tim penyusun universitas hasanuddin€¦ · tim penyusun puslitbang studi kebencanaan universitas...

67

Upload: others

Post on 24-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan
Page 2: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan
Page 3: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Page 4: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara dengan gugusan kepulauan yang mempunyai potensi

yang tinggi dan bervariasi terhadap segala aspek jenis bencana. Kondisi geografis

Indonesia yang terletak pada jalur cincin api Pasifik (ring of fire), menjadikan Indonesia

Negara yang memiliki paling banyak memiliki gunung berapi aktif. Indonesia dilewati oleh

lempeng Indo-Australia di selatan, Pasifik dari timur dan Eurasia dari utara, yang

memosisikan Indonesia sebagai Negara rawan bencana, baik dari aktivitas tektonik

maupun vulkanik.

Berdasarkan definisi dalam Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang

Penanggulangan bencana, bencana didefinisikan sebagai “peristiwa atau rangkaian

peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia

sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta

benda dan dampak psikologis”. Bencana yang dimaksudkan dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2007 meliputi bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.

Sesuai dengan amanah yang tertera pada UU No. 24 Tahun 2007 pasal 33,

penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri atas 3 tahap yang meliputi: pra

bencana, bencana, dan pasca bencana. Tahapan tersebut mesti dipahami sebagai satu

kesatuan sistem mitigasi, yang sama sekali tak bisa dipisah satu sama lain. Bencana yang

tak bisa diprediksi kejadiannya, membutuhkan upaya sistemik agar dampaknya kecil dan

tak banyak merugikan dari sisi materil maupun non materil.

Salah satu upayanya pada tahap pra bencana ialah pemerataan pengetahuan

terkait literasi kebencanaan. Masyarakat mesti diajak berdialog terkait informasi, yang

sudah atau belum mereka pahami terkait kesiapsiagaan perihal bencana. Selain itu,

pelatihan bersama untuk mengaplikasikan pengetahuan yang didapat menjadi penting.

Sebab, pengetahuan yang tidak dibarengi kemampuan praktis akan mengendap dan

menjadi kurang fungsional. Hal itu punya landasan hukum yang dihadirkan dalam UU No.

24 Tahun 2007, pasal 35.

Pihak yang posisinya sangat penting dalam pengimplementasian instruksi UU No.

24 tahun 2007 pasal 35, terkait penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

penanggulangan bencana, tak lain ialah sekolah. Sekolah sebagai wadah memproduksi

Page 5: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

pengetahuan dan nilai, sangat strategis untuk terlibat dalam diseminasi informasi ihwal

literasi kebencanaan. Bayangkan saja jika semua sekolah di Indonesia memasukkan

kurikulum pendidikan penanggulangan bencana pada materi ajar. Kita bisa berkaca pada

Jepang yang sudah mengambil start lebih dulu mengambil langkah tersebut. Efeknya,

generasi muda di Jepang tidak mudah panik, dan yang pasti mereka tahu harus berbuat

apa untuk mengurangi potensi buruk kejadian bencana.

Sekolah dipercaya memiliki pengaruh langsung terhadap generasi muda, yaitu

dalam menanamkan nilai-nilai budaya dan menyampaikan pengetahuan tradisional dan

konvensional kepada generasi muda, generasi penerus bangsa. Untuk melindungi

generasi muda dari ancaman bencana alam, diperlukan dua prioritas berbeda namun

tidak bisa dipisahkan aksinya, yaitu pendidikan untuk mengurangi risiko bencana dan

keselamatan dan keamanan sekolah. Sekolah harus mampu melindungi generasi muda

dari suatu kejadian bencana alam. Mengurangi risiko bencana, dapat dimulai dari sekolah.

Pendidikan di sekolah dapat membantu untuk memainkan peranan penting dalam

penyelamatan hidup pada saat kejadian bencana.

Oleh karena itu, pembelajaran tentang pengurangan risiko bencana di sekolah-

sekolah bisa dilakukan dengan menyelenggarakan dan atau mengembangkan materi

pembelajaran pengurangan risiko bencana ke dalam kurikulum muatan lokal dan

ekstrakulikuler/pengembangan diri yang didedikasikan khusus untuk pendidikan

pengurangan risiko bencana.

B. TUJUAN

1. Meningkatkan pengetahuan tentang bencana, siaga bencana dan risiko bencana.

2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk pencegahan dan pengurangan

risiko bencana baik secara individu maupun kolektif.

3. Meningkatkan keterampilan siaga bencana.

4. Meningkatkan kemampuan tanggap darurat bencana.

5. Mengembangkan kesiapan untuk mendukung pembangunan kembali komunitas saat

bencana terjadi dan mengurangi dampak yang disebabkan karena terjadinya bencana.

6. Meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan besar dan

mendadak

Page 6: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

SOSIALISASI MITIGASI BENCANA

Mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik

melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan

menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang

Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Mitigasi bertujuan untuk mengurangi

dampak yang ditimbulkan oleh bencana, khususnya bagi masyarakat. Mitigasi juga

menjadi landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan serta meningkatkan

pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana,

sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

a. Program sosialisasi mitigasi bencana memiliki jenis-jenis kegiatan sebagai berikut:

b. Pengenalan dan pemantauan risiko bencana;

c. Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana;

d. Pengembangan budaya sadar bencana;

e. Penerapan upaya fisik, nonfisik, dan pengaturan penanggulangan bencana;

f. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana;

g. Pemantauan terhadap pengelolaan sumber daya alam;

h. Pemantauan terhadap penggunaan teknologi tinggi;

i. Pengawasan terhadap pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

1. Sosialisasi Mitigasi Bencana Gempa Bumi

a. Pra-Bencana

Mendirikan bangunan sesuai aturan baku (tahan gempa)

Kenali lokasi bangunan tempat Anda tinggal

Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional

Siapkan peralatan seperti senter, P3K, makanan instan, dll

Periksa penggunaan listrik dan gas

Catat nomor telepon penting

Kenali jalur evakuasi

Ikuti kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa

Page 7: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

b. Pada Saat Bencana

Tetap tenang

Menghindari sesuatu yang kemungkinan akan roboh, segera mencari tanah

lapang

Memperhatikan tempat Anda berdiri, kemungkinan ada retakan tanah

Turun dari kendaraan dan menjauh dari pantai.

c. Pasca Bencana

Segera keluar dari bangunan dan menggunakan tangga biasa

Memeriksa sekitar. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.

Hindari bangunan yang berpotensi roboh.

Usahakanlah mencari informasi tentang pusat gempa dan berbagai informasi

lain yang penting melalui saluran radio jika alat komunikasi lain belum bisa

berfungsi dengan baik.

2. Sosialisasi Mitigasi Bencana Tsunami

Sosialisasi ini bertujuan untuk menjelaskan sistem untuk mendeteksi tsunami dan

memberi peringatan untuk mencegah jatuhnya korban, serta mensosialisasikan jenis

mitigasi bencana tsunami, yaitu:

a. Pra-Bencana

• Sistem peringatan tsunami internasional (Samudra Pasifik, Samudera Hindia, dan

Samudera Atlantik Timur Laut, Mediterania dan sekitarnya).

• Sistem peringatan tsunami regional.

• Sosialisasi terhadap warga sekitar terkhusus bagi yang bermukin di sekitar pantai

tentang tsunami dan dampaknya.

b. Pada Saat Bencana

• Didahului oleh gempa besar, air laut surut.

• Gelombang air besar dating secara mendadak dengan energi yang besar

• Terjadi kurang dari 40 menit setelah gempa terjadi

• Melaporkan segera jika melihat ada tanda-tanda tsunami kepada pihak terkait.

c. Pasca Bencana

• Pembangunan tempat penampungan di sekitar daerah pemukiman

Page 8: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

• Pembuatan tembok penahan tsunami

• Penanaman Mangrove

3. Sosialisasi Mitigasi Bencana Gunungapi

a. Pra-Bencana

b. Pada Saat Bencana

c. Pasca Bencana

4. Sosialisasi Mitigasi Bencana Tanah Longsor

a. Pra-Bencana

Tidak membangun rumah di daerah rawan longsor

Melakukan penanaman pohon-pohon pada daerah-daerah miring yang memiliki

akar kuat, seperti bambu dll.

Membangun tembok penahan atau batu-batu (bronjong) lereng yang rawan

longsor.

Penyuluhan menghindari daerah rawan longsor

Tidak merusak hutan dengan cara menebang pohon.

Membuat terasering pada lahan miring.

Waspada gejala tanah longsor (retakan, penurunan tanah) terutama di musim

hujan.

Hindari daerah rawan bencana untuk membangun pemukiman

Mengurangi tingkat keterjalan lereng dengan tidak membuat perkebunan

Terasering dengan sistem drainase yang tepat

Penghijauan dengan tanaman berakar dalam

Mendirikan bangunan berpondasi kuat

Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air cepat masuk

b. Pada Saat Bencana

Pastikan anda warga telah melaksanakan tahapan pra-bencana longsor.

Apabila masyarakat di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera

keluar cari tempat lapang dan tanpa penghalang serta jauh dari lokasi gerakan

tanah/longsor.

Page 9: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Apabila masyarakat berada di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi

tebing atau tanah yang mengalami longsor atau gerakan tanah. Menghindarlah

sejauh mungkin.

c. Pasca Bencana

Jangan segera kembali kerumah, perhatikan apakah longsor susulan masih akan

terjadi.

Apabila diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan

peralatan yang menjamin keselamatan Anda.

Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi tempat berpijak.

Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban,

pastikan tidak menimbulkan dampak yang lebih buruk.

Penetuan lokasi potensi gerakan tanah dan rawan longsor melalui survei Geologi

dan Pemetaan.

Melakukan relokasi pemukiman (dalam beberapa kasus)

5. Sosialisasi Mitigasi Bencana Banjir

a. Pra-Bencana

Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW/desa terdekat, membersihkan

lingkungan sekitar, terutama di saluran air atau selokan, dari timbunan sampah.

Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan

fasilitas dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi

dengan aparat terkait dan pengurus RT/RW/desa.

Membentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga, salah satunya

mengangkat penanggung jawab posko banjir.

Mengkoordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan/desa setempat, dan LSM

untuk pengadaan tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna evakuasi.

Memastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan

mencari informasi, meminta bantuan, atau melakukan konfirmasi.

Menyimak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga

tentang curah hujan dan kondisi air.

Page 10: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Melengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain radio baterai, senter,

korek gas, dan lilin.

Menyiapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih, Siapkan

obat-obatan darurat. Amankan dokumen penting.

b. Pada Saat Bencana

Mematikan aliran listrik.

Mengungsi ke daerah aman yang jauh dari lokasi banjir.

Jangan berjalan dekat saluran air.

Hubungi instansi yang berhubungan dengan penanggulangan bencana.

c. Pasca Bencana

Bergotong royong membersihkan rumah yang terkena banjir

Menyiapkan sumber air bersih untuk menghindari diare

Waspada terhadap binatang berbisa atau penyebar penyakit yang mungkin ada

Selalu waspada terhadap banjir susulan

6. Sosialisasi Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan

a. Pra-Bencana

Memperhatikan wilayah hutan dengan titik api (hot spot) cukup tinggi terutama

lahan gambut di musim panas dan kemarau yang berkepanjangan.

Tidak membuka ladang atau lahan pertanian dengan cara membakar hutan.

Hindari meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.

Tidak membuang punting rokok sembarangan di dalam hutan.

Melakukan patrol keliling hutan secara rutin untuk mencegah kemungkinan

kebakaran.

Menyiapkan system transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunkan.

Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musim kemarau untuk

memantau wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan

kebakaran.

b. Pada Saat Bencana

Melakukan pneyemprotan air secara langsung apabila kebaaran hutan masi

dalam skala kecil.

Page 11: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Melokalisasi api dengan membakar daerah sekitar kebakaran dan mengarahkan

api ke pusat pembakaran jika api berada dalam skala yang besar. Umumnya

dimulai dari daerah yang menghambat jalannya api seperti sungai, danau, jalan,

dan puncak bukit.

Melakukan pennyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan

helikopter atau pesawat udara.

Mebuat hujan buatan.

c. Pasca Bencana

Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket) melalui pengecekan di lapangan

pada areal yang terbakar dengan menggunakan data titik panas yang terpantau,

pengumpulan contih tanah, tumbuhan, dan bukti lainnya di areal yang terbakar.

