praktek lapang sembawa rifa sotia

26
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof.Dr.Ir.Hj Anis Tatik Maryani M.P. 2. Ir. Dede Martino M.P. 3. Ir. HELMI SALIM R I F A S O T I A D1B012088 JURUSAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2015

Upload: rifa-rifa

Post on 23-Jan-2018

683 views

Category:

Presentations & Public Speaking


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET

BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG

DOSEN PEMBIMBING : 1. Prof.Dr.Ir.Hj Anis Tatik Maryani M.P.

2. Ir. Dede Martino M.P.

3. Ir. HELMI SALIM

R I F A S O T I A

D1B012088

JURUSAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015

Page 2: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberi Rahmat dan

Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan LAPORAN PRAKTIKUM

LAPANGAN PUSAT PENELITIAN KARET BALAI PENELITIAN SEMBAWA PALEMBANG”

Sholawat beserta salam marilah kita hadiahkan kepada junjungan kita Nabi

Agung Muhammad SAW, karena berkat beliaulah yang telah membawa kita dari zaman

kegelapan menuju zaman yang terang benderang yang kita rasakan saat ini.

Selain itu kami pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami

harapkan. Saya berharap paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Jambi, 15 juni 2015

Page 3: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan Praktikum ............................................................................. 5

BAB II METEDOLOGI PRAKTIKUM ...................................................... 6

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................... 6

2.2 Data yang Diperoleh ........................................................................ 6

2.3 Pembahasan ...................................................................................... 12

BAB III KESIMPULAN ................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21

Page 4: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

iv

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014* 3

Page 5: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

v

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Seminar tentang karet 7

2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa 7

3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen

Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas

Pertanian Universitas Jambi 8

4. Proses pemilihan batang entres atas 9

5. Proses Pemindahan mata entres 11

Page 6: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karet (Havea brasiliensis) merupakan salah satu komoditas perkebunan.

Susunan taksonomi sebegai berikut;

Divisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Dicotyledonae

Kelas : Euphorbiales

SUku : Euphorbiaceae

Marga : Havea

Jenis : Havea brailiensis

Tanaman karet berasal dari Brasil. Tanaman ini merupakan sumber utama

bahan karet alam dunia. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet merupakan satu-

satunya yang dikebunkan secara besar-besaran. Devisa negara yang dihasilkan

dari komditas karet ini cukup besar. Karet mempunyai arti penting dalam aspek

kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: Salah satu komoditi

penghasil devisa negara. Tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk dan

Sumber penghasilan bagi petani karet.

Indonesia merupakan Negara dengan perkebunan karet terluas di dunia,

dan merupakan produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia

dengan produksi 2,5 juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal

perkebunan karet alam Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta

Hektar atau sekitar 1,5 kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO

2009). Jumlah ini masih akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan

peremajaan dan memberdayakan lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan

kosong / tidak produktif yang sesuai untuk perkebunan karet.

Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena

merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai

peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional,

utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga

dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi

buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti

Page 7: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

2

ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya

peningkatan sumber devisa Indonesia. Melihat potensi pasar karet yang cukup

besar tersebut, perlu kiranya pemerintah beserta seluruh aspek yang terkait

mendorong terciptanya suatu lingkungan yang dapat mengoptimalkan kinerja

karet nasional. Salah satu langkah yang dapat mendorong peningkatan produksi

adalah peremajaan lahan karet yang sebagian besar telah memasuki tahapan tidak

produktif (tanaman berusia di atas 20 tahun) di samping tetap melakukan

perluasan lahan.

Strategi peremajaan lahan karet dinilai cukup baik dengan luas lahan karet

saat ini mencapai 3,4 juta hektar sehingga apabila lahan tersebut dioptimalkan

melalui peremajaan diharapkan tingkat produksi akan meningkat sekitar 20-30 %.

Terdapat 3 jenis perkebunan karet yang ada di Indonesia, yaitu Perkebunan

Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta

(PBS). Dari ketiga jenis perkebunan tersebut, PR mendominasi dari luas lahan

yang mencapai 2,9 juta hektar atau sekitar 85% dari lahan perkebunan karet.

