laporan praktek kerja lapang (full)

Upload: mohamad-fikri-arif

Post on 06-Jul-2018

959 views

Category:

Documents


139 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    1/49

    1

    LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    EFISIENSI MASSA RENDEMEN PROSES PRODUKSI KEJU

    MOZZARELLA

    DI RUMAH YOGHURT, BATU, JAWA TIMUR

    Oleh

    Mohamad Fikri Arif

    115100513111003

    Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Universitas Brawijaya

    Malang

    2015

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    2/49

    2

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    3/49

    3

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    4/49

    4

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang MahaEsa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-

    Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek KerjaLapang yang berjudul, “Proses Produksi Keju Mozzarella diRumah Yoghurt, Batu, Jawa Timur” ini sebatas pengetahuan dankemampuan yang dimiliki. Dan juga penulis berterima kasihkepada Ibu Indria Purwantiningrum, STP. M.Si., selaku dosenpembimbing PKL dan Bapak Dapin serta Ibu Ariani sebagaipembimbing lapang PKL.

    Penulis sangat berharap pernyusunan laporan ini dapat

    berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuankita mengenai keju mozzarella beserta proses produksinya.Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tulisan initerdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yangdiharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran danusulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingattidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yangmembangun.

    Semoga laporan ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapatberguna bagi penulis maupun orang yang membacanya.Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahankata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dansaran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

    Malang, Juni 2015

    Penyusun,

    Mohamad Fikri Arif

    115100513111003

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    5/49

    5

    EFISIENSI MASSA RENDEMEN PROSES PRODUKSI KEJU

    MOZZARELLA DI RUMAH YOGHURT, BATU, JAWA TIMUR

    Mohamad Fikri Arif

    115100513111003

    Abstrak

    Keju mozzarella merupakan keju unik Italia, yang secara

    tradisional dibuat dari susu kerbau, maupun susu domba dansapi. Rumah Yoghurt adalah salah satu produsen yoghurt dan

    keju mozzarella  di kota Batu yang cukup besar. Tingginya

    permintaan konsumen dan ketidakstabilan hasil rendemen

    produksi adalah salah satu masalah yang dihadapi di Rumah

    Yoghurt ini. Proses produksi pada Rumah Yoghurt ini bertahap

    mulai dari pengkondisian suhu susu, pengkoagulasian susu

    menjadi curd , pemotongan curd, pencampuran bahan tambahan

    pada mixer, pemuluran keju, serta pengemasan dan

    penyimpanan yang dilakukan pada produk keju mozzarella.

    Pengkajian efisiensi rendemen massa tiap produksi diharapkan

    bisa memberikan pengawasan pada tahap proses produksi,

    sehingga bisa dideteksi aliran keluar masuk massa.

    Pengoptimalan, pembuatan standart rendemen dan controlling  

    proses produksi bisa diterapkan pada Rumah Yoghurt dari hasil

    pengkajian efisiensi rendemen massa tiap produksi.

    Tujuan dari penelitian di Rumah Yoghurt adalah

    mengetahui efisiensi produksi pada Rumah Yoghurt. Hasil dari

    penelitian ini dapat diketahui bahwa efisiensi produksi dari keju

    mozzarella di Rumah Yoghurt adalah sebesar 15,038%, dengan

    rendemen sebesar 118,3 kg dari bahan awal 772,8 kg.

    Rendemen banyak hilang di pembentukan curd  dengan effisiensi

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    6/49

    6

    rendemen sebesar 15,428%, dengan massa 119,3 kg dari massa

    773,38 kg.

    Kata kunci: keju mozzarella, massa rendemen, efisiensi produksi. 

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    7/49

    7

    DAFTAR ISI 

    KATA PENGANTAR  .......................................................... iABSTRAK .......................................................................... iiDAFTAR ISI .......................................................................... ivDAFTAR TABEL  ................................................................. viDAFTAR GAMBAR  .............................................................. viiBAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

    I.1 Tujuan ........................................................................ 2

    I.1.1 Tujuan Umum ................................................. 2I.1.2 Tujuan Khusus ................................................. 3BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................... 3

    II.1 Susu .......................................................................... 3II.2 Keju .......................................................................... 4II.3 Keju Mozzarella .......................................................... 4II.4 Tahapan Produksi Keju .............................................. 5II.5 Pembuatan Keju Mozzarella dengan Rennet  Mikroba.. 6II.6 Mucor miehei  .............................................................. 7II.6.1 Mikroba Mucor miehei  .............................................. 7II.6.2 Enzim Renin Mucor miehei  ....................................... 8

    BAB III METODE PELAKSANAAN  ..................................... 10III.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................ 10III.2 Metode Kegiatan ........................................................ 10III.3 Materi Kegiatan .......................................................... 10

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................... ............ ... 11IV.1 Keadaan Umum Rumah Yoghurt ................................ 11

    IV.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan.............................. 11IV.1.2. Lokasi Perusahaan ................................................ 12IV.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................... 12IV.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan ............................ 12IV.1.5 Proses Produksi Keju di Rumah Yoghurt ................ 14

    BAB V TUGAS KHUSUS  ................................................... 26V.1 Pengertian Produksi dan Efisiensi .............................. 26V.2 Peralatan sanitasi untuk alat, mesin produksi

    lingkungan........................................................................... 33

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    8/49

    8

    V.3 Sanitasi Rumah Yoghurt dalam pembuatan kejumozarella..............................................................................37

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN  ................................. 32VI.1 Kesimpulan .............................................................. 32

    VI.2 Saran ....................................................................... 32DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 33LAMPIRAN ........................................................................... 36

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    9/49

    9

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Komposisi susu. ................................................... 3Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tiap 100 gram keju ............ 4Tabel 3.1 Aktivitas PKL di Rumah Yoghurt ........................... 11Tabel 4.1 Daftar Karyawan Rumah Yoghurt ......................... 14

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    10/49

    10

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi di Rumah Yoghurt ............... 13Gambar 4.2 Diagram Alir Pembuatan Keju mozzarella di Rumah

    Yoghurt .................................................................................. 15Gambar 4.3 Cheese Vat  ........................................................ 17Gambar 4.4 Pengukuran suhu ............................................... 17Gambar 4.5 Larutan enzim rennet 0,025 % dengan air .......... 18Gambar 4.6 Larutan enzim rennet 0,025 % dengan air .......... 18Gambar 4.7 Proses pemotongan curd ................................... 19Gambar 4.8 Pisau sekaligus Pengaduk yang terdiri dari dua sisivertikal dan horizontal ............................................................ 19

    Gambar 4.9 Saringan pada cheese vat  ................................. 20Gambar 4.10 Proses pengeluaran whey  dengan kran ........... 20Gambar 4.11 Mixer  ................................................................ 22Gambar 4.12 Proses mixing curd  dengan bahan tambahan .. 23Gambar 4.13 Adonan curd  dimasukkan dalam mesin stretcher  .............................................................................................. 23Gambar 4.14 Proses pemuluran ............................................ 24Gambar 4.15 Keju Mozarella yang sudah matang dan siap

    dicetak ................................................................................... 24Gambar 4.16 Pengemasan dan Penyimpanan ...................... 25

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    11/49

    11

    I PENDAHULUAN

    Keju mozzarella merupakan keju unik Italia, yang secaratradisional dibuat dari susu kerbau, maupun susu domba dan

    sapi. Namun pada masa ini, dibuat menggunakan susu sapikarena ketersediaannya yang jauh di atas susu kerbau.Mozzarella adalah salah satu keju lunak yang dibuat untukdikonsumsi secara segar, yaitu secara ideal mozzarellasebaiknya dikonsumsi beberapa jam setelah pembuatan. Jeniskeju  pasta filata dari Italia ini memiliki cara pembuatan denganpemasakan dan pemuluran curd  dalam bak air panas, sehinggamenghasilkan karakteristik struktur serabut dengan daya leleh

    dan kemuluran yang tinggi.Rumah Yoghurt adalah salah satu produsen yoghurt dankeju mozzarella di kota Batu yang cukup besar. Keju mozzarella Rumah Yoghurt sudah berhasil menembus pasar Kota Malang,Surabaya, Bali, Yogyakarta, Jakarta dan Balikpapan. RumahYoghurt yang memproduksi keju mozzarella, diharapkan dapatmencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia yang belakanganini berpola hidup ala western. Rumah Yoghurt ini didukungdengan kemudahan akses untuk mendapat bahan baku berupa

    susu sapi, karena lokasinya yang bersebelahan dengan KUD.Proses produksi pada Rumah Yoghurt ini bertahap mulai

    dari pengkondisian suhu susu, pengkoagulasian susu menjadicurd , pemotongan curd, pencampuran bahan tambahan padamixer, pemuluran keju, serta pengemasan dan penyimpananyang dilakukan pada produk keju mozzarella. 

