terhadap higher order thinking skills (hots) pada …

51
EFEKTIVITAS MODEL INQUIRY BERBANTUAN THINKING MAPS TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA MATERI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: Eka Kharismayuni 11150162000030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

EFEKTIVITAS MODEL INQUIRY BERBANTUAN THINKING MAPS

TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA

MATERI SIFAT KEPERIODIKAN UNSUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

Eka Kharismayuni

11150162000030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Inquiry berbantuan Thinking Maps

terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Sifat

Keperiodikan Unsur” disusun oleh Eka Kharismayuni NIM. 11150162000030,

Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya

ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 26 Agustus 2020

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Tonih Feronika, M.Pd Luki Yunita, M.Pd

NIP. 19760107 200501 1 007 NIDN. 2028068501

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Burhanudin Milama, M.Pd

NIP. 19770201 200801 1 011

Page 3: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

URAT PERNYA TAAN

Page 4: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Page 5: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

iv

ABSTRAK

Eka Kharismayuni, NIM 11150162000030. Efektivitas Model Inquiry

berbantuan Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS)

pada Materi Sifat Keperiodikan Unsur. Skripsi. Program Studi Pendidikan

Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.

Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem pembelajaran yang dapat

membangun Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik. Model Inquiry

diketahui dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS). Meskipun

dianggap efektif untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS),

tetapi model Inquiry memiliki beberapa kekurangan sehingga dibutuhkan bantuan

peta visual atau Thinking Maps. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

efektivitas model Inquiry berbantuan Thinking Maps terhadap Higher Order

Thinking Skills (HOTS) pada materi sifat keperiodikan unsur. Metode penelitian

yang digunakan adalah Quasi Experiment dengan desain penelitian Nonequivalent

Pretest And Posttest Control Grup Design. Sampel penelitian melibatkan siswa

kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 di SMA Al-Hasra Depok dengan jumlah masing-

masing sampel sebanyak 25 peserta didik yang diambil menggunakan teknik

purposive sampling. Data diperoleh dari instrumen soal Higher Order Thinking

Skills (HOTS) pilihan ganda sebanyak 25 soal. Hasil uji hipotesis posttest

menggunakan Independent Sample T Test menunjukkan bahwa nilai Sig. 2-tailed

sebesar 0,021 < α (0,05) yang berarti bahwa H1 diterima. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat efektivitas model pembelajaran Inquiry berbantuan

Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi sifat

keperiodikan unsur. Model Inquiry berbantuan Thinking Maps dapat melatih

Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.

Kata Kunci : Inquiry, Thinking Maps, Higher Order Thinking Skills (HOTS),

Sifat Keperiodikan Unsur.

Page 6: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

v

ABSTRACT

Eka Kharismayuni, NIM 11150162000030. Efectivity of Inquiry Model assisted

Thinking Maps on Higher Order Thinking Skills in Periodic Properties of

Elements. Skripsi. Chemistry Education Studies Program, Department of Science

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 2020.

The 2013 curriculum emphasized a learning system that creates sudents’

Higher Order Thinking Skills (HOTS). Inquiry model is known to improve Higher

Order Thinking Skills (HOTS). Even though it is considered effective to improve

Higher Order Thinking Skills (HOTS), Inquiry model has several shortcomings so

that the help of visual maps or Thinking Maps is needed. This study aimed to

know the effect of Inquiry Model assisted Thinking Maps on Higher Order

Thinking Skills (HOTS) in Periodic Properties of Elements. The research method

was Quasi Experiment and design research was Nonequivalent pretest and

posttest control group design. The sample involving student of class X MIPA 1

and X MIPA 2at SMA Al-Hasra Depok with the total number of each classes were

25 students who taken uses the purposive sampling technique. Data were obtained

from 25 multiple choice Higher Order Thinking Skills (HOTS) questions

instruments. The result of the posttest hypothesis tested using independent sample

t-test shows p-value (sig.2-tailed) obtained by 0,021 < α (0,05), then H1 accepted.

The results showed there is an influence of the Inquiry model assisted by Thinking

Maps on Higher Order Thinking Skills (HOTS) Thinking Skills in Periodic

Properties of Elements. Inquiry Model assisted Thinking Maps can train Higher

Order Thinking Skills (HOTS) on students.

Keywords: Inquiry, Thinking Maps, Higher Order Thinking Skills (HOTS),

Periodic Properties of Elements.

Page 7: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrohim,

Alhamdulillahi rabbil „alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafa‟at beliau dihari

akhir kelak.

Skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry

Berbantuan Thinking Maps Terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada

Materi Sifat Keperiodikan Unsur” ini ditujukkan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Pendidikan Kimia,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu, mendukung, dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, diantaranya adalah:

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Burhanuddin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta sekaligus validator ahli instrumen penelitian yang telah

memberikan kritik dan saran selama proses validasi.

3. Tonih Feronika, M.Pd., selaku dosem pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran

selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan

merahmati Bapak. Aamiin.

4. Luki Yunita, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, ilmu, saran, dan motivasi kepada penulis dengan penuh kesabaran

selama penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberkahi dan

merahmati Ibu. Aamiin.

Page 8: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

vii

5. Buchori Muslim, M.Pd., selaku selaku validator instrumen soal HOTS yang

telah memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan

ilmu yang telah diberikan. Aamiin.

6. Rizqy Nur Sholihat, M.Pd., selaku validator instrumen soal HOTS yang telah

memberikan kritik dan saran kepada penulis selama proses validasi. Semoga

Allah SWT membalas semua kebaikan dan memberikan keberkahan ilmu

yang telah diberikan. Aamiin.

7. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi

Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

8. Antik Handayani, S.Pd., selaku kepala sekolah SMA Al-Hasra Depok yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Dra. Lismaili Amir., selaku guru kimia kelas X SMA Al-Hasra Depok yang

telah mengizinkan serta memberikan dukungan kepada penulis dalam

melakukan penelitian ini.

10. Abdurrohim, S.Pd., selaku guru kimia kelas XI SMA Al-Hasra Depok yang

telah mengizinkan serta memberikan dukungan kepada penulis dalam proses

validasi empirik.

11. Darwanto, Ayah yang menjadi sosok inspirasi bagi penulis untuk selalu

berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi rintangan serta tak lupa

Mama tercinta (Nunung, S.Pd) yang memberikan kasih sayang, semangat,

dukungan, doa, dan bantuan moril maupun materil kepada penulis, dan adik

satu-satunya (Fauzi Ramadhan) yang telah memberikan semangat kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Guru SMA Al-Hasra Depok yang telah memberikan dukungan kepada penulis

selama proses penelitian.

13. Sahabat yang telah berjuang bersama (Ainun Nisa, Fitri Nurlaela, Kiki Zakiah,

Nidaa, Umi Khoerunnisa) yang selalu menyemangati, membantu, dan menjadi

tempat berbagi keluh kesah penulis selama perkuliahan.

Page 9: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

viii

14. Sahabat SMP dan SMA yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

15. Teman-teman KOMMUN (Komunitas Muda Nuklir) yang selalu memotivasi

dan mendoakan penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

16. Teman-teman kost-an yang menjadi tempat berkeluh kesah bagi penulis

terkait proses penelitian dan sebagainya.

17. Teman-teman Pendidikan Kimia kelas A angkatan 2015 yang saling

memberikan motivasi dan doa.

18. Teman-teman bimbingan Pak Tonih dan Ibu Luki yang saling menyemangati,

tempat berkeluh kesah, serta memberikan saran dan masukan kepada penulis

selama proses penyelesaian skripsi.

19. Adik-adik SMA Al-Hasra Depok yang telah membantu dan memotivasi

penulis dalam proses penelitian.

20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu hingga tersusunnya skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu sangat diharapkan

masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat dan kebaikan bagi banyak

pihak serta bernilai ibadah di hadapan Allah SWT.