Dengan sedemikian luasnya perkebunan karet yang dikelola rakyat,

keterkaitan penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber pendapatan rakyat

diharapkan dapat ditingkatkan dengan pengelolaan yang terpadu. Perkebunan

besar diharapkan dapat menjalin program kemitraan dengan petani agar nilai

tambah dari pengelolaan perkebunan rakyat dapat optimal diantaranya dengan

kemitraan di bidang pemasaran, pembinaan produksi hingga pembiayaan yang

berkesinambungan.

Page 8: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

3

Luas areal dan produksi karet Indonesia, dapat terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Luas Areal Karet Berdasarkan Pengusahaannya 2005 – 2014*

Tahun Luas Area (000 ha) Total

Area PR BUMN SWASTA

2005 2,767 237 275 3,279

2006 2,833 238 276 3,346

2007 2,899 238 276 3,141

2008 2,910 238 276 2,424

2009 2,912 239 284 3,435

2010 2,922 239 284 3,445

2011 2,932 2250 284 3,456

2012 2,980 258 268 3,506

2013 3,028 259 269 3,556

2014* 3,063 264 279 3,606

SUMBER : Statistik Perkebunan Karet Indonesia, 2007-2009, 2010-2012, 2011-2013,

2012-2014Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia 2014 (GAPKINDO)

*) Estimation (Prediksi)

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Indonesia merupakan

produsen penghasil karet alam terbesar nomor dua di dunia dengan produksi 2,5

juta ton setelah Negara Thailand, namun luas areal perkebunan karet alam

Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan 3,43 Juta Hektar atau sekitar 1,5

kali luas kebun karet Thailand (Sumber GAPKINDO 2009). Jumlah ini masih

akan bisa ditingkatkan lagi dengan melakukan peremajaan dan memberdayakan

lahan-lahan pertanian milik petani serta lahan kosong / tidak produktif yang sesuai

untuk perkebunan karet.

Karet alam Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis karena

merupakan salah satu komoditi industri hasil tanaman tropis yang mempunyai

peranan penting dan strategis dalam mendukung perekonomian nasional,

utamanya sebagai sumber nafkah berjuta-juta petani karet di pedesaan sehingga

dapat membendung arus urbanisasi, serta sebagai penyedia lapangan kerja bagi

Page 9: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

4

buruh pabrik karet dan salah satunya adalah sebagai andalan dan unggulan seperti

ekspor karet alam yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya

peningkatan sumber devisa Indonesia Tidak hanya perkebunan milik perusahaan

besar yang berkembang pesat di Indonesia pada waktu itu, perkebunan milik

rakyat pun berkembang sangat cepat. Selain karena permintaan karet dunia yag

cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan harga relative tinggi,

perkembangan perkebunan karet rakyat juga disebabkan aspek budidayanya yang

cukup mudah.

Ketika produksi karet melonjak akibat meluasnya areal perkebunan yang

di usahakan perusahaan dan rakyat, maka beralakulah hukum pasar, yakni harga

menjadi anjlok atau turun drastis. Meskipun menghadapi situasi yang sulit,

perkebunan milik rakyat tetap berjalan. Hanya kegairahan mereka dalam

membudidayakan dan memelihara tanamannya tidak seperti saat-saat sebelumnya.

Para petani karet masih mempertahankan tanamannya dengan harapan suatu saat

keadaan akan membaik.

Posisi sebagai pemasok karet dunia tidak diikuti langkah-langkah dalam

mempertahankannya. Tidak ada perluasan lahan dan pemeliharaan tanaman tidak

dilakukan secara intensif. Bahkan, hal paling penting, yaitu peremajaan tanaman

juga tidak pernah dilakukan. Factor-faktor tersebut masih diperparah oleh situasi

politik dalam negeri pada awal-awal kemredekaan yang terus bergolak. Belajar

dari pengalaman tersebut para petani karet Indonesia mulai membenahi

perkebunan mereka dengan cara melekukan peremajaan tanaman, pemupukan

intensif, penggunaan pestisida, dan pemanfaatan zat pemacu produksi.

