tarbiyah - ulm repositoryeprints.ulm.ac.id/331/1/1. tarbiyah.pdfstandar pendidikan anak usia dini,...
TRANSCRIPT
i
Tarbiyah
Jurnal Kependidikan ISSN 2088-6691
Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
SUSUNAN REDAKSI
Pelindung/Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Ketua Umum/Ketua Pengarah : Abdul Hayat
Ketua Penyunting : Rusnadi Ali Kasan
Wakil Ketua Penyunting : Hairul Hudaya
Penyunting Ahli : 1. Juhriyansyah Dalle
2. Ahmad Juhaidi
3. Ahmad Muradi
Staf Redaksi : 1. Ahmad Taufik Mubarak
2. Rino Noviyanto
ii
Tarbiyah
Jurnal Ilmu Pendidikan ISSN 2088-6691
Vol. 1 No. 1. Januari - Juni 2014
DAFTAR ISI
Urgensi Pendidikan Melek Media (Media Literacy) Bagi Anak
Sayyidatul Fadlilah
Pengembangan Model Pelatihan Mediasi Sebaya untuk Mengurangi Perilaku
Agresi Relasi Siswa.
Hidayat Ma’ruf
Kontribusi Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi Terhadap Organizational
Citizenship Behavior.
Arifudin
Layanan Konsultasi Bimbingan dan Konseling pada Madrasah Tsanawiyah Negeri
sekota Banjarmasin.
Haris Fadilah
Penerapan Pendidikan Karakter, Pendekatan Sesosifit (Spiritual, Emosional,
Sosial, Intelektual, Fitrah) Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling.
Karyono Ibnu Ahmad
Pelatihan Komunikasi Konseling pada Asisten Konselor di Biro Layanan
Bimbingan dan Konseling (BLBK) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Antasari Banjarmasin.
Masyitah
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Melalui Pendekatan
Tematik di Kelas Rendah pada SDN 1 Bilas Kecamatan Upau.
Sadiman
Perencanaan Pembelajaran Berkarakter pada Mata Pelajaran Agama Islam di
SMAN 7 Kota Banjarmasin.
Hilmi Mizani
Perkembangan Motorik Anak Usia 5 – 6 Tahun di TK Islam Selaras Jakarta Timur
Novitawati
Pengamalan dan Pengalaman Ibadah Sunah Pendidik untuk Mewujudkan
Pendidikan Berbasis Karakter.
Lutfiyah
1 - 9
11 - 19
11 - 28
29 - 44
45 - 49
51 - 67
69 - 76
77 - 91
93 - 102
103 - 117
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
93
PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 5 – 6 TAHUN
DI TK ISLAM SELARAS JAKARTA TIMUR
Novitawati Program Studi PGSD/PGPAUD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univaersitas Lambung Mangkurat
Jl. A. H. Hasan Basry Banjarmasin 70124
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Physical development is considered as one of the important things to learn, since it can directly or
indirectly affect children behaviors in their daily life. Thus, therefore this research is conducted and is
aimed at knowing motoric development of children in age between 5-6 years old at Islamic Kindergarten
(TK Islam) Selaras, Jakarta Timur. This is a descriptive qualitative research and using observation
instrument which is developed based on the act of the Ministry of National Education, Number 58 Year
2009, about the Standard of Young Learners Education, specifically the motoric development of children
age 5-6 years old. The study showed that the motoric development of children age 5-6 years old at the
TK Islam Selaras, Jakarta Timur is relatively evolved as expected, this is based on the data that 5 of 6
children are developed very well in their rough motoric, and only a kid is developed as expected. While
the smooth motoric development, it is found out that 3 kids are developed very well, while 3 others are
developed as expected. The study also recommends the school to increase more the program which
stimulates smooth motoric development of children, as well as providing opportunities for children to
develop their smooth motoric skills, especially in terms of drawing, drawing round environment, and
cutting patterns. Parents are also expected to provide more opportunities for children to explore a variety
of activities to stimulate children's motoric development, especially smooth motoric development, as
well as providing guidance to the children in drawing, cutting out the pattern, and buttoning clothes at
home.
