skripsipendidikanhome.files.wordpress.com · web viewpendidikan anak usia dini adalah suatu upaya...
TRANSCRIPT
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani. Agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Perkembangan motorik berkembang dengan kematangan syarat dan otot.
Perkembangan motorik pada anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Widodo (2008) perkembangan motorik adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus yang berkoordinasi dengan otak dalam melakukan sesuatu kegiatan. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik halus adalah gerakan yang
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari
tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua
kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Lewat bermain terjadi
stimulasi pertumbuhan otot-ototnya ketika anak melompat, melempar, atau berlari. Selain
itu anak bermain dengan menggunakan seluruh emosi, perasaan, dan pikirannya.
Pendidikan di Taman kanak-kanak (TK) dilaksanakan dengan prinsip “Bermain sambil
belajar, atau belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu
diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa merasa senang,
tenang, aman dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar.
Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di
Taman Kanak-Kanak adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif,
bahasa, fisik/motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Berdasarkan observasi di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang anak – anak
2
menunjukkan keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya dalam kegiatan
menggunting, yang ditandai dengan kurang terampilnya siswa dalam pengembangan
kreativitas menggunakan media kertas dalam pembelajaran. Aktivitas anak dalam
keterampilan menggerakan motorik halus dalam perkembangan menggunting dari
kreativitas anak masih belum trampil dengan ketidakmaksimalan ini penyebabnya adalah
pengelolaan kelas, yaitu penggunaan metode dalam menumbuhkembangkan kreativitas
anak dalam meningkatkan ketrampilan motorik halusnya.
Menurut Fawzia Aswin Hadis dan kawan – kawan, dalam bukunya yang berjudul
Mencerdaskan Balita Melalui Gerak dan Dialog ( 2001:83-84), Salah satu cara
mengembangkan kemampuan motorik halus adalah dengan kegiatan menggunting dan
menempel.
Untuk pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan
fisik/motoriknya maka guru-guru TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang akan
membantu meningkatkan keterampilan fisik/motorik anak dalam hal memperkenalkan dan
melatih gerakan motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola,
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan
cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan
terampil.
Sedangkan kompetensi dasar motorik anak TK yang diharapkan dapat dikembangkan
guru saat anak memasuki lembaga prasekolah/TK adalah anak mampu; Melakukan
aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan persiapan untuk menulis,
keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi
dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi
suatu karya seni. Untuk mengembangkan kemampuan motorik anak TK, guru dapat
menggunakan berbagai metode pembelajaran.
Karakteristik mengembangkan kemampuan motorik anak di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang, melatih gerakan-gerakan kasar dan halus, meningkatkan
kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan
keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.
Lebih lanjut dalam menentukan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik
anak, guru memperhatikan tempat kegiatan, apakah di dalam ataukah di luar kelas,
3
keterampilan apa yang hendak dikembangkan melalui berbagai kegaiatan, serta tema dan
pola yang dipilih dalam kegiatan pembelajaran.
Misalnya untuk pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat
berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai atau
menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang dilakukan didalam
kelas.
Dari 9 anak, hanya 3 anak yang terampil menggunakan gunting dan melaksanakan
kegiatan menggunting dengan hasil yang sesuai dengan harapan ibu guru. Namun, guru
perlu menyediakan semua peralatan yang diperlukan setiap anak, seperti kertas, gunting
pensil warna atau buku-buku untuk pola yang akan digunting anak, jumlah peralatan dan
bahan diharapkan sesuai dengan jumlah anak sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri-
sendiri. Metode yang dipergunakan adalah metode demonstrasi. Berikut ini di TK Al –
Ikhlas Mandalawangi Pandeglang malakukan perencanaan pengembangan motorik anak,
dimana guru merencanakan bentuk evaluasi untuk pengembangan motorik halus anak.
Tujuan kegiatan adalah untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak TK Al –
Ikhlas Mandalawangi Pandeglang dengan kegiatan menggunting pola sederhana.
Dari kegiatan ini anak berlatih menggerakkan pergelangan tangan saat memegang
kertas dan juga agar anak dapat menyalurkan perasaannya dan menciptakan keindahan.
Topik yang dipilih adalah keterampilan menggunting. Kegiatan akan dilaksanakan di
dalam kelas. Guru pun sudah merencanakan langkah kegiatan apa saja yang akan
dilakukannya bersama anak- anak di kelas.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul
“Meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak Usia Dini Melalui Metode
Demonstrasi Dalam Pengembangan Aspek Pengembangan Motorik Halus Anak Di TK Al
– Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.
4
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian: ” Apakah
Pendekatan Demonstrasi dapat meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak
Usia Dini Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang ? ”.
C. Tujuan Perbaikan
Meningkatkan Kemampuan Menggunting Pada Anak Usia Dini Di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat perbaikan pembelajaran:
1. Bagi anak didik
a. Memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar anak.
2. Bagi guru
a. Sebagai pandangan serta perubahan yang lebih menarik dalam
pembelajaran menggunting agar lebih efektif di dalam pembelajaran
melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas.
b. Meningkatkan profesionalisme guru menjalankan tugas pembelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Memberikan masukan bagi peningkatan mutu pembelajaran di di TK Al –
Ikhlas Mandalawangi Pandeglang.
b. Sebagai sarana pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru.
4. Bagi orang tua
a. Memberi wawasan baru bagi orang tua dalam mengembangkan
kemampuan menggunting anak di lingkungan keluarga.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKAA. Definisi Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun
2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).
Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini
merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia
emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.
Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK
diantaranya oleh Bredecamp dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk.,
2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut.
1. Anak bersifat unik.
2. Anak mengekspresikan perilakunya secara relative spontan.
3. Anak bersifat aktif dan enerjik.
4. Anak itu egosentris.
5. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal.
6. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.
7. Anak umumnya kaya dengan fantasi.
8. Anak masih mudah frustrasi.
9. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak.
10. memiliki daya perhatian yang pendek.
6
B. Tujuan dan fungsi pendidikan anak usia dini
Menurut Santoso (2011:2.18), menyatakan bahwa Pendidikan pada anak usia dini
pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan
orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahuai dan memahami pengalaman
belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan
bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi
dan kecerdasan anak.
C. Pengertian Motorik Halus
Sumantri (2005:143), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian
penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering
membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup
pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek.
Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005:118), menyatakan
bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot
halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan
kelereng.
Demikian pula menurut Sujiono (2008:12.5) menyatakan bahwa motorik halus
adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan
pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan
tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.
Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi,
seperti menggunting kertas, menggambar, melipat, mewarnai, serta menganyam. Namun
tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang
sama.
7
D. Perkembangan Motorik Halus Anak
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik
halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu
secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam
lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.
Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan maupun
ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang
didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam
kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan
taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal
asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk
mengembangkan kemampuan mental dan motorik halusnya.
E. Kegunaan Motorik Halus
Kegunaan / Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Bermainnya
menurut Fawzia Aswin Hadis dalam Bukunya yang berjudul Mencerdaskan Balita melalui
Gerak dan Dialog (2001:86), yaitu :
1. Mengembangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri, mengancingkan
baju, mengikat tali sepatu, dll.
2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-temannya.
3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam melakukan
aktivitas tertentu.
4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap kemandirian
yang dilakukannya.
5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya memegang pensil
atau pulpen.
8
F. Metode Demontrasi
Menurut Masitoh, dkk dalam Strategi Pembelajaran TK ( 2011 : 7.26 ) mengenai
metode demonstrasi, yaitu merupakan metode dengan cara untuk menunjukkan dan
menjelaskan cara – cara mengerjakan sesuatu. Demonstrasi adalah strategi pembelajaran
yang dilaksanakan dengan cara memperlihatkan bagaimana proses terjadinya atau cara
bekerjanya sesuatu, dan bagaimana tugas – tugas itu dilaksanakan. Demonstrasi
memadukan strategi umum pembelajaran “do it signal, modelling dan menceritakan-
menjelaskan-menginformasikan”.
Menurut Kostelnik (1999), ada tiga langkah strategi Demonstrasi, yaitu :
1) Meminta perhatian anak
2) Menunjukkan sesuatu kepada anak
3) Meminta respon anak – anak
Manfaat Metode demonstrasi, yaitu :
1) Anak – anak memperoleh penjelasan yang lebih menarik, lebih menantang
tentang caramya mengerjakan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu daripada
hanya mendengar penjelasan dari guru.
2) Meningkatkan daya pikir anak dalam kemampuan mengenal, mengingat, berpikir
konvergen atau berpikir induktif, dan berpikir evaluatif.
9
G. Menggunting
Menurut Fawzia Aswin Hadis dalam Mencerdaskan Balita Melalui Gerak dan
Dialog ( 2001 : 83 – 84 ), ada banyak manfaat yang akan didapat si kecil dari kegiatan
menggunting dan menempel. Inilah beberapa di antaranya :
a. Melatih motorik halus : Menggerak-gerakkan gunting, mengikuti alur
guntingan kertas merupakan kegiatan yang efektif untuk mengasah
kemampuan motorik halus anak.
b. Melatih koordinasi tangan-mata, dan konsentrasi : Semua ini bermanfaat
untuk merangsang pertumbuhan otak yang lebih maksimal mengingat di
usia ini merupakan masa pertumbuhan otak yang sangat pesat.
c. Meningkatkan kepercayaan diri : Ketika anak berhasil menggunting dan
menempel, dia akan melihat hasilnya. Hal ini merupakan suatu reward
positif yang akan meningkatkan kepercaya dirinya untuk melakukan
kegiatan itu kembali.
d. Lancar menulis : Gerakan-gerakan halus yang dilakukan saat latihan
menggunting dan menempel kelak akan membantu anak lebih mudah belajar
menulis.
e. Ungkapan ekspresi : Menggunting dan menempel dapat menjadi sarana
untuk mengungkapkan ekspresi dan kreativitas anak.
f. Mengasah kognitif : Koordinasi mata dan tangan pada kegiatan
menggunting dan menempel akan menstimulus kerja otak sehingga
kemampuan kognitif anak pun akan makin terasah.
