prosiding pesat 2015 - jurnal ilmiahku pelaksana seminar penasehat: prof. dr. e.s. margianti, se.,...
TRANSCRIPT
PROSIDING PESAT 2015
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Volume 6 – Oktober 2015
PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA
MELALUI REVITALISASI PERADABAN
ISSN : 1858 – 2559
PENERBIT
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina
Depok, Jawa Barat 16424
Telp: +62-21-78881112 ext. 455
Fax: +62-21-7872829
Email: [email protected]
Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat
ii
PESAT
Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil
Volume 6 – Oktober 2015
956 hal + xv
Editor:
Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati
Desain sampul: Tim Prosiding
Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
©2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang
memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy,
memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit.
ISSN : 1858 – 2559
iii
DEWAN REDAKSI
Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Dewan Redaksi:
Dr. Bertalya, SKom., DEA
Komite Ilmiah:
Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma)
Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma)
Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro)
Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro)
Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma)
Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma)
Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma)
Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma)
Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma)
Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)
Editor Pelaksana:
Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM
Dr. Jacobus Belida Blikololong
Indah Mulyani, SPsi., MSi
Vega Valentine, ST, MMSI, MSc.
Nurlalila, SS, MHum.
Risnawati, SP, MSi.
Sandhi Prajaka, SKom., MMSI
Sampul:
Tim Prosiding
Penerbit:
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
iv
PANITIA PELAKSANA SEMINAR
Penasehat:
Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM.
Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI.
Agus Sumin, SSi., MM
Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.
Ketua Panitia:
Dr. Sri Hermawati, SE., MM.
Sekretaris:
Dr. Bertalya, SKom., DEA
Bendahara:
M.S. Harlina, S.Kom., MMSI
Sekretariat:
Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT
Lilis Setyowati, ST
Riyanto Wibowo, ST
Sarana dan Prasarana:
Dr. Harjanto Sutedjo, MM
Remi Senjaya, SKom. MMSI
Edy Prihantoro, SS, MMSI
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&TeknikSipil) Vol. 6,Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Shauti dan Binastuti, Fenomena Monday Effect… E-15
FENOMENA MONDAY EFFECT DI BURSA EFEK INDONESIA
Ahmad Fajri Shauti1
Sugiharti Binastuti2
1Jurusan Akuntnasi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
2Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis terjadi atau tidaknya fenomena Monday Effect di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2015. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu
data closing price IHSG periode Juni 2014 – Juni 2015. Data dianalisis dengan analisis regresi
linier berganda, uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil
pengujian disimpulkan tidak terjadinya fenomena Monday Effect pada Bursa Efek Indonesia di
periode ini, masing-masing variabel penjelas tidak berpengaruh dan tidak dapat menjelaskan
variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan dengan nilai kontirbusi
determinasi sebesar 3,5% dan 1,9%.
Kata Kunci: Monday Effect, Portofolio Saham, Bursa Efek Indonesia, IHSG.
PENDAHULUAN
Aktifitas pasar modal yang merupakan
wujud dari penerapan konsep pasar efisien
menyiratkan adanya suatu proses
penyesuaian harga sekuritas menuju harga
keseimbangan yang baru sebagai respon
terhadap informasi yang masuk ke pasar.
Keseimbangan pada harga tersebut mulai
terbentuk setelah dampak informasi yang
akan terjadi telah dinilai sepenuhnya oleh
investor. Oleh karena itu, faktor yang
dianggap linier terhadap konsep pasar
efisien yaitu seberapa cepat suatu
informasi baru diserap oleh pasar
kemudian dicerminkan pada penyesuaian
harga berdasarkan dampak yang diperoleh
melalui keputusan para investor. Semakin
tingginya efisiensi suatu pasar, harga
sekuritas di dalam bursa dengan cepat
akan terevaluasi sebagai dampak
informasi penting yang terkait dengan
sekuritas tersebut sehingga investor tidak
dapat memanfaatkan informasi untuk
mendapatkan keuntungan yang tidak
normal (abnormal return) di pasar.
