pengenalan alat dan bahan nurhaliamah
Post on 02-Feb-2016
62 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengenalan alat-alat praktikum ini akan menjadi dasar praktikum-praktikum selanjutnyaTRANSCRIPT
PENGENALAN BAHAN DAN PERALATAN PRAKTIKUM
Nurhalimah, 230110140097
Kelompok 14, Kelas Perikanan B
ABSTRAK
Pengenalan alat dan bahan praktikum di laboratorium sangat diperlukan dengan tujuan
praktikan mampu mengenali bahan dan peralatan yang digunakan sehingga diperoleh data
yang cukup valid untuk dianalisa. Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum juga
memegang peranan penting dalam keberhasilan praktikum biokimia karena dalam prakteknya
selalu dihadapakan pada hal hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang
berbahaya dan merugikan kehidupan manusia terutama bagi orang tersebut. Dengan adanya
pengenalan alat dana bahan praktikum di laboratorium, praktikan dapat mengetahui
bagaimana deskripsi peralatan dari laboratorium yang meliputi, spektrofotometer, inkubator,
lemari pendingin, hot plate, dan peralatan laboratorium lainnya yaitu tabung reaksi, buret,
bunsen, pH meter, batang pengaduk, corong, statif, klem, plat tetes, kawat kasa, tabung
sentrifugat, kaca arloji, gelas ukur, labu erlenmeyer, tang krus, cawan uap, cawan petri,
thermometer, pipet tetes, pipet volumetri, beaker glass dan labu ukur. Dengan begitu
praktikan dapat mengetahui bagaimana fungsi alat, prinsip keja dan prosedur kerja dari setiap
alat yang terdapat dilaboratorium, sehingga dengan pengetahuan dasar tersebut, praktikan
dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dan kecelakaan dalam pelaksanaan praktikum.
Key words: Alat, Fungsi, Prinsip, Prosedur Kerja.
ABSTRACT
The introduction of tools and materials lab work in the laboratory is needed with the aim of
practician able to recognize the materials and equipment used so obtained the data pretty valid for analysis .The availability of materials and equipment lab work also holds an important role in the success of the lab work biochemistry because in practice always dihadapakan in terms of things connected with chemicals harmful and injurious human life especially for the person .With the
introduction of material instrument funds lab work in the laboratory, practician can know how description of laboratory equipment which includes, the spectrophotometer, an incubator, refrigerator, hot plate, and other equipment namely laboratory test tube, buret, bunsen, ph meters, stems stirrer, funnel, statif, clamp, plate drops, of wire netting, tube sentrifugat, glass timepiece, a measuring glass, squash erlenmeyer, tang krus, the cup of steam, a petri dish, thermometer, pipet
drops, pipet volumetric, a beaker glass and Squash measuring. With so practician can find out how the function of an instrument, the principle of year and procedures work out of any instrument
dilaboratorium there are, and so recognizing the basic knowledge, practician can also minimize error flags and accident rate in the implementation of the lab work.
Key words: Tools, Functions, Principles, Working Procedures.
PENDAHULUAN
Pengenalan alat dan bahan praktikum sangat diperlukan dengan tujuan praktikan
mampu mengenali bahan dan peralatan yang diperoleh sehingga diperoleh data yang cukup
valid untuk dianalisia. Ketersediaan bahan dan peralatan praktikum juga memegang peranan
penting dalam keberhasilan praktikum biokimia karena dalam prakteknya selalu dihadapakan
pada hal hal-hal yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan
merugikan kehidupan manusia terutama bagi orang tersebut. Dengan adanya hal tersebut,
pengetahuan mengenai penggunaan perlatan juga penting dalam praktikum di laboratorium
kimia agar percobaan dapat dilakukan dengan baik, lancara dan aman.
Menurut Arisworo, et al. (2006) Peralatan sangat di perlukan dalam pngumpulan data
atau informasi., terutama data kuantitatif. Dalam menggunakan peralatan laboratorium
paraktikan harus memiliki keterampilan, kecermatan dan ketelitian agar data yang yang
diperoleh akurat.
Menurut Kadaryanto, et al. (2006) Pecobaan dilaboratorium tidak terlepas dari
penggunaan alat dan bahan tertentu yang dapat menimbulkan suatu kecelakaan. Oleh akrena
itu dalam melakukan percobaan perlu memperhatikan aspek keselamatan percobaan. Aspek
keselamatan percobaan tersebut meliputi disiplin dalam percobaan, memahami fungsi dan
jenis yang digunakan, memahami prosedur kerja, serta mengetahui hal-hal yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan cara penanggulangannya.
