skripsi faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
PARIDAWATI
K 111 11 628
BAGIAN PROMOSI KESEHATAN & ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2013
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapa
dan disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat
gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar
Pembimbing I
Drs.H.Watief A.Rahman,MS
Sekretaris
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
arjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin Makassar.
Makassar,
Juli 2013
Tim Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.H.Watief A.Rahman,MS Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA
Mengetahui, Sekretaris Bagian Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA
n Tim Penguji Ujian Skripsi
untuk mendapatkan
arjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Makassar, 23
Pembimbing II
Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA
Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari
Selasa, Tanggal 23 Juli
Ketua : Drs.H.Watief A.Rahman,MS
Sekretaris : Indra Fajarwati Ibnu, SKM
Anggota :
1. dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK
2. Muhammad Yusran Amir,SKM,MPH
3. Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari
23 Juli 2013.
Drs.H.Watief A.Rahman,MS (……………………...)
Indra Fajarwati Ibnu, SKM,MA (……………………...)
dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK (……………………...)
Muhammad Yusran Amir,SKM,MPH (……………………...)
Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D (……………………...)
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari
(……………………...)
(……………………...)
(……………………...)
(……………………...)
(……………………...)
RINGKASAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PKIP
PARIDAWATI “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA.” (xii + 86 halaman + 20 tabel + 2 gambar + 8 lampiran)
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan pada bayi/anak dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti terhadap penyakit tertentu. Cakupan pelayanan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng pada tahun 2011 telah mencapai UCI (Universal Child Immunization) artinya pencapaian rata-rata di atas 90%, yaitu imunisasi DPT3 (92,7%), BCG (92,7%), Polio4 (92,7%), Campak (91,3%), dan HB3 (92,7%).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2012. Menggunakan sampel acak rancangan Klaster (cluster random sampling) dengan jumlah 91 ibu yang memiliki bayi, dan menggunakan uji Chi-Square dengan alpa 0,05.
Hasil analisis penelitian menunjukkan dari 91 responden terdapat 69 responden (75,8%) yang melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak dan yang tidak memberikan imunisasi dasar 22 responden (24,2%). Pendidikan ibu (P=0,048), pengetahuan ibu (P=0,027), sikap ibu (P=0,042), ketepatan pelayanan (P=0,044), dukungan keluarga (P=0,042) berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/anak. Sedangkan pekerjaan ibu (P=0,385) tidak berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak.
Penelitian ini menyimpulkan pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. Kata Kunci : Pemberian Imunisasi Dasar Daftar Pustaka : 49 (1996 – 2012)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
yang senantiasa memberikan kekuatan, kesehatan, dan pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan Hasil Penelitian dengan judul “Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Hasil Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, meskipun
dalam penyusunannya menemui banyak hambatan dan masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi mutu penulisan, tata bahasa maupun analisa hasil
penelitian. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa
penulis harapkan dari pembaca.
Tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
sedalam- dalamnya kepada Bapak Drs.H.Watief A.Rachman,MS Sebagai
Pembimbing I dan Ibu Indra Fajarwati Ibnu,SKM,MA sebagai Pembimbing II yang
dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, perhatian dan
arahan kepada penulis mulai dari penentuan judul, penyusanan proposal sampai
selesainya penulisan hasil penelitian ini.
Dengan segala hormat, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Dr.dr.H.M Alimin Maidin,MPH selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf akademik
atas bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan
Masyarakat.
2. Bapak Ketua, Sekretaris, dan Staf Jurusan PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin.
3. Ibu dr.Andi Indahwaty As,MHSH, selaku Penasehat Akademik penulis atas
segala motivasi dan bimbingannya selama ini.
4. Bapak Dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK, Bapak Muh.Yusran Amir,SKM,MPH,
Bapak Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D selaku tim penguji yang dengan sabar
memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan penulisan hasil penelitian
ini.
5. Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Selatan
yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
6. Bapak Bupati Gowa yang telah memberikan izin kepada penulis untu melakukan
penelitian di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng.
7. Kepala Puskesmas Bajeng beserta staf yang bersedia membantu peneliti selama
berada di lapangan.
8. Orang tua, Suami, dan anak tercinta atas segala doa, kasih sayang, dan pengertian
selama pendidikan.
9. Teman-teman KKN-PK Angkatan 41 Desa Sapanang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto dan teman magang PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat
di Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten
Takalar.
10. Rekan-rekan mahasiswa FKM UNHAS Angkatan 2011 dan kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga hasil
penelitian ini dapat terselesaikan, semoga Allah SWT memberikan imbalan
pahala yang berlipat ganda.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembimbing dan penguji demi penyempurnaan hasil penelitian ini.
Terima Kasih
Makassar, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii
RINGKASAN……………………………………………………………………iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… ......... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1. Tujuan Umum ...................................................................................... 9
2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi ........................................................... 12
B. Tinjauan Umum Tentang Tindakan ........................................................... 16
C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan ........................................................ 18
D. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan........................................................... 19
E. Tinjauan Umum Tentang Pengetauan……………………………… …….20
F. Tinjauan Umum Tentang Sikap……………………………………….....24
G. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga……………………….....28
H. Kerangka Teori…………………………………………………………....29
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ................................................... 32
B. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti .................................................. 36
C. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….. ..37
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ............................................... 38
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................... 42
C. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 43
D. Sumber Data ............................................................................................... 45
E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 45
F. Pengolahan Data......................................................................................... 46
G. Analisis Data .............................................................................................. 47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil……………………………………………………………………...50
B. Pembahasan……………………………………………………………...69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan……………………………………………………………….86
B. Saran……………………………………………………………………..87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 1 Jumlah Populasi Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa…….. 44 Tabel 2 Tabel Kontigensi 2x2………………………………... 48 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …………… 53 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 54 Tabel 5 Disrtibusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 55 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng … 56 Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan di
Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………… 57 Tabel 8 Distribusi Pertanyaan Tentang Pengetahuan
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………. 58
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …………………….......... 59
Tabel 10 Distribusi Pertanyaan Tentang Sikap Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng … 60
Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …............... 61
Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Pelayanan Petugas di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………………………… 62
Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………................... 63
Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………………….. 63
Tabel 15 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 64
Tabel 16 Hubungan Pekerjaan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………………… 65
Tabel 17 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 66
Tabel 18 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………....... 67
Tabel 19 Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng……………… 68
Tabel 20 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng…………………. 69
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1 Langkah-langkah Perubahan Sikap………………… 27
Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian……………………… 36
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Analisis Data Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel Kuesioner
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan, Balitbangda.
Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah
Kabupaten Gowa
Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penelitian.
Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti yang terdapat dalam
Undang-Undang Kesehatan RI No 36 Tahun 2009, yaitu tercapainya derajat
kesehatan secara optimal bagi seluruh penduduk, maka diharapkan masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan begitu pula petugas
diharapkan mampu melayani dirinya sendiri dibidang kesehatan tanpa tergantung
kepada pemberi/pelayanan kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan masyarakat di Pedesaan/Kecamatan diharapkan
dapat berperan sebagai, Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan Pusat pelayanan kesehatan
tingkat pertama (UU Kesehatan No 36 Tahun, 2009).
Hal ini sejalan dengan ditunjuknya Puskesmas Bajeng sebagai salah satu
Puskesmas Reformasi di bidang pelayanan kesehatan dan Manajemen Puskesmas.
Pelayanan Puskesmas Bajeng sebagai Puskesmas Reformasi mengacu pada
kegiatan dasar kesehatan yang terbagi atas Pelayanan Kesehatan Dasar dan
Pelayanan Pengembangan. Disamping itu, dalam mengukur derajat kesehatan dan
status kesehatan masyarakat diperlukan beberapa indikator dan parameter. Salah
satunya adalah pengukuran angka kematian (kematian kasar, kematian bayi,
kematian ibu dan mengukur usia harapan hidup), selebihnya adalah dengan
mengukur angka kesakitan (dengan prevalensi dan insiden). Angka kematian bayi
dan anak banyaknya disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Karena itu, ibu harus sadar akan pentingnya imunisasi dasar bayi
(Profil Kes Kab. Gowa, 2011).
Masalah kesehatan masyarakat, di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kabupaten Gowa, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Pertama ialah
aspek fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan
penyakit, sedangkan kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut tindakan Ibu
terhadap kesehatan. Faktor tindakan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap
status kesehatan individu maupun masyarakat termasuk pelayanan imunisasi.
Tindakan manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain, tindakan merupakan
respons/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dan luar maupun
dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berfikir,
berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan
batasan ini, tindakan Ibu terhadap imunisasi dapat dirumuskan sebagai segala
bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya
yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang program imunisasi, serta
tindakannya yang berhubungan dengan pelayanan imunisasi (Sarwono, 1993).
Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu
penting terhadap masyarakat. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan
kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan kata lain,
pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan
tidak mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan
merupakan “behavioral investmen” jangka panjang. Hasil investiga pendidikan
kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek
pendidikan kesehatan (khsusnya imunisasi) diharapkan adanya perubahan dari
tidak tahu tentang imunisasi menjadi tahu tentang pentingnya imunisasi dalam
memberikan kekebalan pada bayi (Soekidjo, 2011).
Pengetahuan kesehatan (khususnya imunisasi) akan berpengaruh kepada
tindakan ibu sebagai jangka menengah (intermediate impact) terhadap pemberian
imunisasi dasar pada bayinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu,
akan lebih memperhatikan kesehatan bayinya terutama dalam pemberian
imunisasi (Soekidjo, 2011). Hasil penelitian Litbangkes (2009) membandingkan
angka kematian ibu melahirkan dan bayi antara Provinsi NTB dan Yogyakarta.
Penelitian menyimpulkan bahwa tingginya angka kematian ibu melahirkan dan
bayi di NTB karena tingkat pengetahuan ibu di NTB terhadap resiko melahirkan
sangat rendah. Sedangkan rendahnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi di
Yogyakarta karena tingkat pengetahuan ibu-ibu di Yogyakarta tentang resiko
melahirkan pada umumnya sangat tinggi.
Sikap ibu dapat mempengaruhi ketercapaian target program imunisasi
dasar di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa. Apabila seorang ibu
senantiasa memperhatikan kesehatan bayinya, berarti sikap ibu terhadap program
imunisasi dasar telah menyadari bahwa imunisasi dasar tersebut dapat
memberikan kekebalan dari beberapa penyakit tertentu terhadap bayinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BTKL-PP (2011) tentang sikap
seseorang terhadap pencegahan penyakit malaria di Kabupaten Mamuju wilayah
kerja Puskesmas Rangas .Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara sikap dan kejadian malaria. Dan masyarakat yang bersikap
negatif terhadap pencegahan malaria 3,277 lebih besar untuk menderita penyakit
malaria dibandingkan dengan masyarakat yang bersikap positif terhadap
pencegahan penyakit malaria.
Ketepatan pelayanan merupakan suatu strategi untuk meningkatkan
cakupan pelayanan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kabupaten Gowa. Dengan tercapainya UCI di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
kemungkinan besar disebabkan oleh ketepatan pelayanan imunisasi oleh petugas
di Puskesmas tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan pencapaian UCI di
wilayah kerja Puskesmas Bajeng, mungkin karena kesadaran dan tindakan ibu-ibu
membawa bayinya ke Puskesmas dan atau ke Posyandu untuk mendapatkan
imunisasi dasar atau karena ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana
pelayanan, kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan
keterampilan petugas imunisasi.
Sesuai dengan hasil penelitian Gunawan (2009), menyimpulkan bahwa
tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
imunisasi hepatitis B umur 0-7 hari. Hasil ini berbeda dengan penelitian
Siswandoyo dan Putro (2003) menyatakan terdapat hubungan yang bermakna
antara status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B, disebutkan
bahwa ibu yang tidak bekerja mempunyai risiko 4 kali status imunisasinya tidak
lengkap dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Menurut penelitian Risani,A,Hakimi,M dan Ismail,J (2009), hubungan
keluarga terdekat dengan pemberian imunisasi hepatitis B umur 0-7 hari pada
analisis bivariat dengan uji Chi-square menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang bermakna antara dukungan keluarga terdekat dengan pemberian imunisasi
hepatitis B 0-7 hari pada bayi. Hal ini, disebabkan untuk program imunisasi
hepatitis B 0-7 hari tidak terlalu banyak dilaporkan efek samping demam pada
bayi, jadi dukungan keluarga tidak terlalu dominan yang paling penting adalah
membangun rasa percaya kepada ibu bila imunisasi itu aman. Hal ini, sesuai
dengan penelitian Siswandoyo dan Putro (2003) alasan yang mendasari kenyataan
ini adalah sebagian besar responden baik yang anaknya diimunisasi hepatitis B 0-
7 hari maupun yang tidak diimunisasi menyatakan bahwa keluarga dekat
mendukung pemberian imunisasi tetapi kenyataannya banyak bayi yang tidak
dimunisasi hepatitis B 0-7 hari.
Imunisasi merupakan suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi
dan anak dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat
zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Adapun tujuan imunisasi adalah
merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga
dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I), (Musa,1985 dalam Pare 2010).
Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk
mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh
wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan
program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian
pada bayi, balita/anak-anak pra sekolah. Tujuan pemberian imunisasi yaitu
diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan
angka morbiditas dan mortalitas serta mengurangi kecacatan akibat penyakit
(Hidayat, 2005 dalam Pare, 2010).
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti
dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan
bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi
menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di
Indonesia (Depkes RI, 2009). Keberhasilan imunisasi ini dikarenakan sudah
tersebarnya posyandu dan tenaga kesehatan. Selain itu, peran dari orang tua
khususmya ibu-ibu sangat mendukung pelaksanaan imunisasi. Anak yang tidak
mendapat imunisasi dasar mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi
dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup,
gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan
kematian.
Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah
dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child
Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen
internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus
neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2012.
Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal)
berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B,
harus mencapai 90% baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten bahkan di
setiap desa (Ismael, 2001).
Cakupan imunisasi di Indonesia pada tahun 2011 yang meliputi imunisasi
BCG (98,1 %), HB0 (80,4 %), DPT/HB1 (98,0 %), DPT/HB3 (95,0 %), Polio 4
(93,5 %), Campak (93,65 %), dan imunisasi dasar lengkap (93,4 %). Sedangkan
cakupan imunisasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011, yaitu BCG (105,1
%), HB0 (86,7 %), DPT/HB1 (105,1 %), DPT/HB3 (102,8 %), Polio 4 (100,1 %),
Campak (100,50 %), dan imunisasi dasar lengkap (100,1 %) (Profil Data
Kesehatan Indonesia, 2011). Cakupan imunisasi di Kabupaten Gowa tahun 2011
yang terdiri dari BCG (98,7 %), HB0 (80,9 %), DPT/HB1 (98,5 %), DPT/HB3
(95,3 %), Polio 4 (93,0 %), Campak (93,45 %), dan imunisasi dasar lengkap (93,2
%) (Profil Kesehatan Kabupaten Gowa, 2011).
