pterygium ppt
DESCRIPTION
PTERYGIUM PPTTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
PTERIGIUM DERAJAT III OD + PTERIGIUM DERAJAT I OS
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN MATA
FKIK UNIVERSITAS JAMBI
2015
Pembimbing :dr.H. Djarizal,Sp.M, MPH
Oleh :Anita Rahayu Wijayanti, S.Ked
BAB ILAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan: Ibu Rumah Tannga
Pendidikan: Tamat SMA
Alamat : RT 10 Kel.Pakuan Baru, Kec.Jambi Selatan
ANAMNESISKeluhan Utama Pasien datang dengan keluhan mata kanan terasa ada yang
tumbuh menutupi sebagian bola matanya dan terasa kabur sejak ± 1 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang sejak ± 1 tahun yang lalu , mata sebelah kanan erasa ada yang
tumbuh menutupi sebagian bola matanya dan terasa kabur, kabur dirasakan secara perlahan-lahan, mata kabur dirasakan memberat dalam 2 bulan ini, terutama setelah terpapar panas matahari.
kemudian pasien juga mengeluhkan mata kanan terasa ada yang mengganjal, terasa gatal, merah dan berair terutama setelah terpapar udara dan debu. Saat mata terasa gatal pasien mengaku mengucek-ngucek mata dengan tangan agar gatalnya hilang.
± 2 bulan yang lalu, penglihatannya semakin kabur dan terasa ada yang mengganjal, mata merah (+) gatal (+), nyeri (-), sekret (-), bengkak (-). Riwayat alergi (-).
Pasien berobat ke puskesmas setempat dan diberi obat tetes mata (lupa obatnya). Setelah ditetesi obat mata, keluhan gatal dan mata merah berkurang.
± 1 mingu ini mata terasa lebih gatal, berair dan merah. Akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke RSRM.
Riwayat trauma, kelainan pada mata sebelumnya disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat trauma (-), sering terpapar sinar
matahari dan debu Riwayat Hipertensi disangkal Riwayat penyakit Diabetes Mellitus
disangkal Riwayat penyakit jantung koroner disangkal
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Tidak ada anggota keluarga yang pernah
mengalami sakit dan keluhan yang sama seperti pasien
Riwayat Gizi Baik
Keadaan Sosial Ekonomi Menengah
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
TB / BB : 160 cm / 55 kg
Tekanan darah : 140/80 mmHg
NADI : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : afebris
Rw. penyakit sistemik
Trac. Respiratorius : Tidak ada keluhan Trac. Digestivus : Tidak ada
keluhan Kardiovaskuler : Tidak ada keluhan Endokrin : Tidak ada keluhan Neurologi : Tidak ada keluhan THT : Tidak ada keluhan Kulit : Tidak ada keluhan
Status oftalmologikus
Slit Lamp
SLOD : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput berbentuk segitiga dari nasal dan apex melewati pupil sehingga penglihatan terganggu, kornea jernih, BMD kesan normal, irirs coklat, kripte (+), pupil bulat, RC (+) lensa jernih.
SLOS : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput pada limbus dan belum melewati limbus, kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, RC (+), lensa jernih
DIAGNOSIS KERJA Pterygium derajat III OD + pterygium derajat I OS
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa Antibiotik Kortikosteroid
Non-medikamentosa: Operasi
Pasien ini dipersiapkan untuk melakukan eksisi pterigium dan conjunctiva autograft.
Edukasi : Menganjurkan memakai kacamata pelindung Hindari paparan sinar matahari secara langsung,
udara dan debu Jangan mengucek-ngucek mata apabila gatal Menggunakan helm bila berkendaraan motor
PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
PTERIGIUM
Definisi
pertumbuhan jaringan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.
Pterigium (L. Pterygion = sayap) adalah suatu proses degeneratif dan hiperplastik dengan jar. fibrovaskular berbentuk segitiga (sayap) yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea antara lain lapisan stroma dan membrana Bowman.
Epidemiologi
Prevalensi pterygium meningkat dengan umur, terutama dekade ke-2 dan ke-3 dari kehidupan.
Pasien > 40 tahun merupakan prevalensi tertinggi.
Kejadian berulang (rekuren) >> pada umur muda daripada umur tua.
Laki-laki 4 x> resiko dari perempuan
Berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah, riwayat terpapar lingkungan di luar rumah.
Etiologi
Paparan sinar matahari (UV) Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu)
Faktor risiko yang mempengaruhi antara lain :
• Usia
• Pekerjaan
• Tempat tinggal
• Jenis kelamin
• Herediter
• Infeksi
• Kelembaban yang rendah dan mikrotrauma (asap rokok , pasir).
JENIS DAN KLASIFIKASI PTERYGIUMBerdasarkan lokasi:
Pterygium Simpleks, jika terjadi hanya di nasal atau temporal saja
Pterygium Dupleks, jika terjadi di nasal dan temporal
Pembagian pterygium berdasarkan perjalanan penyakit dibagi atas 2 tipe, yaitu : Progresif pterygium : tebal dan vaskular dengan
beberapa infiltrat di depan kepala pterygium (disebut cap pterygium).
Regresif pterygium : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi 4 membentuk membran tetapi tidak pernah hilang.
Derajat 1 : jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea.
Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)
Derajat 4 : pertumbuhan pterygium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.
Pterygium juga dapat dibagi ke dalam 4 derajat yaitu :
patofisiologi
Pterigium berhubungan dgn sinar UV-B, kekeringan, inflamasi dan paparan angin dan debu atau factor iritan lainnya.
