perancangan dan pembuatan elektrokardiograf - nadya amalia 2012

Upload: nadya-amalia

Post on 07-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    1/13

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    2/13

    PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ELEKTROKARDIOGRAF

    I. TUJUAN

    1. Praktikan dapat merancang dan membuat elektrokardiograf.

    2. Praktikan dapat memahami cara kerja dan aplikasi dari elektrokardiograf.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Elektrokardiograf

    Elektrokardiograf (EKG) adalah peralatan medis yang digunakan untuk

    mengukur aktivitas elektris dari jantung dengan mengukur perbedaan biopotensial pada jantung yang diukur dari bagian luar tubuh. Sinyal EKG merupakan sinyal

    ac dengan amplitude sinyal berkisar antara 100 μV – 5mV dan mempunyaifrekuensi antara 0.05 Hz – 100 Hz. (Darmawansyah et al , 2006)

    Biasanya dokter menggunakan EKG untuk (Darmawansyah et al , 2006):

    1. Mengetahui irama jantung.

    2. Melakukan diagnosis untuk mengetahui lemahnya aliran darah yang menuju

    ke otot jantung.3. Mendiagnosis suatu serangan jantung.

    4. Mendiagnosis adanya kelainan jantung.

    5. Mengetahui hantaran elektrik abnormal pada jantung.

    2.2 Aktivitas Listrik Jantung

    Otot jantung terbentuk dari serabut- serabut otot yang bermuatan listrik,

    dikarenakan adanya aliran ion Natrium dari dan ke dalam sel. Akibat aliran ion

    atrium ini jantung mengalami siklus depolarisasi- repolarisasi secara kontinyu

    sehingga membentuk pola denyutan jantung. (Sudjadi et al, 2011)

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    3/13

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    4/13

    negatif). Sebaliknya, bila arah rambatan depolarisasi dan repolarisasi berlawanan,

    maka arah defleksi biopotensial akibat proses depolarisasi dan repolarisasi akan

    sama. Defleksi biopotensial disebabkan oeh proses depolarisasi dan repolarisasi

    pada otot jantung bentuknya akan berbeda-beda tergantung letak elektroda pada

    kulit. Akan tetapi secara umum terbentuknya sinyal EKG ini dapat dijelaskan

    dalam depolarisai dan repolarisasi otot jantung dalam siklus kerja jantung.

    (Darmawansyah et al , 2006)

    2.3 Elektrokardiogram

    Hasil tampilan sinyal biomedik jantung disebut dengan elektrokardiogram.

    Tidak seluruh bagian rekaman EKG memiliki arti klinis dalam penafsirannya.

    Hanya bagian- bagian tertentu yang dipakai sebagai dasar penentuan suatu kondisi

    jantung, seperti terlihat pada Gambar 2 berikut ini (Darmawansyah et al , 2006):

    Gambar 2. Grafik bentukan EKG (Meurs-Amtzenius, 1990)

    Puncak P disebabkan karena depolarisasi atrium . Q, R, dan S membentuk

    bersama- sama kompleks QRS, dan ini adalah hasil dari depolarisasi ventrikel.

    Gelombang Q menunjukka defleksi negatif yang dihasilkan oleh depolarisasi

    ventrikel dan letaknya di depan defleksi positif pertama (gelombang R).

    Sementara gelombang R menunjukkan defleksi positif yang dihasilkan selama

    depolarisasi ventrikel. Dan gelombang S menunjukkan defleksi negatif pertama

    saat depolarisasi ventrikel setelah defleksi positif pertama (gelombang R). Setelah

    kompleks QRS, menyusul puncak T yang merupakan repolarisasi ventrikel .

    Interval QT menunjukkan durasi dari electrical systole dan interval PR

    menujukkan waktu konduksi atrioventricular, termasuk waktu yang dibutuhkan

    untuk depolarisasi dan replarisasi atrium ditambah waktu tunda normal. Peranan

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    5/13

    dari puncak U tidaklah begitu berperanan yang berkaitan dengan konsentrasi

    Kalsium dan Kalium dalam darah. Terjadinya puncak U ini kemungkinan

    disebabkan oleh repolarisasi dari serabut Purkinje . Repolarisasi atrium sering

    tidak jelas terlihat pada EKG disebabkan karena gelombang repolarisasi ini

    bersamaan dengan depolarisasi ventrikel (QRS) sehingga hilang ke dalamnya.

    (Darmawansyah et al , 2006)

    2.4 Teknik-Teknik EKG

    Somawirata (2009) menyebutkan bahwa pada dasarnya ada tiga teknik yang

    digunakan dalam EKG, yaitu:

    1. Clinical standard

    Teknik ini menggunakan 10 elektroda yang ditempatkan pada titik-titik

    tubuh tertentu. Teknik ini digunakan untuk menganalisis pasien.

