penataan kawasan parit.docx

Upload: hendra-thohir

Post on 12-Apr-2018

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    1/276

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya hingga laporan Rencana Tata Bangunan dan

    Lingkungan (RTBL) Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir dapat diselesaikan, pekerjaan ini merupakan

    kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tembilahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan PT. Rimasyada Engineering

    Consultant.

    Laporan ini merupakan laporan antara dari keseluruhan pekerjaan, yang mencakup pendahuluan, pemahaman RTBL, identifikasi

    kawasan rencana, tinjauan teori, analisis pengembangan Kota Tembilahan, dan konsep awal pengembangan sebagai bagian dari kesepakatan

    kerjasama antara pemberi kerja dan konsultan perencana sebagai tahapan pekerjaan selanjutnya dari penyusunan Rencana Tata Bangunan

    dan Lingkungan (RTBL)Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atas

    kepercayaan yang telah diberikan.Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu dalam

    penyelesaian laporan ini.

    Riau, Agustus 2010

    Tim Penyusun

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    2/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    3/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    4/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    5/276

    DAFTAR ISI

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    6/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    7/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    8/276

    DAFTAR GAMBAR

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    9/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    10/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    11/276

    DAFTAR TABEL

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    12/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    13/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    14/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    15/276

    BAB IPENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    16/276

    Perkembangan sebuah kota atau kawasan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari seiring dengan perkembangan jaman.

    Prinsip utama dalam perencanaan pembangunan kota adalah usaha menciptakan kesejahteraan penghuninya melalui penciptaan

    lingkungan pemukiman yang habitable dengan sarana penghidupannya melalui rangkaian tindakan pendayagunaan fungsi alam

    (tanah), atas dasar keseimbangan hubungan antara manusia dan alamnya. Tindakan perencanaan kota bukanlah pada bentuk rencana

    fisik saja, melainkan terkait di dalamnya rangkaian tindakan dengan faktor-faktor sosial ekonomi kota.

    Kota merupakan ruang (wadah utama) aktivitas manusia.Kota merupakan tempat yang dipandang dan dirasakan dari berbagai

    sudut pandang yang menggambarkan keaktifan, keberagaman dan kompleksitasnya. Ruang sebagai wadah dari keseluruhan interaksi

    sistem sosial (yang meliputi manusia dengan seluruh kegiatan sosial, ekonomi, dan budaya) dengan ekosistem (sumber daya alam dan

    sumber daya buatan) berlangsung dan pada umumnya interaksi ini tidak selalu secara otomatis berlangsung seimbang dan saling

    menguntungkan berbagai pihak yang ada karena adanya perbedaan kemampuan, kepentingan, dan adanya sifat perkembangan

    ekonomi yang akumulatif.

    Ruang perlu ditata agar dapat memelihara keseimbangan lingkungan dan memberikan dukungan yang nyaman terhadapmanusia serta makhluk hidup lainnya dalam melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya secara optimal. Dalam

    penataannya perlu didasarkan pada potensi dan masalah yang ada di daerah tersebut baik itu kondisi alam, perkembangan kegiatan

    sosial ekonomi, serta tuntutan kebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan hidup pada masa akan datang.

    Dengan ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir No. 29 Tahun 2005 mengenai Rencana Teknik Ruang Kota

    Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, maka kegiatan penataan ruang dianggap sangat diperlukan dalam proses pembangunan di

    Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini dilakukan guna menciptakan wilayah yang tertata dengan baik dan serasi sesuai dengan arah

    pembangunan dan perkembangan Kabupaten Indragiri Hilir.

    2. MAKSUD DAN TUJUAN

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    17/276

    Maksud penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pelabuhan Parit 21, Tembilahan adalah membentuk,

    menyelaraskan, dan mengendalikan ruang kota terhadap proses perkembangan yang terjadi guna terwujudnya ruang publik yang

    berkualitas.

    Secara khusus tujuan dari penyiapan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan adalah:

    a. Terarahnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di Kawasan Pelabuhan Parit 21 sesuai dengan Peraturan Menteri

    Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagaimana

    diamanatkan oleh UU RI No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung.

    b. Sebagai panduan pengembangan fisik bagi pelaku pembangunan pemerintah, swasta maupun masyarakat dalam kawasan

    perencanaan. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan dapat mengintegrasikan kepentingan semua pihak serta membentuk

    keharmonisan, keserasian lingkungan.

    c. Mengantisipasi perkembangan kegiatan dalam kawasan perencanaan dengan memanfaatkan lahan secara efesien.

    d. Memberikan panduan pengembangan bangunan sehingga dapat memberikan konstribusi positif bagi pengembangan arsitektururban, dan pada akhirnya dapat menumbuhkan citra kawasan yang berkarakter. Citra kawasan yang positif ini akan memberikan

    dampak positif bagi pengembangan Kawasan Pelabuhan Parit 21, Tembilahan.

    3. GAMBARAN UMUM KAWASAN

    Kabupaten Indragiri Hilir dengan Ibu Kota Tembilahan adalah sebuah daerah dengan perkebunan kelapa terluas di Indonesia

    bahkan di dunia yang terletak di bagian selatan Provinsi Riau.Daerah ini terkenal dengan julukan "Negeri Seribu Parit" karena daerah

    ini terdiri dari perairan, sungai, rawa-rawa, dan perkebunan kelapa yang dipisahkan oleh ribuan parit.

    Secara geografis daerah ini berada pada 036' LU, 107' LS dan antara 10232' dan 10410 BT, dengan luas daerah 13.798,37 km,

    lautan 6,318 dan perairan umum 888,97 km yang berbatasan dengan daerah sebagai berikut:

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    18/276

    Utara : Kabupaten Tanjung Jabung, Provinsi Jambi

    Selatan : Kabupaten Pelalawan

    Barat : Kabupaten Indragiri Hulu

    Timur : Kabupaten Kepulauan Kepri

    Jumlah penduduk Kabupaten Indragiri Hili r mencapai 647.512 jiwa yang terdiri dari sejumlah suku/ etnik, seperti Banjar dari

    Kalimantan, Bugis dari Sulawesi, dan Melayu dari Jambi. Sementara ekonomi Kabupaten Indragiri Hilir bersandar pada sektor

    perkebunan yang meliputi tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan kehutanan. Berdasarkan aktifitas bisnis/ sumber kehidupan,

    Kabupaten Indragiri Hilir terdiri dari 69.01% sektor pertanian, 8.58% pelayanan, 7.74% perdagangan, 1.54% industri dan yang lain-lain

    1.54%. Luas areal untuk sektor pertanian adalah 38.181 Ha, sementara sektor perkebunan memiliki lahan seluas 607.708 Ha.

    Secara umum kondisi tanah terdiri dari tanah gambut dan rawa-rawa yang sangat cocok untuk perkebunan kelapa hybrida, itulah

    sebabnya Kabupaten Indragiri Hilir berperan sebagai lumbung kelapa di Provinsi Riau bahkan di Indonesia. Posisi Indragiri Hilir yang

    strategis memainkan peranan penting untuk perkembangan daerah dimasa depan karena daerah ini didukung oleh 2 pelabuhan laut

    yang diperuntukkan bagi aktifitas ekspor lintas batas yaitu Pelabuhan Sungai Guntung dan Kuala Enok.

    4. RUANG LINGKUP RENCANA

    1. Lingkup Kawasan Rencana

    Kegiatan Penyusunan RTBL Kawasan Pelabuhan Parit 21, Tembilahan, Kab. Indragiri Hilir, Provinsi Riau ini dilaksanakan di

    Kab. Indragiri Hilir, dengan ketentuan bahwa Instansi Teknis Kota/Kabupaten bersangkutan dan Instansi Teknis Provinsi

    merupakan Tim Teknis dan Narasumber bagi Pelaksana dalam melakukan kegiatannya. Pelaksana dapat melakukan kegiatan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    19/276

    penyusunan RTBL ini di tempat sesuai dengan kota/kabupaten kedudukannya, dan tetap melakukan koordinasi dengan Pemberi

    Tugas yaitu Satuan Kerja Non-Vertikal Tertentu Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Riau.

    2. Lingkup Subtansi

    Lingkup pekerjaan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, meliputi:

    1. Pendataan

    Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk melakukan analisis kawasan dan wilayah

    sekitarnya. Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi kawasan dari segi fisik, sosial, budaya, dan ekonomi, serta

    identifikasi atas kondisi di wilayah sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan.

    2. Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan

    Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah berhasil dikumpulkan. Analisis dilakukan secara

    berjenjang dari tingkat kota; tingkat wilayah sekitar kawasan; sampai pada tingkat kawasan, dengan komponen analisis: sosial-

    kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal konsolidasi lahan, daya

    dukung prasarana dan fasilitas, kajian aspek historis. Dari hasil analisis ini akan diperoleh arahan solusi atau konsep

    perencanaan atas permasalahan yang telah diidentifikasikan pada tahap pendataan.

    3. Penyususnan Konsep Program dan Lingkungan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    20/276

    Hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan akan memuat gambaran dasar penataan pada lahan

    perencanaan yang akan ditindaklanjuti dengan penyusunan konsep dasar perancangan tata bangunan yang merupakan visi

    pengembangan kawasan. Penetapan konsep disesuaikan dengan karakter wilayah kajian dan hasil analisis.

    4. Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan

    Rencana umum dan panduan rancangan merupakan ketentuan tata bangunan dan lingkungan pada suatu kawasan

    yang bersifat lebih detail dan bersifat sebagai panduan atau arahan pengembangan. Panduan rancangan bersifat melengkapi

    dan menjelaskan secara lebih rinci rencana umum yang telah ditetapkan sebelumnya, meliputi ketentuan dasar implementasi

    rancangan dan prinsip-prinsip pengembangan rancangan kawasan.

    5. Penyusunan Rencana Investasi

    Rencana Investasi disusun berdasarkan dokumen RTBL yang memperhitungkan kebutuhan nyata para pemangku

    kepentingan dalam proses pengendalian investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. Rencana ini menjadi

    rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan besaran biaya suatu program penataan,

    ataupun sekaligus menjadi tolak ukur keberhasilan investasi.Secara umum rencana investasi mengatur tentang besaran biaya

    yang dikeluarkan dalam suatu program penataan kawasan dalam suatu kurun waktu tertentu, tahapan pengembangan, serta

    peran dari masing-masing pemangku kepentingan.

    6. Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    21/276

    Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan untuk mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun

    kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan, dan mengatur

    pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan

    lingkungan. Ketentuan pengendalian rencana disusun sebagai bagian proses penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat,baik secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang dianggap dapat mewakili (misalnya Dewan

    Kelurahan, Badan Keswadayaan Masyarakat/BKM dan Forum Rembug Desa).

    Ketentuan Pengendalian Rencana menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa

    pelaksanaan atau masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan

    berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan

    pelaksanaan pembangunan.

    7. Penyusunan Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

    Pedoman pengendalian pelaksanaan dimaksudkan untuk mengarahkan perwujudan pelaksanaan penataan bangunan

    dan lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas,

    meningkat, dan berkelanjutan. Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh dinas teknis setempat atau unit pengelola

    teknis/UPT/badan tertentu sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh kelembagaan pemrakarsa penyusunan RTBL atau dapat

    ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan.