Dikemukakannya teori pasar efisien oleh
Fama membuat para ahli berupaya untuk
membuktikan hipotesis tersebut sehingga
pengkajian terkait pasar efisien
merupakan topik yang menarik dan selalu
memberikan hasil yang kontroversial
sehingga mengindikasikan bahwa konsep
pasar efisien tidak dapat digeneraliasir. Para
peneliti menemukan adanya anomali
tertentu khususnya terjadi pada hari hari
tertentu pada aktifitas perdagangan saham
yang biasa disebut Monday/ weekend effect
dan holiday effect (Safarudin, 2011).
Menurut Cahyaningdya (2010) dalam
Ardinan (2014) Monday Effect merupakan
kondisi bursa saham dimana return saham
secara signifikan negatif pada hari Senin.
Adanya bad news pada hari Jumat sore
merupakan faktor bagi investor menjual
sahamnya untuk mengurangi terjadinya
kepanikan investor yang direaksi negatif
oleh pasar sehingga mengakibatkan
menurunnya harga saham pada hari Senin.
Hal ini sejalan dengan penilitian yang
dilakukan oleh Saputro dan Sukirno (2014)
bahwa return hari Senin di Bursa Efek
Indonesia berkaitan dengan dengan return
Jumat pada minggu sebelumnya,
peningkatan yang terjadi pada return Jumat
di minggu sebelumnya akan meningkatkan
return di hari Senin, dan penurunan return
di hari Jumat akan menurunkan return di
hari Senin. Namun, hasil penelitian tersebut
berbeda dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ardinan (2014) yang
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&TeknikSipil) Vol. 6,Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-16 Shauti dan Binastuti, Fenomena Monday Effect…
menyatakan bahwa tidak terjadinya
Monday effect pada Bursa Efek Indonesia
dan return pada hari Senin tidak dapat
diprediksi secara sistematis berdasarkan
kondisi pasar di hari Jumat minggu
sebelumnya.
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan dan ketidakonsistenan hasil
penelitian terdahulu mengenai fonemena
Monday Effect di Bursa Efek Indonesia,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
fenomena Monday Effect di Bursa Efek
Indonesia dengan menguji secara empiris
signfikansi pengaruh dari return hari Senin
sampai dengan hari Jumat terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan dan pengaruh return
hari Selasa sampai dengan hari Jumat
terhadap return hari Senin di Bursa Efek
Indonesia pada Juni 2014 - Juni 2015.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini populasi yang
digunakan adalah data harian dari Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Sampel
yang digunakan adalah data closing price
IHSG periode Juni 2014 – Juni 2015 yang
didapat dari Yahoo Finance, dari data
tersebut harga IHSG secara keseluruhan dan
yang telah dipisahkan sesuai dengan hari
yang berbeda diubah menjadi return dengan
menggunakan rumus (1)
(1)
Keterangan:
Rt : Return harian indeks saham pada
hari t
IHSIt : Indeks Harga Saham Individu
penutupan harian pada hari ke-t
IHSIt-1: Indeks Harga Saham Individu penutupan harian pada hari ke-t – 1
Teknik analisis yang digunakan adalah
uji statistik terdiri dari uji statistik deskriptif,
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
hipo-tesis baik secara parsial maupun
simultan, dan uji koefisien determinasi.
Hipotesis yang digunakan dalam pene-
litian ini:
Hipotesis 1 : Terjadinya fenomena Mon-
day Effect pada IHSG
Hipotesis 2 : Berpengaruhnya return hari
Selasa - Jumat terhadap return
hari Senin
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka
digunakan persamaan regresi berganda (2)
dan (3)
IHSG = α + β1 SEN + β2 SEL + β3 RAB +
β4KAM + β5 JUM + e (2)
SEN = α + β1 SEL + β2 RAB + β3 KAM +
β4JUM + e (3)
Keterangan:
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
α = Konstanta
β = Koefisien garis regresi
SEN = Hari Senin
SEL = Hari Selasa
RAB = Hari Rabu
KAM = Hari Kamis
JUM = Hari Jumat
SAB = Hari Sabtu
e = Standar eror
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 return yang dimiliki
oleh IHSG pada periode ini menunjukkan
angka yang positif yakni 0,0000260 hal ini
menandakan bahwa aktifitas perdagangan
pada priode ini pada tiap harinya mem-
berikan return yang positif, kemudian kita
dapat mengurutkan return pada tiap-tiap hari
dari yang terkecil hingga yang tertinggi yaitu
Kamis, Jumat, Rabu, Selasa, Senin. Hal ini
menandakan bahwa berdasarkan rata-rata
yang dihasilkan pada statistik deskriptif,
return terendah pada periode ini jatuh pada
hari Kamis yaitu sebesar -0,0613436.
