strategi belajar mengajar1

75
TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR MATEMATIKA MERANGKUM BUKU STRATEGI BELAJAR MENGAJAR Dra. Roestiyah N.K. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah SBM Matematika Disusun oleh : 1. Iis Giarti (A.410080181) 2. Miftahul Sakinah (A.410080190) 3. Lestari Handayani (A.410080192) 4. Arifa Apriliana (A.410080198)

Upload: lynn-qiin

Post on 29-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mte

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi Belajar Mengajar1

TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

MATEMATIKA

MERANGKUM BUKU STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Dra. Roestiyah N.K.

Laporan ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah SBM Matematika

Disusun oleh :

1. Iis Giarti (A.410080181)

2. Miftahul Sakinah (A.410080190)

3. Lestari Handayani (A.410080192)

4. Arifa Apriliana (A.410080198)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

Page 2: Strategi Belajar Mengajar1

BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi,agar siswa dapat belajar

efektif dan efesien,mencapai pada tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya

disebut metode pengajaran.

Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara yang

dipergunakan oleh guru atau instruktur.Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian

yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di

dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,dipahami dan digunakan siswa

dengan baik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai standar pemahaman setiap teknik

penyajian ialah:

Page 3: Strategi Belajar Mengajar1

a. Adanya pengertian apa yang dimaksud dengan teknik penyajian.

b. Harus merumuskan tujuan-tujuan apa yang dapat dicapai dengan teknik penyajian

yang digunakan itu.

c. Bila teknik penyajian itu dapat digunakan secara efektif dan efesien atau tidak.

d. Apakah teknik penyajian itu memiliki keunggulan dan kelemahan.

e. Dalam menggunakan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan

guru/instruktur.

f. Pelaksanaan teknik penyajian itu apa dan bagaimana peranan siswa.

g. Harus menempuh langkah-langkah yang bagaimana,sehingga penggunaan teknik

penyajian itu dapat berhasilguna dan berdayaguna.

BAB II

MACAM – MACAM TEKNIK PENYAJIAN

1. TEKNIK DISKUSI

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang

guru di sekolah.Di dalam diskusi ini proses intraksi antara dua atau lebih individu yang

terlibat, saling tukar menukar pengalaman,informasi,memecahkan masalah, dapat terjadi

semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.

Mengajar dengan teknik diskusi ini berarti:

b. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.

c. Dapat mmpertinggi partisipasi siswa secara individual.

d. Dapat mempertinggi kegiatan siswa sebagai keseluruhan dan kesatuan.

Page 4: Strategi Belajar Mengajar1

e. Rasa sosial mereka dapat dikembangkan, karena bisa saling membantu dalam

menyelesaikan soal, mendorong rasa kesatuan.

f. Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat.

g. Merupakan pendekatan yang demokratis.

h. Memperluas pandangan.

i. Menghayati kepemimpinan bersama-sama.

j. Membantu mengembangkan kepemimpinan.

Kelemahan teknik diskusi adalah:

Kadang-kadang terjadi adanya pandangan dari bebagai sudut bagi masalah yang

dipecahkan; bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga

memerlukan waktu yang panjang.

Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak lepas dari fakta-fakta; dan

tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.

Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

Peserta mendapat informasi yang terbatas.

Mungkin dikuasai orang-orang yang suka berbicara.

Biasanya orang menyukai pendekatan yang formal.

Tujuan penggunaan teknik diskusi:

Pertama : Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada

pendapat orang lain.

Kedua : Siswa mampumenyatakan pendapatnya secara lisan, karena hal itu perlu

untuk melatih kehidupan yang demokratis.

Ketiga : Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi

dalam pembicaraan untuk memecahkan masalah bersama.

Agar diskusi berjalan lancar maka dibutuhkan seorang pemimpin. Seorang

pemimpin diskusi dapat berperan sebagai:

a. Pengatur lalu lintas pembicaraan

Mngatur duduk siswa,sehingga, sehingga masing-masing duduk dalm lingkaran.

Bertanya pada anggota diskusi secara berturut-turut

Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.

Page 5: Strategi Belajar Mengajar1

Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu.

b. Benteng penangkis

Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.

Memberi petunjuk bila mengalami hambatan.

c. Penunjuk jalan.

Memberi petunjukumum, tentang kmajuan yang telah dicapai oleh kelompok.

Diskusi baik dilaksanakan bila mempermasalahkan:

Hal-hal yang menarik minat dan perhatian siswa/urgen.

Masalah itu harus mengandung banyak kenungkinan jawaban, dan masing-masing

jawaban dapat dijamin kebenarannya.

Harus merangsang pertimbangan,kemampuan berpikir logis dan usaha

memperbandingkan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik diskusi ialah:

Instruktur harus memahami dan mengusai sungguh-sungguh masalah yang akan

dilontarkan pada diskusi kelompok, agar mampu menjelaskan pada siswa masalah

apa yang harus dipecahkan, dan dapat memberikan petunjuk dan menuntun serta

mengarahkan jalannya diskusi, bila mungkin terjadi penyelewengan pembicaraan atau

menemui jalan buntu.

Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang

penting,agar siswa terpimpin dalam mengetahui dan memilih pokok-pokok soal yang

mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar besar

persoalan.

Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap jawaban yang telah disetujui

bersama.

Di dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusa yang perlu segera

dilaksanakan.

Jenis-jenis teknik diskusi dibedakan menjadi 7 yaitu:

1.1. WHOLE-GROUP adalah suatu diskusi dimana anggota kelompok yang

melaksanakan tidak lebih dari 15 orang.

Page 6: Strategi Belajar Mengajar1

1.2. BUZZ-GROUP adalah suatu diskusi dimana satu kelompok besar dibagi menjadi 2

sampai 8 kelompok yang lebih kecil jika diperlukan kelompok kecil ini diminta

melaporkan apa hasil diskusi pada kelompok besar.

1.3. PANEL adalah suatu diskusi dimana satu kelompok kecil (antara 3 sampai 6 orang)

mendiskusikan suatu objek tertentu,mereka duduk dalam susunan semi melingkar

dihadapan pada satu kelompok besar peserta lainnya. Anggota kelompok besar ini

dapat diundang untuk turut berpartisipasi.yang duduk sebagai panelis ialah orang

yang ahli dalam bidangnya.

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam diskusi panel:

Harus menentukan garis besar pokok persoalan yang akan dibahas.

Menentukan siapa-siapa panelisnya.

Masalah itu harus actual,sehingga masih hangat dan menarik.

Panelis harus mencakup berbagai ahli yang berpengalaman dibidang

masingmasing.

Panelis harus sudah mengetahui dan menguasai pokok-pokok persoalan yang

akan dibicarakan.

Moderator harus orang tang cekatan dalam sikap dan perbuatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan panel:

Dalam diskusi panel, para panelis (kelompok ahli/panelis) dipimpin oleh

seorang moderator, sedang diskusi itu didengar orang banyak (kelompok

pendengar).

Masalah yang ditentukn untuk diskusi harus actual dan relevan.

Moderator bertugas memperkenalkan peserta panel kepada para pendengar dan

mengemukakan persoalan yang akan dibahas, serta dapat menyimpulkan hasil

pembicaraan, tidak perlu mencapai keputusan atau kesatuan pendapat.

Moderator tidak perlu memberi kesempatan kepada pendengar untuk bertanya

kecuali dalam keadaan yang khusus pendengar pendengar dapt diminta

pendapatnya.

Bila hal-hal diatas telah diperhatikan maka panel tersebut wajar

digunakan. Teknik diskusi panel tidak wajar apabila terjadi hal-hal berikut:

Tidak ada kelompok panelis dan kelompok pendengar.

Page 7: Strategi Belajar Mengajar1

Persoalan yang dibahas tidak actual.

Pembahasan hanya dari satu sudut pandang saja.

Kadang-kadang diselingi dengan pandangan umum.

Moderator tidak mengumpulkan hasil diskusi.

Kelemahan teknik diskusi panel:

Mudah tersesat

Memungkinkan panelis berbicara terlalu banyak.

Tidak memungkinkan semua peserta mengambil bagian.

Cenderung menjadi serial pidato pendek.

Memecahkan kelompok pendengar ketika mereka setuju dengan panelis

tertentu.

Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup.

Memerlukan seorang moderator yang trampil.

Keunggulan teknik diskusi panel antara lain adalah:

Pendengar dapat mengikuti dan mengamati proses serta perkembangan berpikik

para panelis jadi tidak semata-mata menerima apa yang didengar.

Mengemukakan pandangan yang berbeda-berbeda.

Mendapatkan hasil kesimpulanya.

Mendorong analisa kemungkinan kemungkinan.

Memanfaatkan orang yang betul-betul memenuhi syarat.

Dapat merangsang pemikiran missal dalam waktu singkat.

Perbedaan pendapat para panelis merangsang pula para pendengar untuk

menimbulkan masalah baru.

Tujuan instruktur menggunakan teknik diskusi panel ialah memberikan

rangsangan cara berfikir secara missal dengan memberikan berbagai perspektif dari

berbagai sudut pandang.

1.4. SYMPOSIUM merupakan teknik yang menyerupai panel,hanya sifatnya lebih

formal.Seorang anggota symposium harus menyiapkan prasaran menurut

pandangannya sendiri.Pendengar diberi kesempatan memajukan pandangan umum

dan pertanyaan-pertanyaan, setelah pembicaraan dan penyanggahan selasai,

kesempatan terakhir pembicara mengadakan sambutan-sambutan balasan (replik).

Page 8: Strategi Belajar Mengajar1

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi symposium sebagai berikut:

Menentukan persoalan yang akan dibahas bersama.

Menentukan pemrasaran dan penyanggah-penyanggahannya.

Masalah yang aakn dibahas sebaiknya diumumkan terlebih dahulu.

Membentuk tim yang akan melaksanakan tindak lanjut hasil symposium.

Masalah yang sudah ditentukan dalam persiapan dibahas dari titik tolak yang

berbeda-beda.

Perlu ada pembahasan/sanggahan utama.

