kelola perusahaan yang terdiri atas kepemimpinan, struktur dan proses organisasional yang memastikan bahwa TI organisasi berlanjut serta meningkatkan tujuan dan strategi organisasi (ITGI, 2007).

B. COBIT 4.1

Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) mengintegrasikan praktik-praktik yang baik mengelola teknologi informasi dan menyediakan kerangka kerja untuk tata kelola teknologi informasi yang dapat membantu pemahaman dan pengelolaan risiko serta memperoleh keuntungan terkait dengan teknologi informasi (Surendro, 2009).

Prinsip dasar dari kerangka kerja COBIT adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan dalam mencapai tujuan, kebutuhan perusahaan untuk investasi, mengelola dan kontrol sumber daya TI dengan menggunakan satu set proses yang terstruktur untuk menyediakan layanan yang memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan (ITGI, 2007)

Aktivitas teknologi informasi dalam COBIT didefinisikan ke dalam model proses yang generik dan dikelompokkan dalam 4 (empat) domain yaitu (ITGI, 2007):

a. Plan and Organise (PO) Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan perhatian pada identifikasi cara teknologi informasi dapat berkontribusi terbaik pada pencapaian objektif bisnis.

b. Acquire and Implement (AI) Domain ini mencakup realisasi strategi teknologi informasi, solusi teknologi informasi perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh seperti halnya diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.

c. Deliver and Support (DS) Domain ini dihubungkan dengan penyampaian sesungguhnya layanan yang diperlukan, mencakup penyediaan layanan, manajemen keamanan dan kelangsungan, dukungan layanan pada pengguna, manajemen data dan fasilitas operasional.

d. Monitor and Evaluation (ME) Domain ini berkenaan dengan manajemen kinerja, pemantauan kontrol internal, pemenuhan terkait dengan regulasi dan pelaksanaan tata kelola.

Untuk dapat mengukur tingkat kematangan (maturity level) terkait dengan penyelarasan strategis, organisasi dapat menggunakan model kematangan. Model kematangan yaitu metode skoring yang memungkinkan organisasi untuk memberi ranking bagi dirinya sendiri dari mulai tidak ada kematangan (non-existent) (bernilai 0) sampai dengan kematangan yang optimis (bernilai 5) untuk memahami bagaimana menentukan posisi saat ini (as-is) dan posisi ke depan (to-be) (Surendro, 2009).

Identifikasi management awareness dilakukan dengan survei kuesioner untuk dapat mengidentifikasi beberapa ancaman dan kerentanan/kelemahan terhadap keberadaan data sebagai aset yang berharga bagi perusahaan serta untuk mengidentifikasi kelemahan keamanan sistem yang digunakan oleh perusahaan (Surendro, 2009).

Berikut beberapa jurnal yang dijadikan rujukan, Alhan (2011) membuat usulan model tata kelola TI pada sebuah organisasi pada domain PO (Plan and Organise) yaitu PO1 (Define a Strategic IT Plan), PO7 (Manage IT Human Resources), dan PO10 (Manage Projects), kemudian domain AI (Acquire and Implement) yaitu AI3 (Acquire and Maintain Technology Infrastructure) dan AI4 (Enable Operation and Use), lalu domain DS (Deliver and Support) yaitu DS5 (Ensure Systems Security), DS6 (Identify and Allocate Costs), DS7 (Educate and Train Users) dan DS11 (Manage Data), dan yang terakhir domain ME (Monitor and Evaluate) pada ME4 (Provide IT Governance)

Falahah (2006) yang membuat usulan model tata kelola TI pada Direktorat Metrologi dengan menggunakan framework COBIT 4.1, merekomendasikan proses TI yang paling penting pada instansi di Direktorat Metrologi yaitu pada domain DS13 (Manage Operation)

Page 47: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

43

C. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan framework COBIT 4.1 dengan langkah-langkah sebagai berikut (Surendro, 2009):

a. Identifikasi Kebutuhan Dalam mengidentifikasi kebutuhan ada lima hal yang perlu diperhatikan, yaitu: tingkat kepedulian dan komitmen manajemen, definisikan lingkup kegiatan, definisikan risiko, definisikan sumber daya dan hasilnya, dan rencanakan program.

Teknis analisis data untuk maturity level menurut Fitroh, 2012 adalah: (1) memilih control objective yang diperlukan. (2) menilai tingkat kematangan control objective terpilih. Penilaian tingkat kematangan control objective bertujuan untuk menentukan maturity level (tingkat kematangan) dari setiap control objective yang dibutuhkan. Fakta ini ditemukan kemudian dipetakan ke dalam maturity COBIT menagement guidelines. Hasil yang diperoleh menunjukan maturity level setiap control objective pada kondisi saat ini (as is)

b. Memperkirakan Solusi Pada tahap ini terdiri dari nilai kinerja aktual, definisikan target perbaikan dan analisis kesenjangan dan identifikasi perbaikan.

c. Merencanakan Solusi Pada tahap ini yaitu mendefinisikan proyek dan mengembangkan rencana perbaikan.

d. Implementasi Solusi Pada tahap implementasi solusi ini yaitu dengan perbaikan, monitor kinerja implementasi dan review aktivitas program.

e. Operasionalisasi Solusi Dalam mengoperasionalkan solusi terdapat 2 (dua) langkah yaitu membangun ketahanan dan mengidentifikasi persyaratan tata kelola baru.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu pertama, observasi terhadap keseluruhan kerja sistem dan penerapan TI PT Insan persada. Kedua, melakukan wawancara langsung dengan narasumber dari mulai visi misi, permasalahan sampai harapan perusahaan terhadap penerapan TI yang lebih baik. Ketiga, studi pustaka dengan menggunakan buku tentang implementasi tata kelola TI, dan E-book tentang COBIT 4.1. Keempat, studi literatur sejenis menggunakan referensi berupa jurnal dan thesis yang membahas tentang model tata kelola TI.

B. Metode Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap analisis. Pertama, mengidentifikasi kebutuhan yaitu identifikasi mengenai gambaran umum perusahaan (as is), langkah awal

yaitu dengan pembuatan kuesioner I management awareness dan kuesioner II maturity level untuk masing-masing domain PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9, dari hasil pengisian kuesioner ini dilakukan pengolahan data menggunakan perhitungan untuk analisis hasil survei. Kedua, memperkirakan solusi dengan menganalisis gap dan solusi perbaikan kesenjangan gap. Ketiga, Merencanakan solusi berupa usulan perbaikan dengan rekomendasi pengelolaan tata kelola TI pada domain PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9. Berdasarkan framework COBIT 4.1

IV. USULAN MODEL TATA KELOLA TI

A. Identifikasi Kebutuhan

Kondisi TI pada perusahaan saat ini masih seadanya dengan penggunaan TI yang baru sebatas untuk kemudahan akses input, transfer data dan jaringan/local area network (LAN) serta tidak adanya bagian yang bertanggung jawab untuk pengelolaan TI. Berdasarkan kebutuhan perusahaan untuk TI saat ini dan didukung oleh penelitian surendro (2009) yang telah membagi proses TI harus dilakukan oleh non departemen TI maka usulan model tata kelola TI ini dibuat pada domain PO hanya pada proses yang dimulai dari PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9.

B. Analisis Hasil Survei

Usulan model tata kelola TI pada PT Insan Persada ini akan dibuat pada domain PO proses PO4, PO5, PO7, PO8, dan PO9. Untuk mendapatkan data maka dibuatlah kuesioner yang dikembangkan dari COBIT 4.1. Pada penelitian ini menggunakan 2 (dua) tahapan kuesioner yaitu kuesioner I management awareness dan kuesioner II maturity level. Adapun hasil analisis dari kuesioner tersebut ialah sebagai berikut:

1. Identifikasi Risiko

Analisis identifikasi risiko dilakukan terhadap pengumpulan data dari hasil jawaban responden kuesioner I management awareness pada proses PO4, PO5, PO7, PO8, dan PO9. Adapun hasil jawaban responden kuesioner I adalah sebagai berikut:

b. PO4 : Hasil kuesioner I management awareness untuk proses PO4 memiliki nilai rata-rata kinerja 1.22 yang cenderung masih kurang/sedang dan perlu dilakukan perbaikan terhadap pengorganisasian dan kerangka kerja proses TI agar pelaksanaan fungsi dan layanan TI berjalan dengan benar sesuai dengan prosedur.

c. PO5 : Hasil kuesioner I management awareness untuk proses PO5 memiliki nilai rata-rata kinerja 1.90 yang berarti cenderung cukup/sedang dan perlu dilakukan peningkatan terhadap pengelolaan anggaran TI dan manajemen keuntungan.

d. PO7 : Hasil kuesioner I management awareness untuk proses PO7 memiliki nilai rata-rata kinerja 1.46 yang

Page 48: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

44

cenderung masih kurang/sedang dalam mengelola sumber daya manusia TI dan perlu dilakukan perbaikan khususnya mengenai seleksi perekrutan personil TI, seleksi kompetensi dan penghapusan personil.

e. PO8 : Nilai rata-rata kinerja PO8 adalah 1.67 yang menunjukkan cenderung cukup atau sedang dalam mengelola kualitas dan perlu dilakukan peningkatan lebih baik lagi terhadap praktik dan pengembangan kualitas TI.

f. PO9 : Secara keseluruhan nilai rata-rata kinerja PO9 adalah 1.38 yang berarti cenderung kurang atau rendah dalam mengelola dan menilai risiko TI sehingga perlu adanya perbaikan terhadap pengelolaan risiko TI secara internal maupun eksternal.

2. Penilaian Tingkat Kematangan

Penilaian tingkat kematangan didapatkan dengan perhitungan dari rekapitulasi hasil jawaban responden kuesioner II maturity level pada proses PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9. Adapun hasil perhitungan tingkat kematangan masing-masing proses adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Tingkat Kematangan

Secara umum dari hasil perhitungan tingkat kematangan pada proses PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tingkat kematangan proses PO4 dan PO9 cenderung mengarah pada tingkat 1 (initial/ad-hoc). Sedangkan proses PO5, PO7 dan PO8 cenderung mengarah pada tingkat 2 (repeatable but intuitive).

Tabel 4.2 Hasil perhitunngan management awarness (salah satu contoh untuk domain PO4)

C. Memperkirakan Solusi

1. Menganalisis Kesenjangan Gap

Setelah diketahui tingkat kematangan masing-masing proses pada PT Insan Persada maka dilakukan penyesuaian antara tingkat kematangan saat ini (as-is) dengan target kematangan yang diharapkan (to-be). Penentuan target kematangan yang diharapkan (to-be) adalah pada tingkat kematangan 3 (terdefinisi) berdasarkan visi dan misi perusahaan untuk memiliki tata kelola TI yang lebih baik dan terdefinisi saat ini dan standar internasional untuk tata kelola TI.

Dari diagram representasi tingkat kematangan dapat dideskripsikan proses PO5, PO7 dan PO8 cenderung mendekati tingkat kematangan 2 berulang tapi intuitif sedangkan proses PO4 dan PO9 cenderung mengarah pada tingkat kematangan 1 initial/ad-hoc. Hal ini berarti untuk proses PO5, PO7 dan PO8 telah memiliki proses atau aktivitas tetapi belum terdefinisi dengan baik dan formal dalam suatu standar baku prosedur yang terdokumentasi. Sedangkan untuk proses PO4 dan PO9 perlu lebih ditingkatkan untuk menutupi kesenjangan gap yang ada untuk mencapai tingkat kematangan yang diinginkan.

2. Merencanakan Solusi

Dengan melihat tabel 4.1 dan tabel 4.2 mengenai pemetaan tingkat kematangan saat ini dengan tingkat kematangan diharapkan, yang kemudian direpresentasikan pada diagram seperti pada gambar 4.1 maka diperoleh kesimpulan seluruh proses memiliki gap harus segera diatasi dan menjadi peluang perbaikan untuk tata kelola TI yang lebih baik.

