pre eklamsia

18
LAPORAN PENDAHULUAN PRE EKLAMSIA KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN Disusun Oleh : ESTI BUDI HANDAYANI 1211508012 PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN (NERS) 1

Upload: rahman-luthfia

Post on 09-May-2017

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pre Eklamsia

LAPORAN PENDAHULUANPRE EKLAMSIA

KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

Disusun Oleh :

ESTI BUDI HANDAYANI

1211508012

PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN (NERS)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

1

Page 2: Pre Eklamsia

STIKES MITRA LAMPUNG2012

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN DENGAN RESIKO : PRE EKLAMSIA

A. Definisi

Pre-Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein

urine yang timbul karena kehamilan.

Hipertensi : Untuk menegakkan diangnosis Pre-Eklamsi, kenaikan tekanan

sistolik harus 30 mmHg atau lebih di atas tekanan yang biasa

ditemukan

Odema : Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam cairan

tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan

seta pembenkakan kaki, jari tangan dan muka.

Protenuria : Konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,39%

g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif

menunjukkan 1 atau 2 lebih.

B. Etiologi

Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, diduga sebagai berikut :

1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan mola hidatidosa.

2. Sebab bertambahnya frekuensi dan makin tuanya kehamilan.

3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan

kematian janin dalam uterus.

4. Sebab jarangnya terjadinya eklamsi pada kehamilan-kehamilan

berikutnya.

5. Sebab timbulnya hipetensi, odema, proteinuria, kejang dan koma.

2

Page 3: Pre Eklamsia

C. Patologi

1. Perubahan pada placenta dan uterus

Menurunnya aliran darah keplacenta mengakibatkan gangguan fungsi

placenta.

2. Perubahan pada ginjal

Disebabkan oleh aliran darah kedalam ginjal menurun, sehingga

menyebabkan filtrasi glomerolus mengurang.

3. Perubahan pada retina

Pada Pre-Eklamsi tampak retina oedema atau menyeluruh pada satu atau

beberapa arteri.

4. Perubahan pada paru-paru

Adema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita pre-eklamsi

dan eklamsi.

5. Perubahan pada otak

Mc. call melaporkan bahwa resistensi pembuluh darah dalam otak pada

hipertensi dalam kehamilan lebih meninggilagi pda eklamsia.

6. Metabolisme air dan elektrolit

hemokonsentrasi yang menyertai pre-eklamsi dan eklamsia tidak diketahui

sebabnya.

D. Gambaran klinik

Biasanya tanda-tanda pre-eklamsi timbul dalam urutan

Bertambahnya berat badan yang berlebihan

Diikuti odema

Hipertensi

Proteinurine

Pada pre-eklamsi ringan tidak ditemukan gejala-gejala subjektif, adapun penyakit

digolongkan berat bila ditemukan :

1. Tekanan sistolik 160 mmHg atau, lebih tekanan diastolik 110 mmHg atau

lebih.

3

Page 4: Pre Eklamsia

2. Proteinuriae 5 g atau lebih dalam 24 jam atau 3 atau 4 lebih pada pemeriksaan

kuantitatif.

3. Oligoria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam.

4. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigrastrium

5. Odema paru-paru atau sionosis.

E. Pencegahan

Pemeriksaan ANC yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre-

eklamsi. Dan hal ini harus dilakukan penanganan serius dan semestinya. Kita

perlu waspada akan timbulnya pre-eklamsi dengan faktor-faktor predisposisi yang

telah diuraikan diatas. Walaupun timbulnya pre-eklamsi tidak dapat dicegah

sepenuhnya. Namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan

secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil,

penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam pencegahan,

istirahat tidak hanya dengan berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan sehari-

hari perlu dikurangi dan dianjurkan lebih banyak duduk dan berbaring, mengenal

SCR dini pre-eklamsi dan segera merawat penderita tanpa membeirkan diuretika

dan obat antihipertensi memang merupakan kemajuan yang penting dari

pemeriksaan ANC yang baik.

F. Penanganan

Tujuan penangan ialah :

1. Mencegah terjadinya pre-eklamsia berat dan eklamsia

2. Melahirkan janin hidup

3. Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya.