Pendengar diberi kesempatan untuk pandangan/pernyataan setelah pembahas

utama selasai.

Mengadakan replik dan duplik.

Moderator bertugas meneruskan sanggahan, pandangan umum serta pertanyaan

seluruh peserta.

Tim yang dibentuk harus mampu bertugas menampung, mengesahkan, dan

menyebarluaskan hasil symposium.

Kesulitan yang kadang terjadi dalam penggunaan teknik diskusi

symposium:

Sukar menemukan pemrasaran/penyanggah yang mampu mempersiapkan bahan

bahasan itu secara ringkas dan komprehensif.

Peranan moderator tidak seaktif dalam panel,sehingga jalannya symposium

sering tampak kurang lancar.

Suklar sekali mengendalikan sambutan-sambutan,sehingga memperpanjang

waktu yang telah ditentukan.

Keunggulan teknik diskusi symposium antar lain:

Organisasinya yang sangat sederhana, adanya persiapan dari pemrasaran,

sehingga pembahasan lebih terarah.

Teknik ini dpat membahas hal-hl yng actual, dan memberi kesempatanpada

pendengar untuk berpartisifasi aktif.

Adapun tujuan penggunaan teknik symposium ialah untuk merangsang

daya pikir manusia dalam kelompok besar itu, agar turut berpartisipasi untuk

memecahkan/membahas suatu masalah,dalam waktu yang relatif singkat.

Page 9: Strategi Belajar Mengajar1

1.5. CAOLOGIUM adalah cara beriskusi yang dijalankan oleh satu atau beberapa orang

sumber, yang berpendapat, menjawab pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dalam

bentuk pidato.

1.6. INFORMAL-DEBATE adalah diskusi yang dilaksanakan dengan membagi

kelompok menjadi dua tim yang sama kuat dan jumlahnya agar seimbang.kedua tim

ini mendiskusikan subyek yang cocok untuk diperdebatkan dengan tidak

menggunakanbanyak peraturan, sehingga jalannya perdebatan lebih bebas.

1.7. FISH BOWL merupakan diskusi yang terdiri dari seorang moderator dan satu atau

tiga manusia sumber pendapat, mereka duduk dalam semi lingkaran berderet

dengan tiga kursi kosong menghadap kelompok.kemudian moderator memberikan

pengantar singkat, dan meminta kepada peserta dengan sukarela dari kelompok

besar untuk menduduki kursi yang kosong yang ada didepan.Peserta ini

mengajukan pertanyaan atau mengadakan pembicaraan kepada manusia sumber dan

selanjutnya moderator mengundang peserta lainnya untuk berpartisaipasi.

2. KERJA KELOMPOK

Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar.ialah suatu cara

mengajar,dimana siswa didalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi

menjadi beberapa kelompok.setiap kelompok terdiri dari 5 atau 7 siswa,mereka bekerja

sama dalam memecahkan masalah dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah

ditentukan oleh guru.

Menurut Robert L.Cilstrap dan William R Martin kerja kelompok adalh sebagai

kegiatan kelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk

kepentingan belajar.

Tujuan penggunaan teknik kerja kelompok adalah adalah agar siswa mampu

bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.

Adapun pengelompokan itu biasanya didasarkan pada:

a. Adanya alat pelajaran yang jumlahnya tidak mencukupi.

b. Kemampuan belajar siswa.

c. Minat khusus.

Page 10: Strategi Belajar Mengajar1

d. Memperbesar partisipasi siswa.

e. Pembagian tugas atau pekerjaan.

f. Kerja sama yang efektif.

Keuntungan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:

Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan

bertanya dan membahas suatu masalah.

Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan

penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

Dapat mengembangkan bnakat kepemimpinan dan mengajarkan kertampilan

berdiskusi.

Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta

kebutuhannya belajar.

Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif

berpartisipasi dalam diskusi.

Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa

menghargai dan menghormati pribadi temannya, pendapat orang lain: hal mana

meraka telah saling membantu kelompok dalam mencapai tujuan bersama.

Kelemahan menggunakan teknik kerja kelompok adalah:

Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab

mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan temoat duduk yang berbeda-beda

dan gaya mengajar yang berbeda-beda pula.

Keberhasilan strategi kerja kelompok tergantung kepada kemampuan siswa

memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

Bentuk-bentuk kerja kelompok yang bisa dilaksanakan ialah:

a. Kerja kelompok berjangka pendek

Bentuk ini dapat juga disebut “rapat kilat” karena hanya mengambil waktu kurang

lebih 15 menit, yang bertujuan memecahkan persoalan khusus yang terdapat pada

suatu masalah.

b. Kerja kelompok berjangka panjang

Page 11: Strategi Belajar Mengajar1

Pembicaraan di sini memakan waktu yang panjang,misalnya memakan waktu 2 hari,

1 minggu atau mungkin 3 bulan, tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang

harus diselesaikan siswa.

c. Kerja kelompok campuran

Di sini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan

kemampuan belajar siswa. Dalam kerja kelompok ini siswa diberi kesempatan untuk

bekerja sesuai kemampuan masing-masing, sehingga kelompok yang pintar dapat

selesai terlebih dahulu. Maka guru harus menyediakan tugas atau kegiatan belajar

yang sesuai kemampuan belajar tiap kelompok.

Langkah-langkah melakukan kerja kelompok sehingga lebih berhasil sbb:

Menjelaskan tugas pada siswa.

Menjelaskan apa tujuan kerja kelompok itu.

Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat laporan hasil kerja

kelompok.

Guru berkeliling selama kerja kelompok itu berlangsung,bila perlu memberi

saran/pertanyaan.

Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil kelompok.

3. PENEMUAN (DISCOVERY)

Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery.menurut sund discovery

adalah proses mental dimana siswa mempu mengasimilasikan sesuatu konsep atau

prinsip.yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-nggolongkan,membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.

Keunggulan teknik penemuan (discovery) sebagai berikut:

Teknik ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan; memperbanyak kesiapa; serta

penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa.

Siswa memperoleh pengetehuan yang bersifat sangat pribadi/individual sehingga

dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.

Page 12: Strategi Belajar Mengajar1

Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa.

Tehnik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan

maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing

Mampu mengarahkan ara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat

untuk belajar lebih giat.

Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri

dengan proses penemuan sendiri.

Stategi itu berpusat pada siswa tidak kepada guru, guru hanya sebagai taman belajar

saja;membantu bila diperlukan.

Kelemahan tehnik penemuan (discovery) sebagai berikut:

Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini. Siswa

harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

Bila guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional

mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik penemuan.

Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu

mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan

perkembangan/pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.

Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir secara kreatif.

4. SIMULASI

Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang

dimaksudkan,dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang

bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa berlatih memegang peranan

sebagai orang lain.macam-macam bentuk pelaksanaan simulasi ialah: peer-teaching,

sociodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.

Teknik simulasi baik sekali digunakan karena mempunyai keunggulan sbb:

Menyenangkan siswa.

Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.

Page 13: Strategi Belajar Mengajar1

Memungkinkan eksperimen berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang

sebenarnya.

Mengurangi hal-hal verbalistis atau abstrak.

Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam.

Menimbulkan semacam interaksi antar siswa, yang memberi kemungkinan timbulnya

keutuhan dan kegotong-royongan serta kekeluargaan yang sehat.

Menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban.

Menumbuhkan cara berfikir yang kritis.

Memungkinkan guru bekerja debgan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Kelemahandari teknik simulasi sebagai berikut:

Efektivitas dalam memajukan belajar siswa belum dapat dilaporkan oleh riset.

Terlalu mahal biayanya.

Banyak orang meragukan hasilnya kerena sering tidak diikutsertakannya elemen-

elemen yang penting.

Menghendaki pengelompokan yang fleksibel; perlu ruang dan gedung.

Menghendaki banyak imajinasi dari guru maupun siswa.

Menimbulkan hubungan informasi antara guru dan siswa yang melebihi batas.

Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggap permainan saja.

5. UNIT TEACHING

Unit teaching disebut juga pengajaran unit, atau pengajaran proyek.unit teaching

sebagai teknik pengajaran mempunyai pengertian yang khusus yaitu memberi

kesempatan siswa belajar cecara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara

belajar secara unit.

Pengajaran unit ini ada 3 pase:

Pase perencanaan/permulaan.

Pase pengerjaan unit.

Pase kulminasi.

Keunggulan dari teknik unit Teaching adalah:

Page 14: Strategi Belajar Mengajar1

Murid dapat belajar secara keseluruhan yang bulat; sehingga hasil pelajarannya

menjadi lebih berarti baginya,lebih luas,mendalam dan bulat.

Suasana kelas lebih demokratis

Menggunakan asas-asas pengajaran secara wajar

Kelemahan dari teknik Unit Teaching adalah:

Merencanakan unit tidak mudah, memerlukan seorang ahli yang betul-betul

menguasai masalah, karena semua masalah belum tentu dapat dijadikan unit.

Dalam melaksakan unit memerlukan kecakapan, ketekunan, perhatian guru harus

lebih banyak dicurahkan pada bimbingan kerja siswa.

Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan karena terlalu luas sehingga tidak

mendalam,sehingga pengalaman siswa hanya ngambang.

6. MICRO TEACHING

Micro teaching berarti suatu kegiatan mengajar dimana segalanya dikecilkan atau

disederhanakan. Adapun yang dikecilkan ialah:

Jumlah murid, 5 sampai 6 orang

Waktu mengajar, antara 5 sampai 10 menit.

Bahan pelajaran yang mencakup satu atau dua unit kecil yang sederhana.

Ketrampilan mengajar difokuskan pada beberapa ketrampilan khusus saja.

Unsur unsur yang penting dalam micro teaching adalah:

Tujuan dan sasaran ketrampilan.

Struktur dan organisasinya.

Perencanaan jadwal.

Pembinaan.

Feed-back

Siswa untuk micro-teaching

Page 15: Strategi Belajar Mengajar1

Sarana kegiatan.

