sejarah kerajaan demak

Upload: karya-komputer-birayang

Post on 16-Oct-2015

150 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGERTIAN BUDAYA POLITIK

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangSesuai dengan berkembangnya zaman, kita perlu tahu tentang sejarah-sejarah perkembangan agama dan kebudayaan di Indonesia. Dengan mempelajarinya kita tahu tentang sejarah-sejarahnya dan cara perkembangan itu masuk ke Indonesia Rumusan Masalaha. Apa penyebab kemunduran kerajaan Demak dan pada masa Kepemimpinan Siapa ?b. Pada masa pemerintahan siapa kerajaan Demak mengalami masa kejayaannya ?c. Bagaimana sistem perekonomian kerajaan Demak pada masa Sultan Sutawijaya ?d. Bagaimana pengaruh Agama Islam terhadap perkembangan kerajaan Demak ?

Tujuan1. Untuk mengetahui sistem kepemimpinan kerajaan Demak dan latar belakang Kejayaannya ? 2. Mengetahui sistem perekonomian kerajaan Demak pada masa Sultan Sutawijaya.3. Mengetahui pengaruh dan perkembangan Agama Islam terhadap kerajaan Demak

BAB IISEJARAH KERAJAAN DEMAK

Berdirinya Kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan Kerajaan Majapahit atas daerah-daerah pesisir utara Jawa. Daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon sudah mendapat pengaruh Islam.Dukungan daerah perdagangan yang kuat ini sangat berpengaruh bagi pendirian Demak sebagai kerajaan Islam yang merdeka dari Majapahit. Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Ia memerintah dari tahun 1500-1518 M. Pada masa pemerintahannya, agama Islam mengalami perkembangan pesat. Hal ini dimungkinkan karena gencarnya kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para wali dan bantuan dari daerah-daerah pesisir seperti Tuban dan Cirebon.Raden Patah bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Pengangkatan Raden patah sebagai Raja Demak dipimpin lang sung oleh Sunan Ampet Denta dan didukung oleh anggota wali lainnya. Pada masa pemerintahannya wilayah Kerajaan Demak meliputi daerah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan beberapa daerah di Kalimantan. Pada masa pemerintahannya juga, dibangun Masjid Agung Demak yang dibantu oleh para wali dan sunan sahabat Demak.Pada waktu Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis tahun 1511 M, Raden Patah merasa berkewajiban untuk membantu. Jatuhnya Kerajaan Malaka berarti putusnya jalur perdagangan nasional. Untuk itu, ia mengirimkan putranya, Pati Unus untuk menyerang Portugis di Malaka. Namun, usaha itu tidak berhasil. Setelah Raden Patah meninggal pada tahun 1518, ia digantikan oleh putranya. Pati Unus. Namun, Pati Unus hanya memerintah tidak lebih dari tiga tahun. Ia meninggal dunia tahun 1522 dalam usahanya mengusir Portugis dari Kerajaan Malaka. Saudaranya, Sultan Trenggono, akhirnya menjadi Raja Demak ketiga dan merupakan raja Demak terbesar. Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak oleh Sunan Gunung Jati. Ia memerintah Demak dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya, agama Islam berkembang lebih luas lagi. Sultan Trenggono mengirim Fatahillah ke Banten. Dalam perjalanannya ke Banten, Fatahillah singgah di Cirebon untuk menemui Syarif Hidayatullah. Bersama-sama dengan pasukan Kesultanan Cirebon Fatahillah kemudian dapat menaklukkan Banten dan Pajajaran.Sultan Trenggono juga berusaha memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur. Namun, dalam usahanya menguasai Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono akhirnya gugur sebelum sempat menguasai Pasuruan dan Blambangan.Setelah wafatnya Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena terjadinya perebutan kekuasaan. Perebutan takhta Kerajaan Demak ini terjadi antara Sunan Prawoto dan Arya Penang sang. Arya Penang sang adalah Bupati Jipang (sekarang Bojonegoro) yang merasa lebih berhak atas takhta Kerajaan Demak. Perebutan kekuasaan ini berkembang menjadi konflik berdarah dengan terbunuhnya Sunan Prawoto oleh Arya Penangsang. Arya Penangsang juga membunuh adik Sunan Prawoto yaitu Pangeran Hadiri. Namun usaha Arya Penang sang menjadi Sultan Demak dihalangi oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Trenggono. Jaka Tingkir mendapat dukungan dari para tetua Demak, yaitu Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi. Konflik berdarah ini akhirnya berkembang menjadi perang saudara. Dalam