skripsi faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu …

142
SKRIPSI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA PARIDAWATI K 111 11 628 BAGIAN PROMOSI KESEHATAN & ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 22-Mar-2022

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SKRIPSI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

PARIDAWATI

K 111 11 628

BAGIAN PROMOSI KESEHATAN & ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2013

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapa

dan disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Makassar

Pembimbing I

Drs.H.Watief A.Rahman,MS

Sekretaris

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

arjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin Makassar.

Makassar,

Juli 2013

Tim Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.H.Watief A.Rahman,MS Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA

Mengetahui, Sekretaris Bagian Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA

n Tim Penguji Ujian Skripsi

untuk mendapatkan

arjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Makassar, 23

Pembimbing II

Indra Fajarwati Ibnu, SKM.MA

Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari

Selasa, Tanggal 23 Juli

Ketua : Drs.H.Watief A.Rahman,MS

Sekretaris : Indra Fajarwati Ibnu, SKM

Anggota :

1. dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK

2. Muhammad Yusran Amir,SKM,MPH

3. Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari

23 Juli 2013.

Drs.H.Watief A.Rahman,MS (……………………...)

Indra Fajarwati Ibnu, SKM,MA (……………………...)

dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK (……………………...)

Muhammad Yusran Amir,SKM,MPH (……………………...)

Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D (……………………...)

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar pada hari

(……………………...)

(……………………...)

(……………………...)

(……………………...)

(……………………...)

RINGKASAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PKIP

PARIDAWATI “FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA.” (xii + 86 halaman + 20 tabel + 2 gambar + 8 lampiran)

Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan pada bayi/anak dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti terhadap penyakit tertentu. Cakupan pelayanan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng pada tahun 2011 telah mencapai UCI (Universal Child Immunization) artinya pencapaian rata-rata di atas 90%, yaitu imunisasi DPT3 (92,7%), BCG (92,7%), Polio4 (92,7%), Campak (91,3%), dan HB3 (92,7%).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi. Jenis penelitian adalah observasional dengan desain cross sectional study. Populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2012. Menggunakan sampel acak rancangan Klaster (cluster random sampling) dengan jumlah 91 ibu yang memiliki bayi, dan menggunakan uji Chi-Square dengan alpa 0,05.

Hasil analisis penelitian menunjukkan dari 91 responden terdapat 69 responden (75,8%) yang melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak dan yang tidak memberikan imunisasi dasar 22 responden (24,2%). Pendidikan ibu (P=0,048), pengetahuan ibu (P=0,027), sikap ibu (P=0,042), ketepatan pelayanan (P=0,044), dukungan keluarga (P=0,042) berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/anak. Sedangkan pekerjaan ibu (P=0,385) tidak berhubungan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak.

Penelitian ini menyimpulkan pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi/Anak untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. Kata Kunci : Pemberian Imunisasi Dasar Daftar Pustaka : 49 (1996 – 2012)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

yang senantiasa memberikan kekuatan, kesehatan, dan pengetahuan sehingga penulis

dapat menyelesaikan Hasil Penelitian dengan judul “Faktor Yang Berhubungan

Dengan Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).

Hasil Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga, meskipun

dalam penyusunannya menemui banyak hambatan dan masih banyak terdapat

kekurangan baik dari segi mutu penulisan, tata bahasa maupun analisa hasil

penelitian. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa

penulis harapkan dari pembaca.

Tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sedalam- dalamnya kepada Bapak Drs.H.Watief A.Rachman,MS Sebagai

Pembimbing I dan Ibu Indra Fajarwati Ibnu,SKM,MA sebagai Pembimbing II yang

dengan sabar telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, perhatian dan

arahan kepada penulis mulai dari penentuan judul, penyusanan proposal sampai

selesainya penulisan hasil penelitian ini.

Dengan segala hormat, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.dr.H.M Alimin Maidin,MPH selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf akademik

atas bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

2. Bapak Ketua, Sekretaris, dan Staf Jurusan PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Hasanuddin.

3. Ibu dr.Andi Indahwaty As,MHSH, selaku Penasehat Akademik penulis atas

segala motivasi dan bimbingannya selama ini.

4. Bapak Dr.Muhammad Ikhsan,MS,PKK, Bapak Muh.Yusran Amir,SKM,MPH,

Bapak Sudirman Nasir,S.Ked,MWH,Ph.D selaku tim penguji yang dengan sabar

memberikan masukan dan kritikan demi kesempurnaan penulisan hasil penelitian

ini.

5. Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Selatan

yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

6. Bapak Bupati Gowa yang telah memberikan izin kepada penulis untu melakukan

penelitian di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng.

7. Kepala Puskesmas Bajeng beserta staf yang bersedia membantu peneliti selama

berada di lapangan.

8. Orang tua, Suami, dan anak tercinta atas segala doa, kasih sayang, dan pengertian

selama pendidikan.

9. Teman-teman KKN-PK Angkatan 41 Desa Sapanang Kecamatan Binamu

Kabupaten Jeneponto dan teman magang PKIP Fakultas Kesehatan Masyarakat

di Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten

Takalar.

10. Rekan-rekan mahasiswa FKM UNHAS Angkatan 2011 dan kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga hasil

penelitian ini dapat terselesaikan, semoga Allah SWT memberikan imbalan

pahala yang berlipat ganda.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari pembimbing dan penguji demi penyempurnaan hasil penelitian ini.

Terima Kasih

Makassar, Juli 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii

RINGKASAN……………………………………………………………………iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………….ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….xi

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………… ......... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

1. Tujuan Umum ...................................................................................... 9

2. Tujuan Khusus ..................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi ........................................................... 12

B. Tinjauan Umum Tentang Tindakan ........................................................... 16

C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan ........................................................ 18

D. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan........................................................... 19

E. Tinjauan Umum Tentang Pengetauan……………………………… …….20

F. Tinjauan Umum Tentang Sikap……………………………………….....24

G. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga……………………….....28

H. Kerangka Teori…………………………………………………………....29

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti ................................................... 32

B. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti .................................................. 36

C. Hipotesis Penelitian…………………………………………………….. ..37

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ............................................... 38

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 42

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian .................................................................... 42

C. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 43

D. Sumber Data ............................................................................................... 45

E. Pengumpulan Data ..................................................................................... 45

F. Pengolahan Data......................................................................................... 46

G. Analisis Data .............................................................................................. 47

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil……………………………………………………………………...50

B. Pembahasan……………………………………………………………...69

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan……………………………………………………………….86

B. Saran……………………………………………………………………..87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 Jumlah Populasi Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa…….. 44 Tabel 2 Tabel Kontigensi 2x2………………………………... 48 Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Desa/Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …………… 53 Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 54 Tabel 5 Disrtibusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 55 Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng … 56 Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan di

Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………… 57 Tabel 8 Distribusi Pertanyaan Tentang Pengetahuan

Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………. 58

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …………………….......... 59

Tabel 10 Distribusi Pertanyaan Tentang Sikap Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng … 60

Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap di wilayah Kerja Puskesmas Bajeng …............... 61

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Pelayanan Petugas di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………………………… 62

Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………................... 63

Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………………….. 63

Tabel 15 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 64

Tabel 16 Hubungan Pekerjaan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………………………… 65

Tabel 17 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ……………….. 66

Tabel 18 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng ………………....... 67

Tabel 19 Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng……………… 68

Tabel 20 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng…………………. 69

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN

Gambar 1 Langkah-langkah Perubahan Sikap………………… 27

Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian……………………… 36

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Analisis Data Penelitian

Lampiran 3 : Master Tabel Kuesioner

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan, Balitbangda.

Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian dari Pemerintah

Kabupaten Gowa

Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penelitian.

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti yang terdapat dalam

Undang-Undang Kesehatan RI No 36 Tahun 2009, yaitu tercapainya derajat

kesehatan secara optimal bagi seluruh penduduk, maka diharapkan masyarakat

mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan begitu pula petugas

diharapkan mampu melayani dirinya sendiri dibidang kesehatan tanpa tergantung

kepada pemberi/pelayanan kesehatan. Dalam hal ini Puskesmas sebagai ujung

tombak pelayanan kesehatan masyarakat di Pedesaan/Kecamatan diharapkan

dapat berperan sebagai, Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,

Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, dan Pusat pelayanan kesehatan

tingkat pertama (UU Kesehatan No 36 Tahun, 2009).

Hal ini sejalan dengan ditunjuknya Puskesmas Bajeng sebagai salah satu

Puskesmas Reformasi di bidang pelayanan kesehatan dan Manajemen Puskesmas.

Pelayanan Puskesmas Bajeng sebagai Puskesmas Reformasi mengacu pada

kegiatan dasar kesehatan yang terbagi atas Pelayanan Kesehatan Dasar dan

Pelayanan Pengembangan. Disamping itu, dalam mengukur derajat kesehatan dan

status kesehatan masyarakat diperlukan beberapa indikator dan parameter. Salah

satunya adalah pengukuran angka kematian (kematian kasar, kematian bayi,

kematian ibu dan mengukur usia harapan hidup), selebihnya adalah dengan

mengukur angka kesakitan (dengan prevalensi dan insiden). Angka kematian bayi

dan anak banyaknya disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Karena itu, ibu harus sadar akan pentingnya imunisasi dasar bayi

(Profil Kes Kab. Gowa, 2011).

Masalah kesehatan masyarakat, di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kabupaten Gowa, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Pertama ialah

aspek fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan

penyakit, sedangkan kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut tindakan Ibu

terhadap kesehatan. Faktor tindakan ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap

status kesehatan individu maupun masyarakat termasuk pelayanan imunisasi.

Tindakan manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman serta

interaksi manusia dengan lingkungannya. Dengan kata lain, tindakan merupakan

respons/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dan luar maupun

dari dalam dirinya. Respons ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berfikir,

berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan

batasan ini, tindakan Ibu terhadap imunisasi dapat dirumuskan sebagai segala

bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya

yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang program imunisasi, serta

tindakannya yang berhubungan dengan pelayanan imunisasi (Sarwono, 1993).

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu

penting terhadap masyarakat. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan

kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan kata lain,

pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan

tidak mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan

merupakan “behavioral investmen” jangka panjang. Hasil investiga pendidikan

kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek

pendidikan kesehatan (khsusnya imunisasi) diharapkan adanya perubahan dari

tidak tahu tentang imunisasi menjadi tahu tentang pentingnya imunisasi dalam

memberikan kekebalan pada bayi (Soekidjo, 2011).

Pengetahuan kesehatan (khususnya imunisasi) akan berpengaruh kepada

tindakan ibu sebagai jangka menengah (intermediate impact) terhadap pemberian

imunisasi dasar pada bayinya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seorang ibu,

akan lebih memperhatikan kesehatan bayinya terutama dalam pemberian

imunisasi (Soekidjo, 2011). Hasil penelitian Litbangkes (2009) membandingkan

angka kematian ibu melahirkan dan bayi antara Provinsi NTB dan Yogyakarta.

Penelitian menyimpulkan bahwa tingginya angka kematian ibu melahirkan dan

bayi di NTB karena tingkat pengetahuan ibu di NTB terhadap resiko melahirkan

sangat rendah. Sedangkan rendahnya angka kematian ibu melahirkan dan bayi di

Yogyakarta karena tingkat pengetahuan ibu-ibu di Yogyakarta tentang resiko

melahirkan pada umumnya sangat tinggi.

Sikap ibu dapat mempengaruhi ketercapaian target program imunisasi

dasar di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa. Apabila seorang ibu

senantiasa memperhatikan kesehatan bayinya, berarti sikap ibu terhadap program

imunisasi dasar telah menyadari bahwa imunisasi dasar tersebut dapat

memberikan kekebalan dari beberapa penyakit tertentu terhadap bayinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh BTKL-PP (2011) tentang sikap

seseorang terhadap pencegahan penyakit malaria di Kabupaten Mamuju wilayah

kerja Puskesmas Rangas .Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara sikap dan kejadian malaria. Dan masyarakat yang bersikap

negatif terhadap pencegahan malaria 3,277 lebih besar untuk menderita penyakit

malaria dibandingkan dengan masyarakat yang bersikap positif terhadap

pencegahan penyakit malaria.

Ketepatan pelayanan merupakan suatu strategi untuk meningkatkan

cakupan pelayanan imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kabupaten Gowa. Dengan tercapainya UCI di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

kemungkinan besar disebabkan oleh ketepatan pelayanan imunisasi oleh petugas

di Puskesmas tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan pencapaian UCI di

wilayah kerja Puskesmas Bajeng, mungkin karena kesadaran dan tindakan ibu-ibu

membawa bayinya ke Puskesmas dan atau ke Posyandu untuk mendapatkan

imunisasi dasar atau karena ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana

pelayanan, kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan

keterampilan petugas imunisasi.

Sesuai dengan hasil penelitian Gunawan (2009), menyimpulkan bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan pemberian

imunisasi hepatitis B umur 0-7 hari. Hasil ini berbeda dengan penelitian

Siswandoyo dan Putro (2003) menyatakan terdapat hubungan yang bermakna

antara status pekerjaan ibu dengan kelengkapan imunisasi hepatitis B, disebutkan

bahwa ibu yang tidak bekerja mempunyai risiko 4 kali status imunisasinya tidak

lengkap dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Menurut penelitian Risani,A,Hakimi,M dan Ismail,J (2009), hubungan

keluarga terdekat dengan pemberian imunisasi hepatitis B umur 0-7 hari pada

analisis bivariat dengan uji Chi-square menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara dukungan keluarga terdekat dengan pemberian imunisasi

hepatitis B 0-7 hari pada bayi. Hal ini, disebabkan untuk program imunisasi

hepatitis B 0-7 hari tidak terlalu banyak dilaporkan efek samping demam pada

bayi, jadi dukungan keluarga tidak terlalu dominan yang paling penting adalah

membangun rasa percaya kepada ibu bila imunisasi itu aman. Hal ini, sesuai

dengan penelitian Siswandoyo dan Putro (2003) alasan yang mendasari kenyataan

ini adalah sebagian besar responden baik yang anaknya diimunisasi hepatitis B 0-

7 hari maupun yang tidak diimunisasi menyatakan bahwa keluarga dekat

mendukung pemberian imunisasi tetapi kenyataannya banyak bayi yang tidak

dimunisasi hepatitis B 0-7 hari.

Imunisasi merupakan suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi

dan anak dengan cara memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat

zat anti untuk mencegah penyakit tertentu. Adapun tujuan imunisasi adalah

merangsang sistim imunologi tubuh untuk membentuk antibody spesifik sehingga

dapat melindungi tubuh dari serangan Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3I), (Musa,1985 dalam Pare 2010).

Menurut Depkes RI (2001), tujuan pemberian imunisasi adalah untuk

mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak-anak yang disebabkan oleh

wabah yang sering muncul. Pemerintah Indonesia sangat mendorong pelaksanaan

program imunisasi sebagai cara untuk menurunkan angka kesakitan, kematian

pada bayi, balita/anak-anak pra sekolah. Tujuan pemberian imunisasi yaitu

diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas serta mengurangi kecacatan akibat penyakit

(Hidayat, 2005 dalam Pare, 2010).

Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti

dengan menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan

bayi menurun 10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi

menurun 5% dari angka sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di

Indonesia (Depkes RI, 2009). Keberhasilan imunisasi ini dikarenakan sudah

tersebarnya posyandu dan tenaga kesehatan. Selain itu, peran dari orang tua

khususmya ibu-ibu sangat mendukung pelaksanaan imunisasi. Anak yang tidak

mendapat imunisasi dasar mempunyai resiko tinggi terjangkit penyakit infeksi

dan menular. Penyakit ini mungkin menyebabkan ia cacat seumur hidup,

gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan dapat berakhir dengan

kematian.

Pengembangan Program Imunisasi (PPI) merupakan program pemerintah

dalam bidang imunisasi guna mencapai komitmen internasional Universal Child

Immunization (UCI) pada akhir 1990. Tujuan program imunisasi dalam komitmen

internasional (ultimate goal) adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi tetanus

neonatorum (ETN), serta reduksi campak, yang akan dicapai pada tahun 2012.

Sedangkan target UCI 80-80-80 merupakan tujuan antara (intermediate goal)

berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B,

harus mencapai 90% baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten bahkan di

setiap desa (Ismael, 2001).

