r i n g k a s a n s y a r i a h

29
ASSALAMUALAIKUM W.W ASSALAMUALAIKUM W.W

Upload: wiwit-prayitno

Post on 25-May-2015

2.693 views

Category:

Technology


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

ASSALAMUALAIKUM ASSALAMUALAIKUM W.WW.W

Page 2: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Berasuransi Syariah Mengamalkan Hadits Ukhuwah

Dalam sebuah riwayat digambarkan:

واد�ه�م� ت ف�ي �ين �م�ؤ�م�ن ال ل� مث �م ل وس �ه� ي عل �ه� الل صل�ى �ه� الل س�ول� ر قال قال ير$ ش� ب �ن� ب *ع�مان� الن عن�هر� �الس� ب د� �جس ال �ر� ائ س ه� ل داعى ت ع�ض�و0 �ه� م�ن ى ك ت اش� �ذا إ د� �جس ال ل� مث عاط�ف�ه�م� وت اح�م�ه�م� ر وت) مسلم ) رواه �ح�م�ى وال

"Dari Nu'man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda, Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur atau ketika demam." (HR. Muslim)

Page 3: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Hadits ini menggambarkan tentang adanya saling tolong menolong dalam masyarakat Islami. Dimana digambarkan keadaannya seperti satu tubuh; jika ada satu anggota masyarakat yang sakit, maka yang lain ikut merasakannya. Minimal dengan menjenguknya, atau bahkan memberikan bantuan. Dan terkadang bantuan yang diterima, jumlahnya melebihi biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan. Sehingga terjadilah surplus, yang minimal dapat mengurangi beban penderitaan orang yang terkena musibah. Hadits ini menjadi dasar filosofi tegaknya sistem Asuransi Syariah.

Page 4: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Firman Allah, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil kecuali melalui perniagaan atas dasar suka sama suka.” (QS. An-Nisaa : 29).

Unsur Gharar dalam Praktek Asuransi Konvensional Gharar didefinisikan sebagai sesuatu yang tidak ada kejelasan hasil. Menurut mahdzab Syafi’i, gharar berarti apa-apa yang akibatnya tersembunyi dalam

pandangan kita dan akibat yang paling mungkin muncul adalah yang kita takuti. Ibn Qoyyim Al-Jauziyah mendefinisikan gharar sebagai sesuatu yang tidak bisa

diukur penerimaannya, barang itu ada maupun tidak ada, seperti menjual hamba yang melarikan diri dan unta yang liar meskipun ada. Pakar ekonomi Islam, Syafi’i Antonio mendefinisikan gharar atau excessive uncertainty sebagai ketidakjelasan hubungan kontraktual antara perusahaan asuransi dengan

nasabahnya dalam bingkai hukum syariah.

Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya melarang jual beli gharar, diantaranya dari Abu Hurairah ra., “Rasulullah pernah melarang jual beli gharar.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain, dari Ali ra.,”Rasulullah SAW

pernah melarang jual beli orang yang terpaksa, jual beli gharar, dan penjualan buah sampai dicapai.” (HR. Abu Daud).

Page 5: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Konsep dasar asuransi syariah : adalah karena selaras dengan kaidah-kaidah berikut :

(a) Saling bertanggung jawab. Semua peserta dalam asuransi syariah adalah satu keluarga besar yang mempunyai kewajiban saling bertanggung jawab antara satu dan lainnya. Memikul tanggung jawab dengan niat baik merupakan ibadah. Rasulullah SAW bersabda, Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-orang beriman antara satu dengan lain seperti satu tubuh, apabila ada anggotanya yang sakit, maka akan seluruh tubuh akan ikut merasakannya. (HR. Bukhari Muslim).

(b) (b) Saling bekerja sama. Para peserta bersetuju untuk bekerjasama dan saling membantu diantara satu sama lain dalam unsur kebaikan (QS. Al-Maidah : 2).