10
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
Siklus. Setiap Siklus terdiri dari empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan
Mc.Taggar yaitu Rencana, Tindakan, Observasi, dan Refleksi (Nurmalia, 2011 : 17)
Stepehan Kemmis menggambarkan tahap-tahap tersebut dalam Siklus 1 sebagai
berikut :
11
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi tempat penilaian dan perbaikan pembelajaran dilaksanakan,
Nama : TK Al – Ikhlas
Alamat : Jl. Labuan
Mandalawangi – Pandeglang
Kelompok : B
2. Waktu Pelaksanaan dan Hari Sekolah,
a. Hari : Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jum’at
b. Siklus I : Tanggal 25 – 29 Agustus 2014
c. Siklus II : Tanggal 1 – 5 September 2014
3. Tema / Subtema,
a. Siklus 1 : Diri Sendiri / Panca Indera
b. Siklus 2 : Diri Sendiri / Kesukaanku
4. Kelompok subyek yang diteliti,
a. Kelompok : B
b. Jumlah : 10 Anak ( 6 anak perempuan dan 4 anak laki – laki )
c. Karakteristik anak Kelompok B :
1) Sudah mau bersosialisasi dan bermain kelompok
2) Ruang gerak luas dan aktif
3) Masih bersifat egosentris
5. Karakteristik Usia 5 – 6 Tahun,
a. Memiliki rasa antusias yang tinggi terhadap hal baru
b. Mulai mahir mengungkapkan perasaan lewat bahasa yang tepat
c. Mulai adaptasi dengan lingkungan baru dengan baik
12
B. Deskripsi Rencana Tiap Siklus
a. Pra siklus
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Peneliti membuat
rencana kegiatan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan
sesuai dengan harapan.
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran, serta lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur
kemampuan atau prestasi siswa, dan lembar analisis untuk mencatat nilai yang diperoleh
siswa.
2) Melakukan Tindakan
Kegiatan Pra – Siklus dilaksanakan pada Hari Selasa, 15 Juli 2014 peneliti
mengadakan kegiatan pengembangan dengan upaya mempersiapkan media pembelajaran
sesuai dengan perencanaan dimanan dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat
dan kegiatan penutup.
3) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan pada kegiatan pengembangan, Apakah Tujuan
Pembelajaran sesuai dengan harapan guru yang terencana dalam RKH? Apakah materi
kegiatan sudah sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini? Apakah media
pembelajaran sudah sesuai dengan materi yang diterapkan di kelas dan menarik minat
anak? Apakah guru sudah mengembangkan potensi kreativitas anak usia dini?
4) Refleksi
Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari observasi tentang kegiatan yang terjadi,
dimana peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi dan evaluasi tentang kegiatan
pengembangan, sehingga timbul permasalahan yang tidak sesuai dengan tujuan
pengembangan. Kemudian peneliti mengadakan revisi guna perencanaan tindakan
perbaikan berikutnya.
13
b. Siklus I
Pada tahapan Siklus I ini dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Senin – Jum’at, 25 –
29 Agustus 2014, merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan temuan
masalah dan hasil refleksi prasiklus pada tahapan orientasi hasil menjadi perencana pada
siklus ini. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah : “ Meningkatkan Aspek
Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang “.
1. Rencana Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan PTK, peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran
agar dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan dapat berhasil dengan baik
sesuai harapan.
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah – langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa,
Lembar Analisis untuk mencatat nilai, Lembar Skenario Perbaikan untuk digunakan
sebagai acuan dalam langkah – langkah kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti
untuk merefleksi diri sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.1
Komponen – Komponen Perencanaan
No Komponen Keterangan
1 RKH 1 (satu) set
2 Lembar Pengamatan Dibuat untuk siswa dan guru
3 Lembar Evaluasi Dibuat sejumlah siswa
4 Lembar Analisis Dibuat untuk siswa
5 Lembar Skenario Perbaikan Langkah – langkah kegiatan
6 Lembar Refleksi Digunakan sesudah pembelajaran
* Komponen – komponen yang dipersiapkan dalam siklus 1
14
Agar rencana perbaikan dapat terlaksana dengan baik, peneliti menentukan
langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada lembar skenario perbaikan untuk kegiatan
menngunting, adapun langkah – langkah perbaikan adalah sebagai berikut :
a) Peneliti membuat rencana perbaikan kegiatan sesuai dengan
indikator dan menyiapkan media.
b) Peneliti mengkondisikan posisi duduk anak yang disesuaikan
dengan materi kegiatan.
c) Peneliti menjelaskan judul kegiatan pada anak bahwa hari ini
akan Menggunting Pola Sederhana yang disesuaikan dengan
tema / subtema dan media yang bervariasi setiap hari selama
siklus 1.
d) Peneliti menggunakan media sebagai contoh dalam penjelasan
materi kegiatan pada anak untuk menstimulus antusiasme anak
pada kegiatan Menggunting Pola Sederhana dengan Metode
Demonstrasi.
e) Peneliti membagikan media pada anak.
f) Peneliti menugaskan anak untuk melaksanakan kegiatan
Menggunting Pola Sederhana dengan Metode Demonstrasi.
g) Peneliti melakukan penilaian proses kegiatan belajar anak
dengan lembar analisis.
h) Peneliti memberikan motivasi dan penguatan kepada anak yang
memerlukan bimbingan.
i) Peneliti memberikan reward sebagai umpan balik dan
mendokumentasikannya kedalam lembar evaluasi.
2. Prosedur Pelaksanaan PTK ( Tindakan )
Peneliti melaksanakan kegiatan pengembangan yang diupayakan sesuai dengan
perencanaan perbaikan pengembangan dan fokus utama pada materi yang menjadi
rumusan masalah, “Meningkatkan Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada
Kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.
15
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan upaya menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan
inti, istirahat dan kegiatan penutup.
Selama proses tindakan, supervisor 2 menilai RKH yang dibuat peneliti dengan
penilaian APKG-PKP 1 dan menilai serta mengamati proses pelaksanaan PTK dengan
penilaian APKG-PKP 2.