    Pedoman pengendalian pelaksanaan dapat ditetapkan dan berupa dokumen terpisah tetapi merupakan satu kesatuan

    dengan dokumen RTBL, berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan, setelah mempertimbangkan kebutuhan

    tingkat kompleksitasnya.

    5. METODOLOGI PENDEKATAN

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    22/276

    Sebagaimana diketahui bahwa RTBL adalah jembatan antara tata ruang detail sistem bangunan. Jadi RTBL merupakan kelanjutan

    dari Rencana Tata Ruang, oleh karena itu RTBL akan berorientasi pada Rencana Tata Ruang Kota yang telah dibuat sebelumnya. Selain

    itu RTBL juga berfungsi untuk melihat sejauh mana pelaksanaan Rencana Tata Ruang tersebut diimplementasikan di lapangan.Hal ini

    dilakukan untuk mrncapai keterpaduan antara teori yang ada, aturan yang telah diberlakukan, rencana pengembangan kawasan yangtelah disusun serta pengembangan di lapangan.

    Secara khusus pendekatan perencanaan RTBL ini mencakup 3 aspek, yaitu kualitas fungsional, kualitas visual dan kualitas

    lingkungan.

    a. Tahap Persiapan

    1. Melakukan pendalaman pemahaman akan lingkup pekerjaan dan lingkup tugas sesuai Kerangka Acuan Kerja

    (KAK);

    2. Melakukan telaah/ kajian materi dan lingkup permasalahan dalam penyelenggaraan bangunan dan lingkungan,

    dalam lingkup kondisi saat ini dan potensi permasalahan yang timbul;3. Menyusun kerangka kerja langkah-langkah penanganan tugas secara keseluruhan dan pentahapan pelaporan.

    b. Tahap Survei dan Analisis

    1. Melakukan kajian kepustakaan, peraturan perundangan, standar dan pedoman teknis terkait dengan peraturan

    penyelenggaraan bangunan gedung, termasuk didalamnya peraturan-peraturan yang sudah ada, maupun

    komparasi dari peraturan sejenis dari luar negeri;

    2. Pelaksanaan survey dan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang diharapkan memperkaya

    masukan akademis maupun komparasi dari sumber data lainnya.

    3. Identifikasi permasalahan-permasalahan, inventarisasi data primer dan sekunder, identifikasi dan tabulasi

    potensi dan hambatan terkait;

    4. Analisis atas permasalahan.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    23/276

    c. Tahap Penyusunan Pedoman Teknis

    Tahap penyusunan pedoman teknis penyusunan RTBL dapat dilihat dalam table di bawah ini:

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    24/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    25/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    26/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    27/276

    1. Diagram Metodologi Penyusunan RTBL

    Sumber: Analisis, 2010

    1.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    28/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    29/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    30/276

    BAB IIPEMAHAMAN RTBL

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    31/276

    1. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RTBL

    1. Pengertian Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

    Rencana tata ruang yang merupakan rencana pemanfaatan ruang kota disusun untuk mewujudkan keterpaduan,

    keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan serta menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka penyusunan

    pengendalian program-program pembangunan kota dalam jangka panjang. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah telah ditetapkan bahwa pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah dititikberatkan pada

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu. Pemerintah Daerah adalah pelaksana utama pembangunan, termasuk

    melaksanakan penataan ruang kota yang mencakup perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian.

    RTBL mempunyai pengertian yang bermacam-macam, diantaranya adalah:

    1. RTBL adalah rencana teknik dan program tata bangunan serta pedoman pengendalian pembangunan, sebagai salah satu alat

    pengendalian pemanfaatan ruang yang diberlakukan secara khusus pada bangunan atau kelompok bangunan pada suatu

    lingkungan/kawasan. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

    Bangunan Khusus (PBK).

    2. RTBL merupakan suatu rencana yang didalamnya menuangkan beberapa panduan rancang bangun (design guidance) suatu

    lingkungan bangunan, untuk mengendalikan suatu koridor tertentu dalam rangka menciptakan dan mengendalikan wujud struktural

    pemanfaatan ruang kota dan dilengkapi dengan pedoman penataan yang bersifat lebih detail seperti pengendalian terhadap

    ketinggian bangunan, jarak antar bangunan, garis langit dan sebagainya.

    3. RTBL adalah rencana yang memberikan rancangan spesifik pada bangunan dan lingkungan pada kawasan perencanaan yang

    memuat rencana detail dan rencana pengelolaannya, sehingga secara teknis akan siap dijadikan pegangan pokok bagi pelaksanaan

    pembangunan dan menjadi instrumen pengendalian bagi Pemerintahan Daerah, pihak swasta dan masyarakat dalam pembangunan

    kota.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    32/276

    4. RTBL adalah suatu dokumen yang memuat penetapan penggunaan lahan, bangunan di dalam maupun di luar kapling, blok, lengkap

    dengan intensitas dan kapasitasnya secara detail, terperinci serta rencana utilitas lingkungan, wujud bangunan dan ruang terbuka.

    Dokumen ini merupakan landasan bagi pemberian IMB.

    Inti dari perencanaan tata ruang kota adalah untuk mengatur penggunaan ruang. Kriteria perencanaan kota berdasarkan

    Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 327/KPTS/M/2002 tentang Penetapan Dua Pedoman Bidang

    Penataan Ruang, yaitu:

    1. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan mempunyai wilayah perencanaan yang mencakup sebagian atau seluruh kawasan tertentu

    yang dapat merupakan satu atau beberapa unit lingkungan perencanaan.

    2. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan berisi tentang rumusan rencana tapak pemanfaatan ruang kota, pra rencana teknik jaringan

    utilitas, pra rencana teknik jaringan jalan, pra rencana teknik bangunan gedung, pra rencana teknik bukan bangunan gedung dan

    ruang terbuka beserta rencana indikasi proyek. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing rumusan rencana tersebut yang

    menjelaskan kedalaman materi, yaitu :

    a. Rencana tapak pemanfaatan ruang, mencakup rumusan geometrik tata letak bangunan dan bangunan pada setiap blok peruntukan

    dan jaringan pergerakan serta utilitas

    b. Pra rencana pola dan konstruksi jaringan jalan, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan jalan untuk setiap ruas

    jalan yang digambarkan secara terinci bagi setiap jenis jalan dan kelas jalan.

    c. Pra rencana bentuk dan konstruksi jaringan utilitas, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan jaringan air bersih, jaringan

    air kotor, jaringan gas, jaringan listrik, jaringan telephone pada setiap blok peruntukan.

    d. Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan gedung untuk

    setiap blok peruntukan yang digambarkan secara rinci bagi setiap bangunan.

    e. Pra rencana bentuk dan konstruksi bangunan bukan gedung, mencakup arahan geometrik pra detail kerekayasaan bangunan bukangedung untuk setiap blok peruntukan yang digambarkan secara terinci bagi setiap bangunan.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    33/276

    2. Kedudukan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

    Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan dapat memberikan suatu kebijaksanaan khusus yang perlu diambil untuk

    memberikan kejelasan rencana secara teknis, dimana cakupan wilayahnya lebih spesifik dan mendetail daripada rencana-

    rencana tata ruang yang lain seperti RDTRK maupun RTRW. Dengan kata lain RTBL merupakan penjabaran dari rencana-

    rencana tersebut. Namun RTBL dapat disusun tanpa mengikuti hirarki rencana tata ruang seperti yang diatur dalam Peraturan

    Menteri Dalam Negeri Nomor 2 tahun 1987 dimana penyusunannya disesuaikan menurut kebutuhan dan kepentingan dengan

    syarat harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Dalam Negeri.

    RTBL sebagai dokumen yang mempunyai konsep atau strategi umum untuk menangani atau mengendalikan bentuk pola

    atau tata bangunan, memiliki konsep dasar, yaitu konsep peruntukan lahan, konsep kebutuhan bangunan dan lingkungan,

    konsep sirkulasi (antar lingkungan dan bangunan) untuk kendaraan, pejalan kaki dan parkir, konsep ruang terbuka hijau, serta

    konsep bangunan dan lingkungan. Sehingga laporan ini lebih bersifat detail pada bentuk persil dari tiap-tiap bangunan yang

    ada.

    2.

    1. Diagram Kedudukan RTBL dalam Rencana Tata Ruang

    Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    34/276

    RTBL sebagai dokumen yang mempunyai konsep atau strategi umum untuk menangani atau mengendalikan bentuk pola

    atau tata bangunan, memiliki konsep dasar, yaitu konsep peruntukan lahan, konsep kebutuhan bangunan dan lingkungan,

    konsep sirkulasi (antar lingkungan dan bangunan) untuk kendaraan, pejalan kaki dan parkir, konsep ruang terbuka hijau, serta

    konsep bangunan dan lingkungan. Sehingga laporan ini lebih bersifat detail pada bentuk persil dari tiap-tiap bangunan yang

    ada.

    2. PENDEKATAN PERENCANAAN RTBL

    RTBL adalah jembatan antara tata ruang dengan detail desain bangunan. Jadi RTBL merupakan kelanjutan dari rencana tata

    ruang, maka RTBL akan berpayung pada rencana tata ruang yang telah dibuat sebelumnya. Selain RTBL juga berfungsi untuk melihat

    sejauh mana pelaksanaan rencana tata ruang tersebut diimplementasikan di lapangan.Hal ini dilakukan untuk mencapai keterpaduan

    antara teori yang ada, aturan yang telah diberlakukan, rencana pengembangan kawasan yang telah disusun serta perkembangannya di

    lapangan.Secara khusus pendekatan perencanaan RTBL ini mencakup 3 aspek, yaitu kualitas fungsional, kualitas visual dan kualitas

    lingkungan (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).

    1. Pendekatan Kualitas Fungsional

    Secara garis besar penyusunan RTBL ini menitikberatkan pada suatu usaha merumuskan strategi secara konseptual

    penataan ruang dua dimensi dan tiga dimensi.Pengembangan konsep tata ruang dua dimensi merupakan suatu strategi

    peningkatan kualitas fungsional kawasan perencanaan yang dipergunakan sebagai landasan kebijaksanaan dalam menentukan

    langkah-langkah pelaksanaannya.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    35/276

    Aspek-aspek yang tercakup dalam peningkatan kualitas fungsional antara lain rencana pengembangan kegiatan,

    penggunaan lahan, sistem transportasi, intensitas pemanfaatan lahan, intensitas kegiatan dan penggunaan lahan, struktur ruang

    kawasan, sistem transportasi dan pergerakkan (linkage sistem yang meliputi jalan, parkir, intermoda, dll)

    2. Pendekatan Kualitas Visual

    Pengembangan tata ruang tiga dimensi merupakan tindak lanjut dari perencanaan dua dimensi yang mencakup pola tata

    bangunan dan lingkungan. Aspek-aspek yang terkait dengan peningkatan kualitas visual antara lain arsitektur bangunan, ruang

    terbuka hijau, pengaturan building set back, streetscapedan street furniture. Kajian terhadap aspek perancangan kota menyangkut

    elemen-elemen pembentuk ruang kota antara lain jalur pedestrian, open space, landmark, vista, vegetasi, dan signage.

    Aspek-aspek yang terkait dengan tata bangunan mencakup bentuk massa bangunan, ketinggian bangunan, jarak antar

    bangunan (kepadatan bangunan), arsitektur bangunan dan struktur serta utilitas bangunan. Disamping itu juga menyangkutaspek non fisik yang meliputi dampak sosiologi, psikologi, dan ekonomi.Dalam kerangka yang lebih sempit kajian tentang tata

    bangunan juga mencakup aspek orientasi, sirkulasi udara, sinar matahari, view, teksture, resapan air dan topografi.