Pterigium ditandai degenerasi elastotik kolagen dan proliferasi fibrovaskuler, dengan permukaan yang menutupi epithelium. Pada puncak pteregium, epitel kornea menarik dan membran bowman menghilang.
Terdapat degenerasi stroma menekan kedalam kornea serta merusak membran bowman dan stoma kornea bagian atas.
UV-B bersifat mutagen berfungsi sebagai p53 tumor suppressor gene pada stem sel di basal limbus.
Pelepasan sitokin berlebihan Transforming Growth Factor-Beta dan vascular endothelial growth factor (VEGF) meningkatkan regulasi kolagen, migrasi sel proses kolagenase ↑ degenerasi kolagen elastoid dan adanya jaringan fibrovaskular supepithelial.
Pada kornea nampak kerusakan membrane bowman karena tumbuhnya jaringan fibrovaskuler, disertai adanya inflamasi ringan. Epitel bisa normal, tebal atu tipis dan kadang-kadang terjadi dysplasia.
Manifestasi klinis
Asimptomatik berupa iritasi, gatal, merah, perubahan
tajam penglihatan, sensasi adanya benda asing atau fotofobia.
Penurunan tajam penglihatan timbul bila pterygium menyeberang axis visual atau menyebabkan meningkatnya astigmatisme
Efek lanjutnya yang disebabkan membesarnya ukuran lesi menyebabkan terjadinya diplopia
Diagnosa
Anamnesis
Mata sering berair dan tampak merah. Merasa seperti ada benda asing, Timbul astigmatase akibat kornea tertarik oleh
pertumbuhan pterigium, biasanya astigmatase with the rule ataupun astigmatase irregular sehingga menganggu penglihatan (penurunan tajam penglihatan )
Pada stadium yang lanjut ( derajat III dan IV ) dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun.
Pemeriksaan oftalmologis
Pemeriksaan Oftalmologis Jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga Derajat pterigium ditentukan berdasarkan
pertumbuhan pterigium dan dapat menjadi gradasi.
Stadium 1 : Jika hanya terbatas pada limbus kornea
Stadium 2: Sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.
Stadium 3: Sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4 mm)
Stadium 4: sudah melewati pupil sehingga menganggu penglihatan
O DIAGNOSA BANDING O pinguekula O pseudopterygium.
O PENATALAKSANAAN O Beberapa obat topikal seperti lubrikans,
vasokonstriktor dan kortikosteroid digunakan untuk menghilangkan gejala terutama pada derajat 1 dan derajat 2.
O Eksisi dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau aksis visual, adanya gangguan pergerakan bola mata.
Jenis Operasi pada Pterigium
BARE SCLERA
CONJUNGTIVAL GRAFT
Komplikasi
O Mata merah, iritasi, skar kronis pada konjungtiva dan kornea,
O pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan penglihatan sentral ↓, skar pada otot rektus medial diplopia.
O Intra operatif :perforasi korneosklera, graft oedem, graft hemorrhage, graft retraksi, jahitan longgar, skar konjungtiva, skar kornea dan astigmatisma, disinsersi otot rektus.
O Komplikasi yang terbanyak adalah rekuren pterygium post operasi.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Analisa kasus
Anamnesis
Seorang perempuan usia 41 tahun, bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga datang dengan keluhan mata sebelah kanan erasa ada yang tumbuh menutupi sebagian bola matanya dan terasa kabur sejak ± 1 tahun yang lalu, dirasakan secara perlahan-lahan dan memberat dalam 2 bulan ini, terutama setelah terpapar panas matahari,
mata kanan terasa ada yang mengganjal, terasa gatal, merah dan berair terutama setelah terpapar udara dan debu. Saat mata terasa gatal. nyeri (-), sekret (-), bengkak (-). Riwayat alergi (-). P
Riwayat trauma (-), kelainan pada mata sebelumnya disangkal.Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa pada anamnesis didpaatkan adanya keluhan seperti mata merah, gatal, mata sering berair, dan gangguan penglihatan.
Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/12 dan VOS 6/9. Pada pemeriksaan status oftalmologis, didapatkan adanya jaringan fibrovaskular yang berbentuk segitiga pada daerah kornea >2 mm dari limbus pada OD dan blm melewati limbus OS. Tidak tampak kekeruhan pada kornea dan lensa. Refleks cahaya pada kedua pupil baik, pupil isokor.
Slit Lamp
SLOD : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput pada limbus dan belum melewati limbus, kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, RC (+), lensa jernih.
SLOS : konjungtiva hiperemis (-), tampak selaput berbentuk segitiga dari nasal dan apex melewati pupil sehingga penglihatan terganggu, kornea jernih, BMD kesan normal, irirs coklat, kripte (+), pupil bulat, RC (+) lensa jernih.
Penatalaksanaan : pasien dipersiapkan untuk operasi eksisi pterigium dimana bedah eksisi adalah satu-satunya pengobatan yang memuaskan, yang diindikasikan karena mata terasa mengganjal, visus menurun, mataberair, mata merah, Telah memasuki daerah pupil atau melewati limbus alasan kosmetik, perkembangan lanjutan yang mengancam daerah pupil, dan diplopia karena gangguan gerakan okular.
Pada pasien ini juga diberikan kortikosteroid untuk mencegah peradangan lebih lanjut.
Prognosis pada kasus ini adalah baik walaupun dapat terjadi rekurensi. Secara visual dan kosmetik dari eksisi pterigium adalah baik.
PROGNOSIS