Salah satu rencana strategis perusahaan PT Insan Persada yaitu berinvestasi layanan TI untuk menunjang pengelolaan kegiatan perusahaan dan kegiatan proyek secara terintegrasi dan sistematis. Berkenaan dengan hal tersebut diatas PT Insan Persada merencanakan berinvestasi dalam pengelolaan TI (PO1) yang meliputi sebagai berikut:

a. Perencanaan pengadaan sistem informasi manajemen perusahaan yaitu sistem manajemen perusahaan yang terdiri dari sistem informasi keuangan dan akuntansi, produksi dan pemasaran.

b. Perencanaan pengadaan sistem informasi manajemen proyek yaitu sistem informasi manajemen proyek pada masing-masing proyek yang terintegrasi dengan kantor pusat.

Sedangkan perencanaan arsitektur informasi (PO2) PT Insan persada adalah sebagai berikut:

a. Layanan TI yang terstandarisasi. b. Pengklasifikasian penyimpanan data secara terstruktur

yaitu dalam database yang terintegrasi meliputi database keuangan, produksi, pemasaran dan database proyek dan yang secara tidak terstruktur yaitu dokumen-dokumen perusahaan seperti surat keputusan direksi, penawaran, Purchase Order (PO), surat jalan, surat keterangan.

Page 49: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

45

c. Backup data dan sistem keamanan untuk keseluruhan data dan dokumen perusahaan yang bersifat rahasia.

Kemudian dalam penentuan arah teknologi (PO3) PT Insan Persada adalah sebagai berikut:

a. Orientasi teknologi informasi yang dititik beratkan pada kegiatan operasional perusahaan dengan melakukan pengadaan pembaharuan layanan TI untuk menunjang sistem informasi manajemen perusahaan.

b. Orientasi teknologi informasi yang dititik beratkan pada kegiatan pemasaran untuk mendapatkan pekerjaan dari main kontraktor berupa informasi proyek.

c. Orientasi teknologi informasi untuk pengelolaan proyek dengan spesifikasi dan perangkat TI yang mampu menunjang sistem informasi proyek untuk masing-masing proyek yang terintegrasi dengan kantor pusat.

Berdasarkan data dan rencana investasi TI pada PT Insan Persada sebagaimana tersebut diatas maka untuk mendukung rencana strategis TI PT Insan Persada dibuatlah rekomendasi pengelolaan dengan mempertimbangkan analisis identifikasi risiko dan penilaian tingkat kematangan pada proses PO4, PO5, PO7, PO8 dan PO9. Adapun rekomendasi model tata kelola TI untuk proses PO4 (mendefinisikan proses, organisasi TI dan hubungannya) ialah dalam hal pendefinisian organisasi, penentuan peran dan tanggung jawab, pemisahan tugas, kerangka kerja dan proses TI yang menyangkut perencanaan aktivitas dan fungsi TI, rencana strategis TI untuk digunakan pada setiap kegiatan operasional dan proyek.

Sedangkan untuk proses PO5 (mengelola investasi TI) menyangkut dalam hal perencanaan pengelolaan anggaran untuk investasi TI meliputi manajemen biaya, manajemen keuntungan dan penyusunan anggaran formal TI secara keseluruhan diharapkan dapat mengontrol dan mengendalikan biaya investasi TI. Kemudian pada proses PO7 yaitu mengelola SDM TI menyangkut dalam hal pengelolaan sumber daya manusia TI meliputi perekrutan, pelatihan, pendefinisian peran, evaluasi kinerja, promosi, pemutusan hubungan kerja untuk menjaga keberlangsungan fungsi dan layanan TI pada perusahaan berjalan dengan baik.

Pada proses PO8 yaitu mengelola kualitas perlu adanya penetapan manajemen kualitas terhadap praktik dan standar TI yang jelas serta perencanaan untuk peningkatan yang berkelanjutan. Berikutnya proses PO9 yaitu dalam menilai dan mengelola risiko TI mencakup dalam hal perencanaan pengelolaan risiko TI secara keseluruhan dan penanganan terhadap risiko TI tersebut.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil dari kuesioner I management awareness proses PO4 cenderung memiliki tingkat kinerja masih kurang/rendah dengan nilai rata-rata 1,22 dan diusulkan perlu dilakukan perbaikan terhadap pengorganisasian dan kerangka kerja proses TI. Sedangkan proses PO5 mendekati sedang/cukup dengan nilai rata-rata 1.90 dan diusulkan peningkatan terhadap anggaran TI dan manajemen keuntungan. Selanjutnya proses PO7 cenderung kurang/rendah dengan nilai rata-rata 1.46 dan diusulkan dilakukan perbaikan dalam

hal seleksi perekrutan personil TI, seleksi kompetensi dan penghapusan personil. Berikutnya proses PO8 cenderung mendekati sedang/cukup dengan nilai rata-rata 1.67 dan diusulkan dilakukan peningkatan terhadap praktik dan pengembangan kualitas TI. Kemudian untuk PO9 cenderung kurang/rendah dengan nilai rata-rata 1.38 dan diusulkan adanya perbaikan terhadap pengelolaan risiko TI secara internal maupun eksternal.

Hasil penilaian tingkat kematangan dari kuesioner II maturity level menunjukan proses PO4 berada pada tingkat kematangan 1 (initial/ad-hoc) dengan nilai rata-rata 1.50 dan diusulkan adanya perencanaan pendefinisian proses, organisasi dan hubungan TI. Sedangkan proses PO5 berada pada tingkat kematangan 2 (repeatable but intuitive) dengan nilai rata-rata 2.16 dan diusulkan adanya perencanaan investasi TI. Selanjutnya proses PO7 mengarah pada tingkat kematangan 2 (repeatable but intuitive) dengan nilai rata-rata 1.61 dan diusulkan adanya perencanaan pengelolaan sumber daya manusia TI. Berikutnya proses PO8 mengarah pada tingkat kematangan 2 (repeatable but intuitive) dengan nilai rata-rata 1.80 dan diusulkan adanya perencanaan pengelolaan kualitas TI. Kemudian proses PO9 mengarah pada tingkat kematangan 1 (initial/ad-hoc) dengan nilai rata-rata 1.54 dan diusulkan adanya perencanaan penilaian dan pengelolaan risiko TI.

B. Saran

Berdasarkan simpulan dan analisis yang telah dikemukakan, maka diajukan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, yaitu:

1. Pembahasan lebih lanjut mengenai usulan model tata kelola TI PT Insan Persada terhadap proses TI lainnya pada keseluruhan domain dan proses dalam COBIT 4.1 yaitu domain PO (Plan and Organise) pada proses PO1, PO2, PO3, PO6, PO10, domain AI (Acquire and Implement), DS (Deliver and Support) dan ME (Monitor and Evaluation).

2. Penelitian ini dikembangkan sampai langkah implementasi solusi dan lebih terperinci mengenai pendefinisian CSF (Critical Success Factor), KGI (Key Goal Indicator), dan KPI (Key Performance Indicator).

DAFTAR PUSTAKA

Alhan, M. (2011) Perancangan IT Governance Menggunakan

COBIT Versi 4.1. Jurnal Ilmiah Lintas Teknologi

POLITEKNOSAINS, 9(2), pp.11-22.

Falahah (2006) Perencanaan Tata Kelola Teknologi Informasi

Berdasarkan Framework Cobit (Studi Kasus Pada

Direktorat Metrologi). Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi 2006 (SNATI 2006), 17 Juni,

Yogyakarta, pp.133-138

Fitroh (2012) Penilaian Tingkat Kematangan Tata Kelola TI

pada Sistem Informasi Manajemen Akademik. Seminar

Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI

2012), 15-1 Juni, Yogyakarta, ISSN: 1907-5022

Page 50: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

46

IT Governance Institute (ITGI) (2007). COBIT 4.1, IT

Governance Institute, United States of America.

Surendro, K. (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi

Informasi. Bandung: INFORMATIKA.

Surendro, K. (2008). Rancangan Tatakelola Teknologi

Informasi Untuk Pabrik Pupuk. Jurnal Informatika, 9(2),

pp.115-121.

Page 51: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

47

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada PT. Optima Trading

Zukkri Yandi Za, Nur Aeni Hidayahb, Elsy Rahajengc Program Studi Sistem Informasi

a,b,c

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

[email protected],[email protected]

c

Abstract - PT . Optima Trading is a national sales agents who sell the products safety standards under the International Gimaex Group . Many similar companies that emerged resulted in increasing competition . Therefore , every company must have a competitive advantage in order to continue to compete with other companies . The problems that occur in the PT . Optima Trading one of them is the lack of an integrated system between divisions , giving rise to duplication of data or the data transfer can not be done directly . With the use of IS / IT is expected to resolve the existing problems in the PT . Optima Trading and also increase the competitive advantage among its peers . For the PT . Optima Trading should have a strategic planning of information systems . The method used is the method of data collection ( observation , interviews, and literature ) and information systems strategic planning methods Ward and Peppard (2002 ) . Tools used is value chain analysis , SWOT , CSF , Porter 's Five Forces , PEST and Portfolio McFarlan . The results obtained from this study is strategic management of information systems (IS ) / information technology ( IT ) , business strategies SI and SI strategies for PT . Optima Trading . Keywords : perencanaanstrategis information system ( PSSI ) , value chain , SWOT , CSF , Porter 's Five Forces , PEST , Portfolio McFarlan , PT . Optima Trading , information systems / information technology ( IS / IT )

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Saat ini kebutuhan informasi semakin penting dan

mendesak sejalan dengan arus globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Keberhasilan informasi sangat didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Pemakaian komputer dalam kehidupan kita telah sangat meluas dan memasyarakat. Tidak hanya terbatas dalam lingkungan kerja, akan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam lingkungan perusahaan, komputer adalah alat bantu yang mutlak diperlukan. Penerapan sistem informasi yang berbasis komputer (CBIS) menjadi kebutuhan yang mutlak dan dapat memberikan keunggulan kompetitif sehingga mendapat prioritas yang tinggi (Sutabri, 2012).

Perencanaan strategis sistem informasi merupakan proses identifikasi portofolio aplikasi sistem informasi berbasis komputer yang akan mendukung perusahaan dalam pelaksanaan rencana bisnis dan merealisasikan tujuan bisnisnya. Perencanaan ini mempelajari pengaruh sistem informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi

perusahaan dalam memilih langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis sistem informasi juga menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk menyelaraskan strategis sistem informasi dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward and Peppard, 2002).

Pentingnya suatu perencanaan strategis sistem informasi bagi kemajuan bisnis, mendorong berbagai perusahaan untuk mengadakan suatu pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi yang digunakan. Beberapa contoh perusahaan yang membutuhkan analisis perencanaan strategis sistem informasi ialah perusahaan yang belum lama berdiri, perusahaan yang belum mempunyai sistem informasi yang terintegrasi ataupun perusahaan yang ingin merencanakan strategi baru dalam menjalankan bisnisnya.

PT. Optima Trading merupakan suatu agen penjualan nasional yang menjual produk-produk standar keselamatan yang berada di bawah Gimaex Internasional Group. Agen merupakan perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha.

Kurangnya pemanfaatan teknologi informasi belum dapat membantu menyelesaikan masalah yang ada di PT. Optima Trading. Infrastruktur dan aplikasi SI/TI belum mampu mendukung proses bisnis dan memberikan keunggulan kompetitif. Saat ini berbagai permasalahan SI/TI yang menimpa PT. Optima Trading seperti kurangnya SDM di divisi TI, berakibat pada kurang maksimalnya proses kerja karena divisi TI tidak mampu mengerjakan semua tugas yang diberikan pihak manajemen dalam pengembangan SI/TI. Di samping itu, belum adanya sistem yang terintegrasi antar divisi menimbulkn masalah yaitu adanya pengulangan data dari divisi keuangan ke divisi SDM atau perpindahan data tidak dapat dilakukan secara langsung (harus melalui media penyimpanan). Pada proses pelaporan PT. Optima Trading juga belum mempunyai aplikasi khusus misalnya di divisi SDM masih menggunakan Ms. Word dan Ms. Excel untuk membuat laporan sehingga data-data yang diperlukan harus diketik satu persatu. PT. Optima Trading juga belum memiliki suatu perencanaan strategis sistem informasi yang mengakibatkan belum maksimalnya investasi dalam SI/TI.

Berdasarkan permasalahan yang ditemukan pada PT. Optima Trading, peneliti tertarik untuk membuat perencanaan strategis sistem informasi pada PT. Optima Trading. Rencana strategis SI/TI ini dapat dijadikan acuan untuk pemanfaatan SI/TI yang sesuai dengan kebutuhan perencanaan dan memberikan arah bagi pengembangan SI/TI yang mampu memberikan kontribusi penyelesaian permasalahan bisnis dan SI/TI perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, skripsi

Page 52: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

48

dengan judul “Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada PT. Optima Trading” menarik untuk dikaji dan layak untuk dikembangkan.