Keywords: motoric development, rough motoric, smooth motoric, TK Islam Selaras
ABSTRAK
Perkembangan fisik dianggap penting untuk dipelajari, karena baik secara langsung maupun tidak akan
mempengaruh iperilaku anak sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka maka dilakukanlah penelitian
dengan maksud untuk mengetahui perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun pada TK Islam Selaras
Jakarta Timur. Ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang menggunakan instrumen obervasi yang
dikembangkan berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang
Standar pendidikan Anak Usia Dini, khususnya perkembangan motorik anak usia 5-6th. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun di TK Islam Selaras, Jakarta Timur
relatif berkembang sesuai harapan, hal ini didapatkan dari perkembangan motorik kasar 5 dari 6 anak
berada pada tahap Berkembang sangat baik, 1 orang anak yang berada pada taraf berkembang sesuai
harapan. Sedangkan mengenai perkembangan motorik halus anak didapatkan bahwa 3 orang anak
berkembang sangat baik, sedangkan yang 3 berkembang sesuai harapan. Penelitian ini juga
merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan program yang lebih menstimulasi
perkembangan motorik halus anak, serta memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan
kemampuan motorik halusnya, khususnya dalam hal menggambar dirinya sendiri, menggambar
lingkungan sekekelilingnya, dan menggunting pola. Orang tua siswa juga diharapkan bisa memberikan
kesempatan kepada anak untuk lebih mengeksplorasi berbagai kegiatan yang dapat menstimulasi
perkembangan motorik anak, khususnya motorik halus anak agar lebih berkembang baik lagi, serta
memberikan bimbingan kepada anaknya dalam menggambar, menggunting pola, dan mengancingkan
baju di rumah.
Kata kunci: perkembangan motorik, motorik kasar, motorik halus, TK Islam Selaras
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
94
PENDAHULUAN
Perkembanganfisikdianggappentinguntukdi
pelajari,
karenabaiksecaralangsungmaupuntidakakanmem
pengaruhiperilakuanaksehari-hari.
Perkembanganfisiksecaralangsungakanberpengar
uhdalammenentukanketerampilananakdalamberg
erak,
sedangkansecaratidaklangsungakanmempengaru
hibagaimanaanakmemandangdirinyasendiriserta
orang lain.
Selamamasakanak-kanaktengahdanakhir,
perkembanganmotorikanakmenjadilebihhalusdan
lebihterkoordinasidibandingkanmasakanak-
kanakawal.Di usia lima tahun, anak semakin
menyukai petualangan dibandingkan ketika
mereka berusia empat tahun. Dalam ketrampilan
motorik kasar yang melibatkan aktivitas otot
besar, biasanya anak laki-laki mengungguli anak
perempuan.
Keragaman budaya dalam mengarahkan
perkembangan motorik anak juga mempunyai
pengaruh signifikan. Ibu-ibu di negera
berkembang cenderung lebih merangsang
ketrampilan motorik anak daripada ibu-ibu di
negara modern (Hopkins, 1991). Ibu-ibu di
negara Jamaika contohnya mengharapkan anak-
anak mereka bisa duduk atau berjalan daripada
Ibu-ibu di negara Inggris(Santrock, 2007: 213).
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas
maka dilakukanlah penelitian dengan rumusan
masalah tentang bagaimana perkembangan
motorik anak usia 5-6 tahun pada TK Islam
Selaras Jakarta Timur.Berdasarkan rumusan
masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui perkembangan Motorik
anak usia 5-6 tahun pada TK Islam Selaras,
Jakarta Timur.
LANDASAN TEORI
PerkembanganMotorikAnak
Anakusia 0-8 memilikienergi yang
cukupuntukmelakukanberbagaikegiatan yang
diperlukandalammeningkatkanketerampilanfisik,
baik yang
berkaitandenganpeningkatanketerampilanmotori
k kasar,
sepertiberlarimaupunmotorikhalussepertimenulis
. Kegiatan pelepasan energi dalam jumlah besar
merupakan karakteristik aktivitas anak pada
masa ini.
Perkembanganmotorik merupakan modal
dasar bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakkan
oleh seorang anak dari masa bayi sampai anak-
anak dan dewasa. Tandanya berupa sebuah
perubahan yang bersifat maju pada bayi yaitu
adanya perubahan dari gerakan refleks yang
kemudian berubah menjadi gerakan motorik
yang disadarai. Gerakan motorik ini terdiri dari
motorik kasar dan motorik halus(Jamaris, 2006:
6).
Perkembangan motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinir antara
susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar
dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh
yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Contohnya kemampuan duduk, menendang,
berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan
yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya,
kemampuan memindahkan benda dari tangan,
mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan
tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal (http://parenting-
islami.wordpress.com/2013/03/01).
Perkembangan motorik merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan.
Beberapa pengaruh perkembangan motorik
terhadap konstelasi perkembangan individu
dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
a. Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan
memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau
memainkan alat-alat mainan.
b. Melalui keterampilan motorik, anak dapat
beranjak dari kondisi tidak berdaya pada
bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke
kondisi yang independent. Anak dapat
bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya
dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya.