Jadi, micro-teaching adalah suatu latihan mengajar permulaan bagi guru atau

calon guru dengan scope latihan dan audience yang lebih kecil dan dapat dilaksanakan

dalam lingkungan teman-teman, setingkat sendiri atau sekelompok murid dibawah

bimbingan Dosen Pembimbing dan atau dibawah bimbingan Guru Pamong.

Tujuan umum micro teaching adalah mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk

menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di depan kelas dengan memeiliki

pengetahuan, ketrampilan, kecakapandan sikap sebagai guru yang professional.

Sedangkan tujuan Instruksional Khusus : setelah mengikuti program micro

teaching mahasiswa calon guru diharapkan:

Dapat menganalisa tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri.

Dapat melaksanakan ketrampilan khusus dalam mengajar.

Dapat mempraktekkann berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.

Dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, produktif dan efesien.

Dapat bersikap profesional keguruan.

Sesuai dengan tujuan tersebut micro teaching dapat digunakan dalam:

1) Pendidikan Pre Service,yaitu bagi calon guru:

Sebagai persiapan calon guru sebelum ia benar-benar praktek di sekolah latihan

dan di depan kelas sebenarnya.

Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru sambil berpraktek di sekolah

latihan.

2) Pendidikan In Service,yaitu bagi guru atau penilik:

Untuk meningkatkan kemampuan guru yang sudah hamper menjai

routine,supaya menemukan kelemahan-kelemahan sendiri dan berusaha

memperbaikinya.

Untuk meningkatkan kemampuan supervisor supaya ia tahu, apakah

bimbinganya, nasehatnya dan saran-saranya benar-benar efektif dalam

membantu meningkatkan kemampuan guru-gurunya.

Untuk percobaan melaksanakan teknik-teknik baru, sebelum teknik itu

dalaksanakan dalam kalas baru.

Keunggulan micro teaching sebagai berikut:

Page 16: Strategi Belajar Mengajar1

Micro teaching merupakan pengalaman laboratories.

Micro teaching dapat menunjang pelaksanaan praktek Keguruan.

Micro teching dapat mengurangi kesulitan /kerumitan mengajar di kelas,telah terlatih

lebih dahulu segala ketrampilan di muka kelas,dalam situasi belajar yang lebih

sempit,jumlah murid lebih sedikit,ruang lingkup pengajaran lebih terbatas,serta sudah

terlatih untuk mengatasi kesulitan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Micro teaching memungkinkan ditingkatkannya pengawasan yang ketat dan evaluasi

yang manta, teliti dan obyektif.

Dengan adanya feed-back dalam micro teaching,yang berupa knowledge of resulte

dapat diberikan langsung secara mendalam.

Dengan micro teaching diharapkan mahasiswa mempunyai bekal yang lebih kuat,luas

dan mendalam.

Dengan mikro teaching mahasiswa mendalami komponen-komponen ketrampilan

secara mendalam,yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Mahasiswa dilatih mempunyai sikap kritis, terbuka dan bersipat obyektif.

Micro teaching memupuk percaya diri bagi mahasiswa.

Micro teaching mengembangkan mahasiswa untuk aktif, inisiatif, kreatif serta bekerja

yang efektif, produktif, efesien yang disertai penuh tanggung jawab.

Adanya catatan-catatan sebanyak-banyaknya tentang cara mengajar yang dapat

dipakai sebagai bahan diskusi, dan kritik yang membangun.

Sebagai wadah untuk untuk mencari model ketrampilan mengajar yang sesuai.

Menampung proses mengajar ulangan, sehingga ada kesempatan untuk memperbaiki

secara langsung praktek.

Mengembangkan kemampuan mawas diri, melihat kelemahan kebaikan serta

mendordong untuk memperbaikinya.

Micro teaching merupakan jembatan antara teori dan praktek mengajar.

Micro teaching merupakan tempat yang baik untuk mengembangkan dan

mengadakan research dalam kegiatan belajar mengajar.

Micro teaching merupakan medan untuk mencoba system/metode pengajaran baru

untuk diteliti sebelum dikembangkan.

Page 17: Strategi Belajar Mengajar1

Dengan micro teaching mengalang kerjasama mahasiswa/dosen/guru pamong serta

semua yang berhubungan dengan kegiatan pendidikan pengajaran.

Merupakan arena pengabdian masyarakat, tempat pelaksanaan program pendidikan

dan pengajaran serta program penelitian.

Kelemahan Micro teaching adalah sebagai berikut:

Micro teaching dapat menimbulkan efek departementalisasi akan ketrampilan

mengajar dan bila tidak diteruskan dengan praktek yang menyeluruh.

Pengertian micro teaching yang salah tafsirkan dapat hanya meniyikberatkan pada

ketrampilan guru sebagai pengajar saja bukan sebagai guru dalam arti yang luas yaitu

sebagai pendidik dan pengajar, yang tidak hanya bertugas di muka kelas saja.

Micro teaching yang ideal memerlukan biaya banyak, peralatan yang mahal, serta

tenaga ahli dalam bidang teknis maupun dalam bidang pendidikan pengajaran pada

umumnya dan metododlogi pengajaran pada khususnya.

Micro teaching menuntut perencanaan, pengetahuan dan pelaksanaan cermat,

mendetail, logis dan sistematis.

Micro teaching dimana menggunakan rekan sendiri sebagai murid, merupakan

sandiwara saja, sehingga tidak mewujudkan situasi belajar mengajar yang

sewajarnya.

Untuk latihan ulangan yang menggunakan murid yang sama mengenai bahan yang

sama oleh orang tang sama adalah menjemukan. Oleh karenanya dalam praktek ulang

murid harus lain.

Dalam micro teaching dibutuhkan sekali adanya sifat saling kerjasama, terbuka, aktif.

Inisiatif untuk mencapai tujuan serta memecahkan masalah bersama, dari seluruh

personal dalam micro teaching.

Micro teaching saja tidaklah cukup, harus diikiti prektek sesungguhnya,dalam situasi

belajar mengajar disekolah latihan dan dalam segala kegitan professional guru.

7. SUMBANG SARAN (BRAIN-STORMING)

Brain Storming adalah suatu tehnik atau cara mengajar yang dilaksanakan oleh

guru di dalam kelas.Guru melontarkan suatu masalah dan siswa menjawab, menyatakan

Page 18: Strategi Belajar Mengajar1

pendapat, sehingga mungkin masalah tersebut menjadi masalah baru atau berarti suatu

cara untuk mendapatkan banyak ide dalam waktu singkat dari suatu kelompok.

Tujuannya ialah untuk menguras habis, apa yang dipikirkan para siswa dalam

menanggapi masalah.

Tugas guru adalah memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran sisiwa

untuk menanggapi dan guru tidak boleh mengomentari pendapat tersebut benar atau salah

juga tidak perlu disimpulkan, guru hanya menampung semua pernyataan siswa.

Murid bertugas menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar,

bertanya atau mengemukakan masalah baru, mereka belajar dan melatih merumuskan

pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.

Keunggulan tehnik brain storming:

Anak-anak aktif berpikir untuk menyampaikan pendapat.

Melatih siswa untuk berpikir dengan cepat dan tersusun logis.

Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah

yang diberikan guru.

Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.

Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang pandai atau dari guru.

Terjadi persaingan yang sehat.

Anak merasa bebas dan gembira.

Suasana demokrasi dan disiplin dapat ditumbuhkan.

Kendala yang perlu diatasi:

Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik.

Anak yang kurang selalu ditinggalkan.

Kadang-kadang pembicaraan hanya dimonopoli oleh anak yang pandai saja.

Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan

Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu benar atau salah.

Tidak menjamin hasil pemecahan masalah.

Masalah tidak berkembang ke arah yang tidak diharapkan.

Namun demikian tehnik ini sering menguntungkan supaya berhasil sebaikknya

digabung dengan tehnik yang lain.

Page 19: Strategi Belajar Mengajar1

8. INQUIRI

Inquiri adalah istilah dalam bahasa inggris ini merupakan suatu tehnik yang

digunakan guru mengajar di depan kelas. Pelaksanaannya sebagai berikut: Guru memberi

tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok dan

masing-masing kelompok mendapat tugas yang harus dikerjakan.Kemudian mereka

mempelajari, meneliti dan membahas dengan kelompoknnya. Setelah itu hasil diskusi

dibuat laporan. Hasil laporan kerja kelompok dilaporkan kesidang pleno dan terjadilah

diskusi secara luas untuk mendapatkan kesimpulan

Tujuan tehnik ini adalah agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta

meneliti sendiri pemecahan masalah.Dapat juga menumbuhkan sikap objektif, jujur,

hasrat ingin tahu, dan sebagaiinya.

Keunggulan tehnik Inquiri:

Dapat membentuk dan mengembangkan ”sel-consept” pada diri siswa

Membantu dalan menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses pada belajar

yang baru.

Mendorong siswa berpikir aktif, bekerja atas inisiatif sendiri, objektif, jujur dan

terbuka.

Mendorong siswa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri

Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik

Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang

Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu

Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri

Dapat menghindari siswa dari cara belajar yang tradisional.

Memberikan waktu yang cukup pada siswa sehingga mereka dapat mengasimilasi dan

mengakomodasi informasi.

Untuk meningkatkan tehnik inquiri dapat timbul perlu dilakukan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1. Membimbing kegiatan laboratorium

2 .Modifikasi inquiri

3. Kebebasan inquiri

Page 20: Strategi Belajar Mengajar1

4. Inquiri pendekatanb peranan

5. Mengundang kedalam inquiri

6. Teka teki bergambar

7. Synectics lesson

8. Kejelasan nilai-nilai

Agar tehnik ini berjalan dengan baik memerlukan kondisi-kondisi sebagai berikut:

1. Kondisi yang fleksibel, bebas uintuk berinteraksi.

2. Kondisi lingkungan yang responsive.

3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.

