pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi hitam

21
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM (ORYZA SATIVA L. INDICA) AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR, M.Sc, Ph.D NIP. 197305272005012002 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI F A K U L T A S P E R T A N I A N UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2019 Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM (ORYZA SATIVA L. INDICA)

AMEILIA ZULIYANTI SIREGAR, M.Sc, Ph.D

NIP. 197305272005012002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

F A K U L T A S P E R T A N I A N

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat –Nya. sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun judul dari makalah ini adalah “Teknologi Pemanfaatan Limbah Kedela

Pengendalian Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Padi Hitam (Oryza sativa L.

indica)” yang merupakan salah satu bahan untuk di publikasikan ke media

elektronik dari Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta

membantu dalam menyempurnakan makalah ini.Akhir kata, penulis ucapkan

terima kasih.

Medan , 6 Februari 2019

Penulis

i

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………….……………………...……………………i

DAFTAR ISI………...…………………………………………………………ii

PENDAHULUAN

Latar Belakang……………….……………………………………………..1

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi dan Fisiologi Padi Hitam…………………………………….….3

Hama Dominan pada Tanaman Padi Hitam…...…………………………...5

Penyakit Dominan pada Tanaman Padi Hitam…………..…………………7

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Hitam……………..……9

Teknologi Pengolahan Beras Hitam……………………………………….12

Pengolahan Beras Hitam Tepat Guna…..…………………………………13

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kendala dan masalah yang dihadapi dalam praktek budi daya padi

semakin beragam. Konversi lahan sawah di sentra penghasil padi masih terus

berlangsung. Perubahan iklim global yang berdampak terhadap anomaly iklim

mendorong perkembangan hama dan penyakit yang mengancam keselamatan

produksi padi. Akibatnya, keuntungan usaha tani menurun karena harus

dikurangi dengan biaya pengendalian hama penyakit yang semakin tinggi dan

kualitas produksi pun menurun sehingga kalah bersaing di pasar . Oleh karena

itu, teknologi produksi padi yang sudah berkembang di petani memerlukan

perbaikan sesuai dengan perkembangan masalah yang mengancam dengan

memperhatikan kondisi sumber daya dan lingkungan, termasuk penyakit

tanaman yang berkembang dari waktu ke waktu (Nuryanto, 2018).

Beras hitam (Oryza sativa L.indica) merupakan salah satu jenis beras

yang ada di dunia, di samping beras putih, beras cokelat, dan beras merah.

Akhir-akhir ini beras hitam mulai populer dan dikonsumsi oleh sebagian

masyarakat sebagai bahan pangan fungsional karena secara alami atau melalui

proses tertentu mengandung satu atau lebih senyawa yang dianggap mempunyai

fungsi fisiologis yang bermanfaat bagi kesehatan. Beras hitam memiliki

kandungan antosianin tinggi yang terletak pada lapisan perikarp, yang

memberikan warna ungu gelap. Antosianin telah diakui sebagai bahan pangan

fungsional kesehatan karena aktivitas antioksidan, anti kanker, antioksidan,

hipoglekimia. Pigmen antosianin juga efektif mengurangi kadar kolesterol. Di

samping kelebihan yang dimiliki, padi beras hitam umumnya mempunyai umur

tanaman yang panjang, habitus tanaman yang tinggi, dan produktivitas rendah

yang menjadi kendala dalam usaha budidayanya (Kristamtini et al., 2014).

1

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Padi hitam banyak dibudidayakan di China, Srilanka, Indonesia, India,

Filipina dan Thailand. Beberapa wilayah di Indonesia merupakan daerah yang

membudidayakan padi hitam seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Selatan dan lainnya. Varietas yang dibudidayakanpun berbeda

sesuai dengan wilayahnya. Varietas Wojalaka merupakan salah satu varietas

padi hitam yang berasal dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Di tempat

asalnya, varietas ini mampu berproduksi 4-5 ton per hektar dengan umur sekitar

125 - 130 hari (Adhi, 2017).

Kebutuhan akan beras yang demikian tinggi menyebabkan pasokan

beras ke sentra- sentra penjualan harus selalu terjaga. Tetapi pasokan beras

selalu mengalami fluktuasi atau adanya kendala-kendala produksi di pusat-

pusat penghasil beras. Berbagai kendala terjadinya dinamika produksi beras

diantaranya adalah anomali iklim seperti curah hujan yang tidak menentu dan

penyakit tanaman padi seperti blas ( Pyricularia oryzae) (Taufik, 2011).

