sangkakala edisi natal 2014

24

Upload: pmk-itb

Post on 07-Apr-2016

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Christ Is Enough "Menikmati Tuhan" Mazmur 63:4

TRANSCRIPT

Page 1: Sangkakala Edisi Natal 2014
Page 2: Sangkakala Edisi Natal 2014
Page 3: Sangkakala Edisi Natal 2014

Daftar Isi

engantar Redaksi4

ambutan Ketua Natal 5

emuridan 6

ersekutuan Doa Fakutas7

enginjilan9

rtikel Rohani11

sensi Natal14

ksposisi Tema16

iakonia 19

nglish Corner21

P

S

P

P

P

A

E

E

D

E esolusi22R

3

Page 4: Sangkakala Edisi Natal 2014

Pemimpin RedaksiIgnatius Alriana H.M. (IF’13)

Ketua DesainErian Jeremy(MG’13)

Pembantu UmumAlvin Sutandar(EL’12)

Desainer SampulChristian Anthony(STEI’14)

KontributorAnthony (STEI’14)Dino (FTTM’14)Monika (FTTM’14)Theo (STEI’14)Candy (IF’13)Jenifer (BI’13)Jovita (AR’12)

Pengantar Redaksi

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (Ams 1:7)4

Page 5: Sangkakala Edisi Natal 2014

Who believes in Aslan nowadays?

shalom! Sepotong kalimat dari buku novel berjudul Prince Cas-pian yang ditulis oleh C.S. Lewis

membuka sambutan ini. Ironis, kare-na kalimat ini juga merepresentasikan keadaan manusia pada jaman sekarang.

Ketika membaca sambutan ini, besar ke-mungkinan kalau Anda adalah seorang Kristen. Tapi apa dampak dari hal terse-but? C.S. Lewis dalam bukunya Mere Christianity berkata:

If what you call your “faith” in Christ does not involve taking the slightest notice of what he says, then it is not Faith at all — not faith or trust in Him, but only intellectual acceptance of some

theory of Him.

Memegang janji-Nya akan membuat kita memiliki damai sejahtera dan pengharapan akan masa depan. Menaati perintah-Nya akan membuat kita semakin serupa den-gan-Nya. Ketika kita tidak menyerahkan hidup kita untuk diubah, diatur, dan di- pimpin oleh-Nya, iman kita hanya sebatas penerimaan intelektual terhadap sebuah teori tentang karya keselamatan-Nya.

Saya memiliki kerinduan agar Natal ini bukan hanya sekedar perayaan rutin akan kelahiran-Nya di dunia ini, tetapi momen dimana kita diingatkan kembali seberapa signifikannya kehadiran Yesus di dalam hidup kita. Mari kita meresponi panggi-lan-Nya, untuk benar-benar menikmati relasi dengan-Nya, menikmati Tuhan, se- hingga memang hanya Kristus lah yang kita perlukan. Christ is enough. God bless +us all!

“Sebab kaSih Setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan MeMegahkan engkau.”

Mazmur 63:4

sambutan ketua natal

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. (2 Kor 12:9)

Jeremiah Bintang(Fisika Teknik 2013)

5

Page 6: Sangkakala Edisi Natal 2014

Sejak ditangkap oleh Tuhan, aku me- nyadari arti sesungguhnya dari hidup yang Tuhan berikan. Hidup hanya un-tuk memuliakan nama-Nya. Aku tidak lagi “menderita” karena persoalan dun-iawi, karena aku tahu bahwa hanya Tuhan yang kuperlukan. Sebaliknya aku rela memberi diri untuk “mender-ita” di dalam Tuhan.

Ketika merasakan kasih-Nya yang besar itu, aku merasakan ada suatu panggilan juga untuk memberitakan Injil supaya barangsiapa yang terhi-lang akan kembali. Suatu hari, aku mendapat panggilan untuk membe- ritakannya kepada temanku. Dengan hanya bermodalkan iman aku mencoba memberitakan Injil. Ketika aku telah menyampaikannya, aku mengundang dia untuk dimuridkan. Pertama-tama dia sempat ragu, lalu aku mengajaknya untuk bertemu dengan kakak rohani-ku.