Melakukan identifikasi untuk mengatahui penyebab kebakaran, tipe vegetasi

yang terbakar, dan dampaknya terhadap lingkungan dan ekosistem.

Memonitoring dan mengevaluasi kegiatan oengendalian kebekaran yang telah

dilakukan dan perkembangan areal bekas kebakaran.

MElakukan rehabilitasi Kawasan bekas kebakaran dengan mepertimbangkan

rekomendasi dan atau saran berdasarkan data dan infromasi yang diperoleh dari

hasil identifikasi.

Penegakan hokum dalam rangka upaya proses penindakan hokum di bidang

kebakaran hutan dengan cara mengumpulkan bahan dan keterangan yang

berkaitan dengan terjadinya pelanggaran sebagai bahan penyelidikan.

Berkoordinasi intens dengan instansi terkait PUSDALKARHUTNAS,

PUSDALKARHUTDA dan SATLAK kebakaran hutan dan lahan.

Page 12: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

BASIC LIFE SUPPORT

Mengobati seseorang dengan cara yang tidak benar dapat membuat kondisi korban lebih

parah. Setiap menit sangat berharga bagi korban jadi lakukan tindakan pertolongan

secepat mungkin.

1. Langkah Pertama dalam Menolong Korban Terluka

a. Tetap tenang. Hanya orang yang tenang dapat menolong orang lain.

b. Selamatkan diri terlebih dahulu, kemudian baru monolong korban. Periksa bahaya

lalu lintas, kebakaran, aliran listrik, atau apa saja yang mengancam keselamatan

Anda dan orangorang di sekitar Anda.

c. Cari bantuan. Sangatlah penting untuk meminta bantuan dari seorang ahli. Jika

memungkinkan, kirimlah seseorang untuk mencari bantuan karena korban

sebaiknya tidak ditinggalkan sendiri. Apabila Anda satu-satunya orang yang ada di

lokasi, tinggalkanlah korban dan carilah bantuan.

d. Hubungi rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Keterangan yang diberikan

harus singkat dan jelas termasuk (1) kondisi korban, (2) berapa jumlah korban, dan

(3) lokasi korban.

e. Jangan pindahkan korban patah tulang atau luka di bagian punggung tanpa

menggunakan tandu.

f. Jangan memberikan makanan atau minuman kepada korban.

g. Beri korban dukungan kejiwaan. Dukungan kejiwaan meningkatkan kemungkinan

korban untuk bertahan hidup. Bahkan orang yang tidak menjawab atau tidak

sadarkan diri mungkin dapat mendengar apa yang Anda katakan. Sangatlah penting

untuk menjelaskan dengan tenang kepada korban bahwa Anda sedang

menolongnya.

2. Menyadarkan yang Perlu Dilakukan Bila Seseorang Tidak Sadar

Pindahkan bahu korban secara perlahan sambil menanyakan beberapa pertanyaan

mudah seperti siapa nama korban, bagaimana perasaan korban, dll. Orang yang sadar

akan membalas dengan gerakan, membuat suara, atau menjawab pertanyaan.

Page 13: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika tidak ada gerakan atau reaksi, berarti korban tidak sadar; maka yang harus

dilakukan adalah:

a. Hubungi 118 atau nomor gawat darurat di daerah Anda. Jika memungkinkan,

minta orang lain untuk melakukan ini agar Anda dapat tetap bersama korban.

b. Baringkan korban. Berlututlah di samping korban, dekat dengan bahunya.

c. Bersihkan saluran udara korban. Angkat dagu korban dan miringkan kepala korban

ke belakang dan ke atas, pegang rahangnya dengan tangan Anda. Pastikan tidak

ada hal yang menyumbat saluran pernapasan, seperti makanan atau lidah yang

terlipat. Apabila ada hal-hal yang menyumbat, gunakan kedua jari Anda untuk

mengeluarkan hal-hal tersebut.

d. Periksa pernapasannya. Lihat naik turun (kembang kempis) dada bagian bawah

dan perut. Dengar dan rasakan keluarnya udara dari hidung dan mulut dengan

meletakkan pipi Anda di wajah korban. Apabila korban tidak bernapas selama 5-10

detik, segera berikan napas bantuan dari mulut ke mulut (lihat keterangan di

bawah).

e. Napas bantuan dari mulut ke mulut. Usahakan kepala korban tetap dalam posisi

menengadah. Tutup hidung korban. Tarik napas dalam-dalam dan letakkan mulut

Anda di atas mulut korban. Hembuskan udara dengan kuat ke dalam mulut korban.

Pastikan udara yang dihembuskan tidak keluar dari hidung korban. Beri napas

bantuan penuh dan pastikan dada korban naik saat udara dihembuskan. Apabila hal

tersebut tidak terjadi, kembalikan posisi kepala korban dengan cara mengangkat

dagu dan menengadahkan kepalanya, sambil memegang rahang korban dengan

satu tangan. Beri napas bantuan penuh sekali lagi. Apabila dada korban tidak naik

saat diberikan napas bantuan untuk kedua kalinya, lanjutkan proses tersebut;

jangan mengubah posisi kepala korban lagi. Setelah hembusan napas kedua, lihat –

dengar – rasakan untuk mengetahui apakah korban telah mulai bernapas dengan

sendirinya. Catatan: memberikan dua napas bantuan akan memerlukan waktu lima

detik.

f. Apabila korban masih belum mulai bernapas dengan sendirinya, mulailah

menekan dada korban. Letakkan salah satu telapak tangan Anda di tengah dada

korban di antara puting susu dan letakkan tangan satunya lagi di atas yang pertama.

Tekan dada korban sedalam 4-5 cm dengan lembut dan cepat (setidaknya 100

Page 14: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

tekanan per menit). Setelah 30 tekanan, beri 2 napas bantuan, seperti yang telah

dijelaskan di atas.

g. Lanjutkan pemberian napas bantuan setiap 30 kali tekanan.

h. Setelah 5 putaran (5 set 30 tekanan dan 5 set 2 napas bantuan), lihat – dengar –

rasakan untuk mengetahui apakah korban telah mulai bernapas dengan sendirinya.

Bila perlu, bergantian dengan seseorang agar Anda dapat istirahat. Orang baru akan

lebih kuat dan efektif.

i. Apabila korban mulai bernapas, miringkan badannya dalam posisi pemulihan (lihat

penjelasan berikut) serta periksa saluran pernapasan dan pernapasan secara

berkala.

Catatan: apabila Anda merasa tidak nyaman atau tidak mampu memberikan

pernapasan bantuan dari mulut ke mulut, memberikan tekanan pada dada masih

dapat membantu.

Kapan berhenti untuk mencoba memberi bantuan pernapasan kepada korban

• Saat korban sadar, atau mulai bernapas dengan sendirinya.

• Saat penyedia ahli pelayanan kesehatan tiba.

• Saat Anda telah lelah atau tidak ada harapan lagi untuk bantuan pernapasan.

Apabila korban mulai tidak bernapas setelah memberikan napas bantuan selama 20

menit, maka sedikit kemungkinan mereka akan selamat. Setelah 30 menit mereka

sudah meninggal. Tinggalkan korban dan bantu orang lain.

Catatan : bahkan seorang ahli yang terlatih dalam memberikan napas bantuan hanya

memiliki kesempatan 1 dari 10 korban yang berhasil diselamatkan. Nyawa seseorang

sangatlah berharga, jadi napas bantuan perlu dilakukan, tetapi apabila Anda

memberikan napas bantuan dan orang tersebut tidak selamat, hal itu bukanlah

kesalahan Anda.

Apabila seseorang terkena luka bakar, pastikan mereka aman dari bahaya kebakaran

dengan mematikan api atau membilas semua bahan kimia yang menempel di kulitnya.

Page 15: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Lihat bagian mengenai luka bakar untuk keterangan lebih lanjut. Apabila seseorang

terkena sengatan listrik, lihat bagian mengenai luka akibat sengatan listrik.

3. Napas Bantuan untuk Bayi dan Anak Berusia di Bawah 8 Tahun

a. Jika memungkinkan, segera cari bantuan.

b. Letakkan bayi atau anak dalam posisi telentang.

c. Buka saluran pernapasan dengan menaikkan sedikit posisi kepala ke atas dan ke

belakang. Bersihkan saluran pernapasannya.

d. Setelah saluran pernapasan bersih, baringkan anak sedikit miring. Untuk bayi

berusia di bawah 1 tahun, baringkan telentang.

e. Apabila bayi atau anak tidak bernapas, tutup mulut dan hidung bayi dengan mulut

Anda. Beri napas bantuan sebanyak 2 kali ke dalam mulut dan hidung bayi. Apabila

tidak ada tanda-tanda pernapasan, lakukan langkah berikut.

f. Letakkan jari ketiga dan keempat Anda di tengah dada anak, 1,5cm di bawah puting

susu; tekan ke bawah secara lembut sedalam 2,5-3,5cm selama 30 kali.

g. Periksa pernapasan. Apabila tidak ada kemajuan, beri napas bantuan dan tekanan

dada, seperti penjelasan di atas. Lanjutkan mencoba untuk menyadarkan bayi

sampai bantuan kesehatan tiba atau bayi mulai bergerak atau bernapas.

4. Posisi Pemulihan Apabila Seseorang Bernapas Namun Tidak Sadarkan Diri

Posisi pemulihan digunakan ketika seseorang bernapas namun tidak sadarkan diri. Hal

ini membantu untuk menjaga saluran pernapasan serta mengeluarkan cairan dari

mulut untuk mencegah korban tersedak.

PENTING: Jangan memindahkan korban yang kemungkinan menderita luka/cedera di

bagian leher dan bagian belakang. Biarkan mereka dalam posisi semula, kecuali

korban dalam bahaya.

Cara menempatkan seseorang dalam posisi pemulihan

a. Baringkan korban dalam posisi telentang, luruskan kedua kakinya.

b. Periksa bagian saku/kantong korban untuk memastikan tidak ada benda tajam atau

benda berbahaya lainnya.

Page 16: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

c. Silangkan salah satu tangannya ke bahu dan tekukkan salah satu kakinya (lihat

gambar di bawah). Biarkan tangan lainnya terulur.

d. Gulirkan korban ke samping dengan mendorong bahu dan pinggang korban

menjauhi Anda.

e. Letakkan kepala korban di atas tangan yang disilangkan ke bahu. Tangan tersebut

akan berperan sebagai bantal atau penopang kepala korban sekaligus mencegah

cairan dari mulut korban masuk kembali ke dalam mulut pada saat korban muntah.

Untuk bayi berusia di bawah 1 tahun

a. Letakan bayi dalam posisi telentang dan tengadahkan kepalanya ke belakang.

b. Wajah bayi diputar sedikit menghadap ke samping untuk memudahkan cairan

keluar dari mulut dan menjaga saluran pernapasan.

5. Memeriksa dan Merawat Kejutan

Apabila seseorang menderita luka parah, kemungkinan besar mereka akan mengalami

kejutan. Kejutan sangat membahayakan dan kondisi seseorang dapat memburuk

dengan cepat bila mereka mengalami kejutan. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan

segera. Apabila seseorang mengalami kejutan, mereka mungkin akan jatuh pingsan

dan perlu diberikan napas bantuan dengan menggunakan langkah-langkah yang

dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Gejala awal terjadinya kejutan

• Tidak tenang, kebingungan, dan tidak terarah.

• Kulit pucat, dingin, dan basah.

• Denyut jantung bisa normal, pelan, atau lebih cepat dari normal.

• Haus dan mulut kering.

Gejala kejutan sudah parah atau serius

• Tekanan darah rendah atau tidak dapat dibacat.

• Denyut jantung cepat, tidak tepat, atau tidak teratur.

• Warna kulit, bibir, dan kuku berubah kebiruan dan keunguan

• Mata membelalak

Page 17: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

• Pernapasan tidak teratur atau tersengal-sengal

• Tidak sadar

Saat seseorang mengalami kejutan

• Baringkan korban dalam posisi telentang (jika memungkinkan, di atas selimut),

naikkan kakinya melebihi posisi kepala.

• Longgarkan bajunya dan tenangkan korban.

• Panggil atau hubungi ambulans, 118, atau nomor darurat di daerah Anda.

• Selimuti korban apabila merasa kedinginan.

• Cek pernapasannya setiap 10 menit.