Menurut Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI apabila pencapaian
pemberian imunisasi ≥ 90 % maka program imunisasi di wilayah Puskesmas
tersebut sudah masuk katagori UCI (Buku Pedoman Imunisasi Puskesmas, 1998).
Cakupan pelayanan imunisasi terhadap bayi di Puskesmas Bajeng Kabupaten
Gowa dalam tahun 2011 telah mencapai UCI (UniversalChild Immunization)
artinya pencapain rata – rata di atas 90 %, yaitu imunisasi DPT3 (92,7 %), BCG
(92,7 %), Polio 4 (92,7 %), Campak (91,3 %), dan HB3 (92,7 %). Untuk itu,
peneliti memilih judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah
dalam penelitian ini antara lain :
1. Apakah pendidikan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa ?
2. Apakah pekerjaan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa ?
3. Apakah pengetahuan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa ?
4. Apakah sikap berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi
dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten
Gowa ?
5. Apakah ketepatan pelayanan petugas imunisasi berhubungan dengan tindakan
Ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
6. Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan tindakan Ibu dalam
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan tindakan Ibu dalam
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
b. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan Ibu dalam
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
e. Untuk mengetahui hubungan ketepatan pelayanan petugas imunisasi dengan
tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja
Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
f. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tindakan Ibu dalam
pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
Bajeng dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dalam upaya perencanaan
program imunisasi dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanannya.
2. Untuk Ilmiah
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
ingin memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam program
imunisasi.
b. Dapat dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya khususnya yang relevan
dengan judul penelitian ini.
3. Manfaat Praktis
Peneliti sendiri, merupakan pengalaman berharga dalam memperluas
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang karakteristik ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi lewat penelitian lapangan.
4. Manfaat untuk ibu yang memiliki bayi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi terhadap ibu-ibu yang
mempunyai bayi agar senantiasa membawa bayinya ke Puskesmas dan atau
Posyandu untuk mendapat pelayanan imunisasi dasar.
98,943,459.03506 80,4 4.664.400 98,0 4.521.443 95,0 4.445 93,65 93,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi
adalah suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin
ke dalam tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh
mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka
menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu
penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 1994).
Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu
usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga
dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah cara
untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,
sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita
penyakit tersebut. Sedangkan Imunisasi Dasar adalah pemberian imunisasi awal
untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Universal Child
Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada semua bayi.
2. Jenis Imunisasi
Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dari
berbagai penyakit dengan harapan bayi akan tetap tumbuh dalam keadaan sehat.
Pada dasarnya sejak kita lahir sistem imun dalam tubuh kita sudah ada agar
kuman yang masuk dapat dicegah. Sistim imun tersebut meliputi spesifik dan
nonspesifik. Imunisasi dibagi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
a. Imunisasi Aktif
Pemberian Zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu
proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi immunology spesifik
yang akan menghasilkan respon selular dan humoral serta dihasilkannya sel
memori, sehingga bila terjadi infeksi maka tubuh dengan cepat akan
meresponnya (Hidayat, 2005 dalam Pare 2010).
Kekebalan aktif terjadi bila seseorang membentuk system imunitas
dalam tubuhnya. Kekebalan bisa terbentuk jika saat seseorang terinfeksi oleh
suatu bibit penyakit, atau terinfeksi secara buatan saat diberi vaksinasi.
Kelemahannya butuh waktu yang lama untuk membentuk antibody tapi daya
imunya akan bertahan lama bahkan seumur hidup.
b. Imunisasi Pasif
Pemberian zat imunoglobin yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam
tubuh yang terinfeksi (Hidayat, 2005 dalam Pare 2010).
Kekebalan pasif terjadi jika seseorang mendapatkan daya imunitas dari
luar dirinya. Jadi, tubuhnya sendiri tidak membentuk system kekebalan
tersebut. Kekebalan jenis ini bisa didapat langsung dari luar atau secara
alamiah (bawaan). Kekebalan pasif ini langsung bisa digunakan tanpa
menunggu tubuh penderita membentuknya. Tapi tidak berlangsung lama,
biasanya hanya bertahan beberapa minggu sampai bulan saja.
3. Jenis Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi dasar lengkap yang diberikan pada bayi umur 0-12 bulan sesuai
Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi Edisi III, Sub Direktorat Imunisasi
Dirjen PPM dan PLP, 1993 sebagai berikut :
a. Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis
(TBC). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin hidup yang
dilemahkan. BCG diberikan 1 kali sebelum bayi berumur diatas 2 bulan (usia
0-2 bulan).
b. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteria,
pertusis dan tetanus. Difteria adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang
tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai
dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.
Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia,
kejang dan kerusakan otak. Sementara Tetanus adalah infeksi bakteri yang
bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.
Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha.
Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat bayi berumur 2
bulan (DPT1), 3 bulan (DPT2) dan 4 bulan (DPT3). Selang waktu tidak
kurang dari 4 minggu.
c. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun
kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-
otot pernafasan dan otot untuk menelan, dapat juga menyebabkan kematian.
Imunisasi dasar polio diberikan pada bayi usia 0-4 bulan sebanyak 4 kali,
(polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.
d. Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Imunisasi campak diberikan 1 kali pada saat bayi berumur 9 bulan atau lebih
(usia 9-12 bulan). Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit
(subkutan). Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit
dan diare.
e. Imunisasi Hepatitis B
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker
hati dan kematian. Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali. Antara suntikan HB1 dengan HB2
selang waktu 1 bulan pada saat bayi berumur dibawah 3 bulan. Bayi yang
lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin HB diberikan dalam waktu 12 jam
setelah lahir. HB3 diberikan pada usia antara 3-6 bulan.
4. Tempat Imunisasi
a. Di Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah.
b. Di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
c. Di Praktek dokter/bidan atau Rumah Sakit Swasta
d. Tempat Pelayanan Kesehatan Desa
B. Tinjauan Umum Tentang Tindakan
Secara umum tindakan merupakan respon atau reaksi individu terhadap
stimulus baik yang berasal dari internal dirinya sendiri maupun dari eksternal.
Respon atau reaksi individu terhadap stimulus atau rangsangan terdiri dari dua
bentuk, yaitu :
1. Respon yang berupa tindakan yang dapat dilihat langsung dari luar dan dapat
diukur, ini disebut sebagai perilaku yang nampak (Overt Behavior).
2. Respon yang berupa tindakan yang tidak dapat dilihat langsung, ini disebut
sebagai perilaku yang tidak Nampak (Covert Behavior) (I.B.Mantra, 1994
dalam Nethanelia, 2007).
Adapun tingkatan-tingkatan dalam praktek/tindakan adalah sebagai
berikut : (Dr.Soekidjo Notoatmodjo, 1993 dalam Nethanelia, 2007)
1. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya
seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2. Respon Terpimpin (Gueded Response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai
dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. Misalnya
seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai mencari, mencuci
dan memotong-motong, lamanya memasak, menutup pancinya.
3. Mekanisme (Mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka itu sudah
mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah biasa
mengimunisasikan bayi pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah
atau ajakan dari orang lain.
4. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya tindakan itu dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut. Misalnya ibu-ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi
tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.
C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan
Menurut H.R.Ngatimin, tingkat pendidikan merupakan dasar perkembangan
daya nalar seseorang dengan jalan memudahkan seseorang untuk menerima
motivasi. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan
pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pentingnya kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat.
Pendididkan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih
dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam
masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan
(lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Dalam
mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak
terlepas dari kegiatan belajar (Ahmad Holid, 2012).
Pendidikan yang telah dicapai dapat digunakan sebagai salah satu indikator
untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga sangat berperan dalam
menurunkan angka kejadian penyakit serta angka kesakitannya. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuan, sehingga
mereka semakin menyadari untuk membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan
sebagai tempat berobat bagi mereka dan keluarganya. Karena mereka menyadari
betapa pentingnya kesehatan bagi hidup dan diri mereka sehingga termotivasi
untuk mengakses pusat-pusat pelayanan kesehatan (Slamet,1999). Penelitian yang
dilakukan oleh Ali (2002), pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap
imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.
D. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan
Berdasarkan hasil survei di lokasi studi kajian Cakupan imunisasi (Puskesmas
Ulumanda Kabupaten Majene, 2010) memberikan informasi bahwa responden
yang paling banyak lengkap imunisasi dasarnya yaitu PNS (63,8 %) responden,
Pegawai Swasta/pedagang sebanyak (25,1%) responden, dan status pekerjaan tani
hanya (11,1 %). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Regerisi Logistik
memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dan
pemberian imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Ulumanda Kabupaten
Majene. Tetapi melihat wilayah kerja Puskesmas Ulumanda responden yang
berstatus PNS menunjukkan bahwa status pekerjaan tersebut yang paling banyak
memberikan imunisasi dasar bayinya, dibandingkan dengan ibu yang status
pekerjaannya Swasta/pedagang dan Petani. Jadi Kesimpulam dalam penelitian ini,
bahwa rata-rata ibu yang berstatus PNS lebih cendrung memperhatikan Imunisasi
dasar bayinya, dibandingkan dengan Ibu-Ibu yang status pekerjaan yang lainnya
seperti pedangan, petani, dan ibu-ibu yang tidak bekerja/hanya urusan rumah
tangga saja (BTKL-PP, 2010).
E. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap sesuatu yang obyek tertentu, dimana
pengetahuan merupakan unsur mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang sadar
dan secara nyata terkandung dalam otaknya. Menurut Bloom (1956) pengetahuan
itu merupakan bagian dari kognitif domain dan secara rinci untuk mengukur
tingkat pengetahuan terdiri dari :
1. Tingkat pengetahuan, (Knowladge). Bila seseorang hanya mampu secara
garis besar apa yang telah dipelajarinya.
2. Perbandingan menyeluruh (Comprehension). Seseorang berada pada tingkat
pengetahuan dasar, ia dapat menerapkan kembali secara mendasar ilmu
pengetahuan yang telah dipelajarinya.
3. Tingkat Aplication. Ada kemampuan untuk menggunakan apa yang telah
dipelajarinya dari suatu situasi ke situasi yang lain.
4. Tingkat Analisis. Kemampuan lebih meningkat telah mampu menerangkan
bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan
menganalisa suatu hubungan satu dengan yang lainnya. Pada tingkat ini
sintesis disamping kemampuan menganalisa ataupun mampu untuk
menyusun kembali baik ke bentuk semula maupun ke bentuk lain.
5. Tingkat Evaluation. Tingkat kemampuan untuk mengetahui secara
menyeluruh semua bahan yang telah dipelajari dan juga kemampuan untuk
mengevaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dengan tingkat
pengetahuan sebagaimana tersebut diatas, akan memperoleh suatu
keputusan atau kebijakan sesuai dengan apa yang diinginkan dan dapat
mencapai hasil yang baik. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan,
akan dapat merubah pemahaman terhadap sesuatu yang akan dilakukan
dengan terencana dan mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang relatif kurang terutama
menyangkut pelayanan antenatal care perlu diberikan pengetahuan kepada
ibu hamil untuk mengurangi tingkat kematian ibu dan anak
(Soekidjo, 2011).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal itu terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dapat
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo S, 2003). Pengetahuan
tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang sehat
dan sakitnya seseorang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk
mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan
kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya
(Meliono dkk., 2007, dalam Soekidjo, 2011).
Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang
resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk
menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau
mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran
untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,
sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat
ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga
dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang
cukup tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian
ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Ahmad, 2012).
Cara-cara memperoleh pengetahuan, dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Cara tradisional atau nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan
secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode
ini antara lain:
1) Cara coba salah (trial and error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka akan dicoba dengan
kemungkinan yang lain.
2) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa terlebih dulu
menguji atau membuktikan kebenaran, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang
yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakannya adalah benar.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan pada masa yang lalu. Namun, perlu
diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar
diperlukan berpikir kritis dan logis.
4) Melalui jalan pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-
pernyataan khusus pada umum. Deduksi adalah proses pembuatan
kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus.
b. Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih
sistematik, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-
pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek penelitiannya
(Ahmad, 2012).
F. Tinjauan Umum Tentang Sikap
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk
berespon secara positif maupun negative terhadap orang, obyek atau situasi
tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional/efektif (senang, benci
sedih) dan aspek kognitif (kecenderungan untuk bertindak). Menurut markum
Enoch, 1991 dan R. Mucchilli, 1970 (dalam Arnita Z ddk, 2010) mengemukakan
bahwa sikap adalah kecenderungan untuk melakukan atau tidak melakukan hal-
hal tertentu atau memberikan respons baik berupa yang positif maupun negative
terhadap komplek dan untuk merubahnya diperlukan proses yang tidak sederhana.
Perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor kognisi, orang, obyek, maupun
situasi. Juga disebutkan bahwa sikap merupakan perasaan tertentu, predisposisi
ataupun sejumlah kepercayaan tertentu yang ditujukan obyek manusia maupun
situasi. Hal ini menunjukkan bahwa sikap merupakan hal yang psikologik,
antropologik dan sosiologik. Konsekuensi yang terjadi dalam masyarakat adalah
dimanfaatkan atau tidaknya kunjungan antenatal care oleh ibu hamil ditentukan
oleh faktor tersebut diatas. Selain itu pemanfaatan kunjungan antenatal care itu
sendiri oleh ibu hamil masih dipengaruhi oleh adanya niat untuk melaksanakan
kunjungan tersebut (Arnita Z ddk, 2010), dapat disimpulkan bahwa manifestasi
sikap tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu
dari perilaku yang tertutup dan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak.
Sikap lebih dikenal oleh kalangan awam dengan istilah keadaan psikis
penilaian terhadap objek tertentu. Sebenarnya sikap lebih tepat diartikan sebagai
keadaan psikis seseorang mengenai penilaian, perasaan, dan kecenderungan
berprilaku terhadap objek tertentu. Untuk lebih memperjelas mengenai pengertian
sikap dibawah ini ada beberapa pengertian mengenai sikap. Sikap mempunyai
objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan
mengandung penilaian (setuju, tidak setuju, suka, tidak suka). Sikap yang
dikemukakan oleh Sarlito ini hanya memfokuskan sikap sebagai penilaian
terhadap objek tertentu (Sarlito, dalam Soekidjo, 2012).
Pengertian lain mengenai sikap seperti yang diungkapkan oleh Mar’at dan
Secord & Backam membicarakan sikap dengan memenuhi komponen sikap yaitu
kognitif (berfikir), efektif (penilaian atau perasaan) dan konatif (kecenderungan
berperilaku) sikap merupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan dan
pengetahuan, disamping itu juga memiliki evaluasi negative maupun positif yang
bersifat emosional yang disebabkan oleh komponen afeksi. Pengetahuan dan
perasaan yang merupakan klustar dalam sikap akan menghasilkan tingkah laku
tertentu (Mar’at, 1981, dalam Andi Sopyan, 2008).
