k01-pendahuluan tambang terbuka

Upload: roh-pharaoh

Post on 01-Mar-2016

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengantar tambang terbuka

TRANSCRIPT

TAMBANG TERBUKATKP 291114

K01-PENDAHULUAN

DOSEN PENGASUH,Dr. Ir. H Marwan Asof, SEA

Ir. A Rahman, MS

Ir. Mukiat, MSFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2015BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANGPeradaban dan pembangunan manusia sekarang ini tak dapat lepas dari peranan input-input hasil sumber daya alam terutama pertambangan, dan aktivitas ini terkait erat dengan peningkatan kesejahteraan manusia. Tambang dan sumber daya mineral tidak dapat dilepaskan dari lingkungan pembentukannya di bumi. Daerah dengan tatanan geologis tertentu akan menghasilkan cadangan mineral yang ekonomis, dan bagi daerah tertentu, kehadiran cadangan ini dapat menjadi tulang punggung pendapatan daerah.

Pertambangan berpotensi untuk menjadi agen perubahan (development agent) di suatu daerah karena umumnya tambang berlokasi di daerah remote yang akhirnya dapat membuka akses dan meningkatkan infrastruktur di sekitar lokasi tersebut. Aktivitas pertambangan haruslah dijalankan secara berkelanjutan karena sifatnya yang temporari dan mengambil sumber daya yang tak pulih (non renewable resources). Oleh karenanya pemulihan lahan yang terganggu akibat aktivitas pertambangan harus dioptimalkan sehingga menjadi lahan yang produktif.

Selain itu, manfaat dari aktivitas pertambangan perlu di konversi ke dalam bentuk lain (transformasi manfaat) agar pembangunan tetap dapat berlanjut dan tetap memberikan kesejahteraan di daerah sekitarnya. Lantas apa maksud dari keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam pertambangan?, dimana, pemanfaatan yang berkelanjutan adalah memanfaatkan seefisien mungkin sumber daya mineral (yang sifatnya non renewable resources) melalui peningkatan dan konversi nilal tambah dengan mengedepanpan nilai lingkungan, keadilan sosial dan tetap memberikan kesempatan pada generasi mendatang untuk menikmati sumber daya mineral tersebut.Pertambangan sumber daya mineral telah dimulai sejak peradaban manusia dimulai. Hasil pertambangan tersebut dimanfaatkan demi ksejahteraan manusia. Oleh karena pertambangan diyakini sebagai ikhtiar kedua yang dilakukan manusia setelah pertanian/agrikultur. Pertambangan adalah suatu bentuk usaha atau pekerjaan dalam pengambilan endapan berharga atau yang mempunyai nilai dari bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai. Tujuan industri pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumber daya mineral yang terdapat di dalam kulit bumi demi kesejahteraan manusia.

Penemuan dan pemanfaatan mineral sering kali diasosiasikan dengan era budaya (cultural ages of man), antara lain, zaman batu (4000 SM), zaman tembaga (4000-1500 SM), zaman besi (1500 SM - 1780), zaman baja (1780 - 1945), dan zaman nuklir (sejak 1945).

Pertambangan di Indonesia sudah dimulai berabad-abad yang lalu (bahan untuk keris, batu untuk Borobudur, dll) namun secara modern baru mulai pada abad ke-19 (tambang batubara Ombilin mulai produksi tahun 1892), dan telah mengalami pasang surut, seperti,

Pasang pertama terjadi pada tahun 1941,

Lalu surut pada jaman penjajahan Jepang dan berlanjut sampai tahun 1967,

Kebangkitan kembali pada tahun 1967 dengan masuknya beberapa perusahan tambang internasional.