    Meskipun usaha ini sudah cukup berkembang, beberapakendala yang perlu dianalisis. Tingginya permintaan keju serta

    banyaknya persaingan usaha membuat usaha Rumah Yoghurtdituntut untuk meningkatkan kualitas produknya melaluipengolahan yang baik dan benar serta efektif.

    Oleh karena itu, peningkatan kualitas seharusnya jugadiiringi dengan peningkatan kuantitas. Pengkajian efisiensirendemen massa tiap produksi diharapkan bisa memberikanpengawasan pada tahap proses produksi, sehingga bisadideteksi aliran keluar masuk massa. Pengoptimalan, pembuatan

    standart rendemen dan controlling   proses produksi bisa

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    12/49

    12

    diterapkan pada Rumah Yoghurt dari hasil pengkajian efisiensirendemen massa tiap produksi.

    I. 1 Tujuan

    I. 1.1 Tujuan umum

    1. Mahasiswa dapat membandingkan kajian teoritis yang

    diterima selama proses perkuliahan dengan kenyataan di

    lapangan serta belajar mengambil sikap (menempatkan

    diri) di dalam bekerja sehubungan dengan keterkaitan

    berbagai aspek/bidang dalam suatu perusahaan/institusi.

    2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari jurusan Teknologi Hasil Pertanian.

    I. 1.2 Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang ini adalah :

    1. Mengetahui secara umum kondisi Rumah Yoghurt,  Batu,

    Jawa Timur   yang meliputi sejarah, perkembanganperusahaan, struktur organisasi dan aspekketenagakerjaan

    2. Mengetahui, memahami dan mempelajari efisiensi massarendemen proses produksi keju mozzarella  di RumahYoghurt, Batu, Jawa Timur

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    13/49

    13

    II TINJAUAN PUSTAKA

    II.1 SusuSecara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang

    mengandung gula, garam-garam mineral dan protein dalambentuk suspensi koloidal. Susu merupakan bahan bakupembuatan keju yang berasal dari hasil sekresi kelenjar mamaeatau kelenjar susu mamalia, baik binatang maupun manusia(Walstra et al , 2006). Komposisi susu sapi terdiri dari bebagainutrisi yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Komposisi Susu 

    Komponen Reratakandungan

    dalam

    susu

    (%b/b)

    Kisaran(%b/b) Reratakandungan

    dalam berat

    kering

    (%b/b)

     Air 87,1 85,3-88,7 -

    Padatan

    non lemak8,9 7,9-10,0 -

    Lemak

    dalam berat

    kering

    31 22-38 -

    Laktosa 4,6 3,8-5,3 36

    Lemak 4,0 2,5-5,5 31

    Protein 3,3 2,3-4,4 25

    Kasein 2,6 1,7-3,5 20

    Mineral 0,7 0,57-0,83 5,4

     Asam

    Organik0,17 0,12-0,21 1,3

    Lain-lain 0,15 - 1,2

    (Walstra et al , 2006)

    Menurut Walstra et al   (2006), susu segar adalah susu murni,

    tidak mengalami pemanasan, dan tidak ada penambahan bahan

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    14/49

    14

    pengawet. Susu sapi segar mengandung air (87,25%), laktosa (4,8%),

    lemak (3,8%), kasein (2,8%), albumin (0,7%), dan garam-garaman

    (0,65%). Selain itu perlu kita tahu bahwa susu juga mengandung

    vitamin, sitrat, dan enzim. Susu sapi yang baik memiliki warna putih

    kekuningan dan tidak tembus cahaya. II.2 Keju 

    Keju (adalah) sebuah makanan yang dihasilkan denganmemisahkan zat-zat padat dalam susu melalui prosespengentalan atau koagulasi.  Proses pengentalan ini dilakukandengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yangdisebut rennet .  Hasil dari proses tersebut nantinya akandikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam

    cara. Produk-produk keju bervariasi, yaitu keju Gouda, kejucheddar , keju edam, dan keju mozzarella. Prosesnya ditentukandari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metodepemotongan, pengeringan, pemanasan, juga prosespematangan keju dan pengawetan..

    Kandungan keju antara lain protein (12,70-23,06 %) danlemak (20,4-33,53 %) dari berat basah (wet basis) selain itu kejuyang dibuat dari susu penuh (whole milk ) mengandung berbagai

    mineral dan bermacam-macam vitamin terutama vitamin A,sedangkan vitamin C akan rusak selama pengolahan.Kandungan gizi dalam 100 gram keju dapat dilihat pada Tabel2.2.

    Tabel 2.2 Kandungan gizi dalam tiap 100 gram keju

    Kandungan Jumlah

    EnergiProtein

    KalsiumPhosporVitamin AVitamin DVitamin BRiboflavin

    392 Kkal23,7 gram

    0,087 gram0,61 gram1740 IU13 IU0,0015 mg0,50 gram

    (Spreer, 1998)

    II.3 KejuMozzarel la 

     

    http://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Susuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Koagulasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rennethttp://id.wikipedia.org/wiki/Rennethttp://id.wikipedia.org/wiki/Rennethttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bakterihttp://id.wikipedia.org/wiki/Koagulasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Susuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makanan

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    15/49

    15

    Keju mozzarella  adalah keju lunak yang tidaksepenuhnya matang, atau yang biasa yang disebut kejusegar. Pembuatan keju mozzarella membutuhkan waktu yanglama. Pembuatan keju dapat dilakukan oleh pengasaman

    langsung, karena itu langkah ini tidak perlu menunggu kerjakultur starter bakteri untuk menghasilkan asam laktat. Metodeyang digunakan dalam penelitian ini adalah pengasamanlangsung menggunakan asam sitrat sebagai acidifier.

    Karakteristik keju mozzarella yaitu memiliki kandunganair 52,0  –  60,0 %, lemak < 10,8 %, garam 1,2 %, pH 5,3,aromanya ringan, bentuk dan teksturnya lembut, lentur ataumudah dibentuk, dan tanpa lubang, pada kenampakan tidak

    ada tanda  –  tanda dicetak, warna putih alami hingga kremmuda, pengujian pada suhu 2320  C keju dapat melelehdengan sempurna dan memiliki karakteristik kemuluran >3inchi ( USDA, 2007 ). 

    Suhu air saat pemuluran jika lebih tinggi dapatmenyebabkan matriks protein menjadi kurang elastis danlebih lembek, sehingga lemak bergabung dalam gumpalanyang lebih besar dan dapat menyebabkan pembentukanlemak bebas. Kondisi reologis ini merupakan faktor penentumikrostruktur globula lemak yang besar dipengaruhi olehsuhu pemasakan dan suhu pemuluran.Suhu pemuluran jugaberpengaruh terhadap pematangan (aging) keju mozzarella.Perbedaan suhu pemuluran yang relative kecil dapatberpengaruh terhadap beberapa sifat keju yang dihasilkan (Webb et al , 2003 ).

    II.4 Tahapan Produksi Keju Mozzarel la  

    Keju mozzarella adalah keju yang tidak mengalamipemeraman, lunak dan berwarna putih, keju mozzarella dapat mudah meleleh dan memiliki sifat pemuluran yangbaik sehingga sangat cocok pada proses pembuatan pizza(Kindstendt, 1995).

