tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung

Upload: miftah-arifin

Post on 01-Mar-2018

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    1/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    1

    TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG

    JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG

    TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA

    ELEKTRONIK

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

    Oleh:

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2007

    FAVE CHAYO SAPUTRA

    02 0200 146

    Departemen Hukum Keperdataan

    Program Kekhususan Hukum Perdata BW

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    2/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    2

    TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG

    JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG

    TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA

    ELEKTRONIK

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

    Oleh:

    FAVE CHAYO SAPUTRA

    02 0200 146

    Departemen Hukum Keperdataan

    Program Kekhususan Hukum Perdata BW

    Menyetujui,

    Ketua Departemen

    PROF. Dr. H. TAN KAMELLO, SH., MS.

    NIP. 131 764 556

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Prof. Dr. H. Tan Kamello, SH., MS. Rabiatul Syahriah, SH., M.Hum.

    NIP. 131 764 556 NIP. 131 571 772

    FAKULTAS HUKUM

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

    MEDAN

    2007

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    3/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    3

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala limpahan nikmat,rahmat taufik dan hidayah-Nya baik yang disadari dan tidak disadari ataupun barudisadari setelah kehilangan nikmat tersebut. Shalawat serta salam semoga senantiasatercurah kepada Nabiyullah, hamba Allah dan Rasul-Nya, pembawa kebenaran, yangmengajak dan membimbing ke jalan Allah dan mengeluarkan manusia dari kegelapanjahiliyah kepada cahaya Islam. Shalawat serta keridhoan yang sempurna atas keluarga

    dan para sahabatnya yang setia melaju menjadi pengganti di atas jalan dakwah hinggahari kiamat. Kemudian penulis mohonkan rahmat sepenuhnya atas para mereka yangmeneruskan perjuangan dalam iman, Islam dan ikhsan dan orang-orang yang jujur dalam

    agama dan umat Muhammad SAW.Alhamdulillah, tiada ungkapan yang lebih pantas diucapkan selain rasa syukur

    yang sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, karena hanya atas pertolongannya makapenulis telah berhasil menyelesaikan study di Fakultas Hukum Universitas SumateraUtara dan merampungkan penulisan skripsi yang berjudul TINJAUAN HUKUM

    PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK ATAS

    WANPRESTASI YANG TERJADI DALAM JUAL BELI SOFTWATE SECARAELEKTRONIKTiada daya dan upaya melainkan hanya pertolongan Allah yang Maha

    Tinggi lagi Maha Agung. Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apayang telah Engkau ajarkan, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha

    Bijaksana.

    Sesungguhnya banyak pihak yang memberikan dorongan dan pencerahanserta dukungan dan bantuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga penulis merasa

    sangat terhutang budi terhadap mereka yang telah memberikan kontribusi dan

    wawasan keilmuan di bidang hukum. Melalui kesempatan ini, Penulismenyampaikan terima kasih, penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada :

    1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.

    2. Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H., selaku Pembantu Dekan I Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.

    3. Bapak Syafruddin Hasibuan, S.H., selau Pembantu Dekan II Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.

    4. Bapak Husni, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara.

    5. Prof. Dr. H. Tan Kamello, S.H., M.S., selaku Ketua Departemen HukumKeperdataan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan juga selaku DosenPembimbing I.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    4/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    4

    6. Ibu T. Darwini, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Kekhususan HukumPerdata BW Departemen Hukum Keperdataan Fakultas Hukum UniversitasSumatera Utara.

    7. Ibu Rabiatul Syahriah, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Program KekhususanHukum Perdata BW Departemen Hukum Keperdataan Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing II.

    8. Bapak M. Eka Putra, S.H., M.Hum., selaku Dosen Penasehat Akademik.

    9. Dan seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terima kasihatas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan. Dan seluruh Tenaga Administrasi

    serta staf pegawai Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

    10.Secara khusus Penulis juga ingin mengungkapkan penghargaan danpenghormatan serta menghaturkan ribuan terima kasih kepada seluruhkeluargaku:

    Bapak, Ayahku tercinta Alm. Paimin yang telah mencintai dan berkorban

    jiwa dan raga demi anak-anaknya melebihi cintanya kepada diri sendiri.Akhirnya Aku dapat meneruskan cita-cita mu, Walaupun harus lamamenunggu dengan berbagai halangan terus datang menghadang, onak dan

    duri selalu saja menghampiri. Dan biarpun kau tidak dapat menyaksikan,tetapi, Pak. anakmu telah menjadi seorang Sarjana Hukum.

    Mamak, Ibuku tersayang Rubiah atas segala kasih sayang, cinta, nasehat,doa dan ridho yang tak hentinya hingga kini. Apa jadinya Aku tanpa

    kesabaran, ketabahanmu, doa mu terus memayungiku dalam menghadapikerasnya hidup ini. Engkau menjalani takdir Ilahi, memperjuangkan hidup

    kami dan menyerahkan pengabdian hidupmu hanya untuk kami. Terima kasihMak, memang wajar dan indahnya hadits Rasulullah surga itu beradadibawah telapak kakimu. Maaf jika hingga kini Aku belum dapat

    membuatmu menitikkan air mata bahagia. Hanya skripsi yang sederhana inisebagai awal persembahan baktiku padamu. Semoga Engkau senang,akhirnya ada juga anak Mamak yang wisuda sarjana. Sabar ya Mak...,semoga skripsi ini menjadi langkah awal dalam usahaku untuk bisamenghantar Mamak ke Tanah Suci. Aku akan terus berusaha.

    Abang-abangku, Bang Putra dan Bang Wiwik, terima kasih atas doa,

    nasehat, bantuan moril dan materilnya. Hidup ini cuma sekali, jadi,ayo...Bang kamu bisa.

    Adik-adikku, Endang, Toto, Restu, Dedek (Rijwan). Enggak cuma satujalan ke Roma, banyak jalan untuk berhasil dan bahagia, takdir dankondisilah yang membuat kita seperti sekarang, tapi jangan patah semangatterus berusahalah dengan jalan kita masing-masing, nasib tidak akan berubahtanpa ada usaha kita untuk merubahnya Ok !, Aku nggak mau banyakngomong, cuma satu pesanku, inget, Bapak udah gak ada, orang tua tinggalMamak, jadi tolong sama-sama kita jaga.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    5/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    5

    Saudara sepupuku dimanapun berada, terima kasih atas kebaikan dandoanya. Special for Dodi, semoga sukses coy!.

    Keponakan-keponakan yang Om harapkan, Ipan, Jaka, Uci (the spacial one)danRizki, semoga kalian dapat menjadi orang yang berguna.

    Seluruh sanak famili, kerabat dan handai tolan di Pantai Pakam, Stabat, BuluCina, Brastagi, Brandan dan dimana pun berada, terima kasih atas doa dan

    kasih sayangnya, semoga Allah tetap mempersatukan kita di dunia dan diakhirat kelak, Amin.

    11.Sahabat-sahabatku seperjuangan, Alumnus MIK-20, Gembel Camp danKonco-konconya, Robin, Edu, Dewi, Zulsandi, Sofi, Jhoni, jugaspecial toekspesies yang sama-sama terancam punah di Cafe Tengku, Coen-coen nHerman, makasih Coen atas segala bantuan dan supportnya selama ini, terutamauntuk motivasinya, makasih Bro.

    Tax Generation, yang setia menghuni dan/atau menyambangi Tengku, WakTomp....!!!! (Ical/Faisal, yang sok cute,) Bang Hendro (the real ketua), Bang

    Pai (ketua II), Hardi, Hazril (mantan myroom mate), Rais danMilan.Teman-teman seangkatan di Fakultas Hukum yang udah pada tamat duluan Deni,Dion, Boy, Hitler, Fernandus, Mada, Piteng, Felix, Aan, Edi bokep Santa

    Sembiring, Jeki, Mores dan seluruh angkatan 2002 lainnya yang tak dapatdisebutkan satu persatu.Rasanya harus menambah banyak halaman untuk menyebutkan satu persatu

    mereka yang telah mendorong dan memberikan pencerahan dalam menghadapiperjuangan hidup ini menuju kebahagian dunia dan akhirat. Semoga Allah SWT selalu

    memberikan hidayah, limpahan rahmat dan karuniaNya, dan membalas kebaikan yangdiberikan dengan yang lebih baik lagi.

    Tak ada gading yang tak retak. Sebagai karya anak manusia, skripsi ini tidakluput dari kesalahan. Kepada para pembacalah, penulis mengharapkan agar dapatmembaca dan menyimak lembar demi lembar, kata demi kata, kalimat demi kalimatdalam skripsi ini dan untuk kemudian memberikan kritik dan saran untuk membenahi apa

    saja yang terasa kurang dalam skripsi ini. Bila ada kebenaran dalam skripsi ini,sesungguhnya itu datang semata-mata dari Allah Azza Wajalla Yang Maha sempurna.Ada pun bila banyak kesalahan dan kekhilafan, itu semata-mata kedhaifan penulis dansemoga Allah berkenan memberikan rakhmat dan maghfiroh-Nya.

    Akhirnya penulis bermohon pada Allah agar skripsi ini bermanfaat bagi penuliskhususnya, dan bagi para pembaca dan juga bagi dunia pendidikan. Harapan penulismudah-mudahan Allah SWT menjadikannya niat yang murni, ikhlas hanya karena Allahsemata, hanya kepada Allah SWT Saya datang bersujud dan menyembah, hanya karena

    rahmat, kasih sayang dan ridho-Nya skripsi ini dapat ditulis dan dipersembahkan, Dialahyang dapat memberikan semua ini, semoga termasuk dalam perbuatan yang menambah

    berat amal baik penulis di akhirat nanti, serta menjadikannya amal yang bermanfaat fi-dini wad-dun-ya wal akhiroh, Allahumma Amin, Ya Rabbal Alamin.

