tomi eriawan, deko krismawardana, penataan kawasan sempadan sungai s

16
24 PENATAAN KAWASAN SEMPADAN SUNGAI SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM PENYUSUNAN PANDUAN PERANCANGAN (DESIGN GUIDLINE) DI KOTA TELUK KUANTAN Tomi Eriawan, Deko Krismawardana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bung Hatta Padang Abstrak Kawasan yang dekat dengan pusat kota (CBD) sebagian besar merupakan kawasan transisi yang merupakan kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat desakan aktifitas dan perubahan guna lahan yang cepat. Kawasan permukiman yang terdapat si sepanjang Sungai Batang Kuantan di Kota Teluk Kuantan dan berbatasan langsung dengan kawasan pusat kota, sebagian besar mengalami fenomena ini dan ditambah dengan aktifitas pertambangan pasir (tambang galian C) disepanjang sungai memperparah kondisi lingkungan dan tata ruang kawasan. Studi ini dilakukan untuk mencari alternatif solusi penataan ruang yang sesuai dengan pendekatan Zoning Regulation melalui identifikasi factor yang mempengaruhi aktiftas dan perubahan guna lahan sehingga diperoleh konsep penataan ruang yang baik. Keywords: zoning regulation, kualitas lingkungan, galian tambang PENDAHULUAN Dari sejarahnya, kota bermula dari kawasan yang dekat dengan sumber air, sehingga kawasan pinggir sungai merupakan kawasan awal tempat penduduk bermukim. Tapi belum adanya peraturan yang membatasi jarak minimal rumah dari sungai (garis sempada sungai) menyebabkan permukiman yang ada terlalu dekat dengan sungai dan bangunan-bangunan yang telah ada dan berdiri di sempadan sungai hingga sekarang tidak mungkin di lenyapkan begitu saja walaupun telah menyalahi aturan. Kota Teluk Kuantan yang merupakan Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi dialiri oleh sebuah sungai yang dikenal dengan Batang Kuantan, kawasan permukiman pada awalnya tumbuh di kawasan tepi kuantan karena tanahnya yang subur sehingga bisa mendukung mata pencaharian masyarakat yang dulu didominasi sebagai petani Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai sebagai Pertimbangan dalam Penyusunan Panduan Perancangan (Design Guidenlines) Di Kota Teluk Kuantan, Jurnal Skala Vol.2, No.4, 2012, hlm 24-39

Upload: tomi-eriawan

Post on 03-Aug-2015

431 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Jurnal PWK, Vol 2 Nomor 4 Tahun 2012Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bung Hatta, Padang

TRANSCRIPT

Page 1: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

24

PENATAAN KAWASAN SEMPADAN SUNGAI SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM PENYUSUNAN PANDUAN PERANCANGAN

(DESIGN GUIDLINE) DI KOTA TELUK KUANTAN

Tomi Eriawan, Deko Krismawardana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bung Hatta Padang

Abstrak

Kawasan yang dekat dengan pusat kota (CBD) sebagian besar merupakan kawasan transisi yang merupakan kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat desakan aktifitas dan perubahan guna lahan yang cepat. Kawasan permukiman yang terdapat si sepanjang Sungai Batang Kuantan di Kota Teluk Kuantan dan berbatasan langsung dengan kawasan pusat kota, sebagian besar mengalami fenomena ini dan ditambah dengan aktifitas pertambangan pasir (tambang galian C) disepanjang sungai memperparah kondisi lingkungan dan tata ruang kawasan. Studi ini dilakukan untuk mencari alternatif solusi penataan ruang yang sesuai dengan pendekatan Zoning Regulation melalui identifikasi factor yang mempengaruhi aktiftas dan perubahan guna lahan sehingga diperoleh konsep penataan ruang yang baik. Keywords: zoning regulation, kualitas lingkungan, galian tambang PENDAHULUAN

Dari sejarahnya, kota bermula dari kawasan yang dekat dengan sumber air, sehingga kawasan pinggir sungai merupakan kawasan awal tempat penduduk bermukim. Tapi belum adanya peraturan yang membatasi jarak minimal rumah dari sungai (garis sempada sungai) menyebabkan permukiman yang ada terlalu dekat dengan sungai dan bangunan-bangunan yang telah ada dan berdiri di sempadan sungai hingga

sekarang tidak mungkin di lenyapkan begitu saja walaupun telah menyalahi aturan.