JUST DO ITPada hari yang telah ditentukan untuk kami bertemu, aku berinisiatif untuk puasa. Tetapi aku merasakan hal yang tidak biasa, kepalaku terasa berat. Se-ketika itu juga aku seperti mendengar Tuhan berbicara,

“Jo! Hentikan puasamu ini karena Aku tidak menghendakinya. Tenanglah

sebab Aku telah memegang dia dengan tangan kanan-Ku sendiri.”

Saat kami bertemu dengan kakak rohaniku, Ia kembali meneguhkan temanku. Saat itu juga, temanku mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, dan mau untuk dimu-ridkan. Halleluya! Semua itu hanya bisa terjadi karena kuasa dan kasih-Nya saja. Bagiku, pemuridan adalah kesem-patan aku belajar untuk mengenal dan melakukan kehendak Tuhan dan pang-gilan-Nya dalam hidup ku.

(Johana FSRD 2014)

pemuridan

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Rm 12:12)6

Page 7: Sangkakala Edisi Natal 2014

Ibrani 10:24-25

“Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri

dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukan-

nya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”

Beberapa tahun yang lalu, para bekas tawanan perang Amerika diwawancarai untuk mengetahui metode paling efek-tif yang digunakan oleh musuh untuk mematahkan semangat hidup mereka. Pada akhir wawancara, para peneliti mendapati bahwa para tawanan yang harta bendanya dirampas dan mengala-mi penyiksaan secara fisik justru tidak cepat patah semangat bila dibandingkan dengan mereka yang kesepian dalam sel atau terlalu sering dipindah tempat dan terpisah dari teman-teman mere-ka. Lebih lanjut diketahui bahwa para tentara tersebut memperoleh kekuatan yang terbesar dari hubungan yang akrab dengan sesama yang mereka bentuk di unit militer kecil tempat mereka men-jalani penawanan.

Selain membangun hubungan priba-di yang intim dengan Tuhan, manusia juga diwajibkan memiliki hubungan pribadi dengan sesamanya. Hubungan ini dapat direalisasikan secara konkret dengan persekutuan yang dapat beru-pa ibadah atau PD (persekutuan doa). Salah satu istilah yang sudah tak asing lagi di telinga kita adalah ‘PD fakultas’. Ya, sesuai namanya, PD fakutas mer-upakan persekutuan doa yang diadakan dan diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi tiap fakultas/sekolah di ITB. PD fakul-tas terbuka bagi siapa saja, mahasiswa TPB, mahasiswa tingkat dua, tiga, dan empat dalam fakultas pun dipersilakan mengikuti PD ini.

Selain berdoa, dengan bersekutu kita dapat saling berbagi cerita, pengala-

Berdoa dalam Komunitas

pd fakultas

Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendi-ri saja Allah. (Mzm 86:10) 7

Page 8: Sangkakala Edisi Natal 2014

-

-

=

man, dan kesaksian. Selain memuji dan menyembah Tuhan, dengan bersekutu kita dapat saling menguatkan, menegur, dan membangun satu sama lain.

Persekutuan tidak hanya berfokus pada rutinitas dan liturgi. Persekutuan adalah tempat di mana kita semakin merasakan dan menikmati kasih dan hadirat Allah. Menjelang hari Tu-han yang semakin dekat, baiklah kita mengenal dan menja-di akrab satu sama lain. Meskipun berbeda angkatan, tidak menjadi masalah untuk bertumbuh bersama, berinteraksi, dan bersatu untuk menyembah Tuhan.