Meskipun demikian, posisi Indonesia sebagai produsen karet utama dunia

baik dalam volume dan kualitas tetap bisa diraih kembali. Langkah-langkah yang

bisa diambil untuk mewujudkannya adalah memperbaiki teknik budidaya dan

pengolahannya, sehingga produktivitas dan kualitasnya dapat ditingkatkan.

Balai Penelitian Sembawa merupakan salah satu penyedia berbagai inovasi

teknologi yang terbukti mampu memberikan hasil yang nyata untuk

perkembangan tanaman karet. Berbagai inovasi teknologi tersebut seperti klon

unggul karet, bahan tanam bermutu, sistem sadap, sistem usahatani karet terpadu

baik pada tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman menghasilkan

Page 10: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

5

(TM), pengendalian hama dan penyakit, rekomendasi pemupukan, perbaikan mutu

bahan olah karet yang ramah lingkungan, dan model percepatan peremajaan karet

rakyat partisipatif.

Balai Penelitian Sembawa Terletak di tengah-tengah perkebunan karet

rakyat, sejak tahun 1982 Balai Penelitian Sembawa menjalankan misinya untuk

menghasilkan teknologi di bidang perkaretan. Tidak kurang dari 27 orang tenaga

peneliti yang handal dari berbagai disiplin ilmu seperti pemuliaan, agronomi,

proteksi tanaman, tanah dan iklim, pengolahan hasil, dan sosial ekonomi

terintegrasi bekerja dan berusaha menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi

pengembangan perkebunan karet. Dilengkapi dengan berbagai laboratorium,

kebun percobaan, perpustakaan, stasiun klimatologi, rumah kaca yang memadai.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum lapangan ke Balai Penelitian Sembawa ini

adalah untuk mengaplikasikan dan melihat secara langsung perkembangan

tanaman karet (Hevea brassiliensis) yang telah didapat selama perkuliahan dan

juga untuk melihat dan mengetahui lebih jauh tentang teknik okulasi tanaman

karet.

Page 11: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

6

BAB II

METEDOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Adapun waktu pelaksanaan praktikum lapangan ini adalah pada hari Senin

09 Juni 2015 yang bertempat di Balai Penelitian Karet Sembawa, Sumatera

Selatan.

2.2 Data Yang di Peroleh

1. Seminar tentang karet

Page 12: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

7

Gambar 1. Seminar tentang karet

2. Survey ke perkebunan karet untuk melihat langsung proses pengambilan

mata entres.

Gambar 2. Kebun Entres Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa

Page 13: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

8

Gambar 3. Staf Pegawai Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa dan Dosen

Pembimbing Praktikum Lapang Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas

Pertanian Universitas Jambi.

Page 14: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

9

Gambar 4. Proses pemilihan batang entres atas

Page 15: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

10

Page 16: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

11

Gambar 5. Proses Pemindahan mata entres

Page 17: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

12

2.3 Pembahasan

1) Rekomendasi Klon Karet Unggul Periode 2010-2014

Klon unggul baru merupakan syarat utama agar komoditas karet dapat

menghasilkan produksi dengan tingkat produktivitas yang tinggi sehingga dapat

menguntungkan didalam persaingan global. Dalam upaya memperoleh klonklon

unggul, para peneliti dan pemulia tanaman terus menerus melakukan penelitian

untuk menghasilkan klon karet unggul baik penghasil lateks, maupun lateks-kayu.

Balai Penelitian Karet Sembawa telah menghasilkan klon-klon karet ungul

yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014. Sistem rekomendasi

disesuaikan dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman yang menyebutkan bahwa klon/varietas yang dapat disebarluaskan

kepada pengguna harus berupa benih bina. Klon anjuran komersial

dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok klon penghasil lateks dan

penghasil lateks-kayu, yaitu :

Klon Penghasil Lateks :IRR 104, IRR 112, IRR 118, IRR 220, BPM 24,

PB 260, PB 330, dan PB 340.

Klon Penghasil Lateks-Kayu : RRIC 100, IRR 5, IRR 39, IRR 42, IRR

107, dan IRR 119.