(c) (c) Saling melindungi. Sabda Rasulullah SAW yang mengandung maksud ini, Sesungguhnya seorang yang beriman ialah siapa yang memberi keselamatan dan perlindungan terhadap harta dan jiwa manusia.(HR. Ibnu Majah). Peserta menyetorkan preminya dengan niat tabarru dan perusahaan asuransi syariah selaku pengelola akan mengelola dana peserta sesuai kaidah-kaidah syari.

Page 6: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Tabbaru’ berasal dari kata tabarra’a yang artinya derma. Orang yang berderma disebut mutabarri’ (dermawan). Dalam Al-Qur’an, kata tabarru merujuk pada kata al-birr (kebajikan) sebagaimana firman Allah SWT,

“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan (memerdekakan) hamba sahayanya, mendirikan shalat dan orang-orang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 177).

Akad tabarru’ (gratuitous contract) merupakan bentuk transaksi atau perjanjian kontrak yang bersifat nir-laba (not-for profit transaction) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan komersial atau bisnis tetapi semata-mata untuk tujuan tolong-menolong dalam rangka kebaikan. Pihak yang meniatkan tabarru’ tidak boleh mensyaratkan imbalan apapun. Bahkan menurut Dr. Yusuf Qardhawi, dana tabarru’ ini haram untuk ditarik kembali karena dapat disamakan dengan hibah.

Page 7: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

D. Pengertian Syariah Dalam Muamalah ( اإلسالمية المعامالت في بالتكافل (التعريف

Arti Syariahl Dalam Pengertian Muamalah :Saling memikul resiko diantara sesama muslim sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang mengeluarkan dana kebajikan (baca ; tabarru') yang ditujukan untuk menanggung resiko tersebut.

Syariah dengan pengertian seperti ini sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al-Maidah/ 5 : 2 :

�ع�د�وان� وال � �م �ث �إل ا على �وا عاون ت وال �ق�وى والت �ر� �ب ال على �وا عاون وت

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."

Prinsip Bertakaful Sebagaimana Digambarkan Hadits ( بينه كما التكافل نظامالشريف (الحديث

Page 8: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Implementasi akad takafuli dan tabarru’ dalam sistem asuransi syariah direalisasikan dalam bentuk pembagian setoran premi menjadi dua.

Untuk produk yang mengandung unsur tabungan (saving), maka premi yang dibayarkan akan dibagi ke dalam rekening dana peserta dan satunya lagi rekening tabarru’.

Sedangkan untuk produk yang tidak mengandung unsur tabungan (non saving), setiap premi yang dibayar akan dimasukkan seluruhnya ke dalam rekening tabarru’.

Keberadaan rekening tabarru’ menjadi sangat penting untuk menjawab pertanyaan seputar ketidakjelasan (ke-gharar-an) asuransi dari sisi pembayaran klaim. Misalnya, seorang peserta mengambil paket asuransi jiwa dengan masa pertanggungan 10 tahun dengan manfaat 10 juta rupiah. Bila ia ditakdirkan meninggal dunia di tahun ke-empat dan baru sempat membayar sebesar 4 juta maka ahli waris akan menerima sejumlah penuh 10 juta. Pertanyaannya, sisa pembayaran sebesar 6 juta diperoleh dari mana. Disinilah kemudian timbul gharar tadi sehingga diperlukan mekanisme khusus untuk menghapus hal itu, yaitu penyediaan dana khusus untuk pembayaran klaim (yang pada hakekatnya untuk tujuan tolong-menolong) berupa rekening tabarru’.  

Page 9: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Selanjutnya, dana yang terkumpul dari peserta (shahibul maal) akan diinvestasikan oleh pengelola (mudharib) ke dalam instrumen-instumen investasi yang tidak bertentangan dengan syariat. Apabila dari hasil investasi diperolah keuntungan (profit), maka setelah dikurangi beban-beban asuransi, keuntungan tadi akan dibagi antara shahibul maal (peserta) dan mudharib (pengelola) berdasarkan akad mudharabah ( bagi hasil ) dengan rasio (nisbah) yang telah disepakati di muka. Wallahu a’lam.