Kondisi ini akan menunjang perkembangan
rasa percaya diri.
c. Melalui perkembangan motorik, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-
kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat
dilatih menulis, menggambar, melukis, dan
baris-berbaris.
d. Melalui perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau
bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
95
yang tidak normal akan menghambat anak
untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya
bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi
anak yang fringer (terpinggirkan)
e. Perkembangan keterampilan motorik sangat
penting bagi perkembangan self-concept atau
kepribadian anak.
Koordinasi motorik ini sejalan dengan
kematangan saraf dan otot.Sehingga tingkat
ketercapaian perkembangan motorik setiap anak
akan berbeda. Beberapa hal yang dapat
mempengarui perkembangan motorik pada anak
(Hurlock, 1993: 154) sebagai berikut:
a. Sifat dasar genetik, termasuk tubuh dan kece-
rdasan mempunyai pengaruh yang menonjol
terhadap laju perkembangan motorik.
b. Kondisi pralahir yang menyenangkan,
khususnya sang ibu lebih mendorong
perkembangan motorik yang lebih cepat pada
masa pasca lahir, ketimbang kondisi pralahir
yang tidak menyenangkan.
c. Kelahiran yang sukar, khususnya apabila ada
kerusakan pada otak akan memperlambat
perkembangan motorik.
d. Tidak adanya gangguan lingkungan,
kesehatan dan gizi yang baik selama awal
masa kehidupan pasca lahir akan
mempercepat perkembanagn motorik.
e. Anak yang IQnya tinggi menunjukkan laju
perkembangan motorik yang lebih cepat
ketimbang anak yang Iqnya normal atau
dibawah normal.
f. Adanya rangsangan, dorongandan kesempatan
untuk menggerakkan semua bagaian tubuh
akan mempercepat perkembanagn motorik
g. Perlindungan yang berlebihan akan
menghambat kesiapan berkembanganya
kemampuan motorik.
h. Kelahiran sebelum waktunya biasanya
memperlambat perkembanagn motorik karena
tingkat perkembangan motorik pada waktu
lahir berada dibawah tingkat perkembanagn
bayi yang lahir tepat waktunya.
i. Cacat fisik, seperti kebutaan akan
memperlambat perkembangan motorik.
j. Dalam perkembangan motorik, perbedaan
jenis kelamin, warna kulit, dan sosial
ekonomi, lebih banyak disebabkan oleh
perbedaan motivasi dan metode pelatihan
anak, daripada perbedaan bawaan.
Sebagaimana periode sebelum kelahiran
perkembangan dan pertumbuhan fisik mengikuti
prinsip cephalocaudal dan porximodistal
(Papalia, 2008: 169). Dimana pertumbuhan
bergerak dari atas ke bawah (cephalocaudal) dan
dari dalam ke luar (Porximodistal).
Perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun
Tingkat pencapaian perkembangan meng-
gambarkan pertumbuhan dan perkembangan
yang diharapkan dicapai oleh anak pada rentang
usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai
merupakan integrasi aspek pemahaman nila-nilai
agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan
sosial emosional.
Seperti kita pahami bersama, bahwasannya
perkembangan anak berlangsung secara
berkesinambungan yang berarti bahwa setiap
tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu
waktu tertentu diharapkan anak meningkat baik
secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap
selanjutnya. Selain itu jangan lupa bahwasannya
setiap anak adalah unik, berbeda dan memiliki
pola perkembangan yang berbeda disetiap tahap
perkembangannya.
Dalam makalah ini, tingkat pencapaian
perkembangan motorik anak yang kami pakai
adalah berdasar dari Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak
Usia Dini. Dijelaskan bahwa Standar Tingkat
pencapaian perkembangan motorik anak usia 5-6
tahun adalah:
a. Motorik kasar
- Melakukan gerakan tubuh secara
terkoordinasi untuk melatih kelenturan,
keseimbangan, dan kelincahan.
- Melakukan koordinasi gerakan kaki, tangan
kepala dalam menirukan tarian atau senam.
- Melakukan permainan fisik dengan aturan.
- Melakukan kegiatan kebersihan diri.
b. Motorik halus
- Menggambar sesuai gagasannya.
- Meniru bentuk.
- Melakukan eksplorasi dengan berbagai
media dan kegiatan.
- Menggunakan alat tulisan dengan benar.
- Menggunting sesuai dengan pola.