Jakarta, 26 Agustus 2020

Eka Kharismayuni

NIM.11150162000030

Page 10: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................................ iii

ABSTRAK ........................................................................................................................ iv

ABSTRACT ........................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 10

A. Kajian Teori .......................................................................................................... 10

1) Kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) ........................................... 10

2) Model Inquiry ................................................................................................... 19

3) Thinking Maps .................................................................................................. 24

4) Sifat Keperiodikan Unsur.................................................................................. 28

B. Penelitian Relevan ................................................................................................ 34

C. Kerangka Berpikir ................................................................................................. 36

D. Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 39

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 40

A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................................. 40

B. Metode dan Desain Penelitian............................................................................... 40

C. Prosedur Penelitian ............................................................................................... 41

Page 11: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

x

1) Persiapan Penelitian .......................................................................................... 41

2) Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................... 42

3) Penyelesaian Penelitian ..................................................................................... 43

D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................................ 45

1) Populasi ............................................................................................................. 45

2) Sampel............................................................................................................... 45

E. Variabel Penelitian ................................................................................................ 45

F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 46

G. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 47

1) Tes ..................................................................................................................... 47

H. Validitas dan Realibilitas ...................................................................................... 49

1) Validitas ............................................................................................................ 49

2) Reliabilitas ........................................................................................................ 50

3) Taraf Kesukaran Soal ........................................................................................ 51

4) Daya Pembeda Soal .......................................................................................... 52

I. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 55

1) Uji Prasyarat Analisis ....................................................................................... 56

2) Uji Hipotesis ..................................................................................................... 58

J. Hipotesis Statistik ................................................................................................. 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 60

A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 60

1) Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen ..... 60

2) Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Indikator (HOTS) pada Kelas

Kontrol dan Eksperimen ................................................................................... 62

3) Hasil Uji Prasyarat Analisis Data ...................................................................... 65

BAB V .............................................................................................................................. 85

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 86

LAMPIRAN..................................................................................................................... 93

Page 12: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS) Brookhart ................ 16

Tabel 2.2 Jenis Thinking Maps ............................................................................. 27

Tabel 3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 41

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS) ........................... 49

Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran ............................................................................... 52

Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal ........................................................ 52

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ........................................................... 53

Tabel 3.7 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes (HOTS) .................................. 54

Tabel 3.8 Interpretasi Skor ................................................................................... 56

Tabel 4.1 Data Hasil Nilai Pretest dan Posttest ................................................... 61

Tabel 4.2 Persentase Indikator HOTS Pretest ...................................................... 62

Tabel 4.3 Persentase Indikator HOTS Posttest .................................................... 64

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................................ 65

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Pretest ............................................................. 66

Tabel 4.6 Hasil Uji Independent Sample T Test Pretest ....................................... 67

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Posttest ............................................................... 68

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Posttest ........................................................... 69

Tabel 4.9 Hasil Uji Independent Sample T Test Posttest ..................................... 70

Page 13: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 38

Gambar 3.1 Bagan Prosedur penelitian ............................................................... 44

Gambar 4.1 Persentase Ketercapaian Indikator (HOTS) Data Posttest .............. 76

Page 14: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ........................... 94

Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ................................................................. 121

Lampiran 3. RPP Kelas Kontrol ........................................................................ 151

Lampiran 4. Hasil Validasi Instrumen Tes ........................................................ 180

Lampiran 5. Soal HOTS Sifat Keperiodikan Unsur Pretest dan Posttest ......... 188

Lampiran 6. Lembar Kerja Peserta Didik ......................................................... 203

Lampiran 7. Hasil Tes HOTS Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ............. 219

Lampiran 8. Hasil Pretest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator HOTS ... 220

Lampiran 9. Hasil Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator HOTS .. 223

Lampiran 10. Hasil Tes HOTS Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................. 226

Lampiran 11. Hasil Pretest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator HOTS ........ 227

Lampiran 12. Hasil Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator HOTS ....... 230

Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen .... 233

Lampiran 14. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen . 236

Lampiran 15. Hasil Uji Hipotesis Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ....... 237

Lampiran 16. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 239

Lampiran 17. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen 241

Lampiran 18. Hasil Uji Hipotesis Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...... 242

Lampiran 19. Surat Bimbingan Skripsi ............................................................. 244

Lampiran 20. Surat Keterangan Telah Melakukan Validasi ............................. 246

Lampiran 21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 247

Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian .............................................................. 248

Lampiran 23. Lembar Uji Referensi ................................................................. 249

Page 15: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam

mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan juga merupakan suatu

usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi

keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di

masa depan (Siswinarti, 2017). Pembaharuan dalam berbagai bidang

pendidikan senantiasa dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan

pendidikan nasional. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, masih

terdapat banyak masalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia yang

disebabkan oleh mutu pendidikan yang masih rendah.

Dalam rangka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di

Indonesia yang masih rendah, pemerintah mengembangkan kurikulum,

bahan ajar, model pembelajaran, dan sistem evaluasi atau penilaian

menuju standar nasional dan internasional. Salah satu upaya yang

dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan

mengembangkan Kurikulum 2013 melalui Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Setiowati, C.S, & ES, 2015)

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang diupayakan untuk

memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik untuk dapat berpikir

kreatif, mandiri, dan inovatif. Fadillah (2014) mengungkapkan bahwa

Kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft

skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan,

dan pengetahuan. Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem

pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi

(Higher Order Thinking Skills) peserta didik. (Haryanto, Ahda, &

Darussyamsu, 2017). Hal serupa juga dijelaskan oleh Gradini (2019),

bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking

Skill (HOTS) merupakan tuntutan kurikulum 2013 (Gradini, 2019).

Page 16: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

2

Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 sangat erat

kaitannya dengan keterampilan Higher Order Thinking Skill (HOTS) di

mana peserta didik diarahkan untuk mampu memiliki kemampuan berpikir

tingkat tinggi dalam menentukan pemecahan permasalahan yang dihadapi.

(Fitriani & Sari, 2019). Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah

konsep baru reformasi pendidikan berdasarkan Taksonomi Bloom. Konsep

ini berkonsentrasi pada pemahaman peserta didik dalam proses

pembelajaran berdasarkan metode mereka sendiri. (Ping, Ahmad, Adnan,

& Hua, 2017).

Menurut Newman dan Wehlage dalam Widodo (2013: 162),

melalui HOTS peserta didik akan mampu menyampaikan argumen yang

dimiliki dengan baik, menyelesaikan permasalahan, serta mampu untuk

memahami hal kompleks menjadi suatu hal yang lebih jelas. Akan tetapi,

yang menjadi suatu permasalahan dalam praktiknya adalah seringkali

seorang guru membuat suatu soal yang mengarah pada HOTS, akan tetapi

pada pelaksanaan pembelajaran seorang guru kurang menekankan

pembelajaran dengan menggunakan keterampilan Higher Order Thinking

Skills (HOTS) (Fitriani & Sari, 2019). Guru lebih mendominasi kegiatan

proses pembelajaran sedangkan siswa lebih pasif sehingga aktivitas siswa

saat proses belajar mengajar menjadi rendah dengan demikian

pembelajaran menjadi tidak bergairah dan tidak efektif (Barus & Sani,

2017).

Pada pelaksanaan pembelajaran, guru harus memilih model yang

dapat menumbuhkan HOTS siswa dan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran yang

digunakan harus dapat melibatkan siswa dan menemukan konsep baru

mereka sendiri yang konstruktif. Salah satu model pembelajaran yang

melibatkan dan melatih siswa untuk belajar menemukan adalah

pembelajaran inquiry-discovery (Wartono, Takaria, Botlolona, Grusche,

Hudha, & Jayanti, 2018). Sesuai dengan implementasi Kurikulum 2013

menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,

Page 17: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

3

model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik,

sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan adalah model

pembelajaran inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran

discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis proyek

(Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan

(Problem Based Learning) (Setiowati, C.S, & ES, 2015).