Cakupan imunisasi di Indonesia pada tahun 2011 yang meliputi imunisasi

BCG (98,1 %), HB0 (80,4 %), DPT/HB1 (98,0 %), DPT/HB3 (95,0 %), Polio 4

(93,5 %), Campak (93,65 %), dan imunisasi dasar lengkap (93,4 %). Sedangkan

cakupan imunisasi di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2011, yaitu BCG (105,1

%), HB0 (86,7 %), DPT/HB1 (105,1 %), DPT/HB3 (102,8 %), Polio 4 (100,1 %),

Campak (100,50 %), dan imunisasi dasar lengkap (100,1 %) (Profil Data

Kesehatan Indonesia, 2011). Cakupan imunisasi di Kabupaten Gowa tahun 2011

yang terdiri dari BCG (98,7 %), HB0 (80,9 %), DPT/HB1 (98,5 %), DPT/HB3

(95,3 %), Polio 4 (93,0 %), Campak (93,45 %), dan imunisasi dasar lengkap (93,2

%) (Profil Kesehatan Kabupaten Gowa, 2011).

Menurut Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI apabila pencapaian

pemberian imunisasi ≥ 90 % maka program imunisasi di wilayah Puskesmas

tersebut sudah masuk katagori UCI (Buku Pedoman Imunisasi Puskesmas, 1998).

Cakupan pelayanan imunisasi terhadap bayi di Puskesmas Bajeng Kabupaten

Gowa dalam tahun 2011 telah mencapai UCI (UniversalChild Immunization)

artinya pencapain rata – rata di atas 90 %, yaitu imunisasi DPT3 (92,7 %), BCG

(92,7 %), Polio 4 (92,7 %), Campak (91,3 %), dan HB3 (92,7 %). Untuk itu,

peneliti memilih judul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam

Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa .

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah

dalam penelitian ini antara lain :

1. Apakah pendidikan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa ?

2. Apakah pekerjaan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa ?

3. Apakah pengetahuan berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa ?

4. Apakah sikap berhubungan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi

dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa ?

5. Apakah ketepatan pelayanan petugas imunisasi berhubungan dengan tindakan

Ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?

6. Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan tindakan Ibu dalam

pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan tindakan Ibu dalam

pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

b. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan tindakan Ibu dalam

pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

e. Untuk mengetahui hubungan ketepatan pelayanan petugas imunisasi dengan

tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja

Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

f. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tindakan Ibu dalam

pemberian imunisasi dasar bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas

Bajeng dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dalam upaya perencanaan

program imunisasi dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanannya.

2. Untuk Ilmiah

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

ingin memperkaya ilmu pengetahuan khususnya dalam program

imunisasi.

b. Dapat dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya khususnya yang relevan

dengan judul penelitian ini.

3. Manfaat Praktis

Peneliti sendiri, merupakan pengalaman berharga dalam memperluas

wawasan dan ilmu pengetahuan tentang karakteristik ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi lewat penelitian lapangan.

4. Manfaat untuk ibu yang memiliki bayi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi terhadap ibu-ibu yang

mempunyai bayi agar senantiasa membawa bayinya ke Puskesmas dan atau

Posyandu untuk mendapat pelayanan imunisasi dasar.

98,943,459.03506 80,4 4.664.400 98,0 4.521.443 95,0 4.445 93,65 93,

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Jadi Imunisasi

adalah suatu tindakan memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin

ke dalam tubuh manusia. Sedangkan kebal adalah suatu keadaan dimana tubuh

mempunyai daya kemampuan mengadakan pencegahan penyakit dalam rangka

menghadapi serangan kuman tertentu. Kebal atau resisten terhadap suatu

penyakit belum tentu kebal terhadap penyakit lain (Depkes RI, 1994).

Departemen Kesehatan RI (2004), menyebutkan imunisasi adalah suatu

usaha yang dilakukan dalam pemberian vaksin pada tubuh seseorang sehingga

dapat menimbulkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Imunisasi adalah cara

untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit,

sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita

penyakit tersebut. Sedangkan Imunisasi Dasar adalah pemberian imunisasi awal

untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. Universal Child

Immunization (UCI) adalah suatu keadaan tercapainya imunisasi dasar secara

lengkap pada semua bayi.

2. Jenis Imunisasi

Imunisasi sebagai salah satu cara untuk menjadikan kebal pada bayi dari

berbagai penyakit dengan harapan bayi akan tetap tumbuh dalam keadaan sehat.

Pada dasarnya sejak kita lahir sistem imun dalam tubuh kita sudah ada agar

kuman yang masuk dapat dicegah. Sistim imun tersebut meliputi spesifik dan

nonspesifik. Imunisasi dibagi dua yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

a. Imunisasi Aktif

Pemberian Zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi suatu

proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi immunology spesifik

yang akan menghasilkan respon selular dan humoral serta dihasilkannya sel

memori, sehingga bila terjadi infeksi maka tubuh dengan cepat akan

meresponnya (Hidayat, 2005 dalam Pare 2010).

Kekebalan aktif terjadi bila seseorang membentuk system imunitas

dalam tubuhnya. Kekebalan bisa terbentuk jika saat seseorang terinfeksi oleh

suatu bibit penyakit, atau terinfeksi secara buatan saat diberi vaksinasi.

Kelemahannya butuh waktu yang lama untuk membentuk antibody tapi daya

imunya akan bertahan lama bahkan seumur hidup.

b. Imunisasi Pasif

Pemberian zat imunoglobin yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui

suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang

yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam

tubuh yang terinfeksi (Hidayat, 2005 dalam Pare 2010).

Kekebalan pasif terjadi jika seseorang mendapatkan daya imunitas dari

luar dirinya. Jadi, tubuhnya sendiri tidak membentuk system kekebalan

tersebut. Kekebalan jenis ini bisa didapat langsung dari luar atau secara

alamiah (bawaan). Kekebalan pasif ini langsung bisa digunakan tanpa

menunggu tubuh penderita membentuknya. Tapi tidak berlangsung lama,

biasanya hanya bertahan beberapa minggu sampai bulan saja.

3. Jenis Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi dasar lengkap yang diberikan pada bayi umur 0-12 bulan sesuai

Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi Edisi III, Sub Direktorat Imunisasi

Dirjen PPM dan PLP, 1993 sebagai berikut :

a. Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis

(TBC). Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin hidup yang

dilemahkan. BCG diberikan 1 kali sebelum bayi berumur diatas 2 bulan (usia

0-2 bulan).

b. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteria,

pertusis dan tetanus. Difteria adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang

tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.

Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai

dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.

Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia,

kejang dan kerusakan otak. Sementara Tetanus adalah infeksi bakteri yang

bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

Vaksin DPT diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat bayi berumur 2

bulan (DPT1), 3 bulan (DPT2) dan 4 bulan (DPT3). Selang waktu tidak

kurang dari 4 minggu.

c. Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.

Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun

kedua lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-

otot pernafasan dan otot untuk menelan, dapat juga menyebabkan kematian.

Imunisasi dasar polio diberikan pada bayi usia 0-4 bulan sebanyak 4 kali,

(polio I, II, III dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu.

d. Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Imunisasi campak diberikan 1 kali pada saat bayi berumur 9 bulan atau lebih

(usia 9-12 bulan). Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah kulit

(subkutan). Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit

dan diare.

e. Imunisasi Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker

hati dan kematian. Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.

Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali. Antara suntikan HB1 dengan HB2

selang waktu 1 bulan pada saat bayi berumur dibawah 3 bulan. Bayi yang

lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin HB diberikan dalam waktu 12 jam

setelah lahir. HB3 diberikan pada usia antara 3-6 bulan.

4. Tempat Imunisasi

a. Di Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah.

b. Di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

c. Di Praktek dokter/bidan atau Rumah Sakit Swasta

d. Tempat Pelayanan Kesehatan Desa

B. Tinjauan Umum Tentang Tindakan

Secara umum tindakan merupakan respon atau reaksi individu terhadap

stimulus baik yang berasal dari internal dirinya sendiri maupun dari eksternal.

Respon atau reaksi individu terhadap stimulus atau rangsangan terdiri dari dua

bentuk, yaitu :

1. Respon yang berupa tindakan yang dapat dilihat langsung dari luar dan dapat

diukur, ini disebut sebagai perilaku yang nampak (Overt Behavior).

2. Respon yang berupa tindakan yang tidak dapat dilihat langsung, ini disebut

sebagai perilaku yang tidak Nampak (Covert Behavior) (I.B.Mantra, 1994

dalam Nethanelia, 2007).

Adapun tingkatan-tingkatan dalam praktek/tindakan adalah sebagai

berikut : (Dr.Soekidjo Notoatmodjo, 1993 dalam Nethanelia, 2007)

1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan

yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya

seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.

2. Respon Terpimpin (Gueded Response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai

dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. Misalnya

seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai mencari, mencuci

dan memotong-motong, lamanya memasak, menutup pancinya.

3. Mekanisme (Mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka itu sudah

mencapai praktek tingkat tiga. Misalnya seorang ibu yang sudah biasa

mengimunisasikan bayi pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah

atau ajakan dari orang lain.

4. Adaptasi (Adaptation)

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan itu dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut. Misalnya ibu-ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi

tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana.

C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan

Menurut H.R.Ngatimin, tingkat pendidikan merupakan dasar perkembangan

daya nalar seseorang dengan jalan memudahkan seseorang untuk menerima

motivasi. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan

pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pentingnya kesehatan individu, keluarga

dan masyarakat.

Pendididkan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu

terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih

dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau

masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai

makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup dalam

masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan

(lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya). Dalam

mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak

terlepas dari kegiatan belajar (Ahmad Holid, 2012).

Pendidikan yang telah dicapai dapat digunakan sebagai salah satu indikator

untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dan juga sangat berperan dalam

menurunkan angka kejadian penyakit serta angka kesakitannya. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin luas wawasan serta pengetahuan, sehingga

mereka semakin menyadari untuk membutuhkan pusat-pusat pelayanan kesehatan

sebagai tempat berobat bagi mereka dan keluarganya. Karena mereka menyadari

betapa pentingnya kesehatan bagi hidup dan diri mereka sehingga termotivasi

untuk mengakses pusat-pusat pelayanan kesehatan (Slamet,1999). Penelitian yang

dilakukan oleh Ali (2002), pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap

imunisasi sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.

D. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan

Berdasarkan hasil survei di lokasi studi kajian Cakupan imunisasi (Puskesmas

Ulumanda Kabupaten Majene, 2010) memberikan informasi bahwa responden

yang paling banyak lengkap imunisasi dasarnya yaitu PNS (63,8 %) responden,

Pegawai Swasta/pedagang sebanyak (25,1%) responden, dan status pekerjaan tani

hanya (11,1 %). Berdasarkan hasil uji statistik dengan Regerisi Logistik

memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan dan

pemberian imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Ulumanda Kabupaten

Majene. Tetapi melihat wilayah kerja Puskesmas Ulumanda responden yang

berstatus PNS menunjukkan bahwa status pekerjaan tersebut yang paling banyak

memberikan imunisasi dasar bayinya, dibandingkan dengan ibu yang status

pekerjaannya Swasta/pedagang dan Petani. Jadi Kesimpulam dalam penelitian ini,

bahwa rata-rata ibu yang berstatus PNS lebih cendrung memperhatikan Imunisasi

dasar bayinya, dibandingkan dengan Ibu-Ibu yang status pekerjaan yang lainnya

seperti pedangan, petani, dan ibu-ibu yang tidak bekerja/hanya urusan rumah

tangga saja (BTKL-PP, 2010).

E. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap sesuatu yang obyek tertentu, dimana

pengetahuan merupakan unsur mengisi akal dan alam jiwa seseorang yang sadar

dan secara nyata terkandung dalam otaknya. Menurut Bloom (1956) pengetahuan

itu merupakan bagian dari kognitif domain dan secara rinci untuk mengukur

tingkat pengetahuan terdiri dari :

1. Tingkat pengetahuan, (Knowladge). Bila seseorang hanya mampu secara

garis besar apa yang telah dipelajarinya.

2. Perbandingan menyeluruh (Comprehension). Seseorang berada pada tingkat

pengetahuan dasar, ia dapat menerapkan kembali secara mendasar ilmu

pengetahuan yang telah dipelajarinya.

3. Tingkat Aplication. Ada kemampuan untuk menggunakan apa yang telah

dipelajarinya dari suatu situasi ke situasi yang lain.

4. Tingkat Analisis. Kemampuan lebih meningkat telah mampu menerangkan

bagian-bagian yang menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu dan

menganalisa suatu hubungan satu dengan yang lainnya. Pada tingkat ini

sintesis disamping kemampuan menganalisa ataupun mampu untuk

menyusun kembali baik ke bentuk semula maupun ke bentuk lain.

5. Tingkat Evaluation. Tingkat kemampuan untuk mengetahui secara

menyeluruh semua bahan yang telah dipelajari dan juga kemampuan untuk

mengevaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Dengan tingkat

pengetahuan sebagaimana tersebut diatas, akan memperoleh suatu

keputusan atau kebijakan sesuai dengan apa yang diinginkan dan dapat

mencapai hasil yang baik. Hal ini disebabkan karena adanya pengetahuan,

akan dapat merubah pemahaman terhadap sesuatu yang akan dilakukan

dengan terencana dan mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu

pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang relatif kurang terutama

menyangkut pelayanan antenatal care perlu diberikan pengetahuan kepada

ibu hamil untuk mengurangi tingkat kematian ibu dan anak

(Soekidjo, 2011).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal itu terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia dapat

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo S, 2003). Pengetahuan

tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang sehat

dan sakitnya seseorang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk

mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan

kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya

(Meliono dkk., 2007, dalam Soekidjo, 2011).

Apabila seorang ibu hamil memiliki pengetahuan yang lebih tentang

resiko tinggi kehamilan maka kemungkinan besar ibu akan berpikir untuk

menentukan sikap, berperilaku untuk mencegah, menghindari atau

mengatasi masalah resiko kehamilan tersebut. Dan ibu memiliki kesadaran

untuk melakukan kunjungan antenatal untuk memeriksakan kehamilannya,

sehingga apabila terjadi resiko pada masa kehamilan tersebut dapat

ditangani secara dini dan tepat oleh tenaga kesehatan. Hal ini juga

dimaksudkan untuk dapat membantu menurunkan angka kematian ibu yang

cukup tinggi di Indonesia dan diharapkan pada tahun 2010 angka kematian

ibu bisa menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (Ahmad, 2012).

Cara-cara memperoleh pengetahuan, dari berbagai macam cara yang

telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

a. Cara tradisional atau nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode

ini antara lain:

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, maka akan dicoba dengan

kemungkinan yang lain.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa terlebih dulu

menguji atau membuktikan kebenaran, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang

yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

dikemukakannya adalah benar.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan suatu cara

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan pada masa yang lalu. Namun, perlu

diperhatikan bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun

seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar

diperlukan berpikir kritis dan logis.

4) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-

pernyataan khusus pada umum. Deduksi adalah proses pembuatan

kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus.

b. Cara Modern atau Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada saat ini lebih

sistematik, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan

dengan cara mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-

pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek penelitiannya

(Ahmad, 2012).

F. Tinjauan Umum Tentang Sikap

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk

berespon secara positif maupun negative terhadap orang, obyek atau situasi

tertentu. Sikap mengandung suatu penilaian emosional/efektif (senang, benci

sedih) dan aspek kognitif (kecenderungan untuk bertindak). Menurut markum

Enoch, 1991 dan R. Mucchilli, 1970 (dalam Arnita Z ddk, 2010) mengemukakan

bahwa sikap adalah kecenderungan untuk melakukan atau tidak melakukan hal-

hal tertentu atau memberikan respons baik berupa yang positif maupun negative

terhadap komplek dan untuk merubahnya diperlukan proses yang tidak sederhana.

Perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor kognisi, orang, obyek, maupun

situasi. Juga disebutkan bahwa sikap merupakan perasaan tertentu, predisposisi

ataupun sejumlah kepercayaan tertentu yang ditujukan obyek manusia maupun

situasi. Hal ini menunjukkan bahwa sikap merupakan hal yang psikologik,

antropologik dan sosiologik. Konsekuensi yang terjadi dalam masyarakat adalah

dimanfaatkan atau tidaknya kunjungan antenatal care oleh ibu hamil ditentukan

oleh faktor tersebut diatas. Selain itu pemanfaatan kunjungan antenatal care itu

sendiri oleh ibu hamil masih dipengaruhi oleh adanya niat untuk melaksanakan

kunjungan tersebut (Arnita Z ddk, 2010), dapat disimpulkan bahwa manifestasi

sikap tidak langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup dan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak.