    Medan, November 2007Penulis

    FAVE CHAYO SAPUTRA

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    6/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    6

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

    ABSTRAKSI ................................................................................................... vi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

    B. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

    C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................... 7

    D. Keaslian Penulisan ........................................................................... 8

    E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9

    F. Metode Penulisan ............................................................................. 16

    G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 17

    BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN

    A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya ............................................. 19

    B. Objek dan Subjek Perjanjian ............................................................ 21

    C. Syarat Sah dan Asas-Asas Perjanjian ............................................... 24

    D. Jenis-jenis dan Hapusnya Perjanjian ................................................ 26

    BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI SOFTWARE SECARA

    ELEKTRONIK

    A. Pengertian Umum Jual Beli Menurut KUHPerdata .......................... 39

    B. Pengertian Umum Software .............................................................43

    1. Defenisi software ........................................................................43

    2. Kedudukan Software Dalam Sistem Hukum Indonesia ................ 47

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    7/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    7

    3. Software Sebagai Objek Jual Beli ............................................... 65

    C. Jual Beli Software Secara Elektronik ................................................ 70

    1. Jual Beli Software Secara Elektronik danE-Commerce............... 71

    2. Kewajiban Para Pihak Dalam Jual Beli Software

    Secara Elektronik ........................................................................ 84

    3. Mekanisme Transaksi Jual Beli Software Secara Elektronik ....... 96

    D. Hubungan Antara Jual Beli Umumnya Dengan Jual Beli

    Secara Elektronik ........................................................................... 104

    BAB IV TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG

    JAWAB PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG TERJADI

    DALAM JUAL BELI SOFTWARE SECARA ELEKTRONIK.

    A. Pengertian Perjanjian Secara Elektronik ........................................... 109

    B. Kedudukan Pacta Sunt Servanda Dalam Jual Beli

    Secara Elektronik ............................................................................ 115

    C. Wanprestasi Dalam Jual Beli SoftwareSecara Elektronik ................ 126

    D. Tanggung Jawab Atas Wanprestasi Dalam Jual Beli

    SoftwareSecara Elektronik ............................................................... 135

    E. Mekanisme Penyelesaian Sengketa .................................................. 170

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan ..................................................................................... 182

    B. Saran ............................................................................................... 186

    KEPUSTAKAAN ............................................................................................ 188

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    8/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    8

    ABSTRAKSI

    Prof. Dr. H. Tan Kamello, SH., MS.1

    Rabiatul Syahriah, SH., M.Hum.

    2

    Fave Chayo Saputra

    3

    1Dosen Pembimbing I, Staf Penganjar Fakultas Hukum USU.

    2Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Fakultas Hukum USU.

    3Mahasiswa Fakultas Hukum USU, NIM : 020200146.

    Dalam kehidupan masyarakat modern yang telah mengenal uang sebagaialat tukar, maka kegiatan jual beli adalah suatu hal yang lazim dilakukan guna

    memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan jaman yang telah

    bergeser ke era digital, secara otomatis melahirkan suatu sistem jual beli baru

    yang disebut dengan e-commerce. Sebuah sistem e-commerce mustahil akan dapat

    berjalan tanpa adanya sistem jaringan komputer yang mendukungnya, dan sebuah

    komputer mustahil dapat bekerja dan berfungsi tanpa adanya software yang

    menggerakannya.

    Jadi secara singkat dapat dikatakan jual beli, komputer, dan softwareadalah

    3 (tiga) hal yang saling terkait dan mendukung dalam sebuah proses jual beli

    secara elektronik (e-commerce). 3 (tiga) hal tersebutlah yang mendorong penulis

    untuk menjadikannya tema dalam karya ilmiah ini. Karena mengingat dalamsebuah jual beli secara elektronik (e-commerce) akan melibatkan banyak pihak

    dan rawan akan tindakan wanprestasi, maka untuk itu penelitian ini akan penulissempitkan pada masalah tentang bagaimana tanggung jawab para pihak atas

    wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik.Guna mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang permasalahan

    tersebut, maka penelitian ini tidak hanya penulis batasi dengan data-data skunderdan tersier yang didapat dari hasil penelitian normatif, akan tetapi juga akan

    penulis coba lengkapi dengan dukungan dari penelitian empiris berupapengamatan penulis atas beberapa website yang menyediakan layanan jual beli

    software. Namun pada dasarnya penelitian ini tetap akan menggunakan metodepenelitian normatif sebagai metode penulisannya.

    Setelah melalui beberapa tahap dan proses akhirnya penelitian yangdilakukan memberikan jawaban bahwa secara kondisional pada dasarnya ada 3

    (tiga) pihak yang dapat dimintakan tanggung jawab akibat telah terjadinyawanprestasi dalam jual beli softwaresecara elektronik yaitu pihak penjual, pihak

    pembeli dan pihak ketiga. Kemudian sesuai dengan asaspacta sunt servanda dan

    asas kebebasan berkontrak yang sifatnya universal, untuk menentukan bagaimana

    tanggung jawab yang dapat dibebankan kepada para pihak adalah sesuai dengan

    apa yang ditentukan dalam perjanjian, walaupun pada prakteknya tanggung jawab

    tersebut akan lebih berat dibebankan kepada pihak pembeli sebagai konsekwensi

    dari dari penggunaan klausula baku dalam jual beli secara elektronik tersebut.Adapun bentuk tanggung jawab yang umumnya digunakan adalah ganti rugi, yang

    apabila dilihat dalam konsepsi KUHPerdata ganti rugi tersebut dapat meliputi

    penggantian biaya, rugi dan bunga yang dalam bahasa Inggris disebut remedies.

    Kata Kunci :Hukum Perjanjian, Tanggung Jawab akibat Wanprestasi, Jual Beli

    Secara Elektronik, Software.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    9/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini disadari dunia sedang berada dalam era informasi (information

    age), yang merupakan tahapan selanjutnya dari era prasejarah, era agraris, dan era

    industri. Dalam era informasi keberadaan suatu informasi mempunyai arti dan

    peranan yang sangat penting dalam semua aspek kehidupan, serta merupakan

    suatu kebutuhan hidup bagi semua orang baik secara individual maupun

    organisasional, sehingga dapat dikatakan informasi berfungsi sebagai layaknya

    aliran darah pada tubuh manusia. Perubahan bentuk masyarakat menjadi suatu

    masyarakat informasi (information society) memicu perkembangan teknologi

    informasi (information technologi revolution) menjadi kian pesat sehingga

    terciptalah perangkat-perangkat informatika yang semakin canggih dan jaringan-

    jaringan sistem informasi yang semakin rumit dan handal.

    Hal ini dapat dilihat dari kenyataan sekarang ini yaitu, jika dahulu produk

    teknologi informatika seperti komputer dan perangkat informasi hanya dapat

    dinikmati sebatas pada kalangan organisasi bisnis besar sekarang bisa dinikmati

    oleh perusahaan kecil dan bahkan sudah merambah masuk ke dalam lingkup

    rumah tangga. Dahulu komputer berukuran besar dan berharga mahal kini

    komputer menjadi kian kecil, semakin tinggi performanya dan semakin murah

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    10/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    10

    harganya. Singkatnya sekarang ini kita telah berada dalam perkembangan

    teknologi informasi yang berbasiskan lingkungan digital.4

    Sebagai salah satu komponen utama dari teknologi informasi selain

    komunikasi (comunication) dan keterampilan (know how) perkembangan

    komputer yang terjadi saat ini sangatlah pesat, baik perkembangan perangkat-

    perangkat kerasnya (hardware) maupun perangkat-perangkat lunaknya (software),

    perkembangan tersebut merupakan tuntutan kebutuhan para pemakai komputer

    yang semakin kompleks, efesien dan efektif. Pada saat ini kebutuhan akan

    penggunaan komputer telah merambah hampir di segala bidang pekerjaan dan

    kehidupan masyarakat.

    5

    Oleh karena itu pada dasarnya karena kebutuhan terhadap suatu data

    dan/atau informasi, maka komputer sebagai perangkat pengolah data atau

    informasi sebenarnya merupakan perwujudan sistem elektronik terhadap sistem

    pengolahan informasi yang sebelumya telah dilakukan secara manual. Ringkasnya

    komputer sebagai suatu sistem elektronik akan terdiri atas perangkat keras

    elektronik (hardware), perangkat lunak program komputer (software), prosedur-

    prosedur (procedures) dan penggunaannya (brainware) serta data dan atau

    informasi itu sendiri (content) yang tersaji dalam tahap tatap muka dengan

    komputer.

    6

    Keberadaan software sebagai salah satu bagian penting dari komputer yang

    antara lain berfungsi sebagai modul pengantar peralatan fisik yang terdiri dari

    4 Edmon Makarim I. 2004. Kompilasi Hukum Telematika. Ed 1. cet2. Jakarta: Raja

    Grafindo: 23-245 Abdul Rajaq, Bachrul Ulum. 2003. Cara Praktis Menguasai Komputer: Aplikasi

    Perkantoran. Surabaya: Indah: 96 Edmon Makarim I. Op:cit. 54

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    11/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    11

    kumpulan beberapa perintah yang diproses dalam peralatan proses (procesing

    unit) sehingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah, hanya dapat dirancang dan

    dibuat oleh orang yang sangat mengerti tentang komputer atau biasa disebut

    dengan seorangprogramer.7

    Hal tersebut disebabkan karena peranti lunak atau software yang terdiri dari

    beberapa program komputer bukanlah bentuk program yang biasa ditemukan

    dalam radio atau televisi. Program-program yang dimaksud di sini adalah

    instruksi-instrusi yang berupa kode-kode numerik (0 dan 1) yang berada dalam

    memori komputer yang akan memberitahukan ke perangkat-perangkat keras

    komputer tentang pekerjaan apa yang harus diselesaikan, namun sekali lagi

    apabila kita hendak menulis sendiri software tersebut sangatlah sulit karena selain

    harus mengetahui bahasa pemrograman juga harus diketahui pula karakteristik

    dari sebuah hardware.

