retardasi

8
1. Memahami dan Menjelaskan retardasi mental I. Definisi Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau masa anak) sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seorang menjadi terganggu. Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama yang menonjol ialah intelegensia yang terkebelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental. Menurut WHO (dikutip dari Menkes, 1990), retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi.Carter CH (dikutip dari Toback C.) mengatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang mnyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. Menurut Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. Sedangkan menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi criteria sebagai berikut : 1. Fungsi intelektual umum dibawah normal 2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial 3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun Fungsi intelektual dapat diketahui dengan tes fungsi kecerdasan dan hasilnya dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ (Intelegence Quotient). IQ = MA/CA × 100% MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil tes CA = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ dibawah 70. anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah. II. Etiologi Penyebab retardasi mental mungkin faktor keturunan (retardasi mental genetik), mungkin juga tidak diketahui (retardasi mental simplex). Kedua-duanya ini dinamakan juga retardasi mental primer. Retardasi mental sekunder disebabkan faktor-faktor dari luar yang diketahui dan fakto-faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu prenatal, perinatal atau postnatal.

Upload: fenniebubu

Post on 11-Apr-2016

232 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

retardasi

TRANSCRIPT

Page 1: retardasi

1. Memahami dan Menjelaskan retardasi mentalI. Definisi

Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau masa anak) sehingga daya guna sosial dan dalam pekerjaan seorang menjadi terganggu. Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama yang menonjol ialah intelegensia yang terkebelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.

Terdapat berbagai macam definisi mengenai retardasi mental. Menurut WHO (dikutip dari Menkes, 1990), retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi.Carter CH (dikutip dari Toback C.) mengatakan retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang mnyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal. Menurut Crocker AC 1983, retardasi mental adalah apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah yang disertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku dan gejalanya timbul pada masa perkembangan. Sedangkan menurut Melly Budhiman, seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi criteria sebagai berikut :

1. Fungsi intelektual umum dibawah normal2. Terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial3. Gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah usia 18 tahun

Fungsi intelektual dapat diketahui dengan tes fungsi kecerdasan dan hasilnya dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ (Intelegence Quotient).

IQ = MA/CA × 100%

MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil tes

CA = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir

Yang dimaksud fungsi intelektual dibawah normal, yaitu apabila IQ dibawah 70. anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa karena cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap dan daya ingatnya lemah, demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat lemah.

II. EtiologiPenyebab retardasi mental mungkin faktor keturunan (retardasi mental genetik), mungkin juga tidak

diketahui (retardasi mental simplex). Kedua-duanya ini dinamakan juga retardasi mental primer. Retardasi mental sekunder disebabkan faktor-faktor dari luar yang diketahui dan fakto-faktor ini mempengaruhi otak mungkin pada waktu prenatal, perinatal atau postnatal.Retardasi mental oleh karena genetik

v Kesalahan metabolisme bawaan, misalnya fenilketonuria, penyakit Tay Sachs.v Kelainan kromosom, paling utama : sindrom Down (trisomi 21) 1/1000 kelahiran. Fasies tipikal,

hipotonia, hiperrefleksia, malaformasia jantung, anomali gastrointestinal. Sindrom fragile-X 1/1000 – 1/2000 kelahiran pria hidup. Makroorkidisme pascapuber, kepala dan telinga besar, muka sempit dan panjang. (Sebagian wanita membawa ciri fasial dan disfungsi kognitif).

Retardasi mental oleh karena psikososialv Retardasi mental ringan sering disebabkan oleh kekurangan kronik stimulasi intelektual.

Retardasi mental oleh karena faktor lainnyav Sekuele dari infeksi, toksin, atau trauma otak, intrauteri, perinatal atau kemudian, misal rubela

kongenital atau sindrom alkohol fetal (mikrosefali, hipoplasia midfasial, fisura palpebra pendek, pektus eskavatum, mungkindefek jantung, perawakan pendek).

III. EpidemiologiRetardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF, 1989).

Page 2: retardasi

Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.

IV. KlasifikasiMenurut nilai IQnya, maka intelegensia seseorang dapat digolongkan sebagai berikut :

No Kalsifikasi Nilai IQ

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Sangat superior

Superior

Di atas rata-rata

Rata-rata

Di bawah rata-rata

Retardasi mental borderline

Retardasi mental ringan (mampu didik)

Retardasi mental sedang (mampu latih)

Retardasi mental berat

Retardasi mental berat

130 atau lebih

120-129

110-119

90-110

80-89

70-79

52-69

36-51

20-35

Di bawah 20

Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampu latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya.