Adapun rencana kegiatan pada siklus 1 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Rencana Tindakan Siklus I
Materi Menggunting Melalui Metode Demonstrasi
Tujuan Meningkatkan Kemampuan Anak
Waktu 5 Kali Pertemuan (180 Menit)
Perte-muan
KePembukaan Inti Penutup
1 o Berjalan Maju Pada Garis Lurus
Mengunting Pola Lurus
Menyanyikan lagu anak : Aku sayang semua
2 o Menyebutkan nama hari seminggu
Mengunting Pola Zigzag
Menceritakan kembali isi cerita sederhana
3 o Berdiri dengan tumit
Mengunting Pola Gelombang
Menyanyikan lagu anak ‘Pelangi – Pelangi’
4 o Melakukan Praktek Berjalan Variasi yaitu Berjalan sambil membawa Bola
Mengunting Pola Segitiga
Membuat sajak sederhana
5 o Memanjat, Bergantung dan Berayun
Mengunting Pola Persegi
Bermain Bolu, Sosis dan Donat
16
Berikut ini adalah deskripsi lebih lanjut mengenai program tindakan pada Siklus I yang
akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :
1. Pertemuan Ke-1
Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah Berjalan Variasi.
Tujuan dari kegiatan pertama ini adalah anak dapat melakukan kegiatan
Berjalan Maju Pada Garis Lurus.
Kegiatan ini diawali dengan berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan
kegiatan dan mengkondisikan kelas, setelah itu peneliti duduk membentuk lingkaran
bersama anak, kemudian peneliti menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan dan
menentukan aturan bersama agar kegiatan dapat berjalan dengan tertib. Kegiatan yang
akan dilakukan adalah menggunting Pola Lurus.
Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3
kelompok, peneliti melanjutkan dengan Kegiatan yang akan dilakukan adalah
menggunting Pola Lurus. Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah
perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi
pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat kemampuan anak hanya 10% sesuai
dengan penilain anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah
lingkaran, peneliti melanjutkan dengan kegiatan menyanyikan lagu anak ‘Aku Sayang
Semua’, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
2. Pertemuan Ke-2
Pada pertemuan kedua, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang pertama yaitu posisi duduk anak yang semula duduk setengah lingkaran
diubah menjadi bentuk lingkaran dalam kegiatan Menyebutkan nama hari seminggu.
Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3
kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Zigzag, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah perbaikan. Peneliti mengetahui kelemahan dan
kelbihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat
kemampuan anak hanya 20% sesuai dengan penilaian anak.
17
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk
setengah lingkaran, peneliti mengulang kembali kegiatan menceritakan kembali isi
cerita. Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.
2. Pertemuan Ke-3
Pada pertemuan ketiga, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang kedua, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran
masih tetap bentuk setengah lingkaran, peneliti melanjutkan dengan kegiatan Berdiri
dengan tumit, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi 3 kelompok,
peneliti melanjutkan dengan kegiatan menggunting Pola Gelombang, peneliti
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui
kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui
tingkat kemampuan anak naik 30% sesuai dengan penilain anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk
lingkaran dalam kegiatan menyanyikan lagu ‘Pelangi – Pelangi’. Peneliti melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.
3. Pertemuan Ke-4
Pada pertemuan keempat, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang ketiga yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah
menjadi berdiri membentuk lingkaran dalam kegiatan Berjalan Sambil Membawa
Bola, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi yang semula berdiri membentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3
kelompok yaitu dalam kegiatan menggunting Pola Segitiga, peneliti melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan
dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat
kemampuan anak 40% sesuai dengan penilaian anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah
lingkaran dalam kegiatan membuat sajak sederhana. Peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
18
4. Pertemuan Ke-5
Pada pertemuan kelima, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang keempat yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran
diubah menjadi berdiri membentuk lingkaran dalam kegiatan Bergantung, peneliti
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi yang semula membentuk lingkaran diubah menjadi 3 kelompok yaitu
dalm kegiatan menggunting Pola Persegi, peneliti melakukan kegiatan sesuai langkah-
langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan sesuai dengan
refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui kemampuan anak masih 50% sesuai
dengan penilain anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi setengah
lingkaran dalam kegiatan bermain bolu dan sosis, peneliti melakukan kegiatan sesuai
dengan langkah-langkah perbaikan.
3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data ( Observasi )
Peneliti melakukan pengamtan terhadap kegiatan yang dilakukan selama tindakan
berlangsung dalam kegiatan pengembangan dan menganalisis data hasil perkembangan
anak dari lembar evaluasi selama siklus I, apakah kegiatan sudah sesuai dengan
perencanaan ataukah ada hambatan, masalah baru yang mungkin timbul pada saat
tindakan, dan pengamatan tersebut dapat menjadi bahan untuk menentukan apakah ada hal
– hal yang harus segera diperbaiki. Alat penilaian yang digunakan adalah hasil karya,
adapun lembar penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut :
19
Tabel 3.3
LEMBAR EVALUASI
No. Nama Penilaian
⚝1 ⚝2 ⚝3 ⚝4
1 Mutia
2 Izzah
3 Lulu
4 Ica
5 Fahrul
6 Fachri
7 Indah
8 Nissa
9 Nurul
Keterangan :
⚝1 BM : Belum Muncul
⚝2 MM : Mulai Muncul
⚝3 BSH : Berkembang Sesuai Harapan
⚝4 BSB Berkembang Sangat Baik
4. Refleksi
20
Peneliti merenung kembali setelah melakukan tindakan, apakah tindakan yang
telah dilakukan memberi dampak terhadap proses belajar anak dalam upaya Meningkatkan
Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang, selama 5 hari dalam siklus 1, dengan melihat kekurangan dan
kemampuan anak di kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang.