    8

    Namun metode yang lazim digunakan untuk memperoleh perangkat lunak

    yaitu dengan melalui lisensi baik ekslusif maupun non eklusif yang diberikan oleh

    penerbit perangkat lunak kepada orang-orang atau perusahaan yang membutuhkan

    Apabila seseorang atau suatu organisasi membutuhkan perangkat lunak

    komputer yang baru atau tambahan maka ada beberapa macam pilihan untuk

    mendapatkannya, yaitu dengan membeli perangkat lunak yang sudah disediakan

    sebagai suatu off-the-shelf atau dapat digunakan cara lain yaitu mengembangan

    sendiri perangkat lunak yang dibutuhkan atau dimungkinkan juga menggunakan

    jasa dari software hause.

    7 Abdul rajaq. Op:cit. 12

    8 Edmon Makarim I. Op:cit. 72

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    12/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    12

    perangkat lunak terkait, dengan memberikan izin untuk menggunakan perangkat

    lunak itu sebagai penukar atas pembayaran lisensi yaitu harga lisensi.9

    9 David I. Bainbride. 1993. Komputer dan Hukum. Jakarta: Sinar Grafika: 13, 120

    Belanja software saat ini dapat dilakukan dengan dua pilihan, yaitu bisa

    mendatangi toko komputer secara langsung di pusat perbelanjaan atau apabila

    ingin praktis bisa membelinya secara online di internet. Akan tetapi bila dicermati

    keterangan-keterangan yang disampaikan oleh produsen software di layar

    komputer, salah satu keterangan tersebut menyatakan bahwa bila anda berminat

    dan setuju dengan syarat dan keterangan dalam perjanjian anda tinggal menekan

    tombolyesdan bila anda tidak setuju tombolyes tersebut tidak perlu ditekan.

    Kondisi yang hampir sama juga terjadi jika pembelian software langsung

    dilakukan di toko, melalui telepon atau faximail dimana pada bagian penutup

    kemasan akan ditemukan redaksi kalimat yang antara lain menyatakan bahwa

    dengan membuka paket tersebut maka telah terjadi kesepakatan terhadap

    ketentuan perjanjian.

    Dalam proses jual beli software ini baik yang secara langsung mendatangi

    toko ataupun melalui media elektronik, kedudukan sebuah perjanjian sangat

    penting bagi pembeli sebab pembelian yang dilakukan tanpa melalui pabrikan

    langsung maka akan terikat 3 (tiga) pihak sekaligus yaitu produsen (pabrikan),

    toko penjual dan pemakai. Antara toko penjual dan pemakai akan ada keterikatan

    hukum secara langsung karena terjadi kesepakatan dalam perjanjian jual beli

    barang, akan tetapi tidak demikian halnya antara produsen dengan pemakai

    dimana diantara mereka tidak ada hubungan secara langsung.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    13/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    13

    Dalam jual beli software sering terjadi bahwa pembeli tidak menyadari

    ketika membeli suatu program software terdapat kerusakan atau cacat pada

    produk tersebut karena perhatian mereka hanya terfokus pada pemasangan

    software baru yang akan dipakai, kemudian sering juga terjadi ketentuan-

    ketentuan yang memuat larangan bagi konsumen dan bentuk pertanggungjawaban

    dari produsen dari kerusakan barang sama sekali tidak diperhatikan, karena

    umumnya pembeli hanya memaklumi adanya kesepakatan jual beli barang-barang

    software antara mereka dan toko komputer dan tidak menyangkut ijin lisensi

    pemakaian software yang merupakan perjanjian terpisah dari perjanjian jual beli

    tersebut.10

    Kemudian dalam suatu proses jual beli, kesepakatan penjual dan pembeli

    terjadi manakala telah ada pembayaran (pasal 1320 KUHPerdata) tetapi pada saat

    pembeli softwarebermaksud memakainya ternyata masih ada syarat-syarat yang

    menyertai dan perlu dituruti yakni larangan-larangan untuk melakukan sesuatu

    dan tentang jaminan terbatas (limited liability) dari produsen softwareatas produk

    yang dijualnya itu.

    11

    Seperti telah disebutkan di atas bahwa selain cara konvensional yaitu

    dengan cara membeli software langsung mendatangi tokonya, belanja software

    sekarang dapat dilakukan melalui telepon, faximail, atau internet dan seiring

    dengan perkembangan jaman belanja software melalui internet dianggap lebih

    cepat, mudah dan murah. Namun berbelanja di dunia maya sama sekali jauh

    berbeda dengan di dunia nyata.

    10 Iman Syahputra. 2002. Problematika Hukum Internet Indonesia. Jakarta: Prehalindo: 7-11

    11Ibid

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    14/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    14

    Membeli suatu produk atau jasa yang diiklankan di internet, dengan cukup

    menekan tombol send tentunya setelah terpenuhinya segala kondisi yang

    disyaratkan (term of conditions) oleh penjual untuk kemudian membeli barang

    yang dibeli cukup hanya dengan menggesekan credit card. Begitu pula pihak

    penjual produk cukup menunggu dengan pasif persetujuan pembayaran dari bank

    atas credit card yang dipakai.

    Idealnya transaksi diadakan sedemikian praktis, tapi dalam kenyataannya

    transaksi tersebut dapat mengundang banyak persoalan, mungkin dapat sangat

    merugikan pihak-pihak yang bertransaksi, terlebih lagi transaksi melalui internet

    terkadang tidak hanya meliputi satu wilayah karena dapat mencakup antar benua

    yang tidak mengenal batas geografis dan yurisdiksi hukum.

    Atas dasar fenomena tersebut dapat dikatakan transaksi software secara

    elektronik dapat menimbulkan berbagai aspek termasuk aspek hukum bagi pihak-

    pihak penjual, pembeli dan produsen serta pihak ketiga mengenai siapakah yang

    tidak melakukan kewajiban, cedera janji (wanprestasi) sebagaimana yang

    diperjanjikan dan ketentuan mengenai tanggung jawab yang mengikutinya.12

    Didasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, adapun

    pokok permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini adalah mengenai

    tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak atas wanprestasi

    B. Perumusan Masalah

    12ibid. 91-94

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    15/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    15

    yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik, yang diantaranya

    menyangkut beberapa hal yaitu :

    1. Bagaimana ketentuan jual beli software secara elektronik ?

    2. Bagaimana bentuk jual beli software secara elektronik ?

    3. Bagaimana tanggung jawab para pihak atas wanprestasi dalam transaksi jual

    beli software secara elektronik.

    4. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi dalam suatu

    transaksi jual beli software secara elektronik.

    C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

    Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Untuk mengetahui bagaimana ketentuan jual beli software secara elektronik.

    2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk jual beli software secara elektronik.

    3. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak atas wanprestasi yang terjadi

    dalam transaksi jual beli software secara elektronik.

    4. Untuk mengetahui mekanisme penyelesaian sengketa yang terjadi dalam suatu

    transaksi jual beli software secara elektronik.

    Sebuah karya tulis yang dibuat diharapkan dapat memberikan suatu

    manfaat, demikian pula yang diharapkan dari penulisan skripsi ini. Adapun

    manfaat yang diharapkan tersebut adalah :

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    16/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    16

    1. Secara teoretis, penulisan skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    kajian terhadap perkembangan hukum khususnya yang berkaitan dengan jual

    beli softwaresecara elektronik.

    2. Secara praktis, dengan ditulisnya skripsi ini maka diharapkan akan dapat

    memberikan sumbangan pemikiran yuridis terhadap perkembangan hukum

    agar nantinya lebih dapat mengikuti atau bahkan mengimbangi perkembangan

    teknologi informasi yang semakin cepat. Dan selain itu diharapkan agar dapat

    memberikan pemahaman dan wawasan ilmiah baik secara khusus maupun

    secara umum berkenaan dengan masalah tanggung jawab para pihak atas

    wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik.

    Penulis sangat menyadari bahwa keberadaan skripsi ini masih sangat jauh

    dari kata sempurna, namun besar harapan penulis agar skripsi ini dapat berguna

    menjadi bahan bacaan bagi peminat hukum serta yang berkenaan dengannya pada

    khususnya dan masyarakat pencinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

    D. Keaslian Penulisan

    Penulisan skripsi ini didasarkan pada ide, gagasan, maupun pemikiran

    penulis secara pribadi yang didasarkan dengan melihat perkembangan media

    elektronik khususnya internet sebagai bagian dari teknologi informasi yang

    mendukung semakin canggih dan praktisnya sebuah proses jual beli.

    Berdasarkan observasi yang penulis lakukan baik melalui media internet

    maupun perpustakaan maka sepengetahuan penulis didapat fakta bahwa belum

    ada skripsi yang mengkhususkan diri untuk membahas masalah tentang tinjauan

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    17/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    17

    hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak atas wanprestasi yang

    terjadi dalam jual beli software secara elektronik.

    Sehingga penulis sampai kepada satu kesimpulan tulisan ini bukanlah hasil

    penggandaan ataupun jiplakan dari karya tulis orang lain. Mengenai keberadaan

    kutipan pendapat dalam penulisan skripsi ini adalah hal yang tidak perlu untuk

    diperdebatkan karena sebuah kutipan merupakan hal yang lumrah dan wajar

    karena diajukan semata-mata demi kesempurnaan tulisan ini, jadi sama sekali

    tidak ada maksud penulis untuk melakukan suatu tindakan plagiat.

    E. Tinjauan Pustaka

    Sesuai dengan tujuan dari penulisan skripsi ini yang ingin membahas lebih

    lanjut mengenai tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung jawab para pihak

    atas wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software secara elektronik, maka ada

    baiknya penulis memaparkan terlebih dahulu tentang pendapat hukum yang

    dianggap relevan dan sekiranya dapat digunakan sebagai landasan teori dalam

    penulisan skripsi ini. Adapun teori yang dimaksud adalah postal rule dan

    acceptance rule yang akan menjelaskan tentang kepada siapa beban tanggung

    jawab akan dibebankan jika terjadi wanprestasi dalam suatu proses jual beli

    melalui media elektronik.

    Karena permasalahan utama yang ingin diangkat dalam skripsi ini adalah

    tentang masalah tanggung jawab akibat wanprestasi maka pada bagian lain

    penulis juga akan mencoba untuk melengkapi hal tersebut dari beberapa literatur.

