plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · iv persembahan skripsi ini kupersembahkan kepada para...

161
DE BA Progr HUBU ENGAN M AGI KAUM Di ram Studi Il PR KEKHU FAKULT UNGAN PE INAT TER M MUDA D PRINGWU iajukan untu Memperole lmu Pendid E ROGRAM USUSAN P JURUSA TAS KEGU UNIVERS Y ENGHAYA RHADAP P DI PAROKI ULUNG - Y S K R I P uk Memenu eh Gelar Sa dikan Kekhu Oleh Emeliana T NIM: 1111 STUDI ILM ENDIDIKA AN ILMU P URUAN DA SITAS SAN YOGYAKA 2015 ATAN HID PANGGILA I SANTO Y YOGYAKA P S I uhi Salah Sa arjana Pendi ususan Pend : Takndar 24004 MU PEND AN AGAM PENDIDIK AN ILMU NATA DHA ARTA 5 DUP BAKT AN HIDUP YOHANES ARTA atu Syarat idikan didikan Aga IDIKAN MA KATOL KAN PENDIDIK ARMA TI P BAKTI S RASUL ama Katolik LIK KAN k PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: truonghuong

Post on 18-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

DEBA

Progr

HUBUENGAN MAGI KAUM

Di

ram Studi Il

PRKEKHU

FAKULT

UNGAN PEINAT TER

M MUDA DPRINGWU

iajukan untu

Memperole

lmu Pendid

E

ROGRAM USUSAN P

JURUSATAS KEGUUNIVERS

Y

ENGHAYARHADAP PDI PAROKIULUNG - Y

S K R I P

uk Memenu

eh Gelar Sa

dikan Kekhu

Oleh

Emeliana T

NIM: 1111

STUDI ILMENDIDIKA

AN ILMU PURUAN DASITAS SANYOGYAKA

2015

ATAN HIDPANGGILAI SANTO YYOGYAKA

P S I

uhi Salah Sa

arjana Pendi

ususan Pend

:

Takndar

24004

MU PENDAN AGAMPENDIDIKAN ILMU

NATA DHAARTA

5

DUP BAKTAN HIDUPYOHANESARTA

atu Syarat

idikan

didikan Aga

IDIKAN MA KATOLKAN PENDIDIK

ARMA

TI P BAKTI S RASUL

ama Katolik

LIK

KAN

k

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia,

Para suster PBHK komunitas Deresan Yogyakarta, bapak dan ibuku yang setia

mendoakanku, dan saudara-saudari yang telah mendukungku dengan caranya

masing-masing dan Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

v

MOTTO

Sebab kamu tahu bahwa, ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang,

supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.

(Yakobus 1: 3 - 4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

viii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul HUBUNGAN PENGHAYATAN HIDUP BAKTI DENGAN MINAT TERHADAP PANGGILAN HIDUP BAKTI BAGI KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL PRINGWULUNG YOGYAKARTA. Penulis memilih judul ini berdasarkan fakta bahwa tarekat Putri Bunda Hati Kudus, dan tarekat lain akhir-akhir ini mengalami berkurangnya jumlah calon yang masuk biara. Ada juga keprihatinan yang dialami orang tua murid dan anak-anak mengeluh bahwa di sekolah-sekolah milik suster dan bruder mereka kurang melihat para suster dan bruder menampilkan kegembiraan itu pada saat menyapa siswa. Oleh karena itu skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dengan minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti.

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati meliputi kaul kemurnian, kaul kemiskinan, dan kaul ketaatan dihayati secara konkret dalam hidup berkomunitas dan dalam melaksanakan tugas perutusan. Minat terhadap panggilan hidup bakti timbul dari hasil pengenalan dan belajar dalam keluarga, sekolah yang menimbulkan rasa ingin tahu, rasa senang, rasa tertarik dan menjadi sumber motivasi. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini yakni terdapat hubungan antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti.

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara empirik maka peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berbentuk korelasi. Cara pengambilan sampel dari populasi dilakukan dengan teknik populatif. Teknik populatif adalah seluruh jumlah populasi yaitu semua kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta yang berjumlah 108 orang sebagai responden dalam penelitian. Semua kaum muda yang berjumlah 108 ini yang mengisi kuesioner dan sebagian diwawancarai.

Adapun hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup nyata antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti yang ditunjukkan dengan nilai pearson correlation 0,630 pada taraf signifikansi 0,000. Sedangkan hasil analisis deskriptif statistik variabel penghayatan hidup bakti dengan nilai persentase 51 % (55 orang) lebih banyak masuk kategori setuju dan variabel minat terhadap panngilan hidup bakti dengan nilai persentase 44 % (48 orang) cukup banyak masuk kategori setuju. Berdasarkan hasil penelitian tersebut memberi gambaran bahwa semakin baik biarawan-biarawati memberi kesaksian mengenai penghayatan hidup bakti maka semakin meningkat jumlah kaum muda yang berminat dengan panggilan hidup bakti. Minat seseorang dapat ditunjukkan melalui sikap dan ekspresinya terhadap hasil pengenalan dan pengalaman yang diterima dari lingkungannya. Merujuk pada hasil penelitian ini, maka para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia perlu meningkatkan semangat penghayatan hidup bakti dalam kesaksian hidup setiap hari, mengadakan kunjungan keluarga, kerjasama dengan pihak paroki, serta pihak sekolah untuk menggalakan program aksi panggilan secara rutin dengan kaum muda dalam bentuk apa saja sehingga kehadirannya dapat menginspirasi kaum muda dalam menjawab panggilan Tuhan sebagai biarawan-biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

ix

ABSTRACT

The title of this thesis namely CORRELATION BETWEEN THE EMBODYING OF RELIGIOUS LIFE WITH THE INTEREST TO THE CALLING OF RELIGIOUS LIFE FOR YOUTHS AT PARISH OF ST JOHN THE APPOSTLE OF PRINGWULUNG YOGYAKARTA. This title was chosen base on the fact that the convent of SISTERS OF THE SACRED HEART OF MOTHER, and other convents in now days have experienced of the less of number of candidates who want to enter in a convent. There was a concern that experienced by parents and the youths who complain that at some schools which owned by sisters and brothers, they saw the sisters and brothers had not performed a happiness when greeting and welcome the students. Therefore this thesis aimed to comprehend how the relation of the embodying of religious life of the monks and nuns and the interest of the youths to the special calling.

The embodying of religious life of monks and nuns involved the vows of celibate, poor and obedience which is embodied concretely in the community life and in performing the mission. The interest to the calling of religious life arouse from the introducing and learning in families, schools, which gave rise of the feel to know, happy, and interest and becomes source of motivation. The hypothetic which would be tested in this study as followed, there was a correlation between the embodying of religious life and the interest of youths to the calling of the life.

In this study, it was used the quantitative method in correlation form to prove the righteousness of the empirical hypothetic. The method of choosing the sample from the population used the population technique. The technique stated that population of all youths at Parish of St John the Apostle of Pringwulung Yogyakarta amount of 108 became the sample. All the 108 youths had filled the questionnaires and part of them had been interviewed.

The result of the study pointed that it had the real correlation between the embodying of religious life and the interest of the youths to the calling of religious life which it was pointed by the value of pearson correlation 0,630 by the significant rate at 0,000. While the result of descriptive statistic analyses to the variable of embodying life by the percentage value 51% (55 persons) more of those included in the agree category and the interest variable to the calling of religious life by the percentage of 44% (48 persons) and more included in agree category. Based on the result, it gave the description that better the monks and nuns give the witnessing of embodying of religious life then it more increase the number of youths who interested to the special calling. The interesting of someone could be pointed through the attitudes and expressions of the results of introduction and experiencing which had been received from the environment. By referring to the result, then the Sisters of the Sacred Heart Of Mother of Indinesia Province should increase the spirit for embodying religious life by conducting families visiting, in cooperating whit parishes and schools to perform the program of calling action routinely with the youths in various kinds of action so that their presence would become an inspiration to the youths in responding to the calling of God as monks and nuns.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul HUBUNGAN PENGHAYATAN HIDUP BAKTI

DENGAN MINAT TERHADAP PANGGILAN HIDUP BAKTI BAGI

KAUM MUDA DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL PRINGWULUNG

YOGYAKARTA.

Skripsi ini disusun berdasarkan keprihatinan penulis mengenai

berkurangnya jumlah calon yang masuk biara. Kenyataan berkurangnya jumlah

calon yang memilih untuk hidup membiara tidak hanya dialami oleh tarekat Putri

Bunda Hati Kudus tetapi dialami juga oleh tarekat lainnya. Minat terhadap

panggilan hidup bakti perlu didukung dengan kesaksian hidup biarawan-biarawati

yang mengikrarkan kaul-kaul membiara. Dengan mengikrarkan kaul diharapkan

biarawan-biarawati bertanggung jawab menaati nasihat Injil dalam seluruh hidup

dan perutusannya sebagaimana telah diteladankan Olah Yesus Kristus.

Oleh karena itu penulis menyusun skripsi ini dimaksudkan untuk

membantu biarawan-biarawati agar semakin meningkatkan kesaksian hidup yang

makin berkualitas dalam seluruh hidup dan tugas pelayanannya dan juga kepada

keluarga, lingkungan sekolah dan paroki agar dengan berbagai caranya masing-

masing dapat membantu kaum muda dalam mengenali benih panggilan Tuhan

sebagai biarawan-biarawati sehingga dapat bertumbuh subur serta kelak bisa

terwujud sesuai kehendak Tuhan yang bekerja melalui usaha semua pihak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xi

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini selesai disusun dengan baik berkat bantuan dari berbagai

pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati dan syukur mengucapkan terima

kasih kepada:

1. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing I sekaligus dosen

pembimbing akademik yang selalu siap sedia memberikan dukungannya

dengan penuh kesabaran dalam memberikan koreksi saat bimbingan skripsi

sehingga penulis termotivasi, dan selalu mendapat wawasan baru dalam

menyempurnakan skripsi ini sampai selesai.

2. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ, selaku dosen penguji II yang bersedia

meluangkan waktu bagi penulis untuk mengadakan bimbingan dalam rangka

meminta pendapat dan saran pada penulisan bab II, sehingga penulis sedikit

mempunyai gambaran dalam melanjutkan penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. P. Banyu Dewa HS. S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji III, yang siap sedia

mendengarkan dan memberi masukan pada penulis mengenai hal praktis

sebagai dosen penguji III. Tentu dukungan yang diberikan sangat bermanfaat

bagi penulis dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed, selaku Ketua Program Studi

Prodi IPPAK yang telah memberikan persetujuan pada penulis dalam proses

awal penulisan skripsi hingga selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xii

5. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, mendukung dan

mendidik penulis selama belajar hingga menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

6. Sr. M. Immaculae PBHK, beserta Staf Dewan Provinsi PBHK Indonesia yang

telah memberikan kepercayaan pada penulis dalam tugas perutusan studi

Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Penulis beryukur atas perutusan studi yang diberikan

konggregasi ini yang tentunya menjadi bekal dalam tugas perutusan

mendatang.

7. Para suster PBHK komunitas Deresan Yogyakarta yang telah mendukung

dengan berbagai macam cara sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi dengan baik.

8. Romo Bonifasius Dwi Yuniarto Nugroho, PR yang mewakili romo paroki di

paroki Santo Yohanes Pringwulung Yogyakarta dan Bapak Yustinus Raharjo

sebagai penanggung jawab sekretariat paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung Yogyakarta yang telah menerima dan membantu penulis dalam

mengadakan penelitian dengan kaum muda.

9. Al. Agung Priyatno selaku penanggung jawab kepemudaan di paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta, yang telah membantu

menghubungkan penulis dengan para ketua OMK yang berada dalam

paguyuban lektor, misdinar dan kaum muda lainnya yang tidak termasuk

dalam paguyuban di paroki sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian

dengan lancar dan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

PESRSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........ vii

ABSTRAK .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xxi

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xxii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 5

D. Rumusan Permasalahan ................................................................... 6

E. Tujuan Penulisan .............................................................................. 6

F. Manfaat Penulisan ............................................................................ 6

G. Metode Penulisan ............................................................................. 7

H. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...................................................................... 9

A. Penghayatan Hidup Bakti ................................................................ 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xv

1. Hidup Bakti ............................................................................... 9

a. Pengertian Hidup Bakti ......................................................... 9

b. Tujuan Hidup Bakti ............................................................... 14

2. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Profesi Religius ....... 16

a) Tahap Pra-Novisiat dan Novisiat ........................................... 17

b) Tahap Novisiat ....................................................................... 17

c) Tahap Profesi Sementara ....................................................... 18

d) Tahap Profesi Kekal .............................................................. 19

3. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Hidup Komunitas .... 23

4. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Tugas Perutusan ...... 24

B. Minat Kaum Muda terhadap Panggilan Hidup Bakti ........................ 26

1. Pengertian Minat ........................................................................ 26

2. Ciri-Ciri Minat ........................................................................... 29

a. Minat Tumbuh Bersamaan dengan Perkembangan Fisik dan Mental .................................................................................... 29

b. Minat Bergantung pada Kesiapan Belajar ............................. 29

c. Minat Bergantung pada Kesempatan Belajar ........................ 30

d. Perkembangan Minat mungkin Terbatas ............................... 30

e. Minat dipengaruhi Budaya .................................................... 30

f. Minat berbobot Emosional .................................................... 30

g. Minat itu Egosentris .............................................................. 31

3. Aspek-Aspek Minat ................................................................... 31

a. Aspek Kognitif ...................................................................... 31

b. Aspek Afektif ....................................................................... 32

4. Bentuk-Bentuk Minat ................................................................. 32

a. Minat Pribadi dan Sosial ....................................................... 33

b. Minat terhadap Rekreasi ........................................................ 33

c. Minat pada Agama ................................................................ 34

d. Minat terhadap Sekolah dan Jabatan ..................................... 36

5. Minat dan Motivasi .................................................................... 37

C. Penelitian yang Relevan ................................................................... 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xvi

D. Kerangka Pikir ................................................................................. 40

E. Hipotesis .......................................................................................... 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 44

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 44

B. Desain Penelitian ............................................................................ 44

C. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 45

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 45

E. Variabel Penelitian .......................................................................... 46

1. Identifikasi Variabel ................................................................... 46

2. Definisi Konseptual Variabel ..................................................... 47

a) Penghayatan Hidup Bakti ...................................................... 47

b) Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti ................................. 47

3. Definisi Operasional Variabel .................................................... 48

a) Penghayatan Hidup Bakti ...................................................... 48

b) Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti ................................. 49

4. Teknik dan Alat Instrumen Penelitian ....................................... 49

a) Angket ................................................................................... 49

b) Wawancara ............................................................................ 50

5. Kisi-Kisi Penelitian .................................................................... 51

F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 54

G. Pengembangan Instrumen ............................................................... 54

1. Analisis Intrumen ....................................................................... 54

a) Uji coba terpakai .................................................................... 54

b) Uji coba Validitas .................................................................. 54

c) Uji coba Reliabilitas .............................................................. 55

2. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ..................................... 57

a) Uji Normalitas Data ............................................................... 57

b) Uji Linearitas .......................................................................... 57

c) Analisis Deskriptif Statistik ................................................... 57

d) Uji Hipotesis .......................................................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xvii

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 60

A. Hasil Penelitian ............................................................................. 60

1. Uji Persyaratan ......................................................................... 60

a. Uji Normalitas .................................................................... 60

b. Uji Linearitas ..................................................................... 61

2. Analisis Deskriptif Statistik ..................................................... 62

a. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Penghayatan Hidup Bakti ........................................................................ 62

1) Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemurnian ............... 64

2) Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemiskinan .............. 66

3) Deskriptif Statistik Aspek Kaul Ketaatan ................... 68

b. Rangkuman Deskripsif Statistik Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti ....................................................... 70

1) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Ingin Tahu ................ 73

2) Deskriptif Statistik Aspek Sumber Motivasi ............. 75

3) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Senang ...................... 77

4) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Tertarik .................... 79

3. Analisis Korelasi ...................................................................... 81

B. Hasil Wawancara dengan Kaum Muda ......................................... 82

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 86

1. Uji Normalitas dan Uji Linearitas .......................................... 86

2. Variabel Penghayatan Hidup Bakti ........................................ 87

a. Aspek Kaul Kemurnian .................................................... 87

b. Aspek Kaul Kemiskinan ................................................... 87

c. Aspek Kaul Ketaatan ....................................................... 88

3. Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti ................................. 89

a. Aspek Rasa Ingin Tahu ..................................................... 89

b. Aspek Sumber Motivasi ................................................... 89

c. Aspek Rasa Senang .......................................................... 90

d. Aspek Rasa Tertarik ......................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xviii

4. Korelasi Penghayatan Hidup Bakti dengan Minat Kaum Muda Terhadap Panggilan Hidup Bakti ........................................... 91

D. Refleksi Kateketis ......................................................................... 93

1. Pengertian Katekese ............................................................... 93

2. Biarawan-Biarawati sebagai Katekis ...................................... 94

3. Aspek Katekis dalam Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti 95

E. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 98

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 100

A. Kesimpulan ..................................................................................... 100

B. Saran ............................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103

LAMPIRAN ........................................................................................ 105

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ....................................................... (1)

Lampiran 2: Data Hasil Penelitian ....................................................... (7)

Lampiran 3: Data Hasil Wawancara .................................................... (10)

Lampiran 4: Data Hasil Uji Validitas .................................................. (14)

Lampiran 5: Data Out Put Korelasi Keseluruhan ................................ (15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Variabel X dan Y 50

Tabel 2. Variabel Penghayatan Hidup Bakti 51

Tabel 3. Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti 52

Tabel 4. Hasil Uji Reliability Statistik Variabel Penghayatan Hidup

Bakti 56

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Statistik Variabel Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti 56

Tabel 6. Kriteria Klasifikasi Variabel Penghayatan Hidup Bakti 58

Tabel 7. Kriteria Klasifikasi Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup

Bakti 58

Tabel 8. Test Of Normality 60

Tabel 9. Anova Table ( Uji Linearitas) 61

Tabel 10. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Penghayatan Hidup

Bakti 62

Tabel 11. Rangkuman Analisis Frekuensi Variabel Penghayatan Hidup

Bakti 63

Tabel 12. Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemurnian 64

Tabel 13. Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemurnian 65

Tabel 14. Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemurnian 66

Tabel 15. Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemiskinan 67

Tabel 16. Deskriptif Statistik Aspek Kaul Ketaatan 68

Tabel 17. Analisis Frekuensi Aspek Kaul Ketaatan 69

Tabel 18. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Minat Terhdap

Panggilan Hidup Bakti 70

Tabel 19. Analisis Frekuensi Variabel Minat Terhadap Panggilan

Hidup Bakti 71

Tabel 20. Deskriptif Statistik Aspek Rasa Ingin Tahu 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xx

Tabel 21. Analisis Frekuensi Aspek Rasa Ingin Tahu 74

Tabel 22. Deskriptif Statistik Aspek Sumber Motivasi 75

Tabel 23. Analisis Frekuensi Aspek Sumber Motivasi 76

Tabel 24. Deskriptif Statistik Aspek Rasa Senang 77

Tabel 25. Analisis Frekuensi Aspek Rasa Senang 78

Tabel 26. Deskriptif Statistik Aspek Rasa Tertarik 79

Tabel 27. Analisis Frekuensi Aspek Rasa Tertarik 80

Tabel 28. Analisis Korelasi 81

Tabel 29. Hasil Wawancara dengan Kaum Muda 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xxi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Penghayatan Hidup Bakti secara Keseluruhan 64

Gambar 2. Diagram Aspek Kaul Kemurnian 66

Gambar 3. Diagram Aspek Kaul Kemiskinan 68

Gambar 4. Diagram Aspek Kaul Ketaatan 70

Gambar 5. Diagram Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti secara

Keseluruhan 72

Gambar 6. Diagram Aspek Rasa Ingin Tahu 75

Gambar 7. Diagram Aspek Sumber Motivasi 77

Gambar 8. Diagram Aspek Rasa Senang 79

Gambar 9. Diagram Aspek Rasa Tertarik 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

xxii

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

EG : Evangelii Gaudium, Seruan Apostolik Paus Fransiskus,

23 November 2013.

VC : Vita Cosecrata, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

tentang Hidup Bakti bagi para Religius, 23 Maret 1996.

LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Tentang Gereja, Dokumen Konsili

Vatikan II. Diterjemahkan dari naskah resmi bahasa Latin Oleh R.

Hardawiryana SJ, 12 Juli 2013.

CT : Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes

Paulus II kepada para Uskup, klerus dan segenap umat beriman, tentang

katekese masa kini, 16 Oktober 1979.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Caninici), diundangkan oleh Paus

Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983.

B. Singkatan Lain

WKC : Warta Keluarga Chevalier (Majalah Keluarga Chevalier: Tarekat MSC,

PBHK, TMM, dan Asosiasi Awam Chevalier).

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia.

Art : Artikel.

Jlh : Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hidup bakti adalah suatu cara hidup khusus bagi mereka yang mengalami

sapaan pribadi dengan Allah dan menanggapinya secara khas. Sapaan ini pada

hakekatnya adalah sapaan kasih, yang menjadikan biarawan-biarawati menjadi

teguh, bersemangat dan senantiasa bergembira dalam menghayati hidup baktinya.

Karena cinta yang diperoleh dari perjumpaan pribadi dengan Yesus itulah

biarawan-biarawati hidup bakti digerakkan oleh kasih-Nya untuk menjadi nabi

yang siap menjadi pendengar dan pelaku sabda seperti orang Samaria yang baik

hati terdapat dalam Luk 10 : 25 – 37. Melalui perjumpaan pribadi dengan Tuhan

menjadi kekuatan yang mendorongnya untuk menghayati panggilan hidup mistik,

yang nyata dalam hidup doa yang mendalam, serta peka terhadap kehadiran

Tuhan dalam setiap pengalaman hidup.

Biarawan-biarawati hidup bakti menghayati ketiga kaul yang meliputi

kaul kemurnian, kemiskinan dan ketaatan. Inti berkaul adalah menyatuhkan diri

dengan Tuhan sendiri secara penuh. Dengan kaul kemurnian, biarawan-biarawati

hidup bakti tidak terikat pada keluarga sehingga dapat mengikuti Tuhan secara

total. Dengan kaul kemiskinan, biarawan-biarawati hidup bakti tidak mau diikat

oleh harta benda dunia ini, tetapi lebih mau bebas melekatkan diri pada Tuhan.

Dengan kaul ketaatan, biarawan-biarawati hidup bakti tidak mau terikat pada

kedudukan dan kekuasaan, tetapi justru ingin taat kepada perintah Tuhan sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

2  

Oleh karena itu jelas bahwa ketiga kaul secara umum menjadikan

biawawan-biarawati hidup bakti tidak terikat atau lepas bebas pada berbagai hal

seperti: keluarga, harta, kedudukan dan hanya terikat pada Tuhan sendiri.

Semangat lepas bebas dimaksudkan agar biarawan-biarawati hidup bakti lebih

mengutamakan Tuhan, ingin menyatu dengan Tuhan, dan semua hal yang lain

dianggap sebagai sarana. Harapannya jika biarawan-biarawati mengembangkan

sikap dan semangat lepas bebas, sehingga dapat membantu setiap pribadi untuk

menerima dengan sepenuh hati perutusan apapun yang diberikan oleh para

pemimpin dalam tarekat dan bisa hidup bersama dengan penuh sukacita dan

damai. Semua harapan yang telah dipaparkan oleh penulis pada kenyataanya

kadang kurang sesuai dengan harapan.

Berdasarkan pengalaman, dan pengamatan penulis, terkadang biarawan-

biarawati kurang setia menaati kaul ketaatan jika mendapat perutusan baru dengan

alasan karena sudah pensiun, atau pun di tempat lain sangat membutuhkan

kehadiran biarawan-biarawati yang diutus. Kenyataan ini jelas tidak sesuai dengan

janji kaul yang telah diikrarkan pada Tuhan yang disaksikan oleh para pemimpin

konggregasi dan juga disaksikan oleh umat dalam perayaan prasetya pertama dan

prasetya kekal. Penulis melihat persoalan lain lagi yang diangkat oleh romo Paul

Suparno dalam bukunya yang berjudul saat jubah bikin gerah (2007:69):

Dari pengalaman, banyak orang tua murid dan anak-anak yang di sekolah-sekolah katolik milik suster atau bruder, mengeluh karena para suster dan bruder kurang menampilkan kegembiraan itu. Kadang mereka tidak melihat suster kepala sekolah tersenyum jika disapa murid, mereka tidak melihat bagaimana suster itu menyapa dengan hati gembira kepada siswa.