Pertama kali masuk ITB, saya ti-dak menyangka bahwa di kampus ini banyak orang yang rindu untuk memuliakan Tuhan. Saya tidak mendu-ga bahwa banyak orang yang terbeban untuk melayani dengan sungguh. Saya yakin dan percaya bahwa lahirnya PD fakultas bukan atas kehebatan manu-sia, namun merupakan buah doa yang

“Dan marilah kita saling

memperhatikan supaya kita sa-ling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan

baik.”

“Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah

kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling me-nasihati, dan semakin giat melaku-kannya menjelang hari Tuhan yang

mendekat.”

penuh kuasa. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita meluangkan sedikit waktu kita untuk mau dibentuk, semakin bertumbuh dalam iman, dengan mem-bangun doa dan persekutuan bersama saudara seiman. Tuhan memberkati :) (ma)

“We know that without food we would die. Without fellowship, life is not worth living.”

Laurie Colwin

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuan-ya itu akan ditambahkan kepadamu. (Mat 6:33)8

Page 9: Sangkakala Edisi Natal 2014

SPREAD THE WORDS!“Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan se-gala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Pendahuluan Sebelum Tuhan Yesus terangkat ke sorga, para murid berangkat ke Gali-lea untuk menemui Tuhan Yesus dan Amanat Agung diperintahkan kepada para murid untuk memberitakan Injil dan kabar keselamatan (Mat 28:18-20).Bagaimana orang-orang Kristen dapat terlibat menginjili? Mereka seharus- nya secara pribadi bertanggung jawab untuk mengabarkan injil atau kabar baik itu. Ada dalam Alkitab, “Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi peker-ja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:37-38).

Menyampaikan Yesus Kristus seharus-nya menjadi suatu cara hidup. Ada da-lam Alkitab, “Jadi ke mana saja kamu pergi, kamu berbicara tentang Kristus kepada semua orang yang akan men-dengar, sambil mengamarkan mereka dan mengajarkan mereka sesuai apa yang kamu ketahui. Kamu ingin mam-pu mempersembahkan setiap orang

kepada Allah, sempurna karena peker-jaan yang telah Kristus perbuat un-tuk masing-masing mereka. Ini adalah pekerjaan saya, dan saya dapat melaku-kannya hanya karena tenaga ajaib dari Kristus yang bekerja di dalam aku.” (Kol 1:25-27)

Mengapa Orang Kristen Menginjil? Dari pembukaan di atas, ada nih bebe- rapa alasan mengapa orang Kristen ha-rus menginjil.

Yang pertama, karena itu adalah perin-tah Tuhan Yesus. Sebelumnya telah dibahas bahwa sebelum Dia naik ke sorga, dia memerintahkan kepada para murid untuk memberitakan injil bah-kan sampai ujung bumi (Matius 28:18). So, sebagai murid Tuhan kita harus mau melaksanakan apa yang Dia perin-tahkan tanpa terkecuali darimana asal kamu, golongan kamu, bahkan umur kamu.

Yang kedua, karena kita harus mengiku-ti teladan Tuhan Yesus. Seperti yang pernah Tuhan Yesus lakukan, Yesus

penginjilan

karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. (Ibr 12:6) 9

Page 10: Sangkakala Edisi Natal 2014

Agung? Kesimpulan Oleh karena itu, pengabaran injil ada-lah hal yang sangat penting bahkan perlu menjadi gaya hidup orang Kris-ten yang mengasihi Tuhan. Kamu tidak perlu menjadi seorang yang sangat terdidik sebelum boleh memberitakan Yesus. Ada dalam Al-kitab, “Demikianlah pula, ketika aku datang kepadamu, saudara-saudara, aku tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk menyampaikan kesaksian Allah kepa-da kamu. Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yai-tu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberita-anku tidak kusampaikan dengan ka-ta-kata hikmat yang meyakinkan, teta-pi dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergan-tung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah” (1 Kor 2:1-5).