B. Rumusan Masalah “Bagaimana cara merancang perencanaan strategis SI/TI

untuk PT. Optima Trading dengan menggunakan metode Ward dan Peppard?”.

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan

tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan perencanaan strategis sistem informasi. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan:

1. Analisis lingkungan bisnis dan informasi PT. Optima Trading.

2. Menentukan strategi sistem informasi dan teknologi informasi PT. Optima trading.

D. Manfaat Penelitian Hasil akhir penelitian dapat dimanfaatkan oleh PT.

Optima Trading sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan.

II. LANDASAN TEORI

1. Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu.

[18]

2. Perencanaan strategis merupakan proses analisis, perumusan serta evaluasi strategi. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar suatu organisasi dapat melihat secara objektif kondisi internal dan eksternal, sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan internal dan eksternal.

[16]

3. Perencanaan strategis sistem informasi (PSSI) merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan tujuan sistem dan arsitektur teknologi untuk mencapai tujuan sebuah organisasi.

[20]

4. Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis SI/TI untuk pengembangan sumber daya SI/TI dengan beberapa alasan sebagai berikut:

[5]

a.Diskusi dan persetujuan akan hasil perencanaan strategis ini dapat menyediakan pemahaman bersama antara ahli-ahli SI/TI dan manajer bsnis tentang bagaimana cara terbaik bagi perusahaan untuk menggunakan sumber daya informasinya.

b.Membantu mengkomunikasikan masa depan perusahaan kepada pihak lain dalam organisasi

c.Membantu manajer-manajer bisnis dan ahli SI/TI dalam membuat keputusan mengenai bagaimana SI/TI akan diarahkan untuk membantu bisnis perusahaan.

d.Hasil dari perencanaan SI/TI dapat membantu mengalokasikan sumber daya perusahaan yang ada ke proyek-proyek SI/TI yang penting dan bermanfaat bagi perusahaan.

III. METODOLOLOGI PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan terbagi menjadi tiga metode pengumpulan data yaitu:

1. Observasi Observasi yang dilakukan ialah melakukan pengamatan langsung untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan strategis sistem informasi. Observasi meliputi mencoba aplikasi Ms. Office yang digunakan pada PT. Optima Trading dan menganalisa aplikasi Ms. Office tersebut serta mengamati proses bisnis yang berjalan.

2. Wawancara Hasil yang didapatkan dari wawancara ialah data-data primer yang dibutuhkan untuk input analisis yang hasilnya nanti akan menjadi output perencanaan strategis sistem informasi untuk PT. Optima Trading.

3. Studi Pustaka Dokume profil PT. Optima Trading, modul-modul produk dan dokumen lain yang berkaitan dengan perencanaan strategis sistem informasi. Studi pustaka kedua yang dilakukan ialah mempelajari penelitian terdahulu untuk melihat perbandingan permasalahan yang dihadapi dan hasil yang diperoleh.

B. Metode Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Metode analisis perencaaan strategis sistem informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Ward dan Peppard.

1. Tools yang Digunakan Tools yang digunakan terdiri dari analisis PEST, analisis SWOT, analisis Porter’s Five Forces, analisis Value chain, analisis CSF dan analisis portofolio McFarlan.

a. Analisis PEST Analisis PEST yang dilakukan ialah menganalisa pengaruh politik, ekonomi, sosial dan teknologi terhadap proses bisnis PT. Optima Trading.

b. Analisis SWOT Analisis SWOT yang dilakukan adalah menganalisa PT. Optima Trading berdasarkan dari sumber daya internal (strengths and weakness) dan sumber eksternal (opportunity and threats).

c. Analisis Porter’s Five Forces Analisis Porter’s Five Forces yang dilakukan ialah menganalisa hubungan PT. Optima Trading dengan persaingan bisnis.

d. Analisis Value chain Analisis value chain yang dilakukan ialah menganalisa kumpulan aktivitas yang dilakukan PT. Optima Trading untuk memasarkan, mengantarkan dan mendukung produk Gimaex.

e. Analisis CSF

Page 53: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

49

Analisis CSF yang dilakukan ialah mempertimbangkan beberapa hal yang kritis di dalam PT. Optima Trading untuk mendefinisikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan dengan melihat tujuan setiap divisi.

f. Portofolio McFarlan Analisis portofolio McFarlan yang dilakukan ialah memetakan aplikasi sistem informasi di PT. Optima Trading berdasarkan kontribusinya. Pemetaan dilakukan pada empat kategori (strategic, high potential, key operation and support).

2. Hasil Analisis Dari analisis dengan menggunakan tools seperti analisis PEST, analisis SWOT, analisis Porter’s Five Forces, analisis value chain, analisis CSF, analisis Portofolio McFarlan, menghasilkan: a. Strategi Manajemen SI/TI

Strategi Manajemen SI/TI pada PT. Optima Trading diperoleh dari hasil perencanaan strategis sistem informasi berupa kebijakan organisasi dalam menerapkan strategi SI/TI sesuai kondisi manajemen.

b.Strategi Sistem Informasi Bisnis Strategi sistem informasi bisnis yang dihasilkan dapat mendukung proses bisnis PT. Optima Trading.

c. Strategi TI Strategi TI pada PT. Optima Trading diturunkan dan dihasilkan dari perencanaan strategis berupa arahan pengembangan teknologi.

IV. PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

PT. Optima Trading adalah salah satu perusahaan yang menjadi agen penjualan nasional Gimaex International Group. Gimaex Internasional merupakan manufaktur terbaik untuk produk-produk standar keselamatan internasional yang diberlakukan di berbagai belahan dunia dan lingkungan bisnis. Karena produk yang dijual merupakan produk standar keselamatan seperti mobil pemadam kebakaran atau mobil pembantu komunikasi maka produk tersebut bukanlah produk yang dapat dijual seperti kebutuhan sehari-hari. Selain itu sasaran pemasaran PT. Optima Trading begitu luas hingga mencapai seluruh pelosok Indonesia, meliputi kawasan kota besar yang padat penduduk, kawasan hutan lindung atau bisa juga untuk kawasan rawan bencana yang memungkinkan terjadinya pemutusan sambungan komunikasi.

Gimaex membagi produknya menjadi beberapa klasifikasi yaitu pemadam kebakaran, perlindungan lingkungan, manajemen bencana, komunikasi dan aerial. Tidak semua jenis produk tersebut dipasarkan oleh PT. Optima Trading. Perusahaan lokal ini hanya memasarkan pemadam kebakaran dan alat bantu komunikasi. Pemadam kebakaran yang dipasarkan mempunyai beberapa penggolongan produk, yaitu mobil pemadam kebakaran khusus bandara, wilayah perindustrian, kawasan hutan dan One Seven.

1. Visi PT. Optima Trading Menjadi agen penjualan standar keselamatan terbaik di Indonesia.

2. Misi PT. Optima Trading a. Menyediakan produk standar keselamatan internasional

di Indonesia. b. Memberikan pelayanan prima bagi para pelanggan. c. Memiliki sistem dan tata kerja yang unggul dengan

sumber daya manusia yang profesional. d. Memberikan kontribusi yang nyata bagi bangsa dan

negara di bidang keselamatan.

3. Tujuan PT. Optima Trading Tujuan perusahaan ini ialah untuk menyalurkan produk Gimaex Internasional yang berupa produk standar keselamatan di seluruh Indonesia.

4. Sasaran PT. Optima Trading Sasaran pemasaran PT. Optima Trading begitu luas hingga mencapai seluruh pelosok Indonesia, meliputi kawasan kota besar yang padat penduduk, kawasan hutan lindung atau bisa juga kawasan rawan bencana yang memungkinkan terjadinya pemutusan sambungan komunikasi.

5. Struktur Organisasi PT. Optima Trading

Gambar 2 Struktur Organisasi

B. Analisis Lingkungan Bisnis Internal Analisis lingkungan bisnis internal digunakan untuk

menentukan posisi PT. Optima Trading terhadap pasar, kemampuan kompetisi, mengetahui strategi yang diterapkan saat ini, proses bisnis yang berlangsung serta untuk mengetahui sistem informasi apa yang dibutuhkan. Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik CSF, analisis value chain dan analisis SWOT. Berikut ini adalah hasil analisis lingkungan bisnis internal berdasarkan pada keadaan PT. Optima Trading.

1. Analisis CSF Analisa CSF dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan PT. Optima Trading dan analisis dokumen-dokumen yang berhu-bungan dengan strategi bisnis organisasi PT. Optima Trading.

Tabel 1 CSF Tujuan Utama

Tujuan Utama CSF Measures

Menyediakan produk standar keselamatan internasional di Indonesia

Memperkenalkan produk ke berbagai daerah

% perkembangan

Page 54: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

50

Meningkatkan jumlah customer

Peningkatan volume pemasaran

Jumlah customer

Menghasilkan pendapatan dengan penjualan produk standar keselamatan

Peningkatan volume penjualan produk

% pertumbuhan

Menjadikan PT. Optima Trading sebagai organisasi yang terkoordinir dengan baik

Mengkoordinasikan setiap divisi yang ada

% kesesuaian antar divisi

Meningkatkan kemampuan staff dan karyawan

Mengadakan pelatihan

% kemampuan staff dan karyawan

Meningkatkan kapabilitas organisasi

Melakukan reorganisasi dan restrukturisasi

% penyelesaian tugas pokok dan fungsi tertentu

Membangun reputasi atau nama baik perusahaan baik internal dan eksternal

Index kepuasan pelanggan

Mengoptimalkan modal

Meningkatkan ketersediaan dana dan memanfaatkan semaksimal mungkin

% ketersediaan dana

Meningkatkan ketersediaan fasilitas

% ketersediaan fasilitas

Meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses pengelolaan informasi guna memperbaiki kinerja perusahaan

Tujuan ini masih belum dilakukan

Belum dapat dilakukan penilaian

2. Analisis SWOT

Tabel 2 Matriks SWOT

Kekuatan (S)

1. Memiliki produk yang berkualitas

2. Memiliki variasi produk yang lengkap sesuai kebutuhan

3. Memiliki karyawan yang

Kelemahan (W)

1. PT. Optima Trading memiliki kompetitor yang kuat seperti Moren, Morita, Oshkosh

2. Sebagian besar

ahli dibidangnya

4. PT. Optima Trading selalu melakukan pelatihan dan training untuk pengembangan kompetensi dari setiap karyawan

5. Memiliki modal yang besar dari para pemegang saham

6. Memiliki sistem kontrol atau pengendalian kerja yang baik

7. Fasilitas kantor yang memadai

produk Gimaex harganya mahal

3. Produk yang dipasarkan tidak termasuk kebutuhan masyarakat umum

4. Jumlah SDM di bidang IT masih terbatas

5. Kesadaran masyarakat tentang produk standar keselamatan masih kurang

6. Kurangnya pemasaran dan promosi produk

Peluang (O)

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan standar keselamatan

2. Memberikan lapangan pekerjaan yang luas

3. Mengadakan inovasi baru dengan menambahkan produk yang lebih bervariasi untuk masyarakat umum

4. Melakukan pemasaran secara online

5. Menarik perhatian dan minat customer dengan penawaran diskon yang menarik

Strategi SO

1. Menambahkan variasi produk untuk masyarakat umum (S2,O3)

2. Meningkatkan pemasaran ke seluruh Indonesia khususnya daerah rawan bencana (S2,O6)

3. Memberikan pengetahuan akan pentingnya standar keselamatan (S4,O1)

4. Membuka cabang baru di seluruh wilayah Indonesia khususnya di daerah rawan bencana (S6,O6)

5. Meningkatkan kualitas produk dengan inovasi baru (S1,O3)

6. Membuat

Strategi WO

1. Meningkatkan variasi produk dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat umum (W3,O3)

2. Membuat program promosi dan diskon untuk customer (W2,O5)

3. Meningkatkan inovasi-inovasi baru mengenai produk standar keselamatan dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya (W1,O3)

4. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk secara online (W6,O4)