    Secara umum tahapan pembuatan keju meliputipasteurisasi, pengasaman, penambahan enzim,pemotongan curd, pemasakan curd, pengurangan whey,

    pemulusan, pencetakan, pengepresan, penggaraman dan

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    16/49

    16

    pematangan (Purwadi, 2008).

    II.5 Pembuatan Keju Mozzarel la  dengan Rennet  Mikroba Banyak mikroorganisme lain yang diketahui dapat

    memproduksi renin seperti proteinase, yang mana termasukdalam rennet . Mikroorganisme tersebut antara lain adalahMucor pusillus, Mucor miehei, Endothia parasitica, Aspergillus oryzae,  dan Irpex   lactis yang secara umumdigunakan sebagai renet dalam industri keju (Escobar andBarnett, 1993;).

    Mucor miehei mampu menghasilkan enzim proteasedan enzim lipase dengan  aktifitas yang rendah, sehingga

    dapat digunakan sebagai pengganti chymosin  padapembuatan keju. Enzim protease Mucor miehei   bekerjadengan memutuskan ikatan peptida dari asam aminoaromatik yaitu fenilalanin/ valin, leusin/ tirosin, fenilalanin/fenalalanin atau pada ikatan fenilalanin/ tirosin (Daulay, 1991dalam Mulyani, 2009).

    Menurut Mulyani (2009), aktifitas proteolisis danlipolisis yang rendah dari Mucor  miehei sangat cocok untukpembuatan keju. Selama pemeraman atau pematangan keju kedua enzim akan memecah lemak ataupun protein kejusecara lambat, sehingga akan membentuk aroma, flavor,tekstur maupun komposisi kimia keju seperti asam lemak danasam amino keju.

     Aspartyl protease dari  Mucor miehei sudah biasadigunakan untuk mensubtitusi  chymosin dalam pembuatankeju. Enzim ini memiliki aktifitas koagulasi dan aktifitas proteolitik yang tinggi (Escobar and  Barnett, 1995)

    Penambahan Mucor miehei   pada susu agar optimalditerangkan oleh Daulay dalam Mulyani (2009), enzimprotease yang dihasilkan oleh Mucor miehei   aktif padakisaran pH 5,5- 7,5. Penambahan enzim Mucor miehei  padapH 6 berkaitan dengan kemampuan Mucor miehei untukmenggumpalkan susu yang optimum pada pH 5,6.Pembentukan  curd dihentikan pada pH 4,1 sehinggadimungkinkan protein belum mengalami hidrolisis lebih lanjut

    oleh enzim protease yang dihasilkan oleh Mucor miehei .

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    17/49

    17

    II.6 Mucor m iehei  II.6 .1 Mikroba Muco r miehei  

    Mucor miehei merupakan salah satu mikroba kapangpenghasil enzim protease  penggumpal susu. Mucor miehei  termasuk dalam genus Mucor , family Mucoraceae, ordoMucorales, klas  Phicomycetes dan devisi  Eumycota (Bessey,1979). Mucor miehe memiliki sifat- sifat hifanya tidak bersepta,sporangiospor dibentuk pada semua bagian, kolumela berbentukbulat, silindris atau oval, spora halus, zygospora dan suspensorhampir sama, tidak mempunyai stolon, rhizoid atau sporangiola

    (Kuswanto dan Sudarmadji, 1989).Pertumbuhan Mucor miehei   sebagaimana mikroba lain

    memerlukan air, sumber energi, karbon, mineral dan beberapavitamin. Sebagai sumber karbon bisa berasal dari jagung, ubikayu dan biji- bijian. Untuk kebutuhan mineralnya diperoleh darilarutan yang ditambahkan ke dalam substrat. Larutan tersebutmengandung CaCl2, KCl, MgCl2  dan NaH2PO4  (Fardiaz danRadiati, 1991).

    Mikroba yang telah digunakan untuk produksi renindiantaranya ialah Bacillus  polymixa, Mucor pusillus, dan Mucormiehei . Preparat enzim dari Mucor miehei khususnya merupakansalah satu renet mikroba yang disarankan untuk digunakan padapembuatan keju. Renet ini dapat menghasilkan keju chedar danberbagai keju keras lainnya dengan mutu yang memuaskan padasuatu konsentrasi yang direkomendasikan, tanpa menimbulkanrasa pahit (Daulay, 1991).

    Penggunaan M. miehei dalam pembuatan keju

    dimaksudkan sebagai pengganti rennet yang berasal dari

    abomasum ruminansia yang digunakan sebagai penggumpal

    dalam pembuatan keju. Hal ini mengingat rennet yang berasal

    dari abomasum ruminansia yang digunakan dalam pembuatan

    keju harganya mahal dan tersedia dalam jumlah terbatas. M.

    miehei mampu menghasilkan enzim protease dan enzim lipase

    dengan aktifitas yang rendah sehingga dapat digunakan sebagai

    pengganti chymosin pada pembuatan keju. Enzim protease M.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    18/49

    18

    miehei bekerja dengan memutuskan ikatan peptida dari asam

    amino aromatik yaitu fenilalanin/valin, leusin/tirosin,

    fenilalanin/fenalalanin atau pada ikatan fenilalanin/tirosin

    (Daulay, 1991).

    Flavor pahit sedikit sekali dihasilkan namun tidak sama

    dengan flavor pahit yang dihasilkan oleh enzim protease nabati

    seperti papain dan bromelin. Sementara enzim lipase berperan

    dalam pembebasan lemak susu sehingga akan memberikan

    flavor khas pada keju. Aktivitas proteolisis dan lipolisis yang

    rendah dari M. miehei sangat cocok untuk pembuatan keju.

    Selama pemeraman atau pematangan keju kedua enzim akan

    memecah lemak ataupun protein keju secara lambat sehingga

    akan membentuk aroma, flavor, tekstur maupun komposisi kimia

    keju seperti asam lemak dan asam amino keju. Hal ini dapat

    terukur melalui kadar protein ataupun kolesterol keju.

    II.6.2 Enzim Renin Mucor m iehei  Renin merupakan enzim proteinase yang digunakan

    untuk menggumpalkan susu pada proses pembuatan keju. Reninini bisa diperoleh dari obamasum anak sapi ataupun mikroba(Sternberg, 1976). Menurut Rachman (1989), enzim reninmikroba yang digunakan untuk menggumpalkan susu harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

    1. Dapat menggumpalkan susu dengan baik tanpaterjadi hidrolisis

    2. Menghasilkan aroma dan struktur keju yang baik

    3. Enzim tidak mempunyai bau yang tidakmenyenangkan4. Tidak bersifat racun5. Aktifitas proteolitik rendah untuk mencegah timbulnya

    rasa pahit dalam proses pematangan (ripening)6. Aktifitas lipase rendah untuk mencegah proses

    ketengikan pada kejuPenggunaan enzim renin Mucor miehei  telah dicoba di

    Eropa dan dibandingkan dengan renin dari ekstrak abomasum

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    19/49

    19

    anak sapi dalam pembuatan keju Emmental. Hasil dan kualitaskedua keju tersebut ternyata tidak menunjukkan perbedaan dantidak memberikan rasa pahit

    Rachman (1989) menambahkan bahwa enzim renin dari

    Mucor miehei  stabil pada pH sekitar 4,5 dan mempunyai beratmolekul antara 38.000-41.800. Komposisi medium produksinyaadalah pati kentang (4%), tepung kedelai (3%), barley   giling(10%) dan CaCO3  (0,5%). Fermentasi dilakukan pada suhu 40oCselama 5- 6 hari.

    Kecenderungan substitusi enzim renin hewani dirasamenguntungkan jika digunakan mikroba sebagai penghasilenzim. Keuntungan tersebut diuraikan oleh Muchtadi dkk (1992)

    yaitu biaya produksi yang ringan, dapat diproduksi dalam waktuyang singkat sesuai dengan permintaan, serta mudah dikontrol.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    20/49

    20

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    21/49

    21

    III METODE PELAKSANAAN

    III.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan KegiatanPraktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 1-

    30 September 2015 di Rumah Yoghurt yang beralamatkan diJalan Raya Junrejo 1A , Desa Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur.