Tahap awal praktikum ini, praktikan baru dikenalkan dengan peralatan yang akan
digunkan dalam peraktikum biokimia perairan. Jenis peralatan utama yang bisa digunakannya
diantaranya: spektrofotometer, inkubator, hot plate, lemari pendingin. Adapun alat
laboratorium lainnya yaitu tabung reaksi, buret, bunsen, pH meter, batang pengaduk, corong,
statif, klem, plat tetes, kawat kasa, tabung sentrifugat, kaca arloji, gelas ukur, labu
erlenmeyer, tang krus, cawan uap, cawan petri, thermometer, pipet tetes, pipet volumetri,
beaker glass dan labu ukur.
METODOLOGI
Paktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 20 Oktober 2015 pukul 08:00 WIB sampai
denga selesai. Bertempat di Laboratorium FHA, Lantai 1 Gedung Dekanat Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.
Adapun alat-alat yang diperkenalkan yaitu spektofotometer, inkubator, hot plate, lemari
pendingin. Selain peralatan tersebut ada juga alat-alat yang tedapat di laboratorium, antara
lain tabung reaksi, buret, bunsen, pH meter, batang pengaduk, corong, statif, klem, plat tetes,
kawat kasa, tabung sentrifugat, kaca arloji, gelas ukur, labu erlenmeyer, tang krus, cawan uap,
cawan petri, thermometer, pipet tetes, pipet volumetri, beaker glass dan labu ukur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Spektrofotometer
Spektrofotometer yaitu salah satu peralatan penelitian yan paling banyak digunakan
dalam bidang biologi. Fungsi alat spekofotometer dalam laboratorium adalah mengukur
transmitans atau absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu objek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari caha tersebut
akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan konsentrasi laruan didalam kuvet.
Gambar 1. Spektrofotometer
(sumber : https://www.google.co.id/)
Prinsip kerja spekrofotometer yaitu mengukur jumlah relatif cahaya dari panjang
gelombang berbeda yang diserap dan diteruskan oleh lartan pigmen (Michell 2000). Suatu
sumber cahaya dipancarkan melalui monokromator (B). Monokromator menguraikan sinar
yang masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang
diinginkan untuk pengukuran suatu zat tertentu, dimana gugus kromofor mempunyai panjang
gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator, cahaya/energi radiasi diteruskan
dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di dalam kuvet. Kemudian jumlah cahaya
yang diserap oleh larutan akan menghasilkan signal elektrik ini sebanding dengan cahaya
yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya signal elektrik ini yang dialirkan ke pencatat
yang tervisualisasi dalam bentuk angka (Etty 1985).
Prosedur kerja spektrofotometer adalah adalah sampel dilarutkan dalam pelarut
kemudian sampel dimasukan kedlam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan
dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke
kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh
larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca. Larutan
yang akan dilarutkan melalui spektofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini
dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan.
Inkubator
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan waktu. Kisaran suhu untuk
inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70oC. Fungsi inkubator yaitu untuk
menjaga suhu ruagan agar suhu tetap konstan/stabil. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi
listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir
sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.
Gambar 2. Inkubator
(sumber : https://www.google.co.id/)
Prosedur penggunaannya adalah menghubungkan stop kontak dengan sumber tenaga.
Lalu, menyalakan alat dengan menekan tombol ON. Lalu mengatur set waktu dan suhu
sesuai kebutuhan inkubasi (untuk pertumbuhan bakteri suhu optimal 37C). Lalu, Masukkan
media yang berisi bakteri. Inkubasi sampai waktu yang ditentukan. Matikan alat dengan
menekan tombol OFF hingga tombol tertekan masuk untuk proteksi terhadap kerusakan.
Hot plate
Hot plate berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat
(plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses
homogenisasi. Prinsip kerja alat ini adalah pengadukan dan pemanasan, dimana pengadukan
dilakukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer yang mampu
menghomogenkan dengan kecepatan tertentu dan pemanasan. Pemanasan yang dilakukan
oleh pelat untuk membantu mempercepat proses pemanasan, menggunakan medan magnet
berputar yang menyebabkan batang pengaduk terrendam dalam cairan berputar sangat cepat
sehingga teraduk.
Gambar 3. Hot Plate
(sumber : http://www.inductionhotplate.net)
Prosedur kerja