Kota Teluk Kuantan yang merupakan Ibukota Kabupaten Kuantan Singingi dialiri oleh sebuah sungai yang dikenal dengan Batang Kuantan, kawasan permukiman pada awalnya tumbuh di kawasan tepi kuantan karena tanahnya yang subur sehingga bisa mendukung mata pencaharian masyarakat yang dulu didominasi sebagai petani

Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai sebagai Pertimbangan dalam Penyusunan Panduan Perancangan (Design Guidenlines) Di Kota Teluk Kuantan, Jurnal Skala Vol.2, No.4, 2012, hlm 24-39

Page 2: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

25

Koridor jalan K.H Usmar Usman Desa Sawah terdapat di sepanjang sungai dengan kondisi permukiman yang tidak tertata dengan baik terutama di kawasan sempadan sungai, lemahnya regulasi dari pemerintah menyebabkan rumah tumbuh dan berkembang dengan orientasi menghadap jalan sehingga banyak rumah yang dibangun dengan membelakangi sungai, akibatnya sungai yang merupakan sumber air menjadi tempat pembuangan sampah dan akhirnya menurunkan kualitas air sungai. Kondisi ini diperburuk lagi dengan adanya pertambangan pasir yang menggunakan mesin sehingga produktivitasnya menjadi lebih tinggi dan akibatnya polusi semakin besar dan kenyamanan masyarakat terganggu akibat kebisingan yang dihasilkan oleh mesin untuk penambangan pasir tersebut.

Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dijelaskan diatas, maka perlu di susun sebuah panduan perancangan (Design Guideline) untuk Koridor K.H Usmar Usman Desa Sawah ini agar kualitas lingkungan tetap terjaga dan kawasan ini dapat berkembang dengan baik dimasa yang akan datang METODE PENELITIAN Metoda analisa merupakan suatu cara pengolahan data yang telah didapat dari survey primer dan survey

sekunder. Adapun analisis yang dilakukan dalam studi ini adalah : a. Regulasi Analisis ini dilakukan untuk melihat peruntukkan kawasan berdasarkan rencana tata ruang yang levelnya lebih tinggi dari studi yang akan dibahas yaitu RDTR Kota Teluk Kuantan, b. Analisa Fungsi Jalan Analisa ini dilakukan untuk melihat fungsi jalan pada kawasan studi, karena fungsi jalan akan menentukan jenis kegiatan yang mungkin dikembangkan dan sebagai dasar menentukan intensitas bangunan terutama garis sempadan muka bangunan c. Analisa Guna Lahan Eksisting Analisa ini dilakukan dengan melihat fungsi tiap bangunan yang ada sehingga dapat dilihat dari peruntukkannya yang sebagai kawasan permukiman apakah telah berubah menjadi fungsi yang lain d. Analisis Bentuk dan Masa

Bangunan Analisa bentuk dan masa bangunan eksisting dilakukan untuk meilhat tata letak bangunan dan Intensitas bangunan yang terdiri dari : 1. GSB (garis sempadan bangunan) 2. KDB (koefisien dasar bangunan) 3. KLB (Koefisien lantai bangunan)

dan Ketinggian Bangunan 4. GSS (garis sempadan sungai) e. Analisa Sirkulasi dan Parkir Analisa ini dilakukan dengan melihat lebar jaringan jalan yang ada dan

Page 3: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

26

sistem parkir yang diterapkan pada kawasan studi, selain itu akan dilihat juga pola pergerakan kendaraan pada kawasan studi dan moda apa saja yang melalui kawasan studi. f. Analisis dampak kegiatan

pertambangan Dalam analisis ini yang pertama dilihat adalah proses pertambangan, hal ini akan berhubungan dengan kapasitas produksi pertambangan setiap harinya dan kapasitas produksi yang dibatasi oleh pemerintah setempat melalui dinas pertambangan dan energi (jika ada). Pada tahap ini akan dilihat lamanya proses produksi setiap hari karena akan berhubungan dengan pengaturan aktifitas nantinya. g. Cheklist Kriteria Setelah melihat intensitas dan dampak dari pertambangan pasir, maka akan ditentukan kriteria kawasan, yang akan dilakukan dalam analisis ini adalah membandingkan kriteria kawasan permukiman yang baik (ideal) dengan kriteria kawasan permukiman pada lokasi study. Sehingga hasil dari analisa ini merupakan masukan untuk konsep pengembangan nantinya HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan menggunakan metoda analisa dan melihat kondisi elemen perancangan (Pamanfaatan Ruang, Bentuk dan Masa Bangunan serta Sirkulasi dan Parkir) yang ada pada

kawasan studi maka di dapat kondisi kawasan studi adalah sebagai berikut. 1. Regulasi Dari analisa kebijakan tata ruang yang ada untuk Kota Teluk Kuantan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Rencana umum tata ruang tidak

sesuai karena tidak membahas pengembangan kawasan pariwisata sedangkan dalam RDTR pada kawasan sempadan sungai yang memiliki potensi wisata bisa dikembangkan menjadi kawasan waterfront city.

b. Muncul kegiatan yang tidak di atur dalam rencana tata ruang yaitu perdagangan dan jasa serta pertambangan pasir sehingga fungsi kawaasn yang diharapkan dalam rencana tidak bisa diwujudkan dan perlu perubahan fungsi kawasan.