• Apabila korban tidak sadarkan diri dan berhenti bernapas, berikan napas bantuan

(lihat bagian sebelumnya mengenai cara melakukan hal tersebut).

Catatan mengenai pemeriksaan denyut nadi dahulu menghitung denyut nadi

dianggap bagian penting dari pertolongan pertama. Namun, anggapan para ahli telah

berubah mengenai hal ini. Saat ini banyak ahli menganjurkan untuk tidak menghitung

denyut nadi pada keadaan darurat karena lebih banyak nyawa yang dapat

diselamatkan dengan tidak membuang waktu menghitung denyut nadi. Setiap detik

sangat berharga dalam pertolongan pertama.

Page 18: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

FIRST AID

1. Cara Memindahkan Korban dari Bahaya

Jangan memindahkan korban yang terluka parah, kecuali mereka atau Anda dalam

keadaan berbahaya. Keadaan berbahaya termasuk berada dekat dengan api, lalu lintas,

gas beracun, atau bangunan tidak stabil. Sebaiknya berikan pertolongan pertama

kepada korban di tempat Anda menemukannya sambil menunggu bantuan datang.

Apabila Anda harus memindahkan korban, perhatikan hal-hal berikut ini

• Apabila korban dicurigai menderita cedera di bagian leher, tulang punggung, atau

tulang belakang, JANGAN DIPINDAHKAN kecuali memang benar-benar perlu.

• Selalu perhatikan bagian kepala, leher, dan tulang belakang korban, bagaimanapun

cara Anda memindahkannya (terutama apabila korban tidak sadar). Pegang kepala,

leher, dan punggung korban erat tetapi selembut mungkin untuk menghindari

cedera lebih parah.

• Angkat korban perlahan-lahan tanpa merenggutnya.

2. Membuat dan Menggunakan Tandu

Tandu dapat dibuat menggunakan papan meja, pintu, atau 2 tiang yang kuat dengan

selimut atau kain sarung yang dibentang di antara tiang. Apabila korban dicurigai

menderita cedera pada bagian leher, punggung, atau tulang belakang, pastikan bahan-

bahan yang digunakan sebagai tandu kuat (memiliki permukaan yang keras).

Membuat tandu dari selimut (atau kain sarung) dan tiang

Bentangkan selimut di tanah dan letakan kedua tiang di atasnya dengan jarak ¹/3 lebar

selimut. Lipatlah kedua sisi selimut ke dalam agar menutupi tiang. Berat korban akan

menahan lipatan selimut pada tempatnya.

PENTING: Sebelum menggunakan tandu pada korban, uji tandu tersebut pada

seseorang yang memiliki berat badan yang sama atau lebih dari korban untuk

memastikan pembuatan tandu sudah benar dan terjamin kekuatannya.

Page 19: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Cara memindahkan korban apabila tidak ada tandu

Apabila korban tidak memiliki cedera parah di bagian kaki: membungkuk dan

berjongkoklah dekat kaki korban, pegang pergelangan kakinya dengan erat dan seret

korban perlahan-lahan menjauhi bahaya. Pastikan bahwa kepala korban tidak akan

membentur apa pun.

Apabila korban memiliki cedera di bagian kaki: membungkuk dan peganglah siku

korban dengan erat dan seret korban perlahan-lahan menjauhi bahaya (lihat gambar).

Jangan menyeret korban dengan memegang pakaiannya.

PENTING: Ketika menyeret korban, usahakan tubuh korban tetap rata dengan tanah.

Memindahkan korban dengan membantu mereka berjalan

Cara ini dapat dilakukan untuk korban yang masih dapat berjalan dengan bantuan.

a. Berdirilah di samping korban, di sisi tubuh yang terluka. Namun, apabila tangan

atau bahu korban cedera, berdirilah di sisi tubuh yang tidak terluka (lihat gambar).

b. Rangkulkan salah satu tangan Anda di pinggang korban, rangkulkan tangan korban

di bahu Anda, dan pegang tangan korban. Dukung tubuh korban dengan bahu Anda.

c. Berjalan bersama korban secara perlahan-lahan, dengan melangkahkan kaki bagian

dalam terlebih dahulu.

3. Cara Merawat Luka

a. Gunakan perban penyerap

Tutupi luka dengan perban penyerap yang steril dan tidak lengket sebelum dibalut.

Ini akan mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi atau cedera lebih lanjut.

Apabila tidak ada perban yang steril dan tidak lengket, gunakan kain katun yang

menyerap, bersih, dan tidak lengket, seperti kain sarung atau seprai. Pembalut

wanita dapat menjadi perban penyerap yang baik. Hindari menggunakan kain yang

terbuat dari serat langsung pada luka, sebab seratnya akan menempel dan

mengakibatkan masalah lebih lanjut.

b. Mengisi bantalan

Bantalan dapat dibuat dengan melipat beberapa lapis pembalut atau kain yang

kemudian diletakkan di atas atau sekitar perban. Ini akan meningkatkan daya serap

dan memberi tekanan pada daerah terluka untuk memperlambat pendarahan.

Page 20: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Apabila ada patah tulang atau benda-benda yang menonjol dari luka, bantalan juga

dapat digunakan untuk mencegah pembalut menyentuh luka agar benda-benda

yang menonjol tidak bergerak. Catatan: jangan mencoba untuk menggerakkan

tulang yang retak dan benda-benda yang menonjol dari luka, karena hal ini harus

dilakukan oleh orang yang ahli.

c. Balut daerah luka

Luka perlu dibalut untuk mengendalikan pendarahan, mengencangkan perban/

bantalan, mengurangi atau mencegah pembengkakan, mengurangi rasa sakit, dan

mencegah pergeseran pada kaki atau sendi.Anda dapat menggunakan kain sarung,

seprai, atau kain bersih lainnya sebagai pembalut.

Jangan mengikat pembalut terlalu kencang. Tanda-tanda bahwa pembalut terlalu

kencang dan perlu dilonggarkan adalah terjadi pembengkakan, jari tangan pucat

atau biru, rasa kaku dan nyeri. Hal-hal tersebut adalah tanda-tanda bahwa sirkulasi

darah tidak lancar di bagian bawah perban.

Menggunakan Bidai

Bidai dapat digunakan sambil menunggu bantuan kesehatan untuk

MELINDUNGI LUKA agar tidak bertambah parah

Mengurangi rasa sakit

Menopang bagian tubuh yang terluka

Membuat Penyangga

Penyangga digunakan apabila lutut, kaki, tangan, pergelangan tangan dan kaki, atau

jari patah.

Anda dapat menggunakan payung yang dilipat, koran yang digulung, kayu tebal, atau

barang-barang keras lainnya sebagai penyangga.

Saat menggunakan penyangga

Pastikan bagian tubuh yang cedera tidak bergeser saat memasang penyangga.

Penyangga harus cukup panjang sampai kedua ujungnya menjangkau bagian yang

retak.

Page 21: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Periksa pengikat yang memegang penyangga setiap 15 menit untuk memastikan

bahwa sirkulasi darah tidak terganggu.

Catatan: kaki yang tidak terluka juga dapat digunakan sebagai penyangga. Ikat kaki

yang terluka dan yang tidak terluka dengan erat, seperti pada gambar di bawah.

Periksalah secara teratur bagian ikatan kaki korban untuk memastikan ikatan tidak

terlalu longgar atau pun terlalu erat. Hal ini penting untuk menghindari

pembengkakan atau lepasnya ikatan sehingga membuat kaki korban terjatuh/terlepas.

4. Pendarahan dan Cara Menghentikannya

Pendarahan dapat berakibat fatal apabila tidak di rawat. Sangatlah penting untuk

menghentikan pendarahan secepat mungkin. Ada 2 jenis pendarahan: luar dan dalam.

Pendarahan dalam (di dalam tubuh) lebih sulit untuk diketahui dan dapat lebih

berbahaya daripada pendarahan luar. Tanda-tanda berikut harus selalu diperhatikan.

Tanda-tanda pendarahan dalam

Batuk atau muntah darah.

Pembengkakan atau pengerasan di perut atau paha.

Tinja berwarna merah atau hitam.

Air kencing merah.

Otot perut nyeri, lemas, atau kaku.

Kejutan

Penanganan pendarahan dalam

a. Baringkan korban dalam posisi yang nyaman.

b. Longgarkan pakaian korban.

c. Angkat dan tekuk kaki korban (kecuali retak).

d. Segera cari bantuan kesehatan.

e. Jangan berikan makanan dan minuman kepada korban.

f. Periksa korban setiap ia mengalami kejutan

Penanganan pendarahan luar

a. Baringkan korban dalam posisi pemulihan (kecuali ada luka di bagian dada).

Page 22: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

b. Periksa apakah luka berisi benda asing atau tulang yang menonjol. Apabila ada,

jangan menyentuh atau menggerakkan luka atau benda yang menonjol. Gunakan

pembalut di sekitar luka. Lihat bagian “Cara merawat luka” untuk keterangan lebih

lanjut.

c. Apabila tidak ada tulang yang menonjol atau benda asing, segera tekan bagian

tubuh yang terluka. Gunakan kain atau baju bersih, atau tangan untuk

mengendalikan pendarahan apabila tidak ada pembalut yang steril. Apabila korban

mampu, minta mereka untuk menekan lukanya sendiri, untuk mengurangi risiko

infeksi silang.

d. Balut luka dengan erat.

e. Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari posisi jantung korban.

f. Apabila darah membasahi pembalut, bukalah pembalut dan ganti bantalan. Apabila

terlihat bahwa pendarahan telah berhenti, jangan lepaskan pembalut untuk

memeriksa luka, karena hal tersebut mungkin dapat mengakibatkan pendarahan

baru.

g. Jangan berikan makanan dan minuman kepada korban.

h. Periksa korban setiap saat kalau dia mengalami kejutan.

i. SEGERA cari bantuan kesehatan.

Cara menghentikan pendarahan luar yang parah

a. Angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari posisi jantung korban.

b. Tekan bagian tubuh yang terluka dengan kain bersih atau gunakan tangan Anda.

c. Tetap menekan sampai pendarahan berhenti.

d. Apabila pendarahan tidak berhenti, walaupun sudah diberi tekanan, dan korban

kehilangan banyak darah.

Tetap menekan dengan kuat bagian tubuh yang terluka.

Angkat bagian tubuh yang terluka setinggi mungkin

Ikatkan kain atau sabuk di bagian lengan atau kaki sedekat mungkin dengan

luka dan di antara bagian yang terluka dan badan korban. Kencangkan kain

atau sabuk sampai pendarahan berhenti.

Page 23: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Catatan penting mengenai penggunaan cara ini untuk menghentikan pendarahan

Cara ini hanya digunakan bila cara lainnya tidak dapat menghentikan pendarahan.

Kendurkan ikatan setiap 30 menit untuk memeriksa apakah pendarahan telah

berhenti dan periksa sirkulasi darah. Apabila hal ini tidak dilakukan atau ikatan

dibiarkan terlalu lama, ada kemungkinan bahwa bagian tubuh yang sangat

kekurangan darah akan terluka dan bahkan mungkin perlu diamputasi/dipotong.

PENTING: Jangan menggunakan tali yang kecil atau kawat untuk menghentikan

pendarahan. Jangan menggunakan tanah, minyak, air jeruk, kopi, atau bahan

lainnya untuk menghentikan pendarahan. Apabila pendarahan dan luka korban

berat, selalu angkat bagian tubuh yang terluka dan rendahkan tubuh korban untuk

mencegah terjadinya kejutan.

5. Cara Menangani Luka Bakar

Luka bakar umumnya di bagi menjadi (1) luka bakar tingkat pertama, (2) luka bakar

tingkat kedua, dan (3) luka bakar tingkat ketiga. Makin tinggi tingkatannya, makin

serius kerusakan pada kulit. Luka bakar tingkat ketiga adalah yang paling parah.

Luka bakar tingkat pertama. Hanya bagian atau lapisan atas kulit yang terbakar. Kulit

berubah menjadi merah, kering, dan membengkak. Bagian kulit yang terbakar dapat

mengelupas dan sakit sekali. Biasanya perawatan luka bakar pada tingkat ini tidak

membutuhkan seorang dokter, kecuali kulit yang terbakar cukup luas. Luka bakar

tingkat pertama biasanya sembuh dalam waktu 5-6 hari dan jarang meninggalkan

bekas.