Bahkan Tuhan berkata bahwa kita ha-rus menyebarkan Injil di saat yang ti-dak tepat sekalipun. So? Tunggu apala-gi guys, bahkan ~jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena en-gkau muda. Jadilah teladan bagi orang sekitarmu~ ya! Semangat mengabarkan Injil , Tuhan Yesus memberkati. (cdn)

berkeliling ke semua kota dan desa, bahkan ia mengajar dalam rumah-ru-mah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga (Matius 9: 35). Seperti itulah teladan yang dapat kita ambil dari Tuhan Yesus yang benar-benar pergi ke banyak tempat untuk melaku-kan pemberitaan bagi banyak orang se-hingga banyak orang dapat mendengar kabar keselamatan.

Yang ketiga adalah karena kita harus berbelas kasihan. Sewaktu Tuhan Ye-sus berkeliling ke desa-desa dan ko-ta-kota banyak sekali ditemui banyak orang yang terlihat lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala (Matius 9:36). Seperti itulah perasaan Tuhan Yesus kepada banyak orang yang dihampirinya. Oleh karena itu, kita pun juga harus turut memiliki rasa belas kasihan kepada orang sekeliling kita yang bahkan masih belum pernah mendengar kabar keselamatan itu.

Yang keempat adalah karena kita me- ngasihi Tuhan. Ya, seperti pada Yo-hanes 14 : 15 demikian “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” . Nah seperti itu-lah yang dikatakan Tuhan Yesus agar kita melakukan perintah-Nya sebagai bentuk bahwa kita sungguh mengasi-hi Tuhan. Bagaimana kita dapat men-gatakan bahwa kita mengasihi Tuhan tetapi kita tidak melakukan perin-tah-Nya yang tak lain adalah Amanat

Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu (1 Ptr 1:14)10

Page 11: Sangkakala Edisi Natal 2014

Sebagai mahasiswa, ten-tunya banyak kesibukan yang kita hadapi. Entah itu orientasi, tugas-tugas besar, kuis dan ujian, ke-giatan kemahasiswaan, dan belum lagi mengatur kehidupan kita di luar kampus. Pastinya kita per-nah mengeluh tentang ku-rangnya waktu yang ada.

Masalahnya waktu yang ada tak mungkin bertambah atau berku-rang. 24 jam dalam satu hari, tu-juh hari dalam seminggu. Nah, yang bisa kita lakukan adalah menyiasati waktu yang “sedikit” ini untuk melakukan kegiatan yang produktif, yang benar-benar berguna. Namun, apa sih hal yang berguna itu? Bukankah itu relatif bagi setiap orang?

Alkitab sendiri banyak membahas tentang mempergunakan waktu. Salah sa- tunya adalah bagaimana kita menggunakan waktu hidup kita sesuai kehendak Allah (1 Petrus 4 : 2). Kehendak Allah ialah “Amanat Agung” yang tertulis dalam Matius 28:19-20 : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu...”.

Waktukuuntuktuhan

rohani bebas

beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan den-gan segenap jiwamu, (Ul 10:12) 11

Page 12: Sangkakala Edisi Natal 2014

Jujur saja, di tengah kesibukan kita, kita seringkali mengabaikan Tuhan. Tuhan menjadi prioritas yang ke-seki-an dalam hidup kita. Jangankan untuk mengingat hal seperti pelayanan dan pemuridan yang kesannya mungkin akan banyak menyita waktu kita, bah-kan untuk saat teduh rutin setiap hari saja mungkin belum tentu menjadi kebiasaan dan mungkin malah tak ter-pikirkan. Kita jadi egois. Waktu yang kita miliki benar-benar kita gunakan hanya untuk kepuasan pribadi. Kita ti-dak mau memuaskan Tuhan.