    Untuk mencapai misi pengembangan kawasan, maka disusun rencana tata bangunan dan lingkungan dengan

    memperhatikan:

    1. Aspek Tema

    Dalam kaitannya dengan produk akhir yang dihasilkan dimana kawasan perencanaan akan memiliki karakter yang khusus

    dibandingkan dengan kawasan kota lainnya, maka aspek tema menjadi sangat penting. Aspek tema ini selanjutnya akan

    mempengaruhi bentuk-bentuk arsitektur bangunan yang akan direncanakan.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    36/276

    2. Aspek Fungsi

    Setelah menentukan tema selanjutnya direncanakan fungsi-fungsi yang akan dikembangkan di dalamnya. Fungsi-fungsitersebut dikelompokkan pada fungsi yang lebih mikro (spesifik) misalnya toko kain, toko elektronik, toke; plastik, dan

    sebagainya.

    3. Aspek Budaya dan Teknologi

    Pendekatan budaya dilakukan untuk menyesuaikan kebiasaan masyarakat setempat.Hal ini dimaksudkan agar setiap

    komponen yang akan direncanakan dapat berfungsi secara optimal. Selain itu dengan mengetahui kebiasaan masyarakat

    akan dapat ditentukan jenis komponen-komponen yang diperlukan. Pendekatan teknologi juga penting untuk memastikan

    bahwa sistem konstruksi yang direncanakan sesuai dengan kondisi alam kawasan perencanaan seperti klimatologis,

    topografi, hidrotogi, dan sebagainya.

    3. Pendekatan Kualitas Lingkungan

    Pendekatan kualitas lingkungan menyangkut lingkungan fisik dan lingkungan non fisk. Aspek-aspek yang terkait dengan

    peningkatan kualitas lingkungan fisik antara lain kondisi fisik alam (topografi, klimatologi, hidrologi, geologi, dan sebagainya).

    Sedangkan aspek-aspek yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan non fisik meliputi sosial, ekonomi dan budaya

    masyarakat.

    Kajian sosial ekonomi masyarakat lebih dititikberatkan pada pola sosial ekonomi masyarakat dalam kawasan perencanaanpada khususnya dan wilayah studi pada umumnya. Hat ini merupakan dasar bagi pengembangan ruang yang terkait dengan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    37/276

    kemampuan sosial-ekonomi masyarakat (misalnya kemampuan investasi masyarakat untuk rnembangun, kebutuhan ruang

    sosial yang sesuai dengan pola hidup masyarakat).

    3. DASAR HUKUM

    Penyusunan Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didasarkan pada:

    1. UU RI NO. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman

    2. UU RI NO. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya

    3. UU RI NO. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang

    4. UU RI NO. 23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup

    5. UU RI NO. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

    6. UU RI NO. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1993 tentang Pelaksanaan Undang-Undang no 5 tahun 1992 tentang Benda

    Cagar Budaya.

    8. Peraturab Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang no 28 tahun 2002

    tentang Bangunan Gedung

    9. Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

    10.Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan

    Lingkungan.

    11.Peraturan Menteri PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.

    12.Permen PU No. 5/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan.

    13.Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang

    Kawasan Perkotaan.

    14.SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    38/276

    15.Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Tembilahan tahun 2005-2014.

    4.RUANG LINGKUP RTBL

    1. Ruang Lingkup Materi

    Batasan materi dalam penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pelabuhan Parit 21

    Tembilahan adalah tetap mengacu pada kebijaksanaan tata ruang yang lebih tinggi yaitu RTRW, RUTRK, RDTRK, RTRK dan

    produk rencana yang ada, akan tetapi harus dikaji kesesuaiannya dengan prospek pengembangan wilayah perencanaan. Lebih

    rinci muatan materi yang akan dibahas di dalam kegiatan penyusunan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

    (RTBL) Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahanadalah:

    1. Identifikasi karakteristik Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan, yang meliputi:

    a. Mengetahui tata guna lahan sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan berdasarkan fungsi guna lahan dan perpetakan

    bangunan.

    b. Mengetahui intensitas pembangunan dengan mengetahui:

    Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dengan cara menghitung luas lahan dan luas bangunan

    Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dengan cara menghitung jumlah lantai, luas lantai keseluruhan, luas kapling

    Garis Sempadan Bangunan (GSB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan as jalan

    Garis Muka Bangunan (GMB) dengan cara menghitung jarak muka bangunan dengan pagar

    Garis Sempadan Samping Bangunan (GSsB) dengan cara menghitung jarak bangunan dengan kapling

    Garis Sempadan Belakang Bangunan (GSbB) dengan cara menghitung jarak bangunan belakang dengan kapling

    Fisik bangunan dengan cara mengetahui tampilan bangunan yaitu dilihat dari fasade bangunan, mengetahui kesan bangunan dan

    lingkunagan, sifat dan kondisi bangunan, bentuk estetika dan struktur bangunan.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    39/276

    c. Mengetahui sirkulasi di sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan baik sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki.

    Untuk sirkulasi kendaraan dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) kendaraan, volume kendaraan, arah lalu lintas, dan

    moda yang melalui koridor jalan. Sedangkan untuk sirkulasi pejalan kaki dengan cara mengetahui laju harian rata-rata (LHR) pejalan

    kaki, volume pejalan kaki, arah pejalan kaki, penyediaan pedestrian yang berupa trotoar, ukuran dan kapasitas trotoar.

    d. Mengetahui tempat parkir dengan cara mengetahui peletakan parkir, kapasitas parkir, elemen- elemen parkir, bangkitan dan tarikan.

    e. Mengetahui tempat penyebrangan yang ada disepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan seperti zebra cross.

    f. Mengetahui karakter jalan sepanjang koridor dengan cara mengetahui geometrik jalan (Rumaja, Rumija, Ruwisja), panjang jalan,

    hirarki jalan, jalur dan lajur, median jalan, marka jalan, dan persimpangan.

    g. Mengetahui unsur-unsur penunjang bangunan dan lingkungan yang ada di sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan,

    meliputi signage, penghijauan dan street furniture(halte, penerangan jalan, bis surat, boks telepon, PKL, tempat sampah, rambu-rambu

    lalu lintas, traffict light).

    h. Mengetahui Ruang Terbuka Hijau yang ada di sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan, baik itu di dalam tapak maupun

    di luar tapak.

    i. Mengetahui jaringan utilitas yang masih ada di sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan. Utilitas yang perlu diketahui

    adalah:

    Jaringan Listrik; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel listrik, lokasi gardu induk, lokasi tiang listrik, jarak antar tiang, jumlah tiang.

    Jaringan air bersih; yang terdiri dari Jaringan pi pa, lokasi menara penampungan, lokasi hy dran umum, lokasi hydran kebakaran,

    lokasi kran umum.

    Jaringan telepon; yang terdiri dari seluruh jaringan kabel telpon, lokasi tiang, jarak antar tiang

    Jaringan drainase; lokasi saluran, hirarki saluran, bentuk saluran

    1. Konsep Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    terdiri dari:

    a. Konsep Rencana Penggunaan Lahan di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    40/276

    b. Konsep Rencana Perpetakan Lahan di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    c. Konsep Rencana Intensitas Pembangunan

    d. Konsep Rencana bangunan dan lingkungan

    e. Konsep Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem

    f. Konsep Rencana Street Furniture

    g. Konsep Rencana Ruang Terbuka Hijau

    h. Konsep Rencana Penataan Jaringan Utilitas di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    i. Konsep Pengembangan Wilayah

    3. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang digunakan sepanjang Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan terdiri

    dari:

    a. Rencana Penggunaan Lahan di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    b. Rencana Perpetakan Lahan di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    c. Rencana Intensitas Pembangunan

    d. Rencana bangunan dan lingkungan

    e. Rencana Sirkulasi dan Linkage Sistem

    f. Rencana Street Furniture

    g. Rencana Ruang Terbuka Hijau

    h. Rencana Penataan Jaringan Utilitas di Kawasan Pelabuhan Parit 21 Tembilahan

    i. Rencana Program-program pembangunan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    41/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    42/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    43/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    44/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    45/276

    BAB IIIIDENTIFIKASI WILAYAH

    1. KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    46/276

    VISI

    Berdasarkan kondisi masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta

    dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir dan amanat pembangunan

    Kabupaten Indragiri Hilir adalah menjadikan :

    INDRAGIRI HILIR BERJAYA DAN GEMILANG TAHUN 2025

    Keberhasilan Kabupaten Indragiri Hilir dalam mengembangkan wilayahnya yang memiliki kekhasan sebagai wilayah pasang

    surut dan bergambut, menjadi sebuah wilayah yang telah berkembang, maju, dan terbuka adalah merupakan bukti bahwa di wilayah

    lahan marginal telah dapat diwujudkan suatu kehidupan yang menjadikan bagi masa depan daerah dan masyarakat yang setara

    dengan daerah-daerah lainnya yang sifat lahan wilayahnya jauh lebih berpotensial.

    Tingkat kemajuan yang akan dicapai oleh Kabupaten Indragiri Hilir, dapat diukur dengan menggunakan ukuran-ukuran yang

    lazim digunakan dalam melihat tingkat kemakmuran yang tercermin dari pada tingkat pendapatan dan distribusinya dalam

    masyarakat. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh masyarakat dan semakin meratanya distribusinya pendapatan tersebut dalam

    masyarakat, maka akan semakin maju tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Demikian pula dari sisi mutu sumberdaya manusianya

    dengan menggunakan indikator sosial budaya yang dapat dilihat dari tingkat penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi

    yang tercermin melalui tingkat pendidikan masyarakat terendah, dan budaya masyarakat, sedangkan untuk derajat kesehatan

    masyarakat dilihat dari angka harapan hidup yang semakin panjang.

    Disamping indikator - indikator ekonomi dan sosial budaya tersebut, juga indikator politik, hukum, keamanan dan ketertiban

    adalah merupakan sesuatu yang mutlak untuk dapat dijadikan indikator dalam mengukur kemajuan daerah.

    Suatu kemajuan yang hebat (gemilang) akan dapat dicapai melalui pengelolaan yang lebih baik terhadap sistem perencanaan,

    pelaksanaan, pengawasan pembangunan yang bersinergi, sistematis dan konseptual antara kesejahteraan masyarakat, memperkuat

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    47/276

    struktur perekonomian daerah, penyelenggaraan pemerintah dan kehidupan politik yang semakin berkualitas dan berkembangnya

    tatanan sosial dan budaya masyarakat.

    MISI

    Dalam rangka mewujudkan visi tersebut diatas, maka akan ditempuh melalui misi sebagai berikut:

    1. Mewujudkan daya saing daerah: adalah memperkuat perekonomian daerah yang berbasis pada potensi dan keunggulan daerah,

    meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan kekayan sumberdaya alam secara efisien dan efektif dengan tetap memegang prinsip-

    prinsip keberlanjutan (sustainable) meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mampu menguasai IPTEK dengan tetap

    memiliki nilai-nilai moral religius dan kultural, pembangunan infrastruktur yang maju dan mampu diakses secara merata.