- Menempel gambar dengan tepat.
- Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail.
Apabila seorang anak dapat mencapai
semua perkembangan motorik diatas, maka anak
tersebut dapat dikatan sudah mencapai standar
perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Untuk itu, dalam pengembangan instrumen, kami
menggunakan Standar tingkat pencapian
perkembangan motorik anak usia 5-6tahun.
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
96
Gangguan Perkembangan Motorik
Perkembangan gangguan koordinasi
motorik biasanya menjadi jelas ketika anak-anak
gagal memenuhi tahap perkembangan normal,
sesuai dengan kompetensi dalam perkembangan
fisik dan motorik anak. . Beberapa anak dengan
gangguan perkembangan koordinasi tidak belajar
keterampilan motorik besar seperti berjalan,
berlari, dan memanjat sampai titik kemudian
banyak dalam waktu daripada rekan-rekan
mereka. Lain memiliki masalah dengan otot kecil
seperti keterampilan sebagai pembelajaran untuk
mempercepat tombol, ritsleting menutup atau
membuka, atau sepatu dasi. Beberapa anak
memiliki masalah belajar bagaimana menangani
perak dengan benar. Di negara lain, gangguan
tidak muncul sampai mereka diharapkan untuk
mempelajari bagaimana menulis di sekolah.
Beberapa anak hanya melihat kikuk dan sering
jatuh
(http://www.minddisorders.com/2013/03/03).
Tidak semua anak mengalami perkem-
bangan motorik yang sempurna sesuai dengan
perkembangan usianya terdapat beberapa hal
yang menjadi masalah dalam makalah ini kami
pahami sebagai gangguan perkembangan
motorik anak. Beberapa hal tersebut diantaranya
sebagai berikut (Hildayani, 2004: 816):
1. Gangguan dalam motorik kasar
a. Ketidakmampuan mengatur
keseimbangan
Anak-anak yang mengalami kesulitan
dalam mengatur keseimbangan tubuhnya
biasanya juga memilikikesulitan dalam
mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga
terkesan gerakannya ragu-ragu dan tampak
canggung. Sebagai contoh anak yang ragu-ragu
saat akan menaiki tangga papan lungsur.Masalah
pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan
dengan sistem vestibulator atau sistem yang
mengatur keseimbangan didalam tubuh. Jika
tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa
terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan
akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam
hal membaca dan menulis, kemampuan
membaca dan menulis pada dasarnya
berhubungan dengan kemampuan untuk
menangkap informasi oleh sistem keseim-
bangannya.
Anak-anak dengan gangguan perkem-
bangan koordinasi motorikjuga sering memiliki
masalah menulis surat dan berhitung, atau
melakukan kegiatan motor lain yang diperlukan
di dalam kelas-termasuk gambar mewarnai,
menjiplak desain, atau membuat angka-angka
dari tanah liat. Anak-anak ini bisa menjadi
frustasi oleh ketidakmampuan mereka untuk
menguasai tugas-tugas yang teman-teman
sekelas mereka menemukan mudah, dan
karenanya dapat berhenti berusaha atau menjadi
mengganggu. Individual program yang dirancang
untuk membantu anak-anak menulisatau
keterampilan yang berkaitan dengan seni dan
kerajinan dapat membantu mereka mendapatkan
kembali kepercayaan diri dan kepentingan dalam
kegiatan kelas.
Anak yang mengalami masalah pada
vestibulator memiliki kesulitan dalam
menentukan objek yang bergerak disepan
matanya, sehingga pandangannya saat mengikuti
gerak benda akan melompat-lompat. Efeknya
ketika anak sudah belajar membaca, ia akan
mengalami kesulitan melihat tulisan di satu
paragraf, kesulitan menyalin tulisan di papan
tulis serta kesulitan dalam membuat garis lurus.
Anak-anak dengan gangguan perkem-
bangan koordinasi motorikjuga sering memiliki
masalah menulis surat dan berhitung, atau
melakukan kegiatan motor lain yang diperlukan
di dalam kelas-termasuk gambar mewarnai,
menjiplak desain, atau membuat angka-angka
dari tanah liat. Anak-anak ini bisa menjadi
frustasi oleh ketidakmampuan mereka untuk
menguasai tugas-tugas yang teman-teman
sekelas mereka menemukan mudah, dan
karenanya dapat berhenti berusaha atau menjadi
mengganggu. Individual program yang dirancang
untuk membantu anak-anak menulisatau
keterampilan yang berkaitan dengan seni dan
kerajinan dapat membantu mereka mendapatkan
kembali kepercayaan diri dan kepentingan dalam
kegiatan kelas(http://www.minddisorders.com,
2014/03/01).