Hal serupa juga dijelaskan oleh (Nurkholik & Yonata, 2020)

bahwa salah satu dari model pembelajaran yang menjadi solusi untuk

melatihkan HOTS yaitu model pembelajaran inkuiri. Karakter utama dari

model inkuiri adalah aktivitas peserta didik dikerahkan secara maksimal

untuk mencari dan menemukan konsep dilakukan dengan berpikir secara

kritis dan analitis. Proses pembelajaran dengan mengimplementasikan

model inkuiri menempatkan peserta didik untuk memecahkan masalah

atau fenomena dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dalam mencari

pengetahuan yang bersifat penyelidikan atau penemuan sehingga dapat

memahami konsep-konsep sains (Nurkholik & Yonata, 2020).

Pembelajaran inkuiri dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya

menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar melalui penjelasan

guru secara verbal (ceramah), tetapi mereka dituntut untuk menemukan

sendiri konsep dari materi yang dipelajari dengan menalar secara logis dan

kritis yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam

kehidupan atau mempelajari materi lain diberbagai ranah ilmu

pengetahuan (Nurkholik & Yonata, 2020).

Menurut Yuliati dkk, pembelajaran berbasis inkuiri yaitu

pembelajaran yang terbukti mampu menghasilkan dampak positif, seperti

mampu menaikan keterampilan proses maupun literasi sains,

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membuat penjelasan

ilmiah, meningkatkan motivasi peserta didik, meningkatkan pemahaman

konsep, dan membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan (Yuliati,

Kusairi, & Munfaridah, 2016).

Page 18: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

4

Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Simbolon (2015)

pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang berpusat pada

peserta didik, guru memberikan peluang bagi peserta didik secara luas

untuk menemukan teori dan konsep yang dipelajari melalui kegiatan

eksperimental. Berdasarkan penelitian Hasanah dkk (2017) serta

Fatmaryanti dkk (2017) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri efektif

dalam mengkomunikasikan aspek melalui penemuan, prediksi, hipotesis

dan interpretasi data. Selain itu menurut Varela P dan Costa M F (2015)

bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dapat mencapai tingkat pemahaman

yang lebih tinggi dan pengembangan keterampilan penalaran yang lebih

baik serta pengembangan keterampilan proses ilmiah. (Mubarok,

Suprapto, & Adam, 2019)

Meskipun banyak penelitian yang membuktikan efektifitas

pembelajaran inquiry, beberapa penelitian juga membahas kelemahan dari

pembelajaran berbasis inquiry. Kirschner, Sweller, dan Clark (2006)

mengatakan jika pembelajaran dengan panduan minimal contohnya

pembelajaran berbasis inquiry bisa saja tidak berhasil dikarenakan

pembelajaran berbasis inquiry tersebut dapat memunculkan beban kognitif

yang justru bisa menghambat proses belajar peserta didik, khususnya

peserta didik awam yang masih belum memiliki skema untuk

mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki

sebelumnya.

Kekurangan lainnya yang sangat mungkin terjadi yaitu pemahaman

tidak lengkap atau pengetahuan maupun informasi yang tidak terstruktur

dengan baik. Untuk menutupi segala kekurangan yang mungkin terjadi

dari penggunaan model inquiry dapat digunakan alat bantu visual seperti

yang dijelaskan oleh Hyerle (2008) dalam jurnal (Yuliati, Kusairi, &

Munfaridah, 2016) bahwa pemetaan visual yaitu salah satu teknik untuk

mengstrukturkan informasi yang sebelumnya telah diketahui oleh peserta

didik.

Page 19: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

5

Salah satu jenis pemetaan visual yang lebih baru adalah thinking

maps. Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Schlesinger (2007), dalam

konteks menyangkut pengembangan proses sains ada beberapa strategi

yang bertujuan untuk memprovokasi pemikiran, menarik perhatian,

meningkatkan daya serap dan meningkatkan kemampuan mental peserta

didik, termasuk Thinking Maps, yang didefinisikan sebagai alat berpikir

efektif dengan efisiensi tinggi mewakili materi, dan model inovatif untuk

informasi materi. (Mansoor, Zahraan, & Ahmed, 2018).

Thinking map berarti "pemikiran inovatif" yang menjadikan murid

dibekali dengan keterampilan berpikir. Tujuan memperkenalkan Thinking

Map adalah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki

pemikiran kritis, kreatif, inovatif dan kompetitif di masa depan. (Hassan,

Rosli, & Zakaria, 2016). Sedangkan menurut Holzman, thinking maps

adalah strategi penting untuk kesuksesan peserta didik. Mereka membantu

semua anak, bagaimanapun gaya belajar utama mereka baik itu kinestetik,

pendengaran, atau verbal. Thinking maps bisa efektif digunakan untuk

mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order

Thinking Skills (HOTS). (Holzman, 2005, hal. 1)

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Owi Wei Ping, Azhar

Ahmad, Mazlini Adnan, dan Ang Kean Hua (2017) menunjukkan bahwa

menerapkan konsep HOTS melalui thinking maps bermanfaat bagi peserta

didik untuk meminimalkan pembuatan kesalahan saat memecahkan

pertanyaan matematika serta membuktikan bahwa kelas menengah dan

bawah mampu menguasai konsep matematika melalui thinking maps

dalam konsep HOTS. (Ping, Ahmad, Adnan, & Hua, 2017) Penelitian

lainnya dilakukan oleh Salah A. Al-naqa dan Mohammed F. Abu-Owda

(2014) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

secara statistik antara hasil peserta didik dalam ujian sains kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen yang menggunakan thinking maps

dimana kelompok eksperimen lebih unggul daripada kelompok kontrol.

(Al Naqa & Abu Owda, 2014)

Page 20: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

6

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Datur, Yuliati, dan

Mufti (2017) pembelajaran dengan bantuan thinking map dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

menyelesaikan soal ditunjukkan dengan perubahan kognitif siswa yang

semakin membaik dan peningkatan jumlah siswa yang menjawab soal

posttest dengan benar (Datur, Yuliati, & Mufti, 2017). Sedangkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Yuliati dkk menghasilkan kesimpulan

bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dengan berbantuan thinking maps

dapat meningkatkan dan mengembangkan Higher Order Thinking Skills

karena pembelajaran inkuiri dengan berbantuan thinking maps dapat

membuat lingkungan belajar yang kondusif dimana peserta didik bebas

untuk berkreasi dan mengembangkan pemahamannya. (Yuliati, Kusairi, &

Munfaridah, 2016)

Thinking Maps sendiri memiliki delapan peta yang terdiri dari

Circles Map, Bubble Map, Double Bubble Map, Tree Map, Brace Map,

Flow Map, Multi-Flow Map dan Bridge Map. Setiap Peta memiliki proses

berpikirnya sendiri. (Hassan, Rosli, & Zakaria, 2016). Namun pada

penelitian ini, peneliti menggunakan Thinking Maps jenis Tree Map dan

Brace Map yang paling sesuai dengan materi sifat keperiodikan unsur

pada pembelajaran kimia.

Pembelajaran kimia melibatkan keterampilan proses berfikir dan

penalaran (Nurkholik & Yonata, 2020). Menurut Taber (2003) Konfigurasi

elektron dan sifat periodik unsur (meliputi: jari-jari atom, afinitas elektron,

energi ionisasi, dan keelektronegatifan) merupakan salah satu pokok

bahasan dalam kimia SMA yang berisi konsep-konsep yang bersifat

abstrak dan dianggap sulit oleh peserta didik. Konsep tersebut menjadi

prasyarat bagi konsep berikutnya, misalnya konsep ikatan kimia

(Rahmaningsih, Prayitno, & Yahmin, 2013).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan materi sifat

keperiodikan unsur dikarenakan materi tersebut memiliki Kompetensi

Dasar (KD) yang sesuai dengan model pembelajaran Inquiry.