    III.2. Metode KegiatanMetode Kegiatan dan Metode pengambilan data yang di

    lakukan adalah sebagai berikut.a. Observasi

    Metode observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan

    informasi dan data beserta fakta yang sebenarnya terjadi dilapangan yang meliputi persiapan pelaksanaan pembuatanproduk keju,alat-alat selama proses pengolahan keju, prosespembuatan keju, formulasi keju serta penempatan pekerjadalam bagiannya.

    b. PartisipasiPartisipasi merupakan metode pengembangan data

    dengan ikut aktif baik secara langsung ataupun secara tidaklangsung semua aspek yang berkaitan dengan kegiatanproduksi yang ada di Rumah Yoghurt, seperti kegiatansterilisasi alat produksi, proses memasukkan susu ke dalamcheesvat, penyaringan whey , pencampuran keju,pemuluran, pengemasan dan pendistribusian keju.

    c. WawancaraWawancara bertujuan untuk mengumpulkan informasi

    dengan melakukan wawancara langsung kepada bagianresearch and development , pembimbing lapang dan

    karyawan.

    III.3. Materi KegiatanPraktek kerja ini meliputi dari kegiatan awal yaitu

    pengenalan lingkungan kerja, observasi terhadap seluruh prosespembuatan keju mozzarella, wawancara kerja, sertapelengkapan syarat administrasi berupa kartu kendali dan lembarkerja kegiatan Lapang.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    22/49

    22

    Tabel 3.1 Aktivitas PKL di Rumah YoghurtTanggal Kegiatan

    01 September 2015 Briefing dan observasi lapang

    02 September 2015 Briefing dan produksi yoghurt

    03 September 2015 Pembuatan starter yoghurt dan pengemasan

    keju

    04 September 2015 Produksi yoghurt

    05 September 2015 Produksi keju dan distribusi yoghurt

    07 September 2015 Produksi yoghurt dan wawancara

    08 September 2015 Produksi yoghurt

    09 September 2015 Produksi yoghurt dan distribusi keju

    10 September 2015 Distribusi yoghurt

    11 September 2015 Produksi dan distribusi yoghurt

    13 September 2015 Produksi keju

    14 September 2015 Pembuatan starter dan yoghurt

    15 September 2015 Produksi yoghurt dan distribusi keju

    16 September 2015 Produksi yoghurt dan pengemasan keju

    17 September 2015 Produksi yoghurt

    18 September 2015 Produksi yoghurt

    19 September 2015 Produksi yoghurt

    21 September 2015 Produksi yoghurt

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    23/49

    23

    22 September 2015 Produksi yoghurt

    26 September 2015 Produksi keju

    28 September 2015 Produksi yoghurt

    29 September 2015 Produksi yoghurt, distribusi keju dan

    dokumentasi

    30 September 2015 Produksi yoghurt

    01 Oktober 2015 Produksi yoghurt, distribusi keju dan yoghurt

    04 Oktober 2015 Produksi keju, dokumentasi dan wawancara

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    24/49

    24

    IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1. Keadaan Umum Rumah YoghurtIV.1.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

    Bapak Purwadi dan Bapak Dapin merupakan pendiridari perusahaan ini. Perusahaan ini awalnya dari keinginanuntuk memproduksi pizza dengan nama “Indo Pizza”. Produkpizza ini, menggunakan keju mozzarella buatan sendiri, dandiproduksi pada akhir tahun 2007. Tempat produksinyaberada di Laboratorium Pengolahan Keju FakultasPeternakan Universitas Brawijaya Malang. Seiringberjalannya waktu, pizza ini mulai dikenal masyarakat,

    kemudian banyak konsumen yang ingin membeli kejumozzarella  saja. Pada awal tahun 2008, mulaimemperbanyak jumlah produksi keju mozzarella  karenapermintaan keju semakin meningkat mulai dari kotaSurabaya, Yogyakarta, Jakarta dan Bali. Dengan produksirata-rata tiap hari sekitar 50 kg keju.

    Pada tahun 2009 tempat produksi pindah kekompleks Koperasi Mitra Bhakti Junrejo  – Batu agar lebihdekat dengan bahan baku susu. Pada saat itu pula, muncultrend konsumsi minuman yaitu yoghurt. Oleh karena ituperusahaan mulai mengembangkan usahanya denganmemproduksi bukan hanya keju saja tapi juga yoghurt sertamengubah nama perusahaan menjadi Rumah Yoghurt.

    Saat ini produk yang dihasilkan dari Rumah Yogurt iniyaitu Plain Yogurt, Yoghurt Drink   “Fresgurt” kemasan cup140 ml dan botol 250 ml, starter yoghurt  dan keju mozzarella “Brady”. Sampai saat ini pemasarannya untuk yoghurt,

    mencakup se-Malang Raya, Kediri, Surabaya dan untuk kejumozzarella, yaitu mulai dari kota Surabaya, Yogyakarta,Jakarta dan Bali.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    25/49

    25

    IV.1.2. Lokasi PerusahaanRumah Yoghurt ini berlokasi di Jl. Raya Junrejo 1A

    Junrejo, Batu. Salah satu alasan utama perusahaan memilih

    lokasi ini karena lokasi ini adalah kompleks koperasi yang

    menampung susu dari para peternak, sehingga ketersediaan

    bahan baku susu mudah diperoleh dan dari segi biaya pun

    akan sangat minim, karena tidak membutuhkan biaya

    transportasi untuk memperoleh bahan baku.

    IV.1.3. Visi dan Misi Perusahaan

    Visi Memasyarakatkan susu sebagai salah satumakanan/minuman terbaik karunia Allah SWT.

    Misi Meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bangsa

    dengan meningkatkan konsumsi susu. Memberdayakan dan membangun pebisnis yang tangguh

    di bidang susu dan olahannya.

    IV.1.4 Struktur Organisasi PerusahaanStruktur organisasi dalam Rumah yoghurt dapat dilihat

    dalam Gambar 4.1.

    Gambar 4.1. Struktur Organisasi di Rumah Yoghurt

    DIREKTUR

    PRODUKSI PERSONALIA R & D PEMASARAN

    KARYAWAN KARYAWAN

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    26/49

    26

    Bentuk struktur organisasi ini sudah cukup tepat, karenadivisi yang terbentuk dan garis instruksi sudah cukup rapi dansesuai keadaan lapangan yang tak membutuhkan banyak divisiyang terbentuk. Selain itu, dengan struktur organisasi ini, instruksi

    dari direktur serta manajer tidak terlalu panjang ke bawahsehingga miss communication bisa diminimalisir.

    Tabel 4.1. Daftar Karyawan Rumah Yoghurt

    No Nama Pendidikan Jabatan

    1 Bpk. Dr. Ir.Purwadi Ms.

    S3 DirekturRumahYoghurt

    2 Bpk. DapinNarendra

    S1 ManajerProduksi

    3 Arsy Patria S1 ManajerPemasaran

    4 Ibu Arinik SMA/Sederajat Personalia

    5 Pungky Artiwi S1 R & D

    Job description:

    1) Direktur: Penanggung jawab tertinggi perusahaan dalampemberian kebijakan perusahaan, pengontrolan jalannyaperusahaan.

    2) Manajer Produksi: Bertanggung jawab dalam menjalankandan pengontrolan proses produksi mulai dari alat dan bahanhingga produk

    3) Manajer Pemasaran: Bertanggung jawab dalammemasarkan produk Rumah Yoghurt.

    4) Personalia: Bertanggung jawab dalam penyediaan SDM,mengatur absensi serta pembinaan kepada pegawai.5) R & D: bertanggung jawab dalam pengembangan kualitas,

    inovasi serta pembuatan standart kualitas produk .

    IV.1.5 Proses Produksi Keju di Rumah YoghurtProses produksi yang dibahas ini adalah mulai dari

    penerimaan bahan baku hingga penyimpanan. Proses produksiini dilakukan di ruang utama Rumah Yoghurt. Proses produksi ini

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    27/49

    27

    dimulai dari penerimaan bahan baku, susu murni lalu dilakukanpemanasan hingga 35 ̊C. Setelah itu, penambahan asam sitratdan rennet , kemudian pemotongan curd , pemngeluaran whey ,pencampuran bahan tambahan, pemasakan (stretching),

    perendaman air es, pengemasan dan penyimpanan kejumozzarella. Untuk mempermudah dapat dilihat pada Gambar 4.2.