Luka bakar tingkat kedua. Dua lapisan kulit atas terbakar. Luka bakar tingkat kedua

dapat membahayakan nyawa seseorang apabila lebih dari setengah badan terbakar.

Apabila hanya sedikit kulit yang terbakar, korban masih dapat dirawat tanpa bantuan

seorang dokter. Namun, apabila kulit yang terbakar lebih dari 3cm2 atau bila kulit

melepuh atau luka terdapat di bagian tangan, wajah, dan selangkangan maka harus

dibawa ke dokter.

Page 24: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Luka bakar tingkat ketiga. Ketiga lapisan atas kulit terbakar, dapat merusak jaringan

otot, urat saraf, tulang, atau lemak di bawah kulit. Pada luka bakar tingkat ketiga, kulit

berubah menjadi merah, putih, berlilin, atau hitam hangus. Apabila urat sarafnya

terbakar, korban mungkin tidak akan merasa sakit. Daerah tubuh yang terbakar

mengeluarkan cairan bening. Korban harus segera dibawa ke dokter. Perawatan dari

ahli kulit atau bedah plastik dibutuhkan, karena luka ini akan meninggalkan bekas

pada kulit.

Pertolongan Perama untuk Luka Bakar

PENTING: jangan mengoleskan salep, pasta gigi, bahan berlemak, mentega, dll

karena panas akan tertahan di dalam dan mempersulit pemeriksaan. Jangan

memecahkan gelembung yang terbentuk di atas kulit.

Untuk Luka Bakar Parah

a. Apabila pakaian korban terbakar, gunakan selimut, handuk, atau seprai tebal untuk

mematikan api. Pastikan bahwa korban tidak memiliki risiko menderita luka bakar

yang lebih parah dengan mematikan api, membilas bahan-bahan kimia yang telah

mengakibatkan kebakaran, dll.

b. Segera cari bantuan kesehatan.

c. Periksa pernapasan dan saluran pernapasan korban. Apabila dibutuhkan, berikan

napas bantuan.

d. Perhatikan tanda-tanda kejutan karena dapat berakibat fatal. Lihat bagian

mengenai kejutan untuk keterangan lebih lanjut.

e. Hentikan pendarahan.

f. Sambil menunggu bantuan datang, pindahkan korban ke tempat perawatan.

g. Singkirkan benda-benda yang menahan panas, seperti pakaian atau perhiasan.

Gunakan gunting untuk memotong sekeliling pakaian yang dapat dengan mudah

dilepas, tetapi jangan memindahkan pakaian yang melekat pada luka bakar.

h. Dinginkan luka dengan air bersih. Jika memungkinkan, biarkan luka di bawah air

yang mengalir selama mungkin sampai benar-benar dingin.

i. Tutupi luka yang sudah dingin dengan kasa atau kain basah yang bersih. Jangan

menggunakan kapas atau kain berbulu.

j. Angkat bagian tubuh yang terluka.

Page 25: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

k. Apabila korban sadar dan haus, beri mereka banyak air minum hangat. Air

membantu menggantikan cairan yang hilang

Untuk luka bakar ringan

a. Dinginkan luka di bawah air yang mengalir selama 10 menit, atau gunakan kain

lembab.

b. Tutupi luka dengan pembalut atau kain bersih yang tidak lengket. Pastikan bahwa

pembalut atau kain menutupi seluruh bagian luka. Daun pisang muda juga dapat

digunakan untuk menutupi luka. Lendir dari tanaman lidah buaya dapat membantu

untuk mengurangi rasa sakit dan membantu penyembuhan.

6. Cara Menangani Luka Akibat Sengatan Listrik

Kontak dengan aliran listrik dapat menyebabkan seseorang pingsan atau bahkan

berhenti bernapas serta dapat menyebabkan luka bakar dalam dan kerusakan di

dalam tubuh.

PENTING: jangan menyentuh secara langsung orang yang terkena sengatan listrik

sampai sumber aliran listrik telah dimatikan atau Anda akan terkena sengatan juga.

a. Matikan aliran listrik, jika memungkinkan. Lalu, matikan sumber aliran listrik.

Gunakan benda panjang yang tidak akan mengalirkan listrik (seperti sebatang kayu

atau gagang sapu non-besi) untuk memutuskan kontak antara sumber aliran listrik

dan korban. JANGAN gunakan tongkat besi dan menjauh dari air. Besi dan air

mengaliri listrik dan Anda juga dapat terkena sengatan.

b. Kirim seseorang untuk mencari bantuan SECEPATNYA.

c. Periksa pernapasan korban. Apabila mereka tidak bernapas, berikan napas bantuan

(lihat bagian sebelumnya untuk keterangan lebih lanjut).

d. Apabila korban bernapas, tempatkan korban dalam posisi pemulihan (lihat bagian

sebelumnya untuk keterangan lebih lanjut).

e. Rawat luka Selalu berikan pertolongan pertama secepat mungkin. Setiap saat

berharga bagi korban dalam keadaan darurat.

Page 26: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

7. Trauma Kejiwaan dalam Bencana

Siapa yang dapat terkena?

Setiap orang yang menemukan dirinya atau orang yang mereka sayangi berada dalam

keadaan terkena dampak bencana akan mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini juga

dapat terjadi pada orang yang membantu pada saat bencana. Trauma kejiwaan adalah

hal yang biasa terjadi, bahkan sebuah tanggapan yang normal untuk menanggapi

keadaan yang buruk saat dan setelah terjadi bencana. Reaksi-reaksi berikut ini sangat

biasa terjadi terhadap orang yang terkena dampak bencana.

Perasaan putus asa, sedih, dan ketakutan.

Perubahan dalam keadaan kejiwaan biasanya akan datang setelah kehilangan

Beberapa orang takut untuk memulai hidup baru

Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT)

Orang yang mengalami bencana menderita dampak emosional dan psikologis yang

serius dan kesehatan mental mereka berada dalam risiko. Mereka dapat menjadi

trauma dan mengalami gangguan kejiwaan. Orang-orang ini membutuhkan perawatan

khusus, dukungan yang sesuai, dan bimbingan. Trauma emosional atau mental parah

sering kali disebut Gangguan Stres Pasca Trauma (GSPT). Orang-orang yang dapat

mengalami GSPT termasuk :

Korban selamat.

Anggota regu KMPB, relawan, dan pekerja lainnya.

Masyarakat di sekitar lokasi bencana.

Orang yang baru pulih dari gangguan kejiwaan s lainnya sangat rentan terhadap

GSPT.

Orang yang mengalami GSPT merasa terperangkap dalam perasaannya sendiri.

Keinginan mereka untuk berhubungan dengan orang lain akan menurun. Kondisi

mereka dapat menjadi semakin parah apabila mengkonsumsi alkohol atau obat-

obatan terlarang. Di daerah yang terkena bencana, seluruh anggota masyarakat perlu

memperhatikan siapa saja yang memperlihatkan gejala-gejala berikut karena biasanya

mereka tidak akan terbuka dan meminta bantuan.

Page 27: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Beberapa gejala penting GSPT

Teringat kembali pengalaman buruk.

Perasaan tertekan, selalu bersedih, atau kaku.

Tidak mau berinteraksi dengan orang lain, mengasingkan diri.

Menjauhi kegiatan, situasi, atau apapun yang berhubungan dengan penyebab

trauma.

Kecemasan berlebihan, cepat panik, dan agresif.

Mudah terkejut dan latah.

Sulit dan takut tidur; mimpi buruks Teringat, mendengar, dan melihat kembali

pengalaman buruk.

Gelisah, cemas, dan tegang.

Kehilangan nafsu makan.

Memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.

Menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Lebih mudah menangis.

Pihak yang dapat membantu orang yang menderita stres

Pada dasarnya dukungan dari orang-orang yang peduli terhadap kita akan dapat

membantu memulihkan stabilitas mental kita. Anggota keluarga, teman-teman, tokoh

agama, dan anggota masyarakat dapat membantu memulihkan orang yang mengalami

trauma, kecuali kondisi mereka telah benar-benar tidak stabil, mereka mungkin

memerlukan bimbingan dari orang ahli.

Regu Pertolongan Pertama perlu mendukung kegiatan pemulihan trauma dan bekerja

sama dengan pihak terkait (pemerintah dan organisasi lainnya) untuk mengatur

pelayanan pengobatan mental yang sesuai, bimbingan spiritual, dan pelayanan terapi,

apabila dibutuhkan. Setelah terjadi bencana, Regu Pertolongan Pertama perlu

mengawasi kesehatan mental seluruh anggota masyarakat secara umum dan

memastikan agar siapa pun yang membutuhkan perhatian khusus mendapatkan

dukungan yang dibutuhkan.

Page 28: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Cara menolong seseorang yang mengalami trauma kejiwaan

Bimbingan dan dukungan dari orang yang dipercaya oleh penderita atau konselor

profesional dapat membantu orang yang mengalami gangguan kejiwaan.

Bantu mereka untuk mengerti bahwa apa yang mereka rasakan adalah hal biasa.

Bantu mereka untuk mengerti bahwa penyembuhan adalah sebuah proses yang

terjadi secara perlahan.

Membicarakan tentang pengalaman yang menakutkan dan melepaskannya.

Bantu mereka mengingat dan mengalami perasaan tenang dan santai.

Mengerti apa yang telah mereka alami.

Bantu mereka mengenang kembali pengalaman buruk dan melangkah ke depan

dengan memusatkan pikiran mereka langkah demi langkah kembali pada saat

sekarang.

Bantu mereka mengingat kembali pengalaman positif juga dapat membantu

menguatkan kondisi kejiwaan seseorang.

Page 29: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

LATIHAN EVAKUASI MANDIRI

1. Potensi Bencana di Indonesia

Kondisi geografs, geologis, dan demografs Indonesia menyebabkan negeri ini

dikenal sebagai laboratorium bencana. Sesuai dengan Undang-Undang No. 24 tahun

2007 tentang Penanggulangan Bencana, Bab 1, tentang ketentuan umum, pasal 1,

jenis-jenis bencana dapat dikelompokkan menjadi bencana alam, antara lain (1)

gempa bumi, (2) tsunami, (3) gunung meletus, (4) banjir, (5) kekeringan, (6) angin

topan, (7) tanah longsor. Sedangkan bencana non alam, seperti (8) gagal teknologi, (9)

gagal modernisasi, (10) epidemi, (11) wabah penyakit, dan bencana sosial (12) konfik

sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, (13) teror.

Dari jenis-jenis bencana tersebut, terdapat enam bencana yang paling

mengancam daerah-daerah di Indonesia. Bencana itu, yakni gempa bumi, kebakaran

gedung, tsunami, banjir dan banjir bandang, tanah longsor, serta letusan gunung api.

Bab ini akan mengurai latihan evakuasi untuk enam bencana yang sering terjadi di

Indonesia. Maka, untuk mengurangi risiko bencana, masyarakat perlu secara rutin

melakukan latihan evakuasi mandiri sebagai langkah peningkatan kapasitas

menghadapi situasi darurat bencana.

2. Aktivasi Sirine-Peringatan Dini

Keberhasilan suatu sistem peringatan dini tergantung pada kemampuan moda

komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi peringatan, sehingga

dapat sampai pada masyarakat sebelum terjadi ancaman bencana. Tujuan utama

sistem peringatan dini adalah menyelamatkan hidup orang banyak dan mengurangi

terjadinya korban jiwa maupun kerusakan. Jika serangkaian prosedur dilakukan

dengan benar, maka kerusakan akibat bencana

dapat diminimalkan.

Sirine merupakan salah satu moda komunikasi peringatan dini yang cukup

efektif, karena dapat diaktifkan dari jarak jauh, suaranya khas, jangkauan suara hingga

sekitar 2 km dari sumber suara, dan mampu bekerja tanpa listrik selama 30 menit.

Page 30: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Menyadari betapa besar korban/kerugian yang diakibatkan bencana gempa

bumi dan tsunami, sejak tahun 2005 didirikan sistem peringatan dini tsunami di

Indonesia, yang biasa dikenal dengan InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning

System). Tujuan didirikan InaTEWS adalah memberikan peringatan dini pada

masyarakat jika ada indikasi terjadi ancaman bencana tsunami akan menimpa

kawasan Indonesia. InaTEWS adalah suatu sistem peringatan dini tsunami yang

komprehensif, yang meliputi dua komponen utama, yakni komponen struktur dan

kultur. Komponen struktur, yaitu mekanisme pengumpulan data dari peralatan yang

diletakan di lapangan, pengiriman data ke pusat pengolahan data dan hingga

penyampaian peringatan dini pada pihak yang berwenang dan masyarakat.