Bila ditinjau dari gejalanya, maka Melly Budhiman membagi :Tipe KlinikPada retardasi mental tipe klinik ini mudah dideteksi sejak dini karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang tua dari anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh karena mereka melihat tipe klinik ini cepat mencari pertolongan oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.

Tipe Sosio BudayaBiasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah, mereka bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan berasal dari golongan social ekonomi rendah. Pada orang tua dari anak tipe ini tidak melihat adanya kelainan pada anaknya, mereka mengetahui kalau anaknya retardasi dari gurunya atau psikolog karena anaknya gagal beberapa kali tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ golongan borderline dan retardasi mental ringan.

V. Manifestasi KlinisGejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang sering disertai retardasi mental, yaitu :1. Kelainan pada mata :

Page 3: retardasi

a. Katarak- Sindrom Cockayne- Sindrom Lowe- Galactosemia- Sindrom Down- Kretin- Rubella Pranatal, dll.b. Bintik cherry-merah pada daerah macula- Mukolipidosis- Penyakit Niemann-Pick- Penyakit Tay-Sachsc. Korioretinitis- Lues congenital- Penyakit Sitomegalovirus- Rubella Pranatald. Kornea keruh- Lues Congenital- Sindrom Hunter- Sindrom Hurler- Sindrom Lowe2. Kejanga. Kejang umum tonik klonik- Defisiensi glikogen sinthesa- Hipersilinemia- Hipoglikemia, terutama yang disertai glikogen storage disease I, III, IV, dan VI- Phenyl ketonuria- Sindrom malabsobrsi methionin, dll.b. Kejang pada masa neonatal- Arginosuccinic asiduria- Hiperammonemia I dan II- Laktik asidosis, dll.3. Kelainan kulita. Bintik café-au-lait- Atakasia-telengiektasia- Sindrom bloom- Neurofibromatosis- Tuberous selerosis4. Kelainan rambuta. Rambut rontok- Familial laktik asidosis dengan Necrotizing ensefalopatib. Rambut cepat memutih- Atrofi progresif serebral hemisfer- Ataksia telangiektasia- Sindrom malabsorbsi methionin

Page 4: retardasi

c. Rambut halus- Hipotiroid- Malnutrisi5. Kepalaa. Mikrosefalib. Makrosefali- Hidrosefalus- Neuropolisakaridase- Efusi subdural6. Perawakan pendeka. Kretinb. Sindrom Prader-Willi7. Distoniaa. Sindrom Hallervorden-Spaz

Sedangkan gejala dari retardasi mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut:1. Retardasi mental ringanKelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi mental. Kebanyakan dari mereka initermasuk dari tipe social-budaya dan diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Glongan ini termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan bias bisa sampai elas 4-6 SD, juga bisa dilatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya kelak dan mampumandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan dari keluarganya.2. Retardasi mental sedangKelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan intelektualnya hanya dapat sampai kelas dua SD saja, tetapi dapat dilatih menguasai suatu keterampilan tertentu, misalnya pertukangan, pertanian, dll. Apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan. Mereka juga perlu dilatih bagaimana mengurus diri sendiri. Kelompok ini juga kurang kurang mampu menghadapi stress dan kurang mandiri sehingga perlu bimbingan dan pengawasan.3. Retardasi mental beratSekitar 7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini. Diagnosis mudah ditegakkan secara dini karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah terdapat keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa. Kelompok ini termasuk tipe klinik. Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang sederhana, tidak dapat dilatih keterampilan kerja, dan memerlukan pengawasan dan bimbingan sepanjang hidupnya.4. Retardasi mental sangat beratKelompok ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik. Diagnosis dini mudah dibuat karena gejala baik mental dan fisik sangat jelas. Kemampuan berbahasanya sangat minimal. Mereka ini seluruh hidupnya tergantung orang disekitarnya.

VI. Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

Page 5: retardasi

Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atastes intelegensia saja, melainkan juga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Yang perlu dinilai tidak hanya intelegensia saja melainkan juga adaptasi sosialnya. Dari anamnesis dapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinya retardasi mental.