Perkembangan yang signifikan terjadi pada tahun 90-an, seperti yang pada tahun 2005, dimana, Peringkat 2 dunia untuk timah Peringkat 3 dunia untuk tembaga

Peringkat 4 dunia untuk nikel

Peringkat 8 dunia untuk emas

Peringkat 2 dunia ekspor batubaraEndapan bahan galian merupakan salah satu jenis sumber daya mineral. Endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi baik jenis, jumlah maupun kadarnya. Kemudian konsep pemanfaatan mineral berkelanjutan ini akan berlandaskan pada isu demokrasi, keadilan dan pemerataan yang sifatnya lintas generasi. Suatu konsep yang perlu melibatkan seluruh stake holders. Ini juga adalah suatu konsep yang menekankan pentingnya pengelolaan keteknikan, wawasan sosial kemasyarakatan, pendekatan lingkungan yang terpadu dan kesemua hal ini dapat dilebur untuk diterapkan dalam praktek pengelolaan tambang yang benar (Good Mining Practice). Good Mining Practice dapat dijelaskan secara gamblang sebagai aktivitas pertambangan yang memenuhi kriteria, kaidah maupun norma-norma menambang yang tepat sehingga pemanfaatan mineral memberikan hasil optimal dan mengurangi dampak negatip yang terjadi. Beberapa ciri Good Mining Practice antara lain, yaitu,1. Penerapan Prinsip Konservasi dan nilai lindung lingkungan,2. Kepedulian terhadap K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) terutama bagi pekerjanya,3. Meciptakan nilai tambah bagi pengembangan wilayah dan masyarakat sekitar,4. Kepatuhan terhadap hukum dan perundangan yang berlaku,5. Menggunakan standarisasi keteknikan dan teknologi pertambangan yang tepat dalam aktivitasnya,6. Pengembangan potensi dan kesejahteraan masyarakat setempat terutama dari optimalisasi dan konversi pemanfaatan mineral,7. Menjamin keberlanjutan kegiatan pembangunan setelah periode pasca tambang (mine closure),8. Memberikan benefit yang memadai bagi investor.Kemudian siapa yang harus melaksanakan Good Mining Practice ini..? Seharusnya seluruh perusahaan tambang wajib melakukan Good Mining Practice sebagai inisiatif global. Karena ini akan menjadi parameter kepatuhan dan integritas perusahaan sebagai operator pertambangan. Implementasi Good Mining Practice ini juga merupakan repectivitas tehadap lingkungan, masyarakat serta Negara.Sumber daya mineral (endapan bahan galian) memiliki sifat khusus dibandingkan dengan sumber daya yang lain, yaitu yang disebut wasting assets atau non renewable resource yang artinya bila endapan bahan galian tersebut ditambang di suatu tempat, maka bahan galian tersebut tidak akan tumbuh atau tidak dapat diperbaharui kembali. Atau dengan kata lain industri pertambangan merupakan industri dasar tanpa daur ulang, oleh karena itu di dalam mengusahakan industri pertambangan selalu berhadapan dengan sesuatu yang serba terbatas, baik lokasi, jenis, jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi dengan usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian lingkungan hidup. Jadi di dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, agar perolehannya dapat optimal. Ciri Utama Industri Pertambangan, yaitu,1. Penyebaran mineral yang tidak merata pada kulit bumi,2. Kadar mineral berharga jauh lebih kecil dibanding dengan material keseluruhan yang perlu digali,3. Penggalian/eksploitasi yang dilakukan, merusak bentang alam,4. Padat modal dan perlu pekerja khusus.Maksud dan tujuan industri pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumber daya mineral yang terdapat di dalam kulit bumi demi kesejahteraan umat manusia. Dalam pelaksanaannya, kegiatan pertambangan di suatu daerah akan memberikan dampak terhadap lingkungannya, baik dampak positif maupun negatif.1. Dampak Positif yang ditimbulkannya adalah,a Menambah pendapatan negara,b Ikut meningkatkan perkembangan sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat daerah setempat,c Memberi kesempatan kerja yang lebih besar,d Memberi kesempatan alih teknologi,e Memantapkan keamanan dan kelestarian lingkungan,f Berperan sebagai pusat pengembangan wilayah (community and regional development).2. Dampak negatif yang ditimbulkannya adalah,

a Mengubah morfologi dan fisiologi tanah (tata guna lahan),b Merusak lingkungan, karena, Kesuburan tanah dapat berkurang/hilang, Mengurangi vegetasi, sehingga dapat menimbulkan kegundulan hutan, longsor dan erosi, Flora dan fauna rusak sehingga ekosistemnya juga rusak, Mencemari badan air (sungai, danau dan laut), Terjadinya polusi suara dan udara (debu dan kebisingan).c Dapat menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya di sekitar daerah tersebut.II. METODE PENAMBANGANMetode Penambangan secara umum dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu,

1. TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING), adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.

2. Tambang Bawah Tanah (Tambang Dalam/Underground Mining), adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar.

3. Tambang Bawah Air (Underwater Mining) adalah metode penambangan yang kegiatan penggaliannya dilakukan di bawah permukaan air atau endapan mineral berharganya terletak di bawah permukaan air.

Metode penambangan itu dipilih berdasarkan pada metode yang dapat memberikan keuntungan yang terbesar dan bukan pada dangkal atau dalamnya letak endapan bahan galian itu, serta mempunyai perolehan tambang (mining recovery) yang terbaik. Hal itu harus dilakukan karena usaha (industri) pertambangan dikenal sebagai wasting assets dengan risiko tinggi, sedangkan endapan bahan galian tersebut tak dapat diperbaharui (non renewable resources).III. CARA MEMILIH METODE PENAMBANGANPenambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya, di mana para pekerja berhubungan langsung dengan udara luar dan iklim.Menurut Morrison & Russel (1973) dan Boshkov & Wright (1973), Tambang terbuka adalah, suatu metoda penambangan yang paling sesuai dengan karakteristit unik (alam, geologi, lingkungan) dari endapan mineral yang ditambang, di dalam batas keamanan, teknologi dan ekonomi, untuk mencapai ongkos yang rendah dan keuntungan maksimum.Tambang Terbuka (surface mining) didefinisikan sebagai segala kegiatan/aktivitas penambangan yang dilakukan di atas atau relatif dekat permukaan bumi dan tempat kerja berhubungan langsung dengan udara luar. Bagaimana cara memilih salah satu metode penambangan yang sesuai ?, ada 2 (dua) hal yang harus diperhatikan, yaitu,1. KEDALAMAN ENDAPAN, ini merupakan konsep yang telah lama, dan sekarang ini sudah tidak cocok lagi. Sebagai contoh, di Cikotok dipakai sistem Tambang Bawah Tanah, dimana kedalaman endapan bahan galiannya hanya kurang dari 435 meter. Sedangkan Tambang Tembaga di Bingham (Utah, USA) pada tahun 1962 sudah mencapai kedalaman 435 meter (1300 ft) ditambang dengan sistem Tambang Terbuka.

2. KEKONOMISAN, Pertimbangan ekonomis ini tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan mining recovery yang semaksimal mungkin juga, dan relatif aman bagi para pekerja.

Agar usaha pertambangan tersebut lebih Bernilai Ekonomis, diperlukan dua jenis data awal (data managemen), yaitu,1. METODE PENAMBANGAN yang sesuai dengan kondisi lapangan (Mining Recovery), ada beberapa hal pula yang harus diperhatikan, yaitu,

a. Data mineralogis

b. Sifat fisik dan kimia dari Ore dan Country Rock, seperti kekerasan, inpermeability dan sebagainya

c. Keadaan geologi, seperti strukturnya apakah adanya patahan atau lipatan dan sebagainya

d. Ukuran, bentuk dan letak endapan

e. Kadarnya, yaitu kadar rata-rata dan penyebarannya

f. Modal yang tersedia

g. Ada atau tidaknya bahan pembantu di daerah tersebut (tergantung kepada sistem apa yang dipakai).

Dengan adanya sistem penambangan yang baik, akan meningkatkan Mining Recovery. Pengertian Mining Recovery adalah perbandingan antara endapan yang berhasil ditambang dengan endapan yang diperkirakan ada menurut perhitungan berdasarkan data hasil eksplorasi.