Sedangkan benih anjuran untuk batang bawah sebagai berikut :

Benih Anjuran untuk Batang Bawah : AVROS 2037, GT 1, BPM 24, PB 260,

RRIC 100, dan PB 330.

2) Potensi Produksi

Data potensi produksi lateks merupakan rata-rata produksi tahunan selama

5 – 15 tahun sadap. Potensi ini merupakan hasil pengamatan pada plot percobaan

dengan pengelolaan yang dilakukan sesuai standar dan penyadapan dilakukan

dengan sistem s/2 d/3 selama dua tahun pertama dan diikuti dengan s/2 d/2 tanpa

menggunakan stimulan.

Page 18: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

13

3) Tanaman Sela

Tanaman karet dapat ditumpang sarikan dengan tanaman berikut :

Karet dengan jagung

Karet dengan cabe

Karet dengan padi

Karet dengan pisang dan nenas

Karet dengan jati

4) Budidaya Tanaman Karet

a. Pembibitan

Komponen bahan tanaman karet adalah :

Ketersediaan mata entres ( kebun entreas)

Ketersediaan biji ( batang bawah )

Ketersediaan tenaga okulator

Perbanyakan tanaman karet dapat dilakukan secara generatif maupun

vegetatif. Namun demikian, cara perbanyakan yang lebih menguntungkan adalah

secara vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan

pada awal atau akhir musim hujan dengan tahapan sbb:

1. Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar

1/2 - 3/4 cm.

2. Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan

mata diambil dari ketiak daun.

3. Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara

Kulit jendela dan kambium

4. Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang

tebalnya 0,04 mm.

5. Dua minggu setelah penempelan, penbalut dibuka dan periksalah perisai.

6. Potonglah batang bawah pada ketinggian 10 cm diatas tempelan dengan

arah pemotongan miring.

Page 19: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

14

Klon-klon yang dianjurkan sebagai bibit batang bawah adalah: AVROS

2037, PR 350, PB 260, BPM 24, RRIC 100, PB 330, GTI, LCB 1320 dan PR 228.

Sifat yang diharapkan adalah cepat tumbuh, daya gabung, kemampuan berbuah,

tahan hama penyakit daun, mudah di okulasi, akarnya kuat.

b. Pembukaan lahan (Land Clearing)

Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan

hasil tebas tebang, sehingga jadwal pembukaan lahan harus disesuaikan dengan

jadwal penanaman. Kegiatan pembukaan lahan ini meliputi : (a) pembabatan

semak belukar, (b) penebangan pohon, (c) perecanaan dan pemangkasan, (d)

pendongkelan akar kayu, (e) penumpukan dan pembersihan. Seiring dengan

pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blokblok, penataan jalan-

jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan.

c. Penanaman

a. Persiapan Lahan Penanaman

Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan

berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang

sesuai dengan persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :

Pemberantasan Alang-alang, Ilalang dan Gulma lainnya

Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai

vegetasi alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan

bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini

kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia (Ally)

maupun secara mekanis.

b. Pengolahan Tanah

Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat

dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan

antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20cm. Namun

demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat

dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.

c. Pembuatan ters/Petakan dan Benteng/Piket

Pada areal lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 50 diperlukan

pembuatan teras/petakan dengan sistem kontur dan kemiringan ke dalam sekitar

Page 20: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

15

150. Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air

hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat

kemiringan lahan. Untuk setiap 6-10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah)

dibuat benteng/piket dengan tujuan mencegah erosi pada permukaan petakan.

d. Pengajiran

Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang

tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :

Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara 00 - 80)

jarak tanam adalah 7m x 3m (= 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus

mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7m dan arah Utara - Selatan

berjarak 3m.

Pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8%-15%) jarak

tanam 8m x 2,5m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur

bersambung setiap 1,25m (penanaman secara kontur).

Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20cm

sampai 30cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan

tempat penggalian lubang untuk tanaman.

e. Pelubang

Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60cm x 60cm bagian atas, dan 40cm

x 40cm bagian dasar dengan kedalaman 60cm. Pada waktu melubang, tanah

bagian atas (top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil)

diletakkan di sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum

bibit karet ditanam.

f. Penanaman Kacangan Penutup Tanah (Legume cover crops = LCC)

Penanaman kacangan penutup tanah ini dilakukan sebelum bibit karet

mulai ditanam dengan tujuan untuk menghindari kemungkinan erosi,

memperbaiki struktur fisik dan kimia tanah, mengurangi pengupan air, serta untuk

membatasi pertumbuhan gulma. Komposisi LCC untuk setiap hektar lahan adalah

4kg. Pueraria javanica, 6kg Colopogonium mucunoides, dan 4kg Centrosema

pubescens, yang dicampur ke dalam 5 kg rock Phosphate (RP) sebagai media.

Selain itu juga dianjurkan untuk menyisipkan Colopogonium caerulem yang tahan

naungan (shade resistence) ex biji atau ex steck dalam polibag kecil sebanyak

Page 21: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

16

1.000 bibit/ha. Tanaman kacangan dipelihara dengan melakukan penyiangan, dan

pemupukan dengan 200 kg RP per hektar, dengan cara menyebar rata di atas

tanaman kacangan.

g. Seleksi dan Penanaman Bibit

1. Seleksi bibit

Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk

memperoleh bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain :

berproduksi tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan

hama dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa

syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :

Bibit karet di polybag yang sudah berpayung dua.

Mata okulasi benar-benar baik dan telah mulai bertunas

Akar tunggang tumbuh baik dan mempunyai akar lateral

Bebas dari penyakit jamur akar (wws).

2. Kebutuhan bibit

Dengan jarak tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman

karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman

sebanyak 47 (10%) sehingga untuk setiap hektar kebun plasma diperlukan

sebanyak 523 batang bibit karet.

3. Penanaman

Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim

penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan

sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat

penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur

dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50

gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar.

d. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet

meliputi pemberantasan gulma, pemupukan dan pemberantasan hama dan

penyakit tanaman.

Penyiangan gulma

Page 22: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

17

Areal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM)

maupun tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-

alang, Mikania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.

Untuk mencapai bal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan dengan

rotasi 2x sebulan, sedangkan pada tahun ke dua hingga mencapai matang sadap,

rotasi penyiangan dilakukan 1 x sebulan.

Program pemupukan

Selain pupuk dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program

pemupukan secara berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan

dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada

semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus.

Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan

tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih

dahulu dari Urea dan KCl.

Pemberantasan Hama dan Penyakit

Pada umumnya hama utama tanaman karet adalah rayap (Coptotermes sp),

yang dapat diberantas dengan menggunakan Chlordane 8 EC atau Basudin 6 0 EC

dengan konsentrasi 0,3%. Sementara itu hama Kuuk (Exopholis hypoleuca) dapat

diberantas dengan Basudin 10 G. Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan

pada perkebunan antara lain :

a. Cendawan akar merah (Ganoderma pseudoferrum) dapat diberantas

dengan collar protectant.

b. Penyakit daun Gloesporium pada TBM, dapat diberantas penyemprotan

larutan KOC,misalnya Cabak dengan konsentrasi 0,1% atau Daconil 75

wp dengan konsentrasi 0,1 sampai 0,2%. Sementara itu, jika menyerang

TM, dapat diberantas dengan system fogging menggunakan Daconil atau

fungisida lainnya.

c. Cendawan akar putih (Rigidonporus lignosus), dapat diberantas dengan

Fomac 2 atau Shell Collar Protectant atau Calixin Collar Protectant.

d. Penyakit jamur upas (Corticum salmonikolor) dapat diberantas dengan

Calixin Ready Mix 2%.

Page 23: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

18

e. Penyakit bidang sadapan Mouldyrot dapat diberantas dengan Benlate

konsentrasi 0,1 -0,2% atau Difolan 4F konsentrasi 1 - 2%.

f. Penyakit bidang sadapan kanker garis (Phytophora palmivora) diberantas

dengan Difolatan 4 F konsentrasi 2 - 4%.