2. Fungsi Jalan Dengan melihat kondisi dan fungsi jalan eksisting dan membandingkan dengan standar kelas jalan serta dimensi jalan untuk tiap kelas jalan maka dapat diketaui : a. Kondisi jaringan jalan tidak sesuai

dengan standar minimum jalan kolektor sekunder menurut UU No.13 Tahun 1980 dan PP No.26 Tahun 1985

Perlu dilakukan pelebaran jalan sebesar 5,5 meter agar jalan yang ada sesuai dengan lebar minimum jalan

Page 4: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

27

kolektor sekunder agar dapat menampung kegiatan di masa yang akan datang. 3. Pola Pemanfaatan Ruang Dengan melihat fungsi dari tiap bangunan maka Koridor KH. Usmar Usman ini dapat dibagi menjadi tiga zona yang dapat dilihat pada table 1. 4. Sirkulasi dan Parkir a. Pola Sirkulasi Jumlah moda yang melewati jalan ini tidak terlalu banyak sehingga tidak terjadi kemacetan, namun dengan dibangunnya jembatan dan pengembangan kawasan sebagai kawasan wisata maka lebar jalan harus sesuai dengan fungsi jalan tersebut. b. Pola Parkir

Pola pemanfaatan ruang dilakukan dengan menghitung kebutuhan parkir

minimum untuk kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum adapaun perhitungan luas kebutuan parkir ini didasari pertimbangan : 1. Perbandingan jumlah kendaraan

yang masuk pada kawasan studi yaitu 40% kendaraan sedang dan 60% sepeda motor

2. Luas lahan efektif adalah luas lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum dikalikan dengan koefisien dasar bangunan yaitu 75%

3. Kebutuhan Ruang Parkir untuk satu unit Sepeda Motor adalah 1,5m² ( 0,75m x 2m) dan kebutuhan ruang parkir untuk satu unit mobil adalah 11,5 m² (2,3m x 5m)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.

Page 5: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

28

Tabel 1 Pembagian Zona Koridor KH. Usmar Usman Kota Teluk Kuantan

No Zona Fungsi Jumlah Bangunan

(Unit)

Alasan Pembentukan Zona

Luas (ha)

1 Zona 1 Rumah 27 Merupakan kawasan dengan fungsi beragam, serta ada issue dikembangkan menjadi kawasan waterfront

1,51 Perdagangan 5 Fasilitas Umum 3

2 Zona 2 Rumah 35 Merupakan kawasan dengan fungsi beragam, dan terdapat aktifitas penambangan,

3.76 Perdagangan 10 Fasilitas Umum 5 Penambangan Pasir 5

3 Zona 3 Rumah 15 Merupakan kawasan dengan fungsi utama permukiman dan pertambangan

3,77 Perdagangan

(aksesoris) 2

Fasilitas Umum - Penambangan Pasir 6

Sumber : Analisa

Gambar 1. Pembagian Zona Koridor

S D 00 5

Jalan A bdul Rauf

Jal an Abd ul R auf

Jala

n S ya rif Qasi m

Jal a

n S ya ri f Q as im

Ben gkel

K ebun

K ebun

K ebun

B engkel

Hot

el S

inta

M A N

Sung

ai B

atan

g Ku

anta

n

Rencana Jembatan

Desa Seberang Taluk

Kel. Pasar

Desa Beringin

K ant or Ke pa la Desa Sa wa h

Dusun Lahan Mulia

Dusun Suka Maju

Dusun Bungur Jaya

M asj id Mu tt aq in

Mushall a

T ower GS M

PETA POLA PEMANFAATAN RUANGKORIDOR KH USMAR USMAN

Legenda :Batas Kawasan Studi

Jalan Aspal

Jalan Desa/ Semenisasi

Sungai

Drainase/ Irigasi

Sumber :

Analisis 2010

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTAPADANG

2010

786 500 787 000 787 500

9 94

1 50

09

942

000

786 500 787 000 787 500

9 94

1 50

09

942

000

M A N

S u ng a i Ba t a ng Ku a nt a n

Sung

ai Ba

t ang K

uant a

n

Sun

gai B

atan

g Ku

a n ta n

9 941 000

786 500 78 7 0 00 787 500 788 000 788 500

9 941 500

9 942 000

9 942 500

9 943 000

9 943 500

Desa

Se b

er an g

Talu k

Kel.

Pas a

r

Des a Be r ing i n

D e sa Be r ing in

De s a Pu la u Koma n gDe sa Pul au Ko ma n g

D us un K er am at

Du su n L a ha n M u lia

D us un S uk a M a ju

D usun B ung ur Ja ya

la ha n

k os on

g

Desa Sawah

Batas Kawasan Permukiman Eksisting

0 1 cm 3 cm 6 cm

50 m 150 m 300 m

Skala 1 : 5.000

Campuran 2 (Zona 2)

Campuran 1 (Zona 1)

Penambangan Pasir (Zona 3)

Bangunan

Gambar 4.2

Zona 1

Zona 2

Zona 3

Page 6: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

29

Tabel 2 Kebutuhan Ruang Parkir Untuk berbagai aktifitas

Koridor KH.Usmar Usman

No Lokasi

Luas lantai efektif (m²)

Standar Kebutu-han SRP

Kebutuhan Ruang Parkir

(m²)

Total Kebutuhan Ruang Parkir

Minimum (m²)

Motor (60%)

Mobil (60%)