    Gambar 4.2. Diagram Alir Pembuatan Keju mozzarella di Rumah

    Yoghurt

    Susu sapi 800 liter

    Cheesevat  pemanasan 35 °C

    Pembentukan curd  

    Mixin den an bahan tambahan

    Stretchin  den an suhu 80°C

    Pen emasan

    Perendaman den an air es

    Pen im anan di freezer

    Asam sitrat 0,05%, rennet

    whey  

    Stabilizer 0,5%, Garam 1%,

    emulsifier 1%, Annato

    Colorant 3,5 ml dan

    pewarna 2 tetes

    Ke u mozzarella

    Ke u mozzarella beku

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    28/49

    28

    1. Penerimaan Bahan Baku Keju

    Bahan baku yang dipakai adalah susu sapi segar yang

    diperoleh dari Koperasi Mitra Bhakti Makmur, di mana susu inimerupakan pasokan peternak susu sapi perah daerahKecamatan Junrejo. Susu yang telah diterima sebanyak 800 Ldan tidak perlu dilakukan standarisasi susu kembali, karena saatsusu dari peternak tiba di koperasi, susu telah dilakukanstandarisasi pengujian terhadap berat jenis (BJ) susu danorganoleptik susu. Berat jenis susu segar berdasarkan SNI 01-3141-1998 adalah minimum 1, 0280 pada suhu 27,5°C,

    sedangkan Buckle 1988 menyatakan bahwa kerapatan susubervariasi antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu 20°C. PadaKoperasi Mitra Bhakti Makmur didapatkan BJ susu yang diujidengan alat laktodensimeter adalah 1,0287 pada suhu 20°C.Proses penerimaan susu oleh KUD dimulai pada pukul 06.00hingga 08.00 WIB. Susu dari peternak dimasukkan ke ruangpenampungan susu di KUD untuk dilakukan penyaringan dengankain kasa dengan tujuan untuk memisahkan susu dengan kotoranyang tercampur. Setelah dilakukan penyaringan dan ujilaboratorium susu selanjutnya susu dimasukkan ke cooling unit  untuk memberikan cold shock , sehingga sebagian bakteri akanmati. Pengambilan susu oleh Rumah Yoghurt ke KUD dilakukanpada pukul 07.00 WIB. Susu dari KUD dalam kondisi dingin 180Cdan diangkut menggunakan mobil  pick up  masuk ke ruangproduksi. Setelahnya susu dipompa menggunakan mesindimasukkan ke dalam cheese vat  untuk diproses selanjutnya.

    2. Pemanasan SusuSusu 800 L yang dimasukkan dalam cheese vat , 

    dipanaskan hingga 30-35 ̊C. Hal ini dilakukan untuk memberikankondisi optimum pada enzim rennet   untuk mengkoagulasikansusu menjadi curd .

    Cheese vat  yang berbentuk tabung memiliki ruang khususmenyelimuti pinggir tabung yang berfungsi untuk pemanasandengan media air, perangkat panasnya disebut  Boiler . Boiler  

    tersebut berada tepat di belakang cheese vat . Selama proses

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    29/49

    29

    pemanasan berlangsung, alat pengaduk yang berada di dalamcheese vat   dioperasikan. Pemanasan susu dilakukan hinggasuhu susu mencapai 35 oC, diukur suhunya dengan thermometer  steril dan dalam keadaan cheese vat  tertutup.

    Gambar 4.4. Pen ukuran suhu

    Gambar 4.3. Cheese vat  

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    30/49

    30

    3. Penambahan Enzim Rennet  dan Asam Sitrat

    Penambahan asam sitrat 0,05 % bobot susu padapembuatan keju mozzarella di Rumah Yoghurt bertujuan untuk

    menurunkan pH susu, sehingga memberikan suasana yangsesuai untuk kerja enzim rennet   secara optimal. Kerja enzimsalah satunya dipengaruhi oleh kondisi pH substrat. Penggunaanasam dapat mempercepat proses pembuatan keju karenadengan penambahan asam, pH susu langsung menurun dari 6,7menjadi 5,4 tanpa harus menunggu pertumbuhan bakteri starteruntuk membentuk asam. Hal ini dapat mempersingkat waktuproduksi karena dengan penambahan asam secara langsung

    akan mempercepat penurunan pH dan memberikan kondisisesuai untuk kerja enzim rennet . Enzim rennet  yang digunakandalam proses pembuatan keju mozzarella diimpor langsung dariPerusahaan Glengarry Cheesemaking and Dairy Supply Ltd. 

    4. Pemotongan curd  

    Penggumpalan kasein dilakukan selama 15 menit. Curd   jika dinilai telah kompak maka tinggal dipotong dengan pisau

    mata yang berbeda. Pemotongan curd dilakukan berulang-ulang

    Gambar 4.5 Larutan enzim rennet 0,025 % dengan air

    Gambar 4.6 Larutan enzim rennet 0,025 % dengan air

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    31/49

    31

    hingga 7 kali. Tiap kali melakukan pemotongan curd   didiamkanselama 15 menit. Curd   yang telah selesai dipotong, dibuangwhey nya dalam cheese vat .

    Gambar 4.7 Proses pemotongan curd  

    Gambar 4.8 Pisau sekaligus Pengaduk yang terdiri dari dua sisivertikal dan horizontal

    5. Penyaringan curd  dan whey  

    Menurut Chandan et al  (2002), whey  adalah bagian cairyang tidak menggumpal pada pengolahan keju dan jumlahnyalebih besar dari curd . Perbandingan normal antara curd  dan whey  adalah 1 : 9. Whey   yang baik akan berwarna bening hijaukekuningan.

    Di Rumah Yoghurt proses pemisahan ini dilakukandengan menggunakan kran yang berada pada dasar cheese vat .Di dalam tabung diberi saringan yang berfungsi untukmemisahkan curd  dengan whey . Proses ini dilakukan berulang

    ulang sampai didapatkan endapan curd .

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    32/49

    32

    Setelah endapan curd   didapat cheese vat   dimiringkanuntuk memudahkan pengambilan curd , setelah itu curd  dipotong

     – potong kecil dan diletakkan dalam wadah yang nantinya akandicampur dengan bahan  –  bahan formulasi yang sudah

    disiapkan.

    Gambar 4.9 Saringan pada cheese vat  

    Gambar 4.10 Proses pengeluaran whey  dengan kran

    6. Penambahan Bahan Pembuat Curd  

    Penambahan bahan-bahan tambahan bertujuan untukmenambah nilai rasa, memberi warna, pengemulsi, sekaligusmemperbaiki tekstur. Bahan-bahan tambahan yang digunakanantara lain yaitu pewarna anato 3,5 mL, garam 1 %, asam sitrat1 %, STPP 0,25 %, CMC 0,25 % dan natrium sitrat 1 %.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    33/49

    33

    Penambahan natrium sitrat 1% sebagai pengemulsi danpenstabil, bertujuan untuk menurunkan pH agar sesuai denganyang diinginkan, selain itu juaga agar terbentuk keju yang bagusdalam pemuluran (Nurlaela, 2010). Penambahan bahan

    Carboxymethyl cellulose  (CMC) sebanyak 0,25 % dari berat curd  bertujuan supaya tekstur keju mozzarella menjadi lebih baik danmaksimal (Maryland, 2010).