2. EFISIENSI KERJA yang tinggi, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu,

a. Memilih alat, maksudnya jumlah dan tipe alat yang sesuai,b. Koordinasi yang baik terhadap alat-alat,c. Organisasi yang sesuai/cocok untuk kondisi tersebut,d. Buruh yang terlatih untuk tugasnya masing-masing.Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan apakah suatu cadangan (bijih atau batubara) akan ditambang dengan metoda tambang terbuka atau tambang dalam yaitu dengan membandingkan banyaknya jumlah tanah penutup (waste) yang harus digali dengan volume atau tonase ore atau batubara yang dapat ditambang. Perbandingan ini dikenal dengan istilah Stripping Ratio. Apabila nilai perbandingan ini (stripping ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas keuntungan, maka metoda penambangan dalam (underground) yang dipilih.Data yang diperlukan untuk menentukan Metode Penambangan yang baik dan benar, yaitu,1. Karakteristik spasial endapan bijih (Ore body)a Ukuran (dimensi, terutama tinggi atau ketebalan),b Bentuk (tabular, lenesis, massive, tidak beraturan),c Kedudukan atau attitude (kemiringan atau dip),d Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan),e Kadar dan jumlah cadangan.2. Kondisi geologi dan hidrologi a. Mineralogi dan petrografi (sulfida, oksida dsb.),b. Komposisi kimia (unsur utama atau hasil sampingan),c. Struktur endapan bijih (lipatan, patahan, intrusi),d. Bidang lemah (kekar, rekahan, belahan, cleat pada batubara),e. Keseragaman, ubahan, pelapukan, f. Kondisi air tanah dan hidrologi (kejadian, laju aliran, muka air tanah).g. Kondisi batuan sekitar (country rock), seperti ketebalan, jenis dan sifat fisiknya.3. Keadaan Topografi

a. Posisi endapan dari permukaan tanah,b. Sudut kemiringannya,c. Kondisi lapisan tanah penutup/over burden (sifat fisik, ketebalan),d. Keadaan iklim, hujan dan cuaca yang lazim di daerah tambang.4. Sifat-sifat Geoteknik (mekanika tanah dan batuan)a. Sifat elastis (kekuatan, modulus elastisitas, poison ratio).b. Perilaku plastis atau viscoelastis (aliran, rayapan),c. Kondisi tegangan (asli atau modifikasi oleh penambangan),d. Konsolidasi, kompaksi, dan kompetensi,e. Sifat fisik lainnya (berat jenis, porositas, permiabilitas).5. Pertimbangan Ekonomi (faktor ini akan mempengaruhi hasil investasi, cash flow, pay back period & keuntungan),

a. Cadangan (tonase dan kadar),b. Nilai dari endapan bijih per unit berat,c. Pekerjaan dan biaya Development,d. Penentuan target produksi awal e. Jadwal produksi dan stripping over burden,f. Rencana penggalian dan pembuangan waste,g. Produktivitas dan tingkat produksi (output per unit waktu),h. Rincian peralatan dan kebutuhan tenaga kerja (termasuk tenaga ahli)i. Perhitungan ongkos,j. Biaya penambangan relatif secara Tambang terbuka VS Tambang bawah tanah,k. Perbandingan biaya penambangan dengan tingkat produksi yang diinginkan,l. Modal yang tersedia,m. Harga pasaran produk yang akan ditambang,n. Laba yang diinginkan,o. Effisiensi.p. Ongkos produksi,q. Ongkos Stripping of overburden,r. Cut Off Grade (COG).6. Faktor Teknologi a. Perolehan penambangan (mining recovery),b. Cut off grade berapa yang boleh diambil,c. Economic stripping ratio,d. Dilusi penambangan (mining dilution),e. Pengotoran & Kehilangan mineral (Tambang Terbuka VS Tambang bawah tanah),f. Fleksibilitas metode terhadap perubahan situasi,g. Selektifitas metode untuk membedakan bijih & limbah/waste,h. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan,i. Kontinuitas operasi tambang,j. Macam-macam alat yang diperlukan.k. Fasilitas teknis lainnya yang layak dalam melakukan kegiatan penambangan,l. Ultimate and operational pit slope (tata letak dan rencana bukaan tambang),7. Pasca Penambangan,a. Dalamnya dan ukuran tambang pada akhir operasi,b. Lamanya tambang beroperasi akan berapa lama (Umur tambang),,

