tindakan korporat dalam tanggung jawab sosial · untuk mempertahankan prioritas ekonomi dengan...

22
Tindakan Korporat dalam Tanggung Jawab Sosial Yuniawan Heru, M.Si. http://antro.fisip.unair.ac.id

Upload: others

Post on 13-Oct-2019

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tindakan Korporat dalam Tanggung Jawab Sosial

Yuniawan Heru, M.Si. http://antro.fisip.unair.ac.id

Social Responsibility

Dimulai sejak era tahun 1970an, ketika muncul gerakan untuk menuntut tanggung jawab perusahaan (firma) terhadap lahirnya isu-isu anti kemiskinan yang tengah berkembang di masyarakat

Pada era tahun 1970an, social responsibility hanya menyangkut isu-isu tentang HAM dan ketidakadilan sosial lainnya

Pada era tahun 1990an, isu-isu social responsibility tidak hanya berbicara tentang ketidakadilan sosial , namun juga mengangkat permasalahan tentang proteksi lingkungan, obat-obatan, dan beberapa masalah sosial yang lain

Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Etika / CSR dalam Manajemen Strategik

Mele and Guillen, 2006

Relationship between Business and Society

Profit Maximization Management Perusahaan memandang bahwa pihaknya hanya bertanggung jawab kepada pihak yang mengatur kesuksesannya. Pada periode ini, perusahaan percaya bahwa aturan pemerintah akan melindungi mereka dari intervensi pihak luar.

Trustee Management Pada tahun 1930an, pemerintah mulai mengembangkan regulasi yang lebih luas terhadap aktivitas bisnis yang ada. Pemerintah negara Federal di AS waktu itu, mulai melakukan intervensi terhadap banyak aktivitas bisnis yang ada

Quality of Life Management Pada era tahun 1960an, terjadi pergeseran hubungan antara pemerintah dan bisnis. Pimpinan bisnis mencoba untuk turut menyembuhkan penyakit masyarakat. Masyarakat mulai berharap banyak terhadap dunia bisnis, dan korporasi terbaik adalah mereka yang mengakui peran mereka dalam masyarakat dan berusaha untuk turut memecahkan masalah dalam masyarakat.

Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Perspektif Filosofis

Traditional Philosophy Masih didominasi oleh pimpinan bisnis. Mereka percaya bahwa apa yang bagus untuk bisnis mereka, juga akan bagus untuk masyarakat. Setiap manajer hanya akan mempertanggungjawabkan kepada pimpinan mereka. Pemerintah memegang segala peraturan dalam dunia bisnis.

Stakeholder Philosophy Manajer juga bertanggung jawab kepada stakeholders, sebagai kelompok masyarakat yang ada di dalam atau di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Para manajer dituntut untuk mendapat pengakuan atas respon perusahaan terhadap stakeholders, dan ini diyakini akan dapat berakibat baik bagi bisnis perusahaan.

Affirmative Philosophy Perusahaan mulai melakukan antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dari para stakeholder. Mulai mengurangi aktivitas yang sekiranya dapat membawa kerusakan bagi masyarakat.

Woods, RH, Social Responsibility and Ethics

Responses to Social Responsibility

Obstructive

Sebuah perusahaan yang mengambil sikap obstruktif terhadap tanggung jawab sosial mereka, mencoba untuk mempertahankan prioritas ekonomi dengan menghalangi setiap upaya untuk menunjukkan atas kurangnya tanggung jawab sosial milik perusahaan mereka.

Sebuah perusahaan obstruktif tidak membuat usaha tanggung jawab sosial. Membuat keuntungan, adalah aspek yang paling penting dari bisnisnya.

Beberapa orang melihat bisnis obstruktif sebagai tidak bermoral karena mereka dapat mengeksploitasi karyawan mereka, mencemari alam atau menipu pelanggan.

Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility

Defensive

Perusahaan yang mengambil sikap defensif terhadap social responsibility, akan tampak tidak terlalu bertanggung jawab.

Perusahaan menganggap dirinya netral, dan mereka membuat motif keuntungan lebih penting daripada melakukan tindakan social responsibility.

Perusahaan membuat titik mengikuti hukum untuk memastikan bahwa orang lain tidak bisa mengambil tindakan hukum terhadap mereka.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat menciptakan limbah lebih dari yang diperlukan, tetapi mereka memilih akan menghilangkan limbah dalam metode hukum daripada membuangnya secara ilegal.

Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility

Accommodating

Sikap akomodatif menandakan bahwa perusahaan berpendapat social responsibility adalah penting dan mungkin sama pentingnya dengan keuntungan.

Perusahaan memenuhi semua persyaratan hukum dan berusaha untuk memenuhi standar etika.

Sebuah perusahaan yg mengakomodasi dan tidak berusaha untuk menyembunyikan tindakannya, serta tetap terbuka tentang mengapa diperlukan tindakan khusus.

Sebagai contoh, Perusahaan mulai dapat menurunkan penciptaan limbah, produk sumber yang tidak diuji pada binatang dan membayar karyawannya dengan upah yang layak. Perusahaan akan menyimpan catatan yang terbuka untuk umum. Meskipun perusahaan-perusahaan ini sering bertanggung jawab secara sosial, namun dalam menanggapi kritik, mereka ttp dapat mengubah kebijakannya.

Source: Kanobi, B., 2011

Responses to Social Responsibility

Proactive

Seperti halnya perusahaan akomodatif, sebuah perusahaan proaktif membuat social responsibility sebagai prioritas.

Sebuah perusahaan proaktif mencoba untuk tetap di depan, ketika datang sebuah “panggilan” terhadap social responsibility .

Terdapat etika pernyataan misi dan upaya untuk menghindari kerugian bagi lingkungan atau karyawannya.

Sebuah perusahaan proaktif , memberikan semua karyawannya upah yang layak dan bermanfaat, serta menyumbangkan sebagian dari keuntungannya untuk amal.

Source: Kanobi, B., 2011

AUDIT SOSIAL DALAM BUDAYA KORPORAT

Sumber: Rudito, B., 2007

Monitoring

Deteksi dini yang merujuk pada penemuan dan pengenalan gejala dan sumber-sumber yg dianggap berpotensi memunculkan perbedaan pemahaman yg dapat berakibat munculnya konflik dan atau kemungkinan munculnya konflik lanjutan.

Pemetaan Sosial

Langkah I Identifikasi perbedaan yg ada dlm korporat (suku bangsa, agama, stratifikasi sosial, politik dan ekonomi Bisa diperoleh dari data sekunder

Langkah II Gambaran pemanfaatan suatu sumber daya yg sama yg dilakukan oleh beberapa kelompok yg berbeda. Tentang bagaimana masing-masing kelompok memperlakukan sumber daya tersebut

Langkah III Gambarkan bentuk jaringan-jaringan sosial masing-masing kelompok utk melihat siapa yg menjadi patron dlm kelompok, khususnya yg berkenaan dgn penguasaan sumber daya

Langkah IV Identifikasi tempat-tempat pertemuan antar kelompok yg berbeda dan gambarkan aktivitas yg terjadi di tempat-tempat tersebut

Monitoring

Deteksi Gejala

Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :

Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda

Keterangan Cakupan Data

Model solidaritas yg dimunculkan Pengelompokan karyawan dgn basis suku bangsa, profesi, politik, strata sosial, alamater

Pengelompokan yg terbangun berdasarkan penguasaan sumber daya atau perebutan pengaruh

Pengelompokan yg bisa memunculkan penggalangan solidaritas atau sentimen kelompok

Monitoring

Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :

Keterangan Cakupan Data

Basis Kepentingan terhadap sumber daya ekonomi dan politik

Distribusi sumber daya berkaitan dengan jumlah anggota kelompok

Variasi sumber daya yg dapat menunjang perebutan sumber daya antar kelompok

Kecenderungan kelompok yg terisolasi terhadap akses sumber daya

Keterangan Cakupan Data

Riwayat Hubungan Sosial antar Kelompok

Pertentangan antar kelompok yg berbeda

Kuantitas kemunculan pertentangan

Bentuk perpecahan yg pernah dilakukan

Monitoring

Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :

Keterangan Cakupan Data

Aspek-aspek Kebijakan Cara-cara yg dilakukan di arena formal birokrasi dalam suatu korporasi

Penggunaan hubungan primordial kelompok di arena formal

Prosentase personal pada struktur organisasi berdasarkan kelompok ttu

Keterangan Cakupan Data

Etika dan Bisnis Keterkaitan dengan aturan yg berlaku

Penggunaan azas profesionalitas

Monitoring

Deteksi Gejala

Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali :

Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda

Keterangan Cakupan Data

Keberadaan Pranata Sosial Lokal untuk menyelesaikan konflik

Efektivitas frekuensi kesenian yg ada

Ada atau tidaknya sistem ganti rugi

Pengalaman penggunaan pranata sosial yg menyebabkan konflik

Monitoring

Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali :

Keterangan Cakupan Data

Adanya pihak ketiga Jenis hubungan sosial terhadap pihak ketiga yg menjebatani konflik

Sumber daya apa yg digeluti secara bersama

Pengalaman konflik yg melibatkan pihak ketiga

Keterangan Cakupan Data

Keterkaitan antar kelompok sosial dlm satu arena sosial

Bentuk atau jenis arena sosial yg menjadi tempat pertemuan antar kelompok

Bentuk-bentuk pengucilan yg ada

Monitoring

Deteksi Gejala

Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali :

Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda

Keterangan Cakupan Data

Penggolongan mayoritas dan minoritas

Bentuk-bentuk pranata sosial yg melibatkan lebih dari dua kelompok sosial yg terlibat

Prosentase penggolongan

Aturan main dlm pranata sosial yg melibatkan dua kelompok atau lebih yg berbeda

Monitoring

Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali :

Keterangan Cakupan Data

Pendominasian pranata sosial Identifikasi kelompok yg memegang jabatan-jabatan penting dlm pranata sosial

Identifikasi pemegang aturan dan kebijakan dlm pranata sosial

Keterangan Cakupan Data

Identifikasi Tokoh Kunci Individu yg berperan dalam arena sosial ttu yg melibatkan dua atau lebih kelompok

Pengaruh individu sebagai tokoh dlm arena sosial

Ketergantungan individu lain di setiap arena terhadap tokoh tersebut

Monitoring

Analisis Terhadap Identifikasi

Langkah 1 Menilai anggapan dan prasangka dari satu kelompok terhadap kelompok lain

Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi

Indikator Ada Tidak

Adanya solidaritas kelompok berdasarkan pada salah satu dari basis suku bangsa/profesi/almamater/strata sosial, dsb

Mayoritas atau minoritas yg memunculkan dominasi kelompok dlm kaitan dengan penguasaan sumber daya

Sering muncul pertentangan antar kelompok yg berbasis politik, suku bangsa, ideologi, almamater atau yang lain

Kebijakan yg bersifat primordial yg menyebabkan adanya ketidakprofesionalan dlm birokrasi

Monitoring

Analisis Terhadap Identifikasi

Langkah 2 Menilai banyaknya pranata sosial yg sering dipakai bersama

Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi

Indikator Ada Tidak

Pranata sosial yg ada dalam kelompok dpt dipakai secara bersama

Pranata sosial dapat berfungsi sebagai pranata bersama dlm kehidupan dua atau lebih kelompok yg ada

Ada pihak ketiga yg juga memanfaatkan sumber daya dan berhubungan dgn kedua kelompok

Adanya kerjasama dari lebih dua kelompok dlm menanggapi masalah sosial yg muncul

Monitoring

Analisis Terhadap Identifikasi

Langkah 3 Menilai kekuasaan dan kekuatan sosial dari salah satu kelompok yg mendominasi

Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi

Indikator Ada Tidak

Adanya kelompok mayoritas dan minoritas yg berdampak pada pengklasifikasian berjenjang terhadap akses sumber daya

Kelompok dominan, menggunakan pengetahuannya dlm menterjemahkan aturan formal

Ketergantungan yg tinggi dlm hubungan sosial terjadi dlm bentuk patron-klien

Penguasaan thdp sumber daya yg dibutuhkan orang banyak, dipegang oleh satu individu tertentu

Menyimpulkan Hasil

Memberi Penilaian

Memberikan penilaian terhadap variabel yg menciptakan konflik

Variabel Hipotesis

Anggapan dan Prasangka Kualitasnya menebal dan menipis

Pranata Sosial yg sering digunakan untuk berhubungan sosial

Banyak pranata sosial yg dipakai, dapat memudahkan penyelesaian konflik. Bahkan digunakan untuk mengantisipasi konflik

Pengaruh Kekuasaan dlm tingkat lokal

Ada kekuatan sosial yg mendominasi Kekuasaannya diterjemahkan dlm politik formal dgn menggunakan pengetahuan kelompoknya