strategi belajar mengajar1
DESCRIPTION
mteTRANSCRIPT
TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
MATEMATIKA
MERANGKUM BUKU STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Dra. Roestiyah N.K.
Laporan ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah SBM Matematika
Disusun oleh :
1. Iis Giarti (A.410080181)
2. Miftahul Sakinah (A.410080190)
3. Lestari Handayani (A.410080192)
4. Arifa Apriliana (A.410080198)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi,agar siswa dapat belajar
efektif dan efesien,mencapai pada tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya
disebut metode pengajaran.
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur.Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian
yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di
dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,dipahami dan digunakan siswa
dengan baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai standar pemahaman setiap teknik
penyajian ialah:
a. Adanya pengertian apa yang dimaksud dengan teknik penyajian.
b. Harus merumuskan tujuan-tujuan apa yang dapat dicapai dengan teknik penyajian
yang digunakan itu.
c. Bila teknik penyajian itu dapat digunakan secara efektif dan efesien atau tidak.
d. Apakah teknik penyajian itu memiliki keunggulan dan kelemahan.
e. Dalam menggunakan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan
guru/instruktur.
f. Pelaksanaan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan siswa.
g. Harus menempuh langkah-langkah yang bagaimana,sehingga penggunaan teknik
penyajian itu dapat berhasilguna dan berdayaguna.
BAB II
MACAM – MACAM TEKNIK PENYAJIAN
1. TEKNIK DISKUSI
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang
guru di sekolah.Di dalam diskusi ini proses intraksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman,informasi,memecahkan masalah, dapat terjadi
semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Mengajar dengan teknik diskusi ini berarti:
b. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
c. Dapat mmpertinggi partisipasi siswa secara individual.
d. Dapat mempertinggi kegiatan siswa sebagai keseluruhan dan kesatuan.
e. Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam
menyelesaikan soal, mendorong rasa kesatuan.
f. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.
g. Merupakan pendekatan yang demokratis.
h. Memperluas pandangan.
i. Menghayati kepemimpinan bersama-sama.
j. Membantu mengembangkan kepemimpinan.
Kelemahan teknik diskusi adalah:
Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari bebagai sudut bagi masalah yang
dipecahkan; bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak lepas dari fakta-fakta; dan
tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
Peserta mendapat informasi yang terbatas.
Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.
Biasanya orang menyukai pendekatan yang formal.
Tujuan penggunaan teknik diskusi:
Pertama : Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada
pendapat orang lain.
Kedua : Siswa mampumenyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu
untuk melatih kehidupan yang demokratis.
Ketiga : Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi
dalam pembicaraan untuk memecahkan masalah bersama.
Agar diskusi berjalan lancar maka dibutuhkan seorang pemimpin. Seorang
pemimpin diskusi dapat berperan sebagai:
a. Pengatur lalu lintas pembicaraan
Mngatur duduk siswa,sehingga, sehingga masing-masing duduk dalm lingkaran.
Bertanya pada anggota diskusi secara berturut-turut
Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.
Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu.
b. Benteng penangkis
Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.
Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.
c. Penunjuk jalan.
Memberi petunjukumum, tentang kmajuan yang telah dicapai oleh kelompok.
Diskusi baik dilaksanakan bila mempermasalahkan:
Hal-hal yang menarik minat dan perhatian siswa/urgen.
Masalah itu harus mengandung banyak kenungkinan jawaban, dan masing-masing
jawaban dapat dijamin kebenarannya.
Harus merangsang pertimbangan,kemampuan berpikir logis dan usaha
memperbandingkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik diskusi ialah:
Instruktur harus memahami dan mengusai sungguh-sungguh masalah yang akan
dilontarkan pada diskusi kelompok, agar mampu menjelaskan pada siswa masalah
apa yang harus dipecahkan, dan dapat memberikan petunjuk dan menuntun serta
mengarahkan jalannya diskusi, bila mungkin terjadi penyelewengan pembicaraan atau
menemui jalan buntu.
Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang
penting,agar siswa terpimpin dalam mengetahui dan memilih pokok-pokok soal yang
mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar besar
persoalan.
Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap jawaban yang telah disetujui
bersama.
Di dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusa yang perlu segera
dilaksanakan.
Jenis-jenis teknik diskusi dibedakan menjadi 7 yaitu:
1.1. WHOLE-GROUP adalah suatu diskusi dimana anggota kelompok yang
melaksanakan tidak lebih dari 15 orang.
1.2. BUZZ-GROUP adalah suatu diskusi dimana satu kelompok besar dibagi menjadi 2
sampai 8 kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta
melaporkan apa hasil diskusi pada kelompok besar.
1.3. PANEL adalah suatu diskusi dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang)
mendiskusikan suatu objek tertentu,mereka duduk dalam susunan semi melingkar
dihadapan pada satu kelompok besar peserta lainnya. Anggota kelompok besar ini
dapat diundang untuk turut berpartisipasi.yang duduk sebagai panelis ialah orang
yang ahli dalam bidangnya.
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam diskusi panel:
Harus menentukan garis besar pokok persoalan yang akan dibahas.
Menentukan siapa-siapa panelisnya.
Masalah itu harus actual,sehingga masih hangat dan menarik.
Panelis harus mencakup berbagai ahli yang berpengalaman dibidang
masingmasing.
Panelis harus sudah mengetahui dan menguasai pokok-pokok persoalan yang
akan dibicarakan.
Moderator harus orang tang cekatan dalam sikap dan perbuatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan panel:
Dalam diskusi panel, para panelis (kelompok ahli/panelis) dipimpin oleh
seorang moderator, sedang diskusi itu didengar orang banyak (kelompok
pendengar).
Masalah yang ditentukn untuk diskusi harus actual dan relevan.
Moderator bertugas memperkenalkan peserta panel kepada para pendengar dan
mengemukakan persoalan yang akan dibahas, serta dapat menyimpulkan hasil
pembicaraan, tidak perlu mencapai keputusan atau kesatuan pendapat.
Moderator tidak perlu memberi kesempatan kepada pendengar untuk bertanya
kecuali dalam keadaan yang khusus pendengar pendengar dapt diminta
pendapatnya.
Bila hal-hal diatas telah diperhatikan maka panel tersebut wajar
digunakan. Teknik diskusi panel tidak wajar apabila terjadi hal-hal berikut:
Tidak ada kelompok panelis dan kelompok pendengar.
Persoalan yang dibahas tidak actual.
Pembahasan hanya dari satu sudut pandang saja.
Kadang-kadang diselingi dengan pandangan umum.
Moderator tidak mengumpulkan hasil diskusi.
Kelemahan teknik diskusi panel:
Mudah tersesat
Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.
Tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian.
Cenderung menjadi serial pidato pendek.
Memecahkan kelompok pendengar ketika mereka setuju dengan panelis
tertentu.
Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup.
Memerlukan seorang moderator yang trampil.
Keunggulan teknik diskusi panel antara lain adalah:
Pendengar dapat mengikuti dan mengamati proses serta perkembangan berpikik
para panelis jadi tidak semata-mata menerima apa yang didengar.
Mengemukakan pandangan yang berbeda-berbeda.
Mendapatkan hasil kesimpulanya.
Mendorong analisa kemungkinan kemungkinan.
Memanfaatkan orang yang betul-betul memenuhi syarat.
Dapat merangsang pemikiran missal dalam waktu singkat.
Perbedaan pendapat para panelis merangsang pula para pendengar untuk
menimbulkan masalah baru.
Tujuan instruktur menggunakan teknik diskusi panel ialah memberikan
rangsangan cara berfikir secara missal dengan memberikan berbagai perspektif dari
berbagai sudut pandang.
1.4. SYMPOSIUM merupakan teknik yang menyerupai panel,hanya sifatnya lebih
formal.Seorang anggota symposium harus menyiapkan prasaran menurut
pandangannya sendiri.Pendengar diberi kesempatan memajukan pandangan umum
dan pertanyaan-pertanyaan, setelah pembicaraan dan penyanggahan selasai,
kesempatan terakhir pembicara mengadakan sambutan-sambutan balasan (replik).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi symposium sebagai berikut:
Menentukan persoalan yang akan dibahas bersama.
Menentukan pemrasaran dan penyanggah-penyanggahannya.
Masalah yang aakn dibahas sebaiknya diumumkan terlebih dahulu.
Membentuk tim yang akan melaksanakan tindak lanjut hasil symposium.
