laporan tekben hama gudang

23
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar B Hama merupakan semua binatang atau organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp., Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes dan lain-lain Penanganan akan hama gudang sangatlah perlu dilakukan untuk mengurangi kerusaka kualitas dan penurunan kuantitas produk pertanian dalam penyimpanannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap sifat, karakteristik serta morfologi dari hama gudang tersebut. Supaya nantinya dapat dilakukan penanganan yang tepat. 1.2Tujuan - megetahui pengertian hama gudang 1 | TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH (HPT)2014

Upload: kikinurhidayatiii

Post on 23-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

1. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangHama merupakan semua binatang atau organisme yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang.Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp., Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes dan lain-lainPenanganan akan hama gudang sangatlah perlu dilakukan untuk mengurangi kerusaka kualitas dan penurunan kuantitas produk pertanian dalam penyimpanannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap sifat, karakteristik serta morfologi dari hama gudang tersebut. Supaya nantinya dapat dilakukan penanganan yang tepat.

1.2 Tujuan- megetahui pengertian hama gudang- mengetahui hama beras dan hama kacang ijo meliputi morfologi, daur hidup dan pengendaliannya 1.3 ManfaatUntuk mengetahui seberapa besar pengaruh hama pada penyimpanan beras dengan berbagai varietas dan penyimpanan kacang ijo.

2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi Hama Gudang (3 Ing + Terjemah) Storage pests, namely disruptive or destructive pests in storage warehouse(Hama Gudang, yaitu hama yang mengganggu atau merusak di dalam gudang penyimpanan)(Anonymous a,2014) Warehouse pest is an organism which can cause shrinkage of the qualitative and quantitative food stored. Depreciation qualitative damage that occurs due to changes in the biological, physical, chemical, and biochemical and quantitative depreciation is the amount of weight lost due to postharvest handling of materials that are not professional and biological disturbance.(Hama gudang merupakan organisme yang dapat menyebabkan penyusutan kualitatif dan kuantitatif dari bahan pangan yang disimpan. Penyusutan kualitatif yaitu kerusakan yang terjadi karena perubahan biologi, fisik, kimia, dan biokimia serta penyusutan kuantitatif adalah kehilangan jumlah bobot bahan akibat penanganan pascapanen yang tidak professional dan gangguan biologi.)(anonymous b,2014) Pests warehouse is destructive agricultural pests while in storage or during storage(Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan)(Anonymous c,2014)

2.2 Sitophilus oryzae (meliputi, morfologi, daur hidup, dan pengendaliannya + Gambar literatur)Menurut Amin (2010), Sitophilus oryzae memiliki morfologi, daur hidup, dan pengendaliannya ialah : MorfologiImago berwarna coklat terang sampai coklat gelap dengan empat bercak kuning yang berukuran relatif besar pada elitranya sungutnya menyiku terdiri dari delapan ruas dan kepala berbentuk moncong, ukuran tubuh dipengaruhi oleh kondisi makanannya, pada biji yang berukuran besar ukuran hama ini juga besar dan sebaliknya. Moncongnya memiliki panjang 1 mm hampis seper tiga panjang tubuhnya. Kepala dengan moncongnya memiliki panjang yang sama dengan protoraks atau elitra. Protoraksnya sangat kuat dan elitranya memiliki kolom cekungan. larva gendut, tidak bertungkai dan berwarna putih kekuning - kuningan. Larva tidak berkaki dan bertahan di dalam buah. Pupa bertipe bebas dengan bentuk ukuran sudah mirip dewasa dan dengan panjang tubuh 3 - 5 mm.