    1. Postal Acceptance Rule

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    18/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    18

    Pendapat hukum ini antara lain menyatakan bahwa ketika syarat-syarat

    dalam term of conditions yang ditentukan penjual dalam sebuah situs telah

    disetujui oleh pembeli, maka dengan menekan tombol send pembeli telah

    menandakan persetujuan terhadap ketentuan perjanjian yang ditawarkan oleh

    penjual dalam internet. Pendapat hukum ini disebut juga dengan teori kantor pos.

    Secara praktis teori ini mengandung pengertian bahwa dengan surat di

    tangan kantor pos, pembeli dianggap telah melepaskan tanggung jawabnya dan

    apabila suatu saat terdapat keadaan dimana penjual mengatakan surat atau pesan

    melalui e-mailbelum diterima sehingga barang yang dipesan pembeli belum dapat

    dikirim maka pihak pembeli dapat menuntut pihak penjual bertanggung jawab

    karena telah melakukan wanprestasi.

    2.Acceptance Rule

    Pendapat yang kedua menyatakan bahwa kata sepakat dalam transaksi

    internet terjadi pada saat surat pesanan suatu produk melalui e-mail diterima oleh

    penjual atau informasi telah ada di bawah kontrol penjual. Pendapat hukum ini

    berpedoman, walaupun pembeli telah memenuhi segala terms of conditionsdalam

    suatu transaksi jual beli melalui internet, misalnya telah melakukan pembayaran,

    hal ini bukan merupakan jaminan penjual akan mengirimkan produknya karena

    pengiriman e-mailoleh pembeli harus diterima terlebih dahulu dan telah berada di

    bawah kontrol pihak penjual.13

    Dengan demikian seandainya pesan atau surat (e-mail) hilang di perjalanan,

    tanggung jawab tidak dapat dibebankan kepada pihak penjual karena adanya

    13Zulfi Chairi. 2005. Aspek Hukum Perjanjian Jual Beli Melalui Internet. Medan: FakultasHukum Universitas Sumatera Utara: 41-43

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    19/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    19

    wanprestasi atau tidak dipenuhinya kewajiban baru dapat ditentukan saat apakah

    penjual telah menerima pesan e-mail. Dalam pendapat kedua ini pihak pembeli

    mempunyai hak untuk mengecek apakah informasi atau keterangan e-mail

    tersebut benar-benar telah diterima atau tidak oleh pihak penjual.14

    Tanggung jawab adalah kewajiban dalam melakukan tugas tertentu,

    tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang, seperti wewenang

    tanggung jawab juga membentuk hubungan tertentu (interpersonal relationship)

    antara pemberi wewenang dan penerima wewenang, tanggung jawab seimbang

    dengan wewenang.

    Berkaca pada dua teori di atas maka terjawab sudah permasalahan tentang

    pihak mana atau siapa yang harus bertanggung jawab, namun bila kita kembali

    kepada pokok masalah yang ingin dibahas dalam skripsi ini maka akan timbul

    sebuah pertanyaan yaitu bagaimana bentuk pertanggung jawaban akibat

    wanprestasi tersebut ?.

    3. Bentuk Tanggung Jawab Akibat Wanprestasi

    15

    Perjanjian adalah sesuatu yang sangat berkaitan dengan tanggung jawab

    sebab perjanjian yang dibuat akan menimbulkan hubungan hukum. Sebuah

    perjanjian berisikan suatu tujuan bahwa pihak yang satu akan memperoleh

    prestasi dan pihak yang lain berhak atas pemenuhan prestasi atau kewajiban.

    Dalam setiap perjanjian debitur wajib bertanggung jawab melakukan kewajiban

    14Ibid.

    15Ensiklopedia Umum. 1973. Jakarta: Penerbit Kanisius: 1078

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    20/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    20

    sesuai dengan isi perjanjian termasuk di dalamnya kewajiban untuk bertanggung

    jawab terhadap tuntutan kreditur akibat terjadinya wanprestasi.

    Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, S.H. berpendapat bahwa :....... hak-hak yang dimiliki kreditur apabila terjadi ingkar janji yaitu :

    a) Hak menuntut pemenuhan perikatan (nokamen)b) Hak menuntut pemutusan perikatan atau apabila perikatan itu bersifat

    timbal balik menuntut pembatalan perikatan (outbinding)

    c) Hak menuntut ganti rugi (schade vergoeding)d) Hak menuntut pemenuhan perikatan dengan ganti rugie) Hak menuntut pemutusan atau pembatalan perikatan dengan ganti

    rugi..16

    Sedangkan menurut J. Satrio,S.H.

    ....... akibat-akibat hukum berupa tuntutan dari kreditur dapat menimpa

    debitur apabila debitur tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya. Tuntutandari kreditur ini dapat berupa :

    a) Pertama-tama sebagaimana yang disebutkan dalam pasal 1236 dan 1243KUHPerdata bahwa dalam hal debitur lalai untuk memenuhi

    kewajibannya kreditur berhak untuk menuntut penggantian kerugianyang berupa ongkos-ongkos kerugian dan bunga. Akibat hukum seperti

    ini menimpa debitur baik dalam perikatan untuk memberikan sesuatuuntuk melakukan sesuatu ataupun tidak melakukan sesuatu.

    b) Selanjutnya pasal 1237 KUHPerdata mengatakan bahwa sejak krediturlalai maka resiko atas objek perikatan menjadi tanggung jawab debitur.

    c) Yang ketiga ialah kalau perjanjian itu berupa perjanjian timbal balikmaka berdasarkan pasal 1266 kreditur berhak untuk menuntut

    pembatalan perjanjian dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugitetapi kesemuanya itu tidak mengurangi hak dari kreditur untuk tetap

    menuntut pemenuhan prestasi.17

    Masih dalam hal akibat dari wanprestasi ini Subekti berpendapat

    ....... bahwa terhadap kelalaian atau kealpaan si berhutang (debitur)

    diancam dengan beberapa sanksi atau hukuman, hukuman atau akibat-akibat

    yang tidak enak bagi debitur yang lalai tadi ada 4 (empat) macam, yaitu :a) Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur atau dengan singkatdinamakan dengan ganti rugi

    b) Pembatalan perjanjian atau juga dinamakan pemecahan perjanjianc) Peralihan resiko

    16Mariam Darus I. 1996. KUH Perdata Buku II Hukum Perikatan Dengan Penjelasan.Bandung: Alumni: 26

    17J.Satrio I. 1993. Hukum Perikatan: Perikatan Pada Umumnya. Bandung: Alumni: 144

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    21/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    21

    d) Pembayaran biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di mukahakim.18

    Kemudian untuk sekedar memenuhi prinsip kemutakhiran dalam sebuah

    tinjauan pustaka serta agar dapat memberikan tambahan uraian tentang bentuk

    tanggung jawab maka di sini penulis juga akan mencoba sedikit memaparkan

    sebuah artikel yang masih ada hubungannya dengan masalah bentuk tanggung

    jawab tersebut.

    Dalam artikelnya yang berjudul Product Liability dan Perlindungan

    Konsumen, Tanggung Jawab Pelaku Usaha ?, Rosewitha Irawaty

    mengungkapkan antara lain bahwa product liability meletakan beban tanggung

    jawab produk terhadap produsen atau dikenal dengan strict liability yaitu apabila

    terdapat kesalahan atau cacat pada produk akibat/dianggap kesalahan dari pihak

    produsen dan menyebabkan kerugian konsumen atau pihak lain, maka hal tersebut

    menjadi tanggung jawab produsen secara mutlak. Dengan penerapan tanggung

    jawab mutlak ini maka pelaku usaha/pembuat produk dianggap bersalah atas

    kerugian yang ditimbulkan, kecuali apabila pihak produsen dapat membuktikan

    bahwa kerugian yang terjadi tidak dapat dipersalahkan padanya.

    Product liability diartikan sebagai tanggung jawab secara hukum dari

    produsen dan penjual untuk mengganti kerugian yang diderita oleh pembeli,

    pengguna atau pihak lain akibat dari cacat dan kerusakan yang terjadi karena

    kesalahan pada saat mendapatkan barang, khususnya jika produk tersebut dalam

    keadaan cacat yang berbahaya bagi konsumen dan pengguna. 19

    18

    Idris Zainal. 1996. Segi-Segi Hukum Pada Perjanjian Jual Beli. Medan: FH USU: 49-5019

    Rosewitha Irawaty. Product Liability dan Perlindungan Konsumen Tanggung JawabPelaku Usaha. http://www.lkht.net/artikel lengkap.php?id=18

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    22/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    22

    4. Ketentuan Ganti Rugi Dalam KUHPerdata

    Uraian di atas menggambarkan bahwa ganti rugi merupakan hal dominan

    yang paling sering timbul akibat terjadinya suatu wanprestasi, ganti rugi sendiri

    dapat diartikan sebagai sanksi yang dapat dibebankan kepada debitur yang tidak

    memenuhi prestasi dalam suatu perikatan untuk memberikan penggantian biaya,

    rugi atau bunga, hal ini diatur dalam Pasal 1243 sampai dengan Pasal 1252

    KUHPerdata.

    Sedangkan biaya merupakan segala pengeluaran atau pengongkosan yang

    nyata-nyata telah dikeluarkan oleh kreditur. Sedangkan rugi adalah segala

    kerugian karena musnahnya atau rusaknya barang-barang milik kreditur akibat

    kelalaian debitur. Kemudian bunga adalah segala keuntungan yang diharapkan

    atau sudah diperhitungkan.