Page 10: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Landasan Syariah Asuransi Syariah

A. Definisi Asuransi Syariah

1) Arti Kata SyariahSecara bahasa, syariah ( تكافل ) berasal dari akar kata ( ل ف ك) yang artinya menolong, memberi nafkah dan mengambil alih

perkara seseorang. Dalam Al-Qur'an tidak dijumpai kata syariah/takaful, namun ada sejumlah kata yang seakar dengan

kata syariah/takaful, seperti dalam :

SURAT AL BAQARAH 240

“Dan orang-orang yang (akan) meninggal dunia diantara kamu padahal ada meninggalkan istri, hendaklah berwasiat untuk istri mereka (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan

tidak menyuruh mereka pindah. Tetapi jika mereka pindah (sendiri) maka tiada dosa bagimu (wali) atau waris dari yang meninggal membiarkan mereka berbuat yang patut pada diri

mereka.”

Page 11: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

C. Diantara Cikal Bakal Asuransi Syariah ( اإلسالمي للتأمين الموجزة ( النشأة

- Al-Aqila ( العاقلة ) Yaitu saling memikul atau bertanggung jawab untuk keluarganya. Jika salah satu anggota suku terbunuh oleh anggota suku yang lain, pewaris korban akan dibayar dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi saudara terdekat dari terbunuh. Saudara terdekat dari pembunuh disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana (al-kanzu) yang diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam pembunuhan tidak sengaja.

- Al-Muwalah ( الموالة )Yaitu perjanjian jaminan. Penjamin menjamin seseroang yang tidak memiliki waris dan tidak diketahui ahli warisnya. Penjamin setuju untuk menanggung bayaran dia, jika orang yang dijamin tersebut melakukan jinayah. Apabila orang yang dijamin meninggal, maka penjamin boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak ada ahli warisnya.

Page 12: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

D. Dasar-Dasar SyarÂ’i Asuransi Syariah ( الشرعي التأمين لبناء الشرعية ( األدلة

1( .Perintah Allah SWT Untuk Mempersiapkan Hari Depan

. - / 04 : 09 :Allah SWT berfirman QS An Nisa

n قو�ال �وا ق�ول �ي ول �ه الل �ق�وا ت �ي فل �ه�م� ي عل اف�وا خ ض�عافnا nة� ي ذ�ر� �ف�ه�م� ل خ م�ن� �وا ك ر ت و� ل �ذ�ين ال خ�ش �ي ولد�يدnا س

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar."

Ayat ini menggambarkan kepada kita tentang pentingnya planning atau perencanaan yang matang dalam mempersiapkan hari depan. Nabi Yusuf as, dicontohkan dalam Al-Qur’an membuat sistem proteksi menghadapi kemungkinan yang buruk di masa depan (QS. Yusuf/ 12 : 43 – 49)

Page 13: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

2) Bahwa berasuransi tidak berarti menolak takdir

Berasuransi tidaklah berarti menolak takdir atau menghilangkan ketawakalan kepada Allah SWT, karena :Karena segala sesuatunya terjadi setelah berpikir dengan baik, bekerja dengan penuh kesungguhan, teliti dan cermat.Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, semuanya ditentukan oleh Allah SWT. Adapun manusia hanya diminta untuk berusaha semaksimal mungkin.

Allah SWT berfirman QS. Attaghabun/ 64 : 11

�ه� الل �ذ�ن� �إ ب � �ال إ ة$ م�ص�يب م�ن� صاب أ ما

"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah."