Page 21: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

7

Permasalahan mengenai rendahnya Higher Order Thinking Skills (HOTS)

pada peserta didik diharapkan dapat teratasi melalui model pembelajaran

Inquiry berbantuan Thinking Maps

Jika pada penelitian sebelumnya di lakukan pada mata pelajaran

fisika, maka pada penelitian ini selain di lakukan pada mata pelajaran

kimia juga dilaksanakan pada materi sifat keperiodikan unsur yang pada

materi tersebut mengandung konsep abstrak yang sulit di mengerti oleh

peserta didik. Seperti yang dijelaskan oleh Shahibudin Ishak, adanya

visualisasi konsep materi yang diajarkan dalam hal ini berupa thinking

maps, dapat memudahkan peserta didik memiliki gambaran nyata terhadap

materi yang bersifat abstrak. (Putri, Parno, & Supriana, 2018).

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Efektivitas Model Inquiry Berbantuan

Thinking Maps terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada

Materi Sifat Keperiodikan Unsur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1) Kurikulum 2013 sangat menekankan sistem pembelajaran yang dapat

membangun kemampuan berpikir tingkat tinggi Higher Order

Thinking Skills (HOTS) peserta didik.

2) Pada pelaksanaan pembelajaran seorang guru kurang menekankan

pembelajaran dengan menggunakan keterampilan Higher Order

Thinking Skills (HOTS)

3) Guru lebih mendominasi kegiatan proses pembelajaran sedangkan

peserta didik lebih pasif.

4) Materi sifat keperiodikan unsur bersifat abstrak dan dianggap sulit oleh

peserta didik

Page 22: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

8

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, agar

pembatasan tidak meluas dan menyimpang maka penulis perlu membatasi

lingkup permasalahan, antara lain:

1) Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang diukur pada

penelitian ini menggunakan indikator Bookhart yang terdiri dari 7

indikator yaitu menganalisis, mengevaluasi, mencipta, penalaran dan

logika, mengambil keputusan, pemecahan masalah, dan

kreativitas/berpikir kreatif.

2) Model pembelajaran yang digunakan yaitu inquiry berbantuan thinking

maps dengan jenis thinking maps yang digunakan yaitu tree map atau

peta aliran dan brace map.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah sebagaimana

telah dijelaskan, maka dibuatlah perumusan sebagai berikut:

“Apakah Model Inquiry berbantuan Thinking Maps Efektif terhadap

Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi Sifat Keperiodikan

Unsur?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu:

Mengetahui Efektivitas Model Inquiry berbantuan Thinking Maps

terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi Sifat

Keperiodikan Unsur.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, yaitu:

1) Manfaat bagi Peserta didik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan Higher Order

Thinking Skills (HOTS) pada peserta didik.

Page 23: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

9

2) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru untuk

menggunakan model Inquiry berbantuan Thinking Maps sebagai salah

satu model pembelajaran kimia.

3) Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terkait

penggunaan model Inquiry berbantuan Thinking Maps untuk

meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada peserta

didik.

Page 24: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran

2019/2020 yaitu pada tanggal 4 November 2019 sampai 18 November

2019. Penelitian ini dilakukan di SMA Al-Hasra Depok yang berlokasi di

Jalan Raya Parung Ciputat No. 23 Bojongsari Baru, Kecamatan

Bojongsari Kota Depok Jawa Barat 16516.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009,

hal. 2). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode penelitian quasi experiment dengan satu kelas kontrol dan satu

kelas eksperimen. Creswell menjelaskan bahwa metode quasi experiment

merupakan metode yang jika masing-masing partisipan tidak ditugaskan

secara acak ke dalam beberapa kelompok (Creswell, 2016, hal. 224).

Desain penelitian yang dipakai pada penelitian ini yaitu Nonequivalent

(Pretest-Posttest) Control-Group Design. Penelitian terdiri dari kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen yang pada kedua kelompok tersebut

dilaksanakan pretest sebelum diterapkan perlakuan. Hanya pada kelompok

eksperimen diberikan perlakuan khusus. Lalu pada kedua kelompok

tersebut diberikan posttest untuk melihat perbedaan dari kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen (Creswell, 2016, hal. 231).

Adapun desain penelitian Nonequivalent (Pretest-Posttest) Control-

Group Design menurut (Creswell, 2016, hal. 231) yaitu sebagai berikut:

Page 25: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

41

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

Group Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok A O1 X O2

Kelompok B O3 Y O4

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen

B : Kelas Kontrol

X : Perlakuan dengan menerapkan model Inquiry berbantuan

Thinking Maps

Y : Perlakuan dengan menerapkan model konvensional (Inquiry,

tanya jawab, dan diskusi).

O1 : Test awal (pretest) kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan

O2 : Test akhir (posttest) kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan

O3 : Test awal (pretest) kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan

O4 : Test akhir (posttest) kelas kontrol tanpa diberi perlakuan

C. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam melaksanakan penelitian ini terdapat 3 tahap, meliputi

tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian penelitian.

1) Persiapan Penelitian

a) Melakukan studi literatur terkait jurnal-jurnal penelitian model

pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps dengan Higher

Order Thinking Skills (HOTS)

b) Melakukan analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar

(KD), langkah pembelajaran model inquiry berbantuan thinking

maps, dan indikator HOTS dengan materi yang dipilih yaitu sifat

keperiodikan unsur.

Page 26: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

42

c) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan berupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan indikator yang

disesuaikan dengan Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan

langkah pembelajaran model inquiry berbantuan thinking maps.

d) Membuat instrumen penelitian berupa soal tes Higher Order

Thinking Skills (HOTS), dan lembar kerja peserta didik (LKPD)

thinking maps.

e) Menguji validitas instumen tes kepada para ahli (dosen) dan

kemudian memperbaiki instumen tes tersebut sesuai saran ahli

(dosen). Dilanjut dengan menguji cobakan instumen tes yang telah

diperbaiki tadi kepada peserta didik untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas. Hasil uji coba dikonsultasikan kembali dengan dosen

pembimbing, dan apabila sudah layak maka insturmen tes dapat

digunakan sebagai instrumen penelitian.

2) Pelaksanaan Penelitian

a) Melaksanakan pretest dengan instrumen soal tes HOTS sebelum

pembelajaran kimia materi sifat keperiodikan unsur dimulai

terhadap dua kelas yang telah dipilih.

b) Menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen berdasarkan rata-

rata skor pretest yang diperoleh. Kelas yang memiliki rata-rata skor

pretest lebih tinggi menjadi kelas kontrol dan kelas yang memiliki

rata-rata skor pretest lebih rendah menjadi kelas eksperimen.

c) Pada kelas eksperimen akan diberikan pembelajaran dengan model

inquiry berbantuan thinking maps, sedangkan kelas kontrol akan

diberikan pembelajaran konvensional (inquiry, tanya jawab, dan

diskusi).

d) Pada kelas eksperimen sebelum pembelajaran dimulai, peserta didik

dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri

dari 6-7 peserta didik, kemudian membagikan lembar kerja peserta

didik (LKPD) thinking maps.

Page 27: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

43

e) Setelah pembelajaran dilakukan selama 2 kali pertemuan, diberikan

posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat

efektivitas model pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps

terhadap Higher Order Thinking Skills (HOTS).

3) Penyelesaian Penelitian

a) Mengolah data hasil pretest dan posttest Higher Order Thinking

Skills (HOTS) peserta didik.

b) Menganalisis data dan membahas hasil penelitian.

c) Membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

Adapun prosedur penelitian disajikan dalam gambar 3.1 berikut.

Page 28: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

44

Studi literatur terkait jurnal-

jurnal penelitian model

pembelajaran inquiry berbantuan

thinking maps dengan Higher

Order Thinking Skills (HOTS)

Analisis KI, KD, dan

indikator

Pembuatan RPP

Pembuatan instrumen

tes

Validasi instrumen tes Revisi

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan Melakukan pretest

Rata-rata skor tinggi Rata-rata skor rendah

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Penerapan Model

Konvensional (Inquiry) Penerapan Model Pembelajaran Inquiry

berbantuan Thinking Maps

Melakukan posttest

Analisis Data

Tahap Penyelesaian

Menyusun hasil penelitian

dan pembahasan

Penarikan kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Prosedur penelitian

Page 29: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

45

D. Teknik Pengambilan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Suharjo,

2013, hal. 7). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009, hal. 80).