Persoalan ini cukup jelas bahwa biarawan-biarawati tidak memberikan

kesaksian yang baik kepada sesama yang dijumpai dan tidak membantu orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

3  

melihat sisi lain dari dimensi eskatologis hidup bakti dan membuat orang tidak

merasakan keindahan panggilan Allah dalam diri biarawan-biarawati tersebut.

Dalam Konstitusi para suster Putri Bunda Hati Kudus bab III no. 37,

berbicara mengenai asal mulanya panggilan itu yaitu sebagaimana Yesus

memanggil para murid-Nya demikian juga ia telah memanggil kita untuk

mengambil bagian dalam cara hidup dan tugas perutusan-Nya dari Bapa.

Panggilan sebagai biarawan-biarawati merupakan karunia dari Allah. Jadi jelas

bahwa Allah yang berinisiatif memanggil setiap orang untuk mengikuti-Nya

dengan sukarela sebagai suster, romo, frater dan bruder.

Panggilan menjadi biarawan-biarawati biasanya datang melalui hal-hal

yang sederhana. Ada yang merasa terpanggil untuk menjadi suster, romo dan

bruder karena sering mendapat kunjungan keluarga dari biarawan-biarawati secara

rutin, bertemu dengan suster yang setia mengantar komuni kudus kepada orang

sakit, orang tua sering melatih anaknya untuk mencintai Tuhan dengan cara rajin

mengikuti kegitan di Gereja seperti perayaan Ekaristi, ibadat di lingkungan,

mengikuti sekolah minggu dan bertugas sebagai misdinar.

Sejauh pengalaman penulis dan juga membaca tulisan pengalaman

biarawan-biarawati yang lain, bahwa awal mula merasa tertarik dengan panggilan

hidup bakti karena sering mendapat kunjungan dari para suster, dan juga melalui

perjumpaan dengan para suster, bruder, romo dan frater pada saat misa di Gereja,

kegiatan sekolah minggu, mengikuti upacara kaul para suster dan peringatan

berdirinya konggregasi yang membuat kaum muda tertarik untuk

mempersembahkan hidupnya pada Tuhan sebagai biarawan biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

4  

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati menurut romo Paul Suparno

(2007:69) yaitu hidup membiara biarawan-biarawati sudah jelas menjadi tanda

heran dan pertanyaan yang dapat membantu orang berpikir alternatif tentang

hidup mendatang, namun tanda tersebut baru efektif, bermakna dan mempunyai

pengaruh jika biarawan-biarawati hidup bakti sungguh hidup dalam kegembiraan

dan kebahagiaan sejati karena persatuannya dengan Tuhan.

Panggilan yang sudah diterima oleh biarawan-biarawati itu unik dan tiap

orang yang menerima panggilan itu dan menjawabnya pun berbeda-beda. Namun

menjadi persoalan yang perlu dicermati lebih jauh lagi, apakah benih panggilan

itu masih dialami kaum muda di tengah arus zaman ini. Yang menjadi pertanyaan

penulis, apakah biarawan-biarawati masih terus hadir bersama umat dalam

kegiatan di Gereja, lingkungan, mengadakan kunjungan keluarga secara rutin dan

menyediakan waktu dan tenaga bagi umat.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis ada keprihatinan

mengenai jumlah calon yang semakin berkurang mendaftar menjadi biarawan-

biarawati. Keprihatinan ini bisa dilihat dari adanya kesenjangan antara jumlah

calon yang masuk dalam tarekat PBHK tahun 2000 dalam jumlah yang cukup

banyak yaitu 25 orang, dan pada tahun 2001 jumlah calon yang masuk, makin

berkurang dengan jumlah yang paling banyak 5 dan paling sedikit adalah 2 orang.

Kenyataan ini sungguh memprihatinkan bagi penulis maupun para suster.

Keprihatinan akan merosotnya jumlah calon yang masuk bergabung dalam biara,

tidak hanya dialami oleh para suster PBHK, tetapi juga dialami para suster

Carolus Boromeus, para suster OSF Semarang juga konggregasi lainnya

mengalami hal yang sama. Penulis memaparkan permasalahan ini berdasarkan

pengalaman dan pengamatan penulis selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

5  

Dengan adanya berbagai persoalan ini, muncul berbagai pertanyaan

mendasar bagi penulis apakah kehadiran biarawan-biarawati hidup bakti masih

mempunyai arti bagi kaum muda sekarang ini atau tidak. Oleh karena itu penulis

ingin meneliti lebih lanjut mengenai “Hubungan Penghayatan Hidup Bakti

Dengan Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian

ini diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Bagaimana penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dialami oleh kaum

muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta?

2. Bagaimana minat kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta terhadap panggilan hidup bakti?

3. Bagaimana Hubungan Penghayatan Hidup Bakti dengan Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung Yogyakarta?

4. Mengapa jumlah panggilan hidup bakti menurun?

5. Mengapa biarawan-biarawati kurang bahagia?

C. PEMBATASAN MASALAH

Mengingat luasnya topik penelitian dan keterbatasan yang ada, maka

peneliti membatasi penelitian pada Hubungan Penghayatan Hidup Bakti dengan

Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Bagi Kaum Muda di Paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

6  

D. RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan pemaparan permasalahan di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut: Bagaimana hubungan penghayatan hidup bakti

biarawan-biarawati dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda

di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

E. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan skripsi adalah untuk mengetahui bagaimana

hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti

bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

F. MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi tentang, hubungan

penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis, agar menambah pemahaman dan wawasan mengenai

penghayatan hidup bakti sehingga dapat meningkatkan kesaksian yang baik

dalam tugas perutusan sehingga mampu membantu kaum muda yang berminat

memilih untuk hidup bakti.

2. Bagi semua biarawan-biarawati, khususnya biarawan-biarawati di Paroki

Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta dan para suster Putri Bunda

Hati Kudus agar semakin memperkaya pengetahuan dan pemahamannya

mengenai hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti sehingga

melalui kesaksian hidupnya dapat memberi inspirasi bagi kaum muda

mengenai indahnya panggilan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

7  

3. Bagi tim promosi panggilan semua konggregasi, agar terus menerus

mengadakan aksi panggilan dalam bentuk apa pun, agar bisa membantu kaum

muda mengenali panggilan Tuhan sebagai biarawan-biarawati.

4. Bagi mahasiswa-mahasiswi dan kepentingan perpustakaan Prodi IPPAK USD

Sanata Dharma Yogyakarta, untuk menambah wawasan mengenai

penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dan minat kaum muda terhadap

panggilan hidup.

G. METODE PENULISAN

Penulisan ini menggunakan metode deskripritif analisis yaitu penulis

memaparkan pokok-pokok Penghayatan Hidup Bakti dalam Hubungannya dengan

Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung Yogyakarta. Kemudian penulis memahami dan menjelaskan

kenyataan yang terjadi melalui penelitian mengenai penghayatan Hidup Bakti

biarawan-biarawati dan menghubungkannya dengan berkurangnya jumlah calon

yang masuk dalam biara yang dialami oleh konggregasi lain, khususnya para

suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I, menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan

mengenai penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti

bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

8  

Bab II berisi kajian teori mengenai hidup bakti dan penghayatannya

dalam konteks profesi religius yang dimulai dari tahap-tahap pembinaan, hidup

bersama dalam komunitas, tugas perutusan dan pengertian minat serta

menghubungkannya dengan minat terhadap panggilan hidup bakti, penelitian

yang relevan, kerangka pikir dan hipotesa.

Bab III berisi mengenai metodologi penelitian yang meliputi jenis

penelitian, desain penelitian, tempat dan waktu penelitan, populasi dan sampel,

teknik dan alat pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang terdiri dari uji normalitas

data, uji linearitas, analisis deskriptif statistik, pembahasan dan refleksi kateketis

mengenai variabel penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan

hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta.

Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran agar penulisan ini dapat

bermanfaat dan bisa diterapkan oleh biarawan-biarawati dan sebagai acuan dalam

membantu biarawan-biarawati, orang tua, pihak sekolah dan paroki agar saling

mendukung dalam berbagai cara masing-masing sehingga dapat membantu kaum

muda dalam mengenali dan menumbuhkan benih panggilan yang telah

ditanamkan dalam diri mereka.  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas tentang: A. Hidup bakti dan penghayatannya

dalam konteks profesi religius, hidup bersama dalam komunitas dan tugas

perutusan di tengah masyarakat, bagian B. mengenai minat yang meliputi unsur-

unsur yang mempengaruhi minat, aspek-aspek minat, bagian C. Penelitian yang

relevan, bagian D. Mengenai kerangka pikir dan bagian E. Mengenai Hipotesa.

A. Penghayatan Hidup Bakti

1. Hidup Bakti

a. Pengertian Hidup Bakti

Hidup bakti adalah karunia dari Allah, dimana Yesus memanggil siapa

saja untuk mengikuti-Nya secara lebih dekat sebagai romo, suster, frater dan

bruder. Karunia panggilan hidup bakti diberikan pada manusia dan dari pihak

manusia diberi kebebasan untuk menanggapinya. Menurut Darminta, (2007:17)

manusia merasa adanya panggilan itu:

Melalui salah satu kekuatan terdalam manusia, yaitu hati. Hati yang berpikir merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan dalam dimensi mistik intelektual. Hati yang merasa merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan dalam dimensi afektif. Hati yang berkehendak merupakan rahmat eksternal sebagai bantuan untuk menghayati panggilan dan sapaan Tuhan untuk menghayati dimensi mistik volutif. Hati manusia dipahami sebagai rahmat eksternal yang dapat membantu manusia untuk menghayati panggilan Tuhan. Dari pengertian ini, dapat dipahami bahwa Allah mencurahkan rahmat

panggilan itu ke dalam hati manusia. Melalui hati inilah manusia dapat merasakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

10  

daya kekuatan Allah yang mendorong serta menginspirasinya kepada panggilan

sebagai biarawan-biarawati, panggilan untuk hidup berkeluarga dan sebagainya.

Dalam hal ini hati manusia dipandang penting dalam membantu manusia untuk

mengenali kehadiran Allah serta memampukan manusia untuk menghayati

panggilannya dengan tekun dan setia.

Kenyataan bahwa hati yang berpikir, merasa dan berkehendak secara

nyata dibentuk melalui lingkungan, pengalaman, serta perjumpaan dengan sesama

manusia dan sebagai pintu masuk sapaan dan panggilan Allah (Darminta,

2010:18).

Manusia adalah pribadi yang tidak lepas dari kelebihan dan

kekurangannya dalam menghayati hidupnya, begitu pula dengan biarawan-

biarawati yang menerima rahmat panggilan itu juga membutuhkan usaha terus-

menerus untuk menanggapinya. Panggilan hidup bakti biarawan-biarawati

merupakan salah satu cara yang memiliki karakter khas dan khusus untuk

berpartisipasi menuju ke kepenuhan dalam Allah.

Panggilan hidup bakti menurut Paus Yohanes Paulus II dalam Anjuran

Apostoliknya mengenai hidup bakti yaitu:

Hidup bakti yang berakar mendalam pada teladan dan ajaran Kristus Tuhan, merupakan karunia Allah Bapa kepada Gereja-Nya melalui Roh Kudus. Melalui pengikraran nasihat-nasihat Injili ciri-ciri khas Yesus-Dia murni, miskin dan taat, tiada hentinya “ditampilkan” di tengah dunia, dan pandangan umat beriman diarahkan kepada misteri Kerajaan Allah yang sudah berkarya dalam sejarah, meskipun masih mendambakan perwujudan sepenuhnya di surga. (VC.1).

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa biarawan-biarawati dalam

seluruh hidupnya mengikuti Kristus yang murni, miskin dan taat. Mengikrarkan

ketiga nasihat Injil berarti biarawan-biarawati menyatakan kesanggupannya untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

11  

bertanggung jawab menaati kaul-kaul dalam seluruh hidup dan perutusannya.

Dalam (LG.44) dikatakan bahwa dengan mengikrarkan kaul-kaul atau nasihat Injil

biarawan-biarawati terikat untuk mengabdi Allah saja serta meluhurkan-Nya

karena alasan yang baru dan istimewa.

Menurut Mardi Prasetya. (2001:9) hidup bakti dan hidup imamat adalah

anugerah khusus dan berdasar pada anugerah iman yang dimulai dalam

pembaptisan. Yang dimaksud dengan anugerah iman dalam pembaptisan yaitu

dengan dibaptis manusia mati dan dikuburkan serta dibangkitkan bersama Kristus.

Melalui baptis manusia menerima Roh pengangkatan menjadi anak (Iman Katolik,

KWI, 1996:425). Prinsip-prinsip hidup Kristiani yang diterima dalam

pembaptisan ini juga menjadi dasar untuk panggilan dan penghayatan hidup bakti

biarawan-biarawati. Yang menjadi ciri khas hidup bakti biarawan-biarawati yaitu

secara khusus mau menjadikan semangat Injili sebagai pilihan hidup dan dihayati

secara total, radikal, dan konsekuen dengan hati yang tidak terbagi dan terpusat

pada Tuhan, maka ditandai dengan pengikraran triprasetya (Mardi Prasetya,

2001:9).

Menurut romo Johanes Mangkey MSC dalam majalah warta keluarga

Chevalier, (2014:4), para pemeluk hidup bakti adalah orang-orang yang

dikuduskan atau yang disendirikan untuk maksud suci. Mereka adalah orang-

orang yang dipanggil untuk secara khusus memberi diri ditransformasikan oleh

cinta Allah agar mereka memiliki hati yang dibaktikan kepada Allah dan sesama

manusia.

Biarawan-biarawati hidup bakti yang memilih untuk hidup tidak

menikah, miskin, dan taat mempunyai dimensi eklesial. Menurut Paul Suparno,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

12  

(2011:136) ketiga kaul yang diikrarkan adalah bentuk nyata sebagai perlawanan

terhadap budaya gila harta, kehormatan, dan kekuasaan. Dengan ketiga kaul ini,

biarawan-biarawati hidup bakti belajar untuk tidak mencari kenikmatan dunia ini,

tetapi lebih mau meyerahkan diri kepada Tuhan sendiri lewat tugas perutusan

yang diberikan tarekat. Selain itu dengan mengikrarkan ketiga kaul berarti

biarawan-biarawati diharapkan semakin mampu menghayati semangat lepas bebas

hanya untuk Tuhan.

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dan perwujudannya

menurut Paul Suparno, (2011:136) yaitu:

Hidup membiara yang diwujudkan dengan penghayatan tiga kaul menunjukkan bahwa pendewaan terhadap gelar, pangkat dan derajat duniawi, tidak ada nilainya. Dalam hidup membiara, yang diutamakan adalah Tuhan dan kemuliaan Allah bukan kehormatan diri sendiri. Oleh karena itu pendewaan gelar demi gengsi diri sendiri tidak pada tempatnya dan bertentangan dengan semangat berkaul. Panggilan Hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi pengikraran

nasihat Injil pun mempunyai dimensi eklesial. Dasar dan ajarannya adalah cinta

kasih kepada Allah, maka dinamika cinta kasih ini membawa biarawan-biarawati

ke kesatuan yang lebih mendalam dengan Kristus dan mempersatukannya secara

khusus pada Gereja dan misterinya. Oleh karena itu hidup bakti mesti dihayati

demi kebaikan seluruh umat Allah (Mardi Prasetya, 1992:190).

Hidup bakti dibedakan dari status dan cara hidup lain dalam Gereja

karena kemurnian (keprawanan) yang menuntut bentuk khusus dari cinta kasih

yaitu penyerahan diri total kepada Allah dengan hati tidak terbagi. Penyerahan diri

total biarawan-biarawati diibaratkan sebagaimana kemartiran tidak dianugerahkan

pada semua orang, begitu pula kemurnian (keprawanan) tidak dianugerakan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

13  

semua orang, sehingga termasuk anugerah khusus, yaitu suatu cara khas dalam

mencintai Allah.

Cinta dengan hati yang tidak terbagi ini menyertakan pribadi secara

menyeluruh dalam seluruh kemampuannya untuk mencinta. Inilah sebabnya

biarawan-biarawati, melalui persembahan hidup kemurnian (keprawanan)

dipersatukan secara intim dengan Kristus, dan digerakkan oleh dinamika cinta

tersebut untuk mengikuti jejak Kristus, juga dalam kemiskinan dan ketaatannya.

Cintanya yang total pada Kristus mendorongnya untuk ikut ambil bagian dalam

kemiskinan dan ketaatan Kristus dengan sukarela.

Yang pokok dalam hidup bakti biarawan-biarawati adalah penyerahan

total pada Kristus, yang dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi

Kristus dan juga terus menerus semakin mengarahkan diri pada Kristus,

khususnya dalam hidup doa (Iman Katolik, 1996:376).

Dari beberapa pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa hidup bakti

adalah karunia Allah Bapa kepada Gereja-Nya melalui Roh Kudus yang ditandai

dengan pengikraran nasehat-nasehat Injili. Dengan caranya yang khas biarawan-

biarawati hidup bakti mewajibkan diri untuk hidup menurut tiga nasihat Injili

tersebut dengan mengabdikan diri seutuhnya kepada Allah. Maksud dari karunia

Allah atau anugerah khusus hidup bakti berdasar pada anugerah iman yang

dimulai dalam pembaptisan. Dasar kepercayaan itu yaitu pada Kristus. Dengan

iman yang kokoh pada Kristus yang sudah diterima dalam baptisan, biarawan-

biarawati mampu menghayati hidupnya dan menjadikan semangat Injili sebagai

pilihan hidup dan dihayati secara total, radikal, serta konsekuen dengan hati yang

tidak terbagi dan hanya terpusat pada Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

14  

Hidup bakti secara khusus dibedakan dari status dan cara hidup lain

seperti hidup berkeluarga dalam Gereja karena kemurnian (keprawanan) yang

menuntut bentuk khusus dari cinta kasih yaitu penyerahan diri total kepada Allah

dengan hati tidak terbagi. Dengan demikian biarawan-biarawati yang telah

dikuduskan atau yang disendirikan untuk maksud suci itu khusus dibaktikan

kepada Allah dan sesama manusia. Kehidupan biarawan-biarawati dengan segala

karya kerasulannya tidak bisa dipisahkan dari perutusan Gereja yaitu mewartakan

kabar gembira Kristus kepada semua orang. Bentuk keterlibatan biarawan-

biarawati dalam perutusan Gereja yaitu melalui karya kerasulan dibidang

pendidikan, karya kesehatan, karya sosial dan karya pastoral.

b. Tujuan Hidup Bakti

Dalam Dokumen Konsili Vatikan II Dekrit tentang Pembaruan dan

Penyesuaian Hidup Religius art. , dikatakan demikian:

Sejak awal mula Gereja terdapat pria dan wanita, yang mengamalkan nasihat-nasihat Injil bermaksud mengikuti Kristus secara lebih bebas, dan meneladan- Nya dengan lebih setia. Dengan cara mereka masing-masing, mereka menghayati hidup yang dibaktikan pada Allah.

Hidup bakti biarawan-biarawati yang dibaktikan dengan pengikraran

nasihat Injili adalah bentuk hidup yang tetap, dan berkat dorongan Roh Kudus

mengikuti Kristus secara lebih dekat, dipersembahkan secara utuh pada Allah,

demi kehormatan bagi-Nya dan juga demi pembangunan Gereja serta keselamatan

dunia (KHK, 2006:573 § 1).

Hidup bakti dan kepentingannya dalam Gereja berkat kaul dan ikatan

suci lainnya, kaum religius atau hidup bakti mewajibkan diri untuk menaati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

15  

nasehat-nasehat Injil dan seluruh hidupnya dibaktikan kepada kesejahteraan

seluruh Gereja (LG. 44). Oleh karena itu unsur kewajiban ini membedakannya

dari orang-orang lain yang menaati nasehat Injil dengan sukarela. Demikian

biarawan-biarawati menjadikan nasihat sebagai suatu perintah, sehingga

kegagalan di sini berarti mengingkari keputusan yang telah diambil sendiri dengan

bebas. Meski tidak terkena sanksi dosa, tetapi menurunkan kesetiaan terhadap

cinta Allah yang menjadi inspirasi dalam pengikraran nasihat Injil atau undangan

Tuhan (Mardi Prasetya, 2000:319).

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati melalui kesaksian hidupnya

begitu penting di dalam melaksanakan tugas perutusan, lebih-lebih pada mereka

yang dilayani dan bekerjasama dalam karya kerasulan tarekat seperti: di sekolah,

rumah sakit, karya pastoral di paroki, dan karya sosial. Dalam hal ini Mardi

Prasetya, (1992:195) mengemukakan bahwa:

Mutu kerohanian biarawan-biarawati sangatlah ditentukan oleh mutu penghayatan hidup kaul menurut ketiga nasehat Injil. Ketiga kaul ini merupakan kenyataan organis yang saling kait-mengkait dan membentuk seluruh hidup orang yang mengucapkan kaul. Maka hidup bakti biarawan-biarawati perlu dihayati dengan seluruh pribadi dan dalam lingkup hidup manusia. Dalam arti ini, ditekankan adanya unsur kesatuan seluruh pribadi yang

meliputi pikiran, tenaga dan dengan sepenuh hati dalam melayani dan dalam

melaksanakan tugas perutusan. Semua orang Kristiani yang dipanggil mengikuti

Kristus, terutama biarawan-biarawati hidup bakti yang mengikrarkan nasihat-

nasihat Injil diharapkan sungguh-sungguh berusaha, supaya bertahan dan semakin

maju dalam panggilan yang diterimanya dari Allah, demi kesuburan Gereja, serta

kemuliaan Allah Tritunggal (Iman Katolik, 1996:377).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

16  

Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan hidup

bakti tidak lain adalah mengikuti Kristus secara khusus dan dipersatukan dengan

Allah melalui pengikraran kaul atau nasehat-nasehat Injil. Berkat kaul dan ikatan

suci, biarawan-biarawati mau bertanggung jawab dan menaati nasehat-nasehat

Injil serta melaksanakannya dengan setia. Artinya bahwa di sini ada unsur

kewajiban yang membedakannya dari orang-orang lain. Oleh karena itu

diandaikan ada rasa tanggung jawab, dan kesetiaan dari setiap pribadi untuk

menaatinya dengan sukarela. Maksud dari ketiga kaul yang saling kait mengait

artinya ketiga kaul ini haruslah dihayati dengan baik. Jika pada kenyataan bahwa

ada biarawan-biarawati lalai dalam memberi kesaksian yang kurang baik

mengenai salah satu kaul tersebut maka akan mempengaruhi kaul-kaul yang lain.

2. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Profesi Religius

Istilah profesi dan religius menurut Mardi Prasetya, (2000:316) yaitu

profesi menunjuk pada tindakan pengucapan kaul atau ikatan suci lainnya yang

mewajibkan diri untuk hidup sesuai dengan nasehat-nasehat Injil. Sedangkan

religius merangkum semua persembahan hidup lewat kaul.

Dalam profesi religius biarawan-biarawati menerima dengan kaul publik

tiga nasihat Injili untuk ditepati. Mereka dibaktikan kepada Allah lewat pelayanan

Gereja dan digabungkan ke dalam tarekat dengan hak serta kewajiban yang

ditetapkan oleh hukum (KHK, 2006:654). Di dalam tindakan profesi religius,

merupakan tindakan Gereja melalui wewenang orang yang menerima kaul-kaul

itu, tindakan Allah dan jawaban pribadi digabungkan. Yang dimaksud dengan

tindakan dalam profesi religius adalah para imam yang mewakili Gereja

menerima pengikraran kaul dari biarawan-biarawati. Ketika biarawan-biarawati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

17  

menyatakan kesanggupannya dalam menaati kaul-kaul maka ia dianggap mampu

dan diterima untuk bergabung dalam lembaga dan para anggota di dalam lembaga

itu serta menghayati suatu hidup persaudaraan dalam kebersamaan dan lembaga

itu menjamin mereka, bantuan untuk cara hidup Kristiani yang lebih mantap dan

teguh. Dengan demikian biarawan-biarawati mampu untuk hidup dengan aman

dan mengamalkan hidup religius yang sudah dijanjikan dengan setia (Konggregasi

untuk Lembaga Hidup Bakti, 1992:16).

