petunjuk praktikum parasitologi - pemeriksaan feses (1)
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
1/8
PETUNJUK PRAKTIKUM
PARASITOLOGI
PEMERIKSAAN TINJA UNTUK TELUR
CACING, LARVA, DAN PROTOZOA
BAGIAN PARASITOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 1
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
2/8
I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan parasitologi merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk
membantu menegakkan diagnosis bagi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
parasit. alah satu pemeriksaan parasitologi adalah pemeriksaan tinja. Dengan
pemeriksaan tinja kita dapat mendiagnosis in!eksi helminth" baik nematoda"
trematoda" atau #estoda. elain itu" melalui pemeriksaan tinja kita dapat pula
menemukan proto$oa yang hidup dalam usus.
%inja yang akan diperiksa harus dikumpulkan dalam tempat yang bersih" bebas dari
antiseptik dan tidak ber#ampur dengan urin penderita. %inja penderita yang telah
mendapat pengobatan dengan barium" bismuth" dan antibiotika mungkin akan
memberikan hasil yang kurang memuaskan dalam pemeriksaan proto$oa.
Pemeriksaan hendaknya dilakukan sesegera mungkin setelah spe#imen tinja
dikumpulkan. Untuk diagnosis in!eksi proto$oa" sebaiknya pemeriksaan dilakukan
se#epatnya &maksimal '( menit setelah de!ekasi) karena proto$oa dapat lisis dalam
suasana kering dan dalam keadaan segar kita masih dapat mengamati pergerakan
proto$oa. edangkan untuk diagnosis ke#a#ingan" umumnya telur #a#ing masih bisa
bertahan hingga beberapa hari setelah de!ekasi. Apabila pemeriksaan harus ditunda"maka tinja bisa disimpan dengan menambahkan bahan penga*et.
Apabila parasit tidak ditemukan pada pemeriksaan tinja" terkadang spesimen harus
diambil dengan #ara lain" misalnya dari aspirasi duodenum untuk melihat adanya
Giardia" lar+a dari Strongyloides dan telur Chlonorchis. edangkan #ara yang
terbaik untuk menemukan telur Enterobius adalah dengan perianal swab.
Pemeriksaan tinja dibagi menjadi dua ,
a. Pemeriksaan akroskopik
b. Pemeriksaan ikroskopik
a. Pemeriksaan makroskopik
Dalam hal ini kita harus memperhatikan ,
. /olume tinja
- /olume tinja yang sangat banyak pada anak-anak dapat dijumpai pada
beberapa kelainan #ongenital" misalnya pada penyakit Hirs#hprung.
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 2
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
3/8
- %inja yang berbentuk seperti pita dapat dijumpai pada keadaan striktur
rektum" misalnya akibat lues" #a#ar" atau karena spasme re#tum.
0. 1arna
- 1arna tinja yang normal adalah #oklat" yang disebabkan karena adanya
urobilinogen dalam tinja
- %inja ber*arna hijau dapat dijumpai pada anak-anak yang diare" ini
disebabkan adanya bili+erdin
- %inja ber*arna hitam terjadi akibat adanya perdarahan saluran #erna atas"
*arna hitam disebabkan adanya hematin. 1arna hitam juga dapat
dijumpai pada orang-orang yang mengkonsumsi obat-obatan yang
mengandung besi.
- %inja ber*arna merah #oklat atau merah segar dapat ditemukan pada
perdarahan saluran #erna bagian ba*ah. Darah segar di atas permukaan
tinja biasanya disebabkan oleh hemorrhoid atau ulkus re#tum &misalnya
pada karsinoma rekti" lues" ulcerative colitis).
- %inja ber*arna putih seperti dempul dapat ditemukan pada keadaan
obstructive jaundice misalnya akibat tersumbatnya du#tus #holedo#hus"
atau karena gangguan penyerapan lemak & sprue, idiopathic steatorrhea).
'. 2onsistensi
- %inja yang normal konsistensinya 3! ormed 4 &berbentuk) dengan
konsistensi lunak dan plastis.
- %inja yang keras dan besar biasanya dikarenakan stasis atau atonia kolon.
- %inja yang keras dan ke#il-ke#il biasanya dikarenakan spasme kolon
sehingga terjadi obstipasi yang lama.
- %inja dengan konsistensi yang lembek atau #air disertai dengan lendir dan
darah dapat dijumpai pada disentri amoeba.