pertempuran itu, Arya Penangsang terbunuh sehingga takhta Kerajaan Demak jatuh ke tangan Jaka Tingkir.Setelah terjadinya perang saudara, Jaka Tingkir menjadi raja Kerajaan Demak dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Ia kemudian memindahkan pusat Kerajaan Demak ke daerah Pajang. Walaupun sebenarnya sudah menjadi kerajaan baru, Kerajaan Pajang masih mengakui sebagai penerus Kerajaan Demak. Bentuk keraton Kerajaan Pajang pun mencontoh bentak keraton Kerajaan Demak. Di dalam keraton Kerajaan Pajang juga disimpan pusaka-pusaka Kerajaan Demak sebagai lambang keturunan lang sung raja-raja Demak. Sebagai tanda terima kasih kepada Ki Gede Pemanahan yang telah mendukungnya, Sultan Hadiwijaya memberikan sebuah daerah Perdikan (otonom) yang disebut Mataram. Ki Gede Pemanahan kemudian menjadi penguasa Mataram dan disebut Ki Gede Mataram. Selama masa pemerintahannya, Sultan Hadiwijaya memperluas bekas wilayah Kerajaan Demak. Daerah-daerah baru yang dikuasainya adalah Blora, Kediri, dan Madiun. Sultan Hadiwijaya wafat pada tahun 1587 M. Pengganti Sultan Hadiwijaya bukanlah putranya yakni, Pangeran Benawamelainkan putra Sunan Prawoto, Aria Pangiri. Pangeran Benawa sendiri diangkat sebagai penguasa daerah Jipang. Pangeran Benawa kurang puas dengan keputusan ini. Apalagi pemerintahan Aria Pangiri di Pajang juga dikelilingi oleh para bekas pejabat Kerajaan Demak. Pangeran Benawa kemudian minta bantuan kepada Sutawijaya, putra Ki Ageng Mataram untuk merebut kembali takhta Kerajaan Pajang.Pada tahun 1588, Sutawijaya dan Pangeran Benawa berhasil merebut kembali takhta Kerajaan Pajang. Benawa kemudian menyerahkan hak kuasanya pada Sutawijaya secara simbolis melalui penyerahan pusaka Pajang pada Sutawijaya. Dengan demikian, Pajang menjadi bagian kekuasaan Kerajaan Mataram. Kerajaan Demak membangun basis perekonomiannya dari pertanian yang menghasilkan bahan pangan pokok seperti beras. Basis perekonomian ini kemudian berkembang setelah Kerajaan Demak memperluas wilayahnya dengan menaklukkan banyak pelabuhan penting di pantai utara Jawa seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik. Dengan menguasai pelabuhan-pelabuhan ini Kerajaan Demak memulai perannya sebagai pelabuhan penghubung (transit). Jalur perdagangan pun terbentuk, dengan poros Pelabuhan Malaka, Demak, Makassar. Setelah Malaka dikuasai Portugis, atus jalur perdagangan yang selama ini ramal melewati Demak menjadi sepi, karena pelayaran harus menyusuri pantai barat Sumatra. Usaha Demak untuk merebut Malaka pada tahun 1513 M mengalami kegagalan.Pengaruh budaya dan agama Islam tersebar luas di Kerajaan Demak berkat bantuan para wali. Para wali sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Salah satu peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Demak yang salah satu tiang utamanya adalah terbuat dari pecahan kayu-kayu dan disebut Soko Tatal. Selain itu, tradisi Demak yang masih berkembang hingga saat ini khususnya di Yogyakarta dan Cirebon adalah Sekaten. Tradisi ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga untuk menarik sebanyak mungkin masyarakat Demak agar memeluk agama Islam.

BAB IIIKESIMPULAN

Raja pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah. Ia memerintah dari tahun 1500-1518 M. Pada masa pemerintahannya, agama Islam mengalami perkembangan pesat. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya, agama Islam berkembang lebih luas lagi. Setelah wafatnya Sultan Trenggono, Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran karena terjadinya perebutan kekuasaan.Kerajaan Demak membangun basis perekonomiannya dari pertanian yang menghasilkan bahan pangan pokok seperti beras. Basis perekonomian ini kemudian berkembang setelah Kerajaan Demak memperluas wilayahnya dengan menaklukkan banyak pelabuhan penting di pantai utara Jawa seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik. Dengan menguasai pelabuhan-pelabuhan ini Pengaruh budaya dan agama Islam tersebar luas di Kerajaan Demak berkat bantuan para wali. Para wali sangat aktif menyebarkan pengaruh Islam tidak hanya di Pulau Jawa tetapi juga daerah lain seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Salah satu peninggalan Kerajaan Demak adalah Masjid Demak yang salah satu tiang utamanya adalah terbuat dari pecahan kayu-kayu dan disebut Soko Tatal.

5