Sebelum profesi religius, ada tahap-tahap pembinaan yang harus dilalui

oleh biarawan-biarawati hidup bakti maupun calon hidup bakti. Tahap-tahap

pembinaan profesi religius menurut Lembaga Hidup Religius, (1992:4-45) sebagai

berikut:

a. Tahap Pra-Novisiat dan Novisiat

Tahap persiapan sebelum memasuki novisiat memang tidak dituntut

bahwa seorang calon religius harus mampu secara langsung memikul semua

kewajiban hidup religius, namun dia harus dipandang mampu melakukannya

tahap demi tahap. Inilah tujuan tahap persiapan untuk pra-novisiat atau postulat.

Demikian ditekankan oleh Mardi Prasetya, (2001:42-43) mengenai masa postulat

atau masa pra-novisiat yaitu selama masa ini, calon hidup bakti menyesuaikan

diri, dari segi rohani dan psikologis dengan gaya hidup membiara yang masih baru

baginya.

b. Tahap Novisiat

Hidup dalam lembaga hidup bakti dimulai dalam novisiat. Tujuannya

ialah agar para novis lebih memahami panggilan ilahi, khususnya yang khas dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

18  

lembaga yang bersangkutan, mengalami cara hidup lembaga, serta membentuk

budi dan hati dengan semangatnya, agar terbukti niat serta kecakapan mereka.

Novisiat merupakan masa untuk masuk ke dalam hidup membiara sebagaimana

dihayati dalam tarekat. Pada masa ini, para novis melibatkan diri untuk

menjalankan hidup berkomunitas, hidup menurut Injil dan dituntut untuk mulai

melaksanakan nasehat-nasehat Injili.

Tahap novisiat diharapkan agar pembinaan harus mengantar para novis

ke dalam hidup berkomunitas sebagai unsur hakiki hidup bakti atau hidup religius.

Seluruh pembinaan selama novisiat harus terjadi dalam suasana persaudaraan,

sehingga para novis dapat menghargai hidup berkomunitas dan

menumbuhkannya.

Masa novisiat menurut Mardi Prasetya, (2001:44-45) yaitu pembinaan

dalam novisiat mencakup inisiasi untuk hidup menurut nasihat-nasihat Injili, yaitu

kemurnian, kemiskinan dan ketaatan sebagai ungkapan pembaktian diri kepada

Allah dan sebagai sarana untuk mencapai cinta kasih yang sempurna demi

datangnya dunia dan manusia baru dalam Yesus Kristus. Dalam novisiat dipelajari

riwayat hidup santo santa atau riwayat pendiri konggregasi, pembinaan mengenai

kepribadian, tulisan-tulisan pendiri, sejarah tarekat, kharisma tarekat dan nilai-

nilai yang tercantum di dalamnya, pedoman hidup dan direktorium tarekat.

Pendidikan novisiat mencakup juga pendidikan pastoral tertentu dapat

membantu supaya dibangkitkan dan dimatangkan kepekaan yang sungguh-

sungguh akan perutusan tarekat dan akan kebutuhan umat dan rakyat.

c. Tahap Profesi Sementara

Tahap profesi sementara atau pengikraran kaul pertama dilangsungkan

dalam perayaan liturgis Gereja, melalui pemimpin yang berwewenang, menerima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

19  

kaul mereka yang mengucapkan profesinya, dan mempersatukan persembahan

mereka dengan kurban Ekaristi. Tindakan liturgis ini memperlihatkan bahwa

profesi itu berakar dalam Gereja. Dengan berangkat dari misteri yang dirayakan

sedemikian itu, akan menjadi mungkinlah mengembangkan penghargaan yang

lebih hidup dan mendalam terhadap pembaktian diri.

Tahap profesi sementara terdapat dalam Dokumen Gerejani mengenai

Pedoman-Pedoman Pembinaan dalam Lembaga-Lembaga Religius art. 54, yaitu

profesi kaul-kaul pertama menyebabkan orang yang baru berprofesi ambil bagian

dalam pembaktian diri sesuai dengan status hidup religiusnya. Masa profesi

sementara secara liturgi Gereja, upacara pengikraran kaul dilangsungkan sebelum

penerimaan Tubuh dan Darah Kristus. Dalam perayaan liturgi prasetya pertama

dan prasetya kekal biarawan-biarawati mengucapkan janji kaul pada Tuhan di

hadapan para saksi yaitu para pemimpin konggregasi, imam dan umat yang hadir

dengan sebuah pernyataan sebagai berikut: sambil berlutut di hadapan Sakramen

Maha Kudus, dan disaksikan oleh para pemimpin tarekat, saya (masing-masing

pribadi) berjanji untuk hidup miskin, murni dan taat di dalam tarekat.

d. Tahap Profesi Kekal

Profesi kekal memerlukan persiapan yang panjang dan pemagangan yang

tekun. Hal itu membenarkan tuntutan Gereja bahwa profesi kekal harus didahului

oleh masa profesi sementara. Dengan tetap mempertahankan ciri khasnya yang

bersifat percobaan berdasarkan kenyataan bahwa profesi itu sementara.

Berprasetya atau berkaul adalah kehendak pribadi yang ingin memautkan hati

secara tidak terbagi pada Allah. Kaul-kaul dihayati secara pribadi tetapi sekaligus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

20  

dihayati dan dihidupi secara bersama dengan anggota komunitas secara nyata

(Mintara Sufiyadi, 2010:64-65).

Pengikraran kaul atau profesi religius biarawan-biarawati hidup bakti

mempunyai tiga dimensi yaitu: dimensi Eklesial, dimensi Paska dan dimensi

Eskatologis. Dimensi-dimensi hidup bakti tersebut diuraikan sebagai berikut:

• Dimensi Eklesial Profesi Religius

Dasar dan nasihat Injil adalah cinta kasih kepada Allah dan sesama, maka

pertumbuhan dalam cinta kasih dan dinamikanya membawa religius ke kesatuan

yang lebih mendalam dengan Kristus, dan mempersatukannya secara khusus pada

Gereja dan misterinya. Biarawan-biarawati itu mengikrarkan nasihat Injil dalam

hidup religius, harus tetap bertumbuh dalam kesucian pribadinya, hubungan

kesatuannya dengan Tuhan lewat proses penyempurnaan diri, tetapi sekaligus ia

juga anggota tubuh mistik Kristus, yaitu Gereja dan membaktikan diri di

dalamnya. Keduanya merupakan dimensi yang tak terpisahkan (Mardi Prasetya,

2000:20).

Penekanan pada kesatuan dan dimensi di atas, juga dimaksudkan untuk

menghindari pembatasan dimensi Eklesial semata-mata pada kerasulan eksternal.

Berhubungan dengan tugas atau kewajiban biarawan-biarawati. Konsili secara

eksplisit mengatakan bahwa itu sesuai dengan kekuatan dan panggilan khusus

seseorang. Ciri khas masing-masing institut dijaga serta didukung oleh Gereja. Ini

ditegaskan untuk menghindari penafsiran, bahwa tujuan apostoliknya hanyalah

aktif, melupakan hidup kontemplatif, serta eremit. Hal ini juga dimaksudkan

untuk melindungi kharisma khusus serta kekhasan macam-macam institut, yang

semuanya merupakan anugerah Tuhan yang memperkaya Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

21  

• Dimensi Paska Profesi Religius

Dimensi paska dalam (VC.24) dikemukakan bahwa hidup bakti

memantulkan cemerlangnya cinta kasih, sebab karena kesetiaannya terhadap

misteri salib mengakui, bahwa beriman dan hidup berkat cinta kasih Bapa, Putera

dan Roh Kudus. Hidup bakti membantu Gereja untuk tetap menyadari, bahwa

salib merupakan kelimpahan cinta kasih Allah yang dicurahkan atas dunia, dan

bahwa salib itu merupakan tanda agung kehadiran Kristus yang menyelamatkan,

khususnya di tengah aneka kesukaran dan cobaan. Itulah kesaksian yang tiada

hentinya dan dengan keberanian yang amat mengaggumkan diberikan oleh banyak

anggota hidup bakti, pada hal banyak di antara mereka hidup dalam situasi-situasi

yang sukar, bahkan menderita penganiayaan dan menjadi martir.

• Dimensi Eskatologis Profesi Religius

Peranan hidup bakti sebagai lambang Eskatologis (akhir zaman). Hidup

bakti merupakan antisipasi di masa mendatang. Konsili Vatikan II menyatakan

bahwa, pentakdisan secara lebih jelas mewartakan kebangkitan yang akan datang

serta kemuliaan Kerajaan surgawi. Terutama itu dijalankannya melalui kaul

kemurnian, yang oleh tradisi selalu dimengerti sebagai antisipasi dunia yang akan

datang, yang sekarang sudah mulai mewujudkan transformasi manusia seutuhnya.

Biarawan-biarawati yang telah membaktikan hidup mereka kepada

Kristus sudah semestinya hidup dalam kerinduan akan menjumpai-Nya, untuk

menyatu dengan Dia selamanya. Oleh karena itu harapan penuh semangat dan

keinginan untuk diceburkan ke dalam api cinta kasih, yang berkobar dalam diri

mereka dan tidak lain ialah Roh Kudus. Penantian itu seperti diungkapkan oleh

Rasul Paulus kepada umat di Kolose 3:1 karena itu, kalau kamu dibangkitkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

22  

bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk

di sebelah kanan Allah. Artinya bahwa penantian dan keinginan yang dihidupkan

oleh karunia-karunia, yang oleh Tuhan dengan murah hati dilimpahkan atas

mereka yang mendambakan perkara-perkara yang di atas.

Dimensi Eskatologis mempunyai unsur penantian aktif yaitu komitmen

dan sikap berjaga (Wahyu, 22:20). Jelas dalam sejarah hidup bakti, selalu

menghasilkan buah berlimpah juga bagi dunia ini terutama dalam Gereja, melalui

kharisma-kharisma tiap institut, para anggota hidup bakti menjadi isyarat-isyarat

Roh Kudus, yang menunjuk ke arah masa depan baru yang diterangi oleh iman

dan harapan Kristiani. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

dengan mengikrarkan kaul di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh para pimpinan

tarekat dan umat, biarawan-biarawati secara sadar, sukarela dan penuh kebebasan

menanggapi panggilan Allah dengan memberikan diri seutuhnya kepada Allah

yang dicintainya untuk kepentingan banyak orang. Semangat lepas bebas

memampukan biarawan-biarawati tidak ingin terikat oleh keluarga, harta

kekayaan, kedudukan, tempat tinggal dan apa pun yang menghalanginya

sebagaimana Yesus yang telah memberikan diri, waktu, dan seluruh hidup-Nya,

bahkan sampai wafat dan bangkit demi keselamatan banyak orang.

Biarawan-biarawati yang menerima panggilan itu ikut terlibat dalam

perutusan Gereja dan menghayati sifat kekudusan itu dalam seluruh kesaksian

hidupnya di tengah masyarakat. Kesaksian hidup biarawan-biarawati mempunyai

dimensi Eklesial, dimensi Paska dan dimensi Eskatologis. Artinya bahwa seluruh

hidup dan pelayanannya melulu demi kemuliaan Tuhan semata dan demi sesama

umat yang dilayani. Dalam seluruh hidup dan pelayanannya menjadikan misteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

23  

hidup Yesus melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya yang selalu menjadi

sumber kekuatan, penghiburan dan harapan dalam memaknai suka duka hidup

sehingga kehadirannya dapat menginspirasi orang lain.

3. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Hidup Komunitas

Menurut Darminta, (1982:7) penghayatan kaul dalam konteks hidup

bersama atau hidup berkomunitas merupakan salah satu ciri pokok hidup religius.

Penghayatan konkret sehari-hari terlaksana dalam suatu komunitas. Dalam

komunitas ini, hidup bersama mendapatkan bentuk konkret dan pengaturan yang

menunjang tumbuh dan berkembanganya hidup rohani maupun terlaksana dalam

tugas perutusan. Hidup berkomunitas biarawan-biarawati ada syarat yang menjadi

patokan dalam hidup bersama. Salah satu syarat untuk dapat bergabung dan

diterima dalam satu tarekat hidup bakti ialah tidak adanya hambatan yang berat

untuk membangun dan menghayati hidup bersama. Dituntut adanya kemampuan

untuk hidup bersama. Dalam hal ini Darminta, (1982:7) mengatakan bahwa:

Dalam hidup bersama terjadilah suatu pertemuan dalam iman dimana orang menghayati spiritualitas dan kharisma tarekat yang sama, mengikuti Kristus bersama-sama, merasul dalam kebersamaan, berdoa bersama, berbagi rasa hidup dan pengalaman, berbagi milik harta benda, berbagi kesedihan dan kemauan untuk mengabdi Kristus. Dalam kebersamaan itu setiap pribadi diharapkan, sanggup dan rela untuk saling membantu, menopang, menghibur dan memberi semangat maupun saling memberi koreksi. Dasar dari hidup berkomunitas biarawan-biarawati itu adalah cinta.

Hidup bersama dalam komunitas merupakan panggilan kepada kesuciaan

sendiri hanya terlaksana dalam hidup bersama. Oleh karena itu berhasil atau

tidaknya seorang religius menghayati kharisma dan panggilannya tergantung pula

dari berhasil dan tidaknya dalam membangun hidup bersama dalam suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

24  

komunitas (Darminta, 1982:7). Dari sini tampak jelas bahwa hidup bersama dalam

komunitas itu sedemikian rumit dan konkret karena masing-masing pribadi datang

dari berbagai latar belakang keluarga, budaya, bahasa, watak dan pendidikan yang

berbeda-beda, sehingga tiap-tiap orang diharapkan cukup kreatif untuk

membangun hidup bersama dalam suatu komunitas. Di lain pihak orang juga

semakin sadar dan mengalami bahwa dirinya tidak dapat hidup dan berkembang

secara penuh tanpa orang lain.

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi nasehat-

nasehat Injili memperoleh bentuk dan ungkapan yang lebih konkret, lebih

menantang dan lebih tetap, bila dihayati dalam satu persekutuan rohani dan

latihan dengan orang lain dalam satu kelompok yang dipersatukan dalam Kristus.

Oleh karena itu masa yuniorat sangat penting bagi biarawan-biarawati karena

merupakan kelanjutan eksperimen, pendalaman semangat serta hidup tarekat

secara mendalam sehingga pihak tarekat mempunyai dasar untuk menerimanya

secara defenitif sebagai anggota tarekat dalam profesi pertama dan profesi kekal.

4. Penghayatan Hidup Bakti dalam Konteks Tugas Perutusan

Selama hidup-Nya Yesus selalu mendahulukan Kerajaan Allah. Kerajaan

Allah yang dimaksud adalah, kerajaan dimana ada pengampunan, belarasa,

kedamaian, keadilan, penghargaan dialami oleh semua manusia. Tugas misioner

pertama anggota hidup bakti ialah terhadap diri mereka sendiri dan

menjalankannya dengan membuka hati bagi bimbingan Roh Kudus.

Melalui kesaksian hidupnya para religius membantu seluruh Gereja

mengingat bahwa yang paling penting yakni mengabdi Allah dengan sukarela,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

25  

berkat rahmat Kristus, yang dikaruniakan kepada umat beriman melalui karunia

Roh. Demikian para religius mewartakan kepada dunia damai yang berasal dari

Bapa, dedikasi yang nampak pada kesaksian Putera, dan kegembiraan yang

merupakan buah Roh Kudus. Biarawan-biarawati hidup bakti diutus menjadi

misionaris, terutama dengan tiada hentinya memperdalam kesadarannya dipanggil

dan dipilih oleh Allah. Oleh karena itu hendaklah mengarahkan dan

mempersembahkan seluruh hidup dan apa yang ada padanya kepada Allah, dan

membebaskan diri dari hambatan-hambatan yang dapat menghalangi keutuhan

jawabannya. Pola hidup biarawan-biarawati hendaklah menunjukkan dengan jelas

cita-cita yang diikrarkannya, dan dengan demikian tampil sebagai tanda hidup

Allah serta sebagai pewartaan Injil yang menyentuh hati, kendati pun sering

secara diam-diam.

Tugas khusus hidup bakti ialah mengingatkan umat yang dibaptis akan

nilai mendasar Injil, dengan memberi kesaksian yang cemerlang dan luhur bahwa

dunia tidak dapat diubah dan dipersembahkan kepada Allah tanpa semangat Sabda

bahagia. Hidup bakti tiada hentinya memupuk pada umat Allah kesadaran akan

perlunya menanggapi dengan kekudusan cinta kasih Allah yang dicurahkan ke

dalam hati mereka oleh Roh Kudus (VC.33). Kehadiran biarawan-biarawati di

dalam tugas kerasulan konggregasi, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan

karya sosial, mencerminkan sifat khas Gereja yang selalu mengutamakan cinta

kasih kepada siapa saja tanpa melihat latar belakang umat yang dilayani. Selain itu

selalu siap sedia bergerak menjumpai siapa pun melalui kujungan-kunjungan

pastoral di tengah keluarga, kaum muda, anak-anak dan partisipasi aktif dalam

kegiatan apa pun di masyarakat dan di lingkungan Gereja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

26  

B. Minat Kaum Muda Terhadap Panggilan Hidup Bakti

1. Pengertian Minat

Menurut Winkel (1996:188), minat diartikan sebagai kecenderungan

subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Antara minat dan berperasaan

senang terdapat hubungan timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau siswa

yang berperasaan tidak senang, juga akan kurang berminat, dan sebaliknya.

Minat, besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang

berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh

seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan

bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-

soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan

mempelajari biologi.

Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan bahwa minat adalah suatu

perangkat mental yang terdiri dari dua campuran dari perasaan, harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Sehubungan dengan

jangkauan masa depan dalam mana seseorang merencanakan, dan menentukan

pilihan terhadap pendidikan, jabatan, teman hidup, dan sebagainya. Minat dalam

konteks hidup manusia terutama dalam masa remaja, minat dan cita-cita

berkembang, dan hal itu bersifat pemilihan dan berarah tujuan. Pilihan remaja

pada suatu minat tertentu atau cita-cita tertentu dalam suatu jangka waktu, maka

perasaan dan pikiran mereka tertuju atau terarahkan pada objek tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

27  

Tim Pustaka Familia, (2006:134) berpendapat lain lagi yaitu minat atau

interest adalah kecenderungan anak menyukai sesuatu dalam bidang tertentu.

Minat ini biasanya berhubungan dengan trend yang sangat bergantung pada

kondisi saat itu. Minat bisa ditumbuhkan. Sebagai contoh bagaimana

menumbuhkan minat baca. Jika lingkungan mendukung tercipatanya iklim baca,

seperti bapak ibu senang membaca maka anak pun akan mempunyai minat yang

tinggi terhadap bacaan. Jadi minat adalah sesuatu yang berharga. Jika ada minat

maka rasa ingin tahu terhadap sesuatu terpupuk terus.

Menurut Elisabeth Hurlock, (1978:114) mengemukakan bahwa minat

merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang

mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu

yang akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan

kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Sebaliknya kesenangan

merupakan minat yang sementara. Jadi kesenangan berbeda dari minat bukan

dalam kualitas melainkan dalam ketetapan (persistence). Artinya bahwa selama

kesenangan itu ada, mungkin intensitas dan motivasi yang menyertainya sama

tinggi dengan minat. Namun kesenangan mulai berkurang karena kegiatan yang

ditimbulkannya hanya memberi kepuasan yang sementara (Hurlock, 1978:114).

Jadi minat lebih tetap (persistence) karena minat memuaskan kebutuhan yang

penting dalam kehidupan seseorang.

Pada semua usia, minat memainkan peranan penting dalam kehidupan

seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini

terutama selama masa kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan

oleh minat yang berkembang selama masa kanak-kanak. Sepanjang masa kanak-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

28  

kanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar (Hurlock,

1978:114).

Minat cukup berpengaruh terhadap aspirasi anak. Menurut Elisabeth

Hurlock, (1978:116) minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak.

Ketika anak mulai berpikir tentang pekerjaan mereka di masa mendatang

misalnya, mereka menentukan apa yang ingin mereka lakukan bila mereka

dewasa. Semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin

besar minat mereka terhadap kegiatan, di kelas atau di luar kelas yang mendukung

tercapainya aspirasi itu.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa setiap pribadi pasti memiliki minat. Minat yang dimiliki seseorang bisa

dilihat lewat ungkapan ekspresinya dengan rasa tertarik, senang, penuh perhatian

pada satu objek yang dilihat, didengar, dialami dan diketahui. Dikatakan bahwa

minat merupakan suatu kecenderungan yang menetap. Setiap pribadi dapat

mengenali minatnya sesuai apa yang dirasa menguntungkan dan berguna bagi

masa depannya entah itu pekerjaan di masa depan yang menguntungkan bagi

dirinya. Sebagai pendidik baik orang tua, guru di sekolah, para biarawan-biarawati

yang mendampingi anak, di sekolah dan di rumah perlu mengenali minat anak dan

kaum muda sehingga dapat membantu menumbuhkan minat mereka.

Minat timbul dari hasil pengenalan dengan lingkungan, atau hasil

berinteraksi dan belajar dengan lingkungannya. Bila minat terhadap sesuatu sudah

dimiliki seseorang, maka ia akan menjadi potensi bagi orang yang bersangkutan

untuk dapat meraih sukses di bidang itu. Sebab minat akan melahirkan energi

yang luar biasa untuk berjuang mendapatkan apa yang diminatinya. Jadi minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

29  

dapat dimengerti sebagai bagian dari campuran perasaan senang, tertarik, yang

mendorong individu untuk nenetukan pilihan berdasarkan rasa suka, senang atau

sebaliknya tidak suka jika hal itu mengungtungan atau kurang menguntungkan

baginya dan merasa senang dan tertarik menyelaminya lebih jauh lagi. Minat juga

bisa menjadi sumber motivasi untuk melakukan apa yang diinginkan.

2. Ciri-Ciri Minat

Menurut Elisabeth Hurlock (1978:115), untuk mengetahui dan mengerti

peran minat yang penting dalam kehidupan anak perlu diketahui ciri-ciri minat

sebagai berikut:

a. Minat Tumbuh Bersamaan dengan Perkembangan Fisik dan Mental

Minat disemua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan

mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai, minat

menjadi lebih stabil. Anak berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari pada

teman sebayanya. Mereka yang lambat matang, sebagaimana dikemukakan

terlebih dahulu, menghadapi masalah sosial karena minat mereka minat anak,

sedangkan minat teman sebaya mereka minat remaja.

b. Minat Bergantung pada Kesiapan Belajar

Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara

fisik dan mental. Sebagai contoh, mereka tidak dapat mempunyai minat yang

sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai mereka memiliki kekuatan dan

koordinasi otot yang diperlukan untuk permainan bola tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

30  

c. Minat Bergantung pada Kesempatan Belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat anak-

anak maupun dewasa, yang menjadi bagian dari lingkungan anak. Karena

lingkungan anak kecil sebagian besar terbatas pada rumah, minat mereka tumbuh

dari rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik

pada minat orang di luar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan Minat mungkin Terbatas

Ketidak mampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas

membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik misalnya, tidak mungkin

mempunyai minat yang sama pada olah raga seperti teman sebayanya yang

perkembangan fisiknya normal.

e. Minat dipengaruhi Budaya

Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa

lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh kelompok budaya mereka

dianggap minat yang sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni

minat yang dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

f. Minat berbobot Emosional

Bobot emosional aspek afektif dari minat menentukan kekuatannya.

Bobot emosional yang tidak menyenangkan melemahkan minat, dan bobot

emosional yang menyenangkan memperkuatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

31  

g. Minat itu Egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya minat anak

laki-laki pada matematika, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di

bidang matematika di sekolah akan merupakan langkah penting menuju

kedudukan yang menguntungkan dan bergengsi di dunia usaha.