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan di-tambahkan kepadamu” (Matius 6:33). Di sini Yesus mengajarkan kepada kita un-tuk tidak khawatir akan segala perma-salahan kita. Semua hal tersebut akan selesai bila kita mencari dahulu kera-jaan Allah. Semua akan ada solusinya bila kita mau hadir, menghampiri-Nya serta menyerahkan segala pergumulan kita. Entah itu studi kita, masalah prib-adi, dan lainnya. Dia ingin kita menye-diakan waktu kita untuk “mengobrol” padanya dan berbicara secara pribadi. Tuhan ingin kita membangun relasi yang intim dengan-Nya.

Marilah kita, mahasiswa, di tengah kesibukan kita, ingatlah Tuhan. Jadilah orang benar yang seperti pemazmur

katakan, “yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan merenungkannya siang dan malam” (Mazmur 1:2). Mu-lailah dengan bangun relasi yang baik dengan Tuhan dalam keseharian kita, baru setelah itu menuju ke tahap pe-layanan dan pemuridan. Lakukanlah apa yang menjadi tujuan Tuhan dalam hidup kita. Manusia kurang lebih ha-nya memiliki tujuh puluh tahun dalam hidupnya (Mazmur 90:10). Tentunya kita tak ingin tujuh puluh tahun hidup kita tersebut terbuang percuma bu-kan? (eri)

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kris-tus. (Rm 10:17)12

Page 13: Sangkakala Edisi Natal 2014
Page 14: Sangkakala Edisi Natal 2014

?WhyJesus came to this earth

Natal yang sesungguhnya adalah suatu momen dimana kita mengin-gat Kristus yang adalah Tuhan berinkarnasi menjadi seorang ma-nusia. Yesus yang tidak terbatas rela mengosongkan diri-Nya lahir

sebagai manusia yang terbatas.

Namun, pernahkah kita berpikir menga-pa Yesus harus datang ke dalam dunia? Apa akibatnya jika Yesus tidak datang ke dalam dunia? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, ada baiknya kita melihat betapa rusaknya manusia akibat dosa.

Sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, ma-nusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia diciptakan sebagai gam-bar dan rupa Allah (Kejadian 1:26), yakni sifat-sifat Allah ada di dalam diri manusia. Melalui sifat inilah manusia dapat hidup menjalankan mandat yang Allah berikan, yakni menguasai dan menaklukkan bumi untuk memuliakan Tuhan. Namun, dosa mengakibatkan kerusakan total (total de-pravity) dimana manusia tidak lagi takluk pada penciptanya. Gambar dan rupa Allah

dalam diri manusia telah rusak sehingga apapun yang dikerjakan tidak lagi men-datangkan kemuliaan Tuhan, melainkan murka Tuhan. Akibatnya, manusia ter-pisah dari Allah. Keterpisahan manusia dengan Allah mengakibatkan manusia tidak memiliki pengharapan akan hidup. Coba bayangkan betapa mengerikan se- seorang hidup tanpa harapan! Kita dapat mengerjakan segala sesuatu di bumi yang hanya berujung pada kematian kekal.

Namun, kita sangat bersyukur karena Al-lah kita adalah kasih. Allah berinisiatif melakukan karya keselamatan. Allah rela mengorbankan Anak-Nya yang tunggal supaya kita memiliki pengharapan akan hidup yang kekal itu. Mungkin banyak di antara kita yang bertanya mengapa Allah yang adalah kasih tidak datang sendiri ke dalam dunia melainkan harus mengutus Anak-Nya yang tunggal? Tidak ada satu

esensi natal

Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu (Yer 29:12)14

Page 15: Sangkakala Edisi Natal 2014

manusia pun yang sanggup melihat Allah Bapa yang begitu mulia. Selain itu, jika kita berada di posisi seorang ayah, kita akan mengeta-hui betapa sakitnya melihat darah daging kita mengalami penderita-an yang besar. Itulah alasan mengapa Allah harus mengutus Kristus.