    2. Vectorcardigram

    Teknik ini menggunakan 3 elektroda yang ditempatkan pada titik tubuh

    tertentu. Teknik ini menggunakan pemodelan potensial tubuh sebagai vektor

    tiga dimensi dengan menggunakan sandapan baku bipolar. Dari sini akan

    dihasilkan gambar grafis dari eksistensi jantung.

    3. onitoring

    Teknik ini menggunakan 1 atau 2 elektroda yang ditempatkan pada titik-

    titik tubuh tertentu. Teknik ini digunakan untuk memonitor pasien dalam

    jangka panjang.

    2.5 Sensor Elektroda Kulit

    Sinyal biopotensial yang dikeluarkan oleh tubuh manusia dapat dideteksi

    melalui kulit manusia tersebut dengan bantuan sensor yang sering disebut dengansensor elektroda kulit. Sensor elektroda kulit ini digunakan untuk menangkap

    sinyal-sinyal biopotensial yang dikeluarkan oleh tubuh. Sensor elektroda kulit

    yang digunakan terbuat dari bahan Ag │AgCl atau sering disebut dengan perak- perak klorida, Dalam pemakaiannya, antara elektroda dengan kulit terdapat pasta

    elektrolit untuk memperoleh kontak listrik. Konstruksi electrode permukaan kulit

    ditunjukkan pada Gambar 3. (Somawirata, 2009)

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    6/13

    Gambar 3. Elektroda kulit

    Untuk menggunakannya dari sensor tersebut dianjurkan menggunakan suatu

    gel yaitu signa. Gel signa tersebut dapat meningkatkan konduktifitas dari dari

    tubuh sehingga sensor tersebut akan lebih menerima signal elektrik dari tubuh

    (Isnaeni, 2011). Spesifikasi dari elektroda kulit diatas adalah sebagai berikut

    (Somawirata, 2009):

    1. Digunakan pada electrocardiograph (ECG), electroencephalograph (EEG),

    dan electromyography (EMG).

    2. Perlu kestabilan pada pengukuran orde puluhan mikro hingga mili volt.

    3. Umumnya dibentuk dengan cakram metal perak dengan lapisan perak nitrat

    sebagai elektroda reversible .

    4. Pada pemakaian perlu pendukung agar tetap menempel pada kulit dan bila

    kestabilan kontak diperlukan kulit dilapisi dahulu dengan pasta konduktif.

    2.6 Penguat Instrumentasi

    Sinyal keluaran yang lemah dari suatu transduser elektrik selalu butuh untuk

    dikuatkan sebelum memasuki proses selanjutnya, dan hal ini dapat diwujudkan

    dengan menggunakan penguat instrumentasi (Rangan, 1992). Dasar penyusunan

    penguat ini terdiri atas penguat penyangga dan penguat diferensial yang digabungmenjadi satu seperti Gambar 4. Oleh karena itu, penguatan yang akan dihasilkan

    oleh penguat instrumentasi adalah hasil perkalian antara penguatan pada penguat

    penyangga dan penguat diferensial. Penguatan pada penguat instrumentasi adalah

    sebagai berikut:

    = 1 + 2 (1)Sehingga, tegangan keluaran dari penguat instrumentasi adalah sebesar:

    = ( − ) (2)

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    7/13

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    8/13

    - Papan PCB

    - Solder

    - Power Supply

    - Function Generator

    - Osiloskop

    2. Bahan

    - IC

    - Socket IC

    - Timah

    - Resistor 4,7 k Ω- Resistor 10 k Ω- Resistor 22 k Ω- Resistor 47 k Ω- Resistor 150 k Ω- Resistor 3,3 M Ω- Kapasitor 0,01 μF- Kapasitor 1 μF

    - Kabel Penghubung

    IV. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

    4.1 Penguat Instrumentasi

    Sinyal biopotensial yang dikeluarkan oleh jantung berkisar 0,5 sampai 4 mV

    dan memiliki frekuensi sekitar 0,05 sampai 100 Hz. Sinyal biopotensial ini sangat

    mudah terganggu oleh derau Oleh karena itu diperlukan penguatan awal untuk

    menguatkan sinyal tersebut. Penguatan tersebut diperoleh dari penguat penyangga

    dan penguat diferensal. Pengat penyangga difungsikan untuk memberikan

    impedani masukan yang tinggi terhadap masukan penguat diferensial. Dan

    penguat diferensial untuk menguatkan perbedaan tegangan sinyal pada kedua

    kutub masukannya.