Masalah yang sudah ditentukan dalam persiapan dibahas dari titik tolak yang
berbeda-beda.
Perlu ada pembahasan/sanggahan utama.
Pendengar diberi kesempatan untuk pandangan/pernyataan setelah pembahas
utama selasai.
Mengadakan replik dan duplik.
Moderator bertugas meneruskan sanggahan, pandangan umum serta pertanyaan
seluruh peserta.
Tim yang dibentuk harus mampu bertugas menampung, mengesahkan, dan
menyebarluaskan hasil symposium.
Kesulitan yang kadang terjadi dalam penggunaan teknik diskusi
symposium:
Sukar menemukan pemrasaran/penyanggah yang mampu mempersiapkan bahan
bahasan itu secara ringkas dan komprehensif.
Peranan moderator tidak seaktif dalam panel,sehingga jalannya symposium
sering tampak kurang lancar.
Suklar sekali mengendalikan sambutan-sambutan,sehingga memperpanjang
waktu yang telah ditentukan.
Keunggulan teknik diskusi symposium antar lain:
Organisasinya yang sangat sederhana, adanya persiapan dari pemrasaran,
sehingga pembahasan lebih terarah.
Teknik ini dpat membahas hal-hl yng actual, dan memberi kesempatanpada
pendengar untuk berpartisifasi aktif.
Adapun tujuan penggunaan teknik symposium ialah untuk merangsang
daya pikir manusia dalam kelompok besar itu, agar turut berpartisipasi untuk
memecahkan/membahas suatu masalah,dalam waktu yang relatif singkat.
1.5. CAOLOGIUM adalah cara beriskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang
sumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam
bentuk pidato.
1.6. INFORMAL-DEBATE adalah diskusi yang dilaksanakan dengan membagi
kelompok menjadi dua tim yang sama kuat dan jumlahnya agar seimbang.kedua tim
ini mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan dengan tidak
menggunakanbanyak peraturan, sehingga jalannya perdebatan lebih bebas.
1.7. FISH BOWL merupakan diskusi yang terdiri dari seorang moderator dan satu atau
tiga manusia sumber pendapat, mereka duduk dalam semi lingkaran berderet
dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok.kemudian moderator memberikan
pengantar singkat, dan meminta kepada peserta dengan sukarela dari kelompok
besar untuk menduduki kursi yang kosong yang ada didepan.Peserta ini
mengajukan pertanyaan atau mengadakan pembicaraan kepada manusia sumber dan
selanjutnya moderator mengundang peserta lainnya untuk berpartisaipasi.
2. KERJA KELOMPOK
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar.ialah suatu cara
mengajar,dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi
menjadi beberapa kelompok.setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa,mereka bekerja
sama dalam memecahkan masalah dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditentukan oleh guru.
Menurut Robert L.Cilstrap dan William R Martin kerja kelompok adalh sebagai
kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk
kepentingan belajar.
Tujuan penggunaan teknik kerja kelompok adalah adalah agar siswa mampu
bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada:
a. Adanya alat pelajaran yang jumlahnya tidak mencukupi.
b. Kemampuan belajar siswa.
c. Minat khusus.
d. Memperbesar partisipasi siswa.
e. Pembagian tugas atau pekerjaan.
f. Kerja sama yang efektif.
Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:
Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan
bertanya dan membahas suatu masalah.
Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan
penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.
Dapat mengembangkan bnakat kepemimpinan dan mengajarkan kertampilan
berdiskusi.
Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta
kebutuhannya belajar.
Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif
berpartisipasi dalam diskusi.
Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa
menghargai dan menghormati pribadi temannya, pendapat orang lain: hal mana
meraka telah saling membantu kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
Kelemahan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:
Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab
mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.
Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan temoat duduk yang berbeda-beda
dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.
Keberhasilan strategi kerja kelompok tergantung kepada kemampuan siswa
memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.
Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:
a. Kerja kelompok berjangka pendek
Bentuk ini dapat juga disebut “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu kurang
lebih 15 menit, yang bertujuan memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada
suatu masalah.
b. Kerja kelompok berjangka panjang
Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang,misalnya memakan waktu 2 hari,
1 minggu atau mungkin 3 bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang
harus diselesaikan siswa.
c. Kerja kelompok campuran
Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan
kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk
bekerja sesuai kemampuan masing-masing, sehingga kelompok yang pintar dapat
selesai terlebih dahulu. Maka guru harus menyediakan tugas atau kegiatan belajar
yang sesuai kemampuan belajar tiap kelompok.
Langkah-langkah melakukan kerja kelompok sehingga lebih berhasil sbb:
Menjelaskan tugas pada siswa.
Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.
Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan hasil kerja
kelompok.
Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung,bila perlu memberi
saran/pertanyaan.
Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kelompok.
3. PENEMUAN (DISCOVERY)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery.menurut sund discovery
adalah proses mental dimana siswa mempu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip.yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,
mencerna, mengerti, menggolong-nggolongkan,membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Keunggulan teknik penemuan (discovery) sebagai berikut:
Teknik ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapa; serta
penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.
Siswa memperoleh pengetehuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga
dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.
Tehnik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan
maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing
Mampu mengarahkan ara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat
untuk belajar lebih giat.
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses penemuan sendiri.
Stategi itu berpusat pada siswa tidak kepada guru, guru hanya sebagai taman belajar
saja;membantu bila diperlukan.
Kelemahan tehnik penemuan (discovery) sebagai berikut:
Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa
harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.
Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
Bila guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional
mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.
Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.
Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.
4. SIMULASI
Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang
dimaksudkan,dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang
bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa berlatih memegang peranan
sebagai orang lain.macam-macam bentuk pelaksanaan simulasi ialah: peer-teaching,
sociodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.
Teknik simulasi baik sekali digunakan karena mempunyai keunggulan sbb:
Menyenangkan siswa.
Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.
Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang
sebenarnya.
Mengurangi hal-hal verbalistis atau abstrak.
Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.
Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya
keutuhan dan kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.
Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.
Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.
Memungkinkan guru bekerja debgan tingkat abilitas yang berbeda-beda.
Kelemahandari teknik simulasi sebagai berikut:
Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.
Terlalu mahal biayanya.
Banyak orang meragukan hasilnya kerena sering tidak diikutsertakannya elemen-
elemen yang penting.
Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; perlu ruang dan gedung.
Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.
Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas.
Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.
5. UNIT TEACHING
Unit teaching disebut juga pengajaran unit, atau pengajaran proyek.unit teaching
sebagai teknik pengajaran mempunyai pengertian yang khusus yaitu memberi
kesempatan siswa belajar cecara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara
belajar secara unit.
Pengajaran unit ini ada 3 pase:
Pase perencanaan/permulaan.
Pase pengerjaan unit.
Pase kulminasi.
Keunggulan dari teknik unit Teaching adalah:
Murid dapat belajar secara keseluruhan yang bulat; sehingga hasil pelajarannya
menjadi lebih berarti baginya,lebih luas,mendalam dan bulat.
Suasana kelas lebih demokratis
Menggunakan asas-asas pengajaran secara wajar
Kelemahan dari teknik Unit Teaching adalah:
Merencanakan unit tidak mudah, memerlukan seorang ahli yang betul-betul
menguasai masalah, karena semua masalah belum tentu dapat dijadikan unit.
Dalam melaksakan unit memerlukan kecakapan, ketekunan, perhatian guru harus
lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa.
Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan karena terlalu luas sehingga tidak
mendalam,sehingga pengalaman siswa hanya ngambang.
6. MICRO TEACHING
Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau
disederhanakan. Adapun yang dikecilkan ialah:
Jumlah murid, 5 sampai 6 orang
Waktu mengajar, antara 5 sampai 10 menit.
Bahan pelajaran yang mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.
Ketrampilan mengajar difokuskan pada beberapa ketrampilan khusus saja.
Unsur unsur yang penting dalam micro teaching adalah:
Tujuan dan sasaran ketrampilan.
Struktur dan organisasinya.
Perencanaan jadwal.
Pembinaan.
Feed-back
Siswa untuk micro-teaching
Sarana kegiatan.
Jadi, micro-teaching adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau
calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan
dalam lingkungan teman-teman, setingkat sendiri atau sekelompok murid dibawah
bimbingan Dosen Pembimbing dan atau dibawah bimbingan Guru Pamong.
Tujuan umum micro teaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk
menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di depan kelas dengan memeiliki
pengetahuan, ketrampilan, kecakapandan sikap sebagai guru yang professional.
