Social Responsibility
Dimulai sejak era tahun 1970an, ketika muncul gerakan untuk menuntut tanggung jawab perusahaan (firma) terhadap lahirnya isu-isu anti kemiskinan yang tengah berkembang di masyarakat
Pada era tahun 1970an, social responsibility hanya menyangkut isu-isu tentang HAM dan ketidakadilan sosial lainnya
Pada era tahun 1990an, isu-isu social responsibility tidak hanya berbicara tentang ketidakadilan sosial , namun juga mengangkat permasalahan tentang proteksi lingkungan, obat-obatan, dan beberapa masalah sosial yang lain
Woods, RH, Social Responsibility and Ethics
Relationship between Business and Society
Profit Maximization Management Perusahaan memandang bahwa pihaknya hanya bertanggung jawab kepada pihak yang mengatur kesuksesannya. Pada periode ini, perusahaan percaya bahwa aturan pemerintah akan melindungi mereka dari intervensi pihak luar.
Trustee Management Pada tahun 1930an, pemerintah mulai mengembangkan regulasi yang lebih luas terhadap aktivitas bisnis yang ada. Pemerintah negara Federal di AS waktu itu, mulai melakukan intervensi terhadap banyak aktivitas bisnis yang ada
Quality of Life Management Pada era tahun 1960an, terjadi pergeseran hubungan antara pemerintah dan bisnis. Pimpinan bisnis mencoba untuk turut menyembuhkan penyakit masyarakat. Masyarakat mulai berharap banyak terhadap dunia bisnis, dan korporasi terbaik adalah mereka yang mengakui peran mereka dalam masyarakat dan berusaha untuk turut memecahkan masalah dalam masyarakat.
Woods, RH, Social Responsibility and Ethics
Perspektif Filosofis
Traditional Philosophy Masih didominasi oleh pimpinan bisnis. Mereka percaya bahwa apa yang bagus untuk bisnis mereka, juga akan bagus untuk masyarakat. Setiap manajer hanya akan mempertanggungjawabkan kepada pimpinan mereka. Pemerintah memegang segala peraturan dalam dunia bisnis.
Stakeholder Philosophy Manajer juga bertanggung jawab kepada stakeholders, sebagai kelompok masyarakat yang ada di dalam atau di luar organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Para manajer dituntut untuk mendapat pengakuan atas respon perusahaan terhadap stakeholders, dan ini diyakini akan dapat berakibat baik bagi bisnis perusahaan.
Affirmative Philosophy Perusahaan mulai melakukan antisipasi terhadap perubahan kebutuhan dari para stakeholder. Mulai mengurangi aktivitas yang sekiranya dapat membawa kerusakan bagi masyarakat.
Woods, RH, Social Responsibility and Ethics
Responses to Social Responsibility
Obstructive
Sebuah perusahaan yang mengambil sikap obstruktif terhadap tanggung jawab sosial mereka, mencoba untuk mempertahankan prioritas ekonomi dengan menghalangi setiap upaya untuk menunjukkan atas kurangnya tanggung jawab sosial milik perusahaan mereka.
Sebuah perusahaan obstruktif tidak membuat usaha tanggung jawab sosial. Membuat keuntungan, adalah aspek yang paling penting dari bisnisnya.
Beberapa orang melihat bisnis obstruktif sebagai tidak bermoral karena mereka dapat mengeksploitasi karyawan mereka, mencemari alam atau menipu pelanggan.
Source: Kanobi, B., 2011
Responses to Social Responsibility
Defensive
Perusahaan yang mengambil sikap defensif terhadap social responsibility, akan tampak tidak terlalu bertanggung jawab.
Perusahaan menganggap dirinya netral, dan mereka membuat motif keuntungan lebih penting daripada melakukan tindakan social responsibility.
Perusahaan membuat titik mengikuti hukum untuk memastikan bahwa orang lain tidak bisa mengambil tindakan hukum terhadap mereka.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat menciptakan limbah lebih dari yang diperlukan, tetapi mereka memilih akan menghilangkan limbah dalam metode hukum daripada membuangnya secara ilegal.
Source: Kanobi, B., 2011
Responses to Social Responsibility
Accommodating
Sikap akomodatif menandakan bahwa perusahaan berpendapat social responsibility adalah penting dan mungkin sama pentingnya dengan keuntungan.
Perusahaan memenuhi semua persyaratan hukum dan berusaha untuk memenuhi standar etika.
Sebuah perusahaan yg mengakomodasi dan tidak berusaha untuk menyembunyikan tindakannya, serta tetap terbuka tentang mengapa diperlukan tindakan khusus.
Sebagai contoh, Perusahaan mulai dapat menurunkan penciptaan limbah, produk sumber yang tidak diuji pada binatang dan membayar karyawannya dengan upah yang layak. Perusahaan akan menyimpan catatan yang terbuka untuk umum. Meskipun perusahaan-perusahaan ini sering bertanggung jawab secara sosial, namun dalam menanggapi kritik, mereka ttp dapat mengubah kebijakannya.
Source: Kanobi, B., 2011
Responses to Social Responsibility
Proactive
Seperti halnya perusahaan akomodatif, sebuah perusahaan proaktif membuat social responsibility sebagai prioritas.
Sebuah perusahaan proaktif mencoba untuk tetap di depan, ketika datang sebuah “panggilan” terhadap social responsibility .
Terdapat etika pernyataan misi dan upaya untuk menghindari kerugian bagi lingkungan atau karyawannya.
Sebuah perusahaan proaktif , memberikan semua karyawannya upah yang layak dan bermanfaat, serta menyumbangkan sebagian dari keuntungannya untuk amal.
Source: Kanobi, B., 2011
Monitoring
Deteksi dini yang merujuk pada penemuan dan pengenalan gejala dan sumber-sumber yg dianggap berpotensi memunculkan perbedaan pemahaman yg dapat berakibat munculnya konflik dan atau kemungkinan munculnya konflik lanjutan.
Pemetaan Sosial
Langkah I Identifikasi perbedaan yg ada dlm korporat (suku bangsa, agama, stratifikasi sosial, politik dan ekonomi Bisa diperoleh dari data sekunder
Langkah II Gambaran pemanfaatan suatu sumber daya yg sama yg dilakukan oleh beberapa kelompok yg berbeda. Tentang bagaimana masing-masing kelompok memperlakukan sumber daya tersebut
Langkah III Gambarkan bentuk jaringan-jaringan sosial masing-masing kelompok utk melihat siapa yg menjadi patron dlm kelompok, khususnya yg berkenaan dgn penguasaan sumber daya
Langkah IV Identifikasi tempat-tempat pertemuan antar kelompok yg berbeda dan gambarkan aktivitas yg terjadi di tempat-tempat tersebut
Monitoring
Deteksi Gejala
Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :
Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda
Keterangan Cakupan Data
Model solidaritas yg dimunculkan Pengelompokan karyawan dgn basis suku bangsa, profesi, politik, strata sosial, alamater
Pengelompokan yg terbangun berdasarkan penguasaan sumber daya atau perebutan pengaruh
Pengelompokan yg bisa memunculkan penggalangan solidaritas atau sentimen kelompok
Monitoring
Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :
Keterangan Cakupan Data
Basis Kepentingan terhadap sumber daya ekonomi dan politik
Distribusi sumber daya berkaitan dengan jumlah anggota kelompok
Variasi sumber daya yg dapat menunjang perebutan sumber daya antar kelompok
Kecenderungan kelompok yg terisolasi terhadap akses sumber daya
Keterangan Cakupan Data
Riwayat Hubungan Sosial antar Kelompok
Pertentangan antar kelompok yg berbeda
Kuantitas kemunculan pertentangan
Bentuk perpecahan yg pernah dilakukan
Monitoring
Langkah 1 Menditeksi anggapan dan prasangka antar kelompok, utk mengenali :
Keterangan Cakupan Data
Aspek-aspek Kebijakan Cara-cara yg dilakukan di arena formal birokrasi dalam suatu korporasi
Penggunaan hubungan primordial kelompok di arena formal
Prosentase personal pada struktur organisasi berdasarkan kelompok ttu
Keterangan Cakupan Data
Etika dan Bisnis Keterkaitan dengan aturan yg berlaku
Penggunaan azas profesionalitas
Monitoring
Deteksi Gejala
Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali :
Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda
Keterangan Cakupan Data
Keberadaan Pranata Sosial Lokal untuk menyelesaikan konflik
Efektivitas frekuensi kesenian yg ada
Ada atau tidaknya sistem ganti rugi
Pengalaman penggunaan pranata sosial yg menyebabkan konflik
Monitoring