5. Meningkatkan

Page 55: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

51

6. Sebagian daerah Indonesia rawan bencana

website untuk me-dia promosi produk (S1,O4)

perekrutan atau pembinaan SDM di bidang IT (W4,O2)

Ancaman (T)

1. Munculnya kompetitor atau perusahaan sejenis dengan produk yang lebih inovatif

2. Perkembangan teknologi yang terus meningkat

3. Adanya pelayanan yang kurang baik atau kurang ramah memungkinkan penurunan jumlah customer

4. Masyarakat Indonesia masih belum memahami mengenai produk standar keselamatan

Strategi ST

1. Lebih meningkatkan lagi kualitas produk yang telah ada (S5,T1)

2. Memberikan pelatihan untuk meningkatkan pelayanan kepada customer (S5,T3)

3. Meningkatkan lagi promosi produk standar keselamatan ke masyarakat luas (S1,T4)

4. Mengoptimalkan modal dengan penggunaan teknologi yang terus meningkat (S6,T2)

5. Meningkatkan koordinasi setiap divisi agar bekerja dengan baik dibandingkan perusahaan sejenis lainnya (S7,T1)

Strategi WT

1. Meningkatkan hubungan baik dengan perusahaan-perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta (W1,T1)

2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang standar keselamatan (W5,T4)

3. Meningkatkan pemasaran dan promosi produk ke masyarakat umum (W6,T4)

4. Meningkatkan pelatihan atau training kepada karyawan mengenai standar keselamatan dan teknologi terbaru (W4,T2)

3. Value chain

Gambar 3 Analisis Value chain

4. Analisis Kebutuhan Informasi

Tabel 3 Analisis Kebutuhan Informasi

Tujuan Divisi

Marketing

CSF Measur

es

SW

OT

Value chain

Kebutuhan

Informasi

Memperkenal-kan produk ke berbagai daerah

Memperluas daerah pemasaran

Jumlah persebaran daerah pemasaran

SO2, SO4,

SalesandMarketing

Data laporan pemasaran, data perkembangan pasar, Data Lokasi Pemasaran

Peningkatan volume pemasaran

Membuat komintmen dengan customer dan mengadakan pertemuan

Index peningkatan pemasaran

ST3, WO2,WO4,WT3

Sales andmarketing

Data laporan pemasaran, data pertemuan dengan customer

Peningkatan volume penjualan produk standar keselamatan

Mempromosi-kan produk standar keselamatan

% peningkatan penjualan

SO2, SO4, ST3, WO2,WO4,WT3

Sales and marketing

Laporan Pemasaran, Data produk, Data pemesanan Produk, Data Pengiriman produk, Data Customer, Data Penjualan

Page 56: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

52

C. Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal 1. PEST

Gambar 4 Analisis PEST

2. Porter’s Five Forces

Gambar 5 Analisis Porter’s Five Forces

D. Analisis Lingkungan SI/TI Internal Analisis lingkungan SI/TI internal digunakan untuk

menganalisa kondisi sistem informasi dan teknologi informasi PT. Optima Trading dari proses bisnis saat ini. Bagaimana kontribusi terhadap bisnis, bagaimana struktur organisasi SI/TI, sumber daya, hardware, software dan bagaimana portofolio dari sistem informasi dan teknologi informasi yang ada saat ini di PT. Optima Trading yang ikut mempengaruhi proses bisnis PT. Optima Trading. Di bawah ini akan dijelaskan struktur organisasi SI/TI PT. Optima Trading, spesifikasi hardware software PT. Optima Trading dan portofolio aplikasi saat ini pada PT. Optima Trading.

1. Analisis Struktur Organisasi SI/TI PT. Optima Trading PT. Optima Trading sampai saat ini masih belum memiliki struktur organisasi sistem informasi dan teknologi (SI/TI). Hal ini disebabkan oleh SDM dibidang IT belum dapat memenuhi kebutuhan bisnis PT. Optima Trading secara optimal. Di samping itu, peran teknologi yang ada saat ini di PT. Optima Trading seperti komputer dan notebook hanya sebagai pendukung berjalannya kegiatan operasional untuk membuat dokumen ataupun laporan dengan menggunakan Ms. Office seperti Ms. Excel dan Ms. Word. Selain aplikasi tersebut tidak ada

aplikasi lainnya yang mendukung atau mempermudah kegiatan perusahaan dalam menjalani proses bisnisnya.

2. Spesifikasi Hardware dan Software PT. Optima Trading Aplikasi yang digunakan PT. Optima Trading adalah website yang digunakan untuk pemasaran produk, mengirim dan menerima e-mail. Spesifikasi dari hardware dan software yang digunakan oleh PT. Optima Trading dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Spesifikasi Hardware dan Software

Jenis Keterangan

Hardware 1. Personalcomputer (PC) dengan spesifikasi Intel Pentium 4, memory 512 MB DDR 2, harddisk 80 GB, VGA 64 MB, DVD ROM, CD-RW.

2. Notebook dengan spesifikasi Intel core i5, memory 4 GB DDR 3, harddisk 320 GB, intel wireless LAN.

Software Ms. Office 2010

Aplikasi Website PT. Optima Trading.

3. Portofolio Aplikasi Saat Ini

Tabel 5 Portofolio Aplikasi Saat Ini

Strategic High Potential

Website -

Ms. Office E-mail

Key Operational Support

E. Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal

Analisis lingkungan SI/TI eksternal, dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai tren teknologi perangkat keras, jaringan komputer dan aplikasi sistem informasi. Input (masukan) analisis ini adalah hasil informasi dari beberapa sumber.

1. Tren Server Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer.

2. Tren Aplikasi Sistem Informasi Saat ini tren aplikasi sistem informasi adalah aplikasi berbasis web.

3. Tren Jaringan Komputer Salah satu tren jaringan komputer yang saat ini sangat populer di masyarakat adalah jaringan wireless.

F. Hasil Perencanaan Strategis Sistem Informasi 1. Visi Misi untuk Divisi IT

Visi:

Page 57: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

53

Menjadi media yang dapat mendukung kinerja perusahaan dalam mencapai keberhasilan visi, misi, serta tujuan perusahaan dengan pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi. Misi: a. Meningkatkan kualitas proses bisnis PT. Optima

Trading berbasis teknologi. b.Membangun sumber daya manusia yang berkompeten

di bidang SI/TI. c. Membangun sistem informasi dan jaringan komputer

yang baik bagi PT. Optima Trading. d.Mampu mendatangkan keuntungan bisnis PT. Optima

Trading. e. Mampu menyediakan dan menjaga informasi-informasi

penting PT. Optima Trading. 2. Strategi Manajemen SI/TI

a. CSF Usulan Tabel 6 CSF Usulan

Tujuan Utama CSF Measures

Menyediakan produk standar keselamatan internasional di Indonesia

Memperkenalkan produk ke berbagai daerah

% perkembangan

Meningkatkan jumlah customer

Peningkatan volume pemasaran

Jumlah customer

Menghasilkan pendapatan dengan penjualan produk standar keselamatan

Peningkatan volume penjualan produk

% pertumbuhan

Menjadikan PT. Optima Trading sebagai organisasi yang terkoordinir dengan baik.

Mengkoordinasikan setiap divisi yang ada

% kesesuaian antar divisi

Meningkatkan kemampuan staff dan karyawan.

Mengadakan pelatihan

% kemampuan staff dan karyawan

Meningkatkan kapabilitas organisasi

Melakukan reorganisasi dan restrukturisasi

% penyelesaian tugas pokok dan fungsi tertentu

Membangun reputasi atau nama baik perusahaan baik internal dan eksternal

Index kepuasan pelanggan

Mengoptimalkan modal

Meningkatkan ketersediaan dana dan memanfaatkan

% ketersediaan dana

semaksimal mungkin

Meningkatkan ketersediaan fasilitas

% ketersediaan fasilitas

Meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses pengelolaan informasi guna memperbaiki kinerja perusahaan

Menerapkan TI dan SI untuk mendukung kegiatan proses bisnis

Index kepuasan perusahaan terhadap TI/SI

b.Struktur Organisasi Usulan

Gambar 6 Struktur Organisasi Usulan

c. Rencana Migrasi SI/TI

Tabel 7 Rencana Migrasi SI/TI

# Usulan SI/TI 2013

2014

2015

1. Sistem Informasi Pemasaran √

2. Sistem Informasi Penjualan √

3. e-CustomerRelationshipManagement

4. e-Human Resource Management

5. Sistem Informasi Pengontrolan

6. Sistem Informasi Akuntansi √

7. Knowledge Management System

8. DSS (Decission Support System)

9. Helpdesk √

10. Website √

Page 58: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

54

11. Sumber Daya Divisi IT √

12. Infrastruktur Jaringan Komputer

3. Strategi Bisnis SI

Tabel 8 Analisis Kebutuhan Informasi Divisi Pemasaran

Tujuan Divisi

Pemasaran

CSF Value chain

Kebutuhan

Informasi

Strategi SI

Memperkenalkan produk ke berbagai daerah

Memperluas daerah pemasaran

Marketing and sales

Data laporan pemasaran, data promosi produk,data perkembangan pasar, Data Lokasi Pemasaran

SI Pemasaran

Peningkatan volume pemasaran

Membuat komitmen dengan customer dan mengadakan pertemuan (presentasi atau seminar)

Marketing and sales, Operations

Data laporan pemasaran, data pertemuan dengan customer

SI Pemasaran

Peningkatan volume penjualan produk

Mempromosikan produk standar keselamatan

Sales and marketing

Laporan Pemasaran, Data produk, Data pemesanan Produk, Data Pengiriman produk, Data Customer, Data Penjualan

SI Pemasaran, SI Penjualan

Mengelola dan memproses inform

Bekerja sama dengan divisi TI untuk

Pengembangan teknologi,

Data laporan pemasaran, data promosi

SIPemasaran

asi serta membuat laporan tentang pemasaran dan penjualan produk

memanfaatkan TI/SI dalam menyediakan laporan divisi marketing secara lebih cepat

Marketing and sales

produk,data perkembang-an pasar, Data Lokasi Pemasaran

4. Potensi Manfaat dari Strategi SI

Tabel 9 Potensi Manfaat dari Strategi SI

# Strategi SI

Potensi Manfaat

1. SI Pemasaran

1. Meningkatkan jumlah customer

2. Meningkatkan pendapatan

3. Mempercepat pengambilan keputusan pemilihan lokasi pemasaran

4. Mempermudah pemilihan media promosi yang paling efektif dan efisien

5. Mempermudah pencarian data-data produk

6. Meningkatkan produktivitas kinerja divisi marketing

2. e-CRM

1. Meningkatkan kepuasan dan jumlah customer

2. Meningkatkan loyalitas customer terhadap perusahaan

3. Mempermudah komunikasi yang interaktif kepada customer

4. Mempermudah penyampaian kritik dan saran customer

5. Mempermudah penilaian terhadap tingkat kepuasan customer

6. Memberikan peluang untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar

3. e-HRM

1. Meningkatkan pendapatan Perusahaan

2. Meningkatkan kemampuan karyawan

3. Mempercepat keputusan untuk melakukan pelatihan dan pengembangan terhadap karyawan

4. Meningkatkan loyalitas karyawan

Page 59: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

55

terhadap perusahaan

5. Meningkatkan kinerja atau produktivitas dari karyawan

6. Mempermudah penilaian terhadap karyawan

7. Mempercepat mendapatkan informasi karyawan

8. Membantu memperbaiki lingkungan kerja perusahaan

9. Meningkatkan kompetensi karyawan untuk memasuki segmen pasar yang baru

4. SI Pen

Jualan

1. Meningkatkan Penjualan Produk

2. Meningkatkan Pendapatan

3. Memudahkan dalam Transaksi Penjualan

4. Memudahkan dalam pengambilan keputusan penjualan

5. Meningkatkan jumlah customer

6. Memudahkan mendapatkan data penjualan

5. SI Akun

Tansi

1. Memudahkan dalam penentuan anggaran

2. Memudahkan dalam pembuatan laporan keuangan

3. Memudahkan dalam mengoptimalkan modal

6. SI pengontrolan dan pengendalian kinerja

1. Meningkatkan efektivitas setiap divisi

2. Meningkatkan kinerja setiap divisi

3. Memudahkan dalam pembuatan laporan setiap divisi

5. Portofolio Aplikasi SI Masa Mendatang

Tabel 10 Portofolio Aplikasi SI Masa Mendatang

Strategic High Potential

Website

SI Pemasaran

SI Penjualan

KMS

DSS

Helpdesk

SI Akuntansi

e-CRM

Ms. Office

E-mail

e-HRM

SI Pengontrolan dan Pengendalian Kerja

Key Operational Support

6. Strategi TI a. Usulan Jaringan Komputer

Notebook

Direktur

Server Aplikasi

Printer - Scanner

Server Database

PC-3

Div Keuangan

Printer

Firewall

Router

Internet

PC-7

Programmer

PC-6

System Analist

Switch

PC-2

Div SDM

PC-5

Div Operasional

PC-1

Sekretaris

PC-4

Div Marketing

Wifi Access Point

Gambar 7 Usulan Jaringan Komputer

b.Kebutuhan Hardware - 7 buah Personal Computer (PC) - 1 unit application server - 1 unit database server - 1 unit switch - 1 unit router - 1 unit wifi access point - 1 unit printer Canon MP258 3in1 (printer, scanner and

copier) - Ruang kerja divisi IT dan ruang server full air

conditioner (AC).