Kondisi bursa yang memberikan return
negatif pada hari Kamis atau menjelang
weekend dapat memberikan pengaruh negatif
pada hari Jumat yang kemudian memberikan
sentimen negatif pada kondisi bursa di hari
Senin. Namun, hal ini belum bisa kita
tentukan secara sistematis dan dijadikan
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&TeknikSipil) Vol. 6,Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Shauti dan Binastuti, Fenomena Monday Effect… E-17
justifikasi sebelum dilakukan uji signifikansi
dan hipotesis.
Tabel 1
Statistik Deskriptif
VARIABEL MIN MAX MEAN
IHSG -0,03494 0,01696 0,0000260
SEN -0,03813 0,02595 0,0000021
SEL -0,10000 0,02864 -0,0170263
RAB -0,10000 0,02608 -0,0194418
KAM -0,10000 0,04281 -0,0613436
JUM -0,10000 0,03409 -0,0585560
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 2, hasil Uji Normalitas
terhadap dua persamaan regresi dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal dengan ditunjukkannya
nilai 0,210 pada persamaan regresi pertama
dan 0,200 pada persamaan regresi kedua
yang nilai tersebut sesuai dengan ketentuan
data yang terdistribusi normal yaitu >0,05.
Dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel
diatas, maka penelitian dapat dilanjutkan ke
alat analisis selanjutnya.
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini
terdiri dari uji multikolinearitas, uji auto-
korelasi. Pengujian terhadap adanya mul-
tikolinearitas dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan nilai tolerance dan
variance inflation factor pada model regresi.
Jika tolerancevalue lebih dari 0,10 dan VIF
kurang dari 10 dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013). Untuk Uji
Autokorelasi ditunjukkan apabila nilai
DWberada pada 1,5 – 2,5, jika berada di luar
range nilai tersebut maka data akan terjadi
autokorelasi (Quiao, 1998).
Tabel 3
Hasil Uji Asumsi KlasikModel 1 Variabel Tol. VIF
SEN 0,894 1,119
SEL 0,950 1,053
RAB 0,956 1,046
KAM 0,900 1,112
JUM 0,883 1,132
DW 2,186
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Tabel 4
Hasil Uji Asumsi KlasikModel 2
Variabel Tol. VIF
SEL 0,998 1,002
RAB 0,991 1,009
KAM 0,903 1,108
JUM 0,910 1,009
DW 2,405
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil Uji Asumsi Klasik
pada tabel 3 dan tabel 4 ditunjukkan bahwa
data pada dua persamaan regresi tersebut
tidak terindikasi multikolinearitas dan
autokorelasi dikarenakan nilai pada tiap
variabel berada pada batas aman yang
ditentukan.