    Setelah sinyal biopotensial ditangkap oleh elektroda kulit, sinyal tersebut

    akan dikuatkan oleh rangkaian penyangga. Setelah itu sinyal ini akan dikuatkan

    oleh penguat diferensial. Penguat diferensial dirancang adjustable dengan

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    9/13

    menggunakan potensiometer 100 k Ω, sehingga besarnya penguatan dapat diatur sesuai keperluan. Gambar 5 menunjukkan rangkaian penguat instrumentasi yang

    dibuat dalam praktikum pembuatan EKG ini.

    Gambar 5. Penguat instrumentasi

    = ( − ) · 1 + 2 ·

    = ( − ) · 1 + 22210

    ·

    10010

    = ( − ) · 25 · 32

    4.2 Band Pass F il ter

    Filter ini terdiri dari low pass filter dan high pass filter yang berfungsi untuk menyaring sinyal di bawah frekuensi 0,05 Hz dan di atas 100 Hz. Untuk high pass

    filter direncanakan memiliki titik cut off pada 0.05 Hz, sehingga dengan

    menggunakan kapasitor C = 1 ߤ F didapatkan niai R sebesar :

    =1

    2

    =1

    2 · 3,14 · 0,05 · 10

    = 31847133,376 ߗ

    Dalam perancangan ini digunakan nilai R = 3,3 M ߗ .

    Low Pass Filter digunakan untuk membatasi jangkauan frekuensi pada

    sinyal masukan sehingga sinyal keluaran hanya berada pada frekuensi di bawah

    frekuensi cut-off 100 Hz saja. Dengan demikian sinyal-sinyal frekuensi tinggi

    yang masih mempengaruhi sinyal masukan akan di redam.

    4.3 Penguat non Inverting

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    10/13

    Penguat non inverting merupakan penguatan terakhir. Pada perancangan ini

    digunakan dua buah resistor. Pada perancangan EKG frekuensi detak jantung ini,

    mempengaruhi performa dari jantung tersebut. Semakin tinggi frekuensi jantung

    tersebut maka semakin berat pula kerja jantung tersebut.

    Penguat non invert ini dirancang memiliki penguatan sekitar 32 kali. Sesuai

    dengan persamaan 7 maka akan didapatkan nilai-nilai komponen seperti yang

    terdapat dalam Gambar 5

    = 1 +

    Seperti yang disebutkan di atas frekuensi jantung manusia berkisar antara

    0,05 sampai 100 Hz. dalam penentuan nilai-niai komponen pertama kaliditentukan nilai dari dua komponen yang ada.

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Pengujian Instrumentasi

    5.2 Penguat non Inverting

    Penguat ini bertujuan untuk menguji apakah sinyal yang lebih besar dari

    pada frekuensi cut off high pass filter dapat diloloskan dan menguji besarnya nilai

    penguatan dari penguat awal yang dirancang ini.

    Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa penguat awal ini

    terdiri atas high pass filter dan sebuah penguat non inverting . Berdasarkan hasil

    pengujian terlihat bahwa penguatan yang dihasilkan tidak mengalami perubahan

    meskipun frekuensinya berubah, sehingga hasil perancangan. Untuk pengujian

    frekuensi cut off dari high pass filter yang besarnya 0,05 Hz, tidak dapat

    dilakukan mengingat keterbatasan dari peralatan pengujian yang tidak mampu

    menghasilkan frekuensi sekitar 0,05 Hz.

    5.2 Pengujian Rangkaian L ow pass fi lter

    Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa penguatan yang dihasilkan tidak

    mengalami perubahan meskipun frekuensinya berubah, sehingga hasil

    perancangan. Untuk pengujian frekuensi cut off dari high pass filter yang besarnya

    0,05 Hz, tidak dapat dilakukan mengingat keterbatasan dari peralatan pengujian

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    11/13

    yang tidak mampu menghasilkan frekuensi sekitar 0,05 Hz.

    Tujuan pengujian dari rangkaian low-pass filter adalah untuk mengetahui

    respon frekuensi filter . Alat Bantu yang digunakan adalah function generator dan

    osiloskop. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui letak frekuensi cut off ,

    kemiringan atau kelandaian filter dan memastikan apakah rangakaian LPF yang

    telah dibuat ini dapat meloloskan sinyal kurang dari frekuensi cut off yang

    dimilikinya dan meredam sinyal dengan frekuensi di atasnya.

    Secara teori frekuensi cut off pada rangakain low pass filter , terjadi pada

    saat penurunan pengeuatan sebesar -3 dB atau 0,707 dari tegangan keluaran

    maksimum. Tegangan masukan yang diberikan pada pengujian ini adalah 1 Vpp,

    maka frekuensi cut off dapat dicai dengan melihat tegangan keluaran filter sama

    dengan 0,707 Vpp.