4. Kondisi yang bebas dari tekanan

Peran Guru:

1. Menstimulir dan merangsang siswa untuk berpikir

2. Memberikan fleksibelitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan bertindak

3. Memberikan dukungan untuk ”inquiri”

4. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu mengatasinya

5. Mengidentifikasi dan menggunakan : ”teach able moment” sebaik-baiknya.

Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui ”inquiri” :

1. Otonomi siswa

2. Kebebasan dan dukungan pada siswa

3. Sikap keterbukaan

4. Percaya kepada diri sendira dan kesadaran akan harga diri

5. Self-consept

6. Pengalaman inquiri,terlibat dalam masalah-masalah.

9. EKSPERIMEN

Eksperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana siswa melakukan suatu

percobaan tentang sesuatu hal; mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya, kemudian hasil pengamatam itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh

guru.

Page 21: Strategi Belajar Mengajar1

Tujuan tehnik ini agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atas persoalian-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan

sendiri. Siswa juga dapat menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang

dipelajarinya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tehnik eksperimen itu efisien dan efektif:

a. Dalam ekspetimen setaiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan

bahan (materi) harus cukup.

b. Agar eksperimen tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau

hasil tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang

digunakan harus baik dan bersih.

c. Siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan

d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berl; atih ; maka perlu diberi

petunjuk yang jelas

e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti

masalah mengenai kerjiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia.

Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur

sebagai berikut:

a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami

masalah yang akan adibuktikan melalui eksperimen.

b. Kepada siswa perlu diterangkan tentang:

Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.

Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel yang

harus dikontrol dengan ketat.

Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimem berlangsung

Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yamng akan dicatat.

Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,perhitungan,grafik

dan sebagainya.

c. Selama eksperimen berlangsung,guru harus mengawasi pekerjaan siswa.

d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian

siswa,mendiskusikan ke kelas; dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya

jawab.

Page 22: Strategi Belajar Mengajar1

Keunggulan tehnik eksperimen:

a. Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi

segala masalah, sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu yangbelum pasti

kebenarannya dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia membuktikan

kebenarnnya.

b. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; yang mana itu sangat dikehendaki oleh

kegiatan belajar mengajar yang modern, siswa lebih aktif dengan bimbingan guru.

c. Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen disamping memperoleh ilmu

pengetahuan; juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan dalam

menggunakan alat-alat percobaan.

d. Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran suatu teori.

10. DEMONSTRASI

Teknik lain yang hampir sejenis dengan eksperimen ialah demonstrasi. Tetapi

siswa tidak melakukan percobaan; hanya melihat saja apa yang dikerjakan oleh guru.

Jadi, demonstrasi adalah cara mengajar dimana seoarang instruktur atau guru

menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses.

Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih

berkesan secara mendalamsehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.

Tujuan teknik Demonstrasi agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur

atau menyusun sesuatu misalnya penggunaan-penggunaan kompor untuk mendidihkan

air,cara membuat sesuatu misalnya membuat kertas. Siswa juga dapat menyaksikan

kerjanya sesuatu alat atau mesin sepertyi penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan agar teknik demonstrasi berjalan efektif:

a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional agar dapat memberi

motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.

Page 23: Strategi Belajar Mengajar1

b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin

tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.

c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstasi yang

berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.

d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai

jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau telah

mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi itu berhasil.

e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan digunakan.

f. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila

perlu, dan siswa bisa bertanya.

g. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk

mengamati dengan baik dan bertanya.

h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil;

dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.

Keuntungan menggunakan teknik demonstrasi ialah dengan demonstrasi perhatian

siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang sedang diberikan, kesalahan-kesalahan

yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh

kongkrit dan memberikan motivasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.

11. KARYA WISATA

Karya wisata ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa

kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu

seperti meninjau pabrik sepatu; suatu bengkel mobil dan sebagainya.

Teknik karya wisata ini digunakan dengan tujuan diharapkan siswa dapat

memperoleh pengalam langsung dari objek yang dilihatnya; dapat turut menghayati tugas

pekerjaan milik seseorang, serta dapat bertanya jawab mungkin dengan cara demikian

mereka memecahkan persoalanyang dihadapinya dalam pelajaran atau pengetahuan

umum.

Langkah-langkah karya wisata:

a. Masa persiapan guru perlu menetapkan:

Page 24: Strategi Belajar Mengajar1

Perumusan tujuan instruksional yang jelas

Pertimbangkan pemilihan teknik itu.

Keperluan menghubungi pemimpin objek yang akan dikunjungi,untuk

merundingkan segala sesuatunya.

Penyusunan perencanaan yang masak.

Pembagian siswa dalam kelompok.

b. Masa pelaksanaan karya wisata :

Pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainya.

Memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama.

Mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi.

Memberi petunjuk bila perlu.

c. Masa kembali dari karya wisata:

Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karya wisata itu.

Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh.

Tindak lanjut dari hasil kegiatan karya wisata seperti; membuat grafik dsb.

Keunggulan teknik karya wisata:

Siswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para petugas

pada objek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan

mereka.

Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun

kelompok dan dihayati secara langsung.

Siswa dapat bertanya jawab

Dengan objek yang ditinjau siswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman.

Tetapi penggunaan teknik ini masih juga ada keterbatasan yang perlu diatasi agar

pelaksanaannya dapat berhasil, ialah sebagai berikut:

karya wisata biasannya dilakukan di luar sekolah sehingga, mungkin jarak tempat itu

sangat jauh dari sekolah. Maka perlu menggunakan transpot yang menggunakan banyak

biaya dan waktu.

12. TEKNIK PENYAJIAN KERJA LAPANGAN

Page 25: Strategi Belajar Mengajar1

Yang dimaksud dengan teknik penyajian kerja lapangan ialah cara mengajar

dengan jalan mengajak siswa ke suatu tempat di luar sekolah, yang bertujuan agar siswa

dapat menghayati sendiri dan mengadakan penyelidikan serta bekerja sendiri di dalam

pekerjaan yang ada di masyarakat.

Beberapa keuntungan yang di peroleh siswa dengan teknik penyajian kerja

lapagan ini iyalah:

Siswa mendapat kesempatan untuk langsung aktif bekerja di lapangan, sehingga

memperoleh pengalaman langsung dalam bekerja.

Siswa juga akan menemukan pengertian/pemahaman dari pekerjaan itu, mengenai

kebaikan ataupun ataupun kekurangan nya.

Namun demikian penggunaan teknik penyajian kerja lapangan iti kadang-kadang

dibatasi oleh beberapa hal, yaaitu:

Waktu yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan memperoleh pengalaman yang

mendalam, juga penguasaan pengetahuannya menjadi terbatas pula.

Untuk kerja lapangan perlu biaya yang agak banyak.

Tempat praktek yang jauh dari sekolah.

Tidak tersedianya trainer/guru/pelatih yang asli.

Langkah-langkah agar pelaksanaan teknik pekerjaan lapangan dapat berhasil guna

dan berdaya guna yaitu:

o Guru sebelumnya harus mampu merumuskan tujuan dari latihan kerja itu secara jelas,

tidak ragu-ragu, canggung ataupun setengah hati.

o Kemudian guru/trainer perlu menghubungi pengurus tempat sasaran.

o Menyiapakan siswa dengan tugas-tugas yang sudah diatur .

o Memberi tugas dalam kelompok

o Guru/trainer harus ikut serta dengan siswa, sehingga harus juga mengawasi langsung

pada pekerjaan siswa dan bisa memberi nasihat bila diperlukan oleh siswa.

o Setelah anak kembali ke sekolah diharuskan membuat laporan hasil trainingnya,

untuk di diskusikan di evaliasi bersama-sama.

13. SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERANAN

Page 26: Strategi Belajar Mengajar1

(ROLL PLAYING)

Dalam hal ini perlu digunakan teknik sosiodrama ialah siswa dapat

mendramatisasikan tingkah laku, atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang dalam

hubungan sosial antar manusia. Atau dengan roll-playing di mana siswa bisa berperan

atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial/psikologis itu.

Guru menggunakan kedua teknik ini dalam proses belajar mengajar memiliki

tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain; dapat tepa seliro dan toleransi.

Langkah-langkah dalam melaksanaka teknik ini agar berhasil dengan efektif yaitu

dengan cara sebagai berikut:

o Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenlkan teknik ini.

o Guru harus memilih masalah yang urgen, sehingga menarik minat anak.

o Agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menceritakan sambil

untuk mengatur adegan yang pertama.

o Bila ada kesedian sukarela dari siswa untuk berperan, harap ditangani tanggapi tetapi

guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya itu.

Siswa yang tida turut harus menjadi penonton yang aktif.

Setelah sosiodrama itu dalam situasi klimaks, maka harus dihentikan, agar

kemungkinan- kemungkinan pemecahan masalah dapat didiskusikan secara umum.

Bila menggunakan teknik roll-playing ini sebelum melaksanakan perlu

dipertimbangkan kekurangannya ialah:

Kalau guru tidak menguasai tujuan instruksional penggunaan teknik ini untuk sesuatu

unit pelajaran, maka sosiodramanya juga tidak akan berhasil.

Dengan sosiodrama jangan menjadi kesempatan untuk menumbuhkan sifat prasangka

yang buruk, ras diskriminasi, balas dendam dan sebagainya, sehingga menyimpang

dari tujuan semila.

Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, akan

mengacaukan berlangsungnya sosiodrama.

Tetapi teknik ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

Dengan teknik ini, siswa lebih tertarik perhatiannya pada pelajaran

Karena bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah-masalah sosial itu.

Page 27: Strategi Belajar Mengajar1

Bagi siswa dengan berperan seperti orang lain, maka ia dapan menempatkan diri

seperti watak orang lain itu.

14. TEKNIK PENYAJIAN SECARA KASUS Teknik secara kasus yang

diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan kasus yang

ditemui anak, digunakan sebagai bahanpelajaran kemudian kasus tersebut di

bahas bersama untuk mendapatkan penyelesaian atau jalan keluar.