    CMC dalam produk makanan berperan sebagai pengikatair dan pembentuk gel yang akan menghasilkan tekstur produkpangan yang lebih baik. CMC dapat membentuk sistem dispersikoloid dan meningkatkan viskositas, sehingga partikel-partikelyang tersuspensi akan tertangkap dalam sistem tersebut dan

    tidak mengendap oleh pengaruh gaya gravitasi (Purwadi, 2006).CMC dapat mencegah pengendapan protein pada titik isoelektrikdan meningkatkan kekentalan, disebabkan bergabungnya guguskarboksil CMC dengan gugus muatan positif dari protein (Fardiaz,2002)

    Penambahan bahan sodium tripolyphosphate (STPP) ini,berbentuk bubuk atau granula berwarna putih dan tidak berbau.Kelarutan STPP dalam air sebesar 14,5 gr per 100 mL pada suhu25 °C, nilai pH sebesar 9,8 pada suhu 20 °C. STPP banyakdigunakan dalam industri pangan karena memiliki beberapa sifatkimia dan fungsi yang menguntungkan. Sifat fosfat yang utamaadalah (1) sebagai buffer dan pengontrol pH, (2) dapatmenginaktifasi ion logam yang biasanya merusak sistem pangandengan membentuk endapan seperti kation kalsium, magnesium,tembaga dan besi, (3) berperilaku sebagai polivalensidanpolielektrolit. (Purwadi, 2008). Fungsi lain STPP ini adalahmencegah ketengikan, pengikat vitamin, mineral dan protein,

    menjaga keempukan dan water holding capacity  (WHC) produk,.Penambahan yang dilakukan oleh Rumah Yoghurt adalah

    0,025% STPP juga sebagai bahan tambahan yang tidakberbahaya bagi kesehatan manusia jika pemakaiannya sesuaidengan aturan Food and Drug Administration  (FDA).Penggunaan bahan STPP di Rumah Yoghurt telah sesuaidengan anjuran FDA. Hal ini sesuai dengan pernyataan Thomas(1997) bahwa STPP dapat menyerap, mengikat dan menahan

    air, meningkatkan WHC, dan keempukan. Menurut FDA (Food

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    34/49

    34

    and Drug Administration) penggunaan alkali fosfat adalah 0,5 %pada produk. Penggunaan melebihi dosis 0,5% akanmenurunkan penampilan produk, yaitu terlalu kenyal seperti karetdan terasa pahit.

    Untuk memperbaiki warna keju mozzarella  agar terlihatmenarik, Rumah Yoghurt menambahkan bahan pewarna anato sebanyak 3,5 ml untuk 14-15 kg, sehingga warna keju yangdihasilkan menjadi kuning kecerahan. Pewarna anato inibiasanya digunakan pada ice cream.

    7. Pencampuran bahan dengan curd  

    Setelah curd   padat telah terbentuk dan bahan tambahantelah disiapkan, langkah selanjutnya adalah pencampuran yangdilakukan dengan alat mixer .

    Pencampuran ini dilakukan di mixer stainless steel  denganpisau tajam, pencampuran bahan dilakukan pada tiap bak curd .Rasa, kehalusan dan kekentalan pada curd  ini dikontrol di prosesini, karena ini nantinya yang akan menentukan kualitas kejumozzarella seperti yang diinginkan.

    Pencampuran bahan tambahan dengan curd , dilakukan satuper satu supaya merata dan bisa terkontrol dengan baik sehingga jika ada yang kekentalan maupun kehalusannya kurang,sehingga bisa dilakukan perbaikan.

    \Gambar 4.11 Mixer  

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    35/49

    35

    Gambar 4.12 Proses mixing curd  dengan bahan tambahan

    8. Proses Pemuluran KejuProses pemuluran merupakan proses pembeda dengan

    keju lain. Pemuluran ini akan mempengaruhi tekstur dan rasauntuk kualitas yang berserabut, halus, kenyal dan lunak.

    Curd   akan dimasukkan dalam stretcher   dengan suhu80 ̊C. Setelah adonan masuk ke  dalam alat maka screw yangterdapat didalam stretcher   akan menarik adonan ke lubangpengeluaran yang terletak pada bagian atas alat. Hal ini akan

    lebih efektif dari pada cara konvensional yang menggunakantangan yaitu dengan cara ditarik-tarik di dalam air panas.Pemuluran dilakukan hingga keju menjadi cukup lunak dankenyal, sehingga dapat dikatakan bahwa keju mozzarella sudahmatang dan sudah siap untuk dikemas.

    Gambar 4.13 Adonan curd  dimasukkan dalam mesinstretcher

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    36/49

    36

    Gambar 4.14 Proses pemuluran

    9. Pengemasan dan Penyimpanan

    Rumah Yoghurt melakukan pengemasan untukmencegah gangguan dari sifat fisik, kimia dan mikrobiologis. Dimana, Keju mozzarella  bakal lebih terjaga khususnya darigangguan jamur serta mikrobilogis, serta suhu yang bisamembuat keju jadi lebih lembek.

    Pengemasan keju dilakukan dalam keadaan masih panassetelah proses stretching   selesai. Pengemasan dilakukan diplastik bening yang ditaruh di kotak plastik yang memiliki tutupdengan ukuran berat keju 1 kg dan 250 kg.

    Keju dimasukkan dalam kotak yang dilapisi plastik didalamnya sambil ditimbang. Jika sudah sesuai dengan

    timbangan, maka wadah ditutup dan dimasukkan dalamcontainer   berisi air es batu untuk pendinginan sementara.Pendinginan ini dilakukan selama 15-20 menit. Pendinginan yangdilakukan tidak menutup kemungkinan, adanya air yang masuksehingga bisa membuat keju rusak karena adanya strukturnyasaat dilakukan pendinginan di freezer , sehingga ditiriskan terlebihdahulu. Setelah dimasukkan dalam cold waterbath  dandiperkirakan suhu sudah tidak terlalu panas, keju yang baru

    Gambar 4.15 Keju Mozarella

    yang sudah matang dan siap

    dicetak

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    37/49

    37

    dicetak dimasukkan dalam freezer  bersuhu -24°C dan dibiarkanselama 48 jam untuk membekukan keju secara keseluruhan.

    Keju mozzarella yang masih berada dalam cetakan yangdibiarkan 48 jam dalam freezer dikeluarkan dan dimasukkan

    dalam kantong plastik PE khusus untuk pengemasan vacuum. Selanjutnya, menggunakan vacuum sealer , kemasan tersebutdikondisikan hampa udara dan disegel menggunakan heat seal  yang sudah menjadi bagian dari mesin vacuum sealer . Keju yangsudah dikemas, disimpan dalam freezer   kembali. Keju yangdisimpan dalam freezer   ini masih baik dikonsumsi selama 6bulan. 

    Gambar 4.16 Pengemasan dan Penyimpanan

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    38/49

    38

    V. TUGAS KHUSUSEFISIENSI PRODUKSI KEJU MOZZARELLA DI

    RUMAH YOGHURT, BATU, JAWA TIMUR

    A. Pengertian Produksi dan Efisiensi

    Produksi adalah setiap kegiatan atau usaha manusiauntuk membuat dan mengolah barang atau jasa dagangan untukmempertinggi kuantitas manusia dan kuantitas suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia (Encarta, 2005).Banyak faktor yang sangat berperan dalam memperolehkuantitas dan kualitas produksi yang baik, dimana yang menjadi

    faktor utamanya adalah sumber manuasia, sumber daya alamdan sumber daya keuangan yang baik.

    Efisiensi di dalam ilmu fisika dan teknik adalahperbandingan jumlah (barang/jasa) yang diproduksi (nyata) olehsuatu mesin dengan jumlah (barang/jasa) yang direncananakan(target). Efisiensi pada umumnya dinyatakan sebagaipersentase, dan tidak ada mesin dapat bekerja dengan efisiensi100% (Encarta, 2005). Efisiensi produksi adalah kemampuan

    menghasilkan output pada suatu tingkat kualitas tertentu denganbiaya yang lebih rendah.Efisiensi produksi keju mozzarella  ini bersangkutan

    dengan rendemen dan pengeluaran produksi yang dilakukan olehRumah Yoghurt. Tujuannya untuk pengawasan rendemen massaagar tidak mengalami keborosan produksi dan mendapatkanhasil yang optimal.