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan pada hasil dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan strategis sistem informasi ini dibuat untuk membantu PT. Optima Trading dalam merencanakan hal-hal strategis yang akan membantu PT. Optima Trading dalam mencapai tujuan bisnisnya.

2. Adanya penambahan struktur organisasi pada bidang SI/TI ditujukan agar dapat lebih meningkatkan kinerja PT. Optima Trading

3. Perencanaan strategis sistem informasi yang dihasilkan mampu membantu PT. Optima Trading dalam pembuatan laporan yang lebih baik dan berkualitas sehingga data-data yang diperlukan tidak diketik satu per satu.

Page 60: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

56

4. Perencanaan strategis SI/TI pada PT. Optima Trading ini diharapkan juga dapat meningkatkan keunggulan bersaing di antara perusahaan sejenis.

B. Saran Saran yang dapat dihasilkan untuk penelitian selanjutnya

ialah:

1. Perencanaan strategis sistem informasi pada PT. Optima Trading masih dapat dilakukan dengan menggunakan metodologi lain seperti metode Be Vista Planning,

Wetherbe atau Tozer sehingga didapatkan hasil analisis lain yang dapat dijadikan perbandingan dan referensi.

2. Perencanaan strategis sistem informasi ini dapat dikembangkan dengan melakukan analisis pada tahap yang lebih luas seperti cost benefit analysis dari investasi aplikasi yang harus dibangun.

3. Perencanaan strategis sistem informasi PT. Optima Trading ini disarankan dapat dikembangkan lagi sampai dengan tahap rencana implementasi

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adelina, C, Setiawan, HP dan Aji, YM. 2012.

Perencanaan Strategi Sistem Informasi Enterprise

Resources Planning (ERP) dengan Metode Business

Process Management (BPM) pada PT Estetika Se

Laras (Departemen Human Resources dan General

Affair). (Skripsi S1 Jurusan Sistem Informasi,

Universitas Bina Nusantara, Jakarta).

[2] Atmaja, WHK. 2002. Penyusunan Metodologi

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis

Value Bisnis (Be Vista Planning) dalam Rangka

Meningkatkan Peran Strategis Sistem Informasi pada

Suatu Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

[3] Bryson J.M. 2011. Strategic Planning for Public and

Non-Profit Organization. NewYork: John Wiley &

Son.

[4] Hariansyah, Bayu. 2011. Perencanaan Strategis Sistem

Informasi pada Perusahaan Otomotif: PT. XYZ.

(Thesis Sekolah Pascasarjana Jurusan Teknologi

Informasi, Universitas Indonesia).

[5] Jogiyanto, HM. 2005. Sistem Informasi Strategik.

Yogyakarta: Andi.

[6] Kharisvan, A, Saragih, RBH dan Simanullang, RP. 2010.

Perencanaan Strategi Sistem Informasi di Perum

BULOG. (Skripsi S1 Jurusan Sistem Informasi,

Universitas Bina Nusantara, Jakarta).

[7] Lubis, Daner Jerman. 2011. Tipe atau Bentuk

Organisasi.

http://zeincom.wordpress.com/2011/10/23/tbo/feed/

[Diakses: 29 November 2013, 21:09]

[8] McLeod R. 2001. Sistem Informasi. Jakarta:

Prenhallindo.

[9] Nazir, MB. 2005. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia

Indonesia.

[10] Pearce J.A. Robinson R.B. 2000. Strategic

Management: Formulation, Implementation and

Control. New York: McGraw-Hill.

[11] Pearlson KE, Saunders ICS. 2009. Strategic

Management Information System. Fourth Edition. New

York: John Wiley & Sons.

[12] Porter M.E. 1996. Competitive Strategy: Technic for

Analyzing Industries and Competitors. New York:

FreePress.

[13] Prayitno. 2007. Kajian Perencanaan Strategis Sistem

Informasi dalam Organisasi Militer: Studi Kasus TNI

Angkatan Udara. Jakarta: Universitas Indonesia.

[14] Pudjadi T, Kristanto, Tommy A. 2007. Analisis untuk

Perencanaan Strategis Sistem dan Teknologi pada PT.

Ritrans Cargo. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Information. Yogyakarta: Andi.

[15] Pujanto, M, Hasiholan, RO dan Reinaldo, R. 2011.

Perencanaan Strategi Sistem dan aTeknologi Informasi

pada PT. Citra Utama Anugerah Nusantara dengan

Menggunakan Metode Enterprise Architecture.

(Skripsi S1 Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina

Nusantara, Jakarta).

[16] Raharjo, DA, Gerialdo dan Hafiz, M. 2012.

Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

pada PT. Kurongkor Medika dengan Pendekatan

Metode Enterprise Architecture. (Skripsi S1 Jurusan

Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara,

Jakarta).

[17] Rangkuti F. 1998. Analisis SWOT Tehnik Membedah

Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

[18] Rapiyadi, Pujoko. 2009. Perencanaan Strategis Sistem

Informasi pada Direktorat Jenderal, Mineral, Batubara

dan Panas Bumi. (Thesis Sekolah Pascasarjana Jurusan

Teknologi Informasi, Universitas Indonesia).

[19] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen.

Yogyakarta: Andi.

[20] Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi.

Yogyakarta: Andi.

[21] Turban E. Rainer RK. Potter RE. 2003. Introduction to

Information Technology (8th ed.). New York: John

Wiley & Sons.

[22] Urumsah D. 2005. Perencanaan Strategik Sistem

Informasi dan Proses Pembelajarannya di Organisasi.

(Jurnal Siasat Bisnis No. 10 Vol. 1).

[23] Ward J, Peppard J. 2002. Strategic Planning for

Information System, 3rd ed. New York: John Wiley &

Sons.

[24] Ward J, Peppard J. 2003. Strategic Planning for

Information System, 3rd ed. New York: John Wiley &

Sons.

[25] Warsuta, Bambang. 2010. Perencanaan Strategis

Sistem Informasi: Studi Kasus Rumah Sakit Daerah

Ciawi. (Thesis Sekolah Pascasarjana Jurusan

Teknologi Informasi, Universitas Indonesia).

[26] Wedhasmara A. 2007. Langkah-Langkah Perencanaan

Strategis Sistem Informasi dengan Menggunakan

Page 61: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

57

Metode Ward Dan Peppard. Palembang: Universitas

Sriwijaya.

[27] Wedhasmara, Ari. 2008. Perencanaan Strategis Sistem

Informasi pada Organisasi Pemerintah Daerah (Studi

Kasus: Pemda Kab. Purwakarta). (Thesis Sekolah

Pascasarjana Jurusan Teknologi Informasi, Universitas

Indonesia).

[28] Wijaya, Andri. 2010. Perencanaan Strategis Sistem

Informasi SMA Kusuma Bangsa Palembang. (Thesis

Sekolah Pascasarjana Jurusan Teknologi Informasi,

Universitas Indonesia).

Page 62: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

58

Rancang Bangun Business Support Monitoring System Pada Pawning

Division Di Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat

Mutiara Dewia, Syopiansyah Jaya Putra

b, Rinda Hesti Kusumaningtyas

c

Program Studi Sistem Informasia,b,c

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan

[email protected], [email protected]

b, [email protected]

c

Abstract - Some strategies support business activities

implemented to achieve business goals . PT Bank Syariah

Mandiri ( BSM ) is a corporate banking activities with the

principles of Islamic banking which has a network of 764

offices by the end of 2012 . One of the company's strategy is

to apply information technology become a basic necessity in

doing any transactions , especially in the business world .

Monitoring is an important component in controlling the

execution of a program or business that is running , but the

implementation of monitoring becomes problematic when

the systems are used not integrated thus causing difficulties

for the branch office or headquarters in the conduct of

business communication . It also takes a long time to work in

a central office employee position KLG monitoring , training

lien and lien monitoring infrastructure needs . In addition ,

the captured data is difficult to control because it is stored in

several places gave rise to problems in data integrity . Some

of the problems outlined so that the monitoring system

support lien be an alternative in achieving the focus of the

monitoring , which reach levels between headquarters and

branch offices and branch offices . System development

method used is Object Oriented Analysis and Design with

Model Rapid Application Development ( RAD ) . The design

of the system is done with the notation Unified Modeling

Language ( UML ) . Phase coding system is done using PHP

and MySQL . The results of this research is a system that

can monitor the parameters of supporting the

implementation of the pawn business at pawn service

counters scattered branches and sub-branches of BSM .

Keywords : BSM , Monitoring , Busines Support , Object

Oriented Analysis Design , Rapid Application Development ,

Unified Modeling Language

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Teknologi informasi mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuhan suatu perusahaan dan dianggap menjadi sebuah kebutuhan dasar dalam melakukan setiap transaksi khususnya dalam dunia bisnis. Beberapa organisasi di Indonesia banyak memanfaatkan peluang bisnis dengan perkembangan sektor perbankan di Indonesia dimana bank-bank yang ada berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanannya guna menarik nasabah baru dan juga untuk

menjaga loyalitas nasabah lama. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha bank dengan prinsip perbankan syariah. Produk-produk yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri juga menjadi nilai jual tinggi dan salah satu produknya yaitu gadai syariah dengan menjalankan praktik utang piutang dengan jaminan barang. Beberapa strategi pendukung kegiatan bisnis diterapkan perusahaan untuk melakukan pemantauan yang dijalankan secara terus menerus atau secara berkala selama pelaksanaan program. Aktivitas seperti ini biasa disebut dengan kegiatan monitoring yakni bertujuan agar perusahaan dapat menilai kemajuan dalam pelaksanaan program yang sedang berjalan.

Fokus monitoring yakni akuntabilitas penyampaian dari input program yang bertujuan untuk mencapai fokus tersebut sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting sebagai stakeholder dalam kemajuan sebuah bisnis. Business Support adalah sebuah bagian dari Pawning Division pada kantor pusat BSM yang kegiatannya melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan internal perusahaan. Business Support bertanggung jawab dalam mencapai fokus dari monitoring untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan. Namun demikian, perusahaan besar sekalipun belum tentu mampu menerapkan teknologinya secara efektif.Penerapan hubungan antara kantor pusat (Pawning Division) dalam melakukan monitoring pendukung kegiatan gadai di kantor cabang masih dirasakan sulit, karena belum semua lapisan dari kegiatan bisnis terintegrasi secara sempurna. Akibat dari masalah-masalah yang terkait dengan monitoring pendukung bisnis gadai diantaranya terjadi ketidakjelasan status posisi pegawai KLG pada suatu konter layanan gadai di kantor cabang ataupun kantor cabang pembantu. Kantor cabang sulit menghubungi kantor pusat dalam melakukan permintaan kebutuhan khusus infrastruktur gadai karena media yang digunakkan masih manual yakni dengan telepon dan surat. Sulitnya mengetahui dengan pasti status pegawai KLG yang belum melakukan training khusus mendukung bisnis gadai karena data yang ditangkap tidak mampu menunjukkan dengan jelas mana prioritas pegawai KLG yang perlu di-training. Hal ini berimbas karena tidak adanya sistem penyimpanan hasil monitoring, dimana data disimpan dibanyak tempat sehingga terjadi kelebihan data dan menimbulkan masalah dalam hal integritas data. Akumulasi dari masalah-masalah tersebut akan menurunkan produktifitas kerja pegawai sebagai pelaku bisnis dan meningkatkan terjadinya kesalahan-kesalahan ketika penginputan ataupun kesalahan saat meng-update data (human error). Untuk itu,

Page 63: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

59

keselarasan kerja antara sistem dan pelaku bisnis dalam sebuah divisi menjadi inti penting sehingga mampu menyokong dan mendukung kemajuan perusahaan.