    Dalam hal kerugian ini tidak dapat dituntut dengan sekehendak hati oleh

    kreditur, melainkan dibatasi oleh undang-undang yang meliputi :

    a) Pembatasan pertama yaitu untuk segala macam wanprestasi disebutkan dalam

    Pasal 1248 KUHPerdata yang menentukan tentang tuntutan ganti rugi

    disebabkan karena adanya akibat langsung dari tidak dipenuhinya perikatan.

    b) Pembatasan kedua termuat dalam Pasal 1247 KUHPerdata yang menentukan

    bahwa penggantian kerugian oleh debitur jujur hanya terbatas pada ganti rugi

    yang sejak semula dapat dikira akan terjadi, sedangkan untuk debitur yang

    tidak jujur juga harus mengganti kerugian yang tidak dapat diperkirakan orang

    akan terjadi.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    23/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    23

    c) Pembatasan berikutnya diatur dalam Pasal 1250 KUHPerdata yang mengatur

    bahwa debitur yang lalai membayar sejumlah uang kepada kreditur

    diwajibkan membayar penggantian kerugian berupa bunga yaitu bunga

    maratoir, bunga maratoir ini hanya terdiri atas bunga yang ditentukan

    undang-undang dan terhitung mulai gugatan diajukan di muka pengadilan.20

    Dalam hal ganti rugi ini Mariam Darus berpendapat bahwa rugi (schade)

    adalah kerugian nyata (faitelijknadee) yang dapat diduga atau diperkirakan pada

    saat perikatan itu diadakan yang timbul sebagai akibat ingkar janji, jumlahnya

    ditentukan dengan suatu perbandingan diantara keadaan kekayaan seandainya

    tidak terjadi ingkar janji.

    Pada dasarnya bentuk ganti rugi yang lazim digunakan adalah uang, oleh

    karena menurut ahli hukum perdata maupun yurisprudensi uang merupakan alat

    yang paling praktis dan paling sedikit menimbulkan perselisihan dalam

    menyelesaikan suatu sengketa. Selain uang masih ada bentuk lain yang

    dipergunakan sebagai bentuk ganti rugi yaitu pemulihan pada keadaan semula (in

    natura) dan larangan utuk mengulangi.

    Mengenai masalah ganti kerugian immateril tidak ada pengaturannya di

    dalam KUHPerdata tetapi berdasarkan yurisprudensi dan pendapat para ahli

    hukum perdata, dinyatakan bahwa ganti rugi juga layak diberikan kepada kerugian

    immateril.21

    Dari pendapat-pendapat di atas, maka kiranya telah terjawab tentang hal

    konkrit apa yang harus ditanggung oleh seorang debitur apabila ia melakukan

    20Ridwan Syahrani. 1992. Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata. Bandung: Alumni:232-236.

    21Mariam Darus I. Op;cit: 29-30

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    24/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    24

    wanprestasi. Namun sekali lagi penulis ingin menyatakan bahwa uraian tersebut

    dianggap masih bersifat sangat umum dan dapat dianggap belum dapat menjawab

    pokok permasalahan seutuhnya, seperti apakah ketentuan tersebut berlaku juga

    bagi debitur mancanegara yang tunduk pada mekanisme hukum yang berbeda,

    kemudian apakah bentuk pertanggungjawaban tersebut juga berlaku bagi pihak

    ketiga yang juga ikut berperan dalam sebuah proses jual beli software secara

    elektronik.

    Ketidakmampuan teori, pendapat dan artikel di atas memberikan jawaban

    atas beberapa pertanyaan yang dianggap menjadi substansi utama permasalahan

    yang ingin diangkat, mendorong penulis untuk melakukan penelitian dalam hal

    tersebut yang kesemuahasilnya akan dituangkan dalam skripsi ini.

    F. Metode Penulisan

    Metode penulisan yang penulis gunakan dalam skripsi yang berjudul

    TINJAUAN HUKUM PERJANJIAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB

    PARA PIHAK ATAS WANPRESTASI YANG TERJADI DALAM JUAL BELI

    SOFTWARE SECARA ELEKTRONIK ini adalah metode penelitian normatif

    dengan menggunakan studi pustaka (library research) atau studi dokumentasi

    sebagai alat pengumpul datanya, serta menggunakan bahan-bahan dengan tipe

    datanya yang meliputi :

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    25/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    25

    1. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan

    mengikat antara lain :

    a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)

    b) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)

    c) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

    d) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten

    e) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

    f) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    g) UNCITRALModel Law on Electronic Commerce (1996) with additional

    article 5 bis as adopted in 1998and guide to enactment.

    2. Bahan hukum skunder yaitu bahan-bahan hukum yang dapat menjelaskan

    bahan hukum primer, seperti rancangan Undang-undang, rancangan peraturan

    pemerintah, hasil penelitian hukum, buku-buku, artikel, majalah, dan koran,

    atau internet maupun makalah-makalah yang berhubungan dengan topik

    dalam skripsi ini, adapun rancangan undang-undang (RUU) yang

    berhubungan dengan penulisan skripsi ini yaitu RUU tentang Informasi dan

    Transaksi Elektronik

    3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum penunjang yang memberikan

    petunjuk atau penjelelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

    skunder seperti kamus hukum, kamus bahasa, ensiklopedia dan lain

    sebagainya.22

    22

    Soerjono Soekanto. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Cet. 3. Jakarta: UniversitasIndonesia (UI-Press): 50-52

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    26/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    26

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika dalam penulisan skripsi ini seluruhnya merupakan satu kesatuan

    yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk memberikan kemudahan dalam

    penulisan skripsi ini maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :

    BAB I adalah pendahuluan yang mencakup atas latar belakang masalah,

    perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,

    tinjauan kepustakaan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

    BAB II akan menjelaskan tinjauan umum tentang hukum perjanjian yang meliputi

    pengertian perjanjian pada umumnya, subjek dan objek perjanjian, syarat

    sah dan asas-asas perjanjian, serta kemudian akan diuraikan jenis-jenis

    dan hapusnya perjanjian.

    BAB III menguraikan tinjauan umum tentang jual beli software secara elektronik

    yang terdiri atas empat bagian yakni mengenai pengertian umum jual beli

    menurut KUHPerdata, pengertian umum software yang terbagi atas

    defenisi software, kedudukan software dalam sistem hukum Indonesia dan

    software sebagai objek jual beli. Kemudian juga akan dibahas mengenai

    jual beli secara elektronik dan hubungan antara jual beli umumnya dengan

    jual beli secara elektronik.

    BAB IV adalah analisis mengenai tinjauan hukum perjanjian terhadap tanggung

    jawab para pihak atas wanprestasi yang terjadi dalam jual beli software

    secara elektronik yang mencakup pengertian perjanjian secara elektronik,

    kedudukan pacta sunt servanda dalam jual beli secara elektronik,

    tanggung jawab atas wanprestasi dalam jual beli software secara

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    27/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    27

    elektronik, kemudian yang terakhir adalah tentang mekanisme

    penyelesaian sengketa.

    BAB V merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran-saran atas

    pembahasan pada bab-bab sebelumnya.

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN

    A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    28/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    28

    Sebelum diuraikan lebih jauh mengenai pengertian umum dari perjanjian

    ini, maka ada baiknya dipaparkan terlebih dahulu mengenai pengertian dari

    perjanjian dan perikatan.

    Subekti berpendapat bahwa perikatan adalah suatu perhubungan hukum

    antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu (kreditur/si

    berpiutang) berhak menuntut suatu hak dan pihak yang lain (debitur/si berhutang)

    yang berkewajiban memenuhi tuntutan itu.

    Sedangkan dalam hal perjanjian Subekti berpendapat bahwa perjanjian

    adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang lain atau

    dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Perjanjian

    tersebut menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam

    bentuknya perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

    janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Disatu kesempatan

    subekti juga berpendapat bahwa perkataan kontrak adalah lebih sempit dari

    perjanjian karena ditujukan kepada perjanjian atau persetujuan yang tertulis.

    Perikatan dan perjanjian menunjukan pada dua hal yang berbeda, perikatan

    adalah suatu istilah atau pernyataan yang bersifat abstrak sedangkan perjanjian

    adalah sesuatu hal yang bersifat konkrit, suatu perikatan tidak dapat dilihat dengan

    mata kepala tetapi perjanjian dapat dilihat, dibaca atau diraba.

    23

    Hukum perikatan merupakan istilah yang paling luas cakupannya, istilah

    perikatan merupakan kesepadanan dari istilah belanda verbentenis istilah

    hukum perikatan ini mencakup semua ketentuan dalam buku III KUHPerdata,

    23Subekti. 1970. Hukum Perjanjian. Jakarta: PT Pembimbing Masa: 1-2

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    29/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    29

    karena itu hukum perikatan terdiri atas dua golongan besar yaitu hukum perikatan

    yang berasal dari undang-undang dan hukum perikatan yang berasal dari

    perjanjian (Pasal 1233 KUHPerdata). Eksistensi sebuah perjanjian sebagai salah

    satu sumber perikatan juga berlandaskan pada ketentuan Pasal 1313 KUHPerdata

    yang menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan yang mana satu

    orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.

    Dengan membuat perjanjian berarti para pihak secara sukarela telah

    mengikatkan diri untuk melakukan prestasi dengan jaminan berupa harta

    kekayaan yang dimiliki atau akan dimiliki oleh pihak-pihak yang berjanji. Sifat

    sukarela di sini merupakan indikator bahwa perjanjian tersebut harus lahir dari

    kehendak dan harus dilaksanakan sesuai dengan maksud dari pihak-pihak yang

    membuat perjanjian, pernyataan sukarela ini menunjukan bahwa perikatan

    merupakan hasil dari sebuah perjanjian dan bukan undang-undang.

    Para pihak dalam perjanjian harus melaksanakan prestasi dan tahu

    konsekwensi dari pelaksanaan atau alpa melaksanakan prestasi serta mengetahui

    bagaimana pemaksaan pelaksanaan prestasi tersebut.24

    Berdasarkan ketentuan KUHPerdata pada prinsipnya perjanjian yang kita

    kenal merupakan perjanjian obligatoir kecuali undang-undang menentukan lain,

    perjanjian obligatoir mengandung arti bahwa dengan ditutupnya perjanjian itu

    pada dasarnya baru melahirkan perikatan saja, dalam arti hak atas objek perjanjian

    belum beralih untuk perikatan tersebut.

    25

    24

    Kartini Mulyadi, Gunawan Widjaja. 2003. Seri Hukum Perikatan: Perikatan Yang LahirDari Perjanjian, ed1. cet1. Jakarta: PT Raja Grafindo: 1-3

    25J.Satrio I. Op:cit: 38

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    30/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    30

    Para sarjana hukum perdata pada umumnya berpendapat bahwa defenisi

    perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah t idak lengkap dan

    terlalu luas, tidak lengkap karena yang dirumuskan hanya mengenai perjanjian

    sepihak saja. Terlalu luas karena dapat mencakup mengenai perjanjian dalam

    hukum keluarga.

