surat terbuka - · pdf filesurat ini merupakan surat terbuka dari ... saya mengenal ilmispi...
TRANSCRIPT
SURAT TERBUKA
Dari : Andi Hidayat Firmansyakh
Jabatan : Ketua BPO ILMISPI Wilayah II
Ditujukan : Presnas, Korwil, Korda ILMISPI Se-Wilayah II
Assalaamu’alaikum warrohmatulloohi wabarokaatuh
Pendahuluan
Surat ini merupakan surat terbuka dari saya selaku Ketua BPO ILMISPI Wilayah II
yang ditujukan kepada Presnas, Korwil, Korda ILMISPI Se-Wilayah II dimanapun berada
dan kepada mereka yang membutuhkan. Saya disini hanya menyampaikan apa yang telah
saya alami selama saya aktif dalam keanggotaan ILMISPI sampai dengan sekarang. Surat ini
tidak dimaksudkan untuk menyudutkan suatu pihak atau kelompok, namun hanya sebatas
pengetahuan dan pemahaman yang saya alami.
Sejarah ILMISPI di Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Mahasiswa Tahun Akademik 2005/2006 adalah angkatan 1 FISIP Universitas
Siliwangi (Unsil). Dan saya masuk pada TA. 2006/2007 sebagai angkatan 2 FISIP Unsil.
Saya mengenal ILMISPI saat saya menjabat sebagai Ketua BEM menerima undangan Temu
Nasional Mahasiswa FISIP Se-Indonesia yang diselenggarakan pada tanggal 16 – 20 Pebruari
2009 oleh BEM FISIP Universitas Padjadjaran (Unpad) di Jatinangor.
Sebelumnya saya pernah menanyakan ILMISPI kepada Angkatan 1 dan saya
memperoleh beberapa informasi. Unsil masuk keanggotaan ILMISPI pada tahun 2005 saat
kongres di Universitas Pasundan (Unpas) Bandung. Kongres tersebut berlangsung tidak
kondusif. Kerusuhan terjadi pada saat musyawarah. Setelah itu ILMISPI mengalami ke-
Vacum-an selama 2 tahun di Wilayah II sampai pada kegiatan Temu Nasional 2009 di
Unpad.
Pada Temu Nasional ini terjadi ketegangan dalam musyawarah mengenai tempat yang
ditunjuk untuk mengenyelenggarakan kongres, karena tidak kunjung berlangsungnya
kongres. Sebelumnya tempat kongres akan diadakan di Jawa Tengah, namun karena berbagai
hal, kegiatan kongres tak kunjung terealisasikan. Sehingga muncul gagasan mengenai tempat
kongres yang dipindahkan ke Makassar. Dengan alasan sudah adanya kesiapan akan
menyelenggarakan kongres ILMISPI. Namun perdebatan ini menyulut emosi dari beberapa
pihak, sehingga kegiatan menjadi tidak kondusif. Sampai didapat suatu keputusan untuk
diadakan kongres di Makassar.
Pemilihan BPO di Muswil
Kongres pun berlangsung di Makassar, namun sayang delegasi dari Wilayah II hanya
dari Unpad. Hasil kongres tersebut menghasilkan terbentuknya beberapa perangkat
organisasi, yaitu Presidium Nasional dan Badan Pengawas Organisasi dengan Gambaran
Kerja tertulis dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART). Dan Reza
diamanati sebagai Presidium Nasional, namun tidak disertai dengan Badan Pengawas
Organisasi.
Unpad kembali menyelenggarakan Musyawarah Wilayah II (Muswil II) pada tanggal
19 – 22 Nopember 2009 di Jatinangor. Pada Muswil ini dilakukan Pemilihan Koordinator
Wilayah (Korwil), Badan Pengawas Organisasi (BPO), dan Koordinator Daerah (Korda). Hal
ini dilakukan untuk memenuhi perangkat organisasi.
Secara aturan perangkat organisasi dipilih pada saat kongres, namun beberapa
pertimbangan membuat Korwil, BPO, dan Korda Se-Wilayah II dipilih pada saat Muswil.
Korwil terpilih adalah Mahendra dari Unversitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dan BPO
terpilih adalah saya, Andi Hidayat Firmansyakh dari Unsil. Selanjutnya dipilih Hadi Mustofa
sebagai Korda Jakarta & Banten, Muhammad Rosyid sebagai Korda Jawa Barat, dan Afton
Hilman selaku Korda Jawa Timur namun mengakomodir daerah Bali dan Nusa Tenggara.
Maka sangat disayangkan sekali dengan adanya wacana pemilihan Presnas dan BPO pada
Muswil di Bali. Padahal landasannya sudah jelas dan tertulis.
Temu Nasional dan Kongres
Dalam ART ILMISPI disebutkan bahwa kongres dapat memilih dan menetapkan
perangkat organisasi. Selain itu juga menentukan tempat Pertemuan Nasional dan Kongres
selanjutnya. Namun pengalaman menyatakan bahwa kongres sering kali dilaksanakan
berdasarkan intruksi Presnas. Jarang sekali ada koordinasi dan komunikasi dengan perangkat
organisasi lain. Seperti halnya Kongres di Unpad pada Tanggal 24 – 29 Nopember 2013.
Apakah ini berdasarkan kongres sebelumnya, atau berdasarkan intruksi Presnas?