Jadi populasi meliputi objek atau subyek yang akan diteliti.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X

MIPA SMA Al-Hasra.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian

(Suharjo, 2013, hal. 7). Hal serupa juga dijelaskan oleh Sugiyono,

bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009, hal. 81). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu purposive sampling.

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Teknik ini digunakan penelitian kuantitatif

dengan tujuan untuk mendapatkan subjek-subjek yang memiliki

sejumlah karakteristik tertentu, atau mendapatkan kelompok-kelompok

penelitian yang sebanding dalam karakteristik tertentu sehingga dapat

dianalisis secara valid (Sulistyaningsih, 2012, hal. 74). Dalam

penelitian ini sampel yang digunakan adalah peserta didik kelas X

MIPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas

kontrol dengan jumlah tiap kelas sebanyak 25 peserta didik.

Pertimbangan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada

kemampuan awal (pretest) yang sama pada kedua kelas penelitian.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala faktor, kondisi, situasi, perlakuan (treatment)

dan semua tindakan yang bisa dipakai untuk mempengaruhi eksperimen.

Page 30: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

46

(Sanjaya, 2014, hal. 95). Pendapat yang serupa dikemukakan oleh

(Sulistyaningsih, 2012, hal. 55), variabel penelitian adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variable).

1) Variabel Bebas atau Independent Variable

Variabel independent atau sering disebut variabel bebas, stimulus,

prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependent (terikat) (Sulistyaningsih, 2012, hal. 56). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Model Inquiry

berbantuan Thinking Maps.

2) Variabel Terikat atau Dependent Variable

Variabel terikat sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. (Sulistyaningsih, 2012, hal. 56).

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Higher Order Thinking

Skills (HOTS) peserta didik.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Page 31: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

47

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

No Data Instrumen

Penelitian Subjek Keterangan

1. Higher Order

Thinking Skills

Tes pilihan

ganda

Peserta

didik

Tes pilihan ganda

diberikan di awal

penelitian (pretest) dan

di akhir penelitian

(posttest) pada kelas

kontrol dan kelas

eksperimen

2. Keterlaksanaan

pembelajaran

dengan model

inquiry

berbantuan

thinking maps

Lembar

Kerja

Peserta

Didik

(LKPD)

Peserta

didik

Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) berisikan

thinking maps yang

diberikan kepada

peserta didik di kelas

eksperimen dan Lembar

Kerja Peserta Didik

(LKPD) diksusi kepada

peserta didik dikelas

kontrol

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat bantu yang digunakan peneliti

dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2016, hal. 134)

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1) Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan

aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2006, hal. 53). Tes

yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda untuk

memperoleh data kuantiatif Higher Order Thinking Skills (HOTS)

Page 32: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

48

peserta didik. Tes disusun berdasarkan rumusan indikator

pembelajaran dan indikator Higher Order Thinking Skills (HOTS)

menurut Brookhart. Tes diberikan kepada peserta didik di kelas

eksperimen maupun kelas kontrol sebelum pembelajaran (pretest) dan

sesudah pembelajaran (posttest). Tes yang diujikan berupa pilihan

ganda untuk menguji Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Adapun kisi-kisi soal tes Higher Order Thinking Skills (HOTS)

pada materi sifat keperiodikan unsur disajikan dalam tabel 3.3 berikut.

Page 33: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

49

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Higher Order Thinking Skills (HOTS)

No Indikator HOTS menurut

Brookhart

Sub-Indikator HOTS

menurut Brookhart

Nomor

Butir Soal

1. Menganalisis Membandingkan dan

Membedakan

7*, 4, 19*,

10*, 20*,

24*

2. Mengevaluasi

Mengevaluasi materi dan

metode berdasarkan

tujuan yang dimaksud

11*, 3*, 27*

3. Mencipta

Menyatukan hal-hal

berbeda dengan cara yang

baru

17*, 32*

4. Penalaran dan Logika

Membuat atau

mengevaluasi kesimpulan

induktif

2*, 26, 31*,

13*

5. Mengambil Keputusan Mengidentifikasi asumsi

yang tersirat

5*,

9*,12*,14,

6*, 1*, 15*,

16*, 22*,

30, 25*, 8*,

28*

6. Pemecahan Masalah Menjelaskan dengan data 18*, 23*

7. Kreativitas dan Berpikir

Kreatif Berpikir Kreatif 21*, 29*

Keterangan: * = Butir soal yang valid

H. Validitas dan Realibilitas

1) Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

maupun kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat

Page 34: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

50

(Arikunto, 2010, hal. 211). Suatu tes dikatakan valid apabila tes

tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2006,

hal. 65).

Uji validitas pada penelitian ini yaitu validitas logis dan empiris.

Validitas logis yakni validitas yang menguji item-item yang terdapat

dalam instrumen apakah sudah mewakili keseluruhan cakupan materi

yang akan diukur, dimana penulis dapat menunjukkan kisi-kisi sebagai

bukti dari validitas ini, serta dapat memberikan nilai kelayakan isi item

dari kisi-kisi untuk menunjukkan bukti validitas isi (Rustam, Sari, &

Yunita, 2018, hal. 74). Validitas logis dalam penelitian ini dilakukan

dengan mempertimbangkan pendapat para ahli selaku validator

mengenai kesesuaian indikator dan butir soal yang dikembangkan.

Sedangkan untuk validitas empiris dapat diketahui melalui

pengujian validitas instrumen yang telah disusun berdasarkan

pengalaman (Arikunto, 2010, hal. 212). Validitas empiris dilakukan

dengan memberikan instrumen tes pada peserta didik yang bukan

merupakan subjek penelitian, kemudian hasil data tersebut dihitung

nilai validitasnya menggunakan bantuan software SPSS versi 22.

2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu

instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu

tes dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu

tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama

bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan

yang berbeda (Arifin, 2013, hal. 258). Kereliabilitasan instrumen dapat

diukur dengan menggunakan rumus Alpha Crownbach

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Page 35: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

51

Σ 𝜎2𝑏 = jumlah varians butir

𝜎2t = varians total (Arikunto, 2010, hal. 239).

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software

SPSS versi 22. Setelah seluruh data dimasukkan, maka peneliti bisa

memperoleh nilai reliabilitas tes. Nilai reliabilitas yang didapatkan

pada penelitian ini sebesar 0,715.

3) Taraf Kesukaran Soal

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam

menjaring banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan tes

dengan betul. Jika pada hasil tes diperoleh banyak peserta tes yang

sanggup mengerjakan tes tersebut , maka taraf kesukaran tes tersebut

akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika sedikit peserta tes yang sanggup

mengerjakan tes tersebut, maka taraf kesukaran akan semakin rendah

(Arikunto, 2016, hal. 176). Rumus yang dipakai untuk mengetahui

tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut (Sudjana, 2012, hal.

137):

𝐼=

Keterangan:

I : Indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B :banyaknya peserta didik yang menjawab setiap butir soal

dengan benar

N :banyaknya peserta didik yang memberikan jawaban pada soal

yang dimaksudkan

Semakin kecil taraf atau indeks yang diperoleh maka makin sukar

soal tersebut, begitu pula sebaliknya (Sudjana, 2012, hal. 137). Kriteria

indeks kesukaran soal menurut (Sudjana, 2012, hal. 137) yaitu sebagai

berikut:

Page 36: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

52

Tabel 3.4Tingkat Kesukaran

Tingkatan Kesukaran Keterangan

0,00 – 0,30 Soal sukar

0,31 – 0,70 Soal sedang

0,71 – 1,00 Soal mudah

Perhitungan uji tingkat kesukaran instrumen dalam penelitian ini

menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil yang diperoleh

dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal

Kategori Soal Jumlah Soal No. Soal

Sukar 1 26

Sedang 28 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 19,

21, 22, 23, 24, 25,

27, 28, 29, 30, 31

Mudah 3 4, 20, 32

Jumlah 32 32

4) Daya Pembeda Soal

Daya pembeda merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir

soal mampu dalam membedakan peserta didik yang sudah menguasai

kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai

kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien

daya pembeda suatu butir soal, maka semakin mampu butir soal

tersebut membedakan antara peserta didik yang sudah menguasai

kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai

kompetensi (Arifin, 2013, hal. 273).