    Dalam hal bentuk perjanjian tertulis Mariam Darus berpendapat bahwa

    suatu bentuk perjanjian tertulis tidak hanya bersifat sebagai alat pembuktian

    apabila terjadi perselisihan, namun merupakan syarat untuk adanya perjanjian itu

    (bestaandwaarde) sehingga apabila hal itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak

    sah, misalnya perjanjian mendirikan PT harus dengan akta notaris (Pasal 38

    KUHD).26

    Intisari atau hakikat perjanjian tiada lain adalah prestasi, sesuai dengan

    ketentuan Pasal 1234 KUHPerdata prestasi yang diperjanjikan itu adalah untuk

    menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu atau untuk tidak melakukan sesuatu.

    Memberikan sesuatu sesuai dengan ketentuan Pasal 1235 KUHPerdata berarti

    suatu kewajiban untuk memberikan atau menyerahkan benda yang tidak hanya

    terbatas pada benda yang berwujud ataupun benda yang tertulis tetapi juga

    termasuk ke dalamnya penyerahan akan kenikmatan (genot) dari suatu barang,

    misalnya sewa menyewa.

    B. Objek Dan Subjek Perjanjian

    1. Objek Perjanjian

    27

    26

    Mariam Darus Badrulzaman I. Op:cit: 89-9027M.Yahya Harahap. 1986. Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni. 9-10

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    31/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    31

    Menurut Pasal 1332 hanya barang-barang yang dapat diperdagangkan saja

    yang dapat menjadi pokok-pokok perjanjian. Barang-barang yang dipergunakan

    untuk kepentingan umum tidak dapat dijadikan objek perjanjian. Kemudian agar

    suatu perjanjian dapat dikatakan memenuhi kekuatan hukum yang sah, bernilai

    dan mempunyai kekuatan yang mengikat maka prestasi yang menjadi objek

    perjanjian harus tertentu, atau sekurang-kurangnya jenis objek harus tertentu

    (Pasal 1323 KUHPerdata).

    Prestasi yang harus dilaksanakan debitur harus sesuatu yang benar-benar

    mungkin dapat dilaksanakan. Akan tetapi dalam mempersoalkan masalah prestasi

    yang tidak mungkin untuk dilaksanakan harus dapat dibedakan ketidakmungkinan

    mutlak dan ketidakmungkinan dari segi debitur. Secara teoretis atas

    ketidakmungkinan tersebut dapat diangkat 2 (dua) pendapat, yaitu :

    a) Ketidakmungkinan yang subjektif yaitu didasarkan atas anggapan subjektif

    debitur, hal ini tidak berimplikasi pada batalnya perjanjian.

    b) Ketidakmungkinan objektif, prestasi secara nyata dan benar memang tidak

    bisa dilaksanakan debitur.

    Perjanjian yang prestasinya tidak mungkin dilakukan sejak dari semula

    membuat perjanjian yang demikian dengan sendirinya dianggap tidak berharga,

    tidak sah, tidak mengikat, dan tidak ada kewajiban dari pihak debitur untuk

    memenuhinya, sebab ketidakmungkinan itu telah menghapus kewajiban itu

    sendiri dan menghapuskan resiko yang dapat dipikulkan kepada debitur.

    Apabila pada saat dibuat perjanjian prestasi semula memang benar-benar

    mungkin namun kemudian oleh karena satu hal menjadi tidak mungkin maka

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    32/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    32

    perjanjian yang seperti itu dianggap sah dan berharga. Adapun masalah sampai

    dimana pengaruh kejadian yang menyebabkan ketidakmungkinan tersebut

    termasuk ke dalam ruang lingkup overmacht.

    Prestasi yang menjadi objek perjanjian bisa saja yang tidak bernilai uang,

    hal tersebut didasarkan pada pengertian penggantian suatu kerugian atau ganti

    rugi tidak berwujud berupa pemulihan kerugian di bidang moral dan kesopanan.

    Hal ini diatur dalam Pasal 1239, 1240, 1241, 1243 KUHPerdata. Akan tetapi

    pendapat yang lain menyatakan bahwa prestasi harus dapat dinilai dengan uang

    hal ini didasarkan pada pandangan bahwa setiap prestasi harus mempunyai nilai

    ekonomi yang dengan sendirinya akan mempunyai nilai uang.

    2. Subjek Perjanjian

    Timbulnya perjanjian disebabkan oleh adanya hubungan hukum kekayaan

    antara dua orang atau lebih yang menduduki tempat berbeda sebagai debitur dan

    kreditur.

    Sesuai dengan teori dan prektek hukum, kreditur terdiri dari :

    a) Individu sebagai person yang bersangkutan, yang terdiri dari :

    1) natuurlijke persoonatau manusia tertentu

    2) recht persoon atau badan hukum

    Jika badan hukum yang menjadi subjek, perjanjian yang diikat bernama

    perjanjian atas nama (verbintenis op naam) dan kreditur yang bertindak

    sebagai penuntut disebut tuntutan atas nama.

    b) Seorang atau keadaan tertentu mempergunakan kedudukan/hak orang lain

    tertentu, contohnya seorang penyewa rumah A. penyewa bertindak atas

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    33/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    33

    keadaan dan kedudukan sebagai penyewa sekalipun rumah telah dijual oleh

    pemilik semula atau pemilik semula telah meninggal, perjanjian sewa

    menyawa tetap berjalan.

    c) Persoon yang dapat diganti, mengenai persoon yang dapat diganti berarti

    penggantian kreditur telah ditetapkan dalam perjanjian. 28

    Mariam Darus Badrulzaman berpendapat bahwa

    ....... yang dimaksud dengan subjek perjanjian adalah pihak-pihak yang

    terikat dengan diadakannya suatu perjanjian, yang dapat dibedakan atas 3

    golongan yakni :

    1) para pihak yang mengadakan perjanjian itu sendiri

    2) para ahli waris mereka dan mereka yang mendapat hak dari padanya3) pihak ketiga... 29

    Pihak-pihak dalam perjanjian diatur secara sporadis di KUHPerdata yaitu di

    dalam Pasal 1315, 1340, 1317, dan 1318.

    C. Syarat Sah dan Asas-Asas Perjanjian

    1. Syarat Sah Perjanjian

    Ketentuan tentang syarat sah perjanjian diatur dalam Pasal 1320

    KUHPerdata yang mengatakan bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat

    syarat, yaitu :

    a) Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya

    b) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan

    c) Suatu hal tertentu

    d) Suatu sebab yang halal

    28Ibid.11-16

    29Mariam Darus Badrulzaman I. Op:cit: 7

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    34/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    34

    Keempat unsur tersebut selanjutnya dalam doktrin ilmu hukum yang

    berkembang digolongkan ke dalam :

    a) Unsur subjektif, yaitu unsur pokok yang menyangut subjek atau pihak yang

    mengadakan perjanjian. Unsur ini meliputi unsur kesepakatan secara bebas

    dan kecakapan dari para pihak yang berjanji. Jika terjadi pelanggaran pada

    unsur ini maka suatu perjanjian dapat dibatalkan.

    b) Unsur objektif yaitu unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan

    objek perjanjian yang meliputi keberadaan dari pokok persoalan yang

    merupakan objek yang diperjanjikan dan causa dari objek yang berupa

    prestasi yang disepakati untuk dilaksanakan. Dalam hal tidak dipenuhinya

    unsur objektif ini maka perjanjian dapat dinyatakan batal demi hukum. 30

    2. Asas-Asas Perjanjian

    Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur dalam bab II

    buku III dengan judul tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan dari kontrak

    atau perjanjian perjanjian dengan menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah

    suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

    satu orang lain atau lebih.

    Perumusan yang demikian memperlihatkan bahwa suatu perjanjian adalah ;

    a) Suatu perbuatan

    b) Antara sekurang kurangnya dua orang

    c) Perbuatan tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak

    30Kartini Mulyadi. Op:cit: 93-94

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    35/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    35

    Perbuatan di sini mengandung maksud bahwa perjanjian hanya mungkin

    terjadi jika ada suatu perbuatan nyata, yang tidak terbatas dalam bentuk pikiran

    atas dasar inilah kemudian dikenal adanya perjanjian konsensuil, perjanjian formil

    dan perjanjian riil.

    Bagian kedua dari unsur Pasal 1313 tersebut menyatakan bahwa antara

    sekurang-kurangnya dua orang menunjukan bahwa suatu perjanjian tidak

    mungkin dibuat sendiri. Lalu pada bagian selanjutnya dinyatakan perbuatan

    tersebut melahirkan perikatan diantara para pihak mempertegas bahwa debitur

    pada satu pihak sebagai pihak yang berkewajiban dan kreditur pada pihak lain

    yang berhak atas pelaksanaan prestasi oleh debitur.

    Dalam rangka menciptakan keseimbangan dan memelihara hak-hak yang

    dimiliki para pihak, sebelum perjanjian yang dibuat mengikat para pihak maka

    oleh KUHPerdata diberikan berbagai asas umum yang menjadi batas serta

    pedoman dalam mengatur dan membentuk perjanjian yang akan dibuat, yaitu :

    asas personalia, asas konsensualitas, asas kebebasan berkontrak, asas perjanjian

    berlaku sebagai undang-undang, asas kepercayaan, asas kekuatan mengikat, asas

    persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas moral, asas

    kepatutan. Selanjutnya mengenai asas-asas tersebut akan dijelaskan dan diuraikan

    pada bagian pembahasan kedudukanpacta sunt servandadalam jual beli secara

    elektronik di bab IV.

    D. Jenis-jenis Dan Hapusnya Perjanjian

    1. Jenis-jenis Perjanjian

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    36/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    36

    a) Perjanjian Timbal Balik

    Perjanjian timbal balik sering kali juga disebut dengan perjanjian bilateral

    atau bisa disebut dengan perjanjian dua pihak. Perjanjian timbal balik adalah

    perjanjian yang menimbulkan kewajiban-kewajiban kepada kedua belah pihak dan

    hal serta kewajiban itu saling berhubungan satu dengan yang lain.