Secord & Backman, 1964 (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap
sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan
predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan
sekitarnya. Kedua pengertian sikap diatas lebih berorientasi pada kumpulan
komponen-komponen kognitif yang merupakan aspek berpikir, komponen afektif
yang merupakan komponen perasaan atau penilaian, dan komponen kognisi atau
aspek sebagai kesiapan dari berperilaku yang saling berinteraksi dalam
memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek.
Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan
sembarang saja. Seperti yang diungkapkan oleh Saifuddin (2003) bahwa “sikap
sosial dapat terbentuk dari dari interaksi sosial yang dialami oleh individu”.
Bagaimanakah sikap dapat terbentuk atau berubah. Pembahasan mengenai
pembentukan dan perubahan sikap hampir selalu dipusatkan pada cara-cara
manipulasi atau pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan
perubahan sikap kearah yang dikehendaki. Dasar-dasar manipulasi itu diperoleh
dari pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
proses perubahan sikap, terutama yang berkaitan dengan pembentukan stimulus
tertentu untuk menghadirkan respon yang dikehendaki.
Perubahan sikap adalah suatu bentuk keadaan psikologis yang tidak
begitu saja terbentuk atau pun tetap saja keadaannya, sikap berubah sesuai dengan
keadaan yang mempengaruhinya.
Gambar 1. Langkah-langkah perubahan sikap (Arnita Z ddk, 2010)
Menurut Hoslan, Janis dan Kelley ( dalam Arnita Z ddk, 2010). Pada
ilustrasi gambar 1. Terlihat bahwa perhatian dan pemahaman subjek terhadap
stimulus yang dapat berupa komunikasi atau pesan yang di sampaikan akan
menentukan apa yang akan dipelajari oleh subjek mengenai isi pesan tersebut,
sedangkan proses-proses lain dianggap menentukan apakah isi yang dipelajari itu
akan diterima oleh subjek ataukah tidak.
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi
terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang
baik secara konsekuen (Anonim, 2009). Sikap dapat dipengaruhi oleh keadaan
jiwa dan pikir seseorang, keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
Stimulus
Orgaisme
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Reaksi
(Perubahan Sikap)
kebudayaan dan lingkungan sosialnya, sedangkan keadaan pikir seseorang yang
akan melandasi cara berpikirnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Sikap (attitudes) merupakan pernyataan evaluatif - baik yang
menyenangkan maupun yang tidak - tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Ketika saya
berkata “saya menyukai pekerjaan saya” saya sedang mengekspresikan sikap saya
tentang pekerjaan. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi OB memfokuskan
diri pada sikap yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal ini meliputi kepuasan kerja,
keterlibatan kerja (tingkat sejauh mana seseorang berkecimpung dalam
pekerjaannya dan Imam aktif berpartisipasi di dalamnya), dan komitmen
organisasi (sebuah indikator loyaritas kepada, dan keberpihakan terhadap
organisasi). Tidak dapat dipungkiri, kepuasan kerja telah mendapatkan perhatian
yang besar (Arnita Z ddk, 2010).
G. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga yang dapat memberikan dorongan ibu-ibu untuk
berpartisifasi dalam pembangunan Kesehatan (khususnya pemberian imunisasi
dasar pada bayinya), banyak dipengaruhi oleh Suaminya. Hal ini, dapat terjadi
karena Suami adalah pemimpin rumah tangga yang dapat mengatur dan
mengendalikan segala aktivitas dan kebutuhan dalam rumah tangga serta hak dan
kewajiban istri dan anak-anaknya. Disamping Suami sebagai pendorong/penyokon
ibu yang taat melaksanakan dan atau memberikan imunisasi dasar pada bayinya di
Puskesmas dan atau Posyandu, yaitu orang tua, mertua, saudara kandung ibu, dan
tetangga dekat. Dalam tuntutan berpartisifasi di bidang pembangunan kesehatan
khususnya pemberian imunisasi dasar pada bayi/anak seorang ibu memerlukan
suatu dorongan atau motivasi dari keluarganya agar senantiasa siap dan bersedia
untuk mengikuti jadwal tetap pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan atau di
Posyandu (Sabaria, 2007).
H. Kerangka Teori
Green, 1980 (dalam, Soekidjo, 1993) mencoba menganalisis perilaku
manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Perilaku itu sendiri
ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor, yakni :
1. Faktor-faktor Predisposisi (predisposisingfsctors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai
berikut : untuk berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu
hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat
periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di samping itu,
kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat juga dapat
mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil, misalnya orang hamil
tidak boleh disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),
karena suntik bisa menyebabkan anak cacat. Karena faktor ini terutama yang
positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor
pemudah.
2. Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan
sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,
Rumah Sakit, Poliknik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan
Praktek Swasta, dan sebagainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : untuk
berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,
misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan tersebut di atas, ibu hamil yang mau
periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja,
melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau
tempat periksa hamil : misalnya Puskesmas, Polindes, Bidan Prakter, ataupun
Rumah Sakit, Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung terwujudnya perilaku,
maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung.
3. Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh Masyarakat
(Toma), Tokoh Agama (Toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk
petugas kesehatan. Termasuk juga di sini Undang-Undang, peraturan-peraturan
bayi dari Pusat maupun Pemerintah Daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal
ini dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku sehat, masyarakat
kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan
fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh
masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Di
samping itu, Undang-undang, peraturan-peraturan, dan sebagainya diperlukan
untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Contoh perilaku ibu tentang
pemberian imunisasi pada bayi, di samping pengetahuan dan kesadaran
pentingnya pemberian imunisasi pada bayi, serta kemudahan memperolaeh
pelayanan imunisasi, juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat
setempat. Demikian juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang
mengharuskan ibu memberikan imunisasi pada bayinya (Sabariah, 2007).
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang terhadap pemberian imunisasi pada
bayinya ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,
dan sebagainya dari ibu atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,
ketersediaan fasilitas, ketepatan pelayanan oleh petugas, sikap dan perilaku para
petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku (Ririn, 2012).
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti
Imunisasi adalah memberikan vaksin tertentu kepada bayi untuk mencegah
beberapa penyakit tertentu seperti difteria, pertusis, tetanus , TB , Polio, campak,
dan hepatitis B. Bayi sangat diharapkan agar mendapat imunisasi dasar lengkap
sehingga dapat memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut. Tindakan ibu
sangat menentukan lengkap tidak lengkapnya imunisasi dasar yang diterima
bayinya. dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu bentuk dan keyakinan seorang dan atau
ibu yang memiliki bayi senantiasa berpikir kearah yang positif dan atau
pemikiran yang senatiasa mengutamakan kesehatan bayi dan dirinya.
Beberapa hasil penelitian menyimpulkan makin tinggi pendidikan seseorang
maka baik pula tingkat kesehatannya. Informasi dari Depkes RI menyatakan
bahwa angka kematian ibu melahirkan tinggi di NTB, sedangkan di
Yogyakarta sangat rendah. Hasil survey menjawab bahwa tingginya angka
kematian ibu melahirkan di NTB disebabkan oleh rendahnya tingkat
pendidikan Ibu melahirkan di NTB (rata-rata SD dan bahkan ada yang tidak
tamat SD, sedangkan di Yogyakarta rata-rata SLTA dan bahkan ada yang
sarjana).
2. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu symbol dalam aktivitas sehari-hari, ada yang
bekerja sebagai PNS, Pegawai Swasta, Pedagang, Petani, Nelayan, dan URT.
Status pekerjaan tersebut kemungkinan dapat memberikan pengaruh terhadap
kepentingan dalam pemberian imunisasi dasar pada bayinya. Kalau ibu
seorang pegawai negeri lebih banyak menerima informasi tentang kesehatan
daripada status pekerjaan yang lainnya. Seorang ibu pegawai negeri lebih
banyak mendapat informasi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar
pada bayi.
3.Pengetahuan
Tingkat pengetahuan ibu merupakan faktor penentu dalam
kepatuhannya untuk membawa bayinya ke Puskesmas untuk mendapatkan
imunisasi lengkap. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pentingnya
imunisasi dasar pada bayi, maka ia lebih hati-hati dan serius akan membawa
bayinya secara rutin ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan imunisasi.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi sangat perlu, agar
ibu dapat memperhatikan pemberian imunisasi kepada bayinya. Pemberian
Imunisasi dasar kepada bayi terjadwal agar dapat memperoleh imunisasi
lengkap. Apabila bayi sudah mendapat imunisasi lengkap maka akan terhindar
dari penyakit seperti Difteria, Pertusis ( batuk rejan), Tetanus, TB, Polio,
Hepatitis B dan Campak.
4. Sikap
Sikap adalah suatu rencana tindakan untuk melakukan kegiatan dan
atau sesuatu hal yang ia inginkan. Sikap yang dilandasi dengan tingginya
pengetahuan ibu tentang pentingnya Imunisasi secara lengkap, maka ibu
tersebut dia akan bertindak sesuai apa yang dianggapnya positif dalam
kehidupan bayinya yang berkaitan dengan pemberian imunisasi dasar untuk
keselamatan bayinya agar senantiasa dalam kondisi yang sehat.
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseoarang terhadap stimulasi atau obyek. Menurut taksonomi bloom
diklasifikasikan menjadi sikap terhadap kondisi ibu yang memiliki bayi untuk
senantiasa membawa ke Puskesmas dan atau tempat pelayanan kesehatan
lainnya untuk mendapatkan imunisasi dasar secara teratur. Karena dia
memahami bahwa pemberian imunisasi dasar sangat penting buat bayi untuk
kekebalan dirinya. Dan juga sebaliknya masa bodoh terhadap bayinya tidak
pernah terpikirkan bahwa bayi saya ini perlu mendapat imunisasi dasar untuk
kekebalan dirinya.
5. Ketepatan Pelayanan
Cepat atau lambatnya suatu pelayanan/pemberian imunisasi dasar oleh
petugas imunisasi di Puskesmas sangat mempengaruhi pencapaian cakupan
imunisasi di Puskesmas tersebut. Tindakan ibu bisa saja tidak mengenal
imunisasi dasar tetapi petugas imunisasi yang memberikan layanan yang cepat
dan tepat, termasuk ketersediaan vaksin, keterjangkauan saran pelayanan,
kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan
petugas imunisasi, maka akan mendorong motivasi ibu yang mempunyai bayi
untuk mengikuti jadwal imunisasi dasar di Puskesmas yang dekat dari
rumahnya. Untuk itu, ketepatan pelayanan imunisasi perlu diketahui
kemungkinan besar faktor ini yang dapat mempercepat termotivasi Ibu yang
mempunyai bayi untuk sadar memberikan imunisasi dasar pada bayinya.
6. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah sekolompok orang-orang yang membentuk rumah tangga
yang dalam kehidupan sehari-hari dapat berinteraksi sesuai kebutuhan dan
peruntukannya. Apabila ada komponen dan atau anggota keluarga yang
terganggu maka dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Karena itu,
dalam memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada bayinya,
sangat diharapkan kepada kepala keluarga (suami) untuk memotivasi istrinya
untuk senantiasa mengikuti jadwal pemberian imunisasi di Puskeams dan atau
di Posyandu secara rutin.
B. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti
Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
Sikap
Ketepatan
Dukungan Keluarga
Pemberian
Imunisasi Dasar
C. Hipotesis Penelitian
Dari kerangka konsep penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten
Gowa.
2. Ada hubungan pekerjaan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi
dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.
3. Ada hubungan pengetahuan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi
dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.
4. Ada hubungan sikap dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar
pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.
5. Ada hubungan ketepatan pelayanan petugas imunisasi dengan tindakan Ibu
dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Bajeng Kabupaten Gowa.
6. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tindakan Ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten
Gowa.
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi
Adalah respon seorang ibu yang senantiasa memperhatikan pelayanan
imunisasi dasar di Puskesmas, sehingga bayinya dapat memperoleh imunisasi
dasar lengkap pada umur tertentu tanpa menunggu perintah atau ajakan dari
orang lain. Sedangkan yang dimaksud ibu yang memiliki bayi dalam penelitian
ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia 9-12 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Kriteria Objektif
a. Ada tindakan = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan
yang diajukan.
b. Tidak ada tindakan = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari
pertanyaan yang diajukan.
2. Tingkat Pendidikan Ibu
Yang dimasuk tingkat pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah strata
pendidikan formal yang ditamatkan oleh ibu.
Kriterai Objektif
a. Tinggi = jika pendidikan ibu tamat SLTA dan Akdemi/Perguruan tinggi
b. Rendah = jika ibu hanya tamat SD/sederajat dan SLTP.
3. Pekerjaan Ibu
Yang dimaksud dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah kegiatan
yang dilakukan ibu baik di rumah ataupun di luar rumah dengan tujuan
untuk menghasilkan uang ataupun barang untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari.
Kriteria Objektif
a. Bekerja = Jika melakukan kegiatan rutinitas selain sebagai ibu rumah tangga.
b. Tidak bekerja = Jika kegiatan rutinitas hanya sebagai ibu rumah tangga.
4. Pengetahuan Ibu
Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu dalam penelitian ini adalah
pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap
kepada bayi/anak yang meliputi Imunisasi BCG, HB, Polio, DPT dan
Campak. Cara pemberian : BCG dosis 1 kali (usia 0-2 bulan) , HB dosis 3
kali diberikan sedini mungkin 12 jam setelah lahir, dosis kedua usia 1 bulan
dan dosis ketiga (usia 3-6 bulan). Polio dosis 4 kali dengan interval 4 minggu
(usia 0-12 bulan) DPT dosis 3 kali dengan interval 4 minggu (usia 2-12 bulan)
dan Campak dosis 1 kali (usia 9-12 bulan). Manfaat imunisasi untuk
mendapatkan kekebalan dari beberapa penyakit tertentu seperti TB, Defteria,
Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, dan Hepatitis B, sedangkan bayi yang tidak
mendapat imunisasi lengkap berisiko untuk terinfeksi penyakit TB, Defteria,
Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, dan Hepatitis B (Wawolumaya,C,dkk,
2009).
Kriteria Objektif
a. Cukup = Jika responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang
diajukan.
b. Kurang = Jika responden menjawab tidak benar 85 % dari pertanyaan yang
diajukan.
5. Sikap Ibu
Yang dimaksud dengan sikap ibu dalam penelitian ini adalah tanggapan
atau reaksi ibu mengenai pemberian imunisasi lengkap terhadap bayi/anaknya.
Kriteria Objektif
a. Positif = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang
diajukan.
b. Negatif = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan
yang diajukan.