JENIS OKULASI

Teknik Umur Batang Bawah Umur dan Warna Entres

Dini 2-3 bulan 3-4 minggu, hijau muda

Hijau 4-6 bulan 3-4 bulan , hijau

Cokelat 8-18 bulan 1-2 tahun, cokelat

Tahapan Okulasi berupa persiapan dan kesiapan Bahan okulasi berupa :

Batu asa dan pisau

Plastic okulasi

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim

untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

Adapun syarat tumbuh tanaman karet adalah sebagai berikut:

a. Iklim

Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15°C LS dan

15°LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai

produksinya juga terlambat. Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal

antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100

sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi

akan berkurang. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25°C sampai 35°C.

Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan

ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut

tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Kecepatan angin yang terlalu kencang

pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet.

b. Tanah

Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih

mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini

disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman

Page 24: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

19

karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan

sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarattumbuh tanaman

karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.

Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur,

tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya

secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Tanah alluvial

biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya

kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada

pH, 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada

umumnya antara lain:

Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas

Aerase dan drainase cukup

Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air

Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir

Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm

Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro

Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5

Kemiringan tanah < 16% dan

Permukaan air tanah < 100 cm

Dalam pelaksanaan budidaya tanaman karet diperlukan berbagai langkah yang

dilakukan secara sistematis mulai dari pembukaan lahan sampai dengan

pemanenan.

e. Penyadapan Tanaman Karet

Produksi lateks dari tanaman karet disamping ditentukan oleh keadaan

tanah dan pertumbuhan tanaman, klon unggul, juga dipengaruhi oleh teknik dan

manajemen penyadapan. Apabila ketiga kriteria tersebut dapat terpenuhi, maka

diharapkan tanaman karet pada umur 5 - 6 tahun telah memenuhi kriteria matang

sadap. Kriteria matang sadap antara lain apabila keliling lilit batang pada

ketinggian 130 cm dari permukaan tanah telah mencapai minimum 50 cm. Jika

60% dari populasi tanaman telah memenuhi criteria tersebut, maka areal

pertanaman sudah siap dipanen.

Page 25: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

20

BAB III

KESIMPULAN

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan dari laporan praktikum

lapangan ke Balai Penelitian Perkebunan Karet Sembawa Sumatera Selatan ini

adalah :

a) Perkembangbiakan tanaman karet dapat dilakukan dengan cara okulasi

dengan menggunakan mata entres, dimana disediakan secara khusus

perkebunan karet untuk di ambil mata entresnya saja.

b) Untuk menghasilkan mata entres yang baik, perlu dilakukannya pemurnian

kebun entres.

c) Pemurnian kebun entres dilakukan pada saat kebun karet berumur 8-12

bulan setelah tanam.

d) Penanaman tanaman karet dilakukan pada musim hujan (sekitar bulan

Oktober-Desember).

e) Penyadapan karet dilakukan pada saat tanaman berumur 4.5-6 tahun.

Tetapi pada dasarnya teknik budidaya tanaman karet yang dilakukan

dibalai penelitian sembawa tidak jauh berbeda dengan materi yang diperoleh di

perkuliahan, termasuk dengan tekhnik okulasi yang dilakukan. Hanya saja disini

menggunakan tenaga ahli yang sudah terlatih, sehingga hasil yang diperoleh bisa

maksimal. Dan dari pelatihan kelapangan ini bisa melihat secara langsung tahap-

tahap okulasi dan mengenal mana tanaman batang atas yang baik, dan penanaman,

kebun yang baik sampai kepemasaran yang idela.

Page 26: Praktek lapang sembawa   rifa sotia

21

DAFTAR PUSTAKA

Balai Peneliti Perkebunan Karet Sembawa,Sumatera Selatan.

http://surabaya.tribunnews.com/2015/06/17/kedok-kakek-winnie-the-

pooh-itu-terbongkar-saat-istrinya-ditangkap

http://vibiznews.com/2014/03/20/raksasa-karet-indonesia-mampukah/

http://www.gapkindo.org/id/component/content/article/1-artikel/157-luas-

perkebunan-karet-id

Setiawan DH dan Andoko Agus,2005. Petunjuk Lengkap Budidaya

Karet.PT AgroMedia Pustaka.Jakarta