3. Aspek-Aspek Minat

Menurut Elisabeth Hurlock (1978:116), semua minat mempunyai dua

aspek yaitu:

a. Aspek Kognitif

Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak

mengenai bidang yang berkaitan dengan minat, misalnya aspek kognitif dari minat

anak terhadap sekolah. Bila mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka

dapat belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu, mereka

akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak

didapat pada masa prasekolah. Minat mereka terhadap sekolah akan sangat

berbeda dibandingkan bila minat itu didasarkan atas konsep sekolah dan kerja

keras untuk menekankan frustrasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan

kerja keras untuk menghafal pelajaran.

Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas

pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat, serta dari berbagai jenis media masa. Dari sumber tersebut anak

belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak. Yang

pertama kemudian akan berkembang menjadi minat dan yang kedua tidak.

Misalnya anak-anak melihat bahwa rasa ingin tahu mereka tentang apa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

32  

terjadi di dalam tubuh mereka, dapat dipuaskan dengan pertanyaan dan dengan

membaca. Selama kegiatan ini memberi mereka kepuasan, minat mereka akan

menetap. Sebaliknya minat pada kesehatan tidak memuaskan kebutuhan pribadi

selama anak itu sehat atau tidak mempunyai keluhan.

b. Aspek Afektif

Aspek afektif atau bobot emosional konsep yang membangun aspek

kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan-kegiatan yang

ditimbulkan minat. Aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap

orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman-teman sebaya terhadap

kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan

atau tersirat dalam berbagai bentuk media masa terhadap kegiatan itu. Sebagai

contoh, anak yang mempunyai hubungan yang menyenangkan dengan para guru,

biasanya mengembangkan sikap yang yang positif terhadap sekolah. Karena

pengalaman sekolahnya menyenangkan, minat mereka pada sekolah diperkuat.

Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan dengan guru dapat dan sering

mengarah ke sikap tidak positif yang mungkin kelak akan memperlemah minat

anak terhadap sekolah.

Kedua aspek ini penting peranannya namun aspek afektif lebih penting

dari pada aspek kognitif. Alasannya pertama aspek afektif mempunyai peran yang

lebih besar dalam memotivasi tindakan (Hurlock, 1978:118).

4. Bentuk-Bentuk Minat

Bentuk-bentuk minat menurut Andi Mappiare (1982:63-67) sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

33  

a. Minat Pribadi dan Sosial

Minat pribadi dan sosial merupakan kelompok minat yang paling kuat

dimiliki oleh banyak remaja awal. Minat pribadi timbul karena remaja menyadari

bahwa penerimaan sosial sangat dipengaruhi oleh keseluruhan yang dinampakan

oleh si remaja itu kepada sekitarnya, karena adanya kesadaran remaja awal bahwa

lingkungan sosial menilai dirinya dengan melihat kesan miliknya, sekolahnya,

keuangannya, benda-benda lain yang dimilikinya, teman-teman sepergaulannya.

Sebagai contoh minat ini ditunjukkan dengan bersolek, merawat tubuh, pakaian

atau perhiasan yang sesuai dengan nilai kelompoknya. Perbedaan bentuk minat

dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang daerah (kota atau desa), tingkat

ekonomi dan status sosial lain, juga jenis kelamin.

b. Minat terhadap Rekreasi

Minat terhadap rekreasi pada masa remaja umumnya kuat. Namun bagi

beberapa remaja, karena adanya keterbatasan dari segi waktu, tugas-tugas rumah,

sekolah, sehingga mereka sangat selekif. Mereka memiliki apa yang disenangi dan

merupakan hobby. Kegiatan-kegiatan olah raga yang banyak membutuhkan energi

fisik seperti sepak bola, badminton, basket ball, dan semacamnya diminati oleh

banyak remaja pria.

Bagi wanita olah raga renang, senam, dan semacamnya umumnya lebih

digandrungi. Bagi pria maupun wanita olah raga lebih merupakan kegiatan

rekreatif dibanding menganggapnya sebagai kegiatan sport. Cerita-cerita film,

buku (novel dan komik), sandiwara radio juga diminati oleh remaja awal pada

umumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

34  

c. Minat pada Agama

Minat pada agama dipupuk oleh pendidikan anak di rumah, sekolah

minggu, gereja, dalam rangka diberikan untuk mengajarkan anak agar patuh

terhadap peraturan agama dalam kehidupan sehari-hari, anak belajar patuh pada

kehidupan beragama dari linkungan keluarga. Menurut Elisabeth Hurlock,

(1978:131) jika anak dibesarkan dengan kebiasaan berdoa sebelum makan, tidur,

dan dibiasakan dengan membacakan atau menceritakan cerita-cerita Alkitab,

maka anak cenderung mempunyai minat yang lebih besar pada agama

dibandingkan mereka yang kehidupan beragamanya terbatas pada kunjungan ke

sekolah minggu seminggu sekali.

Minat anak terhadap agama dipengaruhi juga oleh lingkungan sosial

dalam hal ini adalah kebanyakan anak menghabiskan waktu dengan teman sebaya.

sebagai contoh: dalam pergaulan dengan teman-teman sebaya yang sering

berbincang-bincang mengenai agama, dan mematuhi aturan agama akan

mempunyai minat yang lebih besar pada agama. Justru sebaliknya jika anak tidak

pernah atau jarang menemukan hal yang sama jarang berbincang mengenai agama

dan peraturan agama akan mempunyai sikap negatif pada agamanya (Hurlock,

1978:132). Oleh karena itu sangat penting bagaimana cara orang tua, para

pendamping sekolah minggu, guru dan katekis diharapkan memberikan

pemahaman yang benar kepada anak dalam setiap kegiatan di sekolah minggu, di

rumah dan di sekolah.

Minat merupakan gabungan rasa hormat dan rasa ingin tahu. Dalam

hubungannya dengan kegiatan agama, ada unsur-unsur agama yang diminati anak

yaitu kepatuhan pada agama. Anak mempunyai minat besar terhadap agama maka

ia akan menghabiskan banyak waktu untuk kegiatan agama seperti ibadat atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

35  

misa di Gereja, menarik bagi anak kecil, karena kesemarakan tata caranya.

Upacara keagamaan mempesona mereka dan mereka senang ikut serta bernyanyi.

Mereka juga senang melihat orang sekeliling mereka selama misa, dan melihat

apa yang sedang mereka lakukan. Anak lebih besar menyukai perkumpulan anak

muda di Gereja misalnya untuk olah raga dan pertemuan ramah tama dalam

kelompok kecil, piknik, perayaan hari besar wisata. Minat mereka seperti ini

bersifat sosial dan bukan keagamaan. Usia 8 tahun minat anak memahami bahwa

berdoa merupakan cara berbicara dengan Tuhan. Mereka yakin bahwa Tuhan

menjawab doa mereka.

Dengan bertambahnya usia, minat pada doa biasanya berkurang. Mereka

merasa bahwa doa mereka untuk meminta sesuatu, bantuan atau bimbingan tidak

terjawab dan tidak membawa keutungan baginya. Sebagai contoh peralihan yang

khas dalam doa anak: pada usia pra sekolah “saya tidak tahu mengapa saya harus

berdoa” pada usia enam tahun “bantulah aku dalam membuat pekerjaan rumahku”

pada usia sepuluh tahun “Tuhan tidak perna menjawab doaku”. Sebaliknya

perayaan keluarga pada hari besar keagamaan, tetap menarik baginya karena

perayaan-perayaan ini lebih bersifat sosial dari pada keagamaan. Misalnya

perayaan hari natal dan paska karena di sini berkumpul seluruh keluarga dan

kerabat, dilengkapi dengan persiapan makanan, dan hiasan meriah natal dan

sebagainya. Minat terhadap ibadat keluarga, misalnya doa sebelum makan,

membaca Alkitab dan berdoa cepat berkurang. Kebiasaan ini hanya diteruskan

karena tekanan orang tua. Oleh karena itu keyakinan-keyakinan religius anak

mencerminkan ajaran yang diterima di rumah, di sekolah minggu dan di Gereja.

Cara anak menunjukkan minat pada agama ialah dengan bertanya dan

membaca antara usia 3 sampai 4 tahun, kebanyakan anak mulai bertanya tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

36  

agama, misalnya “siapakah Tuhan? di mana Surga itu?, apakah malikat itu? dan

sebagainya. Ketika anak mampu memahami arti cerita yang dibacakan atau

diceritakan dan mereka akan mampu bertanya (Hurlock, 1978:134).

d. Minat terhadap Sekolah dan Jabatan

Menurut Andi Mappiare, (1982:65) minat atau cita-cita terhadap sekolah

dan jabatan remaja awal banyak dipegaruhi oleh minat orang tua dan minat

kelompoknya. Jika orang tua dan kelompoknya “work-oriented” maka seringkali

remaja meminati sekolah yang mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika

orang tua atau kelompoknya “college-oriented” maka remaja terpengaruhi

meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya ke perguruan tinggi,

menuju cita-cita jabatannya. Persoalan sering muncul manakala ada perbedaan

yang tajam antara orientasi sekolah atau jabatan orang tuanya dengan orientasi

sekolah atau jabatan kelompok teman sebayanya.

Sebagai suatu proses, pengembangan minat cita-cita jabatan seseorang

mengalami perubahan sepanjang garis perkembangannya. Khusus dalam masa

remaja, dapat dikatakan bahwa dalam masa remaja awal minat atau cita-cita

terhadap sekolah dan jabatan seseorang berubah-rubah. Terutama parohan

pertama masa remaja awal. Setelah mendekati masa remaja akhir, minat cita-cita

tersebut dapat lebih jelas, dan beberapa remaja telah dapat menentukan dan

mengarahkan minat dan cita-cita pendidikan atau jabatan pekerjaannya.

Setiap orang pasti mempunyai keinginan, cita-cita dan tujuan hidup yang

ingin dicapai. Begitu pula minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti bisa

dialami oleh setiap orang terutama kaum muda. Oleh karena itu minat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

37  

konteks ini berhubungan dengan motivasi. Cita-cita atau tujuan hidup ini hanya

bisa diraih jika setiap pribadi memiliki motivasi yang kuat dalam dirinya.

5. Minat dan Motivasi

Menurut Winkel (1986:166), mengartikakan bahwa motivasi adalah

motor penggerak yang mengaktifkan seseorang untuk melibatkan diri. Motivasi

sebagai keadaan mental sesaat dan melalui keterlibatan yang berkesinambungan

dan secara berangsur-angsur menumbuhkan dorongan tetap untuk

mengembangkan diri sehingga motivasi bisa disebut juga sebagai ciri kepribadian.

Motif (motive) berasal dari bahasa latin “movere”, yang kemudian

menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motif

merupakan daya dorong, daya gerak, atau penyebab seseorang untuk melakukan

berbagai kegiatan dan dengan tujuan tertentu. Sedangkan motivasi berarti

pemberian atau penimbulan motiv atau hal yang menjadi motiv

(Rachman,1993:114).

Pengertian lain lagi seperti dikemukakan oleh Atkison yang dikutif oleh

Rachman, (1994:114) yaitu motivasi mengacu pada faktor-faktor yang

menggerakkan dan menggerakkan tingkah laku. Jadi motivasi yaitu dorongan dari

dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Dorongam bisa disebut sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin keberlangsungan dari kegiatan belajar dan memberi arah

pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

dapat tercapai. Arti lain dari motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri

seseorang entah disadari atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

38  

tertentu. Secara psikologi motivasi merupakan usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau suatu kelompok tertentu, tergerak hatinya untuk melakukan

sesuatu karena ingin mendapatkan kepuasan dengan apa yang dilakukannya atau

mencapai tujuan yang diinginkannya (Nini Subini, 2012:88). Motivasi dibagi

menjadi dua yaitu: motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Semua faktor yang

berasal dari dalam diri individu memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.

Seperti seorang siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh

untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangan tetapi

bisa jadi telah menjadi kebutuhannya. Motivasi intrinsik relatif lebih lama dan

tidak tergantung pada motivasi luar (ekstrinsik).

Pendapat lain lagi mengenai motivasi intrinsik yang dikutip oleh Nini

Subini, (2012:89) yang termasuk dalam motivasi intrinsik adalah: dorongan ingin

tahu, dan menyelidiki dunia yang lebih luas, adanya sifat positif dan kreatif yang

ada pada manusia dan keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk mencapai

prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, seperti orang tua,

saudara, guru atau teman-teman dan sebagainya, adanya kebutuhan untuk

menguasai ilmu yang berguna baginya.

Faktor yang datang dari luar diri individu motivasi (ekstrinsik) tetapi

memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata

tertib, teladan guru, orang tua dan sebagainya. Kurangnya respon dari lingkungan

secara positif akan membuat semangat belajar seseorang menjadi lemah. Selain itu

motivasi erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Motivasi yang tinggi

tercermin ketekunan yang tidak mudah patah semangat untuk mencapai

kesuksesan. Ia akan tetap belajar meskipun sulit demi meraih apa yang menjadi

tujuan dari cita-citanya selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

39  

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa

motivasi dipahami sebagai suatu daya penggerak yang mendorong individu untuk

melakukan suatu tindakan karena ada satu tujuan atau cita-cita yang ingin

dicapainya. Selain itu motivasi juga diartikan sebagai dorongan ingin tahu,

membuat orang kreatif, adanya keinginan yang kuat untuk maju dan berprestasi.

Jadi motivasi mempunyai peranan penting dalam diri seseorang demi mencapai

tujuan atau cita-cita yang ingin dicapainya begitu pula dengan minat terhadap

panggilan hidup bakti dan cita-cita terhadap hidup bakti biarawan-biarawati,

meskipun berbagai rintangan dan kesulitan yang menghadang ia tidak mudah

menyerah untuk mencapainya.

C. Penelitian yang Relevan 

Penghayatan hidup bakti merupakan bagian dari kegiatan karya misioner

Gereja yang dirintis oleh lembaga-lembaga hidup bakti pada masa sekarang dan

masa yang mendatang. Sehubungan dengan penghayatan kaul, dan minat, para

peneliti terdahulu yang sudah mencoba meneliti tentang pengaruh penghayatan

kaul kemiskinan terhadap persaudaraan yang dilakukan oleh Margaretha Bulan

Lejiu dan dilaksanakan di biara suster-suster MASF Indonesia pada bulan

Desember 2013. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan sebesar 0,783 dari variabel (X) penghayatan kaul kemiskinan

terhadap perasaudaraan sebesar 78, 3 % variabel (Y), sedangkan 48, 7 %

dipengaruhi oleh faktor lain.

Peneliti yang kedua oleh Fransisca Wayana Meila Candraningsih dengan

NIM 091124039, Program Studi IPPAK Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

40  

judul: Pengaruh Sosok Katekis terhadap minat umat dalam mengikuti katekese

orang dewasa di Lingkungan St. Yosef Benediktus Sagan Paroki St. Antonius

Kota Baru Yogyakarta.  

 

D. Kerangka Pikir 

Biarawan-biarawati hidup bakti dipilih oleh Allah dan menghayati

seluruh hidupnya secara khusus hanya untuk memuliakan Allah melalui sesama

yang dilayani dalam tugas perutusan yang diterimanya. Ciri khas hidup bakti

biarawan-biarawati yaitu penyerahan diri secara total kepada Kristus, yang

dinyatakan dengan meninggalkan segala-galanya demi Dia, ingin membuka diri

bagi Roh Kudus sehingga semakin memampukannya dalam menghayati hidupnya

setiap saat. Kesediaan dalam mengikuti-Nya serta mengarahkan diri kepada-Nya,

terus menerus dipupuk melalui hidup doa dan diwujudkan dalam kehidupan

bersama dan dalam melaksanakan karya kerasulan. Hidup bakti biarawan-

biarawati meliputi penghayatan tiga kaul atau nasihat Injil yaitu:

• Kaul kemiskinan berarti gaya hidup yang sederhana, pengosongan diri dari

harta benda, agar orang dipenuhi Roh Tuhan untuk mengabdi sesama dengan

gembira tanpa pamrih serta dengan kerelahan hati menyumbangkan tenaga,

waktu, keahlian dan ketrampilan, segala kemampuan dan seluruh kehidupan

demi kemuliaan Tuhan dan sesama tanpa membeda-bedakan.

• Menghayati kaul ketaatan berarti pengosongan diri dari kehendak dan

keinginan pribadi agar siap melaksanakan kehendak Tuhan dengan gembira

dalam hidup bersama, dan dalam melaksanakan kerasulan bersama sesuai

dengan ciri khas masing-masing tarekat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

41  

• Menghayati kaul kemurnian berarti pengosongan diri dari cinta yang terpusat

pada diri atau orang tertentu saja, agar mencintai Tuhan dan sesama dengan

cinta yang dermawan dan terbuka kepada siapa pun.

Dengan menghayati ketiga kaul tersebut secara publik, secara kelihatan

sebagai kesaksian bagi setiap pribadi dan dalam kebersamaan menjadi tanda

Kerajaan Allah di tengah dunia. Sebab melalui penghayatan ketiga kaul

ditekankan bahwa apa yang paling dasariah dan paling bernilai di dunia ini hanya

bersifat sementara dan belum kekal.

Minat merupakan suatu kondisi afektif seseorang yang berintesitas tinggi

dan terorganisir melalui pengalaman. Kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati

yang ditunjukkan dengan sikap gembira dalam melaksanakan tugas kerasulan dan

dalam perjumpaan maupun keterlibatannya di tengah umat menjadi daya

penggerak yang membangkitakan rasa tertarik, rasa ingin tahu, merasa senang dan

menjadi sumber motivasi bagi orang lain khususnya bagi kaum muda. Oleh

karena itu ketika kaum muda mengalami suasana yang membawa kegembiraan,

penerimaan, dan pengertian, maka pengalaman itu dialami sebagai pengalaman

yang berharga, mengesan, bermakna dan menguntungkan serta terbuka

kemungkinan baginya untuk berusaha melakukan semua kegiatan apapun untuk

memperoleh yang diminatinya.

Minat merupakan suatu kondisi jiwa seseorang yang sangat bergairah

untuk memperoleh sesuatu. Ini merupakan suatu kondisi yang amat penting bagi

kaum muda dalam mempelajari sesuatu. Adanya keinginan yang sangat tinggi ini

melahirkan suatu tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan sesuatu yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

42  

menarik baginya. Maka antara penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati yang

ditunjukkan melalui kesaksian hidup sehari-hari, merupakan suatu model dan

daya tarik yang diharapkan mampu membangkitkan minat kaum muda terhadap

panggilan hidup bakti. Kesaksian hidup biarawan-biarawati perlu dilakukan

dengan berbagai kegiatan yang dapat dilihat, dialami oleh kaum muda yaitu secara

rutin terlibat aktif dalam kegiatan kepemudaan di paroki, lingkungan, dan dalam

kesempatan kunjungan keluarga. Melalui kehadiran dalam berbagai kegiatan dan

kesempatan ini sedikit demi sedikit memberi inspirasi bagi kaum muda mengenai

panggilan hidup bakti. Dengan demikian kerangka pikir mengenai hubungan dari

variabel bebas (X) Penghayatan Hidup Bakti dengan variabel terikat (Y) Minat

Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung Yogyakarta dapat digambarkan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini peneliti akan mencoba untuk meneliti lebih jauh

mengenai hubungan penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan

hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta.

Variabel X

Pengahayatan Hidup Bakti

Variabel Y

Minat Terhadap PanggilanHidup Bakti Bagi

Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

43  

E. Hipotesis 

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir, dapat dirumuskan

hipotesis penelitian yang akan diuji pada taraf signifikansi sebesar 5 % :

1. Hipotesis alternatif (Ha) : ada Hubungan antara Penghayatan Hidup Bakti

dengan Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki

Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

2. Hipotesis nihil (Ho) : tidak ada Hubungan antara Penghayatan Hidup Bakti

dengan Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki

Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini membahas tentang jenis penelitian, desain penelitian, tempat

dan waktu penelitan, populasi dan sampel, teknik dan alat pengumpulan data dan

teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif berbentuk

korelasi. Menurut Sugiyono, (2013:35) penelitian kuantitatif adalah penelitian

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, bertujuan untuk memperoleh suatu kebenaran

pengetahuan yang nyata, yang harus didasarkan pada hal-hal yang positivisme.

Penelitian korelasi betujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan

antara dua variabel yaitu variabel penghayatan hidup bakti dan variabel minat

terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung Yogyakarta.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini berbentuk korelasi yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel (Zuriah, 2005:207).

Variabel (X) dalam penelitian ini adalah penghayatan hidup bakti dan variabel (Y)

minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

45

Dalam perhitungan korelasi akan didapat koefisien korelasi yang

menunjukkan keeratan hubungan antar dua variabel tersebut. Nilai koefisien

korelasi berkisar antara -1 sampai 0 atau 0 sampai 1. Jika nilai koefisien

korelasinya semakin mendekati 1, atau -1, maka hubungan dari dua variabel

tersebut akan semakin erat. Tetapi jika mendekati 0, maka hubungannya semakin

lemah. Menurut Priyatno, (2012:59), macam koefisien korelasi yang digunakan

adalah Pearson Product Moment dengan bantuan SPSS 20.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan

penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum

muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta periode 2015.

Adapun hubungan variabelnya digambarkan dalam bentuk gambar di bawah ini:

Keterangan Gambar:

1. (X) Variabel Bebas yaitu Hubungan Penghayatan Hidup Bakti.

2. (Y) Variabel Terikat yaitu Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Bagi

Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta pada tanggal 23 Agustus 2015.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang menjadi kuantitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

Y X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

46

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:148). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013:149).

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari populasi dengan

menggunakan teknik populatif. Teknik populatif berarti peneliti dalam peneltian

menggunakan seluruh jumlah populasi yang ada sebagai sampel dalam penelitian.

Seluruh jumlah populasi adalah seluruh kaum muda di paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung Yogyakarta yang berjumlah 108. Jumlah perincian kaum

muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta sebagai berikut:

ada 17 kaum muda yang tergabung dalam paguyuban lektor, kaum muda yang

tinggal di asrama Santa Angela milik para suster Ursulin yang berjumlah 21 dan

70 kaum muda yang tidak tergabung dalam paguyuban lektor dan misdinar.

E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel penghayatan hidup

bakti (X) disebut sebagai variabel independen dan variabel minat terhadap

pannggilan hidup bakti kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta, (Y) disebut variabel dependen (Sogiyono, 2013:263).

Kedua variabel tersebut diukur dengan menggunakan skala likert dalam

bentuk Checlist. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang fenomena sosial

melalui instrumen berdasarkan masing-masing variabel (Sugiyono, 2013:168-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

47

169). Hasil data yang diperoleh dari kedua variabel dianalisis untuk menguji

hipotesis melalui penelitian kuantitatif berbentuk korelasi dengan bantuan SPSS

versi 20.0 for windows 2007.

2. Defenisi Konseptual Variabel

Berdasarkan kajian pustaka pada bab II, dapat dirumuskan defenisi

konseptual dari kedua variabel sebagai berikut:

a) Penghayatan Hidup Bakti

Variabel (X) hidup bakti dipahami sebagai anugerah dari Allah kepada

Gereja secara khusus diberikan kepada setiap pribadi yang memilih untuk

mempersembahkan seluruh hidup kepada Allah dan sesama dan dalam kesetiaan

mengikuti dan melaksanakan nasihat-nasihat Injil yang meliputi kaul ketaatan,

kemurnian, dan kaul kemiskinan. Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati

secara konkret diwujudkan dalam hidup berkomunitas dan dalam melaksanakan

tugas perutusan di tengah masyarakat.

b) Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari dua campuran dari

perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderngan-

kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Sehubungan dengan prospek (jangkauan masa depan) dalam mana seseorang

merencanakan, dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan, teman

hidup, panggilan sebagai biarawan-biarawati hidup bakti dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

48

3. Defenisi Operasional Variabel

Rumusan defenisi operasional variabel bebas (X) penghayatan hidup

bakti dan variabel terikat (Y) minat terhadap panggilan hidup bakti bagi kaum

muda di paroki Santo Yohanes Pringwulung Yogyakarta sebagai berikut:

a) Penghayatan Hidup Bakti

Hidup bakti merupakan karunia dari Allah kepada biarawan-biarawati

yang secara khusus menghayati seluruh hidupnya dengan menaati nasihat-nasihat

Injil. Nasihat-nasihat Injil tersebut antara lain:

Kaul Kemurnian

Dengan kaul kemurnian membuat biarawan-biarawati menghayati

hidupnya dengan penuh kegembiran, menguasai diri, mengendalikan diri, dewasa

dalam bertutur kata, serta memberikan diri tanpa menghitung untung rugi demi

kemuliaan Tuhan yang hadir dalam diri sesama.