    2. Mewujudkan suasana kehidupan masyarakat dan penyelenggaraan pemerintah yang demoktratis: adalah menjadikan suasana

    kemasyarakatan dan penyelenggaraan pemerintah yang dinamis sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila

    dan konsitusi negara dalam koridor NKRI, semakin mantapnya kelembagaan politik, masyarakat fan kebudayaan, semakin

    dinamisnya komunikasi dan interaksi antara masyarakat dan pemerintah dalam mempaerjuangkan dan mewujudkan kepentingan

    publik yang lebih luas, serta semakin berkembangnya dengan mantap dan mapannya suasanan kehidupan yang menjunjung hukum

    dan perwujudan penegakan hukum yang adil, konsisten, serta tindak diskriminasi.

    3. Mewujudkan pemerataaan pembangunan dan hasil-hasilnya: adalah agar seluruh wilayah Kabupaten Indragiri hilir dan seluruh

    kelompok masyarakat dapat berkembang, maju dan sejahtera secara bersama-sama tanpa ada yang tertinggal ataupun ditinggalkan,

    keberpihakan pembangunan kepada kelompok rentan harus menjadi prioritas, berkembangnya aksesbilitas di seluruh wilayah, dan

    menjangkau ke seluruh wilayah dan kelompok masyarakat, serta hilangnya diskriminasi termasuk gender.

    4. Mewujudkan suasana aman, dama, dan harmonis yang bermoral beretika dan berbudaya: adalah dengan menciptakan keadaan

    kondusif yang pada berbagai aspek seperti asepek ekonomi, sosial budaya dan politik sebagai daerah yang pada awalnya memiliki

    tingkat heterogenitas namun telah melebur dalam satu nilai kurtural yang dijunjung secara bersama yakni melayu maka harmonisasi

    dalam kehidupan masyarakat yang telah terwujud harus dapat dipertahankan terus dan dikembangkan agar mampu menjadi filter

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    48/276

    yang handal untuk menangkal masuknya nilai-nilai asingyang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan mengakomodir nilai-nilai

    yang mampu membawa perubahan masyarakat pada kondisi yang lebih baik dan lebih sejahtera.

    5. Mewujudkan daerah yang memiliki peran penting pada tingkat regional nasional dan internasional: adalah merupakan upaya untuk

    menjadikan Kabupaten Indragiri Hilir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem kenergaraan dan sistem sosial, ekonomi, dan

    kebudayaan pada tataran regional nasional dan internasional sehingga perlu semakin dimantapkan infentitas dan integrasi yang

    dapat menjadikan kebanggaan tersendiri sebagai masyarakat indragiri hilir, mendorong meningkatkan dan mengembangkan

    kerjasama yang saling menguntungkan di berbagai dengan berbagai pihak di dalam maupun di luar daerah pada skala regional,

    nasional dan internasional.

    1. Geografis

    1. Letak dan Batas Wilayah

    Kabupaten Indragiri Hilir resmi menjadi Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1965 tanggal 14 Juni

    1965 (LN RI No. 49).

    Daerah ini terletak dibagian selatan Propinsi Riau dengan luas wilayah 18.812,97 Km 2yang terdiri dari luas daratan 11.605,97

    km2, luas perairan laut 7.207 Km2dan luas perairan umum 888,97 Km2dan laut 6.318 km2serta memiliki garis pantai

    sepanjang 339,5 Km dalam posisi:

    0,36' Lintang Utara

    1,07' Lintang Selatan

    104,10' Bujur Timur

    102,30' Bujur Timur

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    49/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    50/276

    3.

    1. Peta Administratif Kabupaten Indragiri Hilir

    Sumber: RDTRK Tembilahan 2004

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    51/276

    Dengan batas-batas wilayah Kabupaten Indragiri Hilir sebagai berikut:

    Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan.

    Sebelah Selatan berbatas dengan Kab. Tanjung Jabung Prop. Jambi.

    Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Indragiri Hulu.

    Sebelah Timur berbatas dengan Propinsi Kepulauan Riau.

    2. Fisiografi

    Sebagian besar dari luas wilayah atau 93,31% daerah Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah dataran rendah,

    yaitu daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut (peat), daerah hutan payau ( mangrove) dan terdiri atas

    pulau-pulau besar dan kecil dengan luas lebih kurang 1.082.953,06 hektar dengan rata-rata ketinggian lebih kurang 0-3 Meter

    dari permukaan laut.

    Sedangkan sebagian kecilnya 6,69% berupa daerah berbukit-bukit dengan ketinggian rata-rata 6-35 meter dari

    permukaan laut yang terdapat dibagian selatan Sungai Reteh Kecamatan Keritang, yang berbatasan dengan Propinsi Jambi .

    Dengan ketinggian tersebut, maka pada umumnya daerah ini dipengaruhi oleh pasang surut, apalagi bila

    diperhatikan fisiografinya dimana tanah-tanah tersebut terbelah-belah oleh beberapa sungai, terusan, sehingga membentuk

    gugusan pulau-pulau.

    Sungai yang terbesar di daerah ini adalah Sungai Indragiri Hilir yang berhulu di penggunungan Bukit Barisan (Danau

    Singkarak), sungai Indragiri mempunyai tiga muara ke Selat Berhala, yaitu di Desa sungai Belu, Desa Perigi Raja dan Kuala

    Enok.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    52/276

    Sedangkan sungai-sungai lainnya adalah: Sungai Guntung, Sungai kateman, Sungai Danai, Sungai Gaung, Sungai

    Anak Serka, Sungai Batang Tuaka, Sungai Enok, Sungai Batang, Sungai Gangsal, yang hulunya bercabang tiga yaitu Sungai

    Gangsal, Sungai Keritang, Sungai Reteh, Sungai Terap, Sungai Mandah, Sungai Igal, Sungai Pelanduk, Sungai Bantaian, dan

    sungai Batang Tumu.Pulau-pulau yang terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir pada umumnya telah di diami penduduk dan

    sebagian diusahakan penduduk untuk dijadikan kebun-kebun kelapa, persawahan pasang surut, kebun sagu dan lain

    sebagainya.

    Gugusan pulau tersebut meliputi : Pulau Kateman, Pulau Burung, Pulau Pisang, Pulau Bakong, Pulau Air Tawar,

    Pulau Pucung, Pulau Ruku, Pulau Mas, Pulau Nyiur dan pulau-pulau kecil lainnya. Disamping gugusan pulau tersebut

    maka terdapat pula selat-selat/terusan kecil seperti: Selat/Terusan Kempas, Selat/Terusan Batang. Selat/Terusan

    Concong.Selat/Terusan Perawang, Selat/Terusan Patah Parang, Selat/Terusan Sungai Kerang, dan Selat/Terusan Tekulai.

    Selain selat/terusan alam terdapat pula terusan buatan antara lain : Terusan Beringin, Terusan Igal, dan lain-lain Selain itu di

    daerah ini juga terdapat danau dan tanjung yakni Danau Gaung, Danau Danai dan Danau Kateman, sedangkan tanjung

    yang ada di Indragiri Hilir adalah Tanjung Datuk dan Tanjung Bakung.

    3. Tanah

    Pada umumnya struktur tanah di Kabupaten Indragiri Hilir terdiri atas tanah Organosol (Histosil), yaitu tanah gambut yang

    banyak mengandung bahan organik.Tanah ini dominan di Wilayah Indragiri Hilir terutama daratan rendah diantara aliran

    sungai.Sedangkan disepanjang aliran sungai umumnya terdapat formasi tanggul alam natural river leves yang terdiri dari

    tanah-tanah Alluvial (Entisol) dan Gleihumus (Inceptisol).

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    53/276

    1.2.3.

    1. Ketinggian Tempat di Kabupaten Indragiri Hilir

    KECAMATAN 0 7 M7

    25 M25

    100M100 500 M

    JUMLAH

    1. Keritang 59,112 8,979 17,851 20,951 106,893

    2. Reteh 55,374 - - - 55,374

    3. Enok 88,086 - - - 88,086

    4. Tanah Merah 72,156 - - - 72,156

    5. Kuala Indragiri 67,192 - - - 67,192

    6. Tembilahan 37,799 - - - 37,799

    7. Tempuling 105,568 - - - 105,568

    8. Batang Tuaka 105,025 - - - 105,025

    9. Gaung AnakSerka

    61,275 - - - 61,275

    10.Gaung 102,174 - - - 102,174

    11.Mandah 147,924 - - - 147,924

    12.Kateman 211,311 - - - 211,311

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    54/276

    Kab. Inhil (Ha) 1.195,88 8,979 17,851 20,951 1.160,597

    % 95,88 0,77 1,54 1,81 100,00

    Sumber: Kantor Bappeda Kab. Indragiri Hilir tahun 1997

    4. Vegetasi

    Vegetasi alami dari daerah tanah-tanah organosol, alluvial dan gleihumus adalah hutan pematang, hutan rawa primer, hutan

    rawa sekunder, hutan pasang surat, penggunaan lahan untuk hutan lebat, belukar dan sejenisnya pada tahun 1994 seluas

    841.242 hektar.

    Luas areal perkebunan meningkat dari 379.760 hektar menjadi 464.802 hektar atau meningkat 8,50% dibandingkan dengan

    periode sebelumnya sedangkan total produksi hasil perkebunan juga mengalami peningkatan dari 283.266 ton menjadi

    416.690 ton naik sebesar 133.424 ton atau 13,34%.

    5. Iklim

    Topograpi daerah Indragiri Hilir terdiri dari daratan dan perairan yang beriklim tropis basah, curah hujan tertinggi 1300

    mm, hujan turun antara bulan oktober sampai maret setiap tahunnya. Sedangkan musim kemarau kadang-kadang hujan

    tidak turun selama 3 (tiga) bulan lamanya.Sehingga menimbulkan kesulitan air bersih, pengairan dan sebagainya.

    Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin utara dan angin selatan. Pada waktu musim angin utara terjadi musim

    gelombang, serta air pasang yang cukup tinggi, yang membawa air laut berkadar garam kehulu sungai, sehingga membawa

    pengaruh terhadap tingkat kesuburan bagi tanam-tanaman tertentu yang tidak tahan terhadap kadar air dengan tingkat

    keasinan tinggi.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    55/276

    6. Pengairan

    Secara geografis wilayah Kabupaten Indragiri Hilir memiliki potensi perairan laut dan perairan umum yang cukup luas serta

    daratan yang dapat dikembangkan usaha budidaya perikanan, berpeluang bagi Investor untuk menanamkan investasi baik

    dibidang penangkapan khususnya di perairan lepas pantai dan dibidang budidaya perikanan (tambak, keramba, budidaya

    kerang anadara dan kolam).

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    56/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    57/276

    2. Peta Kondisi Tanah Kabupaten Indragiri Hilir

    Sumber: RDTRK Tembilahan 2004

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    58/276

    Disamping sungai-sungai dan selat di Kabupaten Indragiri Hilir banyak terdapat parit-parit baik keberadaannya secara

    proses alami atau yang dibuat manusia dimana sebagian besar berfungsi sebagai drainase pengairan dan transportasi bagi

    masyarakat. Sehingga kabupaten ini disamping dikenal dengan julukan Bumi Sri Gemilang, juga dikenal dengan sebutan

    Negeri Seribu Parit.