Pada umumnya indikasi untk merawat penderita pre-eklamsi di rumah sakit :

a. TD sistolik 140 mmHg dan diastol 90 mmHg

b. Proteinurine 1 + atau lebih

c. Kenaikan BB 1,5 kg atau lebih dalam seminggu.

d. Penambahan oedema secara tiba-tiba

4

Page 5: Pre Eklamsia

Istirahat ditempat tidur masih merupakan terapi utama untuk penanganan pre-

eklamsi, istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan pengaliran

darah keplacenta meningkat, aliran darah keginjal juga lebih banyak. Tekanan

vena pada ekstremitas bawah turun, dan resobsi cairan dari daerah tersebut

bertambah selain itu juga mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar.

Oleh sebab itu dengan istirahat biasanya tekananan darah turun dan odema

berkurang. Pemberian penobarbital 3 x 30 mg sehari akan menerangkan

penderitaan dan dapat juga dapat menurunkan tekanan darah.

Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan

penilaian 2 x seminggu secara rawat jalan :

Pantau tekanan darah, proteinurine, dan kondisi janin

Lebih banyak istirahat

Diet biasa

Tidak perlu diberi obat-obatan

Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di RS.

- Diet biasa

- Pantau tekanan darah 2 x sehari, proteinurine 1 x sehari

- Tidak perlu obat-obatan

- Tidak perlu diuretik, kecuali jika odema paru, dekomprensasi tordis atau gagal

ginjal akut.

- Jika tekanan darah diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan

Nasehatkan untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda pre-eklamsi berat

Kontral 2 x seminggu

Jika tekanan diastolik naik lagi, rawat kembali

- Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, tetap dirawat

- Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan

terminasi kehamilan

- Jika proteinurine (+) tangani sebagai pre-eklamsi berat

5

Page 6: Pre Eklamsia

ASUHAN KEPERAWATAN

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik yaitu

proses keperawatan. Proses keperawatan dipakai untuk membantu perawat dalam

melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam mengatasi masalah

keperawatan yang ada (Budianna Keliat, 1994, 2 ).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan

hubungan kerja sama dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat

kesehatan yang optimal ( Carpenito, 2000, 2 ).

A. PENGKAJIAN

Pengumpulan data

Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :

1. Identitas pasien

Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat.

Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.

Meskipun proporsi kehamilan dengan hipertensi kehamilan di Amerika

Serikat pada dasawarsa yang lalu meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini

sebagian diakibatkan oleh peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran

kembar. Sebagai contoh, pada tahun 1998 tingkat kelahiran di kalangan wanita usia

30-44 dan jumlah kelahiran untuk wanita usia 45 dan lebih tua berada pada tingkat

tertinggi dalam 3 dekade, menurut National Center for Health Statistics. Lebih jauh

lagi, antara 1980 dan 1998, tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen

secara keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat triplet

6

Page 7: Pre Eklamsia

dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih dari 400 persen secara

keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan wanita di mereka 40-an.

1. Keluhan utama

Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti

sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan

mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.

2. Riwayat  penyakit sekarang

Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali

dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa ),

diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia

dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan  apakah klien menderita diabetes, penyakit

ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai

kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan

atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.

3. Riwayat penyakit dahulu

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti kronis

hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil), Obesitas, ansietas, angina, dispnea,

ortopnea, hematuria, nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila

hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu kehamilan yang

menderita penyakit ini. Pasangan suami baru mengembalikan resiko ibu sama seperti

primigravida. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor

predisposisi.

4. Riwayat penyakit keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit-

penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung  hipertensi dalam kehamilannya.

Ada hubungan genetik yang telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara

perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali

5. Riwayat psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya

serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.

7

Page 8: Pre Eklamsia

6. Riwayat maternal

Kehamilan ganda memiliki resiko lebih dari dua kali lipat.

1. Pengkajian sistem tubuh

B1 (Breathing)

Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa

sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan,

sianosis.

B2 (Blood)

Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan

meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan

hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah

terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah

trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar

antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung

coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung

terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,

jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit

pucat, sianosis, suhu dingin.

B3 (Brain)

Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi.

Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat

mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga

memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan

dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria,

mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola

bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub

8

Page 9: Pre Eklamsia

oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia,

pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.

B4 (Bladder)

Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat

diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan

permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian

besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler

glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik

periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab

meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.

B5 (Bowel)

Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung

tinggi garam, protein,  tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat

badan,  adanya edema.

B6 (Bone)

Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit

kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan

meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural

B. DIAGNOSA

Diagnosa keperawatan ditegakkan melalui analisis cermat terhadap hasil

pengkajian. Diagnosa keperawatan yang umum untuk orang tua dengan gangguan

hipertensi pada kehamilan meliputi hal-hal berikut.