Perubahan sosial kemasyarakatan di Negara berkembang telah

menimbulkan dampak yang luas terhadap perubahan jenis, tingkat serangan,

perkem- bangan, dan laju penyebaran penyakit tanaman. Puluhan penyakit

dilaporkan mengancam tanaman pangan yang dibudidayakan termasuk padi.

Setiap patogen dapat mengganggu lebih dari satu varietas tanaman padi, dan

setiap varietas tanaman padi dapat diinfeksi oleh lebih dari satu jenis patogen.

Penyakit juga dapat merusak pada bagian organ tertentu atau bahkan ke seluruh

organ tanaman. Oleh karena itu, dalam penge- lolaan penyakit tanaman yang

terpenting adalah menjaga stabilitas pangan, karena penyakit tanaman dapat

terus berkembang dari waktu ke waktu yang dapat mengancam pertumbuhan

dan bahkan menyebabkan gagal panen (Semangun 2008).

2

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi dan Fisiologi Padi Hitam

Padi hitam termasuk tanaman semusim atau tanaman berumur pendek,

kurang dari satu tahun dan hanya sekali berproduksi, setelah berproduksi akan

mati atau dimatikan. Tanaman padi hitam dapat dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu vegetative, reproduktif, dan pematangan. Secara morfologi

tanaman padi termasuk tanaman setahun atau semusim. Batang padi berbentuk

bulat dengan daun panjang yang berdiri pada ruas- ruas batang dan terdapat

sebuah malai pada ujung batang. Bagian vegetatif dari tanaman padi adalah

akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatif berupa malai dari bulir-

bulir padi (Kuswanto, 2007).

Akar tanaman padi berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam

tanah yang kemudian diangkut ke bagian atas tanaman. Akar tanaman padi

adalah akar serabut. Radikula (akar primer) yaitu akar yang tumbuh pada saat

benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar

dan batang. Apabila pada akar primer terganggu, maka akar seminal akan

tumbuh dengan cepat. Akar- akar seminal akan digantikan oleh akar-akar

sekunder (akar adventif) yang tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar

yang telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami perkembangan berwarna

coklat, sedangkan akar yang masih muda berwarna putih (Suhartatik, 2008).

Padi termasuk kedalam familia Graminae yang memiliki batang dengan

susunan beruas - ruas. Batang padi berbentuk bulat, berongga, dan beruas.

Antar ruas pada batang padi dipisahkan oleh buku. Panjangnya tiap-tiap ruas

tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang dan ruas kedua,

ketiga, dan seterusnya lebih panjang dari pada ruas yang didahuluinya. Pada

buku bagian bawah ruas terdapat daun pelepah yang membalut ruas sampai

buku bagian atas. Pada buku bagian ujung dari daun pelepah memperlihatkan

percabangan dimana cabang yang terpendek menjadi ligula (lidah daun) dan 3

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak yang memiliki

bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun kelopak yang terpanjang dan

membalut ruas yang paling atas dari batang disebut daun bendera. Pembentukan

anakan padi sangat dipengaruhi oleh unsur hara, sinar matahari, jarak tanam,

dan teknik budidaya (Fitri, 2009).

Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang

berbeda-beda, baik bentuk, susunan, maupun bagian-bagiannya. Ciri khas daun

padi adalah terdapat sisik dan telinga daun. Daun tanaman padi tumbuh pada

batang dalam susunan yang berselang-seling. Pada setiap buku terdapat satu

daun. Setiap daun terdiri atas helai daun yang memiliki bentuk panjang seperti

pita. Pelepah daun yang menyelubungi batang berfungsi untuk menguatkan

bagian ruas yang jaringannya lunak, telinga daun (auricle), lidah daun (ligule)

yang terletak pada perbatasan antara helai daun dan upih. Fungsi dari lidah

daun adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah daun

(Suhartatik, 2008).

Bunga padi pada hakikatnya terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma,

palea, putik, dan benang sari. Tiap unit bunga terletak pada cabang-cabang bulir

yang terdiri atas cabang primer dan cabang sekunder. Sekumpulan bunga padi

(spikelet) yang keluar dari buku paling atas dinamakan malai. Bulirbulir padi

terletak pada cabang pertama dan cabang kedua, sedangkan sumbu utama malai

adalah ruas buku yang terakhir pada batang. Panjang malai tergantung pada

varietas padi yang ditanam dan cara bercocok tanam (Kuswanto, 2007).

