skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · web viewpendidikan anak usia dini adalah suatu upaya...

53
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot. Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret- coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya.

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada

anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot.

Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah

gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota

tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.

Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot

halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Motorik

merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir

antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang

menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh

kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari

tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua

kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat bermain terjadi

stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain

itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.

Pendidikan di Taman kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil

belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu

diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang,

tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar.

Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di

Taman Kanak-Kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik

psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,

bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.

Berdasarkan observasi di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang anak – anak

Page 2: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

2

menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatan

menggunting, yang ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan

kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran. Aktivitas anak dalam

keterampilan menggerakan motorik halus dalam perkembangan menggunting dari

kreativitas anak masih belum trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah

pengelolaan kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas

anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya.

Menurut Fawzia Aswin Hadis dan kawan – kawan, dalam bukunya yang berjudul

Mencerdaskan Balita Melalui Gerak dan Dialog ( 2001:83-84), Salah satu cara

mengembangkan kemampuan motorik halus adalah dengan kegiatan menggunting dan

menempel.

Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan

fisik/motoriknya maka guru-guru TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang akan

membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan

melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola,

mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan

cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan

terampil.

Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan

guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak mampu; Melakukan

aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis,

keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi

dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi

suatu karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat

menggunakan berbagai metode pembelajaran.

Karakteristik mengembangkan kemampuan motorik anak di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang, melatih gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan

kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan

keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.

Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik

anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah di dalam ataukah di luar kelas,

Page 3: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

3

keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai kegaiatan, serta tema dan

pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran.

Misalnya untuk pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat

berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai atau

menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang dilakukan didalam

kelas.

Dari 9 anak, hanya 3 anak yang terampil menggunakan gunting dan melaksanakan

kegiatan menggunting dengan hasil yang sesuai dengan harapan ibu guru. Namun, guru

perlu menyediakan semua peralatan yang diperlukan setiap anak, seperti kertas, gunting

pensil warna atau buku-buku untuk pola yang akan digunting anak, jumlah peralatan dan

bahan diharapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri-

sendiri. Metode yang dipergunakan adalah metode demonstrasi. Berikut ini di TK Al –

Ikhlas Mandalawangi Pandeglang malakukan perencanaan pengembangan motorik anak,

dimana guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak.

Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Al –

Ikhlas Mandalawangi Pandeglang dengan kegiatan menggunting pola sederhana.

Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang

kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan keindahan.

Topik yang dipilih adalah keterampilan menggunting. Kegiatan akan dilaksanakan di

dalam kelas. Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan

dilakukannya bersama anak- anak di kelas.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak Usia Dini Melalui Metode

Demonstrasi Dalam Pengembangan Aspek Pengembangan Motorik Halus Anak Di TK Al

– Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.

Page 4: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ” Apakah

Pendekatan Demonstrasi dapat meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak

Usia Dini Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang ? ”.

C. Tujuan Perbaikan

Meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak Usia Dini Di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat perbaikan pembelajaran:

1. Bagi anak didik

a. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

b. Dapat meningkatkan hasil belajar anak.

2. Bagi guru

a. Sebagai pandangan serta perubahan yang lebih menarik dalam

pembelajaran menggunting agar lebih efektif di dalam pembelajaran

melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas.

b. Meningkatkan profesionalisme guru menjalankan tugas pembelajaran.

3. Bagi sekolah

a. Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran di di TK Al –

Ikhlas Mandalawangi Pandeglang.

b. Sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru.

4. Bagi orang tua

a. Memberi wawasan baru bagi orang tua dalam mengembangkan

kemampuan menggunting anak di lingkungan keluarga.

Page 5: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKAA. Definisi Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa

pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak

sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar

anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun

2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini

merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian

anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak

mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia

emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif

sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK

diantaranya oleh Bredecamp dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk.,

2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.

1. Anak bersifat unik.

2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.

3. Anak bersifat aktif dan enerjik.

4. Anak itu egosentris.

5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.

6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.

7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.

8. Anak masih mudah frustrasi.

9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.

10. memiliki daya perhatian yang pendek.  

Page 6: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

6

B. Tujuan dan fungsi pendidikan anak usia dini

Menurut Santoso (2011:2.18), menyatakan bahwa Pendidikan pada anak usia dini

pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan

orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan

menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang

memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahuai dan memahami pengalaman

belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan

bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi

dan kecerdasan anak.

C. Pengertian Motorik Halus

Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian

penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering

membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup

pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.

Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan

bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot

halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan

kelereng.

Demikian pula menurut Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus

adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan

oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan

pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan

tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.

Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi,

seperti menggunting kertas, menggambar, melipat, mewarnai, serta menganyam. Namun

tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang

sama.

Page 7: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

7

D. Perkembangan Motorik Halus Anak

Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan

keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik

halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu

secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam

lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun

ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang

didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam

kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan

taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.

Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal

asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk

mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.