1 Ruang Terbuka (Rekreasi) pada Zona 1

6.500 103 SRP /5000 m²

103 93 474 567

2 Perdagangan dan jasa Zona 1 Zona 2

3.000 7.088

3,5-7 SRP/

100 m²

210 248

189 223

966 1.141

1.155 1.364

3 Fasilitas Umum Zona 1 Zona 2

1.125 2.100

1,5-3,5

SRP/ 100 m²

79 74

71 66

362 338

433 404

Sumber : analisa 5. Analisis Intensitas Bangunan

dan Tata Masa Bangunan

a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) Untuk kawasan studi rencana GSB

yang terdapat dalam RDTR yaitu dua meter sesuai digunakan untuk kawasan permukiman saja karena : 1. Sebagai kawasan perumahan maka

harus menyediakan ruang parkir sendiri

2. Kawasan Diperuntukkan Untuk KDB 50-75%, Jika KDB lebih dari dua meter maka KDB yang diharapkan tidak bisa dicapai.

Dengan mempertimbangkan dua hal di atas maka kondisi GSB pada kawasan studi dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3

Garis Sempadan Muka Bangunan Eksisting dan Rencana Koridor KH.Usmar Usman Kota Teluk

Kuantan Zona

GSB Eksisting GSB Rencana M S B M S B

1 Zona 1 2-6 1-3 1-5 2 1,5 2

2 Zona 2 2-10 1-4 1-7 2 1,5 2

3 Zona 3 4-8 8-30 1-15

2 1,5 2

Sumber :Analisa Keterangan : M : Muka S : Samping B : Belakang Melihat perkembangan kawasan maka GSB rencana tidak bisa diterapkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa karena: 1) Kegiatan perdagangan dan

Page 7: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

30

jasa harus menyediakan ruang parkir bagi pengunjung 2) Minimal panjang ruang parkir yang dibutuhkan untuk sebuah mobil penumpang adalah enam meter maka GSB untuk kegiatan perdagangan dan jasa minimal adalah enam meter.

Dengan pertimbangan dua hal di atas maka dapat diketahui GSB untuk kegiatan diluar permukiman yang dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4

Perbandingan Garis Sempadan Bangunan Kegiatan Perdagangan

dan Jasa serta Fasilitas Umum

Kegiatan Jumlah (Unit)

GSB Eksis-ting (m)

GSB Ideal (m)

1 Perdangangan dan Jasa

10 2-5 6

2 Fasilitas Umum

7 2-10 6

Sumber : Analisa b. Koefisien Dasar Bangunan

(KDB) Kawasan koridor KH usmar

Usman merupaka Koridor yang melintasi kawasan permukiman penduduk tergolong dan tergolong jalan kolektor yang dalam tata ruang diperuntukkan untuk 50-75%. Dengan kedalaman rencana untuk panduan perancangan, maka yang menjadi acuan untuk rencana nantinya adalah arahan KDB berdasarkan kelas jalan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.

Koefisien Dasar Bangunan

Kegiatan Perdagangan dan Jasa Serta Fasilitas umum dipengaruhi oleh luas kavling dan kebutuhan ruang parkir. Luas kawasan yang maksimal dapat di bangun untuk kegiatan perdagangan dan jasa serta fasilitas umum adalah ≥75% saja sehingga KDB maksimum untuk kegiatan perdagangan dan jasa ini adalah ≥75% dari luas kavling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel 6.

Pada Tabel 6 terlihat bahwa kegiatan perdagangan dan jasa serta failitas umum yang ada sudah memiliki koefisien dasar bangunan yang sesuai dengan kondisi ideal, sehingga kawasan studi memang sesuai dikembangkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa terutama untuk zona satu dan zona dua

c. Koefisiem Lantai Bangunan dan

Ketinggian Bangunan Untuk mengetahui Koefisienen

Lantai Bangunan dan jumlah lantai bangunan yang sesuai untuk kawasan perencanaan perlu diketehui terlebih dahulu kepadatan kawasan studi, dalam rencana tata ruang kawasan studi termasuk dalam kepadatan rendah yang mana KLB Maksimumnya adalah tiga dan jumlah lantai maksimum juga tiga, dengan melihat kondisi bangunan maka

Page 8: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

31

kawasan studi sudah sesuai dengan kondisi ideal (lihat Tabel 7).

Dari analisa perbandingan pada tabel 7, diketahui bahwa kawasan studi masih memiliki nilai KLB di bawah batas maksimum yaitu 2.25 dengan jumlah lantai maksimum tiga lantai.

Koefisien Lantai Bangunan akan mempengaruhi luas kawasan yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen bagi kegiatan perdagangan dan jasa dan pengunjung bagi fasilitas umum yang ada. Semakin tinggi nilai koefisien lantai bangunan maka akan semakin tinggi pula kebutuhan ruang parkir,

Adapun Koefisien lantai bangunan ideal untuk berbagai kegiatan adalah sebagai berikut 1. Perdagangan adalah 0,75 (1,6 x

KDB) dengan jumlah lantai dua. 2. Fasilitas Umum adalah 1,5 (3 x

KDB) dengan jumlah lantai tiga Adapun perbandingan kondisi eksiting dengan kondisi ideal adalah seperti terlihat dalam tabel 8. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan perdagangan dan jasa memiliki Koefisien Lantai bangunan yang belum sesuai dengan kondisi ideal, hal ini dikarenaka belum adanya aturan yang jelas dalam menentukan intensitas minimum bangunan perdagangan dan jasa maupun fasilitas umum pada kawasan studi.