c. Kemiringan tambang (pit slope) yang diperbolehkan,8. Peralatan Tambang,

a. Umur pemilikan,b. Rencana dan jadwal penggantian alat-alat utama sepanjang umur tambang.c. Produksi harian yang diinginkan,d. Alokasi modal yang tersedia untuk peralatan,e. Jarak pengangkutan,f. Tinggi bench,g. Luas daerah kerja yang tersedia,h. Lebar jalan yang tersedia,i. Kondisi iklim.9. Masalah Lingkungan (mencakup lingkungan fisik, sosial, politik dan ekonomi) a Kontrol lahan untuk menjaga integritas bukaan,b Subsidence (penurunan permukaan tanah),c Kontrol udara (ventilasi, panas dan kelembaban),d Ketenaga Kerjaan (rekruitmen, training, kesehatan dan keselamatan, pemukiman dan masyarakat sekitar).e Perlindungan dan perawatan permukaan dan pencegahan polusi air dan udara.f Kemudahan mendapatkan fasilitas teknik untuk pelbagai pekerjaan tambang (macam energi dan peralatan) misal drilling, alat muat dan alat transport,Untuk dapat menentukan metoda penambangan apa yang cocok untuk diterapkan maka yang perlu diperhatikan adalah,

a. Semua data tersebut di atas hendaknya dimiliki secara lengkap agar diperoleh maximum recovery,b. Perlu membandingkan efisiensi ekonomi dari open mining dan underground mining, terkecuali keuntungan dari salah satu metode sudah terlihat jelas.c. Karakteristik dasar yang digunakan dalam evaluasi ekonomi dari tambang terbuka adalah stripping ratio, yaitu besarnya volume dari over burden yang digali per unit ore yang diperoleh.d. Dalam penambangan open pit, perlu dihitung ongkos untuk pembuangan waste over burden dan waste dari country rock.e. Perbandingan antara waste dan ore merupakan faktor kontrol dalam membandingkan ongkos penambangan ore berdasarkan open pit atau metode underground. Agar diperoleh hasil yang diharapkan maka sebelum membuka suatu tambang perlu dipahami terlebih dahulu konsep penambangan beserta prosedur rencana penambangan yang benar.

1 = Overburden cover;

2 = Waste (country rock),

3 = Ore bodySejumlah kriteria untuk mendesain tambang harus ditentukan melalui data (informasi) yang diperoleh dari penyelidikan eksplorasi (drill core specimens). Saat ini isu tentang lingkungan perlu diterapkan diberbagai bentuk usaha termasuk usaha pertambangan yang cukup dikenal sangat merusak lingkungan. Upaya untuk menerapkan teknologi penambangan yang berwawasan lingkungan harus diperhitungkan pada tahap kegiatan feasibility study (studi kelayakan) untuk pembukaan suatu tambang.Reklamasi tambang (pendayagunaan kembali lahan yang rusak akibat penambangan) haruslah direncanakan pada awal sebelum kegiatan tambang dimulai.IV. KEUNTUNGAN & KERUGIAN METODE TAMBANG TERBUKAMengapa harus diambil suatu keuntungan yang besar dalam usaha pertambangan? Pertumbuhan suatu endapan (regeneration of the deposit) sangatlah lama, jika dibandingkan dengan kecepatan pengambilannya. Oleh sebab itu dalam ilmu ekonomi dikatakan Wasting Assets atau Unrenewable, yaitu penghamburan modal. Sehingga harus diusahakan untuk mengambil ore nya sebanyak mungkin. Dan pada umumnya, kalau ada ore yang tertinggal sukar untuk mengambilnya kembali. Karena itu, bagian-bagian yang ditinggalkan hanyalah terbatas kepada bagian-bagian yang tersukar untuk diambil saja. Bagian-bagian yang tersukar ini akan membutuhkan biaya yang lebih mahal/besar apabila ditambang. Sebagai contoh Tambang Tembaga di Tembaga Pura yang diusahakan oleh Freeport, diperkirakan cadangannya 30 juta ton, dan yang tidak mungkin diambil bijihnya hanya 4 juta ton.