Dengan melihat uraian dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini dirancang guna membantu pegawai bagian Business Support pada Pawning Division dalam me-monitor kebutuhan pendukung bisnis gadai di kantor-kantor cabang maupun kantor cabang pembantu. Oleh karena itu, judul penelitian yang diajukan yakni “Rancang BangunBusiness

Support Monitoring System pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Kantor Pusat”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Pihak kantor cabang sulit menghubungi kantor pusat dalam melakukan permintaan infrastruktur gadai.

2. Menghabiskan waktu kerja dan proses yang lama dalam melakukan monitoring kantor cabang, karena media yang digunakan hanya berupa telepon dan surat.

3. Data yang ditangkap atau disimpan dibanyak tempat sehingga menimbulkan masalah integritas data.

Berdasarkan identifikasi tersebut, permasalahan yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat sistem monitoringsupport gadai bagian Business Support pada Pawning Divisiondi kantor pusat BSM?

C. Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka batasan

masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Perancangan sistem monitoring ini digunakan dan dikelola oleh pihak internal bagian Business Support pada Pawning Division.

2. Sistem ini hanya bertanggung jawab terhadap monitoring datapendukung bisnis gadai (Business Support) pada Pawning Division, tidak termasuk dalam monitoring pengembangan bisnis (Business Development) maupun monitoring pada bagian Quality Assurance.

3. Sistem ini hanya terdiri dari 3 indikator utama monitoring dalam pendukung bisnis gadai yakni monitoring posisi pegawai KLG, tidak sampai pada proses pemenuhan pegawai KLG. Monitoring kebutuhan infrastruktur gadai, namun tidak sampai pada proses pengadaan. Monitoring status training khusus untuk pendukung bisnis gadai, namun tidak sampai pada proses pelaksaan training gadai

4. Metode yang digunakan pengembangan sistem ini adalah Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) (Kendall & Kendall, 2010). Pada tahap implementation hanya sampai pada tahap pengujian sistem monitoring, namuntidak sampai penerapan sistem maupun pemeliharaan sistem.

5. Tools dari pengembangan sistem ini adalah Unified Modelling Language (UML) dengan aplikasi Star UML dan Microsoft Visio sebagai media pembuatan desain. Bahasa pemrograman PHP dengan aplikasi Dreamweaver dan MySQL sebagai tools pembuatan database.

6. Tidak membahas masalah keamanan data dan jaringan pada sistem monitoring selain login sebagai alat pengakses sistem.

D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan:

1. Memiliki sistem monitoring yang terintegrasi antara kantor cabang BSM dan kantor pusat (Pawning Division) dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan gadai.

2. Sistem monitoring support gadai ini untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan internal gadai dalam mendukung proses bisnis di kantor cabang seperti pemenuhan pegawai konter layanan gadai (KLG) di kantor cabang, pendataan kebutuhan infrastruktur, pendataan terhadap training gadai.

3. Sistem ini memiliki penyimpanan hasil monitoring dalam bentuk database yang menawarkan keuntungan penyimpanandata dalam format yang fleksibel dan dapat digunakan saat dibutuhkan.

4. Sistem ini memiliki fasilitas tulis memo dan pesan sebagai fiture dalam mempermudah alat penghubung pada sistem monitoring ini.

E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran umum proses monitoring bagian Business Support yang dilakukan di kantor pusat Bank Syariah Mandiri yakni Pawning Division dalam mendukung kegiatan gadai di kantor-kantor cabang.

2. Mempermudah bagian Business Support dalam memonitor kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan gadai sehingga mempercepat pekerjaan bagian Business Support tersebut.

3. Dapat memberikan akses berbagai informasi monitoring kebutuhan terhadap infrastruktur gadai dan pemenuhan pegawai KLG kantor cabang, selain itu dapat mengetahui update data training pegawai KLG di kantor cabang.

5. Mengurangi masalah human error dalam melakukan penginputan data dari hasil monitoring gadai.

6. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan sistem monitoring.

F. Metode Penelitian Metode penelitian di dalam skripsi ini menggunakan dua jenis metode, yaitu:

1. Metode Pengumpulan Data

Page 64: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

60

Dalam pengumpulan data penulis melakukan dua hal:

a. Studi Pustaka

Data dan informasi yang diperoleh berasal dari buku-buku, referensi jurnal-jurnal atau artikel internet, serta literatur sejenis lainnya guna membantu dalam penelitian sistem monitoring sehingga menjadi acuan pembahasan dalam masalah ini.

b. Studi Lapangan

− Observasi

Melakukan pengamatan dan terlibat langsung dalam kegiatan lapangan yang berhubungan dengan studi kasus yang dihadapi.

− Interview/wawancara

Wawancara dapat dilakukan untuk mencapai beberapa atau semua tujuan berikut: menemukan fakta, validasi fakta, kejelasan fakta, antusiasme, mendapatkan pengguna yang terlibat, mengidentifikasikan persyaratan, menyatukan berbagai ide dan opini.

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design) dengan model pengembangan Rapid Application Development (pengembangan aplikasi cepat) dan UML sebagai tools yang digunakan (Kendall & Kendall, 2010). Metode yang digunakan untuk model Rapid Application Development.

II. LANDASAN TEORI

A. Konsep Rancang Bangun

Rancang adalah mengatur segala sesuatu sebelum bertindak (merencanakan sesuatu). Bangun adalah sebuah bentuk. Jadi rancang bangun merupakan desain bangunan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002).

B. Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu (Jogianto, 2009).

Dengan demikian, secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling terorganisasi (Al-Fatta, 2007).

2. Informasi

Informasi juga dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogianto, 2005).

C. Konsep Dasar Sistem Monitoring

Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi (berdasarkan indikator yang ditetapkan) secara sistematis dan kontinyu tentang kegiatan program atau proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan program atau proyek itu selanjutnya.

Monitoring secara umum dapat diartikan sebagai fungsi manajemen yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berlangsung mencakup aspek-aspek antara lain:

• Penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya (fokus pada input, proses dan output)

• Pelaporan tentang kemajuan

• Identifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan.

Monitoring merupakan fungsi yang bertujuan melanjutkan terutama untuk menyediakan manajemen proyek dan stakholders utama dari program berkelanjutan atau proyek dengan indikasi awal kemajuan, atau kekurangan proyek, pencapaian program atau tujuan proyek (Gudda, 2011).

(Bamberger dan Hewitt, 1986) mendefinisikan monitoring sebagai: "kegiatan proyek internal yang dirancang untuk memberikan umpan balik secara tetap pada kemajuan proyek, masalah yang dihadapi, dan ketepatgunaan dengan yang diimplementasikan" (Gudda, 2011).

Menurut Bamberger dan Hewitt (1986) sistem monitoring dan evaluasi dapat menjadi efektif jika:

1. Memberikan umpan balik yang konstan hingga sejauh mana proyek tersebut mencapai tujuan mereka

2. Mengidentifikasi masalah potensial pada tahap awal dan mengusulkan solusi alternatif.

3. Memantau aksesibilitas proyek untuk semua sektor dari populasi target

4. Memantau ketepatgunaan proyek 5. Mengevaluasi 6. Memberikan pedoman untuk perencanaan proyek masa

depan 7. Memperbaiki desain proyek 8. Memasukkan pandangan stakeholder 9. Mendeskripsikan kebutuhan untuk koreksi di pertengahan

proyek Akibatnya monitoring berkonsentrasi pada:

• Sumber daya

• Kegiatan

• Tujuan (hasil, tujuan pembangunan tujuan)

• Asumsi utama

Page 65: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

61

Sedangkan sistem monitoring merupakan sistem yang didesain untuk bisa memberikan feedback ketika program sedang menjalankan fungsinya. Feedback dimaksudkan untuk memberikan informasi atau keadaaan sistem pada saat itu. Sistem monitoring merupakan kumpulan prosedur dan program untuk mengkomputasi sistem informasi yang didesain untuk mencatat dan mentransmisikan data berdasarkan informasi yang diperloleh. Sistem monitoring adalah kumpulan fitur informatif yang memberikan informasi mengenai apa saja yang terjadi dengan sistem yang dimonitor.

D. Konsep Dasar Analisis dan Desain Sistem

1. Konsep Analisis Sistem

Analisis sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka (Whitten et al., 2004).

Beberapa pendekatan analisis sistem yang lebih populer, berikut pendekatan-pendekatan tersebut:

a. Analisis Terstruktur (Structure Analysis)

Analisis terstruktur adalah sebuah teknik model driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mengidentifikasi persyaratan-persyaratan bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya.

b. Teknik Informasi (Informastion Engineering)

Teknik informasi adalah sebuah teknik model driven dan berpusat pada data, namun sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisis dan mendesain sistem informasi.

c. Discovery Prototyping

Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick and dirty (bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan tersebut.

d. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)

Analisis berorientasi objek adalah sebuah teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses ke dalam konstruksi yang disebut objek. Model OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi antar objek (Whitten et al., 2004).

2. Konsep Desain Sistem

Desain sistem adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (desain analisis sistem) yang merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah sistem yang lengkap (Whitten et al., 2004).

Terdapat beberapa strategi atau teknik untuk melakukan desain sistem strategi dan teknik yang terbaru saat ini adalah

Object Oriented Design (OOD) yakni teknik perluasan dari strategi analisis berorientasi objek.

E. Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and Design)

Salah satu klaim pendekatan berorientasi objek dalam pengembangan sistem adalah transisi yang mulus (seamless) dari dunia eksternal menjadi objek-objek software. Pengembangan berorientasi objek memerlukan keterampilan untuk analisis, perancangan, pemrograman dan pengujian berorientasi objek. Analisis dan perancangan berorientasi objek merupakan bagian kritis dalam pengembangan sistem berorientasi objek (Hariyanto, 2004).

1. Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek

Pemodelan objek adalah suatu metodeuntuk menggambarkan struktur sistem yang memperlihatkan semua objek yang ada pada sistem (Nugroho, 2002).

a. Objek dan Kelas

Objek adalah orang, tempat, benda, kejadian, atau konsep-konsep yang ada didunia nyata yang penting bagi suatu aplikasi (software dan/atau sistem informasi). Kelas didefinisikan sebagai kumpulan atau himpunan objek dengan atribut atau properti yang mirip, perilaku (operasi) yang mirip, serta hubungan dengan objek yang lain dengan cara yang mirip (Nugroho, 2002).

b. Link dan Asosiasi

Link adalah hubungan fisik atau konseptual antar objek. Asosiasi dan link tidak terbatas pada hubungan satu ke satu, tetapi juga bisa diterapkan pada hubungan-hubungan yang lain.Multiplisitas menunjukkan jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek yang lain. Agregasi adalah hubungan “bagian-dari” atau bagian ke-keseluruhan. Agregasi merupakan suatu bentuk khusus dari suatu asosiasi(Nugroho, 2002).

c. Generalisasi dan Pewarisan

Generalisasi serta pewarisan adalah suatu cara yang sangat berdayaguna untuk berbagi apa yang dimiliki suatu kelas (atau objek) bagi kelas-kelas (atau objek-objek) yang lain (Nugroho, 2002).

2. Tools Pengembangan Sistem

Unified ModelingLanguage (UML) adalah keluarga notasi grafis yang didukung oleh meta-model tunggal, yang membantu dalam menggambarkan dan merancang sistem software, khususnya sistem software yang dibangun dengan menggunakan pemrograman berorientasi objek (OO) (Fowler, 2004).