Pertumbuhan benih padi dalam kondisi aerobik (di darat) koleoriza

tumbuh dahulu daripada koleoptil. Dalam kondisi anaerobik (di air) koleoptil

tumbuh dahulu daripada koleorhiza. Kemudian Radikula berkembang menjadi

seminal roots yang selanjutnya digantikan oleh akar adventitous.

4

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Pertumbuhan selanjutnya dari kecambah padi adalah pembentukan daun primer

dan daun sekunder. Daun primer tidak memiliki helai daun atau leaf blade

(Warris, 2012).

Hama Dominan pada Tanaman Padi Hitam

Wereng cokelat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama utama

tanaman padi di Indonesia. Berdasarkan catatan yang ada wereng cokelat

diketahui sudah menyerang tanaman padi sejak tahun 1931 pada lahan sawah di

daerah Dramaga, Bogor. Oleh karena itu, untuk menjaga kestabilan produksi

padi di Indonesia maka perlu dilakukan pengendalian hama wereng cokelat

yang menyerang tanaman padi. Pengendalian hama wereng cokelat dapat

dilakukan dengan menggunakan minyak atsiri. Minyak atsiri atau yang disebut

juga dengan „essential oils‟ adalah salah satu bahan alam dari jenis tumbuhan

yang berasal dari daun, bunga, kayu, bijibijian bahkan putik bunga Salah satu

contoh minyak atsiri sangat menjanjikan yaitu minyak serai wangi dan minyak

daun cengkeh sebagai insektisida nabati (Hashifah et al., 2016).

Tikus dan walang sangit merupakan hama penting yang sangat

merugikan pada pertanaman padi sawah lebak.Serangan kedua hama tersebut

dapat menyebabkan produksi menurun drastis. Di beberapa tempat, serangan

hama tikus yang berat dapat menyebabkan padi puso, atau tersisa sekitar 10-

20% dari produksi normal. Serangan walang sangit yang menghisap malai padi

pada periode mulai berisi bulir hingga matang susu menyebabkan bulir padi

5

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

menjadi hampa dan menurunkan kuantitas dan kualitas produksi gabah Bulir

padi yang mulai berisi, jika terserang walang sangit dapat menyebabkan bulir

beras yang dipanen bercak hitam (Irsan et al., 2014).

Penggerek batang padi terdapat sepanjang tahun dan menyebar di

seluruh Indonesia pada ekosistem padi yang beragam. Intensitas serangan

penggerek batang padi pada tahun 1998 mencapai 20,5% dengan luas daerah

yang terserang mencapai 151.577 ha. Kehilangan hasil akibat serangan PBP

pada stadia vegetatif memang tidak besar karena tanaman masih dapat

mengkonpensasi dengan membentuk anakan baru (sampai dengan 30%). Gejala

serangan pada stadia generatif menyebabkan malai yang muncul berwarna putih

dan hampa (tidak berisi) (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

(Hadi et al., 2015).

Keong Emas merupakan hama penting pada tanaman padi di beberapa

daerah di Indonesia. Hama ini menyerang mulai dari pesemaian sampai

kepertanaman. Serangan paling berat biasanya terjadi pada saat tanaman

berumur 1-7 hari setelah pindah tanam sampai tanaman berumur kurang lebih

30 hari. Keong Emas terutama menyerang pada bakal anakan tanaman padi,

sehingga mengurangi anakan tanaman (Manueke, 2016).

Gejala yang diakibatkan serangan tikus yaitu adanya tanaman padi

terpotong dan berserakan pada petak sawah dan serangan umumnya di tengah

petak. Kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus bersifat khas, yaitu di tengah-

tengah petakan sawah tampak gundul, sedangkan bagian tepi biasanya tidak 6

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

diserang sedangkan padi akibat tikus tinggi rumpun mencapai 44 cm. Dampak

serangan tikus umur 26 hari paling besar terjadi pada tinggi rumpun dan jumlah

malai padi hitam varietas Toraja. Akan tetapi, hingga panen terjadi peningkatan

pertumbuhan tinggi padi 10 % (Recovery) akibat serangan tikus. Ini dibuktikan

dari selisih tinggi padi kontrol dan perlakuan yang semakin kecil dari 35 cm

menjadi 20 cm saja ( Cristanti dan Arisoesilaningsih, 2013).