Kaul Kemiskinan

Biarawan-biarawati menghayati kaul kemiskinan dengan hidup apa

adanya, hemat dan bertanggung jawab dalam menggunakan fasilitas yang

disediakan oleh institut atau kongregasi, mampu mengendalikan diri dari

keinginan yang tidak teratur dan mau menjadikan semangat hidup Yesus yang

peka dan peduli terhadap kesulitan dan penderitaan orang lain terutama mereka

yang miskin dan tertindas serta membantu sesama tanpa membeda-bedakan.

Kaul Ketaatan

Menerima sesama dalam hidup berkomunitas, siap sedia menerima tugas

perutusan serta siap sedia ditempatkan di mana saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

49

b) Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti

Minat merupakan bagian dari rasa ingin tahu, sumber motivasi, perasaan

senang dan merasa tertarik terhadap kesaksian hidup biarawan-biarawati hidup

bakti yang membuat individu ingin menyelaminya lebih jauh lagi tentang

panggilan hidup bakti. Panggilan hidup bakti merurupakan karunia Allah yang

menjiwai setiap biarawan-biarawati dalam menghayati dan mengamalkan kaulnya

dalam hidup bersama dan dalam melakukan tugas kerasulannya. Melalui

kesaksian hidup inilah yang dapat dilihat serta dialami oleh orang lain terutama

kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

4. Teknik dan alat Instrumen Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan (field

researc), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek

penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a) Angket (kuesioner)

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula

oleh responden. Oleh karena itu penulis menggunakan kuesioner yang didasarkan

pada skala likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenemena sosial (Sugiyono,

2013:168).

Skala likert yang akan diukur dalam penelitian ini adalah penghayatan

hidup bakti variabel (X) yang meliputi pernyataan tertulis mengenai penghayatan

hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi aspek kaul kemurnian, kaul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

50

kemiskinan dan kaul ketaatan dan variabel (Y) yaitu minat terhadap panggilan

hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta.

Adapun rincian pernyataan variabel X dan Y sebanyak 25. Pada variabel

X dan variabel Y terdapat 47 alternatif jawaban sangat setuju-sangat tidak setuju

dengan bobot nilai berjenjang 5,4,3,2,1 kecuali 3 pernyataan negatif yaitu sangat

setuju-sangat tidak setuju dengan bobot nilai 1,2,3,4,5 yaitu pernyataan

no12,21,23 dari variabel X. Setiap item pernyataan terdapat nilai dengan skor

maksimum adalah 5 dan nilai skor minimum adalah 1. Pada tabel-1 di bawah ini

memuat keterangan tentang skor alternatif jawaban variabel penghayatan hidup

bakti dan variabel minat terhadap panggilan hidup bakti sebagai berikut:

Tabel-1:

Skor Alternatif

Jawaban Variabel X dan Y

Alternatif Jawaban Skor

Pernyataan Negatif 1 – 5

Sangat Setuju - Sangat Tidak Setuju

Pernyataan Positif 5 – 1

Sangat Setuju - Sangat Tidak Setuju

b) Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara. Menurut

Sugiyono, (2013:384) mengatakan bahwa wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstrusikan makna dalam suatu topik tertentu. Untuk mengetahui secara detail

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

51

dan mendalam mengenai topik yang akan diapakai dalam wawancara tersebut,

maka peneliti menggunakan jenis wawancara tak berstruktur. Wawancara tak

berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan data. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis

besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Wawancara merupakan teknik atau metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara dialog dengan sumber data (Wina Sanjaya, 2013:267).

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa dialog dengan responden yang

berjumlah 7 orang kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta yang telah mengisi kuesioner penelitian.

5. Kisi-Kisi Penelitian

Tabel 2. Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Variabel Aspek Indikator Item Jlh

Soal

Penghayatan

Hidup Bakti

Kaul

Kemurnian:

Bergembira dan

bersyukur,

dewasa dalam

membina relasi

dan komunikasi

dengan sesama,

total dalam

pelayanan.

- Mampu bersyukur atas

pengalaman suka duka

sebagai hidup bakti.

- Mampu menjalin relasi

dengan siapa pun.

- Menguasai diri serta

bijaksana dan dewasa

dalam bertutur kata dan

bersikap.

1, 2, 3,

4, 5

6, 7, 8,

9

10,

11,12

5

4

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

52

- Memberi diri tanpa

menghitung untung

rugi.

13 1

Kaul

Kemiskinan:

Hidup apa

adanya, mampu

mengendalikan

diri, peka dan

peduli pada

orang lain tanpa

membeda-

bedakan orang.

Kaul Ketaatan:

Bersikap gembira

dalam hidup

berkomunitas dan

tugas perutusan,

tarekat, serta siap

sedia

ditempatkan di

manapun.

- Totalitas dalam bekerja

- Mampu untuk hidup

sederhana apa adanya.

- Menggunakan sarana

dan prasarana dengan

bijaksana dan

bertanggung jawab.

- Membantu sesama

tanpa membeda-

bedakan.

- Mampu menerima

perbedaan satu sama

lain dalam hidup

bersama.

- Siap sedia di utus

- Terlibat dalam kegiatan

menggereja

14

15, 16

17

18, 19,

20

21

22, 23

24, 25

1

2

1

3

1

2

2

Tabel 3. Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti.

Variabel Aspek Indikator Item Jlh

Soal

Minat

Terhadap

Panggilan

Hidup Bakti

Rasa

Ingin

Tahu:

- Bertanya mengenai

bagaimana kehidupan

membiara biarawan-

biarawati.

26, 27,

28, 29

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

53

Sumber

Motivasi

Rasa

Senang

- Rajin berkunjung ke biara.

- Berpartisipasi dalam

mengikuti kegiatan aksi

panggilan.

- Mengikuti kegiatan rekoleksi

dan kegiatan aksi panggilan.

- Senang melihat biarawan-

biarawati rajin.

- Senang melihat jubah

biarawan-biarawati

- Senang melihat hidup

disiplin biarawan biarawati.

- Senang melihat kegiatan

kerasulan dan cara kerja

biarawan-biarawati.

- Senang mengikuti renungan

dan homili yang dipimpin

oleh biarawan-biarawati.

- Senang melihat biarawan-

biarawati mengadakan

kunjungan keluarga.

30

31, 32

33, 34

35

36

37

38, 39,

40

41

42

1

2

2

1

1

1

3

1

1

Rasa

Teratrik

- Senang melihat jubah yang

digunakan oleh kaum hidup

bakti.

- Mencari informasi mengenai

panggilan hidup bakti dari

orang tua maupun majalah

dan internet

- Mengikuti kegitan acara

konggregasi.

43

44, 45,

46, 47,

48, 49,

50

1

2

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

54

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket atau

kuesioner. Pelaksanaanya dengan cara menyebarkan angket kepada kaum muda

yang berjumlah 150 orang yang ada di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta pada tanggal 23 Agustus 2015, dengan maksud untuk memperoleh

informasi mengenai penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati berdasarkan

pengalaman dan persepsi mereka. Instrumen yang kembali sebanyak 108. Peneliti

menggunakan istrumen yang kembali sebanyak 108 yang telah diisi oleh

responden sebanyak 108 orang dipakai oleh peneliti sebagai sampel dan populasi

penelitian.

G. Pengembangan Instrumen

1. Analisis Instrumen

a) Uji coba Terpakai

Pengembangan intrumen ini adalah penghayatan hidup bakti dan minat

kaum muda terhadap panggilan hidup bakti dengan menggunakan uji coba

terpakai. Artinya data yang diterima dari responden melalui kuesioner yang

diberikan peneliti langsung dipakai untuk menganalisis intrumen. Jika ada data

yang tidak valid dibuang dan sebaliknya data yang valid dipakai untuk menguji

hipotesis.

b) Uji coba Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keadaan atau

kesihihan suatu alat ukur. Jika intrumen dikatakan valid berarti menujukkan alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

55

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur

(Riduwan, 2004:97). Jumlah responden dalam penelitian adalah 108 orang kaum

muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta yang telah mengisi

kuesioner. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS 20.0 for windows

2007. Hasil validitas intrumen pada setiap variabel penghayatan hidup bakti dan

variabel minat terhadap panggilan hidup bakti sebanyak 25. Setelah diuji

validitasnya terdapat 1 butir pernyataan yang tidak valid dari variabel (X) yaitu

pernyataan no 23, dinyatakan tidak valid karena tidak memenuhi kriteria

signifikan 0,037 dan variabel (Y) pernyataan no 33 dengan nilai signifikansi

0,690. Data yang tidak valid tidak dipakai karena tidak memiliki koofisien

korelasi. Sedangkan data yang valid dari variabel (X) peghayatan hidup bakti

yang berjumlah 24 dan variabel (Y) minat kaum muda terhadap panggilan hidup

bakti berjumlah 24 dipakai dalam penelitian ini karena terdapat koofisien korelasi

lebih kecil dari 0,05.

c) Uji coba Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang

biasanya menggunakan kuesioner artinya apakah alat ukur tersebut akan

mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali.

Uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas dimana item yang masuk

pengujian adalah item yang valid dengan menggunakan batasan 0,6 apakah

intrumen reliabel atau tidak. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Uji reliabilitas dengan

teknik Cronbach Alpha untuk mengetahui alat ukur dengan program SPSS 20.0.

for windows 2007. Tabel di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

56

penghayatan hidup bakti dengan variabel minat terhadap panggilan hidup bakti

berdasarkan hasil pengolahan dengan bantuan SPSS, 20.0

Tabel-4

Hasil Uji Reliability Statistik

Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Cronbach's Alpha N of Items

.923 24

Dari hasil analisis, memberikan nilai Alpha Cronbach untuk keseluruhan

pengukuran variabel (X) Penghayatan Hidup Bakti sebesar 0,923 nilai Alpha

Cronbach ini berada pada batas 0,9 sehingga dapat disimpulkan untuk variabel

Penghayatan Hidup Bakti (X) mempunyai reliabilitas baik atau sangat tinggi. N

adalah jumlah no item menunjukkan bahwa 24 item yang teruji.

Tabel-5

Hasil Uji Reliability Statistik

Variabel Minat Terhadap Panggilan

Hidup Bakti

Cronbach's Alpha N of Items

.910 24

Hasil analisis alpha Cronbach untuk keseluruhan pengukuran variabel

(X) Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti sebesar 0,910 nilai Alpha Cronbach

ini berada pada batas 0,9 sehingga dapat disimpulkan untuk variabel Penghayatan

Hidup Bakti (Y) mempunyai reliabilitas baik atau sangat tinggi. N adalah jumlah

no item menunjukkan bahwa 24 item yang teruji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

57

2. Teknik Analisis Data dan uji Hipotesis

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan uji

normalitas dengan metode Lilliefors dengan taraf signifikansi 0,05. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih dari 5 % atau 0,05

(Priyatno, 2012:34).

b) Uji Linearitas

Uji linearitas dengan tujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan linear

dari dua variabel tersebut secara signifikan. Dua variabel tersebut adalah

penghayatan hidup bakti (X) dengan minat terhadap panggilan hidup bakti (Y)

dengan taraf signifikansi 0,05, dengan bantuan SPSS 20.0 for windows 2007.

c) Analisis Deskriptif Statistik

Penelti dalam penilitian ini menggunakan analisis stastik deskriptif.

Menurut Sugiyono, (2011:29) analisis statistik deskriptif berfungsi untuk

mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui

data sampel atau pupulasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Objek yang dimaksud adalah

hubungan penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati dengan minat kaum muda

terhadap panggilan hidup bakti melalui data sampel atau populasi yang berjumlah

108 kaum muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

58

Analisis statistik deskriptif yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian

ini untuk melihat serta mengemukakan apakah data berdistribusi dengan normal

atau tidak, dengan mengetahui mean (rata-rata), standar deviasi persentase data

interval dan membuat klasifikasi data dalam lima tingkatan. Kriteria klasifikasi

didapatkan dengan cara sebagai berikut:

Rentang sakala 5 X 24 (jumlah item) = 120 (skor maksimal). Jadi skor

maksimum (120 – 24) skor minimum : (dibagi) 5 (rentang skala) = 19,2. Hasil

klasifikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel-6 Kriteria Klasifikasi

Variabel Penghayatan Hidup Bakti.

Variabel dan

Aspek

Skor

Max

Skor

Min Skala STS TS N S SS

Penghayatan

Hidup Bakti

secara

Keseluruhan

120 24 5 24-43 44-62 63-81 82-100 101-120

Kaul Kemurnian 65 13 5 13-23 24-33 34-44 45-54 55-65

Kaul

Kemiskinan

35 7 5 7-12 13-18 19-23 24-29 30-35

Kaul Ketaatan 20 4 5 4-7 8-10 11-13 14-16 17-20

Tabel-7. Kriteria Klasifikasi

Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bkti.

Variabel dan

Aspek

Skor

Max

Skor

Min Skala STS TS N S SS

Minat Terhadap

Panggilan

Hidup Bakti

secara

Keseluruhan

120 24 5 24-43 44-62 63-81 82-100 101-120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

59

Rasa Ingin Tahu 35 7 5 7 - 13 14-19 20-25 26 – 31 32 – 35

Sumber

Motivasi

20 4 5 4 – 7 8-10 11-13 14 – 16 17 – 20

Rasa Senang 25 5 5 5 – 9 10 -13 14-17 18 – 21 22 – 25

Rasa Tertarik 40 8 5 8 - 14 15-20 21-27 28 - 33 34 – 40

d) Uji Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penghayatan hidup

bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti. Berdasarkan tujuan ini, maka

peneliti menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan

SPSS 20.0 untuk pengujian hipotesis (Priyatno, 2012:59).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang uji persyaratan, uji normalitas data, uji

linearitas, analisis deskriptif statistik, uji korelasi, hasil penelitian dan pembahasan

serta refelksi kateketis.

A. Hasil Penelitian

1. Uji Persyaratan

a. Uji Normalitas

Uji data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis

korelasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi

normal atau tidak. Normalitas suatu data penting karena dengan data yang

berdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.

(Priyatno:2012:3). Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada table-8 di bawah

ini.

Tabel-8 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Penghayatan Hidup

Bakti

.060 108 .200* .984 108 .212

Minat Terhadap

Panggilan Hidup

Bakti

.048 108 .200* .992 108 .762

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji test of Normality pada tabel-8 di atas menunjukkan nilai

signifikansi untuk nilai data variabel (X) Penghayatan Hidup Bakti mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

61

nilai signifikansi di atas 0,05 dan variabel (Y) Minat terhadap Panggilan Hidup

Bakti mempunyai nilai signifikansi di atas 0,00,) maka dapat disimpulkan bahwa

keduanya berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu

(Penghayatan Hidup Bakti) dan variabel terikat (Minat Terhadap Panggilan Hidup

Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta)

mempunyai hubungan yang Linear atau tidak. Hasil tersebut dapat dilihat pada

tabel-9 di bawah ini:

Tabel-9 ANOVA Table

Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

Penghayatan

Hidup Bakti *

Minat

Terhadap

Panggilan

Hidup Bakti

Between

Groups

(Combined) 11436.784 41 278.946 2.705 .000

Linearity 7249.598 1 7249.598 70.311 .000

Deviation

from

Linearity

4187.186 40 104.680 1.015 .470

Within Groups 6805.095 66 103.108

Total 18241.880 107

Dari hasil output di atas dapat diketahui nilai signifikansi pada Lineritas

sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa antara variabel Penghayatan Hidup Bakti dan variabel Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung Yogyakarta terdapat hubungan yang Linear.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

62

2. Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif statistik digunakan dengan maksud untuk

menggambarkan statistik data, seperti mean, sum, standar deviasi, variance,

range serta untuk mengukur distribusi data dengan skweness dan kurtosis.

Sedangkan analisis frekuensi dugunakan untuk menghitung frekuensi data pada

variabel penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti

bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta.

a. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Tabel-10 Deskripsi Statistik

Penghayatan Hidup Bakti

N Valid 108

Missing 0

Mean 91.8981

Std. Error of Mean 1.25641

Median 93.0000

Mode 84.00

Std. Deviation 13.05698

Variance 170.485

Skewness -.303

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis -.346

Std. Error of Kurtosis .461

Range 62.00

Minimum 55.00

Maximum 117.00

Sum 9925.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

63

Tabel-10 menjelaskan tentang deskriptif statistik untuk data penghayatan

hidup bakti secara keseluruhan yaitu N adalah jumlah data. Data valid 108 dan

tidak ada yang hilang (missing). Nilai rata-rata (mean) 91,8981, standar deviasi

13,5698. Untuk range 62,00 dengan skor minimum 55,00 dan skor maksimum

117,00 Nilai tengah (median) adalah 93,0000, nilai yang sering muncul (mode)

84,00 dan sum adalah 9925,00. Untuk menentukan frekuensi dan persentase data

variabel penghayatan hidup bakti secara keseluruhan bisa dilihat pada lampiran

analisis frekuensi dengan bantuan SPSS. 20.0 dan hasilnya pada tabel-11 di bawah

ini.

Tabel-11 Analisis Frekuensi

Penghayatan Hidup Bakti Secara Keseluruhan

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 100,9 – 120 31 29 %

Setuju 81,7 – 100,8 55 51 %

Netral 62,5 – 81,6 21 19 %

Tidak Setuju 43,3 – 62,4 1 1 %

Sangat Tidak Setuju 24 – 43,2 0 0 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel-11 menunjukkan bahwa penghayatan hidup bakti biarawan-

biarawati terdapat skor maksimal 120, skor minimal 24. Hasilnya sebagai berikut

29 % (31 orang) menyatakan biarawan biarawati menghayati hidup bakti dengan

baik dan masuk dalam kategori sangat setuju, 51 % (55 orang) dengan kategori

setuju, 19 % (21 orang) menyatakan biarawan-biarawati kadang kurang

menghayati hidup bakti dengan baik masuk kategori netral, 1 % (1 orang)

menyatakan biarawan-biarawati tidak menghayati hidup bakti dengan baik masuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

64

dalam kategori tidak setuju, dan tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak

setuju. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penghayatan dan

kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi kaul kemurnian, kaul

kemiskinan dan kaul ketaatan termasuk baik dan tergolong dalam kategori setuju.

Diagram- 1

Penghayatan Hidup Bakti secara Keseluruhan

1) Deskriptitif Statistik Aspek Kaul Kemurnian

Tabel-12 Deskriptif Statistik

Aspek Kaul Kemurnian

N Valid 108

Missing 0

Mean 50.7870

Std. Error of Mean .71647

Median 51.0000

Mode 47.00

Std. Deviation 7.44582

Variance 55.440

Skewness -.379

Std. Error of Skewness .233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

65

Kurtosis -.030

Std. Error of Kurtosis .461

Range 37.00

Minimum 28.00

Maximum 65.00

Sum 5485.00

Pada tabel 12 aspek kaul kemurnian diketahui N jumlah data valid 108

dengan jumlah instrumen 13. Jumlah mean sebesar 50,7870, median sebesar

51,0000, standar deviasi sebesar 7,44582, range sebesar 37,00 serta mode sebesar

47,00 skor minimum 28,00 skor maksimum 65,00 dan sum sebesar 5485,00. Pada

tabel 13 dan tabel lainnya di bawah ini adalah deskriptif statistik frekuensi, dan

diagram pie mengenai ketiga aspek dari variabel penghayatan hidup bakti dan

variabel minat terhadap panggilan hidup bakti, berdasarkan skor nilai tertinggi

dan nilai terendah.

Tabel-13 Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemurnian

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 54,7 - 65 33 30 %

Setuju 44,3 – 54,6 54 50 %

Netral 33,9 – 44,2 19 18 %

Tidak Setuju 23,5 – 33,8 2 2 %

Sangat Tidak Setuju 13 - 23,4 0 0 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel 13 deskripsi frekuensi data aspek kaul kemurnian dengan skor

maksimal 65 dan skor minimal 13. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 30 % (33

orang) menyatakan biarawan-biarawati menghayati dan memberikan kesaksian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

66

tentang kaul kemurnian dengan sangat baik masuk kategori sangat setuju, 50 %

(54 orang) menyatakan biarawan-biarawati menghayati kaul kemurnian dengan

baik masuk dalam kategori setuju, 18 % (19 orang) menyatakan bahwa kadang

biarawan-biarawati kurang menghayati kaul kemurnian dengan baik dan masuk

kategori netral, 2 % (2 orang) menyatakan biarawan-biarawati tidak menghayati

kaul kemurnian dengan baik masuk kategori tidak setuju dan tidak ada orang yang

menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa

biarawan-biarawati memberi kesaksian tentang kaul kemurnian dengan baik

masuk kategori setuju.

Diagram-2: Aspek Kaul Kemurnian

2) Deskriptif Statistik Aspek Kaul Kemiskinan

Tabel-14 Deskritif Statistik

Aspek Kaul Kemiskinan

N Valid 108

Missing 0

Mean 26.4167

Std. Error of Mean .49103

Median 27.0000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

67

Mode 32.00

Std. Deviation 5.10291

Variance 26.040

Skewness -.527

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis -.120

Std. Error of Kurtosis .461

Range 22.00

Minimum 13.00

Maximum 35.00

Sum 2853.00

Pada tabel 14 aspek kaul kemiskinan diketahui N jumlah data 108 valid

dengan jumlah instrumen 7 butir soal. Jumlah mean sebesar 26,4167, median

sebesar 27,0000, standar deviasi sebesar 5,10291, range sebesar 22,00 serta mode

sebesar 32,00 skor minimum 13,00 skor maksimum 35,00 dan sum sebesar

2853,00.

Tabel-15

Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemiskinan

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 29,5 – 35 31 29 %

Setuju 23,9 – 29,4 49 45 %

Netral 18,3 – 23,8 20 19 %

Tidak Setuju 12,7 – 18,2 8 7 %

Sangat Tidak Setuju 7 – 12,6 0 0 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel deskriptif frekuensi aspek kaul kemiskinan terdapat skor

maksimal 35 dan skor minimal 7. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 29 % (31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

68

orang) menyatakan bahwa biarawan-biarawati menghayati kaul kemiskinan

dengan sangat baik masuk kategori sangat setuju, 45 % (49 orang) menyatakan

biarawan-biarawati menghayati kaul kemiskinan dengan baik masuk dalam

kategori setuju, 19 % (20 orang) menyatakan bahwa kadang biarawan-biarawati

kurang menghayati kaul kemiskinan dengan baik kategori netral, 7 % (8 orang)

menyatakan biarawan-biarawati tidak memberi kesaksian yang baik mengenai

kaul kemiskinan dan termasuk dalam kategori tidak setuju dan tidak ada yang

menyatakan sangat tidak setuju. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

biarawan-biarawati menunjukkan kesaksian yang baik tentang kaul kemiskinan

dengan kategori setuju.

Diagram- 3: Aspek Kaul Kemiskinan

3) Deskriptif Statistik Aspek Kaul Ketaatan

Tabel-16 Deskriptif Statistik

Aspek Kaul Ketaatan

N Valid 108

Missing 0

Mean 14.6944

Std. Error of Mean .18811

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

69

Median 15.0000

Mode 16.00

Std. Deviation 1.95490

Variance 3.822

Skewness .073

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis -.101

Std. Error of Kurtosis .461

Range 10.00

Minimum 10.00

Maximum 20.00

Sum 1587.00

Pada tabel 16 aspek kaul ketaatan diketahui bahwa jumlah data (N) 108

valid dengan jumlah instrumen 4. Jumlah mean sebesar 14,6944, median sebesar

15,0000, standar deviasi sebesar 1,95490, range sebesar 10,00 serta mode sebesar

16,00 skor minimum 10,00 skor maksimum 20,00 dan sum sebesar 1587,00.