Untuk mendeteksi anak yang memiliki
kesulitan dalam pengaturan tubuhnya, hal yang
harus dilakukan adalah memperhatikan apaka
anak sudah menguasai beberapa
keterampilanmotorik sesuai dengan tahapan
usianya dengan baik. Jika belum, beri
kesempatan anak untuk memperoleh latihan
beberapa waktu, karena ada kemungkinan
kecanggungan/keraguan dalambergerak
disebabkan oleh kurangnya anak melatih
keterampilannya. Perhatikan selama ± 3 bulan,
bila belum juga ada perubahan, kita bisa minta
orang tua anak untuk membawa anak ke dokter
atau psikolog pakar perkembangan anak.
b. Reaksi kurang cepat dan koordinasi
kurang baik
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
97
Salah satu perkembangan motorik khusus
pada anak usia 4-6th yang perlu diperhatikan
adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat,
koordinasi mata tangan yang sangat baik, dan
ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh
secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat saat
anak melakukan permainan yang kompleks
misalnya bermain bola. Dalam permainan sepak
bola dibutuhkan reaksi yang cepat untuk
menangkap bola juga juga koordinasi yang baik
antara tangan, mata dan kaki sehingga dapat
menendang bola masuk ke gawang. Namun ada
anak-anak yang lamban bereaksi. Koordinasi
gerakan juga tampak kacau sehingga sering kali
disebut ’ceroboh’ dan menjadi bahan ejekan
teman-temannya. Hal yang menyebabkan
masalah ini ada dua hal yaitu karena anak kurang
diberi kesempatan untuk berlatih menajmkan
kemampuannya untuk bereaksi dan melakukan
koordinasi gerak, serta ada kemungkinan anak
memiliki masalah dalam syaraf motoriknya.
Untuk alasan yang terakhir ini orang tua perlu
mengkonsultasikannya dengan dokter.
2. Masalah kesulitan dalam motorik halus.
a. Belum bisa menggambar bermakna. Kegiatan menggambar merupakan hal yang
menyenagkan bagi sebagian besar anak
prasekolah. Apalagi bagi anak usia 4-6tahun
mulai tertarik mengekspresikan apapun yang
dilihatnya dalam bentuk gambar, walaupun
hasilnya masih berupa coretan sederhana.
Pada usia ini beberapa anak sudah mampu
menggambar orang atau rumah sederhana. Cara
menggambar anak juga beragam. Biasanya pada
saat menggambar salah satu tangannya akan
memegang kertas, sedangkan tangan lainnya
memegang alat gambar. Memasuki usia 4-5tahun
anak menjadi semakin menguasai coretan yang
berirama. Maksudnya semakin anak bisa
menguasai gerakan tangannya. Ia jadi menjadi
semakin bisa mengiramakan tangannya, dan
mulai memahami batas gerakan yang dilakukan
oleh tangannya. Yang perlu diwaspadai adalah
jika anak pada usia ini belum juga dapat
menggambar beberapa bentuk yang tergabung
dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih
bermakna.
b. Belum bisa mewarnai dengan rapi. Salah satu cara untuk melatih motorik halus
anak ialah dengan memberi anak gambar-gambar
yang menarik untuk diwarnai. Biasanya anak
menyukai kegitana ini. Rata-rata, saat anak
berusia 4 tahun kemampuan mewarnainya akan
semakin baik. Namun apabila sudah mendekati
usia sekolah coretan warnanya masih banyak
yang keluar dari bidang gambar, bahkan anak
terkesan tidak perduli dan tidak tampka berupaya
untuk menjaga coretannya tidak keluar dari batas
garis gambar, dan kemungkinan hal ini
berhubungan dengan koordinasi mata tangan,
seperti menggunting, menempel, dan sebagainya.
Gangguan perkembangan motorik anak
harus ditangani sejak dini. Anak yang sulit
mengendari sepeda, mengancingkan baju atau
menggunakan gunting, merupakan salah satu ciri
dari gangguan perkembangan koordinasi motorik
(development coordination disorder/DCD)
(http://www.untukku.com, 2014/03/02). Apabila
gangguan keterampilan motorik tidak ditangani,
maka secara psikologi akan berpengaruh (Dewi,
2005: 11) sebagai berikut :
• Rasa rendah diri
• Kecemburuan terhadap anak lain
• Kekecewaan terhadap orang dewasa
• Penolakan sosial
• Ketergantungan
• Malu
• Jemu
• Dan hambatan penguasaan tugas
perkembangan berikutnya.