Penyakit Dominan pada Tanaman Padi Hitam

Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea. Jamur P. grisea

dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari

persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif

tanaman padi, P. grisea menginfeksi bagian daun dan menimbulkan gejala

penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas

daun. Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas

berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher. Perkembangan parah

penyakit blas leher infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya

dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne

Penyakit hawar daun Bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae

berbentuk batang pendek, di ujungnya mempunyai satu flagel dan berfungsi

sebagai alat gerak. Bakteri ini berukuran 6-8 bersifat aerob,gram negatif dan

tidak membentuk spora . Diatas media PDA bakteri ini membentuk koloni bulat

cembung yang berwarna kuning keputihan sampai kuning kecoklatan dan

mempunyai permukaan yang licin. Penyakit hawar daun bakteri pertama kali

ditemukan di Fukuoka Jepang pada tahun 1884. Pada awal abad XX penyakit

ini telah diketahui tersebar luas hampir diseluruh jepang kecuali dipulau

Hokkaido. Di Indonesia, penyakit ini mula-mula ditemukan oleh Reitsman dan

Schure oada tanaman muda didaerah Bogor dengan gejala layu. Penyakit ini

). (balai besar

penelitian tanaman padi (BB PADI, 2015).

7

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

dinamakan kresek dan patogennya dinamai Xanthomonas kresek schure.

Terbukti bahwa penyakit ini sama dengan penyakit hawar daun bakteri yang

terdapat di Jepang. Gejala layu yang kemudian dikenal dengan nama kresek

umumnya terhadap pada tanaman muda berumur 1-2 minggu setelah tanam

atau tanaman dewasa yang rentan .Pada awalnya gejala terdapat pada tepi daun

atau bagian daun yang luka berupa garis bercak kebasahan, bercak tersebut

meluas berwarna hijau keabu-abuan , selanjutnya seluruh daun menjadi keriput

dan akhirnya layu seperti tersiram air panas. Sering kali bila air irigasi tinggi,

tanaman yang layu terkulai kepermukaan air dan menjadi busuk.Pada tanaman

yang peka terhadap penyakit ini,gejala terus berkembang hingga seluruh

permukaan daun,bahkan kadang-kadang pelepah padi sampai mengering.Pada

pagi hari cuaca lembab ,eksudat bakteri sering keluar ke permukaan daun dan

mudah jatuh oleh hembusan angin,gesekan angin,geekan daun atau percikan air

hujan. Eksudat ini merupakan sumber penularan yang efektif.

(Muhibuddin,2012).

Pada umumnya gejala penyakit bercak coklat adalah pada daun dan

glumae (bagian bulir), meskipun dapat muncul pelepah daun, cabang-cabang

malai bibit yang muda dan batang. Bercak pada daun yang khas berbentuk oval,

berukuran variatif, bentuk gejala seragam seringkali tersebar di seluruh

permukaan daun. Bercak berwarna coklat, dilingkari dengan warna abu bagian

tengah bercak bulat berwarna putih. Gejala yang masih muda berupa bintik-

bintik coklat atau coklat keabuan. Pada varietas peka bercak akan lebih lebar,

berukuran mencapai 1 cm atau lebih. Seringkali jumlah bercak memenuhi

permukaan daun, yang dapat mengakibatkan daun layu (Defitri, 2013).

Penyakit busuk batang padi yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia

grisea merupakan salah satu masalah dalam produksi padi diseluruh dunia

dengan kehilangan hasil berkisar 50%. Di Indonesia penyakit busuk batang padi

dapat mencapai luas 1.285 juta hektar (Ha) atau sekitar 12% dari total luas areal 8

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

pertanaman padi di Indonesia. Cendawan ini dapat menjadi patogen pada

beberapa tanaman penting lainnya, seperti gandum, sorghum dan serealia

lainnya. Penyakit busuk batang pada tanaman padi bersifat kosmofolit, artinya

menyerang tanaman padi diseluruh dunia.Penyakit tanaman ini pun muncul

karena adanya kultivatur yang peka terhadap patogen, dan peka terhadap

pengaruh lingkungan praktek budidaya dapat menyebabkan timbulnya

penyakit, seperti halnya pemupukan dengan dosis yang tinggi kondisi yang

mendukung dapat mempengaruhi perkembangan penyakit tersebut

(Nasution, 2014).