Bila hasil pengumpulan data ada peserta didikk yang menunjukkan hasil yang
belum optimal, maka peneliti melakukan tindak lanjut dengan kegiatan perbaikan pada
siklus 2. Untuk lebih meningkatkan perbaikan pada siklus 2, peneliti dibantu oleh :
1) Dosen pembimbing mata kuliah
2) Kepala sekolah TK Al – Ikhlas
3) Supervisor 2 atau guru TK Al – Ikhlas
4) Peneliti sendiri ( guru kelas )
c. Siklus II
21
Pada tahapan Siklus II ini dilaksanakan pada Hari / Tanggal : Senin – Jum’at, 1 – 5
September 2014, merupakan langkah untuk memulai penelitian berdasarkan temuan
masalah dan hasil refleksi prasiklus pada tahapan orientasi hasil menjadi perencana pada
siklus ini. Masalah yang menjadi fokus perbaikan adalah : “Meningkatkan Aspek
Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada Kelompok B Di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang “.
1. Rencana Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan PTK, peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran
agar dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan pengembangan dapat berhasil dengan baik
sesuai harapan.
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah – langkah pembelajaran, Lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa,
Lembar Analisis untuk mencatat nilai, Lembar Skenario Perbaikan untuk digunakan
sebagai acuan dalam langkah – langkah kegiatan dan Lembar Refleksi digunakan peneliti
untuk merefleksi diri sesudah kegiatan pembelajaran berlangsung.
Tabel 3.4
Komponen – Komponen Perencanaan
No Komponen Keterangan
1 RKH 1 (satu) set
2 Lembar Pengamatan Dibuat untuk siswa dan guru
3 Lembar Evaluasi Dibuat sejumlah siswa
4 Lembar Analisis Dibuat untuk siswa
5 Lembar Skenario Perbaikan Langkah – langkah kegiatan
6 Lembar Refleksi Digunakan sesudah pembelajaran
* Komponen – komponen yang dipersiapkan dalam siklus 1
Agar rencana perbaikan dapat terlaksana dengan baik, peneliti menentukan
langkah – langkah perbaikan pembelajaran pada lembar skenario perbaikan untuk kegiatan
22
mewarnai gambar dengan media sederhana, adapun langkah – langkah perbaikan adalah
sebagai berikut :
a) Peneliti membuat rencana perbaikan kegiatan sesuai dengan indikator dan
menyiapkan media.
b) Peneliti mengkondisikan posisi duduk anak yang disesuaikan dengan materi
kegiatan.
c) Peneliti menjelaskan judul kegiatan pada anak bahwa hari ini akan menggunting
yang disesuaikan dengan tema / subtema dan media yang bervariasi setiap hari
selama siklus II.
d) Peneliti menggunakan media sebagai contoh dalam penjelasan materi kegiatan
pada anak untuk menstimulus antusiasme anak pada kegiatan menggunting.
e) Peneliti membagikan media pada anak.
f) Peneliti menugaskan anak untuk melaksanakan kegiatan menggunting.
g) Peneliti melakukan penilaian proses kegiatan belajar anak dengan lembar analisis.
h) Peneliti memberikan motivasi dan penguatan kepada anak yang memerlukan
bimbingan.
i) Peneliti memberikan reward sebagai umpan balik dan mendokumentasikannya
kedalam lembar evaluasi.
2. Prosedur Pelaksanaan PTK ( Tindakan )
Peneliti melaksanakan kegiatan pengembangan yang diupayakan sesuai dengan
perencanaan perbaikan pengembangan dan fokus utama pada materi yang menjadi
rumusan masalah, “Meningkatkan Aspek Menggunting Melalui Metode Demonstrasi Pada
Kelompok B Di TK Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang”.
Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan upaya menggunakan media
pembelajaran sesuai dengan perencanaan dimana dilakukan kegiatan pembukaan, kegiatan
inti, istirahat dan kegiatan penutup.
Selama proses tindakan, supervisor 2 menilai RKH yang dibuat peneliti dengan
penilaian APKG-PKP 1 dan menilai serta mengamati proses pelaksanaan PTK dengan
penilaian APKG-PKP 2.