6. Ketepatan Pelayanan Petugas
Yang dimaksud dengan ketepatan pelayanan petugas dalam penelitian ini
adalah ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana pelayanan, kepercayaan
masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan petugas imunisasi.
Kriteria Objektif
a. Tepat = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang
diajukan.
b. Tidak tepat = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan
yang diajukan.
7. Dukungan Keluarga
Yang dimaksud dengan dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah
sokongan dari suami, orang tua, mertua, saudara kandung dan tetangga dekat
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.
Kriteria Objetif
a. Positif = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang
diajukan.
b. Negatif = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan
yang diajukan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian.
Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang” (Cross
sectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang
sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observasional.
Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang
termuat dalam judul penelitian.
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksankan di Puskesms Bajeng Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Alasan
meneliti di Puskesmas ini untuk mengetahui faktor dasar pencapaian
imunisasi dasar pada bayi di atas rata-rata 90 % di Puskesmas tersebut atas
tindakan ibu dalam kepentingan bayinya untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (misalnya difteria,
pertusis, tetanus, TB, Polio, Campak, dan Hepatitis B) dan atau karena
keaktifan petugas imunisasi untuk mencari sasaran/bayi di wilayah kerjanya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan
Maret 2013.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2012 yang tercatat di Puskesmas
Bajeng dengan jumlah 998 Ibu.
2. Sampel Penelitian
Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel acak
rancangan Klaster (Cluster Random Sampling). Sedangkan jumlah sampel
dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Taro Yamane atau Slovin
seperti di bawah ini :
N
n =
Nd2+ 1
Dimana :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi = 998 ibu yang memiliki bayi
d2 : Presisi ( ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95 %
(Akdon dkk, 2010)
998 998
Jadi besarnya sampel = = = 90,89253 = 91 ibu
(998) (0,1)2+1 10,98
3. Pengambilan Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan sampel secara
Acak Rancangan Klaster (Cluster Random Sampling) seperti tabel 1 di bawah
ini :
Tabel 1 Jumlah Populasi Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2012
No Desa/Kelurahan Jumlah Populasi
(Jumlah Sampel)
NH
nh= x n
N
1 Kalebajeng 88 8
2 Bontosunggu 134 12
3 Maradekaya 118 11
4 Panciro 137 12
5 Lempangang 74 7
6 Limbung 102 9
7 Tubajeng 60 5
8 Mataallo 96 9
9 Bone 115 11
10 Tangkebajeng 74 7
Jumlah 998 91
Keterangan:
nh = Jumlah sampel setiap strata
N = Besarnya Populasi
NH = Banyak elemen dalam setiap strata
n = Jumlah Sampel (Heru ddk, 2009)
D. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan sekunder .
1. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden dan keluarga
responden.
2. Data sekunder diperoleh dari laporan petugas imunisasi, penyuluhan kesehatan
masyarakat, dan petugas kesehatan di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
E. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa kegiatan,yaitu :
1. Wawancara
Wawancara langsung kepada responden (ibu yang mempunyai
bayi/anak usia 9-12 bulan) yang tercatat di Puskesmas Bajeng Kecamatan
Bajeng Kabupaten Gowa.
2. Kuesioner
Kuesioner disusun dengan pertanyaan yang berstruktur dan sudah
standarnisasi yang mengkaji tentang faktor yang mempengaruhi tindakan ibu
dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi
3. Dokumentasi.
Meliput semua kegiatan peneliti di lokasi penelitian, yaitu kegiatan
wawancara, pengisian kuesioner, dan kegiatan lain yang dianggap penting.
Tujuan dokumentasi ini untuk melengkapi informasi dalam penulisan laporan
penelitian yang berbentuk gambar/foto. Disamping itu, sebagai bukti telah
melaksanakan penelitian di Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.
F. Pengolahan Data
1. Editing
Pengecekan data dilakukan dua kali yakni: pertama, pada saat
pelaksanaan wawancara dilapangan dengan tujuan untuk mengoreksi secara
langsung kesalahan-kesalahan pada pengisian kuesioner oleh pewawancara.
Kedua pada saat awal pengolahan data yang dimaksudkan untuk menilai hasil
pengisian kuesioner secara keseluruhan apakah memenuhi syarat untuk
diikutkan dalam analisis atau tidak
2. Koding kuesioner
a. Pembuatan daftar variabel, yang dimaksudkan untuk memberi kode pada
semua variabel yang ada di dalam kuesioner.
b. Pembuatan daftar koding, yang digunakan untuk memindahkan hasil
pengisian daftar koding kuesioner ke dalam daftar koding tersendiri yang siap
untuk dimasukkan di dalam program pemasukan data.
c. Pemindahan hasil pengisian kuesioner, ke dalam daftar kode yang ada di
dalam kuesioner.
d. Pembuatan program entry data. Program entry data yang dibuat di dalam
komputer tersebut melalui program SPSS fersi 20 for windows sesuai dengan
daftar variabel yang telah disusun sebelumnya
3. Entry data (pemasukan data ke dalam komputer)
Pemasukan data ke dalam komputer yang sudah dilakukan pengkodean atau
yang telah diberi kode dengan lengkap sesuai dengan jadwal yang ada pada
kuesioner tersebut.
4. Cleaning
Data yang telah dimasukkan tidak terluput dari kesalahan-kesalahan yang
disebabkan oleh karena faktor keletihan atau kejenuhan peneliti sehingga perlu
dilakukan pembersihan sebelum dilakukan analisis.
G. Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan 2 bentuk analisis, yaitu :
1. Analisis univarat
Dilakukan analisis distribusi frekuensi persentase variabel tunggal
khususnya variabel karakteristik umum responden mencakup asal
desa/kelurahan, pendidikan, dan pekerjaan yang dianggap terkait dengan
variabel yang ada di dalam tujuan khusus penelitian.
2. Analisis Bivariat
Dilakukan analisis hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependennya dengan menggunakan statistik dengan uji Chi-Square
variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketepatan pelayanan
dukungan keluarga dan variabel pemberian imunisasi dasar pada bayi (Sugiyono,
2005) : yang bermaksud mengetahui dan menguji apakah hipotesis statistik yang
dirumuskan (Ho) dapat diterima atau ditolak. Dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 2 : Tabel Kontigensi 2 x 2 ( dua baris x dua kolom )
Sampel Frekwensi pada
Jumlah Sampel Objek 1 Objek 2
Sampel 1 A B a + b
Sampel 2 C D c + d
Jumlah a + c b + d a + b + c + d
Tabel 2 di atas didapatkan rumus untuk Chi-Square sebagai berikut :
∑ ( O – E )²
X2 =
E
Keterangan :
X² = Hasil Perhitungan yang dikomfirmasikan dengan table Chi-Square
O = Observasi ( Nilai yang diperoleh )
E = Expected ( Nilai yang diharapkan )
∑ = Jumlah (Sugiyono, 2005).
Interpretasi
Jika Ho ditolak , ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
Jika Ho diterima, maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen (Ibnu Fajar ddk, 2009).
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Geografis
Puskesmas Bajeng berdiri sejak Tahun 1958, terletak di Kecamatan
Bajeng, sekitar 11 Km dari Ibukota Kabupaten, dan kurang lebih 23 Km dari
Ibukota Propinsi serta memiliki kondisi geografis daerah dataran rendah
yang berbatasan dengan:
a. Kecamatan Pallangga pada bagian utara
b. Kabupaten Takalar pada bagian timur
c. Kecamatan Bontonompo pada bagian selatan
d. Kabupaten Takalar pada bagian barat.
Luas wilayah kerja Puskesmas Bajeng sekitar 49,65 Km2 terdiri dari 4
kelurahan dan 6 desa dengan 78 RW / RK dengan jumlah penduduk 42.288
jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 0,961 orang/m2 atau 96,16
orang/Km2 , dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 6 orang/rumah.
Puskesmas Bajeng dibangun tahun 1958 dengan luas tanah Puskesmas
1027,42 M2 dengan luas bangunan induk 155 M2, perawatan 110 M2 yang
dilengkapi dengan fasilitas ruang tindakan 1 unit dan pelayanan
laboratorium 1 unit. Lokasi Puskesmas Bajeng terletak pada jalur strategis lintas
darat propinsi dengan fasilitas sarana listrik PLN 24 jam dan sarana
telekomunikasi berupa telepon.
b. Demografi
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati
suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran
jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan
survei penduduk.
c. Sarana Dan Prasarana
Seluruh desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Bajeng
dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa
dusun yang agak terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan
roda dua.
Puskesmas Bajeng dalam melaksanakan kegiatannya baik promosi,
preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:
Puskesmas Pembantu ( Pustu ) sebanyak 7 unit
Pondok bidan desa sebanyak 2 buah
Jumlah Posyandu 37 unit .
Dukun terlatih sebanyak 40 orang
Kader posyandu sebanyak 220 orang
Puskesmas Bajeng merupakan Puskesmas Perawatan dengan
kapasitas tempat tidur 20 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan
dengan kapasitas tempar tidur 4 buah dan perawatan umum dengan
kapasitas tempat tidur 16 buah.
Penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa berlangsung selama kurang lebih 1 bulan,
terhitung dari tanggal 25 Februari sampai dengan 25 Maret 2013 yang dilaksanakan
di wilayah kerja Puskesmas Bajeng. Adapun besar sampel dari penelitian ini
sebanyak 91 ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan sebagai responden.
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder, dimana data primer
diperoleh melalui kuesioner penelitian yang diisi oleh responden. Berdasarkan data
yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian, disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi univariat untuk karakteristik responden dan variabel yang terlibat pada
penelitian ini, dan tabel analisis bivariat antara variabel dependen dan variabel
independen yang disertai narasi. Adapun hasilnya sebagai berikut:
1. Karakteristik Umum Responden
Pada tahap ini dilakukan analisis univariat untuk karakteristik
umum responden mencakup asal desa/kelurahan, pendidikan, dan
pekerjaan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi responden
berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.
a. Desa/Kelurahan
Distibusi responden menurut desa/kelurahan dapat dilihat pada table
3 berikut :
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Desa/Kelurahan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Desa/Kelurahan Jumlah (n) Persen (%)
BONE 11 12.1
BONTOSUNGGU 12 13.2
KALABAJENG 8 8.8
LEMPANGANG 7 7.7
LIMBUNG 9 9.9
MARADEKAYA 11 12.1
MATAALLO 9 9.9
PANCIRO 12 13.2
TANGKABAJENG 7 7.7
TUBAJENG 5 5.5
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan
desa/kelurahan, kelompok dengan jumlah tertinggi adalah desa/kelurahan
Bontosunggu dan Panciro yaitu masing-masing 12 responden sedangkan
jumlah responden yang terendah adalah desa/keluarahan Tubajeng yaitu
sebanyak 5 responden.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan responden merupakan jenjang pendidikan formal
terakhir yang pernah diikuti oleh responden. Distibusi responden menurut
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)
SD 4 4.4
Tidak tamat SLTP 2 2.2
SLTP 12 13.2
Tidak tamat SLTA 10 11.0
SLTA 52 57.1
S1/S2 11 12.1
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Berdasarkan tabel 4, distribusi responden berdasakan tingkat
pendidikan, yang tertinggi yaitu tamatan SMA/Sederajat sebanyak 52
orang (57.1%) dan yang terendah, yaitu tidak tamat SLTP sebanyak 2
orang (2.2%).
c. Pekerjaan
Dalam penelitian ini pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan
yang dijalani oleh responden, Distribusi responden menurut pekerjaan
dapat dilihat pada tabel 5 berikut:
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)
PNS 5 5.5
Pegawai Swasta 7 7.7
Pedagang 7 7.7
URT 72 79,1
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pekerjaan,
responden yang tertinggi yaitu URT sebanyak 72 orang (68.1%) dan yang
terendah pada kelompok PNS sebanyak 5 orang (5.5%).
2. Analisis Univariat Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari enam variabel bebas yang terdiri dari
pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketepatan pelayanan, dan
dukungan keluarga serta satu variabel terikat yaitu pemberian imunisasi
dasar pada bayi. Data-data dari variabel ini diungkap menggunakan
kuesioner. Gambaran dari masing-masing variabel yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Bajeng dapat dilakukan dengan analisis deskripsi
frekuensi. Berikut ini disajikan hasil analisis deskripsi variabel yang ada di
Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
a. Pendidikan
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pendidikan adalah strata
pendidikan formal yang ditamatkan oleh ibu. Distribusi responden
berdasarkan variabel pendidikan dapat dilihat pada tabel 6 berikut:
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)
Tinggi 63 69.2
Rendah 28 30.8
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 6 diketahui bahwa responden yang tergolong pendidikan
tinggi yaitu sebanyak 63 responden (69.2%) sedangkan yang
berpendidikan rendah sebanyak 28 responden (30.8%).
b. Pekerjaan
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan
yang dilakukan ibu baik di rumah ataupun di luar rumah dengan tujuan
untuk menghasilkan uang ataupun barang untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari. Distribusi responden berdasarkan variabel pekerjaan dapat
dilihat pada tabel 7 berikut:
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Status Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)
Bekerja 19 20.9
Tidak Bekerja 72 79.1
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 7 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki
pekerjaan yaitu sebanyak 19 responden (20.9%) sedangkan yang tidak
bekerja sebanyak 72 responden (79.1%).
c. Pengetahuan
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pengetahuan adalah
pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap
bagi bayi/anak. Distribusi pertanyaan tentang pengetahuan responden
dapat dilihat pada tablel 8 berikut :
Tabel 8 Distribusi Pertanyaan Tentang Pengetahuan Responden
Di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Pertanyaan Pengetahuan n %
Mengetahui definisi imunisasi a. Ya
b. Tidak
78 13
85.7 14.3
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar a. TB, Hepatitis B
b. Polio
c. Campak
d. Semuanya
1 9 6 75
1.1 9.9 6.6 82.4
Jenis imunisasi dasar a. BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak
b. TT, BCG, Polio
88 3
96.7 3.3
Mengetahui manfaat imunisasi dasar a. Ya
b. Tidak
72 19
79.1 20.9
Manfaat imunisasi dasar a. Untuk mencegah penyakit
b. Untuk mengobati penyakit
60 31
65.9 34.1
Umur pemberian imunisasi dasar a. 0 – 12 bulan
b. 13 – 59 bulan
91 0
100.0 0.0
Manfaat imunisasi BCG a. Tuberkulosis
b. DPT
78 13
85.7 14.3
Sumber: Data Primer,2013
Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 91 responden diantaranya 13 responden (14.3%)
yang tidak mengetahui tentang imunisasi. 16 responden (17.6%) tidak mengetahui
jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 3 responden (3.3%) tidak
mengetahui jenis imunisasi dasar. 19 responden (20.9%) tidak mengetahui manfaat
imunisasi dasar. 31 responden (34.1%) menyatakan bahwa imunisasi dasar bertujuan
untuk mengobati penyakit sedangkan manfaat imunisasi BCG, sebanyak 13
responden (14.3%) menjawab untuk mencegah penyakit DPT. Tetapi 100%
responden mengetahui bahwa imunisasi dasar diberikan pada umur 0 – 12 bulan.