    Yang dimaksud dengan mempunyai hubungan antara yang satu dengan yang

    lain adalah bahwa bilamana dalam perikatan yang muncul dari perjanjian tersebut,

    yang satu mempunyai hak maka pihak yang lain di sana berkedudukan sebagai

    pihak yang memikul kewajiban. Jadi pembagian di sini didasarkan atas perikatan

    yang muncul dari perjanjian tersebut, apakah mengikat satu pihak atau kedua

    belah pihak. Perjanjian timbal balik ini dapat dicontohkan dengan perjanjian jual

    beli, sewa menyewa dan tukar menukar.

    Selain itu ada juga yang merumuskan sebagai perjanjian yang bagi masing-

    masing pihak menerbitkan perikatan bagi yang lain. Perumusan seperti ini

    mendasarkan pada pikiran bahwa dalam tiap-tiap perikatan selalu ada dua pihak

    dimana pihak yang satu mempunyai hak dan pihak yang lain mempunyai

    kewajiban. Syarat bahwa kewajiban pada kedua belah pihak harus mempunyai

    nilai yang sama (seimbang), baik objektif maupun subjektif tidak mempengaruhi

    pengelompokan perjanjian tersebut ke dalam perjanjian timbal balik.

    31

    ....... dari perjanjian yang timbal balik yang tidak sempurna senantiasa

    timbul suatu kewajiban pokok bagi satu pihak sedangkan mungkin juga

    pihak yang lainnya adalah wajib untuk melakukan sesuatu tanpa bahwa di

    b) Perjanjian Timbal Balik Tidak Sempurna

    H.F.A. Vollmar berpendapat bahwa

    31J.Satrio II. 1995. Hukum Perikatan: Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian. Bandung: PTCitra Aditya Bakti: 43-45

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    37/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    37

    situ dengan tegas ada prestasi-prestasi yang satu sama lain saling seimbang,

    misalnya si penerima pesan senantiasa adalah wajib untuk melaksanakan

    pesan yang dikenakan dan diterima, tetapi atas pundak orang yang memberi

    pesan hanyalah meletakan kewajiban-kewajiban apabila si penerima pesan

    telah mengeluarkan biaya-biaya atau olehnya telah diperjanjikanupah.32

    Perjanjian timbal balik tidak sempurna pada dasarnya adalah perjanjian

    sepihak karena kewajiban pokoknya hanya ada pada salah satu pihak saja. Tetapi

    dalam hal-hal tertentu dapat timbul kewajiban-kewajiban pada pihak lain,

    misalnya perjanjian pemberian kuasa (lastgeving) tanpa upah.

    33

    Redaksi kata memberikan keuntungan pada Pasal 1314 seperti tersebut di

    atas sebenarnya lebih tepat kalau diganti dengan kata prestasi, sebab tidak menjadi

    soal apakah pada akhirnya prestasi itu menguntungkan atau tidak.

    c) Perjanjian cuma-cuma

    KUHPerdata dalam Pasal 1314 telah memberikan perbedaan defenisi antara

    perjanjian cuma-cuma dan perjanjian atas beban, yaitu :

    suatu persetujuan dibuat cuma-cuma atau atas beban

    suatu persetujuan dengan cuma-cuma adalah suatu persetujuan dengan manapihak yang satu memberikan suatu keuntungan kepada pihak yang lain tanpa

    menerima suatu manfaat bagi dirinya sendirisuatu persetujuan atas beban adalah suatu persetujuan yang mewajibkan

    masing-masing pihak memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, atau tidakberbuat sesuatu

    34

    Dalam hal perjanjian cuma-cuma ini Mariam Darus berpendapat bahwa

    perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang memberikan keuntungan bagi salah

    satu pihak saja, contoh dari perjanjian cuma-cuma ini yaitu hibah, pinjam pakai

    cuma-cuma, penitipan barang cuma-cuma.

    32H.F.A. Vollmar. 1984. Pengantar Studi Hukum Perdata: Diterjemahkan Oleh I.S.

    Adiwimarto. Jakarta: CV Rajawali: 130

    33J.Satrio II. Op:cit 45

    34Ibid. 31-32

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    38/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    38

    Termasuk dalam perjanjian cuma-cuma ini adalah perjanjian-perjanjian

    dimana ada prestasi pada kedua belah pihak tetapi prestasi yang satu adalah lebih

    kecil atau tidak seimbang, sehingga tidak dapat dikatakan bahwa prestasi

    dimaksudkan agar terjadi suatu kontra prestasi terhadap pihak lain.

    d) Perjanjian Atas Beban

    Defenisi perjanjian atas beban yang ada dalam Pasal 1314 KUHPerdata

    dianggap lebih mengarah kepada perjanjian timbal balik, untuk itu para sarjana

    telah memberikan perumusan lain tentang perjanjian atas beban yaitu :

    Perjanjian atas beban yaitu persetujuan dimana terhadap prestasi yang satu

    selalu ada kontraprestasi pihak lain, dimana kontraprestasinya tidak semata-mata

    merupakan pembatasan atas prestasi yang satu atau hanya sekedar menerima

    kembali prestasinya sendiri.

    Beberapa hal yang dapat diperhatikan dari defenisi di atas yaitu :

    1) Kata terhadap yang satu mencerminkan bahwa prestasi yang satu

    mempunyai hubungan dengan prestasi yang lain.

    2) Yang kontra prestasinya bukan merupakan pembatasan atas prestasi yang

    lain dapat dicontohkan dengan hibah bersyarat dimana satu pihak bersedia

    memberikan hibah (prestasi) asal si penerima hibah memberikan sesuatu

    kepada pemberi hibah

    3) Kemudian dalam kalimat yang kontra prestasinya bukan sekedar menerima

    kembali prestasinya sendiri dapat dicontohkan dengan perjanjian pinjam

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    39/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    39

    pakai dimana kontra prestasinya adalah sekedar mengembalikan apa yang

    dipinjam yang tak lain adalah prestasinya pihak lain itu sendiri.

    Selanjutnya menurut Hofmann, kontraprestasi dapat merupakan :

    1) Kontra kewajiban, artinya kewajiban yang masih harus dilaksanakan

    2) Suatu prestasi yang telah dinikmati, seperti pada utang piutang dimana ada

    kewajiban untuk mengembalikan uang pokok ditambah bunga, atas dasar

    kredit yang telah diberikan.

    3) Dipenuhinya syarat patistatif, misalnya A akan memberikan hadiah kepada B

    kalau dalam waktu seminggu bisa mencarikan rumah kontrakan yang

    memenuhi selera A. Sebenarnya B tidak mempunyai kewajiaban untuk

    mencarikan rumah kontrakan bagi A.35

    e) Perjanjian Bernama

    Perjanjian khusus adalah perjanjian yang mempunyai nama sendiri,

    maksudnya adalah bahwa perjanjian tersebut diatur dan dibatasi nama oleh

    pembentuk undang-undang berdasarkan tipe yang paling banyak terjadi sehari-

    hari. Perjanjian khusus terdapat dalam bab V sampai dengan bab XVIII

    KUHPerdata.36

    Nama-nama yang dimaksud adalah jual beli, sewa menyewa, perjanjian

    pemborongan, perjanjian wesel, perjanjian asuransi dan lain-lain. Dan disamping

    undang-undang memberikan nama tersendiri, undang-undang juga memberikan

    pengaturan khusus atas perjanjian-perjanjian bernama. Dari contoh-contoh

    35Ibid.39-41

    36 Mariam Darus Badrulzaman II. 2001 Kompilasi Hukum Perikatan: Dalam RangkaMemperingati Memasuki Masa Purna Bakti Usia 70 Tahun. Bandung: PT Citra AdityaBakti. Op:cit 67

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    40/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    40

    terseburt nampak bahwa perjanjian bernama tidak hanya terdapat di dalam

    KUHPerdata saja tetapi juga dalam KUHD bahkan dalam undang-undang

    tersendiri. Jadi yang penting dalam perjanjian bernama yaitu perjanjian tersebut

    telah daitur dalam undang-undang atau telah mendapat pengaturan khusus dalam

    undang-undang.

    f) Perjanjian Tidak Bernama

    Pasal 1319 KUHPerdata menyebutkan dua kelompok perjanjian yang oleh

    undang-undang diberikan suatu nama khusus yang kemudian disebut perjanjian

    bernama (nominaatcontracten) dan perjanjian yang dalam undang-undang tidak

    dikenal dengan suatu nama tertentu yang dikenal dengan perjanjian tidak bernama

    (innominaat contracten).

    Perjanjian tidak bernama merupakan perjanjian di luar perjanjian bernama

    yang tidak diatur dalam KUHPerdata tetapi terdapat dalam masyarakat. Jumlah

    perjanjian ini tidak terbatas dengan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan

    pihak-pihak yang mengadakannya, seperti perjanjian kerja sama, perjanjian

    pemasaran, perjanjian pengelolaan. Terjadinya perjanjian ini di dalam praktek

    adalah berdasarkan asas kebebasan berkontrak (partij otonomie).