Penanaman secara luas padi varietas unggul tipe pendek beranakan

banyak dan dipupuk dengan dosis tinggi terutama urea, dapat meningkatkan

keparahan penyakit hawar pelepah. Penyakit hawar pelepah menjadi semakin

penting peranannya didalam sistem produksi padi sawah, terutama di ali dari

propagul jamur R. solani berkecambah dan menginfeksi bagian pelepah daun

padi, kemudianberkembang ke arah dalam dan menginfeksi bagian batang padi.

Kerusakan yang terjadi pada ruas batang menyebabkan tanaman padi mudah

rebah serta dapat menghambat aliran air dan nutrisi. Perkembangan lebih lanjut,

infeksi dapat mencapai seluruh bagian daun dan menimbulkan gejala

hawaryang dapat meluas sampai ke daun bendera. Inokulum awal patogen ini

tersedia dengan melimpah disawah, di samping itu teknik budidaya padi yang

diterapkan petani umumnya mengakibatkan lingkungan menjadi cocok untuk

perkembangan patogen. Kondisi seperti ini menyebabkan penyakit berkembang

dengan pesat sehingga menimbulkan kerusakan dan kerugian. Perkembangan

penyakit hawar pelepah pada varietas unggul terlihat semakin meluas dan

meningkat keparahannya (Nuryanto, 2017).

9

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Hitam

Teknologi pengendalian penyakit tanaman padi berdasar modifikasi

komponen epidemik mendorong penerapan beberapa cara pengendalian yang

bersifat sinergis dan terpadu. Pengendalian penyakit dengan mengelola satu

atau beberapa komponen epidemik sering tidak berhasil karena penyakit masih

punya peluang untuk berkembang melalui komponen epidemik yang lain.

Semakin banyak komponen epidemik yang dikelola sebagai satu kesatuan

sistem pengendalian dan diterapkan secara terpadu makin tinggi tingkat

keberhasilan pengendalian penyakit (Azwir dan Ridwan 2009).

Pengendalian penyakit menggunakan varietas tahan yang

dikombinasikan dengan varietas lain untuk pergiliran varietas dapat menekan

laju perkembangan penyakit dan berdampak terhadap keanekaragaman genetik

tanaman di lapang. Agroekosistem dalam hamparan umumnya ditanami dengan

spesies tanaman tertentu yang mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap

kondisi lingkungan. Pertanaman monokultur tersebut memiliki keragaman

genetik yang rendah, sehingga tanaman relatif mudah mengalami kerusakan

akibat gangguan penyakit). Keragaman genetik yang tinggi dalam satu

hamparan persawahan dapat menghambat laju pergeseran ras, strain, atau

patotipe suatu patogen tanaman. Pola pergiliran varietas di kawasan budi daya

intensif mampu memutus siklus hidup patogen yang hanya mempunyai

kecocokan terhadap salah satu varietas (inang). Pola tanam yang diselingi oleh

penanaman varietas tahan dapat menekan perkembangan patogen

(Pradhan, et al, 2016).

Perkembangan hama dan penyakit tanaman dapat ditekan dengan cara

memodifikasi sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Penambahan bahan organik

berupa jerami sisa panen dapat meningkatkan produktivitas lahan. Alasan

petani membakar jerami di sawah adalah untuk mempermudah penyiapan lahan

dan menekan perkembangan hama dan penyakit, perlu dikoreksi karena 10

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

pertimbangan polusi udara, pengembalian unsur hara, dan keberlanjutan sistem

budi daya padi. Jerami padi mengandung 35% N, 30% P, 85% K, dan 40-50%

S yang dapat diserap tanamanPelapukan bahan organik oleh mikroorganisme

tanah melalui proses mineralisasi menghasilkan hara dalam bentuk ion/kation.

Tanaman dapat memanfaatkan unsur mikro tersebut untuk menciptakan sistem

kekebalan. Pada tanah yang mengandung banyak bahan organik

terdapatmikroorganisme tanah dengan populasi berlimpah, termasuk jamur

Trichoderma sp. sebagai agens pengendali hayati penyakit tanaman.

Mikroorganisme saling berinteraksi dalam relung (nice) yang sama dan

membangun sistem keseimbangan secara alami. Keseimbangan biologi yang

terbentuk berperan menekan populasi patogen tular tanah (soil borne).

Penambahan bahan organik yang telah terdekomposisi ke lahan sawah dapat

menekan perkembangan penyakit, tekstur tanah menjadi gembur,

mengembalikan unsur-unsur hara yang telah terkuras setiap musim,

meningkatkan ketersediaan nutrisi dan pupuk bagi tanaman padi pada musim

berikutnya (Iqbal 2008).