E. Kegunaan Motorik Halus

Kegunaan / Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Bermainnya

menurut Fawzia Aswin Hadis dalam Bukunya yang berjudul Mencerdaskan Balita melalui

Gerak dan Dialog (2001:86), yaitu :

1. Mengembangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri, mengancingkan

baju, mengikat tali sepatu, dll.

2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-temannya.

3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam melakukan

aktivitas tertentu.

4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap kemandirian

yang dilakukannya.

5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya memegang pensil

atau pulpen.

Page 8: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

8

F. Metode Demontrasi

Menurut Masitoh, dkk dalam Strategi Pembelajaran TK ( 2011 : 7.26 ) mengenai

metode demonstrasi, yaitu merupakan metode dengan cara untuk menunjukkan dan

menjelaskan cara – cara mengerjakan sesuatu. Demonstrasi adalah strategi pembelajaran

yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara

bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas – tugas itu dilaksanakan. Demonstrasi

memadukan strategi umum pembelajaran “do it signal, modelling dan menceritakan-

menjelaskan-menginformasikan”.

Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi Demonstrasi, yaitu :

1) Meminta perhatian anak

2) Menunjukkan sesuatu kepada anak

3) Meminta respon anak – anak

Manfaat Metode demonstrasi, yaitu :

1) Anak – anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantang

tentang caramya mengerjakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu daripada

hanya mendengar penjelasan dari guru.

2) Meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berpikir

konvergen atau berpikir induktif, dan berpikir evaluatif.

Page 9: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

9

G. Menggunting

Menurut Fawzia Aswin Hadis dalam Mencerdaskan Balita Melalui Gerak dan

Dialog ( 2001 : 83 – 84 ), ada banyak manfaat yang akan didapat si kecil dari kegiatan

menggunting dan menempel. Inilah beberapa di antaranya :

a. Melatih motorik halus : Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur

guntingan kertas merupakan kegiatan yang efektif untuk mengasah

kemampuan motorik halus anak.

b. Melatih koordinasi tangan-mata, dan konsentrasi : Semua ini bermanfaat

untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih maksimal mengingat di

usia ini merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat pesat.

c. Meningkatkan kepercayaan diri : Ketika anak berhasil menggunting dan

menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal ini merupakan suatu reward

positif yang akan meningkatkan kepercaya dirinya untuk melakukan

kegiatan itu kembali.

d. Lancar menulis : Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan

menggunting dan menempel kelak akan membantu anak lebih mudah belajar

menulis.

e. Ungkapan ekspresi : Menggunting dan menempel dapat menjadi sarana

untuk mengungkapkan ekspresi dan kreativitas anak.

f. Mengasah kognitif : Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan

menggunting dan menempel akan menstimulus kerja otak sehingga

kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah.

Page 10: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

10

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

Siklus. Setiap Siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan

Mc.Taggar yaitu Rencana, Tindakan, Observasi, dan Refleksi (Nurmalia, 2011 : 17)

Stepehan Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut dalam Siklus 1 sebagai

berikut :

Page 11: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

11

A. Subyek Penelitian

1. Lokasi tempat penilaian dan perbaikan pembelajaran dilaksanakan,

Nama : TK Al – Ikhlas

Alamat : Jl. Labuan

Mandalawangi – Pandeglang

Kelompok : B

2. Waktu Pelaksanaan dan Hari Sekolah,

a. Hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at

b. Siklus I : Tanggal 25 – 29 Agustus 2014

c. Siklus II : Tanggal 1 – 5 September 2014

3. Tema / Subtema,

a. Siklus 1 : Diri Sendiri / Panca Indera

b. Siklus 2 : Diri Sendiri / Kesukaanku

4. Kelompok subyek yang diteliti,

a. Kelompok : B

b. Jumlah : 10 Anak ( 6 anak perempuan dan 4 anak laki – laki )

c. Karakteristik anak Kelompok B :

1) Sudah mau bersosialisasi dan bermain kelompok

2) Ruang gerak luas dan aktif

3) Masih bersifat egosentris

5. Karakteristik Usia 5 – 6 Tahun,

a. Memiliki rasa antusias yang tinggi terhadap hal baru

b. Mulai mahir mengungkapkan perasaan lewat bahasa yang tepat

c. Mulai adaptasi dengan lingkungan baru dengan baik

Page 12: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

12

B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus

a. Pra siklus

1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Peneliti membuat

rencana kegiatan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan

sesuai dengan harapan.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan

langkah-langkah pembelajaran, serta lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur

kemampuan atau prestasi siswa, dan lembar analisis untuk mencatat nilai yang diperoleh

siswa.

2) Melakukan Tindakan

Kegiatan Pra – Siklus dilaksanakan pada Hari Selasa, 15 Juli 2014 peneliti

mengadakan kegiatan pengembangan dengan upaya mempersiapkan media pembelajaran

sesuai dengan perencanaan dimanan dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat

dan kegiatan penutup.

3) Observasi

Peneliti melakukan pengamatan pada kegiatan pengembangan, Apakah Tujuan

Pembelajaran sesuai dengan harapan guru yang terencana dalam RKH? Apakah materi

kegiatan sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini? Apakah media

pembelajaran sudah sesuai dengan materi yang diterapkan di kelas dan menarik minat

anak? Apakah guru sudah mengembangkan potensi kreativitas anak usia dini?