Siklus HidupSerangga S.oryzae mengalami metamorfosis sempurna (holometabola) dengan stadia yang terdiri dari telur, larva, pupa, dan imago. Siklus hidup S.oryzae diawali dengan terlebih dahulu membuat lubang dalam butiran biji beras dengan rostumnya. Lubang tersebut digunakan untuk meletakkan telurnya yang kemudian ditutup dengan cairan pekat saliva gelatinous. Stadium telur berlangsung sekitar 6 hari. Telur berwarna putih bening, berbentuk oval, lunak, dan bentuk ujungnya agak bulat dengan ukuran 0.7 mm x 0.3. Seekor betina S.oryzae dapat bertelur sampai 25 butir dengan rata-rata 4 butir telur perharinya. Setelah telur menetas menjadi larva, siklus hidupnya masih berada didalam beras dengan merusak dan memakan isi biji beras sehingga meninggalkan kulitnya saja. Larva berwarna putih dan panjang tubuh berkisar 4-5 mm serta mengalami 3-4 instar (ganti kulit). Larva mempunyai tipe mulut menggigit dan tidak mempunyai kaki. Selain itu, larva dapat mengkonsumsi 25% bagian biji dan merupakan tahap stadia penyebab kerusakan terbesar selama penyimpanan biji-bijian. Stadia larva 3-4 minggu.Dalam kondisi yang ekstrim, larva dapat bertahan dalam kondisisuspended animationatau diapus. Aktivitas biologi dikurangi, dan toleransi terhadap suhu dingin ditingkatkan. Tahap larva instar akhir, biasanya akan membentuk kokon dengan mengeluarkan ekskresi cairan kedinding endosperm agar dindingnya licin dan membentuk tekstur yang kuat . Stadia ini disebut pupa. Stadia pupa berkisar antara 5-8 hari. Pupa dapat berubah warna tergantung pada umur pupa, dari coklat kemerah-merahan menjadi kehitaman dan bagian kepala berwarna hitam. Panjang pupa biasanya 2.5 mm dan masa pupa berlangsung enam hari. Setelah stadia pupa berakhir, pupa akan menjadi kumbang muda. Namun, kumbang muda ini tidak langsung keluar, dan berada 2-5 hari, sebelum membuat lubang keluar yang relatif besar dengan moncongnya. Imago (serangga dewasa) dapat hidup cukup lama, tanpa makan selama 36 hari, dengan makan umurnya mencapai 3-5 bulan bahkan 1 tahun (Sitepuet al., 2004). Untuk mengadakan perkawinan imago betina bergerak di sekitar bahan makanan dengan membebaskan seks feromon untuk menarik perhatian imago jantan. Imago jantan memiliki moncong yang pendek, dengan gerakan lebih lambat daripada betina. Waktu yang diperlukan dari telur sampai dewasa pada kondisi yang optimum adalah 35 hari pada kondisi optimum dan 110 hari pada kondisi sub optimum.

Teknik PengandalianPengendalian serangga hama sitophilus oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik, karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan yang baik yang di tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan

2.3 Callosobruchus maculatus meliputi, morfologi, daur hidup, dan pengendaliannya +Gambar literatur)Menurut Pracaya (1991), Callosobruchus maculatus memiliki morfologi, daur hidup dan pengendalian sebagai berikut :morfologi Hama ini merupakan hama gudang yang menyerang hasil panen dalam gudang. Tarsi tampaknya 4-4-4, tapi sesungguhnya 5-5-5. Tubuh oval, bagian belakang lebar, warna hitam atau coklat dengan bintik-bintik. Dari atas kepala tersembunyi elytra pendek tidak sampai ujung abdomen. Serangga ini merupakan family dengan jumlah yang relatif sedikit. sepanjang hidupnya larva berada dalam biji-bijian, dewasa sebagian ditemukan dibunga-bunga. Siklus hidupSiklus hidupnya sekitar 25 hari dengan keperidian sekitar 62 butir telur, inangnya adalah biji-bijian, kacang hijau, kedelai, kacang tunggak dan kacang hijau PengendalianDengan cara menyimpan biji kacang hijau dengan cara menutup wadah tertutup rapat atau dengan wadah yang kedap udara da menyemprotkan insektisida Nuvantop 500 EC berkonsentrasi rendah