Jadi pada dasarnya Islam mengakui bahwa kecelakaan, musibah dan kematian merupakan qodho dan qodar Allah yang tidak dapat ditolak. Hanya kita diminta untuk membuat perencanaan hari depan (QS. A-Hasyr/ 59 : 18)

�ما ب �ير0 ب خ �ه الل �ن� إ �ه الل �ق�وا وات �غد$ ل قد�مت� ما ف�س0 ن �ظ�ر� ن �ت ول �ه الل �ق�وا ات �وا ءامن �ذ�ين ال *ها ي اأ ي

ع�مل�ون ت

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Page 14: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

4) Berbisnis Merupakan Sarana Ibadah Kepada Allah SWT

Banyak ayat yang menggambarkan bahwa aktivitas bisnis merupakan sarana ibadah, bahkan perintah dari Allah SWT. Diantaranya adalah (QS.9 : 105) :

هادة� والش� �ب� �غي ال � �م عال �لى إ د*ون �ر ت وس �ون �م�ؤ�م�ن وال �ه� ول س� ور �م� ك عمل �ه� الل ى ر ي فس �وا اع�مل وق�ل��ون ع�مل ت �م� �ت �ن ك �ما ب �م� �ك �ئ ب �ن في

"Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".

Bagaimana Akhlaq Bisnis Islami ?1. Niat Ikhlas Mengharap Ridha Allah SWT ( تعالى لله الخالصة ( النية2. ) Profesional ( اإلتقان3. ) Jujur & Amanah واألمانة ( الصدق4. ) Mengedepankan Etika Sebagai Seorang Muslim السليمة باألخالق ( التخلق5. ) Tidak Melanggar Prinsip Syariah اإلسالمية بالشريعة ( مطبقا6. ) Ukhuwah Islamiyah اإلسالمية ( األخوة

Page 15: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Fungsi & Peran DPS dalam Lembaga Keuangan Syariah

A. Persamaan Lembaga Keuangan Syari'ah Dengan KonvensionalTeknis penerimaan uang.

Mekanisme transfer.Teknologi komputer yang digunakan.

Syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP. NPWP, proposal, dsb.dll.

B. Perbedaan Lembaga Keuangan Syari'ah Dengan KonvensionalAspek akad dan legalitas.

Usaha yang dibiayai.Lingkungan kerja.

Struktur organisasi.dll.

Page 16: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

C. Aspek Akad & LegalitasSetiap akad dalam Lembaga Keuangan Syari'ah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad, seperti rukun dan syaratnya.

D. Bisnis dan Usaha yang DibiayaiTerdapat saringan kehalalan, kemanfaatan dan kemaslahatan :Apakah objek pembiayaan halal atau haram ?Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat ?Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/asusila ?Apakah proyek berkaitan dengan perjudian ?Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata ilegal atau berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal ?Apakah proyek dapat merugikan syi'ar Islam, baik secara langsung atau tidak langsung ?

Page 17: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

E. Lingkungan Kerja & Corporate CultureLingkungan kerja yang sejalan dengan syari'ah. Dalam hal etika, misalnya :

AmanahShiddiq

Cerdas dan professional (fathonah)Mampu melaksanakan tugas secara team-work dimana informasi merata di

seluruh fungsional organisasi (tabligh). 

F. Lingkungan Kerja dan Corporate CultureCara berpakaian dan bertingkah laku, misalnya :

Rapi, sopan dan menutup auratLemah lembut

Akhlaq yang baik menghadapi nasabahMembudayakan senyum (bagian dari shadaqah)

Struktur OrganisasiKeharusan adanya Dewan Pengawas SyariÂ’ah (DPS) yang bertugas mengawasi operasional Lembaga Keuangan SyariÂ’ah dan produk-

produknya agar sesuai dengan garis-garis syariÂ’ah.

