sba 2

15
PERCOBAAN 2 PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN I. Tujuan Percobaan Dapat memahami cara penetapan susut pengeringan Menetapkan besarnya susut pengeringan simplisia sampel II. Alat dan Bahan 1. Timbangan analitis 2. Simplisia 3. Cawan penguap 4. Oven III. Prosedur Percobaan Oven diatur pada suhu pengeringan yang digunakan adalah 105 0 C kemudian cawan penguap dipanaskan disuhu pengeringan selama 30 menit dan selanjutnya dilakukan penaraan. Simplisia ditimbang sebanyak 2 gram dicawan penguap yang sudah ditara tersebut dan permukaan simplisia diratakan lalu cawan yang berisi simplisia dimasukan kedalam oven, dipanaskan pada suhu pengeringan selaa 30 menit. Cawan didinginkan

Upload: keukeu-nurdianti

Post on 10-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Unisba

TRANSCRIPT

PERCOBAAN 2PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN

I. Tujuan Percobaan Dapat memahami cara penetapan susut pengeringan Menetapkan besarnya susut pengeringan simplisia sampel

II. Alat dan Bahan1. Timbangan analitis2. Simplisia3. Cawan penguap4. Oven

III. Prosedur PercobaanOven diatur pada suhu pengeringan yang digunakan adalah 1050C kemudian cawan penguap dipanaskan disuhu pengeringan selama 30 menit dan selanjutnya dilakukan penaraan.Simplisia ditimbang sebanyak 2 gram dicawan penguap yang sudah ditara tersebut dan permukaan simplisia diratakan lalu cawan yang berisi simplisia dimasukan kedalam oven, dipanaskan pada suhu pengeringan selaa 30 menit. Cawan didinginkan didesikator hingga suhu berubah menjadi suhu kamar, selanjutnya dilakukan penimbangan lagi. Percobaan ini dilakukan secara duplo.IV. Data pengamatan Nama Latin Simplisia : Zingiberis rhizomaNama Simplisia : Rimpang JaheNama Umum : JaheNama Latin Tumbuhan: Zingiberis officinale

Pengamatan susut pengeringanNo.Berat (gram)Susut pengeringan ( % b/b)

Simplisia keringCawan kosongCawan dan simpisia setelah pengeringan

1.2.002373.415175.199510.8824

2.2.000293.854195.648510.2889

2.0012583.634685.42410.5854

PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN1. % Susut pengeringan = = = = = 0,108824 x 100%= 10,8824%

2. % Susut pengeringan = = = = = 0,102889 x 100%= 10,2889%

V. Pembahasan Simplisia merupakan bahan alam yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, dan kecuali dinyatakan lain, simplisia merupakan bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia hewani, dan simplisia pelican atau mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya (Materia Medika Indonesia, 1989)Simplisia sebagai bahan baku kefarmasiaan seharusnya mempunyai parameter untuk mengkontrol kualitas yang digunakan dalam proses standarisasi mutu simplisia. Parameter standarisasi simplisia meliputi parameter spesifik dan non spesifik. parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman. Sedangkan parameter non spesifik lebih terkait dengan factor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan Parameter non spesifik meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, penetapan kadar abu, kadar air, kadar minyak atsiri dan penetapan susut pengeringan. Salah satu factor lingkungan yang berpengaruh dalam pembuatan simplisia yaitu pada proses pengeringan. Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Proses pengeringan adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan terhambat. Dengan demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan disimpan dalam waktu lama. Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan perlu diperhatikan. Suhu pengeringan dan waktu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang dikeringkan. Hasil yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air 10 %.Dalam percobaan kali ini dilakukan penetapan susut pengeringan pada simplisia rimpang jahe. Uraian Tanaman Asal SimplisiaZingiber officinale(nama simplisia : Zingiber Rhizome)a.KlasifikasiDivisi : SpermatophytaSub-divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledoneaeOrdo : ZingiberalesFamili : ZingiberaceaeGenus : ZingiberSpecies :Zingiber officinaleb.Nama umum/dagang : Jahec.Nama daerah : halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb.d.Deskripsi tanaman:Terna berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 23 mm, lebar 8 15 mm ; tangkai daun berbulu, panjang 2 4 mm ; bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 10 mm, dan tidak berbulu; seludang agak berbulu. Perbungaan berupa malai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bundar telur yang sempit, 2,75 3 kali lebarnya, sangat tajam ; panjang malai 3,5 5 cm, lebar 1,5 1,75 cm ; gagang bunga hampir tidak berbulu, panjang 25 cm, rahis berbulu jarang ; sisik pada gagang terdapat 5 7 buah, berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berbulu,v panjang sisik 3 5 cm; daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bundar pada ujungnya, tidak berbulu, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 1,75 cm ; mahkota bunga berbentuk tabung 2 2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam, berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 2,5 mm, lebar 3 3,5 mm, bibir berwarna ungu, gelap, berbintik-bintik berwarna putih kekuningan, panjang 12 15 mm ; kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm ; tangkai putik 2.