Distribusi responden berdasarkan variabel pengetahuan dapat dilihat pada
table 9 berikut :
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)
Cukup 61 67.0
Kurang 30 33.0
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 9 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki
pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 61 responden (67.0%) sedangkan
yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 30 responden (33.0%).
d. Sikap
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sikap adalah tanggapan atau
reaksi ibu mengenai pemberian imunisasi lengkap pada bayi/ anaknya.
Distribusi pertanyaan tentang sikap responden dapat dilihat pada table 10
berikut :
Tabel 10 Distribusi Pertanyaan Tentang Sikap Responden
Di Wilayah KerjaPuskesmas Bajeng Tahun 2013
Pertanyaan Sikap Setuju TidakSetuju
n % n % Imunisasi secara rutin di Puskesmas membantu ibu-ibu yang memiliki bayi 91 100.0 0 0.0
Program imunisasi dasar merupakan pencegahan terhadap 7 penyakit 91 100.0 0 0.0
Petugas imunisasi selain memberikan pelayanan di Puskesmas juga kunjungan rumah untuk memberikan imunisasi
91 100.0 0 0.0
Imunisasi dasar dapat mencegah penyakit tertentu dan menurunkan angka AKB 91 100.0 0 0.0
Imunisasi tidak lengkap dapat menyebabkan infeksi penyakit 90 98.9 1 1.1
Imunisasi dasar harus ditingkatkan dan terus dilanjutkan 91 100.0 0 0.0
Jenis imunisasi dapat mencegah penyakit tertentu 91 100.0 0 0.0 Masyarakat harus mendukung pemberian imunisasi dasar 91 100.0 0 0.0
Pemberian imunisasi diberikan pada umur 0 – 12 bulan 91 100.0 0 0.0
Jadwal pemberian imnusasi BCG 1x, DPT, 3x, Polio 4x, Hepatitis 3x, dan campak 1x 90 98.9 1 1.1
Sumber: Data Primer, 2013
Tabel 10 menunjukkan bahwa dari sepuluh pertanyaan tentang sikap, hanya
pertanyaan imunisasi tidak lengkap dapat menyebabkan infeksi penyakit dan
mengenai jadwal pemberian imunisasi sebanyak 4 responden (4.4%) menyatakan
kedua hal tersebut tidak setuju.
Distribusi responden berdasarkan variabel sikap dapat dilihat pada tabel 11
berikut :
Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Sikap Jumlah (n) Persen (%)
Positif 87 95.6
Negatif 4 4.4
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 11 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki
sikap yang positif yaitu sebanyak 87 responden (95.6%) sedangkan yang
memiliki sikap yang negatif sebanyak 4 responden (4.4%).
e. Ketetapan Pelayanan Petugas
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan ketepatan pelayanan
petugas adalah ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana pelayanan,
kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan
petugas imunisasi. Distribusi responden berdasarkan variabel ketepatan
pelayanan petugas dapat dilihat pada tabel 12 berikut:
Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Pelayanan Petugas
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Ketepatan Pelayanan Petugas
Jumlah (n) Persen (%)
Tepat 76 83.5
Tidak Tepat 15 16.5
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 12 diketahui bahwa responden yang beranggapan bahwa
pelayanan yang diberikan petugas sudah tepat adalah sebanyak 76
responden (83.5%) sedangkan yang menyatakan tidak tepat yaitu
sebanyak 15 responden (16.5%).
f. Dukungan Keluarga
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dukungan keluarga adalah
sokongan dari suami, orang tua, mertua, saudara kandung dan tetangga
dekat dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Distribusi
responden berdasarkan variabel dukungan keluarga dapat dilihat pada
table 13 berikut:
Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persen (%)
Positif 56 61.5
Negatif 35 38.5
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 13 diketahui bahwa responden yang mendapat dukungan
keluarga adalah sebanyak 56 responden (61.5%) sedangkan yang tidak
mendapat dukungan dari keluarga adalah sebanyak 35 responden (38.5%).
g. Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tindakan pemberian
imunisasi dasar adalah respon seseorang ibu yang senantiasa
memperhatikan status imunisasi anak atau bayinya. Distribusi responden
berdasarkan variabel tindakan pemberian imunisasi dasar dapat dilihat
pada table 14 berikut:
Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013
Tindakan pemberian Imunisasi Dasar
Jumlah (n) Persen (%)
Ada 69 75.8
Tidak ada 22 24.2
Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.
Pada tabel 14 diketahui bahwa responden yang memiliki tindakan
dalam pemberian imunisasi dasar yaitu sebanyak 69 responden (75.8%)
sedangkan 22 responden (24.2%) tergolong tidak memiliki tindakan.
3. Analisis bivariat Variabel Penelitian
Untuk mengetahui tindakan dalam pemberian imunisasi dasar berdasarkan
variabel penelitian maka dilakukan tabulasi silang. Untuk mengetahui
hubungan variabel maka dilakukan analisis statistik dengan uji chi-square.
a. Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat
dilihat pada tabel 15 berikut :
Tabel 15 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Pendidikan
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
p Ada Tidak Ada n % n % n %
Tinggi 52 82.5 11 17.5 63 100.0 0.048 Rendah 17 60.7 11 39.3 28 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 15 menunjukkan bahwa terdapat 82.5% responden yang
memiliki pendidikan yang tinggi dan melakukan tindakan pemberian
imunisasi dasar sedangkan yang berpendidikan rendah hanya 60.7% yang
melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
= 0.048, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan
antara tingkat pendidikan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.
b. Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat
dilihat pada tabel 16 berikut :
Tabel 16 Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Pemberian
Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Pekerjaan
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
P Ada Tidak Ada N % n % N %
Bekerja 13 68.4 6 31.6 19 100.0 0.385 Tidak Bekerja 56 77.8 16 22.2 72 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 16 menunjukkan bahwa terdapat 68.4% responden yang
memiliki pekerjaan dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar
sedangkan yang tidak memiliki pekerjaan sebanyak 77.8% yang
melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
= 0.385, karena nilai p > 0.05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada
hubungan antara pekerjaan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi
dasar.
c. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
Hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat
dilihat pada tabel 17 berikut :
Tabel 17 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan
Pemberian Imunisasi dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Pengetahuan
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
p Ada Tidak Ada n % n % N %
Cukup 51 83.6 10 16.4 61 100.0 0.027 Kurang 18 60.0 12 40.0 30 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat 83.6% responden yang
memiliki pengetahuan cukup dan melakukan tindakan pemberian
imunisasi dasar sedangkan yang pengetahuannya kurang hanya 60.0%
yang melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
= 0.027, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan
antara pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.
d. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar
Hubungan sikap dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat dilihat
pada tabel 18 berikut :
Tabel 18 Hubungan Sikap dengan Tindakan
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Sikap
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
p Ada Tidak Ada N % n % N %
Positif 68 78.2 19 21.8 87 100.0 0.042 Negatif 1 25.0 3 75.0 4 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat 78.2% responden yang
memiliki sikap positif dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar
sedangkan sikapnya negatif hanya 25.0% yang melakukan tindakan
pemberian imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
= 0.042, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan
antara sikap ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.
e. Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas dengan Tindakan Pemberian
Imunisasi Dasar
Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat
dilihat pada tabel 19 berikut :
Tabel 19 Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas dengan Tindakan
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Ketepatan Pelayanan
Petugas
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
P Ada Tidak Ada n % n % N %
Tepat 61 80.3 15 19.7 76 100.0 0.044 Tidak Tepat 8 53.3 7 46.7 15 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat 80.3% responden yang
menganggap pelayanan petugas sudah tepat dan melakukan tindakan
pemberian imunisasi dasar sedangkan yang menganggap pelayanan
petugas tidak tepat yaitu sebanyak 53.3% yang melakukan tindakan
pemberian imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p
= 0.044, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan
antara ketepatan pelayanan petugas dengan tindakan pemberian imunisasi
dasar.
f. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tindakan Pemberian Imunisasi
Dasar
Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
dapat dilihat pada tabel 20 berikut :
Tabel 20 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tindakan
Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Tahun 2013
Dukungan Keluarga
Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah
p Ada Tidak Ada n % N % N %
Positif 47 83.9 9 16.1 56 100.0 0.042 Negatif 22 62.9 13 37.1 35 100.0
Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 20 menunjukkan bahwa terdapat 83.9% responden yang
memiliki dukungan positif dari keluarga dan melakukan tindakan
pemberian imunisasi dasar sedangkan yang memiliki dukungan negatif
dari keluarga yaitu sebanyak 62.9% yang melakukan tindakan pemberian
imunisasi dasar.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai
p = 0.042, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi
dasar.
B. Pembahasan
1. Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
Tingkat pendidikan responden digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan
rendah (SD, SMP) dan pendidikan tinggi( SMA, Perguruan Tinggi). Hasil
penelitian di Puskesmas Bajeng menunjukkan bahwa responden yang
mempunyai pendidikan rendah berjumlah 28 orang (30.8 %) dan yang
mempunyai pendidikan tinggi berjumlah 63 orang (69.2 %). Dari hasil diatas
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan tinggi. Bila
dilihat dari program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun sudah berjalan
dengan lancar dimana sebagian besar responden merupakan lulusan SLTA.
Jumlah responden dengan pendidikan tinggi dan ada tindakan pemberian
imunisasi dasar sebesar 82,5% sedangkan responden dengan pendidikan
rendah dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar sebesar 60,7%. Hasil uji
bivariate ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan
dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dengan nilai (p = 0.048).
Hal ini sejalan dengan teori Kunaryo Hadi Kusumo, (2006), yang menyatakan
bahwa pendidikan terbagi dalam ruang lingkup yang meliputi pendidikan
formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang
mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti terdapat di sekolah atau
universitas. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang
di rumah dalam bentuk lingkungan keluarga. Pendidikan ini berlangsung
tanpa pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu tertentu, tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian. Pendidikan non
formal meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara
terorganisir agar terutama generasi muda dan juga orang dewasa, yang tidak
dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan
sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang
mereka perlukan sebagai warga masyarakat produktif. Dictionary of
Education dalam buku Achmad Munib dkk (2004) yang menyatakan bahwa
pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat ia hidup,
proses sosial yakni orang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih
dan terkontrol, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimal.
Faktor pendidikan sangat mempengaruhi dalam segala kehidupan termasuk
kesehatan. Telah menjadi opini umum bahwa tingkat pendidikan seseorang
memungkinkan seseorang untuk memahami dan mempunyai pengetahuan
untuk menentukan sikap dan tindakannya
Sebagaimana yang dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa
pendidikan penting untuk menilai kemampuan seseorang terhadap
intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi tingkat pendidikan akan
makin mudah mempelajari, menerima program serta mampu
melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal sehingga mereka
tahu memanfaatkan posyandu sebagai tempat pemantauan pertumbuhan serta
mengetahui kesehatan balitanya.
Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu cara yang
dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu merupakan sarana yang
mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya memperbaiki perilaku
agar masyarakat dapat meneruskan perubahan-perubahan dalam hal posyandu.
Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan formal
merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami dan berinteraksi di
masyarakat. Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang
dapat menjadi cerdas dan pandai. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam menerima suatu
perubahan.
Menurut Notoatmodjo (2007), konsep dasar pendidikan adalah suatu proses
belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan
lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Dalam kegiatan
belajar mempunyai ciri-ciri, yaitu: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan
perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar,
baik aktual maupun potensial. Ciri yang kedua dari hasil belajar adalah bahwa
perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk
waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena
usaha dan disadari, bukan karena kebetulan.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat dan kebudayaan (Fuad Ihsan, 2003).
Hasil tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Akmar Azmi (2005) yang berjudul “ Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi
terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas
Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005”, dimana
sebagian besar responden (67,3%) berpendidikan rendah (SD, SMP).
Dengan demikian hasil penelitian ini bila dibandingkan dengan penelitian-
penelitian lain secara umum semakin tinggi pendidikan masyarakat di masa
yang akan datang semakin besar kesadaran untuk melaksanakan imunisasi dan
secara tepat ibu tersebut menerima informasi dan dapat mengambil keputusan
untuk kesehatan bayinya terutama untuk melaksanakan imunisasi.
Ibu yang memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam
mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan
pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara
berpikir akan menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah dalam
mengikuti atau berpartisipasi dalam program pemantauan pertumbuhan serta
mampu menilai pertumbuhan itu sendiri.
2. Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 responden yang bekerja
68.4% diantaranya melaksanakan imunisasi lengkap tetapi persentase pada ibu
yang tidak bekerja dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar lebih tinggi
yaitu 77.8%. Bagi responden yang tidak bekerja hampir keseluruhan
merupakan ibu rumah tangga,dan sebagian kecil yang berprofesi sebagai
wanita karier. Status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi status kesehatan
anak. Ada beberapa perbedaan dalam status imunisasi anak apabila disamping
ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah (bekerja). Karena sebagai ibu
bekerja berarti sebagian dari waktunya akan tersita sehingga perannya dalam
hal membawa anaknya untuk imunisasi terpaksa dilakukan oleh orang lain.
Seperti pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bajeng bayi yang
ibunya bekerja sebagian diantar oleh nenek dari ibunya dan sebagian oleh
ibunya sendiri dengan status pekerjaan sebagai PNS sebanyak 5 responden.
Sedangkan seorang ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) cenderung
membawa anaknya rutin untuk melakukan imunisasi (Streadfield dan
Singarimbu, 1985).
Hasil tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Akmar Azmi (2005) yang berjudul “ Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi
terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas
Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005”, dimana
sebagian besar responden (87,3%) tidak bekerja.
Pada dasarnya pendidikan yang tinggi akan memberikan kesemapatan yang
lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Dengan demikian, secara umum tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan
pekerjaan ibu. Keterkaitan tingkat pendidikan ibu dengan pekerjaan, bisa
memberikan gambaran hubungan yang tidak jauh berbeda terhadap status
imunisasi anaknya.
Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara pekerjaan ibu
terhadap status imunisasi dasar pada anaknya. Proporsi anak yang tidak
mendapatkan imunisasi dasar lengkap hampir tidak berbeda dengan anak yang
telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, pada setiap kelompok pekerjaan
ibu.