23
Adapun rencana kegiatan pada siklus 1 sebagai berikut :
Tabel 3.5 Rencana Tindakan Siklus II
Materi Menggunting Melalui Metode Demonstrasi
Tujuan Meningkatkan Kemampuan Anak
Waktu 5 Kali Pertemuan (180 Menit)
Perte-muan
KePembukaan Inti Penutup
1 o Berjalan Zigzag sambil membawa beban
Mengunting Bentuk Buah Pepaya
Menyanyikan lagu anak : Pelangi
2 o Senam Irama Pagi Mengunting Pola Televisi
Menceritakan kembali isi cerita sederhana ‘Hiu Yang Baik Hati’
3 o Berdiri dengan satu kaki
Mengunting Pola Rumah
Menyanyikan lagu anak ‘Balonku ada lima’
4 o Melakukan Praktek Berjalan Variasi yaitu Berjalan Berjinjit
Mengunting Pola Baju
Membacakan syair dengan eskpresi
5 o Memanjat dan Berayun
Mengunting Pola Gelas
Bermain Posisi
Berikut ini adalah deskripsi lanjutan dari Siklus I mengenai program tindakan pada
Siklus II yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :
24
Berikut ini adalah deskripsi lanjutan dari Siklus I mengenai program tindakan pada Siklus
II yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan :
1. Pertemuan Ke-1
Pada pertemuan kesatu, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
Siklus I pertemuan kelima yaitu proses duduk anak yang semula setengah lingkaran
diubah menjadi posisi berdiri dihalaman dalam kegiatan berlari zigzag sambil
membawa beban, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah
perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk
lingkaran dalam kegiatan menggunting pola buah Pepaya, peneliti melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan
dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui masih 50 %
belum ada peningkatan dalam kemampuan anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3
kelompok dalam kegiatan Menyanyikan Lagu Anak “ Pelangi “ peneliti melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
2. Pertemuan Ke-2
Pada pertemuan kedua, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
pertemuan kesatu yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah
menjadi berdiri dihalaman dalam kegiatan “Senam Ria“ peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk 3
kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Rumah peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan
kelebihan sesuai dengan 60% sesuai dengan penilaian anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk
lingkaran dalam kegiatan menyimak Cerita “Hiu Yang Baik Hati”
3. Pertemuan Ke-3
25
Pada pertemuan ketiga, materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang kedua yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah
menjadi berdiri dihalaman dalam kegiatan Berdir dengan satu kaki, peneliti
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula berdiri dihalaman diubah menjadi bentuk 3
kelompok dalam kegiatan menggunting pola rumah, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan
kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat
kemampuan anak naik 70% sesuai dengan penilain anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk
lingkaran dalam kegiatan menyanyikan lagu Balonku Ada Lima, peneliti melakukan
kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
4. Pertemuan Ke-4
Pada pertemuan keempat materi yang akan dibahas merupakan lanjutan dari
materi yang ketiga, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran masih tetap
bentuk lingkaran dalam kegiatan Berjalan Berjinjit, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan langkah – langkah perbaikan.
Posisi duduk anak yang semula bentuk lingkaran diubah menjadi bentuk 3
kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Baju, peneliti melakukan kegiatan sesuai
dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui kelemahan dan kelebihan
sesuai dengan refleksi pembelajaran, peneliti mengetahui tingkat kemampuan anak
naik 80% sesuai dengan penilaian anak.
Posisi duduk anak yang semula bentuk 3 kelompok diubah menjadi bentuk
setengah lingkaran dalam kegiatan membacakan syair dengan ekspresi, peneliti
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan.
5. Pertemuan Ke-5
Pada pertemuan kelima materi yang akan dibahas merupakan kegiatan dari
materi yang keempat, yaitu posisi duduk anak yang semula bentuk setengah lingkaran
diubah menjadi berdiri berhadapan dengan diam ditempat dalam kegiatan Berayun,
peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan langkah perbaikan.
26
Posisi duduk anak yang semula berdiri berhadapan dengan diam ditempat
diubah menjadi bentuk 3 kelompok dalam kegiatan menggunting Pola Gelas, peneliti
melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah perbaikan, peneliti mengetahui
kelemahan dan kelebihan sesuai dengan refleksi pembelajaran
Alhamdulillah pada pertemuan kelima Siklus kedua dalam kegiatan
menggunting pola sederhana, tingkat kemampuan anak sudah naik 90% sesuai dengan
penilaian anak.
3. Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data ( Observasi )
Peneliti melakukan pengamtan terhadap kegiatan yang dilakukan selama tindakan
berlangsung dalam kegiatan pengembangan dan menganalisis data hasil perkembangan
anak dari lembar evaluasi selama siklus II, apakah kegiatan sudah sesuai dengan
perencanaan ataukah ada hambatan, masalah baru yang mungkin timbul pada saat
tindakan, dan pengamatan tersebut dapat menjadi bahan untuk menentukan apakah ada hal
– hal yang harus segera diperbaiki.
Alat penilaian yang digunakan adalah hasil karya dan menggunakan lembar
evaluasi seperti pada tabel siklus I.
Jenis data yang digunakan peneliti adalah :
1. Data keadaan anak
2. Daftar penilaian anak
3. Data hasil pengamatan / observasi
Tabel 3.6
27
Kisi – Kisi Instrument Meningkatkan Aspek Mengguting Dengan Metode
Demonstrasi
Kelompok :
Nama :
Dimensi Kisi – kisi
penilaian
BM MM BSH BSB
Meningkatka
n Aspek
Mengguting
Dengan
Metode
Demonstrasi
Kemampuan
Kemandirian
Kemampuan
Motorik
Halus
Kerapian
4. Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi, peneliti bersama teman sejawat dapat memutuskan
penelitian ini dihentikan, jika semua aspek telah mencapai 80% maka tindakan dihentikan
dan dinyatakan berhasil.
BAB IV
28
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memaparkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan sesuai
dengan rangkaian yang telah dilakukan, dalam pemaparan data temuan penelitian ini
sebelumnya diawali uraian tentang situasi sosial subyek peneliti dan diakhiri dengan
analis.
A. Hasil Perbaikan Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus, dilaksanakan oleh peneliti pada hari Selasa, 15 Juli 2014. Pada
tahap ini peneliti belum mempunyai rencana tindakan. Adapun kegiatan pada tahap ini
merupakan orientasi untuk memperoleh data awal dari situasi kelas sesuai dengan
kebiasaan guru mengajar sehari – hari.
a. Observasi
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada
materi Menggunting Dengan Metode Demonstrasi, adapun aspek yang diamati
dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
1) Kemampuan guru dalam menggunakan metode pembelajaran terutama dalam
Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
2) Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran dalam Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
3) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Adapun data yang diperoleh anak dalam satu kelas berjumlah 9 siswa, yang
mendapat ⚝1 ada 7 anak, yang mendapat ⚝2 ada 1 anak dan yang mendapat bintang ⚝3
ada 1 anak, dari data yang diperoleh peneliti dalam Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Demonstrasi, yang kemudian kegiatan tersebut menjadi masalah yang akan
dipecahkan dalam Tindakan Penelitian Kelas.
b. Refleksi
Berbagai hasil analisis dan pengumpulan data dari hasil observasi, peneliti
melakukan refleksi diri dan menemukan data sebagai berikut :
1) Dalam menggunakan metode pembelajaran untuk materi Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi masih belum relevan sehingga
29
anak masih bingung cara melaksanakan Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Demonstrasi.