Hal ini penting bagi anak-anak yang
mengalami gangguan perkembangan koordinasi
motorik untuk menerima terapi individual,
karena untuk anak-anak banyak masalah
sekunder yang dihasilkan dari kecanggungan
ekstrim bisa berpengaruh pada perkembangan
anak selanjutnya. Anak-anak yang mengalami
gangguan perkembangan koordinasi yang sering
mengalami masalah bermain dengan rekan-rekan
mereka karena ketidakmampuan untuk
melakukan gerakan fisik motorik yang terlibat
dalam banyak permainan dan olahraga. Tidak
populer dengan rekan-rekan atau pengecualian
dari kegiatan mereka dapat menyebabkan harga
diri yang rendah dan miskin citra diri. Anak-anak
dapat pergi berusaha keras untuk menghindari
kelas pendidikan jasmani dan situasi yang sama
di mana kekurangan koordinasi motorik mereka
mungkin terlihat. Perlakuan yang fokus pada
ketrampilan yang berguna di tempat bermain
atau di gimnasium dapat membantu untuk
meringankan atau mencegah masalah ini.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif (descriptive research) untuk memberi
gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan
motorik anak usia 5-6tahun di Taman Kanak-
Kanak Islam Selaras. Penelitian ini juga
menyajikan data yang diperoleh dari hasil
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
98
observasi terhadap anak selanjutnya
menganalisis dan mengintrepesikan data-data
yang didapat.Penelitian ini dilaksanakan selama
kurang lebih 1 minggu dengan subyek penelitian
adalah siswa Taman Kanak-Kanak Islam Selaras.
Adapun populasi dalam penelitian ini
adalahsiswa TK B pada Taman kanak Kanak
Islam Selaras. Sedangkan sampel. Sedangkan
sample dalam penelitian ini adalah6 orang siswa
Taman kanak kanak Islam Selaras.
Metode Pengumpulan data
1. Instrumen Asesmen Metode pengumpulan data yang kami
lakukan adalah dengan membuat instrumen
observasi yang dapat mengases perkembangan
motorik anak. Intrumen atau alat pengumpul data
adalah alat yang digunakan untuk mengumpul-
kan data dalam suatu penelitian (Djaali &
Molyono, 2008:59). Dalam penelitian ini,
instrumen yang kami kembangkan berdasarkan
dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar
pendidikan Anak Usia Dini, khususnya
perkembangan motorik anak usia 5-6th.
Instrumen ini berbentuk lembar
observasi.Dengan penyebaran itemsebagai
berikut:
Blue Print Perkembangan motorik anak
usia 5-6 Tahun Perkembangan
Motorik
Indikator
pencapaian No item
Kasar Melakukan gerakan
tubuh secara
terkoordinasi untuk
melatih kelenturan,
keseimbangan, dan
kelincahan.
1,2,3
Melakukan
koordinasi gerakan
tangan-kepala
dalam menirukan
tarian atau senanm
4,5,6
Melakukan
permainan fisik
dengan aturan
7,8,9
Terampil
menggunakan
tangan kanan dan
kiri
10,11,12
Melakukan kegiatan
kebersihan diri
13,14,15
Perkembangan Indikator No item
Motorik pencapaian
Motorik Halus Menggambar
sesuai gagasannya
1,2,3
Meniru bentuk 4,5,6
Melakukan
eksplorasi dengan
berbagai media
dan kegiatan
7,8,9
Menggunakan alat
tulis dengan benar
10,11,12
Menggunting
sesuai dengan pola
13,14,15
Menempel gambar
dengan tepat
16,17
Mengekspresikan
diri melalui
gerakan
menggambar
secara detail
18,19,20
Adapun penskoran yang kami tetapkan
adalah sebagai berikut:
Belum berkembang =1
Mulai Berkembang =2
Berkembang sesuai harapan =3
Berkembang baik =4
2.Analisa Asesmen
Berdasarkan penyebaran item yang sudah
kami siapkan, dapat kita lihat bahwa untuk aspek
perkembangan motorik kasar terdapat 15 item,
dengan poin tertinggi adalah 4, sehingga total
nilai tertinggi adalah 60 dan terrendah adalah 1.