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas
Persamaan Regresi 1 Persamaan Regresi 1
Unstandarized Resdiual Unstandarized
Resdiual
N 267 55
Normal Mean ,00002607 0,00000218
Parameters Std. Deviation 0,007414163 0,015050272
Most Absolute 0,060 0,086
Extreme Positive 0,044 0,042
Difference Negative -0,060 -0,086
Test
Statistic
0,060 0,086
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,210 0,200 Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&TeknikSipil) Vol. 6,Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
E-18 Shauti dan Binastuti, Fenomena Monday Effect…
Tabel 5
Hasil Uji HipotesisModel 1
Variabel Monday Effect – IHSG
Β Sig. T
(Constant) 0,001 0,211
SEN -0,098 0,174
SEL -0,003 0,647
RAB 0,009 0,187
KAM 0,004 0,279
JUM 0,002 0,704
Sig. F 0,273
Adj. R2 0,035
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan hasil pada pengujian yang
terdapat pada tabel 5 maka persamaan
matematis pada persamaan regresi pertama
adalah sebagai berikut (4)
IHSG = 0,001 – 0,098 SEN – 0,003 SEL +
0,009 RAB + 0,004 KAM + 0,002 JUM + e(4)
Hasil pengujian hipotesis 1
menunjukkan bahwa berdasarkan nilai
signfikansi baik secara parsial maupun
simultan pada periode ini tidak terjadi
Monday Effect dimana masing-masing
variabel yang diwakili oleh hari Senin –
Jumat tidak memberikan pengaruh terhadap
IHSG dikarenakan semua nilai pada
variabel lebih dari 0,005. Namun, jika kita
menganalisis berdasarkan koefisien regresi
terdapat nilai negatif pada koefisien variabel
hari Senin dan Selasa hal ini dapat menjadi
justifikasi pada perubahan dalam aktifitas
IHSG yang cenderung menyebab-kan
kondisi pasar menjadi down trend dan
bernilai negatif sehingga memungkinkan
bahwa aktifitas perdagangan bursa pada hari
Senin dapat menunjukkan adanya fenomena
Monday Effet pada periode ini. Hasil uji
koefisien determinasi menunjukkan bahwa
secara simultan variabel-variabel yang di-
gunakan hanya dapat menjelaskan sebesar
3,5% terhadap fenomena Monday Effet
dengan 96,5% lainnya dijelaskan oleh faktor
lain seperti kondisi makro ekonomi.
Berdasarkan hasil pada pengujian yang
terdapat pada tabel 6, maka persamaan ma-
tematis pada persamaan regresi pertama
adalah sebagai berikut (5)
Tabel 6
Hasil Uji HipotesisModel 2
Variabel Monday Effect – IHSG
Β Sig. T
(Constant) 0,001 0,742
SEL 0,021 0,158
RAB -0,018 0,231
KAM -0,003 0,711
JUM 0,010 0,271
Sig. F 0,317
Adj. R2 0,019
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2015
SEN = 0,001 + 0,021 SEL – 0,018 RAB -
0,003 KAM + 0,010 JUM + e (5)
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan
bahwa berdasarkan nilai signfikansi baik
secara parsial maupun simultan pada periode
ini tidak memberikan pengaruh terhadap
perubahan aktifitas pasar baik positif
maupun negatif di hari Senindimana masing-
masing variabel yang diwakili oleh hari
Selasa – Jumat tidak memberikan pengaruh
terhadap IHSG dikarenakan semua nilai pada
variabel lebih dari 0,005. Namun, jika kita
menganalisis berdasarkan koefisien regresi
terdapat nilai negatif pada koefisien variabel
hari Rabu dan Kamis hal ini dapat menjadi
justifikasi pada perubahan dalam aktifitas di
hari Senin yang cenderung menyebabkan
kondisi pasar menjadi down trend dan
bernilai negatif sehingga memungkinkan
bahwa aktifitas perdagangan bursa pada hari
Senin dapat menunjukkan adanya fenomena
Monday Effet pada periode ini. Hasil uji
koefisien determinasi menunjukkan bahwa
secara simultan variabel-variabel yang
digunakan hanya dapat menjelaskan sebesar
1,9% terhadap fenomena Monday Effet
dengan 98,2% lainnya dijelaskan oleh faktor
lain seperti kondisi makro ekonomi atau
faktor fundamental dari masing-masing
emiten yang terdapat dalam BEI.
Dari hasil uji hipotesis pada kedua
hipotesis yang ditentukan pada penelitian ini
mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Safarudin (2011) Thadete (2013),
Ardinan (2014) yang menunjukkan bahwa
fenomena Monday Effect tidak terjadi pada
BEI dikarenakan return yang mempengaruhi
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&TeknikSipil) Vol. 6,Oktober 2015 Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
Shauti dan Binastuti, Fenomena Monday Effect… E-19
pergerakan IHSG tidak terjadi pada return di
hari Senin karena return pada hari tersebut
bersifat random. Hasil penelitian ini pun
menunjukkan bahwa tidak dapat ditentukan
secara sistematis terkait return yang
dihasilkan pada hari selain hari Senin yang
menyebabkan kondisi pasar yang selalu
dibuka dan ditutup dalam keadaan negatif di
hari Senin.
SIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
fenomena Monday Effect di Bursa Efek
Indonesia dengan menguji secara empiris
signfikansi pengaruh dari return hari Senin
sampai dengan hari Jumat terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan dan pengaruh return
hari Selasa sampai dengan hari Jumat
terhadap return hari Senin di Bursa Efek
Indonesia pada Juni 2014 - Juni 2015. Dari
hasil olah data dapat disimpulkan bahwa
pada model pertama yaitu hari Senin – Jumat
tidak menyebabkan fenomena Monday Effect
pada IHSG dikarenakan tidak
berpengaruhnya keseluruhan variabel pada
uji statistik yang dilakukan dan pada model
kedua yaitu pengujian hari Selasa – Jumat
terhadap return hari Senin juga tidak
memberikan pengaruh baik secara parsial
maupun simultan.
Berdasarkan uji koefisien determinasi
kedua model hanya dapat dijelaskan dalam
prosentase yang sangat kecil yaitu 3,5% dan
1,9% sehingga penurunan return pada hari-
hari perdagangan di bursa jelas ditentukan
oleh faktor makro ekonomi dan aspek
fundamental secara komprehensip baik lokal,
regional maupun global. Oleh karena itu,
kondisi negatif nilai bursa pada hari Senin
bukan diakibatkan oleh fenomena Monday
Effect namun dikarenakan oleh faktor lain
yang dapat mempengaruhi perubahan return
pada hari-hari tersebut. Adapun saran yang
diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah
agar menambah periode penelitian,
menambah jumlah sampel, menambah
variabel penjelas, menggunakan model
penelitian lain dan alat uji statistik lain agar
mendapatkan hasil penelitian yang lebih
relevan dengan data dan lebih sesuai dengan
kondisi pasar modal secara menyeluruh.
DAFTAR PUSTAKA Ardinan, Haikel. 2014. Pengujian Monday Effect
Pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek
Singapura. Journal of Business and
Banking, 4(1).
Cahyaningdyah, Dwi dan Rini Setyo Witiastuti.
2010. Analisis Monday Effect Dan
RogalskiEffect Di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Dinamika Manajemen, 1(2).
Keim, Donald B. dan Robert F. Stambaugh.
1984. A Further Investigation of The
Weekend Effect in Stock Returns.The
Journal of Finance, 39(3).
Luhgianto. 2011. Analisis Weekend Effect
Terhadap Return Saham Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen dan
Akuntansi Terapan, 2(2).
Mahdi, Ansyori dan Rr. Iramani. 2006. Studi
Tentang Pengaruh hari Perdagangan
Terhadap Return Saham pada BEJ. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(2).
Muniya Alteza. 2007. Efek Hari Perdagangan
Terhadap Return Saham: Suatu Telaah Atas
Anomali Pasar Efisien. Jurnal Ilmu
Manajemen, 3(1)
Rita, Maria Rio. 2009. Pengaruh Hari
Perdagangan Terhadap Return Saham:
Pengujian Day of The Week Effect, Week-
Four Effect dan Rogalski Effect di BEI.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 15(2).
Safaruddin. 2011. Pengujian Monday Effect Di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 10(1).
Saputro, Aditya Probo dan Sukirno. 2014. Day of
The Week Effect dan Month of The Year
Effect terhadap Return Indeks Pasar. Jurnal
Nominal, 3(2).
Sparta. 2010. Analisis CAPM, APT, Monday
Effect Dan Efisiensi Pasar Modal Pada
Sektor Keuangan Di BEI (Periode Januari –
Juni 2010). Jurnal Keuangan dan
Perbankan, 7(1).
Sumiyana. 2008. Day of The Week Dan Monday
Effect: Fenomena Yang Terbuktikan Tidak
Konsisten Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal
Manajemen Teori dan Terapan, 1(1).
Thadete, Marshelyna. 2013. Fenomena Monday
Effect Di Bursa Efek Indonesia (Periode
2007-2012). Finesta, 1(2).