3. METODOLOGI3.1 Waktu dan TempatPraktikum Teknologi Produksi Benih Aspek HPT dilakukan dan dilaksanakan pada hari senin jam 11.00 tanggal 21 April 2014 hingga 12 Mei 2014 di Laboratorium Virologi Fakultas Pertanian Unversitas Brawijaya, Malang3.2 Alat dan Bahan Alat1. Gelas Aqua : untuk wadah beras atau kacang hijau yang di beri hama2. kain kasa: untuk menutup wadah palstik3. karet gelang : untuk mempererat wadah4. Spidol: untuk menamai bahan pengamatan Bahan 1. Sitophilus oryzae: Sebagai hama untuk penelitian2. beras IR64: Sebagai hama untuk penelitian3. beras jatah: Sebagai hama untuk penelitian4. beras pandan wangi: Sebagai hama untuk penelitian5. Kacang Hijau: Sebagai hama untuk penelitian6. Callosobruchus maculates: Sebagai hama untuk penelitian

3.3 Sediakan 5 gelas plastik isi masing-masing dengan 3 jenis beras berbeda, dan 2 untuk tempat kacang hijauAmbil 2000 butir beras dan kacang hiaju untuk tiap jenis beras, lalu timbang berat awal Cara Kerja (Diagram alir)

Masukkan 20 Sitophilus oryzae ke dalam masing-masing fial plastic.Berilah label untuk masing-masing jenis beras dan kacang hiaju

Tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang.Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali sampai dengan 4 kali pengamatan

Setiap pengamatan amati jumlah dan bobot beras dan kacang hijau utuh, jumlah telur hama, jumlah hama

Dokumentasi pratikum

3.4 Analisa PerlakuanTerlebih dahulu menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat pratikum.Hitung 2000 butir beras dan kacang hijau.kemudian isi setiap gelas plastic dengan 3 jens beras yang berbeda dan 2 gelas plastic untuk kacang hijau. lalu, masukkan 20 hama Sitophilus oryzae ke masing masing gelas plastic yang berisi butir beras dan beri label pada gelas plastic tersebut, lalu tutup dengan kassa dan ikat dengan karet. Adapun tujuannya agar kutu tersebut tidak terbang.Lalu Masukkan 20 hamaCallosobruchus maculatuske dalam masing-masing gelas plastic yang berisi kacang kacang hijau, kemudian beri label serta ditutup kassa dan didikat karet agar kutu tidak terbang. Kemudian dilakukannya pengamatan setiap minggunya.Dan melakukan dokumentasi tiap minggunya.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1Hasil (Berupa tabel dan grafik)

Data Kacang HijauParameterUlangan1Ulangan2

23-4-201430-4-20148-5-201414-5-201423-4-201430-4-20148-5-201414-5-2014

KacangUtuh20001870183018302000181717881770

KacangRusak-13040--1832918

Hama Mati-141--797

Hama Hidup1510--835

Telur--------

Data BerasMINGGU KE 1 (23 APRIL 2014)

IR 64PANDAN WANGIJATAH

KUTU202020

BERAT323536

MINGGU KE 2 (30 APRIL 2014)

IR 64PANDAN WANGIJATAH

KUTU59845

BERAT37,8546,232.3

MINGGU KE 3 (8 MEI 2014)

IR 64PANDAN WANGIJATAH

KUTU43838

BERAT31,935,427,6

MINGGU KE 4 (14 MEI 2014)