Sistem sirine InaTEWS adalah sistem sirine peringatan dini terintegrasi, dapat

memberikan peringatan nada dan suara kepada masayarakat di lokasi bencana, yang

diaktifkan dari pusat kendali. Pusat kendali berada pada Pusat Pengendali Operasional

tiap-tiap Pemerintahan Daerah. Tata cara membunyikan sirine dituangkan dalam

Protokol Sirine yang disepakati antara BMKG dan PEMDA.

PROTOKOL SIRINE

Sirene adalah media yang dapat digunakan di udara terbuka dan berperan

penting untuk menyampaikan peringatan tsunami. Protokol sirene bertujuan untuk

menentukan secara jelas bunyi sirene sebagai standar di seluruh wilayah Indonesia.

Oleh karena itu, pada tahun 2007, pemerintah pusat yang terdiri atas Kemendagri,

Kemenristek, BNPB, dan BMKG bersama dengan perwakilan pemerintah daerah di

daerah rawan tsunami menyepakati sebuah protokol sirene yang baku dan berlaku

untuk seluruh wilayah rawan tsunami di Indonesia. Protokol tersebut berisi ketetapan

sebagai berikut:

a. Untuk peringatan dini tsunami, sirene akan berbunyi dengan nada tetap selama 3

menit, yang berarti perintah evakuasi harus dilakukan dan dapat berbunyi

berulang-ulang apabila masih terdapat bahaya yang mengancam.

b. Untuk keperluan perawatan, sirene perlu diuji coba secara rutin setiap tanggal 26

Desember pukul 10.00 pagi waktu setempat (sebagai peringatan kejadian tsunami

di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, pada pukul 10.00).

Page 31: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

c. Untuk uji coba, sirene dibunyikan dengan bunyi nada tetap selama 1 (satu) menit

yang sebelumnya didahului oleh pernyataan suara rekaman yang berbunyi ”Ini

merupakan tes untuk peringatan dini tsunami, ini hanya tes”. Format ini diulang

sebanyak 3 kali setiap uji coba.

d. Mulai dari terjadinya gempabumi sampai dengan berakhirnya ancaman tsunami,

BMKG akan mengeluarkan empat tahapan berita, yaitu:

1) Berita 1: didiseminasikan parameter gempa bumi dan perkiraan dampak

tsunami yang digambarkan dalam empat status ancaman (NORMAL,

WASPADA, SIAGA, dan AWAS,) untuk masing-masing daerah yang berpotensi

terkena dampak tsunami.

2) Berita 2: berisikan perbaikan parameter gempa bumi dan sebagai tambahan

status ancaman pada berita no.1. Selain itu, juga berisi perkiraan waktu tiba

tsunami di pantai.

3) Berita 3: berisikan hasil observasi tsunami dan perbaikan status ancaman yang

dapat didiseminasikan beberapa kali tergantung pada hasil pengamatan

tsunami di stasiun tide gauge, buoy, CCTV, dan radar tsunami

4) Berita 4: merupakan pernyataan peringatan dini tsunami telah berakhir

(ancaman telah berakhir).

Sirene di daerah pada awalnya dikendalikan oleh BMKG. Berdasarkan UU 24/2007,

khususnya pasal 12, BNPB bertanggung jawab langsung dan bertugas menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Berdasarkan PP 21/2008, BNPB dan BPBD bertugas

mengkoordinasi tindakan untuk menyelamatkan masyarakat merujuk pada hasil

analisis yang dikeluarkan oleh BMKG. Pada tahun 2010, Pemda Provinsi Bali

mengambil alih kontrol sirene sepenuhnya, sementara di daerah lain masih

dioperasikan oleh BMKG. Kendali sirene di pusat masih dioperasikan oleh BMKG pusat

sampai BPBD siap untuk mengoperasikannya sendiri.

TAHAPAN KEGIATAN LATIHAN UJI SIRINE PERINGATAN DINI

a. Sebelum Latihan Uji Sirine Peringatan Dini

1) Pemerintah Daerah dan BMKG menetapkan Tim Perancang dan

mengidentifkasi pelaku yang perlu dilibatkan dalam pelaksanaan uji sirine

peringatan dini.

Page 32: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

2) Perancang menyusun skenario strategis dan skenario taktis latihan uji.

3) Perancang dan pelaku latihan uji sirine menyepakati waktu pelaksanaan latihan

dan memastikan seluruh peralatan pendukung dapat dioperasikan sesuai SOP.

4) Pemerintah Daerah menyebarluaskan berita tentang waktu pelaksanaan uji

sirine agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat.

5) BMKG memberi penjelasan kepada Perancang dan Pelaku tentang SOP Aktivasi

Sirine dan istilah-istilah asing serta akronim yang dipakai dalam lingkup tugas

BMKG.

6) BMKG akan menerbitkan berita gempa bumi atau berita peringatan dini

tsunami dalam kurun waktu 5 menit setelah gempa bumi terjadi yang

kemudian diikuti oleh beberapa kali berita pemutakhiran dan diakhiri berita

ancaman tsunami telah berakhir. Pesan peringatan dini tsunami berisi tingkat

ancaman tsunami untuk wilayah kabupaten dengan status ‘Awas’, ‘Siaga’ dan

‘Waspada’.

b. Saat Latihan Uji Sirine Peringatan Dini

1) Ketika gempa bumi terjadi (T0-T1), seluruh sensor pencatat gempa bumi yang

berada di stasiun seismik di sekitar sumber gempa bumi akan mencatat data-

data gempa bumi dan mengirimkannya ke pusat pengolahan di BMKG Pusat

untuk diproses. Untuk gempa bumi di wilayah Indonesia, diperlukan waktu

kurang dari 5 menit (T0-T1). Sistem pengolahan otomatis data seismik di BMKG

Pusat mengeluarkan parameter gempa bumi, kemudian petugas SeisComP3

melakukan pemeriksaan hasil pengolahan otomatis dan mengoreksinya secara

interaktif hingga diperoleh parameter gempa bumi yang sesuai. Jika terdapat

potensi tsunami, operator dapat menentukan daerah yang berpotensi terkena

dampak dan status ancaman dengan menggunakan Decision Support System

(DSS). Parameter gempa bumi dikirim ke sistem diseminasi dan juga ke DSS.

Kemudian, DSS memprosesnya dan memberikan gambaran proposal yang siap

untuk dilanjutkan di mana petugas DSS harus menekan tombol guna

memperoleh proposal dari DSS. Hasil akhir dari DSS adalah proposal berita

peringatan dini atau proposal berita gempa bumi yang akan dikirimkan ke

sistem diseminasi atas keputusan petugas DSS.

Page 33: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

2) Pengiriman berita gempa bumi atau berita peringatan dini tsunami (T1 = 5

menit). Berita gempa bumi dengan kekuatan di atas 5.0 SR akan

didiseminasikan secara serentak melalui sms, email, dan faks ke pemda, para

pejabat terkait, dan nomor ponsel yang telah terdaftar dalam daftar penerima

informasi gempa BMKG. Jika parameter gempa bumi menunjukkan adanya

ancaman tsunami (gempa bumi teknonik dengan kekuatan > 7 SR dan

kedalaman < 100 km serta letak episenter di laut atau di daratan dekat laut),

maka Berita 1 didiseminasikan berdasarkan hasil keluaran DSS menggunakan

model tsunami pada database tsunami. Berita 1 berisikan parameter gempa

bumi dan/atau jika sudah tersedia akan berisi informasi perkiraan dampak

tsunami yang digambarkan dalam tiga status ancaman (AWAS, SIAGA, atau

WASPADA) untuk masing-masing daerah yang berpotensi terkena dampak.

3) Pemerintah Daerah Menerima (T2) berita gempa bumi dan berita peringatan

dini tsunami serta saran dari BMKG secara tepat dan terus menerus (24/7)

melalui berbagai alat komunikasi yang tersedia.

4) BMKG menyampaikan Berita 2 (T3) kepada Pemerintah Daerah yang berisikan

perbaikan parameter gempa bumi dan status ancaman. Selain itu, juga berisi

perkiraan waktu tiba tsunami di pantai.

5) Pemerintah Daerah Mengambil keputusan tentang tindakan evakuasi di

daerah berdasarkan pada informasi gempa bumi, peringatan dini tsunami dan

saran dari BMKG secara cepat dan tepat waktu melalui prosedur

pengoperasian standar.

6) Pemerintah Daerah Mengaktifkan/Membunyikan Sirine Peringatan Dini sesuai

SOP.

7) Pemerintah Daerah Menyebarluaskan berita gempa bumi dan berita

peringatan dini secara luas langsung, dan tepat waktu mengunakan berbagai

metode dan saluran komunikasi yang memungkinkan seluruh masyarakat yang

terancam tsunami dapat menerimanya.

8) Pemerintah Daerah Memberikan arahan yang jelas serta instruktif kepada

masyarakat dan lembaga lembaga daerah secara luas, langsung, dan tepat

waktu mengunakan berbagai metode dan saluran komunikasi yang

Page 34: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

memungkinkan seluruh masyarakat yang terancam tsunami dapat

menerimanya.

9) BMKG menyampaikan Berita 3 (T4) yang berisikan hasil observasi tsunami dan

perbaikan status ancaman yang dapat didiseminasikan beberapa kali

tergantung pada hasil pengamatan tsunami di stasiun tide gauge dan buoy.

10) Masyarakat menyebarluaskan berita peringatan dini tsunami menggunakan

kearifan lokal, di antaranya dengan memukul kentongan, tiang listrik serta

lonceng gereja dan pengeras suara di masjid-masjid. Jika gempa bumi tersebut

besar dan dirasakan sangat kuat, atau gempa bumi tidak begitu kuat tetapi

terasa cukup lama, masyarakat di daerah berisiko bencana harus segera

mengambil tindakan penyelamatan diri secara mandiri tanpa harus menunggu

berita peringatan dini dari BMKG.

11) Masyarakat secepatnya menjauhi pantai dan tepi sungai ke tempat aman

yang telah ditentukan dan terus mencari update informasi dari Pemerintah

Daerah.

12) BMKG terus memantau (T5-T6) penyebaran tsunami dan memberikan

pembaruan informasi tsunami melalui Berita 3 (bisa berkali-kali).

13) BMKG mengeluarkan Berita 4 (T7) berisikan pengumuman “Ancaman tsunami

telah berakhir” dan dikeluarkan setelah menerima data pendukung dari tide

gauge dan/atau masyarakat telah memberikan konfrmasi jika tsunami tidak

nampak lagi. Berita 4 dikeluarkan paling cepat 2 jam setelah Berita 1 (T1)

didiseminasikan.

c. Setelah Latihan Uji Sirine Peringatan Dini

1) Pemerintah Daerah memberikan pengumuman kepada masyarakat luas,

bahwa latihan uji sirine peringatan dini sudah berakhir.

2) Pemerintah Daerah mengadakan pertemuan evaluasi pelaksanaan latihan uji

sirine peringatan dini.

3) Pemerintah Daerah menindak lanjuti rekomendasi dari hasil evaluasi latihan uji

sirine peringatan dini.

Page 35: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Rentang waktu peringatan dini tsunami untuk tsunami lokal

Page 36: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

3. Latihan Evakuasi Bencana Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan gejala alam berupa goncangan atau getaran tanah yang

timbul akibat terjadinya patahan atau sesar karena aktivitas tektonik. Selain itu,

gempa bumi juga disebabkan aktivitas vulkanik, hantaman benda langit (misalnya,

meteor dan asteroid), atau ledakan bom.

Dalam situasi gempa bumi yang terjadi tiba-tiba, seseorang biasanya sulit

bergerak dan harus mengambil keputusan. Untuk selamat dari bencana ini, yang

terpenting adalah memahami pengetahuan dan keterampilan sebelum bencana

terjadi, saat harus melaksanakan evakuasi mandiri dan setelah kejadian bencana

Tindakan Sebelum Bencana

Perabot (seperti lemari, dan lain-lain)

diatur menempel pada dinding

(dipaku/diikat) untuk menghindarijatuh,

roboh, dan bergeser saat terjadi gempa.