Sedangkan tujuan Instruksional Khusus : setelah mengikuti program micro
teaching mahasiswa calon guru diharapkan:
Dapat menganalisa tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri.
Dapat melaksanakan ketrampilan khusus dalam mengajar.
Dapat mempraktekkann berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.
Dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, produktif dan efesien.
Dapat bersikap profesional keguruan.
Sesuai dengan tujuan tersebut micro teaching dapat digunakan dalam:
1) Pendidikan Pre Service,yaitu bagi calon guru:
Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar praktek di sekolah latihan
dan di depan kelas sebenarnya.
Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di sekolah
latihan.
2) Pendidikan In Service,yaitu bagi guru atau penilik:
Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hamper menjai
routine,supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha
memperbaikinya.
Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu, apakah
bimbinganya, nasehatnya dan saran-saranya benar-benar efektif dalam
membantu meningkatkan kemampuan guru-gurunya.
Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum teknik itu
dalaksanakan dalam kalas baru.
Keunggulan micro teaching sebagai berikut:
Micro teaching merupakan pengalaman laboratories.
Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek Keguruan.
Micro teching dapat mengurangi kesulitan /kerumitan mengajar di kelas,telah terlatih
lebih dahulu segala ketrampilan di muka kelas,dalam situasi belajar yang lebih
sempit,jumlah murid lebih sedikit,ruang lingkup pengajaran lebih terbatas,serta sudah
terlatih untuk mengatasi kesulitan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Micro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi
yang manta, teliti dan obyektif.
Dengan adanya feed-back dalam micro teaching,yang berupa knowledge of resulte
dapat diberikan langsung secara mendalam.
Dengan micro teaching diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebih kuat,luas
dan mendalam.
Dengan mikro teaching mahasiswa mendalami komponen-komponen ketrampilan
secara mendalam,yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersipat obyektif.
Micro teaching memupuk percaya diri bagi mahasiswa.
Micro teaching mengembangkan mahasiswa untuk aktif, inisiatif, kreatif serta bekerja
yang efektif, produktif, efesien yang disertai penuh tanggung jawab.
Adanya catatan-catatan sebanyak-banyaknya tentang cara mengajar yang dapat
dipakai sebagai bahan diskusi, dan kritik yang membangun.
Sebagai wadah untuk untuk mencari model ketrampilan mengajar yang sesuai.
Menampung proses mengajar ulangan, sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki
secara langsung praktek.
Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan kebaikan serta
mendordong untuk memperbaikinya.
Micro teaching merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar.
Micro teaching merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan dan
mengadakan research dalam kegiatan belajar mengajar.
Micro teaching merupakan medan untuk mencoba system/metode pengajaran baru
untuk diteliti sebelum dikembangkan.
Dengan micro teaching mengalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru pamong serta
semua yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pengajaran.
Merupakan arena pengabdian masyarakat, tempat pelaksanaan program pendidikan
dan pengajaran serta program penelitian.
Kelemahan Micro teaching adalah sebagai berikut:
Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan
mengajar dan bila tidak diteruskan dengan praktek yang menyeluruh.
Pengertian micro teaching yang salah tafsirkan dapat hanya meniyikberatkan pada
ketrampilan guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu
sebagai pendidik dan pengajar, yang tidak hanya bertugas di muka kelas saja.
Micro teaching yang ideal memerlukan biaya banyak, peralatan yang mahal, serta
tenaga ahli dalam bidang teknis maupun dalam bidang pendidikan pengajaran pada
umumnya dan metododlogi pengajaran pada khususnya.
Micro teaching menuntut perencanaan, pengetahuan dan pelaksanaan cermat,
mendetail, logis dan sistematis.
Micro teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid, merupakan
sandiwara saja, sehingga tidak mewujudkan situasi belajar mengajar yang
sewajarnya.
Untuk latihan ulangan yang menggunakan murid yang sama mengenai bahan yang
sama oleh orang tang sama adalah menjemukan. Oleh karenanya dalam praktek ulang
murid harus lain.
Dalam micro teaching dibutuhkan sekali adanya sifat saling kerjasama, terbuka, aktif.
Inisiatif untuk mencapai tujuan serta memecahkan masalah bersama, dari seluruh
personal dalam micro teaching.
Micro teaching saja tidaklah cukup, harus diikiti prektek sesungguhnya,dalam situasi
belajar mengajar disekolah latihan dan dalam segala kegitan professional guru.
7. SUMBANG SARAN (BRAIN-STORMING)
Brain Storming adalah suatu tehnik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh
guru di dalam kelas.Guru melontarkan suatu masalah dan siswa menjawab, menyatakan
pendapat, sehingga mungkin masalah tersebut menjadi masalah baru atau berarti suatu
cara untuk mendapatkan banyak ide dalam waktu singkat dari suatu kelompok.
Tujuannya ialah untuk menguras habis, apa yang dipikirkan para siswa dalam
menanggapi masalah.
Tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran sisiwa
untuk menanggapi dan guru tidak boleh mengomentari pendapat tersebut benar atau salah
juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan siswa.
Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar,
bertanya atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan
pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
Keunggulan tehnik brain storming:
Anak-anak aktif berpikir untuk menyampaikan pendapat.
Melatih siswa untuk berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah
yang diberikan guru.
Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.
Terjadi persaingan yang sehat.
Anak merasa bebas dan gembira.
Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.
Kendala yang perlu diatasi:
Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.
Anak yang kurang selalu ditinggalkan.
Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.
Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan
Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah.
Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.
Masalah tidak berkembang ke arah yang tidak diharapkan.
Namun demikian tehnik ini sering menguntungkan supaya berhasil sebaikknya
digabung dengan tehnik yang lain.
8. INQUIRI
Inquiri adalah istilah dalam bahasa inggris ini merupakan suatu tehnik yang
digunakan guru mengajar di depan kelas. Pelaksanaannya sebagai berikut: Guru memberi
tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok dan
masing-masing kelompok mendapat tugas yang harus dikerjakan.Kemudian mereka
mempelajari, meneliti dan membahas dengan kelompoknnya. Setelah itu hasil diskusi
dibuat laporan. Hasil laporan kerja kelompok dilaporkan kesidang pleno dan terjadilah
diskusi secara luas untuk mendapatkan kesimpulan
Tujuan tehnik ini adalah agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah.Dapat juga menumbuhkan sikap objektif, jujur,
hasrat ingin tahu, dan sebagaiinya.
Keunggulan tehnik Inquiri:
Dapat membentuk dan mengembangkan ”sel-consept” pada diri siswa
Membantu dalan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses pada belajar
yang baru.
Mendorong siswa berpikir aktif, bekerja atas inisiatif sendiri, objektif, jujur dan
terbuka.
Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik
Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu
Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
Dapat menghindari siswa dari cara belajar yang tradisional.
Memberikan waktu yang cukup pada siswa sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.
Untuk meningkatkan tehnik inquiri dapat timbul perlu dilakukan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1. Membimbing kegiatan laboratorium
2 .Modifikasi inquiri
3. Kebebasan inquiri
4. Inquiri pendekatanb peranan
5. Mengundang kedalam inquiri
6. Teka teki bergambar
7. Synectics lesson
8. Kejelasan nilai-nilai
Agar tehnik ini berjalan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:
1. Kondisi yang fleksibel, bebas uintuk berinteraksi.
2. Kondisi lingkungan yang responsive.
3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.
4. Kondisi yang bebas dari tekanan
Peran Guru:
1. Menstimulir dan merangsang siswa untuk berpikir
2. Memberikan fleksibelitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak
3. Memberikan dukungan untuk ”inquiri”
4. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya
5. Mengidentifikasi dan menggunakan : ”teach able moment” sebaik-baiknya.
Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui ”inquiri” :
1. Otonomi siswa
2. Kebebasan dan dukungan pada siswa
3. Sikap keterbukaan
4. Percaya kepada diri sendira dan kesadaran akan harga diri
5. Self-consept
6. Pengalaman inquiri,terlibat dalam masalah-masalah.
9. EKSPERIMEN
Eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu
percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatam itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.
Tujuan tehnik ini agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atas persoalian-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan
sendiri. Siswa juga dapat menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tehnik eksperimen itu efisien dan efektif:
a. Dalam ekspetimen setaiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan
bahan (materi) harus cukup.
b. Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau
hasil tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang
digunakan harus baik dan bersih.
c. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berl; atih ; maka perlu diberi
petunjuk yang jelas
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah mengenai kerjiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut:
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami
masalah yang akan adibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan tentang:
Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang
harus dikontrol dengan ketat.
Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimem berlangsung
Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yamng akan dicatat.
Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,perhitungan,grafik
dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung,guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa,mendiskusikan ke kelas; dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
Keunggulan tehnik eksperimen:
a. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi
segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yangbelum pasti
kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia membuktikan
kebenarnnya.
b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; yang mana itu sangat dikehendaki oleh
kegiatan belajar mengajar yang modern, siswa lebih aktif dengan bimbingan guru.
c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu
pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam
menggunakan alat-alat percobaan.
d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.
10. DEMONSTRASI
Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi
siswa tidak melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru.
Jadi, demonstrasi adalah cara mengajar dimana seoarang instruktur atau guru
menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih
berkesan secara mendalamsehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.
Tujuan teknik Demonstrasi agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur
atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan-penggunaan kompor untuk mendidihkan
air,cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas. Siswa juga dapat menyaksikan
kerjanya sesuatu alat atau mesin sepertyi penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar teknik demonstrasi berjalan efektif:
a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin
tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstasi yang
berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai
jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah
mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil.
e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan digunakan.
f. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila
perlu, dan siswa bisa bertanya.
g. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk
mengamati dengan baik dan bertanya.
h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil;
dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Keuntungan menggunakan teknik demonstrasi ialah dengan demonstrasi perhatian
siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan
yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh
kongkrit dan memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.
11. KARYA WISATA
Karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pabrik sepatu; suatu bengkel mobil dan sebagainya.
Teknik karya wisata ini digunakan dengan tujuan diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalam langsung dari objek yang dilihatnya; dapat turut menghayati tugas
pekerjaan milik seseorang, serta dapat bertanya jawab mungkin dengan cara demikian
mereka memecahkan persoalanyang dihadapinya dalam pelajaran atau pengetahuan
umum.
Langkah-langkah karya wisata:
a. Masa persiapan guru perlu menetapkan:
Perumusan tujuan instruksional yang jelas
Pertimbangkan pemilihan teknik itu.
Keperluan menghubungi pemimpin objek yang akan dikunjungi,untuk
merundingkan segala sesuatunya.
Penyusunan perencanaan yang masak.
Pembagian siswa dalam kelompok.
b. Masa pelaksanaan karya wisata :
Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainya.
Memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama.
Mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi.
Memberi petunjuk bila perlu.
c. Masa kembali dari karya wisata:
Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karya wisata itu.
Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh.
Tindak lanjut dari hasil kegiatan karya wisata seperti; membuat grafik dsb.
Keunggulan teknik karya wisata:
Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas
pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan
mereka.
Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
kelompok dan dihayati secara langsung.
Siswa dapat bertanya jawab
Dengan objek yang ditinjau siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman.
Tetapi penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diatasi agar
pelaksanaannya dapat berhasil, ialah sebagai berikut:
karya wisata biasannya dilakukan di luar sekolah sehingga, mungkin jarak tempat itu
sangat jauh dari sekolah. Maka perlu menggunakan transpot yang menggunakan banyak
biaya dan waktu.
12. TEKNIK PENYAJIAN KERJA LAPANGAN
Yang dimaksud dengan teknik penyajian kerja lapangan ialah cara mengajar
dengan jalan mengajak siswa ke suatu tempat di luar sekolah, yang bertujuan agar siswa
dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam
pekerjaan yang ada di masyarakat.
Beberapa keuntungan yang di peroleh siswa dengan teknik penyajian kerja
lapagan ini iyalah:
Siswa mendapat kesempatan untuk langsung aktif bekerja di lapangan, sehingga
memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja.
Siswa juga akan menemukan pengertian/pemahaman dari pekerjaan itu, mengenai
kebaikan ataupun ataupun kekurangan nya.
Namun demikian penggunaan teknik penyajian kerja lapangan iti kadang-kadang
dibatasi oleh beberapa hal, yaaitu:
Waktu yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang
mendalam, juga penguasaan pengetahuannya menjadi terbatas pula.
Untuk kerja lapangan perlu biaya yang agak banyak.
Tempat praktek yang jauh dari sekolah.
Tidak tersedianya trainer/guru/pelatih yang asli.
Langkah-langkah agar pelaksanaan teknik pekerjaan lapangan dapat berhasil guna
dan berdaya guna yaitu:
o Guru sebelumnya harus mampu merumuskan tujuan dari latihan kerja itu secara jelas,
tidak ragu-ragu, canggung ataupun setengah hati.
o Kemudian guru/trainer perlu menghubungi pengurus tempat sasaran.
o Menyiapakan siswa dengan tugas-tugas yang sudah diatur .
o Memberi tugas dalam kelompok
o Guru/trainer harus ikut serta dengan siswa, sehingga harus juga mengawasi langsung
pada pekerjaan siswa dan bisa memberi nasihat bila diperlukan oleh siswa.
o Setelah anak kembali ke sekolah diharuskan membuat laporan hasil trainingnya,
untuk di diskusikan di evaliasi bersama-sama.
13. SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN
(ROLL PLAYING)
Dalam hal ini perlu digunakan teknik sosiodrama ialah siswa dapat
mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam
hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-playing di mana siswa bisa berperan
atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis itu.
Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki
tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat tepa seliro dan toleransi.
Langkah-langkah dalam melaksanaka teknik ini agar berhasil dengan efektif yaitu
dengan cara sebagai berikut:
o Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenlkan teknik ini.
o Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.
o Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil
untuk mengatur adegan yang pertama.
o Bila ada kesedian sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditangani tanggapi tetapi
guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.
Siswa yang tida turut harus menjadi penonton yang aktif.
Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan, agar
kemungkinan- kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum.
Bila menggunakan teknik roll-playing ini sebelum melaksanakan perlu
dipertimbangkan kekurangannya ialah:
Kalau guru tidak menguasai tujuan instruksional penggunaan teknik ini untuk sesuatu
unit pelajaran, maka sosiodramanya juga tidak akan berhasil.
Dengan sosiodrama jangan menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat prasangka
yang buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya, sehingga menyimpang
dari tujuan semila.
Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, akan
mengacaukan berlangsungnya sosiodrama.
Tetapi teknik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
Dengan teknik ini, siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran
Karena bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah sosial itu.
Bagi siswa dengan berperan seperti orang lain, maka ia dapan menempatkan diri
seperti watak orang lain itu.
14. TEKNIK PENYAJIAN SECARA KASUS Teknik secara kasus yang
diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang
ditemui anak, digunakan sebagai bahanpelajaran kemudian kasus tersebut di
bahas bersama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.
Kelebihan digunakan teknik kasus ini yaitu:Siswa dapat mengetahui dengan
pengamatan yang sempurna tentang sesuatu gambaran yang nyata, yang betul-
betul terjadi di dalam hidupnya, sehingga mereka dapat mempelajari dengan
penuh perhatian dan lebih terperinci persoalannya.
Dengan pengamatan maka akan membatu siswa mengembangkan daya berpikirnya
secara sistematis dan logis, sehingga ia mampu pula mengambil keputusan yang
tepat.
Waktu siswa meneliti proses dalam mengambil keputusan mengenai salah satu kasus,
maka ia akan mendapatakan pengetahuan tentang dasar-dasar atau sebab-sebab yang
melandasi timbulnya kasus tersebut.
Penggunaan teknik ini membantu siswa pula dalam mengembangkan daya intelektual
dan ketrampilan berkomunikasi secara lisan maupun secara tulisan
Dalam memecahkan kasus itu, sisiwa dapat menggunakan pendakatan secara
”problem solving”.
Kemudian teknik ini dapat memperlihatkan kepada siswa tentang banyak macam
situasi, masalah atau persoalan hidup yang dihadapi dalan kehidupan ini, lebih-libih
di dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
Namun demikian teknik ini mempunyai kekurangannya, yaitu:
Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui
dan petinjuk cara pemecahannya yang diperlukan siswa. Juga banyak waktu yang
harus digunakan untuk diskusi.
Untuk pelaksanaan kegiatan kelompok memerlukan fasilitas fisik lebih banyak.
Pada persiapan guru membantu siswa dalam menemukan kasus-kasus, serta
merumuskan tujuan penggunaan metode kasus yang akandi capai
Guru perlu memikirkan juga jawaban yang tepat, mentukan kelompaok siswa, dan
waktu yang di pelukan.