ILMISPI dan FOLMASPI
Hasil Temu Nasional Pebruari 2009 di Unpad juga tidak hanya menghasilkan tempat
akan diselenggarakannya kongres di Makassar. Selain itu, terbentuknya juga gagasan
organisasi tandingan ILMISPI, yaitu Forum Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Se-Indonesia (FOLMASPI). Setelah kegiatan Temu Nasional berakhir, saya dan
Presnas Reza, serta Korwil Mahendra langsung mengambil langkah pengawasan terhadap
wacana dibentuknya dan dideklarasikannya FOLMASPI di Purwokerto, Jawa Tengah.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini
berjalan lancar. Kegiatan berisi seminar nasional dan sosialisasi FOLMASPI. Namun
mayoritas peserta menolak untuk didirikannya organisasi tandingan ILMISPI. Dan
FOLMASPI gagal dideklarasikan, meskipun organisasi ini masih ada namun tidak
memperlihatkan eksistensinya dengan baik.
Aturan Tertulis dan Tidak Tertulis
Konstitusi bisa didefinisikan sebagai aturan yang dibuat oleh lembaga berwenang
memiliki sifat mengatur dan memaksa dan berlaku umum. Lain halnya dengan adat, suatu
kebiasaan yang tidak tertulis, tidak jelas siapa yang merumuskan, namun kebiasaan ini masih
berjalan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Seperti di Sunda ada istilah
Pamali/Pemali, padahal hampir tidak ada yang tahu artinya apa. Meskipun maskudnya
melarang pada suatu perbuatan tertentu. Hukum adat berjalan tanpa adanya gugatan dari
pihak manapun selama masih berperikemanusiaan dan tidak melanggar norma itu sendiri.
Mahasiswa banyak yang kritis, namun banyak juga yang lupa dengan apa yang
mereka katakan. Ketika mereka menyuarakan aspirasi dan melakukan demontrasi anti
korupsi, terkadang mahasiswa lupa kalau dirinya sering mencotek saat ujian. Ketika
mahasiswa berkata bahwa hukum harus dijadikan panglima, terkadang mereka lupa bahwa
mereka sendiri sering terlambat masuk kuliah, padahal jadwal kuliah merupakan hukum
tertulis meskipun bukan hukum pidana atau perdata.
Begitu pun AD/ART yang dimiliki ILMISPI, maaf harus saya katakana bahwa banyak
sekali penyelewengan aturan selama saya menjabat BPO dan mengenal ILMISPI. Seperti
wacana pemilihan Presnas dan BPO pada saat Muswil di Bali, padahal dalam ART sudah
tertulis bahwa kongres sebagai salah satu kekuasaannya untuk melakukan pemilihan
perangkat organisasi. Kongres yang selama ini berlangsung apakah berdasarkan tuntunan
hukum tertulis atau berdasarkan intruksi Presnas semata? Atau hanya berdasarkan obrolan
informal beberapa orang saja?
Penutup
Hakekatnya organisasi adalah kumpulan individu yang mempunyai tujuan sama
dengan pembagian tugas dan wewenangnya. ILMISPI adalah organisasi yang swadaya.
Kegiatan pun dilakukan apabila ada anggaran melalui Lembaga Mahasiswa (BEM/Senat).
Apabila tidak ada BEM/Senat secara otomatis kegiatan ILMISPI sulit untuk diselenggarakan.
Dukungan financial kadang menjadi salah satu factor berkembang dengan baik atau tidaknya
suatu organisasi. Begitu pun seperti yang saya rasakan setelah tidak menjabat sebagai Ketua
BEM. Sulit mendapat dukungan financial dari institusi pendidikan, karena ILMISPI tidak
berada pada tanggung jawab lembaga pendidikan formal (Perguruan Tinggi). Namun hal ini
jangan sampai menyurutkan semangat juang dari seluruh elemen ILMISPI.
Mohon maaf saya sampaikan atas segala keterbatasan saya dan kekurangan yang ada
dalam diri saya saat saya diamanati sebagai BPO ILMISPI Wilayah II. Saya ucapkan kepada
Reza selaku Presnas yang telah memberikan sebagian waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
keberlangsungan ILMISPI Wilayah II ini. Semoga apa yang telah dilakukan membawa
kebaikan kepada ILMISPI.
Mohon maaf saya tidak dapat mengikuti setiap kegiatan ILMISPI. Saat ini saya
sedang mempersiapkan diri untuk panggilan kerja di Purwokerto. Dan mohon maaf saya
tidak menerima undangan resmi tentang kegiatan Kongres di Unpad pada tanggal 24 – 29
Nopember 2013, sehingga saya tidak berkenan datang. Saya tidak tahu apa yang membuat
saya tidak memperoleh komunikasi dan informasi. Saya akan mengusahakan datang apabila
saya diundang meskipun tidak resmi sekalipun.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga apa yang saya alami dapat menjadi
pembelajaran bagi kita semua. Kedepannya ILMISPI harus lebih baik dan dapat membawa
perubahan bagi masyarakat. Serta menjadi wadah berapresiasi dan berkreasi bagi kita semua.
Tidak hanya organisasi kongres yang ribut saat musyawarah berlangsung.
Wassalaamu’alaikum warrohmatulloohi wabarokaatuh
Tasikmalaya, 27 Nopember 2013
Ttd.
Andi Hidayat Firmansyakh
Badan Pengawas Organisasi