Hal ini disebabkan karena yang terpilih menjadi responden di Wilayah Kerja
Puskesmas Bajeng adalah sebagian besar yang bekerja pada sektor non
informal atau sebagai ibu rumah tangga saja. Status kerja yang demikian akan
memberikan waktu yang lebih banyak kepada ibu untuk membawa anaknya
mendapatkan imunisasi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Penelitian dengan hasil yang sama diperoleh oleh Darmen (2001) dimana
tidak menemukan adanya hubungan antara pekerjaan dengan status imunisasi
dasar pada anaknya. Hasil penelitian Isatin (2002), ditemukan bahwa pada ibu
yang bekerja cenderung imunisasi anaknya tidak lengkap bahkan tidak
mendapatkan imunisasi. Namun, pada ibu yang tidak bekerja justru memiliki
persentase yang lebih besar untuk mendapatkan imunsiasi lengkap.
3. Hubungan pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
Dari hasil penelitian di Puskesmas Bajeng dan jawaban dari pertanyaan yang
diajukan didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan cukup dan ada
tindakan pemberian imunisasi yaitu tentang apa itu imunisasi , jenis imunisasi
dasar, manfaat imunisasi BCG, dan pemberian imunisasi dasar yang memiliki
keikutsertaan 83.6 % dan responden dengan pengetahuan kurang dan ada
tindakan pemberian imunisasi dasar adalah tentang penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dasar, dan manfaat imunisasi dasar yang memiliki
keikutsertaan sebesar 60.0 %. Dari hasil uji statistik (Chi Square) di dapatkan
P value adalah 0,027 yang berarti P value lebih kecil dari (0,05). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan
responden dengan keikutsertaan anak dalam program imunisasi dasar.
Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan sangat menentukan kesehatan
anaknya dimasa datang, salah satunya dengan mengikuti program imunisasi
yang akan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Akan
tetapi pengetahuan ibu yang cukup tidak akan ada manfaatnya bila tidak ada
tindak lanjut dari ibu untuk mengikutsertakan anaknya dalam program
imunisasi yang ada ditempat tinggal responden. Hal ini sesuai dengan teori
oleh Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (overt behavior). Sehingga dari pengalaman ternyata perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan.
Menurut Rogers (dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru akan
melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan
(adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu
misalnya sikap, motivasi dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk
efektivitas program dan pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila
terdapat hal-hal yang kurang mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat
saja berubah.
Menurut Notoatmodjo (2010), terbentuknya perilaku baru terutama pada
orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih
dahulu terhadap stimulus yang berupa materi/ objek diluarnya menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih
jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Meskipun
tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu
program, akan tetapi kurangnya informasi terhadap suatu program juga
berpengaruh terhadap tingkat penerimaannya.
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku
atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan ini terbentuk, maka
ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat
diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus berkembang.
Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain, dan kebutuhan
emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya
kepercayaan. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu
akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang
atau tidak adanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi
(Azwar, 2002).
Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk merubah
perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang imunisasi dasar
merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk membawa anaknya ikut
serta dalam program imunisasi dasar.
Kemaknaan dalam penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Akmar Azmi (2005) yang berjudul “Pengetahuan, Sikap,
Perilaku Ibu Bayi terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7
hari di puskesmas Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat
2005” didapatkan dari hasil dari analisis dengan uji hubungan antara
pengetahuan dan perilaku pemberian imunisasi Hepatitis B1 bayi usia 0-7 hari
diperoleh nilai p = 0,000 dan OR=44,333 sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada penelitian ini ada hubungan yanga bermakna antara tingkat pengetahuan
tentang imunisasi Hepatitis B1 dengan perilaku pemberian imunisasi Hepatitis
B1 bayi usia 0-7 hari di puskesmas Biha. Walaupun penelitian ini bukan
tentang imunisasi dasar tetapi hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan yaitu
dikatakan bahwa faktor yang mempunyai hubungan bermakna adalah tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap imunisasi,
sedangkan faktor yang tidak mempunyai hubungan bermakna adalah faktor
umur dan status pekerjaan responden.
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Endang Dwiningsih (2000)
dengan judul ”Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam
Pemberian Imunisasi di Puskesmas Taruma jaya Kabupaten Dati II Bekasi”.
Hasil uji statistik terhadap variabel yang diteliti ternyata variabel yang
berhubungan bermakna dengan pemberian imunisasi yaitu variabel
pengetahuan, sikap, motivasi dan sarana.
Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk membentuk sikap
positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk perubahan sikap ibu yang
merupakan dorongan terjadinya perubahan perilaku.
4. Hubungan sikap ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain paling
dekat. Sikap membuat seseorang untuk dekat atau menjauhi seseorang atau
sesuatu (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu, selanjutnya Tim Ahli WHO (1984) dalam
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa sikap merupakan bentuk dari
pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bajeng menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara sikap positif responden yaitu tentang
pemberian imunisasi dasar, program imunisasi dasar, dan dukungan
masyarakat dengan tindakan ibu dalam mengimunisasikan anaknya dengan
nilai p = 0.042. Sikap negatif responden dan ada tindakan pemberian
imunisasi dasar yaitu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar dan akibat
imunisasi tidak lengkap ini sesuai jawaban responden dari pertanyaan yang
diajukan.
Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Tim Ahli WHO
tersebut bahwa sikap mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dalam hal
ini sikap ibu terhadap imunisasi dasar mempengaruhi tindakannya dalam
mengimunisasikan anaknya.
Salah satu yang melatarbelakangi sikap ibu yang positif terhadap
imunisasi dasar karena selain petugas imunisasi yang aktif dan secara rutin
memberikan pelayanan imunisasi di puskesmas juga tersedianya sarana dan
prasarana dimana puskesmas bajeng dapat dijangkau dengan kendaraan roda
empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa
dijangkau dengan kendaraan roda dua. Dan wilayah kerja Puskesmas Bajeng
ditunjang oleh Puskesmas Pembantu ( Pustu ) sebanyak 7 unit. Sedangkan
yang melatarbelakangi sikap ibu yang negatif terhadap imunisasi dasar adalah
kurangnya sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit
yang timbul akibat imunisasi yang tidak lengkap dan jadwal pemberian
imunisasi sesuai jenis imunisasi masing-masing.
Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi
memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007). Suatu sikap belum otomatis
dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan
dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua (Notoatmodjo, 2007).
Jadi masih adanya sebagian ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng
Kecamatan Bajeng yang mempunyai sikap yang negatif dalam tanggapannya
terhadap imunisasi dasar disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas yaitu
pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar yang masih kurang seperti apa
yang disebutkan pada pernyataan sebelumnya.
5. Hubungan ketepatan pelayanan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar
Dari hasil penelitian di Puskesmas Bajeng didapatkan bahwa responden yang
menyatakan pelayanan petugas tepat dan ada tindakan pemberian imunisasi
dasar lengkap yaitu sebanyak 80.3% tentang jadwal pelayanan imunisasi,
tersedianya vaksin imunisasi, keterjangkauan sarana pelayanan dan
kepercayaan masyarakat tentang manfaat imunisasi dasar pada bayi
sedangkan responden yang menyatakan pelayanan petugas tidak tepat tetapi
ada tindakan pemberian imunisasi dasar yaitu 53.3%. Pelayanan petugas yang
dianggap tidak tepat oleh responden adalah petugas tidak melaksanakan
kunjungan rumah untuk memberikan pelayanan imunisasi dasar pada bayi.
Dari hasil uji statistik (Chi Square) di dapatkan P value adalah 0,044 yang
berarti P value lebih kecil dari (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara ketepatan pelayanan petugas dengan
keikutsertaan anak dalam program imunisasi dasar.
Muninjaya (2004), pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert
Commite on Nursing adalah gabungan dari ilmu kesehatan dengan seni
melayani/merawat, suatu hubungan humanistik dan ilmu pengetahuan, filosofi
keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Pelayanan
keperawatan bertugas membantu individu, keluarga dan kelompok untuk
mencapai profesi optimalnya dibidang fisik, mental dan sosial dalam ruang
lingkup kehidupan dan pekerjaannya.
Siswandoyo dan Putro (2003) melakukan survei terhadap ibu-ibu anak usia
12-23 bulan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan
kelengkapan imunisasi hepatitis B menyebutkan bahwa penerimaan ibu
terhadap imunisasi anak dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, waktu tempuh
dan pelayanan petugas imunisasi.
Satu hal penting yang dapat dikritisi dari penelitian Hanum, et al.(2004)
adalah tidak bermaknanya sumber informasi dengan status imunisasi. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian ini. Akses informasi dan pelayanan juga
disoroti menjadi penyebab ketidakpatuhan imunisasi oleh Goodman dan
Frerichs (2000).
Analisis yang dapat dikembangkan peneliti adalah fungsi dan peran profesi
kesehatan untuk menjaga kepatuhan imunisasi sangatlah besar sehingga jika
peran edukasi profesi kesehatan tidak dilaksanakan dengan optimal akan
tampak nilai kepatuhan yang rendah dan penurunan motivasi ibu pada
regimen preventif yang panjang ini (Robin, 2004). Kemudian peran konselor
yang juga dapat dijalankan dengan komunikasi terapeutik yang optimal akan
menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi bagi ibu untuk mengimunisasi
bayinya.
Selain itu kompetensi profesi kesehatan juga mempengaruhi kepatuhan secara
parsial, karena menurut peneliti jika situasi memungkinkan maka individu
akan mencoba mencari alternatif lain jika ditemukan profesi kesehatan yang
tidak kompeten menjalankan regimen preventif ini.
6. Hubungan Dukungan suami/keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi
dasar
Hasil uji univariat menunjukkan bahwa sebagian responden memperoleh
dukungan yang negatif dari suami/keluarga terhadap tindakan pemberian
imunisasi dasar sebesar 38.5%.
Hasil uji bivariat ditemukan bahwa ada hubungan antara dukungan suami atau
keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi dasar (p = 0.042). Dari hasil
analisa hubungan dukungan suami/keluarga responden dengan tindakan
pemberian imunisasi dasar diperoleh bahwa dari 56 responden yang mendapat
dukungan positif dari suami 47 responden (83.9%) diantaranya telah
melaksanakan imunisasi dasar.
Dukungan suami/keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu pelayanan dan
pemanfaatan pelayanan imunisasi dasar. Dalam struktur masyarakat Indonesia
yang paternalistic, peranan suami atau orang tua/ keluarga dekat dari si ibu
sangat menentukan dalam pemilihan tempat pelayanan kesehatan (DEPKES
RI, 2008). Green (1990) menyebutkan bahwa dukungan keluarga merupakan
salah satu elemen penguat (reinforcing) dalam penentuan perilaku seseorang
terhadap memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Pengaruh sosial dilihat dari seberapa banyak ibu menerima dukungan psikososial
dari orang di sekitarnya dan seberapa puas dengan dukungan tersebut. Situasi
yang dilihat adalah situasi jika terjadi hal-hal yang mempengaruhi psikologis ibu
sehingga dapat dilihat seberapa besar dukungan yang dapat diterima ibu dari
orang di sekitarnya. Pada penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar ibu hanya
mempunyai orang yang dekat yang mampu diterima sebagai pendukungnya. Hal
ini menunjukkan karakter ketimuran sebagai budaya di Indonesia yang tidak
ingin menceritakan apapun kepada orang lain selain suaminya setelah mereka
menikah.
Sifat patriarkis disini masih terlihat sangat kuat karena hampir seluruhnya
menyatakan bahwa yang paling bisa memberinya dukungan adalah suami. Pada
penelitian Dimicco dan Dashiff (2004), dukungan paling bermakna dirasakan dari
ibu dan yang kedua dari ayah si bayi. Jadi sangat berbeda dengan sistem
dukungan di Indonesia khususnya kota Depok dimana sebagian besar ibu
menyatakan dukungan yang paling bermakna adalah dari suami. Sementara itu
kepuasan terhadap dukungan juga dinyatakan dengan kepuasan yang tinggi
terhadap dukungan yang diterima. Peneliti melihat adanya sifat para ibu yang
ingin tangguh menanggung semuanya sendiri atau hanya bersama suami. Tetapi
di sini menjadi titik tolak kelemahan di mana kemampuan ibu untuk menjaga
mental yang sehat menjadi tidak terasah, mereka cenderung memendam
permasalahannya sendiri. Sedangkan menurut Dimicco dan Dashiff (2004),
didapatkan mayoritas ibu yang menjadi responden di Jefferson Country memiliki
sistem pendukung lebih dari 6 orang (48,6%) sehingga rata-rata kepuasan
terhadap dukungan yang diterimanya mencapai 5,81 (mendekati sangat puas).
Pada penelitian di Puskesmas Bajeng bentuk dukungan positif dari keluarga
terhadap ibu bayi dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar adalah selalu
diingatkan untuk memberikan imunisasi dasar pada bayi , tidak ada pertentangan
dalam keluarga, dan merelakan bayi diimunisasi dasar lengkap sampai umur 12
bulan. Sedangkan dukungan negatif dari keluarga dan ada tindakan pemberian
imunisasi dasar adalah ada kekhawatiran terjadi apa-apa setelah bayi diimunisasi
dasar.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,048).
2. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tindakan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,385).
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,027).
4. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,042).
5. Ada hubungan antara ketepatan pelayanan dengan tindakan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,044).
6. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam
pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,042).
B. SARAN
1. Diharapkan program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun tetap
dilaksanakan, supaya masyarakat dimasa yang akan datang semakin
tinggi tingkat pendidikannya karena makin tinggi pendidikan
seseorang maka kesadaran tentang pentingnya kesehatan semakin
tinggi pula.
2. Sebaiknya ibu yang bekerja menyempatkan diri untuk memberikan
imunisasi dasar lengkap pada bayi di tempat pelayanan imunisasi
terdekat.
3. Pihak puskesmas perlu melakukan penyuluhan khusus mengenai
pengetahuan ibu yang kurang tentang penyakit yang dapat dicegah
oleh imunisasi.
4. Perlu sosialisasi kepada masyarakat khusus sikap negatif ibu tentang
jadwal pemberian imunisasi sesuai jenis imunisasi dasar lengkap
pada bayi.
5. Diharapkan petugas imunisasi melakukan kunjungan rumah untuk
memberikan imunisasi kepada bayi yang tidak dibawa ke tempat
pelayanan imunisasi.
6. Sebaiknya bayi yang tidak sempat dibawa ibunya untuk imunisasi
diambil alih oleh keluarga dekat misalnya orang tua ibu atau mertua.
7. Perlu dijelaskan manfaat dari pemberian imunisasi dasar pada bayi
dan kerugiannya apabila tidak diberikan imunisasi dasar kepada
keluarga dekat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Kholid. 2012. Promosi Kesehatan (dengan pendekatan teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Akdon dkk. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. Albertina,M., Febriana.,S., Firmanda.W, Permata,Y., Gunardi.,H, 2008,Kelengkapan
Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan maret 2008(online)Sari Pediatri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-1-1.pdf (diakses 20 desember 2012)
Arnita Zainuddin ddk. 2010. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Medan : Universitas
Sumatra Utara. Aswar Anas. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa Aksara. A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku.