Kelebihan digunakan teknik kasus ini yaitu:Siswa dapat mengetahui dengan

pengamatan yang sempurna tentang sesuatu gambaran yang nyata, yang betul-

betul terjadi di dalam hidupnya, sehingga mereka dapat mempelajari dengan

penuh perhatian dan lebih terperinci persoalannya.

Dengan pengamatan maka akan membatu siswa mengembangkan daya berpikirnya

secara sistematis dan logis, sehingga ia mampu pula mengambil keputusan yang

tepat.

Waktu siswa meneliti proses dalam mengambil keputusan mengenai salah satu kasus,

maka ia akan mendapatakan pengetahuan tentang dasar-dasar atau sebab-sebab yang

melandasi timbulnya kasus tersebut.

Penggunaan teknik ini membantu siswa pula dalam mengembangkan daya intelektual

dan ketrampilan berkomunikasi secara lisan maupun secara tulisan

Dalam memecahkan kasus itu, sisiwa dapat menggunakan pendakatan secara

”problem solving”.

Kemudian teknik ini dapat memperlihatkan kepada siswa tentang banyak macam

situasi, masalah atau persoalan hidup yang dihadapi dalan kehidupan ini, lebih-libih

di dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

Namun demikian teknik ini mempunyai kekurangannya, yaitu:

Guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan bahan kasus yang ditemui

dan petinjuk cara pemecahannya yang diperlukan siswa. Juga banyak waktu yang

harus digunakan untuk diskusi.

Untuk pelaksanaan kegiatan kelompok memerlukan fasilitas fisik lebih banyak.

Pada persiapan guru membantu siswa dalam menemukan kasus-kasus, serta

merumuskan tujuan penggunaan metode kasus yang akandi capai

Page 28: Strategi Belajar Mengajar1

Guru perlu memikirkan juga jawaban yang tepat, mentukan kelompaok siswa, dan

waktu yang di pelukan.

Dalam pelaksanaannya guru harus menjelaskan dengan baik kasus yang akan di bahas

yang sedang aktual pada waktu itu, dan memberikan arah pemecahan masalahnya.

Perlu diawasi pula berlangsungnya penyelesaian tugas kelompok dan

pembahasannya.

15.TEKNIK PENYAJIAN SECARA SISTEM REGU/TEAM TEACHING

Sistem regu ini dilaksanakan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih

lancar terjadinya interaksi mengajar belajar secara kuantitatif maupun kualitatif, juga

meringankan guru sehingga bisa bertanggung jawab bersama terhadap pelajaran yang

diberikan.

Teknik penyajian inibanyak mempunyai kauntungan yaitu:

Jalan interaksi mengajar belajar akan lebih lancar.

Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab di berikan oleh

beberapa orang guru.

Juga labih ringan tugas mengajarnya, sehingga cukup waktu untuk menyiapkan diri

dalam membuat perencanaan.

Pelajaran akan lebih dapat dipertanggung jawabkan, karena ditangani oleh beberapa

orang guru.

Namun ada beberapa kelemahan dari teknik ini, ialah:

Bila seorang guru yang sedang tidak mendapat giliran mengajar tidak memanfaatkan

waktu untuk belajar lebih lanjut, atau membuat perencanaan yang lebih masak,

bahkan menggunakan waktu senggangnya untuk hal-hal yang tidak berguna.

Bila masing-masing anggota Team tidak kompak, tidak dapat bekerja sama dengan

baik, sehingga team itu tidak bisa berintegrasi, tidak ada pemimpin yang

mengkoordinasikannya. Atau bahkan team itu berjalan hanya dengan alasan

penghematan administratif saja, hal itu sangat tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Page 29: Strategi Belajar Mengajar1

16. PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM

INSTRUKSIONAL

16.1. PENGETAHUAN SISTEM INSTRUKSIONAL

Sistem Instruksional menunjukkan pada pengertian pengajaran sebagai suatu

sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang terogganisasi, yang terdiri atas sejumlah

komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam ramgka mencapai tujuan yang

diinginkan.

Pengertian Sistem Instruksional ini dapat diteruskan dalam ruang lingkup yang

luas seperti sistem pengajaran dalam Sekolah Pembangunan, tetapi dapat pula dalam

ruang lingkup yang lebih sempit.

Di samping itu pengertian sistem berlaku pula untuk ruang lingkup yang sangat

terbatas, yang di sebut micro-system.

Pengertian Instruksional di dalam ruang lingkup yang terakhir inilah yang akan

dititik beratkan dalam materi program in-service training ini, karena hal itu lebih sesuai

dengan tugas pekerjaan para guru sehari-hari di kelas.

Dalam memberikan pengajaran mengenai suatu topik pelajaran tertentu kepada

muridnya, para guru dihadapkan pada sejumlah persoalan, antara lain:

a. Tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai?

b. Materi-materi pelajaran apa yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan diatas?

c. Metode/alat mana yang digunakan?

d. Bagaimana prosedur mengevaluasinya?

16.2. LANGKAH-LANGKAH POKOK DIDALAM MENGEMBANGKAN SISTEM

INSTRUKSIONAL

Langkah-langkah yang perlu di tempuh bila ingin mengajarkan suatu

topikpelajaran kepada murid-murid yaitu sebagai berikut:

a. Merumuskan tujuan-tujuan pengajaran (instruksional) yang ingin di capai.

b. Mengembangkan alat evaluasi.

c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh.

d. Merencanakan program kegiatan.

e. Melaksanakan program.

Page 30: Strategi Belajar Mengajar1

16.3. PENJELASAN TERURAI DARI MASING-MASING LANGKAH DALAM

PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL.

Kita lihat lebih jauh prosedur yang perlu di tempuh dalam setiap langkah sehingga

akan lebih jelas lagi.

a. Merumuskan tujuan-tujuan instruksional.

1). Pengertian.

Tujuan (obyektive) adalah suatu maksud yang dikomunikasikan melalui suatu

pertanyaan yang melukiskan perubahan yang diharapkan dalam diri murid-murid

bila ia telah menyelesaikan suatu kegiatan belajar tertentu.

2). Perbedaan antara tujuan Instruksional dan proses mengajar.

Perhatikan contoh dibawah ini yang memperlihatkan perbedaan antara tujuan

instruksional dan proses mengajar:

Tujuan Instruksional Proses Mengajar

1. Murid-mirid menyebut dengan

tepat fungís termometer.

2. Murid-murid dapat menghitung

luas bujursangkar yang

diketahui panjang slah stunya.

1. Mengajarkan lepada murid-murid

tentang fungís termometer

2. Mengajarkan lepada murid-murid

cara menghitung luas

bujursangkar.

3). Bagaiman merumuskan kemampuan-kemampuan murid dalam tujuan

instruksional.

Perumusan tersebut hendaknya cukup jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran

yang berbeda. Untuk itu hendaknya digunakan istilah-istilah tertentu yang

operasional sehingga dapat diukur.

4). Kriteria dalam merurumuskan tujuan Instruksional.

Sejumlah kriteria yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan-tujuan yang

ingin dicapai dalam suatu topik pelajaran tertentu.

a). Harus menggunakan istilah-istilah yang operasional.

b). Harus dalam bentuk hasil (product) belajar.

Page 31: Strategi Belajar Mengajar1

c). Harus berbentuk tingkah laku murid.

d). Hanya meliputi satu jenis tingkah laku.

b. Mengembangkan alat evaluasi.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan alat evaluasi untuk

menilai/mengukur sampai dimana tujuan-tujuan tersebut dicapai.

1). Pertama-tama perlu kita tentukan jenis-jenis tes apa yang akan digunakan

untuk menilai tercapai tidaknya tujuan-tujuan tersebut.

2). Hal kedua dalam mengembangkan alat evaluasi adalah merumuskan

pertanyaan-pertanyaan (items) untuk menilai masing-masing tujuan.

c. Menetapkan kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh murid-murid.

Tugas guru pada langkah ketiga ini adalah merumuskan kegiatan-kegiatan

belajar apakah yang perlu ditempuh murad-murid agar ia nantinya dapat berbuat

seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah kita rumuskan.

Langkah pokok untuk melaksanakan tugas ini:

1). Merumuskan semua kemungkinan kegiatan relajar yang diperlukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

2). Menetapkan dari sekian kegiatan-kegiatan relajar tersebut yang tidak perlu

ditempuh lagi oleh murid-murid berhubung mereka telah mengetahuinya.

3). Menetapkan kegiatan-kegiatan relajar mana yang nantinya akan ditempuh

murid-murid.

d. Merencanakan Program Kegiatan

1). Merumuskan materi pelajaran

Setelah kegiatan belajar yang akan ditempuh murid-murid maka Sekarang

rumuskan pokok-pokok materi pelajaran yang akan diberikan kapada murid-

murid sesuai dengan jenis-jenis kegiatan barajar yang telah ditetapkan

tersebut.

2). Metode yang digunakan.

a). Dalam metode ceramah, guru aktif menerangkan bahan pelajaran,

sedangkan murid mendengarkan dan mencatat penjelasan-penjelasan yang

diberikannya.

Page 32: Strategi Belajar Mengajar1

b). Dalam metode demonstrasi, guru memperlihatkan suatu gejala atau proses

(bukan hanya menerangkan dengan kata-kata) di depan murid-

muridnya.

c). Dalam metode eksperimen, murid-murid melakukan sendiri percobaan

dengan petunjuk seperlunya dari pihak guru.

d). Dalam metode pemberian tugas, murid-murid diberi tugas tertentu oleh

guru, baik secara perorangan maupun kelompok.

e). Dalam metode karyawisata, murid dibawa ke suatu obyek tertentu di luar

kelas, sehingga anak-anak dapat melihat dan menghayati langkah-langkah

obyek tersebut.

3). Menyusun jadwal.

f. Melaksanakan program

Setelah semua rencana dan persiapan selesai dilakukan maka mulailah

melaksanakan program yang kita telah kita susun tersebut, dalam arti kita cobakan.

Langkah-langkah yang perlu kita lakukan dalam fase ini adalahsebagai berikut:

1). Mengadakan Pre-Test

2). Menyampaikan materi Pelajaran kepada murid-murid.