Atur benda yang berat sedapat mungkin

berada pada bagian bawah.

Cek kestabilan benda yang tergantung dan

dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi

(misalnya: lampu, dan lain-lain).

Matikan aliran air, gas, dan listrik apabila

sedang tidak digunakan

Page 37: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Simpan bahan yang mudah terbakar pada

tempat yang aman dan tidak mudah pecah

untuk menghindari kebakaran.

Perhatikan letak pintu, elevator, serta

tangga darurat. Sehingga apabila terjadi

gempa bumi, dapat mengetahui jalan

keluar bangunan atau tempat paling aman

untuk berlindung.

Tentukan jalan melarikan diri: pastikan

Anda tahu jalan yang paling aman untuk

meninggalkan rumah setelah gempa.

Tentukan tempat bertemu. Jika teman

atau anggota keluarga terpencar, tentukan

dua tempat bertemu. Pertama, semestinya

lokasi yang aman dekat rumah, dan kedua

dapat berupa bangunan atau taman di luar

desa.

Persiapkan makanan praktis untuk

bertahan hidup sampai bantuan datang.

Siapkan beberapa cara untuk berkomunikasi

keluar, dengan asumsi ponsel tidak berfungsi.

Page 38: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Pelajari cara memberikan pertolongan

pertama, sebab ambulans bisa datang

terlambat lantaran akses jalan terputus.

Adakan latihan cara melindungi diri dari

gempa bumi, seperti berlindung di bawah

meja, berlari sambil melindungi diri, dan

lain-lain

.

Untuk tingkat keluarga, sepakati area

berkumpul setelah gempa bumi terjadi

supaya tidak saling mencari satu sama

lain.

Page 39: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Saat Latihan Evakuasi di dalam Gedung/Sekolah

Petugas membunyikan peluit/ alat bunyi

lain, yang menandakan dimulainya latihan.

Peserta latih berada di dalam gedung

dalam keadaan sibuk, tibatiba dikejutkan

oleh terjadinya gempa bumi.

Petugas membunyikan tanda peringatan dini untuk evakuasi seperti pukulan

lonceng/megaphone/sirine/ bel panjang menerus dan cepat, atau alat bunyi lain yang telah

disepakati sebelumnya.

Peserta latih mengambil posisi aman di mana respon mandiri yang diharapkan sesaat setelah

gempa sebagai berikut:

Jangan panik/menimbulkan kepanikan

yang bisa mengakibatkan korban,

berjongkok dan ikuti petunjuk petugas

yang berwenang (safety ofcer/captain

foor/).

Hindari benda-benda yang bisa jatuh

menimpa badan dan gunakan segitiga

aman.

Page 40: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika berada di lantai satu atau dasar,

segera keluar bangunan menuju tempat

terbuka sembari lindungi kepala jika

memungkinkan.

Jika berada di lantai dua atau lebih tinggi,

berlindunglah di bawah meja yang kokoh

sambil memegang kakinya.

Merapatlah ke dinding (dekat pondasi)

dengan merunduk seraya melindungi

kepala.

Konstruksi terkuat gedung bertingkat

berada di dinding dekat elevator. Jika

memungkinkan, merapatlah ke sana.

Jauhi jendela kaca, rak, lemari, dan

barang-barang yang tergantung, seperti

lukisan, cermin, jam dinding, lampu

gantung, dan lain-lain.

Jika tengah di dalam elevator, tekan

tombol semua lantai, dan segeralah

keluar saat pintu terbuka di lantai

berapa pun. Jika pintu tak terbuka,

tekan tombol darurat untuk memanggil

bantuan.

Page 41: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika tengah berada di tangga,

berpeganglah pada pagar untuk menjaga

kesimbangan agar tidak jatuh.

Jangan menyalakan korek api sebab

adanya gas yang bisa mengakibatkan

ledakan.

Jangan me-reset sirkuit listrik karena bisa

mengakibatkan kebakaran.

Jika menemukan api masih kecil,

padamkan dengan air atau pemadam api.

Tetapi ingat, keselamatan nyawalah yang

paling utama.

Jangan menyentuh sakelar lampu karena

bisa mengakibatkan kebakaran atau

ledakan.

Gunakan menyelamatkan diri, gunakan

tangga darurat, jangan gunakan elevator.

Menggunakan elevator karena berisiko

terjebak di dalam.

Page 42: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika terjebak dalam ruangan atau tertimpa

benda sehingga tidak dapat bergerak,

jangan menghabiskan energi dengan terus-

menerus berteriak. Lebih baik ketuk benda

yang ada untuk mendapatkan pertolongan.

Jangan berdiri dekat tiang/benda/

bangunan/pohon, yang berpotensi

menimpa.

Peserta latih melakukan evakuasi menuju

tempat berhimpun sementara/assembly

area yang sudah ada. Safety Ofcer

memastikan evakuasi berjalan sesuai SOP

yang ada.

Petugas membunyikan peluit

panjang/tanda bunyi lain yang

menandakan latihan berakhir

Tim penggendali latihan menyatakan

latihan selesai dilaksanakan masyarakat

dan tim evaluator memberitahukan hasil

evaluasi berupa rekomendasi untuk

penyelenggaraan maupun substansi

latihan, termasuk memberikan masukan

bagian persiapan yang perlu diperbaiki dan

ditingkatkan.

Perencanaan untuk tidakan perbaikan

harus melibatkan semua pihak yang terkait

dan mendapat kesepakatan.

Page 43: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Saat Latihan Evakuasi di dalam Rumah

Petugas membunyikan peluit/ alat bunyi

lain, yang menandakan dimulainya latihan.

Peserta latih berada di dalam rumah tiba-

tiba dikejutkan oleh terjadinya gempa

bumi.

Peserta latih mengambil posisi aman di mana respon mandiri yang diharapkan sesaat setelah

gempa sebagai berikut:

Jauhi jendela kaca, rak, lemari, dan benda-

benda yang tergantung.

Hati-hati pada runtuhan benda, seperti

papan reklame, kaca, dan dinding

bangunan

.

Jika tengah berada di tangga,

berpeganglah pada pagar untuk menjaga

keseimbangan agar tidak jatuh.

Jika tengah memasak, selamatkan diri lebih

dulu, kemudian matikan api setelah gempa

reda.

Page 44: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika tengah berada di kamar, gunakan

bantal atau selimut tebal untuk melindungi

kepala.

Jika tengah berada di kamar mandi,

manfaatkan gayung atau ember untuk

melindungi kepala. Lalu, segeralah pindah

ke tempat aman.

Jangan nyalakan korek api sebab adanya

gas alam yang bisa mengakibatkan ledakan.

Jangan me-reset sirkuit listrik karena bisa

mengakibatkan kebakaran.

Jangan menyentuh sakelar lampu karena

bisa mengakibatkan kebakaran atau

ledakan.

Jika menemukan api masih kecil,

padamkan dengan air atau pemadam api.

Tetapi ingat, keselamatan nyawalah yang

paling utama.

Page 45: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika terjebak dalam ruangan atau tertimpa

benda sehingga tidak dapat bergerak,

jangan menghabiskan energi dengan terus-

menerus berteriak. Lebih baik ketuk benda

yang ada untuk mendapatkan pertolongan.

Tinggalkan memo mengenai kondisi diri

dan keluarga, serta tempat evakuasi yang

dituju. Jangan lupa mengunci rumah.

Bawalah barang-barang berharga yang

tidak merepotkan, seperti dokumen, surat-

surat tanah, perhiasan, atau uang tunai.

Pergilah menuju tempat pengungsian

(shelter) terdekat yang ditentukan setelah

memastikan keadaan memungkinkan.

Ketika proses evakuasi berlangsung malam

hari, gunakan senter untuk mencegah

tersandung dan jatuh.

Jika seseorang di sekitar tertimpa runtuhan

bangunan, panggil orang lain yang lebih

berkompeten untuk membantu

menyelamatkan. Jangan menyelamatkan

seorang diri karena berbahaya.

Page 46: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Usahakan jangan menggunakan mobil

untuk upaya penyelamatan, sebab bisa

menghambat akses kendaraan darurat.

Membantu tetangga yang memerlukan

bantuan khusus – bayi, orang jompo, orang

disabilitas – dan orang lain yang

membutuhkan bantuan.

Petugas membunyikan tanda peringatan

dini untuk evakuasi seperti pukulan

lonceng/megaphone/sirine/ bel panjang

menerus dan cepat, atau alat bunyi lain

yang telah disepakati sebelumnya.

Peserta latih melakukan evakuasi menuju

tempat berhimpun sementara/assembly

area yang sudah ada. Koordinator warga

memastikan evakuasi berjalan sesuai SOP

yang ada.

Petugas membunyikan peluit

panjang/tanda bunyi lain yang

menandakan latihan berakhir.

Tim penggendali latihan menyatakan

latihan selesai dilaksanakan masyarakat

dan tim evaluator hasil evaluasi serta

memberitahukan hasil evaluasi berupa

Page 47: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

rekomendasi untuk penyelenggaraan

maupun substansi latihan, termasuk

memberikan masukan bagian persiapan

yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Pada saat situasi sudah aman dari ancaman gempa, masyarakat perlu memahami pada saat hal-

hal berikut:

Waspadai terjadinya gempa susulan,

dengarkan informasi mealui radio atau

media komunikasi lainnya untuk informasi

gempa susulan, dan lainlain

Gunakan sandal atau sepatu beralas tebal

untuk melindungi kaki dari serpihan kaca

atau benda-benda.

Page 48: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

4. Latihan Evakuasi Bencana Tsunami

Secara harfah, tsunami berasal dari Bahasa Jepang. Tsu berarti “pelabuhan” dan nami

berarti “gelombang”. Secara umum tsunami diartikan sebagai gelombang laut yang besar di

pelabuhan. Jadi, secara bebas kita bisa mendeskripsikan tsunami sebagai gelombang laut

dengan periode panjang yang ditimbulkan gangguan impulsif yang terjadi pada medium laut.

Gangguan impulsif itu bisa berupa gempa bumi tektonik di laut, erupsi vulkanik (meletusnya

gunung api) di laut, longsoran di laut, atau jatuhnya meteor di laut.

Tindakan Sebelum Bencana

Pembangunan sistem peringatan dini.

Pembangunan tempat evakuasi

(shelter) di sekitar daerah pemukiman,

pembangunan tembok penahan

tsunami pada garis pantai yang berisiko,

penanaman mangrove serta tanaman

lainnya di sepanjang garis pantai untuk

meredam gaya air tsunami.

Meningkatkan pengetahuan

masyarakat lokal khususnya yang

tinggal di pinggir pantai tentang

tsunami dan cara-cara penyelamatan

diri terhadap bahaya tsunami.

Melaporkan secepatnya jika

mengetahui tanda tanda akan

terjadinya tsunami kepada petugas

yang berwenang: Kepala Desa, polisi,

stasiun radio, SATLAK PB maupun

institusi terkait.

Page 49: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Cari tahu informasi bencana melalui

radio atau sumber informasi yang

tersedia untuk menghindari bahaya.

Siapkan beberapa cara untuk

berkomunikasi keluar, dengan asumsi

ponsel tidak berfungsi.

Saat Latihan Evakuasi

BMKG membunyikan sirine peringatan

untuk evakuasi.

Pengelola tempat evakuasi

mempersiapkan tempat evakuasi.

Pahami status peringatan dini. BMKG biasanya mengeluarkan peringatan dini dalam tiga

kategori berbeda,

Awas: Tinggi tsunami diperkirakan bisa mencapai lebih dari tiga meter. Warga diminta segera

melakukan evakuasi menyeluruh ke arah tegak lurus dari pinggir pantai. Pemerintah daerah

harus menyediakan informasi jelas tentang jalur dan tempat evakuasi terdekat. Siaga: Tinggi

tsunami berada dikisaran 0,5 meter hingga tiga meter. Pemerintah daerah diharapkan bisa

mengerahkan warga untuk melakukan evakuasi. Waspada: Tinggi tsunami kurang dari 0,5

meter. Walau tampak kecil, warga tetap diminta menjauhi pantai dan sungai.

Page 50: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Segera jauhi pantai dan sungai ke

tempat tinggi saat gempa kuat terjadi.

Waspada apabila terjadi air surut.

Jangan hampiri, tetapi segeralah naik ke

tempat tinggi.