d. Garis Sempadan Sungai Untuk garis sempadan sungai

akan digunakan garis sempadan sungai ideal menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 63/PRT/1993 karena dalam rencana tata ruang yang ada tidak membatasi garis sempadan yang bisa dibudidayakan dan garis sempadan yang menjadi kawan konservasi sesuai dengan PP no 11 tentang Ruang Terbuka hijau. Untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan kawasan sempadan sungai dapat dilihat pada tabel 9.

e. Analisa Kegiatan Pertambangan

Pasir Kegiatan pertambangan bahan

galian C pada kawasan studi menghasilkan beberapa dampak terhadap lingkungan, baik pada proses produksi maupun pada proses distribusi berupa kebisingan, kekeruhan air sungai dan polusi udara, seperti dijelaskan pada tabel 10.

f. Analisa Perbandingan Kriteria

Analisa perbandingan kriteria ini merupakan analisa untuk membandingkan setiap zona yang ada apakah sudah sesuai sebagai kawasan permukiman atau belum, sehingga bisa diketahui penataan dan pengembangan masing-masing zona. Hasil dari analisis pada sub bab sebelumnya akan dibandingakan dengan kriteria kawasan permukiman

Page 9: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

32

dalam SNI 03-1733-2004. Untuk lebih jelasnya dapat dilhat pada tabel 11.

Tabel 5

Analisa Perbandingan KDB Eksisting, Rencana Koridor KH. Usmar Usman Kota Teluk Kuantan

Kategori Kawasan Zona

KDB Eksisting

(%)

KDB Rencana

(%) Penilaian

Kawasan permukiman di Sepanjang Jalan Fungsi Sekunder yang dekat dengan pusat kota

Zona 1

75-80 50-75% KDB eksisting tergolong sangat tinggi sehingga tidak sesuai dengan rencana tata ruang

Zona 2

60-80 50-75% KDB eksisting tergolong tinggi hingga sangat tinggi sehingga tidak sesuai dengan rencana tata ruang

Zona 3

40-80 50-75% 1. Sebagian besar KDB masih tergolong sedang dan rendah,sehingga sesuai dengan rencana tata ruang.

2. dengan masih banyak kawasan non terbangun pada kawsan ini maka bisa dikembangkanmenjadi kawasan permukiman.

Sumber : Hasil Analisis

Tabel 6 Perbandingan Koefisien Dasar Bangunan Kegiatan Perdagangan dan Jasa

serta Fasilitas Umum Eksisting Koridor KH. USmar Usman Kota Teluk Kuantan

No Kegiatan Jumlah (Unit)

KDB Eksisting

(m) KDB

Ideal (m) Analisa

1 Perdangangan dan Jasa

10 60-80 ≥75 Kegiatan perdagangan dan jasa perlu dilakukan penataan KDB kembali

2 Fasilitas Umum 7 60-80 ≥75 Faslitas umum yang ada perlu dilakukan penataan KDB kembali

Sumber : Analisa 2010

Tabel 7 Analisa Perbandingan KLB Eksisting dan Rencana

Page 10: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

33

No Zona Jumlah lantai

max. Eksisting

Jumlah lantai max. Rencana

KLB Eksisting

max. KLB

Rencana max. 1 Zona 1 2 3 1,5 2,25 2 Zona 2 2 3 1,6 2,25 3 Zona 3 1 3 0,8 2,25

Sumber : Analisa

Tabel 8 Perbandingan Koefisien Lantai Bangunan Kegiatan Perdagangan dan Jasa

serta Fasilitas Umum Eksisting dan Kondisi Ideal

Kegiatan Jumlah (Unit)

KLB Eksisting

(m)

Jumlah Lantai

Eksisting Max

KLB Ideal (m)

Jumlah Lantai Ideal Max

Analisa

Perdangangan dan Jasa

10 0,6-1,6 2 0,75 2 Kegiatan perdagangan dan jasa perlu dilakukan penataan KDB kembali

Fasilitas Umum

7 0.8 1 1,5 3 Fasilitas umum yang ada perlu dilakukan penataan KDB kembali

Sumber : Analisa Tabel 9

Analisa Garis Sempadan Sungai Koridor KH.Usmar Usman Kota Teluk Kuantan

No Zona GSS Eksisting

GSS Rencana

GSS Ideal Kesimpulan

1 Zona Satu 0-15 Jalan Koridor

15 Tidak Sesuai dengan rencana sehingga perlu dilakukan penataan ulang agar tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan karena pemanfaatan kawasan sempadan sungai. Merupakan daerah hulu dan dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan pada daerah hilirnya.