    7. Jarak Ibukota Kabupaten dengan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir

    2. Jarak Ibukota Kabupaten dengan IbukotaKecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir

    IBUKOTA

    KABUPATEN

    IBUKOTA

    KECAMATANJARAK LURUS (KM)

    TEMBILAHAN Kota Baru 165

    Selesen 175

    Pulau Kijang 101

    Enok 88

    Kuala Enok 53

    Sapat 23

    Tembilahan 0

    Tembilahan Hulu 1

    Sungai Salak 40

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    59/276

    Sungai Piring 22

    Teluk Pinang 65

    Kuala Lahang 75

    Khairiah Mandah 97

    Sungai Guntung 168

    Pulau Burung 170

    Saka Rotan 165

    Pelangiran 160

    Concong 18

    Harapan Tani 15

    Benteng 85

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    2. Penduduk

    Kabupaten Indragiri Hilir ibaratnya Indonesia Mini, tempat bermukimnya berbagai suku bangsa, diantaranya populasi

    dengan jumlah yang cukup besar adalah suku Melayu, suku Bugis/Makasar, dan Banjar.Suku Melayu merupakan penduduk

    yang telah lama bermukim di daerah ini, kemudian dalam perjalanan waktu komunitas ini berassimilasi dengan komunitaslainnya yang datang kemudian. Kedatangan orang Bugis/Makasar dan Banjar berhasil bersama orang Melayu membuka

    perkebunan-perkebunan kelapa dan ladang-ladang padi yang luas dari hutan-hutan rawa yang sangat subur dengan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    60/276

    membangun parit-parit yang jumlahnya sangat banyak, sehingga Indragiri Hilir di kenal juga dengan sebutan negeri seribu

    parit, negeri penghasil kelapa terbesar dan sebagai lumbung padi.

    Suku-suku lainnya seperti Minang, Jawa, Tapanuli dan sebagainya datang sebagai pedagang, buruh dan pegawai

    pemerintah yang pada umumnya tinggal di kota-kota dan pasar-pasar.Semua suku bangsa yang hidup di Indragiri Hilir ini

    dengan budaya dan tradisinya masing-masing hidup dengan damai berdampingan.Budaya mereka saling terjaga dan perlahan-

    lahan mulai berbaur menjadi pendukung budaya nasional. Mereka juga telah menjadi suatu generasi baru dengan cara pandang

    yang semakin maju dan ingin secara bersama-sama membangun tanah kelahirannya sebagai bagian dari Negara Kesatuan

    Republik Indonesia tidak tertinggal dari daerah lainnya.

    Masalah pendudk di Kabupaten Indragiri Hilir sama halnya seperti daerah lain di Indonesia, dimana untuk mencapai

    manusia yang berkualitas dengan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan sulit tercapai. Program kependudukan yang

    meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kemaian bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup,

    penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang harus

    ditingkatkan.

    Penduduk Indragiri Hilir tahun 2006 berjumlah 647.512 jiwa yang terdiri dari 342.821 jiwa penduduk laki-laki dan 304.691

    jiwa penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 113 jiwa, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di tahun 2005 maka

    di kabupaten ini mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 1,3 %, pertumbuha ini diimbangi pula dengan pertambahan

    jumlah rumah tangga sebanyak 3.573 rumah tangga dengan demikian maka rata-rata jiwa per rumah tangga di Kabupaten ini

    dari tahun 2005 ke tahun 2006 tidak mengalami perubahan, dan tetap sebesar 4 jiwa per rumah tangga.

    Kepadatan penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2006 sebesar 56 jiwa per km2 secara keseluruhan di

    kabupaten ini dari tahun 2005 ke tahun 2006 hanya mengalami pertambahan sebesar 1 jiwa per km2, akan tetapi bila dilihat

    pertambahan per Kecamatan maka Kecamatan Tembilahan menempati penambahan tertinggi yaitu sebesar 5 jiwa per km2 dari315 jiwa per km2 tahun 2005 menjadi 320 jiwa per km2 tahun 2006, hal ini dikarenakan Kecamatan Tembilahan merupakan pusat

    Ibukota Kabupaten Indragiri Hilir.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    61/276

    3. Banyaknya Desa, Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga (RMT)dan Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kabupaten

    Indragiri Hilir tahun 2006

    KecamatanJumlah

    Desa

    Luas

    (km)

    Rumah

    Tangga

    Penduduk

    LK PR Jumlah

    1. Keritang 13 543,45 14.727 27.997 30.285 58.282

    2. Reteh 10 407,75 11.704 23.486 22.818 46.304

    3. Enok 12 880,86 9.087 18.753 17.190 35.943

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    62/276

    4. Tanah Merah 10 721,56 7.738 18.432 16.022 35.454

    5. KualaIndragiri

    8 511,63 4.697 12.625 8.296 20.921

    6. Tembilahan 6 197,37 14.846 33.644 29.430 63.074

    7. Tempuling 7 691,19 6.865 13.997 13.140 27.137

    8. Batang Tuaka 11 1.050,25 5.213 12.248 11.975 24.223

    9. Gaung AnakSerka

    8 612,75 5.781 11.510 11.354 22.864

    10.Gaung 11 1.021,74 8.986 21.068 20.703 41.771

    11.Mandah 12 1.479,24 10.353 32.759 14.581 47.340

    12.Kateman 8 561,09 10.015 23.440 22.151 45.591

    13.Kemuning 11 525,48 3.233 7.247 7.458 14.705

    14.Tembilahanhulu

    4 180,62 8.367 17.832 17.788 35.620

    15.Pulau Burung 15 520,00 7.745 15.784 14.073 29.857

    16.Pelangiran 4 531,22 7.206 16.448 14.186 30.634

    17.TelukBelengkong

    13 499,00 3.875 7.786 6.790 14.576

    18.Concong 6 160,29 2.950 6.611 6.510 13.121

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    63/276

    19.Kempas 8 364,49 7.055 14.303 13.611 27.914

    20.Sungai batang 6 145,99 3.156 6.851 6.330 13.181

    Jumlah 193 11.605,97 153.600 42.821 304.691 647.512

    Tahun 2005 193 11.605,97 150.027 32.066 307.264 639.330

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    4. Perbandingan Luas Wilayah dan Penyebaran Penduduk di Kabupaten Indragiri Hilir

    Kecamatan

    Luas Wilayah

    Penduduk

    (Km) %

    1. Keritang 543,45 4,68 58.282

    2. Reteh 407,75 3,51 46.304

    3. Enok 880,86 7,59 35.943

    4. Tanah Merah 721,56 6,22 35.454

    5. Kuala Indragiri 511,63 4,41 20.921

    6. Tembilahan 197,37 1,70 63.074

    7. Tempuling 691,19 5,96 27.137

    8. Batang Tuaka 1.050,25 9,05 24.223

    9. Gaung Anak 612,75 5,28 22.864

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    64/276

    Serka

    10.Gaung 1.021,74 8,80 41.771

    11.Mandah 1.479,24 12,75 47.340

    12.Kateman 561,09 4,83 45.591

    13.Kemuning 525,48 4,53 14.705

    14.Tembilahan

    hulu 180,62 1,56 35.620

    15.Pulau Burung 520,00 4,48 29.857

    16.Pelangiran 531,22 4,58 30.634

    17.Teluk

    Belengkong 499,00 4,30 14.576

    18.Concong 160,29 1,38 13.121

    19.Kempas 364,49 3,14 27.914

    20.Sungai batang 145,99 1,26 13.181

    Jumlah 11.605,97 100,00 647.512

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    5. Kepadatan Penduduk Kabupaten Indragiri Hilir Dirinci per Kecamatan Tahun 2006

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    65/276

    Kecamatan

    Luas

    Wilayah

    (Km)

    Jumlah

    Penduduk

    Kepadatan

    Penduduk

    1. Keritang 543,45 58.282 107

    2. Reteh 407,75 46.304 114

    3. Enok 880,86 35.943 41

    4. Tanah Merah 721,56 35.454 48

    5. Kuala Indragiri 511,63 20.921 41

    6. Tembilahan 197,37 63.074 320

    7. Tempuling 691,19 27.137 39

    8. Batang Tuaka 1.050,25 24.223 23

    9. Gaung Anak Serka

    10.Gaung

    612,75

    1.021,74

    22.864

    41.771

    37

    41

    11.Gaung

    10.Mandah 1.479,24 47.340 32

    12.Kateman 561,09 45.591 81

    13.Kemuning 525,48 14.705 28

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    66/276

    14.Tembilahan hulu 180,62 35.620 197

    15.Pulau Burung 520,00 29.857 57

    16.Pelangiran 531,22 30.634 58

    17.Teluk Belengkong 499,00 14.576 29

    18.Concong 160,29 13.121 82

    19.Kempas 364,49 27.914 77

    20.Sungai batang 145,99 13.181 90

    Jumlah 11.605,97 647.512 56

    Tahun 2005 11.605,97 639.330 55

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    6. Rata-rata Penduduk / Jiwa per Rumah Tangga di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan

    Jumlah Rata-rata Jiwa

    per Rumah

    TanggaPenduduk Rumah Tangga

    1. Keritang 58.282 14.727 4

    2. Reteh 46.304 11.704 4

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    67/276

    3. Enok 35.943 9.087 4

    4. Tanah Merah 35.454 7.738 4

    5. Kuala Indragiri 20.921 4.697 4

    6. Tembilahan 63.074 14.846 4

    7. Tempuling 27.137 6.865 4

    8. Batang Tuaka 24.223 5.213 4

    9. Gaung Anak

    Serka 22.864 5.781 5

    10.Gaung 41.771 8.986 5

    11.Mandah 47.340 10.353 5

    12.Kateman 45.591 10.015 5

    13.Kemuning 14.705 3.233 4

    14.Tembilahan

    hulu 35.620 8.367 4

    15.Pulau Burung 29.857 7.745 4

    16.Pelangiran 30.634 7.206 4

    17.Teluk

    Belengkong 14.576 3.875 4

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    68/276

    18.Concong

    19.Concong 13.121 2.950 4

    20.Kempas 27.914 7.055 4

    21.Sungai batang 13.181 3.156 4

    Jumlah 647.512 153.600 4

    Tahun 2005 639.330 150.027 4

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    3.Sosial

    Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu bangsa banyak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan penduduknya. Semakin

    maju pendidikan, berarti akan membawa berbagai pengaruh positif bagi masa depan berbagai bidang kehidupan. Demikian

    pentingnya peranan pendidikan, tidaklah mengherankan kalau pendidikan senantiasa banyak mendapat perhatian dari

    pemerintah maupun masyarakat. Gambaran secara umum perkembangan pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir sebagai

    berikut :

    Pada tahun 2006 Sekolah Dasar berjumlah 494, murid 80.951 dan guru 4.808 dengan ratio murid terhadap guru 16.84 dan

    murid terhadap sekolah 163.87. Data statistik pendidikan menengah bersumber pada SLTP dan SMU dilingkungan Dinas

    Pendidikan dan Departemen Agama Kabupaten Indragiri HIlir. Pada tahun 2006 terdapat 98 SLTP umum dan 30 SMU dengan

    jumlah murid SLTP 14.505 dan jumlah murid SMU 11.134 sedangkan rasio muri d terhadap guru SLTP 12,81 rasio murid

    terhadap guru SMU 14,06. Angka-angka tersebut cukup baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    69/276

    Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara

    merata dan murah. Dengan tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan yang baik, yang pada gilirannya

    memperoleh kehidupan yang sehat dan produktif.