IR 64PANDAN WANGIJATAH

KUTU42833

BERAT26,322,613,51

Grafik Berat Beras

Grafik Kutu Beras

Grafik Jumlah Kacang Hijau Utuh

Grafik Hama Hidup4.2 Pembahasan Praktikum (dibandingkan dengan literatur)Berdasarkan hasil pengamatan mengenai hama gudang didapati hasil bahwa perubahan berat beras pada semua jenis beras menunjukkan hasil yang fluktuatif. Namun pada beras jenis pandan wangi menunjukkan hasil penurunan yang signifikan jika di bandingkan dengan berat awal beras. Sedangkan pada beras jenis yang lain sama-sama mengalami penurunan berat beras dari berat beras awal namun tidak begitu signifikan. Jika di lihat dari jumlah kutu beras yang tetap hidup, jumlah kutu pada IR 64 yang terbanyak jika di bandingkan jenis beras yang lainnya. Pada beras jenis pandan wangi antara jumlah beras dan jumlah kutu sama-sama mengalami penurunan yang signifikan atau berbanding lurus, berbeda dengan beras jenis IR 64 yang berbanding terbalik yakni saat berat beras mengalami penurunan namun jumlah kutu beras yang terdapat di dalam toples meningkat di banding dengan jenis beras lainnya. Hal ini dapat di mungkinkan pada beras jenis pandan wangi memiliki sifat yang tahan terhadap kutu beras jika dilihat dari jumlah kutu yang masih hidup mengalami penurunan yang drastis namun juka di sukai oleh hama kutu beras karena berat dari jenis pandan wangi mengalami penurunan sangat drastis jika di hitung selisih berat awal beras dengan berat akhir beras. Pada beras jenis jatah atau RASKIN jika di lihat dari berat beras mengalami penurunan dari berat awal yang konstan begitu pula juga halnya dengan jumlah hama yang terus menurun perlahan meskipun tidak drastis seperti jenis pandan wangi. Sehingga kualitas beras serta sifat atau genetis beras pun menjadi pertimbangan untuk menekan jumlah hama gudang seperti kutu beras. Hal ini sesuai dengan Andrewartha dan Birch (1954). Kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan seranggahama. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik dengan jumlah yang cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama akan menunjang perkembanganpopulasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan gizi jelek dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga. Pada pengamatan untuk kacang hijau di gunakkan dua sampel dengan perlakuan yang sama yakni di masukkan hama Callosobruchus maculatus sebanyak 15 kutu ke dalam gelas mineral yang telah terisi kacang hijau sebanyak 2000 butir pada masing-masing gelas. Dari pengamatan tersebut menunjukkan hasil bahwa pada ke dua ulangan tersebut jumlah kacang hijau yang utuh sama-sama mengalami penurunan sedangkan pada jumlah hama yang masih hidup pada ulangan 1 menunjukkan hasil yang sangat drastis jika di bandingkan dengan pada ulangan 2. Pada ulangan 1 dapat terjadi demikian dapat di karenakan pada saat penyimpanan di letakkan pada ruangan dengan intensitas cahaya yang banyak dan juga suhu ruangan yang kurang sesuai dengan perkembangan hama. Pada ulangan 2 mengalami penurunan pula dari hal jumlah hama yang hidup namun tidak signifikan. Hal ini dapati dimungkinkan kareana kondisi biji kacang hijau berasal dari varietas yang unggul sehingga dapat menekan pertumbuhan dan perkembangan dari hama Callosobruchus maculates.Sehinggga sesuai pernyataan (Kartasapoetra, 1991) penurunan jumlah kutu dikarenakan factor makanan dan kualitas makanan , factor kelembaban, suhu serta intensitas cahaya dan factor kadar air. 4.3 Pembahasan Soal1. Dari grafik pengamatan saudara, apakah ada penambahan populasi Sitophilus oryzae pada ketiga jenis beras? mengapa demikian? Apakah variable tersebut sudah menunjukkan bahwa varietas tertentu yang disukai oleh Sitophilus oryzae?Jawab : Ada hanya pada jenis beras IR 64 dan beras jatah, karena dapat di sebabkan kualitas beras pada IR 64 lebih baik dan dapat di sebabkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan hama saat penyimpanan berlangsung. Kutu beras merasa cocok untuk di jadikan makanan serta pada kedua jenis tersebut karena dimungkinkan tidak memiliki sifat yang tahan terhadap hama gudang serta kualitasnya yang cukup bagus2. Dari ketiga jenis beras, manakah yang memiliki kualitas bagus, sehingga disukai oleh Sitophilus oryzae? Apakah kualitas pada beras mempengaruhi preferensi Sitophilus oryzae? Jelaskan Alasannya? Bagaimana kualitas (kondisi) ketiga jenis beras setelah akhir pengamatan?Jawab : Pada beras jenis IR 64 paling di sukai karena kualitasnya yang masih lebih bagus jika dibandingkan dengan beras jatah dan juga pada grafik perkembangan kutu beras meningkat pada beras jenis ini. Karena semua makhluk hidup tidak terkecuali hama mencari dan menyukai makanan untuk hidupnya yang lebih berkualitas sehingga hama juga dapat menjadikan beras dengan kualitas baik untuk menjadikannya inang utama3. Berdasarkan hasil pengamatan Callosobruchus maculatus bagaimana hubungannya jumlah populasi hama terhadap penurunan kualitas benih kacang hijau? Jelaskan pula faktor apa saja yang mempengaruhinya!Jawab : semakin banyak jumlah populasi hama maka semakin menurun pula kualtas benih kacang hijau tersebut. Namun, semakin bertambahnya minggu makan hama tersebut juga semakin berkurang. Factor yang mempengaruhinya ialah kecocokan makanan, kualitas makanan keadaan lingkungan (suhu dan kelembaban, serta intensitas cahaya) dan kadar air. Dimana jika makanan yang dimakan tidak cocok maka dan tidak berkualitasmaka akan mempengaruhi pertumbuhan hama sehingga ketika bertambahnya hari maka hama tersebut akan mati karena pertumbuhanya terhambat. Begitu pula dengan suhu, kelembaban dan kadar air, jika suhu dan kelembaban tidak mendukung pertumbuhannya maka hama tersebut juga akan mati. Dan pada kadar air, jika kadar air tersebut tinggi maka akan timbulnya serangan hama tersebut.