Kedokteran EGC: 220-234 Achmad, Munib. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT. UNNESPRESS. Akmar Azmi. 2005. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi terhadap Pemberian
Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005 (Skripsi). Semarang : Universitas DIponegoro.
Azwar. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta :Rajawali Pers. BTKL-PP. 2011. Monitoring Faktor Risiko Kejadian Penyakit Malaria di Puskesmas
Rangas Kabupaten Mamuju. Makassar : BTKL-PP Kelas I. BTKL-PP. 2010. Kajian Pencapaian Cakupan Imunisasi di Wilayah Kerja
Puskesmas Ulumanda Kabupaten Majene. Makassar : BTKL-PP Kelas I. Delan Astrianzah.,D dan Margawati.,A. 2011. Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan Ibu, Status Tingkat Sosial Ekonomi dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. (online). http://eprints.undip.ac.id/32936/1/Delan.pdf (diakses 20 Desember 2012)
Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Gowa Tahun 2011. Gowa : Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.
Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011. Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel.
Darmen, Tufi. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status
Ketidaklengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Umur 01-04 tahun di Kabupaten Indramayu tahun 2001 (Skripsi). Depok : FKM-UI Depok.
Depkes. 2001. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. DiMicco, W.P. dan Dashiff, C. 2004. Maternal characteristics and timeliness of
initiating immunizations (A dissertation)
http://www.proquest.umi.com/pqdweb.index retrieved 24 Maret 2013
Endang Dwiningsih. 2000. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi di PuskesmasTarumajaya Kabupaten Dati II. Bekasi : Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
FuadIhsan. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: RinekaCipta Goodman, K.J., Wu, J.S., dan Frerichs, R.R. 2000. Compliance with childhood
immunizations in Kern Country, California. Journal of Immigrant Health, 2(4):213-222.
Gunawan. 2009. Pengaruh Karakteristik ibu dan Lingkungan Sosial Budaya terhadap Pemberian Hepatitis B pada Bayi 0- 7 hari Kabupaten Langkat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6743/1/09E01845.pdf(diakses 20 desember 2012)
Hidayat, A.Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Heru Subaris Kasjono ddk. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu. Hadikusumo, Kunaryo,dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang
Press. Hanum S., Sadjimin T., dan Ismail D. 2004. Determinan cakupan imunisasi di
Propinsi D.I.Yogyakarta. Berkala Ilmu Kedokteran, 37(3),150-1 Haurissa, S. 2007. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan
Posyandu Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. (Skripsi). Yogyakarta : Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada.
Ibnu Fajar ddk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Isatin, Nur. 2002. Pengaruh Faktor Predisposisi dan Pendukung Terhadap Status.Imunisasi Anak Usia 9-59 Bulan di Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 [Tesis].
Karina,A.N dan Warsito,B,E. 2012. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Balita,Volume 1, Nomor 1 (Online)http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/135/143(diakses 20 desember 2012)
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011.(online)
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN_2011.pdf (diakses 20 Desember 2012)
Kemenkes RI. Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Manuaba. l998. Standar Pelayanan dan Jaminan Mutu. Makassar : Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan. Notoadmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Ilmu dan Seni). Jakarta :
PT Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta. Paini. 2010. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim Di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah, Program Diploma III, Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
Puskesmas Bajeng,. 2011. Profil Kesehatan Puskesmas Bajeng Tahun 2011. Bajeng. : Puskesmas Bajeng.
Risani,A.,Hakimi.,M dan Ismail,J. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari di Kota Banjarmasin. Berita Kedokteran Masyarakat Vol.25.No 1. (Online).http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/251091220.pdf. (diakses20 Desember 2012)
Ririn Rahmala Febri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian
Imunisasi Campak pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten50 Kota tahun
2012(Online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33691/7/Cover.pdf(diakses 20 Desember 2012)
Robin, D.M. 2004. Variations in patients' adherence to medical recommendations: a
quantitative review of 50 years of research. Medical Care, 42(3):200-209. Slamet. 1999. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Gaja Mada Press. Sabariah . 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar pada
Bayi di Desa Bambalamoto Kecamatan Bambalamototu Kabupaten Mamuju Utara http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42092329.pdf(diakses 20 Desember 2012)
Saeffudin. 2003. Buku Asuhan Kebidanan I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteraan
ECG. Solita Sarwono. 1993. Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep dan Aplikasinya).
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2005. Statika Penelitian. Bandung :Alfabeta. Siswandoyo dan Putro, B. 2003. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status
Kelengkapan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Lanjas Kabupaten Barito Utara. Kalimantan Tengah : Medika.
Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.Jakarta
:Kementerian Kesehatan. Wawolumaya.,C,dkk. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5
tahun.Sari Pediatri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-1-3.pdf(diakses 20 Desember 2012
Lampiran : 1
KUESIONER
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN
IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG
KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA
Kabupaten : Gowa
Kecamatan : Bajeng
Puskesmas : Bajeng
Desa/Kelurahan :
RW :
RT :
Jalan :
No. Responden :
Nama Responden :
A. Tingkat Pendidikan
Pendidikan Responden : 1. Tidak Pernah Sekolah 2. Tidak Tamat SD
3. SD 4.Tidak Tamat SLTP 5.SLTP
6.Tidak Tamat SLTA 7. SLTA
8. S1 / S2
B. Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan : 1. PNS 2. Pegawai Swasta 3. Pedagang
4. Tani 5. Tidak Kerja 6. Lain-lainnya
C. Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi
1. Apakah Ibu mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi ?
a. Ya b. Tidak
2. Apa saja penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi dasar ?
a. TB,Hepatitis B b.Difteri,Pertusis,Tetanus c. Polio d. Campak e. Semuanya
3. Jenis-jenis imunisasi dasar untuk bayi adalah :
a. BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak b. TT, BCG, Polio
4. Apakah ibu tahu tentang manfaat imunisasi dasar pada bayi ?
a. Ya b. Tidak
5. Jika ya, apa manfaat imunisasi dasar bagi bayi ibu ?
a. Untuk mencegah penyakit b. Untuk mengobati penyakit
6. Umur berapa bayi harus diberi imunisasi BCG, Polio, DPT, Hepatitis, Campak ?
a. 0-12 bulan b. 13-59 bulan
7. Imunisasi dasar BCG memberikan kekebalan terhadap penyakit apa ?
a. Tuberkulosis (TB) b. DPT
Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi
1. Jadwal pemberian imunisasi dasar secara rutin yang dilaksanakan di
Puskesmas dan atau di Posyandu sangat membantu ibu-ibu yang memiliki
bayi.
a. Setuju b. Tidak setuju
2. Program imunisasi dasar di Puskesmas dan atau Posyandu adalah pencegahan
terhadap 7 penyakit yaitu: penyakit TB, Difteria, Pertusis, Tetanus, Polio,
Hepatitis B dan Campak.
a.Setuju b. Tidak setuju
3. Petugas imunisasi selain memberikan pelayanan di Puskesmas dan atau di
Posyandu juga kunjungan rumah untuk memberikan imunisasi dasar kepada
bayi.
a.Setuju b. Tidak setuju
4. Pemberian imunisasi dasar dapat mencegah penyakit-penyakit tertentu dan
menurunkan angka kematian bayi.
a. Setuju b. Tidak Setuju
5. Bayi yang tidak diimunisasi dasar lengkap mudah terinfeksi penyakit TB,
Defteria, Pertusis (Batuk Rejan),Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B.
a. Setuju b. Tidak setuju
6. Pemberian imunisasi dasar sebagai kebutuhan untuk bayi harus lebih
ditingkatkan dan terus dilanjutkan.
a. Setuju b. Tidak setuju
7. Imunisasi BCG memberikan kekebalan terhadap penyakit TB, DPT
kekebalan terhadap penyakit Difteria, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B
kekebalan terhadap penyakit Hepatitis, Polio kekebalan terhadap penyakit
Polio dan Campak kekebalan terhadap penyakit Campak.
a. Setuju b. Tidak setuju
8. Masyarakat harus mendukung kegiatan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan terutama tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.
a. Setuju b. Tidak setuju
9. Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak diberikan
pada (usia 0-12 bulan).
a. Setuju b.Tidak setuju
10. Jadwal pemberian imunisasi BCG (1x), DPT (3x), Polio (4x), Hepatitis B
(3x) dan Campak (1x)
a. Setuju b. Tidak setuju
E. Ketepatan Pelayanan Oleh Petugas
1. Apakah Ibu sudah merasakan bahwa jadwal pelayanan imunisasi dasar yang
di tetapkan di Puskesmas dan atau Posyandu sudah dapat memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat waktu ?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah bpk (petugas imunisasi) dalam memberikan pelayanan imunisasi
dasar disamping ada jadwal di Puskesmas dan atau Posyandu juga
melaksanakan kunjungan rumah ?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah cakupan imunisasi dasar bayi/anak tersebut semuanya didapatkan di
Puskesmas dan atau Posyandu ?
a. Ya b. Tidak
4. Kalau tidak, berapa % di dapatkan di Puskesmas, Posyandu, dan Kunjungan
Rumah?
a. Puskesmas :1. BCG : ……………….. %
2. DPT : ……………….. %
3. Polio : ……………….. %
4. Campak : ……………….. %
5. HB : ……………….. %
b. Posyandu : 1. BCG : ……………….. %
2. DPT : ……………….. %
3. Polio : ……………….. %
4. Campak : ……………….. %
5. HB : ……………….. %
c. Kunjungan Rumah : 1. BCG : ……………….. %
2. DPT : ……………….. %
3. Polio : ……………….. %
4. Campak : ……………….. %
5. HB : ……………….. %
5. Apakah petugas kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan imunisasi dasar ?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah petugas kesehatan melakukan pencatatan setelah anak ibu
diberikan imunisasi dasar ?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah petugas kesehatan menyampaikan kalau mereka akan memberikan
imunisasi dasar pada bayi ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah vaksin imunisasi tersedia setiap jadwal pelayanan imunisasi dasar
di Puskesmas atau posyandu ?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah sarana transportasi dari rumah kePuskesmas atau Posyandu lancar ?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah ibu yakin dan percaya tentang manfaat dari pemberian imunisasi
dasar pada bayi ?
a. Ya b. Tidak
F. Dukungan Keluarga
1. Siapa yang mendorong ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada
bayinya?
a. Suami b. Orang Tua c. Tetangga
d. lain-lainnya (sebutkan)
2. Siapa yang mengingatkan Ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada
bayinya?
a. Suami b. Ibu c. Keluarga
3. Apakah dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi bertentangan
dalam keluarga ibu ?
a. Ya b. Tidak
4. Siapa yang menyampaikan ke petugas kesehatan bahwa ada bayi yang
belum mendapat imunisasi dasar lengkap?
a. Suami b. orang tua/keluarga c. tidak tahu
d. lain-lainnya (sebutkan)
…………………………………………………………………….
5. Apakah suami dan orang tua ibu khawatir terjadi apa-apa setelah bayinya
diimunisasi dasar ?
a. Ya Tidak
6. Apakah dalam keluarga ibu merelakan bayinya diimunisasi dasar lengkap
sampai umur 12 bulan ?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah ibu memberitahu suami sebelum pemberian imunisasi dasar kepada
bayinya ?
a. Ya b. Tidak
G. Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi
1. Apakah anak ibu sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap ?
a. Ya b. Tidak
2. Kalau ya, (sebutkan) imunisasi dasar apa saja
………………………………………….
………………………………………….
3. Apakah Ibu membawa bayi/anaknya setiap jadwal pelayanan Imunisasi
dasar di Puskesmas ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah Ibu pernah alpa tidak membawa bayi/anaknya setiap jadwal
pelayanan Imunisasi dasar di Puskesmas ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah anak ibu sudah mendapat imunisasi dasar lengkap ?
a. Ya b. Tidak
6. Imunisasi dasar yang pernah diberikan kepada bayi/anaknya oleh petugas
Imunisasi
a. DPT, HB b. BCG, c. Campak, d. Polio e. Semuanya diberikan
7. Apakah ibu menuntut ke petugas imunisasi Puskesmas apabila
bayi/anaknya belum memperoleh imunisasi dasar lengkap ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah Ibu memberitahukan kepada tetangganya tentang jadwal imunisasi
dasar di Puskesmas dan atau di Posyandu?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang imunisasi
dasar pada bayi?
a. Ya b. Tidak
10. Kalau ya (berapa kali) ?
a. 2 kali b. > 2 kali
Lampiran : 2
Frequencies
Statistics
A01 = B01 = C01 = Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap
N Valid 91 91 91 91 91 91 91
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Statistics
Ketepatan Keluarga Tindakan
N Valid 91 91 91
Missing 0 0 0
Frequency Table
A01 =
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
BONE 11 12.1 12.1 12.1
BONTOSUNGGU 12 13.2 13.2 25.3
KALABAJENG 8 8.8 8.8 34.1
LEMPANGANG 7 7.7 7.7 41.8
LIMBUNG 9 9.9 9.9 51.6
MARADEKAYA 11 12.1 12.1 63.7
MATAALLO 9 9.9 9.9 73.6
PANCIRO 12 13.2 13.2 86.8
TANGKABAJENG 7 7.7 7.7 94.5
TUBAJENG 5 5.5 5.5 100.0
Total 91 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 4 4.4 4.4 4.4
4 2 2.2 2.2 6.6
5 12 13.2 13.2 19.8
6 10 11.0 11.0 30.8
7 52 57.1 57.1 87.9
8 11 12.1 12.1 100.0
Total 91 100.0 100.0
C01 =
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
1 5 5.5 5.5 5.5
2 7 7.7 7.7 13.2
3 7 7.7 7.7 20.9
5 62 68.1 68.1 89.0
6 10 11.0 11.0 100.0
Total 91 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pendidikan Tinggi 63 69.2 69.2 69.2
Pendidikan Rendah 28 30.8 30.8 100.0
Total 91 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Bekerja 19 20.9 20.9 20.9
Tidak Bekerja 72 79.1 79.1 100.0
Total 91 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Pengetahuan Tinggi 61 67.0 67.0 67.0
Pengetahuan Rendah 30 33.0 33.0 100.0
Total 91 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Positif 87 95.6 95.6 95.6
Negatif 4 4.4 4.4 100.0
Total 91 100.0 100.0
Ketepatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tepat 76 83.5 83.5 83.5
Tidak Tepat 15 16.5 16.5 100.0
Total 91 100.0 100.0
Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Mendukung 56 61.5 61.5 61.5
Tidak Mendukung 35 38.5 38.5 100.0
Total 91 100.0 100.0
Tindakan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ada Tindakan 69 75.8 75.8 75.8
Tidak ada tindakan 22 24.2 24.2 100.0
Total 91 100.0 100.0
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Pekerjaan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Pengetahuan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Sikap * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Ketepatan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Keluarga * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%
Crosstab
Tindakan Total
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
Pendidikan
Pendidikan Tinggi Count 52 11 63
% within Pendidikan 82.5% 17.5% 100.0%
Pendidikan Rendah Count 17 11 28
% within Pendidikan 60.7% 39.3% 100.0%
Total Count 69 22 91
% within Pendidikan 75.8% 24.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.037a 1 .025
Continuity Correctionb 3.917 1 .048
Likelihood Ratio 4.791 1 .029
Fisher's Exact Test
.034 .026
Linear-by-Linear Association 4.982 1 .026
N of Valid Cases 91
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.77.