Sikap lebih dikenal oleh kalangan awam dengan istilah keadaan psikis

penilaian terhadap objek tertentu. Sebenarnya sikap lebih tepat diartikan sebagai

keadaan psikis seseorang mengenai penilaian, perasaan, dan kecenderungan

berprilaku terhadap objek tertentu. Untuk lebih memperjelas mengenai pengertian

sikap dibawah ini ada beberapa pengertian mengenai sikap. Sikap mempunyai

objek tertentu (orang, perilaku, konsep, situasi, benda dan sebagainya) dan

mengandung penilaian (setuju, tidak setuju, suka, tidak suka). Sikap yang

dikemukakan oleh Sarlito ini hanya memfokuskan sikap sebagai penilaian

terhadap objek tertentu (Sarlito, dalam Soekidjo, 2012).

Pengertian lain mengenai sikap seperti yang diungkapkan oleh Mar’at dan

Secord & Backam membicarakan sikap dengan memenuhi komponen sikap yaitu

kognitif (berfikir), efektif (penilaian atau perasaan) dan konatif (kecenderungan

berperilaku) sikap merupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan dan

pengetahuan, disamping itu juga memiliki evaluasi negative maupun positif yang

bersifat emosional yang disebabkan oleh komponen afeksi. Pengetahuan dan

perasaan yang merupakan klustar dalam sikap akan menghasilkan tingkah laku

tertentu (Mar’at, 1981, dalam Andi Sopyan, 2008).

Secord & Backman, 1964 (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap

sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek dilingkungan

sekitarnya. Kedua pengertian sikap diatas lebih berorientasi pada kumpulan

komponen-komponen kognitif yang merupakan aspek berpikir, komponen afektif

yang merupakan komponen perasaan atau penilaian, dan komponen kognisi atau

aspek sebagai kesiapan dari berperilaku yang saling berinteraksi dalam

memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek.

Pembentukan sikap tidak terjadi dengan sendirinya atau dengan

sembarang saja. Seperti yang diungkapkan oleh Saifuddin (2003) bahwa “sikap

sosial dapat terbentuk dari dari interaksi sosial yang dialami oleh individu”.

Bagaimanakah sikap dapat terbentuk atau berubah. Pembahasan mengenai

pembentukan dan perubahan sikap hampir selalu dipusatkan pada cara-cara

manipulasi atau pengendalian situasi dan lingkungan untuk menghasilkan

perubahan sikap kearah yang dikehendaki. Dasar-dasar manipulasi itu diperoleh

dari pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan

proses perubahan sikap, terutama yang berkaitan dengan pembentukan stimulus

tertentu untuk menghadirkan respon yang dikehendaki.

Perubahan sikap adalah suatu bentuk keadaan psikologis yang tidak

begitu saja terbentuk atau pun tetap saja keadaannya, sikap berubah sesuai dengan

keadaan yang mempengaruhinya.

Gambar 1. Langkah-langkah perubahan sikap (Arnita Z ddk, 2010)

Menurut Hoslan, Janis dan Kelley ( dalam Arnita Z ddk, 2010). Pada

ilustrasi gambar 1. Terlihat bahwa perhatian dan pemahaman subjek terhadap

stimulus yang dapat berupa komunikasi atau pesan yang di sampaikan akan

menentukan apa yang akan dipelajari oleh subjek mengenai isi pesan tersebut,

sedangkan proses-proses lain dianggap menentukan apakah isi yang dipelajari itu

akan diterima oleh subjek ataukah tidak.

Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi

terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang

baik secara konsekuen (Anonim, 2009). Sikap dapat dipengaruhi oleh keadaan

jiwa dan pikir seseorang, keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,

Stimulus

Orgaisme

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

Reaksi

(Perubahan Sikap)

kebudayaan dan lingkungan sosialnya, sedangkan keadaan pikir seseorang yang

akan melandasi cara berpikirnya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

Sikap (attitudes) merupakan pernyataan evaluatif - baik yang

menyenangkan maupun yang tidak - tentang suatu objek, orang atau peristiwa.

Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Ketika saya

berkata “saya menyukai pekerjaan saya” saya sedang mengekspresikan sikap saya

tentang pekerjaan. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, tetapi OB memfokuskan

diri pada sikap yang berkaitan dengan pekerjaan. Hal ini meliputi kepuasan kerja,

keterlibatan kerja (tingkat sejauh mana seseorang berkecimpung dalam

pekerjaannya dan Imam aktif berpartisipasi di dalamnya), dan komitmen

organisasi (sebuah indikator loyaritas kepada, dan keberpihakan terhadap

organisasi). Tidak dapat dipungkiri, kepuasan kerja telah mendapatkan perhatian

yang besar (Arnita Z ddk, 2010).

G. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga yang dapat memberikan dorongan ibu-ibu untuk

berpartisifasi dalam pembangunan Kesehatan (khususnya pemberian imunisasi

dasar pada bayinya), banyak dipengaruhi oleh Suaminya. Hal ini, dapat terjadi

karena Suami adalah pemimpin rumah tangga yang dapat mengatur dan

mengendalikan segala aktivitas dan kebutuhan dalam rumah tangga serta hak dan

kewajiban istri dan anak-anaknya. Disamping Suami sebagai pendorong/penyokon

ibu yang taat melaksanakan dan atau memberikan imunisasi dasar pada bayinya di

Puskesmas dan atau Posyandu, yaitu orang tua, mertua, saudara kandung ibu, dan

tetangga dekat. Dalam tuntutan berpartisifasi di bidang pembangunan kesehatan

khususnya pemberian imunisasi dasar pada bayi/anak seorang ibu memerlukan

suatu dorongan atau motivasi dari keluarganya agar senantiasa siap dan bersedia

untuk mengikuti jadwal tetap pelayanan imunisasi dasar di Puskesmas dan atau di

Posyandu (Sabaria, 2007).

H. Kerangka Teori

Green, 1980 (dalam, Soekidjo, 1993) mencoba menganalisis perilaku

manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior

causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Perilaku itu sendiri

ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor, yakni :

1. Faktor-faktor Predisposisi (predisposisingfsctors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat dijelaskan sebagai

berikut : untuk berperilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu

hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat

periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di samping itu,

kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai masyarakat juga dapat

mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil, misalnya orang hamil

tidak boleh disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),

karena suntik bisa menyebabkan anak cacat. Karena faktor ini terutama yang

positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor

pemudah.

2. Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan

sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan

sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas,

Rumah Sakit, Poliknik, Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Dokter atau Bidan

Praktek Swasta, dan sebagainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : untuk

berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung,

misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan tersebut di atas, ibu hamil yang mau

periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja,

melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau

tempat periksa hamil : misalnya Puskesmas, Polindes, Bidan Prakter, ataupun

Rumah Sakit, Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung terwujudnya perilaku,

maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung.

3. Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh Masyarakat

(Toma), Tokoh Agama (Toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan. Termasuk juga di sini Undang-Undang, peraturan-peraturan

bayi dari Pusat maupun Pemerintah Daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal

ini dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku sehat, masyarakat

kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan

fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh

masyarakat, tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Di

samping itu, Undang-undang, peraturan-peraturan, dan sebagainya diperlukan

untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Contoh perilaku ibu tentang

pemberian imunisasi pada bayi, di samping pengetahuan dan kesadaran

pentingnya pemberian imunisasi pada bayi, serta kemudahan memperolaeh

pelayanan imunisasi, juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat

setempat. Demikian juga diperlukan peraturan atau perundang-undangan yang

mengharuskan ibu memberikan imunisasi pada bayinya (Sabariah, 2007).

Disimpulkan bahwa perilaku seseorang terhadap pemberian imunisasi pada

bayinya ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi,

dan sebagainya dari ibu atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,

ketersediaan fasilitas, ketepatan pelayanan oleh petugas, sikap dan perilaku para

petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat

terbentuknya perilaku (Ririn, 2012).

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel Yang Diteliti

Imunisasi adalah memberikan vaksin tertentu kepada bayi untuk mencegah

beberapa penyakit tertentu seperti difteria, pertusis, tetanus , TB , Polio, campak,

dan hepatitis B. Bayi sangat diharapkan agar mendapat imunisasi dasar lengkap

sehingga dapat memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut. Tindakan ibu

sangat menentukan lengkap tidak lengkapnya imunisasi dasar yang diterima

bayinya. dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain :

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu bentuk dan keyakinan seorang dan atau

ibu yang memiliki bayi senantiasa berpikir kearah yang positif dan atau

pemikiran yang senatiasa mengutamakan kesehatan bayi dan dirinya.

Beberapa hasil penelitian menyimpulkan makin tinggi pendidikan seseorang

maka baik pula tingkat kesehatannya. Informasi dari Depkes RI menyatakan

bahwa angka kematian ibu melahirkan tinggi di NTB, sedangkan di

Yogyakarta sangat rendah. Hasil survey menjawab bahwa tingginya angka

kematian ibu melahirkan di NTB disebabkan oleh rendahnya tingkat

pendidikan Ibu melahirkan di NTB (rata-rata SD dan bahkan ada yang tidak

tamat SD, sedangkan di Yogyakarta rata-rata SLTA dan bahkan ada yang

sarjana).

2. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu symbol dalam aktivitas sehari-hari, ada yang

bekerja sebagai PNS, Pegawai Swasta, Pedagang, Petani, Nelayan, dan URT.

Status pekerjaan tersebut kemungkinan dapat memberikan pengaruh terhadap

kepentingan dalam pemberian imunisasi dasar pada bayinya. Kalau ibu

seorang pegawai negeri lebih banyak menerima informasi tentang kesehatan

daripada status pekerjaan yang lainnya. Seorang ibu pegawai negeri lebih

banyak mendapat informasi tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar

pada bayi.

3.Pengetahuan

Tingkat pengetahuan ibu merupakan faktor penentu dalam

kepatuhannya untuk membawa bayinya ke Puskesmas untuk mendapatkan

imunisasi lengkap. Semakin tinggi pengetahuan ibu tentang pentingnya

imunisasi dasar pada bayi, maka ia lebih hati-hati dan serius akan membawa

bayinya secara rutin ke Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan imunisasi.

Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi sangat perlu, agar

ibu dapat memperhatikan pemberian imunisasi kepada bayinya. Pemberian

Imunisasi dasar kepada bayi terjadwal agar dapat memperoleh imunisasi

lengkap. Apabila bayi sudah mendapat imunisasi lengkap maka akan terhindar

dari penyakit seperti Difteria, Pertusis ( batuk rejan), Tetanus, TB, Polio,

Hepatitis B dan Campak.

4. Sikap

Sikap adalah suatu rencana tindakan untuk melakukan kegiatan dan

atau sesuatu hal yang ia inginkan. Sikap yang dilandasi dengan tingginya

pengetahuan ibu tentang pentingnya Imunisasi secara lengkap, maka ibu

tersebut dia akan bertindak sesuai apa yang dianggapnya positif dalam

kehidupan bayinya yang berkaitan dengan pemberian imunisasi dasar untuk

keselamatan bayinya agar senantiasa dalam kondisi yang sehat.

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseoarang terhadap stimulasi atau obyek. Menurut taksonomi bloom

diklasifikasikan menjadi sikap terhadap kondisi ibu yang memiliki bayi untuk

senantiasa membawa ke Puskesmas dan atau tempat pelayanan kesehatan

lainnya untuk mendapatkan imunisasi dasar secara teratur. Karena dia

memahami bahwa pemberian imunisasi dasar sangat penting buat bayi untuk

kekebalan dirinya. Dan juga sebaliknya masa bodoh terhadap bayinya tidak

pernah terpikirkan bahwa bayi saya ini perlu mendapat imunisasi dasar untuk

kekebalan dirinya.

5. Ketepatan Pelayanan

Cepat atau lambatnya suatu pelayanan/pemberian imunisasi dasar oleh

petugas imunisasi di Puskesmas sangat mempengaruhi pencapaian cakupan

imunisasi di Puskesmas tersebut. Tindakan ibu bisa saja tidak mengenal

imunisasi dasar tetapi petugas imunisasi yang memberikan layanan yang cepat

dan tepat, termasuk ketersediaan vaksin, keterjangkauan saran pelayanan,

kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan

petugas imunisasi, maka akan mendorong motivasi ibu yang mempunyai bayi

untuk mengikuti jadwal imunisasi dasar di Puskesmas yang dekat dari

rumahnya. Untuk itu, ketepatan pelayanan imunisasi perlu diketahui

kemungkinan besar faktor ini yang dapat mempercepat termotivasi Ibu yang

mempunyai bayi untuk sadar memberikan imunisasi dasar pada bayinya.

6. Dukungan Keluarga

Keluarga adalah sekolompok orang-orang yang membentuk rumah tangga

yang dalam kehidupan sehari-hari dapat berinteraksi sesuai kebutuhan dan

peruntukannya. Apabila ada komponen dan atau anggota keluarga yang

terganggu maka dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Karena itu,

dalam memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada bayinya,

sangat diharapkan kepada kepala keluarga (suami) untuk memotivasi istrinya

untuk senantiasa mengikuti jadwal pemberian imunisasi di Puskeams dan atau

di Posyandu secara rutin.

B. Kerangka Konsep Variabel Yang Diteliti

Berdasarkan tujuan penelitian dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Pendidikan

Pekerjaan

Pengetahuan

Sikap

Ketepatan

Dukungan Keluarga

Pemberian

Imunisasi Dasar

C. Hipotesis Penelitian

Dari kerangka konsep penelitian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut:

1. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten

Gowa.

2. Ada hubungan pekerjaan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi

dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.

3. Ada hubungan pengetahuan dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi

dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.

4. Ada hubungan sikap dengan tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar

pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.

5. Ada hubungan ketepatan pelayanan petugas imunisasi dengan tindakan Ibu

dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Bajeng Kabupaten Gowa.

6. Ada hubungan dukungan keluarga dengan tindakan Ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Bajeng Kabupaten

Gowa.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Tindakan Ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi

Adalah respon seorang ibu yang senantiasa memperhatikan pelayanan

imunisasi dasar di Puskesmas, sehingga bayinya dapat memperoleh imunisasi

dasar lengkap pada umur tertentu tanpa menunggu perintah atau ajakan dari

orang lain. Sedangkan yang dimaksud ibu yang memiliki bayi dalam penelitian

ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berusia 9-12 bulan di wilayah

kerja Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Kriteria Objektif

a. Ada tindakan = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan

yang diajukan.

b. Tidak ada tindakan = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari

pertanyaan yang diajukan.

2. Tingkat Pendidikan Ibu

Yang dimasuk tingkat pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah strata

pendidikan formal yang ditamatkan oleh ibu.

Kriterai Objektif

a. Tinggi = jika pendidikan ibu tamat SLTA dan Akdemi/Perguruan tinggi

b. Rendah = jika ibu hanya tamat SD/sederajat dan SLTP.

3. Pekerjaan Ibu

Yang dimaksud dengan pekerjaan ibu dalam penelitian ini adalah kegiatan

yang dilakukan ibu baik di rumah ataupun di luar rumah dengan tujuan

untuk menghasilkan uang ataupun barang untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari.

Kriteria Objektif

a. Bekerja = Jika melakukan kegiatan rutinitas selain sebagai ibu rumah tangga.

b. Tidak bekerja = Jika kegiatan rutinitas hanya sebagai ibu rumah tangga.

4. Pengetahuan Ibu

Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu dalam penelitian ini adalah

pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap

kepada bayi/anak yang meliputi Imunisasi BCG, HB, Polio, DPT dan

Campak. Cara pemberian : BCG dosis 1 kali (usia 0-2 bulan) , HB dosis 3

kali diberikan sedini mungkin 12 jam setelah lahir, dosis kedua usia 1 bulan

dan dosis ketiga (usia 3-6 bulan). Polio dosis 4 kali dengan interval 4 minggu

(usia 0-12 bulan) DPT dosis 3 kali dengan interval 4 minggu (usia 2-12 bulan)

dan Campak dosis 1 kali (usia 9-12 bulan). Manfaat imunisasi untuk

mendapatkan kekebalan dari beberapa penyakit tertentu seperti TB, Defteria,

Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, dan Hepatitis B, sedangkan bayi yang tidak

mendapat imunisasi lengkap berisiko untuk terinfeksi penyakit TB, Defteria,

Pertusis, Tetanus, Polio, Campak, dan Hepatitis B (Wawolumaya,C,dkk,

2009).