Page 18: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

G. Fungsi dan Peran Dewan Pengawas SyariÂ’ahPeran utama para ulama dalam Dewan Pengawas SyariÂ’ah adalah

mengawasi jalannya Lembaga Keuangan SyariÂ’ah sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariÂ’ah

Dewan Pengawas SyariÂ’ah harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya tiap tahun) bahwa Lembaga Keuangan SyariÂ’ah yang diawasinya

telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariÂ’ah Fungsi dan Peran Dewan Pengawas SyariÂ’ah

Tugas lain Dewan Pengawas SyariÂ’ah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari Lembaga Keuangan SyariÂ’ah yang diawasinya

Dewan Pengawas Syariah bersama Komisaris dan Direksi, bertugas untuk terus-menerus mengawal dan menjaga penerapan nilai-nilai Islam dalam

setiap aktifitas yang dikerjakan Lembaga Keuangan SyariÂ’ah Fungsi dan Peran Dewan Pengawas SyariÂ’ah

DPS juga bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang Lembaga Keuangan SyariÂ’ah, melalui media-media yang sudah berjalan dan berlaku di masyarakat, seperti khutbah, majelis taÂ’lim, pengajian-pengajian,

maupun melalui dialog rutin dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat

Page 19: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

H. Pengertian DPS(Keputusan Dewan Pimpinan MUI tentang susunan pengurus DSN-MUI, No:

Kep-98/MUI/III/2001)"DPS adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah

tersebut."Dewan Pengawas Syariah diangkat dan diberhentikan di Lembaga Keuangan

Syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari DSN

I. Fungsi DPS(Keputusan Dewan Pimpinan MUI tentang susunan pengurus DSN-MUI, No:

Kep-98/MUI/III/2001)Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang

berada di bawah pengawasannya.Mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada

pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN.Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalamsatu tahun

anggaran.DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan

pembahasan-pembahasan DSN

Page 20: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

J. Struktur DPS

DPS dalam struktur perusahaan berada setingkat dengan fungsi komisaris sebagai pengawas Direksi.Jika fungsi komisaris adalah pengawas dalam kaitan dengan kinerja manajemen, maka DPS melakukan pengawasan kepada menejemen dalam kaitan dengan implementasi sistem dan produk-produk agar tetap sesuai dengan syariah Islam.Bertanggung jawab atas pembinaan akhlak seluruh karyawan berdasarkan sistem pembinaan keislaman yangtelah diprogramkan setiap tahunnya.Ikut mengawasi pelanggaran nilai-nilai Islam di lingkungan perusahaan tersebut.Bertanggung jawab atas seleksi syariah karyawan baru yang dilaksanakan oleh Biro Syariah.

Page 21: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Fungsi & Peran DPS:

Peran utama para ulama dalam Dewan Pengawas Syari'ah adalah mengawasi jalannya Lembaga Keuangan Syari'ah sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-ketentuan syari'ah. Dewan Pengawas Syari'ah harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya tiap tahun) bahwa Lembaga Keuangan Syari'ah yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syari'ah.

Tugas lain Dewan Pengawas Syari'ah adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari Lembaga Keuangan Syari'ah yang diawasinya.

Dewan Pengawas Syariah bersama Komisaris dan Direksi, bertugas untuk terus-menerus mengawal dan menjaga penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap aktifitas yang dikerjakan Lembaga Keuangan Syari'ah

Page 22: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Manajemen Asuransi SyariahPekerjaan yang Islami bukan "hard worker" melainkan seorang

yang "smart worker with heart" artinya adalah : Pekerja yang dalam kondisi bagaimanapun pasti akan memiliki

waktu lebih untuk melakukan hal-hal yang berguna bukan untuk diri sendiri dan lingkungannya. Memiliki waktu lebih untuk

mengamalkan syariah Islam. Memiliki waktu lebih untuk beribadah. Dan akhirnya Memiliki waktu lebih untuk mempersiapkan bekal

kematian yang berkualitas.

Page 23: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

PERTANYAAN-PERTANYAAN

Apakah perbedaan SYARIAH dengan asuransi konvensional ? Apa saja menfaat yang bisa didapatkan dengan menjadi peserta asuransi di

SYARIAH Apakah yang dimaksud dengan Dewan Pengawas Syariah?