3). Mengadakan Post-Test (Evaluasi).

Ada dua perbandingan yang kita lakukan, yakni membandingkan hasil

keseluruhan tes, dan membandingkan hasil pertanyaan demi pertanyaan.

(1). Hasil keseluruhan tes.

Untuk perbandingan ini kita tempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai murid pada Pre-Test.

b. Menghitung angka-angka rata-rata yang dicapai mirid pada Post-Test

Simpulkan sampai dimana manfaat program pengajaran yang telah kita berikan

dalam mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah kita rumuskan.

(2). Pertanyaan demi pertanyaan.

Page 33: Strategi Belajar Mengajar1

Dengan melakukan dua jenis perbandingan tersebut, hal itu

memungkinkan kita untuk mengetahui sekurang-kurangnya 3 hal yaitu:

a). Hasil belajar yang dicapai masing-masing murid dengan program pengajaran

yang kita adakan.

b). Sampai dimana program yang kita adakan telah berhasil mencapai tujuan-

tujuan yang telah dirumuskan.

c). Kelemahan-kelemahan yang masih terdapat dalam bagian-bagian tertentu dai

program yang kita berikan, sehingga memberikan pedoman pada kita untuk

melakukan perbaikan (revisi).

SATUAN PELAJARAN

Bentuk sistem instruksional yang lain ialah satuan pelajaran.

Dalam sistem ini komponen-komponennya hampir sama dengan PPSI, hanya susunannya

berbeda.

Untuk jelasnya ini dilampirkan susunan komponen-komponennya:

FORMAT

SATUAN PELAJARAN

1. Bidang Studi :

2. Sub Bidang

Studi/Mata Pelajaran :

3. Satuan (Pokok)

Bahasan :

4. Kelas :

5. Semester :

6. Waktu :

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

III. Materi Pelajaran :

IV. Kegiatan Relajar :

V. Alat dan Sumber Pelajaran :

Page 34: Strategi Belajar Mengajar1

VI. Evalusi :

17. LATIHAN/DRILL

Perlu diadakan latihan untuk menguasai ketrampilan tersebut. Maka salah satu

teknik penyajian pelajaran untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atai

drill. Ialah statu teknik yang dapat diartikan sebagai statu cara mengajar dimana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau

ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Teknik mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:

a. Memiliki ketrampilan motoris/gerak.

b. Mengembangkan kecakapan intelek.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.

Beberapa hal yang perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur maupun siswa

agar berhasil guna dan berdaya guna ialah sebagai berikut:

a. Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan

latihan yang sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga tanggap/ubahan

kondisi/situasi belajar yang menurut daya tanggap/response yang berbeda pula.

b. Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta

kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah.

Perlu diperhatikan pula kelemahan-kelemahannya seperti:

a. Dalam latihan sering terjadi cara-cara/gerak yang tidak bisa berubah, karena

merupakan cara yang telah dibakukan. Maka hal itu akan menghambat bakat dan

inisiatif siswa.

b. Dalam latihan individual, kadang-kadang perlu bakat anak itu dikembangkan dengan

penuh inisiatif untuk didorong sejauh tidak menyimpang dari penguasaan ketrapilan

yang akan dicapai. Hal itu tidak bisa terjadi bila sifat/cara latihan itu kaku/tidak

fleksibel.

c. Bila situasi berubah, siswa itu sukar sekali menyesuaikan diri atau tidak bisa

mengubah caranya latihan untuk mengatasi keadaan yang lain itu.

Page 35: Strategi Belajar Mengajar1

d. Siswa melakukan saja tanpa mengerti maksid dan tujuan latihan itu. Hal semacam itu

terjadilah verbalisme.

Langkah-langkah/prosedur yang perlu diperhatikan instruktur/guru untuk

kesuksesan pelaksanaan teknik latihan ini adalah sebagai berikut:

a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara

otimatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan

pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.

c. Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pad diagnosa,

karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharakan siswa dapat menghasilkan

ketrampilan yang sempurna.

d. Perlu mengutamakan ketetapan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian

diperhatikan kecepatan; agar sisiwa dapat melakukan kecepatan atau ketrampilan

menurut waktu yang telah ditentukan.

e. Guru memperhitungkan waktu/masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan

dan membosankan, tetapi sring dilakukan pada kesempatan yang lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang

esensial/yang pokok atau inti; sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang

rendah/kurang diperlukan.

g. Instruktur perlu memperhatikan perbedaan individual siswa; sehingga kemampuan

dan kebutuhan sisiwa masing-masing tersalurkan/dikembangkan.

18. TEKNIK PENYJIAN DENGAN TANYA

JAWAB/DIALOG

Untuk menciptakan kehidupan interaksi mengajar belajar perlu guru

menimbulkan teknik tanya jawab atau dialog. Ialah suatu teknik untuk memberi motivasi

pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran.

Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan:

Page 36: Strategi Belajar Mengajar1

a. Agar dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari, didengar

ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam tentang fakta

itu.

b. Diharapkan pula dengan tanya jawab itu mampu menjelaskan langkah-langkah

berpikir atau proses yang ditempuh dalam memcahkan soal/masalah; sehingga jalan

pikiran anak tidak meloncat-loncat.

c. Teknik tanya jawab biasanya baik untuk maksud-maksud yang diperlukan untuk

mengikhtisarkan pelajaran atau apa yang dibaca, siswa akan menyusun jalan

pikirannya sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.

d. Tanya jawab dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran, serta

mengembangkan kemampuannya untuk menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya; sehingga pengetahuannya menjadi fungsional.

e. Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan/daya tangkapsiswa untuk

dapat memahami bacaan.

f. Guru dengan tanya jawab itu bisa mengetahui juga apakah siswa mendengarkan

dengan baik

g. Dapat juga teknik tanya jawab itu digunakan untuk mengamati suatu demonstrasi atau

eksperimen.

h. Dari jawaban siswa, guru dapat mengetahui penguasaan siswa pada pelajaran yang

sedang diberikan.

Tetapi teknik tanya jawab tiodak bisa digunakan , atau kurang mengenai sasara

bila guru akan mengungkap maksud seperti:

a. Ingin menilai taraf dan kadar pengetahuan sisiwa.

b. Kalau pertanyaan bisa dijawab dengan ya atau tidak, atau benar/salah.

c. Bila pertanyaan itu tidak menghendaki jawaban yang sederhana tetapi kompleks dan

jawaban sangat dibatasi, mangakibatkan pikiran sisiwa tidak berkembang.

d. Pertanyaan yang baik bila ditujukan pada seluruh kelas; baru ditunjuk seseorang,

menunggu sampai ada yang menunjukkan jari untuk menjawabnya.

19. TEKNIK PEMBERIAN TUGAS DAN RESITASI Kegiatan interaksi

belajar mengajar harus ditingkatkan efektivitas dan efisiensinya,salah satunya dengan

cara pemberian tugas-tugas diluar jam pelajaran. Tehnik pemberian tugas atau resitasi

Page 37: Strategi Belajar Mengajar1

biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih

mantap, memperluas dan memperkaya pengetahuan serta keterampilan siswa, mampu

menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk menunjang

belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang bergunu dan konstruktif. Sehingga

pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Namum tehnik

ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti berikut:Kemungkinan siswa hanya

meniru pekerjaan temannya.

Siswa tidak menghayati sendiri proses belajar mengajaritu sendiri.

Adanya kemungkinan orang lain yang mengerjakan tugas tersebut.

Timbulnya kesukaran siswa untuk mengerjakan tugas.

Pertumbuhan siswa menjadi terganggu.

Siswa tidak memiliki waktu lagi untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang

bergunu untuk perkembangan jasmani dan rohaninya pada usianya.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemberian tugas

dan restirasi :

1. Merumuskan tujuan khusus dari pemberian tugas.

2. Pertimbangan akan pemilihan tekhnik restirasi, apakah tepat dalam mencapai tujuan

yang telah anda rumuskan.

3. Merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.

20. TEKNIK CERAMAH

Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah

pendidikan adalah cara mengajar dengan ceramah, yakni secara lisan atau ceramah.dalam

pelaksanaan tehnik ini mamerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak

membosankan dan menarik perhatian siswanya.

Tehnik mengajar dengan ceramah dapat dikatakan juga sebagai tehnik kuliah,

merupakan suatu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau

informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.Dalam

hal ini guru dituntut memiliki keterampilan berbicara yang dapat menarik perhatian siswa

Page 38: Strategi Belajar Mengajar1

dan dapat memebuat kesimpulan pelajaran yang akan diberikan, untuk mengambil inti sar

atau pokok-pokok terpenting.

Adapun keunggulan dalam teknik ini adalah :

1. Guru dapat lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam

mendengarkan pelajaran.

2. Guru dapat lebih memusatkan perhatian pada kelas, yang bersama-

sama mendengarkan pelajaran.

Dan kelemaham yang muncul dalam teknik ini :

1. Guru tidak mampu mengontrol sejauh mana siswa telah memahami uraianya.

2. Apakah ketenangan dan kediaman mereka dalam mendengarkan pelajaran itu berarti

bahwa mereka telah memahami pelajaran yang diberikan.

3. Adanya perbedaan pengertian materi antara siswa yang mendengarkan dengan

penjalasan yang diinginkan olah guru.

Sehingga diperlukannya usaha dalam mengatasi kelemahan tersebut, salah

satunya dengan cara :

1. guru perlu mengajukan beberepa pertanyaan guna meneliti apakah perhatian siswa

masih ada pada uraian pelajarannya.

2. Guru memberikan kesempatan siswa mengajukan pertanyaan agar dapat menggiatkan

daya pikir siswa.

3. guru dapat mengkombinasikan dengan penggunaan tehnik lain seperti penggunaan

tehnik ceramah dengan tehnik tanya jawab.

Dengan langkah demikian diharapkan tidak menimbulkan salah pengertian atau

penafsiran yang berbeda terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik ini adalah :

1. Guru perlu merumuskan tujuan intruksional dari pelajaran yang akan

disampaikan.