Dengan demikian pada usaha pertambangan ada hal-hal yang kontradiktif di dalam memilih sistem penambangannya, yaitu,1. Dengan aman, biaya maksimal, tetapi tidak didapatkan keuntungan yang besar

2. Tidak/kurang aman, biaya tidak begitu besar, dan mendapatkan keuntungan yang besar.

Di sinilah letak perbedaan antara ilmu-ilmu rekayasa dengan ilmu-ilmu matematik. Kalau pada ilmu rekayasa disebut open long solution, jawabannya tidak hanya satu, banyak alternatif. Sedangkan pada ilmu matematik disebut one answer solution, yaitu hanya terdapat satu jawaban atau alternatif saja.

KEUNTUNGAN TAMBANG TERBUKA

1. Ongkos operasi penambangan per m3 atau ton, rata-rata lebih rendah (per unit ore) karena tidak perlu adanya penyanggaan, ventilasi dan penerangan (illumination)

2. Pengamatan dan pengawasannya relatif lebih mudah. Faktor ini sekarang tidak terlihat begitu menyolok, dengan adanya kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Pengawasan dapat diawasi dengan menggunakan kamera-kamera televisi.

3. Kondisi kerja yang lebih baik, karena langsung berhubungan dengan udara luar dan sinar matahari.

4. Penggunaan alat-alat mekanis yang ukurannya besar dapat lebih leluasa bergerak, sehingga dengan demikian produksinya lebih besar. Sebagai bahan perbandingan adalah Tambang Terbuka yang terbesar dewasa ini (di Chuqui Canata, Chili, USA) 150.000 ton/hari, sedangkan Tambang Bawah Tanah terbesar dewasa ini hanya 5.000 ton/hari

5. Mining Recovery rata-rata lebih besar karena batas-batas endapan lebih mudah dilihat/diketahui dan dapat dimanfaatkan secara keseluruhan.

6. Pemakaian bahan peledak dapat lebih efisien, leluasa dan hasilnya lebih baik. Di samping karena bahan peledak lebih mudah/cepat diencerkan oleh udara, sehingga gas-gas beracunnya kurang berbahaya, dan biasanya pada permukaan bumi selalu dijumpai sekurang-kurangnya dua freeface (bidang bebas).

7. Relatif lebih aman, karena bahaya yang mungkin akan timbul hanyalah sebagai akibat kelongsoran. Sedangkan pada Tambang Bawah Tanah disamping kelongsoran, juga disebabkan gas-gas beracun, kebakaran, keruntuhan dan sebagainya.8. Produksi tinggi,9. Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi,10. Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah,11. Perencanaan lebih sederhana,KERUGIAN TAMBANG TERBUKA

1. Karena pengaruh langsung dari cuaca/udara, maka karyawan lebih mudah dipengaruhi oleh keadaan cuaca tersebut. Kalau sangat panas efisiensi berkurang, demikian pula kalau hari hujan, mungkin tak dapat bekerja sama sekali, sehingga hasil kerja menurun.

2. Dalamnya penggalian terbatas, terutama tergantung kepada bentuk endapannya. Dan dalamnya endapan ini dipengaruhi pula oleh Stripping Ratio nya, yaitu perbandingan antara pembuangan overburden dengan penggalian ore-nya yang sangat menyolok sekali.

3. Karena seringnya melakukan mixing/blending/percampuran, maka alat-alat akan tersebar, sehingga menyulirkan pengaturan alat-alat angkut maupun gali. Maka pengawasan akan lebih sulit pada masalah pengangkutannya.