    Bahkan dalam kehidupan sehari-hari ada perjanjian yang mempunyai nama

    yang sama dengan yang disebutkan dalam undang-undang tetapi dalam

    masyarakat diberikan arti yang lain. Misalnya oleh masyarakat kontrak dan

    perjanjian yang pada prinsipnya sama diartikan sebagai perjanjian tertulis yang

    berlaku untuk jangka waktu tertentu.37

    37J.Satrio II. Op:cit 148

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    41/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    41

    g) Perjanjian Obligatoir

    Perjanjian obligatoir adalah perjanjian dimana pihak-pihak sepakat,

    mengikatkan diri untuk melakukan penyerahan suatu benda kepada pihak lain,

    menurut KUHPerdata perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya

    hak milik dari suatu benda dari penjual kepada pembeli. Fase ini baru merupakan

    kesepakatan (konsensuil) dan harus diikuti dengan penyerahan (perjanjian

    kebendaan).

    h) Perjanjian Kebendaan (zakelijk)

    Perjanjian kebendaan merupakan perjanjian dengan mana seorang

    menyerahkan haknya atas suatu benda kepada pihak lain yang membebankan

    kewajiban (oblige) pihak itu untuk menyerahkan benda tersebut kepada pihak lain

    (levering). Penyerahan itu sendiri merupakan perjanjian kebendaan. Dalam hal

    jual beli benda tetap maka perjanjian jual belinya disebutkan perjanjian jual beli

    sementara (voorlopig koopcontract). Untuk jual beli benda-benda bergerak maka

    perjanjian obligatoir dan perjanjian kebendaan jatuh bersamaan.38

    Perjanjian kebendaan dimaksudkan untuk mengoperkan atau mengalihkan

    benda (hak atas benda) disamping untuk menimbulkan, mengubah atau

    menghapuskan hak-hak kebendaan. Hal lain yang perlu diingat yaitu bahwa

    peralihan, perubahan dan penghapusan hak-hak kebendaan tidak semata-mata

    38Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 67-68

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    42/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    42

    didasarkan atas sepakat saja, tetapi undang-undang sering kali menyaratkan

    bentuk sepakat tertentu misalnya tertulis membuat akta atau didaftarkan.

    Sehubungan dengan hal tersebut maka ada dua kelompok pendapat para

    sarjana yaitu kelompok yang menganggap hanya dengan sepakat saja sudah

    menimbulkan akibat hukum kebendaan atau telah terjadi perjanjian kebendaan.

    Sedangkan kelompok yang lain menganggap bahwa ada perjanjian kebendaan

    kalau dalam sepakat sudah tersimpul adanya kehendak untuk menimbulkan akibat

    kebendaan, timbulnya akibat hukum itu tidak cukup dengan sepakat saja.39

    Perjanjian konsensuil adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antara

    para pihak saja sudah cukup untuk timbulnya perjanjian yang bersangkutan.

    Sedangkan Mariam Darus berpendapat bahwa perjanjian konsensuil adalah

    perjanjian dimana diantara kedua belah pihak telah tercapai persetujuan kehendak

    untuk mengadakan perikatan. Menurut KUHPerdata perjanjian ini sudah

    mempunyai kekuatan mengikat.

    i) Perjanjian Konsensuil

    40

    39

    J.Satrio II. Op:cit 57-5840Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 68

    j) Perjanjian Rill

    Perjanjian rill adalah perjanjian yang baru terjadi kalau barang yang menjadi

    pokok perjanjian telah diserahkan. Contohnya perjanjian utang piutang, pinjam

    pakai, penitipan barang. Perjanjian jual beli menurut KUHPerdata pada asasnya

    merupakan perjanjian konsensuil, tetapi perjanjian jual beli tanah menurut hukum

    agraria merupakan perjanjian riil karena mendasarkan pada hukum adat yang

    bersifat riil.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    43/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    43

    Sebuah kesepakatan dianggap belum cukup untuk menimbulkan perjanjian

    riil. Bahkan pada perjanjian riil sepakat mempunyai dua fungsi yaitu sebagai

    unsur dari pada perjanjian riil dan unsur lainnya dapat menimbulkan perjanjian

    yang berdiri sendiri.

    k) Perjanjian Liberatoir

    Perjanjian liberatoir yaitu perjanjian yang membebaskan orang dari

    keterikatannya dari suatu kewajiban tertentu, jadi perjanjian liberatoir atau

    perjanjian yang menghapuskan perikatan yaitu perjanjian antara dua orang atau

    pihak yang maksudnya atau isinya adalah untuk menghapuskan perikatan yang

    ada diantara mereka.41

    Tidak terlalu jauh berbeda dengan defenisi di atas Vollmar berpendapat

    bahwa sebuah perjanjian disebut perjanjian liberatoir kebalikan dari yang

    obligatoir apabila itu mengenai perjanjian-perjanjian yang dari itu tidak terutama

    timbul kewajiban-kewajiban malah dari itu dihapuskan kewajiban-kewajiban yang

    ada

    42

    41

    J.Satrio II. Op:cit. 49-5442H.F.A. Vollmar. Op:cit. 134

    . Yang dapat dicontohkan dari perjanjian liberatoir yaitu novasi dan

    pembebasan utang.

    l) Perjanjian Pembuktian

    Perjanjian pembuktian adalah perjanjian dimana para pihak menetapkan

    alat-alat bukti apa yang dapat atau dilarang digunakan dalam hal terjadi

    perselisihan antara para pihak. Di dalamnya dapat pula ditetapkan kekuatan

    pembuktian yang bagaimana yang akan diberikan oleh para pihak terhadap satu

    alat bukti tertentu.

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    44/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    44

    Ada yang menamakan perjanjian pembuktian sebagai perjanjian yang

    berkaitan dengan hukum acara. Karena sebagai bagian dari suatu perjanjian yang

    lebih luas perjanjian pembuktian bermanfaat dalam pelaksanaannya dalam suatu

    proses perkara.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pembuktian perjanjian pembuktian

    adalah :

    1. Memudahkan pembuktian dan karenanya menghindari proses perkara yang

    berkepanjangan

    2. Membatasi atau menyimpangi ketentuan undang-undang tentang

    pembuktian.43

    m) Perjanjian untung-untungan

    Dapat dikatakan bahwa hampir setiap perjanjian bermaksud menguntungkan

    atau merugikan para pihak sebagai akibat dari pada peristiwa yang masih tidak

    pasti dan baru akan terjadi di kemudian hari. Hal yang istimewa dari perjanjian

    untung-untungan adalah bahwa prestasi-prestasi timbal balik tidak akan seimbang

    antara yang satu dengan yang lain, sedangkan pihak-pihak justru mengaharapkan

    ketidaksamaan nilai dari pada prestasi-prestasinya.

    Perjanjian untung-untungan bersifat timbal balik yaitu bahwa bagi kedua

    belah pihak timbul kewajiban meskipun dengan syarat yang konsuil atau

    kebetulan, dengan catatan bahwa kewajiban-kewajiban tersebut telah dimasukan

    ke dalam daya berlakunya syarat yang konsuil tersebut dan bukan hanya

    merupakan tambahan, unsur untung-untungan harus dominan itu merupakan

    43J.Satrio II. Op:cit. 59-62

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    45/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    45

    bagian yang esensial dari perjanjian.44

    Perajanjian publik merupakan perjanjian yang sebagian atau seluruhnya

    dikuasai oleh hukum publik, karena salah satu pihak yang bertindak adalah

    pemerintah, dan pihak lainnya swasta. Diantara keduanya terdapat hubungan

    atasan dan bawahan (subrodinated) jadi tidak berada dalam kedudukan yang sama

    (co-ordinated) misalnya perjanjian ikatan dinas.

    Perjanjian untung-untungan dapat

    dicontohkan dengan perjanjian asuransi.

    n) Perjanjian Publik

    45

    44

    H.F.A. Vollmar. Op:cit. 408-40945J.Satrio II. Op:cit. 63

    o) Perjanjian Campuran (contarctus sui generis)

    Perjanjian campuran adalah perjanjian yang mengandung berbagai unsur

    perjanjian, misalnya pemilik hotel yang menyewakan kamar (sewa menyewa)

    tetapi juga menyajikan makanan (jual beli) dan juga memberikan pelayanan.

    Terhadap perjanjian campuran ini ada berbagai paham diantaranya :

    1) teori kombinasi atau kumulasi

    Teori ini berpendapat bahwa unsur-unsur perjanjian dipisah-pisahkan,

    kemudian untuk masing-masing diterapkan ketentuan perjanjian bernama yang

    cocok untuk unsur tersebut, atau dengan kata lain ketentuan mengenai perjanjian

    khusus diterapkan secara analogi sehingga unsur dari setiap perjanjian khusus

    tetap ada (contractus kombinasi). Dalam teori ini kesulitan akan timbul bila

    ketentuan perjanjian tersebut bertentangan satu sama lain.

    2) teori absorbsi

  • 7/25/2019 Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung

    46/208

    Fave Chayo Saputra : Tinjauan Hukum Perjanjian Terhadap Tanggung Jawab Para Pihak Atas Wanprestasi

    Yang Terjadi Dalam Jual Beli Software Secara Elektronik, 2007.USU Repository 2009

    46

    Paham ini menyatakan bahwa ketentuan-ketentuan yang dipakai adalah

    ketentuan-ketentuan dari perjanjian yang paling menguntungkan. Paham ini

    melihat terlebih dahulu unsur mana dalam perjanjian tersebut yang paling

    menonjol lalu diterapkan peraturan perjanjian yang sesuai dengan unsur-unsur

    yang paling dominan tersebut, di sini unsur yang lain dikatakan seolah-olah

    terhisap oleh unsur yang pokok atau dominan.46

    Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada

    salah satu pihak saja, sedang pada pihak yang lainnya hanya ada hak saja. Pada

    tindakan hukum sepihak untuk timbulnya akibat hukum yang dikehendaki yang

    bertindak cukup satu orang saja, tetapi dalam perjanjian sepihak karena ia

    merupakan perjanjian maka ia harus didasarkan sepakat dan untuk itu paling

    sedikit harus ada dua pihak. Contoh perjanjian sepihak yaitu hibah, kuasa tanpa

    upah, penitipan barang cuma-cuma, dan lain-lain.

    p) Perjanjian Sepihak

    47

    46Mariam Darus Badrulzaman II. Op:cit. 6947J.Satrio II. Op:cit. 42-43

    q) perjanjian Untuk Menetapkan Kedudukan Hukum

    Dalam perjanjian untuk menentukan kedudukan hukum para pihak sepakat

    untuk menetapkan dan mengetahui kedudukan hukum masing-masing. Perjanjian

    ini tidak dimaksudkan untuk menciptakan hak dan kewajiban baru, hanya

    dimaksudkan untuk menghapuskan ketidakpastian mengenai adanya atau isinya

    suatu hubungan hukum (hak dan kewajiban para pihak