Ia juga datang untuk menunjukkan bagaimana seharusnya manusia hidup menyatakan gambar dan rupa Allah yang sesungguhnya. Bahkan, dari awal hingga akhir hidup-Nya di dunia ini, Kristus harus rela menderita. Kelahi-ran-Nya di kandang domba, penghinaan yang diterima-Nya selama hidup, hingga kematian-Nya merupakan penderitaan terbesar sepanjang sejarah manusia. Hal ini diterima-Nya dengan satu tujuan yaitu untuk menyatakan kasih-Nya dan menggenapi kehendak Bapa yang mengutus-Nya. Kristus men-jadi penghubung kita dengan Allah sejati. Tanpa Kristus yang datang ke da-lam dunia, kita tidak akan pernah dapat sampai kepada Allah yang sejati.

Di momen natal tahun ini, marilah kita sama-sama mere-nungkan kembali betapa besar kasih Allah kepada manu-sia. Kita juga harus merenungkan kembali seberapa kita telah menjalankan tugas kita sebagai gambar dan rupa Allah. Kristus telah memberikan teladan kepada kita de- ngan berjuang menjalani hidup sebagai gambar dan rupa Allah yang sejati. Hidup-Nya terus menerus berpusat ke-pada Bapa yang mengutus-Nya. Sudahkah kita hidup de- ngan mengutamakan Bapa dalam segala aspek hidup kita?

Kata Yesus kepadan-ya: “Akulah jalan ke-benaran dan hidup. Tidak ada seorang-

pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

- Yohanes 14:6

Sekitar dua ribu tahun yang lalu, Pribadi Kedua Allah Tritunggal datang ke dalam dunia, mengenakan tubuh manusia yang terbatas

untuk mencari dan menyelamatkan manusia berdosa.

Sebagai penutup artikel ini, penulis mengajak Saudara untuk merayakan momen natal se-bagai momen untuk mengingat kembali alasan mengapa Kristus harus datang ke dalam dunia. Natal bukanlah momen dimana kita menikmati sukacita yang fana lewat diskon be-sar di mall, pengharapan akan seorang Santa Claus, kado natal, dan yang lainnya. Momen natal adalah momen kita menikmati sukacita yang sejati dimana Kristus sebagai Tuhan kita datang untuk menyelamatkan kita. (com)

?Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan

engkau, dan engkau akan memuliakan Aku. (Mzm 50:15) 15

Page 16: Sangkakala Edisi Natal 2014

Menikmati Tuhan

“ S’perti rusa rindu sungaiMu, jiwaku rindu Engkau. Kau lah Tuhan hasrat hatiku, kurindu menyembahMu”.

Kalimat di atas mungkin memang tidak asing bagi kebanyakan kita. Yup, kalimat di atas adalah penggalan lirik sebuah lagu yang memiliki makna begitu dalam. Lirik tersebut menyatakan tentang begitu dalamnya kerinduan seseorang kepada Tuhan, kerinduan untuk menyembah Tuhan dalam keintiman.

“Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuh-Ku rindu kepada-Mu, seperti tanah yang kering dan tandus tiada berair.” (Mazmur 63:2)

Pernahkah kita begitu merindukan Tuhan? Ayat di atas adalah mazmur- nya Daud yang menyatakan kerinduannya yang begitu besar kepada Allah. Pada saat mazmur ini dibuat oleh Daud, Daud sebenarnya

sedang berada dalam keadaan sangat menyedihkan. Dia sedang berada di padang gurun melarikan diri dan bersembunyi dari kejaran anaknya sendiri, Ab-salom, yang begitu ingin mengambil tahta kerajaan dari ayahnya. Tetapi, di tengah keadaannya yang begitu menyedihkan, Daud memiliki respon yang berbeda. Dia tidak mencari pelarian yang lain selain Tuhan. Dia datang kepada Allah, menyem-bah Allah dengan mazmurnya, meluapkan seluruh isi hatinya kepada Allah, dan berdiam diri dalam hadiratNya. Yup, Daud menikmati Tuhan dalam keterdesak-kannya.

