tinjauan kimia farmasi
TRANSCRIPT
TINJAUAN KIMIA FARMASI
1. Amoksisilin
a. Deskripsi
- Rumus struktur
- Rumus kimia : Amoksisilin Trihidrat (C16H19N3O5S.3 H2O)
- Berat Molekul : 419,45
- Pemerian : Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau, dan berasa pahit.
- Kelarutan : Senyawa ini sukar larut dalam air dan metanol (1 gram dalam
370 ml air atau dalam 2000 ml alkohol), tidak larut dalam benzen, dalam karbon
tetraklorida dan dalam kloroform (Ditjen POM).
b. Analisis
- Identifikasi
Baku pembanding, amoksisillin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan
Identifikasinya menggunakan spektrum serapan infra merah, zat yang
dsidispersikan dalam kalium bromide P menunjukkan maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti pada amoksisillin BPFI.
- Penetapan kadar
Lakukan penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).
Pengencer : larutkan 13,6 gram kalium fosfat monobasa P dalam 2 liter air, atur pH
hingga 5,0±0,1 dengan larutan kalium hidroksida P 45 % b/b.
Fase gerak : buat campuran pengencer dan asetonitril P (96:4) saring. Turunkan kadar
asetonitril P untuk menaikkan waktu retensi amoksisillin.
Larutan baku : timbang seksama sejumlah amoksisillin BPFI larutkan dalam pengencer
hingga kadar lebih kurang 1,2 mg/ml. gunakan larutan dalam waktu 6 jam.
Larutan uji : timbang seksama lebih kurang 240 mg, masukkan ke dalam labu terukur
200 ml, larutkan dan encerkan dengan pengencer sampai tanda. Gunakan larutan dalam
waktu 6 jam.
Prosedur : suntikkan secara terpisah sejumlah volume yang sama (± 10µl ) larutan baku
dan larutan uji ked lam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
utama.
2. Parasetamol
a. Deskripsi
- Rumus bangun :
- Rumus molekul : C8H9NO2
- Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida [103-90-2]
- Berat molekul : 151,16
- Kandungan : Tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2
dihitung terhadap zat anhidrat.
- Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit.
- Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah
larutan dalam etanol. (Ditjen POM, 1995).
b. Analisis
- Identifikasi
Baku pembanding : paracetamol BPFI; laukukan pengeringan di atas silica gel P
selama 18 jam sebelum digunakan.
A. Spectrum serapan IR, zat yang telah dikeringkan diatas pengering yang cocok
didispersikan ke dalam kalikum bromide P, menunjukkan maksimum hanya pada
panjang gelombang yang sama seperti pada paracetamol BPFI.
B. Spektrum serapan ultra violet, larutan( 1 dalam 200.000) dalam campuran asam
klorida 0,1 N dalam metanol P ( 1 dalam 100), menunjukkan maksimum dan
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada paracetamol BPFI.
C. Memenuhi uji identifikasi secara kromatografi lapis tipis, gunakan larutan 1 mg/ml
dalam methanol P dan fase gerak diklormetana P/methanol P ( 4:1).
- Penetapan Kadar
Larutan baku : timbang seksama sejumlah paracetamol BPFI, larutkan dalam air
hingga kadar lebih kurang 12 µg per ml
Larutan uji : timbang seksama lebih kurang 120 mg, masukkan kedalam labu terukur
500 ml, larutkan dalam 10 ml methanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
Masukkan 5,0 ml larutan ke dalam labu terukur 100 ml, encerkan dengan air sampai
tanda dan campur. Ukur serapan larutan uji dan larutan baku pada panjang
gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, terhadap air sebagai blanko.
3. Ciprofloksasin
a. Deskripsi
- Rumus struktur
-Nama kimia : 1-cyclopropyl-6-fluoro-4-oxo-7-(piperazin-1-yl)-quinoline-3-
carboxylic acid.
-Rumus Molekul : C17H18F N 3O3
-Berat Molekul : 331.346
-Pemerian : Serbuk dengan kekuningan hingga berwarna kuning.
-Kelarutan : Mempunyai kelarutan dalam air pada suhu 25°C.
b. Analisis
- Identifikasi menggunakan spektrofotometer UV
- Penetapan kadar
penetapan kadar ciprofloxasin dilakukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) metode fase balik menggunakan kolom VP-ODS (4,6 mm x 25 cm), fase
gerak yang digunakan campuran larutan asam fosfat 0,025 M : asetonitril (80:20),
laju alir 1,5 ml/menit dan pengukuran dilakukan pada panjang gelombang 278
nm.