maka, norma nilai yang kami tentukan dari total
nilai adalah sebagai berikut:
a. 1-15= perkembangan motorik kasar anak
belum berkembang
b. 16-30= perkembangan motorik kasar anak
mulai berkembang
c. 31-45= perkembangan motorik kasar anak
sesuai harapan
d. 46-60= perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Sedangkan untuk motorik halus, jumlah
item pada instrumen terdapat 20. dengan poin
tertiggi adalah 4, ssehingga total nilai tertinggi
adalah 80 dan terendah adalah 1. Maka, norma
nilai yang kami tentukan dari total nilai adalah
sebagai berikut:
a. 1-20 = perkembangan motorik halus anak
belum berkembang
b. 21-40 = perkembangan motorik halus anak
mulai berkembang
c. 41-60= perkembangan motorik halus anak
sesuai harapan
d. 61-80= perkembangan motorik halus anak
sangat baik
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
99
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siswayang dijadikan subyek penelitian
adalah siswa kelas B Taman kanak- kanak Islam
Selaras sebanyak 6 anak yang berumur 5-6
tahun. Berikut disajikan deskripsi atau gambaran
umum tentang subyek penelitian.
Deskripsi Subyek Penelitian
No Nama Usia
1. KL 5 tahun 10 bulan
2. RMD 6 tahun
3. NW 6 tahun
4. PT 6 tahun
5. MT 5 tahun 11 bulan
6. ND 6 tahun
Berdasarkan hasil observasi terhadap
perkembanganmotorik anak, maka skor
asesmenyang didapatkan adalah sebagai berikut:
Tabulasi Skor Motorik Kasar dan Halus
No. Kemampuan Motorik Nama Anak
K
L
RM
D
N
W
P
T
M
T
N
D
A.MotorikKasar
1. Berjalan mundurdan maju dengan cepat 4 4 3 3 4 4
2. Melompat dan berlari dengan tangkas dan cepat, dapat
memadukan ke dalam permainan.
2 4 3 3 4 4
3. Mampu berjalan diatas titian sepanjang 2 meter 3 4 3 4 4 4
4. Dapat melakukan gerakan senam 3 3 4 4 4 4
5. Dapat mengikuti gerakan tarian min 5 gerakan 3 3 4 4 3 4
6. Mampu melompati benda 3 3 4 4 4 4
7. Mampumain Dampu 2 2 4 4 4 4
8. Mampu membawa bola dengan menggunakan sumpit 3 3 4 4 4 3
9. Dapat naik sepeda roda 2 3 4 4 4 4 4
10. Melempar bola tepat sasaran 2 3 3 4 3 3
11. Mampu menangkap bola 2 4 4 4 3 3
12. Mampu memanjat play Gym 3 4 3 3 4 4
13. Membuka dan menutup restlesting sendiri 2 3 4 3 3 3
14. Mampu mengosok gigi 2 2 4 3 3 3
15. Mampu mandi sendiri 2 2 4 3 3 3
Total 39 48 55 54 50 54
B. Motorik Halus
1. Mampu menggambar sesuai imajinasinya sendiri 2 3 4 4 3 3
2. Mampu menggambar tanpa dibantu 2 3 4 4 3 3
3. Mampu membangun kerangka balok 3 3 4 4 3 3
4. Mampu mencontoh gambar bentuk 3 3 4 4 3 3
5. Mampu menyusun puzzle 3 2 4 3 3 3
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
100
6. Mampu meronce dengan pola tertentu
3 3 4 4 2 3
7. Sukamelepasbenda-
bendadanmerangkainyakembalisertamelepasdanmemasangpada
suatusaat.