Beberapa literatur menyebutkan bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, sedangkan literatur yang lain menyebutkan delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram komunikasi, diagram urutan digabung menjadi diagram interaksi. Jenis diagram tersebut antara lain:

Page 66: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

62

1. Diagram Use Case

Diagram Use case menggambarkan sistem sebagai sebuah kumpulan use case, pelaku (pengguna), dan hubungan keduanya. Diagram ini mengkomunikasikan lingkup kejadian bisnis yang harus diproses oleh sistem (Whittenet.al., 2004).

a. Use Case

Pemodelan use case adalah proses pemodelan fungsi-fungsi sistem dalam konteks peristiwa bisnis, siapa yang mengawasinya, dan bagaimana sistem itu merespon hal tersebut.

b. Pelaku (Actor)

Actor atau pelaku adalah use case yang diawali atau dipicu oleh pengguna eksternal. Relationship

Hubungan antara seorang pelaku dan satu use case terbentuk kapanpun use case menggambarkan interaksi antara keduanya. Hubungan ini disebut association atau asosiasi.

Gambar 2.6 Contoh Use Case Diagram

2. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)

Diagram Aktivitas (Activity Diagram) bersifat dinamis. Diagram aktivitas adalah tipe khusus dari diagram status yang memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem (Widodo dan Herlawati, 2011).

Pilih menu infrastruktur

Checklist kebutuhan infrastruktur

Simpan

Gambar 2.7 Contoh Activity Diagram

3. Diagram Kelas (Class Diagram)

Diagram kelas menggambarkan struktur objek sistem. Diagram ini menunjukkan kelas objek yang menyusun sistem dan juga hubungan antara kelas objek tersebut (Whitten et al., 2004).

Bussiness_support

+id_BS+password+username

+add()+edit()+delete()

Infrastruktur

+kode_peralatan+parameter+nama_parameter+check+keterangan

+view()+checklist()+save()

0..*1..*

Gambar 2.8 Contoh Class Diagram

4. Merancang Sequence Diagram

Sequence Diagram menggambarkan bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi. Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima di antara objek dan dalam sekuensi apa (Whitten et al., 2004).

: Bussiness Support

InfrastrukturForm_infrastruktur

1 : pilih form infrastruktur()2 : mengambil database infrastruktur()

3 : menampilkan database()4 : menampilkan monitor infrastruktur()

Gambar 2.9 Contoh Sequence Diagram

F. Model Rapid Applicaion Development

Pengembangan aplikasi cepat (RAD) adalah sebuah pendekatan berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup metode pengembangan serta software (Kendall & Kendall, 2010).

a. Perencanaan Persyaratan

Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalammembangun sistem dengan mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem, dan berorientasi pada pemecahan masalah bisnis (Kendall & Kendall, 2010).

b. Desain Workshop RAD

Fase desain workshop RAD adalah mendesain dan memperbaiki fase yang paling dapat digolongkan sebagai workshop. Selama workshop desain RAD, pengguna merespon prototipe kerja yang sebenarnya dan analis memperbaiki modul yang dirancang (menggunakan beberapa software) berdasarkan tanggapan pengguna (Kendall & Kendall, 2010).

c. Implementasi Sistem

Sebagai sistem yang dibangun dan disempurnakan, sistem baru atau sistem parsial diuji dan diperkenalkan kepada organisasi ketika membuat sistem baru, tidak ada kebutuhan untuk menjalankan sistem lama secara paralel (Kendall & Kendall, 2010).

G. Database Management System

1. Basis Data (Database) Basis data dapat juga disebut database, adalah sekumpulan informasi yang sangat kompleks yang berguna untuk mengatur semua data yang ada di dalamnya sehingga dapat diakses oleh pengguna dengan cepat dan mudah (Nugroho, 2005).

2. Sistem Manajemen Basis Data Sistem Manajemen Basis Data atau DBMS (Databases Management System) adalah software untuk mendefinisikan, menciptakan, mengelola dan mengendalikan pengaksesan basis data. Fungsi sistem manajemen basis data saat ini yang

Page 67: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

63

paling penting adalah menyediakan basis untuk sistem informasi manajemen.

Tujuan utama sistem manajemen basis data adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari basis data. Sistem manajemen basis data berperan memberi abstraksi data tingkat tinggi ke pemakai. Sistem manajemen basis data adalah perangkat kunak yang dirancang untuk membantu pengelolaan dan pemakaian koleksi data yang besar. Pemakaian berurusan dengan abstraksi tingkat tinggi yang lebih akrab, nyaman dan fleksibel bukan rincian fisik penyimpanan data (Hariyanto, 2004).

H. Black Box Testing

Pengujian Black box disebut juga pengujian behavioral, yang berfokus pada kebutuhan fungsional software. Black box mencoba untuk menemukan kesalahan dalam kategori berikut:

1. Fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan antarmuka 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database

eksternal 4. Perilaku atau kesalahan kinerja 5. Inisialisasi dan terminasi kesalahan.

Tidak seperti white box yang dilakukan pada awal proses pengujian, pengujian black box cenderung diterapkan selama tahap-tahap akhir pengujian. Black box pengujian sengaja mengabaikan struktur kontrol, perhatian difokuskan pada domain informasi (Pressman, 2004).

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

Dalam kegiatan ini dilakukan pengamatan dengan melihat secara langsung proses bisnis yang berjalan pada Pawning Division (dulu bernama Desk Pegadaian) di Bank Syariah Mandiri Pusat khususnya pada bagian Business Support. Pada tanggal 5 Februari – 5 April 2013, tempat di Bank Syariah Mandiri Pusat dan hasil yang dicapai adalah melihat proses bisnis yang terjadi, dan melihat segala kegiatan atau mencari data yang diperlukan untuk penelitian.

Kegiatan pengamatan ini dilakukan dibawah pengawasan Bapak Asraf selaku kepala bagian bussiness support pada Pawning Division (PWD). Kegiatan pengamatan ini berjalan 2 (dua) kali dalam seminggu. Beliau memberikan data pengamatan untuk keperluan pembangunan sistem monitoring. Datayang didapat antara lain data infrastruktur gadai (berupa dokumen atau peralatan gadai) yang mana infrastrukur tersebut diperlukan oleh setiap Kantor Layanan Gadai (KLG) di cabang sebagai instrumen penting dalam menjalankan kegiatan bisnis gadai. Selain itu,update daftar KLG yang disertai kelengkapan pegawai KLG (officer gadai dan penaksir gadai) serta pemenuhan training untuk pegawai KLG. Semua hal tersebut dimonitor pada periode waktu tertentu.

2. Metode Studi Pustaka Metode studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-

buku yang berkaitan dengan materi penelitian. Buku-buku tersebut antara lain Systems Analysis and Design, UML Distilled, Sistem Manajemen Basis Data Pemodelan, Perancangan, dan Terapannya, Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi, Menggunakan UML, Metode Desain dan Analisis Sistem, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Manajemen Strategik, Akad dan produk Bank Syariah dan lain sebagainya.

Dalam pengumpulan data, ada beberapaliteratureyang dapat dipelajari dari konsep yang berhubungan dengan topik dari penelitian ini, berikut bebrapa literatur tersebut: 1. “Konfigurasi Network Monitoring System Jaringan

LAN dan WAN Fakultas Sain dan Teknologi” 2. “Sistem Monitoring Sumber Daya Hardware Berbasis

Webuntuk Public Cluster LIPI” 3. “Sistem Implementasi Monitoring Manajemen Produk

dan Personalia pada Toko Bu Eri 4. “Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring

Perkembangan Proyek Berbasis Web Menggunakan Teknologi Open Source”

5. “Manajemen Sistem Monitoring Dalam Rangka Penertiban dan Pengaturan Frekuensi Radio Nasional”

3. Metode Wawancara

Wawancara pada penelitian ini dilakukan dengan cara diskusi oleh beberapa narasumber guna mendapatkan informasi terkait dengan sistem monitoring yang akan dibangun, diantaranya Bapak Harie Suwarjono selaku kepala People Development pada bagian Business Support. Bapak Andre selaku kepala Infrastructure bagian Business Support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat. Kegiatan wawancara ini, dilaksanakan pada tanggal 5 Februari – 19 Februari 2013, bertempat di area kerja bagian Business Support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat. Selain melakukan wawancara dengan pihak kantor pusat yakni Pawning Division, wawancara juga dilakukan pada salah satu kantor cabang Bank Syariah Mandiri cabang ciputat dibawah bimbingan Bapak Bowo selaku pelaksana penaksir gadai pada kantor cabang ciputat yaitu tanggal 24 Juni 2013 di area kerja konter layanan gadai. Hasil wawancara ini berguna untuk memperoleh datayang diperlukan dalam pembangunan sistem.

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan, pengumpulkan informasi tersebut mengenai:

1. Struktur Organisasi pada Pawning Division (PWD) di Bank Syariah Mandiri Pusat memuat tentang struktur organisasi pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri.

2. Sistem yang sedang berjalan bagian Business Support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat.

Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam bagian Business Support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat yang berhubungan dengan sistem monitoring.

Page 68: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

64

3. Interaksi antara Pawning Division (PWD) dengan kantor cabang atau kantor cabang pembantu Bank Syariah Mandiri dalam rangka memonitor kelengkapan pendukung kegiatan gadai.

B. Metode Pengembangan Sistem

1 Perencanaan Persyaratan (Requirements Planning)

Dalam tahap ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukandalam mengidentifikasi tujuan dari aplikasi atau sistem, dan berorientasi pada pemecahan masalah bisnis.

Dalam tahap ini, akan menguraikan beberapa hal, yaitu:

1) Gambaran Umum dari Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat seperti sejarah Bank Syariah Mandiri Pusat, Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Pusat, struktur organisasi Bank Syariah Mandiri Pusat, nilai-nilai perusahaan kerja Bank Syariah Mandiri Pusat, serta produk-produk Bank Syariah Mandiri Pusat.

2) Sistem yang berjalan menjelaskan proses bisnis yang dilakukan oleh bussiness support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat dalam melakukan monitoringsupport gadai sebelum adanya sistem monitoring.

3) Sistem usulan yaitu menguraikan tentang beberapa usulan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan.

4) Identifikasi kebutuhan user dan sistem dalam melakukan mengidentifikasi permasalahan dan menentukan tujuan sistem monitoring ini.

2. Desain Workshop RAD

Berikut merupakan tahap membuat desain prototipe dari sistem yang akan dibangun, meliputi:

1) Merancang sistem dengan menggunakan Unified Modelling Language (UML), berikut adalah tahapannya:

a. Desain Proses

− Merancang Use Case Diagram

− Merancang Narasi Use Case

− Merancang Activity Diagram

− Merancang Sequence Diagram b. Desain Database

− Merancang Class Diagram

− Membuat Spesifikasi Database Proses desain sistem notasi UML (Unified Modeling Language) ini menggunakan aplikasi Star UMLsebagai tool system design.

2) Membuat design interface untuk sistem monitoring pada Pawning Division dengan menggunakan softwaremoqups sebagai alat penggambaran interface. 3) Membuat perancangan layout sistem monitoring pada Pawning Division (gambar perancangan terlampir).

3. Implementasi Sistem (System Implementation)

Berikut tahapan implementasi yang terkait dengan penelitian ini:

1) Melakukan pemrograman (pengkodean) sistem monitoringsupport gadai pada Pawning Division menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman.

2) Melakukan pengujian (testing) aplikasi dengan metode Black Box yang terfokus pada apakah unit program memenuhi kebutuhan (requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box testing, cara pengujiannya hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.

C. Kerangka Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

IV. PEMBAHASAN

A. Fase Perencanaan Persyaratan 1. Sistem Berjalan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan terhadap user yang terlibat, maka dapat dijelaskan sistem yang sedang berjalan saat ini pada bagian Business Support pada Pawning Division di Bank Syariah Mandiri Pusat dalam memantau dan mendukung aktivitas bisnis pada kantor cabang maupun kantor cabang pembantu adalah sebagai berikut:

a. Konter Layanan Gadai (KLG) Konter layanan gadai adalah area pada cabang Bank

Syariah Mandiri yang melakukan aktivitas bisnis gadai yang terjadi pada cabang tersebut. Dalam KLG tersebut ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dan didukung guna memperlancar kegiatan gadai syariah, berikut komponen tersebut:

• Pegawai KLG

Page 69: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

65

KLG harus memiliki pegawai KLG seperti office gadai dan penaksir gadai.