Ciri-ciri gempa kuat adalah jika

goncangan yang menyebabkan kita sulit

berdiri serta mengalami pusing.

Jika tidak terjadi gempa, namun

terdengar suara gemuruh yang keras

seperti kereta api atau pesawat jet

segara jauhi pantai, dan pergi ke

tempat yang lebih tinggi atau shelter

yang ditentukan.

Pergi ke tempat evakuasi. Ikuti jalur

evakuasi yang telah ditentukan menuju

tempat aman terdekat.

Mulailah dengan menyelamatkan diri

sendiri sesuai petunjuk evakuasi yang

ada. Tahan untuk tidak gegabah

mencari keluarga yang hilang.

Page 51: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Jika berada dalam perahu/kapal di

tengah laut, dan mendengar kabar

tsunami, jangan mendekat ke pantai,

tetapi arahkan perahu ke laut.

Jika gelombang pertama telah datang

dan surut kembali, jangan segera turun

ke daerah rendah. Biasanya, gelombang

berikutnya akan menerjang.

Dalam kondisi ramai, hati-hati dalam

bergerak sehingga tidak menimbulkan

kepanikan yang mengakibatkan korban.

Lakukan evakuasi dengan berjalan kaki

ke tempat tinggi, atau tempat kumpul

terdekat. Jangan gunakan kendaraan

roda dua maupun roda empat.

Tetaplah bertahan sampai ada

pemberitahuan resmi dari pihak

berwajib tentang keadaan aman.

Jika memungkinkan, bantulah orang

disabilitas, wanita hamil, anak-anak,

atau mereka yang membutuhkan

bantuan.

Page 52: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Kesalahan informasi bisa

membahayakan. Jadi, manfaatkan

media sosial seperti Twitter dan

Facebook, atau radio untuk mendapat

informasi valid.

Tim penggendali latihan menyatakan

latihan selesai dilaksanakan masyarakat

dan tim evaluator memberitahukan

hasil evaluasi berupa rekomendasi

untuk penyelenggaraan maupun

substansi latihan, termasuk

memberikan masukan bagian persiapan

yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Tindakan Setelah Bencana

Beberapa tindakan perlu diketahui masyarakat setelah tsunami berlalu yaitu:

Hindari instalasi listrik bertegangan tinggi dan laporkan jika menemukan kerusakan

kepada PLN.

Hindari memasuki wilayah kerusakan kecuali setelah dinyatakan aman.

Jauhi reruntuhan bangunan.

Laporkan diri ke lembaga pemerintah, lembaga adat atau lembaga keagamaan.

Upayakan penampungan sendiri kalau memungkinkan. Ajaklah sesama warga untuk

melakukan kegiatan yang positif. Misalnya, mengubur jenazah, mengumpulkan benda-

benda yang dapat digunakan kembali, sembahyang bersama, dan lain sebagainya.

Tindakan ini akan dapat menolong kita untuk segera bangkit dan membangun kembali

kehidupan.

Bila diperlukan, carilah bantuan dan bekerja sama dengan sesama warga serta lembaga

pemerintah, adat, keagamaan atau lembaga swadaya masyarakat.

Ceritakan tentang bencana ini kepada keluarga, anak, dan teman Anda untuk

memberikan pengetahuan yang jelas dan tepat. Ceritakan juga apa yang harus dilakukan

bila ada tanda-tanda tsunami akan datang.

Mendengarkan radio dan televisi lokal yang memberitakan informasi dan instruksi.

Otoritas lokal akan menyediakan jalan keluar yang sesuai dengan situasi terakhir.

Memeriksa luka-luka. Memberi bantuan P3K untuk diri sendiri dan kemudian membantu

orang lain sampai mendapat bantuan.

Membantu tetangga yang memerlukan bantuan khusus, bayi, orang jompo, orang

disabilitas dan orang lain yang membutuhkan bantuan.

Page 53: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Melihat kemungkinan kerusakan di rumah. Bencana dapat menyebabkan kerusakan yang

besar karenanya kita harus berhati-hati.

Menggunakan lampu senter atau lentera yang menggunakan baterai.

Menghindari penggunaan lilin. Lilin dapat menyebabkan kebakaran.

Memeriksa saluran listrik dan gas yang dapat mengakibatkan kebakaran.

Memeriksa bagian bangunan yang dianggap rawan untuk segera dirobohkan.

Mengambil gambar dari kerusakan untuk kebutuhan klaim asuransi.

Hubungi anggota keluarga lain untuk pemberitahuan

Page 54: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

5. Latihan Evakuasi Bencana Longsor

Umumnya masyarakat menyebut gerakan tanah sama dengan longsor. Gerakan Tanah

mencakup semua jenis/proses perpindahan (pergerakan) massa tanah dan/atau batuan

menuruni lereng, akibat kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut terganggu.

Longsor adalah proses perpindahan massa tanah/batuan pada lereng melalui bidang gelincir

lengkung atau lurus. Dengan demikian, longsor merupakan salah satu jenis gerakan tanah.

Bencana ini dipengaruhi oleh kondisi morfologi (terutama kemiringan lereng), kondisi batuan

atau tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi lereng. Namun, longsor tidak akan terjadi

tanpa adanya proses pemicu.

Pemicu longsor, yakni peningkatan kandungan air dalam lereng, getaran akibat gempa

bumi atau ledakan, penggalian, serta getaran alat atau kendaraan berat pada lereng. Pemicu

lainnya adalah Pemanfaatan lahan pada lereng yang tidak tepat seperti pembebanan lereng

yang berlebihan oleh rumah/ bangunan & pohon yang terlalu lebat dan pemotongan lereng

tanpa perhitungan.

Pemahaman atas prosedur evakuasi yang benar mesti dimiliki masyarakat sebagai

bagian dari kesiapsiagaan. Berikut adalah tindakan sebelum terjadinya longsor, saat evakuasi

bencana longsor dan setelah terjadi longsor.

Tindakan Sebelum Bencana

Persiapkan sirine untuk memberitahu

lingkungan bila terdapat kemungkinan

terjadinya longsor.

Hindari daerah rawan bencana untuk

pembangunan pemukiman dan fasilitas

utama lainnya.

Mendirikan bangunan dengan fondasi

yang kuat, serta melakukan pemadatan

tanah di sekitar perumahan.

Relokasi apabila telah disarankan atau

diperlukan.

Page 55: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Mengurangi tingkat keterjalan lereng

permukaan maupun air tanah.

Ketika musim hujan tiba, upayakan

terjaga secara bergantian dengan

anggota keluarga atau tetangga.

Kebanyakan longsor terjadi pada malam

hari saat orang-orang terlelap.

Persiapkan tempat evakuasi (shelter) yang aman dan mudah dijangkau.

Saat Latihan Evakuasi Bencana

Petugas membunyikan peluit atau alat

bunyi lain, yang menandakan

dimulainya latihan

Peserta latih melihat muncul gerakan

tanah, pengembungan lereng atau

rembesan air.

Page 56: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Petugas membunyikan tanda

peringatan dini untuk evakuasi, seluruh

peserta latih melakukan evakuasi

mandiri menuju tempat berhimpun

sementara. Peserta latih segera

menyelamatkan diri keluar dari daerah

longsoran atau aliran reruntuhan/puing

ke area yang lebih stabil.

Bila melarikan diri tidak memungkinkan,

lingkarkan tubuh anda seperti bola

dengan kuat dan lindungi kepala Anda.

Posisi ini akan memberikan

perlindungan terbaik untuk badan Anda.

Peserta latih menuju tempat

berhimpun sementara/assembly area

yang sudah ada.

Koordinator warga memastikan

evakuasi berjalan sesuai tertip dan

aman.

Petugas membunyikan peluit

panjang/tanda bunyi lain yang

menandakan latihan berakhir.

Tim penggendali latihan menyatakan

latihan selesai dilaksanakan masyarakat

dan tim memberitahukan hasil evaluasi

berupa rekomendasi untuk

penyelenggaraan maupun substansi

latihan, termasuk memberikan

masukan bagian persiapan yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan.

Page 57: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Tindakan Setelah Bencana

Jangan gegabah memutuskan kembali

ke rumah. Cari tahu informasi akurat

mengenai kemungkinan longsor susulan.

Jika seseorang di sekitar tertimpa

runtuhan bangunan, panggil orang lain

untuk membantu menyelamatkan.

Jangan menyelamatkan seorang diri

karena berbahaya.

Pelajari cara memberikan pertolongan

pertama, sebab ambulans bisa datang

terlambat lantaran akses jalan terputus.

Gunakan sepatu dan peralatan khusus

jika ikut membantu evakuasi.

Pastikan kondisi tanah yang jadi pijakan

cukup kuat.

Pertimbangkan untuk memperbaiki

pondasi rumah, atau relokasi jika

diperlukan.

Page 58: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

6. Latihan Evakuasi Bencana Banjir

Banjir adalah bencana yang paling sering dan rutin melanda Indonesia. Penyebab utama

bencana ini adalah curah hujan tinggi dan air laut yang pasang. Penyebab lainnya adalah

permukaan tanah yang lebih rendah dari laut, atau letak wilayah berada pada cekungan yang

dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar yang sempit.

Selain itu, ulah manusia juga berperan pada terjadinya banjir. Misalnya, penggunaan

lahan yang tidak tepat, membuang sampah ke sungai, pemukiman di daerah bantaran sungai,

dan sebagainya.

Banjir terdiri dari tiga jenis, yakni banjir genangan, banjir bandang, dan banjir rob yang

diakibatkan naiknya permukaan laut. Banjir adalah bencana yang tidak boleh disepelekan.

Maka, kesiapsiagaan masyarakat, khususnya di daerah rawan banjir, mesti dibangun.

Pemahaman atas prosedur evakuasi yang benar mesti dimiliki masyarakat sebagai bagian dari

kesiapsiagaan. Berikut adalah tindakan sebelum terjadinya banjir, saat evakuasi bencana

banjir dan setelah banjir berlalu.

Tindakan Sebelum Banjir

Melatih diri dan anggota keluarga hal-

hal yang harus dilakukan apabila terjadi

bencana banjir.

Membentuk kelompok masyarakat

pengendali banjir.

Memilih dan menentukan beberapa

lokasi yang dijadikan tempat

penampungan ketika banjir melanda.

Mempersiapkan tas siaga bencana yang

berisi keperluan yang dibutuhkan

seperti: Makanan kering seperti biskuit,

air minum, kotak kecil berisi obat-

obatan penting, lampu senter dan

baterai cadangan, lilin dan korek api,

kain sarung, satu pasang pakaian dan

jas hujan, surat berharga, fotokopi

tanda pengenal yang dimasukkan

kantong plastik, serta nomor-nomor

telepon penting.

Page 59: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir:

Membangun atau menetapkan lokasi

dan jalur evakuasi bila terjadi banjir.

Penataan daerah aliran sungai secara

terpadu dan sesuai fungsi lahan.

Tidak membangun rumah dan

pemukiman di bantaran sungai serta di

daerah banjir.

Pemasangan pompa untuk daerah yang

lebih rendah dari pemukiman laut.

Program penghijauan daerah hulu

sungai yang rutin dilaksanakan.

Membudayakan membuang sampah

pada tempatnya.

Membudayakan kerja bakti membersihkan saluran-saluran air.

Page 60: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Saat Latihan Evakuasi

Petugas membunyikan tanda peringatan dini untuk evakuasi, seluruh peserta latih

melakukan evakuasi mandiri menuju tempat berhimpun sementara.

Ketika melihat air datang, jauhi secepat mungkin daerah banjir. Segera selamatkan diri

dengan berlari secepat mungkin menuju tempat yang tinggi.

Hindari berjalan di dekat saluran air sebab berisiko terseret arus banjir.

Matikan listrik di dalam rumah atau menghubungi PLN untuk mematikan listrik di wilayah

terdampak.

Jika air terus naik, letakkan barangbarang berharga ke tempat tinggi dan aman.

Jika air telanjur meninggi, jangan keluar dari rumah dan sebisa mungkin mintalah

pertolongan.

Jika air terus meninggi, hubungi instansi atau pihak berwenang, misalnya, kantor kepala

desa, lurah, atau camat.

Perhatikan jalur evakuasi yang tersedia.

Jika memungkinkan pergilah ke tempat tempat berhimpun sementara atau menuju ke ke

penampungan/ pengungsian (shelter) yang tersedia.

