penyakit pada biji-bijian

Upload: sekar-nur-insani

Post on 08-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 penyakit pada biji-bijian

    1/3

    Dalam kaitan keberadaan patogen, Neergard (1977) cit. Saleh (2008), membedakan

    menjadi: 1) patogen terbawa benih (seed-borne pathogen), yaitu apabila patogen terbawa

    benih melalui kontaminasi pada permukaan biji atau terdapat dalam jaringan kulit biji. 2)

    Patogen yang terdapat di dalam embrio biji dan ditularkan ke kecambah yang tumbuh dari

    biji tersebut disebut patogen tular biji (seedtransmitted pathogen). Adakalanya patogen yang

    terbawa biji (pada permukaan/di dalam kulit biji) menginfeksi kecambah yang baru tumbuh

    sehingga menular ke tanaman muda.

    Fusarium sp. danAspergillus sp. adalah patogen tular benih yang banyak menginfeksi

    biji di areal pertanaman maupun pada tempat penyimpanan hasil panen jagung. Patogen

    Fusarium sp. dan Aspergillus sp. dapat berkembang baik dalam suhu dan kelembaban yang

    ideal pada tempat penyimpanan benih jagung. Patogen tersebut dapat memproduksi senyawa

    beracun yang disebut mikotoksin (Gleen et al., 2001; Mao et al. 1998 cit. Pakki, 2005).

    Mikotoksin adalah hasil metabolisme sekunder yang bersifat toksik dari beberapa

    mikroorganisme untuk kolonisasi inang ataupun untuk mempertahankan hidupnya. Keadaan

    iklim tropis, seperti suhu dan kelembaban yang tinggi, sangat membantu perkembangan

    mikroorganisme Fusarium sp. dan Aspergillus sp. Kedua patogen ini juga telah dilaporkan

    merupakan inang utama dan persentase infeksinya lebih besar pada jagung dibanding

    komoditi pangan lainnya seperti kacang tanah dan sorgum, (Abou, 1995 cit. Pakki, 2005)

    Berikut merupakan patogen yang dapat ditularkan melalui benih kedelai (Saleh,

    2008):

    Infeksi patogen tular benih tersebut seringkali tidak nampak jelas pada benih dan baru

    memperlihatkan gejala pada kecambah, bahkan adakalanya baru tampak pada saat tanaman

    sudah tumbuh dewasa. Beberapa patogen infeksi pada benih terlihat berupa perubahan warna

  • 7/22/2019 penyakit pada biji-bijian

    2/3

    (discoloration), perubahan fisik biji (keriput, kusam, busuk) atau terdapatnya jamur pada

    benih. Infeksi virus SMV dan SSV seringkali dicirikan oleh warna belang coklat pada kulit

    biji. Infeksi jamur Colletrotichum pada benih secara visual sulit diamati tetapi gejalanya

    terlihat pada kotiledon kecambah yang tumbuh dari biji.

    Pada biji kacang tanah patogen yang sering menyerang adalah virus PStV (Peanut

    Stripe Virus) yang menyebabkan daun menguning. Untuk mendapatkan benih sehat yang

    bebas penyakit benih utama virus belang (PStV) tersebut harus dipilih dari tanaman yang

    bebas dari serangan virus tersebut di lapang. Benih kacang tanah memiliki keunggulan karena

    dapat disimpan lama sampai satu tahun dalam bentuk polong kering dengan kadar air 9%.

    Penurunan mutu benih karena polong atau biji yang kurang kering (di atas 12%) umumnya

    akan terkena serangan jamur Aspergillus flavus, penyebab timbulnya racun afla (afla-toksin)

    yang berbahaya bagi kesehatan ternak dan manusia yang mengonsumsinya (Sudjadi &

    Supriyati, 2001).

    Pada padi, patogen yang sering menyerang pada saat di penyimpanan adalah kapang.

    Kapang adalah cendawan renik yang mempunyai miselia dan masa spora yang jelas. Kapang

    (mikosis) ini sebagai pencemar pada berbagai pakan dan bahan pakan maupun ruangan yang

    mampu menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan (Ahmad, 2009). Penyimpanan

    gabah atau beras saat ini masih banyak menggunakan teknologi yang konvensional. Salah

    satunya yaitu penyimpanan di udara terbuka atau dike-mas dengan karung goni tanpa pelapis

    apapun, sehingga beras yang sudah pecah kulitnya ataupun beras giling akan mengalami

    kerusakan struktur fisik dan kimiawi akibat reaksi oksidasi. Jika kelembapan udaranya tinggi

    maka beras akan cepat terserang penyakit gudang yaitu munculnya bintik kehitam-hitaman

    disertai munculnya kapang (Hawa dkk., 2010).

    Penanaman benih sakit (terinfeksi patogen) selain berpengaruh langsung terhadap

    pertumbuhan tanaman juga merupakan sumber infeksi di lapang, memfasilitasi kehidupan

    patogen dan penyebaran patogen dari musim ke musim berikutnya, serta penyebaran dari satu

    daerah ke daerah lainnya. Perdagangan benih internasional melalui alat transportasi modern

    membantu penyebaran patogen antarnegara/benua apabila benih yang diperdagangkan tidak

    sehat (Saleh, 2008).

  • 7/22/2019 penyakit pada biji-bijian

    3/3

    Ahmad, R. Z.. 2009. Cemaran kapang pada pakan dan pengendaliannya. Jurnal Litbang

    Pertanian. 28 (1) : 15.

    Hawa, L. C., A. Lastriyanto, dan S. Bangun. 2010. Pengemasan atmosfir termodifikasi beras

    pecah kulit dan sosoh.

    Pakki, S.. 2005. Patogen tular benihFusariumsp. danAspergilussp. pada jagung serta

    pengendalinnya. Prosiding Seminar Nasional Jagung. Balai Penelitian Tanaman

    serealia.

    Saleh, N.. 2008. Penggunaan benih sehat sebagai sarana utama optimasi pencapaian

    produktivitas kedelai. Iptek Tanaman Pangan. 3 (2) : 230-231.

    Sudjadi, M. dan Y. Supriati. 2001. Perbaikan teknologi produksi kacang tanah di Indonesia.

    Buletin AgroBio. 4(2) : 68.