    Pada yahun 2006 terdapat 1 buah rumah sakit, 23 puskesmas, 115 puskesmas pembantu, sedangkan jumlah paramedic 71

    orang yang terdiri dari 6 dokter spesialis, 59 dokter umum dan 6 dokter gigi.

    1. Pendidikan

    7. Banyaknya Sekolah di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan

    Sekolah Jumlah

    SD SLTP SMU/SMK

    1. Keritang 37 7 2 46

    2. Reteh 38 11 3 52

    3 Enok 34 6 2 42

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    70/276

    3. Enok 34 6 2 42

    4. Tanah Merah 21 6 1 28

    5. Kuala Indragiri 22 3 1 26

    6. Tembilahan 35 6 5 46

    7. Tempuling 32 2 2 36

    8. Batang Tuaka 22 5 1 28

    9. Gaung AnakSerka 21 5 2 28

    10.Gaung 26 5 1 32

    11.Mandah 47 6 1 54

    12.Kateman 23 4 1 28

    13.Kemuning 18 3 1 22

    14.Tembilahanhulu 16 4 2 22

    15.Pulau Burung 22 7 2 31

    16.Pelangiran 20 4 - 24

    17.TelukBelengkong 17 6 2 25

    18.Concong 14 2 - 16

    19.Kempas 19 3 1 23

    20 Sungai batang 10 3 - 13

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    71/276

    20.Sungai batang 10 3 - 13

    Jumlah 494 98 30 622

    Tahun 2005 490 63 24 577

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    8. Banyaknya Siswa / Pelajar di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan

    Sekolah Jumlah

    SD SLTP SMU/SMK

    1. Keritang 6.387 1.036 661 8.084

    2. Reteh 4.604 1.330 1.074 7.008

    3. Enok 4.133 451 436 5.020

    4. Tanah Merah 3.713 1.017 652 5.382

    5. Kuala Indragiri 2.576 353 147 3.076

    6. Tembilahan 8.578 1.824 3.244 13.646

    7. Tempuling 4.695 381 725 5.801

    8. Batang Tuaka 2.732 380 157 3.269

    9. Gaung AnakSerka 3.057 622 653 4.332

    10. Gaung 4.862 687 328 5.877

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    72/276

    10.Gaung 4.862 687 328 5.877

    11.Mandah 6.441 478 490 7.409

    12.Kateman 5.519 835 716 7.070

    13.Kemuning

    3.438

    171

    214

    3.823

    14.Tembilahanhulu 3.875 1.632 838 6.345

    15.Pulau Burung 3.472 961 401 4.834

    16.Pelangiran 3.611 214 - 3.825

    17.TelukBelengkong 2.350 445 140 2.935

    18.Concong 1.760 283 - 2.043

    19.Kempas 4.101 1.260 258 5.619

    20.Sungai batang 1.047 145 - 1.192

    Jumlah 80.951 14.505 11.134 106.690

    Tahun 2005 76.675 11.937 7.473 96.085

    Sumber: BPS Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    9. Banyaknya Murid Sekolah Negeri dan Swasta menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2005/2006

    Jumlah Murid

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    73/276

    Jenjang Pendidikan

    Jumlah Murid

    Negeri Swasta

    Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) 107 1.647

    Sekolah Dasar (SD) 80.951 6.363

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

    14.505 2.037

    Sekolah Menengah Atas / Kejuruan

    (SMA/SMK) 11.134 1.661

    Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    10. Banyaknya Sekolah Negeri dan Swasta menurut Jenjang Pendidikandi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Jenjang Pendidikan

    Jumlah Murid

    Negeri Swasta

    Sekolah Taman Kanak-kanak (STK) 1 24

    Sekolah Dasar (SD) 453 41

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 37 28

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    74/276

    Sekolah Menengah Atas /

    Kejuruan(SMA/SMK) 11 10

    Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    11. Banyaknya Sekolah Madrasah Ibtidayah, Murid dan Gurudi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan Sekolah Murid Guru

    1. Keritang 33 2.663 274

    2. Reteh 29 1.925 243

    3. Enok 26 1.944 196

    4. Tanah Merah 3 695 28

    5. Kuala Indragiri 8 453 41

    6. Tembilahan 4 317 45

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    75/276

    7. Tempuling 9 370 76

    8. Batang Tuaka 10 1.375 101

    9. Gaung Anak Serka 5 299 46

    10.Gaung 21 2.300 145

    11.Mandah 21 1.596 174

    12.Kateman 14 1.538 90

    13.Kemuning 1 149 8

    128

    14.Tembilahan hulu 9 1.461 128

    15.Pulau Burung 1 120 8

    16.Pelangiran 16 1.449 103

    17.Teluk Belengkong 1 78 5

    18.Concong 1 55 4

    19.Kempas 4 341 40

    20.Sungai batang 10 715 85

    Jumlah 226 19.843 1.840

    Tahun 2005 225 19.490 1.593

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    76/276

    Sumber: Kandepag Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    12. Banyaknya Sekolah Madrasah Tsanawiyah, Murid dan Guru di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan Sekolah Murid Guru

    1. Keritang 16 1.434 217

    2. Reteh 16 966 192

    3. Enok 12 887 150

    4. Tanah Merah 4 332 46

    5. Kuala Indragiri 5 186 57

    6. Tembilahan 6 1.254 134

    7. Tempuling 4 658 110

    8. Batang Tuaka 9 921 117

    9. Gaung AnakSerka

    6 603 87

    10.Gaung 12 920 134

    11.Mandah 15 1.377 176

    12.Kateman 5 1.059 74

    13.Kemuning 2 337 32

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    77/276

    14.Tembilahanhulu

    5 573 69

    15.Pulau Burung 4 343 54

    16.Pelangiran 7 667 82

    17.TelukBelengkong

    2 140 31

    18.Concong 2 210 20

    19.Kempas 6 480 82

    20.Sungai batang 5 446 80

    Jumlah 143 13.793 1.944

    Tahun 2005 143 13.346 1.368

    Sumber: Kandepag Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    13. Banyaknya Sekolah Madrasah Aliyah, Murid dan Gurudi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan Sekolah Murid Guru

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    78/276

    1. Keritang 5 476 67

    2. Reteh 6 423 106

    3. Enok 4 334 42

    4. Tanah Merah 2 144 29

    5. Kuala Indragiri - - -

    6. Tembilahan 2 186 26

    7. Tempuling 3 337 28

    8. Batang Tuaka 3 399 47

    9. Gaung Anak Serka 2 158 25

    10.Gaung 3 136 30

    11.Mandah 2 277 37

    12.Kateman 2 327 34

    13.Kemuning 1 78 17

    14.Tembilahan hulu 3 1.142 81

    15.Pulau Burung 1 90 14

    16.Pelangiran 1 124 15

    17.Teluk Belengkong - - -

    18.Concong 1 45 18

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    79/276

    19.Kempas - - -

    20.Sungai batang 5 397 57

    Jumlah 46 5.073 673

    Tahun 2005 43 3.392 628

    Sumber: Kandepag Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    2. Kesehatan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    80/276

    2. Kesehatan

    14.Jumlah Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan PuskesmasPuskesmasRRI

    TTPuskesmas

    PuskesmasPembantu

    Puskesmas

    Keliling

    Roda

    4Perahu

    1. Keritang 2 1 10 9 1 -

    2. Reteh 1 1 10 7 - 1

    3. Enok 2 - - 8 1 -

    4. Tanah Merah 2 1 10 5 - -

    5. Kuala Indragiri 1 - - 5 - -

    6. Tembilahan 1 - - 5 1

    -

    7. Tempuling 1 - - 5 - -

    8. Batang Tuaka 1 - - 6 - -

    9. Gaung AnakSerka 1 1 10 5 - -

    10.Gaung 1 - - 9 - -

    11.Mandah 1 - - 11 - 1

    12.Kateman 1 1 10 5 - -

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    81/276

    13.Kemuning 1 1 10 8 1 -

    14.Tembilahanhulu 1 - - 2 - -

    15.Pulau Burung 1 - - 4 - -

    16.Pelangiran 1 1 10 4 - -

    17.TelukBelengkong 1 - - 2 - -

    18.Concong 1 - - 5 - -

    19.Kempas 1 - - 7 1 -

    20.Sungai batang 1 1 10 3 - -

    Jumlah 23 8 80 115 5 2

    Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    15.Jumlah Rumah Sakit dan Fasilitas Penunjang Kesehatandi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Milik / Owner

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    82/276

    Fasilitas Kesehatan

    Peme-

    rintah

    TNI/

    PolriSwasta Jumlah

    1. Rumah Sakit 1 - - 1

    2. Tempat Tidur 113 - - 113

    3. Rumah Bersalin - - 5 5

    4. Tempat Tidur

    Rumah - - 25 25

    5. Bersalin - - 7 7

    6. Balai

    Pengobatan - - 6 6

    7. Dokter Praktek - - 4 4

    8. Optikal - - 6 6

    9. Apotik - - 58 58

    10.Toko obat 1 - - 1

    11.Gudang

    Farmasi 23 - - 23

    12.Puskesmas 115 - - 115

    13.Puskesmas

    Pembantu 449 - - 449

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    83/276

    14.Posyandu

    Sumber: Dinas Kesehatan Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    3. Religion

    16. Banyaknya Sarana Ibadah Bagi Umat Beragamadi Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan Masjid Suarau Mushola Gereja Vihara

    1. Keritang 67 141 4 - -

    2. Reteh 72 104 - - -

    3 E k 64 56 2

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    84/276

    3. Enok 64 56 2 - -

    4. Tanah Merah 18 20 3 - -

    5. Kuala Indragiri 32 49 1 - -

    6. Tembilahan 34 33 13 1 1

    7. Tempuling 77 78 1 - -

    8. Batang Tuaka 37 40 - - -

    9. Gaung AnakSerka

    25 32 3 - -

    10.Gaung 62 34 1 - 1

    11.Mandah 77 100 1 - 2

    12.Kateman 38 61 60 - 1

    13.Kemuning 22 4 6 - -

    14.Tembilahanhulu

    28 25 8 - -

    15.Pulau Burung 24 20 1 1 -

    16.Pelangiran 39 20 2 - -

    17.TelukBelengkong

    26 12 1 - -

    18. 14 13 - - -

    19.Concong

    20 Kempas 13 13

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    85/276

    20.Kempas 13 13 - - -

    21.Sungai batang 13 8 - - -

    Jumlah 782 863 107 115 5

    Sumber: Departemen Agama Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    4. Pertanian

    Pertanian mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Kabupaten Indragiri Hilir naik dalam pembentukan

    PDRB maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja.Sejalan dengan pembangunan di segala bidang, pemerintah berupaya

    meningkatkan perekonomian serta kesejahteraan petani yang sebagian besar berada di daerah pedesaan.

    1. Penggunaan Lahan

    Data penggunaan lahan Kabupaten Indragiri Hilir dikumpulkan setiap tahun, meliputi:

    1. Lahan sawah yang mencakup sawah pengairan (irigasi), tadah hujan, pasang surut, lebak, dan sebagainya.

    2. Lahan kering meliputi pekarangan, tegal / kebun, lading / huma, pengembalaan, dan sementara tidak diusahakan.

    3. Luas tanam dan panen

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    86/276

    a. Luas tanam adalah luas tanaman yang betul-betul ditanam sebagai tanaman baru selama setahun yang lalu, baik penanaman yang

    bersifat normal maupun penanaman yang dilakukan untuk mengganti tanaman yang rusak.

    b. Luas panen adalah luas tanaman yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur.

    c. Lainnya.

