sejarah ilmu pengetahuan ppt
DESCRIPTION
aikTRANSCRIPT
SEJARAH ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM
Agama Islam & Kemuhammadiyahan IVFakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang
Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dalam Islam
A. Periode Awal proses Nabi SAW menyampaikan ajaran Islam di Makkah
B. Periode Khulafa Al-Rasyidun
C. Periode Dinasti-dinasti Khilafat Umayyah, Abbasiyyah, dan Fathmiyyah
D. Periode Kemunduran
E. Periode Kemerdekaan
A. Periode Awal proses Nabi SAW menyampaikan ajaran Islam di Makkah
Fokus menginternalisasi / mentransformasi nilai-nilai fundamental (keimanan yang tauchidy)
Pendidikan Islam periode ini secara individual & kelompok di masjid-masjid & rumah-rumah para sahabat (rumah Al-Arqam Ibn Al-Arqam dan sebagainya), Al-Kuttab bagi anak-anak untuk belajar baca dan tulis huruf Al Qur’an.
Karakteristik :
B. Periode Khulafa Al-Rasyidun
Penyelenggaraan & penanggungjawab pendidikan diserahkan sepenuhnya ortu
Upah / gaji untuk guru, muaddib (-) mengajar sbg kewajiban umat Islam yang wajib ditunaikan
Semangat belajar terbatas pada umat Islam yang dewasa saja & anak-anak kurang mendapat perhatian
Karakteristik :
Materi-materi yang diajarkan terbatas pada pelajaran agama, menulis & membaca Al Qur’an serta menghafal syair & ayat Al Qur’an.
Belum ada sistem penjenjangan dalam pendidikan
Tempat berlangsungnya pendidikan rumah, Al Kuttab, masjid
Perkembangan pendidikan Islam sangat bergantung pada kebijaksanaan para khalifah yang memerintah
Con’t…
Firman-Firman Allah yang mengandung motivasi untuk mencari ilmu misalnya :
“Apakah sama derajatnya orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui…” (QS.Az Zumar : 9)
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.” (QS. Al Isra : 36)
“...Bertanyalah pada orang-orang yang berilmu pengetahuan jika kamu tidak mengetahuinya” (QS. An Nahl : 43)
C. Periode Dinasti-dinasti Khilafat Umayyah, Abbasiyyah, dan Fathmiyyah
Dimulai abad ke-2 H kerajaan Islam dibentuk oleh dinasti-dinasti Mu’awiyah di Damaskus, Daulah Abbasiyah di Bagdad, Daulah Fathimiyah di Mesir, dan Ottoman dari Turki.
Akulturasi Islam dengan kebudayaan non-Islam yaitu Romawi dan Persia
Peradaban Islam meluas Standar selektornya keimanan & nilai moral yang
bersumberkan Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Institusi-institusi pendidikan Islam menelaah ilmu-ilmu
pengetahuan non agamis (sekuler) di samping tetap mengajarkan ilmu agama dan baca tulis huruf Al Qur’an.
Karakteristik :
Permulaan abad ke-5 H muncul institusi-institusi pendidikan yang baru (madrasah untuk dewasa) guru-guru madrasah digaji oleh pemerintah.
Kurikulum madrasah berpusat pada ilmu tafsir (Al Qur’an), ilmu tauhid (teologi), ilmu fiqh, filasafat (-)
Imam Abu Hamid Al Gozzali kebenaran hakiki & kepuasan spiritual yang hakiki itu hanya dapat ditemukan di dalam tasawuf (mystik)
Abad ke 4 & 5 H ahli teologi & ahli tasawuf menjadi pembimbing pendidikan Islam tujuan pendidikan Islam tidak berubah sampai 150 tahun berikutnya
Metoda-metoda pengajaran dikte (imlak), menghafal (verbalisme), secara lisan, yang diikuti dengan tanya jawab.
Con’t…
D. Periode Kemunduran
Setelah abad 14 M Islam sedikit demi sedikit tenggelam kedalam keterbelakangan akibat : Penjajah Barat berpolitik devide et impera & berpolitik
pendidikan yang melemahkan semangat Islam murni Agama Islam tidak lagi murni bercampur dengan unsur
Hinduisme & Persisme. Sayyid Ahmad Khan “Umat Islam dapat maju bila
mendapatkan pendidikan Barat” dirikan sekolah ‘Mohammedan Anglo Oriental College (M.A.O.C)’ di Aligarch gerakan pembaharuan Islam di India berkembang
Abad 8 M - 12 M umat Islam di Timur Tengah Afrika Utara & Spanyol zaman keemasan peradaban Islam & setelah itu mengalami masa suram sampai dengan abad 20 ini
Karakteristik :
E. Periode Kemerdekaan
Tahun 40an negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam melepaskan diri dari penjajahan Barat secara politis mulai mempelajari agama Islam yang murni
Hasil-hasil pemikiran para ilmuwan Islam berpadu dengan pemikiran ulama-ulama modern umat Islam sebagai “khalifah” di muka buminya sendiri
Karakteristik :
Abad 15 H : awal kebangkitan umat Islam seluruh dunia para politikus muslim, ilmuwan muslim & ulama-ulama ahli agama belum mampu membentuk gerakan pembaharuan secara terkoordinasikan masih timbul friksi (perpecahan) internal dalam rupa mahzab-mahzab & sekte-sekte aliran ditambah kemiskinan harta & keterbelakangan dalam ilmu & teknologi sikap primordial
Lembaga-lembaga pendidikan formal umum & Islam (sejak 1946) menerima pendidikan agama & intelektual melalui program pendidikan agama & ilmu pengetahuan serta keterampilan (skill and vocational education) secara berjenjang
UU No 2/1989 ttg system pendidikan nasional lembaga pendidikan agama tetap diberi kesempatan berkembang.
Con’t…
Model operasionalisasi institusional yang berdasarkan pendekatan sejarah
Secara PaedagogisManusia dididik posisi sentral yang dikembangkan kemampuannya berperan dalam penciptaan lingkungan hidup baru yang bernilai historis.
Secara Kurikuler Manusia-didik diperkenalkan pasang surutnya perputaran sejarah manusia.
Secara EpistimologisManusia-didik makhluk belajar yang berkemampuan menangkap makna peristiwa-peristiwa historis sebagai suatu fenomena sosio-kultural umat manusia sepanjang zaman.
Faktor-Faktor Lingkungan Kehidupan, Sosiokultural yang Mendorong
Perkembangan Pendidikan Islam :
Faktor-faktor internal berupa kemampuan umat Islam sendiri dalam menghayati & mengamalkan ajaran Islam yang berpusat dari keimanan berdasarkan tauhid kepada Allah SWT.
Faktor dari eksternalberupa kontak-kontak umat Islam dengan dunia luar terutama dengan kebudayaan Yunani, Romawi dan Persia, yang menimbulkan semangat menstudi filsafat, kebudayaan Hellinisme, dasar-dasar ilmu pengetahuan social dan ilmu-ilmu dasar.
Kesimpulan
Segala sesuatu di dunia ini selalu ada pasang surutnya, tidak ada yang kekal buat diri kita kecuali 3 hal yaitu : amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh.
Saran
Seimbangkanlah antara IPTEK dan IMTAQ yang kita miliki sehingga dengan ilmu yang kita miliki tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi diri dan sesama kita di dunia maupun di akhirat.