Pengaturan pengairan tanaman padi yang bertujuan untuk menekan

kelembapan dan suhu lingkungan, merupakan salah satu komponen

pengendalian penyakit berdasarkan kesesuaian ekologi. Tanaman padi tumbuh

sehat pada kondisi air dalam kapasitas lapang dan lengas tanah mendukung

pertumbuhan tanaman secara optimal. Pengairan tanaman dengan cara ini

efisien dalam penggunaan air. Semakin ketatnya persaingan penggunaan air

antara di sektor pertanian dengan industri, pertambangan, rumah tangga, dan

lainnya menekankan perlunya meningkatkan efisiensi penggunaan air pada

lahan sawah (Abdurachman, et al, 2008).

11

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Secara umum, penerapan pengendalian hama dan penyakit berdasarkan

pendekatan ekologi melalui pengelolaan komponen epidemik dapat menekan

populasi serangga hama atau vektor penyakit dan patogen penyebab penyakit.

Melaporkan, pada lahan sawah dengan pemberian kompos dan pengairan

macakmacak, pertumbuhan tanaman padi lebih baik karena kompos

menyediakan nutrisi yang seimbang untuk pertumbuhan tanaman padi,

sehingga tanaman memiliki sistem pertahanan terhadap serangan hama wereng

cokelat. Penyebaran penyakit kerdil hampa dan kerdilrumput dapat dihambat

dengan menekan populasi wereng cokelat sebagai vektor, dengan menanam

varietas tahan (Inpari-13, Inpari-18, dan Inpari-33) secara serempak dan

didukung oleh teknologi budi daya anjuran. Tanam serempak pada hamparan

sawah seluas 600-1.000 ha dapat mengurangi biaya penggunaan pestisida kimia

hingga 60% untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman dan menekan

kehilangan hasil rata-rata 30% (Baehaki 2009).

Teknologi Pengolahan Beras Hitam

Teknologi pengolahan beras hitam terhadap kandungan antosianin,

terjadi perubahan penurunan kandungan antosianin yang signifikan dalam

pengolahan beras hitam menjadi tepung beras hitam dan nasi hitam . Penurunan

kandungan antosianin mencapai 83,60% terjadi pada pengolahan dengan

pemasakan menjadi nasi hitam, sebaiknya pemasakan beras hitam dilakukan

dengan dibuat menjadi tepung (powder). Pengolahan beras hitam menjadi

tepung hanya mengalami sedikit pemanasan yaitu dengan penyangraian

(Hartati, 2013).

Pengolahan beras hitam juga tidak lupa dengan memanfaatkan bekatul.

Bekatul sebagai hasil samping pengolahan padi, memiliki kandungan gizi yang

baik dan kaya akan komponen bioaktif. Bekatul telah banyak dilaporkan

memiliki manfaat bagi kesehatan, misalnya aktivitas antioksidan, aktivitas 12

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

kemopreventif kanker, dan aktivitas hipokolesterolemik. Hanya saja, bekatul

saat ini lebih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan

pemanfaatannya sebagai bahan pangan masih sangat terbatas

(Tuarita, et al, 2017).

Teknik pengolahan nasi yang dapat mempertahankan aktivitas

antioksidan bahan paling baik adalah penanakan menggunakan dandang,

walaupun perbedaan aktivitas yang terukur tidak begitu jauh. Hal ini

disebabkan suhu penanakan pada kedua teknik sama, hanya saja lama

pemanasan pada penanakan menggunakan rice cooker lebih lama dibandingkan

penanakan menggunakan dandang sehingga keru-sakan yang terjadi terhadap

kandungan metabolit sekundernya pun lebih banyak (Dwiyanti, 2013).

Penggilingan padi di Indonesia mencapai lebih dari 110 ribu unit yang

sebagian besar didominasi penggilingan padi kecil (PPK), sementara

penggilingan padi besar (PPB) tidak lebih dari 5%. Kondisi penggilingan

seperti itu menghasilkan beras dengan rendemen dan mutu rendah.

Penggilingan padi umumnya mengolah gabah menjadi beras sosoh atau beras

putih, di mana dalam proses penggilingan tersebut kandungan gizi yang

terdapat pada lapisan bekatul terbuang atau terpisahkan pada saat proses

penyosohan. Beberapa kandungan gizi yang sebagian terpisahkan tersebut

antara lain protein, lemak, kadar abu, serat, vitamin, dan kandungan gizi mikro

lainnya. Akibat banyaknya komponen gizi yang terbuang, maka persentase

karbohidrat yang terkandung di dalam beras sosoh menjadi lebih tinggi. Pada

beberapa jenis beras, dengan meningkatnya persentase karbohidrat tersebut

menyebabkan nilai indeks glikemik (IG) beras tersebut menjadi tinggi

(Hasbullah, 2016).