Pemeriksaan fisis pada anak retardasi mental biasanya lebih sulit dibandingkan pada anak normal, karena anak retardasi mental kurang kooperatif. Selain pemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda tanda dismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perlu dilakukan pemeriksaan neurologis, serta penilaian tingkat perkembangan. Pada anak yang berumur diatas 3 tahun dilakukan tes intelegensia.

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapat membantu menilai adanya kalsifikasi serebral,perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubun masih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakukan atas indikasi, pemeriksaan ferriklorida dan asam amino urine dapat dilakukan sebagai screening PKU. Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan bila dicurigai adanya kelainan kromosom yang mendasari retardasi mental tersebut. Beberapa pemeriksaan penunjang lain dapat dilakukan untuk membantu seperti pemeriksaan BERA, CT-Scan, dan MRI.

Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderita masih dibawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakan tes psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar. Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halus maupun kasar, serta perkembangan bicara dan bahasa. Biasanya penderita retardasi mental juga mengalami keterlambatan motor dan bahasa.

VII. Diagnosis BandingAnak-anak dari keluarga yang sangat melarat dengan deprivasi rangsangan yang berat (retardasi mental ini reversibel bila diberi rangsangan yang baik secara dini). Kadang-kadang anak dengan gangguan pendengaran atau penglihatan dikira menderita retardasi mental. Mungkin juga gangguan bicara dan “cerebral palsy” membuat anak kelihatan terbelakang, biarpun inteligensinya normal. Gangguan emosi dapat menghambat kemampuan belajar sehingga dikira anak itu bodoh. “Early infantile autism” dan skizofrenia anak juga sering menunjukkan gejala yang mirip retardasi mental.

VIII. Tata LaksanaTatalaksana MedisObat-obat yang sering digunakan dalam pengobatan retardasi mental adalah terutama untuk menekangejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak. Untuk menaikkan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gamma aminobutyric acid (GABA).

Rumah Sakit/Panti KhususPenempatan di panti-panti khusus perlu dipertimbangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikap dan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasi mental, pandangan orangtua mengenai prognosis anak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, dan fasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasi anak. Kerugian penempatan di panti khusus bagi anak retardasi mental adalah kurangnya stimulasi mental karena kurangnya kontak dengan orang lain dan kurangnya variasi lingkungan yang memberikan kebutuhan dasar bagi anak.

PsikoterapiPsikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasi mental maupun kepada orangtua anak tersebut. Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasi mental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatan dapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku dan adaptasi sosialnya.

KonselingTujuan konseling dalam bidang retardasi mental ini adalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mental dan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenai sistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mental pada keluarga, kemungkinan penempatan di panti khusus, konseling pranikah dan pranatal. Pendidikan Pendidikan yang penting disini bukan hanya asal sekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikan yang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapat empat macam tipe pendidikan untuk retardasi mental.• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa• Sekolah luar biasa C• Panti khusus• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

IX. Pencegahan

Page 6: retardasi

Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental). Sebabsebab retardasi mental yang dapat dicegah antara lain infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan metabolisme, dan kelainan genetik

Pencegahan primer adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. Tindakan tersebut termasuk pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum, usaha terus menerus dari profesional bidang kesehatan untuk menjaga dan memperbaharui kebijakan kesehatan masyarakat, dan eradikasi gangguan yang diketahui disertai kerusakan sistem saraf pusat. Konseling keluarga dan genetik dapat membantu.

Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mempersingkat perjalanan penyakit, sedangkan pencegahan tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang terjadi. Dalam pelaksanaanya kedua jenis pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak ; terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika ; pendidikan keluarga ; dan intervensi farmakologis.

Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan mencakup latihan keterampilan adaptif, sosial, dan kejuruan. Satu hal yang penting adalah mendidik keluarga tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik.

Untuk mengatasi perilaku agresi dan melukai diri sendiri dapat digunakan naltrekson. Untuk gerakan motorik streotipik dapat dipakai antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. Perilaku kemarahan eksplosif dapat diatasi dengan penghambat beta seperti propanolol dan buspiron. Adapun untuk gangguan defisit atensi atau hiperaktifitas dapat digunakan metilpenidat

X. PrognosisRetardasi mental yang diketahuipenyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan dengan retardasi mental ringan dengan kesehatan yang baik tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknya pada retardasi mental yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi, sering meninggal pada usia muda.

2. Memahami dan menjelaskan kebutuhan gizi pada perkembangan anak