b. Computed only for a 2x2 table
Pekerjaan * Tindakan
Crosstab
Tindakan Total
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
% within Pekerjaan 68.4% 31.6% 100.0%
Tidak Bekerja Count 56 16 72
% within Pekerjaan 77.8% 22.2% 100.0%
Total Count 69 22 91
% within Pekerjaan 75.8% 24.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .718a 1 .397
Continuity Correctionb .298 1 .585
Likelihood Ratio .687 1 .407
Fisher's Exact Test
.385 .286
Linear-by-Linear Association .710 1 .399
N of Valid Cases 91
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.59.
b. Computed only for a 2x2 table
Pengetahuan * Tindakan
Crosstab
Tindakan
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
Pengetahuan
Pengetahuan Tinggi Count 51 10
% within Pengetahuan 83.6% 16.4%
Pengetahuan Rendah Count 18 12
% within Pengetahuan 60.0% 40.0%
Total Count 69 22
% within Pengetahuan 75.8% 24.2%
Crosstab
Total
Pengetahuan
Pengetahuan Tinggi Count 61
% within Pengetahuan 100.0%
Pengetahuan Rendah Count 30
% within Pengetahuan 100.0%
Total Count 91
% within Pengetahuan 100.0%
Chi-Square Tests
Value Df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 6.113a 1 .013
Continuity Correctionb 4.893 1 .027
Likelihood Ratio 5.854 1 .016
Fisher's Exact Test
.019 .015
Linear-by-Linear Association 6.046 1 .014
N of Valid Cases 91
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25.
b. Computed only for a 2x2 table
Sikap * Tindakan
Crosstab
Tindakan Total
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
Sikap
Positif Count 68 19 87
% within Sikap 78.2% 21.8% 100.0%
Negatif Count 1 3 4
% within Sikap 25.0% 75.0% 100.0%
Total Count 69 22 91
% within Sikap 75.8% 24.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.896a 1 .015
Continuity Correctionb 3.352 1 .067
Likelihood Ratio 4.839 1 .028
Fisher's Exact Test
.042 .042
Linear-by-Linear Association 5.831 1 .016
N of Valid Cases 91
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .97.
b. Computed only for a 2x2 table
Ketepatan * Tindakan
Crosstab
Tindakan Total
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
Ketepatan
Tepat Count 61 15 76
% within Ketepatan 80.3% 19.7% 100.0%
Tidak Tepat Count 8 7 15
% within Ketepatan 53.3% 46.7% 100.0%
Total Count 69 22 91
% within Ketepatan 75.8% 24.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4.956a 1 .026
Continuity Correctionb 3.596 1 .058
Likelihood Ratio 4.433 1 .035
Fisher's Exact Test
.044 .034
Linear-by-Linear Association 4.902 1 .027
N of Valid Cases 91
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.63.
b. Computed only for a 2x2 table
Keluarga * Tindakan
Crosstab
Tindakan Total
Ada Tindakan Tidak ada
tindakan
Keluarga
Mendukung Count 47 9 56
% within Keluarga 83.9% 16.1% 100.0%
Tidak Mendukung Count 22 13 35
% within Keluarga 62.9% 37.1% 100.0%
Total Count 69 22 91
% within Keluarga 75.8% 24.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.217a 1 .022
Continuity Correctionb 4.131 1 .042
Likelihood Ratio 5.109 1 .024
Fisher's Exact Test
.042 .022
Linear-by-Linear Association 5.160 1 .023
N of Valid Cases 91
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.46.
b. Computed only for a 2x2 table
A01 A02 B01 C01 D01 D02 D03 D04 D05 D06 D07 KALABAJENG DAHLIA 5 3 2 5 2 2 1 1 KALABAJENG HARLINA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG RAMLAH 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG NURLIA 5 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG RIA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG ROSNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG MARYATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG NURHAYATI 7 5 2 5 1 2 1 1
BONTOSUNGGU NURAENI 8 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU KASMAWATI 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU NURBIAH 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU LINDA 7 2 1 5 1 1 1 1 2 BONTOSUNGGU ST MARHAENA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU HIJRAHWATI 7 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU SURAEDAH 5 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MUTMINAH 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MARHUMA 7 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU NURSIDAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MIRNAWATI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU KASMAWATI DG TAYU 7 2 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA INDAHYANI 7 6 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA RAHMATIA 6 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA NAYATI 3 5 1 5 1 2 1 1 MARADEKAYA NUR INDAH SARI 4 5 1 5 1 2 1 2 MARADEKAYA SANIATI 3 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA IRMAWATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA HASNIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA INAR 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA NURHAYATI 6 5 1 5 1 2 1 1 MARADEKAYA HAMDANA 7 5 1 5 1 1 1 1 2 MARADEKAYA HARTINI DG SITUJU 6 5 1 5 1 1 1 1 1
PANCIRO ROSANA 7 5 1 5 1 1 1 1 2 PANCIRO FADLIAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO MAYA INDAH YANI 6 5 1 5 1 2 1 2 PANCIRO ATIJAH 3 3 2 5 1 2 1 2
PANCIRO MUSDALIFA 8 1 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO SULAEHA 7 5 2 5 1 2 1 2 PANCIRO MARLINA 7 3 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO HASRIAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO WAHIDAH DG NGIMI 7 5 1 5 1 2 1 2 PANCIRO HANIAH 4 3 2 5 1 1 1 1 2 PANCIRO HASRIANI 7 5 2 5 1 1 1 1 2 PANCIRO SURIYANI 7 5 1 5 1 1 1 1 1
LEMPANGANG ROSMIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG HERLINA 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG YULI USIS 7 1 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG AISYAH 7 3 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG ERNAWATI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG NUR QALBI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG NURHAYATI 6 5 1 5 1 2 1 1
LIMBUNG ROSMIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG MIRNAWATI 7 5 2 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG MURNI 6 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG SUHERNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1
LIMBUNG IBNU QAYYIM AL
JAUZY 7 1 1 5 1 1 1 1 1
LIMBUNG SYAMSINAR 7 5 1 3 1 1 1 1 1 LIMBUNG HANDAYANI 6 5 1 3 1 1 1 1 1 LIMBUNG RISNA FATAHUDDIN 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG NUR RAHMI 8 1 1 5 1 1 1 1 1 TUBAJENG AISYA 3 5 1 3 1 2 1 1 TUBAJENG NURHAYATI 7 5 1 5 1 2 1 1 TUBAJENG SYAMSINAR 5 5 1 3 1 2 1 1 TUBAJENG HASMAWATI 8 1 1 5 1 1 1 1 1 TUBAJENG SALAWATI 7 5 1 3 1 2 1 1 MATAALLO SUGIARTI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MATAALLO MARLINA 6 5 2 3 2 2 1 1 MATAALLO NURLINA 5 5 1 4 1 1 1 1 1 MATAALLO KAMARIAH 7 3 1 3 1 1 1 1 1 MATAALLO 5 5 1 4 1 1 2 1 1 MATAALLO DIANA 7 5 1 5 1 1 2 1 1
MATAALLO SUNARTI 7 5 1 4 1 1 2 1 1 MATAALLO RAMLAH 6 5 1 1 1 1 2 1 1 MATAALLO HASNI DG NGASI 7 5 1 3 1 1 2 1 1
BONE FITRIYANI A.MD 8 5 1 5 1 1 1 1 1 BONE SALMIAH 5 5 2 5 1 2 1 2 BONE HATIJAH 5 5 2 5 2 1 2 1 2 BONE ISMAWATI 7 5 2 5 1 1 2 1 2 BONE NURBIAH 7 5 2 5 1 1 2 1 1 BONE HUSNAENI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 BONE JULEHA 5 3 2 5 1 1 2 1 1 BONE NURLINDA 5 5 1 3 1 2 1 1 BONE MANSYUR 7 6 1 5 1 1 1 1 1 BONE ROHANI 5 5 1 5 1 1 1 1 1 BONE HALIJAH 7 2 1 5 1 1 1 1 1
TANGKABAJENG SUMARNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 TANGKABAJENG RISKAWANTI 6 5 1 5 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG SURIANTI 7 5 1 4 1 2 1 1 TANGKABAJENG KHANZA 5 5 1 4 1 2 1 1 TANGKABAJENG HASNAWATI 7 5 1 5 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG NURLAILA 7 5 1 4 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG YUNAWATI ARIF 7 5 1 5 1 1 1 1 1
E01 E02 E03 E04 E05 E06 E07 E08 E09 E10 F01 F02 F03 F05 F06 F07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2
F08 F09 F10 G01 G02 G03 G04 G04LAIN G05 G06 G07 H01 1 1 1 1 1 2 4 KADER 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 TETANGGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 TETANGGA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 KADER 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1
1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1
1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 4 KADER 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 4 KADER 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 KADER 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 KADER 1 1 1 1
H02 H03 H04 H05 H06 H07 H08 H09 1 1 2 1 2 1 2
BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2
BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG I,POLIO 1-3,DPT 1-3,HB/CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2
BCG,DPT,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 1 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 1 1
SEMUANYA LENGKAP,DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO
1 2 1 5 2 1 1
BCG,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 1 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 1 1 BCG,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 2 2
BCG I,BCG II,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT I/II/III,CAMPAK,HB I/II,POLIO 1 1 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,CAMPAK,HEPATITIS B 1 1 1 5 1 1 2 POLIO,DPT,BCG,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2
BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B, DAN CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,HB,DPT,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 1 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 1
BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS B, DAN CAMPAK 1 1 1 1 1 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 2
BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 DPT,POLIO,BCG,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 2 2
BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 2 2
BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2
BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2
BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 1 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
BCG,DPT/HB/POLIO 1 1 2 2 2 2 2 BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
BCG,DPT,POLIO,HB/CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 2 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO/HB,CAMPAK 2 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO/HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
BCG,DPT,HB/POLIO 1 1 2 1 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT/HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT/HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT/POLIO/HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 DPT/HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 2 2 DPT/HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 1 1 5 2 2 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 1 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2
HB.O,BCG,DPT,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2 DPT,BCG,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,HB,DPT,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 DPT,BCG,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2
HB O,BCG,DPT 1-4,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2
BCG,DPT,HB.TB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2
H10 Pendidikan Pekerjaan Tahu Pengetahuan VAR00002 Sikap VAR00003 Ketepatan 2 1 3.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 1 2 4.00 2 9.00 2 7.00 1 2 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1
2 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 8.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 8.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 9.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 9.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 3.00 2 9.00 2 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 3.00 2 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1
1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 9.00 2 6.00 2 2 2 4.00 2 9.00 2 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 2.00 2 10.00 1 6.00 2 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 3.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 3.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 1 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 6.00 2 1 2 6.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2
VAR00004 Keluarga VAR00005 Tindakan 9.00 1 2.00 2 9.00 1 7.00 1 9.00 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 12.00 1 7.00 1 12.00 1 7.00 1 9.00 1 6.00 1 7.00 2 8.00 1 11.00 1 8.00 1 13.00 1 8.00 1 9.00 1 9.00 1 9.00 1 8.00 1 7.00 2 6.00 1 12.00 1 7.00 1 8.00 2 5.00 1 10.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 10.00 1 6.00 1 5.00 2 6.00 1 10.00 1 8.00 1 10.00 1 6.00 1 8.00 2 9.00 1 10.00 1 5.00 1 6.00 2 7.00 1 9.00 1 7.00 1 9.00 1 6.00 1 5.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 10.00 1 4.00 2 7.00 2 5.00 1 9.00 1 6.00 1 6.00 2 6.00 1 7.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 7.00 2 4.00 2
9.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1 9.00 1 5.00 1 9.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 11.00 1 4.00 2 8.00 2 4.00 2 7.00 2 4.00 2 10.00 1 4.00 2 9.00 1 4.00 2 10.00 1 9.00 1 9.00 1 5.00 1 11.00 1 6.00 1 6.00 2 4.00 2 9.00 1 5.00 1 8.00 2 5.00 1 10.00 1 1.00 2 10.00 1 5.00 1 8.00 2 5.00 1 7.00 2 5.00 1 9.00 1 5.00 1 5.00 2 3.00 2 7.00 2 5.00 1 10.00 1 4.00 2 8.00 2 3.00 2 10.00 1 5.00 1 5.00 2 1.00 2 10.00 1 5.00 1 9.00 1 5.00 1 10.00 1 4.00 2 6.00 2 4.00 2 7.00 2 4.00 2 9.00 1 4.00 2 10.00 1 5.00 1 8.00 2 4.00 2 10.00 1 6.00 1
10.00 1 5.00 1 6.00 2 4.00 2 7.00 2 5.00 1 6.00 2 5.00 1 7.00 2 4.00 2 6.00 2 5.00 1 7.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 7.00 2 4.00 2 8.00 2 5.00 1 11.00 1 6.00 1 11.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 10.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 11.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
N a m a : Paridawati
Tempat/Tanggal Lahir : Selayar / 26 Juni 1970
Jenis Kelamin : Perempuan
A g a m a : Islam
Suku / Bangsa : Makassar / Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Boromg Raya Perumahan Delta Mas 2 Blok C1
No. 12 Makassar.
Alamat Kantor : Balai Kesehatan Kulit Kelamin Dan Kosmetika
Jl. Veteran Utara No. 91 Makassar No. Telepon
(0411) 449504.
Riwayat Pendidikan : 1. Tamat SD Tahun 1982 di SDN No. 4 Pariangan
Kecamatan Bontosikuyu Kab. Selayar.
2. Tamat SMP Tahun 1985 di SMPN Pariangan
Kecamatan Bontosikuyu Kab. Selayar.
3. Tamat SMA Tahun 1988 di SMAN I Benteng
Kabupaten Selayar.
4.Tamat D III Tahun 1992 di Akademi Gizi
Indonesia YPAG Ujung Pandang.
Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun 1996 di Rumah Sakit Umum Masohi
Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.
2. Tahun 1999 di Dinas Kesehatan Kab. Selayar.
3.Tahun 2002 sampai sekarang di Balai Kesehatan
Kulit Kelamin Dan Kosmetika Jl. Veteran
Utara No. 91 Makassar.