Page 37: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

53

Perhitungan daya pembeda suatu soal dapat dirumuskan sebagai

berikut (Arifin, 2013, hal. 273):

DP =

Keterangan:

DP : daya pembeda

WL : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah

WH : jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas

n : 27% x banyaknya peserta didik yang memberikan

jawaban (N)

Arikunto (Arikunto, 2006, hal. 218) menjelaskan klasifikasi daya

pembeda sebagai berikut:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Tingkatan Daya Pembeda Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik Sekali

Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan software Anates versi 4.0. Setelah selesai uji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda, maka didapat hasil

uji instrumen yang valid dan tidak valid. Berikut ini hasil validasi kisi-

kisi instrumen tes Higher Order Thinking Skills (HOTS):

Page 38: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

54

Tabel 3.7 Hasil Validasi Kisi-kisi Instrumen Tes Higher Order

Thinking Skills (HOTS)

No Materi

Indikator

Higher Order

Thinking Skills

(HOTS)

Nomor Soal

Sebelum

Validasi

Soal

Terpilih

Sesudah

Validasi

1. Jari-jari atom

1. Menganalisis 7* 7 1

2. Mengevaluasi 11* 11 2

3. Penalaran dan

Logika 2* 2 3

4. Mengambil

Keputusan

5*, 9*,

12*, 14,

6*

5, 9, 12,

6 4, 5, 6, 7

2. Afinitas elektron

1. Menganalisis 4, 19*,

10* 19, 10 8, 9

2. Mengevaluasi 3* 3 10

3. Mencipta 17* 17 11

4. Mengambil

Keputusan

1*, 15*,

16* 1, 15, 16

12, 13,

14

5. Pemecahan

Masalah 18* 18 15

3. Energi ionisasi

1. Mengevaluasi 27* 27 16

2. Penalaran dan

Logika 26, 31*, 31 17

3. Mengambil

Keputusan

22*, 30,

25* 22, 25 18, 19

4. Pemecahan

Masalah 23* 23 20

Page 39: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

55

5. Kreativitas

dan Berpikir

Kreatif

21* 21 21

4. Keelektronegatifan

1. Menganalisis 20*, 24* 20, 24 22, 23

2. Mengambil

Keputusan 8*, 28* 8, 28 24, 25

3. Mencipta 32* 32 26

4. Penalaran dan

Logika 13* 13 27

5. Kreativitas

dan Berpikir

Kreatif

29* 29 28

Jumlah soal 32 28 28

Keterangan : *soal yang valid

I. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian, maka akan diperoleh data yang kemudian

data-data tersebut diolah menggunakan rumus-rumus statistik untuk

menjawab rumusan masalah penelitian (Sujarweni & Endrayanto, 2012,

hal. 6). Setiap butir soal pilihan ganda Higher Order Thinking Skills

(HOTS) materi sifat keperiodikan unsur diberikan skor 1. Data yang telah

diperoleh akan diolah lebih lanjut dengan langkah-langkah seperti berikut:

a) Memberikan skor pada setiap jawaban peserta didik berdasarkan

kunci jawaban yang telah dibuat.

b) Menghitung skor total peserta didik

Page 40: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

56

c) Menentukan nilai persentase setiap butir pertanyaan dengan rumus

sebagai berikut (Purwanto, 2012, hal. 102):

NP =

x 100%

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari

R : Skor mentah yang diperoleh peserta didik

SM : Skor maksimal ideal

d) Mengkonversikan skor yang didapat kedalam bentuk persentase

dan mengkategorikan Higher Order Thinking Skills peserta didik

seperti pada tabel 3.8 sebagai berikut (Arikunto, 2016, hal. 44):

Tabel 3.8 Interpretasi Skor

Skor (%) Kategori

81 – 100 Sangat Baik

61 – 80 Baik

41 – 60 Cukup

21 – 40 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Data yang sudah didapat kemudian dioleh dan dianalisis dengan

bantuan software SPSS versi 22.

1) Uji Prasyarat Analisis

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan pada hasil posttest. Uji ini

memiliki fungsi untuk melihat normal atau tidaknya distribusi

dari sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov, dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 22.

Langkah-langkah uji normalitas yakni sebagai berikut

(Kadir, 2015, hal. 156-157):

Page 41: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

57

1. Masukkan data pada kolom Data View.

2. Pilih menu Analyze, kemudian pilih sub menu

Descriptive Statistics, klik Explore.

3. Masukkanlah data yang akan diuji normalitasnya pada

kotak Dependent List, kemudian klik Plots.

4. Pada Boxplots, klik None, selanjutnya klik Normality

plots with test, lalu klik Continue dan OK.

Menarik kesimpulan dari output uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan penerimaan atau

penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 156):

H0 : Distribusi populasi normal

Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.

H1 : Distribusi populasi tidak normal.

Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest dan posttest.

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji apakah data yang

diperoleh memiliki varians yang sama (homogen). Pengujian

menggunakan uji homogenitas Levene’s statistic dengan bantuan

software SPSS versi 22. Langkah pengujian adalah sebagai

berikut (Kadir, 2015, hal. 167-168):

1. Masukkanlah data di kolom Data View.

2. Bukalah menu utama Analyze kemudian klik General

Linear Model.

3. Lalu klik univariate, masukan data yang hendak

diujikan homogenitasnya ke dalam Dependent Variabel

dan variabel “Kelompok (atau Kelas)” ke Fixed

Factor(s), selanjutnya klik Options.

Page 42: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

58

4. Langkah berikutnya masukan data “Kelompok (atau

Kelas)” pada Display Means for, pilihlah Homogenity

test selanjutnya klik Continue kemudian OK.

Menyimpulkan dari output uji homogenitas Levene’s

statistic yaitu dengan ketentuan penerimaan atau penolakan H0

sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 167-169):

H0 : Distribusi data memiliki varians homogen.

Jika probalitas (p-value) > 0,05, H0 diterima.

H1 : Distribusi data tidak homogen.

Jika probalitas (p-value) ≤ 0,05 H0 ditolak.

2) Uji Hipotesis

Uji hipotesis tentang perbedaan 2 parameter berfungsi untuk

mengetahui perbedaann rata-rata variabel kriterium dari dua kelompok

atau yang dapat dikelompokkan sebagai 2 kelompok. Uji hipotesis

dilaksanakan setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan

homogenitas (Kadir, 2015, hal. 295). Uji hipotesis pada penelitian ini

menggunakan Independent Sample T Test dengan taraf α = 0,05. Uji

hipotesis dilakukan pada data pretest maupun posttest. Uji hipotesis

pada data pretest bertujuan untuk mengetahui keadaan awal apakah

sampel layak atau tidak untuk digunakan pada penelitian. Sedangkan

uji hipotesis pada data posttest bertujuan untuk mengetahui apakah

model pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap

Higher Order Thinking Skills peserta didik. Adapun langkah-langkah

uji hipotesis Independent Sample T-Test yaitu sebagai berikut (Kadir,

2015, hal. 300-301):

1. Masukkanlah data pada kolom Data View.

2. Klik Analyze, pilih submenu Compare Means, selanjutnya klik

Independent Sample T-Test.

Page 43: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

59

3. Masukan data yang sesuai pada Test Variable(s) dan Grouping

Variable. lalu klik Define Groups. Isi angka 1 pada Group 1

dan angka 2 pada Group 2, kemudian klik Continue dan OK.

Menarik kesimpulan dari output uji hipotesis menggunakan

Independent Sample T Test, dengan ketentuan penerimaan atau

penolakan H0 sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 302):

Jika p-value (Sig. 2-tailed) > 0,05, H0 diterima dan H1 ditolak.