2) Kemampuan guru dalam menyediakan bahan atau media untuk Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi, kurang bervariatif sehingga anak
bosan untuk mengikuti Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
3) Dalam pengelolaan kelas guru belum melibatkan siswa secara maksimal
sehingga anak tidak mengalami sendiri bagaimana cara melaksanakan
Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
Berdasarkan temuan tersebut, maka ditindaklanjuti dengan refleksi antara peneliti
dan supervisor 2. Sebagai langkah awal, peneliti dan supervisor 2 sepakat untuk
melakukan langkah – langkah perbaikan yang kegiatannya disesuaikan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi, yaitu upaya meningkatkan Aspek Menggunting
Dengan Metode Demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a) Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat secara kolaboratif merencanakan
segala upaya untuk melaksanakan kegiatan penelitian yaitu berupa tindakan-tindakan yang
akan dilakukan dalam memperbaiki proses pembelajaran. Perencanaan ini berdasarkan
refleksi pada tahapan pra siklus yaitu :
a. Penggunaan metode pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga
dapat menarik minat antusiasme anak untuk melakukan Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi supaya anak lebih
bersemangat ketika mengikuti Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Demonstrasi.
b. Mewujudkan media pembelajaran lebih divariasikan dan tidak
monoton, sehingga anak tidak berebut media atau mainan.
c. Mengaktifkan anak dalam proses pembelajaran.
2. Tindakan
30
Pelaksanaan tindakan pada Siklus I ini merupakan implementasi dari hasil rencana
tindakan ini dilakukan pada tanggal 25 s.d 29 Agustus 2014 adapun tindakan yang telah
disusun sebelumnya yaitu :
a. Penggunaan metode pembelajaran Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Pemberian Tugas, diubah menjadi Demonstrasi, sehingga
anak merasa senang pada saat mengikuti Kegiatan Menggunting
Dengan Metode Demonstrasi.
b. Penggunaan media pembelajaran untuk Kegiatan Menggunting
Dengan Metode Demonstrasi disesuaikan dengan tema dengan
bentuk yang menarik dan bervariatif sehingga anak tidak bosan.
c. Mengaktifkan semua orang untuk mengalami pembelajaran secara
konkrit.
3. Observasi
Hasil Observasi terhadap tindakan pada penelitian Siklus I diperoleh data bahwa :
a. Guru sudah mulai menggunakan metode pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan anak yaitu Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Demonstrasi.
b. Guru sudah mulai mengaktifkan metode pembelajaran sehingga anak
mengalami pembelajaran itu secara konkrit.
c. Media pembelajaran sudah ditambah dan disesuaikan dengan
pembelajaran.
4. Refleksi
Pada kegiatan refleksi Siklus I, peneliti bersama teman sejawat mendiskusikan dan
mengevaluasi, kemudian merefleksi hasil temuan dari siklus I ini diperoleh hasil temuan
yang berupa hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan anak dalam proses
pembelajaran serta hasil belajar siswa sudah mulai ada peningkatan, adapun refleksi dari
tindakan Siklus I sebagai berikut :
a. Dalam penggunaan metode pembelajaran sudah dilakukan dengan
tujuan perbaikan dan perkembangan anak.
b. Anak sudah mulai aktif dalam pembelajaran dengan tersedianya
media pembelajaran yang menarrik minat anak, namun dalam
31
penggunaan media tersebut belum maksimal karena masih ada anak
yang belum bisa melaksanakan Kegiatan Menggunting Dengan
Metode Demonstrasi.
c. Hasil belajar anak mulai menunjukan peningkatan dibandingkan
pada tahap pra siklus.
b) Siklus II
1. Perencanaan
Berdasarkan refleksi Siklus I, maka peneliti dan teman sejawat menyusun rencana
kegiatan tindakan untuk dilaksanakan pada Siklus II sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan Motorik Halus anak dalam Kegiatan Menggunting Dengan Metode
Demonstrasi, rencana itu sebagai berikut :
1. Guru menggunakan metode pemberian tugas yang lebih menarik,
agar anak cepat mengerti bagaimana cara mengikuti Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
2. Media harus memenuhi syarat dan memenuhi kebutuhan anak.
3. Untuk meningkatkan kreativitas anak dalam kegiatan mencocok pola
sederhana dengan metode bermain stimulus pada anak dengan tanya
jawab. Ketika waktu pulang anak yang bisa menjawab pertanyaan
pulang duluan. Bagi yang belum bisa, dibimbing dan diberi
penguatan agar lebih percaya diri dalam Kegiatan Menggunting
Dengan Metode Demonstrasi.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari hasil rencana
tindakan yang telah disusun sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan pada tanggal 01 s.d
05 September 2014, adapun tindakan yang telah disusun sebelumnya yaitu guru
melaksanakan kegiatan belajar menagajar sesuai dengan hasil refleksi siklus II sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui Kegiatan
Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
3. Observasi
32
Hasil observasi terhadap tindakan pada Siklus II dipeoleh data sekitar 88,8% anak
sudah dapat melakukan Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi n.
