tindakan kedaruratan pada bayi dan anak balita

31
TINDAKAN KEDARURATAN PADA BAYI TINDAKAN KEDARURATAN PADA BAYI DAN ANAK BALITA DAN ANAK BALITA TUJUAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada asfiksia 1. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada asfiksia neonatorum. neonatorum. 2. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada respiratory 2. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada respiratory distress syndrome. distress syndrome. 3. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien 3. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien keracunan. keracunan. 4. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien luka 4. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien luka bakar. bakar. 5. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien korban 5. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien korban kecelakaan lalu lintas. kecelakaan lalu lintas. 6. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien akibat 6. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien akibat tenggelam. tenggelam. 7. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien yang 7. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien yang kemasukan benda asing. kemasukan benda asing. 8. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada gigitan 8. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada gigitan

Upload: mega-wati-bahar

Post on 26-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kedaruratan bayi

TRANSCRIPT

  • TINDAKAN KEDARURATAN PADA BAYI DAN ANAK BALITATUJUAN PEMBELAJARAN :1. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada asfiksia neonatorum.2. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada respiratory distress syndrome.3. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien keracunan.4. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien luka bakar.5. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien korban kecelakaan lalu lintas.6. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien akibat tenggelam.7. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada pasien yang kemasukan benda asing.8. Menjelaskan tindakan kedaruratan pada gigitan binatang berbisa.9. Menganalisis penanganan salah satu kasus kedaruratan pada anak.

  • TINDAKAN KEDARURATAN PADA BAYI DAN ANAK BALITADr. Hendra Widjaja, SpA

    SMF Ilmu Kesehatan AnakRSU. A. Wahab SjahranieSamarinda

  • ASFIKSIA NEONATORUM

    Merupakan suatu kondisi di mana bayi tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia, hiperkapnea, sampai asidosis. Faktor penyebab Asfiksia neonatorum :Penyakit pada ibu sewaktu hamil seperti hipertensi, gangguan atau penyakit paru, dan gangguan kontraksi urerus.Pada ibu yang kehamilannya berisiko.Faktor plasenta, seperti janin dengan solusio plasenta.Faktor janin itu sendiri, seperti terjadi kelainan pada tali pusat, seperti tali pusat menumbung atau melilit pada leher atau juga kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahirFaktor persalinan seperti partus lama atau partus dengan tindakan tertentu.

  • PENATALAKSANAAN :Pemantauan gas darah, denyut nadi, fungsi sistem jantung dan paru dengan melakukan resusitasi, memberikan oksigen yang cukup, serta memantau perfusi jaringan tiap 2-4 jam.Mempertahankan jalan napas agar tetap baik, sehingga proses oksigenasi cukup agar sirkulasi darah tetap baik.

    ASFIKSIA RINGAN APGAR SKOR (7-10)Cara mengatasinya :Bayi dibungkus dengan kain hangat.Bersihkan jalan napas dengan mengisap lendir pada hidung kemudian mulut.Bersihkan badan dan tali pusat.Lakukan observasi tanda vital, pantau APGAR skor, dan masukkan ke dalam inkubator.

  • ASFIKSIA SEDANG APGAR SKOR (4-6)Cara mengatasinya :Bersihkan jalan napas.Berikan oksigen 2 liter per menit.Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 cc. Dekstrosa 40% sebanyak 4cc disuntikkan melalui vena umbilikus secara perlahan-lahan untuk mencegah tekanan intrakranial meningkat. ASFIKSIA BERAT APGAR SKOR (0-3)Cara mengatasinya :Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui ambubag.Berikan oksigen 4-5 liter per menit.Bila tidak berhasil, lakukan pemasangan ETT (endotracheal tube).Bersihkan jalan napas melalui ETT.Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6cc. Selanjutnya berikan dekstrosa 40% sebanyak 4 cc

  • RESPIRATORY DISTRESS SYNDROMEMerupakan kumpulan gejala yang terdiri atas :DispneaFrekuensi pernapasan yang lebih dari 60 kali per menitAdanya sianosisAdanya rintihan pada saat ekspirasi (expiratory grunting)Adanya retraksi suprasternal, interkostalm dan epigastrium saat inspirasi

    Penyakit ini merupakan penyakit membran hialin, dimana terjadi perubahan atau berkurangnya komponen surfaktan pulmonar yaitu suatu zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolp paru yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi.