Jika p-value (Sig. 2-tailed) ≤ 0,05, H0 ditolak dan H1 diterima.

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau

lebih populasi. Perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya sebagai berikut (Kadir, 2015, hal. 139):

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

H1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan:

H0 :Tidak terdapat efektivitas model inquiry berbantuan thinking maps

terhadap High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik pada

materi sifat keperiodikan unsur.

H1 :Terdapat efektivitas model inquiry berbantuan thinking maps

terhadap High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik pada

materi sifat keperiodikan unsur.

𝜇1 :Rata-rata Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang

menggunakan model inquiry berbantuan thinking maps pada materi

sifat keperiodikan unsur.

𝜇2 :Rata-rata Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik yang

tidak menggunakan model inquiry berbantuan thinking maps pada

materi sifat keperiodikan unsur.

Page 44: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

85

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah

dipaparkan pada bab pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap Higher

Order Thinking Skills (HOTS) siswa materi sifat keperiodikan unsur. Hal

ini berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest menggunakan independent

sample t-test diperoleh nilai sig < α yaitu 0,021 < 0,05 pada taraf

signifikansi 5% sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, model

pembelajaran inquiry berbantuan thinking maps efektif terhadap Higher

Order Thinking Skills (HOTS) siswa pada materi sifat keperiodikan unsur.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan model inquiry berbantuan thinking maps dapat menjadi

salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada

pembelajaran kimia guna mengembangkan Higher Order Thinking

Skills (HOTS) siswa.

2. Penerapan model inquiry berbantuan thinking maps pada proses

pembelajarannya memerlukan alokasi waktu yang banyak. Sehingga

guru yang ingin menerapkan model pembelajaran ini dapat mengatur

alokasi waktu dengan baik agar semua tahapan model pembelajaran

inquiry berbantuan thinking maps terlaksana dengan optimal.

3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu melakukan variasi jenis thinking maps

yang lain antara lain circle map, bubble map, double bubble map, flow

map, multi flow map, dan bridge map.

Page 45: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

86

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G. P. (2012). Keterampilan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep

Siswa pada Model Siklus Belajar Hipotesis Deduktif. Jurnal Pendidikan

dan Pengajaran, 201-209.

Ahmad, S., Prahmana, R. C., Kenedi, A. K., Helsa, Y., Arinil, Y., & Zainil, M.

(2017). The Instruments of Higher Order Thinking Skills. Journal of

Physics: Conference Series, 2.

Aini, R. N., & Siswono, T. Y. (2014). Analisis Pemahaman Siswa SMP dalam

Menyelesaikan Masalah Aljabar pada PISA. Mathedunesa Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika, 159.

Al Naqa, S. A., & Abu Owda, M. F. (2014). The Effect of Using Thinking Maps

Strategy to Improve Science Processes in Science Course on Female

Students of the Ninth Grade. Science Journal of Education.

Alikhan, N. (2014). Thoughts on Thinking Maps: A New Way to Think. Los

Angeles: New Horizon School.

Annuuru, T. A., Johan, R. C., & Ali, M. (2017). Peningkatan Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Peserta

Didik Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Treffinger.

Edutcehnologia, 137.

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2016). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Armawan, D., Parno, & Yuliati, L. (2017). Analisis Strategi Thinking Maps dalam

pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap kemampuan Berpikir Kritis.

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 652-660.

Atmojo, I. R., Sajidan, Sunarno, W., & Ashadi. (2017). Profil Kemampuan

Menganalisis Model Pembelajaran Level of Inquiry untuk Membelajarkan

Materi IPA Berbasis HOTS pada Calon Guru Sekolah Dasar. Seminar

Nasional Pendidikan Sains.

Azid, N., Abdullah, S. S., & Mohamed, Z. H. (2018). The Making of Science

Smart i-Think: Science Expert Teachers‟ Evaluation. International

Journal of Engineering & Technology, 287-289.

Page 46: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

87

Barus, E. L., & Sani, R. A. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Latihan Inkuiri

Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi di

Kelas X Semester II. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI), 17.

Brookhart, S. M. (2010). How to Assess Higher-Order Thinking Skills in Your

Classroom. USA: ASCD.

Brown, M., & Dugmore, C. (2015). Teaching and Learning History Through

Thinking Maps. Yesterday & Today, 88-89.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Collins, R. (2014). Skills for the 21st Century: Teaching Higher Order Thinking.

Independent Schools Queensland, 12(14).

Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif,

Kuantitatif, dan Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Datur, I. S., Yuliati, L., & Mufti, N. (2017). Kemampuan Pemecahan Masalah

Materi Fluida Statis melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan

Thinking Map. Jurnal Inspirasi Pendidikan, 118-127.

Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan

Kemampuan Literasi Matematika. Prisma, Prosiding Seminar Nasional

Matematika, 171.

Direktorat, J. G. (2018). Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Program Peningkatan Kompetensi

Pembelajaran Berbasis Zonasi. Jakarta: Direktorat Jenderal Guru dan

Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Duron, R., Limbach, B., & Waugh, W. (2006). Critical Thinking Framework for

Any Discipline. International Journal of Teaching and Learning in Higher

Education, 160-166.

Ennis, R. H. (2011). The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities. Chicago: University of Illinois.

Erny, Haji, S., & Widada, W. (2017). Pengaruh Pendekatan Saintifik pada

Pembelajaran Matematika terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 2

Kepahingan. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 1-22.

Fitriani, S. A., & Sari, D. E. (2019). Penerapan Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi pada Penyelesaian Soal High Order Thinking Skill (HOTS) dalam

Pembelajaran Akuntansi. Seminar Nasional Pendidikan Pengembangan

Kualitas Pembelajaran Era Generasi Milenial (pp. 73-76). Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 47: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

88

Gradini, E. (2019). Menilik Konsep Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher

Order Thinking Skills) dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal

Numeracy, 189-203.

Hamzah, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Haryanto, Ahda, Y., & Darussyamsu, R. (2017). Analysis the Aspect of Higher

Order Thinking Skill on Fungi Content Assesment Instrument for Senior

High School Grade 10. FMIPA Universitas Negeri Padang, 32-40.

Hassan, S. R., Rosli, R., & Zakaria, E. (2016). The Use of I-Think Map and

Questioning to Promote Higher-Order Thinking Skills in Mathematics.

Creative Education, 1069.

Hayon, V. H., Wariani, T., & Bria, C. (2017). Pengaruh Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi (High Order Thinking) terhadap Hasil Belajar Kimia

Materi Pokok Laju Reaksi Mahasiswa Semester I Program Studi

Pendidikan Kimia FKIP Unwira Kupang Tahun Akademik 2016/2017.

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW, 312.

Hendryarto, J., & Amaria. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk

Melatih Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Pokok

Laju Reaksi. Unesa Journal of Chemical Education, 151-158.

Hidayati, R., Santoso, I., & Erdawati. (2013). Analisis Berfikir Tingkat Tinggi

(Higher Order Thinking) dengan Menggunakan Peta Konsep pada Pokok

Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. JRPK, 188.

Holzman, S. (2005). Thinking Maps: Strategy-Based Learning for English

Language Learners (and Others). Amerika Serikat: Sonoma County

Office of Education.

Imansari, M., Sudarmin, & Sumarni, W. (2018). Analisis Literasi Kimia Peserta

Didik Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Bermuatan Etnosains.

Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 2202.

Iqbal, M. H. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Kadir. (2015). Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan

Program SPSS/Lisrel dalam Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Kimia, S. P. (1997). Kimia Dasar 1. Bogor: IPB.

Kostelnikova, M., & Ozvoldova, M. (2013). Inquiry in Physics Classes by means

of Remote Experiments. Procedia-Sosial and Behavioral Sciences, 133-

138.

Page 48: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

89

Long, D., & Carlson, D. (2011). Mind the Map: How Thinking Maps Affect

Students Achievement. Networks An Online Journal for Teacher

Research, 1-7.