Kriteria Objektif

a. Cukup = Jika responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang

diajukan.

b. Kurang = Jika responden menjawab tidak benar 85 % dari pertanyaan yang

diajukan.

5. Sikap Ibu

Yang dimaksud dengan sikap ibu dalam penelitian ini adalah tanggapan

atau reaksi ibu mengenai pemberian imunisasi lengkap terhadap bayi/anaknya.

Kriteria Objektif

a. Positif = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang

diajukan.

b. Negatif = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan

yang diajukan.

6. Ketepatan Pelayanan Petugas

Yang dimaksud dengan ketepatan pelayanan petugas dalam penelitian ini

adalah ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana pelayanan, kepercayaan

masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan petugas imunisasi.

Kriteria Objektif

a. Tepat = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang

diajukan.

b. Tidak tepat = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan

yang diajukan.

7. Dukungan Keluarga

Yang dimaksud dengan dukungan keluarga dalam penelitian ini adalah

sokongan dari suami, orang tua, mertua, saudara kandung dan tetangga dekat

dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.

Kriteria Objetif

a. Positif = apabila responden menjawab benar 85 % dari pertanyaan yang

diajukan.

b. Negatif = apabila responden tidak menjawab benar 85 % dari pertanyaan

yang diajukan.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penilitian.

Penelitian ini menggunakan desain “Studi potong lintang” (Cross

sectional Study) yang merupakan salah satu jenis rancangan penelitian yang

sifatnya analitik dan termasuk dalam jenis rancangan penelitian observasional.

Desain ini dimaksudkan untuk mempelajari dinamika dan variasi variabel yang

termuat dalam judul penelitian.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksankan di Puskesms Bajeng Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Alasan

meneliti di Puskesmas ini untuk mengetahui faktor dasar pencapaian

imunisasi dasar pada bayi di atas rata-rata 90 % di Puskesmas tersebut atas

tindakan ibu dalam kepentingan bayinya untuk memberikan kekebalan

terhadap penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (misalnya difteria,

pertusis, tetanus, TB, Polio, Campak, dan Hepatitis B) dan atau karena

keaktifan petugas imunisasi untuk mencari sasaran/bayi di wilayah kerjanya.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Februari sampai dengan

Maret 2013.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh Ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan dari

bulan Januari sampai dengan Desember 2012 yang tercatat di Puskesmas

Bajeng dengan jumlah 998 Ibu.

2. Sampel Penelitian

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel acak

rancangan Klaster (Cluster Random Sampling). Sedangkan jumlah sampel

dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus Taro Yamane atau Slovin

seperti di bawah ini :

N

n =

Nd2+ 1

Dimana :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi = 998 ibu yang memiliki bayi

d2 : Presisi ( ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95 %

(Akdon dkk, 2010)

998 998

Jadi besarnya sampel = = = 90,89253 = 91 ibu

(998) (0,1)2+1 10,98

3. Pengambilan Sampel

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan sampel secara

Acak Rancangan Klaster (Cluster Random Sampling) seperti tabel 1 di bawah

ini :

Tabel 1 Jumlah Populasi Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa Tahun 2012

No Desa/Kelurahan Jumlah Populasi

(Jumlah Sampel)

NH

nh= x n

N

1 Kalebajeng 88 8

2 Bontosunggu 134 12

3 Maradekaya 118 11

4 Panciro 137 12

5 Lempangang 74 7

6 Limbung 102 9

7 Tubajeng 60 5

8 Mataallo 96 9

9 Bone 115 11

10 Tangkebajeng 74 7

Jumlah 998 91

Keterangan:

nh = Jumlah sampel setiap strata

N = Besarnya Populasi

NH = Banyak elemen dalam setiap strata

n = Jumlah Sampel (Heru ddk, 2009)

D. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari dua sumber, yaitu data primer dan sekunder .

1. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh responden dan keluarga

responden.

2. Data sekunder diperoleh dari laporan petugas imunisasi, penyuluhan kesehatan

masyarakat, dan petugas kesehatan di Puskesmas Bajeng Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa kegiatan,yaitu :

1. Wawancara

Wawancara langsung kepada responden (ibu yang mempunyai

bayi/anak usia 9-12 bulan) yang tercatat di Puskesmas Bajeng Kecamatan

Bajeng Kabupaten Gowa.

2. Kuesioner

Kuesioner disusun dengan pertanyaan yang berstruktur dan sudah

standarnisasi yang mengkaji tentang faktor yang mempengaruhi tindakan ibu

dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi

3. Dokumentasi.

Meliput semua kegiatan peneliti di lokasi penelitian, yaitu kegiatan

wawancara, pengisian kuesioner, dan kegiatan lain yang dianggap penting.

Tujuan dokumentasi ini untuk melengkapi informasi dalam penulisan laporan

penelitian yang berbentuk gambar/foto. Disamping itu, sebagai bukti telah

melaksanakan penelitian di Puskesmas Bajeng Kabupaten Gowa.

F. Pengolahan Data

1. Editing

Pengecekan data dilakukan dua kali yakni: pertama, pada saat

pelaksanaan wawancara dilapangan dengan tujuan untuk mengoreksi secara

langsung kesalahan-kesalahan pada pengisian kuesioner oleh pewawancara.

Kedua pada saat awal pengolahan data yang dimaksudkan untuk menilai hasil

pengisian kuesioner secara keseluruhan apakah memenuhi syarat untuk

diikutkan dalam analisis atau tidak

2. Koding kuesioner

a. Pembuatan daftar variabel, yang dimaksudkan untuk memberi kode pada

semua variabel yang ada di dalam kuesioner.

b. Pembuatan daftar koding, yang digunakan untuk memindahkan hasil

pengisian daftar koding kuesioner ke dalam daftar koding tersendiri yang siap

untuk dimasukkan di dalam program pemasukan data.

c. Pemindahan hasil pengisian kuesioner, ke dalam daftar kode yang ada di

dalam kuesioner.

d. Pembuatan program entry data. Program entry data yang dibuat di dalam

komputer tersebut melalui program SPSS fersi 20 for windows sesuai dengan

daftar variabel yang telah disusun sebelumnya

3. Entry data (pemasukan data ke dalam komputer)

Pemasukan data ke dalam komputer yang sudah dilakukan pengkodean atau

yang telah diberi kode dengan lengkap sesuai dengan jadwal yang ada pada

kuesioner tersebut.

4. Cleaning

Data yang telah dimasukkan tidak terluput dari kesalahan-kesalahan yang

disebabkan oleh karena faktor keletihan atau kejenuhan peneliti sehingga perlu

dilakukan pembersihan sebelum dilakukan analisis.

G. Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan 2 bentuk analisis, yaitu :

1. Analisis univarat

Dilakukan analisis distribusi frekuensi persentase variabel tunggal

khususnya variabel karakteristik umum responden mencakup asal

desa/kelurahan, pendidikan, dan pekerjaan yang dianggap terkait dengan

variabel yang ada di dalam tujuan khusus penelitian.

2. Analisis Bivariat

Dilakukan analisis hubungan antara variabel independen dengan

variabel dependennya dengan menggunakan statistik dengan uji Chi-Square

variabel pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketepatan pelayanan

dukungan keluarga dan variabel pemberian imunisasi dasar pada bayi (Sugiyono,

2005) : yang bermaksud mengetahui dan menguji apakah hipotesis statistik yang

dirumuskan (Ho) dapat diterima atau ditolak. Dengan rumus sebagai berikut :

Tabel 2 : Tabel Kontigensi 2 x 2 ( dua baris x dua kolom )

Sampel Frekwensi pada

Jumlah Sampel Objek 1 Objek 2

Sampel 1 A B a + b

Sampel 2 C D c + d

Jumlah a + c b + d a + b + c + d

Tabel 2 di atas didapatkan rumus untuk Chi-Square sebagai berikut :

∑ ( O – E )²

X2 =

E

Keterangan :

X² = Hasil Perhitungan yang dikomfirmasikan dengan table Chi-Square

O = Observasi ( Nilai yang diperoleh )

E = Expected ( Nilai yang diharapkan )

∑ = Jumlah (Sugiyono, 2005).

Interpretasi

Jika Ho ditolak , ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

Jika Ho diterima, maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen (Ibnu Fajar ddk, 2009).

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Geografis

Puskesmas Bajeng berdiri sejak Tahun 1958, terletak di Kecamatan

Bajeng, sekitar 11 Km dari Ibukota Kabupaten, dan kurang lebih 23 Km dari

Ibukota Propinsi serta memiliki kondisi geografis daerah dataran rendah

yang berbatasan dengan:

a. Kecamatan Pallangga pada bagian utara

b. Kabupaten Takalar pada bagian timur

c. Kecamatan Bontonompo pada bagian selatan

d. Kabupaten Takalar pada bagian barat.

Luas wilayah kerja Puskesmas Bajeng sekitar 49,65 Km2 terdiri dari 4

kelurahan dan 6 desa dengan 78 RW / RK dengan jumlah penduduk 42.288

jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 0,961 orang/m2 atau 96,16

orang/Km2 , dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 6 orang/rumah.

Puskesmas Bajeng dibangun tahun 1958 dengan luas tanah Puskesmas

1027,42 M2 dengan luas bangunan induk 155 M2, perawatan 110 M2 yang

dilengkapi dengan fasilitas ruang tindakan 1 unit dan pelayanan

laboratorium 1 unit. Lokasi Puskesmas Bajeng terletak pada jalur strategis lintas

darat propinsi dengan fasilitas sarana listrik PLN 24 jam dan sarana

telekomunikasi berupa telepon.

b. Demografi

Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati

suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang

kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran

jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.

Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan

survei penduduk.

c. Sarana Dan Prasarana

Seluruh desa/kelurahan dalam wilayah kerja Puskesmas Bajeng

dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat, kecuali pada beberapa

dusun yang agak terpencil yang hanya bisa dijangkau dengan kendaraan

roda dua.

Puskesmas Bajeng dalam melaksanakan kegiatannya baik promosi,

preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

Puskesmas Pembantu ( Pustu ) sebanyak 7 unit

Pondok bidan desa sebanyak 2 buah

Jumlah Posyandu 37 unit .

Dukun terlatih sebanyak 40 orang

Kader posyandu sebanyak 220 orang

Puskesmas Bajeng merupakan Puskesmas Perawatan dengan

kapasitas tempat tidur 20 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan

dengan kapasitas tempar tidur 4 buah dan perawatan umum dengan

kapasitas tempat tidur 16 buah.

Penelitian tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Ibu Dalam

Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa berlangsung selama kurang lebih 1 bulan,

terhitung dari tanggal 25 Februari sampai dengan 25 Maret 2013 yang dilaksanakan

di wilayah kerja Puskesmas Bajeng. Adapun besar sampel dari penelitian ini

sebanyak 91 ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan sebagai responden.

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder, dimana data primer

diperoleh melalui kuesioner penelitian yang diisi oleh responden. Berdasarkan data

yang telah dikumpulkan, selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian, disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi univariat untuk karakteristik responden dan variabel yang terlibat pada

penelitian ini, dan tabel analisis bivariat antara variabel dependen dan variabel

independen yang disertai narasi. Adapun hasilnya sebagai berikut:

1. Karakteristik Umum Responden

Pada tahap ini dilakukan analisis univariat untuk karakteristik

umum responden mencakup asal desa/kelurahan, pendidikan, dan

pekerjaan dengan tujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi responden

berdasarkan variabel-variabel yang diteliti.

a. Desa/Kelurahan

Distibusi responden menurut desa/kelurahan dapat dilihat pada table

3 berikut :

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Desa/Kelurahan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Desa/Kelurahan Jumlah (n) Persen (%)

BONE 11 12.1

BONTOSUNGGU 12 13.2

KALABAJENG 8 8.8

LEMPANGANG 7 7.7

LIMBUNG 9 9.9

MARADEKAYA 11 12.1

MATAALLO 9 9.9

PANCIRO 12 13.2

TANGKABAJENG 7 7.7

TUBAJENG 5 5.5

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan

desa/kelurahan, kelompok dengan jumlah tertinggi adalah desa/kelurahan

Bontosunggu dan Panciro yaitu masing-masing 12 responden sedangkan

jumlah responden yang terendah adalah desa/keluarahan Tubajeng yaitu

sebanyak 5 responden.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden merupakan jenjang pendidikan formal

terakhir yang pernah diikuti oleh responden. Distibusi responden menurut

tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)

SD 4 4.4

Tidak tamat SLTP 2 2.2

SLTP 12 13.2

Tidak tamat SLTA 10 11.0

SLTA 52 57.1

S1/S2 11 12.1

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Berdasarkan tabel 4, distribusi responden berdasakan tingkat

pendidikan, yang tertinggi yaitu tamatan SMA/Sederajat sebanyak 52

orang (57.1%) dan yang terendah, yaitu tidak tamat SLTP sebanyak 2

orang (2.2%).

c. Pekerjaan

Dalam penelitian ini pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan

yang dijalani oleh responden, Distribusi responden menurut pekerjaan

dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)

PNS 5 5.5

Pegawai Swasta 7 7.7

Pedagang 7 7.7

URT 72 79,1

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pekerjaan,

responden yang tertinggi yaitu URT sebanyak 72 orang (68.1%) dan yang

terendah pada kelompok PNS sebanyak 5 orang (5.5%).

2. Analisis Univariat Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari enam variabel bebas yang terdiri dari

pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, ketepatan pelayanan, dan

dukungan keluarga serta satu variabel terikat yaitu pemberian imunisasi

dasar pada bayi. Data-data dari variabel ini diungkap menggunakan

kuesioner. Gambaran dari masing-masing variabel yang ada di Wilayah

Kerja Puskesmas Bajeng dapat dilakukan dengan analisis deskripsi

frekuensi. Berikut ini disajikan hasil analisis deskripsi variabel yang ada di

Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

a. Pendidikan

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pendidikan adalah strata

pendidikan formal yang ditamatkan oleh ibu. Distribusi responden

berdasarkan variabel pendidikan dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Persen (%)

Tinggi 63 69.2

Rendah 28 30.8

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 6 diketahui bahwa responden yang tergolong pendidikan

tinggi yaitu sebanyak 63 responden (69.2%) sedangkan yang

berpendidikan rendah sebanyak 28 responden (30.8%).

b. Pekerjaan

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pekerjaan adalah kegiatan

yang dilakukan ibu baik di rumah ataupun di luar rumah dengan tujuan

untuk menghasilkan uang ataupun barang untuk pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. Distribusi responden berdasarkan variabel pekerjaan dapat

dilihat pada tabel 7 berikut:

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Status Pekerjaan Jumlah (n) Persen (%)

Bekerja 19 20.9

Tidak Bekerja 72 79.1

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 7 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki

pekerjaan yaitu sebanyak 19 responden (20.9%) sedangkan yang tidak

bekerja sebanyak 72 responden (79.1%).

c. Pengetahuan

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan pengetahuan adalah

pengetahuan ibu tentang pentingnya pemberian imunisasi dasar lengkap

bagi bayi/anak. Distribusi pertanyaan tentang pengetahuan responden

dapat dilihat pada tablel 8 berikut :

Tabel 8 Distribusi Pertanyaan Tentang Pengetahuan Responden

Di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Pertanyaan Pengetahuan n %

Mengetahui definisi imunisasi a. Ya

b. Tidak

78 13

85.7 14.3

Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar a. TB, Hepatitis B

b. Polio

c. Campak

d. Semuanya

1 9 6 75

1.1 9.9 6.6 82.4

Jenis imunisasi dasar a. BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak

b. TT, BCG, Polio

88 3

96.7 3.3

Mengetahui manfaat imunisasi dasar a. Ya

b. Tidak

72 19

79.1 20.9

Manfaat imunisasi dasar a. Untuk mencegah penyakit

b. Untuk mengobati penyakit

60 31

65.9 34.1

Umur pemberian imunisasi dasar a. 0 – 12 bulan

b. 13 – 59 bulan

91 0

100.0 0.0

Manfaat imunisasi BCG a. Tuberkulosis

b. DPT

78 13

85.7 14.3

Sumber: Data Primer,2013

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 91 responden diantaranya 13 responden (14.3%)

yang tidak mengetahui tentang imunisasi. 16 responden (17.6%) tidak mengetahui

jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 3 responden (3.3%) tidak

mengetahui jenis imunisasi dasar. 19 responden (20.9%) tidak mengetahui manfaat

imunisasi dasar. 31 responden (34.1%) menyatakan bahwa imunisasi dasar bertujuan

untuk mengobati penyakit sedangkan manfaat imunisasi BCG, sebanyak 13

responden (14.3%) menjawab untuk mencegah penyakit DPT. Tetapi 100%

responden mengetahui bahwa imunisasi dasar diberikan pada umur 0 – 12 bulan.