4. Refleksi
Dari hasil observasi penelitian pada Siklus II Refleksi diberikan secara umum yang
merupakan hasil evaluasi dan diskusi tentang temuan hasil observasi pada tindakan Siklus
II sebagai bahan evalusi bagi para guru agar dapat menerapkan metode Motorik Halus
Anak dalam Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi dalam kegiatan sehari –
hari.
Dengan metode pemberian tugas yang menyenangkan, sebagian besar anak sudah
mengerti cara pengerjaannya dan kemampuan anakpun menjadi meningkat dalam
pembelajaran Kegiatan Menggunting Dengan Metode Demonstrasi.
Tabel 4.1
Pra Siklus
Lambang Nilai Senin, 14 Juli 2014
⚝ 7
⚝⚝ 1
⚝⚝⚝ 1
⚝⚝⚝⚝ 1
33
Tabel 4.2
Rekapitulasi Penilaian Siklus I
Senin25-08-2014
Selasa26-08-2014
Rabu27-08-2014
Kamis 28-08-2014
Jumat 29-08-2014
* 4 1 - 1 1
** 1 3 1 - -
*** 1 1 2 2 2
**** 3 4 6 6 6
Tabel 4.3
Rekapitulasi Penilaian Siklus II
Senin01-09-2014
Selasa02-09-2014
Rabu03-09-2014
Kamis04-09-2014
Jumat05-09-2014
* - - - - -
** - 1 - - -
*** 3 2 3 1 1
**** 6 6 6 8 8
Keterangan :
⚝1 BM : Belum Muncul
⚝2 MM : Mulai Muncul
⚝3 BSH : Berkembang Sesuai Harapan
⚝4 BSB Berkembang Sangat Baik
B. Pembahasan dari setiap siklus
34
Berdasarkan perolehan hasil penelitian mulai dari Siklus I sampai Siklus II tentang
upaya meningkatkan kemampuan anak melalui kegiatan menggunting di TK Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang Kelompok A dapat ditemukan hasil temuan dan pembahasan
sebagai berikut :
1. Berkaitan dengan temuan hasil ini balajar anak yang dilaksanakan pada tindakan
pra siklus sampai Siklus II, yang tertera pada table rekapitulasi penilaian Siklus I
dan Siklus II bahwa ada peningkatan dari Siklus I yang baru 44,4 % ke Siklus II
yang meningkat menjadi 88,8 %. Hal ini berarti menunjukan peningkatan dalam
hasil belajar anak meski belum mencapai maksimal.
2. Guru kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran menggunting, hasil
pengamatan selama penelitian mulai dari pra siklus, Siklus I dan Siklus II proses
pembelajaran sudah cukup baik dilihat dari hasil belajar anak guru
mengembangkan pembelajaran menggunting, sedikit mengalami kesulitan dalam
penerapan, mengingat terbatasnya sarana pembelajaran.
3. Semua data diperoleh dari hasil penelitian tentang mewarnai gambar dengan
media sederhana dengan metode pemberian tugas, selanjutnya dimasukan
kedalam rekapitulasi.
GRAFIK SIKLUS PERTAMA
35
senin selasa rabu kamis jumat0123456789
10
*1 = Belum Berkembang
*2 = Mulai Berkembang
*3 = Sudah Berkembang
*4 = Berkembang Sesuai Harapan
Anak yang mulai berkembang ( *2 )
Anak yang sudah berkembang pada ( *3 )
Anak yang berkembang sesuai harapan ( *4 )
GRAFIK SIKLUS KEDUA
senin selasa rabu kamis jumat02468
10121416
*1 = Belum Berkembang
*2 = Mulai Berkembang
*3 = Sudah Berkembang
*4 = Berkembang Sesuai Harapan
Anak yang mulai berkembang ( *2 )
Anak yang sudah berkembang pada ( *3 )
Anak yang berkembang sesuai harapan ( *4 )
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan
Setelah diadakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Al – Ikhlas
Mandalawangi Pandeglang, peneliti mengucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah
SWT bahwa dari semua penelitian perbaikan, pembelajaran ini dapat diselesaikan
dengan baik walau masih banyak kekurangan – kekurangannya, namun demikian
dengan diadakannya perbaikan pada Siklus II dapat meningkatkan kreativitas anak
dalam perkembangan Motorik Halus, khususnya dalam kegiatan mengguting.
Minat dan kemampuan anak sangat berbeda ketika sebelum diadakannya
kegiatan perbaikan di Taman Kanak-Kanak Al – Ikhlas Mandalawangi Pandeglang,
secara kuantitatif, berdasarkan grafik hasil pencapaian akhir Siklus II, telah terajadi
peningkatan dalam kegiatan mengguting pada anak sebesar 88,8 %.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai
berikut :
1. Guru PAUD diharapkan untuk mengikuti perkembangan tentang pendidikan anak
usia dini sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak melalui kegiatan
mengguting melalui metode demonstrasi yang diterapkan di kelas.
2. Kegiatan mengguting melalui metode demonstrasi perlu dilakukan secara
konsisten untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak.
3. Kegiatan mengguting melalui metode demonstrasi perlu diadakan sesering
mungkin agar terlatih dan terbiasa untuk melakukan kegiatan tersebut.
4. Perbaikan pembelajaran pengembangan bahasa khususnya kegiatan mengguting
melalui metode demonstrasi perlu diadakan sosialisasi kepada pendidik anak usia
dini baik guru maupun orang tua.