Dalam pelaksanaannya guru harus menjelaskan dengan baik kasus yang akan di bahas
yang sedang aktual pada waktu itu, dan memberikan arah pemecahan masalahnya.
Perlu diawasi pula berlangsungnya penyelesaian tugas kelompok dan
pembahasannya.
15.TEKNIK PENYAJIAN SECARA SISTEM REGU/TEAM TEACHING
Sistem regu ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih
lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara kuantitatif maupun kualitatif, juga
meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang
diberikan.
Teknik penyajian inibanyak mempunyai kauntungan yaitu:
Jalan interaksi mengajar belajar akan lebih lancar.
Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab di berikan oleh
beberapa orang guru.
Juga labih ringan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri
dalam membuat perencanaan.
Pelajaran akan lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa
orang guru.
Namun ada beberapa kelemahan dari teknik ini, ialah:
Bila seorang guru yang sedang tidak mendapat giliran mengajar tidak memanfaatkan
waktu untuk belajar lebih lanjut, atau membuat perencanaan yang lebih masak,
bahkan menggunakan waktu senggangnya untuk hal-hal yang tidak berguna.
Bila masing-masing anggota Team tidak kompak, tidak dapat bekerja sama dengan
baik, sehingga team itu tidak bisa berintegrasi, tidak ada pemimpin yang
mengkoordinasikannya. Atau bahkan team itu berjalan hanya dengan alasan
penghematan administratif saja, hal itu sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan.
16. PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM
INSTRUKSIONAL
16.1. PENGETAHUAN SISTEM INSTRUKSIONAL
Sistem Instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu
sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terogganisasi, yang terdiri atas sejumlah
komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam ramgka mencapai tujuan yang
diinginkan.
Pengertian Sistem Instruksional ini dapat diteruskan dalam ruang lingkup yang
luas seperti sistem pengajaran dalam Sekolah Pembangunan, tetapi dapat pula dalam
ruang lingkup yang lebih sempit.
Di samping itu pengertian sistem berlaku pula untuk ruang lingkup yang sangat
terbatas, yang di sebut micro-system.
Pengertian Instruksional di dalam ruang lingkup yang terakhir inilah yang akan
dititik beratkan dalam materi program in-service training ini, karena hal itu lebih sesuai
dengan tugas pekerjaan para guru sehari-hari di kelas.
Dalam memberikan pengajaran mengenai suatu topik pelajaran tertentu kepada
muridnya, para guru dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain:
a. Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai?
b. Materi-materi pelajaran apa yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan diatas?
c. Metode/alat mana yang digunakan?
d. Bagaimana prosedur mengevaluasinya?
16.2. LANGKAH-LANGKAH POKOK DIDALAM MENGEMBANGKAN SISTEM
INSTRUKSIONAL
Langkah-langkah yang perlu di tempuh bila ingin mengajarkan suatu
topikpelajaran kepada murid-murid yaitu sebagai berikut:
a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran (instruksional) yang ingin di capai.
b. Mengembangkan alat evaluasi.
c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh.
d. Merencanakan program kegiatan.
e. Melaksanakan program.
16.3. PENJELASAN TERURAI DARI MASING-MASING LANGKAH DALAM
PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL.
Kita lihat lebih jauh prosedur yang perlu di tempuh dalam setiap langkah sehingga
akan lebih jelas lagi.
a. Merumuskan tujuan-tujuan instruksional.
1). Pengertian.
Tujuan (obyektive) adalah suatu maksud yang dikomunikasikan melalui suatu
pertanyaan yang melukiskan perubahan yang diharapkan dalam diri murid-murid
bila ia telah menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu.
2). Perbedaan antara tujuan Instruksional dan proses mengajar.
Perhatikan contoh dibawah ini yang memperlihatkan perbedaan antara tujuan
instruksional dan proses mengajar:
Tujuan Instruksional Proses Mengajar
1. Murid-mirid menyebut dengan
tepat fungís termometer.
2. Murid-murid dapat menghitung
luas bujursangkar yang
diketahui panjang slah stunya.
1. Mengajarkan lepada murid-murid
tentang fungís termometer
2. Mengajarkan lepada murid-murid
cara menghitung luas
bujursangkar.
3). Bagaiman merumuskan kemampuan-kemampuan murid dalam tujuan
instruksional.
Perumusan tersebut hendaknya cukup jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran
yang berbeda. Untuk itu hendaknya digunakan istilah-istilah tertentu yang
operasional sehingga dapat diukur.
4). Kriteria dalam merurumuskan tujuan Instruksional.
Sejumlah kriteria yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan-tujuan yang
ingin dicapai dalam suatu topik pelajaran tertentu.
a). Harus menggunakan istilah-istilah yang operasional.
b). Harus dalam bentuk hasil (product) belajar.
c). Harus berbentuk tingkah laku murid.
d). Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.
b. Mengembangkan alat evaluasi.
Langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat evaluasi untuk
menilai/mengukur sampai dimana tujuan-tujuan tersebut dicapai.
1). Pertama-tama perlu kita tentukan jenis-jenis tes apa yang akan digunakan
untuk menilai tercapai tidaknya tujuan-tujuan tersebut.
2). Hal kedua dalam mengembangkan alat evaluasi adalah merumuskan
pertanyaan-pertanyaan (items) untuk menilai masing-masing tujuan.
c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh murid-murid.
Tugas guru pada langkah ketiga ini adalah merumuskan kegiatan-kegiatan
belajar apakah yang perlu ditempuh murad-murid agar ia nantinya dapat berbuat
seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah kita rumuskan.
Langkah pokok untuk melaksanakan tugas ini:
1). Merumuskan semua kemungkinan kegiatan relajar yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2). Menetapkan dari sekian kegiatan-kegiatan relajar tersebut yang tidak perlu
ditempuh lagi oleh murid-murid berhubung mereka telah mengetahuinya.
3). Menetapkan kegiatan-kegiatan relajar mana yang nantinya akan ditempuh
murid-murid.
d. Merencanakan Program Kegiatan
1). Merumuskan materi pelajaran
Setelah kegiatan belajar yang akan ditempuh murid-murid maka Sekarang
rumuskan pokok-pokok materi pelajaran yang akan diberikan kapada murid-
murid sesuai dengan jenis-jenis kegiatan barajar yang telah ditetapkan
tersebut.
2). Metode yang digunakan.
a). Dalam metode ceramah, guru aktif menerangkan bahan pelajaran,
sedangkan murid mendengarkan dan mencatat penjelasan-penjelasan yang
diberikannya.
b). Dalam metode demonstrasi, guru memperlihatkan suatu gejala atau proses
(bukan hanya menerangkan dengan kata-kata) di depan murid-
muridnya.
c). Dalam metode eksperimen, murid-murid melakukan sendiri percobaan
dengan petunjuk seperlunya dari pihak guru.
d). Dalam metode pemberian tugas, murid-murid diberi tugas tertentu oleh
guru, baik secara perorangan maupun kelompok.
e). Dalam metode karyawisata, murid dibawa ke suatu obyek tertentu di luar
kelas, sehingga anak-anak dapat melihat dan menghayati langkah-langkah
obyek tersebut.
3). Menyusun jadwal.
f. Melaksanakan program
Setelah semua rencana dan persiapan selesai dilakukan maka mulailah
melaksanakan program yang kita telah kita susun tersebut, dalam arti kita cobakan.
Langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam fase ini adalahsebagai berikut:
1). Mengadakan Pre-Test
2). Menyampaikan materi Pelajaran kepada murid-murid.
3). Mengadakan Post-Test (Evaluasi).
Ada dua perbandingan yang kita lakukan, yakni membandingkan hasil
keseluruhan tes, dan membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan.
(1). Hasil keseluruhan tes.
Untuk perbandingan ini kita tempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Pre-Test.
b. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai mirid pada Post-Test
Simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita berikan
dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah kita rumuskan.
(2). Pertanyaan demi pertanyaan.
Dengan melakukan dua jenis perbandingan tersebut, hal itu
memungkinkan kita untuk mengetahui sekurang-kurangnya 3 hal yaitu:
a). Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program pengajaran
yang kita adakan.
b). Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai tujuan-
tujuan yang telah dirumuskan.
c). Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian tertentu dai
program yang kita berikan, sehingga memberikan pedoman pada kita untuk
melakukan perbaikan (revisi).
SATUAN PELAJARAN
Bentuk sistem instruksional yang lain ialah satuan pelajaran.