eksposisi tema

“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau kemanapun engkau pergi”. (Yos 1:9)16

Page 17: Sangkakala Edisi Natal 2014

Tuhan tidak pernah membiarkan setiap yang datang kepadaNya tidak mendapatkan sesuatu. Tuhan adalah Tuhan yang begitu rindu memuaskan setiap anak-anakNya lewat kasihNya. Tuhan yang membuktikan kasihNya melalui Natal ini dengan turun ke dalam dunia langsung untuk menemukan setiap yang terhilang dan membuat setiap orang bisa menikmati kasihNya. Dia rindu agar setiap kita menemukan kepuasan dan kepenuhan yang seja-ti di dalam Dia dan setiap penyembahan kita kepadaNya, bukan kepuasan semu dari dunia ini.

“Sebab kasih setiaMu lebih baik daripada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.” (Mazmur 63:4)Lewat Natal ini, biarlah setiap kita kembali lagi kepada kasih mula-mula kita kepada Allah. Kepenuhan dalam kasih Allah lah yang akan membuat bibir kita sendiri berkata “Tuhan, kasihMu lebih dari segalanya. KasihMu lebih dari hidup kami. KasihMu lebih dari cukup.” Yup, Christ is Enough. Tuhan itu cukup bagi kita, kita tidak memerlukan pacar, games, film-film, atau apapun juga untuk mengisi kekosongan yang kita rasakan. Dia cukup, bahkan Dia lebih dari cukup bagi kita. Dia yang memuaskan hasrat hati kita. Nikmatilah Dia dalam susah maupun senang dan dalam berbagai musim kehidupan kita. Biarlah dalam momen Natal ini, kita kembali mengingat tentang begitu besarnya kasih Allah dalam keidupan setiap kita yang telah membawa kita sampai kepada titik kita berada saat ini. Tuhan memberkati.

“Because experiencingYour loyal love is

better than life itself.My lips will praise You.” (Psalm 63:4)

Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepa-da kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. (Yos 1:3) 17

Page 18: Sangkakala Edisi Natal 2014
Page 19: Sangkakala Edisi Natal 2014

Ada yang pernah dengar tentang

Diakonia PMK ITB? Mungkin ada

yang pernah melihat sekilas di war-

ta, atau pernah mendengar peng-

umumannya. Kebanyakan orang

hanya pernah dengar namanya tapi

tidak tahu apa itu Diakonia sebe-

narnya.

Diakonia PMK ITB merupakan

salah satu badan perlengkapan

PMK ITB yang berupa komisi atau

tim kerja. Komisi ini bertujuan un-

tuk membantu para mahasiswa

Kristen ITB yang kesulitan dalam

memenuhi biaya hidup sehari-hari

agar studi dan pelayanan mereka

selama di ITB tidak terganggu.

Kisah Diakonia dimulai pada tahun

1997 saat Indonesia mengalami kri-

sis ekonomi hebat. Harga barang

dan jasa naik pesat, mempengaruhi

semua golongan tanpa kecuali. Pada

tahun itu juga, puluhan mahasiswa

ITB memilih untuk mengundur-

kan diri karena tidak sanggup me-

menuhi kebutuhan hidupnya. Wa-

lau ITB sendiri memberi bantuan

pembebasan uang kuliah untuk ma-

hasiswa kurang mampu, kebutuhan

biaya hidup tetap mencekik bagi

beberapa kalangan mahasiswa.

Melihat hal tersebut, para dosen

Kristen dan pekerja PMK menga-

wali program bantuan biaya hidup

dengan kode nama: Diakonia. Tim

kerja ini bertugas mencari calon

penerima bantuan, mencari alum-

ni yang bersedia menderma, serta

menyalurkan bantuan hidup dari

Melayani Kebutuhan Hidup Mahasiswa Kristen ITB

diakonia

Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. (3 Yoh 1:4) 19

Page 20: Sangkakala Edisi Natal 2014

penderma ke penerima. Tidak ha-

nya menyalurkan dana, Tim Diako-

nia juga memiliki para pemerhati.