5. 6au
- %inja yang berbau busuk seperti telur busuk dapat dijumpai pada disentri
amoeba
- %inja yang berbau asam dapat dijumpai pada anak-anak yang diare yang
makanannya terlalu banyak mengandung $at pati sehingga terjadi
peragian $at pati dalam usus anak dan mengakibatkan diare
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 3
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
4/8
- %inja yang berbau amis seperti daging mentah dapat dijumpai pada
beberapa in!eksi #a#ing dan bakteri
elain itu" pemeriksaan makroskopik perlu pula dikerjakan untuk tinja yang
mengandung #a#ing de*asa. Pemeriksaan ini dikerjakan dengan menggunakan
saringan ka*at. aringan yang kasar dapat mele*atkan #a#ing berukuran sedang
tetapi dapat menahan #a#ing berukuran besar" sedangkan saringan yang lebih halus
dapat menahan #a#ing yang lebih ke#il dan scolex #a#ing pita" sehingga #ara ini
lebih banyak dipakai.
b. Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik pada tinja dapat dikerjakan dengan #ara sebagai
berikut ,
. Pemeriksaan tinja segar & fresh stool examination)
Dalam pemeriksaan ini kita menggunakan larutan Na7l !aali yang di#ampur
dengan sedikit tinja di atas gelas obyek. aksud dari pemeriksaan ini adalah
untuk melihat telur atau lar+a #a#ing dalam keadaan natural &sesuai *arna
dan bentuk alamiahnya). Apabila bila pemeriksaan dilakukan sesegara
mungkin" pada pemeriksaan ini kita juga dapat melihat proto$oa dalam
keadaan motil &bergerak).
0. Pe*arnaan dengan iodine atau eosin
Dengan per*arnaan ini kita dapat memperjelas gambaran telur #a#ing yang
dalam keadaan alamiahnya memiliki dinding yang tidak ber*arna. Dengan
pe*arnaan ini bagian-bagian tubuh lar+a #a#ing juga akan tampak lebih jelas
sehingga lebih mudah untuk mengidenti!ikasi spesies #a#ingnya. Dengan #at
iodine &misalnya lugol) gambaran mor!ologi kista dari proto$oa juga dapat
menjadi lebih jelas sehingga lebih mudah diidenti!ikasi.
%erdapat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pe*arnaan ,
Sediaan eosin :
- Parasit mudah ditemukan
- %ampak pergerakan bentuk +egetati!
- %ampak bentuk parasit" ektoplasma" endoplasma" dinding kista" +akuol"
benda kromatoid" sisa organel
- Inti entamoeba kadang terlihat samar
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 4
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
5/8
Sediaan !"o :
- Parasit lebih sukar ditemukan
- 6entuk +egetati! sukar dikenal karena bentuk +egetati! akan mati dalam
sediaan lugol
- Inti parasit jelas
- 6enda kromatoid tidak tampak
- isa organel jelas
- Lebih #o#ok digunakan untuk diagnosis kista
'. Preparat yang di!iksir dan di#at
%ujuan dari pembuatan preparat ini adalah agar preparat dapat disimpan lebih
lama dan dapat dipelajari lebih mendetail. Ada beberapa ma#am !iksasi yang
sering digunakan untuk preparat telur dan lar+a #a#ing serta proto$oa" antara
lain erthiolate-Iodine-8ormaldehid &I8) !i9ation dan Poly+inil Al#ohol
&P/A) 8i9ation. Penge#atan yang sering digunakan adalah Iron
Hemato9ylene dan %ri#hrome stain.
Harus diingat bah*a pengamatan mikroskopik harus dimulai dari pembesaran yang
rendah" baru kemudian pembesaran yang kuat. Agar dapat mengidenti!ikasi telur
atau lar+a #a#ing serta kista dan proto$oa usus" maka kita juga harus mengenali
benda-benda yang ada dalam tinja normal ,
a. isa-sisa !eses yang tidak larut
b. isa-sisa makanan , serat otot" jaringan ikat" serat sayuran" sel-sel lemak" dsb
#. el-sel dari host , adanya leukosit mungkin menandakan adanya in!lamasi pada
saluran #erna
d. :elembung-gelembung udara , terlihat gelembung berbentuk bulat sempurna
dengan dinding ber*arna hitam
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 5
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
6/8
6eberapa kesalahan yang sering timbul pada pembuatan sediaan mikroskopik dari!eses ,
. ediaan tidak homogen
0. ediaan yang terlalu tebal
'. 6anyak rongga udara
5. 7airan merembes keluar dari ka#a tutup
II. %U;UAN P
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
7/8
III. ALA% DAN 6AHAN
. Lidi=batang korek api
0. 2a#a obyek yang bersih
'. 2a#a penutup
5. Larutan Na7l (.>?=lugol=eosin 0?
@. ikroskop #ahaya
I/. IN%
-
8/19/2019 Petunjuk Praktikum Parasitologi - Pemeriksaan Feses (1)
8/8
7ontoh temuan Pemeriksaan ,
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Page 8