2 Zona Dua 9-20 Jalan Koridor

15 Sebagian kawasan tidak sesuai dengan garis sempadan rencana, tapi sesuai dengan kondisi ideal. 3 Zona Tiga 12-45 Jalan

Koridor 15

Sumber : Hasil Analisa

Page 11: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

34

Tabel 10 Dampak Aktifitas Penambangan Pasir Tiap Zona

Pada Koridor KH. Usmar Usman

No Zona Dampak Proses Produksi Distribusi

1 Zona Satu

Tidak ada 1. Potensi Kemacetan pada jam sibuk

2. Polusi dari pasir yang berserakan

2 Zona Dua

Kebisingan Kekeruhan Polusi udara dari pasir yang berterbangan

1. Potensi Kemacetan pada jam sibuk

2. Polusi dari pasir yang berserakan

3 Zona Tiga

Kebisingan Kekeruhan Polusi udara dari pasir yang berterbangan

1. Potensi Kemacetan pada jam sibuk

2. Polusi dari pasir yang berserakan

Sumber : Analisa 2010

Tabel 11 Analisa Perbandingan Kriteria Koridor KH. Usman Usmar

Kota Teluk Kuantan No Kriteria Indikator Zona I Zona II Zona III 1 Regulasi Sesuai dengan

tata ruang Belum sesuai karena kawasan sempadan dimanfaatkan untuk permukiman

Belum sesuai karena kawasan sempadan dimanfaatkan untuk permukiman dan pertambangan pasir

Belum sesuai karena kawasan sempadan dimanfaatkan untuk pertambangan pasir

2 Keamanan Bukan Kawasan Lindung

Sebagaian besar kawasan sempadan sungai telah dimanfaatkan

Kawasan sempadan dimanfaatkan untuk permukiman dan pertambangan pasir maupun aktifitas perdagangan

Kawasan sempadan dimanfaatkan untuk pertambangan pasir

3. Kesehatan bukan daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air permukaan dan air tanah dalam

Tidak terjadi pencemaran udara maupun polusi suara

Terjadi polusi suara

Terjadi polusi suara

Page 12: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

35

No Kriteria Indikator Zona I Zona II Zona III maupun pencemaran udara

4 kompatibilitas dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/ setu/ sungai/ kali dan sebagainya

Karakterisitik sungai tidak berubah (masih alami)

Terjadi perubahan kondisi sungai yaitu kekeruhan dan permukaan yang semakin dalam

Terjadi perubhan kondisi sungai yaitu kekeruhan dan permukaan yang semakin dalam

5 Kejelasan Lahan

lahan yang jelas status kepemilikannya

Status lahan adalah hak miliki tapi pada kawasan sempadan tidak diizinkan membangun

Status lahan adalah hak miliki tapi pada kawasan sempadan tidak diizinkan membangun

Status lahan adalah hak miliki tapi pada kawasan sempadan tidak diizinkan membangun

Kesimpulan

Tidak memenuhi kriteria keamanan.

Tidak memenuhi kriteria keamanan, kesehatan, kompatibilitas dan kejelasan lahan

Tidak memenuhi kriteria keamanan, kesehatan, kompatibilitas dan kejelasan lahan

Sumber : Analisa 2010 Dari tabel analisa di atas dapat

dilihat jika kriteria eksisting kawasan jika dibandingkaan dengan kriteria untuk kawasan permukiman ideal masih belum sesuai, terutama untuk zona dua yang merupakan kawasan campuran antara permukiman dan pertambangan dan zona tiga yang merupakan kawasan yang penggunaan lahannya didominasi untuk kegiatan pertambangan pasir.

6. Penyusunan Peta Zonasi (Zoning Map)

Kawasan koridor KH. Usmar Usman Kota Teluk Kuantan ini dibagi menjadi tiga zona dan tiap zona akan dijadikan dua blok, hal ini dikarenakan setiap zona memiliki kawasan semapadan yang merupakan kawasan non terbangun sehingga pemanfaatan ruangnya akan berbeda.

Page 13: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

36

Gambar 2. Pembagian Zona Koridor

Tabel 12

Pembagian Zona Koridor KH Usmar Usman Kota Teluk Kuantan Zona Blok Luas

(m²) Defenisi

1 Komersil (I)

Blok 1-1 8.458 Kawasan dengan fungsi utama perdagangan dan jasa yang dijadikan sebagai kawasan campuran antara permukiman dan perdagangan

Blok I-2 6.597 Kawasan dengan fungsi utama perdagangan dan jasa yang dijadikan sebagai kawasan ruang terbuka publik

2 Komersial (II)

Blok II-1 14.977 Merupakan kawasan dengan fungsi utama komersil dijadikan sebagai kawasan campuran antara perdagangan dan jasa serta pemukiman

Blok II-2 22.655 Merupakan kawasan dengan fungsi utama sebagai kawasan non terbangun yang dijadikan sebagai kawasan tambang pasir dan batu

3 Permu-kiman (III)

Blok III-1 12.063 Merupakan kawasan dengan fungsi sebagai kawasan pemukiman

Blok III-2 25.673 Merupakan kawasan dengan fungsi sebagai non terbangun yang kawasan pertambangan pasir dan batu