    Dengan demikian frekuensi cut ff rangakain LPF yang telah dirancang

    adalah pada frekuensi 98 Hz. Dengan kata lain telah terjadi pergeseran nilai

    frekuensi sebesa 2 Hz dari frekuensi cut off yang direncanakan, yaitu 100 Hz atau

    jika dinyatakan dalam persen kesalah adalah seesar 2%. Kesalahan tersebut

    disebabkan adanya nilai toleransi pada beberapa komponen ang digunakan.

    5.3 Pengujian Keseluruhan Sistem

    Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rancangan yang terdiri

    atas beberapa blok rangkaian yang telah digabungkan tersebut dapat bekerja

    dengan semestinya, sebelum dilakukan pengujian terhadap kondisi jantung

    seseorang yang sesungguhnya melalui sadapan elektroda. Hasil pengujian dapat

    dikatakan bahwa EKG telah dapat bekerja dengan baik. Hal ini berdasarkan :

    - Pada frekuensi rendah, filter dapat meloloskan sinyal dan menguatkannya

    dengan pengauatan 25 kali sesuai dengan hasil perancangan.

    - Semakin tinggi frekuensi, maka terlihat bahwa tegangan keluarannya akan

    semakin rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa low pass filter telah

    bekerja dengan baik yaitu memberikan peredaman pada saat frekuensi

    sinyal berada di atas frekuensi cut off .

    Meskipun demikian, ada kecenderungan terjadi kesalahan apabila

    penempatan sensor yang tidak benar, lepas atau kurang melekat.

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    12/13

    VI. KESIMPULAN

    Berdasarkan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu perencanaan,

    pembuatan dan pengujian terhadap alat pada tiap blok maupun keseluruhan

    sistem, maka dapat disimpulkan bahwa :

    1. Penguat instrumentasi yang terdiri atas penguat penyangga dan penguat

    diferensial dapat menguatkan sinyal masukannya dengan penguatan sebesar

    25 kali. Sementara penguat awal dengan high pass filter dan penguat non

    inverting dapat menguatkan sinyal masukan dari penguat instrumentasi

    sebesar 32 kali dan melewatkan frekuensi di atas 0,05 Hz. Sementara low

    pass filter dapat melewatkan sinyal dengan frekuensi di bawah 100 Hz.

    2. EKG yang telah dibuat dapat bekerja dengan cukup baik menampilkan

    sinyal jantung manusia.

    VII. SARAN

    Meskipun alat dapat bekerja dengan baik, namun diharapkan pengembangan

    untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan penggunaan kabel yang low

    noise , sehingga hasil elektrokardiogram bisa lebih baik. Dan untuk lebih aman

    dalam penggunaannya ditambahkan rangakaian optocoupler .

    DAFTAR PUSTAKA

    Chen, Charson. 1990. Active Filter Design . Hayden Book Company, Inc.: New

    Jersey.

  • 8/20/2019 Perancangan Dan Pembuatan Elektrokardiograf - Nadya Amalia 2012

    13/13

    Darmawansyah, A, et al . 2006. Pembuatan Elektrokardiograf (ECG) Teknologi Hibrid Menggunakan Komponen Surface Mounting Device (SMD) . JurnalTeknik, Vol. XII No. 3 Hal: 228 – 243 ISSN 0854-2139.

    Isnaeni, Dany Noor. 2010. Pembuatan Alat Perekam Jantung Berbasiskan Komputer (Elektrocardiografi) . Tugas Akhir, Jurusan Sitem Komputer Universitas Gunadaema: Depok.

    Karim, Sjukri dan Peter Kabo. 1996. EKG dan Penunjang Beberapa Penyakit Jantung untuk Dokter Umum. FKUI.

    Meurs-Amtzenius. 1990. Elektrokardiografi Praktis . Penerbit Hipokrates.

    Rangan, CS. 1992. Instrumentation Devices and Systems . McGraw HillPublishing Company: New Delhi.

    Somawirata, I Komang. 2009. Pengembangan Electro Cardiograph (ECG) yang Terintegrasi dengan Personal Komputer. Prosiding SENTIA-Politeknik Negeri Malang.

    Sudjadi, Agung Warsito dan Erwin Seto Nugroho. 2011. Pengenalan Pola Sinyal Elektrokardiograf (EKG) dengan Jairngan Syaraf Tiruan Backpropagation untuk Diagnosa Kelainan Jantung Manusia. JurusanTeknik Elektro UNDIP: Semarang.

    Webster et al . 2010. edical Instrumentation Application and Design . MalloyInc.: USA.