4) Refleksi

Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari observasi tentang kegiatan yang terjadi,

dimana peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi dan evaluasi tentang kegiatan

pengembangan, sehingga timbul permasalahan yang tidak sesuai dengan tujuan

pengembangan. Kemudian peneliti mengadakan revisi guna perencanaan tindakan

perbaikan berikutnya.

Page 13: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

13

b. Siklus I

Pada tahapan Siklus I ini dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Senin – Jum’at, 25 –

29 Agustus 2014, merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan temuan

masalah dan hasil refleksi prasiklus pada tahapan orientasi hasil menjadi perencana pada

siklus ini. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah : “ Meningkatkan Aspek

Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang “.

1. Rencana Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran

agar dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan dapat berhasil dengan baik

sesuai harapan.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan

langkah – langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa,

Lembar Analisis untuk mencatat nilai, Lembar Skenario Perbaikan untuk digunakan

sebagai acuan dalam langkah – langkah kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti

untuk merefleksi diri sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.1

Komponen – Komponen Perencanaan

No Komponen Keterangan

1 RKH 1 (satu) set

2 Lembar Pengamatan Dibuat untuk siswa dan guru

3 Lembar Evaluasi Dibuat sejumlah siswa

4 Lembar Analisis Dibuat untuk siswa

5 Lembar Skenario Perbaikan Langkah – langkah kegiatan

6 Lembar Refleksi Digunakan sesudah pembelajaran

* Komponen – komponen yang dipersiapkan dalam siklus 1

Page 14: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

14

Agar rencana perbaikan dapat terlaksana dengan baik, peneliti menentukan

langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada lembar skenario perbaikan untuk kegiatan

menngunting, adapun langkah – langkah perbaikan adalah sebagai berikut :

a) Peneliti membuat rencana perbaikan kegiatan sesuai dengan

indikator dan menyiapkan media.

b) Peneliti mengkondisikan posisi duduk anak yang disesuaikan

dengan materi kegiatan.

c) Peneliti menjelaskan judul kegiatan pada anak bahwa hari ini

akan Menggunting Pola Sederhana yang disesuaikan dengan

tema / subtema dan media yang bervariasi setiap hari selama

siklus 1.

d) Peneliti menggunakan media sebagai contoh dalam penjelasan

materi kegiatan pada anak untuk menstimulus antusiasme anak

pada kegiatan Menggunting Pola Sederhana dengan Metode

Demonstrasi.

e) Peneliti membagikan media pada anak.

f) Peneliti menugaskan anak untuk melaksanakan kegiatan

Menggunting Pola Sederhana dengan Metode Demonstrasi.

g) Peneliti melakukan penilaian proses kegiatan belajar anak

dengan lembar analisis.

h) Peneliti memberikan motivasi dan penguatan kepada anak yang

memerlukan bimbingan.

i) Peneliti memberikan reward sebagai umpan balik dan

mendokumentasikannya kedalam lembar evaluasi.

2. Prosedur Pelaksanaan PTK ( Tindakan )

Peneliti melaksanakan kegiatan pengembangan yang diupayakan sesuai dengan

perencanaan perbaikan pengembangan dan fokus utama pada materi yang menjadi

rumusan masalah, “Meningkatkan Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada

Kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.

Page 15: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

15

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan upaya menggunakan media

pembelajaran sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan

inti, istirahat dan kegiatan penutup.

Selama proses tindakan, supervisor 2 menilai RKH yang dibuat peneliti dengan

penilaian APKG-PKP 1 dan menilai serta mengamati proses pelaksanaan PTK dengan

penilaian APKG-PKP 2.

Adapun rencana kegiatan pada siklus 1 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Rencana Tindakan Siklus I

Materi Menggunting Melalui Metode Demonstrasi

Tujuan Meningkatkan Kemampuan Anak

Waktu 5 Kali Pertemuan (180 Menit)

Perte-muan

KePembukaan Inti Penutup

1 o Berjalan Maju Pada Garis Lurus

Mengunting Pola Lurus

Menyanyikan lagu anak : Aku sayang semua

2 o Menyebutkan nama hari seminggu

Mengunting Pola Zigzag

Menceritakan kembali isi cerita sederhana

3 o Berdiri dengan tumit

Mengunting Pola Gelombang

Menyanyikan lagu anak ‘Pelangi – Pelangi’

4 o Melakukan Praktek Berjalan Variasi yaitu Berjalan sambil membawa Bola

Mengunting Pola Segitiga

Membuat sajak sederhana

5 o Memanjat, Bergantung dan Berayun

Mengunting Pola Persegi

Bermain Bolu, Sosis dan Donat

Page 16: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

16

Berikut ini adalah deskripsi lebih lanjut mengenai program tindakan pada Siklus I yang

akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :

1. Pertemuan Ke-1

Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah Berjalan Variasi.

Tujuan dari kegiatan pertama ini adalah anak dapat melakukan kegiatan

Berjalan Maju Pada Garis Lurus.