Tabel-17 Analisis Frekuensi Aspek Kaul Ketaatan

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 16,9 – 20 17 16 %

Setuju 13,7 – 16,8 60 55 %

Netral 10,5 – 13,6 29 27 %

Tidak Setuju 7,3 – 10,4 2 2 %

Sangat Tidak Setuju 4 – 7,2 0 0 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel deskripsi frekuensi aspek kaul ketaatan terdapat skor

maksimal 20 dan skor minimal 4. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 16 % (17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

70

orang) menyatakan bahwa biarawan-biarawati menghayati kaul ketaatan dengan

sangat baik masuk kategori sangat setuju, 55 % (60 orang) menyatakan biarawan-

biarawati menghayati kaul ketaatan dengan baik masuk kategori setuju, 27 % (29

orang) menyatakan bahwa kadang-kadang biarawan-biarawati kurang menghayati

kaul ketaatan dengan baik masuk kategori netral, 2% (2 orang) menyatakan

biarawan-biarawati tidak menghayati kaul ketaatan dengan baik masuk kategori

tidak setuju. Pada kategori sangat tidak setuju tidak ada orang yang memberikan

pendapatnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa rata-rata

biarawan-biarawati menghayati dan memberi kesaksian tentang kaul ketaatan

dengan baik dan tergolong dalam kategori setuju. Keterangan tersebut bisa dilihat

pada diagram 4 aspek kaul ketaatan.

Diagram- 4: Aspek Kaul Ketaatan

b. Rangkuman Deskriptif Statistik Variabel Minat Terhadap Panggilan

Hidup Bakti

Tabel-18 Deskriptif Statistik

Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

N Valid 108

Missing 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

71

Mean 83.1574

Std. Error of Mean 1.23706

Median 84.0000

Mode 81.00

Std. Deviation 12.85590

Variance 165.274

Skewness -.014

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis .343

Std. Error of Kurtosis .461

Range 71.00

Minimum 43.00

Maximum 114.00

Sum 8981.00

Berdasarkan kriteria klasifikasi deskripsi statistik variabel minat terhadap

panggilan hidup bakti yaitu N (jumlah data) 108 dan jumlah intrumen 24.

Diketahui nilai rata-rata mean 83,1574, standar deviasi 13,1285590, range 71,00

dengan skor minimum 43.00 dan skor maksimum 114.00 Nilai tengah (median)

adalah 84,0000, nilai yang sering muncul (mode) adalah 81,00 dan sum adalah

8981,00.

Tabel-19 Analisis Frekuensi

Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

Secara Keseluruhan

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 100,9 – 120 10 9 %

Setuju 81,7 – 100,8 48 44 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

72

Netral 62,5 – 81,6 43 40 %

Tidak Setuju 43,3 – 62,4 6 6 %

Sangat Tidak Setuju 24 – 43,2 1 1 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel dekriptif frekuensi variabel minat terhadap panggilan hidup

bakti secara keseluruhan dengan skor maksimal 120, skor minimal 24. Hasilnya

sebagai berikut 9 % (10 orang) menyatakan kaum muda mempunyai minat

terhadap panggilan hidup bakti masuk dalam kategori sangat setuju, 44 % (48

orang) mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti dengan kategori setuju,

40 % (43 orang) menyatakan kadang-kadang mereka kurang berminat dengan

panggilan hidup bakti, masuk kategori netral, 6 % (6 orang) menyatakan tidak

mempunyai minat terhadap panggilan hidup bakti dengan kategori tidak setuju,

dan 1 % (1 orang) menyatakan sama sekali tidak berminat dengan panggilan

hidup bakti masuk dalam kategori sangat tidak setuju.

Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kaum muda mempunyai minat

terhadap panggilan hidup bakti karena termasuk dalam kategori setuju dan sangat

setuju. Keterangan berikutnya bisa dilihat pada diagram 5 variabel minat terhadap

panggilan hidup bakti.

Diagram-5

Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti secara Keseluruhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

73

1) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Ingin Tahu

Tabel-20 Deskriptif Statistik

Aspek Rasa Ingin Tahu

N Valid 108

Missing 0

Mean 22.8611

Std. Error of Mean .43062

Median 22.5000

Mode 21.00

Std. Deviation 4.47518

Variance 20.027

Skewness .116

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis .076

Std. Error of Kurtosis .461

Range 25.00

Minimum 10.00

Maximum 35.00

Sum 2469.00

Pada tabel 20 aspek rasa ingin tahu diketahui bahwa N jumlah data valid

108 dengan jumlah instrumen 7. Jumlah mean sebesar 22,8611, median sebesar

22,5000, standar deviasi sebesar 4,47518, range sebesar 25,00 serta mode sebesar

21,00 skor minimum 10,00 skor maksimum 35,00 dan sum sebesar 2569,00.

Tabel di bawah ini adalah hasil analisis frekuensi aspek rasa ingin tahu

berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan per aspek dari variabel minat terhadap

panggilan hidup bakti, dengan kalsifikasi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

74

Tabel-21

Analisis Frekuensi Aspek Rasa Ingin Tahu

Kriteria Interval

Jumlah Kaum

Muda Persentase

Sangat Setuju 32 - 35 5 5 %

Setuju 26 – 31 26 24 %

Netral 20 – 25 51 47 %

Tidak Setuju 14 – 19 25 23 %

Sangat Tidak Setuju 7 – 13 1 1 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel deskriptif frekuensi aspek rasa ingin tahu terdapat skor

maksimal 35 dan skor minimal 7. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 5 % (5

orang) menyatakan bahwa ingin mengetahui tentang kehidupan membiara atau

hidup bakti tergolong dalam kategori sangat setuju, 24 % (26 orang) menyatakan

ingin tahu mengenai panggilan hidup bakti dengan kategori setuju, 47 % (51

orang) kadang-kadang kurang ingin mengetahui panggilan hidup bakti biarawan-

biarawati dan masuk kategori netral, 23 % (25 orang) tidak ingin mengetahui

panggilan hidup bakti dengan kategori tidak setuju dan 1 % (1 orang) sama sekali

tidak ingin mengetahui panggilan hidup bakti masuk kategori sangat tidak setuju.

Hasil deskripsi frekuensi tersebut menujukkan bahwa kaum muda dalam

aspek rasa ingin tahu tentang panggilan hidup bakti merasa kadang-kadang kurang

ingin mengetahuinya. Pada tabel 6 diagram pie di bawah ini mengenai hasil

persentase frekuensi aspek rasa ingin tahu dari variabel minat terhadap panggilan

hidup bakti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

75

Diagran- 6: Aspek Rasa Ingin Tahu

2) Deskriptif Satistik Aspek Sumber Motivasi

Tabel-22 Deskriptif Statistik

Aspek Sumber Motivasi

N Valid 108

Missing 0

Mean 14.7870

Std. Error of Mean .19954

Median 15.0000

Mode 15.00

Std. Deviation 2.07365

Variance 4.300

Skewness -.581

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis .363

Std. Error of Kurtosis .461

Range 11.00

Minimum 8.00

Maximum 19.00

Sum 1597.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

76

Pada tabel 22 deskriptif aspek sumber motivasi menunjukkan bahwa

jumlah data (N) 108 dengan jumlah instrumen 4. Diketahui rata-rata nilai mean

14,7870, standar deviasi 2,07365. Untuk range adalah 11,00 dengan skor

minimum 8,00 dan skor maksimum 19,00 Nilai tengah (median) 15,00 nilai yang

sering muncul (mode) adalah 15,00 dan sum 1597,00. Pada tabel 23 di bawah ini

adalah hasil analisis frekuensi aspek sumber motivasi.

Tabel-23 Analisis Frekuensi Aspek Sumber Motivasi

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 16,9- 20 22 20 %

Setuju 13,7 – 16,8 60 56 %

Netral 10,5 – 13,6 23 21 %

Tidak Setuju 7,3 – 10,4 3 3 %

Sangat Tidak Setuju 4 – 7,2 0 0 %

Jumlah 108 100 %

Pada tabel deskriptif frekuensi aspek sumber motivasi terdapat skor

maksimal 20 dan skor minimal 4. Hasil yang diperoleh sebagai berikut: 20 % (22

orang) menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati menjadi sumber

motivasi bagi kaum muda termasuk kategori sangat setuju, 56 % (60 orang)

menyatakan bahwa kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati memberi sumber

motivasi bagi kaum muda dan masuk kategori setuju, 21 % (23 orang) kaum muda

menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati kadang kurang memberi

sumber motivasi bagi mereka dengan kategori nertal, 3 % (3 orang) kaum muda

menyatakan bahwa kesaksian hidup biarawan-biarawati tidak menjadi sumber

motivasi bagi hidup mereka dan masuk dalam kategori tidak setuju dan tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

77

kaum muda yang menyatakan kesaksian hidup biarawan-biarawati sama sekali

tidak memberi sumber motivasi bagi hidup mereka dan juga untuk panggilan

hidup bakti.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa rata-rata kesaksian hidup

biarawan-biarawati memberi sumber motivasi bagi hidup mereka. Keterangan

berikutnya bisa dilihat pada diagram 7 aspek sumber motivasi.

Diagram-7 Aspek Sumber Motivasi

3) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Senang

Tabel-24 Deskriptif Statistik

Aspek Rasa Senang

N Valid 108

Missing 0

Mean 19.0370

Std. Error of Mean .30823

Median 19.0000

Mode 17.00

Std. Deviation 3.20317

Variance 10.260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

78

Skewness -.119

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis .032

Std. Error of Kurtosis .461

Range 16.00

Minimum 9.00

Maximum 25.00

Sum 2056.00

Pada tabel 24 deskriptif statistik aspek rasa senang menunjukkan bahwa

N jumlah data 108 dan 5 butir soal diketahui nilai rata-rata aspek rasa senang

(mean) sebesar 19,0370, standar deviasi 3,20317. Untuk range adalah 16,00

dengan skor minimum adalah 9,00 dan skor maksimum adalah 25,00 Sedangkan

nilai tengah (median) adalah 19,0000, nilai yang sering muncul (mode) adalah

17,00 dan sum adalah 2056,00. Pada tabel 18 dan diagram 25 di bawah ini adalah

hasil analisis frekuensi aspek rasa senang.

Tabel-25 Analisis Frekuensi Aspek Rasa Senang

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 22 – 25 20 18 %

Setuju 18 – 21 52 48 %

Netral 14 - 17 31 29 %

Tidak Setuju 10 - 13 4 4%

Sangat Tidak Setuju 5 – 9 1 1 %

Jumlah 108 100 %

Pada aspek rasa senang terdapat skor maksimal 25 dan skor minimal 9.

Hasilnya sebagai berikut: 18 % (20 orang) menyatakan sangat senang dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

79

panggilan hidup bakti dengan kategori sangat setuju, 48 % (52 orang) menyatakan

senang dengan panggilan hidup bakti masuk kategori setuju, 29 % (31 orang)

menyatakan kadang-kadang merasa kurang senang dengan panggilan hidup bakti

masuk kategori netral, 4 % (4 orang) menyatakan tidak senang dengan panggilan

hidup bakti masuk kategori tidak setuju, 1 % (1 orang) menyatakan sangat tidak

senang dengan panggilan hidup bakti dengan kategori sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan kaum muda merasa senang

dengan panggilan hidup bakti dan termasuk dalam kategori setuju dan sangat

setuju. Keterangan berikutnya bisa dilihat pada diagram 8 aspek rasa senang.

Diagram-8 Aspek Rasa Senang

4) Deskriptif Statistik Aspek Rasa Tertarik

Tabel-26 Deskriptif Statistik

Aspek Rasa Tertarik

N Valid 108

Missing 0

Mean 26.4722

Std. Error of Mean .52001

Median 27.0000

Mode 27.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

80

Std. Deviation 5.40415

Variance 29.205

Skewness -.154

Std. Error of Skewness .233

Kurtosis .572

Std. Error of Kurtosis .461

Range 29.00

Minimum 11.00

Maximum 40.00

Sum 2859.00

Pada tabel 26 deskripsi aspek rasa tertarik menunjukkan bahwa N jumlah

data 108 dan 8 butir soal diketahui nilai rata-rata aspek rasa tertarik sebesar

(mean) 26,4722, standar deviasi 5,40415. Untuk range adalah 29,00 dengan skor

minimum 11,00 dan skor maksimum 40,00 Sedangkan nilai tengah (median)

adalah 27,0000, nilai yang sering muncul (mode) adalah 27,00 dan sum adalah

2859,00. Pada tabel 27 di bawah ini hasil anasis frekuensi aspek rasa tertarik.

Tabel-27 Analisis Frekuensi Aspek Rasa Tertarik

Kriteria Interval Jumlah Kaum Muda Persentase

Sangat Setuju 33,7 - 40 8 8 %

Setuju 27,3 – 33,6 37 34 %

Netral 20,5 – 27,2 52 48 %

Tidak Setuju 14,5 – 20,8 9 8 %

Sangat Tidak Setuju 8 – 14,4 2 2 %

Jumlah 108 100 %

Pada aspek rasa tertarik diperoleh skor maksimal 40 dan skor minimal 8.

Hasilnya sebagai berikut: 8 % (8 orang) menyatakan sangat tertarik dengan

panggilan hidup bakti dengan kategori sangat setuju, 34 % (37 orang) menyatakan

merasa tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori setuju, 48 % (52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

81

orang) menyatakan kadang kurang tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan

kategori netral, 8 % (9 orang) menyatakan tidak tertarik dengan panggilan hidup

bakti termasuk kategori tidak setuju dan 2 % (2 orang) menyatakan sangat tidak

tertarik dengan panggilan hidup bakti dengan kategori sangat tidak setuju.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan kaum muda

merasa kadang-kadang kurang tertarik dengan panggilan hidup bakti masuk

kategori netral dengan jumlah persentase cukup banyak yaitu 48 % (52 orang).

Keterangan mengenai persentase tersebut dapat dilihat pada diagram 9 aspek rasa

tertarik.

Diagram-9 Aspek Rasa Tertarik

3. Analisis Korelasi

Tabel-28 Analisis Correlations

Variabel Penghayatan Hidup Bakti dan Variabel Minat terhadap

Panggilan Hidup Bakti

Penghayatan

Hidup Bakti

Minat Terhadap

Panggilan Hidup

Bakti

Penghayatan Hidup

Bakti

Pearson

Correlation

1 .630**

Sig. (2-tailed) .000

N 108 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

82

Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti

Pearson

Correlation

.630**

1

Sig. (2-tailed) .000

N 108 108

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Pada tabel di atas terdapat korelasi antara penghayatan hidup bakti dan

minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti sebesar 0,630 dengan nilai

signifikansi 0,000. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang cukup

nyata dan signifikan antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda

terhadap panggilan hidup bakti.

B. Hasil Wawancara dengan Kaum Muda

Peneliti dalam penelitian ini mewawancarai 7 orang kaum muda di

paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta untuk melengkapi hasil

kuesioner yang sudah diisi oleh responden. Hasil wawancara dapat dilihat pada

tabel di bawah ini dan lampiran.

Tabel. 29

Hasil Wawancara dengan Kaum Muda

Pertanyaan Jawaban Responden

1. Bagaimana

pengalamanmu

mengenai

penghayatan hidup

bakti biarawan-

biarawati?

Responden A

Sejak SD sampai SMA saya sudah kenal dengan

suster, romo dan beruder. Waktu SD suster-suster

yang mengajar kami. Suster-suster yang mengajar

kami itu ramah, dan mengayomi anak-anak. Pada jam

istirahat kalau susternya lewat depan kelas pasti

menyapa kami. Ketika SMA ada bruder yang

mengajar kami. Saya malah kenal dengan biarawan-

biarawati karena ada bruder ikut mendampingi kami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

83

pada saat mengikuti kegiatan camping maupun

kegiatan lain seperti pada waktu itu disebut

kelompok ikatan siswa-siswi katolik antar sekolah-

sekolah di tempat saya sekolah dulu. Saya melihat

bruder enjoy, asyik dan menyenangkan saat berada

diantara teman-teman.

Responden B

Saya mengenal biarawan biarawati itu pada saat saya

mengikuti sekolah minggu. Saya senang melihat

suster, frater saat mengajar. Saya melihat biarawan-

biarwati itu hidupnya tenang mungkin karena sudah

niat mempersembahkan diri pada Tuhan. Ketika saya

bertemu di asrama milik suster saya disambut baik

sekali oleh suster, ditanya bagaimana kabar saya dan

sebagainya. Saya merasa senang karena susternya

masih kenal dan ingat nama saya. Sejak kecil saya

sudah mengenal biarawan-biarawati karena orang tua

saya aktif di lingkungan dan di gereja sehingga saya

tidak merasa asing jika ada kegiatan yang melibatkan

romo dalam mendampingi kami di EKM maupun

pendampingan di kampus.

Responden C

Kagum, salut, senang dengan suster, bruder, romo,

frater, yang memberi pelajaran agama, yang benar-

benar menguatkan iman, terutama pelajaran agama.

Saya kagum dengan biarawan-biarawati yang berani

hidup membiara dengan meninggalkan kelurga.

Bahkan ketika masih sekolah, saya pernah tertaik,

pengin sekali untuk hidup sebagai romo dan bahkan

sudah sampe nginap di biara selama tiga hari. Sejauh

pengalamanku biarawan-biarawati itu ramah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

84

suka menyapa saat bertemu entah di pasar atau pun di

lingkungan.

2. Bagaimana

kesaksian hidup

bakti biarawan-

biarawati dalam

menghayati kaul

kemurnian, kaul

kemiskinan dan

kaul ketaatan dalam

melaksanakan

tugas-tugas mereka?

Responden A

Saya melihat biarawan-biarawati hidupnya sederhana

apa adanya dan bisa dilihat secara langsung yaitu

pakaiannya. Meskipun pakaian hanya itu-itu saja

namun bahagia dalam hidup. Ada juga biarawan-

biarawati yang tidak bisa hidup sederhana seperti

saya lihat ada romo, kalau ke rumah makan pasti beli

makanan yang terbilang mahal, punya mobil yang

bagus dan handphone yang tidak kalah saing dengan

umat. Pikiran saya mungkin saja agar tidak kalah

saing dengan umat. Kalau soal kaul kemurnian, saya

melihat ada bairawan-biarwati bisa bertahan dengan

hidup menyendiri dan bisa berkarya dengan gembira.

Tetapi ada juga biarawan-biarawati yang melanggar

kaul kemurnian itu, dengan punya relasi yang khusus

dengan orang tertentu dan bisa membahayakan

panggilan.

Responden B

Kalau selama ini saya melihat biarawan-biarawati itu

menghayati hidup bakti dengan mudah. Mereka

sangat menikmati hidupnya meskipun itu tidak

mudah. Kadang-kadang dengan melihat mereka

sangat menikmati hidupnya itu yang membuat saya

jadi berangan-angan, mereka saja bisa kok kenapa

kadang saya tidak bisa menikmati hidup saya dengan

enjoy. Paling tidak saya bisa berkaca dari biarawan-

biarawati ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

85

Responden C

Sejauh pengalaman saya biarawan-biarawati hidup

apa adanya, mereka memiliki barang-barang duniawi

seperti handphone, laptop tetapi itu mereka

pergunakan dengan baik dan saya belum pernah

melihat suster bruder, frater dan romo memiliki

barang-barang mewah seperti mobil handphone dan

lainnya seperti istilah orang zaman sekarang hidup

glamor dengan tampilan dari luar. Justru saya malah

merasa sah-sah saja kalau mereka punya sarana

seperti handphone dan mobil kan untuk membantu

tugas pelayanan, saya melihat biarawan-biarawati

bijaksana kok dalam menggunakannya.

3. Apakah kamu

mempunyai minat

terhadap panggilan

hidup bakti?

Mengapa? Faktor

apa saja yang

membuat kamu

berminat dengan

panggilan hidup

bakti?

Responden A

Ya, saya pernah tertarik dengan panggilan hidup

bakti karena melihat biarawan-biarawati yang

hidupnya disiplin, ramah dan momen yang membuat

saya merasa tersentuh pada saat menjadi misdinar,

saya melihat romo memimpin misa saat berada di

depan altar. Dari situ saya merasa tertarik. Tetapi

ketika saya mau memutuskan untuk mendaftar masuk

biara, saya merasa ada ketakutan dalam diri saya,

apakah nanti saya bisa menjalani hidup sendiri atau

tidak. Kadang-kadang saya berpikir sendiri dan harus

memantapkan diri atau menata hati dulu.

Responden B

Pernah tertarik menjadi romo, karena mendapat

inspirasi dari kehidupan suster-suster yang hidupnya

tenang dan menikmati hidupnya itu. Alasan lain lagi

karena orang tua saya aktif dan rajin terlibat dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

86

kegiatan di Gereja dan lingkungan. Hanya saja pada

waktu itu saya belum berani menyampaikan itu

kepada orang tua dan itu menjadi pertimbangan saya

sendiri.

Responden C

Dulu ketika SMA saya tertarik ingin menjadi romo.

Ketika lulus SMA saya mendaftar ke biara Xaverian.

Tiga hari saya menginap di biara bersama para romo.

Namun tidak lama saya memutuskan untuk keluar.

Untuk saat ini saya belum punya minat lagi untuk

jadi pastor. Entah kenapa saya tidak berminat,

mungkin bukan panggilan saja atau memang belum.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas dan Uji Linearitas

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lewat penyebaran kuesioner

kepada kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta,

setelah dianalisis, membuktikan bahwa uji normalitas dan uji linearitas terpenuhi.

Hasil uji normalitas dengan menggunakan mentode Lilliefors diketahui data

berdistribusi normal karena nilai signifikansinya ˃ 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji linearitas menggunakan Test Of Linearity untuk melihat hubungan

secara linear antara variabel penghayatan hidup bakti dan variabel minat kaum

muda terhadap panggilan hidup bakti mempunyai hubungan yang linear atau

tidak. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan yang linear antara variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

87

penghayatan hidup bakti dan minat terhadap panggilan hidup bakti dengan nilai

signifikansi ˂ 0,05.

2. Variabel Penghayatan Hidup Bakti

Hasil analisis deskriptif variabel penghayatan hidup bakti secara

keseluruhan menunjukkan bahwa rata-rata kaum muda mengalami biarawan-

biarawati menghayati hidup bakti dengan baik dan masuk dalam kategori setuju.

Hal tersebut diperkuat dengan deskripsi setiap aspek dari variabel penghayatan

hidup bakti biarawan-biarawati yang meliputi aspek kaul kemurnian, kemiskinan

dan kaul ketaatan.

a. Aspek Kaul Kemurnian

Pada asepek kaul kemurnian biarawan-biarawati menghayati kaul dengan

baik terdapat persentase 50 % (54 orang) masuk dalam kategori setuju. Artinya

bahwa biarawan-biarawati menghayati dan memberi kesaksian akan kaul

kemurnian dengan baik yaitu dengan menujukkan sikap gembira, dewasa dalam

menjalin relasi dengan sesama dan total dalam pelayanan di tengah masyarakat

terutama kepada mereka yang miskin, menderita, difabel dengan tidak membeda-

bedakan orang. Kesaksian hidup biarawan-biarawati ini bagi kaum muda sangat

baik dan berharga bagi hidup mereka di zaman ini yang penuh dengan kemajuan

teknologi komunikasi yang semakin mendunia.

b. Aspek Kaul Kemiskinan

Pada aspek kaul kemiskinan kaum muda melihat biarawan-biarawati

memberi kesaksian yang baik dengan persentase 45 % (49 orang) masuk kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

88

setuju. Hasil ini menjukkan bahwa biarawan-biarawati dalam padangan kaum

muda berdasarkan pengalaman mereka, biarawan-biarawati mampu meneladan

hidup Yesus yang miskin, sederhana dan penuh totalitas dalam pelayanan

terutama kepada mereka yang miskin, tertindas, dan menderita lewat karya

kerasulan tarekat.

c. Aspek Kaul Ketaatan

Pada aspek kaul ketaatan terdapat persentase yang cukup banyak yaitu

55% (60 orang) masuk kategori setuju. Hasil ini menunjukkan bahwa biarawan-

biarawati mendapat tanggapan yang baik dari kaum muda bahwa melalui

kesaksian hidupnya, dapat melaksanakan dengan setia tugas perutusan yang

dipercayakan padanya dengan sukacita dan menunjukkan rasa tanggung jawab

dalam menjalaninya.

Biarawan-biarawati hidup bakti secara khusus menjadikan semangat

Injili sebagai pilihan hidup yang dihayati secara total, radikal, dan konsekuen

dengan hati yang tidak terbagi dan terpusat pada Tuhan, dan ditandai dengan

pengikraran kaul-kaul. Ketiga kaul ini adalah bentuk nyata sebagai perlawanan

terhadap budaya gila harta, kehormatan, dan kekuasaan. Dengan ketiga kaul ini,

biarawan-biarawati hidup bakti belajar untuk tidak mencari kenikmatan dunia ini,

tetapi lebih mau meyerahkan diri kepada Tuhan lewat tugas perutusan yang

diberikan tarekat.