  • PENATALAKSANAAN :Mempertahankan stabilitas jantung paru dengan mengadakan pemantauan mulai dari kedalaman, kesimetrisan dan irama pernapasan, kecepatan, kualitas dan suara jantung, mempertahankan kepatenan jalan napas, memantau reaksi terhadap pemberian atau terapi medis, serta memantau PaO2. selanjutnya melakukan kolaborasi dalam pemberian surfaktan eksogen (surfaktan dari luar) sesuai dengan indikasi.Memantau urine dan serum elektrolit, mengkaji status hidrasi seperti turgor, membran mukosa,dan status fontanela anterior.Mempertahankan intake kalori secara intravena, total parenteral nutrition dengan memberikan 80-120 Kkal/kg setiap 24 jam, mempertahankan gula darah dengan memantau adanya hipoglikemia, mempertahankan intake dan output, memantau gejala komplikasi gastrointestinal, seperti adanya konstipasi, diarea, mual, dan lain-lain.Mengoptimalkan oksigenasi dengan mempertahankan kepatenan pemberian oksigen, melakukan pengisapan lendir sesuai kebutuhan dan mempertahankan stabilitas suhu.

  • KERACUNAN

    Merupakan kondisi kedaruratan yang sering terjadi pada anak yang bila tidak ditangani dengan segera dapat mengancam jiwa anak. PENATALAKSANAAN :Lakukan kumbah lambung apabila keracunan kurang dari 6 jamBerikan antidot umum, seperti norit yang dibuat larutan atau berikan atidot khusus.Berikan infus cairan elektrolit.Apabila terjadi peradangan, berikan antibiotik, seperti tetrasiklin, kloramfenikol atau kotrimoksazol.

  • LUKA BAKAR

    Adalah kondisi atau terjadinya luka akibat terbakar, yang tidak hanya disebabkan oleh panas yang tinggi, tetapi oleh senyawa kimia, listrik dan pemajanan (exposure) berlebihan terhadap sinar matahari. Luka bakar pada badan terdiri atas :Kepala 9%Anggota gerak 9%Dada atau punggung 9%Perut atau punggung 9%Paha 9%Anggota gerak bawah 9%

  • PENATALAKSANAAN :

    Dinginkan daerah luka bakar secepat mungkin, idealnya dengan menempatkannya di bawah keran air dingin yang mengalir atau mencelupkannya di dalam air dingin. Jangan mencoba melepaskan pakaian pasien yang hangus oleh api.Jangan mengoleskan mentega atau lotion ke luka bakar.Jangan menggunakan plester lekat pada luka bakar.Luka bakar pada mata dan kulit di sekelilingnya disebabkan oleh cairan korosif, seperti obat pengelantang. Oleh karena itu, harus dicuci cepat dengan air dingin agar kulit bebas dari cairan perusak terebut. Siramkan banyak air dingin agar seluruh bekas cairan korosif benar-benar terhapus.Apabila luka bakarnya kurang dari 20 % tanpa luka terbuka:Rendam bagian yang terbakar dalam air dingin kurang lebih 30 menit 5 jam atau sampai rasa sakit tidak terasa lagi.Bagian yang melepuh jangan dilepas, biarkan saja menempel