    Dalam proses perhitungan neraca massa, di manapemindahan susu ke dalam cheese vat   dan pemanasan susu

    hingga 35 °C tak masuk proses hitungan neraca massa karenadianggap tak ada massa yang keluar. Massa susu awal adalahsebesar 772,8 kg. Saat dimasukkan cheese vat dan pemanasansuhu 35 ̊C dianggap tidak ada perubahan massa. Karena prosespemanasan yang dilakukan tidak terlalu lama dan tidak terlalupanas. Menurut Saleh (2004), titik didih susu sedikit lebih tinggi

    dari titik didih air murni, yaitu rata-rata 100,17 C. Hal ini karenabahan-bahan yang terlarut dalam susu akan meningkatkan titik

    didih. Dalam hal ini, pemanasan suhu 35˚C dalam waktu yang 15-

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    39/49

    39

    20 menit, tidak membuat berkurangnya massa dari produk.Kehilangan massa pada proses ini adalah 0%.

    a) Pembentukan curd  

    Diketahui:  Massa jenis susu = 0,966 kg/L (Nur, 2009)

    Massa susu = massa jenis x V susu

    =.966

    ×800 L

    = 772,8 kg

      Massa Asam Sitrat 0,05%= 0,05% x 772,8 kg

    = 0,3864 kg  Massa Rennet  0,025% = 0,025%x772,8 kg

    = 0,1932 kg

      Massa curd   = 119,3 kg

    Proses pembentukan curd , diawali dari pemanasan susu35˚C sebesar 772,8 kg. Dengan adanya penambahan rennet  sebesar 0,025% dan asam sitrat sebanyak 0,05%, terjadi

    koagulasi sehingga terbentuk dua hasil yaitu curd  dan whey .

    Neraca Massa Pembentukan Curd  

    Massa Masuk = Massa Keluarm susu + m asam sitrat + m rennet   = m whey  + m curd  772,8 kg + 0,3864 kg + 0,1932 kg = m whey  + 119,3 kg

    773,3796 kg = m whey  + 119,3 kg

    m whey   = 773,3796 kg - 119,3 kg

    = 654,0796 kg

    Penggumpalan curd  

    Asam Sitrat 0.05%

    Rennet 0.025%

    whey  

    800 Lsusu 

    35 ̊C

    curd  

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    40/49

    40

    Curd  dihasilkan sebesar 119,3 kg dan whey  yang dibuang adalahsebesar 654,0796 kg. Efisiensi massa curd   yang terbentukadalah 15,4258%. Hal ini terjadi karena proses koagulasi dariasam sitrat dan renet yangmenyebabkan banyak protein yang

    larut bersama whey , sehingga curd   yang dihasilkan sedikit.Metzger et al . (2000) juga menyimpulkan hasil penelitiannyabahwa pengasaman awal dapat mempengaruhi kadar kalsium,protein dan lemak keju.Koagulasi pada kondisi asam yangoptimum untuk aktivitas protease mampu menghasilkan curdyang kompak dan kokoh, sehingga pada saat curd dipotong, tidakbanyak lemak dan kasein hilang bersama whey . 

    b) Mixing  dengan BTP

    Diketahui:

      BTP (Stabilizer 0,5%; Garam 1%; emulsifier 1%; AnnatoColorant 3,5 mL dan Pewarna 2 tetes):o  Stabilizer 0,5% = 0,5% x 119,3 kg

    = 0,5965 kgo  Garam 1% = 1% x 119,3 kg

    = 1,193 kgo  Emulsifier 1% = 1% x 119,3 kg

    = 1,193 kg

      Total BTP = 2,9825 kg  Curd  mixed   = 121,7 kg

    Neraca massa Pencampuran bahan tambahanMassa masuk = massa keluarm BTP + m curd   = m curd  mixed  + m sisa2,9825 kg + 119,3 kg = 121,9 kg + m sisam sisa curd   = 122,2825 – 121,9 kg

    m sisa curd   = 0, 3825 kg

    Pencampuran

    Bahan

    curd  

    BTP

    Curd  sisa (nempel

    alat dan jatuh)

    Curd  mixed

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    41/49

    41

    Pada proses penambahan BTP, ditambahkan bahan untuk

    memperbaiki kualitas warna, tekstur dan rasa. Oleh karena itu,

    harus ditambahkan beberapa bahan sebagai stabilizer  

    dikarenakan pernyataan Idris dan Thohari (2002) bahwa curd  

    yang dihasilkan dengan pengasaman langsung mudah pecah

    dan harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari

    terdispersinya menjadi partikel-partikel kecil yang larut dalam

    whey . Pada penambahan BTP dilakukan pada curd   sejumlah

    119,3 kg, dihasilkan curd mixed sebesar 121,9 kg. Efisiensi pada

    proses ini adalah 99,69%. Hal ini cukup efisien dibandingkan

    dengan milik Komar (2009) yaitu sebesar 72.10% Namun, bisa

    ditingkatkan kembali dengan pemindahan curd  ke mixer  secara

    hati-hati, karena banyak yang tumpah dan terjatuh di lantai.

    Wadah yang digunakian terlampau kecil sehingga sering

    meluber. Selain itu, banyak bahan yang menempel di mixer .

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    42/49

    42

    e) Stretching  dengan suhu 80 ̊C 

    Neraca massa proses stretching  suhu 80 ̊C 

    Massa masuk = massa keluarm curd  mixed   = m curd  sisa + m keju mozzarella 121,9 kg = m curd  sisa + 118,3 kg

    m curd  sisa = 3,6 kg

    Proses stretching , merupakan proses pemuluran keju

    untuk mengasilkan keju mozzarrella.. Pada proses ini dihasilkan

    118,3 kg, dari curd mixed  121,9 kg.

    Efisiensi massa dari stretching

    Efisiensi massa= ℎ

    × 100% 

    =8,3

    2,9 × 100% 

    = 97,05%

    Efisiensi massa dari produksi ini adalah 97,05%. Massa yang

    hilang pada proses ini lebih besar dibandingkan pada proses

    mixing . Hal ini terjadi karena adanya pemanasan terus-menerus

    yang menyebabkan curd   menguap (Komar, 2009). Selain itu,

    pada produksi ini, terjadi pada kesalahan wadah pada alat yang

    agak rusak sehingga curd mixed  yang akan dilakukan pemuluran

    bocor sehingga melumuri alat dan terjatuh ke lantai. Selain itu,

    pegawai sering mencicipi mozzarella yang telah dimulur sehingga

    menjadikan massa lebih sedikit dari yang seharusnya.

    pemuluran suhu 80 C̊Curd  mixed  

    Curd  sisa

    Keju mozzarella 

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    43/49

    43

    Efisiensi dari produk dari bahan awal yang dari 772,8 kg

    menjadi hasil akhir mozzarella sejumlah 118,3 kg, yaitu 15,308%.

    Perhitungan efisiensi massa dari proses produksi keju mozzarella 

    di Rumah Yoghurt

    Efisiensi massa= ℎ

    × 100% 

    =8,3

    772,8 × 100% 

    = 15,308%

    Hal ini lebih tinggi dari penelitian Aulia (2013) yang sekitar11,30% - 12,93%. Hal ini bisa terjadi karena menurut Aulia

    (2013), bahwa jika level penambahan semakin tinggi maka akan

    menyebabkan terjadinya pelepasan air dalam keju dan terjadi

    penggabungan molekul-molekul kasein untuk membentuk

    gumpalan kasein (curd ) yang lebih banyak. Selain itu, rendemen

    keju dipengaruhi oleh komposisi curd   yaitu persentase lemak,

    bahan kering tanpa lemak, garam dan air. Jadi “Rumah Yoghurt”ini keju mozzarella yang diproduksi dengan rendemen 15,308%,

    sudah lebih efisien dari literatur, yaitu Aulia (2013), 11,30% -

    12,93% dan Metzger  et al. (2000), yaitu antara 6,91-7,45%.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    44/49

    44

    VI KESIMPULAN DAN SARAN

    VI.1 Kesimpulan

    1. Rumah yoghurt merupakan salah satu perusahaan yangbergerak di bidang pangan yang khusus mengolah susumelalui bioteknologi untuk menjadi pangan yang lebihmeningkat nilai gizi dan ekonomisnya. Produk yangdihasilkan di rumah yoghurt antara lain adalah yoghurt,starter yoghurt, dan keju mozzarella. Berlokasi di kotaBatu, Jawa Timur dan dekat dengan peternakan sapi ,membuat distribusi bahan baku tidak terganggu.