4. Adanya kesukaran pembuangan tanah penutup (overburden).

5. Pencemaran lingkungan biasannya relatif lebih tinggi.V. JENIS-JENIS ENDAPAN

Berdasarkan cara penambangan yang dilakukan, terutama cara pembuangan overburden nya, maka ada beberapa jenis endapan yang cocok untuk Tambang Terbuka, yaitu,1. Endapan Elluvial (Eluvial Deposits), yaitu endapan yang terjadi karena adanya proses konsentrasi oleh alam terhadap hasil pelapukan batuan sumber yang telah terangkut pada jarak yang kurang dari 100 meter atau endapan sekunder yang terkumpul masih dekat dengan batuan induknya, misalnya urat bijihnya (vein), dan belum sempat mencapai sungai. Umumnya diketemukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit)2. Endapan Alluvial (alluvial or placer or beach deposits) yaitu proses terjadinya sama dengan endapan elluvial, tetapi telah terangkut lebih dari 100 meter atau endapan sekunder yang terkumpul dalam jumlah dan kadar yang tinggi melalui suatu proses konsentrasi alam yang letaknya sudah jauh dari batuan induknya, dan sudah sempat diangkut oleh air sungai atau ombak laut dan diendapkan dekat permukaan bumi bersifat lepas (loose) contoh pasir (cadangan banyak).3. Urat bijih (Vein) yang tebalnya lebih dari 5 meter dan telah tersingkap atau dekat permukaan bumi. dan tersingkap dengan overburden yang tipis (1-2m).4. Endapan Horisontal yang luas, seperti batuan batubara, garam-garam dan ilmenite. (sedikit miring dengan kemiringan (1-5%) disebut horizontal deposit (bedded/ tabular) contoh endapan batubara, KCl, NaCl, KNO3. terbentuk secara sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu.Keadaan daerah penambangan, terutama kondisi endapan dan batuan sekitarnya sangat perlu diketahui secara rinci dan cermat (dengan melalui kajian geologi dan geoteknik) sebelum membuka suatu tambang.Desain penambangan yang cermat dan brsifat menyeluruh (yang menyangkut segi teknik, ekonomi, dan lingkungan) merupakan syarat utama yang harus dipahami dengan baik dalam merencanakan pembukaan suatu tambang.

Ultimate pit slope design (desain bukaan tambang akhir) yang baik (ekonomis , memiliki recovery tinggi, aman) sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan geoteknik daerah penambangan. Kemiringan bukaan tambang (pit slope) hendaklah berdasarkan analisis kemantapan lereng yang cermat (slope stability analysis).VI. KLASSIFIKASI TAMBANG TERBUKA Berdasarkan jenis material yang akan di tambang, maka Tambang Terbuka secara umum (PROF. PARTANTO PRODJOSUMARTO) dapat digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu,1. OPEN PIT/OPEN MINE/OPEN CUT/OPEN CAST

Adalah Tambang Terbuka yang diterapkan atau dipakai pada penambangan ore atau endapan bijih logam.

Perbedaan Open cut/Open mine dengan Open Pit/Open cast.Open Pit atau Open Cast adalah metoda penambangan yang dipakai untuk menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan permukaan. Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah.

Strip Mining dan Quarry termasuk ke dalam Open Pit mining, namun Strip mining biasanya dipakai untuk penambangan batubara dan Quarry mining yang berhubungan dengan produksi non-metallic minerals seperti dimension stone, rock aggregates, dll.

Kegiatan penambangan ini terkadang berada di bawah permukaan tanah, bahkan kedalamannya dapat mencapai ratusan meter seperti pada tambang terbuka tembaga (copper mine) di Bingham Canyon Utah (USA). Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat dipastikan pemilihan metoda penambangannya adalah tambang terbuka (open pit), yang perlu dipertanyakan tentang economic cut off limitnya, hingga dimungkinkan adanya perubahan metoda penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah) bila penyebaran endapan mineral dapat menjamin. Contoh Open Pit,

Tambang Nikel (garnierite) di Pomalaa, Soroako dan Gebe,

Tambang Bauxite di Pulau Bintan, Tambang Tembaga di Sumbawa, Tambang Emas di Gorontalo, Pongkor dan Gn. Muro,

OPEN PIT/OPEN CAST DAN OPEN CUT/OPEN MINE2. STRIP MINE Adalah Tambang Terbuka yang khusus diterapkan untuk endapan-endapan yang letaknya relatip horisontal atau mendatar, terutama untuk batubara; dapat juga pada endapan garam yang mendatar. Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang terbuka, oleh karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada daerah pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara yang kecil (