Distribusi responden berdasarkan variabel pengetahuan dapat dilihat pada

table 9 berikut :

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Pengetahuan Jumlah (n) Persen (%)

Cukup 61 67.0

Kurang 30 33.0

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 9 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki

pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 61 responden (67.0%) sedangkan

yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 30 responden (33.0%).

d. Sikap

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan sikap adalah tanggapan atau

reaksi ibu mengenai pemberian imunisasi lengkap pada bayi/ anaknya.

Distribusi pertanyaan tentang sikap responden dapat dilihat pada table 10

berikut :

Tabel 10 Distribusi Pertanyaan Tentang Sikap Responden

Di Wilayah KerjaPuskesmas Bajeng Tahun 2013

Pertanyaan Sikap Setuju TidakSetuju

n % n % Imunisasi secara rutin di Puskesmas membantu ibu-ibu yang memiliki bayi 91 100.0 0 0.0

Program imunisasi dasar merupakan pencegahan terhadap 7 penyakit 91 100.0 0 0.0

Petugas imunisasi selain memberikan pelayanan di Puskesmas juga kunjungan rumah untuk memberikan imunisasi

91 100.0 0 0.0

Imunisasi dasar dapat mencegah penyakit tertentu dan menurunkan angka AKB 91 100.0 0 0.0

Imunisasi tidak lengkap dapat menyebabkan infeksi penyakit 90 98.9 1 1.1

Imunisasi dasar harus ditingkatkan dan terus dilanjutkan 91 100.0 0 0.0

Jenis imunisasi dapat mencegah penyakit tertentu 91 100.0 0 0.0 Masyarakat harus mendukung pemberian imunisasi dasar 91 100.0 0 0.0

Pemberian imunisasi diberikan pada umur 0 – 12 bulan 91 100.0 0 0.0

Jadwal pemberian imnusasi BCG 1x, DPT, 3x, Polio 4x, Hepatitis 3x, dan campak 1x 90 98.9 1 1.1

Sumber: Data Primer, 2013

Tabel 10 menunjukkan bahwa dari sepuluh pertanyaan tentang sikap, hanya

pertanyaan imunisasi tidak lengkap dapat menyebabkan infeksi penyakit dan

mengenai jadwal pemberian imunisasi sebanyak 4 responden (4.4%) menyatakan

kedua hal tersebut tidak setuju.

Distribusi responden berdasarkan variabel sikap dapat dilihat pada tabel 11

berikut :

Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Sikap Jumlah (n) Persen (%)

Positif 87 95.6

Negatif 4 4.4

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 11 diketahui bahwa responden yang tergolong memiliki

sikap yang positif yaitu sebanyak 87 responden (95.6%) sedangkan yang

memiliki sikap yang negatif sebanyak 4 responden (4.4%).

e. Ketetapan Pelayanan Petugas

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan ketepatan pelayanan

petugas adalah ketersediaan vaksin, keterjangkauan sarana pelayanan,

kepercayaan masyarakat, kelengkapan alat imunisasi dan keterampilan

petugas imunisasi. Distribusi responden berdasarkan variabel ketepatan

pelayanan petugas dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Ketepatan Pelayanan Petugas

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Ketepatan Pelayanan Petugas

Jumlah (n) Persen (%)

Tepat 76 83.5

Tidak Tepat 15 16.5

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 12 diketahui bahwa responden yang beranggapan bahwa

pelayanan yang diberikan petugas sudah tepat adalah sebanyak 76

responden (83.5%) sedangkan yang menyatakan tidak tepat yaitu

sebanyak 15 responden (16.5%).

f. Dukungan Keluarga

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan dukungan keluarga adalah

sokongan dari suami, orang tua, mertua, saudara kandung dan tetangga

dekat dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Distribusi

responden berdasarkan variabel dukungan keluarga dapat dilihat pada

table 13 berikut:

Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Dukungan Keluarga Jumlah (n) Persen (%)

Positif 56 61.5

Negatif 35 38.5

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 13 diketahui bahwa responden yang mendapat dukungan

keluarga adalah sebanyak 56 responden (61.5%) sedangkan yang tidak

mendapat dukungan dari keluarga adalah sebanyak 35 responden (38.5%).

g. Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tindakan pemberian

imunisasi dasar adalah respon seseorang ibu yang senantiasa

memperhatikan status imunisasi anak atau bayinya. Distribusi responden

berdasarkan variabel tindakan pemberian imunisasi dasar dapat dilihat

pada table 14 berikut:

Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng Tahun 2013

Tindakan pemberian Imunisasi Dasar

Jumlah (n) Persen (%)

Ada 69 75.8

Tidak ada 22 24.2

Total 91 100.0 Sumber: Data Primer, 2013.

Pada tabel 14 diketahui bahwa responden yang memiliki tindakan

dalam pemberian imunisasi dasar yaitu sebanyak 69 responden (75.8%)

sedangkan 22 responden (24.2%) tergolong tidak memiliki tindakan.

3. Analisis bivariat Variabel Penelitian

Untuk mengetahui tindakan dalam pemberian imunisasi dasar berdasarkan

variabel penelitian maka dilakukan tabulasi silang. Untuk mengetahui

hubungan variabel maka dilakukan analisis statistik dengan uji chi-square.

a. Hubungan Pendidikan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat

dilihat pada tabel 15 berikut :

Tabel 15 Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan

Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Pendidikan

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

p Ada Tidak Ada n % n % n %

Tinggi 52 82.5 11 17.5 63 100.0 0.048 Rendah 17 60.7 11 39.3 28 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 15 menunjukkan bahwa terdapat 82.5% responden yang

memiliki pendidikan yang tinggi dan melakukan tindakan pemberian

imunisasi dasar sedangkan yang berpendidikan rendah hanya 60.7% yang

melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p

= 0.048, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan

antara tingkat pendidikan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.

b. Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat

dilihat pada tabel 16 berikut :

Tabel 16 Hubungan Pekerjaan dengan Tindakan Pemberian

Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Pekerjaan

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

P Ada Tidak Ada N % n % N %

Bekerja 13 68.4 6 31.6 19 100.0 0.385 Tidak Bekerja 56 77.8 16 22.2 72 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 16 menunjukkan bahwa terdapat 68.4% responden yang

memiliki pekerjaan dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar

sedangkan yang tidak memiliki pekerjaan sebanyak 77.8% yang

melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p

= 0.385, karena nilai p > 0.05 maka Ho diterima yang berarti tidak ada

hubungan antara pekerjaan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi

dasar.

c. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

Hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat

dilihat pada tabel 17 berikut :

Tabel 17 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tindakan

Pemberian Imunisasi dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Pengetahuan

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

p Ada Tidak Ada n % n % N %

Cukup 51 83.6 10 16.4 61 100.0 0.027 Kurang 18 60.0 12 40.0 30 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 17 menunjukkan bahwa terdapat 83.6% responden yang

memiliki pengetahuan cukup dan melakukan tindakan pemberian

imunisasi dasar sedangkan yang pengetahuannya kurang hanya 60.0%

yang melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p

= 0.027, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan

antara pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.

d. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pemberian Imunisasi Dasar

Hubungan sikap dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat dilihat

pada tabel 18 berikut :

Tabel 18 Hubungan Sikap dengan Tindakan

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Sikap

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

p Ada Tidak Ada N % n % N %

Positif 68 78.2 19 21.8 87 100.0 0.042 Negatif 1 25.0 3 75.0 4 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 18 menunjukkan bahwa terdapat 78.2% responden yang

memiliki sikap positif dan melakukan tindakan pemberian imunisasi dasar

sedangkan sikapnya negatif hanya 25.0% yang melakukan tindakan

pemberian imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p

= 0.042, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan

antara sikap ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar.

e. Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas dengan Tindakan Pemberian

Imunisasi Dasar

Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dapat

dilihat pada tabel 19 berikut :

Tabel 19 Hubungan Ketepatan Pelayanan Petugas dengan Tindakan

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Ketepatan Pelayanan

Petugas

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

P Ada Tidak Ada n % n % N %

Tepat 61 80.3 15 19.7 76 100.0 0.044 Tidak Tepat 8 53.3 7 46.7 15 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 19 menunjukkan bahwa terdapat 80.3% responden yang

menganggap pelayanan petugas sudah tepat dan melakukan tindakan

pemberian imunisasi dasar sedangkan yang menganggap pelayanan

petugas tidak tepat yaitu sebanyak 53.3% yang melakukan tindakan

pemberian imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p

= 0.044, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan

antara ketepatan pelayanan petugas dengan tindakan pemberian imunisasi

dasar.

f. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tindakan Pemberian Imunisasi

Dasar

Hubungan dukungan keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

dapat dilihat pada tabel 20 berikut :

Tabel 20 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tindakan

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi/Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Tahun 2013

Dukungan Keluarga

Tindakan Pemberian Imunisasi Jumlah

p Ada Tidak Ada n % N % N %

Positif 47 83.9 9 16.1 56 100.0 0.042 Negatif 22 62.9 13 37.1 35 100.0

Jumlah 69 75.8 22 24.2 91 100.0 Sumber : Data Primer, 2013

Tabel 20 menunjukkan bahwa terdapat 83.9% responden yang

memiliki dukungan positif dari keluarga dan melakukan tindakan

pemberian imunisasi dasar sedangkan yang memiliki dukungan negatif

dari keluarga yaitu sebanyak 62.9% yang melakukan tindakan pemberian

imunisasi dasar.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai

p = 0.042, karena nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi

dasar.

B. Pembahasan

1. Hubungan pendidikan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

Tingkat pendidikan responden digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan

rendah (SD, SMP) dan pendidikan tinggi( SMA, Perguruan Tinggi). Hasil

penelitian di Puskesmas Bajeng menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai pendidikan rendah berjumlah 28 orang (30.8 %) dan yang

mempunyai pendidikan tinggi berjumlah 63 orang (69.2 %). Dari hasil diatas

dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpendidikan tinggi. Bila

dilihat dari program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun sudah berjalan

dengan lancar dimana sebagian besar responden merupakan lulusan SLTA.

Jumlah responden dengan pendidikan tinggi dan ada tindakan pemberian

imunisasi dasar sebesar 82,5% sedangkan responden dengan pendidikan

rendah dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar sebesar 60,7%. Hasil uji

bivariate ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan

dengan tindakan pemberian imunisasi dasar dengan nilai (p = 0.048).

Hal ini sejalan dengan teori Kunaryo Hadi Kusumo, (2006), yang menyatakan

bahwa pendidikan terbagi dalam ruang lingkup yang meliputi pendidikan

formal, informal dan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang

mempunyai bentuk atau organisasi tertentu, seperti terdapat di sekolah atau

universitas. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang

di rumah dalam bentuk lingkungan keluarga. Pendidikan ini berlangsung

tanpa pendidik, tanpa suatu program yang harus diselesaikan dalam jangka

waktu tertentu, tanpa evaluasi yang formal berbentuk ujian. Pendidikan non

formal meliputi berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara

terorganisir agar terutama generasi muda dan juga orang dewasa, yang tidak

dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak berkesempatan mengikuti pendidikan

sekolah dapat memiliki pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang

mereka perlukan sebagai warga masyarakat produktif. Dictionary of

Education dalam buku Achmad Munib dkk (2004) yang menyatakan bahwa

pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan

bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat ia hidup,

proses sosial yakni orang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih

dan terkontrol, sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami

perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimal.

Faktor pendidikan sangat mempengaruhi dalam segala kehidupan termasuk

kesehatan. Telah menjadi opini umum bahwa tingkat pendidikan seseorang

memungkinkan seseorang untuk memahami dan mempunyai pengetahuan

untuk menentukan sikap dan tindakannya

Sebagaimana yang dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa

pendidikan penting untuk menilai kemampuan seseorang terhadap

intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi tingkat pendidikan akan

makin mudah mempelajari, menerima program serta mampu

melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan, maka

seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal sehingga mereka

tahu memanfaatkan posyandu sebagai tempat pemantauan pertumbuhan serta

mengetahui kesehatan balitanya.

Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan merupakan salah satu cara yang

dapat mengubah perilaku seseorang, selain itu merupakan sarana yang

mempercepat pengambilan keputusan, dalam upaya memperbaiki perilaku

agar masyarakat dapat meneruskan perubahan-perubahan dalam hal posyandu.

Menurut Suwandono dalam Haurissa (2007) tingkat pendidikan formal

merupakan modal dasar untuk seseorang dapat memahami dan berinteraksi di

masyarakat. Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang

dapat menjadi cerdas dan pandai. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi

akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam menerima suatu

perubahan.

Menurut Notoatmodjo (2007), konsep dasar pendidikan adalah suatu proses

belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan

lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Dalam kegiatan

belajar mempunyai ciri-ciri, yaitu: belajar adalah kegiatan yang menghasilkan

perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar,

baik aktual maupun potensial. Ciri yang kedua dari hasil belajar adalah bahwa

perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk

waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena

usaha dan disadari, bukan karena kebetulan.

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha

manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di

dalam masyarakat dan kebudayaan (Fuad Ihsan, 2003).

Hasil tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Akmar Azmi (2005) yang berjudul “ Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi

terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas

Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005”, dimana

sebagian besar responden (67,3%) berpendidikan rendah (SD, SMP).

Dengan demikian hasil penelitian ini bila dibandingkan dengan penelitian-

penelitian lain secara umum semakin tinggi pendidikan masyarakat di masa

yang akan datang semakin besar kesadaran untuk melaksanakan imunisasi dan

secara tepat ibu tersebut menerima informasi dan dapat mengambil keputusan

untuk kesehatan bayinya terutama untuk melaksanakan imunisasi.

Ibu yang memiliki pendidikan tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam

mendapatkan atau mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan

pengetahuannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara

berpikir akan menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah dalam

mengikuti atau berpartisipasi dalam program pemantauan pertumbuhan serta

mampu menilai pertumbuhan itu sendiri.

2. Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 19 responden yang bekerja

68.4% diantaranya melaksanakan imunisasi lengkap tetapi persentase pada ibu

yang tidak bekerja dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar lebih tinggi

yaitu 77.8%. Bagi responden yang tidak bekerja hampir keseluruhan

merupakan ibu rumah tangga,dan sebagian kecil yang berprofesi sebagai

wanita karier. Status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi status kesehatan

anak. Ada beberapa perbedaan dalam status imunisasi anak apabila disamping

ibu rumah tangga juga sebagai pencari nafkah (bekerja). Karena sebagai ibu

bekerja berarti sebagian dari waktunya akan tersita sehingga perannya dalam

hal membawa anaknya untuk imunisasi terpaksa dilakukan oleh orang lain.

Seperti pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bajeng bayi yang

ibunya bekerja sebagian diantar oleh nenek dari ibunya dan sebagian oleh

ibunya sendiri dengan status pekerjaan sebagai PNS sebanyak 5 responden.

Sedangkan seorang ibu yang tidak bekerja (ibu rumah tangga) cenderung

membawa anaknya rutin untuk melakukan imunisasi (Streadfield dan

Singarimbu, 1985).

Hasil tersebut diatas sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Akmar Azmi (2005) yang berjudul “ Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi

terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas

Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005”, dimana

sebagian besar responden (87,3%) tidak bekerja.

Pada dasarnya pendidikan yang tinggi akan memberikan kesemapatan yang

lebih besar bagi seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Dengan demikian, secara umum tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan

pekerjaan ibu. Keterkaitan tingkat pendidikan ibu dengan pekerjaan, bisa

memberikan gambaran hubungan yang tidak jauh berbeda terhadap status

imunisasi anaknya.

Namun, pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan antara pekerjaan ibu

terhadap status imunisasi dasar pada anaknya. Proporsi anak yang tidak

mendapatkan imunisasi dasar lengkap hampir tidak berbeda dengan anak yang

telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap, pada setiap kelompok pekerjaan

ibu.

Hal ini disebabkan karena yang terpilih menjadi responden di Wilayah Kerja

Puskesmas Bajeng adalah sebagian besar yang bekerja pada sektor non

informal atau sebagai ibu rumah tangga saja. Status kerja yang demikian akan

memberikan waktu yang lebih banyak kepada ibu untuk membawa anaknya

mendapatkan imunisasi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Penelitian dengan hasil yang sama diperoleh oleh Darmen (2001) dimana

tidak menemukan adanya hubungan antara pekerjaan dengan status imunisasi

dasar pada anaknya. Hasil penelitian Isatin (2002), ditemukan bahwa pada ibu

yang bekerja cenderung imunisasi anaknya tidak lengkap bahkan tidak

mendapatkan imunisasi. Namun, pada ibu yang tidak bekerja justru memiliki

persentase yang lebih besar untuk mendapatkan imunsiasi lengkap.

3. Hubungan pengetahuan ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

Dari hasil penelitian di Puskesmas Bajeng dan jawaban dari pertanyaan yang

diajukan didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan cukup dan ada

tindakan pemberian imunisasi yaitu tentang apa itu imunisasi , jenis imunisasi

dasar, manfaat imunisasi BCG, dan pemberian imunisasi dasar yang memiliki

keikutsertaan 83.6 % dan responden dengan pengetahuan kurang dan ada

tindakan pemberian imunisasi dasar adalah tentang penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi dasar, dan manfaat imunisasi dasar yang memiliki

keikutsertaan sebesar 60.0 %. Dari hasil uji statistik (Chi Square) di dapatkan

P value adalah 0,027 yang berarti P value lebih kecil dari (0,05). Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan

responden dengan keikutsertaan anak dalam program imunisasi dasar.

Pengetahuan ibu tentang imunisasi akan sangat menentukan kesehatan

anaknya dimasa datang, salah satunya dengan mengikuti program imunisasi

yang akan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Akan

tetapi pengetahuan ibu yang cukup tidak akan ada manfaatnya bila tidak ada

tindak lanjut dari ibu untuk mengikutsertakan anaknya dalam program

imunisasi yang ada ditempat tinggal responden. Hal ini sesuai dengan teori

oleh Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (overt behavior). Sehingga dari pengalaman ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Menurut Rogers (dalam Notoatmodjo, 2010) suatu penerimaan ide baru akan

melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness) hingga penerimaan

(adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada dalam diri individu

misalnya sikap, motivasi dan faktor luar individu yaitu lingkungan termasuk

efektivitas program dan pengalaman terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila

terdapat hal-hal yang kurang mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat

saja berubah.

Menurut Notoatmodjo (2010), terbentuknya perilaku baru terutama pada

orang dewasa dimulai pada domain kognitif dalam arti subjek tahu terlebih

dahulu terhadap stimulus yang berupa materi/ objek diluarnya menimbulkan

respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang telah

diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih

jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek. Meskipun

tingkat pengetahuan akan sangat berpengaruh terhadap penerimaan suatu

program, akan tetapi kurangnya informasi terhadap suatu program juga

berpengaruh terhadap tingkat penerimaannya.

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku

atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan ini terbentuk, maka

ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat

diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan dapat terus berkembang.

Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan orang lain, dan kebutuhan

emosional kita sendiri merupakan determinan utama dalam terbentuknya

kepercayaan. Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu

akurat. Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang

atau tidak adanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi

(Azwar, 2002).

Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk merubah

perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang imunisasi dasar

merupakan faktor yang menentukan seseorang untuk membawa anaknya ikut

serta dalam program imunisasi dasar.

Kemaknaan dalam penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Akmar Azmi (2005) yang berjudul “Pengetahuan, Sikap,

Perilaku Ibu Bayi terhadap Pemberian Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7

hari di puskesmas Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat

2005” didapatkan dari hasil dari analisis dengan uji hubungan antara

pengetahuan dan perilaku pemberian imunisasi Hepatitis B1 bayi usia 0-7 hari

diperoleh nilai p = 0,000 dan OR=44,333 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pada penelitian ini ada hubungan yanga bermakna antara tingkat pengetahuan

tentang imunisasi Hepatitis B1 dengan perilaku pemberian imunisasi Hepatitis

B1 bayi usia 0-7 hari di puskesmas Biha. Walaupun penelitian ini bukan

tentang imunisasi dasar tetapi hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan yaitu

dikatakan bahwa faktor yang mempunyai hubungan bermakna adalah tingkat

pendidikan, tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap imunisasi,

sedangkan faktor yang tidak mempunyai hubungan bermakna adalah faktor

umur dan status pekerjaan responden.

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Endang Dwiningsih (2000)

dengan judul ”Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam

Pemberian Imunisasi di Puskesmas Taruma jaya Kabupaten Dati II Bekasi”.

Hasil uji statistik terhadap variabel yang diteliti ternyata variabel yang

berhubungan bermakna dengan pemberian imunisasi yaitu variabel

pengetahuan, sikap, motivasi dan sarana.

Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk membentuk sikap

positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk perubahan sikap ibu yang

merupakan dorongan terjadinya perubahan perilaku.

4. Hubungan sikap ibu dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain paling

dekat. Sikap membuat seseorang untuk dekat atau menjauhi seseorang atau

sesuatu (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa sikap

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu, selanjutnya Tim Ahli WHO (1984) dalam

Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa sikap merupakan bentuk dari

pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bajeng menunjukkan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara sikap positif responden yaitu tentang

pemberian imunisasi dasar, program imunisasi dasar, dan dukungan

masyarakat dengan tindakan ibu dalam mengimunisasikan anaknya dengan

nilai p = 0.042. Sikap negatif responden dan ada tindakan pemberian

imunisasi dasar yaitu tentang jadwal pemberian imunisasi dasar dan akibat

imunisasi tidak lengkap ini sesuai jawaban responden dari pertanyaan yang

diajukan.

Jadi hasil penelitian ini sesuai dengan yang disebutkan oleh Tim Ahli WHO

tersebut bahwa sikap mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dalam hal

ini sikap ibu terhadap imunisasi dasar mempengaruhi tindakannya dalam

mengimunisasikan anaknya.

Salah satu yang melatarbelakangi sikap ibu yang positif terhadap

imunisasi dasar karena selain petugas imunisasi yang aktif dan secara rutin

memberikan pelayanan imunisasi di puskesmas juga tersedianya sarana dan

prasarana dimana puskesmas bajeng dapat dijangkau dengan kendaraan roda

empat, kecuali pada beberapa dusun yang agak terpencil yang hanya bisa

dijangkau dengan kendaraan roda dua. Dan wilayah kerja Puskesmas Bajeng

ditunjang oleh Puskesmas Pembantu ( Pustu ) sebanyak 7 unit. Sedangkan

yang melatarbelakangi sikap ibu yang negatif terhadap imunisasi dasar adalah

kurangnya sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit

yang timbul akibat imunisasi yang tidak lengkap dan jadwal pemberian

imunisasi sesuai jenis imunisasi masing-masing.

Dalam penentuan sikap yang utuh, pengetahuan, berpikir, keyakinan, dan emosi

memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007). Suatu sikap belum otomatis

dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara

lain adalah fasilitas. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan

dari pihak lain, misalnya suami, orang tua atau mertua (Notoatmodjo, 2007).

Jadi masih adanya sebagian ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Bajeng

Kecamatan Bajeng yang mempunyai sikap yang negatif dalam tanggapannya

terhadap imunisasi dasar disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas yaitu

pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dasar yang masih kurang seperti apa

yang disebutkan pada pernyataan sebelumnya.

5. Hubungan ketepatan pelayanan dengan tindakan pemberian imunisasi dasar

Dari hasil penelitian di Puskesmas Bajeng didapatkan bahwa responden yang

menyatakan pelayanan petugas tepat dan ada tindakan pemberian imunisasi

dasar lengkap yaitu sebanyak 80.3% tentang jadwal pelayanan imunisasi,

tersedianya vaksin imunisasi, keterjangkauan sarana pelayanan dan

kepercayaan masyarakat tentang manfaat imunisasi dasar pada bayi

sedangkan responden yang menyatakan pelayanan petugas tidak tepat tetapi

ada tindakan pemberian imunisasi dasar yaitu 53.3%. Pelayanan petugas yang

dianggap tidak tepat oleh responden adalah petugas tidak melaksanakan

kunjungan rumah untuk memberikan pelayanan imunisasi dasar pada bayi.

Dari hasil uji statistik (Chi Square) di dapatkan P value adalah 0,044 yang

berarti P value lebih kecil dari (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara ketepatan pelayanan petugas dengan

keikutsertaan anak dalam program imunisasi dasar.

Muninjaya (2004), pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert

Commite on Nursing adalah gabungan dari ilmu kesehatan dengan seni

melayani/merawat, suatu hubungan humanistik dan ilmu pengetahuan, filosofi

keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Pelayanan

keperawatan bertugas membantu individu, keluarga dan kelompok untuk

mencapai profesi optimalnya dibidang fisik, mental dan sosial dalam ruang

lingkup kehidupan dan pekerjaannya.

Siswandoyo dan Putro (2003) melakukan survei terhadap ibu-ibu anak usia

12-23 bulan untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi hepatitis B menyebutkan bahwa penerimaan ibu

terhadap imunisasi anak dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, waktu tempuh

dan pelayanan petugas imunisasi.

Satu hal penting yang dapat dikritisi dari penelitian Hanum, et al.(2004)

adalah tidak bermaknanya sumber informasi dengan status imunisasi. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian ini. Akses informasi dan pelayanan juga

disoroti menjadi penyebab ketidakpatuhan imunisasi oleh Goodman dan

Frerichs (2000).

Analisis yang dapat dikembangkan peneliti adalah fungsi dan peran profesi

kesehatan untuk menjaga kepatuhan imunisasi sangatlah besar sehingga jika

peran edukasi profesi kesehatan tidak dilaksanakan dengan optimal akan

tampak nilai kepatuhan yang rendah dan penurunan motivasi ibu pada

regimen preventif yang panjang ini (Robin, 2004). Kemudian peran konselor

yang juga dapat dijalankan dengan komunikasi terapeutik yang optimal akan

menghasilkan tingkat motivasi yang tinggi bagi ibu untuk mengimunisasi

bayinya.

Selain itu kompetensi profesi kesehatan juga mempengaruhi kepatuhan secara

parsial, karena menurut peneliti jika situasi memungkinkan maka individu

akan mencoba mencari alternatif lain jika ditemukan profesi kesehatan yang

tidak kompeten menjalankan regimen preventif ini.

6. Hubungan Dukungan suami/keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi

dasar

Hasil uji univariat menunjukkan bahwa sebagian responden memperoleh

dukungan yang negatif dari suami/keluarga terhadap tindakan pemberian

imunisasi dasar sebesar 38.5%.

Hasil uji bivariat ditemukan bahwa ada hubungan antara dukungan suami atau

keluarga dengan tindakan pemberian imunisasi dasar (p = 0.042). Dari hasil

analisa hubungan dukungan suami/keluarga responden dengan tindakan

pemberian imunisasi dasar diperoleh bahwa dari 56 responden yang mendapat

dukungan positif dari suami 47 responden (83.9%) diantaranya telah

melaksanakan imunisasi dasar.

Dukungan suami/keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu pelayanan dan

pemanfaatan pelayanan imunisasi dasar. Dalam struktur masyarakat Indonesia

yang paternalistic, peranan suami atau orang tua/ keluarga dekat dari si ibu

sangat menentukan dalam pemilihan tempat pelayanan kesehatan (DEPKES

RI, 2008). Green (1990) menyebutkan bahwa dukungan keluarga merupakan

salah satu elemen penguat (reinforcing) dalam penentuan perilaku seseorang

terhadap memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Pengaruh sosial dilihat dari seberapa banyak ibu menerima dukungan psikososial

dari orang di sekitarnya dan seberapa puas dengan dukungan tersebut. Situasi

yang dilihat adalah situasi jika terjadi hal-hal yang mempengaruhi psikologis ibu

sehingga dapat dilihat seberapa besar dukungan yang dapat diterima ibu dari

orang di sekitarnya. Pada penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar ibu hanya

mempunyai orang yang dekat yang mampu diterima sebagai pendukungnya. Hal

ini menunjukkan karakter ketimuran sebagai budaya di Indonesia yang tidak

ingin menceritakan apapun kepada orang lain selain suaminya setelah mereka

menikah.

Sifat patriarkis disini masih terlihat sangat kuat karena hampir seluruhnya

menyatakan bahwa yang paling bisa memberinya dukungan adalah suami. Pada

penelitian Dimicco dan Dashiff (2004), dukungan paling bermakna dirasakan dari

ibu dan yang kedua dari ayah si bayi. Jadi sangat berbeda dengan sistem

dukungan di Indonesia khususnya kota Depok dimana sebagian besar ibu

menyatakan dukungan yang paling bermakna adalah dari suami. Sementara itu

kepuasan terhadap dukungan juga dinyatakan dengan kepuasan yang tinggi

terhadap dukungan yang diterima. Peneliti melihat adanya sifat para ibu yang

ingin tangguh menanggung semuanya sendiri atau hanya bersama suami. Tetapi

di sini menjadi titik tolak kelemahan di mana kemampuan ibu untuk menjaga

mental yang sehat menjadi tidak terasah, mereka cenderung memendam

permasalahannya sendiri. Sedangkan menurut Dimicco dan Dashiff (2004),

didapatkan mayoritas ibu yang menjadi responden di Jefferson Country memiliki

sistem pendukung lebih dari 6 orang (48,6%) sehingga rata-rata kepuasan

terhadap dukungan yang diterimanya mencapai 5,81 (mendekati sangat puas).

Pada penelitian di Puskesmas Bajeng bentuk dukungan positif dari keluarga

terhadap ibu bayi dan ada tindakan pemberian imunisasi dasar adalah selalu

diingatkan untuk memberikan imunisasi dasar pada bayi , tidak ada pertentangan

dalam keluarga, dan merelakan bayi diimunisasi dasar lengkap sampai umur 12

bulan. Sedangkan dukungan negatif dari keluarga dan ada tindakan pemberian

imunisasi dasar adalah ada kekhawatiran terjadi apa-apa setelah bayi diimunisasi

dasar.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,048).

2. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan tindakan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,385).

3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,027).

4. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan ibu dalam pemberian

imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,042).

5. Ada hubungan antara ketepatan pelayanan dengan tindakan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,044).

6. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tindakan ibu dalam

pemberian imunisasi dasar pada bayi nilai (P=0,042).

B. SARAN

1. Diharapkan program pemerintah tentang wajib belajar 9 tahun tetap

dilaksanakan, supaya masyarakat dimasa yang akan datang semakin

tinggi tingkat pendidikannya karena makin tinggi pendidikan

seseorang maka kesadaran tentang pentingnya kesehatan semakin

tinggi pula.

2. Sebaiknya ibu yang bekerja menyempatkan diri untuk memberikan

imunisasi dasar lengkap pada bayi di tempat pelayanan imunisasi

terdekat.

3. Pihak puskesmas perlu melakukan penyuluhan khusus mengenai

pengetahuan ibu yang kurang tentang penyakit yang dapat dicegah

oleh imunisasi.

4. Perlu sosialisasi kepada masyarakat khusus sikap negatif ibu tentang

jadwal pemberian imunisasi sesuai jenis imunisasi dasar lengkap

pada bayi.

5. Diharapkan petugas imunisasi melakukan kunjungan rumah untuk

memberikan imunisasi kepada bayi yang tidak dibawa ke tempat

pelayanan imunisasi.

6. Sebaiknya bayi yang tidak sempat dibawa ibunya untuk imunisasi

diambil alih oleh keluarga dekat misalnya orang tua ibu atau mertua.

7. Perlu dijelaskan manfaat dari pemberian imunisasi dasar pada bayi

dan kerugiannya apabila tidak diberikan imunisasi dasar kepada

keluarga dekat.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Kholid. 2012. Promosi Kesehatan (dengan pendekatan teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Akdon dkk. 2010. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta. Albertina,M., Febriana.,S., Firmanda.W, Permata,Y., Gunardi.,H, 2008,Kelengkapan

Imunisasi Dasar Anak Balita dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di Poliklinik Anak Beberapa Rumah Sakit di Jakarta dan Sekitarnya pada Bulan maret 2008(online)Sari Pediatri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-1-1.pdf (diakses 20 desember 2012)

Arnita Zainuddin ddk. 2010. Buku Ajar Perilaku Organisasi. Medan : Universitas

Sumatra Utara. Aswar Anas. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta : Bina Rupa Aksara. A.A. Gde Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku.

Kedokteran EGC: 220-234 Achmad, Munib. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT. UNNESPRESS. Akmar Azmi. 2005. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Bayi terhadap Pemberian

Imunisasi Hepatitis B 1 pada bayi 0-7 hari di puskesmas Biha Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Lampung Barat 2005 (Skripsi). Semarang : Universitas DIponegoro.

Azwar. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta :Rajawali Pers. BTKL-PP. 2011. Monitoring Faktor Risiko Kejadian Penyakit Malaria di Puskesmas

Rangas Kabupaten Mamuju. Makassar : BTKL-PP Kelas I. BTKL-PP. 2010. Kajian Pencapaian Cakupan Imunisasi di Wilayah Kerja

Puskesmas Ulumanda Kabupaten Majene. Makassar : BTKL-PP Kelas I. Delan Astrianzah.,D dan Margawati.,A. 2011. Hubungan antara Tingkat

Pengetahuan Ibu, Status Tingkat Sosial Ekonomi dengan Status Imunisasi Dasar Lengkap Pada Balita. (online). http://eprints.undip.ac.id/32936/1/Delan.pdf (diakses 20 Desember 2012)

Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa. 2012. Profil Kesehatan Kabupaten Gowa Tahun 2011. Gowa : Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.

Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011. Makassar : Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel.

Darmen, Tufi. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status

Ketidaklengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Umur 01-04 tahun di Kabupaten Indramayu tahun 2001 (Skripsi). Depok : FKM-UI Depok.

Depkes. 2001. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. DiMicco, W.P. dan Dashiff, C. 2004. Maternal characteristics and timeliness of

initiating immunizations (A dissertation)

http://www.proquest.umi.com/pqdweb.index retrieved 24 Maret 2013

Endang Dwiningsih. 2000. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Imunisasi di PuskesmasTarumajaya Kabupaten Dati II. Bekasi : Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

FuadIhsan. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: RinekaCipta Goodman, K.J., Wu, J.S., dan Frerichs, R.R. 2000. Compliance with childhood

immunizations in Kern Country, California. Journal of Immigrant Health, 2(4):213-222.

Gunawan. 2009. Pengaruh Karakteristik ibu dan Lingkungan Sosial Budaya terhadap Pemberian Hepatitis B pada Bayi 0- 7 hari Kabupaten Langkat. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6743/1/09E01845.pdf(diakses 20 desember 2012)

Hidayat, A.Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Heru Subaris Kasjono ddk. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan.

Yogyakarta : Graha Ilmu. Hadikusumo, Kunaryo,dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang

Press. Hanum S., Sadjimin T., dan Ismail D. 2004. Determinan cakupan imunisasi di

Propinsi D.I.Yogyakarta. Berkala Ilmu Kedokteran, 37(3),150-1 Haurissa, S. 2007. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Kegiatan

Posyandu Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Gondomanan Yogyakarta. (Skripsi). Yogyakarta : Gizi Kesehatan Universitas Gadjah Mada.

Ibnu Fajar ddk. 2009. Statistika Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Isatin, Nur. 2002. Pengaruh Faktor Predisposisi dan Pendukung Terhadap Status.Imunisasi Anak Usia 9-59 Bulan di Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 [Tesis].

Karina,A.N dan Warsito,B,E. 2012. Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar

Balita,Volume 1, Nomor 1 (Online)http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing/article/view/135/143(diakses 20 desember 2012)

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2011.(online)

http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDONESIA_TAHUN_2011.pdf (diakses 20 Desember 2012)

Kemenkes RI. Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan,

Kementerian Kesehatan. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. Manuaba. l998. Standar Pelayanan dan Jaminan Mutu. Makassar : Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan. Notoadmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Ilmu dan Seni). Jakarta :

PT Rineka Cipta. Notoadmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta. Paini. 2010. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim Di Wilayah Kerja Puskesmas Pirsus II Paringin Kabupaten Balangan Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah, Program Diploma III, Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

Puskesmas Bajeng,. 2011. Profil Kesehatan Puskesmas Bajeng Tahun 2011. Bajeng. : Puskesmas Bajeng.

Risani,A.,Hakimi.,M dan Ismail,J. 2009. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Ibu dalam Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7 Hari di Kota Banjarmasin. Berita Kedokteran Masyarakat Vol.25.No 1. (Online).http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/251091220.pdf. (diakses20 Desember 2012)

Ririn Rahmala Febri. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian

Imunisasi Campak pada Batita di Wilayah Kerja Puskesmas Lareh Sago Halaban Kabupaten50 Kota tahun

2012(Online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33691/7/Cover.pdf(diakses 20 Desember 2012)

Robin, D.M. 2004. Variations in patients' adherence to medical recommendations: a

quantitative review of 50 years of research. Medical Care, 42(3):200-209. Slamet. 1999. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta : Universitas Gaja Mada Press. Sabariah . 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi Dasar pada

Bayi di Desa Bambalamoto Kecamatan Bambalamototu Kabupaten Mamuju Utara http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42092329.pdf(diakses 20 Desember 2012)

Saeffudin. 2003. Buku Asuhan Kebidanan I. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteraan

ECG. Solita Sarwono. 1993. Sosiologi Kesehatan (Beberapa Konsep dan Aplikasinya).

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2005. Statika Penelitian. Bandung :Alfabeta. Siswandoyo dan Putro, B. 2003. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Status

Kelengkapan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Lanjas Kabupaten Barito Utara. Kalimantan Tengah : Medika.

Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009. Tentang Kesehatan.Jakarta

:Kementerian Kesehatan. Wawolumaya.,C,dkk. 2009. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Anak Usia 1 – 5

tahun.Sari Pediatri, Vol. 11, No. 1, Juni 2009http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/11-1-3.pdf(diakses 20 Desember 2012

Lampiran : 1

KUESIONER

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN

IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAJENG

KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

Kabupaten : Gowa

Kecamatan : Bajeng

Puskesmas : Bajeng

Desa/Kelurahan :

RW :

RT :

Jalan :

No. Responden :

Nama Responden :

A. Tingkat Pendidikan

Pendidikan Responden : 1. Tidak Pernah Sekolah 2. Tidak Tamat SD

3. SD 4.Tidak Tamat SLTP 5.SLTP

6.Tidak Tamat SLTA 7. SLTA

8. S1 / S2

B. Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan : 1. PNS 2. Pegawai Swasta 3. Pedagang

4. Tani 5. Tidak Kerja 6. Lain-lainnya

C. Tingkat Pengetahuan Tentang Imunisasi

1. Apakah Ibu mengetahui tentang imunisasi dasar pada bayi ?

a. Ya b. Tidak

2. Apa saja penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi dasar ?

a. TB,Hepatitis B b.Difteri,Pertusis,Tetanus c. Polio d. Campak e. Semuanya

3. Jenis-jenis imunisasi dasar untuk bayi adalah :

a. BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak b. TT, BCG, Polio

4. Apakah ibu tahu tentang manfaat imunisasi dasar pada bayi ?

a. Ya b. Tidak

5. Jika ya, apa manfaat imunisasi dasar bagi bayi ibu ?

a. Untuk mencegah penyakit b. Untuk mengobati penyakit

6. Umur berapa bayi harus diberi imunisasi BCG, Polio, DPT, Hepatitis, Campak ?

a. 0-12 bulan b. 13-59 bulan

7. Imunisasi dasar BCG memberikan kekebalan terhadap penyakit apa ?

a. Tuberkulosis (TB) b. DPT

Sikap Ibu Tentang Pemberian Imunisasi

1. Jadwal pemberian imunisasi dasar secara rutin yang dilaksanakan di

Puskesmas dan atau di Posyandu sangat membantu ibu-ibu yang memiliki

bayi.

a. Setuju b. Tidak setuju

2. Program imunisasi dasar di Puskesmas dan atau Posyandu adalah pencegahan

terhadap 7 penyakit yaitu: penyakit TB, Difteria, Pertusis, Tetanus, Polio,

Hepatitis B dan Campak.

a.Setuju b. Tidak setuju

3. Petugas imunisasi selain memberikan pelayanan di Puskesmas dan atau di

Posyandu juga kunjungan rumah untuk memberikan imunisasi dasar kepada

bayi.

a.Setuju b. Tidak setuju

4. Pemberian imunisasi dasar dapat mencegah penyakit-penyakit tertentu dan

menurunkan angka kematian bayi.

a. Setuju b. Tidak Setuju

5. Bayi yang tidak diimunisasi dasar lengkap mudah terinfeksi penyakit TB,

Defteria, Pertusis (Batuk Rejan),Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B.

a. Setuju b. Tidak setuju

6. Pemberian imunisasi dasar sebagai kebutuhan untuk bayi harus lebih

ditingkatkan dan terus dilanjutkan.

a. Setuju b. Tidak setuju

7. Imunisasi BCG memberikan kekebalan terhadap penyakit TB, DPT

kekebalan terhadap penyakit Difteria, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B

kekebalan terhadap penyakit Hepatitis, Polio kekebalan terhadap penyakit

Polio dan Campak kekebalan terhadap penyakit Campak.

a. Setuju b. Tidak setuju

8. Masyarakat harus mendukung kegiatan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan terutama tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi.

a. Setuju b. Tidak setuju

9. Pemberian imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak diberikan

pada (usia 0-12 bulan).

a. Setuju b.Tidak setuju

10. Jadwal pemberian imunisasi BCG (1x), DPT (3x), Polio (4x), Hepatitis B

(3x) dan Campak (1x)

a. Setuju b. Tidak setuju

E. Ketepatan Pelayanan Oleh Petugas

1. Apakah Ibu sudah merasakan bahwa jadwal pelayanan imunisasi dasar yang

di tetapkan di Puskesmas dan atau Posyandu sudah dapat memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat waktu ?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah bpk (petugas imunisasi) dalam memberikan pelayanan imunisasi

dasar disamping ada jadwal di Puskesmas dan atau Posyandu juga

melaksanakan kunjungan rumah ?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah cakupan imunisasi dasar bayi/anak tersebut semuanya didapatkan di

Puskesmas dan atau Posyandu ?

a. Ya b. Tidak

4. Kalau tidak, berapa % di dapatkan di Puskesmas, Posyandu, dan Kunjungan

Rumah?

a. Puskesmas :1. BCG : ……………….. %

2. DPT : ……………….. %

3. Polio : ……………….. %

4. Campak : ……………….. %

5. HB : ……………….. %

b. Posyandu : 1. BCG : ……………….. %

2. DPT : ……………….. %

3. Polio : ……………….. %

4. Campak : ……………….. %

5. HB : ……………….. %

c. Kunjungan Rumah : 1. BCG : ……………….. %

2. DPT : ……………….. %

3. Polio : ……………….. %

4. Campak : ……………….. %

5. HB : ……………….. %

5. Apakah petugas kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum

pelaksanaan imunisasi dasar ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah petugas kesehatan melakukan pencatatan setelah anak ibu

diberikan imunisasi dasar ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah petugas kesehatan menyampaikan kalau mereka akan memberikan

imunisasi dasar pada bayi ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah vaksin imunisasi tersedia setiap jadwal pelayanan imunisasi dasar

di Puskesmas atau posyandu ?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah sarana transportasi dari rumah kePuskesmas atau Posyandu lancar ?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah ibu yakin dan percaya tentang manfaat dari pemberian imunisasi

dasar pada bayi ?

a. Ya b. Tidak

F. Dukungan Keluarga

1. Siapa yang mendorong ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada

bayinya?

a. Suami b. Orang Tua c. Tetangga

d. lain-lainnya (sebutkan)

2. Siapa yang mengingatkan Ibu untuk memberikan imunisasi dasar pada

bayinya?

a. Suami b. Ibu c. Keluarga

3. Apakah dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi bertentangan

dalam keluarga ibu ?

a. Ya b. Tidak

4. Siapa yang menyampaikan ke petugas kesehatan bahwa ada bayi yang

belum mendapat imunisasi dasar lengkap?

a. Suami b. orang tua/keluarga c. tidak tahu

d. lain-lainnya (sebutkan)

…………………………………………………………………….

5. Apakah suami dan orang tua ibu khawatir terjadi apa-apa setelah bayinya

diimunisasi dasar ?

a. Ya Tidak

6. Apakah dalam keluarga ibu merelakan bayinya diimunisasi dasar lengkap

sampai umur 12 bulan ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah ibu memberitahu suami sebelum pemberian imunisasi dasar kepada

bayinya ?

a. Ya b. Tidak

G. Tindakan Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Kepada Bayi

1. Apakah anak ibu sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap ?

a. Ya b. Tidak

2. Kalau ya, (sebutkan) imunisasi dasar apa saja

………………………………………….

………………………………………….

3. Apakah Ibu membawa bayi/anaknya setiap jadwal pelayanan Imunisasi

dasar di Puskesmas ?

a. Ya b. Tidak

4. Apakah Ibu pernah alpa tidak membawa bayi/anaknya setiap jadwal

pelayanan Imunisasi dasar di Puskesmas ?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anak ibu sudah mendapat imunisasi dasar lengkap ?

a. Ya b. Tidak

6. Imunisasi dasar yang pernah diberikan kepada bayi/anaknya oleh petugas

Imunisasi

a. DPT, HB b. BCG, c. Campak, d. Polio e. Semuanya diberikan

7. Apakah ibu menuntut ke petugas imunisasi Puskesmas apabila

bayi/anaknya belum memperoleh imunisasi dasar lengkap ?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Ibu memberitahukan kepada tetangganya tentang jadwal imunisasi

dasar di Puskesmas dan atau di Posyandu?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang imunisasi

dasar pada bayi?

a. Ya b. Tidak

10. Kalau ya (berapa kali) ?

a. 2 kali b. > 2 kali

Lampiran : 2

Frequencies

Statistics

A01 = B01 = C01 = Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap

N Valid 91 91 91 91 91 91 91

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

Ketepatan Keluarga Tindakan

N Valid 91 91 91

Missing 0 0 0

Frequency Table

A01 =

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

BONE 11 12.1 12.1 12.1

BONTOSUNGGU 12 13.2 13.2 25.3

KALABAJENG 8 8.8 8.8 34.1

LEMPANGANG 7 7.7 7.7 41.8

LIMBUNG 9 9.9 9.9 51.6

MARADEKAYA 11 12.1 12.1 63.7

MATAALLO 9 9.9 9.9 73.6

PANCIRO 12 13.2 13.2 86.8

TANGKABAJENG 7 7.7 7.7 94.5

TUBAJENG 5 5.5 5.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

3 4 4.4 4.4 4.4

4 2 2.2 2.2 6.6

5 12 13.2 13.2 19.8

6 10 11.0 11.0 30.8

7 52 57.1 57.1 87.9

8 11 12.1 12.1 100.0

Total 91 100.0 100.0

C01 =

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 5 5.5 5.5 5.5

2 7 7.7 7.7 13.2

3 7 7.7 7.7 20.9

5 62 68.1 68.1 89.0

6 10 11.0 11.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pendidikan Tinggi 63 69.2 69.2 69.2

Pendidikan Rendah 28 30.8 30.8 100.0

Total 91 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Bekerja 19 20.9 20.9 20.9

Tidak Bekerja 72 79.1 79.1 100.0

Total 91 100.0 100.0

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Pengetahuan Tinggi 61 67.0 67.0 67.0

Pengetahuan Rendah 30 33.0 33.0 100.0

Total 91 100.0 100.0

Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Positif 87 95.6 95.6 95.6

Negatif 4 4.4 4.4 100.0

Total 91 100.0 100.0

Ketepatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tepat 76 83.5 83.5 83.5

Tidak Tepat 15 16.5 16.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Mendukung 56 61.5 61.5 61.5

Tidak Mendukung 35 38.5 38.5 100.0

Total 91 100.0 100.0

Tindakan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Ada Tindakan 69 75.8 75.8 75.8

Tidak ada tindakan 22 24.2 24.2 100.0

Total 91 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pendidikan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Pekerjaan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Pengetahuan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Sikap * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Ketepatan * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Keluarga * Tindakan 91 100.0% 0 0.0% 91 100.0%

Crosstab

Tindakan Total

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

Pendidikan

Pendidikan Tinggi Count 52 11 63

% within Pendidikan 82.5% 17.5% 100.0%

Pendidikan Rendah Count 17 11 28

% within Pendidikan 60.7% 39.3% 100.0%

Total Count 69 22 91

% within Pendidikan 75.8% 24.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.037a 1 .025

Continuity Correctionb 3.917 1 .048

Likelihood Ratio 4.791 1 .029

Fisher's Exact Test

.034 .026

Linear-by-Linear Association 4.982 1 .026

N of Valid Cases 91

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.77.

b. Computed only for a 2x2 table

Pekerjaan * Tindakan

Crosstab

Tindakan Total

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

% within Pekerjaan 68.4% 31.6% 100.0%

Tidak Bekerja Count 56 16 72

% within Pekerjaan 77.8% 22.2% 100.0%

Total Count 69 22 91

% within Pekerjaan 75.8% 24.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .718a 1 .397

Continuity Correctionb .298 1 .585

Likelihood Ratio .687 1 .407

Fisher's Exact Test

.385 .286

Linear-by-Linear Association .710 1 .399

N of Valid Cases 91

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.59.

b. Computed only for a 2x2 table

Pengetahuan * Tindakan

Crosstab

Tindakan

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

Pengetahuan

Pengetahuan Tinggi Count 51 10

% within Pengetahuan 83.6% 16.4%

Pengetahuan Rendah Count 18 12

% within Pengetahuan 60.0% 40.0%

Total Count 69 22

% within Pengetahuan 75.8% 24.2%

Crosstab

Total

Pengetahuan

Pengetahuan Tinggi Count 61

% within Pengetahuan 100.0%

Pengetahuan Rendah Count 30

% within Pengetahuan 100.0%

Total Count 91

% within Pengetahuan 100.0%

Chi-Square Tests

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.113a 1 .013

Continuity Correctionb 4.893 1 .027

Likelihood Ratio 5.854 1 .016

Fisher's Exact Test

.019 .015

Linear-by-Linear Association 6.046 1 .014

N of Valid Cases 91

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.25.

b. Computed only for a 2x2 table

Sikap * Tindakan

Crosstab

Tindakan Total

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

Sikap

Positif Count 68 19 87

% within Sikap 78.2% 21.8% 100.0%

Negatif Count 1 3 4

% within Sikap 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 69 22 91

% within Sikap 75.8% 24.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.896a 1 .015

Continuity Correctionb 3.352 1 .067

Likelihood Ratio 4.839 1 .028

Fisher's Exact Test

.042 .042

Linear-by-Linear Association 5.831 1 .016

N of Valid Cases 91

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .97.

b. Computed only for a 2x2 table

Ketepatan * Tindakan

Crosstab

Tindakan Total

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

Ketepatan

Tepat Count 61 15 76

% within Ketepatan 80.3% 19.7% 100.0%

Tidak Tepat Count 8 7 15

% within Ketepatan 53.3% 46.7% 100.0%

Total Count 69 22 91

% within Ketepatan 75.8% 24.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 4.956a 1 .026

Continuity Correctionb 3.596 1 .058

Likelihood Ratio 4.433 1 .035

Fisher's Exact Test

.044 .034

Linear-by-Linear Association 4.902 1 .027

N of Valid Cases 91

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.63.

b. Computed only for a 2x2 table

Keluarga * Tindakan

Crosstab

Tindakan Total

Ada Tindakan Tidak ada

tindakan

Keluarga

Mendukung Count 47 9 56

% within Keluarga 83.9% 16.1% 100.0%

Tidak Mendukung Count 22 13 35

% within Keluarga 62.9% 37.1% 100.0%

Total Count 69 22 91

% within Keluarga 75.8% 24.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.217a 1 .022

Continuity Correctionb 4.131 1 .042

Likelihood Ratio 5.109 1 .024

Fisher's Exact Test

.042 .022

Linear-by-Linear Association 5.160 1 .023

N of Valid Cases 91

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.46.

b. Computed only for a 2x2 table

A01 A02 B01 C01 D01 D02 D03 D04 D05 D06 D07 KALABAJENG DAHLIA 5 3 2 5 2 2 1 1 KALABAJENG HARLINA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG RAMLAH 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG NURLIA 5 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG RIA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG ROSNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG MARYATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 KALABAJENG NURHAYATI 7 5 2 5 1 2 1 1

BONTOSUNGGU NURAENI 8 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU KASMAWATI 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU NURBIAH 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU LINDA 7 2 1 5 1 1 1 1 2 BONTOSUNGGU ST MARHAENA 7 6 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU HIJRAHWATI 7 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU SURAEDAH 5 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MUTMINAH 8 2 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MARHUMA 7 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU NURSIDAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU MIRNAWATI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 BONTOSUNGGU KASMAWATI DG TAYU 7 2 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA INDAHYANI 7 6 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA RAHMATIA 6 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA NAYATI 3 5 1 5 1 2 1 1 MARADEKAYA NUR INDAH SARI 4 5 1 5 1 2 1 2 MARADEKAYA SANIATI 3 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA IRMAWATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA HASNIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA INAR 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MARADEKAYA NURHAYATI 6 5 1 5 1 2 1 1 MARADEKAYA HAMDANA 7 5 1 5 1 1 1 1 2 MARADEKAYA HARTINI DG SITUJU 6 5 1 5 1 1 1 1 1

PANCIRO ROSANA 7 5 1 5 1 1 1 1 2 PANCIRO FADLIAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO MAYA INDAH YANI 6 5 1 5 1 2 1 2 PANCIRO ATIJAH 3 3 2 5 1 2 1 2

PANCIRO MUSDALIFA 8 1 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO SULAEHA 7 5 2 5 1 2 1 2 PANCIRO MARLINA 7 3 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO HASRIAH 7 5 1 5 1 1 1 1 1 PANCIRO WAHIDAH DG NGIMI 7 5 1 5 1 2 1 2 PANCIRO HANIAH 4 3 2 5 1 1 1 1 2 PANCIRO HASRIANI 7 5 2 5 1 1 1 1 2 PANCIRO SURIYANI 7 5 1 5 1 1 1 1 1

LEMPANGANG ROSMIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG HERLINA 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG YULI USIS 7 1 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG AISYAH 7 3 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG ERNAWATI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG NUR QALBI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LEMPANGANG NURHAYATI 6 5 1 5 1 2 1 1

LIMBUNG ROSMIATI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG MIRNAWATI 7 5 2 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG MURNI 6 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG SUHERNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1

LIMBUNG IBNU QAYYIM AL

JAUZY 7 1 1 5 1 1 1 1 1

LIMBUNG SYAMSINAR 7 5 1 3 1 1 1 1 1 LIMBUNG HANDAYANI 6 5 1 3 1 1 1 1 1 LIMBUNG RISNA FATAHUDDIN 7 5 1 5 1 1 1 1 1 LIMBUNG NUR RAHMI 8 1 1 5 1 1 1 1 1 TUBAJENG AISYA 3 5 1 3 1 2 1 1 TUBAJENG NURHAYATI 7 5 1 5 1 2 1 1 TUBAJENG SYAMSINAR 5 5 1 3 1 2 1 1 TUBAJENG HASMAWATI 8 1 1 5 1 1 1 1 1 TUBAJENG SALAWATI 7 5 1 3 1 2 1 1 MATAALLO SUGIARTI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 MATAALLO MARLINA 6 5 2 3 2 2 1 1 MATAALLO NURLINA 5 5 1 4 1 1 1 1 1 MATAALLO KAMARIAH 7 3 1 3 1 1 1 1 1 MATAALLO 5 5 1 4 1 1 2 1 1 MATAALLO DIANA 7 5 1 5 1 1 2 1 1

MATAALLO SUNARTI 7 5 1 4 1 1 2 1 1 MATAALLO RAMLAH 6 5 1 1 1 1 2 1 1 MATAALLO HASNI DG NGASI 7 5 1 3 1 1 2 1 1

BONE FITRIYANI A.MD 8 5 1 5 1 1 1 1 1 BONE SALMIAH 5 5 2 5 1 2 1 2 BONE HATIJAH 5 5 2 5 2 1 2 1 2 BONE ISMAWATI 7 5 2 5 1 1 2 1 2 BONE NURBIAH 7 5 2 5 1 1 2 1 1 BONE HUSNAENI 8 6 1 5 1 1 1 1 1 BONE JULEHA 5 3 2 5 1 1 2 1 1 BONE NURLINDA 5 5 1 3 1 2 1 1 BONE MANSYUR 7 6 1 5 1 1 1 1 1 BONE ROHANI 5 5 1 5 1 1 1 1 1 BONE HALIJAH 7 2 1 5 1 1 1 1 1

TANGKABAJENG SUMARNI 7 5 1 5 1 1 1 1 1 TANGKABAJENG RISKAWANTI 6 5 1 5 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG SURIANTI 7 5 1 4 1 2 1 1 TANGKABAJENG KHANZA 5 5 1 4 1 2 1 1 TANGKABAJENG HASNAWATI 7 5 1 5 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG NURLAILA 7 5 1 4 1 1 2 1 1 TANGKABAJENG YUNAWATI ARIF 7 5 1 5 1 1 1 1 1

E01 E02 E03 E04 E05 E06 E07 E08 E09 E10 F01 F02 F03 F05 F06 F07 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2

F08 F09 F10 G01 G02 G03 G04 G04LAIN G05 G06 G07 H01 1 1 1 1 1 2 4 KADER 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 TETANGGA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 TETANGGA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 KADER 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1

1 1 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 3 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1

1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 4 KADER 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 4 KADER 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 4 KADER 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 4 2 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 4 KADER 1 1 1 1

H02 H03 H04 H05 H06 H07 H08 H09 1 1 2 1 2 1 2

BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2

BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 BCG I,POLIO 1-3,DPT 1-3,HB/CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2

BCG,DPT,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 1 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 1 1

SEMUANYA LENGKAP,DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO

1 2 1 5 2 1 1

BCG,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 1 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 1 1 BCG,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 2 2

BCG I,BCG II,DPT,HB,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 2 BCG,DPT I/II/III,CAMPAK,HB I/II,POLIO 1 1 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,CAMPAK,HEPATITIS B 1 1 1 5 1 1 2 POLIO,DPT,BCG,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2

BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B, DAN CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,HB,DPT,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 1 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 1

BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS B, DAN CAMPAK 1 1 1 1 1 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 2 DPT,HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 1 1 2

BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 DPT,POLIO,BCG,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 2 2

BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS,CAMPAK 1 1 1 5 1 2 2

BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 1 2 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 1 1 2 BCG,DPT,POLIO,HEPATITIS B,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2

BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2

BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 1 1 1 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

BCG,DPT/HB/POLIO 1 1 2 2 2 2 2 BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

BCG,DPT,POLIO,HB/CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

BCG,POLIO,DPT,HEPATITIS,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 2 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO/HB,CAMPAK 2 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO/HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

BCG,DPT,HB/POLIO 1 1 2 1 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT/HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT/HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT/POLIO/HB,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 DPT/HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 2 1 5 2 2 2 DPT/HB,BCG,CAMPAK,POLIO 1 1 1 5 2 2 2 DPT,HB,BCG,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 1 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2

HB.O,BCG,DPT,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 1 2 DPT,BCG,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,HB,DPT,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 DPT,BCG,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2

HB O,BCG,DPT 1-4,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 1 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 2 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2

BCG,DPT,HB.TB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB,POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,HB/POLIO,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2 BCG,DPT,POLIO,HB,CAMPAK 1 2 1 5 2 1 2

H10 Pendidikan Pekerjaan Tahu Pengetahuan VAR00002 Sikap VAR00003 Ketepatan 2 1 3.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 1 2 4.00 2 9.00 2 7.00 1 2 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1

2 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 8.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 8.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 9.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 9.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 3.00 2 9.00 2 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 3.00 2 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 8.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 1 1 7.00 1 10.00 1 9.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 8.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1

1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 9.00 2 6.00 2 2 2 4.00 2 9.00 2 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 6.00 2 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 2.00 2 10.00 1 6.00 2 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 6.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 3.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 3.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 1 5.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2 2 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 7.00 1 2 2 6.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 4.00 2 10.00 1 7.00 1 2 2 4.00 2 10.00 1 6.00 2 1 2 6.00 1 10.00 1 6.00 2 1 2 5.00 2 10.00 1 7.00 1 1 2 7.00 1 10.00 1 6.00 2

VAR00004 Keluarga VAR00005 Tindakan 9.00 1 2.00 2 9.00 1 7.00 1 9.00 1 7.00 1 10.00 1 7.00 1 12.00 1 7.00 1 12.00 1 7.00 1 9.00 1 6.00 1 7.00 2 8.00 1 11.00 1 8.00 1 13.00 1 8.00 1 9.00 1 9.00 1 9.00 1 8.00 1 7.00 2 6.00 1 12.00 1 7.00 1 8.00 2 5.00 1 10.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 10.00 1 6.00 1 5.00 2 6.00 1 10.00 1 8.00 1 10.00 1 6.00 1 8.00 2 9.00 1 10.00 1 5.00 1 6.00 2 7.00 1 9.00 1 7.00 1 9.00 1 6.00 1 5.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 10.00 1 4.00 2 7.00 2 5.00 1 9.00 1 6.00 1 6.00 2 6.00 1 7.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 7.00 2 4.00 2

9.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1 9.00 1 5.00 1 9.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 11.00 1 4.00 2 8.00 2 4.00 2 7.00 2 4.00 2 10.00 1 4.00 2 9.00 1 4.00 2 10.00 1 9.00 1 9.00 1 5.00 1 11.00 1 6.00 1 6.00 2 4.00 2 9.00 1 5.00 1 8.00 2 5.00 1 10.00 1 1.00 2 10.00 1 5.00 1 8.00 2 5.00 1 7.00 2 5.00 1 9.00 1 5.00 1 5.00 2 3.00 2 7.00 2 5.00 1 10.00 1 4.00 2 8.00 2 3.00 2 10.00 1 5.00 1 5.00 2 1.00 2 10.00 1 5.00 1 9.00 1 5.00 1 10.00 1 4.00 2 6.00 2 4.00 2 7.00 2 4.00 2 9.00 1 4.00 2 10.00 1 5.00 1 8.00 2 4.00 2 10.00 1 6.00 1

10.00 1 5.00 1 6.00 2 4.00 2 7.00 2 5.00 1 6.00 2 5.00 1 7.00 2 4.00 2 6.00 2 5.00 1 7.00 2 5.00 1 7.00 2 6.00 1 7.00 2 4.00 2 8.00 2 5.00 1 11.00 1 6.00 1 11.00 1 6.00 1 10.00 1 5.00 1 10.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 11.00 1 6.00 1 10.00 1 6.00 1 9.00 1 6.00 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

N a m a : Paridawati

Tempat/Tanggal Lahir : Selayar / 26 Juni 1970

Jenis Kelamin : Perempuan

A g a m a : Islam

Suku / Bangsa : Makassar / Indonesia

Alamat Rumah : Jl. Boromg Raya Perumahan Delta Mas 2 Blok C1

No. 12 Makassar.

Alamat Kantor : Balai Kesehatan Kulit Kelamin Dan Kosmetika

Jl. Veteran Utara No. 91 Makassar No. Telepon

(0411) 449504.

Riwayat Pendidikan : 1. Tamat SD Tahun 1982 di SDN No. 4 Pariangan

Kecamatan Bontosikuyu Kab. Selayar.

2. Tamat SMP Tahun 1985 di SMPN Pariangan

Kecamatan Bontosikuyu Kab. Selayar.

3. Tamat SMA Tahun 1988 di SMAN I Benteng

Kabupaten Selayar.

4.Tamat D III Tahun 1992 di Akademi Gizi

Indonesia YPAG Ujung Pandang.

Riwayat Pekerjaan : 1. Tahun 1996 di Rumah Sakit Umum Masohi

Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.

2. Tahun 1999 di Dinas Kesehatan Kab. Selayar.

3.Tahun 2002 sampai sekarang di Balai Kesehatan

Kulit Kelamin Dan Kosmetika Jl. Veteran

Utara No. 91 Makassar.