Kegiatan ini diawali dengan berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan

kegiatan dan mengkondisikan kelas, setelah itu peneliti duduk membentuk lingkaran

bersama anak, kemudian peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dan

menentukan aturan bersama agar kegiatan dapat berjalan dengan tertib. Kegiatan yang

akan dilakukan adalah menggunting Pola Lurus.

Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3

kelompok, peneliti melanjutkan dengan Kegiatan yang akan dilakukan adalah

menggunting Pola Lurus. Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah

perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi

pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat kemampuan anak hanya 10% sesuai

dengan penilain anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah

lingkaran, peneliti melanjutkan dengan kegiatan menyanyikan lagu anak ‘Aku Sayang

Semua’, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

2. Pertemuan Ke-2

Pada pertemuan kedua, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang pertama yaitu posisi duduk anak yang semula duduk setengah lingkaran

diubah menjadi bentuk lingkaran dalam kegiatan Menyebutkan nama hari seminggu.

Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3

kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Zigzag, peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah perbaikan. Peneliti mengetahui kelemahan dan

kelbihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat

kemampuan anak hanya 20% sesuai dengan penilaian anak.

Page 17: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

17

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk

setengah lingkaran, peneliti mengulang kembali kegiatan menceritakan kembali isi

cerita. Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.

2. Pertemuan Ke-3

Pada pertemuan ketiga, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang kedua, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran

masih tetap bentuk setengah lingkaran, peneliti melanjutkan dengan kegiatan Berdiri

dengan tumit, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi 3 kelompok,

peneliti melanjutkan dengan kegiatan menggunting Pola Gelombang, peneliti

melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui

kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui

tingkat kemampuan anak naik 30% sesuai dengan penilain anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk

lingkaran dalam kegiatan menyanyikan lagu ‘Pelangi – Pelangi’. Peneliti melakukan

kegiatan sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.

3. Pertemuan Ke-4

Pada pertemuan keempat, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang ketiga yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah

menjadi berdiri membentuk lingkaran dalam kegiatan Berjalan Sambil Membawa

Bola, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi yang semula berdiri membentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3

kelompok yaitu dalam kegiatan menggunting Pola Segitiga, peneliti melakukan

kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan

dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat

kemampuan anak 40% sesuai dengan penilaian anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah

lingkaran dalam kegiatan membuat sajak sederhana. Peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Page 18: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

18

4. Pertemuan Ke-5

Pada pertemuan kelima, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang keempat yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran

diubah menjadi berdiri membentuk lingkaran dalam kegiatan Bergantung, peneliti

melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi yang semula membentuk lingkaran diubah menjadi 3 kelompok yaitu

dalm kegiatan menggunting Pola Persegi, peneliti melakukan kegiatan sesuai langkah-

langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan sesuai dengan

refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui kemampuan anak masih 50% sesuai

dengan penilain anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah

lingkaran dalam kegiatan bermain bolu dan sosis, peneliti melakukan kegiatan sesuai

dengan langkah-langkah perbaikan.

3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data ( Observasi )

Peneliti melakukan pengamtan terhadap kegiatan yang dilakukan selama tindakan

berlangsung dalam kegiatan pengembangan dan menganalisis data hasil perkembangan

anak dari lembar evaluasi selama siklus I, apakah kegiatan sudah sesuai dengan

perencanaan ataukah ada hambatan, masalah baru yang mungkin timbul pada saat

tindakan, dan pengamatan tersebut dapat menjadi bahan untuk menentukan apakah ada hal

– hal yang harus segera diperbaiki. Alat penilaian yang digunakan adalah hasil karya,

adapun lembar penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Page 19: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

19

Tabel 3.3

LEMBAR EVALUASI

No. Nama Penilaian

⚝1 ⚝2 ⚝3 ⚝4

1 Mutia

2 Izzah

3 Lulu

4 Ica

5 Fahrul

6 Fachri

7 Indah

8 Nissa

9 Nurul

Keterangan :

⚝1 BM : Belum Muncul

⚝2 MM : Mulai Muncul

⚝3 BSH : Berkembang Sesuai Harapan

⚝4 BSB Berkembang Sangat Baik

4. Refleksi

Page 20: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

20

Peneliti merenung kembali setelah melakukan tindakan, apakah tindakan yang

telah dilakukan memberi dampak terhadap proses belajar anak dalam upaya Meningkatkan

Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang, selama 5 hari dalam siklus 1, dengan melihat kekurangan dan

kemampuan anak di kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang.

Bila hasil pengumpulan data ada peserta didikk yang menunjukkan hasil yang

belum optimal, maka peneliti melakukan tindak lanjut dengan kegiatan perbaikan pada

siklus 2. Untuk lebih meningkatkan perbaikan pada siklus 2, peneliti dibantu oleh :

1) Dosen pembimbing mata kuliah

2) Kepala sekolah TK Al – Ikhlas

3) Supervisor 2 atau guru TK Al – Ikhlas

4) Peneliti sendiri ( guru kelas )

c. Siklus II

Page 21: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

21

Pada tahapan Siklus II ini dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Senin – Jum’at, 1 – 5

September 2014, merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan temuan

masalah dan hasil refleksi prasiklus pada tahapan orientasi hasil menjadi perencana pada

siklus ini. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah : “Meningkatkan Aspek

Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang “.