2. Mempertimbangkan lebih dalam perlu tidaknya tehnik ini digunakan.

3. Guru perlu memahami bahan pelajaran itu dari segi sequence dan scope

(urutan dan luasnya isi).

Page 39: Strategi Belajar Mengajar1

4. Merumuskan tujuan secara khusus dan nyata, sehingga siswa mampu

memahami kegunaan atau tujuan dari pelajaran yang diceramahkan.

21. TEKNIK PENYAJIAN DENGAN INTERAKSI MASSA.

Dalam interaksi belajar mengajar perlu ditimbulkannya interaksi edukatif dengan

sekelompok siswa yang besar jumlahnya. Dalam hal ini kita memerlukan tehnik interaksi

massa. Beberapa tehnik yang dapat dikelompokkan dalam tehnik interaksi massa adalah :

panel, symposium, seminar, musyawarah kerja, forum dan laian sebagainya.

A. PANEL

Panel adalah pembicaraan yang sudah direncanakan didepan penggunjung

tentang sebuah topic, hal mana diperlukan tiga panelis atau seorang pemimpin atau

moderator. Teknik belajar mengajar dengan panel digunakan, bila kita akan

mengemukakan pendapat yang berbeda.

Keunggulan dalam teknik ini adalah :

Dapat membangkitkan pikiran siswa.

Dapat mengemukakan pendapat yang berbeda dan pandangan dari berbagai sudut,

setelah kita akan memperoleh hasilnya.

Dapat mendorong siswa untuk melatih menganalisa masalah.

Kelamahan yang muncul dalam teknik ini adalah :

Bila pembicaraan meluas dan berlarut-larut maka mudah tersesat.

Tehnik ini memungkinkan panelis untuk berbicara terlalu banyak, sehingga tidak

kesempatan berbicara bagi yang lain.

Tidak memungkinkan semua peserta menggambil bagian.

Kencenderungan untuk menjadi serial pidato pendek.

Dapat memecah pendengar ketika mereka setuju dengan panelis tertentu.

Memerlukan waktu dan persiapan yang cukup banyak.

Perlu adanya seorang moderator yang terampil.

Page 40: Strategi Belajar Mengajar1

Karena itulah pelaksanaan diskusi panel perlu memperhatikan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Fase persiapan

a. Menetapkan garis besar masalah.

b. Menentukan panelis.

c. Menentukan masalah yang actual.

d. Panelis harus berpengalaman dan pandai dalam berbicara dengan lancar.

e. Panelis harus mengerti masalah yang akan dibahas.

f. Moderator harus terampil.

2. Fase pelaksanaan

a. Harus terdapat 2 kelompok.

b. Masalah harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

c. Moderator memperkenalkan peserta panelis kapada pendengar.

3. Fase evaluasi

Moderator dapat menyimpulkan tetapi tidak merupakan keputusan atau kesatuan

pendapat.

B. SYMPOSIUM

Teknik belajar mengajar dengan symposium adalah serangkaian pidato

pendek didepan penggunjung dengan seorang pemimpin, pidato-pidato itu

mengemukakan aspek-aspek yang berbeda dari topic tertentu. Tujuan tehnik ini

adalah untuk merangsang pemikiran pada kelompk besar manusia dalam waktu

singkat serta turut berpatisipasi dalam usaha pemecahannya.

Keunggulan yang muncul dalam tehnik ini adalah :

Membangkitkan pikiran untuk aktif memahami apa yang diceramahkan dalam

symposium itu.

Peserta dapat mengemukakan pandangn yang berbeda-beda, sehingga dapat

mengambil kesimpulannya.

Hasil pembicaraan masalah dari topic dapat digunakan sebagai pokok

pembicaraan.

Setiap anak harus mampu menganalisa maslah, agar dapat mencari jaln keluar

masalah itu.

Page 41: Strategi Belajar Mengajar1

Dapat memanfaatkan orang yang betul-betul memenuhi syarat.

Organisasinya yang sederhana dan pembahasan dalam symposium lebih terarah.

Pendengar mendapatkan kesempatan besar untuk berpartisipasi.

Namun dalam teknik ini juga terdapat kelemahan sebagai berikut :

Adanya kesukaran dalam menyiapkan bahan ringkas dan komperhensif.

Timbulnya moderator yangtidak seaktif dalam panel.

Kurangnya pengendalian waktu karena sambutan-sambutan yang terlalu lama.

Adanya topic yang kurang spontalitas dan kreatif.

Kurangnya interaksi antara kelompok.

Agak terasa formal, sehingga suasana pembicaraan menjadi kaku.

Adanya penekanan isi yang kurang tepat, sebab secara umum membatasi

pendapat pembicara.

Memerlukan perencanaan yang teliti sebelumnya untuk menjamin jangkauan yang

tepat.

Cenderung dipakai secara berlebihan.

Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka perlu menyusun langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Fase persiapan

a. Penentuan persoalan yang akan dibahas.

b. Penetuan penyanggah yang baik.

c. Pemberitahuan tentang persoalan terlebih dahulu.

d. Pengendalian sambutan pendengar dan pembatasan waktu.

2. Fase pelaksanaan

1) Adanya pembahasan dari berbagai pandangan.

2) Mengadakan sanggahan utama.

3) Mendengarkan pandangan dari berbagai pendengar.

4) Adanya replik dan duplik.

5) Moderator bertugas menampung dan meneruskan sanggahan.

6) Tim yang disiapkan betul-betul bekerja.

3. Fase evaluasi

a. Hasil symposium perlu disimpulkan.

Page 42: Strategi Belajar Mengajar1

b. Perlu ditindaklanjuti dari keputusan-keputusan hasil symposium.

Dengan demikian tehnik ini banyak manfaatnya bila sering kita gunakan dan

dapat mengaktifkan siswa dalam mengalami proses belajar.

C. SYMPOSIUM-FORUM

Symposium-forum adalah teknik mengajar yang kita gunakan waktu

mengajarkan pelajaran pada siswa dengan symposium yang diikutidengan partisipasi

pengunjung. Tehnik ini membuka gelangang pertemuan secara informal yang dapat

memberi kesempatan berbicara praktis mengenai persoalan yang pragmatis (berguna)

kepada setiap orang.

Penggunaan teknik ini bermaksud untuk memberi kesempatan interaksi antara

kelompok setelah symposium. Biasanya tehnik ini diginakan guru untuk merangsang

massa agar mau mengemukakan pemikiran baru atau untuk menyalurkan hasrat

pengakuan, rasa tegang, atau frustasi.

Penggunaan teknik ini memiliki keuntungan yang dapat kita amati, seperti :

1. Dapat menambah nilai symposium dengan reaksi pengunjung.

2. Dapat dipakai untuk keperluan kelompok besar maupun kecil (terutama yang

besar).

3. Dipakai untuk menyajikan banyak keterangan dalam waktu yang singkat.

4. Penggantian pembicara akan menghidupkan suasana, menambah variasi dan

membuat lebih menarik pembicara.

5. penggunjung dapat mendengarkan dengan lebih banyak perhatian dalam

pembahasan masalah.

6. Dapat menyoroti hasil dengan teliti.

7. Memupuk keberanian setiap orang untuk menggungkap perasaan dan

pemikirannya di muka orang banyak.

8. Tidak perlu pembahasan lanjutan karena tidak digunakan untuk memperoleh

keputusan.

9. Pelaksanaan yang informal, Mengakrapkan suasana, singkat dan tidak memakan

biaya.

Tetapi dalam penyajian teknik ini pun ditemukan hambatan-hambatan,

seperti :

Page 43: Strategi Belajar Mengajar1

1. Pelaksanaanya memerlukan banyak waktu.

2. dalam suasana yang hangat dan tegang sukar untuk mengatur pembicaraan.

3. Tanggapan dari kelompok tertunda.

4. Kepribadian pembicara memungkinkan penekanan pada isi yang kurang tepat.

5. Sulit untuk mengontrol waktu dengan tepat.

6. Periode forum mudah terulur waktunya, tahu – tahu pembicaraan itu sudah jauh.

7. Tidak mempunyai bentuk organisasi karena memiliki anggota tertentu.

Demikian tehnik ini biasa dilaksanakan, dangan memperhatikan hambatan –

hambatan agar penggunaan forum dapat lebih intensif.

D. DEBAT

Debat adalah sebuah teknik dimana pembicara dari pihak yang pro dan kontra

menyampaikan pendapat mereka dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak

perlu, dan anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat dan

pembicara.

Tehnik ini berfungsi untuk membangkitkan analisa siswa, dimana siswa perlu

dilatih untuk menalisa suatu masalah, dan mencari kemungkinan jalan keluar dari

masalah yang dihadapi. Tehnik dapat membuat siswa terbiasa berani

mengungkapkan perasaan dan pemikirannya.

Dalam teknik ini memiliki keunggulan sebagai berikut :

1. Dengan perdebatan yang sengit, akan mempertajam hasil pembicaraan.

2. Dari seluruh perdebatan yang berlangsung dapat menemukan hasil yang lebih

tepat mengenai suatu masalah.

3. Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok.

4. Siswa dapat mengemukakan fakta dari kedua sisi masalah,sehingga dapat diteliti

fakta mana yang benar atau valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

5. Dapat membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara dan berpartisipasi

mengeluarkan pendapat.

6. Bila masalah perdepatan menarik, maka pembicaraan itu mampu

mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti perdebatan itu.

Page 44: Strategi Belajar Mengajar1

7. Dapat dipergunakan untuk kelompok besar.

Dengan adanya keunggulan maka juga akan menimbulkan adanya

kelemahan-kelemahan, seperti :

1. Munculnya keinginan untuk menang sehingga tidak memperhatikan pendapat

orang lain.

2. Kemungkinan lain diantara anggota mendapat kesan yang salah tentang orang

yang berdebat.

3. Dengan tehnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali kalau diikuti

dengan diskusi.