Kesaksian hidup biarawan-biarawati dalam melaksanakan tugas

perutusan ditunjukkan dengan sikap gembira, totalitas, menjalin relasi yang baik

tanpa membeda-bedakan, menerima tugas apa pun yang diberikan sebagai wujud

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

89

cintanya pada Tuhan yang tentunya sangat menentukan mutu penghayatan hidup

kaul menurut nasihat Injil. Kesaksian hidup biarawan-biarawati itu terbukti bahwa

hidupnya sesuai dengan janji kaul yang telah diikrarkan kepada Tuhan dan

disaksikan oleh pihak gereja dan para penanggung jawab konggregasi serta umat

yang hadir dalam perayaan liturgi prasetya pertama dan prasetya kekal.

3. Variabel Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

a. Aspek Rasa Ingin Tahu

Pada aspek rasa ingin tahu, kaum muda kadang-kadang merasa ingin

mengetahui panggilan hidup bakti dan kadang tidak ingin mengetahui panggilan

hidup bakti melalui media kumunikasi seperti: internet, majalah serta proaktif

ikut terlibat dalam kegiatan aksi panggilan, rekoleksi kaum muda serta proaktif

bertanya pada biarawan-biarawati. Hal ini diperkuat dengan hasil analisis data

terdapat presentase 47 (51 orang) masuk dalam kategori netral. Faktor lain yang

mempengaruhi rasa ingin tahu kaum muda mengenai panggilan hidup bakti telah

dipaparkan pada kajian pustaka bab dua bahwa minat dinyatakan dalam sikap

terhadap kegiatan-kegiatan yang ditimbulkan minat. Dalam hal ini aspek afektif

minat berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang yang penting yaitu

orang tua, guru dan teman-teman terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat

tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk

media massa dan lainnya. Jika kaum muda mempunyai pengalaman atau

hubungan yang menyenangkan dengan biarawan-biarawati maka ia

mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan membiara biarawan-

biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

90

b. Aspek Sumber Motivasi

Pada aspek sumber motivasi kaum muda menemukan dalam diri

biarawan-biarawati sikap disiplin, rajin yang menjadi sumber inpirasi dan

motivasi bagi hidup mereka. Data deskripsi yang memperkuat pernyataan ini

terdapat persentase 56 % (60 orang) masuk kategori setuju.

c. Aspek Rasa Senang

Pada aspek rasa senang kaum muda merasa senang dengan melihat jubah

yang digunakan oleh biarawan-biarawati, rajin mengunjungi umat, mengadakan

kegiatan rekoleksi. Hasil analisis deskriptif aspek sumber motivasi tersebut

terdapat persentase 48 % (52 orang ) masuk kategori setuju.

d. Aspek Rasa Tertarik

Pada aspek rasa tertarik terdapat persentase 48 % (52 orang) masuk

kategori netral. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kaum muda kadang-kadang

teratrik dan kadang-kadang kurang tertarik dengan panggilan hidup bakti. Jika

kaum muda merasa senang dengan panggilan hidup bakti maka ia akan berusaha

untuk mencari tahu tentang panggilan hidup bakti, namun sebaliknya jika ia tidak

senang maka ia tidak tertarik untuk mengetahui tentang panggilan hidup bakti.

Minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti juga tergantung pada kesiapan

belajar dan kesempatan untuk belajar pada lingkungan. Jika individu mempunyai

minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental dan dengan bertambah luasnya

lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang di luar rumah yang

mulai mereka kenal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

91

Berdasarkan hasil deskripsi analisis variabel minat terhadap panggilan

hidup bakti secara keseluruhan rata-rata kaum muda mempunyai minat terhadap

panggilan hidup bakti. Melalui kesaksian hidup yang makin baik maka semakin

banyak kaum muda yang berminat dengan panggilan hidup bakti.

Minat merupakan suatu perangakat mental atau kecenderungan dari

dalam diri setiap orang untuk mengetahui apa yang dirasakan mengesan,

menyenangkan, menguntungkan, bermakna, dan bernilai, memberi sumber

motivasi untuk melakukan apa yang mereka inginkan, terdorong untuk melakukan

apa pun untuk mencapainya. Kesaksian hidup biarawan-biarawati secara

keseluruhan dalam bertutur kata, dalam membangun relasi kerjasama yang baik

dengan siapa pun, tidak membuat perbedaan terhadap sesama yang dilayani, ikut

serta dalam kegiatan paroki dan lingkungan yang merupakan model yang tidak

secara langsung menjadi objek yang menarik, menjadi sumber motivasi, membuat

kaum muda merasa senang dan tertarik untuk mengetahui dan mencari informasi

serta mendalaminya lebih jauh tentang panggilan hidup bakti.

4. Korelasi Penghayatan Hidup Bakti dengan Minat Kaum Muda Terhadap

Panggilan Hidup Bakti

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan nyata antara

Penghayatan Hidup Bakti variabel (X) teruji kebenaran hipotesis alternatif (Ha)

dengan variabel (Y) Minat terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di

Paroki Santo Yohanes Rasul Prinwulung Yogyakarta dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000 ˂ 0,005. Maka Hipotesis nihil (Ho) dalam kajian pustaka bab II

ditolak yaitu tidak ada Hubungan antara Penghayatan Hidup Bakti dengan Minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

92

Terhadap Panggilan Hidup Bakti bagi Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung Yogyakarta. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda terhadap panggilan

hidup bakti.

Hasil penelitian melalui analisis korelasi membuktikan bahwa besar

hubungan antara Penghayatan Hidup Bakti dengan Minat terhadap Panggilan

Hidup Bakti Kaum Muda di Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta adalah 0,630. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat

antara penghayatan hidup bakti dengan minat terhadap panggilan hidup bakti.

Data hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin baik penghayatan hidup bakti

maka semakin meningkat jumlah kaum muda yang berminat terhadap panggilan

hidup bakti. Dari data tersubut terjadi hubungan yang positif antara variabel

penghayatan hidup bakti dengan variabel minat terhadap panggilan hidup bakti.

Hasil yang diperoleh memberi gambaran mengenai keeratan hubungan

antara variabel penghayatan hidup bakti dengan variabel minat terhadap panggilan

hidup bakti bagi kaum muda di paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Yogyakarta. Data hasil wawancara dengan kaum muda, menunjukkan bahwa

biarawan-biarawati menghayati hidup baktinya dengan baik melalui kehadirannya

dalam karya perutusan serta kesaksian hidupnya yang dapat memberi motivasi,

inspirasi bagi mereka. Selain hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara

kedua variabel tersebut, ada faktor lain dari minat kaum muda yang berhubungan

dengan panggilan hidup bakti yaitu minat terhadap panggilan hidup bakti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

93

merupakan anugerah cuma-cuma dari Allah. Allah-lah yang berinisiatif

memanggil setiap orang dan kepada setiap pribadi untuk mengikuti-Nya sebagai

biarawan-biarawati. Oleh karena itu dibutuhkan kepekaan hati untuk melihatnya,

memahami dan menanggapinya.

D. Refleksi Kateketis.

1. Pengertian Katekese

Anjuran Apostolik Yohanes Paulus II tentang katekese masa kini yaitu

dalam art. 18 tentang katekese adalah pembinaan anak-anak, kaum muda dan

orang-orang dewasa dalam iman, dan penyampaian ajaran Kristen, yang diberikan

secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar peserta memasuki

kepenuhan hidup Kristen. Dari pengertian tersebut katekese adalah usaha-usaha

dari pihak Gereja untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati

dan mewujudkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Katekese dipahami

sebagai bagian utuh pastoral Gereja dan memiliki hubungan erat dengan

evangelisasi baru. Arah utama seluruh kegiatan pastoral Gereja adalah demi

pembangunan hidup umat. Tujuan utama katekese adalah pengembangan hidup

beriman umat agar secara bersama-sama ikut berjuang mewujudkan nilai-nilai

Kerajaan Allah di tengah-tengah hidup manusia.

Dalam semua karya pastoral yang diusahakan oleh Gereja diarahkan agar

semua umat makin mengasihi dan mengimani Yesus Kristus sebagai jantung dan

hati umat beriman Kristiani. Karena itu, arah evangelisasi dan katekese adalah

membantu umat supaya menjadikan Yesus Kristus sebagai acuan hidup baik

secara pribadi maupun komuniter (CT. 5). Arah evangelisasi adalah membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

94

umat supaya lebih mengenal, mengasihi dan mengikuti Yesus Kristus dari hari ke

hari, seperti Kristus lebih dulu telah menjukkan kasih-Nya itu kepada manusia

melalui sengsara wafat dan bangkit demi keselamatan semua umat manusia.

Evangelisasi bukan membawa umat untuk masuk ke dalam Gereja tetapi lebih-

lebih mendorong umat supaya berdasar imannya memberikan kesaksian konkret

di tengah-tengah hidup masyarakat agar kehadiran umat sungguh mendatangkan

berkat bagi sesama di sekitarnya.

Seluruh umat pada prinsipnya secara bersama-sama ikut memiliki

katekese dan sungguh-sungguh secara aktif bertanggung jawab terhadap

perkembangan katekese. Di samping itu, seluruh segi hidup dan kegiatan umat

dapat bernilai kateketis. Komunitas umat beriman mejadi asal, tempat dan tujuan

katekese. Komunitas mencakup keluarga, lingkungan, sekolah, dan gerakan umat

lainnya bekerjasama dalam membangun iman umat.

2. Biarawan-Biarawati Hidup Bakti sebagai Ketekis

Seperti Kristus melaksanakan karya penebusan dalam kemiskinan dan

penganiayaan, begitu pula Gereja dipanggil untuk menyalurkan buah-buah

keselamatan kepada manusia (LG. 8, 9). Dalam hal ini terdapat dalam (Luk 19:10;

18), Kristus diutus oleh Allah untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-

orang miskin, menyembuhkan mereka yang putus asa, mencari dan

menyelamatkan yang hilang.

Dalam Injil Matius 28:19 berbicara mengenai semua umat yang telah

dibaptis menjadi murid-murid yang dipanggil dan diutus. Artinya semua orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

95

yang telah dibaptis apapun kedudukannya dalam Gereja atau tingkat pendidikan

adalah pelaku-pelaku evangelisasi.

Di dalam konteks ini, setiap pribadi perlu menyadari bahwa semua

kegiatan karya kerasulan dan bentuk keterlibatan di paroki dapat bernilai

kateketis. Karena itu, setiap anggota yang dengan sepenuh hati menghayati

imannya dan mengambil bagian secara aktif di dalam kegiatan beriman umat

dapat berperan sebagai “katekis”. Kesaksian iman umat tersebut meneguhkan,

memberi ilham, memperkaya dan mendorong sesama umat untuk juga

berkembang di dalam iman. Seluruh kehidupan dan pelayanan bernilai katekis. Ini

cocok dengan katekese umat yang Kristosentris. Artinya katekese benar-benar

dari, oleh dan untuk umat.

3. Aspek Katekis dalam Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

Kaum muda pada zaman ini, hidup dalam konteks budaya globalisasi.

Kehadiran globalisasi membawa banyak kemudahan. Salah satu contoh dampak

dari kehadiran globalisasi seperti kemajuan teknologi komunikasi dapat

membantu orang dalam membangun relasi dan berkomonikasi, serta memberi

banyak informasi mengenai pengetahuan dalam hidup. Kehadiran dan kesaksian

hidup biarawan-biarawati berjalan seiring dengan budaya globalisasi tersebut.

Sangat menarik bahwa di tengah maraknya budaya globalisasi ini, kesaksian

hidup biarawan-biarawati tidak terlepas dari tugasnya sebagai ketekis sekaligus

sebagai pewarta dapat membantu kaum muda zaman ini dengan berbagai kegiatan

pastoral baik di sekolah, di Gereja, dan di mana pun serta didukung pula dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

96

kesaksian hidup yang baik sehingga kehadirannya bermakna dan bisa

menginspirasi hidup orang lain.

Kesaksian hidup yang baik merupakan tindakan awal pewartaan Injil.

Kehadiran semua umat, lebih-lebih biarawan-biarawati hidup bakti yang

menunjukkan sikap saling berbagi, kesetiakawanan, juga merupakan unsur hakiki

dan pada umumnya itu yang pertama ditunjukan dalam pewartaan Injil. Semua

orang Kristiani dipanggil untuk memberi kesaksian itu, dan dengan demikian

mereka dapat menjadi pewarta Injil yang sejati. Kerygma atau pewartaan adalah

salah satu dari tugas Gereja bagi semua umat yang sudah dibaptis. Kerygma,

dalam konteks yang lebih luas dapat juga berarti kemampuan untuk melihat setiap

persoalan dalam perspektif iman. Hanya iman yang tanggap yang akan mampu

mewujudkan bukti nyata membantu di dalam memaknai permasalahan hidup.

Begitu pula dengan minat terhadap panggilan hidup bakti terjadi karena

pengalaman pribadi sesorang terhadap apa yang dilihat dan dialami. Pengalaman

pribadi itu dialami dalam lingkup keluarga, sekolah dan sebaginya. Jika kesaksian

hidup yang makin baik dari keluarga, lingkungan sosial, dan sekolah, akan

menguntungkan bagi mereka yang menyaksikan, khususnya kaum muda yang

cenderung merasa terdorong untuk mengikutinya. Justru sebaliknya tidak maka ia

akan melupakan karena tidak menguntungkan bagi dirinya.

Minat mulai tumbuh karena pengalaman pribadi seseorang dengan objek

yang mempengaruhinya. Objek yang dimaksudkan adalah kesaksian hidup

biarawan-biarawati yang ramah, gembira, rajin, disiplin, jujur dan membantu

orang tanpa membeda-bedakan. Minat terhadap panggilan hidup bakti terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

97

karena dukungan dari keluarga. Dalam hal ini orang tua juga ikut berperan serta

dalam memberikan kesaksian hidup yang baik dan ada relasi kerjasama yang baik

antara biarawan-biarawati hidup bakti dengan keluarga. Jika orang tua

mempunyai perhatian terhadap kehidupan membiara maka anak pun akan

meneladan orang tuanya.

Kesaksian hidup bakti biarawan-biarawati dan keluarga serta pihak

sekolah mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan minat terhadap

panggilan hidup bakti dalam diri kaum muda. Mutu keberhasilan seseorang atau

komunitas baik keluraga dan komunitas biara dalam suatu karya perutusan, dan

bertambahnya minat terhadap panggilan hidup bakti terletak dalam mutu hidup

rohani setiap pribadi dalam menghayati hidupnya baik sesebagai biarawan-

biarawati dan sebagai orang tua dan anak-anak. Pengalaman penulis selama ini,

sebagai calon katekis dan sekaligus sebagai biarawati menyadari bahwa kehadiran

dan perjumpaan dengan sesama serta dalam kegiatan apa pun, ada unsur kesaksian

hidup yang didukung pula dengan pendekatan secara rutin dengan simpatisan

kaum muda yang berminat dengan panggilan hidup bakti. Pendekatan secara

personal dengan kaum muda, bagi penulis sebagai pintu masuk untuk mengenal

mereka secara mendalam tentang keprihatianan dan pergulatan mereka, sehingga

dapat membuka wawasan mereka mengenai kehidupan membiara diperkaya.

Pengalaman penulis mengenai minat terhadap panggilan hidup bakti, mulai

tumbuh melalui hal-hal yang sederhana seperti dukungan dari orang tua dengan

cara bertanya mengenai apa cita-citamu. Bentuk dukungan ini diperkuat dengan

kunjungan keluarga dari biarawan-biarawati ke rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

98

Maka sangat tepatlah penulis mengutip kata-kata Paus Frasiskus dalam

Evangelii Gaudium art. 46 berbicara mengenai Gereja dipanggil untuk menjadi

rumah Bapa, dengan pintu-pintu yang selalu terbuka lebar sehingga jika seseorang

digerahkan oleh dorongan Roh, datang ke sana untuk mencari Allah dan tidak

mendapati sebuah pintu tertutup. Dengan demikian setiap orang dengan cara

tertentu dapat mengambil bagian dalam kehidupan menggereja. Gereja merupakan

rumah Bapa dimana ada tempat untuk setiap orang dengan permasalahan hidup

mereka.

Gereja seluruhnya harus keluar menjumpai setiap orang tanpa kecuali,

namun terutama pada mereka yang miskin, sakit, mereka yang dihina dan

diabaikan dan mereka yang tidak bisa membalasmu (EG. 48). Paus menegaskan

sekali lagi bahwa marilah kita bergerak keluar, marilah kita bergerak keluar

mewartakan kepada setiap orang hidup Yesus Kristus. Paus Fransiskus

mengimbau kepada seluruh umat, para imam dan umat awam dan juga biarawan-

biarawati hidup bakti dengan mengatakan bahwa saya lebih menyukai Gereja

yang memar, terluka dan kotor karena telah keluar ke jalan-jalan dari pada Gereja

yang sakit karena menutup diri dan nyaman melekat pada rasa aman sendiri (EG.

49). Kehadiran biarawan-biarawati hidup bakti mempunyai aspek katekis dan itu

diwujudkan melalui berbagai karya kerasulan tarekat. Kesaksian yang dimaksud

tidak lain adalah menghadirkan Tuhan yang penuh sukacita dan belaskasih seperti

pengalaman nabi Zefannya yang menghadirkan Tuhan dengan umatnya di tengah

perayaan yang berlagsung dengan sukacita keselamatan (Zef 3:17-18), dan inilah

sukacita yang kita alami sehari-hari, di tengah berbagai hal kecil dalam hidup,

sebagai tanggapan atas undangan kasih Allah kepada kita. (GE.4).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

99

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengalami beberapa kesulitan,

tantangan dan keterbatasan sebagai berikut:

1. Penulis menyadari bahwa ada instrumen yang tidak bisa mengungkap maksud

dari aspek variabel dalam penelitian ini.

2. Dalam membuat kisi-kisi dan instrumen variabel penghayatan hidup bakti,

penulis merasa tertantang karena tidak semua kaum muda yang mengetahui

kehidupan membiara.

3. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti mengalami kesulitan dalam mengatur

waktu dengan kaum muda sehingga pada saat pengisian angket peneliti tidak

bisa hadir mengawasi responden sehingga petunjuk yang ada dalam angket

bisa kurang dimengerti oleh responden atau bisa terjadi kekeliruan dalam

mengisi setiap pernyataan dari variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

  

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pendahuluan pada bab satu pemaparan permasalahan, dan

pada kajian pustaka bab dua sehubungan dengan penghayatan hidup bakti dan

minat terhadap panggilan hidup bakti, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

Penghayatan hidup bakti biarawan-biarawati meliputi kaul kemurnian,

kaul kemiskinan dan kaul ketaatan. Hasil analisis statistik penghayatan hidup

bakti diketahui jumlah persentase 51 % (55 orang). Artinya biarawan-biarawati

menghayati hidup bakti dengan baik dan masuk kategori setuju dan minat

terhadap panggilan hidup bakti 44 % (48 orang) dengan jumlah persentase

menunjukkan bahwa ada minat kaum muda terhadap panggilan hidup bakti.

Hasil analisis data terdapat hubungan yang cukup erat dan signifikan

antara penghayatan hidup bakti dengan minat kaum muda terhadap panggilan

hidup bakti yang ditunjukkan dengan nilai Analisis correlations 0,630 pada taraf

signifikansi 0,000. Penemuan ini memberi gambaran pada peneliti bahwa semakin

baik penghayatan hidup bakti maka semakin banyak minat kaum muda terhadap

panggilan hidup bakti. Populasi penelitian ini adalah kaum muda di paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta sebanyak 108 orang. Penulis

memperoleh data tersebut melalui penyebaran kuesioner kepada kaum muda di

paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta pada tanggal 23 Agustus

2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

101

Sedangkan minat merupakan sumber motivasi, rasa ingin tahu, rasa

senang dan rasa tertarik terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun

pekerjaaan. Oleh karena itu sebagai biarawan biarawati, guru di sekolah, terutama

orang tua, yang mendampingi anak di rumah, di sekolah, dan kegiatan apapun di

Gereja dan lingkungan, agar dapat menngkatkan kesaksian hidup yang baik dalam

bertutur kata, bertindak terhadap anak-anak. Kesaksian hidup yang baik bisa

menjadi media pembelajaran yang baik untuk menumbuhkan minat anak,

terutama kaum muda. Minat timbul dari hasil pengenalan dengan lingkungan,

atau hasil interaksi belajar dengan lingkungannya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis melihat hal-hal yang perlu

perhatikan oleh biarawan-biarawati, orang tua, penanggung jawab kepemudaan di

paroki. Oleh karena itu penulis memberikan usulan sebagai upaya meningkatkan

pendekatan dengan kaum muda agar dapat membatu mereka dalam menumbuhkan

benih panggilan yang sudah Tuhan taburkan dalam diri mereka sehingga tetap

terpelihara dan berbuah sebagaimana Tuhan kehendaki.

1. Adanya kerjasama biarawan-biarawati dengan penanggung jawab kepemudaan

di paroki sehingga ada program secara rutin mengadakan kegiatan rekoleksi

dengan kaum muda.

2. Biarawan-biarawati mengadakan kerjasama dengan pihak paroki, agar

mengadakan program aksi panggilan dengan kaum muda dan dilakukan dalam

bentuk apa saja seperti: open house dan Liv-in di tengah keluarga sehingga bisa

mensosialisasikan kepada umat terutama orang tua dan kaum muda mengenai

hidup bakti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

102

3. Para Suster Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) Provinsi Indonesia, agar semakin

meningkatkan semangat pelayanan pastoral dengan cara mengadakan

kunjungan keluarga sehingga kehadirannya bisa menjadi sumber inspirasi bagi

kaum muda yang tergerak hatinya mau mengikuti panggilan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

DAFTAR PUSTAKA

Andi Mappiare. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional

Darminta. J. (1982). Berbagai Segi Penghayatan Hidup Religius Sehari-hari.

Yogyakarta: Kanisius.

______________. (2010). Penegasan Panggilan. Yogyakarta: Kanisius.

Duwi Priyatno. (2012). Yogyakrta: CV. Andi OFFSET.

Elizabeth B. Hurlock. (1978). Perkembangan Anak jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fransiskus. (Paus). (2013). Evangelii Gaudium. (F.X Adisusanto, & Bernadeta

Hariani Tri Prasasti). Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan

tahun 2013).

Kongregasi Untuk Lembaga Hidup Bakti. (1992). Pedoman-Pedoman Pembinaan

dalam Lembaga-Lembaga Religius. (Marcel Beding, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1992).

Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan

Referensi. Yogyakarta: Kanisius.

Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana,

Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966).

Konverensi Waligereja Indonesia. (2006). Kitab Hukum Kanonik: Edisi Resmi

Bahasa Indonesia. Jakarta: KWI.

Mardi Prasetya. F. (1992). Psikologi Hidup Rohani. Yogyakarta: Kanisius

______________. (2000). Unsur-Unsur Hakiki dalam Pembinaan. Yogyakarta :

Kanisius.

______________. (2001). Tugas Pembinaan Demi Mutu Hidup Bakti.

Yogyakarta: Kanisius.

Mintara Sufiyanta. A. (2010). Kisah – Kisah Dibalik Jubah. Jakarta: Obor

Nini Subini. (2012). Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Mentari Pustaka.

Nurul Zuriah. A. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Panut Panuju. H. & Ida Umami. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Paul Suparno. (2007). Saat Jubah Bikin Gerah. Yogyakarta: Kanisius

______________. (2011). Hidup Membiara di Zaman Moderen. Malang: DIOMA

Putri-Putri Bunda Hati Kudus (2013). Konstitusi dan Direktorium.

Rachman Abror. Abd. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Riduwan. (2004). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

______________. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Singgih Santoso. (2014). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Alex

Media Komputindo.

Tim Pustaka Familia. (2006). Warna-warni Kecerdasan Anak dan

Pendampingnya.Yogyakarta: Kanisius.

Wina Sanjaya. H. (2013). Penelitian Pendidikan: jenis, metode dan prosedur.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Yohanes, Paulus II (Paus). (1979). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana,

Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI.