Dalam sistem ini komponen-komponennya hampir sama dengan PPSI, hanya susunannya
berbeda.
Untuk jelasnya ini dilampirkan susunan komponen-komponennya:
FORMAT
SATUAN PELAJARAN
1. Bidang Studi :
2. Sub Bidang
Studi/Mata Pelajaran :
3. Satuan (Pokok)
Bahasan :
4. Kelas :
5. Semester :
6. Waktu :
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :
III. Materi Pelajaran :
IV. Kegiatan Relajar :
V. Alat dan Sumber Pelajaran :
VI. Evalusi :
17. LATIHAN/DRILL
Perlu diadakan latihan untuk menguasai ketrampilan tersebut. Maka salah satu
teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atai
drill. Ialah statu teknik yang dapat diartikan sebagai statu cara mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau
ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak.
b. Mengembangkan kecakapan intelek.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.
Beberapa hal yang perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa
agar berhasil guna dan berdaya guna ialah sebagai berikut:
a. Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan
latihan yang sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga tanggap/ubahan
kondisi/situasi belajar yang menurut daya tanggap/response yang berbeda pula.
b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta
kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah.
Perlu diperhatikan pula kelemahan-kelemahannya seperti:
a. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena
merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal itu akan menghambat bakat dan
inisiatif siswa.
b. Dalam latihan individual, kadang-kadang perlu bakat anak itu dikembangkan dengan
penuh inisiatif untuk didorong sejauh tidak menyimpang dari penguasaan ketrapilan
yang akan dicapai. Hal itu tidak bisa terjadi bila sifat/cara latihan itu kaku/tidak
fleksibel.
c. Bila situasi berubah, siswa itu sukar sekali menyesuaikan diri atau tidak bisa
mengubah caranya latihan untuk mengatasi keadaan yang lain itu.
d. Siswa melakukan saja tanpa mengerti maksid dan tujuan latihan itu. Hal semacam itu
terjadilah verbalisme.
Langkah-langkah/prosedur yang perlu diperhatikan instruktur/guru untuk
kesuksesan pelaksanaan teknik latihan ini adalah sebagai berikut:
a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara
otimatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan
pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.
c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pad diagnosa,
karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharakan siswa dapat menghasilkan
ketrampilan yang sempurna.
d. Perlu mengutamakan ketetapan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian
diperhatikan kecepatan; agar sisiwa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan
menurut waktu yang telah ditentukan.
e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan
dan membosankan, tetapi sring dilakukan pada kesempatan yang lain.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang
esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang
rendah/kurang diperlukan.
g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa; sehingga kemampuan
dan kebutuhan sisiwa masing-masing tersalurkan/dikembangkan.
18. TEKNIK PENYJIAN DENGAN TANYA
JAWAB/DIALOG
Untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar perlu guru
menimbulkan teknik tanya jawab atau dialog. Ialah suatu teknik untuk memberi motivasi
pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran.
Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan:
a. Agar dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar
ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta
itu.
b. Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu menjelaskan langkah-langkah
berpikir atau proses yang ditempuh dalam memcahkan soal/masalah; sehingga jalan
pikiran anak tidak meloncat-loncat.
c. Teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk
mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, siswa akan menyusun jalan
pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.
d. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta
mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya; sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.
e. Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkapsiswa untuk
dapat memahami bacaan.
f. Guru dengan tanya jawab itu bisa mengetahui juga apakah siswa mendengarkan
dengan baik
g. Dapat juga teknik tanya jawab itu digunakan untuk mengamati suatu demonstrasi atau
eksperimen.
h. Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang
sedang diberikan.
Tetapi teknik tanya jawab tiodak bisa digunakan , atau kurang mengenai sasara
bila guru akan mengungkap maksud seperti:
a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan sisiwa.
b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah.
c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan
jawaban sangat dibatasi, mangakibatkan pikiran sisiwa tidak berkembang.
d. Pertanyaan yang baik bila ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang,
menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya.
19. TEKNIK PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI Kegiatan interaksi
belajar mengajar harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya,salah satunya dengan
cara pemberian tugas-tugas diluar jam pelajaran. Tehnik pemberian tugas atau resitasi
biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih
mantap, memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa, mampu
menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk menunjang
belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bergunu dan konstruktif. Sehingga
pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Namum tehnik
ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti berikut:Kemungkinan siswa hanya
meniru pekerjaan temannya.
Siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajaritu sendiri.
Adanya kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas tersebut.
Timbulnya kesukaran siswa untuk mengerjakan tugas.
Pertumbuhan siswa menjadi terganggu.
Siswa tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang
bergunu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemberian tugas
dan restirasi :
1. Merumuskan tujuan khusus dari pemberian tugas.
2. Pertimbangan akan pemilihan tekhnik restirasi, apakah tepat dalam mencapai tujuan
yang telah anda rumuskan.
3. Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.
20. TEKNIK CERAMAH
Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah
pendidikan adalah cara mengajar dengan ceramah, yakni secara lisan atau ceramah.dalam
pelaksanaan tehnik ini mamerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak
membosankan dan menarik perhatian siswanya.
Tehnik mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai tehnik kuliah,
merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau
informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.Dalam
hal ini guru dituntut memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa
dan dapat memebuat kesimpulan pelajaran yang akan diberikan, untuk mengambil inti sar
atau pokok-pokok terpenting.
Adapun keunggulan dalam teknik ini adalah :
1. Guru dapat lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam
mendengarkan pelajaran.
2. Guru dapat lebih memusatkan perhatian pada kelas, yang bersama-
sama mendengarkan pelajaran.
Dan kelemaham yang muncul dalam teknik ini :
1. Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraianya.
2. Apakah ketenangan dan kediaman mereka dalam mendengarkan pelajaran itu berarti
bahwa mereka telah memahami pelajaran yang diberikan.
3. Adanya perbedaan pengertian materi antara siswa yang mendengarkan dengan
penjalasan yang diinginkan olah guru.
Sehingga diperlukannya usaha dalam mengatasi kelemahan tersebut, salah
satunya dengan cara :
1. guru perlu mengajukan beberepa pertanyaan guna meneliti apakah perhatian siswa
masih ada pada uraian pelajarannya.
2. Guru memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan agar dapat menggiatkan
daya pikir siswa.
3. guru dapat mengkombinasikan dengan penggunaan tehnik lain seperti penggunaan
tehnik ceramah dengan tehnik tanya jawab.
Dengan langkah demikian diharapkan tidak menimbulkan salah pengertian atau
penafsiran yang berbeda terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik ini adalah :
1. Guru perlu merumuskan tujuan intruksional dari pelajaran yang akan
disampaikan.
2. Mempertimbangkan lebih dalam perlu tidaknya tehnik ini digunakan.
3. Guru perlu memahami bahan pelajaran itu dari segi sequence dan scope
(urutan dan luasnya isi).
4. Merumuskan tujuan secara khusus dan nyata, sehingga siswa mampu
memahami kegunaan atau tujuan dari pelajaran yang diceramahkan.
21. TEKNIK PENYAJIAN DENGAN INTERAKSI MASSA.
Dalam interaksi belajar mengajar perlu ditimbulkannya interaksi edukatif dengan
sekelompok siswa yang besar jumlahnya. Dalam hal ini kita memerlukan tehnik interaksi
massa. Beberapa tehnik yang dapat dikelompokkan dalam tehnik interaksi massa adalah :
panel, symposium, seminar, musyawarah kerja, forum dan laian sebagainya.
A. PANEL
Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan penggunjung
tentang sebuah topic, hal mana diperlukan tiga panelis atau seorang pemimpin atau
moderator. Teknik belajar mengajar dengan panel digunakan, bila kita akan
mengemukakan pendapat yang berbeda.
Keunggulan dalam teknik ini adalah :
Dapat membangkitkan pikiran siswa.
Dapat mengemukakan pendapat yang berbeda dan pandangan dari berbagai sudut,
setelah kita akan memperoleh hasilnya.
Dapat mendorong siswa untuk melatih menganalisa masalah.
Kelamahan yang muncul dalam teknik ini adalah :
Bila pembicaraan meluas dan berlarut-larut maka mudah tersesat.
Tehnik ini memungkinkan panelis untuk berbicara terlalu banyak, sehingga tidak
kesempatan berbicara bagi yang lain.
Tidak memungkinkan semua peserta menggambil bagian.
Kencenderungan untuk menjadi serial pidato pendek.