    2. Secara keseluruhan proses produksi keju Mozzarella  diRumah Yoghurt sudah memenuhi prosedur persyaratanproduksi.

    3. Dalam pembuatan keju mozzarella pada ‘Rumah Yoghurt’sudah cukup efisien dibandingkan dengan literatur.Proses produksinya menghasilkan rendemen sebesar15,038% dengan massa keju mozzarella  118,3 kg daribahan awal 772,8 kg,

    VI.2 Saran

    1. Untuk menjaga kualitas keju, sebaiknya para pekerjadiberi pakaian khusus yang menjaga kebersihan produksi,seperti penggunaaan sarung tangan, penutup kepala danbaju khusus produksi agar tidak terjadi kontaminasi.

    2. Perlu adanya kontrol kualitas saat pembentukan curd  danpemuluran keju, karena pada proses tersebut yang paling

    banyak menghilangkjan rendemen dari keju.3. Perlu adanya peremajaan alat atau perawatan yang baik

    untuk alat, karena terdapat beberapa yang berjalankurang baik.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    45/49

    45

    DAFTAR PUSTAKA

     Aulia, F.A., Sumarmono,J., Sulistyowati. 2013. Pengaruh Bahan

    Pengasam Dan Kondisi Susu Sapi TerhadapHasil/Rendemen, Keasaman, Kadar Air Dan Ketegaran(Firmness ) Keju Tipe Mozzarel la . Jurnal IlmiahPeternakan 1(2): 455 – 462.

    Bessey, E.A. , 1979. Morphology and Taxonom i of Fungi .Vikas Publishing House PVT Ltd. New Delhi.

    Brock, T. D., 1984. Biotechno logy : A Textbook o f Indu str ialMicrobio logy . Science Tech. Inc. Madison.

    Chandan, R. C. 1996. Cheeses Made by Direct A cidi f ic at ion.In: Feta and Related Cheeses   (Ed: A. Y. Tamime).Woodhead Publishing Limited. Cambridge, UK.

    Daulay, D. J., 1991. Fermentasi Keju. Pusat antar UniversitasPangan dan Gizi. IPB, Bogor.

    Encarta. 1995. Sensory and Textur al Propert ies of QuesoBlanco-Type Cheese Inf lu enced by Acid Type . Journalof Dairy Science 78: 1649-1656.

    Escobar, J. and Barnett, S. (1993), Effect of Agitat ion Speed on

    the Synthesis of Mu cor m iehei Acid Protease . EnzymeMicrob. Technol., 15, 1009-1013.

    Escobar, J. and Barnett, S. (1995), Synthesis of Acid Proteasef rom Mucor   miehei: Integrat ion of Produ ct ion andRecovery . Process Bioch., 30, 695-700.

    Fardiaz, D. dan Radiati, L. E. , 1991. Produksi Renin Mucorpusi l lus pada Substrat Sisa Industri Minyak Jagung.Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

    Kindstedt, P. S., J. J. Yun, D. M. Barbano, and K. L. Larose.,1995. Mozzarel la Cheese: Impact of CoagulantConcentrat ion on Chemical Composi t ion, Proteolysis

    and Funct ional Propert ies . Journal Dairy  Science. 78:2591- 2597.

    Komar, N., L. C. Hawa, dan R. Prastiwi. 2009. KarakteristikTermal Produk keju Mozzarel la   (Kajian KonsentrasiAsam Sitrat). Jurnal Teknologi Pertanian 10 (2): 78-87.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    46/49

    46

    Kuswanto, K. R. dan Sudarmadji, S., 1989. Proses- ProsesMikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas Pangandan Gizi. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

    Maryland Hui, Y.H. 1991. Dict ionary o f Food Science and

    Technology . Willey, Inter Science Publication. New York.Metzger, L. E., D. M. Barbano, M. A. Rudan and P. S. Kindstedt.

    2000. Effect of Milk Preacidi f icat ion on Low FatMozzarel la Cheese: I. Composit i on and Yield . Journal ofDairy Science 83:648-658.

    Muchtadi, D.,Palupi , N. S. dan M. Astawan., 1992. Enzim dalamIndustri Pangan. Pusat antar Universitas Pangan danGizi.IPB, Bogor.

    Mulyani, S., A. Azizah, and A. M. Legowo. 2009. ProfilKolesterol, Kadar Protein dan Tekstur KejuMenggunakan Mucor miehei Sebagai SumberKoagulan. Makalah Seminar Nasional KebangkitanPeternakan 20 Mei 2009. Universitas Diponegoro.Semarang.

    Nurlaela, L. 2010. Penggunaan Ekstrak Belimbing Wuluh(Avorrhea Bilimbi) pada Proses Pembuatan Keju TipeCottage ditinjau dari Presentase Produk, Kadar Proteindan Tingkat Kesukaan. Skripsi. Fakultas Peternakan.Universitas Jenderal Soedirman. Hal. 28-36.

    Purwadi. 2006. Tinjauan Kualitas Fisik Keju Segar denganBahan Pengasam Jus Jeruk Nipis dan Asam sitrat.Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 1 (1): 18-23.

    Purwadi. 2008. Konsentrasi Optimum Jus Jeruk NipisSebagai Bahan Pengasam pada Pembuatan KejuMozzarel la . Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 3(2):

    32-38.Rachman, S., 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Pusat

    antar Universitas Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.Radiati, L. E., 1992. Pemurnian Enzim Muco r Pusi l lus . Jurnal

    Universitas Brawijaya. 4(2) : 35-345. UniversitasBrawijaya, Malang.

    Saleh, M. 2004. Fermentasi Keju. Pusat Antar UniversitasPangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    47/49

    47

    Sternberg, M., 1976. Microbial Rennet . In Perlman. D (ed). Apllied Microbiology 20. 135- 153.

    Spreer, E., 1998. Milk and Dairy Produc t Techno logy . MercelDekker Inc. New York.

    Thomas. 2000. Fundamentals of Cheese Science . An AspenPublication. Gaithersburg.

    USDA Commodity Requirements. 2007. Mozzarel la Cheese fo rUse in Domest ic Programs . Washington DC.

    Walstra, P. and R. James. 2006. Dairy Technolog y: Princ iplesof Milk Propert ies and Processes . John Willey and SonsInc. New York.

    Willman, C. and Willman, N. 1993. Home Cheese Making . The

     Australian Dairy Corporation. Melbourne.Webb, B, H and E. O. Whitfier., 2007. Byprodu cts From Mi lk  

    (2nd Edn). Connecticut AVI Publishing Co. Inc.Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT

    Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    48/49

    48

    Lampiran

    Tabel. Produksi Keju mozzarella Rumah Yoghurt

    No TanggalProduksi

    HasilProduksi

    (kg)

    SisaHasil

    Produksi

    (kg)

    PengirimanHasil Produksi

    (kg)

    PenerimaHasil

    Produksi

    1 5

    September

    2015

    115,50 34 120 Roti Selvi

    2 13September

    2015

    113,75 35 80 Drajad

    3 19

    September

    2015

    117,25 16 110 SMK

    4 26

    September2015

    118,3 22,5 120 Pak Kuwal

    5 4 Oktober

    2015118 3,5 115,75 Bu Yus

    Nb: sisa hasil produksi kemaren dan sekarang

  • 8/17/2019 Laporan Praktek Kerja Lapang (Full)

    49/49

    Spesifikasi Alat

    Cooking Stretcher

    Type : y250Tegangan : 220/300Daya : 1,5 kWHambatan : 3,7 /6,4HP : 2RPM : 1400Ins : Class FISO : 9001:2000

    Mesin ini merupakan pemanassekaligus pemulur kejumozzarella.

    Mixer

    Dimensi : 80 x 70 x 85 cmBerat : 20 kgHP : 1/3 hpDaya : 250WRPM : 1600Kapasitas : 10-15 kg

    Mesin ini sebagai pemotong curdpada keju. Dengan 4 buah matapisau yang tajam.