pengenalan alat-alat dan aplikasi pestisida

20
PENGENALAN ALAT-ALAT DAN APLKASI PESTISIDA (Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman) Oleh Nurul Wakhidah 1314121132

Upload: nuurulwaakhidah

Post on 29-Sep-2015

1.063 views

Category:

Documents


175 download

DESCRIPTION

pestisida

TRANSCRIPT

PENGENALAN ALAT-ALAT DAN APLKASI PESTISIDA

(Laporan Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman)

Oleh

Nurul Wakhidah

1314121132

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UIVERSITAS LAMPUNG

2015

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama disebut dengan pestisida. Hama yang dimaksud di sini adalah sangat luas meliputi serangga, tungau, gulma, penyakit tanaman yang disebabkan oleh cendawan, bakteria dan virus, dan juga nematoda, siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Bagi kehidupan sehari-hari, yang dimaksud hama meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan hidup manusia, seperti lalat, nyamuk, kecoak, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta organisme lain yang terbukti mengganggu kesejahteraan manusia (Herwanto, 1998).

Pestisida digunakan dalam mengendalikan organisme pengganggu dalam bidang pertanian. Selain itu, pestisida juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (pembawa) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan. Dalam bidang perumahan, pestisida digunakan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Umumnya, pestisida yang digunakan untuk pengendalian jasad pengganggu tersebut berupa racun yang berbahaya dan dapat mengancam kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan pestisida yang tidak bijaksana akan menimbulkan efek samping bagi kesehatan manusia, sumber daya hayati dan lingkungan pada umumnya (Hidayat, 2001).Peranan Pestisida dalam upaya penyelamatan produksi pertanian dari gangguan hama dan penyakit tanaman masih sangat besar, terutama apabila telah melebihi ambang batas pengendalian atau ambang batas ekonomi. Namun demikian, mengingat pestisida juga mempunyai resiko terhadap keselamatan manusia dan lingkungan maka Pemerintah berkewajiban dalam mengatur pengadaan, peredaran dan penggunaan Pestisida agar dapat dimanfaatkan secara bijaksana (Direktorat Jendral Prasarana Dan Sarana Pertanian, 2011).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan praktikum ini agar dapat mengenal beberapa alat-alat yang biasa digunakan untuk aplikasi pestisisda serta mengetahui fungsi spesifik masing-masing alat tersebut.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengenal beberapa alat aplikasi pestisida.

2. Mengetahui cara kerja serta fungsi masing-masing alat aplikasi pestisida.

3. Mengetahui kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing alat aplikasi pestisida.

II. METODOLOGI

2.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas, pena, dan alat-alat aplikasi pestisida berupa mist duster, swingfog, automatic sprayer, semi automatic sprayer, soil injector, serta micron ulva.2.2. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dipersiapkan alat atau bahan praktikum di atas meja praktikum.

2. Dilakukan pengamatan terhadap alat-alat aplikasi pestisida yang telah disiapkan yaitu berupa mist duster, swingfog, automatic sprayer, semi automatic sprayer, soil injector, dan micron ulva.

3. Dideskripsikan cara kerja dan fungsi masing-masing alat tersebut tersebut.

4. Digambar setiap alat aplikasi pestisida tersebut serta disebutkan bagian-bagiannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Praktikum

Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada praktikum kali ini.

No.GambarKeterangan

1.Mist Duster

2.Swingfog

3.Automatic Sprayer

4.Semi Automatic Sprayer

5.Soil Injector

6.Micron Ulva

3.2. Pembahasan

Berikut pembahasan mengenai cara kerja, fungsi, kelebihan dan kekurangan alat-alat apilkasi pestisida.3.2.1.Mist DusterSprayer jenis ini mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanah, dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contohnya yaitu mist blower power sprayer, dan boom sprayer (Anonima, 2015).

Mist Duster atau Mist Blower terdiri dari mesin kabut yang menghembuskan cairan seperti pestisida menjadi butir-butir kecil (droplet) oleh bantuan tenaga angin yang kuat dari blower. Alat ini disebut juga mesin penyemprot dengan sistem tekanan angin, karena dapat menghembuskan cairan yang lebih sedikit dan lebih efektif, maka dapat menghemat tenaga kerja dan efesiensi pemberantasan hama yang lebih besar (Anonima, 2015).Keuntungan dengan menggunakan alat ini yaitu kapasitasnya sangat luas dengan waktu yang relatif singkat, dan dapat menembus gulma sasaran walaupun sangat lebat dan minim tenaga kerja.

Kelemahannya:

1) Harganya relatif mahal dan biaya pengoprasian serta perawatannya yang juga mahal.

2) Tidak dianjurkan pada tanaman yang masih muda karena dikhawatirkan drift merusak tanaman

3) Motor sprayer harus dirawat secara rutin meliputi servis, penggantian suku cadang, dll.3.2.2.SwingfogSwingfog berbahan bakar bensin yang bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa/detik. Gas hasil pembakaran keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia diujung resonator, lewat arus pulsa gas, lalu pecah menjadi jutaan partikel kecil, kemudian dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur diujung resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 - 600C tanpa mengurai komposisi bahan aktif, larutan bahan kimia yang terkena panas disini tidak lebih dari 4 5 mili detik. Oleh karena itu, bahan kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai (Isafogging, 2009).