    17. Perkembangan Luas Lahan Sawah Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    I i i J l h

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    87/276

    Kecamatan

    Irigasi

    Teknis

    Sederhana PU Irigasi non PUTadah

    Hujan

    Pasang

    SurutLebak Jumlah

    Jumlah

    (D+TD)

    D TD D TD D TD D TD D TD D TD D TD

    1. Keritang - - - - - - - - 7.422 4.829 - - 7.422 4.829 12.251

    2. Reteh - - - - - - - - 7.091 468 - - 7.091 468 7.559

    3. Enok - - - - - 125 - 525 259 234 - - 259 881 1.140

    4. Tanah Merah - - - - - - - - 100 50 - - 100 50 150

    5. KualaIndragiri

    - - - - - - - - 603 2.063 - - 603 2.063 2.666

    6. Tembilahan - - - - - - - - 1.543 1.037 - - 1.543 1.037 2.580

    7. Tempuling - - 1.176 - - - - - 1.483 2.788 - - 2.659 2.788 5.447

    8. Batang Tuaka - - 325 - - - - - 3.128 4.306 - - 4.693 4.306 8.999

    9. Gaung AnakSerka

    - - 263 - 315 - 925 - 918 1.115 - - 1.181 1.115 2.296

    10.Gaung - - 485 - - - - - 2.558 2.068 - - 3.043 2.068 5.111

    11.Mandah - - - - - - - - 143 57 - - 143 57 200

    12.Kateman - - - - - - - - - 333 - - - 333 333

    13.Kemuning - - - - - - - - 15 55 - - 15 1.035 1.050

    14.Tembilahanhulu

    - - 749 - - - - - 1.474 522 - - 2.223 522 2.745

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    88/276

    15.Pulau Burung - - - - - - - - - - - - - - -

    16.Pelangiran - - - - - - - 980 - 185 - - - 185 185

    17.TelukBelengkong

    - - - - - - - - - - - - - - -

    18.Concong - - - - - - - - - - - - - - -

    19.Kempas - - - - - - - - - - - - - - -

    20.Sungai batang - - - - - - - - - - - - - - -

    Jumlah - - 2.998 - 315 125 925 1.502 26.737 20.110 - - 30.975 21.737 52.712

    Sumber: Dinas Pertanian Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    Keterangan : - D : Diusahakan - TD : Tidak Diusahakan

    18. Luas Penggunaan Lahan Kering Dirinci per Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2006

    Kecamatan PekaranganTegal/

    Kebun

    Ladang/

    HumaPadang rumput Tidak

    Diusa-HutanRakyat HutanNegara Perke-bunan Lain-lain Rawatidak

    Tambak Kolam Jumlah

    hakan Ditanami

    1. Keritang 1.408 6.247 - - 7.238 - - 24.605 2.554 - - 15 42.094

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    89/276

    1. Keritang 1.408 6.247 7.238 24.605 2.554 15 42.094

    2. Reteh 2.837 - - - - - - 42.230 2.450 - 287 11 47.815

    3. Enok 4.377 3.902 - - 3 - 19.828 44.730 13.839 - 255 12 86.946

    4. Tanah Merah 761 65 - - - - 29.644 41.436 - - 100 - 72.006

    5. KualaIndragiri

    5.750 7.500 - - 72 - 8.370 35.689 5.431 1.700 9 5 64.526

    6. Tembilahan 1.300 2.780 - - - - 654 10.082 2.329 - - 12 17.157

    7. Tempuling 8.650 11.450 - - 1.784 - 43.850 30.193 3.627 510 - 57 100.121

    8. Batang Tuaka 3.980 27.883 - 2.300 24.56 - 16.831 - 20.190 - - 275 96.026

    9. Gaung AnakSerka

    3.099 1.459 - - 3,274 - 18.260 21.223 8.870 2.786 - 8 58.979

    10.Gaung 1.549 3.043 - - 1.157 15.000 20.000 45.715 6.796 3.800 - 3 97.063

    11.Mandah 6.382 8.887 - - 475 6.700 37.800 38.025 49.425 - - - 147.724

    12.Kateman 4.279 3.272 - - - - 9.544 36.239 2.426 - - 11 55.776

    13.Kemuning 1.185 1.023 630 250 319 85 28.478 19.074 450 - - 4 51.498

    14.Tembilahan

    hulu

    1.294 2.503 - - 1.200 - - 6.474 3.844 - - - 15.317

    15.Pulau Burung 1.602 1.320 - - - - 7.310 40.035 1.720 - - 5 52.000

    16.Pelangiran 2.260 2.070 - - 622 - 10.272 36.227 1.480 - - 6 52.937

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    90/276

    g

    17.TelukBelengkong

    1.816 1.527 - - - - 13.024 32.099 1.426 - - 5 49.900

    18.Concong - - - - - - - - - - - - -

    19.Kempas - - - - - - - - - - - - -

    20.Sungai batang - - - - - - - - - - - - -

    Jumlah 52.529 84.958 630 2.550 40.711 21.785 263.865 504.076 126.857 8.796 699 429 1.107.885

    Sumber: Dinas Pertanian Kab. Indragiri Hilir dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    2. Produksi

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    91/276

    a. Perkebunan

    Kebun kelapa identik dengan Indragiri Hilir dan Indragiri Hilir adalah sentra kebun kelapa paling luas di

    Indonesia, menjadi hamparan kebun kelapa dunia.Di sini pohon-pohon kelapa tumbuh dengan suburnya dari lahan-

    lahan yang semula hutan rawa-rawa.

    Sebagai negara pemilik kebun kelapa terluas di dunia, Indonesia mempunyai perkebunan seluas 3,7 juta hektar

    yang tersebar di kepulauan kelapa. Wilayah Kateman atau yang lebih di kenal dengan sebagai Sungai Guntung adalah

    kecamatan yang memiliki kebun kelapa paling luas disana.Kebun-kebun ini adalah milik PT. Pulau Sambu, sebuah

    perusahaan agrobisnis yang memiliki kebun sekaligus pabrik minyak kelapa di Indragiri Hilir.

    Kebun kelapa disana dikelola secara profesional.Hamparan kebun itu bukan hanya subur, produktif dan

    dihandalkan, tapi juga indah mengasyikan.Kebun kelapa Guntung sudah menjadi objek wisata atau agrowisata yang

    luar biasa. Dan inilah kebun kelapa raksasa dan daya tarik wisata yang tiada tara. Kabarnya disekitar pantai akan dibuat

    badan jalan, sepanjang tepi kanal dan tanggul akan dapat dilalui kendaraan.Panjang kanal disambung-sambung akan

    mencapai 32.000 kilometer Luar biasa! itulah potret sekilas Negeri Sejuta Kelapa di Negeri Seribu Parit ini.

    Pada tahun 2006, produksi buah-buahan di Kabupaten Indragiri Hilir mencapai 37.894 ton, dimana buah nanas

    merupakan buah yang paling banyak diproduksi dan buah yang paling sedikit diproduksi adalah buah alpukat

    sebanyak 0.26 ton. Buah duku, jeruk, pisang diproduksi sekitar 2.000 ton sampai 5.000 ton.Sedangkan untuk buah-

    buahan lainnya seperti belimbing, durian, jambu biji, jambu air, mangga, manggis, nangka, pepaya, rambutan, sawo,

    sirsak, semangka, sukun dan kuini diproduksi antara 10 ton sampai 1.000 ton.

    b. Pertanian

    Pembangunan bidang pertanian diarahkan pada upaya pemanfaatan dan pengolahan lahan pertanian seoptimal

    mungkin untuk meningkatkan produksi yang diharapkan memberi dampak bagi pemenuhan kebutuhan pangan rakyat,

    peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani serta penciptaan lapangan pekerjaan dan berusaha Potensi lahan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    92/276

    peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani, serta penciptaan lapangan pekerjaan dan berusaha. Potensi lahan

    pertanian di Kabupaten Indragiri Hilir ada seluas 126.372 hektar yang terdiri dari lahan sawah tadah hujan seluas 52.712

    hektar, dan lahan kering seluas 73.660 hektar. Lahan pertanian yang sudah dimanfaatkan baru sebanyak 62.502,27 hektar

    yang terdiri lahan sawah tadah hujan 36.732 hektar dan lahan kering seluas 25.770,27 hektar.Dengan demikian masih ada

    lahan yang belum termanfaatkan seluas 63.689,73 hektar.

    Program-program Pembangunan Bidang Pertanian :

    Program Pengembangan dan Pengelolaan Trio Tata Air.

    Program Pengembangan Sumberdaya dan Kelembagaan.

    Program Pengembangan Tanaman Pangan dan Holtikultura.

    Program Peningkatan dan Pengembangan Produksi Peternakan.

    Program Pengembangan Kemitraan dan Kawasan Agribisnis.

    Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

    Komoditi pangan / beras di Kabupaten Indragiri Hilir diproduksi sebanyak 66.825,1 ton pertahun.Dan komoditi

    pangan yang paling sedikit di produksi adalah kacang tanah yaitu sebanyak 13.3 ton pertahun.

    c. Peternakan

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    93/276

    3. Peningkatan ekspor sekaligus menekan impor komoditas perikanan.

    4. Pemanfataan seefesien mungkin serta pemeliharaan kelestarian sumber daya dan lingkungan perairan.

    5. Meningkatkan peranan sub sektor perikanan dalam kegiatan dan pembangunan pedesaan terutama dalam hal menciptakan peluang

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    94/276

    5. Meningkatkan peranan sub sektor perikanan dalam kegiatan dan pembangunan pedesaan terutama dalam hal menciptakan peluang

    bekerja dan berusaha.

    Evaluasi pelaksanaantugas subsektor perikanan Indragiri Hilir disusun berdasarkan realisasi kegiatanyangdilaksanakan oleh Dinas Perikanan Indragiri Hilir serta kegiatan-kegiatanyang dilaksanakan oleh nelayan/petani ikan di

    daerah ini sehingga akan tergambarpencapaian sasaran target berdasarkan yang telah diprogramkan.

    Luas lahan potensialuntuk usaha pengembangan budidaya air payau (tambak) sekitar 13.000 hektar,sedangkan

    untuk budidaya air tawar (kolam) sekitar 1.657 Ha. Jumlah pendudukyang berusaha di bidang perikanan baik secara

    langsung maupun tidak langsung/sambilan.