Dapat memecah pendengar ketika mereka setuju dengan panelis tertentu.
Memerlukan waktu dan persiapan yang cukup banyak.
Perlu adanya seorang moderator yang terampil.
Karena itulah pelaksanaan diskusi panel perlu memperhatikan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Fase persiapan
a. Menetapkan garis besar masalah.
b. Menentukan panelis.
c. Menentukan masalah yang actual.
d. Panelis harus berpengalaman dan pandai dalam berbicara dengan lancar.
e. Panelis harus mengerti masalah yang akan dibahas.
f. Moderator harus terampil.
2. Fase pelaksanaan
a. Harus terdapat 2 kelompok.
b. Masalah harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan.
c. Moderator memperkenalkan peserta panelis kapada pendengar.
3. Fase evaluasi
Moderator dapat menyimpulkan tetapi tidak merupakan keputusan atau kesatuan
pendapat.
B. SYMPOSIUM
Teknik belajar mengajar dengan symposium adalah serangkaian pidato
pendek didepan penggunjung dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu
mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari topic tertentu. Tujuan tehnik ini
adalah untuk merangsang pemikiran pada kelompk besar manusia dalam waktu
singkat serta turut berpatisipasi dalam usaha pemecahannya.
Keunggulan yang muncul dalam tehnik ini adalah :
Membangkitkan pikiran untuk aktif memahami apa yang diceramahkan dalam
symposium itu.
Peserta dapat mengemukakan pandangn yang berbeda-beda, sehingga dapat
mengambil kesimpulannya.
Hasil pembicaraan masalah dari topic dapat digunakan sebagai pokok
pembicaraan.
Setiap anak harus mampu menganalisa maslah, agar dapat mencari jaln keluar
masalah itu.
Dapat memanfaatkan orang yang betul-betul memenuhi syarat.
Organisasinya yang sederhana dan pembahasan dalam symposium lebih terarah.
Pendengar mendapatkan kesempatan besar untuk berpartisipasi.
Namun dalam teknik ini juga terdapat kelemahan sebagai berikut :
Adanya kesukaran dalam menyiapkan bahan ringkas dan komperhensif.
Timbulnya moderator yangtidak seaktif dalam panel.
Kurangnya pengendalian waktu karena sambutan-sambutan yang terlalu lama.
Adanya topic yang kurang spontalitas dan kreatif.
Kurangnya interaksi antara kelompok.
Agak terasa formal, sehingga suasana pembicaraan menjadi kaku.
Adanya penekanan isi yang kurang tepat, sebab secara umum membatasi
pendapat pembicara.
Memerlukan perencanaan yang teliti sebelumnya untuk menjamin jangkauan yang
tepat.
Cenderung dipakai secara berlebihan.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu menyusun langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Fase persiapan
a. Penentuan persoalan yang akan dibahas.
b. Penetuan penyanggah yang baik.
c. Pemberitahuan tentang persoalan terlebih dahulu.
d. Pengendalian sambutan pendengar dan pembatasan waktu.
2. Fase pelaksanaan
1) Adanya pembahasan dari berbagai pandangan.
2) Mengadakan sanggahan utama.
3) Mendengarkan pandangan dari berbagai pendengar.
4) Adanya replik dan duplik.
5) Moderator bertugas menampung dan meneruskan sanggahan.
6) Tim yang disiapkan betul-betul bekerja.
3. Fase evaluasi
a. Hasil symposium perlu disimpulkan.
b. Perlu ditindaklanjuti dari keputusan-keputusan hasil symposium.
Dengan demikian tehnik ini banyak manfaatnya bila sering kita gunakan dan
dapat mengaktifkan siswa dalam mengalami proses belajar.
C. SYMPOSIUM-FORUM
Symposium-forum adalah teknik mengajar yang kita gunakan waktu
mengajarkan pelajaran pada siswa dengan symposium yang diikutidengan partisipasi
pengunjung. Tehnik ini membuka gelangang pertemuan secara informal yang dapat
memberi kesempatan berbicara praktis mengenai persoalan yang pragmatis (berguna)
kepada setiap orang.
Penggunaan teknik ini bermaksud untuk memberi kesempatan interaksi antara
kelompok setelah symposium. Biasanya tehnik ini diginakan guru untuk merangsang
massa agar mau mengemukakan pemikiran baru atau untuk menyalurkan hasrat
pengakuan, rasa tegang, atau frustasi.
Penggunaan teknik ini memiliki keuntungan yang dapat kita amati, seperti :
1. Dapat menambah nilai symposium dengan reaksi pengunjung.
2. Dapat dipakai untuk keperluan kelompok besar maupun kecil (terutama yang
besar).
3. Dipakai untuk menyajikan banyak keterangan dalam waktu yang singkat.
4. Penggantian pembicara akan menghidupkan suasana, menambah variasi dan
membuat lebih menarik pembicara.
5. penggunjung dapat mendengarkan dengan lebih banyak perhatian dalam
pembahasan masalah.
6. Dapat menyoroti hasil dengan teliti.
7. Memupuk keberanian setiap orang untuk menggungkap perasaan dan
pemikirannya di muka orang banyak.
8. Tidak perlu pembahasan lanjutan karena tidak digunakan untuk memperoleh
keputusan.
9. Pelaksanaan yang informal, Mengakrapkan suasana, singkat dan tidak memakan
biaya.
Tetapi dalam penyajian teknik ini pun ditemukan hambatan-hambatan,
seperti :
1. Pelaksanaanya memerlukan banyak waktu.
2. dalam suasana yang hangat dan tegang sukar untuk mengatur pembicaraan.
3. Tanggapan dari kelompok tertunda.
4. Kepribadian pembicara memungkinkan penekanan pada isi yang kurang tepat.
5. Sulit untuk mengontrol waktu dengan tepat.
6. Periode forum mudah terulur waktunya, tahu – tahu pembicaraan itu sudah jauh.
7. Tidak mempunyai bentuk organisasi karena memiliki anggota tertentu.
Demikian tehnik ini biasa dilaksanakan, dangan memperhatikan hambatan –
hambatan agar penggunaan forum dapat lebih intensif.
D. DEBAT
Debat adalah sebuah teknik dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra
menyampaikan pendapat mereka dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak
perlu, dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat dan
pembicara.
Tehnik ini berfungsi untuk membangkitkan analisa siswa, dimana siswa perlu
dilatih untuk menalisa suatu masalah, dan mencari kemungkinan jalan keluar dari
masalah yang dihadapi. Tehnik dapat membuat siswa terbiasa berani
mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.
Dalam teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Dengan perdebatan yang sengit, akan mempertajam hasil pembicaraan.
2. Dari seluruh perdebatan yang berlangsung dapat menemukan hasil yang lebih
tepat mengenai suatu masalah.
3. Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok.
4. Siswa dapat mengemukakan fakta dari kedua sisi masalah,sehingga dapat diteliti
fakta mana yang benar atau valid dan bisa dipertanggungjawabkan.
5. Dapat membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara dan berpartisipasi
mengeluarkan pendapat.
6. Bila masalah perdepatan menarik, maka pembicaraan itu mampu
mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu.
7. Dapat dipergunakan untuk kelompok besar.
Dengan adanya keunggulan maka juga akan menimbulkan adanya
kelemahan-kelemahan, seperti :
1. Munculnya keinginan untuk menang sehingga tidak memperhatikan pendapat
orang lain.
2. Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang
yang berdebat.
3. Dengan tehnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau diikuti
dengan diskusi.
4. Sengitnya perdebatan bisa membentuk banyaknya emosi yang terlibat, sehingga
debat itu semakin gencar dan ramai.
5. Agar bisa dilaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.
E. MUSYAWARAH KERJA
Musyawarah kerja adalah adanya pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang–
orang yang bergerak atau mempunyai prosesi dalam bidang kerja sejanis, jadi
massanya sangat terbatas jumlah maupun kualitasnya.
Tujuan yang ingin dicapai adalah agar adanya peningkatan kompetensi
profesional atau keahlian orang-orang maupu siswa yang bergerak dalam bidang yang
sejenis. Serta kesempatan untuk saling tukar pengetahuan dan pengalaman demi
meningkatkan mutu dan kelancaran kerjanya.
Dalam penggunaan teknik musyawarah kerja ini dapat diperoleh keuntngan
seperti :
Dapat meningkatkan mutu dalam bidang kerjanya masing-masing.
Meningkatkan kompetensi professional siswa yang bergerak dalam ketrampilan
dan keahlian yang sama.