______________. (1996). Vita Consecrata. (R. Hardawirjana, Penerjemah).

Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(1)

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

Petunjuk pengisian angket:

1. Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini

2. Pilihlah salah satu kolom di bawah ini yang sesuai dengan pengalaman Anda:

dengan memberi tanda cek list ( )

3. Keterangan alternatif jawaban

SS = Sangat setuju /Selalu

S = Setuju/Sering

N = Ragu-Ragu/Kadang-Kadang/Netral

TS = Tidak Setuju/hampir tidak pernah

STS = Sangat Tidak Setuju/Tidak pernah

4. Contoh cara menjawab:

No. PERNYATAAN SS

5

S

4

N

3

TS

2

STS

1

X Keluarga saya dikunjungi oleh kelompok

Legio Maria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(2)

Nama : _____________________________________

Paroki : _____________________________________

No Pernyataan SS S N TS STS

1. Saya melihat biarawan biarawati bergembira

dalam melaksanakan tugas perutusannya.

2. Biarawan – biarawati menunjukkan ekspresi

wajah gembira saat bertemu dengan umat.

3 Biarawan biarawati tidak mudah mengeluh jika

mengalami kesulitan dan tantangan.

4. Tugas dan pelayanan biarawan biarawati

memberi inpirasi hidup bagi saya.

5. Menurut saya biarawan biarawati setia pada

panggilannya karena mampu menerima segala

tantangan hidup tidak menikah.

6. Biarawan biarawati bersikap sabar terhadap

semua orang.

7 Saya melihat biarawan biarawati bersikap tegas

terhadap siapapun tanpa membeda bedakan.

8. Biarawan biarawati mudah bersosialisasi

dengan siapapun.

9. Biarawan biarawati tidak membedakan dalam

persahabatan.

10. Biarawan biarawati mudah mengendalikan

emosinya.

11. Biarawan biarawati dipercaya umat karena

bijaksana dalam memberikan nasehat, kritik,

saran, dan sulusi pada semua orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(3)

12. Biarawan biarawati sulit bekerjasama dengan

orang lain.

13. Biarawan biarawati mengutamakan orang yang

tersingkir, kecil, miskin dalam pelayanannya.

14. Biarawan biarawati totalitas dalam bekerja.

15. Biarawan biarawati tidak memiliki fasilitas

berlebihan seperti: pakaian, Handphone,

laptop, uang dan lainnya.

16. Biarawan biarawati tidak mudah mengeluh

dengan berbagai kesulitan hidup.

17. Biarawan biarawati menunjukkan sikap hemat

dalam menggunakan uang.

18. Biarawan biarawati meneladani kehihidup

Yesus yang miskin apa adanya.

19. Biarawan biarawati tidak membeda-bedakan

orang yang membutuhkan pertolongan.

20. Biarawan biarawati murah hati kepada

siapapun dalam pelayanannya.

21. Biarawan biarawati sulit menerima perbedaan

satu sama lain di tempat tugas dan di biara.

22. Biarawan biarawati, siap sedia jika dipindahkan

ke tempat tugas yang baru.

23. Saya melihat biarawan biarawati bersedih hati

jika dipindahkan ke tempat tugas yang baru.

24. Biarawan biarawati terlibat dalam

kepengurusan dewan pastoral paroki.

25. Biarawan biarawati rajin mengunjungi umat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(4)

26 Sejak kecil saya sudah mengenal biarawan

biarawati

27. Saya sudah terbiasa dengan kehidupan

biarawan biarawati.

28. Saya merasa senang bila berada diantara

biarawan biarawati.

29. Jika bertemu, saya suka bertanya pada

biarawan biarawati mengenai kehidupan

membiara atau hidup bakti.

30. Saya rajin bersama teman-teman berkunjung ke

biara

31. Saya merasa tergerak menjadi romo, suster,

bruder jika melihat biarawan biarawati.

32. Saya rajin mengikuti kegiatan rekoleksi dan

aksi panggilan.

33. Saya senang mengikuti kegiatan rekoleksi dan

aksi panggilan tetapi orang tua tidak

mendukung.

34. Saya tahu bahwa panggilan hidup bakti indah

namun saya tidak menemukan keindahan itu

yang mendorongku menjadi suster, romo, frater

dan bruder.

35. Saya terkesan dengan biarawan biarawati yang

rajin mengikuti misa dan doa lingkungan.

36. Dalam setiap perjumpaan dengan biarawan

biarawati saya melihat ada rahmat terselubung

dibalik jubah yang dipakai.

37. Saya senang dengan hidup disiplin para

biarawan biarawati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(5)

38. Saya tergerak meneladan biarawan biarawati

karena jujur, adil dan baik hati kepada siapaun.

39. Saya merasa kagum melihat cara kerja

biarawan biarawati

40. Saya merasa terkesan dengan kegiatan aksi

panggilan dan rekoleksi karena berfariasi dan

menyenangkan

41. Saya terkesan dengan renungan dan homili

biarawan biarawati.

42. Saya senang melihat biarawan biarawati yang

secara rutin mengunjungi orang sakit.

43. Saya terkesan dengan jubah biarawan

biarawati.

44. Saya tertarik dengan panggilan hidup bakti

karena keluraga saya dekat dengan biarawan

biarawati.

45. Saya tertarik dengan panggilan hidup bakti dan

mencari informasi di majalah, internet, dan

buku – buku rohani.

46. Saya senang dengan panggilan hidup bakti

karena melihat biarawan biarawati dalam

kegiatan PIA, OMK, kegiatan doa di paroki dan

lingkungan.

47. Saya tertarik menjadi biarawan biarawati

karena mereka ramah dan tidak sombong.

48. Saya tertarik dengan kehidupan disipilin

biarawan biarawati.

49. Saya tertarik dengan kehidupan biarawan

biarawati karena dalam pelayanannya

mendahulukan orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(6)

50. Saya tertarik menjadi biarawan biarawati

karena bertanggung jawab dalam melaksanakan

tugas dan pelayanannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(10)

Lampiran 3 : Data Hasil Wawancara

Pertanyaan Jawaban Responden

1. Bagaimana

pengalamanmu

mengenai penghayatan

hidup bakti biarawan-

biarawati?

Responden D

Biarawan biarawati merupakan teladan hidup serta

dapat menjadi inspirasi melalui karya nyata

misalnya pelayanan terhdap kaum miskin, anak-

anak terlantar dan difabel serta sangat peduli

terhadap sesama manusia.

Responden E

Pengalaman saya, waktu kecil ikut sekolah minggu,

kagum karena biarwan-biarwati rela meningglkan

kesenangan dunia untuk melayani Tuhan, dari situ

memberi motivasi bagi saya untuk rajin berdoa.

Saya kenal dengan biarawan biarawati sejak kecil

karena rumah saya dulu banyak suster romo datang

ke rumah kalau acara ibadat bahkan kami sudah

anggap keluarga. Sejauh pengalaman saya

komunikasi dengan suster bagus, kalau ketemu

dengan saya atau mama pasti ajak bercerita dan

memberi nasehat yang memotivasi saya agar nurut

sama orang tua. Kalau melas ke gereja dan ketemu

suster pasti ditanya kenapa tidak ke gereja. Saya

merasa termotivasi agar tidak malas dan harus rajin.

Responden G

Dari kecil saya sudah dekat dengan lingkungan

biara, pastoran, susteran. Orang tua dekat dengan

suster dan romo. Waktu SMP saya di asrama. Suster

suster lebih membantu aku untuk berkembang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(11)

seperti misalkan rajin dan displin. Menurut aku

hidup membiara seperti suster, romo, walaupun

tidak bisa bebas seperti kami namun mereka juga

menikmati sekali hidupnya. Waktu misa di gereja

melihat romo memberkati anak rasanya senang

nampak dari wajahnya bahagia.

2. Bagaimana kesaksian

biarawan-biarwati

dalam menghayati

kaul ketaatan, kaul

kemiskinan dan kaul

ketaatan dalam

menjalani tugas-tugas

mereka?

Responden D

Pengalamanku, biarawan biarwati selalu taat dan

melaksanakan kaul kaulnya dengan baik. Mereka

selalu hidup sederhana dalam berpakain, bersikap

ramah terhadap siapa saja. Saya melihat itu dari

kaka saya sendiri yang selalu mengedepankan

kehidupan rohani, seperti rajin dalam mengikuti

misa meskipun kadang gerejanya jauh dari rumah,

juga setiap hari sebelum berkativitas diawali dengan

berdoa dulu.

Responden E

Kalau menurut pengalamanku kesaksian biarawan

biarawati dengan kaul kaulnya, baik. Mereka itu

bisa hidup apa adanya. Punya pakaian sederhana,

makan seadanya, bergaul baik dengan siapa saja

tanpa membedakan orang dan saya salut mereka

rela kalau pindah tugas ke ke tempat lain dan sering

saya lihat suster suster yang ada di lingkungan kami

kadang selalu berganti anggota yang lain dan selalu

tidak sama.

Responden F

Pengalaman saya suster yang sudah dipanggil hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(12)

mebiara tidak mewa. Dalam hidup sering memilih

hidup sederhana, netral dalam bertegaul, tidak

memilih orang, merangkul orang susah. Mereka

menjalankan hidup dengan serius maksudnya taat

pada panggilan dan aturan biara. Kalau ada

kegiatan membaur. Kehidupan mereka itu sering

memberi semacam motivasi bagi saya untuk bisa

hidup baik.

Responden G

Pengalamanku biarawan-biarawati menhghayati

kaul ketaatan emang sesuai dengan panggilan

mereka dengan baik. Aku lihat biarawan-biarawati

itu sederhana, merangkul orang lain yang susah,

mengunjungi orang sakit juga.

3. Apakah kamu

mempunyai minat

terhadap panggilan

hidup bakti?

Mengapa? Faktor apa

saja yang membuat

kamu berminat dengan

panggilan hidup bakti?

Responden D

Saya tertarik dengan panggilan membiara karena

bagi saya bekerja di ladang Tuhan itu sangat mulia

dan mendalami kehidupan rohani, seperti berdoa,

membaca kitab suci dan berkarya melayani orang

miskin, tersingkir seperti Tuhan Yesus sediri. Saya

tertarik ingin menjadi suster karena melihat sendiri

kesaksian kaka saya sampai saat ini berkarya

meskipun kadang 4 tahun sekali baru berlibur ke

rumah.

Responden E

Kalau saya secara jujur saya belum tertarik atau

berminat dengan panggilan hidup membiara, karena

saya berpikir selama ini bahwa kalau mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(13)

menjalani panggilan membiara harus benar-benar

siap.

Responden F

Dulu masih SMP ingin jadi suster. Kalau jadi suter

bagus, karena tidak keluarga, hidup kita cuman satu

saja yaitu ke Tuhan saja. Melakukan apa pun

dengan sederhana termasuk memilih pakaian. Dan

tidak memiliki pakaian yang mewah seperti awam

pilih pakaian mewa mewa. Faktor-faktor yang

membuat saya ingin jadi susterr karena biara dekat

dengan rumah saya, jadi sering saya curhat dengan

suster dan merasa suster dan pastor seperti keluarga

sendiri.

Responden G

Dulu waktu SD, pernah pingin jadi sr gak tau

setelah itu hilang. Faktor-faktor yang membuat saya

ingin menjadi suster karena menurut aku panggilan

hidup membiara itu cantik dan indah, pingin pake

krudung dan baju biara, seiring berrjalannya waktu

hilang. saya perna bilang ke orang tua juga dan

orang tua tidak mengatakan apa apa. Namun waktu

SMP dapat nilai bagus dalam satu pelajaran tertentu

misalnya mata pelajaran IPA terus pengin masuk ke

jurusan itu karena pengaruh melihat teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(14)

Lampiran 4: Datal Hasil Uji Validitas

Variabel X

Variabel Y

No

Item Hasil

No

Item Hasil

No

Item Hasil

No

Item Hasil

1

0,000 16

0,000

26 0,000 41 0,000

2 0,000 17

0,000

27 0,003 42 0,000

3 0,000 18

0,000

28 0,000 43 0,000

4 0,000 19

0,000

29 0,000 44 0,000

5 0,000 20

0,000

30 0, 000 45 0, 000

6 0,000 21 0,001

31 0,000 46 0, 000

7 0,000 22

0,000

32 0,000 47 0, 000

8 0,000 23 0,037

33 0,690 48 0,000

9 0,000 24 0,003

34 0,007 49 0, 000

10 0,000 25

0,000

35 0,000 50 0,000

11 0,000

36 0,000

12 0,000

37 0,000

13 0,000

38 0,000

14 0,000

39 0,000

15 0,000

40 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(15)

Lampiran 5: Data Out Put Korelasi Keseluruhan

Correlations

Penghayatan

Hidup Bakti

Minat Terhadap

Panggilan Hidup

Bakti

Penghayatan Hidup Bakti

Pearson Correlation 1 .630**

Sig. (2-tailed) .000

N 108 108

Minat Terhadap Panggilan Hidup

Bakti

Pearson Correlation .630** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 108 108

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(16)

ANOVA Table

Sum of

Square

s

df Mean

Squar

e

F Sig.

Penghayatan Hidup Bakti

* Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti

Between

Groups

(Combined) 11436.

784

41 278.94

6

2.705 .000

Linearity 7249.5

98

1 7249.5

98

70.311 .000

Deviation

from

Linearity

4187.1

86

40 104.68

0

1.015 .470

Within Groups 6805.0

95

66 103.10

8

Total 18241.

880

107

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Penghayatan Hidup Bakti .060 108 .200* .984 108 .212

Minat Terhadap

Panggilan Hidup Bakti

.048 108 .200* .992 108 .762

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(17)

Penghayatan Hidup Bakti Secara Keseluruhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

55.00 1 .9 .9 .9

64.00 1 .9 .9 1.9

65.00 1 .9 .9 2.8

69.00 2 1.9 1.9 4.6

70.00 2 1.9 1.9 6.5

71.00 3 2.8 2.8 9.3

72.00 2 1.9 1.9 11.1

74.00 1 .9 .9 12.0

76.00 2 1.9 1.9 13.9

77.00 1 .9 .9 14.8

78.00 2 1.9 1.9 16.7

81.00 4 3.7 3.7 20.4

83.00 1 .9 .9 21.3

84.00 7 6.5 6.5 27.8

85.00 4 3.7 3.7 31.5

86.00 5 4.6 4.6 36.1

87.00 3 2.8 2.8 38.9

88.00 1 .9 .9 39.8

89.00 2 1.9 1.9 41.7

90.00 4 3.7 3.7 45.4

91.00 2 1.9 1.9 47.2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(18)

92.00 2 1.9 1.9 49.1

93.00 3 2.8 2.8 51.9

94.00 5 4.6 4.6 56.5

95.00 2 1.9 1.9 58.3

96.00 3 2.8 2.8 61.1

97.00 1 .9 .9 62.0

98.00 5 4.6 4.6 66.7

99.00 3 2.8 2.8 69.4

100.00 2 1.9 1.9 71.3

101.00 4 3.7 3.7 75.0

102.00 1 .9 .9 75.9

103.00 3 2.8 2.8 78.7

104.00 4 3.7 3.7 82.4

105.00 1 .9 .9 83.3

106.00 2 1.9 1.9 85.2

107.00 4 3.7 3.7 88.9

108.00 4 3.7 3.7 92.6

109.00 1 .9 .9 93.5

113.00 3 2.8 2.8 96.3

114.00 1 .9 .9 97.2

115.00 1 .9 .9 98.1

116.00 1 .9 .9 99.1

117.00 1 .9 .9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(19)

Penghayatan Hidup Bakti Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 Extremes (=<55)

1.00 6 . 4

3.00 6 . 599

8.00 7 . 00111224

5.00 7 . 66788

12.00 8 . 111134444444

15.00 8 . 555566666777899

16.00 9 . 0000112233344444

14.00 9 . 55666788888999

14.00 10 . 00111123334444

12.00 10 . 566777788889

4.00 11 . 3334

3.00 11 . 567

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(20)

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(21)

Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemurnian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(22)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

28.00 1 .9 .9 .9

32.00 1 .9 .9 1.9

36.00 1 .9 .9 2.8

38.00 1 .9 .9 3.7

39.00 6 5.6 5.6 9.3

40.00 2 1.9 1.9 11.1

41.00 1 .9 .9 12.0

42.00 3 2.8 2.8 14.8

43.00 4 3.7 3.7 18.5

44.00 1 .9 .9 19.4

45.00 3 2.8 2.8 22.2

46.00 3 2.8 2.8 25.0

47.00 9 8.3 8.3 33.3

48.00 1 .9 .9 34.3

49.00 6 5.6 5.6 39.8

50.00 7 6.5 6.5 46.3

51.00 7 6.5 6.5 52.8

52.00 3 2.8 2.8 55.6

53.00 7 6.5 6.5 62.0

54.00 8 7.4 7.4 69.4

55.00 3 2.8 2.8 72.2

56.00 4 3.7 3.7 75.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(23)

57.00 3 2.8 2.8 78.7

58.00 7 6.5 6.5 85.2

59.00 3 2.8 2.8 88.0

60.00 3 2.8 2.8 90.7

61.00 4 3.7 3.7 94.4

62.00 1 .9 .9 95.4

63.00 1 .9 .9 96.3

64.00 2 1.9 1.9 98.1

65.00 2 1.9 1.9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(24)

Analisis Frekuensi Aspek Kaul Kemiskinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

13.00 2 1.9 1.9 1.9

14.00 1 .9 .9 2.8

15.00 1 .9 .9 3.7

17.00 3 2.8 2.8 6.5

18.00 1 .9 .9 7.4

19.00 2 1.9 1.9 9.3

20.00 5 4.6 4.6 13.9

21.00 2 1.9 1.9 15.7

22.00 8 7.4 7.4 23.1

23.00 3 2.8 2.8 25.9

24.00 6 5.6 5.6 31.5

25.00 8 7.4 7.4 38.9

26.00 10 9.3 9.3 48.1

27.00 7 6.5 6.5 54.6

28.00 9 8.3 8.3 63.0

29.00 9 8.3 8.3 71.3

30.00 5 4.6 4.6 75.9

31.00 4 3.7 3.7 79.6

32.00 11 10.2 10.2 89.8

33.00 5 4.6 4.6 94.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(25)

34.00 3 2.8 2.8 97.2

35.00 3 2.8 2.8 100.0

Total 108 100.0 100.0

Kaul Ketaatan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

10.00 2 1.9 1.9 1.9

11.00 2 1.9 1.9 3.7

12.00 10 9.3 9.3 13.0

13.00 17 15.7 15.7 28.7

14.00 19 17.6 17.6 46.3

15.00 19 17.6 17.6 63.9

16.00 22 20.4 20.4 84.3

17.00 9 8.3 8.3 92.6

18.00 5 4.6 4.6 97.2

19.00 2 1.9 1.9 99.1

20.00 1 .9 .9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(26)

Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

43.00 1 .9 .9 .9

57.00 1 .9 .9 1.9

58.00 1 .9 .9 2.8

61.00 2 1.9 1.9 4.6

62.00 2 1.9 1.9 6.5

65.00 1 .9 .9 7.4

66.00 1 .9 .9 8.3

68.00 1 .9 .9 9.3

69.00 3 2.8 2.8 12.0

70.00 3 2.8 2.8 14.8

71.00 4 3.7 3.7 18.5

72.00 2 1.9 1.9 20.4

73.00 5 4.6 4.6 25.0

74.00 1 .9 .9 25.9

75.00 3 2.8 2.8 28.7

76.00 2 1.9 1.9 30.6

77.00 3 2.8 2.8 33.3

78.00 4 3.7 3.7 37.0

80.00 3 2.8 2.8 39.8

81.00 7 6.5 6.5 46.3

83.00 2 1.9 1.9 48.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(27)

84.00 6 5.6 5.6 53.7

85.00 3 2.8 2.8 56.5

86.00 4 3.7 3.7 60.2

87.00 6 5.6 5.6 65.7

88.00 4 3.7 3.7 69.4

89.00 3 2.8 2.8 72.2

91.00 4 3.7 3.7 75.9

92.00 4 3.7 3.7 79.6

94.00 2 1.9 1.9 81.5

95.00 2 1.9 1.9 83.3

96.00 4 3.7 3.7 87.0

97.00 1 .9 .9 88.0

98.00 1 .9 .9 88.9

99.00 2 1.9 1.9 90.7

102.00 1 .9 .9 91.7

103.00 2 1.9 1.9 93.5

104.00 2 1.9 1.9 95.4

105.00 1 .9 .9 96.3

108.00 1 .9 .9 97.2

113.00 1 .9 .9 98.1

114.00 2 1.9 1.9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(28)

Minat Terhadap Panggilan Hidup Bakti Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1.00 Extremes (=<43)

2.00 5 . 78

4.00 6 . 1122

6.00 6 . 568999

15.00 7 . 000111122333334

12.00 7 . 555667778888

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(29)

18.00 8 . 000111111133444444

20.00 8 . 55566667777778888999

10.00 9 . 1111222244

10.00 9 . 5566667899

5.00 10 . 23344

2.00 10 . 58

3.00 11 . 344

Stem width: 10.00

Each leaf: 1 case(s)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(30)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(31)

Rasa Ingin Tahu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

10.00 1 .9 .9 .9

14.00 1 .9 .9 1.9

15.00 3 2.8 2.8 4.6

16.00 2 1.9 1.9 6.5

17.00 3 2.8 2.8 9.3

18.00 7 6.5 6.5 15.7

19.00 9 8.3 8.3 24.1

20.00 5 4.6 4.6 28.7

21.00 15 13.9 13.9 42.6

22.00 8 7.4 7.4 50.0

23.00 6 5.6 5.6 55.6

24.00 9 8.3 8.3 63.9

25.00 8 7.4 7.4 71.3

26.00 11 10.2 10.2 81.5

27.00 4 3.7 3.7 85.2

28.00 4 3.7 3.7 88.9

29.00 5 4.6 4.6 93.5

30.00 1 .9 .9 94.4

31.00 1 .9 .9 95.4

32.00 4 3.7 3.7 99.1

35.00 1 .9 .9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(32)

Sumber Motivasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

8.00 1 .9 .9 .9

10.00 2 1.9 1.9 2.8

11.00 6 5.6 5.6 8.3

12.00 6 5.6 5.6 13.9

13.00 11 10.2 10.2 24.1

14.00 15 13.9 13.9 38.0

15.00 25 23.1 23.1 61.1

16.00 20 18.5 18.5 79.6

17.00 15 13.9 13.9 93.5

18.00 5 4.6 4.6 98.1

19.00 2 1.9 1.9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(33)

Rasa Senang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

9.00 1 .9 .9 .9

13.00 4 3.7 3.7 4.6

14.00 3 2.8 2.8 7.4

15.00 6 5.6 5.6 13.0

16.00 6 5.6 5.6 18.5

17.00 16 14.8 14.8 33.3

18.00 13 12.0 12.0 45.4

19.00 9 8.3 8.3 53.7

20.00 15 13.9 13.9 67.6

21.00 15 13.9 13.9 81.5

22.00 4 3.7 3.7 85.2

23.00 4 3.7 3.7 88.9

24.00 5 4.6 4.6 93.5

25.00 7 6.5 6.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(34)

Rasa Tertarik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

11.00 2 1.9 1.9 1.9

16.00 1 .9 .9 2.8

17.00 4 3.7 3.7 6.5

18.00 1 .9 .9 7.4

19.00 3 2.8 2.8 10.2

21.00 6 5.6 5.6 15.7

22.00 6 5.6 5.6 21.3

23.00 5 4.6 4.6 25.9

24.00 9 8.3 8.3 34.3

25.00 7 6.5 6.5 40.7

26.00 8 7.4 7.4 48.1

27.00 11 10.2 10.2 58.3

28.00 9 8.3 8.3 66.7

29.00 8 7.4 7.4 74.1

30.00 7 6.5 6.5 80.6

31.00 1 .9 .9 81.5

32.00 6 5.6 5.6 87.0

33.00 6 5.6 5.6 92.6

34.00 2 1.9 1.9 94.4

35.00 1 .9 .9 95.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · iv PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada Para suster Putri Bunda Hati Kudus Provinsi Indonesia, Para suster PBHK komunitas Deresan

(35)

36.00 1 .9 .9 96.3

37.00 1 .9 .9 97.2

39.00 2 1.9 1.9 99.1

40.00 1 .9 .9 100.0

Total 108 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI