siklus engine 4 langkah turbocharge
DESCRIPTION
dieselTRANSCRIPT
3.2.2 Siklus Engine 4 Langkah Turbocharge
a. Langkah Hisap (suction/intake stroke)
Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas menuju
titik mati bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman
yang terjadi dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara
dari luar dapat masuk ke dalam ruang bakar melalui katup hisap
yang terbuka. Pada motor bakar yang dilengkapi dengan
turbocharger maka udara yang masuk ke ruang bakar akan lebih
banyak lagi dikarenakan adanya dorongan dari sisi tekan
compressor wheel pada turbocharger.
b. Langkah Kompresi (compression stroke)
Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston
akan berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja pada
langkah ini tidak ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari
mengecilnya volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam
ruang bakar menjadi terkompresi. Dengan kompresi rasio yang
berkisar antara 19 : 1 sampai 23 : 1 maka pengkompresian udara
pada ruang bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat
compression) yang tinggi (kurang lebih berkisar 1000 oF).
Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan
bakar solar di-injeksikan melalui nozle ke dalam ruang bakar,
penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi
sehingga solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah
menjadi butiran-butiran cairan solar yang sangat halus seperti
kabut. Pada saat solar disemprotkan maka campuran antara solar
dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas
yang dihasilkan oleh heat compression.
c. Langkah Tenaga (power stroke)
Proses pembakaran campuran solar dan udara terus
berlangsung sampai piston mencapai titik mati atas dan selanjutnya
kembali berubah arah kembali menuju titik mati bawah. Beberapa
derajat (+ 10o) setelah melewati titik mati atas maka pembakaran
yang terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan ledakan yang
tekanan ekspansinya memaksa piston untuk terus bergerak menuju
titik mati bawah.
d. Langkah Pembuangan (exhaust stroke)
Setelah energi ledakan panas pada langkah power telah
berubah bentuk menjadi energi mekanis maka sisa proses
pembakaran yang ada harus dibuang. Proses ini terjadi ketika
piston bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas dengan
kondisi katup buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di
dorong keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya melalui
mufler gas tersebut akan dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor
bakar diesel yang diperlengkapi dengan turbocharger maka
sebelum masuk ke dalam mufler gas tersebut masih dimanfaatkan
untuk memutarkan sudu-sudu turbin pada turbin wheel.
Demikian siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor
bakar diesel. Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat
dilihat pada gambar di bawah ini. Urutan gambar dari kiri ke kanan
memperlihatkan kondisi: akhir langkah hisap, akhir langkah
kompresi, awal langkah power dan awal langkah buang.
3.3 Teknologi Gas Buang Engine Komatsu
Teknologi Diesel Engine saat ini sudah berkembang dengan sangat
maju, beberapa keunggulan yang dimilki oleh diesel engine yang diterapkan
pada Teknologi engine Komatsu akan kita bahas pada postingan kali ini.
Keunggulan pada Diesel engines yang membanggakan saat ini adalah
diantaranya dapat menurunkan emisi gas buang CO2 yang merupakan
faktor pencetus pemanasan global (global warming). Akan tetapi, diesel
engines menghasilkan nitrogen oxides (NOx) dan material padat atau
particulate matter (PM), dan dianggap berhubungan dalam memberikan
Gambar 3.2 Siklus Engine 4 Langkah TurbochargeSumber : http://www.maritimeworld.web.id/2013/10/
pengaruh buruk pada atmosphere yang dibutuhkan untuk pernapasan
manusia, pengembangan dari diesel engines yang “bersih” secara dramatis
harus dapat menurunkan zat kimia tersebut.
NOx dihasilkan pada saat pembakaran dengan temperature yang
tinggi, sementara itu PM cenderung dihasilkan ketika mencoba untuk
menurunkan NOx. Ini membuat penurunan kedua unsur kimia tersebut ,
juga peningkatan fuel efficiency, menjadi sebuah tantangan technological
yang besar sekali.
Seperti yang terlihat pada halaman 16, Tier III regulations untuk off
road engines akan terpenuhi mulai 2006 dalam negara seperti United States
(Tier III) dan Europe (Stage IIIA). U.S. Environmental Protection Agency
(EPA) merencanakan untuk mengimplementasikan peraturan Tier III mulai
tahun 2006 dengan target penurunan 40% untuk NOx dibandingkan dengan
peraturan Tier II sebelumnya. Ada tekanan yang sangat besar pada
penurunan emisi dari off-road diesel engine untuk construction equipment,
terutama sekali untuk penggunaan engines pada operasi heavy-duty (high-
revolution, high-load), yang mana ini adalah faktor penopang bertambahnya
target pengembangan secara teknologi pada construction equipment.
Dibangun dengan pengalaman lebih dari 70 tahun dalam
pengembangan off-road engine untuk construction dan mining equipment,
Komatsu mampu untuk mendesain engine berkualitas tinggi supaya fungsi
machine menjadi optimal dengan pengaruh kekayaan teknologi yang
dimiliki dan keahlian sebagai pabrik pembuat alat berat.
Batas waktu untuk mengimplementasikan peraturan ini dimulai sejak
tahun 2006, Komatsu akan secara berangsur-angsur merilis sebuah engine
baru Tier III (Stage IIIA)-dari produksi engine dari tahun 2005 kombinasi
penurunan NOx dan emisi PM dengan peningkatan fuel efficiency.