Adanya kesempatan kelancaran komunikasi antar bidang kerja sehingga
menjamin kelancaran kerja pula.
Adanya musyawarah kerja dapay digunakan untuk mengatasi kebutuhan –
kebutuhan khusus.
Sedangkan hambatan yang mungkin muncul adalah :
Sukar menemukan tempat dan waktu yang sesuai dengan permintaan peserta.
Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Adanya hambatan dalam perencanaan musyawarah kerja.
Hanya digunakan sebagai variasi penggunaan tehnik-tehnik penyajian.
Maka untuk melaksanakan teknik ini mempertimbangkan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Fase persiapan
a. Membentuk panitia pelaksana.
b. Adanya pemberitahuan sebelum muker dilaksanakan.
c. Persoalan-persoalan harus dianggap perlu.
d. Panitia mengklasifikasi persoalan.
e. Menetapkan manusia sumber bagi tiap kelompok.
2. Faese pelaksanaan
a. Dimulai penjalasan umum dan pengarahan.
b. Membentuk kelompok.
c. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan penasehat ahli.
d. Kelompok membahas berdasarkan klasifikasi persoalan yang ada.
e. Perlu mencantumkan acara panel, demonstrasi, ceramah dan sebagainya.
f. Hasil perumusan akhir pada siding pleno.
3. Fase evaluasi
a. Apakah perlu ada tindak lanjut dari hasil perumusan.
b. Apakah perumusan akhir pada siding pleno.
F. SEMINAR
Seminar adalah Teknik penyajian yang dimaksudkan sebagai diskusi atau
kegiatan pembahasan yang bersifat ilmiah tentanh hal-hal yang bertalian dengan
kehidupan sehari-hari. Seminar ini bertujuan agar memperoleh pedoman-pedoman
atau pemecahan masalah secara ilmiah.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh, seperti :
Seminar terbentuk dan terorganisasi dengan baik.
adanya organizing comitte (panitia penyelenggara dan steering comitte) panitia
perumus, sehingga pelaksanaan dapat berjalan lancar.
Adanya pemrasaran dan pembahasan, serta kertas kerja yang membahas masalah
secara teoritis sudah dipersiapkan.
Masalah-masalah yang yang dibahas adalah masalah yang actual tentang
kahidupan sehari-hari.
Pada akhir seminar perlu adanya kesimpulan atau putusan yang merupakan hasil
kebulatan pendapat para peserta.
Sedangkan Hambatan yang muncul pada seminar adalah :
Biaya yang sangat besar.
Sukarnya penentuan peserta yang sungguh-sungguh berkemauan dan kualified.
Banyaknya Penyitaan waktu untuk perumusan.
Seringnya hasil perumusan yang kurang mantap.
Agar seminar dapat lebih efektif maka perlu memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Fase persiapan.
a. Merumuskan tujuan yang jelas.
b. Menyusun bahan untuk seminar.
c. Menetapkan pemrasaran dan pembahasan utama.
d. Membentuk panitia yang terdiri dari Panitia penyalenggara dan panitia
perumus.
e. Menyiapkan waktu dan tempat sebaik-baiknya.
f. Pemberitahuan kepada peserta.
2. Fase pelaksanaan.
a. Penjelasan umum mengenai pokok acara seminar.
b. Lembaran kerja yang bersifat teoritis.
c. Memulai acara dengan kata pengantar,pengantar umum oleh orang – orang
ahli.
d. Mengelompokkan peserta.
e. Perumusan akhir dilakukan dengan panitia perumus, serta disahkan oleh para
peserta dalam siding pleno.
3. Fase evaluasi.
a. Hasil perumusan apakah sudah memenuhi pencapaian tujuan.
b. Apakah perlu ada tindak lanjut dari perumusan itu.
22. METODE MENGAJAR DENGAN MEMPERGUNAKAN KOMPUTER
Berkembangnya cara-cara mengajar yang baru diantaranya adalah mengajar
dengan mempergunakan computer. Derasnya arus baru yang mengalir dari para pemakai
IPTEK maka penggunaan computer merupakan salah satu cara untuk menampung dengan
baik segenap informasi tadi, dan selanjutnya memanfaatkan dengan baik pula.
Dengan bantuan computer dapat diajarkan cara-cara mencari informasi baru,
menyeleksinya dan kemudian mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu
pertanyaan.
Secara teori suatu computer memiliki keahlian yang lebih dari pada seorang guru,
Karena computer dapat :
1. Menyimpan pendapat dari beberapa informasi.
2. Memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi.
3. menyajikan pada siswa dengan diagram yang menantang.
4. memberi jawaban tipe kebutuhan siswa.
5. Memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya.
6. Memiliki sejumlah perbedaan dengan siswa yang berbeda – beda.
Komputer dapat diprogram untuk menggunakan potensi menggajar dalam tiga
cara :
A. TUITION
Dalam hal ini program menuntut computer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang
memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok
pengertian.
B. SIMULATION
Bentuk kedua pengajaran dengan computer adalah untuk simulasi pada suatu keadaan
khusus atau system dimana siswa dapat berinteraksi.
Siswa dapat menyebut informasi sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena
interpretasinya dari prinsip – prinsip yang telah ditentukan.
C. DATA-CRUNCHING
Dalam hal ini computer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas
atau manipulasi data dengan kecepatan yang tinggi dan dapat menghasilkan grafik
dan chart yang sulit atau kompleks.
Teknik ini dapat digunakan sebagai variasi dengan tehnik yang lain. Dan dapat
lebih menunjang proses belajar mengajar.
23. METODE MENGAJAR NON-DIRECTIVE
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang
aktif bukan pasif. Cara ini dilakukan ini dilakukan agar siswa mampu observasi mereka
sendiri, mampu mengadakan analisi mereka sendiri, Juga untuk merangsang para siswa
agar mampu dan berani menyatakan dirinya sendiri dengan aktif, bukan hanya menjadi
pendengar yang pasif terhadap segala sesuatu yang dikatakan oleh guru.
Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas yang telah tersusun sehingga dangan
tugas tersebut siswa dapat melaksanakan :
1. Observasi pad objek pelajaran.
2. Menganisa fakta yang dihadapi.
3. Menyimpulkan sendiri hasil pengamatan.
4. Menjelaskan apa yang ditemukan.
5. Membandingkan dengan fakta lain.
Guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berfikir siswa
sehingga objek belajar itu berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya,
aktif berfikir dan menyusun pengertian yang baik.
24. METODE MENGAJAR BERDASARKAN PRINSIP – PRINSIP
INTERDISIPLINITAS
Metode ini dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa masalah – masalah yang
nyata dijumpai dalam kehidupan yang modern ini tidak lagi diselesaikan dengan
berdasarkan ajaran – ajaran yang diberikan oleh stu disiplin ilmu pengetahuan saja.
Metode ini bila dilaksanakan harus dipimpin oleh seorang guru yang memiliki
pengetahuan yang luas, sehingga betul – betul mampu memimpin siswa untuk
memecahkan masalah, dengan cara meninjau.permasalahan yang sangat kompleks kita
lontarkan pada siswa untuk analisa pada setiap kelompok dapat mendiskusikan dari salah
satu disiplin ilmu. Kemudian kita diskusikan secara menyeluruh. Dengan demikian kita
mendapatkan pemecahan dari beberapa segi tinjauan beberapa segi ilmu.
Akhirnya siswa dapat menyadari, memehami, bahwa permasalahan yang
kompleks itu perlu dipecahkan dari beberapa segi interdisiplin ilmu, juga akan
memahami bagaimana keterkaitan dan ketergantungan antar disiplin ilmu itu sendiri. Dan
agar pengetahuan siswa berkembang menjadilebih luas, terintegrasi, dan tersusun logis,
untuk menghindari berfikir yang sempit dan kerdil.
BAB III
PENUTUP
Demikian teknik-teknik penyajian telah kami bahas, memeng masing-masing
teknik memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap teknik penyajian itu dikatakan
baik bila memenuhi kriteria sebagi berikut:
1. Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan
2. Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dan pemimpin
3. Tergantung pila pada kemampuan orang yang belajar
4. Serasi dengan besarnya kelompok
5. Melihat waktu penggunaannya
6. Melihat vasilitas yang ada
Dengan demikian silahkan anda memilih teknik penyajian yang sesuai dengan
mata pelajaran yang akan diberikan kepada sisiwa, sehingga tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.