• Infrastruktur Ada beberapa infrastruktur dan dokumen yang disediakan oleh Pawning Division untuk pemenuhan infrastruktur dan dokumen KLG. b. Pelatihan Pegawai KLG Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pawning Division untuk mendukung kegitan bisnis gadai. c. Pawning Division (PWD)

Sistem berjalan monitoring pengadaan pegawai KLG dimulai dari bagian People Development yang melakukan pengecekan pemenuhan pegawai KLG, kebutuhan infrastruktur cabang, dan pemenuhan training pegawai KLG dengan menelepon seluruh kantor layanan gadai pada seluruh Outlet BSM yang tersebar di Indonesia. Lalu mencatat hasil monitoring dengan meng-inputMs. Excel.

Setelah hasil monitoring dari masing-masing kategori tersebut di dapat, maka tindak lanjut People Development Section Head menghubungi kantor pusat Human Capital Division (HCD) jika data tersebut berhubungan dengan pemenuhan sumber daya manusia. Business Support mencocokkan data hasil monitoring dengan data yang terdapat pada HRIS (Human Resource Information System). Untuk rotasi atau mutasi pegawai KLG, kantor cabang menghubungi Kanwil masing-masing yakni supervisor Network Division yang mengepalai masing-masing Kanwil BSM. Lalu supervisor Network Division menghubungi PWD untuk konfirmasi persetujuan rotasi atau mutasi pegawai KLG.

Bagian Infrastructure menghubungi kantor pusat Procurement and Services Division (PSD), jika data tersebut berhubungan dengan infrastruktur dan dokumen gadai di kantor cabang. Infrastructure Section Head mengajukan permohonan kirim barang untuk pengadaan kebutuhan infrastruktur cabang. Dalam hal ini PSD yang memberikan anggaran untuk kebutuhan logistik atau peralatan BSM.

People Development menghubungi kantor pusat Learning Center Division (LCD), jika data tersebut berhubungan dengan kegiatan training. LCD memberikanmemo jadwal trainingdan anggaran untuk PWD dalam pengadaan kegiatan trainingkhusus gadai. Namun People Development Section Head hanya memberikan kwitansi dari pembelian keperluan training. Di bawah ini adalah penggambaran mengenai sistem berjalan yang mewakili penjelasan di atas.

Gambar 4.6 Sistm Berjalan pada Business Support

B. Analisis Sistem 1. Analisis Sistem Berjalan

Berdasarkan sistem berjalan yang telah diuraikan sebelumnya, maka ditemukan beberapa kelemahan pada sistem Business Support di antaranya dalam melakukan monitoring kebutuhan support gadai di kantor cabang, seperti pemenuhan pegawai cabang, pemenuhan training, dan kebutuhan infrastruktur gadai masih menggunakan media telepon. Selain itu penyimpanan data hasil monitoring tersebut masih menggunakan Ms. Excel dan tidak ada back up data untuk data pelaporan.

Dari kelemahan sistem tersebut, muncul beberapa masalah di antaranya kegiatan menelepon 350 Outlet gadai pada kantor cabang yang menghabiskan waktu lama karena kegiatan ini berlangsung hingga berhari-hari. Kinerja pegawai Business Support menjadi tidak optimal, karena terforsir oleh kegiatan tersebut. Penyimpanan data pegawai, infrastruktur, dan training yang masih menggunakan Microsoft Excel, dan ini sering ditemukan kesalahan baik human error atau system eror. Hal ini biasa terjadi ketika pegawai salah meng-input manual dalam Microsoft Excel, dan menjadi masalah kompleks karena kantor cabang pada Bank Syariah Mandiri yang sangat banyak dan tersebar hampir di seluruh Indonesia. Akibatnya dari kesalahan tersebut, maka karyawan harus melakukan teleponulang untuk menanyakan hal yang sama ke semua cabang tersebut.

2. Sistem Usulan Sistem usulan monitoring pemenuhan pegawai KLG dimulai ketika People Development memberi pesan kepada kantor layanan gadai di cabang BSM untuk melakukan peng-input-an atau pembaruan data pegawai KLG cabang dan status apakah dicabang tersebut pegawai KLGnya terpenuhi atau tidak. Setelah didapat data dari kantor cabang. Apabila ada cabang yang tidak memiliki penaksir gadai atau officer gadai maka People Development Section Head membuat memo

Page 70: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

66

untuk melakukan request SDM untuk gadai di cabang tersebut. Apabila ada rotasi atau mutasi pegawai gadai, maka PWD memberikan respon untuk konfirmasi perizinan rotasi atau mutasi dengan memo balasan.

Sistem usulan monitoring pemenuhan kebutuhan infrastruktur dimulai ketika Infrastructure Section Head memberi pesan kepada kantor layanan gadai di cabang BSM agar melakukan checklist kebutuhan untuk infrastruktur gadai diatas limit kepala cabang. Setelah didapat data dari kantor layanan gadai, Infrastructure Section Head melakukan konfirmasi approval, kemudian People Development Section Head meng-update kantor cabang yang belum memiliki infrastruktur lengkap. Kemudian People Development Section Head meng-input memo agar mengirimkan barang sesuai list infrastruktur yang diajukan oleh Infrastructure Section Head. Setelah itu, Infrastructure Section Head melakukan konfirmasi kembali kepada kantor layanan gadai apabila infrastruktur yang dibutuhkan telah terkirim.

Sistem usulan monitoring pemenuhan training gadai dimulai ketika People Development Section Head memberi pesan kepada kantor layanan gadai di cabang BSM untuk melakukan peng-input-an data pegawai KLG untuk pemenuhan training gadai dan status lulus atau tidak. Selain itu, konter layanan gadai juga dapat mengajukan diri untuk melakukan training gadai kepada Pawning Division. Setelah didapat data dari konter layanan gadai, People Development Section Head melakukan pengecekan data pegawai KLG dalam database training. Apabila belum dilakukan trainingdan perlu dilakukan training pegawai KLG pada cabang tersebut, kemudian People Development Section Head mendaftarkan list pegawai KLG pada masing-masing kantor cabang untuk dibuatkan jadwal. Berikut uraian sistem dari kegiatan monitoring yang diusulkan.

Gambar 4.7 Sistem Usulan Monitoring

C. Design Workshop 1.Use Case Diagram

Gambar 4.8 Use Case Diagram

2. Perancangan Activity Diagram Berikut merupakan diagram yang menggambarkan aliran aktivitas dan terbentuk dari Use Case

Activity Diagram Manage Data Pegawai KLG

Page 71: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

67

Gambar 4.13 Activity Diagram Manage Data Pegawai KLG

3. Perancangan Sequence Diagram

Monitoring dan Manage Posisi Pegawai KLG

Gambar 4.30 Sequence Diagram Monitoring dan Manage PosisiPegawai KLG

4. Class Diagram

Gambar 4.41 Class Diagram

5. Skema Database

Gambar 4.43 Skema Database

6. Perancangan Layout a. Halaman Checklist Kebutuhan Infrastruktur

Page 72: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

68

b. Halaman Update Pegawai KLG

c. Lihat Grafik

d. Monitoring Status Pegawai KLG Gadai

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:

1. Sistem ini dapat menjadi solusi bagi pihak Business Support pada Pawning Division dalam melakukan monitoringsupport gadai pada konter layanan gadai di kantor cabang dan kantor cabang pembantu.

2. Data kebutuhan support gadai dapat langsung diinput oleh masing-masing admin gadai di konter layanan gadai

3. Sistem ini dilengkapi tiga indikator monitoringsupport gadai untuk bagian Business Support yaitu monitoring pemenuhan pegawai KLG, monitoring permenuhan

infrastruktur, serta monitoring pemenuhan training gadai untuk pegawai KLG.

4. Hasil dari monitoring ini dapat langsung terdokumentasi oleh sistem dan dapat di-update sewaktu-waktu.

B. Saran

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik saran-saran sebagai berikut:

1. Sistem monitoring ini tidak hanya digunakan dalam melakukan pendataan support gadai (bussiness support), karena masih dapat dikembangkan untuk monitoring kegiatan bisnis gadai juga (bussiness development).

2. Sistem ini dapat dikembangkan agar dapat memberikan report baik untuk kepala divisi Pawning Division tetapi juga dapat terintegrasi dengan Direksi utama dalam penyajian report bulanan maupun tahunan.

3. Sistem monitoring ini juga dapat diperluas dengan menambahkan hubungan antar kantor divisi berupa fasilitas memo yang saling terintegrasi.

4. Sistem monitoring ini dapat dikembangkan dengan menambahkan grafik untuk pemenuhan pegawai KLG, pemenuhan infrastruktur, dan pemenuhan training gadai.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005. Analisis dan Desain Sistem

Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Fowler, Martin. 2004. UML Distilled. 3th Edition.

Hariyanto, Bambang. 2004. Sistem Manajemen Basis Data

Pemodelan, Perancangan, dan Terapannya. Bandung:

Informatika.

Hikmat, Harry. (2012). “Monitoring dan Evaluasi Proyek”.

[Online].

http://www.slideshare.net/andhika1412/monitoring-dan-

evaluasi.[Diakses 17 September 2013].

Jogianto, HM. 2005. Pengenalan Komputer.Yogyakarta:

ANDI.

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kendall, Kenneth E & Kendall, Julie E. 2010. System Analysis

and Design. 8th Edition.

Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Nugroho, Adi. 2002. Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek.

Bandung: Informatika.

Pressman, Roger S. 2004. Software Engineering : A

Practitioner's Approach, Fifth Edition. The McGraw-Hill

Companies, Inc, Singapore.

Purwanto, Djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Putra, J.S., dan Subiyakto, A. 2006. Pengantar Sistem

Informasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Rai I GA. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik : konsep,

praktik, studi kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Page 73: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

69

Simarmata, Janner. 2007. Perancangan Basis Data.

Yogyakarta: ANDI

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Vidgen, R. T., Avison, D. E., Wood, J. R. G., & Wood-

Harper, A. T., (2002). Developing Web Information

Systems. Butterworth Heinemann.

Whitten JL, Bentley LD, Dittman KC. 2004. Tim Penerjemah

Andi, penerjemah. Jogjakarta: ANDI. Terjemahan dari:

System Analysis and Design Methods.

Widodo PP, Herlawati. 2011. Menggunakan UML. Bandung:

Informatika.

Page 74: JURNAL SISTEM INFORMASI - si.fst.uinjkt.ac.idsi.fst.uinjkt.ac.id/prodi/wp-content/uploads/2015/11/Jurnal-SI-Vol... · Jurnal Sistem Informasi merupakan jurnal keilmuan bidang sistem

JURNAL SISTEM INFORMASI ISSN 1979 – 0767

Vol 7, No 1 Februari 2014

DAFTAR ISI

1 – 8 RANCANG BANGUN PENGEMBANGAN SISTEM JEJARING SOSIAL BERBASIS MOBILE WEB MENGGUNAKAN FRAMEWORK FUSEBOX PADA PT. MANTENBOSHI CREATIVE INDONESIA

Erlan Pratama, Yuni Sugiarti

9 – 19 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBAGAI PERANGKAT PENDUKUNG KEPUTUSAN

DALAM PEMILIHAN WILAYAH PROGRAM (STUDI KASUS: NANGGROE ACEH DARUSSALAM) Eri Rustamaji

20 – 23

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPESERTAAN ASKES DI PT. ASKES (PERSERO) KCU BANDUNG

Meinarini Catur Utami, Widyanasri Shelawaty

24 – 29 SISTEM APLIKASI ALUMNI DAN KARIR PADA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Sarip Hidayatuloh, Hendra Bayu Suseno

30 - 40

AUDIT TATA KELOLA SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 UNTUK EVALUASI MANAJEMEN PADA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

Syahid Zakwan, Suci Ratnawati, Nur Aeni Hidayah

41 - 46 USULAN MODEL TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE DENGAN

MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Weny Sisio Wiyandri, Syopiansyah Jaya Putra, Fitroh

47 – 57

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA PT. OPTIMA TRADING Zukkri Yandi Z, Nur Aeni Hidayah, Elsy Rahajeng

58 – 69

RANCANG BANGUN BUSINESS SUPPORT MONITORING SYSTEM PADA PAWNING DIVISION DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR PUSAT

Mutiara Dewi, Syopiansyah Jaya Putra, Rinda Hesti Kusumaningtyas

PENERBIT Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat 15412 Telp/ Fax. (021) 7493545 / (021) 7493315

Website: http://fst.uinjkt.ac.id