Kelebihan swingfog ini antara lain dapat memutuskan rantai penularan DBD cukup efektif dengan membunuh nyamuk dewasa yang mengandung virus melalui pengasapan tersebut. Kelemahan alat ini yaitu fogging hanya efektif selama dua hari, asap fogging mudah menguap karena udara terlalu panas, dapat mengganggu saluran pernapasan, bila dilakukan fogging terus menerus nyamuk dapat kebal terhadap bahan kimia, dan dapat mengakibatkan keracunan terhadap makanan yang terkena asap fogging (Hambali, 2012).

3.2.3.Automatic SprayerFungsi Automatic Sprayer adalah untuk aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan dalam air. Prinsip kerja alat ini yaitu memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut yakni menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization). Tekanan disimpan dalam tangki. Cairan bertekanan tinggi mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut dan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus (Budiaji, 2011).Keuntungan dari penggunaan alat ini yaitu komponen yang digunakan relatif sederhana untuk dioperasikan, peralatan fleksibel, dan dengan perubahan sedikit dapat digunakan untuk sasaran yang berbeda. Sedangkan, kerugian dari penggunaan alat ini antara lain droplet dihasilkan dalam kisaran diameter yang luas mengakibatkan banyak pestisida yang terbuang (droplet dengan optimum diameter tidak mengenai sasaran), penggunaan yang bervariasi dan komponen dapat mengakibatkan variasi penutupan, serta penggunaan komponen alat khususnya noozle yang mengharuskan seringnya penggantian alat yang bersangkutan (Budiaji, 2011).3.2.4.Semi Automatic SprayerAlat ini digunakan untuk aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan dalam air. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut, dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization). Tekanan disimpan dalam tabung khusus yang dialirkan ke selang semprot. Kelebihan dari alat ini yaitu banyak digunakan oleh petani, namun hasilnya kurang efektif, tidak efisien dan mudah rusak (Budiaji, 2011).3.2.5Soil InjectorAlat ini diaplikasikan ke dalam tanah langsung bisa diguanakan untuk pestisida dengan formulasi EC. Prinsip kerjanya yaitu seperti halnya jarum suntik, namun yang menjadi objek bidikan adalah tanah yang terkena hama yang terdapat dalam tanah (Budiaji, 2011).Kelebihan alat ini yaitu dapat secara langsung membunuh organisme pengganngu yang berada dalam tanah. Kekurangannya yaitu dapat membunuh makromaupyn mikroorganisme tanah yang bermanfaat (Budiaji, 2011).3.2.6.Micron UlvaMicron Ulva menggunakan teknologi CDA (controller Droplet Applicator), maka alat ini mampu menyemprot pestisida dengan volume semprot berkisar antara 20 s.d 40 ltr/ha. Micron Ulva yang bertenaga baterei juga sangat ringan dengan bobot kosong hanya 1.6 kg sehingga akan memudahkan petani dalam mengaplikasikan pestisida. Karena hanya membutuhkan volume larutan yang sedikit maka penggunaan Micron Ulva juga akan mempercepat proses penyemprotan menjadi hanya 2 s.d 3 jam/ha di bandingkan dengan alat semprot biasa yang mencapai 5 s.d 6 jam/ha (Anonimb, 2015).Beberapa keunggulan yang di tawarkan oleh alat semprot Micron Ulva ini antara lain:

1) Hemat air sampai dengan 80%2) Hemat pestisida (bahan) sampai dengan 40%

3) Hemat waktu dan biaya tenaga kerja sampai dengan 50%

4) Ringan bahkan mudah di gunakan oleh wanita

(Anonimb, 2015).IV. KESIMPULANAdapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Beberapa alat aplikasi pestisida yang diperkenalkan meliputi mist duster, swingfog, automatic sprayer, semi automatic sprayer, soil injector, serta micron ulva.

2. Sebagian besar alat berprinsip kerja melalui penyemprotan, serta fungsi masing-masing alat aplikasi pestisida dipergunakan untuk pestisida cair.

3. Setiap alat aplikasi petisida yang diperkenalkan memiliki kelebihan maupun kekurangan dari masing-masing bergantung pada kemudahan maupun keefektifan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2015. Pengenalan Alat Semprot (Sprayer). http://www.pabriksprayercom/pengenalan-alat-semprot-sprayer.html. 1 April 2015.

Anonimb. 2015. ULVA+, Alat Semprot Elektrik Hemat Air, Hemat Tenaga, Dan Hemat Pestisida. http://duniapetani.blogspot.com/2009/07/ulva-alat-semprot-elektrik-hemat-air.html. 1 April 2015.

Budiaji. 2011. Dasar-Dasar Instrumentasi Dan Peralatan Pertanian. http://budiajikpp23.blogspot.com/2013/11/laporan-ddipp-alat-semprot.html. 31 Maret 2015.

Direktorat Jendral Prasarana Dan Sarana Pertanian. 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Kementerian Pertanian. Hambali, G. M. 2012. Swingfog. http://gusti-muhammadh.blogspot.com/2012/05/swingfog.html. 31 Maret 2015.Herwanto, T. 1988. Peralatan Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman. Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik Pertanian. Bandung.

Hidayat, A. 2001. Metode Pengendalian Hama. Departemen Dinas Kesehatan. Depnaskes. Jakarta.Isafogging. 2009. Prinsip Kerja Swingfog. http://isafogging.blogspot.com/2009/07/prinsip-kerja-swingfog.html. 31 Maret 2015.

LAMPIRAN