Apa saja yang menjadi persyaratan untuk menjadi peserta SYARIAHBolehkah non muslim menjadi peserta SYARIAH

Bagaimanakan proses untuk menjadi peserta SYARIAH Di mana saja pembayaran premi dapat dilakukan? Bagaimana prosedur pengurusan klaim SYARIAH

Page 24: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

JawabanTanya: Apakah perbedaan SYARIAH dengan asuransi konvensional ?

Jawab:

Ada enam perbedaan mendasar antara SYARIAH dengan asuransi konvensional. PRU SYARIAH memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang betugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan investasi dananya.

Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan dalam asuransi konvensional.Akad yang dilaksanakan pada PRU SYARIAH berdasarkan tolong menolong.

Sedangkan asuransi konvensional berdasarkan jual beliInvestasi dana pada PRUSYARIAH berdasarkan bagi hasil (mudharabah).

Sedangkan pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya

Kepemilikan dana pada PRU SYARIAH merupakan hak peserta. Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik

perusahaan. Sehingga, perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya. Dalam mekanismenya, PRUSYARIAH tidak mengenal dana hangus seperti yang terdapat pada asuransi konvensional. Jika pada masa kontrak peserta

tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan ingin mengundurkan diri sebelum masa reversing period, maka dana yang dimasukan dapat diambil

kembali, kecuali sebagian dana kecil yang telah diniatkan untuk tabarru?

Page 25: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Pembayaran klaim pada PRU SYARIAH diambil dari rekening Tabarru? (dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada asuransi konvensional pembayaran klaim diambilkan dari rekening dana perusahaan.Pembagian keuntungan pada PRU SYARIAH dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.

Page 26: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Tanya: Apa saja menfaat yang bisa didapatkan dengan menjadi peserta asuransi di PRUSyariah ?

Jawab:

Setidaknya ada tiga manfaat khusus menjadi peserta Syariah:Aman secara syariah, karena semua dana peserta (premi) hanya diinvestasikan

pada produk-produk yang sesuai dengan prinsip syariah. Adanya konsep tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan serta

perlindungan. Sehingga menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain.

Adanya bagi hasil.

Tanya: Apakah yang dimaksud dengan Dewan Pengawas Syariah?Jawab:

Dewan Pengawas Syariah atau disingkat DPS adalah badan yang ada di lembaga keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) di lembaga keuangan tersebut. DPS diangkat dan diberhentikan di

Lembaga Keuangan Syariah melalui RUPS setelah mendapat rekomendasi dari DSN

Page 27: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

Tanya: Apa saja yang menjadi persyaratan untuk menjadi peserta Syariah?

Jawab:Tidak ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta Syariah. Sepanjang ia

memiliki niat untuk menjalankan prinsip tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, maka ia dapat menjadi peserta syariah.

Tanya: Bolehkah non muslim menjadi peserta Syariah?Jawab:

Tidak ada batasan bagi non muslim untuk menjadi peserta Syariah. Bahkan tidak sedikit nasabah non muslim yang telah bergabung dengan Syariah saat ini.

Tanya: Bagaimanakan proses untuk menjadi peserta PRU Syariah?Jawab:

Menjadi peserta Syariah sama sekali tidak sulit. Calon peserta cukup mengisi formulir Pengajuan Asuransi yang tersedia di Syariah dan melampirkan fotocopy kartu identitas. Formulir tersebut bisa pula dikirimkan melalui faksimile Syariah. Bila perlu, calon peserta dapat meminta bantuan kepada staf marketing Syariah

Indonesia untuk mengurus langsung segala hal yang berhubungan dengan penutupan polisnya. Stasf marketing Syariah Indonesia selalu siap setiap saat

jika diminta datang ke kantor atau ke rumah calon peserta, baik untuk melakukan presentasi, maupun dalam hal pengurusan menjadi peserta

Page 28: R I N G K A S A N  S Y A R I A H
Page 29: R I N G K A S A N  S Y A R I A H

WASSALAMU’ALAIKUM WASSALAMU’ALAIKUM W,WW,W