3 3 4 4 3 3
8. Menggunakan gunting tanpa bantuan 3 3 4 4 3 3
9. Mampu melipat kertas dengan rapi 3 3 4 4 2 4
10. Mampu memegang pinsil dengan sempurna 3 4 4 4 3 4
11. Mampu mewarna tanpa melewati batas garis gambar 3 3 4 4 3 4
12. Mampu menuliskanhuruf dan angka 3 3 4 4 3 3
13. Mampu menggunting pola gambar 3 3 4 4 2 3
14. Mampu menempel kertas berwarna sesuai pola tertentu 4 3 4 4 3 3
15. Mampu mencocok gambar dengan tepat 3 2 4 4 3 3
16. Mampu menempel gambar sesuai pola tertentu 4 3 4 4 3 3
17. Mampu menggabungkan dua bentuk geometri menjadi suatu
bentuk tertentu
4 3 4 4 3 3
18. Mampu menggambar orang dengan lengkap/detail. 2 2 4 3 3 3
19. Mampu menggambardirinyasendiri dan orang disekitarnya atau
lingkungan sekitarnya
2 2 4 3 3 3
20. Mampu menggambar dirinya sendiri 2 2 4 4 3 3
Total 58 56 80 77 57 63
Sesuai dengan hasil penghitungan diatas, didapatkan hasil sebagai berikut :
No Nama Anak Perkembangan
Motorik Total Skor Deskripsi
1. KL
Kasar 39 Perkembangan motorik kasar anak sesuai
harapan
Halus 58 Perkembangan motorik halus anak sesuai
harapan
2. RMD
Kasar 48 Perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Halus 56 Perkembangan motorik halus anak sesuai
harapan
3. NW
Kasar 55 Perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Halus 80 Perkembangan motorik halus anak sangat
baik
4. PT
Kasar 54 Perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Halus 77 Perkembangan motorik halus anak sangat
baik
5. MT
Kasar 50 Perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Halus 57 Perkembangan motorik halus anak sesuai
harapan
6. ND
Kasar 54 Perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Halus 63 Perkembangan motorik halus anak sangat
baik
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
101
Grafik Perkembangan Motorik Kasar
Keterangan :
a. 1-15 = perkembangan motorik kasar anak
belum berkembang
b. 16-30= perkembangan motorik kasar anak
mulai berkembang
c. 31-45= perkembangan motorik kasar anak
sesuai harapan
d. 46-60= perkembangan motorik kasar anak
berkembang sangat baik
Grafik Perkembangan Motorik Halus
Keterangan :
a. 1-20= perkembangan motorik halus anak
belum berkembang
b. 21-40 = perkembangan motorik halus anak
mulai berkembang
c. 41-60= perkembangan motorik halus anak
sesuai harapan
d. 61-80= perkembangan motorik halus anak
sangat baik
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari keseluruhan hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik
anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak Kanak
Islam Selaras, Jakarta Timur relatif berkembang
sesuai harapan, hal ini didapatkan dari
perkembangan motorik kasar 5 dari 6 anak
berada pada tahap Berkembang sangat baik, 1
orang anak yang berada pada taraf berkembang
sesuai harapan. Sedangkan perkembangan
motorik halus anak didapatkan bahwa 3 orang
anak berkembang sangat baik, sedangkan yang 3
berkembangsesuai harapan.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat
dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah :
a. Meningkatkan program yang lebih
menstimulasi perkembangan motorik halus
anak.
b. Memberikan kesempatan kepad anak untuk
mengembangkan kemmpuan motorik
halusnya, khususnya dalam hal meng-
gambar dirinya sendiri, menggambar
lingkungan sekelilingnya, menggunting
pola dan meronce.
2. Bagi orang tua:
a. Memberikan kesempatan kepada anak
untuk lebih mengeksplorasi berbagai
kegiatan yang dapat menstimulasi perkem-
bangan motorik anak, khususnya motorik
halus anak agar lebih berkembang baik lagi.
b. Membimbing anak dalam
menggambar,menggunting pola dan
mengancingkan baju di rumah.
DaftarPustaka
Hildayani, R. (2004).Psikologi Perkembangan
Anak, Jakarta: Universitas Terbuka.
http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/01
/aspek-perkembangan-motorik-dan-keter-
hubungannya-dengan-aspek-fisik-dan-
intelektual-anak/
Motorik Kasar
0
10
20
30
40
50
60
KL RMD NW PT MT ND
Motorik Kasar
Motorik Halus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
KL RMD NW PT MT ND
Motorik Halus
Tarbiyah Jurnal Ilmiah Pendidikan, Vol. 3 No. 1. Januari - Juni 2014
102
http://www.minddisorders.com/Del-Fi/Develop-
mental-coordination-disorder.html.
http://www.minddisorders.com/Del-Fi/Develop-
mental-coordination-disorder.html.
http://www.untukku.com/artikel-
untukku/mengenal-gangguan-
perkembangan-motorik-anak-
untukku.html
Hurlock, E. (1993). Perkembangan Anak.
Jakarta: Erlangga.
Jamaris,M. (2006).Perkembangan dan
Pengembangan anak Usia Taman Kanak
Kanak .Grasindo: Jakarta.
Papalia, D. E. (2008).Human Development
(Psikologi Perkembangan), Jakarta:
Kencana.
Pudji, M. D. (2008).Pengukuran dalam Bidang
Pendidikan, Jakarta:Grasindo.
Rosmala, D. (2005).Berbagai Masalah Anak
Taman Kanak-Kanak, Jakarta: Depdiknas.
Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak.
Jakarta: Erlangga.
Winarsunu, T. (2006).Statistik dalam Penelitian
Psikologi dan Pendidikan, Malang: UMM
press.