Setelah semua warga berada di tempat berhimpun sementara atau menuju ke ke

penampungan/ pengungsian (shelter) yang tersedia.

Petugas membunyikan peluit panjang/tanda bunyi lain yang menandakan latihan

berakhir.

Tim penggendali latihan menyatakan latihan selesai dilaksanakan masyarakat dan tim

evaluator hasil evaluasi serta memberitahukan hasil evaluasi berupa rekomendasi untuk

penyelenggaraan maupun substansi latihan, termasuk memberikan masukan bagian

persiapan yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Tindakan Setelah Bencana

Berikan bantuan tempat perlindungan darurat kepada mereka yang membutuhkan.

Selamatkan diri sendiri, kemudian selamatkan orang lain sesuai kapasitas yang dimiliki.

Segera bersihkan rumah menggunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.

Cari dan siapkan air bersih untuk terhindar dari diare.

Hindari kabel atau instalasi listrik.

Hindari pohon, tiang, atau bangunan yang berpotensi roboh.

Periksa ketersediaan makanan dan minuman. Jangan minum air sumur terbuka karena

telah terkontaminasi.

Page 61: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

7. Latihan Evakuasi Kebakaran Gedung/Pemukiman

Kebakaran adalah proses perusakan suatu benda oleh api. Di daerah perkotaan yang

penuh perumahan penduduk, kebakaran sering terjadi dan dapat meluas dari satu rumah ke

rumah yang lain. Jika tidak diantisipasi, maka kebakaran dapat menimbulkan bencana atau

kerugian harta benda bahkan jiwa.

Sifat dari kebakaran adalah cepat menyebar, panas, menghasilkan asap yang gelap dan

mematikan dikarenakan berasal dari api. Ada 4 unsur utama pemicu awal terjadinya

kebakaran, yaitu adanya oksigen, adanya bahan bakar/ bahan-bahan mudah terbakar, adanya

reaksi kimia, atau keadaan panas yang melampaui titik suhu kebakaran.

Tahapan kebakaran dalam ruangan:

a. Suhu ruangan yang terbakar meningkat hingga 100°C, bahkan ada yang sampai 600°C.

b. Dapat membakar pakaian dan kulit manusia.

c. Dalam waktu 5 menit ruangan yang terbakar akan terasa panas dan dalam waktu yang

sangat singkat semua barang akan habis dilahap api.

d. Dalam waktu singkat api akan merebak ke seluruh bangunan dan melahap semua yang ada.

e. Akan keluar asap tebal yang memenuhi ruangan. Jika seseorang bernapas dalam keadaan

asap tebal dan beracun, akibatnya orang tersebut menjadi pusing dan sesak napas bahkan

kematian.

Kesiapsiagaan menghadapi kebakaran harus dipahami masyarakat karena keselamatan

nyawa harus menjadi prioritas utama. Maka, penting bagi setiap orang untuk memiliki

keterampilan evakuasi mandiri.

Tindakan Sebelum Bencana

Tidak bermain-main dengan

bendabenda yang memicu api.

Menjauhkan benda-benda padat

seperti kertas, kayu, plastik, karet, busa

dari sumber api.

Page 62: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Menyimpan cairan yang mudah

terbakar, seperti bensin, solar, minyak

tanah di tempat aman.

Merapikan instalasi listrik karena

kebakaran biasanya disebabkan oleh

arus pendek listrik.

Tidak membuang puntung rokok

sembarangan, misalnya di hutan atau

kawasan kering.

Menyimpan nomor penting (pemadam

kebakaran, polisi dan ambulans).

Melakukan latihan/simulasi kebakaran.

Dalam kebakaran ada 4 unsur utama yang terlibat, yaitu oksigen, panas, bahan bakar,

dan adanya reaksi kimia. Usaha pemadaman kebakaran adalah untuk mengambil langkah

salah satu unsur penyebab kebakaran tersebut. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai

berikut:

Menggunakan tabung pemadam jika ada.

Apabila tidak ada alat pemadam, jika sumber api dari bahan plastik dan busa lakukan

pemadaman dengan air/karung basah.

Jika sumber api dari aliran listrik, matikan saklar terlebih dahulu baru memadamkan api

dengan siraman air.

Jika sumber api dari bahan bakar bensin, solar, spiritus, padamkan dengan alat pemadam

kebakaran.

Page 63: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Apabila api sudah terlalu besar, segera keluar ruangan dan minta bantuan orang disekitar

tempat tinggal dan pemdam kebakaran.

Apabila api sudah terlalu besar, segera keluar dan minta bantuan tetangga dan pemadam

kebakaran

Saat Latihan Evakuasi di dalam Rumah/Sekolah

Petugas membunyikan peluit/alat bunyi lain, yang menandakan dimulainya latihan.

Peserta latih merasakan suhu ruangan meningkat dan terasa sangat panas tercium bau

menyengat yang diduga gas beracun.

Usahakan memadamkan api sebisa mungkin jika tersedia alat pemadam api. Jika tidak

tersedia alat pemadam api ringan, soda kue dapat digunakan untuk memadamkan api.

Alat lain yang dapat digunakan untuk memadamkan api adalah menggunakan karung

goni atau kain yang telah dibasahi air. Kain atau karung basah menutup pori-pori,

sehingga memecah udara masuk.

Jika kebakaran disebabkan oleh listrik, segera putuskan aliran listrik lebih dulu, baru

kemudian padamkan percikan apinya.

Jika api tidak kunjung padam, segeralah menyelamatkan diri.

Petugas membunyikan tanda

peringatan dini untuk evakuasi seperti

pukulan lonceng/megaphone/sirine/

bel panjang menerus dan cepat, atau

alat bunyi lain yang telah disepakati

sebelumnya.

Seluruh peserta latih keluar dengan

cara merangkak dan upayakan untuk

menutup mulut. Berlatih menajamkan

intuisi untuk mencari jalan keluar

dengan mata tertutup.

Saat terjadi kebakaran dan asap

kebakaran semakin tebal, kemungkinan

kita tidak dapat melihat apapun.

Jika jalan keluar harus melewati api,

tutup kepala dan badan dengan

kain/selimut basah.

Page 64: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Balut tangan saat memegang pegangan

pintu yang kemungkinan panas akibat

terbakar, atau keluar lewat jendela. Jika

pegangan pintu tidak panas, buka

perlahan dan lihatlah apakah jalan

terblokir oleh asap/api. Apabila

terblokir, keluarlah melalui jendela. Jika

tidak, segera tutup pintu dari belakang

untuk menghambat api menyambar

keluar.

Jika ada asap, merunduklah karena

udara bersih berada di bawah.

Setelah keluar rumah, segera minta

bantuan dan telpon pemadam

kebakaran.

Seluruh peserta latih, berlatih untuk

berhenti, menjauhkan diri ke lantai,

serta menggulingkan badan di lantai

jika pakaian kita terbakar. Jika baju

Anda terbakar atau terkena api, jangan

lari melainkan rebahkan tubuh ke tanah

dan berguling untuk mematikan api.

Petugas membunyikan peluit

panjang/tanda bunyi lain yang

menandakan latihan berakhir.

Lakukan evaluasi setelah latihan selesai

dilakukan untuk mengetahui tindakan

apa yang masih perlu diperbaiki.

Page 65: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

Saat Evaluasi di dalam Gedung Bertingkat

Petugas membunyikan peluit/ alat bunyi lain, yang menandakan dimulainya latihan.

Saat mendengar alarm kebakaran/ tanda peringatan dini untuk evakuasi, seluruh peserta

latih melakukan evakuasi (keluar gedung), menuju tempat berhimpun sementara

(assembly area).

Jika sumber api berada di sekitar kita, usahakan memadamkan api sebisa mungkin

menggunakan alat pemadam api yang tersedia.

Jangan menyentuh kabel listrik karena berbahaya.

Tinggalkan barang-barang yang bisa menyulitkan proses menyelamatkan diri.

Jangan gunakan elevator, tetapi gunakan tangga darurat.

Gunakan masker dan ikuti instruksi pihak berwenang dan berkompeten.

Apabila hendak membuka pintu, rabalah dan rasakan lebih dahulu pintunya untuk

meyakinkan apakah di balik pitu tersebut ada api atau tidak.

Saat terjadi kebakaran, foor warden akan memberikan petunjuk evakuasi. Ikuti petunjuk

tersebut.

Jika memungkinkan, tutuplah semua kaca dan pintu untuk menghambat meluasnya

kebakaran.

Apabila berada di lantai dasar, segera keluar dari gedung mengikuti petunjuk atau jalur

evakuasi. Berjalanlah cepat, namun jangan berlari karena berisiko jatuh.

Apabila berada di lantai tinggi, upayakan naik ke atap gedung menggunakan tangga

darurat agar tidak tercekik asap.

Menuruni tangga dengan cara berjalan berturut-turut sesuai lebar tangga.

Dalam kondisi ramai, hati-hati dalam bergerak sehingga tidak menimbulkan kepanikan

yang mengakibatkan korban.

Jika memungkinkan, bantulah orang disabilitas, wanita hamil, anak-anak, atau mereka

yang membutuhkan bantuan.

Apabila menggunakan sepatu hak tinggi, lepaskan agar tidak menyulitkan langkah.

Bagi wanita yang mengenakan stoking, lepaskan segera karena membahayakan.

Bila pandangan tertutup asap, berjalanlah dengan merayap pada lantai, dinding, atau

tangga, dan bernapaslah secara pendek.

Jangan memutuskan berbalik arah karena bisa bertabrakan dengan penghuni gedung lain

serta menghambat evakuasi.

Kepanikan bisa membuat seseorang tidak menyadari jika anggota tubuhnya terluka.

Saling melihat kondisi satu sama lain adalah pilihan yang baik untuk saling

menyelamatkan.

Hindari bersentuhan dengan kabel atau sumber listrik.

Jika terjebak dalam kebakaran dan tidak bisa bergerak, jangan berteriak tetapi ketuklah

benda di sekitar.

Tetaplah berada menuju tempat berhimpun sementara (assembly area) dan beri kabar

pada keluarga jika memungkinkan.

Ketika proses evakuasi berlangsung malam hari, gunakan senter untuk mencegah

tersandung dan jatuh.

Kesalahan informasi bisa membahayakan. Jadi, pastikan dengarkan informasi dari sumber

terpercaya (pihak berwenang) saat berada di titik kumpul.

Pengelola (manajemen) gedung memastikan apakah ada di antara penghuni gedung yang

mungkin terperangkap di dalam dan perlu pertolongan segera. Kepastian tersebut dapat

Page 66: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

diperoleh setelah dilakukan pengecekan terhadap seluruh penghuni yang selamat dan

berada di tempat berhimpun tersebut.

Petugas membunyikan peluit panjang/tanda bunyi lain yang menandakan latihan

berakhir.

Tim penggendali latihan menyatakan latihan selesai dilaksanakan masyarakat dan tim

evaluator memberitahukan hasil evaluasi berupa rekomendasi untuk penyelenggaraan

maupun substansi latihan, termasuk memberikan masukan bagian persiapan yang perlu

diperbaiki dan ditingkatkan.

Page 67: TIM PENYUSUN UNIVERSITAS HASANUDDIN€¦ · TIM PENYUSUN PUSLITBANG STUDI KEBENCANAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN . PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan gugusan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2014. Pedoman Simulasi/Gladi Kesiapsiagaan

Masyarakat Menghadapi Ancaman Gempa dan Tsunami

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2016. Risiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB

Pemerintah Indonesia. 2007. Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana. Lembaran RI Tahun 2007 No. 24. Jakarta : Sekretariat Negara

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Modul Ajar Pengurangan Risiko Bencana Banjir. Jakarta: Kemdiknas

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Modul Ajar Pengurangan Risiko Bencana Gempabumi. Jakarta: Kemdiknas

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Modul Ajar Pengurangan Risiko Bencana Tsunami. Jakarta: Kemdiknas

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Modul Ajar Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran. Jakarta: Kemdiknas 2009

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009.

Modul Ajar Pengurangan Risiko Bencana Longsor. Jakarta: Kemdiknas

Tim Penyusun Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana. Membangun Kesadaran,

Kewaspadaan, dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana. Direktorat Kesiapsiagaan

Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan. Jakarta : BNPB

Tim Penyusun PPGD. 2008. Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Jakarta : Yayasan IDEP