    19. Luas Panen dan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2007

    KomoditiLuas Panen

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    1. Padi Sawah 33,663 121,399

    2. Padi Ladang 33,040 120,208

    3. Jagung 4,634 11,880,32

    4. Kedelai 245 436,68

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    95/276

    5. Kacang Tanah 6 14,58

    6. Kacang Hijau 71 84,42

    7. Ubi Kayu 411 3.257,49

    8. Ubi Jalar 161 734,70

    9. Talas 44 292,20

    Sumber: http://inhilkab.go.id

    20. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2006

    KomoditiLuas Panen

    (Ha)Produksi(Ton)

    1. Kucai 10 76

    2. Petsal/Sawi 25 229,6

    3. Kacang Panjang 248 438,7

    4. Cabe Merah 160 232,7

    5. Cabe Rawit 61 266,7

    6. Toamat 36 221,2

    7. Terong 77 638,2

    8. Katu - -

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    96/276

    9. Ketimun 154 1.651,1

    10.Kangkung 68 704,1

    11.Bayam 75 149,2

    12.Labu Siam 36 195,9

    13.Buncis 1 14,0

    Sumber: http://inhilkab.go.id

    21. Luas Panen dan Produksi Buah-buahan di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2006

    KomoditiLuas Panen

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    1. Alpukat 0,23 0,26

    2. Belimbing 0,34 10,22

    3. Duku 111,89 2.149,50

    4. Durian 90,33 174,25

    5. Jambu Biji 6,00 87,40

    6. Jeruk 526,76 5.847,67

    7. Mangga 39,25 123,99

    8. Manggis 21,63 83,15

    9. Nangka 44,12 183,79

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    97/276

    10.Nenas 336,87 25.479,32

    11.Pepaya 6,43 218,30

    12.Pisang 185,71 2.086,77

    13.Rambutan 50,66 221,92

    14.Kuini 17,62 27,63

    15.Sawo 65,16 268,67

    16.Sirsak 3,74 53,74

    17.Sukun 7,60 43,42

    18.Cempedak 40,98 185,01

    19.Semangka 98,00 787,00

    20.Jambu Air 15,02 47,42

    21.Salak 0,02 -

    Sumber:http://inhilkab.go.id

    22. Luas Panen dan Produksi Tanaman Obat-obatan di Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2006

    P d k i

    http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/
  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    98/276

    KomoditiLuas Panen

    (Ha)

    Produksi

    (Ton)

    1. Jahe 22,81 498,43

    2. Laos 13,96 439,23

    3. Kencur 13,28 224,10

    4. Kunyit 14,08 334,46

    5. Lempuyang 2,08 51,00

    6. Temu lawak 1,51 34,61

    7. Temu ireng - -

    8. Keji Beling - -

    9. Dringo - -

    10.Kapu laga - -

    Sumber: http://inhilkab.go.id

    5. Perdagangan

    Perkembangan harga 9 bahan pokok dan barang penting lainnya mengalami sedikit kenaikan jika dibanding tahun

    sebelumnya, hal ini sebagai dampak dari kenaikan harga pembelian gabah oleh Pemerintah, naiknya harga kopra dan pengaruh

    musim yang mempengaruhi kelancaran angkutan barang. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: harga kelapa dan hasil-

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    99/276

    hasilnya; 2 Pengadaan 9 bahan pokok dan barang penting lainnya.

    Sampai saat ini di Kabupaten Indragiri Hilir belum ada distributor yang khusus terhadap barang strategis. Sub penyalur

    khusus gula pasir yang ditunjuk yaitu KUD Karya Baru di Concong Luar dan KUD Hidup baru di Teluk Kelasa, Keritang, tidak

    menjalankan fungsinya. Namun pengadaan 9 bahan pokok dan barang penting tetap lancar dan tidak terganggu.

    1. Perdagangan Antar Pulau

    Perdagangan antar pulau yang membawa barang-barang tetap dalam pengawasan, yakni minyak kelapa dan minyak goreng

    selama mengalami kenaikan hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya pemakaian kopra dan minyak kelapa sebagai bahan

    baku pabrik minyak goreng lokal. Perdagangan kopra meningkat 25,09 persen, minyak kelapa naik 32,7 persen dan minyak

    goreng turun 48,47 persen.

    2. Perdagangan Luar Negeri

    Pengawasan mutu barang ekspor di daerah ini dilakukan oleh petugas pengambil contoh dari Balai Pengujian dan Sertifikat

    Mutu Barang (BPSMB) Departemen Perdagangan Pekanbaru dan Petugas pengambil contoh untuk komoditas udang unggul

    beku dilakukan oleh Dinas Perikanan Tinggkat II Indragiri Hilir. Ada 5 (lima) jenis komoditas yang diawasi mutu ekspornya,

    yaitu sebagai berikut :

    Bungkil Kopra, bungkil kopra diproduksi oleh PT. Pulau sambu Cabang Kuala Enok, petugasnya dari BPSMB

    Minyak Kelapa, Komoditas minyak kelapa diproduksi oleh PT. Pulau Sambu dan CV. AE Brother's Company, petugas pengambil

    contoh dilakukan oleh BPSMB Pekanbaru.

    Minyak Goreng, Komoditas minyak goreng diproduksi oleh PT. Sambu Cabang Kuala Enok dengan petugas pengambil contoh dari

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    100/276

    BPSMB Pekanbaru

    Bungkil Inti Kelapa, Komoditas bungkil inti kelapa sawit diproduksi oleh PT. Pulau Sambu dengan petugas pengambil contoh dari

    BPSMB Pekanbaru

    Udang beku, Komoditas udang beku diproduksi oleh Perusahaan Karya Utama di Concong Luar dengan petugas pengambil contoh

    dari Dinas Perikanan Tingkat II Indragiri Hilir.

    Statistik perdagangan luar negeri meliputi barang yang di ekspor ke luar negeri dan yang di impor dari luar negeri

    malalui wilayah Kabupaten Indragiri Hilir. Nilai ekspor Indragiri Hilir pada tahun 2006 adalah sebesar US $ 150.274.893,55.

    Nilai ekspor terbesar Kabupaten Indragiri Hilir yaitu sebesar US $ 61.915.447,35 ke Negara Singapura dan sebesar US $

    44.459.386,76 ke Negara Malaysia. Untuk data ekspor Liminiting tahun 2006 tercatat sebanyak 1.304.312.524 m3 dengan nilai

    US $ 150.312.893,55.

    23. Realisasi Eksport Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Berdasarkan Negara Tujuan tahun 2006

    Negara Tujuan Nilai US $ Share (%)

    Malaysia 44.459.386,76 29,5783

    Swedia 2.021.593,84 1,3450

    Singapore 61.915.447,35 41,1916

    Taiwan 778.789,11 0,5181

    Australia 3,038.382,85 2,0214

    Rotherdam 543.496,06 0,3616

    Spanyol 834.000,00 0,5549

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    101/276

    Spanyol 834.000,00 0,5549

    China 5.387.382,08 3,5842

    Korea 5.752.356,84 3,8270

    Jepang 1.808.952,00 1,2035

    Pakistan 1.113.056,00 0,7405

    Belanda 209.667,25 0,1395

    Thailand 89.733,00 0,0597

    India 20.297.315,41 13,5036

    Italy 2.025.335,00 1,3474

    Jumlah 150.274.893,55 100,00

    Sumber :Disperindagdan Penanaman Modal Kab. Inhil dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    6. Perhubungan

    Dari laporan pelabuahan laut Tembilahan diperoleh informasi bahwa pada tahun 2005 banyaknya barang-barang antar

    pulau yang dibongkar berjumlah 7.792 ton, 108.988 ton BBM.Dan yang dimuat berjumlah 5.901 ton.

    Untuk tahun 2006, arus muat barang tingkat Pelayaran Nasional melalui pelabuhan Tembilahan tercatat sejumlah 109.083

    ton BBM dan 8.470 ton lainnya dan untuk arus muat tercatat sebanyak 6.841 ton barang lainnya.

    24. Kunjungan Kapal dan Arus Penumpang Melalui Pelabuhan Tembilahan tahun 2006

    Pelayaran Pelayaran

    http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/http://inhilkab.go.id/
  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    102/276

    Bulan

    Pelayaran

    Rakyat

    Pelayaran

    NasionalPenumpang

    Tiba Berang-kat

    Tiba Berang-kat

    Tiba Berang-kat

    1. Januari 84 84 95 95 1.253 624

    2. Februari 79 79 83 83 1.084 305

    3. Maret 72 72 80 80 1.047 367

    4. April 77 77 78 78 679 223

    5. Mei 77 77 102 102 1.119 490

    6. Juni 78 78 102 102 1.361 692

    7. Juli 75 75 103 103 1.809 811

    8. Agustus 74 74 100 100 1.225 629

    9. September 83 83 96 96 1.134 1.007

    10.Oktober 82 82 88 88 1.430 1.186

    11.November 78 78 97 97 1.861 963

    12.Desember 90 90 93 93 1.237 892

    Jumlah 949 949 1.117 1.117 15.239 8.189

    Sumber: Kantor Adpel Tembilahan dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    103/276

    25. Bongkar / Muat Tingkat Pelayaran Nasional Melalui Pelabuhan Tembilahan tahun 2006

    Bulan

    Bongkar Muat

    BBM

    (ton)

    Lain-

    lain

    (ton/m3)

    CPO

    (ton)

    CArnel

    (ton)

    Kayu

    Gergaji

    (ton/m3)

    Lain-lain

    (ton/m3)

    1. Januari 9.400 516 - - - 624

    2. Februari 10.405 529 - - - 305

    3. Maret 5.600 605 - - - 367

    4. April 7.930 1.189 - - - 223

    5. Mei 8.711 871 - - - 490

    6. Juni 9.831 480 - - - 692

    7. Juli 11.215 810 - - - 811

    8. Agustus 12.401 803 - - - 629

    9. September 10.532 899 - - - 1.007

    10.Oktober 6.526 311 - - - 1.186

    11.November

    9.464

    595

    -

    -

    -

    963

    12.Desember 7.068 862 - - - 892

    Jumlah 109.083 8.470 - - - 6.841

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    104/276

    Sumber: Kantor Adpel Tembilahan dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

    26.Jarak dan Waktu Tempuh Jalan Sungai dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan dan Desa di Kab. Inhil

    Dari Ke

    Jarak

    Tempuh

    (KM)

    Waktu Tempuh

    Kapal

    Motor

    (jam)

    Speed Boat (jam)

    Tembilahan Rumbai Jaya 32 3 0,45

    Tembilahan Teluk Kiambang 44 4 1

    Tembilahan Sungai Salak 24 2,5 0,3

    Tembilahan Sapat 23 2 0,3

    Tembilahan Sungai Piring 27 2,2 0,3

    Tembilahan Kuala Enok 53 4 1,25

    Tembilahan Pualu KIjang 101 8 2,25

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    105/276

    j g

    Tembilahan Kota Baru 165 9 3,5

    Tembilahan Enok 88 7 2

    Tembilahan Kuala Gaung 45 4,5 1,25

    Tembilahan Teluk Pinang 65 5,5 1,5

    Tembilahan Kuala Lahang 68 5,5 1,5

    Tembilahan Concong Luar 85 7 2

    Tembilahan Perigi Raja 43 3,5 1,5

    Tembilahan Concong Dalam 48 3 1,5

    Tembilahan Igal 89 5 2

    Tembilahan Bekawan 83 7 2

    Tembilahan Mandah 97 6 2

    Tembilahan Kuala Tungkal 97 8 2

    Tembilahan Teluk Lanjut 116 8,5 2,5

    Tembilahan Sungai Guntung 168 10 3,25

    Tembilahan STI (TI.

    Belengkong)

    182 12 4

    Sumber: Kantor Adpel Tembilahan dalam Indragiri Hilir Dalam Angka

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    106/276

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    107/276

    3. Peta Pola PergerakanKabupaten Indragiri Hilir

    Sumber: Survey, 2010

  • 7/21/2019 PENATAAN KAWASAN PARIT.docx

    108/276

    7. Isu-Isu Permasalahan

    Ada beberapa identifikasi issue dan permasalahan secara umum Kabupaten I