Mereka tidak hanya menyalurkan

langsung kepada para penerima,

tapi juga menjadi pengasuh dan

pembimbing rohani penerima ban-

tuan.

Tuhan melihat dan memberi karunia

pada pelayanan ini. Ia membuat

suatu lingkaran hubungan yang

indah untuk Diakonia PMK ITB:

alumni ITB yang dulu mendapat

bantuan Diakonia sekarang menjadi

penderma untuk Diakonia. Dengan

makin banyaknya mahasiswa yang

bisa dibantu oleh Diakonia di tahun

ini, kami berharap makin banyak

juga mahasiswa di masa depan yang

bisa merasakan kasih dari alumni-

nya.

Bagi teman-teman yang merasa

membutuhkan bantuan Tim Dia-

konia, baik yang ingin mengajukan

diri sendiri maupun mengusulkan

orang lain yang membutuhkan ban-

tuan, dapat menghubungi Humas/

Divisi Eksternal Diakonia PMK ITB

yang tertera di bawah ini. Tidak ada

format khusus untuk menghubungi

melalui pesan singkat, namun min-

imal sertakan Nama dan Fakultas/

Jurusan (Angkatan) jika ingin men-

ghubungi. Bagi teman-teman yang

masih penasaran, dapat melihat blog

kami di diakoniapmkitb.wordpress.com.

(cal)

“Kami dengan senang hati menya-

lurkan bantuan ini kepada kalian

yang benar-benar membutuhkan.”

Selamat Natal, Tuhan memberkati!

Humas Diakonia PMK ITB :Jovita Calista (Ar-

sitektur 2012) 08561142221

Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pen-cobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mat 26:41)20

Page 21: Sangkakala Edisi Natal 2014

EyesThe Greatest Gift God Ever Created

“ “The word of the Lord came to me saying, “What do you see, Jeremi-ah?” And I said, “I see a rod of an

almond tree.” Then the Lord said to me, “You have seen well, for I am

watching over My word to perform it.”

- Jeremia 1:11-12

What are you seeing right now? A book? An article? Or something else? Lord has graciously given us a pair of eyes to see the miracle from everything He has created. Every morning, we awake from a new dream, it is a new day, a new begin-ning, a new awakening; we open our eyes to see by the dawns early light. God is pouring out fresh grace, en-lightenment, and visions that will awaken us to new possibilities.

Vision is what we see, but it is also the way in which we see. Vision is

the lens that interprets the events of our life, the way we view peo-ple and our concept of God. If we have a scratch on our glasses, it may seem like everybody around us has scratches too, but the problem actu-ally lies with us because our vision is impaired. Likewise, our vision can be “scratched” by sin which lin-gering around us. By then, we lost our sight to what is right and what is wrong.

Jeremia, in his lack of confidence, were appointed by the Lord a prophet to the nations (Jeremia 1:5). His vision of God’s words was blurred because he focused on his past weakness. But the Lord cleared his sight and proceed to do His will.Whenever we get ourself lost in our vision, seek for the Lord-He will clear your “eyes” to see again the right path we take. (cas)

english corner

Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. (Ams 3:11) 21

Page 22: Sangkakala Edisi Natal 2014

resolusi

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (Gal 5:24)

Kamu dapat menuliskan beban-beban dan pergumulanmu pada bagian ini. Tidak hanya itu, mulailah menulis komitmen yang akan kamu hidupi sepanjang setahun ke depan. Jalani semangat Natal setiap hari.

Tuhan Yesus telah hadir ke dunia, nikmatilah Ia sepenuhnya dan berjalanlah dalam kasih dan kesetiaan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

CHRISTMAS AND ME

Pergumulanku:

Komitmenku:

22

Page 23: Sangkakala Edisi Natal 2014
Page 24: Sangkakala Edisi Natal 2014

24