1. Rencana Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan PTK, peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran

agar dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan dapat berhasil dengan baik

sesuai harapan.

Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan

langkah – langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa,

Lembar Analisis untuk mencatat nilai, Lembar Skenario Perbaikan untuk digunakan

sebagai acuan dalam langkah – langkah kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti

untuk merefleksi diri sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.

Tabel 3.4

Komponen – Komponen Perencanaan

No Komponen Keterangan

1 RKH 1 (satu) set

2 Lembar Pengamatan Dibuat untuk siswa dan guru

3 Lembar Evaluasi Dibuat sejumlah siswa

4 Lembar Analisis Dibuat untuk siswa

5 Lembar Skenario Perbaikan Langkah – langkah kegiatan

6 Lembar Refleksi Digunakan sesudah pembelajaran

* Komponen – komponen yang dipersiapkan dalam siklus 1

Agar rencana perbaikan dapat terlaksana dengan baik, peneliti menentukan

langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada lembar skenario perbaikan untuk kegiatan

Page 22: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

22

mewarnai gambar dengan media sederhana, adapun langkah – langkah perbaikan adalah

sebagai berikut :

a) Peneliti membuat rencana perbaikan kegiatan sesuai dengan indikator dan

menyiapkan media.

b) Peneliti mengkondisikan posisi duduk anak yang disesuaikan dengan materi

kegiatan.

c) Peneliti menjelaskan judul kegiatan pada anak bahwa hari ini akan menggunting

yang disesuaikan dengan tema / subtema dan media yang bervariasi setiap hari

selama siklus II.

d) Peneliti menggunakan media sebagai contoh dalam penjelasan materi kegiatan

pada anak untuk menstimulus antusiasme anak pada kegiatan menggunting.

e) Peneliti membagikan media pada anak.

f) Peneliti menugaskan anak untuk melaksanakan kegiatan menggunting.

g) Peneliti melakukan penilaian proses kegiatan belajar anak dengan lembar analisis.

h) Peneliti memberikan motivasi dan penguatan kepada anak yang memerlukan

bimbingan.

i) Peneliti memberikan reward sebagai umpan balik dan mendokumentasikannya

kedalam lembar evaluasi.

2. Prosedur Pelaksanaan PTK ( Tindakan )

Peneliti melaksanakan kegiatan pengembangan yang diupayakan sesuai dengan

perencanaan perbaikan pengembangan dan fokus utama pada materi yang menjadi

rumusan masalah, “Meningkatkan Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada

Kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan upaya menggunakan media

pembelajaran sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan

inti, istirahat dan kegiatan penutup.

Selama proses tindakan, supervisor 2 menilai RKH yang dibuat peneliti dengan

penilaian APKG-PKP 1 dan menilai serta mengamati proses pelaksanaan PTK dengan

penilaian APKG-PKP 2.

Page 23: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

23

Adapun rencana kegiatan pada siklus 1 sebagai berikut :

Tabel 3.5 Rencana Tindakan Siklus II

Materi Menggunting Melalui Metode Demonstrasi

Tujuan Meningkatkan Kemampuan Anak

Waktu 5 Kali Pertemuan (180 Menit)

Perte-muan

KePembukaan Inti Penutup

1 o Berjalan Zigzag sambil membawa beban

Mengunting Bentuk Buah Pepaya

Menyanyikan lagu anak : Pelangi

2 o Senam Irama Pagi Mengunting Pola Televisi

Menceritakan kembali isi cerita sederhana ‘Hiu Yang Baik Hati’

3 o Berdiri dengan satu kaki

Mengunting Pola Rumah

Menyanyikan lagu anak ‘Balonku ada lima’

4 o Melakukan Praktek Berjalan Variasi yaitu Berjalan Berjinjit

Mengunting Pola Baju

Membacakan syair dengan eskpresi

5 o Memanjat dan Berayun

Mengunting Pola Gelas

Bermain Posisi

Berikut ini adalah deskripsi lanjutan dari Siklus I mengenai program tindakan pada

Siklus II yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :

Page 24: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

24

Berikut ini adalah deskripsi lanjutan dari Siklus I mengenai program tindakan pada Siklus

II yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :

1. Pertemuan Ke-1

Pada pertemuan kesatu, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

Siklus I pertemuan kelima yaitu proses duduk anak yang semula setengah lingkaran

diubah menjadi posisi berdiri dihalaman dalam kegiatan berlari zigzag sambil

membawa beban, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah

perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk

lingkaran dalam kegiatan menggunting pola buah Pepaya, peneliti melakukan

kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan

dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui masih 50 %

belum ada peningkatan dalam kemampuan anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3

kelompok dalam kegiatan Menyanyikan Lagu Anak “ Pelangi “ peneliti melakukan

kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

2. Pertemuan Ke-2

Pada pertemuan kedua, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

pertemuan kesatu yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah

menjadi berdiri dihalaman dalam kegiatan “Senam Ria“ peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk 3

kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Rumah peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan

kelebihan sesuai dengan 60% sesuai dengan penilaian anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk

lingkaran dalam kegiatan menyimak Cerita “Hiu Yang Baik Hati”