Sumber : Analisa

S D 00 5

Jalan Abdul Rauf

Jal an A bdul Rauf

J ala n Sy ar if Q a sim

J ala n Sy ar if Q a sim

Bengkel

Kebun

Ke bun

Kebun

B engkel

Hotel

Sin

ta

M A N

Sung

ai B

atan

g Ku

anta

n

Rencana Jembatan

Desa Seberang Taluk

Kel. Pasar

Desa Beringin

Dusun Lahan Mulia

Dusun Suka Maju

Dusun Bungur Jaya

To wer GS M

PETA PEMBAGIAN ZONA

KORIDOR KH USMAR USMAN

Legenda :Bata s Kawa san Studi

Jalan Aspal

Jalan Desa/ Semenisasi

Sungai

Drainase/ Irigasi

Sumber :

Analisis 2010

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTAPADANG

2010

786 500 787 500

9 94

1 50

09

942

000

786 500 787 000 787 500

9 94

1 50

09

942

000

M A N

Su ng a i B at an g K ua n tan

Su n gai Ba ta

ng Ku

an t a n

Sun

g a i Ba t a n g Ku a n t a n

9 941 000

786 500 787 000 787 500 788 000 788 500

9 941 500

9 942 000

9 942 500

9 943 000

9 943 500

Des a Se

b e r ang T a lu

k

Ke l.

Pasa r

Des a Be rin g in

De s a Ber in gi n

Des a P u la u Ko ma ngD e s a Pu la u Ko m an g

Du su n K era ma t

D us un La ha n M u lia

Du su n S uk a M aj u

D usun Bun gur J aya

l a h a n kos o n g

Desa Sawah

0 1 cm 3 cm 6 cm

50 m 150 m 300 m

Skala 1 : 5.000

Zona 2

Zona 1

Zona 3

Bangunan

Gambar

Bata s Blok

Batas Ka wasan Permukiman Eksisting

BLOK 1-1

BLOK 1-2

BLO

K II

-1BL

OK

II-2

BLO

K II

I-1BL

OK

III-2

BLOK I-2

BLOK I-2

BLOK II-1

BLOK II-2

BLOK III-2

BLOK III-1

Page 14: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

37

7. Peraturan Zonasi (Zoning Text)

Dalam zoning text ini jenis aturan secara garis besar akan dikelompokkan menjadi dua yaitu : 1. Aturan Umum, yaitu aturan yang

berlaku sama untuk semua bangunan dalam satu zona maupun sub zona

2. Aturan Khusus, yaitu aturan diterapkan untuk kegiatan yang termasuk dalam klasifikasi bersyarat

8. Ketentuan Teknis Zonasi

Peruntukan zona dan blok yang ada terdapat kesamaan fungsi untuk beberapa

blok, adapun blok yang memiliki kesamaan tersebut adalah : 1. Blok I-1 dan Blok II-1 yaitu

sebagai kawasan komersil 2. Blok II-2 dan III-2 yaitu sebagai

kawasan non terbangun yang berfungsi sebagai kawasan penambangan pasir

Selain itu terdapat dua blok kawasan dengan fungsi yang berbeda yaitu : 1. Blok I-2 yang berfungsi sebagai

ruang terbuka Publik 2. Blok III-1 yang berfungsi sebagai

kawasan permukiman

Tabel 13

Ketentuan Teknis Zonasi Koridor KH. Usmar Usman

No

Blok Intensitas Tata Masa Bangunan

Peraturan Tambahan KDB (%)

KLB max

Jumlah Lantai

GSB Muka

(m)

GSB Samping

(m)

GSB Belakang

(m) 1 I-2 - - - - - - 1. Parkir on street dilarang

2. Perkerasan kawasan ruang terbuka publik dari Pavling Blok

3. Kawasan sempadan akan dibanguan tanggul yang bisa dimanfaatakan untuk areal menonton festival pacu jalur dan memancing.

4. sejauh 5,5 meter dari tepi jalan merupakan lahan cadangan untuk pengembangan jaringan jalan

2 II - 1 Permukiman

50-75

2,25 (3 x

KDB)

3

2

1.5

2

1. Garis sempadan muka bangunan dijadikan kawasan hijau dengan menanam vegetasi berdaun lebat (Sebagai sabuk hijau)

Perdagangan dan jasa

≥75 0,75 2 6 1.5 2

Page 15: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

Jurnal Skala, Vol. 2, No. 4, April 2012

38

No

Blok Intensitas Tata Masa Bangunan

Peraturan Tambahan KDB (%)

KLB max

Jumlah Lantai

GSB Muka

(m)

GSB Samping

(m)

GSB Belakang

(m) Fasilitas Umum

≥75 1,5 3 6 1.5 2 2. Parkir on street dilarang 3. Kelengkapan jalan yaitu

drainase dan trotoar tetap dipertahankan

3 II-2 - - - - - - 1. Parkir on street dilarang 2. Vegetasi yang terdapat

pada 15m dari tepi sungai tetap dijaga (sebagai buffer)

3. Ruang terbuka yang tidak dimanfaatkan pada kawasan sempadan dijadikan tempat untuk sarana olah raga dan pemasangan papan reklame

4. sejauh 5,5 meter dari tepi jalan merupakan lahan cadangan untuk pengembangan jaringan jalan