13

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Pengolahan Beras Hitam Tepat Guna

Pengolahan tepung beras hitam merupakan usaha pen gecilan ukuran

partikel beras. Proses ini dilakukan dengan dua cara yaitu secara kering dan

basah. Pengolahan tepung yang dilakukan secara basah, hasil tepungnya harus

dikeringkan kembali agar tepung beras memiliki daya simpan yang lama.

Pengolahan tepung beras hitam merupakan usaha pen gecilan ukuran partikel

beras. Proses ini dilakukan dengan dua cara yaitu secara kering dan basah.

Pengolahan tepung yang dilakukan secara basah, hasil tepungnya harus

dikeringkan kembali agar tepung beras memiliki daya simpan yang lama

(Khatir, 2011).

Salah satu bahan pangan yang mengandung antioksidan alami adalah

beras hitam karena mengandung komponen kimia yang berperan sebagai

antioksidan yaitu senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa –

senyawa golongan tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada hasil pangan

nabati, dan memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas. Antioksidan

yang banyak ditemukan pada bahan pangan antara lain vitamin E, vitamin C.

Salah satu bahan pangan yang mengandung antioksidan alami adalah beras

hitam karena mengandung komponen kimia yang berperan sebagai antioksidan

yaitu senyawa golongan fenolik dan polifenolik. Senyawa – senyawa golongan

tersebut banyak terdapat di alam, terutama pada hasil pangan nabati, dan

memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas (Kumalaningsih, 2007).

Pengemasan merupakan cara yang paling mudah dalam

mempertahankan mutu produk. Pengemasan dapat menghambat uap air,

cahaya, dan udara lingkungan yang terserap oleh produk. Kemasan juga dapat

mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi ba han yang ada

didalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan

dan getaran. Banyak sekali jenis - jenis kemasan plastik yang diketahui.

14

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Kemasan plastik terdiri dari kemasan plastik tunggal seperti polipropi len (PP)

dan dan Alufo dengan masing - masing mempunyai ketebalan 0,5 mm

( Fajrin,2000).

Penentuan umur simpan didasarkan pada faktor -faktor mempengaruhi

umur simpan produk pangan. Faktor - faktor tersebut misalnya adalah keadaan

alamiah (sifat makanan), mekanisme berlangsunganya perubahan (misalnya

kepekaan terhadap air dan oksigen ), serta kemungkinan terjadinya perubahan

kimia (internal dan eksternal). Faktor lain adalah ukuran kemasan (volume),

kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban), serta daya tahan kemasan

selama transit dan sebelum digunakan terhadap keluar masuknya air, gas, dan

bau (Hartati, 2013).

Tepung beras yang bersifat kering dapat menghasilkan air jika suhu naik

selama pengepakan, akibatnya kelembaban nisbi pada permukaan akan

berubah. Uap air ini dapat berkondensasi pada permukaan bahan pangan terut

ama jika suhu penyimpanan turun. Hal ini dapat membantu pertumbuhan

menambahkan bahwa produk kering dapat menangkap air dari lingkungan

disekitar penyimpanan jika kelembaban relatif udara lingkungan lebih tinggi

dibandingkan kelembaban produk (Purnomo, 2003)

15

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., A. Dariah, dan A. Mulyani. 2008. Strategi Dan Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Mendukung Pengadaan Pangan Nasional. Jurnal Litbang Pert. 27(2): 43−49.

Azwir & Ridwan. 2009. Peningkatan produktivitas padi sawah dengan

perbaikan teknologi budidaya. Jurnal Akta Agrosia 12(2): 212−218. Adhi, R K. 2017. Pertumbuhan Padi Hitam Varietas Wojalaka Yang

Dibudidayakan Dengan Sistem Tanam Banjar. Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan . Al Ulum Sains dan Teknologi 3 (1): 22-27.

Baehaki, S.E. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi Dalam

Perspektif Praktek Pertanian Yang Baik (Good Agricultural Practices). Pengembangan Inovasi Pertanian 2(1): 65−78.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015. Penyakit Blas Pada Tanaman Padi

Dan Cara Pengendaliannya. Diakses melalui http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id pada tanggal 7 September 2018 pukul 11.03 Wib.