e.Kandungan kimia :Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol.Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.f.Khasiat :Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :oMenurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.oMembantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..oGingerolpada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.oMencegah mual, karena jahe mampu memblokserotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual a Uraian Tanaman Asal Simplisia.Susut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang). Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri). Dalam redaksi yang lain dinyatakan bahwa susut pengeringan merupakan pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105oC selama 30 menit atau sampai konstan, yang dinyatakan dalam persen. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap atau atsiri dan sisa pelarut organik) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer/ lingkungan udara terbuka (Depkes RI, 2000) .Perhitungan susut pengeringanSusut pengeringan = x 100%( Farmakope Herbal, 2008 )

Susut pengeringan adalah metode untuk penetapan senyawa yang menguap atau hilang pada saat pemanasan. Pada percobaan ini dilakukan pemanasan dengan menggunakan oven pada suhu 105oC selama 30 menit dinyatakan sebagai nilai prosen. Digunakan suhu tersebut karena pada suhu tersebut merupakan suhu titik didih air. Dalam hal khusus (jika bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organic menguap) identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer/lingkungan udara terbuka. Tujuannya adalah untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Nilai atau rentang yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi.Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap atau menghilang dari suatu zat. Susut pengeringan berbeda dengan penetapan kadar air. Di dalam penetapan kadar susut pengeringan yang dihitung adalah zat-zat yang menguap yang ada dalam simplisia termasuk air. Selain air, zat lain yang mungkin menguap adalah minyak atsiri, minyak, dan lain-lain. Jadi secara teoritis angka susut pengeringan bisa lebih besar dari angka kadar air. Dalam percobaan ini digunakan sampel yaitu rimpang jahe. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri didalamnya sehingga dalam percobaan ini dapat diperkirakan bahwa bobot susut pengeringan lebih besar dari kadar air. Cawan yang berisi simplisia dipanaskan selama 30 menit dan pada 1050C, karena pada waktu itu merupakan waktu yang efektif untuk menguapkan zat- zat yang dapat menguap yang menempel pada cawan penguap. Setelah pemanasan selesai, kemudian didinginkan di dalam eksikator lalu ditimbang. Karena bila ditimbang dalam kondisi panas maka akan menambah berat dari cawan dengan simplisia. Pada percobaan ini dilakukan pengukuran simplisia setelah pengeringan pada temperature 105C selama 30 menit dilakukan berturut-turut hingga diperoleh berat konstan. Pada suhu 105C ini, air akan menguap, dan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih rendah dari air akan ikut menguap juga. Susut pengeringan dinyatakan sebagai nilai persen terhadap bobot awal. eksikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari kelembaban udara (Daintith 1994). eksisikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya berisi silika gel atau bahan kimia pengering lainnya.Penimbangan dinyatakan sudah mencapai bobot tetap apabila perbedaan dua kali penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan atau dipijarkan selama 1 jam tidak lebih dari 0,25% atau perbedaan penimbangan seperti tersebut di atas tidak melebihi 0,5 mg pada penimbangan seperti tersebut di atas tidak melebihi 0,5 mg pada penimbangan dengan timbangan analitik.Apabila dalam pengujian disebutkan menggunakan zat yang sebelumnya telah dikeringkan dan tidak mengandung minyak menguap dan tidak ada penjelasan mengenai cara pengeringannya, maka digunakan cara seperti yang tertera pada penetapan susut pengeringan atau penetapan kadar air metode gravimetri.Pada percobaan yang dilakukan, hasilnya berat pada pemanasan pertama adalah 75,1980 gram dan 95,6480 gram sedangkan pada pemanasan kedua adalah 75,1995 dan 95,6485 gram. Dan didapatkan susut pengeringannya 10,8824% adalah dan 10,2889%.Pada simplisia rimpang jahe ini mengandung minyak menguap, jadi susut pengeringan ini tidak bisa dikatakan identik dengan kadar air, karena berat simplisia yang berkurang bukan hanya disebabkan kehilangan air, namun juga ada zat lain seperti minyak atsiri. Jadi pada susut pengeringan ini simplisia rimpang jahe ini akan kehilangan senyawa sebesar 10,8824% atau 10,2889% . Selama proses pengeringan. Senyawa yang hilang (menguap) paling banyak adalah minyak atsiri dan air.

VI. Kesimpulan Susut Pengeringan

1. Penetapan susut pengeringan dilakukan dengan metode gravimetri dengan menggunakan oven2. Penetapan susut pengeringan pada simplisia Zingiberis rhizome dilakukan 2 kali (duplo) dengan hasil masing-masing adalah 1. 10,8824 dan 2. 10,2889%

VII. Daftar pustaka Anonim, 1989. Materia Medika Indonesia, Jilid V. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Anonim.2008.Farmakope Herbal. Edisi pertama.Jakarta: Menkes RI. Anonim.2000.Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:Depkes RI. Daintith, John. 1994. A Concise Dictionary of Chemistry. Oxford: Oxford University Press.