Contoh Pengaturan Zoning Regulation Pada Salah Satu Kawasan (Zona II 2-a)

Jalan Abdul RaufKebun

Kebun

Kebun

TB-3

RTH

KL-2b

KL-2b

RTH

TB-3Zoning MAPZONA II-2a

10m 30m 45m

Sumber :Rencana 2010

M A N

Sunga

i Ba

ta ng K

uant

an

Renca

na J em

b atan

Kel . Pas ar

Des a Beringin

Dusu n La han Mul ia

Du sun S uka Maj u

D usun Bun gur Jaya

9 94

1 500

9 94

2 00

0

786 500 787 000 787 500

Kawasan Tambang (TB-3)

Open Space (RTH)

Kawasan Perlindungan Setempat (KL-2)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK SIPIL DN PERENCANAANINIVERSITAS BUNG HATTAPADANG2010

Kawasan Tambang (TB-3)1. Penggunaan Ruang

Kawasan Sempadan Sungai yang diamnfaatkan sebagai kawasan budidaya untuk penumpukkan bahan tambang galian c, yaitu pasir dan batu.

2. Jenis Penggunaan Ruang Ruang terbuka untuk penumpukkan pasir dan tambang

3. Persyaratan Penggunaan Ruang Parkir on street dilarang pada siang

hari Kegiatan pengangkutan pasir

diwajibkan memiliki ruang bongkar muat sendiri

Kegiatan Pertambangan Pasir wajib menyediakan dinding pembatas dengan jarak minimal dinding sama dengan garis sempadan muka bangunan

Kegiatan Pertambangan boleh dilakukan pukul 08:00-12:00 dan dilanjutkan 13:00 - 17:00 agar tidak terjadi kemacetan pada saat proses distribusi

Luas Areal Penambangan eksisting tidak boleh diperluas

Jika terjadi penumpukkan pasir melebihi daya tampung kawasan tambang maka penimbunan pasir boleh dilakukan di zona III-2

Open Space (RTH)1. Penggunaan Ruang

Ruang terbuka sebagai kawasan sempadan budidaya yang berfungsi untuk membatassi penggunaan lahan untuk pertambagan.

2. Jenis Penggunaan RuangKawasan non terbangun yang berfungsi untuk : papan penyuluhan dan peringatan,

serta rambu-rambu pekerjaan; pemasangan rentangan kabel listrik,

kabel telpon, dan pipa air minum Parkir kendaraan untuk kegiatan

perdagangan dan jasa.

3. Persyaratan Penggunaan Ruang Parkir on street dilarang Pemasangan Rambu maupun papan

reklame minimal 5,5 meter dari jalan atau sama dengan jarak garis sempadan bangunan.

Kawasan Pelindung Setempat (KL-2)1. Penggunaan Ruang

RTH yang memiliki tujuan utama untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan dengan fungsi utama untuk melindungi sungai tersebut dari berbagai gangguan yang dapat merusak kondisi sungai dan kelestariannya.

2. Persyaratan Penggunaan Ruang Merupakan kawasan non terbangun

dengan lebar minimal 15 meter dari tepi sungai

Mempertahnakn Vegetasi yang telah ada

Aturan Umum 1. Sirkulasi dan Parkir

Kendaraan roda dua hingga truck sedang boleh melewati zona ini

Parkir pada badan jalan tidak boleh dilakukan.

2. Kelengkapan Jalan Garis Sempadan bangunan yang tidak dimanfaatkan dijadikan

lahan cadangan untuk pelebaran jalan ataupun pembangunan padestrian way.

Legenda :

Jalan Aspal

Jalan Desa/ Semenisasi

Sungai

Batas Kawasan Tambang Eksisting

Batas Kawasan Studi

Skala 1 : 1.000

Batas lahan cadangan Pengembangan Jalan

Page 16: Tomi Eriawan, Deko Krismawardana, Penataan Kawasan Sempadan Sungai s

39

KESIMPULAN Pengaturan zonasi (zoning regulation) merupakan salah satu produk penaatan ruang dalam rangka mengatur fungsi aktifitas yang akan dikembangkan dan yang diperkirakan akan berkembang. Keberhasilan pengaturan zonasi ruang sangat tergantung pada karakteristik

kawasan dan karakteristik aktifitas yang berkembang. Pada prinsipnya, pengaturan zonasi merupakan dasar dalam mengimplementasikan poduk tata ruang lainnya seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

DAFTAR PUSTAKA Departemen PU.2006.Konsep Dasar Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi

Kawasan Perkotaan. Dirjen Penataan Ruang Departemen PU : Jakarta. Departemen PU. 2007. Pedoman Rencana Detail Tata Ruang Kota. Dirjen Penataan

Ruang Departemen PU : Jakarta. Sabari Yunus. Hadi,. 2001. Struktur Tata Ruang Kota, Jakarta : Pustaka Pelajar Shirvani, Hamid. 1985. The Urban Design Process. New York : Van Nostrand

Reinhold. Rencana Detail Tata Ruang Kota Teluk Kuantan Tahun 2008-2028 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2007 .