4. Sengitnya perdebatan bisa membentuk banyaknya emosi yang terlibat, sehingga

debat itu semakin gencar dan ramai.

5. Agar bisa dilaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti sebelumnya.

E. MUSYAWARAH KERJA

Musyawarah kerja adalah adanya pertemuan khusus yang dihadiri oleh orang–

orang yang bergerak atau mempunyai prosesi dalam bidang kerja sejanis, jadi

massanya sangat terbatas jumlah maupun kualitasnya.

Tujuan yang ingin dicapai adalah agar adanya peningkatan kompetensi

profesional atau keahlian orang-orang maupu siswa yang bergerak dalam bidang yang

sejenis. Serta kesempatan untuk saling tukar pengetahuan dan pengalaman demi

meningkatkan mutu dan kelancaran kerjanya.

Dalam penggunaan teknik musyawarah kerja ini dapat diperoleh keuntngan

seperti :

Dapat meningkatkan mutu dalam bidang kerjanya masing-masing.

Meningkatkan kompetensi professional siswa yang bergerak dalam ketrampilan

dan keahlian yang sama.

Adanya kesempatan kelancaran komunikasi antar bidang kerja sehingga

menjamin kelancaran kerja pula.

Adanya musyawarah kerja dapay digunakan untuk mengatasi kebutuhan –

kebutuhan khusus.

Sedangkan hambatan yang mungkin muncul adalah :

Sukar menemukan tempat dan waktu yang sesuai dengan permintaan peserta.

Page 45: Strategi Belajar Mengajar1

Biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.

Adanya hambatan dalam perencanaan musyawarah kerja.

Hanya digunakan sebagai variasi penggunaan tehnik-tehnik penyajian.

Maka untuk melaksanakan teknik ini mempertimbangkan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Fase persiapan

a. Membentuk panitia pelaksana.

b. Adanya pemberitahuan sebelum muker dilaksanakan.

c. Persoalan-persoalan harus dianggap perlu.

d. Panitia mengklasifikasi persoalan.

e. Menetapkan manusia sumber bagi tiap kelompok.

2. Faese pelaksanaan

a. Dimulai penjalasan umum dan pengarahan.

b. Membentuk kelompok.

c. Setiap kelompok memiliki pemimpin dan penasehat ahli.

d. Kelompok membahas berdasarkan klasifikasi persoalan yang ada.

e. Perlu mencantumkan acara panel, demonstrasi, ceramah dan sebagainya.

f. Hasil perumusan akhir pada siding pleno.

3. Fase evaluasi

a. Apakah perlu ada tindak lanjut dari hasil perumusan.

b. Apakah perumusan akhir pada siding pleno.

F. SEMINAR

Seminar adalah Teknik penyajian yang dimaksudkan sebagai diskusi atau

kegiatan pembahasan yang bersifat ilmiah tentanh hal-hal yang bertalian dengan

kehidupan sehari-hari. Seminar ini bertujuan agar memperoleh pedoman-pedoman

atau pemecahan masalah secara ilmiah.

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh, seperti :

Seminar terbentuk dan terorganisasi dengan baik.

adanya organizing comitte (panitia penyelenggara dan steering comitte) panitia

perumus, sehingga pelaksanaan dapat berjalan lancar.

Page 46: Strategi Belajar Mengajar1

Adanya pemrasaran dan pembahasan, serta kertas kerja yang membahas masalah

secara teoritis sudah dipersiapkan.

Masalah-masalah yang yang dibahas adalah masalah yang actual tentang

kahidupan sehari-hari.

Pada akhir seminar perlu adanya kesimpulan atau putusan yang merupakan hasil

kebulatan pendapat para peserta.

Sedangkan Hambatan yang muncul pada seminar adalah :

Biaya yang sangat besar.

Sukarnya penentuan peserta yang sungguh-sungguh berkemauan dan kualified.

Banyaknya Penyitaan waktu untuk perumusan.

Seringnya hasil perumusan yang kurang mantap.

Agar seminar dapat lebih efektif maka perlu memperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Fase persiapan.

a. Merumuskan tujuan yang jelas.

b. Menyusun bahan untuk seminar.

c. Menetapkan pemrasaran dan pembahasan utama.

d. Membentuk panitia yang terdiri dari Panitia penyalenggara dan panitia

perumus.

e. Menyiapkan waktu dan tempat sebaik-baiknya.

f. Pemberitahuan kepada peserta.

2. Fase pelaksanaan.

a. Penjelasan umum mengenai pokok acara seminar.

b. Lembaran kerja yang bersifat teoritis.

c. Memulai acara dengan kata pengantar,pengantar umum oleh orang – orang

ahli.

d. Mengelompokkan peserta.

e. Perumusan akhir dilakukan dengan panitia perumus, serta disahkan oleh para

peserta dalam siding pleno.

3. Fase evaluasi.

a. Hasil perumusan apakah sudah memenuhi pencapaian tujuan.

Page 47: Strategi Belajar Mengajar1

b. Apakah perlu ada tindak lanjut dari perumusan itu.

22. METODE MENGAJAR DENGAN MEMPERGUNAKAN KOMPUTER

Berkembangnya cara-cara mengajar yang baru diantaranya adalah mengajar

dengan mempergunakan computer. Derasnya arus baru yang mengalir dari para pemakai

IPTEK maka penggunaan computer merupakan salah satu cara untuk menampung dengan

baik segenap informasi tadi, dan selanjutnya memanfaatkan dengan baik pula.

Dengan bantuan computer dapat diajarkan cara-cara mencari informasi baru,

menyeleksinya dan kemudian mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu

pertanyaan.

Secara teori suatu computer memiliki keahlian yang lebih dari pada seorang guru,

Karena computer dapat :

1. Menyimpan pendapat dari beberapa informasi.

2. Memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi.

3. menyajikan pada siswa dengan diagram yang menantang.

4. memberi jawaban tipe kebutuhan siswa.

5. Memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya.

6. Memiliki sejumlah perbedaan dengan siswa yang berbeda – beda.

Komputer dapat diprogram untuk menggunakan potensi menggajar dalam tiga

cara :

A. TUITION

Dalam hal ini program menuntut computer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang

memimpin siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok

pengertian.

B. SIMULATION

Bentuk kedua pengajaran dengan computer adalah untuk simulasi pada suatu keadaan

khusus atau system dimana siswa dapat berinteraksi.

Siswa dapat menyebut informasi sehingga dapat sampai pada jawabannya, karena

interpretasinya dari prinsip – prinsip yang telah ditentukan.

C. DATA-CRUNCHING

Page 48: Strategi Belajar Mengajar1

Dalam hal ini computer digunakan sebagai suatu penelitian sejumlah data yang luas

atau manipulasi data dengan kecepatan yang tinggi dan dapat menghasilkan grafik

dan chart yang sulit atau kompleks.

Teknik ini dapat digunakan sebagai variasi dengan tehnik yang lain. Dan dapat

lebih menunjang proses belajar mengajar.

23. METODE MENGAJAR NON-DIRECTIVE

Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang

aktif bukan pasif. Cara ini dilakukan ini dilakukan agar siswa mampu observasi mereka

sendiri, mampu mengadakan analisi mereka sendiri, Juga untuk merangsang para siswa

agar mampu dan berani menyatakan dirinya sendiri dengan aktif, bukan hanya menjadi

pendengar yang pasif terhadap segala sesuatu yang dikatakan oleh guru.

Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas yang telah tersusun sehingga dangan

tugas tersebut siswa dapat melaksanakan :

1. Observasi pad objek pelajaran.

2. Menganisa fakta yang dihadapi.

3. Menyimpulkan sendiri hasil pengamatan.

4. Menjelaskan apa yang ditemukan.

5. Membandingkan dengan fakta lain.

Guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berfikir siswa

sehingga objek belajar itu berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya,

aktif berfikir dan menyusun pengertian yang baik.

24. METODE MENGAJAR BERDASARKAN PRINSIP – PRINSIP

INTERDISIPLINITAS

Metode ini dikembangkan berdasarkan kesadaran bahwa masalah – masalah yang

nyata dijumpai dalam kehidupan yang modern ini tidak lagi diselesaikan dengan

berdasarkan ajaran – ajaran yang diberikan oleh stu disiplin ilmu pengetahuan saja.

Page 49: Strategi Belajar Mengajar1

Metode ini bila dilaksanakan harus dipimpin oleh seorang guru yang memiliki

pengetahuan yang luas, sehingga betul – betul mampu memimpin siswa untuk

memecahkan masalah, dengan cara meninjau.permasalahan yang sangat kompleks kita

lontarkan pada siswa untuk analisa pada setiap kelompok dapat mendiskusikan dari salah

satu disiplin ilmu. Kemudian kita diskusikan secara menyeluruh. Dengan demikian kita

mendapatkan pemecahan dari beberapa segi tinjauan beberapa segi ilmu.

Akhirnya siswa dapat menyadari, memehami, bahwa permasalahan yang

kompleks itu perlu dipecahkan dari beberapa segi interdisiplin ilmu, juga akan

memahami bagaimana keterkaitan dan ketergantungan antar disiplin ilmu itu sendiri. Dan

agar pengetahuan siswa berkembang menjadilebih luas, terintegrasi, dan tersusun logis,

untuk menghindari berfikir yang sempit dan kerdil.

BAB III

PENUTUP

Demikian teknik-teknik penyajian telah kami bahas, memeng masing-masing

teknik memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa setiap teknik penyajian itu dikatakan

baik bila memenuhi kriteria sebagi berikut:

1. Sesuai dengan tujuan yang dirumuskan

2. Dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan guru dan pemimpin

3. Tergantung pila pada kemampuan orang yang belajar

4. Serasi dengan besarnya kelompok

5. Melihat waktu penggunaannya

6. Melihat vasilitas yang ada

Dengan demikian silahkan anda memilih teknik penyajian yang sesuai dengan

mata pelajaran yang akan diberikan kepada sisiwa, sehingga tujuan dari pembelajaran

dapat tercapai.

Page 50: Strategi Belajar Mengajar1