3. Pertemuan Ke-3

Page 25: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

25

Pada pertemuan ketiga, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang kedua yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah

menjadi berdiri dihalaman dalam kegiatan Berdir dengan satu kaki, peneliti

melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk 3

kelompok dalam kegiatan menggunting pola rumah, peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan

kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat

kemampuan anak naik 70% sesuai dengan penilain anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk

lingkaran dalam kegiatan menyanyikan lagu Balonku Ada Lima, peneliti melakukan

kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

4. Pertemuan Ke-4

Pada pertemuan keempat materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari

materi yang ketiga, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran masih tetap

bentuk lingkaran dalam kegiatan Berjalan Berjinjit, peneliti melakukan kegiatan

sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.

Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3

kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Baju, peneliti melakukan kegiatan sesuai

dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan

sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat kemampuan anak

naik 80% sesuai dengan penilaian anak.

Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk

setengah lingkaran dalam kegiatan membacakan syair dengan ekspresi, peneliti

melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.

5. Pertemuan Ke-5

Pada pertemuan kelima materi yang akan dibahas merupakan kegiatan dari

materi yang keempat, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran

diubah menjadi berdiri berhadapan dengan diam ditempat dalam kegiatan Berayun,

peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah perbaikan.

Page 26: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

26

Posisi duduk anak yang semula berdiri berhadapan dengan diam ditempat

diubah menjadi bentuk 3 kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Gelas, peneliti

melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui

kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran

Alhamdulillah pada pertemuan kelima Siklus kedua dalam kegiatan

menggunting pola sederhana, tingkat kemampuan anak sudah naik 90% sesuai dengan

penilaian anak.

3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data ( Observasi )

Peneliti melakukan pengamtan terhadap kegiatan yang dilakukan selama tindakan

berlangsung dalam kegiatan pengembangan dan menganalisis data hasil perkembangan

anak dari lembar evaluasi selama siklus II, apakah kegiatan sudah sesuai dengan

perencanaan ataukah ada hambatan, masalah baru yang mungkin timbul pada saat

tindakan, dan pengamatan tersebut dapat menjadi bahan untuk menentukan apakah ada hal

– hal yang harus segera diperbaiki.

Alat penilaian yang digunakan adalah hasil karya dan menggunakan lembar

evaluasi seperti pada tabel siklus I.

Jenis data yang digunakan peneliti adalah :

1. Data keadaan anak

2. Daftar penilaian anak

3. Data hasil pengamatan / observasi

Tabel 3.6

Page 27: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

27

Kisi – Kisi Instrument Meningkatkan Aspek Mengguting Dengan Metode

Demonstrasi

Kelompok :

Nama :

Dimensi Kisi – kisi

penilaian

BM MM BSH BSB

Meningkatka

n Aspek

Mengguting

Dengan

Metode

Demonstrasi

Kemampuan

Kemandirian

Kemampuan

Motorik

Halus

Kerapian

4. Refleksi

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama teman sejawat dapat memutuskan

penelitian ini dihentikan, jika semua aspek telah mencapai 80% maka tindakan dihentikan

dan dinyatakan berhasil.

BAB IV

Page 28: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memaparkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan sesuai

dengan rangkaian yang telah dilakukan, dalam pemaparan data temuan penelitian ini

sebelumnya diawali uraian tentang situasi sosial subyek peneliti dan diakhiri dengan

analis.

A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus

1. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus, dilaksanakan oleh peneliti pada hari Selasa, 15 Juli 2014. Pada

tahap ini peneliti belum mempunyai rencana tindakan. Adapun kegiatan pada tahap ini

merupakan orientasi untuk memperoleh data awal dari situasi kelas sesuai dengan

kebiasaan guru mengajar sehari – hari.

a. Observasi

Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada

materi Menggunting Dengan Metode Demonstrasi, adapun aspek yang diamati

dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

1) Kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran terutama dalam

Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

2) Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

3) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun data yang diperoleh anak dalam satu kelas berjumlah 9 siswa, yang

mendapat ⚝1 ada 7 anak, yang mendapat ⚝2 ada 1 anak dan yang mendapat bintang ⚝3

ada 1 anak, dari data yang diperoleh peneliti dalam Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Demonstrasi, yang kemudian kegiatan tersebut menjadi masalah yang akan

dipecahkan dalam Tindakan Penelitian Kelas.

b. Refleksi

Berbagai hasil analisis dan pengumpulan data dari hasil observasi, peneliti

melakukan refleksi diri dan menemukan data sebagai berikut :

1) Dalam menggunakan metode pembelajaran untuk materi Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi masih belum relevan sehingga

Page 29: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

29

anak masih bingung cara melaksanakan Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Demonstrasi.