Mahanal, S. (2019). Asesmen Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal

Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: e-Saintika, 51-73.

Mansoor, G. H., Zahraan, A.-E. M., & Ahmed, N. E. (2018). Impact of Using

Thinking Maps in Teaching Algebra on Cognitive Achievement among

Second Year Preparatory Students. Life Science Journal, 2.

Marliani, N. (2015). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP).

Jurnal Formatif 5(1), 14-25.

Maulidya, A. (2018). Berpikir dan Problem Solving. Jurnal Uinsu, 11-29.

Meutia, I., Sitompul, S. S., & Mahmuda, D. (2018). Penerapan Model Inquiry

Learning untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skills Materi

Momentum dan Impuls. Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak, 1-8.

Mubarok, H., Suprapto, N., & Adam, A. S. (2019). Using Inquiry-Based

Laboratory to improve students' Higher Order Thinking Skills (HOTS).

Journal of Physics, 1.

Murnaka, N. P., & Dewi, S. R. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Guided

Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.

Journal of Medives: Journal of Mathematics Education IKIP Veteran

Semarang, 163-171.

Mustapa, K. (2014). Pengaruh Strategi Pembelajaran terhadap Kemampuan

Berpikir Tingkat Tinggi. Jurnal Pendidikan Humaniora, 349.

Nida, N. K. (2017). Pengaruh Strategi Thinking Maps terhadap Kemampuan

Higher Order Mathematical Thinking (HOMT). Jakarta: FITK Pendidikan

Matematika UIN Jakarta.

Nurkholik, M., & Yonata, B. (2020). Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri

untuk Melatihkan High Order Thinking Skills Peserta Didik pada Materi

Laju Reaksi Kelas XI IPA MAN 2 Gresik. Unesa Journal of Chemical

Education, 158-164.

OECD. (2019). PISA 2018 Results (Volume I-III): Programme for International

Student Assessment (PISA). Paris: OECD Publishing.

Olarewaju, A., & Awofala, A. (2011). Effect of Concept Mapping Strategy on

Students' Achievement in Junior Secondary School Mathematics.

International Journal of Mathematics Trends and Technology, 2(3), 11-16.

Page 49: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

90

Omar, A., & Albakri, I. S. (2016). Thinking Maps to Promote Critical Thinking

through the Teaching of Literature in the ESL Context. Indonesian

Journal of English Language Teaching and Applied Linguistics, 23-25.

Petrucci, R. H. (1985). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Ping, O. W., Ahmad, A., Adnan, M., & Hua, K. A. (2017). Effectiveness of

Higher Order Thinking Skills (HOTS) Based i-Think Map Concept

towards Primary Students. American Institute of Physics, 1.

Purbaningrum, K. A. (2017). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMP

dalam Pemecahan Masalah Matematika ditinjau dari Gaya Belajar. JPPM,

40-49.

Purwanto, M. N. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Puspitasari, D. R., Yulianti, L., & Kusairi, S. (2014). Keterkaitan antara Pola

Keterampilan Berpikir dengan Penguasaan Konsep Siswa pada

Pembelajaran Strategi Metakognisi Berbantuan Thinking Map. Indonesian

Journal of Applied Physics, 143.

Putri, P. N., Subandi, & Munzil. (2018). Pengaruh Strategi Inkuiri Terbimbing

dan Kolb's Learning Style terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi.

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 1665.

Putri, U. D., Parno, & Supriana, E. (2018). Eksplorasi Penggunaan Thinking

Maps untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi

Fluida Statis. Jurnal Pendidikan: Teori Penelitian dan Pengembangan,

585.

Rahmaningsih, R., Prayitno, & Yahmin. (2013). Menggali Pemahaman Konsep

Siswa Madrasah Aliyah X tentang Keperiodikan Unsur Menggunakan

Instrumen Diagnostik Two-Tier. Jurnal Jurusan FMIPA Universitas

Negeri Malang, 1.

Rangkuti, M. A., & Sani, R. A. (2018). Analisis Kemampuan Berfikir Kritis

Menyelesaikan Masalah Fisika pada Pembelajaran dengan Model

Pembelajaran Inkuiri. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI).

Rustam, A., Sari, E. D., & Yunita, L. (2018). Statistika Pengukuran Pendidikan

Analisis menggunakan SPSS, Iteman, dan Lisrel. Bogor: PT Ilham

Sejahtera Persada.

Salleh, H. R., & Halim, H. A. (2019). Promoting HOTS Through Thinking Maps.

International Journal of Education, Psychology and Counseling, 104-112.

Page 50: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

91

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2014). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:

Kencana.

Santrock, J. W. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Setiasih, S. D., Panjaitan, L. R., & Julia. (2016). Penggunaan Model Inkuiri untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Magnet di

Kelas V SDN Sukajaya Kecamatan Jatinunggal Kabupaten Sumedang.

Jurnal Pena Ilmiah, 424.

Setiowati, H., C.S, A. N., & ES, W. A. (2015). Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) dilengkapi LKS untuk Meningkatkan

Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Kelarutan dan

Hasil Kali Kelarutan Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Banyudono Tahun

Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 54-60.

Siswinarti, P. R. (2017). Pentingnya Pendidikan Karakter untuk Membangun

Bangsa Beradab. Ganesha University of Education, 2.

Sudjana, N. (2004). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, N. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suhada, H. (2017). Model Pembelajaran Inquiry dan Kemampuan Berpikir Kritis

terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V pada Mata Pelajaran

IPA. Jurnal Pendidikan Dasar, 15.

Suharjo, B. (2013). Statistika Terapan disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suharsaputra, U. (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT.Refika Aditama.

Sujarweni, V. W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sulaiman, T., Ayub, A. F., & Sulaiman, S. (2015, March). Curriculum Change in

English Language Curriculum Advocates Higher Order Thinking Skills

and Standards-Based Assessments in Malaysian Primary Schools.

Mediterranean Journal of Social Sciences, 6(2), 494-500.

Sulistyaningsih. (2012). Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 51: TERHADAP HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) PADA …

92

Sunaryo, W. (2011). Taksonomi Berpikir. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Sunhaji. (2008). Strategi Pembelajaran: Konsep dan Aplikasinya. Jurnal

Pemikiran Alternatif Pendidikan, 1.

Susantini, E., Isnawati, & Lisdiana, L. (2016). Effectiveness of Genetics Student

Worksheet to Improve Creative Thinking Skills of Teacher Candidate

Students. Journal of Science Education, 74-79.

Tayeb, T. (2017). Analisis dan Manfaat Model Pembelajaran . Auladuna: Jurnal

Pendidikan Dasar Islam, 48-55.

Ulandari, N., Putri, R., Ningsih, F., & Putra, A. (2019). Efektivitas Model

Pembelajaran Inquiry terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada

Materi Teorema Pythagoras. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan

Matematika, 227-237.

Wahyuni, E. S., Sunyono, & Efkar, T. (2018). Hubungan antara Self Efficacy

dengan Kemampuan Literasi Kimia Menggunakan Model SiMaYang.

FKIP Universitas Lampung, 3.

Wardani, A. S., & Izzati, N. (2017). Menumbuh Kembangkan Kemampuan

Komunikasi Matematis Siswa melalui Penerapan Model Pembelajaran

Creative Problem Solving dengan Media Gonggong. Jurnal Kiprah, 50-

60.

Wartono, Takaria, J., Botlolona, R. J., Grusche, S., Hudha, N. M., & Jayanti, Y.

M. (2018). Inquiry-Discovery Empowering High Order Thinking Skills

and Scientific Literacy on Substance Pressure Topic. Jurnal Ilmiah Fisika

Al-BiRuNi, 25.

Widana, I. W. (2017). Higher Order Thinking Skills Assessment (HOTS). JISAE,

36.

Yuliati, L., Kusairi, S., & Munfaridah, N. (2016). Pembelajaran Inkuiri dengan

Thinking Maps pada Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengajaran MIPA, 142.