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d

Hipertensi

Vasospasme siklik

Edema serebral

Perdarahan

9

Page 10: Pre Eklamsia

2. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas b.d

Terapi magnesium sulfat

Edema paru

3. Risiko tinggi perubahan curah jantung, menurun b.d

Terapi antihipertensi yang berlebihan

Jantung terkena dalam proses penyakit

4. Risiko tinggi mengalami solusio plasenta b.d

Vasospasme sistemik

Hipertensi

Penurunan perfusi uteroplasenta

5. Risiko tinggi cedera ibu b.d

Iritabilitas SSP akibat edema otak, vasospasme, penurunan perfusi ginjal

Terapi magnesium sulfat dan antihipertensi

6. Risiko tinggi cedera pada janin b.d

Insufisiensi uteroplasenta

Kelahiran premature

Solusio plasenta

7. Ansietas b.d efeknya pada ibu dan janin

C. INTERVENSI

1. Perubahan perfusi jaringan b.d. Hipertensi, Vasospasme siklik, Edema

serebral, Perdarahan

Tujuan : tidak terjadi vasospasme dan perfusi jaringan tidak terjadi

Kriteria hasil : klien akan mengalami vasodilatasi ditandai dengan

diuresis, penurunan tekanan darah, edema

Implementasi Rasional1. Memantau asupan oral dan

ifus IV MGSO4

2. Memantau urin yang kluar3. Memantau edema yang

terlihat

1. MGSO4 adalah obat anti kejang yang bekerja pada sambungan mioneural dan merelaksasi  vasospasme  sehingga menyebabkan peningkatan perfusi ginjal, mobilisasi cairan ekstra seluler  (edema

10

Page 11: Pre Eklamsia

4. Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring

dan diuresis2. Tirah baring menyebabkan aliran darah

urtero plasenta, yang sering kali menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis

3. Resiko cedera tinggi pada ibu b.d. iritabilitas SSP

Tujuan : gangguan SSP akan menurun mencapai tingkat normal

Implementasi Rasional

1. Mendapatkan data-data dasar 

(misal DTRs,klonus)

2. Memantau pemberian IV MgSO4

dan kadar serum MgSO4

3. mengkaji adanya kemungkinan

keracunan  MgSO4

4. mempertahankan lingkungan

yang tenang, gelap dan nyaman

data-data dasar  dugunakan untuk

memantau hasil terapi

MGSO4 adalah obat anti kejang yang

bekerja pada sambungan mioneural dan

merelaksasi  vasospasme

Dosis yang berlebih akan membuat kerja

otot menurun sehingga dapat menyebabkan

depresi pernapasan berat

Rangsangan kuat, misalnya cahaya terang

dan suara keras dapat menimbulkan kejang

Kriteria hasil  : klien tidak mengalami kejang

4. Resiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress

Tujuan     : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak

terjadi fetal distress pada janin

Kriteria hasil : – DJJ ( + ) : 12-12-12

Implementasi Rasional

1. Monitor DJJ sesuai indikasi

2. Kaji tentang pertumbuhan janin

Peningkatan DJJ sebagai indikasi

terjadinya hipoxia, prematur dan solusio

11

Page 12: Pre Eklamsia

3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio

plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim

tegang, aktifitas janin turun )

4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi

SM

5. Kolaborasi dengan medis dalam

pemeriksaan USG dan NST

plasenta

Penurunan fungsi plasenta mungkin

diakibatkan karena hipertensi sehingga

timbul IUGR

Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala

solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia

bagi janin

Reaksi terapi dapat menurunkan

pernafasan janin dan fungsi jantung serta

aktifitas janin

USG dan NST untuk mengetahui

keadaan/kesejahteraan janin

5. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum

lahir

Tujuan : ansietas dapat teratasi

Kriteria hasil :

1. Tampak rileks, dapat istirahat dengan tepat

2. Menuujukkan ketrampilan pemecahan masalah

Intervensi RasionalMandiri

1. Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran

2. Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan pertanyaan dan menyatakan masalah

3. Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan, sesuai indikasi

Mandiri1. Membantu menentukan jenis

intervensi yang diperlukan2. Membuat perasaan terbuka dan

bekerja sama untuk memberikan informasi yang akan membantu mengatasi masalah

1. Keterlibatan meningkatka perasaan berbagi, manguatkan perasaan berguna, memberikan kesempatan untuk mengakui kamampuan individu dan memperkecil rasa takut karena

12

Page 13: Pre Eklamsia

ketidaktahuan

13