2) Kemampuan guru dalam menyediakan bahan atau media untuk Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi, kurang bervariatif sehingga anak

bosan untuk mengikuti Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

3) Dalam pengelolaan kelas guru belum melibatkan siswa secara maksimal

sehingga anak tidak mengalami sendiri bagaimana cara melaksanakan

Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

Berdasarkan temuan tersebut, maka ditindaklanjuti dengan refleksi antara peneliti

dan supervisor 2. Sebagai langkah awal, peneliti dan supervisor 2 sepakat untuk

melakukan langkah – langkah perbaikan yang kegiatannya disesuaikan dengan

permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu upaya meningkatkan Aspek Menggunting

Dengan Metode Demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a) Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat secara kolaboratif merencanakan

segala upaya untuk melaksanakan kegiatan penelitian yaitu berupa tindakan-tindakan yang

akan dilakukan dalam memperbaiki proses pembelajaran. Perencanaan ini berdasarkan

refleksi pada tahapan pra siklus yaitu :

a. Penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga

dapat menarik minat antusiasme anak untuk melakukan Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi supaya anak lebih

bersemangat ketika mengikuti Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Demonstrasi.

b. Mewujudkan media pembelajaran lebih divariasikan dan tidak

monoton, sehingga anak tidak berebut media atau mainan.

c. Mengaktifkan anak dalam proses pembelajaran.

2. Tindakan

Page 30: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

30

Pelaksanaan tindakan pada Siklus I ini merupakan implementasi dari hasil rencana

tindakan ini dilakukan pada tanggal 25 s.d 29 Agustus 2014 adapun tindakan yang telah

disusun sebelumnya yaitu :

a. Penggunaan metode pembelajaran Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Pemberian Tugas, diubah menjadi Demonstrasi, sehingga

anak merasa senang pada saat mengikuti Kegiatan Menggunting

Dengan Metode Demonstrasi.

b. Penggunaan media pembelajaran untuk Kegiatan Menggunting

Dengan Metode Demonstrasi disesuaikan dengan tema dengan

bentuk yang menarik dan bervariatif sehingga anak tidak bosan.

c. Mengaktifkan semua orang untuk mengalami pembelajaran secara

konkrit.

3. Observasi

Hasil Observasi terhadap tindakan pada penelitian Siklus I diperoleh data bahwa :

a. Guru sudah mulai menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan perkembangan anak yaitu Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Demonstrasi.

b. Guru sudah mulai mengaktifkan metode pembelajaran sehingga anak

mengalami pembelajaran itu secara konkrit.

c. Media pembelajaran sudah ditambah dan disesuaikan dengan

pembelajaran.

4. Refleksi

Pada kegiatan refleksi Siklus I, peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan dan

mengevaluasi, kemudian merefleksi hasil temuan dari siklus I ini diperoleh hasil temuan

yang berupa hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak dalam proses

pembelajaran serta hasil belajar siswa sudah mulai ada peningkatan, adapun refleksi dari

tindakan Siklus I sebagai berikut :

a. Dalam penggunaan metode pembelajaran sudah dilakukan dengan

tujuan perbaikan dan perkembangan anak.

b. Anak sudah mulai aktif dalam pembelajaran dengan tersedianya

media pembelajaran yang menarrik minat anak, namun dalam

Page 31: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

31

penggunaan media tersebut belum maksimal karena masih ada anak

yang belum bisa melaksanakan Kegiatan Menggunting Dengan

Metode Demonstrasi.

c. Hasil belajar anak mulai menunjukan peningkatan dibandingkan

pada tahap pra siklus.

b) Siklus II

1. Perencanaan

Berdasarkan refleksi Siklus I, maka peneliti dan teman sejawat menyusun rencana

kegiatan tindakan untuk dilaksanakan pada Siklus II sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan Motorik Halus anak dalam Kegiatan Menggunting Dengan Metode

Demonstrasi, rencana itu sebagai berikut :

1. Guru menggunakan metode pemberian tugas yang lebih menarik,

agar anak cepat mengerti bagaimana cara mengikuti Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

2. Media harus memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan anak.

3. Untuk meningkatkan kreativitas anak dalam kegiatan mencocok pola

sederhana dengan metode bermain stimulus pada anak dengan tanya

jawab. Ketika waktu pulang anak yang bisa menjawab pertanyaan

pulang duluan. Bagi yang belum bisa, dibimbing dan diberi

penguatan agar lebih percaya diri dalam Kegiatan Menggunting

Dengan Metode Demonstrasi.

2. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari hasil rencana

tindakan yang telah disusun sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan pada tanggal 01 s.d

05 September 2014, adapun tindakan yang telah disusun sebelumnya yaitu guru

melaksanakan kegiatan belajar menagajar sesuai dengan hasil refleksi siklus II sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui Kegiatan

Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

3. Observasi

Page 32: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

32

Hasil observasi terhadap tindakan pada Siklus II dipeoleh data sekitar 88,8% anak

sudah dapat melakukan Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi n.

4. Refleksi

Dari hasil observasi penelitian pada Siklus II Refleksi diberikan secara umum yang

merupakan hasil evaluasi dan diskusi tentang temuan hasil observasi pada tindakan Siklus

II sebagai bahan evalusi bagi para guru agar dapat menerapkan metode Motorik Halus

Anak dalam Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi dalam kegiatan sehari –

hari.