Cristianti, D,L. 2013. Pertumbuhan Padi Hitam dan Serangan Beberapa

Herbivor di Sawah Padi Organik Kecamatan Kepanjen. Universitas Brawijaya, Malang.

Defitri, Y. 2013. Identifikasi Jamur Patogen Penyebab Penyakit Pada Tanaman

Padi (Oryza sativa L.) di Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Jambi. Universitas Batanghari, Jambi.

Dwiyanti, G. 2013. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Beras Merah dan Beras

Hitam Komersial Serta Produk Olahannya. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung

Fajrin, A., 2007. Karakteristik Fisik, Kimia dan Sifat Organoleptik Tepung

Beras Merah Berdasarkan Variasi Lama Pengeringan. Jurnal Pangan dan Gizi 1: 25-29.

Fitri, H. 2009. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Ladang (Oryza sativa L.).

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 60 hal. 16

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Hadi, et al. 2015. Populasi Penggerek Batang Padi pada Ekosistem Sawah Organik dan Sawah Anorganik. Undip. Semarang

Hasbullah, R. 2016. Teknologi Pengolahan dan Pengembangan Usaha Beras

Pratanak. Institut Pertanian Bogor, Bogor Hashifah, et al. 2016. Pengendalian Hama Wereng Cokelat

(Nilaparvata lugens) Yang Menyerang Tanaman Padi (Oryza sativa) dengan Minyak Serai Wangi dan Minyak Daun Cengkeh. Universitas Pakuan, Bogor.

Hartati, S. 2013. Pengaruh Pengolahan terhadap Kandungan Poliphenol dan

Antosianin Beras Wulung yang Berpotensi sebagai Makanan Diet Penderita Diabetes Mellitus. Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo

Irsan, et al. 2014. Pengendalian Tikus dan Walang Sangit di Padi Organik

Sawah Lebak. Universitas Sriwijaya, Palembang. Iqbal, Achmad. 2008. Potensi kompos dan pupuk kandang untuk produksi padi

organik di tanah inceptisol. Jurnal Akta Agrosia 11(1): 13−18 Khatir, R. 2011. Karakteristik Pengeringan Tepung Beras Menggunakan Alat

Pengering Tipe Rak. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Edukasi 3(2) :23-29.

Kristamtini, Taryono, Panjisakti B., dan Rudi. 2014. Keragaman Genetik Kultivar Padi Beras Hitam Lokal Berdasarkan Penanda Mikrosatelit. Jurnal Agrobiogen Vol 10 (2)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta,Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kumalaningsih. 2007. Antioksidan dan Penangkal Radikal Bebas. Penerbit Trubus Agrisarana, Jakarta.

Kuswanto. 2007. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Kanisius. Yogyakarta.

Manueke, J. 2016. Pengendalian Hama Keong Emas

(Pomacea canaliculata Lamarck.) Pada Tanaman Padi Sawah Dengan Menggunakan Ekstrak Buah Bitung (Barringtonia asiatica L.). Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.

17

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN PADI HITAM

Muhibuddin. 2012. Mengenal Berbagai macam Penyakit padi. Diakses melalui, http://antonmhb.lecture.ub.ac.id pada tanggal 7 September 2018 pukul 11.03 Wib.

Nuryanto, B. 2018. Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Berwawasan

Lingkungan Melalui Pengelolaan Komponen Epidemik. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 3 (7). Subang: Jawa Barat.

Pradhan, S. K., D.K. Nayak, E. Pandit, L. Behera, A. Anandan, A.K.

Mukherjee, S. Lenka, and D.P. Barik. 2016. Incorporation of bacterial blight resistance genes into lowland rice cultivar through marker-assisted backcross breeding. Phytopathology 106: 710−718.

Purnomo. 2003. Pengantar Teknik Industri. Graha Ilmu, Yogyakarta Semangun, H., 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. UGM

Press, Yogyakarta. Suhartatik. 2008. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi. Diakses melalui

http://www.google.com/url.litbang.deptan.go.id%spesial%padi2009. Pada tanggal 8 September 2018.

Tuarita, Z,M. 2017. Pengembangan Bekatul sebagai Pangan Fungsional:

Peluang, Hambatan, dan Tantangan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Warris. 2012. Morfologi-padi. Pegawai Pertanian K/U Bagian PTIF Jabatan Pertanian Titi Gantong, Perak.

18

Universitas Sumatera Utara