Langkah 2 Menditeksi pranata sosial yg digunakan utk berhubungan sosial antar kelompok dlm organisasi, utk mengenali :
Keterangan Cakupan Data
Adanya pihak ketiga Jenis hubungan sosial terhadap pihak ketiga yg menjebatani konflik
Sumber daya apa yg digeluti secara bersama
Pengalaman konflik yg melibatkan pihak ketiga
Keterangan Cakupan Data
Keterkaitan antar kelompok sosial dlm satu arena sosial
Bentuk atau jenis arena sosial yg menjadi tempat pertemuan antar kelompok
Bentuk-bentuk pengucilan yg ada
Monitoring
Deteksi Gejala
Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali :
Mendeteksi gejala-gejala yang dapat menciptakan kerenggangan hubungan sosial antar kelompok yg berbeda
Keterangan Cakupan Data
Penggolongan mayoritas dan minoritas
Bentuk-bentuk pranata sosial yg melibatkan lebih dari dua kelompok sosial yg terlibat
Prosentase penggolongan
Aturan main dlm pranata sosial yg melibatkan dua kelompok atau lebih yg berbeda
Monitoring
Langkah 3 Menditeksi pengaruh kekuasaan dlm politik lokal dan tingkat lokal, utk mengenali :
Keterangan Cakupan Data
Pendominasian pranata sosial Identifikasi kelompok yg memegang jabatan-jabatan penting dlm pranata sosial
Identifikasi pemegang aturan dan kebijakan dlm pranata sosial
Keterangan Cakupan Data
Identifikasi Tokoh Kunci Individu yg berperan dalam arena sosial ttu yg melibatkan dua atau lebih kelompok
Pengaruh individu sebagai tokoh dlm arena sosial
Ketergantungan individu lain di setiap arena terhadap tokoh tersebut
Monitoring
Analisis Terhadap Identifikasi
Langkah 1 Menilai anggapan dan prasangka dari satu kelompok terhadap kelompok lain
Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi
Indikator Ada Tidak
Adanya solidaritas kelompok berdasarkan pada salah satu dari basis suku bangsa/profesi/almamater/strata sosial, dsb
Mayoritas atau minoritas yg memunculkan dominasi kelompok dlm kaitan dengan penguasaan sumber daya
Sering muncul pertentangan antar kelompok yg berbasis politik, suku bangsa, ideologi, almamater atau yang lain
Kebijakan yg bersifat primordial yg menyebabkan adanya ketidakprofesionalan dlm birokrasi
Monitoring
Analisis Terhadap Identifikasi
Langkah 2 Menilai banyaknya pranata sosial yg sering dipakai bersama
Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi
Indikator Ada Tidak
Pranata sosial yg ada dalam kelompok dpt dipakai secara bersama
Pranata sosial dapat berfungsi sebagai pranata bersama dlm kehidupan dua atau lebih kelompok yg ada
Ada pihak ketiga yg juga memanfaatkan sumber daya dan berhubungan dgn kedua kelompok
Adanya kerjasama dari lebih dua kelompok dlm menanggapi masalah sosial yg muncul
Monitoring
Analisis Terhadap Identifikasi
Langkah 3 Menilai kekuasaan dan kekuatan sosial dari salah satu kelompok yg mendominasi
Melakukan analisis, sehubungan dengan deteksi dini sebagai acuan dalam penerapan program, guna mencegah konflik yg mungkin dpt terjadi
Indikator Ada Tidak
Adanya kelompok mayoritas dan minoritas yg berdampak pada pengklasifikasian berjenjang terhadap akses sumber daya
Kelompok dominan, menggunakan pengetahuannya dlm menterjemahkan aturan formal
Ketergantungan yg tinggi dlm hubungan sosial terjadi dlm bentuk patron-klien
Penguasaan thdp sumber daya yg dibutuhkan orang banyak, dipegang oleh satu individu tertentu
Menyimpulkan Hasil
Memberi Penilaian
Memberikan penilaian terhadap variabel yg menciptakan konflik
Variabel Hipotesis
Anggapan dan Prasangka Kualitasnya menebal dan menipis
Pranata Sosial yg sering digunakan untuk berhubungan sosial
Banyak pranata sosial yg dipakai, dapat memudahkan penyelesaian konflik. Bahkan digunakan untuk mengantisipasi konflik
Pengaruh Kekuasaan dlm tingkat lokal
Ada kekuatan sosial yg mendominasi Kekuasaannya diterjemahkan dlm politik formal dgn menggunakan pengetahuan kelompoknya