5. PENUTUP5.1 KesimpulanHama gudang merupakan hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan dan merupakan hama pasca panen. Adanya hama gudang tersebut dapat menurunkan produksi dari hasil tanaman tersebut. Hasil pengamatan praktikum beras jenis IR 64 lah yang paling di sukai oleh hama kutu beras. Sedangkan untuk kacang hijau semuanya mengalami penurunan jumlah biji sehat dan juga jumlah hama yang hidup dapat di sebabkan kondisi penyimpanan yang kurang sesuai dengan perkembangan hama.5.2 Saran (Asisten dan Praktikum)Untuk asisten, pengamatannya jangan terlalu pagi ya, banyak yang gak dating terus kepagian banget.Untuk pratikum, tolong pratikum selanjutnya lebih baik lagi, mungkin dari alat sudah ada didalam lab saja. Dan hama yang ada diletakkan dilab saja , tidak usah dibawah pulang biar tidak lupa membawa tiap minggunya.

DAFTAR PUSTAKAAmin,2010. http://thegloryofunited.blogspot.com/2010/11/hama-gudang.html Diakses tanggal 25 mei 2014Andrewartha,H.G., and L.C.Birch. 1954. The distribution and abundance of animals. The University of Chicago Press.Chicago.Anonymous a,2014. http://klinik-tanamanku.blogspot.com/2009/10/apa-itu-hama.html diakses 25 Mei 2014Anonymous b,2014.http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/12/identifikasi-serangga-hama-gudang.html diakses 25 Mei 2014 Anonymous c,2014.http://kickfahmi.blogspot.com/2013/10/hubungan-antara-kualitas-pakan-terhadap.html diakses 25 Mei 2014Bullangpoti,Vasakorn.2004.Effects of Mangosteens Peels and Rambutanss Seeds on Toxicity,Esterase and Glutathione-S-transferase in Rice Weevil (Sitophilus oryzae L.).Kasetsart J(Nat.Sci) 38:84-89Kalshoven,L.E.1981. The pest of crops in Indonesia. Rivised and translated by P.A.Vander Laan with assistance of G.L.H.Rothsid.PT.Ikhtiar Baru- Van Hoeven. Jakarta.Kartasapoetra, A.G., 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang, Rineka Cipta. JakartaKushartono,Bambang.1999.Pengendalian Jasad Penganggu Bahan Pakan Ternak Selama Penyimpanan.Lokakarya Fungsional Non Peneliti.Balai Penelitian Ternak : CiawiPracaya. 1991. Hama dan Penyakin Tanaman. Penebar Swadaya: Jakarta.

LAMPIRAN DOKUMENTASI Menimbang beras Kutu berasMenghitung kutu beras

16 | TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH (HPT)2014