  • Bersihkan luka pelan-pelan dengan prinsip steril.Rawat dengan pemberian silver sulva diazine (SSD), rendam bagian yang terbakar dalam air dingin 30 menit 5 jam atau rasa sakit tidak terasa lagi.Berikan dan pertahankan kebutuhan cairan dengan metode Baxter, yaitu diberikan cairan kristaloid (ringer laktat) sebanyak 4 cc/kgBB/% luas luka bakar. Pada hari pertama diberikan dengan dosis separuh jumlah dalam 8 jam pertama, separuhnya dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua cairan kristaloid dan koloid dalam dosis yang sama kemudian hari ketiga maintenance dengan campuran elektrolit dan koloid.Apabila luka bakarnya sangat luas, maka lakukan hal-hal berikut :

  • KECELAKAAN LALU LINTAS

    Merupakan kondisi terjadinya kedaruratan akibat kecelakaan lalu lintas yang dapat mengancam nyawa seseorang. Kecelakaan lalu lintas dapat berakibat fatal apabila penanganannya tidak dilakukan dengan segera. Kasus kecelakaan lalu lintas dapat dikategorikan beberapa tingkatan, diantaranya kecelakaan lalu lintas ringan, sedang, dan berat yang dalam penanganannya membutuhkan beberapa prinsip penanganan gawat darurat. Apabila menghadapi korban kecelakaan lalu lintas, upaya pertama yang dilakukan berprinsip pada bantuan hidup dasar atau yang dikenal dengan nama resusitasi jantung paru (RJP).

  • Bentuk atau teknik RJP pada bayi dan anak balitaBebaskan jalan napas (air way)

  • TENGGELAM

    Merupakan kondisi di mana bayi atau anak tidak mampu untuk berenang atau tenggelam ke dalam air.PENATALAKSANAAN :

    Angkat dan usahakan anak mengapung di atas air.Usahakan anak dapat bernapasRaba denyut nadi karotis, jika terhenti lakukan pemijatan jantung sampai penderita sadar.Apabila korban sudah sadar akan memuntahkan air yang tertelan.Miringkan tubuh dan kepalanya sehingga muntahan tidak tersedak masuk ke paru.

  • KEMASUKAN BENDA ASING

    Keadaan darurat akibat kemasukan benda asing sangat membutuhkan pertolongan dengan segera, mengingat benda tersebut akan mengganggu fungsi vital dalam tubuh seperti mengganggu jalan napas atau aliran udara ke paru-paru.

  • Tenangkan penderitaBenda asing di mata yang ringan dapat dibersihkan dengan mengguyur mata dengan boor water.Benda asing dapat dibersihkan atau diambil dengan kapas yang dibasahi dengan air.Benda asing yang berupa benda tajam harus diambil dengan hati-hati dengan jarum yang dipatahkanSesudah dibersihkan, mata diobati dengan salep atau tetes mata yang mengandung antibiotik.

    PENATALAKSANAAN :

    - Penatalaksaan benda asing di mata :

  • Tenangkan penderitaBenda asing di hidung dapat diambil dengan pinset atau sebatang kawat yang berujung tumpul dibengkokkan.Masukkan pinset perlahan-lahan menyusup di samping benda tersebut.Tarik perlahan-lahan.

    Bila dapat dikeluarkan dengan cara memiringkan kepala maka miringkan pasien, tepukkan tangan beberapa kali ke kepala di dekat telinga yang lain.Bila benda asing yang masuk berupa serangga, maka serangga dapat dibunuh dengan meneteskan minyak bayi ke lubang telingga, ambil dengan pinset lalu bersihkan.Bila benda asing yang masuk berupa biji-bijian, ambil langsung dengan pinset secara hati-hati.- Penatalaksaan benda asing di hidung :- Penatalaksanaan benda asing di telinga :

  • GIGITAN BINATANG BERBISA

    merupakan kondisi yang dapat menjadi gawat apabila bisa binatang tersebut tidak segera dikeluarkan.Kompres dan dicuci dengan antiseptikCuci luka bekas gigitan dengan larutan pekat garam inggris.Berikan analgetik.