Dengan metode pemberian tugas yang menyenangkan, sebagian besar anak sudah

mengerti cara pengerjaannya dan kemampuan anakpun menjadi meningkat dalam

pembelajaran Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.

Tabel 4.1

Pra Siklus

Lambang Nilai Senin, 14 Juli 2014

⚝ 7

⚝⚝ 1

⚝⚝⚝ 1

⚝⚝⚝⚝ 1

Page 33: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

33

Tabel 4.2

Rekapitulasi Penilaian Siklus I

Senin25-08-2014

Selasa26-08-2014

Rabu27-08-2014

Kamis 28-08-2014

Jumat 29-08-2014

* 4 1 - 1 1

** 1 3 1 - -

*** 1 1 2 2 2

**** 3 4 6 6 6

Tabel 4.3

Rekapitulasi Penilaian Siklus II

Senin01-09-2014

Selasa02-09-2014

Rabu03-09-2014

Kamis04-09-2014

Jumat05-09-2014

* - - - - -

** - 1 - - -

*** 3 2 3 1 1

**** 6 6 6 8 8

Keterangan :

⚝1 BM : Belum Muncul

⚝2 MM : Mulai Muncul

⚝3 BSH : Berkembang Sesuai Harapan

⚝4 BSB Berkembang Sangat Baik

B. Pembahasan dari setiap siklus

Page 34: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

34

Berdasarkan perolehan hasil penelitian mulai dari Siklus I sampai Siklus II tentang

upaya meningkatkan kemampuan anak melalui kegiatan menggunting di TK Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang Kelompok A dapat ditemukan hasil temuan dan pembahasan

sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan temuan hasil ini balajar anak yang dilaksanakan pada tindakan

pra siklus sampai Siklus II, yang tertera pada table rekapitulasi penilaian Siklus I

dan Siklus II bahwa ada peningkatan dari Siklus I yang baru 44,4 % ke Siklus II

yang meningkat menjadi 88,8 %. Hal ini berarti menunjukan peningkatan dalam

hasil belajar anak meski belum mencapai maksimal.

2. Guru kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran menggunting, hasil

pengamatan selama penelitian mulai dari pra siklus, Siklus I dan Siklus II proses

pembelajaran sudah cukup baik dilihat dari hasil belajar anak guru

mengembangkan pembelajaran menggunting, sedikit mengalami kesulitan dalam

penerapan, mengingat terbatasnya sarana pembelajaran.

3. Semua data diperoleh dari hasil penelitian tentang mewarnai gambar dengan

media sederhana dengan metode pemberian tugas, selanjutnya dimasukan

kedalam rekapitulasi.

GRAFIK SIKLUS PERTAMA

Page 35: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

35

senin selasa rabu kamis jumat0123456789

10

*1 = Belum Berkembang

*2 = Mulai Berkembang

*3 = Sudah Berkembang

*4 = Berkembang Sesuai Harapan

Anak yang mulai berkembang ( *2 )

Anak yang sudah berkembang pada ( *3 )

Anak yang berkembang sesuai harapan ( *4 )

GRAFIK SIKLUS KEDUA

senin selasa rabu kamis jumat02468

10121416

*1 = Belum Berkembang

*2 = Mulai Berkembang

*3 = Sudah Berkembang

*4 = Berkembang Sesuai Harapan

Anak yang mulai berkembang ( *2 )

Anak yang sudah berkembang pada ( *3 )

Anak yang berkembang sesuai harapan ( *4 )

Page 36: skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · Web viewPendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

Setelah diadakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Al – Ikhlas

Mandalawangi Pandeglang, peneliti mengucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah

SWT bahwa dari semua penelitian perbaikan, pembelajaran ini dapat diselesaikan

dengan baik walau masih banyak kekurangan – kekurangannya, namun demikian

dengan diadakannya perbaikan pada Siklus II dapat meningkatkan kreativitas anak

dalam perkembangan Motorik Halus, khususnya dalam kegiatan mengguting.

Minat dan kemampuan anak sangat berbeda ketika sebelum diadakannya

kegiatan perbaikan di Taman Kanak-Kanak Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang,

secara kuantitatif, berdasarkan grafik hasil pencapaian akhir Siklus II, telah terajadi

peningkatan dalam kegiatan mengguting pada anak sebesar 88,8 %.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai

berikut :

1. Guru PAUD diharapkan untuk mengikuti perkembangan tentang pendidikan anak

usia dini sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak melalui kegiatan

mengguting melalui metode demonstrasi yang diterapkan di kelas.

2. Kegiatan mengguting melalui metode demonstrasi perlu dilakukan secara

konsisten untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak.

3. Kegiatan mengguting melalui metode demonstrasi perlu diadakan sesering

mungkin agar terlatih dan terbiasa untuk melakukan kegiatan tersebut.

4. Perbaikan pembelajaran pengembangan bahasa khususnya kegiatan mengguting

melalui metode demonstrasi perlu diadakan sosialisasi kepada pendidik anak usia

dini baik guru maupun orang tua.