    PENATALAKSANAAN :

    - Gigitan Lipan : Gigitan Lintah :Lepaskan gigitan lintah dengan menyiram minyak atau air tembakau.Bayi yang peka cukup digosok dengan salep atau obat antigatal biasa.

  • Baringkan penderita dan letakkan bagian yang tergigit lebih rendah dari letak jantung.Tenangkan penderita karena kegelisahan akan mempercepat jalannya bisa.Pasang tourniquet di atas daerah berbisaUsahakan teraba nadi di bagian yang lebih rendah dari tourniquetLakukan insisi tepat di bekas luka gigitan, memanjang sedalam 0,5 cm sepanjang 0,5 cm.Berikan antihistamin dan analgetikBerikan antibisa ular. Gigitan Ular :

  • TINDAKAN RESUSITASI PADA NEONATUS DAN ANAK BALITA

    Secara umum, tindakan kedaruratan pada neonatus dan anak balita di fokuskan pada upaya untuk memberikan bantuan hidup dasar melalui resusitasi. Pada neonatus sebagai dasar yang digunakan untuk menentukan resusitasi adalah pernapasan, frekuensi jantung, dan warna kulit.

  • Pemberian ventilasi tekanan positif dengan balon dan sungkupGunakan sungkup sesuai dengan ukuran dengan catatan sungkup harus menutupi mulut, hidung, dan ujung dagu, tetapi tidak menutup mata.

    Pastikan jalan napas terbuka

  • Atur posisi kepala bayi dengan sedikit tengadah atau dengan meletakkan gulungan kain

    Berikan tekanan pada balon dengan meremas. Pada tahap awal berikan 40-60 kali/menit. Bila didapatkan tanda peningkatan frekuensi jantung, perbaikan warna kulit dan napas spontan. Bila frekuensi meningkat lakukan dengan kecepatan 40-60 menit lagi dan bila frekuensi jantung stabil diatas 100 kali/menit, kecepatan dan tekanan harus diturunkan.

  • KOMPRESI DADA

    Merupakan tindakan dengan melakukan penekanan jantung ke arah tulang belakang untuk meningkatkan tekanan intratorakal serta memperbaiki sirkkulasi darah ke seluruh organ vital.

  • Cara melakukan kompresi dada :Atur posisi bayi dengan memberi topangan keras pada bagian belakang bayi dengan leher sedikit tengadah.Tentukan letak kompresi, yaitu 1/3 bawah tulang dada yang terletak antara tulang dada sifoid dan garis antara kedua puting susu.

    Lakukan kompresi dengan teknik ibu jari atau 2 jari.

  • Teknik ibu jari

    Melingkari dada bagian lateral dengan kedua tangan serta menempatkan ibu jari pada tulang dada dan jari-jari tangan di bawah bayi.

  • Teknik dua jari

    Gunakan jari tengah dan jari telunjuk atau jari tengah dan jari manis dari satu tangan untuk menekan.

    Berikan kompresi 30 kali dengan 2 ventilasi atau kira-kira 120 kegiatan/menit.

  • Pada anak balita tindakan kedaruratan pada prinsipnya sama dengan neonatus dengan berprinsip bantuan hidup dasar melalui resusitasi jantung paru.

    Bebaskan jalan napas (Air way = A)Bantu pernapasan (Breathing = B)Berikan sirkulasi (Circulation = C)

    Untuk bayi dan anak kecil gunakan hanya satu tangan untuk menekan dada.Untuk bayi gunakan hanya ujung jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan dada pada ujung tulang dada atau sternum.Untuk anak kecil gunakan salah satu pangkal telapak tangan kemudian tekan ujung tulang dada antara 2 hingga 3 cm.Untuk bayi dan anak kecil, hembusan napas harus diberikan selama jesa waktu setelah melakukan tekanan dada sebanyak 5 kali.